BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
|
|
- Sucianty Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS Pengolahan data dilakukan terhadap tiga parameter key performance Indicator (KPI), yaitu Ton Kilometer per Hour (TKPH) pada subbab 4.1, umur ban (lifetime) pada subbab 4.2, tread utilization rate (TUR) pada subbab 4.3, dan proyeksi umur ban berdasarkan kondisi aktual pada subbab Perhitungan Ton Kilometer per Hour Aktual TKPH aktual yang dimaksud adalah TKPH yang diperoleh berdasarkan data yang tercatat di Payload Meter (PLM) yang terpasang di unit dump truck. PLM adalah alat yang digunakan untuk membaca semua data-data operasional setiap truk dan mengolahnya dalam suatu komputer untuk mengetahui kondisi operasional truk-truk dalam rentang waktu operasi. Data-data yang tercatat oleh PLM dikelompokkan menjadi 7 data, yaitu data cycle, engine, abnormally & warning, accumulated value, extra signal data, dan summary 1-2. Data cycle time diperoleh berdasarkan akumulasi parameter-parameter yang tercantum di Payload Meter, yaitu : Waktu pengisian (load time) Waktu pengangkutan isi (load travel time) Waktu pengangkutan kosong (empty travel time) Waktu penumpahan (dump time). Sedangkan data lain yang diperlukan untuk perhitungan TKPH, yaitu: Berat muatan (payload) Kecepatan rata-rata isi (loaded speed average) Kecepatan rata-rata kosong (empty speed average) data-data di atas dapat dilihat dalam lampiran C. Perhitungan TKPH dilakukan pada dua jenis dump truck, yaitu tiga unit HD-785dan tiga unit HD 465, yang mewakili tiga jarak pengangkutan yang berbeda. 39
2 Unit HD Tabel 4.1 di bawah ini memperlihatkan data hasil PLM yang diambil dari tiga data cycle time yang terdapat dalam data payload meter dalam lampiran C, dengan tiga jarak yang berbeda pada HD-785 nomor 22, 23, dan 15 dalam pengangkutan material lumpur (mud). Tabel 4.1. Data cycle time pada pengangkutan material lumpur Truk Load Time Load travel Empty travel Dump time Cycle time payload Distance Average speed (min) time(min) time (min) (min) ( min ) (ton) (km) (km/hour) HD HD HD Average Berdasarkan data cycle time di atas, maka dapat dilakukan perhitungan nilai Ton Kilometer per Hour, untuk kondisi pengangkutan lumpur (mud), seperti terlihat pada Tabel 4.2. berikut ini. Tabel 4.2. Perhitungan TKPH HD-785 pada pengangkutan material lumpur HD Empty Vehicle Weight in kg (based on catalogue) Empty Weight Distribution Front 48% 52% Load on Tire in kg Average Payload (kg) Gross Vehicle Weight in kg Loaded Weight Distribution Front 32.% 68.% Ave Load on Tire in kg Mean Tire Load in kg Max Distance/cycle in Km 2.82 Ave Cycle Time (hours).25 Ave Speed in Km/Hr TKPH (ton.km/hours) R49 VMTP 2A (44) 94% 77% 27.R49 VMTP 1A (544) 76% 63% 27.R49 VMTP 3A (636) 65% 54% 27.R49 VMTS 2A (486) 85% 7% 27.R49 VMTS 1A (6) 69% 57% 4
3 Tabel 4.3 berikut ini memperlihatkan data hasil PLM yang diambil dari tiga data cycle time yang terdapat dalam data payload meter dalam lampiran C, dengan tiga jarak yang berbeda pada HD-785 nomor 22, 16, dan 12 dalam pengangkutan overburden. Tabel 4.3. Data cycle time pada pengangkutan material overburden Truk Load Time Load travel Empty travel Dump time Cycle Time payload Distance Average speed (min) time (min) time (min) (min) (min) (ton) (km) (km/hour) HD HD HD Average Berdasarkan data cycle time di atas, maka dapat dilakukan perhitungan Ton Kilometer per Hour, untuk kondisi pengangkutan overburden, seperti terlihat pada Tabel 4.4. berikut ini. Tabel 4.4. Perhitungan TKPH HD-785 pada pengangkutan material overburden HD Empty Vehicle Weight in kg (based on catalogue) Empty Weight Distribution Front 48% 52% Load on Tire in kg 16,784 9,91 Average Payload (kg) Gross Vehicle Weight in kg 157,785 Loaded Weight Distribution Front 32.% 68.% Ave Load on Tire in kg 25,25 26,82 Mean Tire Load in kg 21,1 17,95 Max Distance/cycle in Km 3.2 Ave Cycle Time (hours).4 Ave Speed in Km/Hr 2.17 TKPH (ton.km/hours) R49 VMTP 2A (44) 96% 82% 27.R49 VMTP 1A (544) 78% 67% 27.R49 VMTP 3A (636) 67% 57% 27.R49 VMTS 2A (486) 87% 75% 27.R49 VMTS 1A (6) 71% 6% 41
4 Dari perhitungan nilai TKPH di atas diketahui bahwa nilai TKPH untuk ukuran ban pada unit HD-785, pada material lumpur (mud) didapat nilai sebesar 414, 8 dan 34, 83 (tabel 4.2.) serta pada material overburden 423, 85 dan 362, 18 (tabel 4.4) Unit HD Tabel 4.5. di bawah ini memperlihatkan data hasil PLM yang diambil dari tiga data cycle time yang terdapat dalam data payload meter dalam lampiran C, dengan tiga jarak yang berbeda pada HD-465 nomor 33, 27, dan 1 dalam pengangkutan lumpur (mud). Tabel 4.5. Data cycle time pada pengangkutan material lumpur Truk Load Time Load travel Empty travel Dump time Cycle Time payload Distance Average speed (min) Time (min ) time (min) (min) (min) (ton) (km) (km/hour) HD HD HD Average Berdasarkan data cycle time di atas, maka dapat dilakukan perhitungan Ton Kilometer per Hour, untuk kondisi pengangkutan lumpur (mud), seperti terlihat pada Tabel 4.6. berikut ini. Tabel 4.6. Perhitungan TKPH HD-465 pada pengangkutan material lumpur HD Empty Vehicle Weight in kg 42,8 (based on catalogue) Empty Weight Distribution Front 47.% 53.% Load on Tire in kg Average Payload (kg) Gross Vehicle Weight in kg 72,33 Loaded Weight Distribution Front 32.% 68.% Ave Load on Tire in kg Mean Tire Load in kg Max Distance/cycle in Km 3.18 Ave Cycle Time (hours).27 Ave Speed in Km/Hr TKPH (ton.km/hours)
5 Tabel 4.7. berikut ini memperlihatkan data hasil PLM yang diambil dari tiga data cycle time yang terdapat dalam data payload report dalam lampiran C, dengan tiga jarak yang berbeda pada HD-465 nomor 29, 27, dan 1 dalam pengangkutan overburden. Tabel 4.7. Data cycle time pada pengangkutan material overburden Truk Load Time Load travel Empty travel Dump time Cycle Time payload Distance Average speed (min) Time (min) time (min) (min) (min) (ton) (km) (km/hour) HD HD HD Average Berdasarkan data cycle time di atas, maka dapat dilakukan perhitungan Ton Kilometer per Hour, untuk kondisi pengangkutan overburden, seperti terlihat pada Tabel 4.8. berikut ini. Tabel 4.8. Perhitungan TKPH HD-465 pada pengangkutan material overburden HD Empty Vehicle Weight in kg 42,8 (based on catalogue) Empty Weight Distribution Front 47.% 53.% Load on Tire in kg 1,58 5,671 Average Payload (kg) 52. Gross Vehicle Weight in kg 93, Loaded Weight Distribution Front 32.% 68.% Ave Load on Tire in kg 14,88 15,81 Mean Tire Load in kg 12,46 1,74 Max Distance/cycle in Km 3.4 Ave Cycle Time (hours).28 Ave Speed in Km/Hr TKPH (ton.km/hours) Dari perhitungan Ton Kilometer Per Hour (TKPH) untuk ban ukuran pada unit HD-465 didapat nilai 264,23 dan 219,34 untuk material lumpur (tabel 4.6), dan 31,55 dan 259,75 untuk material overburden (Tabel 4.8). 43
6 4.2. Umur Ban (Lifetime) Lifetime merupakan salah satu parameter key performance indicator (KPI), yang menunjukkan umur yang dicapai ban dari ban tersebut digunakan sampai dinyatakan scrab. Dari data lifetime rata-rata scrab ban Januari-Juni 28 yang terdapat dalam lampiran B, dapat direkapitulasi performa setiap merk ban ukuran (Tabel 4.9) dan ban ukuran (Tabel 4.11), berdasarkan umur rata-rata yang dicapai setiap merk ban, dan perbedaan (deviasi) pencapaian umur ban aktual dengan target yang diberikan untuk ban ukuran (Tabel 4.1) dan untuk ban ukuran (Tabel 4.12), parameter yang digunakan yaitu, Total umur ban (hours machine) Jumlah ban yang dinyatakan scrab Target umur ban yang diberikan. Tabel 4.9. Lifetime scrab tire per brand BLN Merk Torch Belshina BSN Triangle Toyo Januari Februari Maret April Mei Juni 2689 Total HM Quantity Aktual Plan Tabel 4.1. Scrap Tire per brand Merk Quantity Aktual Target Deviasi Persentase Torch % Belshina % Bridgestone % Triangle % Toyo % Average % 44
7 Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat histogram lifetime dari ban merk Torch (Gambar 4.1) dan Belshina (Gambar 4.2) yang untuk memperlihatkan persebaran data yang ada. Torch ER-42 Frekuensi Rata-rata 2641 jam Interval kelas Gambar 4.1. Histogram lifetime Torch Torch ER-42 Belshina GEA-15 Frekuensi Rata-rata 363 jam Interval kelas Belshina GEA-15 Gambar 4.2. Histogram lifetime Belshina Dapat dilihat dari histogram ban Torch (Gambar 4.1), persebaran data mengikuti distribusi normal, dengan nilai rata-rata sebesar 2641 jam, masih di bawah target yang diberikan perusahaan sebesar 35 jam, dari histogram juga dapat dilihat masih terdapat 45
8 ban yang dinyatakan scrab dengan lifetime di bawah rata-rata, yaitu sebanyak 28 unit ban. Sedangkan dari histogram ban Belshina (Gambar 4.2), persebaran data mengikuti distribusi negative skewness, dengan nilai rata-rata sebesar 363 jam, masih di bawah target yang diberikan perusahaan sebesar 35 jam, dari histogram juga dapat dilihat masih terdapat ban yang dinyatakan scrab dengan lifetime di bawah rata-rata, yaitu sebanyak 5 unit ban. Sedangkan untuk ban ukuran dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan 4.12 di bawah ini. Tabel Lifetime scrab tire per brand Bulan Merk Belshina BSN Torch Tianli Januari ,282. Februari 7,112. Maret ,866. April Mei 1, Juni , Total HM Quantity Aktual Plan Tabel Scrap Tire per brand Merk Quantity Aktual Target Deviasi Persentase Belshina % Bridgestone % Torch % Tianli % Average % Berdasarkan tabel 4.11 dan 4.12 di atas dapat dibuat histogram lifetime dari ban merk belshina (Gambar 4.3) dan Bridgestone (Gambar 4.4) untuk memperlihatkan persebaran data yang ada. 46
9 Belshina T-115 Frekuensi Rata-rata 389 jam Belshina T Interval kelas Gambar 4.3. Histogram lifetime Belshina Bridgestone VMTP-2A Frekuensi Rata-rata 7571 jam Bridgestone VMTP-2A Interval kelas Gambar 4.4. Histogram lifetime Bridgestone Dapat dilihat dari histogram ban Belshina (Gambar 4.3), persebaran data mengikuti positive skewness, dengan nilai rata-rata sebesar 389 jam, masih di bawah target yang diberikan perusahaan sebesar 5 jam, dari histogram juga dapat dilihat masih terdapat ban yang dinyatakan scrab dengan lifetime di bawah rata-rata, yaitu sebanyak 6 unit ban. Sedangkan dari histogram ban Bridgestone (Gambar 4.4), persebaran data mengikuti 47
10 distribusi negative skewness, dengan nilai rata-rata sebesar 7571 jam, masih di bawah target yang diberikan perusahaan sebesar 9 jam, dari histogram juga dapat dilihat masih terdapat ban yang dinyatakan scrab dengan lifetime di bawah rata-rata, yaitu sebanyak 5 unit ban Tread Utilization Rate (TUR) Januari-Juni 28 Tread Utilization Rate (TUR) merupakan salah satu parameter key performance indicator (KPI), yang menunjukkan seberapa optimum penggunaan kembangan (tread) ban dari ban tersebut digunakan sampai dinyatakan scrab. Dari data % Tread Utilization Rate (TUR) ban Januari-Juni 28 yang terdapat dalam lampiran B, dapat direkapitulasi performa setiap merk ban, berdasarkan nilai TUR untuk ban berukuran dari 29 unit ban (Tabel 4.13), dan ban ukuran dari 78 unit ban (Tabel 4.14) sebagai berikut Ban ukuran Tabel Tread Utilization Rate No Merk Life Average(hrs) % TUR Standar Deviasi 1 Belshina Bridgestone Torch Tianli Average Ban ukuran Tabel Tread Utilization Rate No Merk Life Average(hrs) % TUR Standar Deviasi 1 Torch Belshina Bridgestone Triangle Toyo Average
11 Dari kedua data di atas, baik pada ban ukuran dan dapat dilihat bahwa nilai TUR rata-rata setiap merk ban masih di bawah nilai standar Proyeksi Umur Ban Berdasarkan Laju Keausan Aktual Proyeksi umur ban berdasarkan laju keausan aktual, dilakukan untuk mengetahui umur ban yang dapat dicapai, dengan kondisi aktual yang ada di lapangan hingga ban dinyatakan scrap, tanpa mengalami kerusakan prematur. Berdasarkan data kehilangan ketebalan tread yang terdapat di lampiran A, dapat dilakukan proyeksi keausan normal pada setiap jenis ban. Posisi ban diambil pada posisi 6 (kanan belakang) yang digunakan sebagai sampel. Berdasarkan data pengukuran ketebalan tread pada saat HM pengukuran tertentu, dapat dilakukan proyeksi umur ban untuk ban ukuran pada Gambar 4.1 dan 4.2, dan ban ukuran pada Gambar 4.3 sebagai berikut : Bridgestone VMTP 2A (27.-49) Proyeksi Lifetime VMTP Tread depth Hours meters y = -.82x Aktual R 2 =.9881 "VMTP" Target Li Gambar 4.5. Grafik proyeksi lifetime VMTP 2A Dari proyeksi umur ban pada Gambar 4.5 di atas, berdasarkan interpolasi yang dilakukan terhadap 6 data sampel, didapat suatu persamaan linier untuk menentukan proyeksi umur 49
12 ban, dan untuk ban Bridgestone VMTP 2A diperoleh nilai umur sebesar 7484 jam dari target 9 jam, seperti yang ditunjukkan garis berwarna merah pada gambar di atas, hingga nilai TUR mencapai 85% atau sisa ketebalan ban sebesar 1,95 milimeter dari tebal awal sebesar 73 milimeter Belshina T-115 (27.-49) Proyeksi Lifetime T-115 aktual "T-115" Target 8 7 y = -.89x R 2 = Tread depth Hours meter Gambar 4.6. Grafik proyeksi lifetime T-115 Dari proyeksi umur ban pada Gambar 4.6 di atas, berdasarkan interpolasi yang dilakukan terhadap 6 data sampel, didapat suatu persamaan linier untuk menentukan proyeksi umur ban, dan untuk ban Belshina T-115 diperoleh nilai umur sebesar 6485 jam dari target 5 jam, seperti yang ditunjukkan garis berwarna merah pada gambar di atas, hingga nilai TUR mencapai 85% atau sisa ketebalan ban sebesar 1,8 milimeter dari tebal awal sebesar 72 milimeter. 5
13 Torch ER-42 (ukuran ) Proyeksi Lifetime ER-42 6 Aktual "ER-42" Tread Depth y = -.124x R 2 =.9719 Target 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, Hours meter Gambar 4.7. Grafik proyeksi lifetime ER-42 Dari proyeksi umur ban pada Gambar 4.7 di atas, berdasarkan interpolasi yang dilakukan terhadap 9 data sampel, didapat suatu persamaan linier untuk menentukan proyeksi umur ban, dan untuk ban Torch ER-42 diperoleh nilai umur sebesar 3866 jam dari target 35 jam, seperti yang ditunjukkan garis berwarna merah pada gambar di atas, hingga nilai TUR mencapai 85% atau sisa ketebalan ban sebesar 8,55 milimeter dari tebal awal sebesar 57 milimeter. 51
BAB V PEMBAHASAN. 785 TKPH Site vs TKPH Rating. Gambar 5.1. Grafik TKPH site vs TKPH rating HD-785
BAB V PEMBAHASAN 5.1. Ton Kilometer Per Hour 5.1.1. Ban Ukuran 27.00-49 Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan pada bab III, dapat dibuat grafik perbandingan nilai Ton Kilometer Per Hour (TKPH)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ban merupakan komponen penting dalam suatu sistem pengangkutan tambang khususnya alat angkut. Jam kerja yang tinggi dari alat angkut merupakan tuntutan produksi, menyebabkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR
ABSTRAK Ban merupakan komponen penting dalam suatu sistem pengangkutan tambang khususnya alat angkut. Sebagai komponen yang langsung bersinggungan dengan jalan yang kondisinya bervariasi, ban berisiko
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Evaluasi Kinerja Ban Dump Truck Pada Pengangkutan di Tambang Lempung-pasiran PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penambangan terdiri dari tahapan penggalian, pemuatan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penambangan terdiri dari tahapan penggalian, pemuatan, dan pengangkutan. Alat angkut yang umum digunakan adalah dump truck. Produktivitas dump truck sangat
Lebih terperinciBAB IV ANALISA BEBAN MUATAN TRUK DAN TKPH
BAB IV ANALISA BEBAN MUATAN TRUK DAN TKPH 4.1 Analisa Beban Muatan Truk Berdasarkan data ban yang rusak pada bulan juni 2012, maka dapat dianalisa muatan truk CAT 785C sebagai berikut : a. Distribusi muatan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN MOTTO SARI...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN MOTTO SARI... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL...vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR FOTO...ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Truk Pengangkut dan Ban Truk Produk truk pengangkut dalam pertambangan mempunyai banyak tipe dan ukuran. Namun setiap kelas atau berat muatan yang sama hampir mempunyai ukuran
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PERHITUNGAN
BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN 4.1 Payload Meter (PLM) Payload meter (PLM) adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan merekam jumlah muatan yang diisikan ke dalam haul truck. PLM menggunakan lampu eksternal
Lebih terperinciPENGARUH BEBAN MUATAN TRUK DAN OPERATION TKPH TERHADAP UMUR BAN BELSHINA FT-116 AM2
TUGAS AKHIR PENGARUH BEBAN MUATAN TRUK DAN OPERATION TKPH TERHADAP UMUR BAN 33.00-51 BELSHINA FT-116 AM2 Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana stratasatu (S1) Disusun oleh
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Ban Ban adalah salah satu komponen kendaraan yang krusial karena bersentuhan langsung dengan jalan, sekaligus sebagai output terakhir dari tenaga yang dihasilkan oleh mesin.
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR Ban Off- Road (Off-Road Tire)
BAB III TEORI DASAR 3.1. Ban Off- Road (Off-Road Tire) Ban off road merupakan penggerak akhir dari kendaraan yang bersinggungan langsung dengan jalan, yang tidak rata, kasar, buruk, dan berbatu, serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dump Truck Dump Truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material pada jarak menengah sampai jauh, muatannya diisikan oleh Backhoe atau sebagainya (Rochmanhadi,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif (kuantitatif). Menurut
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis, Lokasi, dan Fokus Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Berdasarkan fokus penelitian dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat
BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang alur kegiatan analisa pengadaan alat berat di terminal curah batubara. Diagram alir kegiatan dapat dilihat pada gambar 3.1. START
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA
KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA Saipul Rahman 1*, Uyu Saismana 2 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN DAN ANALISA DATA
BAB III METODE PENGUJIAN DAN ANALISA DATA 3.1. METODE PENGUJIAN 3.1.1. Metodologi Pengujian Metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah : 1) Studi literatur Studi literatur dilakukan
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI. Gambar 3.1 Powertrain
BAB III DASAR TEORI.1 Penggunaan Bahan Bakar Pada Mesin Kendaraan.1.1 Sistem Penggerak (Propulsion System) Daya mesin (engine horsepower) dan operating gear merupakan faktor utama yang menentukan besar
Lebih terperinciKUANTIFIKASI PENGARUH TAHANAN KEMIRINGAN DAN KECEPATAN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR HD785-5 DI SITE PT INCO SOROWAKO
KUANTIFIKASI PENGARUH TAHANAN KEMIRINGAN DAN KECEPATAN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR HD785-5 DI SITE PT INCO SOROWAKO TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PERHITUNGAN
BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN 4.1. Data Situasi Lapangan Pada kegiatan penambangan material lapisan batuan penutup, prioritas pekerjaan berada pada daerah utara pit Tanah Putih (lihat Gambar 4.1). N LP 1
Lebih terperinciEVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB
EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB Hambali 1*, Nurhakim 2, Riswan 2, Marselinus Untung Dwiatmoko 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :
TUGAS AKHIR Pengaruh Modifikasi Gear Ratio Differential Terhadap Fuel Consumption dan Nilai Gradeability Truck Batubara Jenis FM 260 JD Kapasitas Muat 20 Ton Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA BUS PATAS ANTAR KOTA DALAM PROPINSI PO. RUKUN JAYA ( STUDI KASUS TRAYEK SURABAYA - BLITAR )
EVALUASI KINERJA BUS PATAS ANTAR KOTA DALAM PROPINSI PO. RUKUN JAYA ( STUDI KASUS TRAYEK SURABAYA - BLITAR ) Performance Evaluation of Inter-City in Province Patas Bus PO. Rukun Jaya (Case Study Route
Lebih terperinciBAB III REKONTRUKSI TERBANG DENGAN PROGRAM X-PLANE
BAB III REKONTRUKSI TERBANG DENGAN PROGRAM X-PLANE 3.1 Pendahuluan Dalam tugas akhir ini, mengetahui optimalnya suatu penerbangan pesawat Boeing 747-4 yang dikendalikan oleh seorang pilot dengan menganalisis
Lebih terperinciPERBAIKAN JALAN ANGKUT TAMBANG : PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR LAPIS JALAN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT
PERBAIKAN JALAN ANGKUT TAMBANG : PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR LAPIS JALAN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT Adip Mustofa 2*, Jaka Guruh Wicaksono 1, Nurhakim 2, Afriko 3, Sari Melati 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.
ALAT GALI Yang termasuk alat gali adalah : 1. Backhoe atau Pull Shovel 2. Power Shovel atau Front Shovel menggunakan prime mover excavator : 3. Dragline bisa wheel (roda ban) atau crawler (roda rantai)
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN
PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari, ST,MT (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TRANSPORTASI
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TRANSPORTASI KELOMPOK B Randy Asad P 1406574251 Diva Pradita 1406433131 Salsabila M 1406533301 Ajruddin Akhmad 1306405534 LABORATORIUM TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR
PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR Abstrak Oleh : James Wilson Siahaan Prodi Teknik Pertambangan
Lebih terperinciANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS
ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS A r m e d y NRP : 9021048 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
Lebih terperinciBab IV Penyajian Data
Bab IV Penyajian Data IV.1 Umum Sistem pendanaan pemeliharaan jalan saat ini mulai berubah dengan dikembangkan dengan pola penanganan dengan menggunakan sistem kontrak. Jenis-jenis kontrak dalam penerapannya
Lebih terperinciBAB 4 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS WAVEFORM TERKONTAMINASI
BAB 4 IDETIFIKASI DA AALISIS WAVEFORM TERKOTAMIASI 4.1 Hasil Identifikasi Pada bab ini akan disajikan hasil-hasil pengolahan data yang telah dilakukan dalam bentuk tabel. Data-data tersebut dibagi ke dalam
Lebih terperinciSumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.
Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maka pada tingkat awal pengolahan batugamping terutama dalam peremukan harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembuatan semen, batugamping merupakan bahan baku utama. Maka pada tingkat awal pengolahan batugamping terutama dalam peremukan harus berjalan dengan
Lebih terperinciSTUDI DISTRIBUSI BEBAN SUMBU UNTUK KENDARAAN SUMBU GANDA RODA GANDA DAN KENDARAAN SUMBU TRIPEL RODA GANDA ABSTRAK
STUDI DISTRIBUSI BEBAN SUMBU UNTUK KENDARAAN SUMBU GANDA RODA GANDA DAN KENDARAAN SUMBU TRIPEL RODA GANDA Septian Anggoro NRP: 0921045 Pembimbing: Silvia Sukirman, Ir. ABSTRAK Kemajuan teknologi di bidang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Perhitungan pemakaian bahan bakar (Fuel Burn off) pesawat Untuk mencari jumlah pemakaian bahan bakar pada pesawat diperoleh dengan perhitungan Fuel Burn Off: Burn
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan sampel sebanyak 140 orang. Data penelitian diambil menggunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data. Soal yang digunakan adalah soal yang telah teruji validitasnya
20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes berupa tes essay yang sudah diuji validitas dan reliabilitas tesnya untuk digunakan sebagai
Lebih terperinciOPTIMALISASI JUMLAH ALAT ANGKUT JENIS HD785 PADA PIT A MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI OVERBURDEN DI PT X
OPTIMALISASI JUMLAH ALAT ANGKUT JENIS HD785 PADA PIT A MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI OVERBURDEN DI PT X TUGAS AKHIR Kiky Rizky Aprilya 1122003027 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH KEBIJAKAN ON-STREET PARKING TERHADAP TINGKAT KEMACETAN DI KOTA MEDAN
KAJIAN PENGARUH KEBIJAKAN ON-STREET PARKING TERHADAP TINGKAT KEMACETAN DI KOTA MEDAN ABSTRAK KAJIAN PENGARUH KEBIJAKAN ON-STREET PARKING TERHADAP TINGKAT KEMACETAN DI KOTA MEDAN oleh Ariostar NIM : 250
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E (Studi Kasus: PT ISM Bogasari Flour Mills Surabaya) Edi Suhandoko, Bobby
Lebih terperinciKINERJA OPERASI TRANS METRO BANDUNG KORIDOR III CICAHEUM-SARIJADI DITINJAU DARI WAKTU PERJALANAN DAN FAKTOR MUAT
KINERJA OPERASI TRANS METRO BANDUNG KORIDOR III CICAHEUM-SARIJADI DITINJAU DARI WAKTU PERJALANAN DAN FAKTOR MUAT TINE TRIATI SUHARDI NRP: 1121024 Pembimbing: TAN LIE ING, S.T., M.T. ABSTRAK Kemacetan lalu
Lebih terperinci2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.
KESERASIAN KERJA ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN PENGAMBILAN LUMPUR DAN TANAH PUCUK DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA KABUPATEN SUMBAWA BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Khaerul Nujum 1, Ag.
Lebih terperinciEVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 57-61 EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM Achmad 1*, Agus Triantoro 2,
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. IV, 1 JULI 2016
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG No. 12/07/18/Th. IV, 1 JULI 2016 Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada
Lebih terperinciMENENTUKAN JUMLAH INVENTORY BERDASARKAN PERHITUNGAN HOUR METER (HM) UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN SUKU CADANG FILTER ALAT BERAT
MENENTUKAN JUMLAH INVENTORY BERDASARKAN PERHITUNGAN HOUR METER (HM) UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN SUKU CADANG FILTER ALAT BERAT di PT. UNITED TRACTORS SKRIPSI Oleh ARIYANTO 1100055783 FAKULTAS SAINS
Lebih terperinciKeterangan gambar : sekunder. Gambar 2.1 Sketsa Hirarki Jalan Perkotaan. (Sumber: Tim Peneliti Puslitbang Jalan, 2002) Bandar udara
Bandar udara Pelabuhan & pergudangan Pergudangan Kawasan industri Kawasan perdagangan regional Terminal angkutan barang (Sumber: Tim Peneliti Puslitbang Jalan, 2002) Keterangan gambar : Kawasan primer
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan data dilakukan pada sebuah perusahaan pertambangan yang ada di Bogor, Jawa Barat. Adapun data yang diambil adalah data produksi bahan tambang yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Korelasi Laju Penembusan antara Dispatch dan Aktual. Tabel 5.1 Korelasi Laju Penembusan antara data Dispatch dan data Aktual
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Korelasi Laju Penembusan antara Dispatch dan Aktual Dalam pengambilan data laju penembusan di lapangan diperoleh adanya perbedaan hasil pencatatan antara Dispatch dan aktual. Hal ini
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang didapatkan dari 97 sampel di Kamar Operasi RSUD Cengkareng, Jakarta Barat. Hasil penelitian yang didapat disajikan dalam
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE
EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE CAT 385 DAN CAT 345 TERHADAP PRODUKSI PENAMBANGAN SAKELOLA PAKET 09-218 BANKO BARAT TAHUN 2013 PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK THE EVALUATION OF BACKHOE EXCAVATOR CAT 385
Lebih terperinciSPESIFIKASI MITSUBISHI
Lampiran 1. Spesifikasi Mitsubishi FUSO FN 527 M3L HD ( 6X4 ) SPESIFIKASI MITSUBISHI Fuso FN 527 M3L HD (6X4) DIMENSION & WEIGHT Overall Length (mm) 8.515 Overall Width (mm) 2.425 Overall Height(mm) 2.750
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER PROVINSI LAMPUNG No. 12/02/18/Th. V, 1 Februari 2017 Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada
Lebih terperinciMETODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN
METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat
Lebih terperinciBAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Penentuan Blok Penelitian Penentuan blok penelitian dilakukan dengan menyesuaikan aktivitas mesin bor yang sedang bekerja atau beroperasi memproduksi lubang tembak.
Lebih terperinciBAB II EARTHMOVING DAN HAULING
BAB II EARTHMOVING DAN HAULING I. PENDAHULUAN Earthmoving merupakan proses atau metode pemindahan material berupa tanah atau batu dari 1 loksasi ke lokasi lainnya. Biasanya aktivitas earthmoving terkait
Lebih terperinciKESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN
KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN Rezky Anisari (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/04/18/Th. IV, 1 APRIL 2016
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI PROVINSI LAMPUNG No. 12/04/18/Th. IV, 1 APRIL Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada sebanyak
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/02/18/Th. IV, 1 FEBRUARI 2016
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 12/02/18/Th. IV, 1 FEBRUARI 2016 PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER PROVINSI LAMPUNG Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada
Lebih terperinciPerancangan Perkerasan Jalan
Perancangan Perkerasan Jalan Direncanakan sesuai kebutuhan Lalu Lintas (Jenis/volume) Sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan Sesuai waktu, tenaga, mutu dan dana tersedia Memperhatikan amdal daerah
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan PT PINDAD merupakan perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer komersial di Indonesia. Salah satu produk yang dibuat oleh perusahaan ini adalah kendaraan
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR. Mesin Diesel. Diferensial Kontrol Kemudi Drive Shaft. Gambar 3.1 Powertrain (Ipscorpusa.com, 2008)
BAB III TEORI DASAR 3.1. Penggunaan Bahan Bakar pada Mesin Kendaraan 3.1.1 Sistem Penggerak Daya mesin dan gigi pengoperasian merupakan faktor utama yang menentukan besar tenaga yang tersedia untuk drawbar
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pintu Masuk-Keluar Gudang Semenjak awal dibangunnya Gudang FG Ciracas, gudang ini memiliki dua pintu. Pintu tersebut terletak di bagian depan dan belakang gudang. Awalnya
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/04/18/Th. V, 3 April 2017
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI PROVINSI LAMPUNG No. 12/04/18/Th. V, 3 April Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada sebanyak
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Kerusakan Mesin dan Keputusan Pelaksanaan Retrofit Jika merujuk pada tabel 5.4 data pencapaian target tahun 2010 tertulis bahwa target kerusakan mesin yang
Lebih terperinciEVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 62-66 EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU Agus Arie Yudha 1*, Agus Triantoro 2, Uyu Saismana
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca nyaring dengan pemahaman bacaan siswa kelas II SD
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara keterampilan membaca nyaring dengan pemahaman
Lebih terperinciAnalisa Keputusan Pemilihan Investasi Alat Berat di Pertambangan Batu Bara PT. IR
Analisa Keputusan Pemilihan Investasi Alat Berat di Pertambangan Batu Bara PT. IR Alfa Firdaus, Andy Hariyanto Program Studi Teknik Industri - Universitas Mercu Buana Jakarta Jl. Meruya Selatan, Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas tersebut dapat diukur ciri-ciri kualitas dari produk yang ada, membandingkannya
Lebih terperinciBAB III METODOLODI PERHITUNGAN
21 BAB III METODOLODI PERHITUNGAN 3.1 TINJAUAN UMUM Metodologi yang dimaksud dalam tugas akhir ini adalah metode pengumpulan data dan pengolahan data, guna menunjang penyelesaian laporan Tugas akhir dengan
Lebih terperinciANALISA UJI BEBAN PADA PETI KEMAS MILIK PT. PATRA SUPPLIES & SERVICES
ANALISA UJI BEBAN PADA PETI KEMAS MILIK PT. PATRA SUPPLIES & SERVICES Oleh : Mukty Baktiar Nrp :6108 030 049 Dosen Pembimbing, Budianto, ST., MT TEKNIK PERENCANAAN DAN KONSTRUKSI KAPAL JURUSAN TEKNIK BANGUNAN
Lebih terperinciFarisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK
STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL MATCH FACTOR DENGAN MODEL ANTRIAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN ALAT GALI DAN ALAT MUAT PENAMBANGAN BATUBARA PT.BUKIT ASAM, TANJUNG ENIM Farisyah Melladia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi
Lebih terperinciPengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa
Pengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa Titus Kristanto 1, Eka Cahya Muliawati 2, Rachman Arief
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Pengaruh Kemiringan Jalan dan Jarak Angkut terhadap Konsumsi Bahan Bakar dan Fuel Ratio pada Kegiatan Penambangan Batuan Andesit di PT Gunung Sampurna
Lebih terperinciLABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR
TNR 12 space 1.15 LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL I TNR 12 Space 2.0 STATISTIK
Lebih terperinciberapa lama waktu yang diperiukan oleh fasilitas pelayanan dalam melayani tiap
BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENL LITIAN 4.1. Pendahuluan Sistem Antrian pada industri beton ready mixed merupakan kasus antrian yang sedikit berbeda dan kasus antrian pada umumnya. Perbedaan ini terletak
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI 2014 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/04/18/Th. III, 1 April 2015
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI PROVINSI LAMPUNG No. 12/04/18/Th. III, 1 April Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada sebanyak
Lebih terperinciBAB V. PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Keakuratan Pengeboran Vertikal dari Pengukuran Lapangan. Keakuratan No. Blast
BAB V. PEMBAHASAN 5.1. Keakuratan Pengeboran Vertikal Pengeboran pada daerah pushback 7 South menggunakan sistem Aquila. Sistem Aquila ini memiliki cara kerja dimana desain pengeboran dikirimkan secara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck BAB II LANDASAN TEORI Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2017 PROVINSI LAMPUNG
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS PROVINSI LAMPUNG Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada sebanyak 54.637
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. alat-alat tersebut untuk mendapatkan harga besaran estimasi kapasitas alat yang paling
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan sistem mekanisasi menggunakan alat-alat berat, hal yang sangat penting dilakukan adalah menghitung kapasitas operasi
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA ALAT CRUSHING PLANT DAN ALAT MUAT DALAM RANGKA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATUBARA PADA PT MANDIRI CITRA BERSAMA
EVALUASI KINERJA ALAT CRUSHING PLANT DAN ALAT MUAT DALAM RANGKA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATUBARA PADA PT MANDIRI CITRA BERSAMA Dahni 1*, Uyu Saismana 2, Romla Noor Hakim 2, Andre 3 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI APRIL 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/06/18/Th. VI, 2 Juni 2017
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI APRIL PROVINSI LAMPUNG No. 12/06/18/Th. VI, 2 Juni Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada sebanyak
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/03/18/Th. V, 1 Maret 2017
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI PROVINSI LAMPUNG No. 12/03/18/Th. V, 1 Maret Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada sebanyak
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/05/18/Th. V, 2 Mei 2017
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET PROVINSI LAMPUNG No. 12/05/18/Th. V, 2 Mei Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada sebanyak 54.575
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. VII, 3 Juli 2017
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2017 PROVINSI LAMPUNG No. 12/07/18/Th. VII, 3 Juli 2017 Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil
BAB V ANALISA HASIL Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan di bab sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil pencapain OEE setiap bulannya adalah tidak
Lebih terperinciDISAIN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI FUZZY BERBASIS DIAGRAM LADDER PLC MITSUBISHI Q02HCPU PADA SISTEM MOTOR INDUKSI
DISAIN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI FUZZY BERBASIS DIAGRAM LADDER PLC MITSUBISHI Q02HCPU PADA SISTEM MOTOR INDUKSI Syarif Jamaluddin a, Ir. Aries Subiantoro, M.Sc. b a,b) Departemen Elektro Fakultas Teknik,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TEKANAN DAN BEBAN PADA BAN TIPE RADIAL TERHADAP ROLLING RESISTANCE KENDARAAN PENUMPANG
Analisis Pengaruh Tekanan Dan Beban Pada Ban ANALISIS PENGARUH TEKANAN DAN BEBAN PADA BAN TIPE RADIAL TERHADAP ROLLING RESISTANCE KENDARAAN PENUMPANG Budi Setiyana* Departemen Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciyang sebenarnya dalam setiap harinya. Faktor muat (loadfactor) sangat dipengaruhi
BAB III LANDASAN TEORI A. Faktor Muat (loadfactor) Faktor muat adalah merupakan perbandingan antara kapasitas terjual dan kapasitas yang tersedia untuk suatu perjalanan yang dinyatakan dalam persentase.
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/05/18/Th. IV, 2 MEI 2016
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET PROVINSI LAMPUNG No. 12/05/18/Th. IV, 2 MEI Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada Maret sebanyak
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/03/18/Th. IV, 1 MARET 2016
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI PROVINSI LAMPUNG No. 12/03/18/Th. IV, 1 MARET Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada sebanyak
Lebih terperinciTENTANG UTS. Penentuan Cadangan, hal. 1
TENTANG UTS Soal 1: Jawaban umumnya tidak fokus atau straight ke pertanyaan/ masalah yang diajukan. Key words dalam pertanyaan di atas tekanan saturasi, sedangkan dalam banyak jawaban di bawah tekanan
Lebih terperinciMetode Pelaksanaan dan Alat Berat
MODUL PERKULIAHAN Metode Pelaksanaan dan Alat Berat Pengertian tentang kapasitas produksi Dozer shovel/wheel loader dan Motor grader. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik
Lebih terperinciDinamika Kendaraan Teori dan Aplikasi
Dinamika Kendaraan Teori dan Aplikasi 1. Fundamental Roda dan Pelek Pada dasarnya untuk mempelajari lebih jauh mengenai dinamika kendaraan terlebih dahulu kita harus memahami beberapa fundamental dasar
Lebih terperinciDESAIN ULANG KAPAL PERINTIS 200 DWT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA KAPAL
Sidang Tugas Akhir (MN 091382) DESAIN ULANG KAPAL PERINTIS 200 DWT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA KAPAL Oleh : Galih Andanniyo 4110100065 Dosen Pembimbing : Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D. Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.1. Karakteristik Data Pengamatan karakteristik tegakan hutan seumur puspa dilakukan pada dua plot di Hutan Pendidikan Gunung Walat dengan luas masing-masing plot berukuran 1
Lebih terperinciSTUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG
STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG Purnawan Titi Kurniati Deddy Noveyusa Staf Pengajar Staf Pengajar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinci