Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia"

Transkripsi

1 HERMENEUTIKA Dari KPP SAB Beji, 8-12 September 08 HERMENEUTIKA Oleh: Pdt. Drs. Yos Hartono, S.Th. A. Pendahuluan Salah satu pertanyaan penting dalam hermeneutika adalah mengapa kita perlu menafsirkan ayat-ayat Alkitab? Apakah tidak cukup hanya dengan membaca dan kemudian mengaplikasikan saja apa yang kita baca tersebut? Memang betul sekali! Kita harus melakukan apa yang kita baca dengan sebaik-baiknya, tetapi masalahnya, apakah apa yang diingini oleh Alkitab sama dengan apa yang kita pahami? Karena ada sebuah jarak yang terlalu panjang antara konteks Alkitab dengan konteks kita sekarang ini, termasuk di dalamnya situasi, kondisi, kosakata, serta kearifan lokal antara setting tempat di mana peristiwa-peristiwa Alkitab terjadi dengan dunia kita sekarang ini. Penafsiran menolong kita untuk meneropong situasi itu dan karena itu kita dapat menarik sebuah pemahaman yang lebih dekat dengan situasi sebenarnya. B. Hermeneutika: definisi dan pengertian Pemahaman manusia modern dalam memahami apa yang dimaksud dengan hermeneutika sangat berkembang dengan cepat, dan karena itu istilah hermeneutika mulai merambah ke banyak aspek dari ranah hidup kemanusiaan. Sebagai contoh hermeneutika juga digunakan sebagai metodologi filologi umum atau metodologis ilmu-ilmu kemanusiaan, sehingga ketika seseorang berbicara mengenai hermeneutika maka hal itu tidak harus berarti bahwa seseorang sedang berbicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan penafsiran Alkitab saja. Secara umum memang orang memahami hermeneutika sebagai ilmu penafsiran (science of interpretation) dan memang inilah pemahaman yang paling tua yang berasal dari pemahaman yang berkaitan dengan teori penafsiran kitab suci. Secara definitif kata hermeneutika berasal dari kata hermêneuô yang berarti menafsirkan. Kata hermêneuô tidak dapat dipisahkan dari pemahaman dalam filsafat Yunani tentang seorang dewa yang bernama Hermes yang bertugas sebagai pembawa berita dari dewa-dewa kepada manusia. Jadi Hermes bertugas menafsirkan berita para dewa agar dapat dipahami oleh manusia, demikianlah latar belakang sejarah pemahaman hermeneutika itu terbentuk. Dengan demikian dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa hermeneutika adalah sebuah ilmu yang mempelajari secara teoretis kaidah-kaidah atau metode-metode dalam menafsir (dalam hal ini berkaitan langsung dengan teks Alkitab) yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah khususnya secara teologis. C. Metode dalam Penafsiran I. Kendala Pemahaman Teks Sebagai Jendela Penafsiran Usaha untuk memahami sebuah berita Alkitab bukanlah sebuah usaha yang mudah, karena ada banyak kendala dan hambatan yang harus diakui ketika kita masuk dalam proses penafsiran. Beberapa kendala itu adalah: 1. Penafsir adalah pihak ketiga yang mencoba memahami sebuah percakapan/komunikasi dari pihak pertama (penulis, pengirim surat, penyunting dsb.) dengan pihak kedua (penerima, jemaat dsb.) 2. Teks Alkitab memiliki perbedaan bahasa dengan bahasa dari sang penafsir. 3. Kesenjangan budaya 4. Kesenjangan sejarah 5. Perbedaan versi-versi tulisan Alkitab yang disebabkan sejarah perkembangan penulisan Alkitab itu sendiri. Hal ini terjadi oleh usaha-usaha penerjemahan Alkitab yang seringkali mengalami kesulitan karena adanya kerusakan pada sebuah manuskrip yang pada akhirnya membutuhkan usaha penafsiran khusus tentang suatu kata, disamping itu usahausaha untuk mengontekstualisasikan setiap ayat juga menjadi alasan perbedaan versi ini.

2 Contoh 1: Persoalan pengakuan sida-sida dari Etiopia dalam Kisah Para Rasul 8. KJV :Acts 8:37 And Philip said, If thou believest with all thine heart, thou mayest. And he answered and said,, I believe that Jesus Christ is the Son of God. Menurut King James Version pengakuan itu ada dalam ayat 37. Tetapi kalau kita membaca cerita yang sama dalam Revised Standart Version, maka akan didapati bahwa pengakuan itu tidak ada pada teks. Sebagai gantinya, bagian pengakuan itu ditempatkan pada catatan kaki dan diberi penjelasan: Naskah-naskah kuno lainnya menambahkan keseluruhan atau sebagian besar ayat 37. Dalam terjemahan LAI ayat 37 itu ditempatkan dalam tanda kurung yang menunjukan bahwa ayat ini masih menjadi polemik atau perdebatan. Contoh 2: Persoalan yang ada di dalam Amos 3:9. dapat kita lihat dalam 2 versi Alkitab bahasa Indonesia BIS Amos 3:9 Umumkanlah ini kepada orang-orang yang tinggal di istana Mesir dan Asdod, "Berkumpullah di gununggunung sekitar Samaria, dan perhatikanlah kekacauan besar serta pemerasan yang dilakukan di sana." TB LAI Amos 3:9 Siarkanlah di dalam puri di Asyur dan di dalam puri di tanah Mesir serta katakan: "Berkumpullah di gunung-gunung dekat Samaria dan pandanglah kekacauan besar yang ada di tengah-tengahnya dan pemerasan yang ada di kota itu." dalam ayat terjemahan LAI dikatakan: Siarkanlah di dalam puri di Asyur dan di dalam puri di tanah Mesir Namun dalam terjemahan lain seperti dalam BHS (Biblica Hebraica Stuttgartensia/Alkitab Bahasa Ibrani Perjanjian Lama) KJV, BIS dan beberapa terjemahan lain, kata yang dipakai dalam ayat itu bukanlah Asyur tetapi Asdod. Kesadaran akan adanya kendala ini, justru menjadi jalan masuk untuk dapat memahami sebuah teks Alkitab dengan cara lebih baik. Itu berarti sebuah proses hermeneutik haruslah pertama-tama merupakan sebuah proses penafsiran (eksegesis) dalam memahami arti sebuah teks tertentu baru dilanjutkan proses pemaknaan bagi si pembaca dalam konteks kekiniannya. Karena itu beberapa hal penting yang secara umum harus diperhatikan dalam penafsiran terdiri dari: 1. Pemahaman teks Memahami jenis teks (apakah jenis narasi, surat kiriman, sastra hikmat, puisi dsb.) Membandingkan teks dalam beberapa versi Memahami tata bahasa dan maknanya 2. Pemahaman tentang latar belakang/konteks Memahami aspek sejarah Memahami aspek budaya 3. Pengaplikasian makna teks dalam kekinian (pragmatis) II. Metode Penafsiran Alkitab Modern: Sebuah Alternatif Beberapa metode penafsiran Alkitab modern yang dapat dipergunakan untuk meneropong teks dalam berbagai sudut pandang cukup banyak namun dalam kesempatan ini hanya disampaikan empat metode di antaranya adalah: a. Analisis teks yang bertujuan untuk menentukan susunan kata yang asli dalam teks Alkitab. b. Analisis historis yang bertujuan untuk menentukan tempat di dalam ruang dan waktu (sejarah) suatu teks Alkitab

3 c. Analisis narasi untuk dapat memahami pola cerita serta point-point penting membangun sebuah cerita dalam suatu teks d. Analisis sosiologi untuk menentukan unsur-unsur sosial penting yang berkembang dalam masyarakat yang menjadi latar belakang munculnya sebuah teks Alkitab III. Proses Penafsiran Terintegrasi Langkah-langkah yang diperlukan dalam tugas ini adalah: 1. Biarkan teks menentukan sendiri hal-hal yang perlu dibahas. 2. Biarkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul menunjukan kepada kita metodologi, teknik-teknik penafsiran dan jenis pendekatan kritis yang cocok. 3. Pakailah sarana yang cocok dengan teknik penafsiran yang ada 4. Secara timbal-balik hubungkan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban yang diajukan untuk pokok ini 5. Simpulkan analisis yang dilakukan. 6. Padukan atau sintesiskan penemuan-penemuan yang didapat menjadi suatu tafsiran terpadu atas teks. Contoh proses penfsiran terintegrasi dalam Matius 10: Pada langkah ini biarkan teks membawa kita untuk mengerti maksud penulisan seperti yang ada dalam injil Matius 10:16 yaitu menunjukan sebuah prinsip penginjilan yang mengedepankan strategi cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati 2. Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan dalam perikop ini adalah: A. Siapa yang mengucapkan ayat ini? B. Kepada siapa ayat ini ditujukan? C. Kapan kira-kira peristiwa ini terjadi? D. Apa arti kata cerdik dan tulus dalam ayat ini dan apa hubungannya dengan binatang ular dan merpati dalam ayat ini? Apa yang dimaksud dengan serigala? E. Dalam konteks seperti apakah ayat ini disampaikan? a. Dalam konteks budaya seperti apakah istilah-istilah dalam ayat ini disampaikan? b. Bagaimana struktur sosial masyarakat dalam konteks Palestina pada zaman Yesus? c. Bagaimana hubungan antar struktur sosial masyarakat pada masa ini? F. Bagaimana hubungan perikop ini dengan perikop sebelum dan sesudahnya G. Apa tujuan Matius menempatkan pesan ini bagi komunitasnya? Beberapa pertanyaan di atas merupakan pertanyaan kunci yang dapat membuat kita masuk dalam dunia teks Injil Matius 10:16 ini. Pertanyan-pertanyaan tersebut sekaligus menunjukan pendekatan seperti apa yang kita butuhkan. Sebagai contoh untuk memahami pertanyaan C. maka analisis yang kita dapat gunakan pertama adalah analisis historis dan untuk mendapat jawaban atas pertanyaan D maka kita dapat memulai dengan analisis teks untuk mendapat kejelasan konseptual tentang binatang yang disebut ular, domba, cerdik dan tulus dalam konteks Matius (dalam hal ini pemahaman bahasa yunani seorang penafsir harus memadai sehingga dapat menangkap sebuah pengertian yang baik). Setelah memahami secara konseptual beberapa istilah tadi, maka kita dapat mulai masuk dalam konteks dunia

4 dari istilah-istilah itu berasal. Pertanyaan lanjutan yang dapat diajukan dalam membahas hal ini adalah, bagaimana binatang ular dan domba dipahami dalam konteks Palestina pada zaman Yesus? Apakah sama dengan pemahaman umum dunia Timur Dekat Kuno seperti Mesir atau daerah di sekitarnya? Untuk memahami hal-hal ini maka kita dapat memulainya dengan pendekatan yang bersifat sosiologi sehingga gambaran pemahaman itu dapat lebih jelas kita miliki. Dalam pendekatan ini kita juga dapat melihat hubungan struktur sosial masyarakat dalam masa itu. Bagaimana kedudukan komunitas Yesus dan murid-murid dalam masyarakat Yahudi? Kelompok siapa yang berkuasa pada masa itu? Bagaimana relasi antar struktur? Melalui pendekatan sosiologi ini kita dimampukan untuk memahami pada kondisi sosial masyarakat seperti apa prinsip Yesus itu dipergunakan, dan mengapa hal itu diperlukan serta bagaimana wujud konkrit dari pemahaman itu. 3. Setelah kita menemukan sebuah model analisis yang cocok untuk bahan tafsiran kita, maka kita dapat mempergunakan beberapa sarana yang sesuai dengan kebutuhan kita, misalnya interlinear, kamus-kamus bahasa Yunani atau kamus-kamus yang berhubungan dengan istilah-istilah dalam Perjanjian Baru seperti Theological Dictionary of New Testament dan buku-buku yang membantu penyelidikan kita, misalnya untuk sosiologi masyarakat di dunia Perjanjian Baru kita bisa mempergunakan buku Schuyler Brown yang berjudul The Origins of Christianity atau E.A. Judge dengan judul Social Pattern of Christian Group dan John Stambaugh dan David Balch dengan judul Dunia Sosial Kekristenan Mula-Mula. 4. Setelah informasi tadi di dapat, sekarang kita menghubungkan lagi pertanyaan-pertanyaan yang ada dengan teks, apakah informasi itu sesuai dengan bahan yang kita akan tafsir. Misalnya apakah keterangan dan informasi tentang ular yang di dapat memiliki pengertian kecerdikan dalam tradisi masyarakat Israel dengan kondisi real pada waktu itu dan bagaimana ketulusan masih dapat dipertahankan? Atau kita juga dapat mempertanyakan apakah keterangan dalam teks memiliki kesamaan kondisi dengan situasi real dalam sejarah? Misalnya seluruh bagian ini berbicara tentang penganiayaan terhadap pengikut-pengikut Yesus. Namun beberapa hal dalam bagian ini tidak cocok dengan penjelasan penginjilan yang dilakukan di Galilea oleh kedua belas murid Yesus, pada waktu Yesus masih hidup di dunia ini. J.J. de Heer melihat bahwa pada kesempatan itu mereka belum diperhadapkan kepada raja-raja (ayat 18) dan belum ada pembunuhan (ayat 21). Oleh karena itu dapat di duga, bahwa sebagian besar isi ayat telah diucapkan oleh Yesus pada kesempatan yang lain. Oleh karena itu tentu Matius sengaja mengumpulkan ucapanucapan Yesus dari sumber-sumber dan konteks yang berlainan untuk suatu maksud dan tujuan tertentu. Pada ayat 16-33, bahkan sampai pada ayat 42 ini sebenarnya Yesus melihat ke masa yang jauh di depan setelah kematian-nya. Lalu apa kepentingan Matius dengan menempatkan kata-kata dalam ayat ini? Inilah beberapa contoh yang dapat kita lihat dalam tahap ini 5. Pada bagian ini kita mulai menyimpulkan semua informasi yang kita dapat dari analisis-analisis kita, misalnya apa yang kita dapat simpulkan dari analisis teks tentang cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, apa juga yang kita dapat simpulkan dari analisis historis dan sosiologi tentang pokok tafsiran kita 6. Pada bagian akhir ini kita mulai memadukan keseluruhan analisis, baik teks, historis maupun sosiologi menjadi sebuah tafsiran yang terpadu sehingga menjadi satu kesatuan pemahaman yang sistematis. Contoh: Memberikan maksud tujuan penulis Injil Matius dengan menempatkan perkataan-perkataan Yesus yang sebenarnya ada dalam konteks eskatologi dalam cerita pengutusan murid-murid (bdk. Injil Markus 13:9-13 bdk. fasal 10:17-22 dan Lukas 21:12) D. Penutup Demikianlah beberapa hal yang diperlukan dalam memahami sebuah teks dalam Alkitab, namun di samping semua itu sikap ketergantungan kepada pimpinan kuasa Roh Kudus merupakan hal terpenting dalam penafsiran Alkitab. Roh Kudus akan memperlengkapi pemahaman kita sehingga berita firman Allah tidak hanya menjadi sesuatu yang kosong, namun dapat memberi manfaat, terang dan berkat bagi pembaca dan pendengarnya (II Tim. 3:16) E. Referensi Sitompul, A.A., (Dr), dan Beyer, Ulrich, (Dr), Metode Penafsiran Alkitab, BPK Gunung Mulia Cet. 12, Jakarta, 2006 Hayes, John H., dan Holladay, Carl R., Pedoman Penafsiran Alkitab, BPK Gunung Mulia (cet. 5), Jakarta, 2005 Setyadi, Frans, Diktat Mata Kuliah Kritik Teologi, STA Batu-Malang, 2007 Heer,de J.J. Tafsiran Matius, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1994

5

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, seperti dikisahkan pada kitab Kejadian dari Alkitab Perjanjian Lama, maka pintu gerbang dunia terbuka

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman

BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman sekarang, kekristenan hampir selalu diperhadapkan pada berbagai tekanan dan tantangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, manusia dapat dibenarkan ataupun dibebaskan dari kuasa dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki karakter. Karakter yang dimiliki seseorang berbeda dengan karakter yang dimiliki orang lain. Karakter, didefinisikan oleh Robby I. Chandra, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penginjilan merupakan salah satu dimensi yang esensial dari misi Kristen. Gereja bertanggungjawab untuk mewartakan injil ke seluruh dunia, untuk memberitakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus Kristus, keempat injil ini adalah Injil Matius, Markus, Lukas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin

Lebih terperinci

Pendahuluan. Artikel lama tentang Prinsip Penafsiran Sederhana. Oleh Daniel Ronda

Pendahuluan. Artikel lama tentang Prinsip Penafsiran Sederhana. Oleh Daniel Ronda Artikel lama tentang Prinsip Penafsiran Sederhana Oleh Daniel Ronda Pendahuluan Firman Tuhan penting bagi kita orang percaya. Ada beberapa point tentang pentingnya Alkitab bagi kita. [1] Pertama, karena

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 5 PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Di Matius 10:16-23, Yesus ingin mempersiapkan murid-muridnya untuk menghadapi oposisi (perlawanan); Dia ingin memberitahu mereka bahwa akan muncul perlawanan.

Lebih terperinci

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan Mengajar Bisa Merupakan Pelayanan Tahukah saudara bahwa Allah menginginkan saudara menjadi guru? Dalam pelajaran ini saudara akan belajar bahwa demikianlah halnya. Saudara akan belajar mengapa Allah menghendaki

Lebih terperinci

Buku buku Perjanjian Baru

Buku buku Perjanjian Baru Buku buku Perjanjian Baru Pada saat Perjanjian Baru mulai dituliskan, gambaran Perjanjian Lama sudah banyak berubah. Zaman para nabi sudah berlalu dan banyak orang bersikap acuh tak acuh terhadap hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penulis Injil Yohanes memulai dan menutup pelayanan Yesus di muka umum (Yoh. 2-12) dengan kisah mengenai seorang perempuan: dimulai dengan kisah ibu Yesus dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1

BAB I PENDAHULUAN. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1 Hukum pertama dari Dasa Titah di atas seolah mengikat bangsa Israel ke dalam sebuah perjanjian dengan Yahweh.

Lebih terperinci

Keterangan Dasar Tentang Alkitab

Keterangan Dasar Tentang Alkitab Keterangan Dasar Tentang Alkitab Alkitab ditulis untuk segala macam manusia - muda dan tua, tidak terpelajar dan terpelajar, kaya dan miskin. Alkitab adalah pedoman rohani untuk mengajar orang bagaimana

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta Berkenalan dengan PB DR Wenas Kalangit 23 Oktober 2007 Jakarta 1 Berkenalan dengan PB Pengantar Secara tradisional, studi biblika (Perjanjian Lama [PL] dan Perjanjian Baru [PB]) di sekolah-sekolah tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari Taurat, para Nabi, dan Tulisan-tulisan, atau yang diringkas sebagai Tanak Taurat,

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari Taurat, para Nabi, dan Tulisan-tulisan, atau yang diringkas sebagai Tanak Taurat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitab suci Ibrani atau yang biasa disebut oleh orang kristen, Alkitab perjanjian Lama terdiri dari Taurat, para Nabi, dan Tulisan-tulisan, atau yang diringkas sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kitab Suci Agama Kristen, yaitu pada tahun 100 ZB di Efesus. Tiga Kitab Injil lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Kitab Suci Agama Kristen, yaitu pada tahun 100 ZB di Efesus. Tiga Kitab Injil lainnya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Injil Yohanes adalah salah satu kitab yang terdapat di dalam Kitab Suci Agama Kristen. Injil Yohanes diduga ditulis paling terakhir dari keempat Kitab Injil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa negara kita yaitu negara Indonesia adalah negara yang beragama. Dikatakan demikian, karena pada umumnya setiap warga negara

Lebih terperinci

Yohanes 1. Buku Pembimbing: Injil Yohanes

Yohanes 1. Buku Pembimbing: Injil Yohanes Buku Pembimbing: Injil Yohanes Yohanes 1 Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Kabar Baik oleh Seorang yang Bernama Yohanes Yohanes mendengar kabar baik itu Yohanes memberitakan kabar baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Permasalahanan Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN Permasalahanan Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Permasalahanan 1.1.1. Latar belakang masalah Seseorang yang mengalami peristiwa ditinggalkan oleh orang lain karena perkataannya yang keras, tajam, dan tidak bisa diterima, meskipun

Lebih terperinci

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita Pernahkah saudara bertanya-tanya dalam hati bagaimana Allah memberikan Alkitab kepada kita? Apakah Alkitab itu mungkin disiapkan oleh malaikat dan kemudian ditinggalkan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penulis Markus mengawali tulisannya dengan kalimat inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Mrk 1:1). Kalimat ini memunculkan kesan bahwa

Lebih terperinci

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang SUPLEMEN MATERI KHOTBAH PELKAT 10 11 MARET 2017 Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah Tanggal Penulisan: 80-95 M Latar Belakang YOHANES 4 : 27 54 Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil.

Lebih terperinci

Mat. 16: Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Mat. 16: Ev. Bakti Anugrah, M.A. Mat. 16: 13-20 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Identitas Kristus yang sudah dinyatakan berulang-ulang dari pasal pertama sampai pasal kelima belas ternyata masih menimbulkan kebingungan dan perpecahan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh

BAB I PENDAHULUAN. menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Hidup bersama dalam masyarakat merupakan hakekat manusia sebagai makhluk sosial. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Situasi kritis merupakan situasi yang biasa dijumpai dalam kehidupan manusia. Meski tidak setiap saat dialami namun biasanya situasi ini sangat menentukan berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama

Lebih terperinci

I M A N Bagian ke-1. Bahkan, ketika Yesus menderita kesakitan di atas kayu salib, para pencemooh-nya masih terus menuntut tanda.

I M A N Bagian ke-1. Bahkan, ketika Yesus menderita kesakitan di atas kayu salib, para pencemooh-nya masih terus menuntut tanda. I M A N Bagian ke-1 Pengantar Tuhan telah memilih untuk menjadikan iman sebagai salah satu batu pondasi hubungan kita dengan Dia. Tetapi seberapa banyak kita benar-benar mengerti tentang iman? Dari manakah

Lebih terperinci

UKDW. BAB I Pendahuluan

UKDW. BAB I Pendahuluan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Hidup yang penuh berkelimpahan merupakan kerinduan, cita-cita, sekaligus pula harapan bagi banyak orang. Berkelimpahan seringkali diartikan atau setidaknya

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Penderitaan dan penyiksaan merupakan pengalaman yang normal bagi manusia. Begitu pula dengan penyakit dan kesehatan. Hal ini tidak berarti bahwa keduanya

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 02Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan TERBENTUKNYA GEREJA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para murid-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Gereja Kristen Sulawesi Tengah 1 pada dasarnya bukanlah gereja yang hanya didominasi oleh to Poso 2 saja. Akan tetapi jika dilihat secara umum, penduduk yang mendiami

Lebih terperinci

Oleh Daniel Ronda. Pendahuluan:

Oleh Daniel Ronda. Pendahuluan: Oleh Daniel Ronda Catatan: Ini tulisan lama tahun 2000 yang ada di file saya. Alangkah indahnya berbagi, walaupun tentu setelah 12 tahun penafsiran naratif sudah semakin berkembang. Pendahuluan: Adalah

Lebih terperinci

Program Magister Theologi (M.Th)

Program Magister Theologi (M.Th) Program Magister Theologi (M.Th) Program Magister Theologi (M.Th) ini dirancang bagi para Hamba Tuhan (Dosen, Gembala, Penginjil, dll.) yang mau mendalami bidang Teologia Sistematika dan Biblika serta

Lebih terperinci

Injil Thomas. file://c:\users\damas Dwi A\AppData\Local\Temp\Framework\Injil Thomas_7D Artikel 028_ Saudara/i ykk,

Injil Thomas. file://c:\users\damas Dwi A\AppData\Local\Temp\Framework\Injil Thomas_7D Artikel 028_ Saudara/i ykk, Page 1 of 6 Artikel 028_ 2001 Injil Thomas Saudara/i ykk, YESUS SEJARAH yang secara kontroversial diramaikan kembali oleh adanya Jesus Seminar sangat berkaitan erat dengan apa yang disebut sebagai 'Injil

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

KENAIKANYESUS KRISTUS

KENAIKANYESUS KRISTUS KENAIKANYESUS KRISTUS Kenaikan Yesus Kristus adalah peristiwa yang terjadi 40 hari setelah Kebangkitan Yesus, di mana disaksikan oleh murid-murid- Nya, Yesus Kristus terangkat naik ke langit dan kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Paham Dosa Kekristenan Dosa merupakan fenomena aktual dari masa ke masa yang seolah tidak punya jalan keluar yang pasti. Manusia mengakui keberdosaannya,

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga

Lebih terperinci

YESUS KRISTUS, ANAK TUHAN

YESUS KRISTUS, ANAK TUHAN YESUS KRISTUS, ANAK TUHAN Pengantar Siapakah Yesus itu? Apakah Ia hanya sekedar sebuah nama saja bagi Anda? Apakah Ia benar-benar ada atau apakah ceritera tentang Dia hanyalah takhyul atau dongeng belaka?

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan. Gereja dalam kehidupan kekristenan menjadi tempat dan sarana orang-orang percaya kepada Kristus, berkumpul dan saling mendorong antara orang yang satu

Lebih terperinci

Alkitab dan kita: Bagaimana menafsirkan Alkitab. 2 Petrus 1:20. Bagaimana Alkitab mengubah hidup kita? 2 Petrus 1:21.

Alkitab dan kita: Bagaimana menafsirkan Alkitab. 2 Petrus 1:20. Bagaimana Alkitab mengubah hidup kita? 2 Petrus 1:21. Lesson 10 for June 3, 2017 Yesus memberitahukan kedatangan dan misinya dalam FirmanNya melalui para nabi: Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah

Lebih terperinci

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8.

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8. Masyarakat Kristen Seorang lurah adalah kepala desanya. Seorang walikota adalah pemimpin sebuah kota. Seorang polisi memelihara hukum dan tata tertib di suatu lingkungan tertentu. Lurah dan walikota itu

Lebih terperinci

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Dikutip dari buku: UCAPAN PAULUS YANG SULIT Oleh : Manfred T. Brauch Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara - Malang - 1997 Halaman 161-168 BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Sama

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2)

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2) MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2) Kursi berkaki tiga bisa digunakan. Bayangkanlah kursi berkaki tiga dalam pikiran Anda. Lalu, bayangkanlah

Lebih terperinci

KEHIDUPAN KRISTUS, 1 DAVID L. ROPER

KEHIDUPAN KRISTUS, 1 DAVID L. ROPER KEHIDUPAN KRISTUS, 1 DAVID L. ROPER Kursus: Kehidupan Kristus, 1 Pengarang: David L. Roper Kursus ini dikembangkan dari serial Truth for Today berjudul The Life of Christ yang diterbitkan oleh Truth for

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 2. MENGGUNAKAN KARUNIA-KARUNIA DALAM PELAYANAN Oleh Andrew Wommack

Level 3 Pelajaran 2. MENGGUNAKAN KARUNIA-KARUNIA DALAM PELAYANAN Oleh Andrew Wommack Level 3 Pelajaran 2 MENGGUNAKAN KARUNIA-KARUNIA DALAM PELAYANAN Oleh Andrew Wommack Bagaimana Anda dapat menggunakan kasih Allah yang Anda telah terima, dan membagikannya kepada orang lain - bagaimana

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI SARJANA TEOLOGI (S.Th.)

KURIKULUM PROGRAM STUDI SARJANA TEOLOGI (S.Th.) KURIKULUM PROGRAM STUDI SARJANA TEOLOGI (S.Th.) Pembagian Mata Kuliah 1 Mata Kuliah Pembentukan Kepribadian (MPK) : 15 Mata Kuliah Keahlian (MKK) : 8 3 Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) : 43 4 Mata Kuliah

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 Latar Belakang Masalah Merdeka adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan); tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada atau pihak

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi dan Memuridkan Orang Lain Kode Pelajaran : OKB-T06 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perasaan khawatir pada umumnya dikenal sebagai perasaan takut atau cemas. Tetapi perasaan khawatir akan lebih tepat apabila dimaknai sebagai perasaan cemas

Lebih terperinci

HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU

HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU SEBUAH KARYA TULIS ILMIAH DITUJUKAN KEPADA: dr. Andrew M. Liauw, M.Div., M.Th DOSEN GRAPHE INTERNATIONAL THEOLOGICAL SEMINARY UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Selain sebagai persekutuan orang-orang percaya, gereja dalam bentuknya adalah sebagai sebuah organisasi. Sebagaimana sebuah organisasi, maka gereja membutuhkan

Lebih terperinci

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4 1 BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL PENDAHULUAN A. Penulis. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4 2. Ada yang merasa bahwa dia dilahirkan di Antiokhia di Siria, dan ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M Z, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007),

BAB I PENDAHULUAN. 1 J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M Z, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007), BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Pernikahan adalah tahap kehidupan, yang didalamnya laki-laki dan perempuan boleh hidup bersama-sama dan menikmati kehidupan seksual secara sah. 1 Dalam pernikahan Kristen

Lebih terperinci

Apakah Allah Akan Mengatakan Kepadaku Apa yang Harus Kulakukan Selanjutnya?

Apakah Allah Akan Mengatakan Kepadaku Apa yang Harus Kulakukan Selanjutnya? Apakah Allah Akan Mengatakan Kepadaku Apa yang Harus Kulakukan Selanjutnya?... saya belum yakin akan rencana-nya bagiku. Tentu saja saudara telah menerima Kristus sebagai Juruselamat saudara. Dan sekarang

Lebih terperinci

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Allah Ingin Berbicara kepada Saudara Allah Berfirman dalam Berbagai-bagai Cara Bagaimana Kitab Allah Ditulis Petunjuk-petunjuk

Lebih terperinci

...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode

...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode ...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode Sukakah saudara makan makanan yang telah disediakan dengan baik? Saya suka. Kita tahu bahwa ada cara yang betul dan cara yang salah untuk menyediakan makanan Cara

Lebih terperinci

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Pekerja Dalam Gereja Tuhan Pekerja Dalam Gereja Tuhan Kim, seorang yang baru beberapa bulan menjadi Kristen, senang sekali dengan kebenaran-kebenaran indah yang ditemukannya ketika ia mempelajari Firman Tuhan. Ia membaca bagaimana

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 6 RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Di Perjanjian Lama, apa yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain adalah mereka merupakan sebuah teokrasi. Dengan kata lain, mereka diperintah

Lebih terperinci

HERMENEUTIK LEKSIONARI

HERMENEUTIK LEKSIONARI HERMENEUTIK LEKSIONARI Oleh: Pdt. Yohanes Bambang Mulyono Definisi Leksionari Leksionari adalah suatu kumpulan daftar bacaan Alkitab yang disusun dan ditujukan untuk memproklamasikan firman Tuhan dalam

Lebih terperinci

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran Pernahkah saudara melihat seekor induk burung yang mendesak anaknya keluar dari sarangnya? Induk burung itu memulai proses pengajaran yang akan berlangsung terus sampai

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya Gereja Ada gedung-gedung dan katedral indah, pos penginjilan dan bangunan sederhana yang memakai nama "Gereja". Bangunan-bangunan itu mempunyai menara, salib, dan lonceng yang mempunyai caranya sendiri

Lebih terperinci

Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata

Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata Tatkala Allah membuat satu perjanjian (covenant) dengan manusia, kita melihat ada semacam satu paradoks yang sering dilupakan sekaligus sering

Lebih terperinci

SIGNIFIKASI DOKTRINAL KENAIKAN KRISTUS KE SURGA DAN RELEVANSINYA DENGAN ORANG PERCAYA

SIGNIFIKASI DOKTRINAL KENAIKAN KRISTUS KE SURGA DAN RELEVANSINYA DENGAN ORANG PERCAYA SIGNIFIKASI DOKTRINAL KENAIKAN KRISTUS KE SURGA DAN RELEVANSINYA DENGAN ORANG PERCAYA, M.Th. Alkitab tidak mencatat peristiwa kenaikan Kristus ke surga sebanyak peristiwa kebangkitan Kristus dari kematian.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman merupakan sebuah konsep yang telah lama ada dan berkembang diantara orang-orang percaya. Umumnya mereka selalu menghubungkan konsep pertumbuhan

Lebih terperinci

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Simon Petrus memiliki nama Ibrani Simeon tetapi dalam Terjemahan Baru Indonesia (TBI) semua menjadi Simon. Mungkin, seperti banyak pada orang Yahudi dipakainya juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Hal-hal kecil yang ada di sekitar kita sering sekali terabaikan. Kita lebih terfokus pada hal-hal yang kita anggap lebih besar. Kita beranggapan demikian

Lebih terperinci

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th. Dasar Kebersatuan Umat Kristen Efesus 2:11-22 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bicara soal kebersatuan, bukan hanya umat Kristen yang bisa bersatu. Bangsa Indonesia pun bersatu. Ada semboyan Bhineka Tunggal Ika,

Lebih terperinci

Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata

Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata Tidak seperti surat rasul Paulus yang ditujukan kepada satu jemaat, Petrus langsung menuliskan suratnya untuk ke-5 jemaatnya. Suratnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Bapa dan Anak dan Roh Kudus adalah nama-nama yang sangat familiar bagi agama Kristen. Ketiga nama tersebut merupakan unsur-unsur yang menjadi pokok dalam konsep

Lebih terperinci

Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul (1) DR Wenas Kalangit

Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul (1) DR Wenas Kalangit Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul (1) DR Wenas Kalangit 6 November 2007 Jakarta 1 Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul (1) a. Kitab-kitab Injil Keempat kitab pertama dalam PB (Matius, Markus, Lukas,

Lebih terperinci

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya Pelajaran Kedua Yesus Adalah Juru Selamat Manusia Apabila kita bicara tentang Juru Selamat, mungkin sementara orang mengajukan pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya diselamatkan?

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa

Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa!II Allah Ingin Berbicara dengan Saudara *I Bagaimana Allah Berbicara dengan Saudara li Bagaimana Mendengar Allah Berbicara III Bertindak Menurut Apa yang Dikatakan Allah

Lebih terperinci

RESENSI BUKU The Story of Israel: A Biblical Theology

RESENSI BUKU The Story of Israel: A Biblical Theology RESENSI BUKU Judul Penulis : The Story of Israel: A Biblical Theology : C. Marvin Pate, J. Scott Duvall, J. Daniel Hays, E. Randolph Richards, W. Dennis Tucker Jr. and Preben Vang : Downers Grove, Illinois:

Lebih terperinci

Pelayanan Mengajar itu Penting

Pelayanan Mengajar itu Penting Pelayanan Mengajar itu Penting Dalam Pelajaran 1 kita belajar tentang pengajaran Kristen sebagai suatu pelayanan. Kita membicarakan perbedaan antara mengajar, berkhotbah, dan memberi kesaksian. Kita juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam budaya. Setiap daerah di Kepulauan Indonesia memiliki budayanya sendiri. Bahkan di setiap kota/kabupaten

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Banyak ilmu yang mengkaji tentang manusia, masing masing dengan

BAB I. Pendahuluan. Banyak ilmu yang mengkaji tentang manusia, masing masing dengan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak ilmu yang mengkaji tentang manusia, masing masing dengan sudut pandang dan analisanya. Salah satu ilmu yang mempelajari manusia dari sudut cara berpikir dan

Lebih terperinci

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Roh Kudus adalah Penolong Saudara Buah Roh Kudus Berjalan di dalam Roh Kuasa Roh Kudus di dalam Saudara Karunia-karunia Roh Roh Kudus

Lebih terperinci

BAB V REFLEKSI TEOLOGIS

BAB V REFLEKSI TEOLOGIS BAB V REFLEKSI TEOLOGIS Menurut Kejadian 1:27, 1 pada dasarnya laki-laki dan perempuan diciptakan dengan keunikan masing-masing. Baik laki-laki dan perempuan tidak hanya diberikan kewajiban saja, namun

Lebih terperinci

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah BAB 4 Refleksi Teologis Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius 28:19-20). Mandat ini

Lebih terperinci

MISI DAN TUAIAN Sesi 1: Istilah Misi

MISI DAN TUAIAN Sesi 1: Istilah Misi MISI DAN TUAIAN Sesi 1: Istilah Misi PENDAHULUAN Seorang peneliti misi-misi yang terkenal, Dr. David Barrett dari Gereja Church of England, dalam penelitiannya telah menemukan bahwa ada 440 juta masyarakat

Lebih terperinci

Tanggapan balik untuk tulisan Esra Alfred Soru Apakah Tuhan Yesus = Allah Sejati? (1)

Tanggapan balik untuk tulisan Esra Alfred Soru Apakah Tuhan Yesus = Allah Sejati? (1) Tanggapan balik untuk tulisan Esra Alfred Soru Apakah Tuhan Yesus = Allah Sejati? (1) Frans Donald Shalom elekhem (=[as]salamu'alaikum) para pembaca yang bersahaja di NTT. Pertama-tama saya mengucapkan

Lebih terperinci

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini Apa yang Dilakukan oleh Gereja 1Uhan untuk Dunia Ini Dalam pelajaran 6, kita melihat bahwa orang percaya mempunyai tanggung jawab terhadap orang-orang percaya lainnya. Semua orang percaya termasuk keluarga

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : AGAMA KRISTEN PROTESTAN Revisi 3 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 07 Juli 2014 Jml Jam kuliah dalam seminggu :

Lebih terperinci

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan

Lebih terperinci

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah Apayang Dilakukan oleh Gereja Iuhan untuk Allah Dalam pelajaran 6, kita telah belajar bagaimana orang Kristen saling menolong dalam tubuh Kristus. Dalam Pelajaran 7, kita melihat beberapa kewajiban kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Spiritualitas adalah istilah yang agak baru yang menandakan kerohanian atau hidup rohani. Spritualitas bisa juga berarti semangat kerohanian atau jiwa kerohanian.

Lebih terperinci

Ikutilah Yesus! Kehidupan Orang Kristen yang Sejati. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

Ikutilah Yesus! Kehidupan Orang Kristen yang Sejati. Bagian. Sastra Hidup Indonesia Pertanyaan-pertanyaan Pelajaran Ikutilah Yesus! Sastra Hidup Indonesia Bagian 3 Kehidupan Orang Kristen yang Sejati Edisi yang Pertama 2013 (C01) Penerbit: Editor: Sastra Hidup Indonesia, http://www.sastra-hidup.net

Lebih terperinci

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja Pola Tuhan Bagi Para Pekerja Kim mempelajari alasan-alasan bagi perkumpulan orang percaya dalam gereja yang mula-mula. Ia melihat adanya bermacam-macam keperluan yang mempersatukan mereka - keperluan akan

Lebih terperinci

Apa Gereja 1Uhan Itu?

Apa Gereja 1Uhan Itu? Apa Gereja 1Uhan Itu? Yesus berkata, "Aku akan mendirikanjemaatku" (Matius 16 :18). Apa yang dimaksudkannya dengan kata jemaat? Apakah pengertian murid-muridnya tentang kata ini? Mungkin saudara telah

Lebih terperinci

Gereja Memberitakan Firman

Gereja Memberitakan Firman Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman

Lebih terperinci