PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA."

Transkripsi

1 Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN: PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA Yula Utam Program Stud Teknk Informatka STMIK Pelta Nusantara Jl. Iskandar Muda No.1, Medan, 0154, Indonesa yula_utam@rocketmal.com, Abstrak Peneltan n bertujuan untuk mengetahu secara objektf tentang pengaruh antara kemampuan komunkas nterpesonal terhadap prestas belajar matematka sswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa Tahun Pelajaran 015/016. Sampel dalam peneltan n adalah 36 orang sswa. Alat pengumpul data yang dgunakan adalah angket. Dar hasl peneltan dperoleh ada pengaruh yang sgnfkan antara kemampuan komunkas nterpersoanal terhadap prestas belajar matematka sswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 015/016 dar koefsen korelas r sebesar 0,8315. Besar pengaruh kemampuan komunkas nterpersonal terhadap prestas belajar matematka dlhat dengan koefsen determnas r sebesar 0,6914 atau 69,14%. Hasl peneltan menympulkan bahwa ada pengaruh yang sgnfkan antara kemampuan komunkas nterpersonal terhadap prestas belajar matematka sswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 015/016. Kata Kunc : Kemampuan Komunkas Interpersonal, Prestas Belajar Matematka, Pengujan Hpotess 1. Pendahuluan Matematka merupakan salah satu lmu pengetahuan dasar yang dapat menumbuhkan kemampuan penalaran sswa dan sangat dbutuhkan dalam perkembangan IPTEK. Sepert yang dkemukakan oleh Herman Hudoyo (1988: 35) bahwa : Matematka merupakan pengetahuan yang esensal sebaga dasar untuk bekerja seumur hdup dalam abad globalsas. Jad matemetka adalah kunc untuk mendapatkan kesempatan atau peluang untuk menngkatkan karr sehngga matematka memegang peranan yang sangat pentng dalam duna penddkan. Rendahnya hasl belajar sswa dsekolah telah menjad masalah nasonal yang harus dperhatkan oleh berbaga kalangan. Ada banyak faktor yang mempengaruh hasl belajar sswa, salah satu dantaranya adalah komunkas nterpesonal sangat dperlukan setap manusa agar lebh mudah bersosalsas dengan lngkungan dmana a berada, sebagamana yang dungkapkan oleh T. Safar (005 : 13) bahwa : kemampuan komunkas nterpersonal menjad sangat pentng karena pada dasarnya banyak kegatan dalam hdup anak yang terkat dengan orang lan. Selanjutnya kemampuan komunkas nterpersonal yang merupakan faktor nterna juga mempengaruh proses dan hasl bekajar sswa. Proses belajar mengajar akan senantasa merupakan kegatan nteraks yang berpangkal pada komunkas yang berart menjadkan mlk bersama yakn sswa sebaga phak yang belajar dan guru sebaga subjek pokoknya. Dalam hal n kemampuan komunkas nterpersonal sswa akan tampak yatu menujukkan reaks sosal yang berbeda-beda. Ada sswa yang muda bergaul, ada pula sswa yang sult untuk bersosalsas. Kesultan bersosalsas dapat dsebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya percaya dr. Sebagamana dungkapkan oleh Jalaluddn Rakhmat (005:109) bahwa : Orang yang kurang percaya dr akan sedapat mungkn menghndar stuas komunkas. Kesultan bersosalsas n akan banyak mempengaruh dr sswa untuk mencapa kesuksesan. Kemampuan komunkas nterpersonal akan menunjukkan kemampuan sswa dalam berhubungan dengan orang lan. Menurut Y. Marpaung (001:11) bahwa : pembelajaran 6 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

2 Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN: adalah suatu aktvtas sosal antara sswa dengan guru, sswa dengan sswa. Sswa yang tngg ntelegens nterpersonalnya akan mampu menjaln komunkas yang efektf dan mengembangkan hubungan yang harmons dengan guru dan teman-temannya, serta mampu berempat secara bak. Sebalknya sswa yang rendah ntelegens nterpersoalnya akan sult untuk mengembangkan komunkas nterpersonalnya atau suka mengasngkan dr sehngga akan banyak mengalam hambatan dalam setap kegatan belajarnya. Oleh karena tu dalam pembelajaran matematka sangat dperlukan kemampuan komunkas nterpersonal sswa agar memudahkan untuk mengkut, menerma dan menguasa komunkas nterpersonal yang dmlk sswa n dapat mempengaruh anak untuk berbuat dalam kegatan-kegatan belajarnya yang nantnya berpengaruh terhadap hasl belajar yang dcapa sswa tersebut.. Metodolog A. Kemampuan Komunkas Interpesonal Komunkas secara mutlak merupakan bagan dar kehdupan manusa, karena komunka senantasa dlakukan : Komunkas adalah perstwa sosal atau yang terjad ketka manusa bernteraks dengan manusa lan yang mengngnkan kesatuan terhadap sesuatu hal yang samasama dketahu. Menurut De Vto (T. Safar, 005 : 13) bahwa : Komunkas berasal dar bahasa Latn yatu communs yang artnya sama, kemudan menjad communcaton yang berart bertukar pkran, selanjutnya dambl alh dalam bahasa Inggrs menjad communaton. Pada ntnya dar beberapa devens yang dkemukakan oleh para ahl menyatakan bahwa komunkas tu merupakan suatu kegatan yang dlaksanakan orang untuk salng berhubungan antara yang satu dengan yang lan khususnya pada waktu salng bertatap muka/berhadapan. Komunkas akan menjad bak bla dtanda dengan hubungan nterpersonal yang bak pula (Jalaluddn, 005:119). Dalam kamus lengkap bahasa Inggrs- Indonesa dan Indonesa-Inggrs, nterpersonal merupakan hubunan dar dua kata yatu : Inter artnya dantara dan personal artnya perseorangan atau dr sendr. Jad nterpersonal bsa dsebut juga antara prbad atau sosal. Menurut Anderson (T. safar, 005 : 5) bahwa : sosal komunkas atau kemampuan komunkas nterpersonal merupakan kemampuan ndvdu untuk menggunakan proses komunkas dalam menjaln dan membangun hubungan nterpersonal yang sehat. Kemampuan komunkas yang harus dkuasa adalah keteramplan mendengarkan efektf, keteramplan berbcara efektf, keteramplan publk speakng dan keteramplan menuls secara efektf. Oleh karena tu dalam pembelajaran matematka dpelukan sswa yang benar-benar mau mengeksploras segala kemampuan dr dan tdak ragu-ragu menyampakan gagasannya dalam belajar matemaka. Selanjutnya menurut Efend (1986:340) bahwa: komunkas nterpersonal danggap palng pentng dalam upaya mengubah skap, pendapat atau perlaku seseorang karena sfatnya dalog berupa percakapan. Keefektfan komunkas nterpersonal dpengaruh oleh unsurunsur kesamaan, keterbukaan, skap postf dan rasa smpat. Dar beberapa pengertan kemampuan komunkas nterpersonal yang ada, dapat dsmpulkan bahwa kemampuan komunkas nterpersonal merupakan taraf seberapa jauh akbat-akbat dar tngkah laku atau kesanggupan seseorang dalam menjaln dan membangun hubungan nterpersonal sesua dengan yang dharapkan. Menurut Jalaluddn (005:19) ada tga hal yang menumbuhkan komunkas nterpersonal sswa yang bak yatu : a. Percaya b. Skap Suportf c. Skap Terbuka Agar mampu memula, mengembangkan dan memelhara komunkas dengan orang lan, perlu memlk sejumlah keteramplan berkomunkas. Menurut (T. Safar, 005 : 5) bahwa : Karakterstk sswa yang memlk keteramplan komunkas nterpersonal yatu : 1. Mampu mengembangkan dan mencptakan relas sosal baru secara efektf.. Mampu berempat dengan orang atau memaham orang lan secara total. 3. Mampu mempertahankan rela sosalnya secara efektf. 7 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

3 Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN: Mampu memecahkan masalah yang terjad dalam relas sosalnya, serta yang palng pentng adalah mencegah munculnya masalah dalam relas sosalnya. 5. Memlk keteramplan komunkas yang mencakup keteramplan mendengarkan efektf, berbcara efektf, dan menuls efektf. Prestas belajar menurut Sastrapraja (1979:74) adalah sebaga berkut: Prestas belajar adalah hasl yang telah dcapa dar yang telah dlakukan, dkerjakan dan sebaganya. In berart prestas adalah hasl yang ddapat melalu suatu kegatan (dalam hal n kegatan belajar). Sedangkan Bloom (Abdurahman, 1999:37) menyatakan bahwa : Prestas belajar sebaga hasl perubahan tngkah laku yang melput tga doman yatu : kogntf, afektf dan pskomotork. Untuk memperoleh data tentang kemampuan komunkas nterpersonal dan prestas belajar matematka sswa, dgunakan nstrumen sebaga berkut : 1. Angket Angket dgunakan untuk memperoleh data kemampuan komunkas nterpersonal terdr dar 30 tem. Setap tem memuat 4 orang yang memlk bobot yang berbeda. Sebelum angket dgunakan pada peneltan maka terlebh dahulu dujcobakan ke populas lan untuk melhat valdtas dan relabtas angket. a. Valdas Angket Untuk menentukan valdtas tes dgunakan rumus korelas product moment yatu : r xy N XY X Y N X X N Y Y Dmana : a. r xy = Koefsen korelas b. X = Jumlah product skor X c. Y = Jumlah product skor Y d. N = Jumlah sswa Untuk menafsrkan keberartan harga valdtas tap tem pertanyaan angket maka harga r tersebut dbandngkan ke tabel r product moment dengan = 0,05. Jka r htung > r tabel maka angket dkatakan vald. b. Relabltas Angket Untuk mengetahu relabltas angket dgunakan rumus alpha yatu : r 11 = n 1 n 1 Dmana: r 11 : Relabltas nstrumen n : Jumlah butr angket : Jumlah varan skor tap-tap tem : Varans total Y Y t = N N X X N N Dmana : Untuk menafsrkan keberartan harga relabltas angket maka harga r tersebut dbandngkan ke tabel r Product Moment dengan = 0,05. Jka r htung > r tabel maka angket dkatakan relabel.. Stud Dokumentas Untuk memperoleh data prestas belajar matematka sswa dgunakan stud dokumentas yatu nla ujan yang sudah ada pada DKN Tahun Pembelajaran 015/016. Analss data dgunakan untuk mengolah data yang dperoleh dar hasl peneltan. Hal n dmaksudkan untuk menjawab rumusan masalah dalam peneltan n. Adapun langkah-langkah analss yang dgunakan adalah: Setelah data kedua varabel dkumpulkan maka untuk mendeskrpskan data setap varabel peneltan dgunakan (Arkunto, statstk 00:7) deskrptf yatu : 1. Mentabulas kedua data dalam tabel dan mencar rata-rata dengan rumus: X X dan Y Y = (Sudjana, 00 : 67) n n dan X = Skor butr angket ke- N = Banyaknya responden t = Dmana : X = Rata-rata varabel bebas X Y = Rata-rata varabel Y n = Jumlah sampel 1. Mencar smpangan baku kedua varabel dengan rumus : S X = n X X n( n 1) dan 8 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

4 Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN: S y = n Y Y n( n 1) (Sudjana, 00 : 94). Menguj Kecenderungan Setap Varabel Untuk mengetahu kategor kecenderungan dar data peneltan maka dlakukan uj kecenderungan dengan menggunakan rumus rerata/skor deal (M ) dengan cara sebaga berkut : M = SD = Nt Nr Nt Nr 6 dan Dengan : M = Rerata deal SD = Standar devas deal Nt = Nla tertngg deal Nt = Skor maksmal setap tem dkal banyak tem Nr = Nla terendah deal Nr = Skor mnmal setap tem dkal banyak tem. Uj Persyaratan Analss Data 1. Uj Normaltas Uj normaltas data bertujuan untuk melhat apakah sampel berasal dar populas yang berdstrbus normal atau tdak. Untuk menguj dgunakan uj llefors dengan langkah-langkah sebaga berkut : a. Pengamatan x 1, x, x 3,., x n djadkan angka aku z 1, z, z 3,., z n dengan rumus : Dmana : z = x x x s = rata-rata sampel S = smpangan baku sampel b. Menghtung peluang F (ZI) = P (z z) dengan menggunakan dstrbus normal baku. c. Selanjutnya menghtung Propors S (z) dengan rumus : S(z ) = Banyaknya z1, z,..., z n n yang z d. Menghtung selsh F(z) S(z) kemudan menemukan harga mutlaknya. e. Mengambl harga Lo yatu harga palng besar dantara harga mutlak. Untuk menerma atau menolak hpotess membandngkan Lo dengan nla krts L yang dambl dar daftar nla krts uj llefors dengan taraf sgnfkan = 0,05 dengan krtera : data berdstrbus normal jka L 0 < L tabel. (Sudjana,00:466).. Uj Lnertas dan Keberatan Persamaan Regres Persamaan regres varabel prestas belajar matematka (Y) atas varabel kemampuan komunkas nterpersonal (X) adalah : Y = a + bx (Sudjana, 00:31) Dmana : Y xx X X Y a = n X X b = n X Y X Y n X X 315) (Sudjana, 00 : Agar persamaan dapat dpaka dalam rangka pengujan hpotess maka dperlukan pengujan kelneran regres Y atas X dengan maksud untuk mengetahu apakah ada pengaruh antara varabel X dengan Y secara statstk. Dalam hal n dgunakan analss varan (ANAVA). Uj yang dpaka untuk uj kelnearan adalah uj F yatu : F = S TC e S (Sudjana, 00:33) Persamaan d atas dkatakan cukup berart apabla F htung > F tabel pada taraf sgnfkan 5% dengan derajat kebebasan 1 lawan (n-). Untuk menguj hpotess yang dajukan pada bab II dlakukan dengan uj keberartan korelas r dengan uj statstk t. Hpotess yang akan duj adalah sebaga berkut : Ho : = 0 Tdak ada pengaruh yang sgnfkan antara kemampuan Ho : > 0 komunkas nterpersonal terhadap prestas belajar matematka sswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa Medan Tahun Pembelajaran 015/016. Ada pengaruh yang sgnfkan antara kemampuan komunkas nterpersonal terhadap prestas belajar matematka sswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa Medan Tahun Pembelajaran 015/016. Rumus untuk uj statst t adalah : 9 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

5 Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN: t = r n 1 r (Sudjana, 00:377) dmana : r = koefsen korelas dan n = jumlah sampel. Krtera pengujan hpotess adalah : terma H 0 bla t htung < t tabel dengan = 0,05 dan derajat kebebasan n-. Untuk mengetahu seberapa besar kontrbus varabel X yatu kemampuan komunkas nterpesonal terhadap Y yatu prestas belajar matematka sswa dtentukan dengan rumus koefsen determnas yatu : I = r. B. Metode Peneltan. Metode peneltanyang dlakukan penuls dalam pengumpulan dataadalah: a. Angket, memberkan angket langsung kepada sswa/ untuk memperoleh data kemampuan komunkas nterpesonal. b. Observas, melakukan observas secara langsung dalam pelaksanaan pengsan angket untuk mengetahu kemampuan komunkas nterpesonal sswa/ c. Stud pustaka, mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang berhubungan dengan teor-teor tentang judul dar skrps penuls. Bahan pustaka dambl dar buku dan jurnal lmah. C. Perancangan Perancangan peneltan yang akan dlakukan secara gars besar adalah sebaga berkut: 1. Menyajkan data rngkasan deskrps data varabel X dan Y. Menguj persyaratan hasl analss data 3. Menguj Hpotess 3. Hasl dan Analsa Hasl peneltan dperoleh deskrps rngkasan data sepert pada tabel berkut n : TABEL 1 RINGKASAN DESKRIPSI DATA X dan Y Sumber X Y Nla tertngg Nla terendadah 7 4 Rata-rata 39,05 7,05 Smpangan Baku 7,16 1,45 Tngkat kecenderungan untuk kedua varabel adalah sebaga berkut : 1. Tngkat kecenderungan kemampuan komunkas nterpersonal (X) Berdasarkan perhtungan, dsajkan dstrbus frekuens sepert pada tabel berkut. TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DATA X No Interval Kelas Frekuens Absolud Frekuens Relatf ,3% ,1% ,% ,% ,3% ,7% Jumlah % Untuk mengdentfkas tngkat kecenderungan kemampuan komunkas nterpersonal (X), dgunakan harga rata-rata deal (M ) dan standar devas deal (SD ). Dar perhtungan dperoleh M = 6,5 dan SD = 1,5. Untuk menentukan tngkat kecenderungan dgunakan krtera : Jka Mo >M, maka kemampuan komunkas nterpersonal adalah cenderung tngg. Jka Mo < M maka kemampuan nterpersonal adalah cenderung rendah. Berdasarkan hasl perhtungan dperoleh Mo = 39,05 dan M = 6,5 berart Mo < M yatu 39,05 < 6,5. Jad dapat dsmpulkan bahwa sswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa Medan, memlk kemampuan komunkas nterpersonal (X) cenderung rendah. Dar perhtungan dperoleh analss tngkat kecenderungan kemampuan komunkas nterpersonal (X) sepert tabel berkut : TABEL 3 ANALISIS TINGKAT KECENDERUNGAN VARIABEL X Rentangan Frekuens Frekuens Kategor Absolut Relatf Skor 48, ,9% Tngg 37,5 skor < 38,9% Cukup 14 48,78 6,5 skor < 47,% Kurang 17 37,5 Skor < 6,5 0 0% Rendah Total % Dar tabel d atas dapat dlhat bahwa jumlah responden yang termasuk kategor tngg 10 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

6 Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN: orang (13,9%), kategor cukup 14 orang (38,9%), kategor kurang 17 orang (47,%) dan kategor rendah tdak ada. Dengan demkan dapat dsmpulkan bahwa yang memlk persentase tertngg adalah dalam kategor kurang, sehngga kemampuan komunkas nterpersonal (X) cenderung kurang.. Prestas Belajar Matematka (Y) Berdasarkan perhtungan dsajkan dstrbus frekuens sepert pada tabel berkut: TABEL 4 DISTRIBUSI FREKUENSI DATA Y No Interval Kelas Frekuens Absolud Frekuens Relatf ,3% ,1% ,% ,% ,3% Jumlah % Untuk mengdentfkas tngkat kecenderungan prestas belajar matematka (Y), dgunakan harga rata-rata deal (M ) dan standar devas deal (SD ). Dar perhtungan dperoleh M = 7,5 dan SD =,5. Untuk menentukan tngkat kecenderungan dgunakan krtera : Jka Mo >M, maka prestas belajar matematka adalah cenderung tngg. Jka Mo < M maka prestas belajar matematka adalah cenderung rendah. Berdasarkan hasl perhtungan dperoleh Mo = 7,05 dan M = 7,5 berart Mo < M yatu 7,05 < 7,5. Jad dapat dsmpulkan bahwa sswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa Medan, memlk prestas belajar matematka (Y) cenderung rendah. Dar perhtungan dperoleh analss tngkat kecenderungan prestas belajar matematka (Y) sepert tabel berkut : TABEL 5 ANALISIS TINGKAT KECENDERUNGAN VARIABEL Y Rentangan Frekuens Frekuens Kategor Absolut Relatf Skor 11,5 0 0% Tngg 7,5 skor < 41,7% Cukup 15 11,5 3,75 skor < 58,3% Kurang 1 7,5 Skor < 3,75 0 0% Rendah Total % Dar tabel d atas dapat dlhat bahwa jumlah responden yang termasuk kategor tngg tdak ada, kategor cukup 15 orang (41,7%), kategor kurang 1 orang (58,3%) dan kategor rendah tdak ada. Dengan demkan dapat dsmpulkan bahwa yang memlk persentase tertngg adalah dalam kategor kurang, sehngga prestas belajar matematka (Y) cenderung kurang. A. Uj Persyaratan Analss Data 1. Uj Normaltas Data Uj normaltas bertujuan untuk mengetahu apakah data setap varabel berdstrbus normal. Pengujan n dlakukan dengan menggunakan uj llefors. Data untuk setap varabel dkatakan normal apabla L htung < L tabel pada taraf sgnfkans = 0,05. Dar perhtungan pada lampran 6 dsajkan rngkasan hasl uj normaltas varabel X dan Y pada tabel berkut n. TABEL 6 RINGKASAN HASIL ANALISIS UJI NORMALITAS VARIABEL X DAN Y Varabel Peneltan Lhtung Ltabel Kemampuan komunkas 0,0863 0,1477 nterpesonal (X) Prestas belajar matematka (Y) 0,153 0,1477 Dengan mengkonsultaskan hasl perhtungan L htung masng-masng sebesar 0,0863 dan 0,153 dengan L tabel dar 36 sampel sebesar 0,1477 maka dperoleh L htung < L tabel sehngga dsmpulkan bahwa sampel X berasal dar populas yang berdstrbus normal.. Uj Lnertas dan Keberartan Persamaan Regres Uj lnertas dlakukan mengetahu lner atau tdaknya pengaruh varabel bebas dengan varabel terkat yang merupakan syarat untuk menggunakan statstk dan analss regres. Dar hasl perhtungan dperoleh regres varabel Y atas X yatu : Y = 0,47 + 0,17X. Selanjutnya pada tabel 10 berkut dsajkan rngkasan analss varans (ANAVA) untuk menguj kelnearan dan keberartan regres prestas belajar matematka sswa (Y) atas kemampuan komunkas nterpesonal (X) dan perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada table berkut. 11 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

7 Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN: TABEL 7 ANALISIS VARIANS UNTUK REGRESI LINIER Y ATAS X Sumber D JK RJK F htung F tabel Varans k Reg (a) 1 179, 11 Reg 1 51,49 51,49 76,85 4,13 (b/a) Ssa (S) 34,4 0,67 Tuna 1 1,48 0,59 Cocok (TC) Kekelru 13 9,9 0,76 0,78,46 an (G) Total JK (T) Untuk uj lnertas regres dar tabel analss varans dperoleh F htung = 0,78. Selanjutnya harga F htung n dbandngkan dengan F tabel. Dar daftar dstrbus F dengan dk pemblang 1 dan dk penyebut 13 dan = 0,05 dperoleh F tabel =,46. Ternyawa F htung < F tabel yatu 0,78 <,46 maka dapat dsmpulkan bahwa persamaan regres Y = 0,47 + 0,17 adalah lner. Untuk uj keberartan persamaan regres dar analsa varans dperoleh F htung = 76,85. selanjutnya harga F htung n dbandngkan dengan F tabel. Dar daftar dstrbus F dengan dk pemblang 1 dan dk penyebut 34 dan = 0,05 dperoleh F tabel = 4,13. Karena F htung > F tabel yatu 76,85 > 4,13 maka dapat dsmpulkan bahwa koefsen arah regres adalah berart dalam taraf nyata = 0,05 atau persamaan regres varabel Y atas X yatu = Y = 0,47 + 0,17 X adalah berart. Dar uj lnertas dan uj keberartan persamaan regres Y atas X d atas dsmpulkan bahwa persamaan regres : Y = 0,47 + 0,17 X mempunya hubungan yang lner dan berart pada taraf nyata = 0, Koefsen Korelas Dengan menggunakan korelas Product Moment dar perhtungan dperoleh r = 0,8315. Koefsen korelas n dtafsrkan sehngga dnyatakan bahwa korelas antara varabel X dan Y adalah korelas sangat tngg. B. Pengujan Hpotess Hpotess yang akan duj adalah sebaga berkut : Ho : = 0 Tdak ada pengaruh yang sgnfkan antara kemampuan komunkas nterpersonal terhadap prestas belajar matematka sswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa Medan Tahun Pembelajaran 01/013. Ho : > 0 Ada pengaruh yang sgnfkan antara kemampuan komunkas nterpersonal terhadap prestas belajar matematka sswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa Medan Tahun Pembelajaran 01/013. Dar perhtungan pengujan hpotess 9 dperoleh t htung = 8,78. Harga t htung n dkonsultaskan dengan t tabel. Dengan = 0,05 dan n = 36 dar tabel t dperoeh t tabel =,03 (dengan nterpolas). Dar hasl n dperoleh t htung > t tabel yatu 8,78 > Dengan demkan Ho dtolak dan menerma Ha. Jad dsmpulkan bahwa Ada pengaruh yang sgnfkan antara kemampuan komunkas nterpersonal terhadap prestas belajar matematka sswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa Medan Tahun Pembelajaran 015/016. Untuk mengetahu seberapa besar pengaruh varabel X yatu kemampuan komunkas nterpersonal terhadap varabel Y yatu prestas belajar matematka dgunakan ndeks determnas yatu : I = r. Dar perhtungan pada lampran 9 dperoleh I = 0,6914 atau 69,14%. Dar hasl n dkatakan bahwa 69,14% varas yang terjad pada prestas belajar matematka sswa (Y) dapat djelaskan oleh kemampuan komunkas ntepersonal (X) melalu persamaan regres : Y = 0,65 + 0,14 X. Berdasarkan hasl peneltan yang dperoleh, bahwa rendahnya kemampuan komunkas nterpersonal dkut dengan rendahnya prestas belajar matematka sswa. Sebalknya, sswa yang memlk kemampuan komunkas nterpersonal, memlk prestas belajar matematka yang tngg pula. Dar hasl peneltan dperoleh kedua hal n memlk korelas yang sangat tngg. Hal n mengndkaskan bahwa semakn tngg kemampuan komunkas 1 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

8 Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN: nterpersonal, maka akan semakn tngg pula prestas belajar matematka yang dperoleh sswa tersebut. Sebalknya, semakn rendah kemampuan komunkas nterpersonal akan mengakbatkan semakn rendah pula prestas belajar matematka yang dperoleh sswa tersebut. Kemampuan komunkas nterpersonal merupakan salah satu faktor-faktor yang mempengaruh prestas belajar matematka sswa. Untuk tu, perlu dlakukan peneltan lebh lanjut mengena faktor-faktor lan yang mempengaruh prestas belajar matematka, khususnya prestas belajar matematka sswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa Medan Tahun Pembelajaran 015/016. [6] Sudjana, 00. Metode Statstka, Bandung : Tarsto [7] Syafar T., 00. Interpersonal Intelegence, Yogyakarta, Amara Books. 4. Kesmpulan Dar hasl analss data dan pengujan hpotess dapat dsmpulkan : 1. Rata-rata X dan smpangan baku (S) dar kemampuan komunkas nterpersonal masng-masng sebesar 39,05 dan 7,16 sedangkan nla tertngg dan nla terendah untuk kemampuan komunkas nterpersonal masng-masng sebesar 54 dan 7.. Rata-rata X dan smpangan baku (S) dar prestas belajar matematka sswa masngmasng sebesar 7,05 dan 1,45 sedangkan nla tertngg dan nla terendah untuk prestas belajar matematka masng-masng sebesar 10 dan Ada pengaruh yang sgnfkan antara kemampuan komunkas nterpersonal terhadap prestas belajar matematka sswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung Morawa Medan Tahun Pembelajaran 015/016. Referens [1] Abdurahman, M., Penddkan Bag Anak Berkesultan Belajar, Jakarta : Rneka Cpta. [] Effend, O.C Dnamka Komunkas, Bandung : Rosdakarya. [3] Hudojo, Herman, 1988, Mengajar Belajar Matematka, Jakarta : Depdkbud. [4] Marpaung Y., 001. Implementas Penddkan Matematka, Medan : Unmed. [5] Rakhmat, Jalaludn, 005. Pskolog Komunkas, Bandung : Rosdakarya. 13 Junal Manajemen dan Informatka Pelta Nusantara

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN : Jurnal Mantk Penusa Vol No Jun 0 ISSN : 088-9 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN AJARAN 0/0 AWALUDIN FITRA, S.Pd.,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA 009 T u g a s a p l k a s S t a t s t k P a g e 1 A. Soal 1 yg dkerjakan seharan tad ttg regres tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA Persamaan umum regres lnear sederhana adalah : Ŷ = a + bx Contoh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Peneltan Suharsm Arkunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan cara yang dlakukan oleh seseorang dalam mencapa tujuan Metode peneltan menurut Nana Syaodh (005:5)

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Perusahaan Daerah Kebershan Kota Bandung Jl. Surapat No. 15 Bandung. Adapun yang menjad responden dalam peneltan n adalah para

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n menggunakan desan peneltan deskrptf verfkatf dengan pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawaw (003: 61), peneltan deskrptf adalah peneltan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Populas/Sampel Peneltan 1. Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah SMP Neger 1 Jalancagak yang terletak d Jalan Raya Jalancagak KM 16 Kecamatan Jalancagak

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metodolog peneltan adalah cara yang dlakukan secara sstemats mengkut aturan-aturan, drencanakan oleh para penelt untuk memecahkan permasalahan yang hdup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan. Peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt perbandngan hasl belajar sswa melalu model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap 43 BAB III DESAIN PENELITIAN A. Objek Peneltan Objek peneltan dar pengaruh aplkas otomatsas kantor terhadap efektvtas kerja karyawan pada Dvs Manajemen Sumber Daya Manusa PT. INTI (PERSERO) Bandung adalah

Lebih terperinci

Jurnal Mantik Penusa Volume 17 No 1 Juni 2015 ISSN

Jurnal Mantik Penusa Volume 17 No 1 Juni 2015 ISSN Jurnal Mantk Penusa Volume 7 No Jun 05 ISSN 088-3943 ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SEGITIGA SETELAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA SMP TAMANSISWA DISKITAHUN PEMBELAJARAN 04/05

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan pada sswa kelas X tahun ajaran 013/014 yang bertempat d SMA N 1Sambungmacan Sragen.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci