BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum ERP (Enterprise Resource Planning) Definisi Enterprise Resource Planning (ERP) menurut Hossain, Patrick dan Rashid (2002, p2) adalah sistem software untuk manajemen bisnis, mencakup modul-modul untuk mendukung area fungsional seperti perencanaan, produksi, penjualan, pemasaran, distribusi, keuangan, finansial, manajemen sumber daya manusia, manajemen proyek, manajemen persediaan, layanan dan pemeliharaan, transportasi dan e-business. Menurut Brady, Monk dan Wagner (2001, p153), Enterprise Resource Planning adalah sebuah sistem yang membantu untuk mengatur proses bisnis seperti pemasaran, produksi, pembelian, dan accounting dalam suatu kesatuan yang terintegrasi. ERP menyimpan semua transaksi dalam suatu database yang digunakan sistem informasi perusahaan dan menyediakan manajemen reporting tools. Sedangkan menurut O Brien (2005, p699), Enterprise Resource Planning (ERP) adalah software lintas fungsi terpadu yang merekayasa ulang proses manufaktur, distribusi, keuangan, sumber daya manusia, dan proses bisnis dasar lainnya dari suatu perusahaan untuk memperbaiki efisiensi, kelincahan, dan profitabilitasnya. 8

2 9 Menurut Wallace dan Kremzar (2001, p5), Enterprise Resource Planning adalah sebagai berikut : a. Suatu perangkat peralatan manajemen perusahaan global yang menyeimbangkan permintaan dan persediaan. b. Menyediakan kemampuan untuk menghubungkan pelanggan dan pemasok ke dalam suatu rantai pasokan yang lengkap c. Menggunakan proses bisnis yang terpercaya untuk pembuatan keputusan. d. Menyediakan integrasi antar berbagai fungsi seperti penjualan, pemasaran, produksi, operasi, logistik, pembelian, keuangan, pengembangan produk baru, dan sumber daya manusia, yang memungkinkan orang menjalankan bisnisnya dengan layanan pelanggan dan produktivitas yang memuaskan, biaya yang rendah dan inventori yang minimal, serta menyediakan pondasi untuk e- commerce yang efektif. Beberapa modul yang terdapat dalam Enterprise Resource Planning (ERP) Systems antara lain : Accounting management Financial management Manufacturing management Production management Transportation management Sales & distribution management Human resources management

3 10 Supply chain management Customer relationship management E-Business Pengertian Area Fungsional dari Operasional Setiap perusahaan memiliki beberapa macam area fungsional utama dalam mengoperasikan bisnisnya. Masing-masing area fungsional meliputi berbagai fungsi bisnis dan aktivitas bisnis. Beberapa contoh area fungsional meliputi (Brady, Monk dan Wagner, 2001, p2) : 1. Marketing and Sales Area fungsional ini mencakup fungsi bisnis pemasaran, pemrosesan pesanan pelanggan, manajemen hubungan pelanggan, dukungan pelanggan, ramalan penjualan, dan iklan. 2. Production and Material Management Area fungsional ini mencakup fungsi bisnis pembelian, penerimaan, transportasi/logistik, penjadwalan produksi, manufaktur, dan pemeliharaan gudang. 3. Accounting and Finance Area fungsional ini mencakup fungsi bisnis akuntansi keuangan, alokasi biaya dan pengontrolan, perencanaan dan pendanaan, serta manajemen arus kas.

4 11 4. Human Resource Area fungsional ini mencakup fungsi bisnis perekrutan dan penerimaan karyawan, pelatihan karyawan, penggajian dan keuntungan Pengertian Proses Bisnis Menurut Brady, Monk dan Wagner (2001, p3), proses bisnis adalah kumpulan aktivitas yang menggunakan satu atau berbagai jenis input dan menciptakan suatu output yang mempunyai nilai bagi pelanggan. Inputs Process Outputs Gambar 2.1 Proses Bisnis Secara Umum Perbedaan fungsi bisnis dengan proses bisnis : - Fungsi bisnis merupakan kegiatan masing-masing divisi dalam perusahaan yang bertugas sesuai dengan fungsinya. Contoh: customer service bertugas untuk melayani pendaftaran pelanggan atau menerima barang yang rusak. - Proses bisnis melibatkan beberapa area fungsional dan berbagai fungsi dengan berbagai area. Manajer bisnis selalu berusaha untuk memandang operasi bisnis dari perspektif kepuasan pelanggan. Berbagi data secara efektif dan efisien antar area fungsional akan membuat proses bisnis lebih efisien. Sistem informasi dapat didesain, sehingga data yang disalurkan akurat dan tepat waktu di antara area fungsional. Bisnis menggunakan berbagai input dalam bentuk material, orang dan peralatan, kemudian mengubah input ini menjadi barang dan jasa untuk

5 12 pelanggan. Informasi sangat dibutuhkan untuk mengatur input dan proses bisnis, sehingga pelanggan menerima barang dan jasa sesuai dengan permintaan Teknik Pengumpulan Data Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiyono, 2008, p193) Interview (wawancara) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau selfreport, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon. Wawancara terbagi 2 jenis, yaitu: a. Wawancara terstruktur

6 13 Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya (Sugiyono, 2008, p194). b. Wawancara tidak terstruktur Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2008, p197) Kuesioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar dalam wilayah luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung, atau dikirim melalui pos, atau internet (Sugiyono, 2008, p199)

7 Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau dalam wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan narasumber secara langsung, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2008, p203). Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation (Sugiyono, 2008, p203). a. Observasi Berperan Serta (Participant Observation) Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2008, p203). b. Observasi Non-Partisipan Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi non-partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono, 2008, p204).

8 15 Dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur (Sugiyono, 2008, p203). a. Observasi Terstruktur Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, di mana tempatnya. Jadi, observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Pedoman wawancara terstruktur atau angket tertutup dapat juga digunakan sebagi pedoman untuk melakukan observasi (Sugiyono, 2008, p204). b. Observasi Tidak Terstruktur Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan (Sugiyono, 2008, p205) Skala Pengukuran Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,

9 sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2008, pp ). 16 Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyususn item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa berupa kata-kata antara lain: (Sugiyono, 2008, p133) a. Sangat Setuju a. Selalu b. Setuju b. Sering c. Ragu-ragu c. Kadang-kadang d. Tidak setuju d.tidak pernah e. Sangat tidak setuju a. Sangat positif a. Sangat baik b. Positif b. Baik c. Negatif c. Tidak baik d. Sangat negatif d. Sangat tidak baik

10 Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya: Setuju/ selalu/ sangat positif diberi skor 5 2. Setuju/ sering/ positif diberi skor 4 3. Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral diberi skor 3 4. Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negatif diberi skor 2 5. Sangat tidak setuju/ sangat negatif diberi skor 1 Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist atau pilihan ganda. (Sugiyono, 2008, p133) Sampel Menurut Sugiyono (2008, p116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi Teknik Sampling Menurut Sugiyono (2008, pp ), teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik

11 18 sampling yang akan digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (Sugiyono, 2008, pp ) : 1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Probability sampling meliputi simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, dan area random sampling/cluster sampling. Simple random sampling Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Proportionate stratified random sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Disproportionate stratified random Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata, tetapi kurang proporsional. Area random sampling/ cluster sampling Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.

12 19 2. Non-probability Sampling Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur/anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Non-probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling insidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling. Sampling sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Sampling kuota Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sampling insidental Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

13 20 Purposive sampling Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampelnya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Sampling jenuh Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Snowball sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam penentuan sampel, nula-mula dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.

14 Microsoft Dynamics Navision Menurut ( Microsoft Dynamics Navision merupakan sebuah produk ERP (Enterprise Resources Planning) yang dikembangkan oleh Microsoft. Produk ini merupakan bagian dari paket Microsoft Dynamics dan bertujuan untuk membantu bagian keuangan, produksi, manajemen hubungan pelanggan, analisis dan perdagangan elektronik bagi perusahaan level kecil dan menengah. Produk itu sendiri telah melewati beberapa perubahan nama yang aslinya perusahaan Navision atau Microsoft telah mencoba untuk memutuskan bagaimana seharusnya dipasarkan. Mulai dari nama "Navision Financials", "Navision Attain", "Microsoft Business Solutions Navision Edition", dan pada tahun 2007 telah ditetapkan penggunaan nama "Microsoft Dynamics Navision". Pada bulan Desember 2008, Microsoft merilis Dynamics Navision 2009, dengan peranan baru berbasis GUI. Microsoft awalnya merencanakan untuk mengembangkan sistem ERP yang sama sekali baru (Proyek hijau), tetapi telah memutuskan untuk melanjutkan pengembangan semua sistem ERP (Dynamics AX, Dynamics NAV, Dynamics GP dan Dynamics SL). Keseluruhan empat sistem ERP akan diluncurkan dengan user interface berbasis aturan baru yang sama, pelaporan dan analisis berbasis SQL, portal berbasis SharePoint, mobile client berbasis Pocket PC dan integrasi dengan Microsoft Office. Berikut adalah beberapa keunggulan yang dimiliki Microsoft Dynamics Navision : Simple, smart, and innovative

15 22 Sejak 1984, Microsoft Dynamics Navision telah dibentuk khusus bagi perusahaan kecil menengah yang membutuhkan solusi ERP yang cepat diimplementasikan, mudah di konfigurasi, dan sederhana untuk digunakan. One complete ERP solution Mengumpulkan seluruh fungsi bisnis menjadi satu system yang terintegrasi. Dengan tampilan yang menyerupai Microsoft Windows Vista dan Microsoft Office, mudah untuk dipelajari. Dengan semua bagian yang terintegrasi, memudahkan akses ke database, sehingga seluruh karyawan dapat bekerja lebih cepat dan efektif. Greater simplicity for greater productivity Adanya Role Center memudahkan para pengguna untuk melihat prioritas kerja dan akses informasi dan tugas yang mereka butuhkan sesuai bidang mereka secara lebih spesifik. Making smart decisions Memungkinkan setiap individu di dalam perusahaan untuk mengubah informasi yang ada menjadi keputusan yang tepat. Dengan akses secara real time, dan analisis secara luas, dan alat pembuatan laporan seperti grafis, OLAP, dan web based delivery options, memungkinkan keputusan yang lebih pasti untuk menunjang bisnis perusahaan. Fast to implement, easy to configure, and simple to use Perubahan keperluan bisnis tanpa perlu mengganggu kegiatan operasi atau budget TI yang ada, hal inilah yang disediakan Microsoft Dynamics

16 23 Navision dalam mengatur fleksibilitas terhadap kebutuhan system dengan kebutuhan bisnis yang terus berubah dan tumbuh. Fitur keamanan memungkinkan sistem mengendalikan siapa yang boleh mengakses sistem, dan arsitektur yang terbuka memungkinkan sistem dapat diubah ke depannya apabila ada kebutuhan khusus. Detail mengenai ringkasan data yang dapat dilakukan di Microsoft Dynamics Navision mencakup : Tabel 2.1 Ringkasan Data Microsoft Dynamics Navision FITUR KUNCI DESKRIPSI CAKUPAN APLIKASI - Upgrade bagian akuntansi yang fleksibel - Fungsi navigasi untuk menentukan semua entri yang berkaitan di- posting yang sama. - Pelacakan transaksi - Keamanan dan peran bisnis BUKU BESAR - Buku besar, piutang, dan hutang terintegrasi secara penuh dengan aplikasi area dari Microsoft Navision. - Mudah untuk mengatur kode akunransi. - Template jurnal umum - Biaya - Peran bisnis - Penjadwalan akun- pelaporan internal. - Konsolidasi - Pajak penjualan - Pandangan analisis - Penggantian log FITUR KUNCI DESKRIPSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN - Pemasukan dasar - Faktur Penjualan - Diskon faktur penjualan - Manajemen pemesanan penjualan - Alternatif pengapalan

17 24 - Agen pengiriman - Manajemen pemesanan, pengembalian, penjualan - Kalendar - Penetapan diskon lini penjualan - Penetapan harga lini penjualan PENGATURAN KAS - Manajemen akun bank - Penulisan cek - Rekonsiliasi bank - Pembayaran elektronik MANAJEMEN - Manajemen kontak HUBUNGAN PEMBELIAN DAN HUTANG - Klasifikasi kontak - Integrasi Outlook - Hutang dasar - Faktur pembelian - Manajemen pemesanan pembelian - Diskon faktur pembelian - Alternatif alamat pemesanan - Manajemen pengembalian pembelian barang - Penetapan diskon lini pembelian - Penetapan harga lini pembelian INVENTORI - Multi lokasi - Stock Keeping Units - Alternatif produsen - Tagihan Material - Lokasi pertukaran - Pelacakan barang - Pengenaan barang - Penggantian barang - Referensi cross item - Barang tanpa stok - Siklus penghitungan - Bin - Warehouse receipt - Warehouse shipping DIMENSI - Dimensi yang fleksibel - Hirarki dimensi - Aturan dimensi FITUR KUNCI DESKRIPSI - Biaya oleh dimensi - Dimensi input - Dimensi semua akun buku besar - Pandangan analisis - Pelaporan dimensi VARIASI MATA UANG - Perdagangan dengan menggunakan

18 25 berbagai mata uang - Manajemen mata uang yang fleksibel - Kurs pertukaran - Laporan tambahan mata uang - Alat konversi euro ASET TETAP - Definisi fleksibel dan pengelompokan aset - Jumlah yang tidak terbatas untuk depreciation books - Pelatihan untuk standar atau penyesuaian metode depresiasi - Statistik untuk setiap buku - Informasi maintenance - Informasi asuransi - Alokasi untuk periode depresiasi - Klasifikasi ulang untuk aset tetap - Pemisahan dan pembagian penyustan dari aset tetap - Laporan dan fasilitas laporan dari aset tetap. - Maintenance VARIASI LOKASI DAN PUSAT TANGGUNG JAWAB DISKON LINI PENJUALAN FITUR KUNCI - Menangani inventori lebih dari satu lokasi dari satu database - Memperoleh gambaran lengkap bisnis secara real-time - Membuat pusat laba rugi - Menentukan harga penjualan yang spesifik dan lini diskon untuk pelanggan individu - Mengatur harga jual umum dna lini diskon untuk kelompok pelanggan atau semua pelanggan yang ada. - Menetapkan harga untuk item yang spesifik dan/atau sebuah grup item - Harga jual dasar dan diskon lini jual berdasarkan nilai moneter atau persentase diskon - Mengatur harga jual dan diskon DESKRIPSI - penjualan berdasarkan validitas periode tertentu - Menetapkan harga jual dan diskon lini jual untuk satu kejadian atau persetujuan tertentu. - Melacak bagaimana penghitungan harga jual dan diskon penjualan

19 26 SUMBER DAYA - Sumber daya dasar - Manajemen kapasitas - Macam-macam biaya PEKERJAAN - Pekerjaan dasar - Manajemen kapasitas - Macam-macam biaya MANUFAKTUR - Pemesanan produksi - Produksi tagihan material SUMBER DAYA MANUSIA / PENGGAJIAN - Sumber daya manusia dan penggajian untuk lebih dari 5000 karyawan - Deposit langsung - Laporan penggajian 2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas IT Balanced Scorecard Menurut Smith (2007, p166), Balanced Scorecard adalah suatu peralatan manajemen yang menyediakan unit pengukuran yang komprehensif bagi eksekutif senior untuk menilai bagaimana organisasi berkembang dan maju serta mencapai tujuan strategis. Balanced Scorecard (BSC) menyediakan instrumen yang diperlukan bagi manajer untuk mengarahkan keberhasilan kompetitif di masa depan (Kaplan dan Norton, 1996, p2). Sekarang ini, organisasi sedang bersaing dalam lingkungan yang begitu kompleks sehingga pengertian yang akurat mengenai tujuan mereka dan metode untuk mencapai tujuan menjadi suatu hal yang sangat penting. BSC memperjelas misi dan strategi suatu organisasi ke dalam suatu kumpulan ukuran kinerja yang komprehensif yang menyediakan framework untuk pengukuran strategi dan sistem manajemen. BSC mengukur kinerja organisasi melalui 4 perspektif yang seimbang, yaitu: finansial, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan

20 27 pertumbuhan. BSC memungkinkan perusahaan untuk melihat hasil keuangan dengan pemantauan kemajuan secara simultan dalam kemampuan dan mendapatkan keuntungan yang tak dapat diukur di masa mendatang. Balanced Scorecard bisa diaplikasikan ke dalam fungsi TI dan prosesnya. Van Grembergen dan Van Bruggen telah mengembangkan IT Balanced Scorecard lebih lanjut pada tahun 1997, dan Van Grembergen dan Timmerman pada tahun (Grembergen, 2000). TRADITIONAL BSC Financial Customer Internal Business Process Learning and Growth IT BSC Corporate Contribution Customer (User) Orientation Operational Excellence Future Orientation Gambar 2.2 Perubahan Traditional BSC ke IT BSC Pendekatan IT Balanced Scorecard dapat digunakan untuk : Mengevaluasi implementasi software ERP. Mengevaluasi kelangsungan operasi dari instalasi ERP. (Keyes, 2005, p104) Empat perspektif IT Balanced Scorecard : User Orientation Perspective, menjelaskan tentang evaluasi pengguna teknologi informasi dan bagaimana pengguna memandang departemen TI.

21 Misi : Menjadi pilihan sebagai penyedia sistem informasi atau menyediakan produk dan layanan yang bernilai tambah kepada pengguna akhir. Strategi : - Menjadi pilihan sebagai penyedia aplikasi. - Menjadi pilihan sebagai penyedia operasional. - Membangun hubungan baik dengan komunitas pengguna. - Memuaskan kebutuhan pengguna. - Menggali peluang-peluang TI. Tabel 2.2 Ukuran/ Parameter Perspektif Orientasi Pengguna Ukuran/Parameter 1. Preferred IT supplier % aplikasi yang diatur TI % aplikasi yang disediakan TI % aplikasi in-house 2. Partnership with user Indeks keterlibatan pengguna dalam pembuatan aplikasi strategis baru. Indeks keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru. Frekuensi rapat Komite Pengendali TI 3. User satisfaction Indeks user friendliness of applications Indeks kepuasan pengguna. Indeks ketersediaan aplikasi dan sistem Indeks fungsionalitas aplikasi. % pengembangan aplikasi dan operasi di dalam Service Level Agreement (SLA). 28 Operational Excellence Perspective, menjelaskan proses pemakaian teknologi informasi untuk mengembangkan dan menyampaikan aplikasi, seberapa efektif dan efisien proses teknologi informasi.

22 29 Misi : Menyediakan aplikasi dan layanan TI yang efektif dan efisien. Strategi : - Pengembangan yang efektif dan efisien - Operasi yang efektif dan efisien Tabel 2.3 Ukuran/ Parameter Perspektif Keunggulan Operasional Ukuran/Parameter 1. Efisiensi pengembangan piranti lunak % perubahan dan penyesuaian yang dilakukan sepanjang tahap pengembangan. Jumlah kerusakan per poin fungsi pada tahun pertama produksi Jumlah poin fungsi per orang per bulan Rata-rata jumlah hari keterlambatan dalam menyediakan software. Rata-rata peningkatan budget yang tidak diharapkan. % proyek dijalankan di dalam SLA. % kode yang digunakan ulang. % aktivitas pemeliharaan. Penumpukan kerja yang terlihat dan yang tidak terlihat. 2. Efisiensi operasi % tidak tersedianya mainframe. % tidak tersedianya jaringan. Waktu respon per kategori pengguna. % pekerjaan yang terselesaikan pada waktu yang ditetapkan. % of reruns. Waktu rata-rata antara kegagalan sistem. Rasio biaya operasional. 3. Kemahiran PC dan PC software Rata-rata waktu untuk penyediaan. 4. Manajemen masalah Rata-rata waktu jawaban help desk. % pertanyaan terjawab dalam waktu yang ditetapkan. % solusi dalam SLA. 5. Pendidikan pengguna % pengguna yang telah mendapakan pendidikan (per teknologi/aplikasi) Ukuran/Parameter Kualitas indeks pendidikan. 6. Pengaturan staf TI Jumlah waktu orang yang dapat ditugaskan secara internal atau eksternal. % waktu orang yang ditugaskan pada proyek.

23 30 Indeks kepuasan staf TI 7. Penggunaan software komunikasi % staf TI yang dapat mengakses fasilitas groupware (internet atau intranet). % staf TI yang menggunakan fasilitas groupware secara efektif. Future Orientation Perspective, menjelaskan sumber daya manusia dan teknologi yang dibutuhkan oleh TI untuk menyampaikan layanannya, serta seberapa baik posisi TI di kebutuhan mendatang. Misi : Mengadakan peningkatan atau perbaikan secara berkala dan menyiapkan diri untuk tantangan masa depan. Strategi : - Pelatihan dan pendidikan bagi staf TI - Keahlian staf TI - Penelitian dalam munculnya teknologi - Usia portofolio aplikasi Tabel 2.4 Ukuran/ Parameter Perspektif Orientasi Masa Depan Ukuran/Parameter 1. Pendidikan tetap karyawan. Jumlah hari pendidikan/pelatihan per orang Budget pendidikan sebagai suatu persentase total IT budget. 2. Keahlian staf TI Jumlah tahun keahlian TI per anggota staf Piramida usia staf TI. 3. Usia portofolio aplikasi. Jumlah aplikasi per kategori usia. Jumlah aplikasi kurang dari 5 tahun. 4. Penelitian dalam teknologi baru. % budget yang dikeluarkan untuk penelitian TI Business Contribution Perspective, menjelaskan tentang perolehan nilai bisnis dari investasi teknologi informasi.

24 31 Misi : Memperoleh kontribusi bisnis yang real dan masuk akal dari investasi TI. Strategi : - Kontrol beban-beban dan biaya-biaya TI - Nilai bisnis proyek TI - Menyediakan kemampuan bisnis baru Tabel 2.5 Ukuran/ Parameter Perspektif Kontribusi Perusahaan Ukuran/Parameter 1. Kontrol biaya-biaya TI Persentase di atas atau di dalam budget. Alokasi budget items yang berbeda. IT budget sebagai suatu persentase turnover. Biaya TI per anggota staf. 2. Menjual pada pihak ketiga Keuntungan finansial yang berasal dari penjualan produk dan layanan. 3. Nilai bisnis proyek TI yang baru Evaluasi financial berdasarkan ROI, NPV, IRR, PB. Evaluasi bisnis berdasarkan information economics. 4. Nilai bisnis fungsi TI Persentase kapasitas pengembangan yang digunakan pada proyek strategis. Hubungan antara pengembangan baru/investasi infrastruktur/investasi penggantian atau penempatan ulang. Sangat penting untuk mengembangkan sebuah hubungan sebab akibat di dalam IT Balanced Scorecard yang menjelaskan pengukuran hasil dan performance drivers. IT Balanced Scorecard yang baik membutuhkan perpaduan yang baik dari dua tipe pengukuran. Pengukuran hasil seperti produktivitas programmer tidak memperhatikan bagaimana cara hasil tersebut dicapai. Dan performance drivers tanpa pengukuran hasil dapat menyebabkan investasi yang besar, namun tanpa sebuah pengukuran apakah

25 32 strategi ini efektif. Hubungan sebab akibat ini perlu didefinisikan ke dalam seluruh scorecard (Gambar 2.3): pelatihan staff IT yang semakin baik (perspektif orientasi masa depan) akan mendukung (performance driver) terhadap pengembangan sistem dengan kualitas yang lebih baik (perspektif penyempurnaan operasional) yang akan menyebabkan kepuasan user meningkat (perspektif orientasi pengguna) yang pada akhirnya akan berdampak pada nilai bisnis dari IT yang meningkat (perspektif kontribusi perusahaan). PERSPEKTIF KONTRIBUSI PERUSAHAAN PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA PERSPEKTIF KEUNGGULAN OPERASIONAL PERSPEKTIF ORIENTASI MASA DEPAN Gambar 2.3 Diagram Sebab Akibat

26 33 JIKA Keahlian staf TI meningkat (perspektif orientasi masa depan) MAKA Hal ini akan menghasilkan pengembangan sistem dengan kualitas yang lebih baik (penyempurnaan operasional) MAKA Hal ini akan menyebabkan kepuasan user yang meningkat (perspektif orientasi pengguna) MAKA Hal ini akan menambah dukungan terhadap proses bisnis (perspektif kontribusi perusahaan) Gambar 2.4 Hubungan Sebab Akibat

27 Kerangka Pembuatan IT Balanced Scorecard Penyelarasan V isi Perusahaan V isi D ivisi T I M isi Perusahaan M isi D ivisi T I Strategi Perusahaan Strategi Divisi TI Strategi Divisi TI Perspektif IT BSC D iagram H ubungan Sebab A kibat Perspektif O rientasi Pengguna Ukuran dan Tujuan Strategis Perspektif K eunggulan O perasional Perspektif O rien tasi M asa Depan Perspektif K ontribusi Perusahaan Pem rosesan Data Perform ansi Tujuan Sekarang Pencapaian Gambar 2.5 Kerangka Pembuatan IT Balanced Scorecard

28 Microsoft Dynamics Navision 4.0 Menurut( ble_sided_fact_sheet.pdf), Microsoft Dynamics Navision 4.0 membawa fungsionalitas yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Solusi untuk membangun kekuatan bisnis Microsoft Dynamic Navision 4.0 memiliki arsitektur terbuka yang memperbolehkan partner Microsoft yang telah memiliki sertifikat untuk menggunakan standar teknologi platform menjadi sebuah solusi bagi klien dalam menjalankan bisnisnya. Selain itu, para partner mampu menyesuaikan sistem Navision 4.0 yang dapat mengikuti proses bisnis perusahaan lebih spesifik. Membawa kecepatan dan biaya secara efektif Partner yang berpengalaman akan bekerja sesuai dengan jenis bisnisnya dan akan menggunakan metodologi serta alat yang telah terbukti dapat membantu pemetaan proses bisnisnya sesuai modul yang diperlukan demi keuntungan kompetitif perusahaannya. Dari informasi yang diperoleh akan didesain solusi yang mampu mempertemukan keperluan yang diinginkan. Sebelum implementasi dimulai, akan dibahas ruang lingkup proyek, biaya, jangka waktu, dan semuanya terdokumentasi.

29 36 Implementasi berjalan cepat dan efisien, semuanya merupakan solusi yang terintegrasi, informasi akan selalu akurat dan tidak perlu untuk membuang waktu lebih lama dalam menggunakan sistem tersebut A Reliable Platform for Growth Sistem yang terbuka, namun aman. Microsoft Dynamics Navision 4.0 merupakan bagian dari pengembangan yang berbasis objek dan sumber kode yang mudah sehingga dapat langsung dikustomisasi, dipelihara, dan langsung dihubungkan ke sistem lainnya. Gambar 2.6 Navigation of Microsoft Dynamics Navision 4.0

30 Database yang dapat diandalkan Baik menggunakan Microsoft SQL Server atau Database Server untuk Microsoft Dynamics Navision 4.0, semuanya dapat diandalkan untuk penyimpanan data. Sistem keamanan yang ada tidak hanya mengendalikan siapa yang mengakses apa, tetapi juga memastikan tidak terjadinya inkonsistensi. Bahkan jika mesinnya kehilangan tenaga di tengah proses posting, transaksi tetap dicatat tanpa masalah Mudah untuk dipelajari Penampilan yang familiar seperti Microsoft Outlook membuat para karyawan baru dan pengguna baru lebih mudah mempelajari. Contohnya, di dalam jurnal umum, layar akan selalu menampilkan sama pada saat menampilkan neraca, membuat akun baru, atau saat memposting ke jurnal dari akun yang telah ada. Dan untuk navigasi pun sangat familiar seperi standar Microsoft Windows Akses informasi dalam banyak pilihan bahasa. Menawarkan kepada pelanggan dan vendor dengan pelayanan yang lebih baik dengan memberikan mereka deskripsi inventori, laporan yang dicetak, dan faktur dalam bahasa mereka sendiri yang sesuai dengan budayanya.

31 Kriteria pelaporan yang tidak terbatas. Laporan dan analisa berdasarkan jumlah kriteria yang tidak terbatas. Contohnya, saat kita membuat dimensi salesperson dan semua atribut yang terkait dengan dimensi tersebut. Laporan dapat dibuat dan analisa penjualan dapat ditampilkan dari wilayah, divisi, tanggal, dan kriteria lainnya menggunakan Microsoft Dynamics Navision 4.0 atau menggunakan ekspor ke fitur Microsoft Excel Membuat budget yang lengkap dan akurat dengan minimal perselisihan Membuat dan menjaga budget dan sub-budget dengan bentuk form matriks yang dapat dipahami dengan mudah. Menghemat waktu dan menjaga keakuratan dengan menyalin budget dari satu periode atau unit menggunakan faktor yang disesuaikan, baik aktual atau dengan isi budget. Dapat juga mendistribusikan budget secara silang di dalam organisasi menggunakan format Microsoft Excel dan impor dari versi yang disesuaikan langsung ke dalam Microsoft Dynamic Navision Analisa Bisnis Mengubah data menjadi informasi bisnis yang penting secara cepat dan sederhana. Analisa bisnis menyediakan alat

32 39 analisa yang mudah digunakan untuk pengendalian yang lebih baik atas keseluruhan bisnis. Menggunakan OLAP (Online Analytical Processing) dari Microsoft SQL Server 2000, semua data diubah menjadi satuan informasi yang disebut cube. Menggunakan tampilan Microsoft Outlooks, analisa bisnis ini menampilkan informasi ke dalam desktop dimana mudah digunakan sebagai alat analisis. Gambar 2.7 Business Analytics for Microsoft Dynamics Navision Modul Purchase and Payables Pada modul ini terdapat lima hal penting yang terkandung di dalamnya, yaitu perihal: - Vendor - Purchases Transaction

33 40 - Integration for Balance Sheet Account - Integration for Profit and Loss Account - Revaluation of item by item charges (optional) Modul Inventory Management Pada modul ini terdapat lima hal penting yang terkandung di dalamnya, yaitu perihal: - Item - Location Transfer Management - Integration for Balance Sheet Account (Inventory Account) - Integration for Profit and Loss Account (Inventory Adjustment Account) - Using Item Journals and Revaluation Journal (Optional) Modul Sales and Receivables Pada modul ini terdapat lima hal penting yang terkandung di dalamnya, yaitu perihal: - Customer - Sales Transaction and Documents - Pricing Policy - Integration for Balance Sheet Account (AR account) - Integration for Profit and Loss Account (Sales & COGS Account) - Using item charges to increase AR (optional)

34 Biaya Pengertian Biaya Menurut Remenyi (2001, p5), biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumber daya yang dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaan, jasa, tenaga kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya Jenis Biaya Biaya terbagi menjadi dua, yaitu: a) Biaya eksplisit Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. b) Biaya implisit Biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya kesempatan dan penyusutan barang modal Kategori Biaya Menurut Hughes dan Cotterell (2006, p41), ada 3 kategori biaya, yaitu: a) Biaya pengembangan

35 42 Meliputi gaji dan biaya pekerjaan lainnya dari pegawai yang terlibat dalam pengembangan proyek dan semua biaya berhubungan dengannya. b) Biaya penyusunan Meliputi biaya peletakan sistem dalam tempat. Ini secara garis besar terdiri dari biaya perangkat keras baru dan peralatan tambahan, tetapi juga akan meliputi biaya konversi file, perekrutan, dan pelatihan pegawai. c) Biaya operasional Terdiri dari biaya pengoperasian sistem sekali diinstal Manfaat Pengertian Manfaat Menurut Remenyi (2000, p40), manfaat teknologi informasi adalah keuntungan atau kebaikan, sesuatu yang dihasilkan dengan bantuan komputer dan komunikasi yang mana perusahaan akan siap untuk membayar atas penggunaannya Kategori Manfaat Menurut Remenyi (2000, p41), ada 3 kategori manfaat, yaitu: a) Tangible IT benefit Tangible IT benefit adalah manfaat yang secara langsung mempengaruhi keuntungan perusahaan.

36 43 b) Intangible IT benefit Intangible IT benefit adalah manfaat yang dilihat memiliki efek positif pada bisnis perusahaan, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi keuntungan perusahaan. c) Quantifiable or unquantifiable tangible IT benefit Quantifiable tangible IT benefit adalah manfaat yang secara langsung mempengaruhi keuntungan perusahaan dan efeknya secara obyektif mungkin diukur. Sebagai contoh, pengurangan biaya atau aset atau peningkatan dalam penghasilan. Unquantifiable tangible IT benefit dapat juga dilihat secara langsung mempengaruhi keuntungan perusahaan, tetapi tepat memperluas yang tidak dapat secara langsung diukur. Contoh: kemampuan untuk memperoleh informasi lebih baik melalui penggunaan teknologi informasi, meningkatkan profil resiko perusahaan dan meningkatkan keamanan perusahaan Analisa Cost-Benefit Menurut Remenyi (2000, p80), analisa Cost-Benefit adalah proses membandingkan berbagai biaya perolehan dan pengimplementasian sistem informasi dengan keuntungan yang mana organisasi peroleh dari penggunaan sistem. Secara umum, analisa cost-benefit, seharusnya ditunjukkan pada dasar pembiayaan marginal. Ini berarti bahwa hanya biaya tambahan yang terjadi

37 44 oleh system baru seharusnya dilibatkan. Demikian juga, hanya biaya marginal, seperti keuntungan baru atau tambahan, seharusnya dibandingkan dengan biaya. Standar pengevaluasian keuntungan ekonomi beberapa proyek adalah dengan melaksanakan cost-benefit analysis, yang terdiri dari 2 tahap, (Hughes dan Cotterell, 2006, p40), yaitu: a) Mengidentifikasikan dan memperkirakan semua biaya dan keuntungan pelaksanaan proyek. Melibatkan biaya pengembangan sistem, biaya pengoperasian, dan keuntungan yang diharapkan untuk bertambah dari pengoperasian sistem, dimana sistem yang diusulkan adalah penggantian satu yang tersedia. Perkiraan ini seharusnya menggambarkan biaya dan keuntungan karena sistem baru. Sistem pemrosesan pesanan penjualan, sebagai contoh, tidak menyatakan keuntungan organisasi oleh total nilai penjualan, hanya oleh peningkatan karena penggunaan sistem baru. b) Mengekspresikan biaya ini dan keuntungan dalam satuan umum. Harus mengevaluasi keuntungan bersih, yang merupakan perbedaan di antara keuntungan total dan biaya total. Untuk melakukan ini, setiap biaya dan setiap keuntungan harus diekspresikan dalam istilah keuangan.

38 Teknik evaluasi cost-benefit yang digunakan, yaitu: (Hughes dan Cotterell, 2006, p44) Payback Period Menurut Djakman (2001, p308), payback period adalah waktu yang diambil untuk membagi rata atau membayar kembali investasi awal. Periode pembayaran kembali adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. Secara normal, proyek dengan payback period terpendek akan dipilih pada organisasi yang ingin meminimalkan waktu proyek dalam hutang. Oleh karena kriteria ini, mengukur kecepatan proyek dalam mengembalikan biaya investasi awal, maka perlu menghitung arus kas yang dihasilkan dan bukan besarnya keuntungan akuntansi. Kriteria dalam menerima atau menolak, melibatkan apakah periode pembayaran kembali dari proyek kurang dari atau sama dengan periode pembayaran maksimum yang diinginkan perusahaan. Menurut( Bisnis_2_Final_normal_bab%208.pdf), metode payback period merupakan metode penilaian investasi yang sangat sederhana perhitungannya, sehingga banyak digunakan oleh perusahaan, tetapi di lain pihak metode ini mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu: Tidak memperhatikan nilai waktu uang.

39 Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback method suatu rencana investasi tercapai. 46 Mengabaikan nilai sisa investasi. Meskipun metode payback period memiliki beberapa kelemahan, namun metode ini masih terus digunakan secara intensif dalam membuat keputusan investasi. Akan tetapi metode ini tidak digunakan sebagai alat utama, melainkan hanya sebagai indikator dari likuiditas dan resiko investasi. Keunggulan metode Payback Period, yaitu: Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana. Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi. Sebagai alat pertimbangan resiko karena makin pendek payback makin rendah resiko kerugian. Menurut ( payback period adalah suatu metode yang menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu investasi akan bisa kembali. Payback Period menunjukkan perbandingan antara initial investment dengan aliran kas tahunan. Apabila periode payback kurang dari suatu periode yang telah ditentukan, maka akan diterima. Apabila tidak, proyek tersebut ditolak. Kelemahan utama dari metode payback ini adalah tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah periode payback, sedangkan dengan NPV masih diperhatikannya aliran

40 kas masuk sampai selesainya waktu periode proyek. Metode payback ini banyak digunakan untuk melengkapi periode lain. 47 Menurut Hendro (2006, p389), rumus mencari Payback Period, yaitu: Payback Period = di mana: Initial investment cost = investasi awal Annual proceed = aliran kas masuk bersih setiap tahun Fit/Gap Analysis Menurut( -Fit-GapAnalysis.pdf), fit/gap adalah sebuah pembelajaran untuk mengidentifikasi apakah fungsionalitas sistem menyesuaikan kebutuhan pengguna, dan jika beberapa gap diidentifikasi, mereka dicatat dalam format yang ditentukan. Laporan fit/gap yang dihasilkan secara khusus menggambarkan perbedaan. Proses fit/ gap mengevaluasi kebutuhan pengguna untuk proyek dan mengidentifikasi beberapa gap dalam fungsionalitas sekarang lawan menggunakan fungsionalitas penuh yang disediakan modulmodul perangkat lunak. Alternatives akan disediakan ketika gap dalam fungsionalitas ditemukan. Beberapa gap akan disetujui dengan perubahan pada proses bisnis, custom report atau customization perangkat lunak. Fit/ gap analysis secara khusus akan meninjau: Setiap proses bisnis area fungsional. Semua elemen data kunci yang butuh untuk diubah atau diciptakan.

41 48 Metode untuk menggunakan elemen data pasti. Tujuan fit/gap analysis, yaitu untuk: Memastikan bahwa perangkat lunak memenuhi kebutuhan semua proses bisnis sekarang. Melayakkan perubahan dalam prosedur pasti. Mengidentifikasi tampilan penting untuk menangkap. Mengidentifikasi permasalahan keperluan perubahan kebijakan. 1. Ranking Requirement Requirement harus diidentifikasi ke dalam tingkat prioritas mereka. Ini mengijinkan tim proyek dan sponsor tim untuk memastikan semua protes bisnis kritis yang diakomodasi selama implementasi sistem baru. Mengijinkan tim proyek untuk berfokus pada area itu yang sangat penting untuk organisasi dan juga penting ketika fungsionalitas baru dapat menambah nilai ke bisnis sekarang untuk meningkatkan proses bisnis, merealisasikan efisiensi, atau meningkatkan pelaporan. Ranking setiap kebutuhan biasanya disediakan menggunakan dokumen kebutuhan proyek. Berikut mengidentifikasi kode-kode yang digunakan dalam kolom rank laporan analisis fit/gap: H High / Kebutuhan Penting, yaitu kebutuhan yang kritis, penting untuk operasi dan tanpa mereka organisasi tidak dapat berfungsi; mereka juga meliputi kebutuhan pelaporan eksternal dan internal.

42 49 M Medium / Kebutuhan Penambah Nilai, yaitu kebutuhan yang jika dipenuhi, akan meningkatkan proses bisnis secara siginifikan, kebutuhan ini biasanya kurang kritis untuk bisnis organisasi, tetapi jika dipenuhi akan memberikan keuntungan biaya signifikan pada organisasi. L Low / Kebutuhan yang diinginkan, adalah kebutuhan yang baik untuk dimiliki dan hanya akan menambah nilai kecil ke proses bisnis dan mungkin dipertemukan melalui workaround atau perubahan proses bisnis. 2. Tingkat Kesesuaian Tahap selanjutnya tahap analisis adalah menentukan tingkat kesesuaian di antara kebutuhan pengguna dan perangkat lunak. Berikut ini akan diuraikan kode-kode yang digunakan dalam menentukan tingkat kesesuaian untuk analisis fit/gap: F Fit - artinya kebutuhan secara penuh dipenuhi oleh perangkat lunak. G Gap - artinya perangkat lunak tidak memenuhi semua kebutuhan ini. Comment disediakan dan alternatif disarankan diidentifikasi dan rekomendasi dibuat; mungkin menghasilkan rekomendasi untuk kustomisasi pada perangkat lunak. P - Partial fit - artinya perangkat lunak memiliki fungsionalitas yang memuaskan kebutuhan. Workaround, custom report atau customization akan, bagaimanapun juga, diidentifikasi ketika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan.

43 50 3. Gap Resolution Ketika gap diidentifikasi dalam analisis ini, maka akan menyediakan alternatif dan solusi yang direkomendasikan untuk memecahkan gap. Ada beberapa cara untuk memecahkan gap, seperti mengubah proses bisnis, merancang work-around, mengkustomisasi perangkat lunak, atau interfacing dengan sistem yang lama. Titik kunci untuk mengerti adalah kustomisasi ke fungsionalitas perangkat lunak yang dihasilkan akan meningkatkan biaya implementasi proyek seimbang dampak negatif pada kemampuan untuk upgrade ke new release. Hasilnya, tim proyek seharusnya mengambil pendekatan berikut ketika mencari resolusi gap potensial. Berikut adalah penjelasan berbagai pilihan untuk resolusi gap: Package Work-Around - Pertama tim akan mengidentifikasi cara alternatif pencapaian kebutuhan dalam proses yang dihasilkan. Membuat bisnis menyesuaikan package Jika package work-around tidak mungkin, tim seharusnya merekomendasikan perubahan potensial proses bisnis untuk menyesuaikan proses dan mengeliminasi gap. Customization sebagai usaha terakhir - Seharusnya kustomisasi diperlukan, strategi yang dipilih untuk membangun fungsionalitas eksternal baru perangkat lunak dan menampilkan package daripada kustomisasi package-nya sendiri. Definisi kustomisasi perangkat lunak adalah sebagi berikut: Kustomisasi paket perangkat lunak dipertimbangkan menjadi beberapa perubahan aplikasi yang memerlukan intervensi oleh staf

44 51 pengembangan, atau beberapa perubahan yang dapat berlawanan mempengaruhi kemampuan untuk upgrade ke release perangkat lunak masa depan. Sebagai contoh: Kreasi atau modifikasi menus, records, fields, atau peta proses bisnis. Kreasi atau modifikasi proses perangkat lunak, application engines atau proses bahasa komputer. Kreasi laporan baru atau modifikasi ke laporan yang dihasilkan atau perubahan untuk mengimplementasikan field tingkat keamanan.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan (trading). Tanpa teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan (trading). Tanpa teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang dapat membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang berguna. Pada awalnya, teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap perusahaan untuk menghasilkan data dan informasi dalam jumlah banyak setiap harinya, oleh karena itu

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Bansa Tuasikal 06.11.1012 S1 Ti 10A Daftar Isi : Pendahuluan...1 Pengertian ERP...2 Tujuan dan Peran ERP Dalam Perusahaan...3 Kelebihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layanan jasa profesional atau biasa disebut Professional Services berkemban g menjadi pasar yang menjanjikan pada era sekarang ini. Bidang usaha ini berkembang karena

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM ERP (Enterprise Resource Planning) ERP (Enterprise Resource Planningi) atau sering juga disebut Perencanaan Sumber Daya Perusahaan : Merupakan, sebuah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL EVALUASI DAN REKOMENDASI. pengukuran masing-masing perspektif IT Balanced Scorecard melalui hasil

BAB 4 HASIL EVALUASI DAN REKOMENDASI. pengukuran masing-masing perspektif IT Balanced Scorecard melalui hasil BAB HASIL EVALUASI DAN REKOMENDASI. Evaluasi Perspektif IT Balanced Scorecard Setelah menyusun ukuran dan menetapkan sasaran strategis, maka diadakan pengukuran masing-masing perspektif IT Balanced Scorecard

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI 4.1 Kelayakan Teknis Selama menggunakan web, belum menemukan suatu kendala teknis yang berarti. Semua masalah teknis,

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD Kelas : LMA3 Andy Gracia 1701498540 Junaidy 1701498534

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada era globalisasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Dengan adanya teknologi informasi, maka dapat membantu berbagai kegiatan di semua

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, teknologi dan informasi memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan informasi yang

Lebih terperinci

Perencanaan Sumber Daya

Perencanaan Sumber Daya MODUL PERKULIAHAN Perencanaan Sumber Daya Accounting and Finance in System Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Program Magister Teknik B11536BA Pascasarjana Industri (M-203) 07 Abstract

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis. bergantung pada dukungan dan kemampuan sistem TI.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis. bergantung pada dukungan dan kemampuan sistem TI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis dan industri. Keberhasilan, kemajuan, dan tingkat produktivitas industri disadari sangat

Lebih terperinci

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi OBJEK PEMBELAJARAN Definisi ERP Manfaat Penerapan ERP Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara Modul standart yg terintegrasi dengan ERP Definisi Sistem Informasi Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya 54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT.

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT Catra Nusantara Bersama adalah perusahaan yang bergerak di bidang chemical, didirikan

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Metodologi Penelitian merupakan langkah selanjutnya untuk memecahkan masalah yang ada, dimana penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang menggunakan aplikasi dalam menjalankan operasi bisnisnya. Dimana aplikasi yang digunakan bertujuan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN RENCANA PENERAPAN SOFTWARE ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)

STUDI KELAYAKAN RENCANA PENERAPAN SOFTWARE ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) STUDI KELAYAKAN RENCANA PENERAPAN SOFTWARE ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) Henny Hendarti, Yuliana Lisanti,Yuna Wijaya Binus University Jln. KH. Syahdan No. 9, Kemanggisan Jakarta Barat, 11480 E-mail

Lebih terperinci

2 digudang juga harus tetap terpantau terus menerus. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang dapat memanajemen atau merencanakan keluar masuknya baran

2 digudang juga harus tetap terpantau terus menerus. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang dapat memanajemen atau merencanakan keluar masuknya baran 1 ANALISA FUNGSIONAL UNTUK IMPLEMENTASI ERP MICROSOFT DYNAMICS NAV PADA SISTEM PERAWATAN KOMPUTER Angga Rachman Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 17 September

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 PENGERTIAN ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, memberikan dampak yang sangat signifikan bagi dunia bisnis, dimana semakin banyak perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong terciptanya persaingan yang sengit diantara para pelaku bisnis di setiap bidang. Kemampuan perusahaan dalam merespon perubahan secara cepat

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning MODUL PERKULIAHAN Enterprise Resource Planning Supply Chain Management and Customer Relationship Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Sistem Informasi Sistem Informasi 04 MK18046

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage).

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perusahaan dituntut untuk dapat menghadapi persaingan yang kompleks, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut O Brien (2005, p5), sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya

Lebih terperinci

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE Manajemen & SIM 2 Bisnis Elektronik Hal. 1 SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Definisi Bisnis Elektronik Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing perusahaan. Beberapa produk dari software ERP yang terkenal, di

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing perusahaan. Beberapa produk dari software ERP yang terkenal, di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan yang terjadi dalam dunia bisnis, membuat setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Salah satu aspek yang difokuskan oleh

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis utama: penjualan dan pemasaran, manufaktur dan produksi,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Review Question BAB 1 No.1-17 1. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan perencanaan sumber daya perusahaan yaitu sebuah sistem informasi

Lebih terperinci

SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN Sistem lintas fungsi perusahaan merupakan sistem yang mendukung/berfokus pada penyelesaian berbagai proses bisnis dasa

SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN Sistem lintas fungsi perusahaan merupakan sistem yang mendukung/berfokus pada penyelesaian berbagai proses bisnis dasa SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN DIANA RAHMAWATI SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN Sistem lintas fungsi perusahaan merupakan sistem yang mendukung/berfokus pada penyelesaian berbagai proses bisnis dasar bersama

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL PENDAHULUAN Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang

Lebih terperinci

ALTIUS ERP. Oleh : I Ketut Widhi Adnyana

ALTIUS ERP. Oleh : I Ketut Widhi Adnyana ALTIUS ERP Oleh : I Ketut Widhi Adnyana 57.101.13.008 1 Dukungan Penggunaan ALTIUS Merampingkan manajemen persediaan dan mendapatkan akurasi data yang real-time untuk produk-produk berkualitas tinggi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement)

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Tujuan sistem pengukuran Iktisar Pengukuran Kinerja Asesmen operasional

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Sumber : http://en.wikipedia.org http://yanuar.kutakutik.or.id/ngeweb/erp-masih-validkahditerapkan-di-perusahaan/ www.mikroskil.ac.id/~erwin/erp/00.ppt http://www.army.mil/armybtkc/focus/sa/erp_intro.htm

Lebih terperinci

Irsan Lubis, SE.Ak,BKP

Irsan Lubis, SE.Ak,BKP Irsan Lubis, SE.Ak,BKP 0818 06375490 TUJUAN Menyelesaikan kasus praktik akuntansi dengan menggunakan Accurate Accounting Software MK. Praktik Kerja Akuntansi MK. Praktik Komputer Akuntansi Tahap Pekerjaaan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN IMPLEMENTASI APLIKASI SAP PADA PT.DAYA MITRA SERASI

STRATEGI PENGEMBANGAN IMPLEMENTASI APLIKASI SAP PADA PT.DAYA MITRA SERASI STRATEGI PENGEMBANGAN IMPLEMENTASI APLIKASI SAP PADA PT.DAYA MITRA SERASI SKRIPSI Oleh Atalya Septina Vional (0900815673) Sisca Jayanti (0900823284) Rina (0900829331) Universitas Bina Nusantara Jakarta

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING RUANG LINGKUP MATAKULIAH Materi Pengantar ERP Sistem dan Rekayasa ERP Pemetaan Proses Siklus ERP ERP: Sales, Marketing & CRM ERP: Akuntansi, Keuangan ERP: Produksi, Rantai

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA TUGAS TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI IMPLEMENTASI MODUL FINANSIAL SISTEM ERP PADA PT. IEV PABUARAN KSO NAMA : RESTU TRIANGGA NIM : 41813110107 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PT. GHI. Tolong tebalkan pilihan yang menurut Anda paling benar! PENGUKURAN IT BALANCED SCORECARD PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA

LAMPIRAN 1 KUESIONER PT. GHI. Tolong tebalkan pilihan yang menurut Anda paling benar! PENGUKURAN IT BALANCED SCORECARD PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA L 1 LAMPIRAN 1 KUESIONER PT. GHI Tolong tebalkan pilihan yang menurut Anda paling benar! PENGUKURAN IT BALANCED SCORECARD PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA Parameter: Keterlibatan Pengguna 1. Berapa sering

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) E-BUSSINES Enterprise Resource Planning (ERP) Disusun oleh : Mohammad Nidhom 08.11.2180 S1 TI 6E SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.Sistem Informasi 2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten (2007, p6), sistem informasi adalah suatu pengaturan dari orang, data, proses, dan teknologi informasi yang

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 MKK-3161 E-BisnisE INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 Infrastruktur Dasar E-Bisnis Infrastruktur e-bisnis adalah arsitektur hardware, software, konten dan data yang digunakan untuk memberikan layanan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Oleh: Deni Mahdiana,S.Kom,MM,M.Kom E-BUSINESS GLOBAL : BAGAIMANA BISNIS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI 1 PROSES BISNIS DAN SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. GHI merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi handphone dan kartu perdana, pertama

Lebih terperinci

ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan

ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan Disusun oleh : Ika Risti Purwasih 09.11.2837 09.S1TI.04 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih Project Integration Management Binsar Parulian Nababan 201381156 Sutrisno 201381129 Diphda Antaresada 201581294 Adrian Kosasih 201581301 Kunci Sukses Proyek Keseluruhan: Manajemen Integrasi Proyek yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman teknologi informasi seperti saat ini, hampir seluruh perusahaan didunia tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan akan sistem informasi dan teknologi informasi

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 02- Pemetaan Proses & Siklus ERP PENGELOLAAN PROYEK ERP Lingkungan struktur organisasi dalam implementasi ERP bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena struktur organisasi

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Menurut cophra dan meindl(2007) informasi harus memiliki karakteristik:

Lebih terperinci

ERP ( Enterprise Resource Planning )

ERP ( Enterprise Resource Planning ) ERP ( Enterprise Resource Planning ) Agus Suryanto - 1313080014 Sistem Informasi Intensif AFBII Perbanas Jakarta 2014 agus.antz@gmail.com ABSTRAK Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan salah satu

Lebih terperinci

Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan

Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan Materi Pembelajarann Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan 7.1 Sistem Perusahaan 7.2 Sistem Manajemen Rantai Pasokan 7.3 Sistem Manajemen Hubungan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas Sebagai perusahaan distributor umum yang sedang berkembang, PT Altama Surya Arsa melakukan upaya untuk peningkatan

Lebih terperinci

TRANSACTION PROCESSING

TRANSACTION PROCESSING TRANSACTION PROCESSING Enterprise System : ENTERPRISE SYSTEM Pusat sistem suatu perusahaan yang menjamin informasi dapat disebarkan keseluruh fungsi bisnis dan semua level manajemen untuk mendukung berjalannya

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. competitive advantage dalam persaingan bisnis. Penerapan sistem teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. competitive advantage dalam persaingan bisnis. Penerapan sistem teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi yang muncul dewasa ini mencerminkan semakin bertambahnya pengetahuan dan kecerdasan manusia dari masa ke masa. Seiring dengan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi. PT. Telekomunikasi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Sumber : http://en.wikipedia.org http://yanuar.kutakutik.or.id/ngeweb/erp-masih- validkahditerapkan-di-perusahaan/ www.mikroskil.ac.id/~erwin/erp/00.ppt http://www.komputer-teknologi.net/syarwani/downloads/

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning Modul ke: Enterprise Resource Planning Fakultas FASILKOM PENTINGNYA ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) DAN TEKNOLOGI TERKAIT Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Anita Ratnasari, M.Kom Latar

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 Pengertian ERP adalah aplikasi sistem informasi manajemen terintegrasi untuk bisnis/organisasi yang mencakup multi fungsionalitas seperti penjualan, pembelian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari munculnya persaingan bisnis, perusahaan harus dapat. mereka untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari munculnya persaingan bisnis, perusahaan harus dapat. mereka untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik lagi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan dunia usaha yang berlangsung saat ini di Indonesia berjalan dengan sangat pesat. Sehingga persaingan bisnis menjadi semakin ketat sebagai akibat masuknya

Lebih terperinci

PT. INFODATA SOLUSI CIPTA. Product Info ISC ERP

PT. INFODATA SOLUSI CIPTA. Product Info ISC ERP PT. INFODATA SOLUSI CIPTA Product Info ISC ERP 1 ISC ERP merupakan sebuah produk aplikasi ERP dari PT. Infodata Solusi Cipta. ISC ERP menawarkan kebebasan memilih, integrasi, kinerja tinggi dan kehandalan

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Sistem Informasi Bisnis 1 Outline Materi Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pengertian Sistem Informasi Proses Bisnis Sistem Informasi Bisnis (e-bisnis) Jenis Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era sekarang ini, evaluasi merupakan suatu proses yang penting dalam suatu pengembangan sistem yang ada pada sebuah perusahaan. Pada proses pengembangan sistem

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING DENGAN PENDEKATAN

EVALUASI IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING DENGAN PENDEKATAN EVALUASI IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING DENGAN PENDEKATAN METODE IT BALANCED SCORECARD PADA PT. PINDAD (PERSERO) (Studi Kasus : SAP Modul Material Manajemen Pada Fungsi Pengadaan) Eri Irawan

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 ANALISIS EKONOMI PROYEK IMPLEMENTASI ERP DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR TIDAK LANGSUNG DAN TIDAK BERWUJUD (Studi Kasus: PT. TELKOM Divre V, Financial Service ) Penyusun Tugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, banyak hal yang harus diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis yang mereka kembangkan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning Pendahuluan Aspek perencanaan yang terintegrasi di suatu organisasi/perusahaan, bersifat lintas fungsional yang terdiri atas berbagai fitur. Tujuan integrasi : agar dapat merencanakan

Lebih terperinci

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING Dosen : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Disusun Oleh : Nama : NURUL FARIDA NIM : 09.11.3242 Kelas : S1 TI 10 Jurusan : S1 Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** SAP (System Application and Product in data processing ) Pertemuan 6 PENGENALAN SAP SAP is Systems, Applications, Products in Data processing Founded in 1972 by 5

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis. Defri Kurniawan

Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis. Defri Kurniawan Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis Defri Kurniawan Content: Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pengertian Sistem Informasi Sistem Informasi Bisnis (-e-bisnis) Jenis Sistem Informasi Bisnis Konsep Dasar

Lebih terperinci

Modul ke: CHAPTER 12 ENHANCING DECISION MAKING. Fakultas. Dr. Istianingsih. Ekonomi Dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi.

Modul ke: CHAPTER 12 ENHANCING DECISION MAKING. Fakultas. Dr. Istianingsih. Ekonomi Dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi. Modul ke: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis CHAPTER 12 ENHANCING DECISION MAKING Dr. Istianingsih Program Studi Magister Akuntansi www.mercubuana.ac.id Jenis Keputusan Ada tiga klasifikasi umumnya keputusan:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi sistem ERP (Enterprise Resources Planning) merupakan teknologi informasi yang memiliki peranan penting dan berinteraksi dengan sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

ERP ENTREPRISE RESOURCE PLANNING

ERP ENTREPRISE RESOURCE PLANNING 2017 TAYLOR MADE ERP ACCOUNTING PT. CEAS MITRA ANALITIKA PROPOSAL Dilengkapi fungsi perpajakan terbaru: o PPN Masukan & Keluaran o PPh 23 o PPh Final o SSP o Export & Import e-faktur o E-SPT o Rekonsiliasi

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 1.1. Penelitian Sebelumnya Penelitian berjudul Implementasi Aplikasi ADempiere Pada Proses Bisnis Jasa Angkutan Barang Pada PT Sinar Aji Cepat Bhayangkara Pekalongan menjelaskan

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan sistem informasi merupakan faktor penting dalam proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan secara dramatis pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP. 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan

BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP. 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan 96 BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan Untuk menganalisa kesesuaian sistem dengan kebutuhan perusahaan digunakan metode analisa Fit/Gap. Analisa

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM IV. 1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Pada PT. Bernofarm. PT. Bernofarm merupakan

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA Enterprise Resource Planning Visual Manufacturing ERP Infor Visual Alur Part Maintenance Modul Dengan menggunakan Visual Manufacturing Unit Of Measure, Vendor, Shop Resource, maintenance Engineering Master

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto Balanced Scorecard (BSC) BSC dikembangkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992. BSC merupakan sebuah Performance Management System yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitiannya, karena hal tersebut akan membantu

Lebih terperinci

KONFIGURASI APLIKASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS WEB DI PT. X

KONFIGURASI APLIKASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS WEB DI PT. X KONFIGURASI APLIKASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS WEB DI PT. X Wajudi dan Fajar Baskoro Manajemen Teknologi Informasi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci