Jurnal Mantik Penusa Volume 17 No 1 Juni 2015 ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Mantik Penusa Volume 17 No 1 Juni 2015 ISSN"

Transkripsi

1 Jurnal Mantk Penusa Volume 7 No Jun 05 ISSN ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SEGITIGA SETELAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA SMP TAMANSISWA DISKITAHUN PEMBELAJARAN 04/05 Awaludn Ftra Program Stud Teknk Informatka STMIK Pelta Nusantara Medan, Jl. Iskandar Muda No. Medan-Sumatera Utara luthgayo983@gmal.com Abstrak Masalah dalam peneltan n adalah : Bagamana gambaran kesultan sswa mengerjakan soal-soal segtga setelah pemberan pembelajaran kooperatf. Adapun tujuan yang ngn dcapa dalam peneltan n adalah : menkan gambaran kesultan sswa mengerjakan soal-soal segtga setelah pemberan pembelajaran kooperatf pada sswa SMP Tamansswa Dsk. Adapun populas dalam peneltan n adalah sswa kelas VII SMP Tamansswa Dsk yang terdaftar aktf pada Tahun Pembelajaran 04/05 yang berjumlah 48 orang. Adapun penentuan sampel penuls lakukan dengan cara random sebanyak 30 orang yang dambl dar sswa kelas VII. Alat pengumpul data yang dgunakan dalam peneltan n adalah : Test yatu memberkan soal matematka mengena seg tga sebanyak 0 butr soal bentuk tes adalah essay test. Sebelum tes n dtetapkan sebaga nstrumen dalam pengumpulan data dalam peneltan n maka terlebh dahulu dujcobakan kepada yang bukan sampel, untuk mengetahu valdas tes, reabltas daya pembeda dan tngkat kesukaran tes. Dar hasl pembahasan maka dperoleh kesmpulan peneltan bahwa setelah pemberan pembelajaran kooperatf kesultan-kesultan sswa mengerjakan soal-soal segtga sudah datas. Adapun kesultan yang dalam sswa SMP Tamansswa Dsk Tahun Pembelajaran 04/05 adalah sswa : kurang mampu membedakan bentuk-bentuk segtga, tdak mampu menggunakan, tdak tahu mencar kellng segtga, dan tdak akan busur. Kata Kunc : Analss kesultan sswa, SMP Taman Sswa Dsk Medan, valdtas, reabltas. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Pelajaran matematka mash terkesan sebaga pelajaran yang kuran dmnat para sswa dan mutu penddkannya secara umum mash rendah dtanda oleh rendahnya nla ujan Nasonal (UN) secara merata. Ada banyak faktor penyebab rendahnya atau kurangnya kemampuan matematka, salah satu dantaranya adalah strateg pembelajaran yang dgunakan guru.dalam belajar, guru hendaknya mengupayakan agar sswa aktf berbuat atu menyedakan mata pelajaran yang menuntut sswa menjad aktf. Pemahaman konsep matematka sswa akan berkembang bla mereka terlbat secara aktf dalam proses belajar mengajar matematka. Sehngga dalam belajar matematka sswa tdak hanya menerma apa yang dsampakan uru saat berlangsung proses belajar mengajar. Dubnsky dalam Usman H.B. (00 : 306) mengatakan bahwa : Pengetahuan matemaka bukanlah suatu yang dmlk melankan suatu aktftas yang dlakukan. Proses pembelajaran matematka perlu lebh menekankan pada keterlbatan secara optmal para peserta ddk.guru sebaga pengelola proses belajar mengajar harus mampu memlk strateg belajar yang memotfas dan melbatkan sswa aktf belajar sehngga menngkatkan hasl belajar sswa. Pendekatan kooperatf adalah salah satu strateg belajar yang membuat sswa aktf secara fsk dan mental. Sepert dkemukakan oleh Usman H.B. (00 :307) bahwa : Beberapa keuntungan yang dperoleh melalu penggunaan pemmbelajaran kooperatf dalam matematka.yatu belajar kooperatf memperkuat pengetahuan matematka.dapat memperkuat penalaran dan pemecahan masalah dan memperkuat kepercayaan dr.keteramplan sosal dan komunkasnya. Implkas postf penerapan pemelajaran kooperatf dalam pembelajaran matematka 48 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

2 Jurnal Mantk Penusa Volume 7 No Jun 05 ISSN dkemukakan oleh Prchad dan Bngaman (dalam Usman H.B. 00 : 30). Metode belajar kooperatf adalah metode pembelajaran yang efektf terhadap pembelajaran sswa pada semua tngkat kemampuan dan dalam semua bdang matemmatka. Seg ga salah satu ater matematka yang sult d kuasa oleh sswa. Sepert yang dkemukakan oleh beberapa sswa. Sepert yang dkemukakan oleh beberapa SMP Tamansswa Dsk dmana mater seg tga kurang dpaham oleh sswa karena konsep seg tga tersebut tdak dkuasa oleh sswa. Karena sswa kurang memaham konsep segtga-segtga sswa tdak mengerjakan soal-soalnya untuk membantu dan menngkatkan prestas sswa dalam belajar matematka maka penelt menganggap perlu dadakan suatu peneltan dengan judul Analss Kesultan Sswa Dalam Menyelesakan Soal-Soal Seg Tga Setelah Pembelajaran Kooperatf Pada SMP Tamansswa Dsk Tahun Pembelajaran 04/05. B. Identfkas Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dsmpulkan yang menjad permasalahan adalah kesultan sswa dalam mengerjakan soal-soal. adapun faktor mempengaruh tngg rendahnya hasl belajar sswa dlhat pada dua faktor:. Faktor nternal Faktor yang tmul dar dalam dr anak tu sendr. Msalnya kurannya mmnat.. Faktor ekstenal Yatu faktor yang datang dar luar dr anak. Msalnya faktor guru antara lan penggunaan metode yang kurang tepat. Kurangnya nteraks antara guru dan sswa. C. Pembatasan Masalah Masalah dalam peneltan n dbatas khususnya menganalss kesultan sswa dalam menyelesakan soal segtga pada SMP Tamansswa Dsk Tahun Pembelajaran 0/03. D. Rumusan Masalah Dalam peneltan n yang menjad an masalah adalah : bagamana gambaran kesultan sswa mengerjakan soalsoal segtga setelah pemberan pembelajaran koperatf pada SMP Tamansswa Dsk Tahun Pembelajaran 04/05 E Tujuan Peneltan Adapun tujuan peneltan n adalah untuk menkan gambaran kesultan sswa untuk mengerjakan soal-soal segtga setelah pemberan pembelajaran kooperatf pada SMP Tamansswa Dsk Tahun Pembelajaran 0/03 F. Manfaat Peneltan Manfaat yang dharapkan dar pelaksanaan peneltan n adalah secara langsung maupun tdak langsung untuk perkembangan lmu pengetahuan khususnya bag penuls sendr maupun bag guru-guru yang mengerjakan matematka. Sesua dengan judul skrps n maka peneltan dharapkan memberkan manfaat :. Sebaga bahan masukan bag para guru yang mengajarkan pelajaran matematka, untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang lebh efektf.. Bahan masukan bag dnas dan nstas terkat yang bergerak d bdang penddkan untuk djadkan sebaga pertmbangan maupun perbandngan dalam mengambl keputusan mengena pelaksanaan penddkan d masa yang akan datang. 3. Untuk menambah dan memperdalam pengalaman penuls dalam peneltan lmah Kerangka Toerts. Belajar Matematka Untuk belajar matematka hendaknya dmula dar yang palng mudah berangsur-angsur ke tngkatan yang lebh sukar dan menngkatkan untuk memecahkan soal-soal lathan. Sepert yang dkemukakan oleh Herman Hudojo (988:3) mengatakan : Untuk mempelajar matematka harus bertahap dan berurutan serta mendasarkan dr kepada pengalaman belajar yang lalu. Seseorang akan lebh mudah belajar mater matematka yang baru bla bagamana belajar yang lalu dpergunakan. Hal n dkarenkan kehrarksan matematka tu, akan belajar matematka terputus-putus akan mengganggu proses pemahaman mater matematka.. Pemahaman Konsep Matematka Belajar mencapa pemahaan konsep dalam proses belajar mengajar matematka merupakan unsur pentng, karena sswa yang 49 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

3 Jurnal Mantk Penusa Volume 7 No Jun 05 ISSN belajar dengan pemahaman konsepkonsep sebab untuk memecahkan masalah matematka perlu auranautaran dan aturan-aturan tersebut ddasarkan pada konsep-konsep yang dmlk. Berkatan dengan konsep dalam matematka Bell dalam Herman Hudojo (988: 75) mengemukakan bahwa : Konsep adalah de abstrak yang memungknkan seseorang mengklasfkaskan (mengelompokkan) objek atau contoh dar de tersebut. Mengena hal n Bell memberkan contoh sswa mengenal konsep segtga sebaga suatu bdang yang dkellng oleh tga buah gars lurus. Pemahaan sswa terhadap konsep segga dlhat pada saat sswa mampu membedakan berbaga bentuk geometr lan dar segtga. Walaupun sswa mampu melakukan pengelompokkan tersebut namun tdak semua sswa mengungkapkan defens segga dan sebaganya. 3. Hasl Belajar Hasl belajar adalah kemampuan yang dperoleh sswa setelah melalu kegatan belajar. Belajar tu sendr merupakan suatu proses dar seseorang yang berusaha untuk memperoleh bentuk perlaku yang relatf menetap sehngga hasl belajar djadkan sebaga tolak ukur dar mutu penddkan. Keller dalam Mulyono Abdurahman (999:39) mengemukakan bahwa : Hasl belajar adalah perestas aktual yang dtamplkan oleh anak, sedangkan hasl belajar dpengaruh oleh besarnya usaha yang dlakukan oleh anak tu. Hasl belajar juga dpengaruh ntelegens anak dan pencpaan tujuan belajar tentang mater yang akan dpelajar. In berart guru perlu menetapkan tujuan belajar sesua dengan kapastas ntelegens bahan apreseps yatu bahan yang telah dkuasa sebaga batu loncatan untuk menguaca bahan pelajaran baru. Proses belajar mengajar dan hasl belajar sswa adalah dua hal yang tdak dpsahkan. Untuk mencapa hasl belajar yang bak, maka segala faktor terutama proses belajar mengajar yang sangat menentukan pemahaman sswa terhadap mater pelajaran yang yang dberkan guru.salah satu cara yang dupayakan untuk mencapa hasl belajar sswa dengan bak adalah penggunaan strateg dan pendekatan dalam proses belajar mengajar yang dgunakan guru. 4. Strateg Belajar Belajar Strateg merupakan setap kegatan bak prosedur, langkah maupun metode dan teknk yang dplh agar memberkan kemudahan, fasltas dan bantuan lan yang dberkan kepada sswa dalam pencapaan tujuan penddkan dalam pembelajaran matematka. D sekolah guru harus memlh dan menggunakan strateg atau pendekatan belajar yang melbatkan sswa belajar aktf. Herman Hodojo (988:6) mengatakan : Untuk mengntervens sswa belajar, guru harus menyadar mater pelajaran yang dajarkan. Untuk membuat sswa berprestas aktf secara ntelektual dalam belajar dkuasa teor belajar untuk memunculkan strateg belajar mengajar. Pengajar seyogyanya juga memaham teor belajar sehngga belajar matematka menjad bermakna bag peserta ddk. Jad dalam mengajar matematka kreatvtas dan strateg yang dgunakan guru sangat membantu dalam menentukan keberhaslan proses belajar mengajar karena penekanan matematka tdak hanya pada melath keteramplan dan hafalan tetap pada pemahaman konsep. 5. Pembelajaran Kooperatf Pendekatan pembelajaran kooperatf akan melath sswa untuk mendengarkan penpen orang lan dan merangkumnya dalam bentuk tulsan. Tugas-tugas kelompok akan memacu sswa untuk bekerjasama, salng membantu satu sama lan dalam membahas pengetahuan-pengetahuan baru 50 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

4 Jurnal Mantk Penusa Volume 7 No Jun 05 ISSN dengan pengetahuan yang telah dmlk. Selan tu pembelajaran kooperatf mendatangkan dan menngkatkan skap postf terhadap matematka. Ada beberapa dugaan tentang faktor yang menyebabkan lebh tngg prestas akademk dalam strateg belajar kooperatf dbandngkan dengan strateg lannya. Dar perkembangan pembelajaran kooperatf pengaruh pembangunan kooperatf pada perstwa sebahagan besar dsebabkan oleh penggunaan tugastugas terstruktur (Sunaryanto, 988 : 5). Dalam pandangan n Sunaryanto mengatakan kesempatan bag sswa untuk berdskus, berdebat, mengemukakan pen dan mendengarkan pen orang lan merupakan unsur pentng dalam pembelajaran kooperatf menyebabkan menngkatkan prestas akademk. A. Kerangka Teor Banyak faktor yang mempengaruh pemahaan sswa terhadap konsep matematka salah satunya adalah metode atau pendekatan pembelajaran yang dgunakan guru. Pendekatan pembelajaran Kooperatf merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dgunakan untuk menngkatkan hasl belajar sswa khususnya dalam matematka d dalam pembelajaran kooperatf sswa terlbat konflk-konflk verbal dsebabkan oleh perbedaan pen antar anggota kelompok, mereka akan menyadar hal tu menngkatkan pemahamannya terhadap konsep mater yang dhdap dan ddskuskan. Untuk lebh jelasnya kerangka berpkr dalam penulsan skrps n akan djabatkan pada dagram berkut : B. Defens Operasonal Untuk menghndar perseps yang berbeda-beda dalam memaham tulsan n maka penuls akan jelaskan pembelajaran kooperatf merupakan pendekatan pembelajaran yang mencakup satu kelompok kecl sswa yang bekerjasama untuk menyelesakan masalah menyelesakan tugas untuk mencpa tujuan bersama. 3 METODE PENELITIAN A. Lokas Peneltan Lokas peneltan n dlaksanakan d sekolah SMP Tamansswa Dsk d Jalan Bnja KM. 5 Se Semayang Dsk Kecamatan Sunggal Kab.Del Serdang. B. Populas dan Sampel. Populas Populas merupakan keseluruhan dar objek peneltan. Menurut Nana Sudjana (984) yang dsebut dengan populas adalah sebaga berkut : Totaltas semua nla yang memungknkan hasl menghtng ataupun pengukuran, kwaltatf maupun kwaltatf dar pada karakterstk terentu mengena sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ngn sfat-sfatnya dnamakan populas. Adapun populas dalam peneltan n adalah sswa kelas VII SMP Tamansswa Dsk yang terdaftar aktf pada Tahun Pembelajaran 0/03 yang berjumlah 48 orang. Untuk lebh jelasnya jumlah populas dar peneltan n dlhat pada tabel dbawah n : Tabel. Daftar Sswa SMP Tamansswa Dsk Nomor Kelas Jumlah 3 Jumlah VII VIII I Orang Dskus Kelompok Mater Segtga Aktvtas Guru Pengajaran dengan Pembelajaran Test Tanya jawab. Sampel Peneltan Sampel dalam peneltan n terdr dar satu kelas. Teknk pemlhan sampel dlakukan secara random. Alasan penelt menggunakan random Samplng :. Penelt hanya menganalss kesultan belajar sswa. Karena penyebaran populas sudah berbentuk kelas dan pelaksanan peneltan langsung dlakukan perlakuan pada subjek peneltan Sampel peneltan penuls tentukan yatu kelas VII yang berjumlah 30 orang. Kesmpulan 5 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

5 Jurnal Mantk Penusa Volume 7 No Jun 05 ISSN Adapun penentuan sampel n penuls lakukan dengan cara acak kelas (Random Samplng). C. Alat Pengumpulan Data. Test Yatu memberkan soal matematka mengena segtga sebanyak 0 butr soal bentuk tes adalah essay test. Sebelum tes n dtetapkan sebaga nstrumen dalam pengumpulan data dalam peneltan n maka terlebh dahulu dujcobakan kepada yang bukan sampel, untuk mengetahu valdtas tes. Reabltas daya pembeda dan tngkat kesukaran tes. a. Valdtas Test Untuk menguj valdtas tes n dgunakan korelas Product Moment atau Perason ()suharsm Arkunto 00:7) yatu : r xy N Y Y N N Y Y r xy Korelas Product Moment N Banyaknya sswa yang mengkut Coba tes Jumlah sswa yang benar dalam menjawa setap butr soal Y Jumlah skor setap sswa Haraga r xy dkonsultaskan ke harga krts tabel Product Moment untuk N sswa dan pada taraf nyata 0,05. krtera yang dgunakan jka r xy > r tabel. Maka tes n dkatakan vald. b. Relabltas Tes Untuk menguj relabltas tes dgunakan alpa sebaga berkut : r n n (Suharsm Arkunto, 00 : 09) Dmana : r Relabltas yang dcar K Banyakanya tem Jumlah skor butr soal ke N Banyaknya perserta (sampel) Y Jumlah skor total bur soal Jumlah varans skor tap-tap butr soal dengan : Y Y t N ; atau N Y N t N Harga r dkonsultaskan dengan r tabel product Moment dengan N adalah banyaknya sswa pada taraf nyata 0,0 dengan krtera r > r tabel maka tes tersebut dkatakan relabel. c. Daya Pembeda dan Derajat Kesukaran Tes Untuk mengeahu apakah tes yang dgunakan sgnfkan maka perlu dseldk daya pembeda tes dengan langkah-langkah sebaga berkut :. Data durutkan dar skor tertngg sampa skor terendah. Dambl 7% dar kelompok skor tertngg dan 7% dar kelompok skor terendah 3. Dan untuk mementukan Daya pembeda (D) dgunakan : DB BA B - B J A J B (Suharsm Arkunto, 00 :3) Dmana : DB Daya pembeda B A Jumlah benar kelompok atas (tngg) B B Jumlah benar kelompok bawah (terendah) N 7% dar semua pengkut tes Daya pembeda tes dkatakan sgnfkan jka D. 00. d. Derajat Kesukaran Tes Untuk mengetahu derajat kesukaran tes cara kerjanya sama dengan Daya Pembeda Tes, yang dgunakan adalah : P JS B (Suharsm Arkunto, 00 :08) Dmana : P Indeks kesukaran 5 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

6 Jurnal Mantk Penusa Volume 7 No Jun 05 ISSN B Banyaknya sswa yang menjawab soal tu dengan benar JB Jumlah seluruh sswa peserta test Krtera penafsran : Soal P 0,0 sampa 0,30 adalah sukar Soal P 3.00 sampa 0.70 adalah sedang Soal P 0.70 sampa.00 adalah mudah D. Teknk Analsa Data Analss yang dgunakan untuk menganalsa data yang dperoleh dar hasl test sswa akan danalsa dengan menggunakan Analss kualtatf. Data yang dperoleh dar hasl pekerjaan sswa mengena soal-soal test Pokok bahasan Segtga SMP Tamansswa Dsk Tahun Pembelajaran 0/03 akan danalss dengan cara hasl test sswa dkumpulkan dan dlakukan pentabulasan jawaban yang benar dan salah. Untuk langkah selanjutnya setap jawaban sswa yang salah akan danalss dmana letak kesultannya.. Mean f f. Varans dan Smpangan Baku Untuk mencar varans dan smpangan baku dgunakan dengan : n f S f n( n ) (Sudjana, 00 :96) 3. Uj Normaltas Untuk menguj kenormalan data dgunakan Uj llefors. Sudjana (00) menyatakan langkah-langkah yang dlakukan adalah sebaga berkut : a. Pengamatan,, 3,, n dsajkan angka buku z, z, z 3,.Z n dengan menggunakan : Z S Dengan : Rata-rata S Smpangan baku sampel b. Untuk tap angka baku n menggunakan dstrbus normal dhtung peluang F (Z ) P (Z Z ). c. Selanjutnya dhtung propors Z, Z, Z3.Z n yang lebh tngg atau sama dengan Z jka propors tu dnyatakan dengan S (Z ) maka : S (Z) Banyaknya z, z,..., zn yang n d. Menghtung (F)Z - S (Z ) kemudan dtentukan harga mutlaknya e. Ambllah harga mutlak yang palng besar antara harga-harga mutlak selsh tersebut (Lo) dengan nla krts L tabel yang dambl dar daftar untuk taraf nyata 0,0 dengan krtera : Jka L o < L tabel maka sampel berasal dar populas yang berdstrus normal dan jka L o > L tabel maka sampel tdak berdstrbus normal. 4. Uj Homogentas Hpotess yang akan duj : Ho : Ho : Uj homogentas n dgunakan uj F dengan : F VaranTerbesar VaransTerkecl (Sudjana, 99 : 50) Krtera pengujan : Terma hpotess Ho jka F F F ( )( n, n ) / ( n, n ) E. Uj Hpotess Peneltan Hpotess yang akan duj adalah : Ho H IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deksrps Hasl Peneltan Tes yang akan djadkan nstrumen peneltan terlebh dahulu dujcobakan kepada 30 orang d luar sampel peneltan. Dar uj coba dlanjutkan dengan mencar relabltas setap tem, valdtas, daya beda test dan tngkat kesukaran test. Setelah dlakukan uj coba maka tes dberkan kepada sampel yang berjumlah 30 orang. Hasl yang dperoleh sebelum dan z 53 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

7 Jurnal Mantk Penusa Volume 7 No Jun 05 ISSN setelah dlakukan pembelajaran kooperatf adalah sebaga berkut Tabel. Nla Rata-Rata dan Smpangan Baku Sswa Sebelum Pembelajaran Kooperatf No F f F Jumlah a. Rata-rata ( ) f f ,5 b. Smpangan Baku (S) n f S f n( n ) (30)(834) (85) 30(9) S 60,70 S 7,79 Tabel 3. Nla Rata-Rata dan Smpangan Baku Sswa Setelah Pemberan Pembelajaran Kooperatf No F f F Jumlah c. Rata-rata ( ) f f ,47 Smpangan Baku (S) S n f f n( n ) 30(684) (4) 30(9) S 0,39 S 0,6 Berdasarkan nla hasl belajar sswa dperoleh nla rata-rata sesudah pemberan pembelajaran kooperatf adalah 7,5 dan smpangan baku 7,79 dan nla rata-rata sswa sebelum pemberan pembelajaran kooperatf adalah 7,46 dan smpangan baku 0,6. Sebelum pemberan pembelajaran kooperatf ter 4 orang sswa yang mempunya nla rendah dan setelah dberkan pembelajaran kooperatf tdak ada sswa yang mempunya nla rendah. B. Uj Analss Data. Uj Normaltas Tabel 4. Uj Normaltas Data Sebelum Pemberan Pembelajaran Kooperatf Luas F(Z No F Z S( F(Z ) ) Z ) Dar bars ke-3 dalam daftar d L o 0,5438 dengan n 30 dan pada taraf nyata 0,05 dar tabel d Lo 0,6yang lebh kecl dar Lo htung. Karena yang dperoleh Lo ht > Lo tabel maka data tdak berdstrbus normal. Tabel 5. Uj Normaltas Data Setelah Pemberan Pembelajaran Kooperatf No F Z Luas F(Z ) F(Z ) S(Z ) F(Z )- S(Z ) Lo F(Z )- S(Z ) Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

8 Jurnal Mantk Penusa Volume 7 No Jun 05 ISSN Dar bars ke-3 dalam tabel d Lo 0,997 dengan n 30 dan pada taraf nyata 0,05 dar tabel d Lo 0,6yang lebh kecl dar Lo. Karena Lo ht > L tabel maka data yang dperoleh adalah tdak berdstrbus normal. C. Uj Hpotess Peneltan Hpotess yang akan duj adalah : Ho : H : Karena maka statstk t yang dgunakan adalah : S ( n ) S ( n ) S n n (30 ) 60,70 (30 ) 0, ,3,3 58 S 30,55 S 5,49 t s x x n n 5, ,345,479 7,46 7,5 30 t 0,43 Krtera pengujan adalah terma Ho jka -t (-/ ) < t <t (-. ) t ht 0,43 dan t (0,95) (30),697. Maka Ho dterma. D. Analss Kesultan Sswa Dar soal-soal test yang penuls ajukan untuk setap tem pertanyaan penuls analsa kesultan-kesultan yang dalam oleh para sswa dalam mengerjakan soal-soal segtga, seper yang tertera pada tabel 6. Tabel 6. Hasl Jawaban Sswa dan Bentuk Kesultan Sswa No Jawaban Banyak Keteranga Sswa Sswa n Yang Yang Salah Menjawab Sswa C orang kurang C Tump mampu B membedak A B an bentukbentuk Lancp A segtga Dk : A o B 40 0 C 3 o dt. Nla dan C A + C + B 80 o o o + 0 o 80 o o o Besar C o 3 Dk : AC 0 orang orang orang Sswa kurang mampu menguasa Sswa tdak tahu mencar sudut Sawa tdak tahu jumlah keseluruha n sudut segtga 3 orang Swa tdak mengert apa yang dtanya dalam soal BD 4 Dt L: AD? AD C Panja ng AC - 4 cm BD A 3 cm 4 Orang Sswa tdak akan ukuran sebenarnya 55 B Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

9 Jurnal Mantk Penusa Volume 7 No Jun 05 ISSN orang C Orang A 6 Dk : Ms A 8 cm Dt : kellng K a x b x c 8 x 0 x 960 cm 7 Dk : k P.S P.S Dt : Pjg ss segtga? cm 8 Dk : AB 8 cm BC 0 cm AC 6 cm Dt : ABC? L ½ AB x BC x AC 5 cm 5 cm orang orang orang orang 4 orang orang orang 3 orang 3 orang sehngga jawabannya salah Sswa tdak tahu akan busur Sswa tdak tahu B akan ukuran sebenarnya Sswa tdak menuls mencar kellng Sswa tdak membuat satuan dar kellng Sswa salah dalam menjumlah kan Sswa tdak menulskan mencar kellng Sswa tdak akan Sswa tdak membuat satuan dar jawaban soal Sswa tdak menulskan mencar luas Sswa tdak menulskan yang mana tngg dan alas suatu segtga Swa tdak ½. 8 x 0 x 6 4 x 0 x 6 40 cm 9 Dk L 48 cm Alas 6 cm Dt : t..? L ½ at ½ 6 am 6 t t 6 0 Dk : A 50 0 CBD 0 0 CBD A + C C 0 o + 50 o C 70 o 3 orang orang orang 5 orang orang akan dengan bak Sswa tdak menulskan Sswa tdak akan Sswa tdak membuat satuannya Sswa tdak menuls Swa tdak akan E. Pembahasan Peneltan. Kesultan yang dalam sswa : Dar hasl jawaban sswa maka bentuk n akan dbahas kesultan sswa dalam menyelesakan soal segtga. Soal No. Penyelesakan Lancp Dar analss jawaban sswa untuk soal no. dperoleh persentase sswa yang menyelesakan soal sebanyak orang 6 (86%) dan yang men kesultan dmana sswa tdak segtga ada 4 orang (4%). Soal No. Penyelesaan : Dk : A x o Tumpul membedakan bentuk 56 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

10 Jurnal Mantk Penusa Volume 7 No Jun 05 ISSN Dt : C 3 o B 40 o Nla dan C o + 3 o + 40 o 80 o o 80 o 5 80 o 4o o b. C 3 o C 3. 8 o 84 o Dar analss jawaban sswa untuk soal no. dperoleh bahwa sswa yang menjawab benar adalah 3 orang (76%) dan sswa yang tdak akan 4 orang (4%) dan sswa yang tdak tahu jumlah keseluruhan jumlah sudut segtga sebanyak 3 orang (0%). Soal No. 3 Dk : Panjang AD BD 4 AB AD + BD 4 cm + 4 cm 8 cm Dar analss jawaaban sswa untuk soal no. 3 dperoleh bahwa sswa menjawab dengan benar adalah 5 orang (83%) dan sswa yang tdak menjawab dengan terura sebanyak 5 orang (6%). Soal No. 4 : 4 3 Dar analss jawaban sswa untuk soal No. 4 dperoleh bahwa sebanyak 6 orang (86%) sswa menjawab dengan benar, 4 orang sswa (4%) tdak akan ukuran sebenarnya. Soal No. 5 C Dar analss A jawaban sswa 5 B untuk soal No. 5 dperoleh bahwa sebanyak 5 orang (83%) sswa menjawab dengan bak dan benar, 3 orang (0%) tdak akan dan orang (7%) tdak tahu akan ukuran sebenarnya. 5 Soal No. 6: Dk : A 8 cm B 0 cm C cm Dt : k.? k a + b + c 8 cm + 0 cm + cm 30 cm Dar analss jawaban sswa untuk soal no.6 dperoleh bahwa sebanyak 3 orang (76%) sswa menjawab dengan benar, 3 orang (0%) sswa menulskan kellng, 4 orang (4%) sswa salah dalam menjumlahkan. Soal No.7 Dk : k 49 cm b 0 cm a cm Dt : c? K a + b + c 49 cm cm 0 cm + c 49 cm 3 cm + c c 49 cm 3 cm 7 cm Dar analss jawaban sswa untuk soal nomor 7 dperoleh bahwa sebanyak orang (7%) sswa menjawab dengan bak dan benar, orang (7%) sswa tdak menulskan, 4 orang sswa (4%) tahu menulskan tap tdak akannya/ menyelesakannya dan orang sswa (7%) sswa tdak membuat satuan dar jawaban soal. Soal No 8 : Dk : Panjang AB 8 cm BC 0 cm AC 6 cm Dt : L ABC? L ½.AB. AC ½. 8 cm. 6 cm 4 cm x 6 cm 4 cm Dar analss jawaban sswa untuk soal no. 8 dperoleh gambaran bahwa sebanyak orang (73%) sswa menjawab dengan bak dan benar, orang (7%) sswa tdak menulskan mencar luas segtga, 3orang (0%) sswa tdak membedakan alas dan tngg segtga dan 3 orang (0%) 57 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

11 Jurnal Mantk Penusa Volume 7 No Jun 05 ISSN sswa tdak akan dengan bak. Soal No.9 Dk : L 48 cm Alas 6 cm Dt : t.? L ½ at 48 ½ 6 t t cm Dar analss jawaban sswa untuk soal No.9 dperoleh gambaran bahwa sebanyak 4 orang (80%) sswa menjawab dengan benar, 3 orang sswa (0%) sswa tdak menulskan nya, orang lan (7%) sswa tdak akan dan orang (3%) sswa tdak membuat satuan dar jawaban tersebut. Soal No.0 : Dk : A 50 0 CBD 0 o CBD A C C 0 o 50 o 70 o Dar analss jawaban sswa untuk soal No. 0 dperoleh gambaran bahwa sebanyak 3 orang (77%) sswa menjawab dengan bak dan benar, 5 orang (6%) sswa menulskan tetap penyelesaannya salah dan orang (7%) sswa tdak akan dengan bak. Dar hasl pembahasan d atas maka d rata-rata kemampuan sswa secara menyeluruh sebelum pemberan pembelajaran kooperatf mencapa 7,5 dar skor maksmal 8 sedangkan bentuk kesultan yang dalam sswa dalam menyelesakan soal segtga yang palng banyak dtemukan adalah :. Beberapa sswa belum menguasa bentuk-bentuk segtga. Beberapa sswa kurang telt dalam akan 3. Beberapa swa tdak akan ukuran sebenarnya 4. Beberapa sswa tdak tahu yang akan dpergunakan 5. Beberapa sswa tdak tahu akan busur V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesmpulan Dar hasl pembahasan hasl peneltan maka pada bab n penuls akan menark kesmpulan dar pelaksanaan peneltan, yatu : Hasl dar pemberan pembelajaran kooperatf pada SMP Tamansswa Dsk Tahun Pembelajaran 0/03 dalam mengerjakan soal-soal segtga adalah : - Sswa sudah mampu membedakan bentuk-bentuk segtga - Sswa sudah mampu akan - Sswa sudah tahu mencar kellng segtga - Sswa sudah mampu akan - Sswa sudah tahu akan busur B. Saran. Dsarankan kepada guru-guru matematka secara umum dan khususnya guru matematka yang mengajar d SMP Tamansswa Dsk yang terdaftar aktf pada Tahun Pembelajaran 0/03 agar menggunakan metode pembelajaran kooperatf.. Dsarankan kepada phak sekolah maupun guru-guru untuk melaksanakan kokurkuler d luar sekolah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatf. 3. Dsarankan kepada sswa-sswa SMP Tamansswa DskTahun Pembelajaran 0/03 khususnya dan kepada seluruh sswa-sswa SMP umumnya agar dalam proses belajar mengajar dengan akan metode pembelajaran kooperatf agar lebh menghdupkan dan bersungguhsungguh dalam kelompok dan mau bertanya kepada guru maupun kelompok lan bla ada suatu permasalahan yang tdak dpecahkan. 58 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

12 Jurnal Mantk Penusa Volume 7 No Jun 05 ISSN DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, Mulyono, Penddkan Bag Anak Berkesultan Belajar, Rneka Cpta, Jakarta, 999. Arkunto Suharsm, Dasar-Dasar Evaluas Penddkan, Bum Aksra, Jakarta, 00. H.B. Usman. Menngkatkan Pemahaman Mahassa Tentang Konsep Lmt Melalu Pembelajaran Kooperatf, Journal Penddkan Malang, Unverstas Malang. Hudojo Herman, Mengajar Belajar Matematka, Depdkbud, Jakarta, 988. Natawjaya Rohman, ed. Pskolog Penddkan Jakarta, Dep P dan K RI, 978. Nur Kancana Wayan PPN evaluas Penddkan Surabaya Usaha Nasonal, 983. Sembrng Suah Penuntun Pembelajaran Matematka, Bandung, Ganesha, 003. Shte, L.E. Meda Penddkan Untuk calon guru Dktat Kulah PBM IPA 407 Medan FMIPA, IKIP Medan, 994. Storus, J. Metodolog Peneltan Penddkan, Medan, 990 Surakhmad Wnarno, Penganar Peneltan Ilmah Dasar Metode Teknk, Bandung Tarsto, 99. Sudjana, Metode Statstka Tarsto, Bandung, 00. Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara 59

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL - SOAL SEGITIGA SETELAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA SMP SWASTA SUTOMO 2 MEDAN

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL - SOAL SEGITIGA SETELAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA SMP SWASTA SUTOMO 2 MEDAN Jurnal Mantk Penusa Volume 7 o Jun 05 ISS 088-3943 AALISIS KESULITA SISWA DALAM MEYELESAIKA SOAL - SOAL SEGITIGA SETELAH PEMELAJARA KOOPERATIF PADA SISWA SMP SWASTA SUTOMO MEDA May Ftrana Hasbuan Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN : Jurnal Mantk Penusa Vol No Jun 0 ISSN : 088-9 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN AJARAN 0/0 AWALUDIN FITRA, S.Pd.,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA.

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA. Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN:088-3943 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA Yula Utam Program Stud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan. Peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt perbandngan hasl belajar sswa melalu model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metodolog peneltan adalah cara yang dlakukan secara sstemats mengkut aturan-aturan, drencanakan oleh para penelt untuk memecahkan permasalahan yang hdup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Peneltan Penuls dalam peneltan n mengambl lokas d salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Neger d Kabupaten Canjur tepatnya d SMK Neger 1 Tanggeung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Perusahaan Daerah Kebershan Kota Bandung Jl. Surapat No. 15 Bandung. Adapun yang menjad responden dalam peneltan n adalah para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 68 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen semu (quas experment) dengan membag dua kelas yatu kelas ekspermen dan juga kelas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci