BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari Taurat, para Nabi, dan Tulisan-tulisan, atau yang diringkas sebagai Tanak Taurat,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari Taurat, para Nabi, dan Tulisan-tulisan, atau yang diringkas sebagai Tanak Taurat,"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitab suci Ibrani atau yang biasa disebut oleh orang kristen, Alkitab perjanjian Lama terdiri dari Taurat, para Nabi, dan Tulisan-tulisan, atau yang diringkas sebagai Tanak Taurat, Ne'bim, dan Ketubim). Tiga kelompok ini mempunyai tulisan yang panjang namun hampir sama. Akan tetapi Taurat perlu mendapat perhatian penting. Karena berisikan instruksi hukum dasar dan sebagai sejarah pembentuk bangsa Israel. Konsep bangsa disini memberi kesan bahwa ada "kesepakatan" politik diantara orang-orang taklukkan yang dikuasai di Yerusalem. 1 Taurat melegitimasi imammat bait suci, para penguasa Yerusalem dan daerah pedalamannya selama periode kekuasaan Persia, Helenistik maupun Romawi. Nebi'im atau kelompok kitab para Nabi merupakan bagian penting berikutnya yang berisakan cerita kisah bangsa dan para penguasa mulai dari penaklukan tanah oleh Yosua sampai kehilangan tanah itu dibawah wangsa Salomo dan bait sucinya. Kelompok tulisantulisan atau Ketubim berisikan keberagaman liturgi, refleksi, sejarah dan dokumen-dokumen kenabian. Ketiga bagian diatas walaupun beragam namun mempunyai satu pokok utama oleh para penulisnya, yaitu mengenai para penguasa Yerusalem yang memerintah antara tahun SM, dan mengenai penduduk Palestina yang hidup di bawah kekuasaan mereka. 2 Lebih lanjut menurut Coote, isi utama kitab suci Ibrani adalah kultus Bait Suci (Yahwe) di 1 Lih. Robert B. Coote & Marry P. Coote, Kuasa, Politik dan Proses Pembuatan Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 5. 2 Ibid.,

2 Yerusalem, dan tujuan kultus ini adalah memberi legitimasi kepada para penguasa khususnya Daud. 3 Alkitab perjanjian lama mempunyai 4 sumber utama, selain sumber G (Jerman Grundlage, "Foundation", dasar), yang telah membentuk dan memberi corak serta warna yang khas bagi kitab-kitab yang ada didalamnya. Sumber yang dimaksudkan mulai dari kitab Kejadian sampai dengan kitab Raja-Raja, dan dikenal dengan nama sumber J, E, D/DH, dan P. 4 Keseluruhan sumber memiliki ciri khas dan karakteristiknya masing-masing sehingga membedakan sumber yang satu dengan sumber yang lain. Tiap-tiap Sumber harus dimengerti dalam konteksnya masing-masing, tujuannya, serta maksud penulisan yang melatarbelakanginnya. Dengan memperhatikan dan mempelajari hal-hal tersebut, maka hal ini menjadi kunci utama dalam upaya memahami keseluruhan kitab Perjanjian Lama. Sejarah paling awal disebut Sejarawan J (Jahwist, disisipkan pada ketiga kitab awal Taurat. Ditulis di istana Daud untuk menghadirkan sejarah wangsa Daud dalam pandangannya. Pandangan yang dimaksud menerangkan tentang bagaimana Yehuda dan Israel dianggap bersatu melawan ancaman Mesir yang merupakan musuh wangsa Daud. Kemudian ketika orang Israel dipimpin Yerobeam yang menggulingkan wangsa Daud, mereka tetap memakai sejarah Israel versi Daud, dengan membuat tambahan kedalamnnya. Tambahan ini disebut sejarawan E (Elohist). 5 Penulis memilih nama Elohim untuk Allah Israel karena terdapat keyakinan bahwa nama Yahweh pertama kali diberikan oleh Musa kepada Israel, dan dan dikenal dengan 3 Ibid., Norman K. Gottwald, The Hebrew Bible: A Social Literaly Introduction (Philadelphia: Fortress Press, 1987), ;151; 182, lihat juga Marvin Chaney, Joshua, dalam Joshua in the books of the Bible (New York: Charles Sribner's Son, 1989), Robert B. Coote dan Marry P. Coote, Kuasa, Politik...,

3 Elohist atau E. Sama dengan J yang mengacu pada Yahweh dan Yehuda begitupun dengan E yang melambangkan Elohim dan juga Efraim. Karena Israel di utara terdiri dari suku-suku Manasye dan Efraim. E ditulis dengan perspektif sendiri dan bertujuan untuk meluruskan apa yang tidak benar menurut J. Ketika ditemukannya bagian dari gulungan kitab Taurat yang kemudian dinamakan tradisi D (Deutronomis)-pada saat perbaikan bait Allah memperkuat Yosia dan reformasinya. Bagian kitab tersebut dijadikan sebagai acuan untuk membuat hukum-hukum seluruh negeri, dan menjadi penegasan kekuasaan seorang raja (Royal authority). Penerapan hukum-hukum itu untuk melegitimasi kekuasaan dinasti Daud sebagai penguasa sah atas seluruh Israel. Hukum-hukum kultus dalam tradisi Musa dikukuhkan dengan tradisi Daud sebagai bagian yang tidak terpisah dari DH.. 6 Sumber DH sangat luas. Dimulai dari kitab Ulangan (pasal 12-26), Yosua, Hakim-hakim, I-II Samuel, sampai I-II Raja-Raja. 7 Menurut Gottwald, terdapat dua sumber yang berbicara mengenai negara yaitu, pertama Samuel-Raja-Raja, kedua dalam Tawarikh. 8 Pandangan yang berbicara tentang kenegaraan dalam kitab Samuel berpendapat bahwa Kitab I dan II Samuel adalah bagian dari sumber DH yang muncul dalam rangka penyatuan kembali Israel yang terbagi menjadi Israel di selatan (Yehuda) dan di utara. Isi kitab 2 Samuel 5: 1-5 bercerita tentang naiknya Daud menjadi Raja atas Yehuda dan Israel. Cerita ini kemudian berkaitan dengan agenda reformasi yang dilakukan oleh Yosia sehingga ada maksud dan tujuan dari Yosia melalui tulisan ini. Dapat dilihat dari cerita proses naiknya Daud menjadi raja yang dikatakan di teks melalui suatu "perjanjian" 6 Marvin Chaney, Joshua in the Books of the Bible..., Jhon A. Titaley, Ideologi raja dan Perannya dalam Kerajaan Daud: Suatu Kajian Sosio-Historik. Salatiga Jurnal Bina Darma No , Norman K. Gottwald. The Politics of Ancient Israel,(Kentucky, Lousville: Westminster Jhon Knox Press), 45. 3

4 (ayat 3) antara suku-suku di Israel dengan Daud. Penjelasan ini memberikan pengertian bahwa jika membahas mengenai "perjanjian" atau kontrak terbentuknya suatu kerajaan atau negara, stentunya tidaklah terlepas dari orang, atau individu-individu yang turut terlibat di dalam proses tersebut, baik secara sadar ataupun karena keterpaksaan. Lebih lanjut jika membicarakan mengenai perjanjian atau kontrak maka, Jean Jacques Rousseau adalah seorang tokoh politik abad ke 18 yang terkenal dengan teorinya kontrak sosial. 9 Ia berpendapat bahwa negara merupakan sebuah produk perjanjian sosial; individu-individu dalam masyarakat- secara sadar sepakat untuk menyerahkan sebagian hak dan kebebasan kepada suatu kekuasaan bersama. 10 Perjanjian yang dilakukan bertujuan agar setiap anggota masyarakat memperoleh kebebasan dan peluang yang sama untuk memelihara kehidupannya dengan lebih baik. Oleh karenanya, segenap warga masyarakat membentuk kehendak umum (General will) yang menjadi kehendak semua untuk semua. 11 Lebih lanjut, untuk mencapai tujuan hidup masyarakat, tersebut dibutuhkan penguasa agar dapat mengatur dan mengarahkan setiap anggota masyarakat untuk melaksanakan kehendak umum (General Will). 12 Penguasa dalam pemahaman ini, bukan sekedar wasit atau alat dalam masyarakat. Melainkan harus dilihat sebagai Collective representation dari segenap warga masyarakat. 13 Tugas penguasa selain melindungi masyarakat, juga mengusahakan kesejahteraan dan keadilam bagi semua masyarakatnya. Artinya bahwa penguasa tidak bisa bertindak 9 Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Masyarakat dan Kekuasaan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001), Ibid., Thobias A. Mesakh, Konsep Keadilan dalam Pancasila, (Salatiga: Satya Wacana Universitiy Press bekerjasama dengan Program Pascasarjana Program studi Sosiologi Agama UKSW), 30, dan Bdk juga Ibid., 13 Ibid., 4

5 sewenang-wenang karena dibatasi oleh kehendak umum yang menjadi patokan bagi kehidupan bersama. Berdasarkan penjelasan cerita tentang kesepakatan antara Daud dengan suku-suku dalam II Samuel 5:1-5 diatas maka, yang menjadi pertanyaannya adalah apakah proses Daud menjadi raja atas Yehuda dan Israel melalui suatu perjanjian atau kesepakatan? Mengapa sumber DH mengangkat cerita tentang Daud? Bagaimanakah kesepakatan itu jika dilihat dari teori kontrak sosial menurut Rousseau? pertanyaan-pertanyaan, serta penjelasan yang telah diuraikan tersebut pada akhirnya memberikan ide pada tulisan ini dengan diberi judul: KESEPAKATAN DAUD DENGAN SUKU-SUKU DI ISRAEL (Analisa Sosio-Historis Terhadap II Samuel 5:1-5, serta Perbandingannya dengan Teori Kontrak Sosial Jean Jacques Rousseau) 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Apa latar belakang munculnya kesepakatan antara suku-suku di Israel dengan Daud dalam II Samuel 5: 1-5? 2. Apakah kesepakatan itu sesuai dengan teori Kontrak Sosial menurut Jean Jacques Rousseau? 3. Bagaimana perbedaan kesepakatan antara Daud dan suku-suku di Israel dengan kesepakatan menurut Rousseau? 5

6 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mendeskripsikan teori kontrak sosial menurut Jean Jacques Rousseau 2. Mendeskripsikan kesepakatan antara Daud dengan kepala-kepala suku di Israel dalam 2 Samuel 5: Mendeskripsikan Perbedaan kesepakatan antara Daud dan suku-suku di Israel dengan kesepakatan menurut Rousseau. 1.4 Signifikansi Penulisan Secara Teoritis Tulisan ini merupakan sumbangan pemikiran bagi mata kuliah biblika khususnya Hermenutik perjanjian Lama. Secara Praktis Tulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperkaya cara berpikir penulis maupun pembaca tentang kontrak sosial atau perjanjian sosial ditinjau dari situasi ketika terbentuknya Israel. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode Hermeneutik dengan pendekatan sosio-historis, yaitu meneliti suatu peristiwa dalam tulisan-tulisan melalui refleksi terhadap realitas sosial dengan menyelang-nyelingkan argumentasi lebih dulu serta pertimbangan-pertimbangan dari satu dengan yang lain guna mengidentifikasi dan menjelaskan tulisan-tulisan yang berakar dari sejarah suatu masyarakat tentang bagaimana tulisan-tulisan itu terbentuk dan diwarnai perspektif keagamaan dari para penulis ataupun 6

7 editor. 14 Metode ini berusaha mendekatkan teks ke konteks sejarahnya untuk mengkaji dinamika sosial, ekonomi dan politik di seputar teks. 15 Lebih lanjut mengenai metode ini Hayes dan Holladay menguraikan bahwa pendekatan sosio-historis berkaitan dengan sejarah dan memilik sejarahnya sendiri, atas dasar tersebut maka dibedakan antara sejarah dalam teks dan sejarah dari teks. Sejarah dalam teks menunjuk pada hal-hal yang berkaitan dengan sejarah yang teks tuturkan, entah tokoh-tokoh tertentu, peristiwa-peristiwa, keadan-keadan sosial maupun gagasan-gagasan. Dalam hal ini teks berfungsi sebagai sebuah jendela yang melaluinya kita dapat memandang ke suatu periode sejarah. Sedangkan sejarah dari teks menunjuk pada sesuatu yang tidak ada sangkut pautnya dengan apa yang teks sendiri kisahkan atau gambarkan, yaitu riwayat atau sejarah teks itu sendiri, meliputi: bagaimana teks itu muncul, mengapa, dimana, kapan dan dalam keadaan bagaimana; siapa penulisnya, dan untuk siapa ditulis, disusun, disunting, dihasilkan dan dipelihara; mengapa teks itu ditulis, lalu hal apa saja yang mempengaruhi kemunculan, pembentukan, perkembangan, pemeliharaan dan penyebarluasannya. 16 Metode diatas adalah bagian dari metode penelitian teologi yang memiliki kaitan dengan ilmu lain, tidak secara radikal berbeda bahkan saling mendukung ketika dipakai secara bersama. 17 Dalam kerangka demikian Titaley dengan mengacu pada Macquarrie, mengkatagorikan setidaknya tiga pendekatan penalaran yang dipakai dalam metode penelitian teologi yakni deskripsi, interpretasi dan aplikasi. 14 A. A. Sitompul dan Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab,(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), John A. Titaley, Menuju Teologi Agama-Agama yang Kontekstual: Pidato Pengukuhan Guru Besar, (Salatiga: Fakulas Teologi UKSW, 2001), John H. Hayes dan Carl R. Holladay, Pedoman Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), John A. Titaley, Metode Penelitian Teologi Kristen, (Salatiga: Fakultas Teologi UKSW, 1999),

8 1.6 Garis Besar Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I merupakan pendahuluan berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, siginfikansi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II merupakan pemaparan tentang teori kontrak Sosial John Jacques Rousseau. BAB III; merupakan analisis terhadap konsep Sentralisasi dalam pemerintahan Daud maupun konsep sentralisasi yang diagendakan dalam reformasi Yosia baik persamaan maupun perbedaan dengan mempergunakan keterangan-keterangan dari para ahli. BAB VI; merupakan Analisis perbandingan kesepakatan dari DH dan Rousseau serta implikasinya. Bab V penutup berisikan kesimpulan dan /saran dari Penulis. 8

BAB IV KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN DAUD DALAM 2 SAMUEL 5:1-5 PERBANDINGANNYA DENGAN KONTRAK SOSIAL MENURUT JEAN JACQUES ROUSSEAU

BAB IV KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN DAUD DALAM 2 SAMUEL 5:1-5 PERBANDINGANNYA DENGAN KONTRAK SOSIAL MENURUT JEAN JACQUES ROUSSEAU BAB IV KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN DAUD DALAM 2 SAMUEL 5:1-5 PERBANDINGANNYA DENGAN KONTRAK SOSIAL MENURUT JEAN JACQUES ROUSSEAU Pada dasarnya kesepakatan yang dimaksudkan dalam bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh

BAB I PENDAHULUAN. menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Hidup bersama dalam masyarakat merupakan hakekat manusia sebagai makhluk sosial. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus Kristus, keempat injil ini adalah Injil Matius, Markus, Lukas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, manusia dapat dibenarkan ataupun dibebaskan dari kuasa dan

Lebih terperinci

APA ITU PERJANJIAN LAMA?

APA ITU PERJANJIAN LAMA? APA ITU PERJANJIAN LAMA? Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani. Proses penulisan kitab-kitab PL---> tradisi lisan (berita dari mulut ke mulut) dan belum ditulis (meski tidak untuk semua kitab diawali

Lebih terperinci

Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia

Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia HERMENEUTIKA Dari KPP SAB Beji, 8-12 September 08 HERMENEUTIKA Oleh: Pdt. Drs. Yos Hartono, S.Th. A. Pendahuluan Salah satu pertanyaan penting dalam hermeneutika adalah mengapa kita perlu menafsirkan ayat-ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1

BAB I PENDAHULUAN. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1 Hukum pertama dari Dasa Titah di atas seolah mengikat bangsa Israel ke dalam sebuah perjanjian dengan Yahweh.

Lebih terperinci

KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7, DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN

KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7, DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7, DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh: RISON BEEH 752014018

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latarbelakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latarbelakang Sistem pemerintahan 1 dalam suatu negara dapat mengalami perubahan, bahkan dapat dikatakan tidak akan pernah bertahan kekal 2. Meskipun dari segi waktu sistem itu sudah

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan. a. Tanah dalam kehidupan manusia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan. a. Tanah dalam kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan. a. Tanah dalam kehidupan manusia. Keberadaan tanah tidak terlepas dari manusia, demikian juga sebaliknya keberadaan manusia juga tidak terlepas dari tanah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Paulus merupakan seorang tokoh Alkitab yang mempunyai peranan cukup penting dalam sejarah kekristenan. Tulisan-tulisan (surat-surat) Paulus bisa dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan, atau memperoleh pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keahlian-keahlian atau

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan, atau memperoleh pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keahlian-keahlian atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan mendapat perhatian khusus dari pemerintah Indonesia, seperti adanya program wajib belajar 12 tahun. Hal ini menandakan bahwa pendidikan merupakan hal yang

Lebih terperinci

Kajian Sosio Teologis Terhadap Nasionalisme Yehuda Dalam Kejadian 38:1-30. Oleh. Amelia Theodora Salawe NIM TUGAS AKHIR

Kajian Sosio Teologis Terhadap Nasionalisme Yehuda Dalam Kejadian 38:1-30. Oleh. Amelia Theodora Salawe NIM TUGAS AKHIR Kajian Sosio Teologis Terhadap Nasionalisme Yehuda Dalam Kejadian 38:1-30 Oleh Amelia Theodora Salawe NIM 712011050 TUGAS AKHIR Diajukan kepada program studi Teologi, Fakultas Teologi Guna memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Paham Dosa Kekristenan Dosa merupakan fenomena aktual dari masa ke masa yang seolah tidak punya jalan keluar yang pasti. Manusia mengakui keberdosaannya,

Lebih terperinci

KONTEKSTUALISASI DAN PERJANJIAN LAMA

KONTEKSTUALISASI DAN PERJANJIAN LAMA KONTEKSTUALISASI DAN PERJANJIAN LAMA SHORTER kitab Perjanjian lama lebih dahulu menempatkan Sabda kepada dunia, konsep yang mendasari pendekatan Kristologi untuk berkontekstualisasi. inilah suara Tuhan

Lebih terperinci

BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN DAUD DALAM 2 SAMUEL 5: 1-4

BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN DAUD DALAM 2 SAMUEL 5: 1-4 BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN DAUD DALAM 2 SAMUEL 5: 1-4 Pada bab ini pembahasan difokuskan pada sejarah terbentuknya Israel bersatu sebagai sebuah kerajaan yang melahirkan sumber

Lebih terperinci

a. Pengajaran Perjanjian Baru mengenai otoritas Tuhan dalam Perjanjian Lama secara kesuluruhan

a. Pengajaran Perjanjian Baru mengenai otoritas Tuhan dalam Perjanjian Lama secara kesuluruhan Pewahyuan Dan Otoritas Perjanjian Lama Yesus dan rasul-rasul dalam berkhotbah sering mengambil ayat-ayat di dalam Perjanjian Lama, tetapi kadang-kadang kita sering mengabaikan tentang pengajaran Yesus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa negara kita yaitu negara Indonesia adalah negara yang beragama. Dikatakan demikian, karena pada umumnya setiap warga negara

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, seperti dikisahkan pada kitab Kejadian dari Alkitab Perjanjian Lama, maka pintu gerbang dunia terbuka

Lebih terperinci

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR Keluarga adalah salah satu konteks atau setting Pendidikan Agama Kristen yang perlu diperhatikan dengan baik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam budaya. Setiap daerah di Kepulauan Indonesia memiliki budayanya sendiri. Bahkan di setiap kota/kabupaten

Lebih terperinci

Kajian Sosio-Historis terhadap Pengaruh Asiria terhadap Gaya Kepemimpinan Hizkia, Manasye dan Yosia di Israel Selatan. Oleh

Kajian Sosio-Historis terhadap Pengaruh Asiria terhadap Gaya Kepemimpinan Hizkia, Manasye dan Yosia di Israel Selatan. Oleh Kajian Sosio-Historis terhadap Pengaruh Asiria terhadap Gaya Kepemimpinan Hizkia, Manasye dan Yosia di Israel Selatan Oleh Eleksio Petrich Pattiasina 71 2011 043 Tugas Akhir Diajukan Kepada Program Studi

Lebih terperinci

Untuk menenteramkan hati umat perjanjian PL bahwa hukuman pembuangan mereka di antara bangsa-bangsa kafir tidak akan menjadi nasib tetap mereka; dan

Untuk menenteramkan hati umat perjanjian PL bahwa hukuman pembuangan mereka di antara bangsa-bangsa kafir tidak akan menjadi nasib tetap mereka; dan Untuk menenteramkan hati umat perjanjian PL bahwa hukuman pembuangan mereka di antara bangsa-bangsa kafir tidak akan menjadi nasib tetap mereka; dan Untuk mewariskan kepada umat Allah sepanjang sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penginjilan merupakan salah satu dimensi yang esensial dari misi Kristen. Gereja bertanggungjawab untuk mewartakan injil ke seluruh dunia, untuk memberitakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Gereja Kristen Sulawesi Tengah 1 pada dasarnya bukanlah gereja yang hanya didominasi oleh to Poso 2 saja. Akan tetapi jika dilihat secara umum, penduduk yang mendiami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel

BAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Israel adalah bangsa yang mengimani Allah secara istimewa dan terbedakan dari bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Selain sebagai persekutuan orang-orang percaya, gereja dalam bentuknya adalah sebagai sebuah organisasi. Sebagaimana sebuah organisasi, maka gereja membutuhkan

Lebih terperinci

RESENSI BUKU The Story of Israel: A Biblical Theology

RESENSI BUKU The Story of Israel: A Biblical Theology RESENSI BUKU Judul Penulis : The Story of Israel: A Biblical Theology : C. Marvin Pate, J. Scott Duvall, J. Daniel Hays, E. Randolph Richards, W. Dennis Tucker Jr. and Preben Vang : Downers Grove, Illinois:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan 1.1 Teks Perjanjian Pertama yang tidak lepas dari kepentingan dan Konteks

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan 1.1 Teks Perjanjian Pertama yang tidak lepas dari kepentingan dan Konteks BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan 1.1 Teks Perjanjian Pertama yang tidak lepas dari kepentingan dan Konteks Menurut Eagleton, sebuah tulisan memiliki kekuataan untuk mengendalikan masyarakat.

Lebih terperinci

DI SEPUTAR PENERJEMAHAN NAMA YAHWEH DALAM ALKITAB BAHASA INDONESIA. John A. Titaley. Abstrak

DI SEPUTAR PENERJEMAHAN NAMA YAHWEH DALAM ALKITAB BAHASA INDONESIA. John A. Titaley. Abstrak DI SEPUTAR PENERJEMAHAN NAMA YAHWEH DALAM ALKITAB BAHASA INDONESIA John A. Titaley Abstrak Several efforts have been done in order to translate the Hebrew word YHWH into Yahweh in Indonesian. The objective

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pada bulan Juli 2010 Indonesia kembali dilanda bencana alam. Beberapa tempat di Indonesia yang dilanda gempa diantaranya Palangkaraya, Labuhan Batu, dan kota

Lebih terperinci

KEABSAHAN PERJANJIAN LAMA. Pendahuluan

KEABSAHAN PERJANJIAN LAMA. Pendahuluan 1 KEABSAHAN PERJANJIAN LAMA Pendahuluan Apakah anda memercayai Alkitab secara keseluruhan yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Apakah dapat dipercaya keabsahan Perjanjian Lama?. Banyak pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Hidup bersama dalam masyarakat merupakan hakikat manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Hidup bersama dalam masyarakat merupakan hakikat manusia sebagai makhluk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Hidup bersama dalam masyarakat merupakan hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dan bekerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB III STUDI HERMENEUTIK TERHADAP TEKS HAKIM-HAKIM 4 DAN 5

BAB III STUDI HERMENEUTIK TERHADAP TEKS HAKIM-HAKIM 4 DAN 5 BAB III STUDI HERMENEUTIK TERHADAP TEKS HAKIM-HAKIM 4 DAN 5 Kisah mengenai Debora, Yael dan ibu Sisera tidak berdiri sendiri dalam teks Perjanjian Lama. Seperti yang telah diungkapkan, cerita ini berada

Lebih terperinci

Oleh, Yohanes Yuniatika NIM: SKRIPSI

Oleh, Yohanes Yuniatika NIM: SKRIPSI PENGKHIANATAN YUDAS ISKARIOT TERHADAP YESUS DALAM INJIL YOHANES (Studi Hermeneutik Sosio-Politik Terhadap Narasi Pengkhianatan Yudas Iskariot Yang Terdapat Dalam Injil Yohanes 13: 1-35) Oleh, Yohanes Yuniatika

Lebih terperinci

REKONTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM 1 KORINTUS 14 : DARI PERSPEKTIF POSKOLONIAL PEREMPUAN KRISTEN JAWA

REKONTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM 1 KORINTUS 14 : DARI PERSPEKTIF POSKOLONIAL PEREMPUAN KRISTEN JAWA REKONTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM 1 KORINTUS 14 : 34 40 DARI PERSPEKTIF POSKOLONIAL PEREMPUAN KRISTEN JAWA Tesis Diajukan kepada Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya

Lebih terperinci

UKDW. BAB I Pendahuluan

UKDW. BAB I Pendahuluan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Hidup yang penuh berkelimpahan merupakan kerinduan, cita-cita, sekaligus pula harapan bagi banyak orang. Berkelimpahan seringkali diartikan atau setidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seperti diketahui bersama bahwa dalam kehidupan orang Kristen saat ini, gereja adalah sebuah identitas yang sangat penting bagi orang-orang percaya kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti memiliki tujuan hidup. Tujuan tersebut menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti memiliki tujuan hidup. Tujuan tersebut menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap manusia pasti memiliki tujuan hidup. Tujuan tersebut menjadi salah satu patokan untuk pengambilan keputusan-keputusan serta tindakan-tindakan dalam hidupnya.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman merupakan sebuah konsep yang telah lama ada dan berkembang diantara orang-orang percaya. Umumnya mereka selalu menghubungkan konsep pertumbuhan

Lebih terperinci

Keterangan Dasar Tentang Alkitab

Keterangan Dasar Tentang Alkitab Keterangan Dasar Tentang Alkitab Alkitab ditulis untuk segala macam manusia - muda dan tua, tidak terpelajar dan terpelajar, kaya dan miskin. Alkitab adalah pedoman rohani untuk mengajar orang bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan. Keadaan Indonesia beberapa tahun terakhir ini sering mengalami masa krisis, misalnya saja krisis di bidang ekonomi, politik, keamanan

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 Latar Belakang Masalah Merdeka adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan); tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada atau pihak

Lebih terperinci

1 Tawarikh : Gambaran tentang Kristus dan kerajaannya

1 Tawarikh : Gambaran tentang Kristus dan kerajaannya Dalam kitab 1-2 Samuel dan 1-2 Raja-raja, kita sudah mempelajari seluruh sejarah dari permulaan Kerajaan Israel dan Yehuda sampai dengan pembuangan sepuluh suku hingga Kerajaan Israel ke Asyur di bawah

Lebih terperinci

UKDW. Bab I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW. Bab I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan Bab I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan A. Fenomena Sikap Inkonsisten Terhadap Penolakan Dan Penerimaan Sikap inkonsisten tentang penolakan dan penerimaan terjadi pada gereja. Sejarah gereja-gereja

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan. Gereja dalam kehidupan kekristenan menjadi tempat dan sarana orang-orang percaya kepada Kristus, berkumpul dan saling mendorong antara orang yang satu

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang permasalahan Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang besar yang dikenal karena keberagaman budaya dan banyaknya suku yang ada di dalamnya. Untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Ide dari penulisan skripsi ini muncul saat penulis sedang menjalani masa stage tahun 2005 di GPIB Magelang, saat penulis mendapatkan kesempatan untuk menelaah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGIS. Dalam bab ini, penulis melihat hal penting yang harus dilakukan dalam upaya

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGIS. Dalam bab ini, penulis melihat hal penting yang harus dilakukan dalam upaya BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGIS IV. 1. Analisa Dalam bab ini, penulis melihat hal penting yang harus dilakukan dalam upaya untuk menganalisis panggilan Yehezkiel sebagai penjaga berdasarkan teori

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya,

BAB V PENUTUP. Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya, BAB V PENUTUP 5. 1 Kesimpulan Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Banyak ilmu yang mengkaji tentang manusia, masing masing dengan

BAB I. Pendahuluan. Banyak ilmu yang mengkaji tentang manusia, masing masing dengan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak ilmu yang mengkaji tentang manusia, masing masing dengan sudut pandang dan analisanya. Salah satu ilmu yang mempelajari manusia dari sudut cara berpikir dan

Lebih terperinci

PROSES PEMBEBASAN BANGSA ISRAEL DALAM KITAB ESTER MENURUT PERSPEKTIF TEORI KEKERASAN TESIS. Maria Belandina Tuulima

PROSES PEMBEBASAN BANGSA ISRAEL DALAM KITAB ESTER MENURUT PERSPEKTIF TEORI KEKERASAN TESIS. Maria Belandina Tuulima PROSES PEMBEBASAN BANGSA ISRAEL DALAM KITAB ESTER MENURUT PERSPEKTIF TEORI KEKERASAN TESIS Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh : Maria Belandina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Memberitakan Injil dalam wacana kekristenanan dipandang sebagai tugas dan tanggung jawab melanjutkan misi Kristus di tengah dunia. Pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP KEADILAN SOSIAL AMOS 6:1-7 DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN. Robert Nozick, John Stuart Mill, John Rawls, Kai Nielsen, dan Karen Lebacqz.

BAB IV KONSEP KEADILAN SOSIAL AMOS 6:1-7 DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN. Robert Nozick, John Stuart Mill, John Rawls, Kai Nielsen, dan Karen Lebacqz. BAB IV KONSEP KEADILAN SOSIAL AMOS 6:1-7 DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN 4.1. Pendahuluan Setelah mencoba memaparkan mengenai konsep-konsep keadilan dari beberapa tokoh, dan menganalisa konsep keadilan

Lebih terperinci

GRAP AI TEOLOGI: Kumpulan Tulisan-Tulisan Teologi

GRAP AI TEOLOGI: Kumpulan Tulisan-Tulisan Teologi GRAP AI TEOLOGI: Kumpulan Tulisan-Tulisan Teologi OLEH NOEL GHOTA PRIMA BAYU SURBAKTI Nida Dwi Karya Publishing 2014 GRAP AI TEOLOGI Oleh: Noel Ghota Prima Bayu Surbakti Copyright 2014 by Noel Ghota Prima

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I Pendahuluan. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Permasalahan 1.1 Penjelasan Umum Sebagai individu maupun makhluk sosial, manusia tidak terlepas dari peraturan dan hukum yang berlaku di sekitarnya. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

PERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH

PERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH PERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH Kitab Makabe terutama menceritakan peperangan antara bangsa Yahudi dengan bangsa Siria. Kitab ini menonjolkan sikap sejumlah tokoh Yahudi yang gagah berani, tidak gentar

Lebih terperinci

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Spiritualitas adalah istilah yang agak baru yang menandakan kerohanian atau hidup rohani. Spritualitas bisa juga berarti semangat kerohanian atau jiwa kerohanian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Salah satu perbedaan terbesar antara masyarakat di Indonesia (khususnya orang Batak) dengan masyarakat di Barat adalah dalam hal adat istiadat. Kehidupan di Indonesia

Lebih terperinci

PENGORBANAN ANAK DALAM II RAJA-RAJA 21:6 MENURUT PERSPEKTIF TEORI PENGORBANAN

PENGORBANAN ANAK DALAM II RAJA-RAJA 21:6 MENURUT PERSPEKTIF TEORI PENGORBANAN PENGORBANAN ANAK DALAM II RAJA-RAJA 21:6 MENURUT PERSPEKTIF TEORI PENGORBANAN TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teologi Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Memperoleh Gelar SARJANA SAINS TEOLOGI Oleh

Lebih terperinci

Sesudah Pembuangan EZRA & NEHEMIA

Sesudah Pembuangan EZRA & NEHEMIA (Yayasan bina awam) 103 PENGANTAR PL (2) Sesudah Pembuangan Dalam peristiwa dalam Pembuangan di Babil dan Kembalinya bani Israel ke Palestina dan perbaikan Bait Allah di Yerusalem, ada tiga buah kitab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbedaan pandangan mengenai masalah iman dan perbuatan dalam hubungannya dengan keselamatan memang sudah ada sejak dulu kala 1. Pada satu pihak, ada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi

Lebih terperinci

Buku buku Perjanjian Lama

Buku buku Perjanjian Lama Buku buku Perjanjian Lama Seorang pemuda, yang baru saja ikut dalam kelompok pemahaman Alkitab kami, berkata, "Membaca Perjanjian Lama sama dengan membaca buku sejarah kuno lainnya." Akan tetapi, setelah

Lebih terperinci

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita Pernahkah saudara bertanya-tanya dalam hati bagaimana Allah memberikan Alkitab kepada kita? Apakah Alkitab itu mungkin disiapkan oleh malaikat dan kemudian ditinggalkan

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I I. LATAR BELAKANG Ada sebuah percakapan menarik antara Chuang Tzu, seorang pemikir mistik dan banyak belajar dari Lao Tzu, dengan Hui Tzu, seorang ahli logika yang tergabung dalam Aliran Namanama

Lebih terperinci

The 4gotten King. 1Samuel 9: Samuel 10: Samuel 15: Samuel 16:7. Paulus Igunata Sutedjo 1

The 4gotten King. 1Samuel 9: Samuel 10: Samuel 15: Samuel 16:7. Paulus Igunata Sutedjo 1 The 4gotten King Dalam setiap khotbah yang berhubungan dengan kerajaan Israel, acap kali saya mengawali khotbah dengan bertanya terlebih dahulu kepada jemaat tentang Raja Israel pertama, kedua, dan ketiga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Secara historis, Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ) sedikit banyak terkait dengan buah pekerjaan Zending der Gereformeerde Kerken in Nederland

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I. Latar belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar belakang Kekerasan dengan menggunakan identitas agama sering terjadi diantara agama-agama monoteis seperti Kristen, Islam, Yahudi. Di Indonesia kekerasan semacam itu terjadi

Lebih terperinci

NABI-NABI BESAR. Sebelum Pembuangan YESAYA. Nama kitab ini disesuaikan dengan nama tokoh dan penulis kitab ini yaitu Yesaya sendiri.

NABI-NABI BESAR. Sebelum Pembuangan YESAYA. Nama kitab ini disesuaikan dengan nama tokoh dan penulis kitab ini yaitu Yesaya sendiri. (Yayasan bina awam) 104 KITAB NABI BESAR Ke-tujuh belas (17) kitab-kitab ini ditulis oleh para NABI yang menceritakan pekerjaan mereka dalam mengemban tugas-tugas kenabian. Kitab-kitab ini dapat dibagi

Lebih terperinci

Rahab: Menuju Pembebasan dan Transformasi

Rahab: Menuju Pembebasan dan Transformasi Rahab: Menuju Pembebasan dan Transformasi Siapa itu Rahab? Ia merupakan karakter menarik yang memperoleh perhatian pembaca Alkitab Ibrani di sepanjang waktu. Ada berbagai hasil penafsiran terhadap tokoh

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan. Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan. Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut Gereja Bali atau singkatannya GKPB, adalah salah satu dari sedikit gerejagereja

Lebih terperinci

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta Berkenalan dengan PB DR Wenas Kalangit 23 Oktober 2007 Jakarta 1 Berkenalan dengan PB Pengantar Secara tradisional, studi biblika (Perjanjian Lama [PL] dan Perjanjian Baru [PB]) di sekolah-sekolah tinggi

Lebih terperinci

Studi Hubungan Pemikiran Teologis Paulus dan Markus tentang Penebusan Dosa TESIS

Studi Hubungan Pemikiran Teologis Paulus dan Markus tentang Penebusan Dosa TESIS Studi Hubungan Pemikiran Teologis Paulus dan Markus tentang Penebusan Dosa TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Sosiologi Agama untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh: Glenmideys Huwae NIM:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) BAB I PENDAHULUAN The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pada saat ini, bangsa Indonesia dilanda dan masih berada di tengah-tengah krisis yang menyeluruh, krisis multidimensi. Kita dilanda oleh krisis politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kitab Suci Agama Kristen, yaitu pada tahun 100 ZB di Efesus. Tiga Kitab Injil lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Kitab Suci Agama Kristen, yaitu pada tahun 100 ZB di Efesus. Tiga Kitab Injil lainnya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Injil Yohanes adalah salah satu kitab yang terdapat di dalam Kitab Suci Agama Kristen. Injil Yohanes diduga ditulis paling terakhir dari keempat Kitab Injil

Lebih terperinci

ALKITAB ADALAH FIRMAN ALLAH 1

ALKITAB ADALAH FIRMAN ALLAH 1 ALKITAB ADALAH FIRMAN ALLAH 1 Oleh: Pdt. Anita Inggrith Lonteng - Tuela, M.Th 2 Pendahuluan Alkitab adalah buku yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. PL terdiri dari 39 buku, yang merupakan

Lebih terperinci

DOSA MENURUT TEOLOGI PAULUS

DOSA MENURUT TEOLOGI PAULUS DOSA MENURUT TEOLOGI PAULUS Ir. Eben Munthe, S.Th I. PENGANTAR Dari semua tulisan dalam Perjanjian Baru, pendekatan Paulus dalam surat-suratnya merupakan suatu uraian yang paling dekat dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman

BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman sekarang, kekristenan hampir selalu diperhadapkan pada berbagai tekanan dan tantangan.

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 6 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 6, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 6 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 6, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 6 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 6, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Masa antara PL dan PB. Budi Hartono Setiamarga

Masa antara PL dan PB. Budi Hartono Setiamarga Masa antara PL dan PB Budi Hartono Setiamarga Latar Belakang Perjanjian Baru Untuk mempelajari PB, kita perlu mengerti hal-hal apa saja yang membentuk situasi dan kondisi jaman PB. Latar belakang PB berada

Lebih terperinci

Benarkah di Kitab Perjanjian Lama. tidak ada kata YAHWEH?

Benarkah di Kitab Perjanjian Lama. tidak ada kata YAHWEH? Benarkah di Kitab Perjanjian Lama tidak ada kata YAHWEH? Tgl. 25 Januari 2010 lalu, saya menerima sebuah sms yang isinya: "Berita dari teman di Malaysia. Ada 15 gereja lagi dibakar di Malaysia. Doakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pengertian berat sebelah yang dimaksud dalam skripsi ini adalah memahami teks, realitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pengertian berat sebelah yang dimaksud dalam skripsi ini adalah memahami teks, realitas kehidupan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini, dunia dikejutkan dengan fenomena teroris. Semua orang merasa terancam dan diselimuti ketakutan. Bukan saja karena dampak dari serangan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan UKDW

BAB I Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Permasalahan: Dalam nyanyian Kidung Jemaat (KJ) No. 415, yang berjudul Gembala Baik Bersuling nan Merdu, Allah diibaratkan sebagai seorang Gembala yang penuh kasih merawat

Lebih terperinci

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

UKDW. Bab I PENDAHULUAN Bab I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Perusakan lingkungan hidup di planet bumi yang paling nyata adalah pengeksploitasian sumber daya alam berupa pembabatan hutan, baik untuk tujuan perluasan

Lebih terperinci

PENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM

PENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM PENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM Penulisan sejarah ditentukan oleh tiga faktor penting yang sangat menentukan bobot kajian sejarah, yaitu materi, metodologi dan interpretasi, karena ketiganya

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud Sang Raja (Bagian 2)

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud Sang Raja (Bagian 2) Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daud Sang Raja (Bagian 2) Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN. a. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN. a. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN a. Latar Belakang Masalah Kemajemukan agama yang ada di Indonesia saat ini dapat dikatakan sebagai keistimewaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Namun, dengan tujuh agama

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci