BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 35 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Dalam profil perusahaan akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan disertai dengan visi dan misi, serta strategi perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan PT SINGGANG JATI merupakan salah satu perusahaan yang memfokuskan usahanya pada pelaksanaan pembuatan meubelair, pemasok barang barang meubelair pabrikan, alat -alat kantor, dan melayani jasa pembuatan design interior untuk kebutuhan di lingkungan instansi pemerintahan maupun swasta. PT SINGGANG JATI memulai usahanya pada tahun pada mulanya usaha kami bermula dari perdagangan kayu jati gelondongan dan gergajian, yang kemudian berkembang ke usaha pembuatan furniture. Kini PT SINGGANG JATI adalah wujud dari perusahaan pembuatan furniture yang didukung dengan alat - alat produksi bersklala besar, serta sumber daya manusia yang memiliki produktivitas kerja yang efektif dan efisien. Perusahaan ini biasanya melakukan tender tender untuk memperoleh konsumen, selain melalui itu semua, PT SINGGANG JATI juga membuka showroom dimana barang yang ada sudah ready stock dan siap dibawa.

2 36 PT SINGGANG JATI berlokasi di Jl. Pahlawan Revolusi Komp. Pacul Emas, Tel (62-21) singgang@hotmail.com Visi Perusahaan Visi dari PT SINGGANG JATI adalah : Menjadi perusahaan furniture yang memiliki keunggulan dalam pelayanan jasa design interior dan menyediakan produk unggulan, yang tepat kualitas, dana kuantitas, serta menciptakan produk yang bermutu Misi Perusahaan Misi dari PT SINGGANG JATI adalah : Menyajikan produk produk furniture yang Inovatif, Creatif dan Tepat Guna. Misi ini terinspirasi dari komitmen perusahaan yang berusaha selalu memberikan pelayanan terbaik dan memuaskan konsumen dan rekan bisnis Strategi Perusahaan * meningkatkan daya saing dan mempertahankan keunggulan dalam menghasilkan produk yang berkualitas (inovatif, up to date, tahan lama) disamping memberikan service terbaik yang berkesinambungan sesuai kebutuhan pelanggan, * menjalin kemitraan yang berkesinambungan dengan pihak swasta maupun pemerintahan, * mengembangkan kemampuan dan kompetensi yang selalu diperbaharui management mutu untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM, maupun penerapan teknologi yang inovatif, serta hemat energi.

3 4.1.5 Struktur Perusahaan Komisaris Direktur Utama Team P.P.I.C Manager Representatif Internal Auditor Dokumen Control Manager Pemasaran Tim Proyek Manager Produksi dan Proyek Manager Keuangan dan Umum Asisten Manager Produksi dan Proyek Asisten Manager Keuangan dan Umum Administrasi Tim Estimasi Gudang Administrasi Pelaksana Akuntansi Pelaksana Sales Designer Marketing dan Data Produksi Lapangan Umum Keamanan Akuntansi Khusus Pengawas Kendaraan Pengawas Pengawas Bagian Bagian Pemebelian Recepsionist Staff Produksi Produksi Bagian Pengepakan Kebersihan Drafter Marketing Kayu dan Finishing Mesin Kayu dan dan Jok Pengiriman Daur Ulang Staff Umum Kasir dan Pemeliharaan Pelaksana Penagihan 37 Gambar 4.1 Struktur Organisasi perusahaan

4 Pelaksanaan Pengendalian Mutu pada PT Singgang Jati Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya, hal yang menjadi perhatian utama adalah mutu dari bahan baku yang diperoleh. Jika bahan baku yang peroleh suatu perusahaan mempunyai mutu yang baik maka konsumen akan setia pada produk yang dihasilkan tersebut dan tidak beralih ke produk lain yang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Tujuan utama dari pengendalian mutu yang diterapkan pada PT Singgang Jati adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu dari produk baku yang dihasilkan agar dapat diterima oleh konsumen. Dengan demikian perusahaan harus selalu memperhatikan mutu dari produk yang dihasilkan, maka perusahaan mengadakan kegiatan pengendalian mutu. Pengendalian mutu dilakukan pada semua produk yang dihasilkan oleh PT Singgang Jati. Agar semua produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Setiap produk yang dihasilkan diperiksa agar tidak terjadi penyimpangan dari standar mutu yang ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan maka dilakukan analisis yang bertujuan sebagai umpan balik atas tindakan perbaikan pada proses produksi selanjutnya. Dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dan sesuai dengan keinginan konsumen, perusahaan mengadakan pengendalian mutu yang menjamin bahwa mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh perusahaan. Sebagai langkah awal dalam pengendalian mutu perusahaan merencanakan standarisasi mutu produksi. Adapun perencanaan standar mutu yang ditetapkan perusahaan meliputi: 1. Perencanaan standar mutu bahan baku Penetapan standar bahan baku pada PT Singgang Jati adalah merupakan

5 38 keputusan yang sangat penting, dalam rangka perencanaan pengendalian hasil produksi, karena bahan baku merupakan faktor yang utama dalam melakukan proses produksi. Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan terdiri dari berbagai jenis kayu olahan seperti kayu jati, kayu mahoni, kayu kamper, kayu burneo, kayu ramin, kayu sungkai, kayu mahoni,dan lain-lain, harus sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan antara lain : a. Karena kayu dalam industri furniture merupakan bahan baku utama dan dipakai sebanyak 98% dari seluruh bahan yang dipakai. Spesifikasi dari kayu yang dapat diterima yaitu tidak ada lobang dan mata atau setidaknya tidak banyak lobang dan mata yang dapat merugikan dalam pembuatan produk, tidak pecah dan ukuran kayu harus besar (dengan ukuran diameter standar, yaitu 25 cm) serta daging kayu harus tebal (untuk ketebalan kayu relatif tergantung keperluan bahan dalam pembuatan furniture antara 5 cm sampai dengan 15 cm). Standar yang ditetapkan atas bahan baku kayu pada perusahaan adalah : 1) Jenisnya beraneka ragam sesuai dengan pesanan dan permintaan pasar. 2) Tidak ada cacat, pecah atau berlubang. 3) Ukuran kayu yang standar (2 meter 2,8 meter). 4) Kadar kelembabannya kurang lebih bar. b. Bahan baku lainnya juga yang merupakan pesanan dari konsumen seperti kulit asli, kulit imitasi dan kain ( biasanya bahan ini hanya untuk kursi dan sofa). Spesifikasi yang dapat diterima oleh perusahaan yaitu permukaan halus, rata, tidak ada noda, tidak kotor, tidak cacat, bersih, kulit tidak boleh

6 39 bergelombang dan tidak boleh mengerut serta corak dan warnanya sesuai pesanan. c. Untuk bahan baku lainnya seperti kaca dan besi berdasarkan pesanan, spesifikasi yang bisa diterima yaitu bahan tidak bergelombang, tidak melengkung dan tidak menyerong, permukaan halus dan rata, tidak tergores, tidak ada noda, tidak pecah, tidak cacat press, padat dan kuat serta warna dan corak sesuai dengan pesanan. d. Bahan baku cair seperti thiner, plitur, dan cat harus sesuai dengan yang tertera dalam daftar pembelian. 2. Perencanaan standar mutu proses produksi Standar mutu proses produksi merupakan usaha untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan produksi. Agar proses produksi perusahaan dapat berlangsung secara efektif dan efisien harus melalui urutan pengendalian proses produksi. Proses produksi yang dilakukan oleh PT Singgang Jati, melalui tiga tahap, yaitu: a. Bagian Persiapan Pada bagian ini dilakukan pengendalian terhadap bahan baku utama berupa kayu bahan baku pembantu seperti : skrup, napping dan pelapis kayu serta pengecekan mesin setiap hari, penyetelan mesin dan peralatannya tiap minggu. b. Bagian Pelaksanaan Semua bahan baku kayu yang digunakan dalam proses produksi dimasukkan ke dalam bak perendaman. Dalam bak perendaman ini kayu tersebut terlapisi cairan anti rayap. Proses ini guna untuk mencegah kekeroposan kayu akibat dari gigitan rayap yang dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi pihak perusahaan. Dengan proses ini kayu tersebut

7 40 dapat tahan lama baik di dalam proses penyimpanan sampai dengan menjadi barang jadi. Dari proses perendaman kemudian dilanjutkan dengan proses pengeringan/oven, di mana kayu-kayu yang sudah direndam kedalam bak perendaman diangkut untuk kemudian dikeringkan di dalam ruangan oven guna mengurangi tingkat kelembaban kayu-kayu tersebut. Proses ini memakan waktu selama hari sampai kayu tersebut mencapai kadar kelembaban yang sudah ditentukan. Kadar yang ditentukan oleh perusahaan kurang lebih bar. Lamanya proses ini juga dipengaruhi oleh banyaknya jumlah kayu dan jenis kayu yang akan dikeringkan. Proses ini memerlukan pemantauan yang rutin karena kayu-kayu tersebut akan mudah retak dalam proses perakitannya. Apabila kadar kelembabannya terlalu rendah mengakibatkan kayu-kayu tersebut menjadi terlalu kering untuk diolah. Setelah kayu dikeringkan, kayu-kayu tersebut telah siap untuk dibentuk sesuai dengan model dan variasi model yang diinginkan. Ukuran kayu yang dikirim oleh supplier kayu telah di tentukan di dalam pemesanan. Beberapa kegiatan yang merupakan bagian dari proses perakitan ini antara lain : smoothing (menghaluskan bagian sisi kayu), bending (melengkungkan kayu misalnya untuk pegangan kursi kayu), pemboran/borring (membuat lubang pada sisi kayu), pengeleman (menyatukan bagian-bagian yang perlu disambung), pressing (setelah disambung kemudian akan dipress agar sambungan tersebut menjadi lebih kuat). Setelah dibentuk potonganpotongan kayu tersebut akan direkatkan sehingga menjadi meja, kursi, dan lemari. Disini kursi, meja, dan lemari tersebut akan diberikan pewarnaan dan penghalusan warna (furnishing). Bahan yang digunakan dalam proses

8 41 pengecatan ini antara lain : stain yang digunakan sebagai warna dasar/base coat dan mengandung polyorethan bahan kimia pewarna yang dapat membantu penyerapan warna kedalam pori-pori kayu. c. Bagian Pengepakan Bagian ini merupakan bagian pemeriksaan akhir dan sekaligus pengepakan terhadap hasil produksi. Pemeriksaan yang dilakukan dengan memeriksa bahan baku yang telah dihasilkan, apakah produk yang dihasilkan tersebut cacat atau baik dan tidak ada yang rusak. 3. Perencanaan standar mutu barang jadi Standar mutu barang jadi yang ditetapkan perusahaan, yaitu: a. Kayu-kayu tidak mengalami keretakan dalam proses perakitannya b. Barang yang dihasilkan dalam keadaan rapi dan tidak ada cacat pada bagian tertentu. Pengendalian mutu dilaksanakan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Adapun pelaksanaan mutu yang dilaksanakan oleh PT Singgang Jati, antara lain: 1. Pengendalian mutu pada bahan baku Bahan baku adalah dasar dalam pembuatan suatu produk. Baik buruknya mutu bahan baku sangat mempengaruhi mutu produk jadi yang dihasilkannya, jadi bahan baku adalah yang pertama harus diteliti sebelum dipergunakan. Adapun proses pengendalian mutu bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan PT Singgang Jati, meliputi: a. Seleksi penyedia bahan baku

9 42 Dalam pengadaan bahan baku, perusahaan akan mengadakan pemesanan kepada perusahaan pemasok bahan. Perusahaan melaksanakan seleksi sumber bahan baku, karena dengan seleksi bahan baku ini perusahaan dapat mengetahui mutu bahan baku yang ditawarkan, waktu pengirimin, kemampuan kontinuitas pengiriman dalam jangka panjang, serta harga yang ditawarkan pemasok. Dengan adanya pemilihan pemasok bahan baku yang berkualitas baik diharapkan dapat mengurangi tingkat kerusakan produk. Dalam hal ini perusahaan memperoleh bahan baku dari agen, dimana agen tersebut memperolehnya dari Kalimantan,Jawa dan Sumatera. Alasan perusahaan memilih agen tersebut karena selama ini bahan baku yang diberikan cukup berkualitas dan memenuhi syarat, meskipun terkadang masih banyak barang yang tidak sesuai dengan pesanan. b. Pemeriksaan dokumen pembelian Dokumen pembelian merupakan data resmi bagi perusahaan atas adanya pengiriman bahan baku ke perusahaan. Dokumen pembelian berisikan jenis bahan baku, kuantitas bahan baku, jadwal pengiriman dan keterangan lainnya. Yang tidak kalah pentingnya adalah surat jalan, harus dikontrol apakah bahan baku yang dikirim ke gudang perusahaan sesuai dengan yang tercantum pada surat jalan, oleh karena itu diadakan koordinasi antara bagian pembelian dan bagian gudang. c. Pemeriksaan penerimaan bahan baku Sebelum bahan baku diproses, bahan baku akan diperiksa terlebih dahulu apakah sesuai dengan kriteria mutu standar atau tidak. Jika bahan baku tersebut tidak sesuai dengan yang dimaksudkan/dipesan, maka akan dikirim

10 43 kembali ke penyedia bahan baku untuk menggantikannya dengan yang baru atau yang bagus. Bahan baku yang masuk ke gudang sebagai stock bahan baku. Bahan baku yang dipasok merupakan kayu dan perlengkapan pendukung yang berfungsi sebagai bahan yang digunakan dalam proses perakitan. 2. Pengendalian mutu selama proses produksi. Proses produksi merupakan aktivitas perusahaan dalam usaha membuat produk akhir. Untuk menghasilkan produk akhir yang bermutu tinggi, tidak cukup hanya mengandalkan bahan baku yang bermutu dan petunjuk praktis tetapi diperlukan pelaksanaan pengawasan mutu terhadap proses produksi yang sedang dilakukan oleh perusahaan. Dalam proses produksi dilakukan proses transformasi dan berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk akhir. Adapun pelaksanaan pengendalian mutu pada proses produksi yang dilakukan PT Singgang Jati, meliputi : a. Tahap sebelum proses produksi Pemeriksaan pada tahap persiapan produksi meliputi pemeriksaan mesin. Sebelum melakukan proses produksi, mesin harus dalam keadaan yang siap pakai, walaupun semua mesin yang digunakan adalah mesin yang canggih, yaitu semuanya semi otomatis tetapi tetap diperlukan pemeriksaan mesin dan peralatan yang akan digunakan untuk dapat menunjang pencapaian standar mutu dan hasil produksi yang maksimal. b. Tahap proses produksi Pada tahap proses produksi, pengendalian mutu dilakukan karena akan

11 44 mempengaruhi produk akhir. Pengendalian mutu pada proses produksi ini dilakukan untuk memisahkan bahan-bahan yang rusak selama proses produksi agar tidak mengakibatkan kerusakan pada proses selanjutnya, dan perlu diketahui kesalahan yang terjadi dalam proses produksi sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan secepatnya agar tidak mengalami kerugian yang lebih besar. c. Tahap penyelesaian Pada tahap penyelesaian ini, hasil produksi yang telah jadi diperiksa secara seksama dan berurutan satu demi satu. Apabila hasil produksi telah sesuai dengan standar mutu, kemudian diberi bungkusan lapisan plastik dengan diameter yang disesuaikan dan selanjutnya dikirim ke konsumen. Apabila masih ditemukan produk akhir yang rusak, maka produk tersebut akan langsung ditukar dengan produk yang baik untuk mencapai standar mutu yang telah ditetapkan. 3. Pengendalian mutu produk akhir Pengendalian mutu produk akhir merupakan kegiatan terakhir yang dilaksanakan perusahaan dalam usaha menjamin bahwa produk akhir benarbenar sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan PT Singgang Jati. 4.3 Analisis Pengendalian Mutu Dengan Acceptance sampling Setelah menguraikan penetapan standar mutu bahan baku dan pelaksanaan pengendalian mutu bahan baku, maka selanjutnya akan dianalisis hasil pengendalian mutu untuk bahan baku dalam ukuran m 3. Dalam analisis ini akan dilakukan dengan metode acceptance sampling. Pemeriksaan ini kurang 100% karena hanya memeriksa sebagian dari populasi.

12 45 1. Mengidentifikasi Jumlah kerusakan. Adapun jumlah penggunaan bahan baku, kerusakan dan persentase kerusakan pada tahun 2007 adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Jumlah bahan baku, kerusakan dan proporsi kerusakan bahan baku Per bulan untuk funiture pada tahun 2007 (dalam m 3 ) Bulan Jumlah penggunaan Jumlah bahan baku Proporsi Kerusakan bahan baku yang rusak Januari ,004 Februari ,008 Maret ,012 April ,014 Mei ,016 Juni ,007 Juli ,012 Agustus ,009 September ,005 Oktober ,011 November ,013 Desember ,011 Total ,010 Sumber : PT Singgang Jati Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa : N = m 3 Rata-rata kerusakan per bulan = 611 x 100 % Lot Size = = 1% = m 12 Bulan 3 Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa ukuran lot size sebesar akan didapat kode L (lihat Tabel Sample Size - Lampiran I). Dari kode tersebut akan dapat diketahui ukuran/jumlah sampel yang akan diambil dalam analisis yaitu

13 46 sebesar 200 m 3 (lihat Tabel Single Sampling Plans for Normal Inspection - Lampiran II). Sesuai dengan ketentuan p = AQL (Acceptable Quality Level) merupakan proporsi kerusakan terkecil, maka pada tabel 4.1 proporsi terkecil tersebut ditunjukkan sebesar 0,004 (atau 0,004 x 100 % = 0,4 %) ditetapkan sebagai AQL (Acceptable Quality Level). Dengan AQL (Acceptable Quality Level) sebesar 0,4% tersebut akan diperoleh nilai c sebesar 2 (lihat Tabel Single Sampling Plans for Normal Inspection - Lampiran II dengan kode L, sampel 200, nilai AQL 0,4%) Sedangkan sesuai dengan ketentuan p = LTPD (Lot Tolerance Percent Defective) maka 0,011 atau (0,011 x 100 % = 1,1 %) ditetapkan sebagai LTPD, dimana LTPD(Lot Tolerance Percent Defective) merupakan tingkat kualitas terjelek yang masih dapat ditoleransi oleh konsumen, LTPD (Lot Tolerance Percent Defective) umumnya 50 % dari kualitas terburuk pada tabel 4.1 kualitas terburuk ditunjukkan pada jumlah produk cacat sebanyak 85 m 3, maka 50 % dari kualitas terburuk adalah 42,5 m 3. Nilai ini mendekati nilai jumlah bahan baku pada bulan Desember yaitu sebanyak 42 m 3 dengan proporsional sebesar 0, Menggunakan Acceptance sampling Setelah mendapatkan seluruh data atau variable yang diperlukan maka selanjutnya data diolah dengan menggunakan metode acceptance sampling seperti pada tabel 4.2 berikut ini

14 47 Tabel 4.2 Tabel Acceptance Sampling Proportion Defective (p) n.p Probability of c or Less Defects (Pa.) Comments (AQL) 0,8 0,953 α =1-0,953 = 0, , ,2 0, ,4 0, ,6 0, ,8 0, , (LTPD) 2,2 0,623 β = 0, ,4 0, ,6 0, ,8 0,496 Sumber : diolah oleh penulis Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa : n = 200 c = 2 AQL = n.p = 200 x = 0,8 (Probabilitas Penerimaan [Pa] diperoleh berdasarkan Tabel Probabilitas Penerimaan (Lampiran III) dengan n.p = 0,8 dengan c = 2 adalah sebesar 0,953) Resiko produsen ( α) = 1 - probabilitas penerimaan = 1-0,953 = 0,047 Kesimpulan dari perhitungan di atas, yaitu resiko perusahaan menolak bahan baku yang baik sebesar 0,047 (0,047 x 100 % = 4,7 %) dengan kemungkinan menerima bahan baku yang baik sebesar (atau 0,953 x 100 % = 95.3 %). LTPD = 0,011

15 48 n.p = 200 *0,011 = 2,2 (Probabilitas Penerimaan [Pa] diperoleh berdasarkan tabel probabilitas penerimaan (Lampiran III) dengan n. p = 2,2 dengan c = 2 adalah sebesar 0,623 ) Resiko konsumen (β) = probabilitas penerimaan = 0,623 Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa resiko konsumen menerima produk jadi yang rusak sebesar 0,623 (atau 0,623 x 100 % = 62,3 %). Demikian seterusnya perhitungan untuk nilai proporsi kerusakan lainnya. Selanjutnya dari table Acceptance sampling dengan n = 200 dan c = 2 tersebut dapat digambarkan Operating Characteristic Curve ( OC Curve ) seperti dibawah ini. Gambar 4.2 Kurva Karakteristik Operasi Sumber : diolah oleh penulis dari hal 48

16 49 Dari kurva pada gambar 4.1 disimpulkan bahwa apabila tingkat kerusakan bahan baku semakin besar, maka penerimaan produk jadi semakin kecil. Sebaliknya, apabila tingkat kerusakan bahan baku semakin kecil, maka penerimaan produk jadi akhir akan semakin besar. Dari kurva tersebut kita juga mengetahui bahwa resiko perusahaan untuk menolak bahan baku dengan mutu baik sebesar 4.7 % sedangkan resiko perusahaan untuk menerima bahan baku dengan mutu baik sebesar 95,3%. Besarnya nilai x diperoleh dari rata-rata nilai proporsi kerusakan dari bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2007 yakni sebesar 1 %, dimana c sebesar 4,7 % berada diantara nilai AQL dan LTPD, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh bahan baku pada tahun 2007 dapat diterima oleh perusahaan. 3. Menentukan kurva karakteristik operasi Selanjutnya akan dilakukan perhitungan perubahan pada kurva karakteristik operasi dengan menggunakan sampel size effect yang berprinsip "Increasing c while holding n constant decrease the producer's risk and increase the consumer's risk." Artinya pada sampel size effect jumlah sampel adalah tetap dan tidak berubah sedangkan untuk nilai c atau batas penerimaan dapat ditingkatkan. Hal ini akan mengakibatkan penurunan resiko produsen dan peningkatan resiko konsumen. Pada metode peningkatan nilai batas penerimaan ini akan menyebabkan nilai α semakin kecil sedangkan nilai β semakin besar. a. Menentukan kurva karakteristik operasi dengan n = 1250, c = 10 Setelah mendapatkan seluruh data atau variable yang diperlukan maka selanjutnya data diolah dengan menggunakan metode acceptance sampling pada sampel size effect jumlah sampel adalah tetap dan tidak

17 50 berubah sedangkan untuk nilai c atau batas penerimaan dapat ditingkatkan. Pemilihan dilakukan dengan n = 1250 karena mendekati jumlah penggunaan bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan metode acceptance sampling pada sampel size effect yang berbeda-beda seperti pada tabel 4.3 dengan n = 1250, c = 10, sebagai berikut : Tabel 4.3 Tabel Acceptance sampling dengan Acceptance level effect n = 1250, c = 10 Proportion Defective (p) n.p Probability of c or Less Defects (Pa) Comments 0,004 (AQL) 5,0 0,986 α = 1-0,986 = 0,014 0,005 6,25 0,949 0,007 8,75 0,706 0,008 10,0 0,583 0,009 11,25 0,460 0,011 (LTPD) 13,75 0,176 β = 0,176 0,012 15,0 0,118 0,013 16,25 0,077 0,014 17,5 0,030 0,015 18,75 0,018 Sumber : diolah oleh penulis Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa : n = c = 10 AQL = 0,004 n.p = 1250 x 0,004 = 5 (Probabilitas Penerimaan [Pa] diperoleh berdasarkan Tabel Probabilitas Penerimaan (Lampiran III) dengan n.p = 5 dengan c = 10 adalah sebesar 0,986)

18 51 Resiko produsen ( α) = 1 - probabilitas penerimaan = 1-0,986 = 0,014 Kesimpulan dari perhitungan di atas, yaitu resiko perusahaan menolak bahan baku yang baik sebesar 1,4% dengan kemungkinan menerima bahan baku yang baik sebesar 98,6%. LTPD = 0,011 n.p = x 0,011 = 13,75 (Probabilitas Penerimaan [Pa] diperoleh berdasarkan tabel Probabilitas Penerimaan (Lampiran III) dengan n. p = 14 dengan c = 10 adalah sebesar 0,176 ) Resiko konsumen (β) = probabilitas penerimaan = 0,176 Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa resiko konsumen menerima bahan baku yang rusak sebesar 17,6 %. Demikian seterusnya perhitungan untuk nilai proporsi kerusakan lainnya. b. Menentukan kurva karakteristik operasi dengan n = 1250, c = 11 Pada tabel 4.4 berikut ini dilakkan pengolahan data dengan menggunakan metode acceptance sampling pada sampel size effect jumlah sampel adalah tetap dan tidak berubah sedangkan untuk nilai c atau batas penerimaan dapat ditingkatkan, dimana n = 1250, c = 11 sebagai berikut :

19 52 Tabel 4.4 Tabel Acceptance sampling dengan Acceptance level effect n = 1250, c = 11 Proportion Defective (p) n.p Probability of c or Less Defects (Pa) Comments 0,004 (AQL) 5,0 0,995 α =1 0,995 = 0,005 0,005 6,2 0,975 0,007 9,0 0,803 0,008 10,0 0,697 0,009 11,0 0,579 0,011 (LTPD) 14,0 0,260 β= 0,260 0,012 15,0 0,185 0,013 16,0 0,127 0,014 18,0 0,055 0,015 19,0 0,035 Sumber : diolah oleh penulis. Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa : n = c = 11 AQL = 0,004 n.p = 1250 x 0,004 = 5 (Probabilitas Penerimaan [Pa] diperoleh berdasarkan Tabel Probabilitas Penerimaan (Lampiran III) dengan n.p = 5 dengan c = 11 adalah sebesar 0,995) Resiko produsen ( α) = 1 - probabilitas penerimaan = 1-0,995 = 0,005 Kesimpulan dari perhitungan di atas, yaitu resiko perusahaan menolak bahan baku yang baik sebesar 0,5% dengan kemungkinan menerima bahan baku yang baik sebesar 99,5%. LTPD = 0,011

20 53 n.p = 1250*0,011 = 13,75 (Probabilitas Penerimaan [Pa] diperoleh berdasarkan tabel Probabilitas Penerimaan (Lampiran III) dengan n. p = 14 dengan c = 11 adalah sebesar 0,260 ) Resiko konsumen (β) = probabilitas penerimaan = 0,260 Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa resiko konsumen menerima bahan baku yang rusak sebesar 26 %. Demikian seterusnya perhitungan untuk nilai proporsi kerusakan lainnya. c. Menentukan kurva karakteristik operasi dengan n = 1.250, c = 12 Pada tabel 4.5 berikut ini dilakkan pengolahan data dengan menggunakan metode acceptance sampling pada sampel size effect jumlah sampel adalah tetap dan tidak berubah sedangkan untuk nilai c atau batas penerimaan dapat ditingkatkan, dimana n = 1.250, c = 12 sebagai berikut : Tabel 4.5 Tabel Acceptance sampling dengan Acceptance level effect n = 1.250, c = 12 Proportion Defective (p) n.p Probability of c or Less Defects (Pa) Comments 0,004 (AQL) 5,0 0,998 α = 1 0,998 = 0,002 0,005 6,2 0,989 0,007 9,0 0,876 0,008 10,0 0,792 0,009 11,0 0,689 0,011 (LTPD) 14,0 0,358 β = 0,358 0,012 15,0 0,268 0,013 16,0 0,193 0,014 18,0 0,092 0,015 19,0 0,061 Sumber : diolah oleh penulis Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa :

21 54 n = 1250 c = 12 AQL = 0,004 n.p = 1250 x 0,004 = 5 (Probabilitas Penerimaan [Pa] diperoleh berdasarkan Tabel Probabilitas Penerimaan (Lampiran III) dengan n.p = 5 dengan c = 10 adalah sebesar 0,998) Resiko produsen ( α) = 1 - probabilitas penerimaan = 1-0,998 = 0,002 Kesimpulan dari perhitungan di atas, yaitu resiko perusahaan menolak bahan baku yang baik sebesar 0,2% dengan kemungkinan menerima bahan baku yang baik sebesar 99,8%. LTPD = 0,011 n.p = 1250 x 0,011 = 13,75 (Probabilitas Penerimaan [Pa] diperoleh berdasarkan tabel Probabilitas Penerimaan (Lampiran III) dengan n. p = 14 dengan c = 12 adalah sebesar 0,358 ) Resiko konsumen (β) = probabilitas penerimaan = 0,358 Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa resiko konsumen menerima bahan baku yang rusak sebesar 35,8%. Demikian seterusnya perhitungan untuk nilai proporsi kerusakan lainnya. d. Menentukan kurva karakteristik operasi dengan n = 1250, c = 13

22 55 Pada tabel 4.6 berikut ini dilakkan pengolahan data dengan menggunakan metode acceptance sampling pada sampel size effect jumlah sampel adalah tetap dan tidak berubah sedangkan untuk nilai c atau batas penerimaan dapat ditingkatkan, dimana n = 1250, c = 13 sebagai berikut : Tabel 4.6 Tabel Acceptance sampling dengan Acceptance level effect n = 1250, c = 13 Proportion Defective (p) n.p Probability of c or Less Defects (Pa) Comments 0,004 (AQL) 5,0 0,999 α= 1 0,999 = 0,001 0,005 6,2 0,995 0,007 9,0 0,926 0,008 10,0 0,864 0,009 11,0 0,781 0,011 (LTPD) 14,0 0,464 β = 0,464 0,012 15,0 0,363 0,013 16,0 0,275 0,014 18,0 0,143 0,015 19,0 0,098 Sumber : diolah oleh penulis. Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa : n = 1250 c = 13 AQL = 0,004 n.p = 1250*0,004 = 5 (Probabilitas Penerimaan [Pa] diperoleh berdasarkan Tabel Probabilitas Penerimaan (Lampiran III) dengan n.p = 5 dengan c = 10 adalah sebesar 0,999) Resiko produsen ( α) = 1 - probabilitas penerimaan = 1-0,999 = 0,001 Kesimpulan dari perhitungan di atas, yaitu resiko perusahaan menolak bahan

23 56 baku yang baik sebesar 0,1% dengan kemungkinan menerima bahan baku yang baik sebesar 99,9%. LTPD = 0,011 n.p = 1250 x 0,011 = 13,75 (Probabilitas Penerimaan [Pa] diperoleh berdasarkan tabel Probabilitas Penerimaan (Lampiran III) dengan n. p = 14 dengan c = 13 adalah sebesar 0,464 ) Resiko konsumen (β) = probabilitas penerimaan = 0,464 Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa resiko konsumen menerima bahan baku yang rusak sebesar 46,4%. Demikian seterusnya perhitungan untuk nilai proporsi kerusakan lainnya. Adapun perubahan perhitungan pada Acceptance level effect dengan meningkatkan nilai batas penerimaan ( Acceptance ) dari 10 sampai 13 dan mempertahankan jumlah sampel sebesar 1250 m 3 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7 Tabel Acceptance sampling dengan Acceptance level effect C Producer's Risk (α) (%) Consumer's Risk (β) (%) 10 1,4 17,6 11 0,5 26,0 12 0,2 35,8 13 0,1 46,4 Sumber : diolah oleh penulis. Perubahan C ( Batas Penerimaan) dengan n (Jumlah Sampel) tetap. Perubahan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pada risiko produsen dan resiko konsumen. Dari data yang diperoleh di atas, maka perubahan pada kurva

24 57 Operating Characteristic Curve (OC Curve) untuk Acceptance level effect dapat digambarkan sebagai berikut: Sumber : diolah penulis Gambar 4.3 Kurva Karakteristik Operasi Dengan Acceptance level effect Berdasarkan kurva diatas, dapat disimpulkan bahwa kenaikan nilai c (batas penerimaan) dengan nilai n (jumlah sampel) tetap, dapat menurunkan kemungkinan penolakan bahan baku yang rusak atau tidak sesuai dengan standar mutu dan sebagai akibatnya resiko produsen menjadi rendah dan resiko konsumen menjadi tinggi. Peningkatan nilai c akan menurunkan tingkat ketelitian pengendalian mutu sehingga kemungkinan bahan baku rusak yang lolos dari pemeriksaan dan diterima

25 58 oleh konsumen semakin besar. Seperti dapat dilihat pada tabel 4.7 dengan jumlah sampel sebesar 1250 unit dengan nilai c sebesar 10 kemungkinan menerima bahan baku rusak sebesar 17.6%, apabila c sebesar 11, kemungkinan penerimaannya sebesar 26%, kemudian apabila c menjadi 12 kemungkinan penerimannya menjadi 35.8%, dan akhirnya apabila c menjadi 13 kemungkinan menerima bahan baku rusak semakin meningkat lagi hingga mencapai 46.4%. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan perubahan pada Kurva Karakteristik Operasi (Operating Characteristic Curve) dengan menggunakan Sampel Size Effect yang berprinsip "Increasing n while holding c constant increase the producer's risk and decrease the consumer's risk." Artinya pada Sampel Size Effect jumlah sampel berubah, sedangkan nilai c atau batas penerimaan tetap. Hal ini akan mengakibatkan penurunan resiko konsumen dan peningkatan resiko produsen. Pada metode peningkatan nilai batas penerimaan ini akan menyebabkan nilai α semakin besar sedangkan nilai β semakin kecil. Untuk meningkatkan kepuasan konsumen, maka perusahaan memiliki resiko yang diterima oleh konsumen dan perusahaan akan menanggung kerusakan yang terjadi sebelum produk yang dihasilkan di terima oleh konsumen. Dengan menggunakan bahan baku kayu yang baik, maka perusahaan akan menghasilkan produk furniture yang memiliki kualitas yang cukup baik dan tahan yang lama sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen merasakan kepuasan atas produk yang diterima. 4.4 Kendala yang dihadapi oleh PT Singgang Jati Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengendalian mutu oleh

26 59 PT Singgang Jati adalah sebagai berikut: 1. Bahan Baku Bahan baku yang diterima dari pemasok kadang kala tidak sesuai dengan pesanan dan standar mutu yang telah ditetapkan karena diperiksa secara random atau acak, sehingga adanya bahan baku yang mutunya tidak baik lolos dari pemeriksaan. Jika sampai bahan baku yang mutunya kurang baik itu diproses, tentu menghasilkan produk yang kurang baik pula. Tentu saja ini merupakan dampak yang kurang baik bagi perusahaan sehingga perlu perhatian dan penanganan yang serius dari perusahaan sehingga mutu produk tidak menurun. 2. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan faktor yang paling menentukan dalam proses produksi dan paling sulit untuk diawasi. Keahlian dan keterampilan dari para karyawan akan langsung mempengaruhi jalannya proses produksi maka faktorfaktor seperti kurangnya keahlian, keterampilan dan tingkat pendidikan yang rendah dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi perusahaan, sehingga mutu yang dihasilkan tidak sesuai atau menyimpang dari standar yang telah ditetapkan. Kendala lain yang berkaitan dengan tenaga kerja ini adalah faktor kelalaian dan kecerobohan karyawan dalam menjalankan kegiatan produksi. Seringkali juga karyawan kurang disiplin dalam melakukan kegiatan proses produksi sehingga menyebabkan banyak produk yang cacat. Selain itu, pekerjaan yang bersifat rutin dapat menimbulkan kejenuhan bagi para karyawan membuat mereka tidak teliti dan cermat dalam menjalankan kegiatan produksi. 3. Mesin

27 60 Mesin merupakan peralatan produksi yang dipergunakan dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan kualitas atau mutu dari suatu produk. Kendala yang kadang kala dihadapi perusahaan adalah kerusakan mesin, hal ini disebabkan oleh pemakaian mesin yang terlalu lama atau melebihi kapasitas, sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Kendala lain yang berkaitan dengan mesin adalah pemeliharaan mesin yang kurang intensif, hal ini disebabkan karena pengunaan mesin yang baik dan teratur seperti pemberian minyak pelumas pada bagianbagian tertentu dan kurangnya kebersihan pada mesin. Perawatan yang kurang memadai akan menyebabkan kinerja mesin yang menurun. Adapun usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengatasi hambatan-hambatan adalah sebagai berikut: 1. Usaha yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi hambatan pada tenaga kerja, antara lain: a. Dalam penerimaan tenaga kerja, perusahaan melakukan 3 tahap penyeleksian, yaitu: 1) Harus memenuhi persyaratan umum perusahaan antara lain: tingkat pendidikan, pengalaman kerja, usia, dan lain sebagainya 2) Setelah lulus tahap pertama para calon karyawan akan diwawancarai oleh bagian personalia. 3) Mengadakan program pelatihan secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan. b. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan bidang keahliannya dan diusahakan berkembang melalui program pelatihan untuk memperbaiki mutu

28 61 pekerjaan dan keahlian bekerja agar produktivitas meningkat. c. Menempatkan peraturan kerja yang harus ditaati oleh setiap karyawan agar tercipta kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan, apabila karyawan membuat pelanggaran akan dikenakan sanksi. d. Menciptakan suasana kerja yang baik dan komunikasi yang lancar antara karyawan dan pimpinan. 2. Usaha yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi masalah pada mesin, antara lain: a. Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi. Apabila terjadi kerusakan pada mesin maka harus segera diperbaiki agar proses produksi tidak terganggu. b. Sebelum melakukan proses produksi, ada bagian khusus yang mengontrol kondisi dari mesin, sehingga dapat dicegah terjadinya kemacetan dan kerusakan mesin yang digunakan pada saat proses produksi berlangsung. 3. Usaha pada produk jadi perusahaan melakukan beberapa tindakan yaitu: a. Menempatkan tenaga kerja yang berpengalaman dan kompeten dibidangnya, untuk mengawasi pemeriksaan, penyimpanan dan pemeliharaan terhadap bahan baku yang lebih cermat dan teliti. b. Memeriksa mutu produk jadi dengan lebih teliti dan ketat. c. Menjalin komunikasi yang baik dengan pemasok, agar pemasok dapat memberikan barang yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan cepat dan tepat. d. Melakukan penyimpanan produk jadi yang baik dan benar, yaitu di tempat yang kering dan tidak lembab untuk mencegah timbulnya jamur dan hal lain yang dapat merusak produk jadi.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Metode Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah bahan baku yang digunakan oleh PT Singgang Jati. Jumlah populasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

SAMPLING PENERIMAAN ( ACCEPTANCE SAMPLING )

SAMPLING PENERIMAAN ( ACCEPTANCE SAMPLING ) SAMPLING PENERIMAAN ( ACCEPTANCE SAMPLING ) PENDAHULUAN Pengertian dari Sampling Penerimaan : keputusan untuk menerima atau menolak suatu lot atau populasi berdasarkan hasil dari pemeriksaan sebagian lot

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

Rencana Penerimaan Sampel (Acceptance Sampling) untuk Data Atribut

Rencana Penerimaan Sampel (Acceptance Sampling) untuk Data Atribut Rencana Penerimaan Sampel (Acceptance Sampling) untuk Data Atribut 13 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hdp://debrina.lecture.ub.ac.id/

Lebih terperinci

ACCEPTANCE SAMPLING PLANS MUHAMMAD YUSUF IWAN NOEGROHO GALIH DWI AGUNG P BRIAN REYVENDRA P AHMAD AUDREY T. JUIOCAISAR W SYAFIQAR NABIL M.

ACCEPTANCE SAMPLING PLANS MUHAMMAD YUSUF IWAN NOEGROHO GALIH DWI AGUNG P BRIAN REYVENDRA P AHMAD AUDREY T. JUIOCAISAR W SYAFIQAR NABIL M. ACCEPTANCE SAMPLING PLANS MUHAMMAD YUSUF IWAN NOEGROHO GALIH DWI AGUNG P BRIAN REYVENDRA P AHMAD AUDREY T. JUIOCAISAR W SYAFIQAR NABIL M. ILHAMDKA 125060707111002 125060707111004 125060707111009 125060707111022

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan yang

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan yang 87 BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan CV. Orlena yang berlokasi di Jln. K.H.Moh.Mansyur No.32A, Jakarta Barat merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi

Lebih terperinci

RENCANA PENERIMAAN SAMPEL (ACCEPTANCE SAMPLING)

RENCANA PENERIMAAN SAMPEL (ACCEPTANCE SAMPLING) 1 KOMPETENSI Mampu menerapkan rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau beberapa tingkat, untuk data atribut dan data variabel dengan menggunakan beberapa metode guna menentukan keputusan dalam

Lebih terperinci

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan BAB IV Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Pada PT Aneka Medium Garment IV.1. Survei Pendahuluan Kegiatan awal dalam melakukan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat bersaing dengan para pesaingnya, terlebih perusahaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

Rabu, 8 Desember 2010

Rabu, 8 Desember 2010 Perencanaan Sampling Penerimaan dengan Atribut Bagian - 1 ekop2003@yahoo.com Rabu, 8 Desember 2010 Review Apa tujuan dilakukannya analisis kemampuan proses? Apa artinya jika indek kemampuan proses ( C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri

Lebih terperinci

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan L-1 Lampiran 1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di PT. Intan Suar Kartika Di bawah ini diuraikan masing-masing pembagian tugas dan tanggung jawab tiap jabatan yaitu sebagi berikut:

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas suatu produk semakin memegang peran penting, seiring dengan tingkat persaingan yang makin ketat. Tuntutan dari pelanggan semakin tinggi, mereka tidak

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Dwi Naga Sakti Abadi yang beralamat di jalan Daan Mogot Km.19 No.36, Jurumudi-Batuceper

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah CV. Surya Gemilang Jaya Perusahaan CV. Surya Gemilang Jaya merupakan perusahaan swasta yang dikelola dan dikuasai perseorangan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. SUPER. Bisnis awal yang disertai dengan slogan Certainly Better, Better Be

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. SUPER. Bisnis awal yang disertai dengan slogan Certainly Better, Better Be BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Super Graha Makmur didirikan pada tahun 1979. PT. Super Graha Makmur bergerak di bidang furniture yang pada awalnya memproduksi kasur lipat,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengolahan data dan analisis, maka diperoleh beberapa kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah kesimpulan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Intan Suar Kartika adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris a. Menentukan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam bisnis sekarang ini semakin lama semakin ketat. Apalagi, ditambah dengan adanya Teknologi Informasi yang semakin lama semakin berkembang dan maju.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian Produksi dalam menunjang Efektivitas Proses Produksi, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat pertumbuhan yang kurang menggembirakan, hal ini merupakan dampak dari adanya resesi perekonomian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan adalah permulaan yang digunakan dalam merencanakan tahap-tahap audit berikutnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai semua

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut

Lebih terperinci

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun LAMPIRAN 1 74 75 Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun 2011-2013 BULAN 2011 2012 2013 HSL PROD APAL HSL PROD APAL HSL PROD APAL January 293,514.30 15,139.30 329,067.90 11,133.90

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENENTUAN SAMPEL PRODUK LINK BELT MENGGUNAKAN METODE ACCEPTANCE SAMPLING MIL-STD-105E

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENENTUAN SAMPEL PRODUK LINK BELT MENGGUNAKAN METODE ACCEPTANCE SAMPLING MIL-STD-105E PENENTUAN SAMPEL PRODUK LINK BELT MENGGUNAKAN METODE ACCEPTANCE SAMPLING MIL-STD-105E Siti Nandiroh 1, Ganang Adi Sulistyawan 2 1 Pusat Studi Logistik dan Optimisasi Industri (PUSLOGIN), Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. PT Dwipar Loka Ayu didirikan pada tanggal 08 Agustus 1988 dengan akte

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. PT Dwipar Loka Ayu didirikan pada tanggal 08 Agustus 1988 dengan akte BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Dwipar Loka Ayu didirikan pada tanggal 08 Agustus 1988 dengan akte notaries 18 No. 108 dan mendapat pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH: ANGGA SATRIA GUSTI /

DISUSUN OLEH: ANGGA SATRIA GUSTI / MEMPELAJARI PERSEDIAAN BAHAN BAKU HITACHI SLD-R PLAT PADA PRODUK CUTTER SPLISHER DI PT. MASTER LOGAM PRESISI DISUSUN OLEH: ANGGA SATRIA GUSTI / 30412890 LATAR BELAKANG PROSES PRODUKSI PERMASALAHAN PT MASTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu perusahaan penghasil barang maupun perusahaan penghasil jasa.

BAB I PENDAHULUAN. baik itu perusahaan penghasil barang maupun perusahaan penghasil jasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin ketat terjadi, salah satunya adalah dalam sektor industri, dimana terdapat persaingan yang ketat antara perusahaanperusahaan,

Lebih terperinci

A. Prosedur Pemesanan dan

A. Prosedur Pemesanan dan L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain. BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam sub bab ini membahas mengenai situasi perusahaan dan sistem yang sedang berjalan, deskripsi masalah yang dihadapi perusahaan serta akibat yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri yang cukup ketat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. industri yang cukup ketat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan dituntut untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang semakin kompetitif dalam era globalisasi sekarang ini menuntut industri atau perusahaan untuk dapat menyusun strategi yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Bisnis Perusahaan Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, maka penulis menggunakan metode penyelesaian masalah yang dapat digambarkan sebagai berikut: Penelitian Pendahuluan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah disampaikan pada Bab. IV di depan pada. penelitian di CV. Kurnia Persada, maka ditarik suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah disampaikan pada Bab. IV di depan pada. penelitian di CV. Kurnia Persada, maka ditarik suatu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan,penelitian, dan pembahasan yang telah disampaikan pada Bab. IV di depan pada penelitian di CV. Kurnia Persada, maka ditarik suatu kesimpulan,

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Journal of Applied Business And Economics Vol. 3 No. 2 (Des 2016) 61-68 ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Oleh: Litdia Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana IV.1.1. Evaluasi atas Aktivitas Pembelian Barang Dagang Aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini, audit operasional atas fungsi produksi pada PT Dunia Daging Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Usaha perdagangan produk logam kuningan sudah ditekuni oleh pemilik perusahan semenjak tahun 2001, dimana pada saat itu hanya melayani penjualan

Lebih terperinci

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEUBELAIR

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEUBELAIR PASAL 1. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Pemberitahuan PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEUBELAIR a. Sebelum memulai Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberitahukan kepada Konsultan Direksi guna pemeriksaan awal

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Muncul Anugerah Sakti merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004 yang merupakan anak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Grootwatch merupakan salah satu industri kreatif yang sedang berkembang dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang terbuat dari

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. BATANGHARI TEBING PRATAMA adalah anak perusahaan dari PT. BATANGHARI & GROUP yang beralamat di Menara Kuningan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO

VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO 7.1 Analisis Probabilitas Risiko Operasional Usaha pemasaran benih ikan patin sering kali dihadapkan pada risiko yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan. BAB IV PEMBAHASAN IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi Pada PT Grahacitra Adhitama ditemukan pengklasifikasian dan perhitungan biaya produksi yang kurang tepat, yaitu : 1. Ada beberapa unsur

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi alluminium extrusion di Jakarta. Perusahaan ini berkantor di JL. Palmerah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Ocean Centra Furnindo adalah perusahaan yang bergerak pada bidang spring bed dan busa. PT. Ocean Centra Furnindo dibangun pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim Gambar 2.1 Foto Perusahaan PT Kasa Husada Wira Jatim yang berlokasi di jalan Kalimas Barat 17-19, Surabaya merupakan sebuah

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di Divisi Industri Makanan dan Minuman (BMC) PT. AGRONESIA dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo. Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo. Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di BAB II HASIL SURVE. Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di berbagai bidang penjualan, yang menawarkan bermacam-macam desain pakaian

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT SISTEM PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT. RICKY KENCANA SUKSES MANDIRI PALEMBANG

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Distribusi Perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, PT. ANUGERAH IDEALESTARI telah menunjuk PT. ANUGERAH CENTRAL AUTOMOTIVE sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata 68 BAB 3 Analisa Kebutuhan Basisdata 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Mitratama Uniplast merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang mendaur ulang biji plastik, lalu menjualnya.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Berawal dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap insan, yaitu kebutuhan sandang, telah memberikan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Mitra Sinergi merupakan salah satu bentuk perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan pipa dan bahan bangunan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA IV.1 Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit operasional di PT Bangunreksa Millenium Jaya akan dimulai dari tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian langkah atau prosedur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Profil PT. Sinar Perdana Ultra PT. Sinar Perdana Ultra (SPU) yang berdiri pada tahun 1990 pada mulanya adalah Home Industry dan mulai menjadi Perseroan

Lebih terperinci

1. Bergerak di bidang apakah Triple Jeans, Surabaya? Triple Jeans adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment (jeans)

1. Bergerak di bidang apakah Triple Jeans, Surabaya? Triple Jeans adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment (jeans) WAWANCARA PIMPINAN PERUSAHAAN 1. Bergerak di bidang apakah Triple Jeans, Surabaya? Triple Jeans adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment (jeans) 2. Bagaimana sejarah singkat dari Triple

Lebih terperinci

Variable X. Audit Operasional

Variable X. Audit Operasional Variable X Audit Operasional Indicator No Kuesioner Ya Tidak Independensi 1 Apakah auditor merupakan staff khusus yang terpisah dari kegiatan operasional perusahaan? 2 Apakah auditor cukup independent

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI PT. X

STRUKTUR ORGANISASI PT. X LAMPIRAN 120 Lampiran A 121 STRUKTUR ORGANISASI PT X Direktur Sekretaris Auditor Internal Sales Supervisor Logistik Supervisor Acconting & Finance Supervisor Staff Penjualan (Salesman) Staff Logistik Kasir

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci