BAB III METODE PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENGUJIAN DAN ANALISA DATA"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENGUJIAN DAN ANALISA DATA 3.1. METODE PENGUJIAN Metodologi Pengujian Metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah : 1) Studi literatur Studi literatur dilakukan dengan melakukan pencarian data di internet, tentang differential, gradeability, juga tentang penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan. Selain itu juga dilakukan studi terhadap buku-buku literatur yang berkaitan dengan topik tugas akhir. 2) Pengujian / Eksperimen - Uji Dispersi : pengujian terhadap unit existing dengan kondisi unit 93% dan gear ratio standar yaitu 6,428. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian fuel consumption & gradeability 57

2 58 - Uji fuel consumption : pengujian dilakukan terhadap pemakaian fuel dump truck dengan GR Differential 6x41 (6,833) dan 7x41 (5,87). - Uji gradeability : pengujian dilakukan terhadap kemampuan menanjak / mendaki dump truck dengan GR Differential tipe 6x41 (6,833) dan tipe 7x41 (5,87). Pengujian dilakukan dengan mengambil sampel pada kendaraan dump truck Hino FM 260 JD kapasitas 20 ton di jalan tambang batubara. 3) Studi Lapangan Pengambilan data langsung dari lapangan atau aktivitas hauling batubara. Proses pengukuran penelitian bersifat kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan aktivitas hauling dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif Diagram Alur Penelitian Dalam sub bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian uji coba modifikasi gear ratio differential terhadap nilai gradeability dan konsumsi bahan bakar pada truk batubara kapasitas 20 ton. Diagram alur pengujian ini diperlukan untuk mempermudah penguji dalam melakukan tahapan-tahapan penelitian sehingga tujuan penelitian bisa tercapai dengan benar. Diagram alur pengujian ini merupakan gambaran secara umum proses penelitian dari mulai persiapan, proses pengambilan data penelitian sampai pada tahap akhir kesimpulan penelitian. Langkah-langkah pengujian :

3 59 1. Persiapan pengujian dimana kendaraan truk dibawa menuju lokasi pengujian yakni di jalan tambang PT. R, serta peralatan pendukung seperti fuel flow meter, diffential gear, alat ukur grade jalan, odometer dan hour meter, dan bahan bakar solar full tank. 2. Sampai lokasi pengujian kendaraan truk dilakukan uji dispersi terlebih dahulu. 3. Jika hasil uji dispersi tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan maka mesin kendaraan truk dilakukan servis dahulu, jika hasil uji dispersi kedua truk sesuai dengan yang dipersyaratkan maka proses pengujian dilanjutkan. 4. Dump truck no. 1 dipasang differential gear dengan tipe 6x41 GR : 6,833. Dump truck no. 2 dipasang differential dengan tipe 7x41 GR : 5, Pengukuran bahan bakar dengan cara : Awal : Tangki bahan bakar di isi full tank kemudian di catat jumlah volume fuel dan awal hour meter / kilometer (odometer). Akhir : Pengisian fuel berikutnya dengan posisi full tank, kemudian di catat kembali jumlah volume fuel dan hm/km terakhir. Masukkan data yang diperoleh ke dalam tabel data. 6. Tukar semua differential yang terpasang di kendaraan truk 1 (gear ratio 6,833) ke dump truk no 2, demikian sebaliknya. 7. Isi kembali tangki bahan bakar kedua truk dan lakukan pengujian kembali. 8. Jalankan dump truk untuk menempuh jarak 5 km untuk 1 ritasi ulangi langkah-langkah pengujian di atas beberapa kali. Pengujian di lakukan 3 kali dengan 6 ritasi tiap pengujian dengan durasi 2,5 3 jam. 9. Masukkan data yang diperoleh ke dalam tabel data pengujian.

4 Pengujian selesai dan kembali ke lokasi tambang Secara garis besar urutan pengujian dapat digambarkan seperti di bawah ini : Mulai Persiapan Uji Dispersi NG ( > 2% ) OK ( < 2% ) Uji Differential Dump Truck 1 Uji Differential Dump Truck 2 Data Hasil Uji - Uji Fuel Consumption - Uji Gradeability Analisa & Perhitungan Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Skema alur pengujian

5 Peralatan Pengujian Didalam melakukan pengujian alat-alat yang diperlukan adalah : 1. Kendaraan : Dump Truck Tipe Kecepatan max. Tenaga Maksimum Torsi Maksimum Tipe Engine : Heavy Duty Truck FM 260 JD (6x4) : 86 km/jam : 260 HP pada 2500 RPM : 76 kg.m pada 1500 RPM : Engine J08E Jumlah DT : 2 Unit ( dengan availability = 93% ) Tahun pembuatan : 2012 Gear Ratio Differential Standar : GR = 6,428 Gear Ratio Differential Modif : GR = 6,833 & GR = 5,857 Minimum Fuel Consumption rate : 168 gr / PS.hr ( full load ) Beban / Inflation Pressure : No. Unit Kendaraan#1 Berat Kosongan (kg) GVW (kg) DT Kendaraan#2 DT Tabel 3.1. Specifikasi FM 260 JD (ref ; data Moco PT. R ) CAPACITY FUEL TANK Liter 200 SPESIFIC FUEL GRAFITY 0,82 TYRE PR FLYWHEEL HP HP/rpm 260 / 2500 MAX. TORQUE kgm/rpm 76 / 1500 MIN. FUEL CONSUMPTION RATIO ( FULL LOAD ) g/hp.hour 168

6 62 2. Alat survey ( pengukur elevasi dan ketinggian ) Total Station adalah alat optik / elektronik yang digunakan dalam survei teknologi modern dan konstruksi bangunan. Total station adalah teodolit elektronik yang terintegrasi dengan electronic distance meter (EDM) untuk mengukur & membaca jarak kemiringan dari TS ke titik tertentu. Tipe : Total Station tipe SET500 Gambar 3.2 Total Station Sokkia Tabel 3.2. Spesifikasi Total Station

7 63 3. Flow Meter Alat ini digunakan untuk menghitung / mengukur jumlah aliran fluida dalam satuan volume. Sehingga alat ini bisa menghitung volume fuel yang di supplai dari tangki solar ke tangki bbm truck. Gambar 3.3. Fuel Flow meter ( ref ; doc. Foto arif n Kamis, 27 Mar 14, ) 4. Jembatan Timbang Alat ini lazim digunakan di pertambangan batubara, untuk mengukur berat muatan total atau berat kendaraan tanpa muatan. Alat ini terpasang di bawah jembatan dalam bentuk sensor beban, kemudian sinyal tersebut di kirim ke display meter yang terdapat di dispatch room. Gambar 3.4. Display Meter ( ref ; doc. Foto arif n Kamis, 27 Mar 14, )

8 64 Gambar 3.5. Jembatan Timbang ( ref ; doc. Foto arif n Kamis, 27 Mar 14, ) 5. Odometer Odometer adalah alat yang terdapat dalam unit / kendaraan yang berfungsi untuk menghitung jarak tempuh sebuah kendaraan / truck. Satuan odometer adalah kilometer. Gambar 3.6. Odometer ( ref ; doc. Foto arif n Kamis, 27 Mar 14, )

9 65 6. Hour Meter ( HM ) Hour Meter adalah alat yang terdapat dalam unit / kendaraan yang berfungsi untuk menghitung waktu engine running sebuah kendaraan / truck. Satuan hour meter adalah jam ( jam mesin ). Idealnya 1 jam dunia sama dengan 1 jam mesin. Tapi dalam kenyataannya pabrikan membuat sebuah toleransi penghitungan jam yaitu ± 1 menit. Karena sensor hour meter di letakkan pada putaran output engine, yang di konversikan kedalam satuan waktu. Gambar 3.7. Hour Meter ( ref ; doc. Foto arif n Kamis, 27 Mar 14, ) Kondisi Pengujian Tempat : Jalan hauling batubara site Rantau PT. R dengan kondisi jalan tanah dengan grade jalan di 8 titik / segmen jalan antara 2 % - 8 % Distance : 1 rit = 5 km (muatan dan kosongan) ; 1 jam = 2-3 rit

10 66 Kecepatan Segmen Jalan : Rata-rata 18 km/jam ; maksimum 40 km/jam : 8 segmen Segmen A B, B C, C D, D E, Segmen E F, F G, G H, H I Tabel 3.3. Grade Jalan dan Segmen Jalan ref Doc. Mine Plan PT R JALAN PIT 1 & 2 Segment Grade ( % ) Jarak ( m ) A B 1.00% 300 B C 6.20 % 500 C D 4.56 % 250 D E 6.89 % 400 E F 8.10% 450 F G 1.10% 150 G H 1.00% 100 H I 4.13 % 350 Total 2500 Gambar 3.8. Arah Peta Lokasi Pengujian (Muatan) ref Doc. Mine Plan PT R

11 67 Gambar 3.9. Arah Peta Lokasi Pengujian (kosongan) ref Doc. Mine Plan PT R C D Gambar Lokasi Pengujian Segmen C D ( ref ; doc. Arif n, Jumat, 28 Mar 14, )

12 Gambar Penampang Melintang Lintasan 68

13 Metode Pengujian Pengujian gradeability dan konsumsi bahan bakar pada truk FM 260 JD kapasitas 20 ton ini adalah menggunakan 2 tipe gear differential tipe 6x41 dan tipe 7x41 dengan cara membandingkan langsung di lapangan, dalam hal ini di jalan tambang Pit 1 dan 2 PT. R Site Rantau. Pemilihan lokasi pengujian dilakukan di jalan tambang bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan gear ini secara akurat dan aktual di aktivitas penambangan. Traffic di jalan tambang Pit 1 dan 2 relatif lebih padat karena ada aktivitas hauling overburden yang melalui jalan pit 1, sedangkan jalan pit 2 relatif sepi. Tapi secara kondisi pengujian tidak ada hambatan yang berarti, karena setiap driver di jalan tambang sangat disiplin terhadap rambu-rambu jalan. Jadi data hasil pengujian yang didapatkan adalah kondisi truk yang tidak ada hambatan, karena sudah terkondisi secara otomatis oleh regulasi keselamatan di jalan tambang. Sebelum pengujian dilakukan tim kami menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk kelancaran dan validitas pengujian diantaranya persiapan fisik kendaraan, uji dispersi gradeability dan konsumsi bahan bakar kedua truk, termasuk mempersiapkan peralatan yang digunakan dan sebagainya. Gambar Persiapan Pengujian ( ref ; doc arif n, Kamis, 27 Mar 14 ; )

14 70 Sampai di lokasi pengujian, truk 1 : DT 240 diisi bahan bakar full tank. Begitu juga hal sama dilakukan pada truk 2 : DT 241. Semua truck ( DT240 dan DT241 ) masih dipasang tipe differential 7x45 ( GR 6,428) untuk selanjutnya dilakukan uji dispersi selama 3 kali atau 7,5 jam secara berturut-turut. Selanjutnya truck 1 DT 240 dipasang differential tipe 6x41 sedangkan DT 241 dipasang differential 6x41. Setelah itu keduanya di isi bahan bakar sampai penuh. Dan untuk selanjutnya dilakukan uji gradeability dan uji fuel consumption. Kemudian dari uji ini dibuatkan tabel. Ada 3 tabel yang akan di tampilkan : 1. Tabel Uji Dispersi 2. Tabel Uji Gradeability 3. Tabel Uji Fuel Consumption Jarak Tempuh dan Destination Kedua truk uji berangkat dari loading point menuju dumping point sampai akhirnya kembali lagi ke loading point. Dengan jarak tempuh PP adalah 5 km dan kecepatan maksimum ditentukan adalah 40 km/jam. Jarak tempuh dari loading point sampai kembali ke loading point di sebut 1 ritasi. Pengujian di lakukan sampai 3 ritasi ( minimal ). Setelah truck mencapai pada jumlah 3 ritasi atau lebih, truck menuju fuel station atau fuel truck terdekat untuk dilakukan pengisian bahan bakar sampai full tank kembali. Catat angka volume atau liter pada flow meter di fuel truck / fuel station. Kemudian nilai volume bahan bakar setelah perjalanan tersebut masukkan pada tabel data pengujian. Yang perlu diperhatikan juga adalah pencatatan hour meter yang terdapat pada unit truck tersebut.

15 71 Gambar 3.13 Pengukuran volume bahan bakar ( ref ; doc arif n, Kamis, 27 Mar 14 ; ) Proses pengambilan data pengujian seperti urutan langkah-langkah di atas dilakukan lagi untuk memperoleh data yang lebih banyak sehingga data pengujian pemakaian kedua differential terhadap gradeability dan konsumsi bahan bakar dapat dilakukan analisa pengujiannya. Gambar Kondisi pada saat pengujian ( ref ; doc arif n, Kamis, 27 Mar 14 ; )

16 Uji Dispersi Sebelum dilakukan pengujian terhadap gradeability dan konsumsi bahan bakar pada DT 240 dan DT 241 dengan memakai differential 6x41 dan 7x41 harus dilakukan pengujian dispersi gradeability dan konsumsi bahan bakar antara kedua truk tersebut. Pengujian dispersi harus dilakukan untuk membuktikan bahwa gradeability dan konsumsi bahan bakar antara kedua truk adalah relatif sama. Pengujian dipersi dilakukan dengan membandingkan gradeability dan konsumsi bahan bakar antara DT 240 dan DT 241 dengan menempuh jarak 5 km (PP) dan dengan jumlah ritasi 5. Pada saat mulai pengujian dispersi tangki bahan bakar kedua truk diisi dengan penuh (full tank). Setelah mencapai jumlah ritasi yang sama dan rute yang sama, kemudian kedua dump truck mengisi lagi bahan bakar dengan kondisi penuh (full tank). Data hasil pengukuran dicatat ke dalam tabel hasil uji dispersi kemudian dilakukan perhitungan konsumsi bahan bakar kedua truk sehingga akan diketahui dispersi konsumsi bahan bakar kedua truk. Begitu juga untuk mengukur gradeability. Karena mengukur gradeability harus tahu terlebih dahulu lokasi dan segmen jalan yang sudah di petakan nilai grade-nya. Sehingga penulis mencatat dalam tabel uji hasil dispersi khusus untuk gradeability berdasarkan segmen jalan. Tabel 3.4. Contoh Form Observasi Pengamatan Gradeability No. DT Ritasi ke- Segmen Jalan Grade Jalan Penggunaan Gear ke-

17 73 Alur Uji Dispersi : 1. Persiapan dan penimbangan berat kendaraaan Kosongan Muatan Gambar Penimbangan Berat Kendaraan ( ref ; doc arif n, Kamis, 27 Mar 14 ; ) Kedua dump truck dilakukan pengukuran berat kendaraan baik posisi kosongan maupun posisi muatan. 2. Pengisian Bahan Bakar (full tank) Gambar Pengisian Bahan Bakar ( ref ; doc arif n, Kamis, 27 Mar 14 ; ) Pengisian bahan bakar penuh pencatatan HM awal sebelum pengujian

18 74 3. Truck menuju lokasi titik awal ( loading point ) Gambar Menuju titik awal ( loading point ) ( ref ; doc arif n, Kamis, 27 Mar 14 ; ) Dump Truk menuju lokasi loading point. Dari posisi fuel truck dan loading point berjarak kurang lebih meter, sehingga pemakaian fuel penulis abaikan, karena diasumsikan tidak banyak berpengaruh. 4. Truck menuju dumping point dengan membawa muatan Gambar Hauling Muatan menuju dumping area Truck menuju dumping point dengan membawa muatan Gambar Dump truck di dumping area

19 75 Truck dengan posisi kosongan menuju loading area kembali Gambar Dump truck kembali menuju loading area Mengulangi dari loading point hauling muatan dumping hauling kosongan dan kembali lagi ke loading point. Dalam uji dispersi ini penulis melakukannya sejumlah 3 ritasi atau sekitar 1 jam. Setelah itu di lakukan pengisian bahan bakar kembali dan di catat volume fuel, HM unit dan KM. Gambar Pengisian fuel dan pencatatan (Volume, HM & KM)

20 Uji Differential tipe 6x41 dan tipe 7x41 Pengujian terhadap dua jenis differential yang berbeda ini membutuhkan metode pengujian yang seimbang dan parameter yang sama. Karena pengujian harus setara maka harus dilakukan sebagai berikut : Hari pertama pengujian 1. Dump truck DT 240 dipasang differential tipe 6x41 ( GR : 6,833 ) dan dump truck DT 241 dipasang differential tipe 7x41 ( GR 5,857 ) 2. Jarak tempuh dan rute ; dengan metode yang sama dengan uji dispersi, maka jarak tempuh adalah 5 km (PP) dengan rute pit 1 & 2 dengan 8 segmen jalan. 3. Waktu dan jumlah ritasi ; untuk waktu dengan pola yang sama dengan uji dispersi yaitu 2,5 jam dan 6 ritasi. Sedangkan jumlah uji coba adalah 3 kali. Hari kedua pengujian 1. Dump truck DT 240 dipasang differential tipe 7x41 ( GR : 6,833 ). Dump truck DT 241 dipasang differential tipe 6x41 ( GR 5,857 ), kebalikannya. 2. Jarak tempuh dan rute ; dengan metode yang sama dengan uji dispersi, maka jarak tempuh adalah 5 km (PP) dengan rute pit 1 & 2 dengan 8 segmen jalan. 3. Waktu dan jumlah ritasi ; untuk waktu dengan pola yang sama dengan uji dispersi yaitu 2,5 jam dan 6 ritasi. Sedangkan jumlah uji coba adalah 3 kali. Hari kedua secara kondisi lapangan dan cuaca sangat mendukung. Sedangkan waktu pelaksanaan adalah dari jam WITA. Dalam pelaksanaan uji differential ini penulis / penguji di bantu oleh beberapa team pelaksana lapangan. Sehingga pelaksanaan uji coba ini dapat berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.

21 77 Adapun team yang membantu penguji atau penulis adalah : 1. Team Plant Support manpower dengan mengerahkan crew mekanik-nya yang membantu membongkar pasang differential 2. Team Logistik Support part atau komponen differential dengan 2 tipe yang berbeda yaitu tipe 6x41 dan 7x41. Support yang kedua adalah bahan bakar solar dan fuel truck-nya. 3. Team Produksi Support kendaraan atau dump truck-nya untuk di jadikan bahan eksperimen, yaitu DT 240 dan DT Team Training & Development Support manpower dengan mengerahkan tenaga instruktur untuk mengoperasikan unit atau truck tersebut. Karena diharapkan, secara pengoperasian lebih standar dan kompeten sesuai prosedur pengoperaperasian alat, terutama saat pengoperasian dan perpindahan gigi. Alur Uji Differential : Secara alur kurang lebih sama dengan alur saat uji dispersi. Yang membedakan adalah ada bongkar pasang differential. 1. Persiapan komponen differetial Gambar Differential tipe 6x41 Gambar Differential tipe 7x41

22 78 2. Bongkar dan pasang Differential Gambar Bongkar pasang differential 3. Persiapan dan penimbangan berat kendaraan Kondisi ini sama seperti saat uji dispersi, yaitu dump truck menuju jembatan timbang untuk di ukur kondisi truck kosongan dan muatan. Gambar Penimbangan berat kendaraan setelah modifikasi

23 79 4. Pengisian Bahan Bakar Tahap ini sama seperti saat uji dispersi. DT 240 dan DT 241 di isi dengan solar posisi full tank ( penuh ). Kemudian di catat HM dan KM-nya, sebagai awal posisi start uji differential modifikasi. 5. Dump truck menuju loading point Kedua dump truck menuju lokasi loading point di excavator ( alat loading ). Secara bergantian kedua unit dicatat HM start dan KM awal, untuk acuan penghitungan fuel consumption. Gambar Truck Uji saat di point loading muat coal ( ref;doc arif n ) 6. Hauling dan dumping Aktivitas ini adalah pemindahan batu bara dari loading point ke dumping area dengan jarak tempuh 2,5 km (sekali perjalanan) atau 5 km (pulang pergi). Kemudian dumping batubara dan truck kembali ke loading point dengan posisi kosongan. Gambar Truck Uji saat di hauling muatan dan dumping coal ( ref;doc arif n )

24 80 7. Eksperimen sampai 6 kali ( 6 ritasi x 3 kali ) Sama halnya dengan uji dispersi, uji coba ini dilakukan setelah 6 ritasi pertama, dump truck akan di isi lagi bahan bakar untuk pengambilan data setelah pengujian. Jadi total uji coba adalah 18 ritasi atau kurang lebih 7,5 jam. Untuk hari pertama dan kedua waktu pengujian dilakukan pada jam , sama seperti pada saat uji dispersi. Catatan : 1. Fuel truck standby di lokasi loading point kira-kira 200 meter dari aktivitas loading. 2. Selama pengujian tidak ada proses penyiraman jalan, untuk menghindari slip pada kendaraan, karena posisi tanjakan panjang. 3. Kedua Operator atau drivernya adalah instruktur yang sama, baik saat uji dispersi maupun uji kedua differential. Hal ini bertujuan untuk menghindari penyimpangan terhadap cara operasi. Gambar Aktifitas pengujian truck saat tanjakan dan hauling ( ref;doc arif n )

25 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan Data Uji Dispersi Dalam uji dispersi data yang akan di tampilkan adalah data gradeability (kemampuan menanjak) dan data fuel consumption. Hasil dari eksperimen tersebut di jelaskan di sub bab berikut ini Data Uji Dispersi Fuel Consumption Uji dispersi dilakukan pada siang hari sekitar jam s.d 20.30, dimana uji ini dilakukan 3 kali percobaan. Masing-masing percobaan ada selang jeda sekitar 5 menit untuk pengisian ulang bahan bakar. Hasil akhir dari uji dispersi konsumsi bahan bakar adalah : Waktu (jam) Berat Unit (kg) Bahan Bakar (liter) Parameter Tabel 3.5. Data Uji Dispersi Fuel Consumption DT 240 DT 241 Uji Uji Uji Uji Uji Dispersi Dispersi Dispersi Dispersi Dispersi Awal Akhir TOTAL Kosongan (kg) Muatan (kg) Volume (lt) Konsumsi (lt/h) Uji Dispersi 3 13:04:00 15:35:47 18:12:48 13:01:00 15:34:46 18:06:03 15:30:47 18:07:34 20:43:33 15:29:46 18:01:03 20:33:43 2:26:47 2:31:47 2:30:45 2:28:46 2:26:17 2:27: , ,10 10,73 10,80 10,87 10,89 10,61 Uji coba dispersi pada truck DT 240 didapat hasil : Waktu tempuh : jam , sehingga t = 146 menit = 2,44 jam. Konsumsi bahan bakar total ( 6 ritasi ) = 27 liter, sehingga konsumsi bahan bakar pertama truck 1 ( DT 240 ) adalah : a T1 = 27 liter / 2,44 jam = 11,1 liter/jam

26 82 Uji coba dispersi pada truck DT 241 didapat hasil : Waktu tempuh : jam , sehingga t = 148 menit = 2,47 jam. Konsumsi bahan bakar total ( 6 ritasi ) = 27 liter, sehingga konsumsi bahan bakar pertama truck 1 ( DT 240 ) adalah : a T2 = 27 liter / 2,46 jam = 10,95 liter/jam Sehingga dispersi konsumsi bahan bakar antara kedua truk didapatkan sebagai berikut : Dispersi pengujian 1 (D1) = 100% at2 at1 = 100% 10,95 11,10 = 1.4 % Dengan cara perhitungan yang sama pada pengujian dispersi 2 dan 3 akan diperoleh hasil seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 3.6 Perbandingan Dispersi Konsumsi Bahan Bakar Truk Uji UJI DISPERSI Uji 1 Uji 2 Uji 3 DUMP TRUCK DT 240 DUMP TRUCK DT 241 Awal Akhir Waktu Konsumsi Awal Akhir Waktu Konsumsi DISPERSI 13:04 15:30 2:26 11,10 13:01 15:30 2:29 10,87 2,0% 15:35 18:01 2:25 10,73 15:34 18:01 2:26 10,89 1,5% 18:06 20:43 2:36 10,80 18:06 20:33 2:27 10,61 1,7% HASIL DISPERSI 1,8% Dari tiga kali pengujian akan diperoleh rata-rata dispersi konsumsi bahan bakar truk sebesar : Rata-rata dispersi = D1+D2+D3 3 = 2,0%+1,5%+1,7% 3 = 1,8 %

27 83 Dari hasil pengujian dispersi konsumsi bahan bakar truk diperoleh rata-rata sebesar 1,8 % (Toleransi 2%) sehingga dapat disimpulkan konsumsi bahan bakar kedua truk relatif sama Data Uji Dispersi Gradeability Uji dispersi untuk gradeability dilakukan bersamaan dengan uji fuel consumption yaitu siang hari dengan jam yang sama s.d 20.30, dimana uji ini juga dilakukan 3 kali percobaan. Hasil akhir dari uji dispersi untuk gradeability adalah : Tabel 3.7 Perbandingan Gradeability Truk Uji KONDISI Muatan Kosongan DT 240 DT 241 GRADE Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 Gigi ke- Gigi ke- 1,00% ,20% ,56% ,89% ,10% ,10% ,00% ,13% ,00% ,20% ,56% ,89% ,10% ,10% ,00% ,13% Dari data di atas terlihat perbedaan penggunaan gigi pada grade 6,89%, jika di bandingkan antara DT 240 dan DT 241 pada grade 6,89% terjadi selisih atau deviasi penggunaan gigi senilai 2,1%. Secara detail dapat di lihat pada tabel 3.7.

28 84 Tabel 3.8 Perbandingan Dispersi Gradeability Truk Uji KONDISI Muatan Kosongan GRADE Uji 1 DT 240 DT 241 Uji Uji Uji Uji Uji DISPERSI Gigi ke- Gigi ke- Uji 1 Uji 2 Uji 3 1,00% % 0% 0% 6,20% % 0% 0% 4,56% % 0% 0% 6,89% % 0% 33% -8,10% % 0% 0% 1,10% % 0% 0% -1,00% % 0% 0% 4,13% % 0% 0% -1,00% % 0% 0% -6,20% % 0% 0% -4,56% % 0% 0% -6,89% % 0% 0% 8,10% % 0% 0% -1,10% % 0% 0% 1,00% % 0% 0% -4,13% % 0% 0% Hasil Uji Dispersi 2,1% 0,0% 2,1% 1,4% Dari tiga kali pengujian akan diperoleh rata-rata dispersi perpindahan gigi truk sebesar : Rata-rata dispersi = D1+D2+D3 3 = 2,1 % + 0 % + 2,1% 3 = 1,4 % Dari hasil pengujian dispersi penggunaan gigi truk diperoleh rata-rata sebesar 1,4 % (Toleransi 2%) sehingga dapat disimpulkan kemampuan menanjak kedua truk relatif sama.

29 Pengumpulan Data Uji Fuel Consumption Pengujian gear ratio terhadap konsumsi bahan bakar, dilakukan di jam dan kondisi yang sama pada saat uji dispersi. Pengujian dilakukan dengan kondisi sbb: Waktu pengujian : Durasi pengujian Jumlah pengujian Jumlah ritasi pengujian Metode pengujian Jumlah truk uji Prosentase sampling : 2,5 jam : 3 X pengujian : 6 ritasi tiap pengujian : Sistem silang : 2 unit DT Batubara kapasitas 20 ton : 50% dari populasi truck batubara Pengujian bersifat silang, maka dilakukan dalam 2 tahap. Berikut rinciannya : Hari pertama : Truck DT 240 dipasang differential tipe 6 x 41 ( GR 6,833 ) Truck DT 241 dipasang differential 7 x 41 ( GR 5,857 ) Hari kedua : Truck DT 240 dipasang differential tipe 7 x 41 ( GR 5,857 ) Truck DT 241 dipasang differential 6 x 41 ( GR 6,833 ) Uji fuel consumption sama dengan uji dispersi yaitu dilakukan pada siang hari sekitar jam s.d 20.30, dimana uji ini dilakukan 3 kali percobaan. Masing-masing percobaan ada selang jeda sekitar 5 menit untuk pengisian ulang bahan bakar. Hasil akhir dari uji konsumsi bahan bakar ini dilakukan pada 2 tipe gear differential yang berbeda dan unit yang berbeda.

30 Pengujian Fuel Consumption Hari Pertama. Waktu (jam) Berat Unit (kg) Bahan Bakar (liter) Tabel 3.9. Data Uji Fuel Consumption Hari Pertama Tipe 6x41 dan 7x41 Parameter DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 Start 13:00:50 15:36:10 18:12:30 13:04:10 15:30:46 18:00:05 End 15:31:55 18:07:19 20:45:33 15:24:10 17:50:03 20:20:43 TOTAL 2:31:05 2:31:09 2:33:03 2:20:00 2:19:17 2:20:38 Kosongan (kg) Muatan (kg) Volume (lt) 26, ,5 26,5 Konsumsi (lt/h) 10,46 10,33 10,20 11,57 11,44 11,36 Data pengujian 1 ( DT 240 GR 6,833 dan DT 241 GR 5,857 ) Tabel Data Perbandingan Pengujian 1 Cycle Time & Fuel Usage Tipe 6x41 dan 7x41 Durasi (menit ) Berat Unit (kg) Bahan Bakar (liter) Parameter DT 240 (GR : 6,833) DT 241 (GR : 5,857) Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi TOTAL Kosongan (kg) Muatan (kg) Volume (lt) 26,5 27 Konsumsi (lt/h) 10,46 11,57 Jika melihat data di atas terdapat perbedaan di cycle time atau waktu edar truck dalam 1 ritasi. Termasuk volume atau penggunaan bahan bakar dalam 6 ritasi dump truck batubara. Secara muatan rata-rata dalam 6 rit juga relatif sama, karena muatan tergantung feeling seorang operator excavator yang memuat ke dalam vessel dump truck tersebut.

31 87 Perbandingan Cycle Time Pengujian 1 Menit Ritasi 1 Ritasi 2 Ritasi 3 Ritasi 4 Ritasi 5 Ritasi 6 DT 240 GR 6, DT 241 GR 5, Grafik 3.1. Grafik Perbandingan Cycle Time Pengujian Perbandingan Konsumsi BB 26,5 lt/h 27 lt/h 152 min 140 min DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 Jam Operasi Pemakaian Fuel Grafik 3.2, Grafik Pengujian 1 Perbandingan Konsumsi BB Truck

32 88 Konsumsi Bahan Bakar Pengujian 1 Liter/jam Konsumsi Bahan Bakar (lt/h) DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Grafik 3.3. Grafik Perbandingan Konsumsi BB Pengujian 1 ( lt/h ) Data pengujian 2 ( DT 240 GR 6,833 dan DT 241 GR 5,857 ) Tabel Data Perbandingan Pengujian 2 Cycle Time & Fuel Usage Tipe 6x41 dan 7x41 Parameter DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Ritasi Ritasi Ritasi Durasi (menit ) Ritasi Ritasi Ritasi TOTAL Berat Unit (kg) Bahan Bakar (liter) Kosongan (kg) Muatan (kg) Volume (lt) 26 26,5 Konsumsi (lt/h) 10,33 11,44

33 89 Perbandingan Cycle Time Pengujian 2 menit Ritasi 7 Ritasi 8 Ritasi 9 Ritasi Ritasi Ritasi DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Grafik 3.4. Grafik Perbandingan Waktu Edar Pengujian Perbandingan Pemakaian Fuel 26 lt/h 26,5 lt/h 151 min 139 min DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Jam Operasi Pemakaian Fuel Grafik 3.5. Grafik Pengujian 2 Perbandingan Konsumsi BB Truck

34 90 Konsumsi BB dalam lt/h DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Grafik 3.6. Grafik Perbandingan Konsumsi BB Pengujian 2 ( lt/h ) Data pengujian 3 ( DT 240 GR 6,833 dan DT 241 GR 5,857 ) Tabel Data Perbandingan Pengujian 3 Cycle Time & Fuel Usage Tipe 6x41 dan 7x41 Parameter DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Ritasi Ritasi Ritasi Durasi (menit ) Ritasi Ritasi Ritasi TOTAL Berat Unit (kg) Bahan Bakar (liter) Kosongan (kg) Muatan (kg) Volume (lt) 26 26,5 Konsumsi (lt/h) 10,20 11,36

35 91 Perbandingan Cycle Time Pengujian 3 Menit Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi DT 240 GR 6, DT 241 GR 5, Grafik 3.7. Grafik Perbandingan Waktu Edar Pengujian Perbandingan Pemakaian Fuel 26 lt/h 26,5 lt/h 153 min 140 min DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Jam Operasi Pemakaian Fuel Grafik 3.8. Grafik Perbandingan Pemakaian Bahan Bakar Pengujian 3

36 DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Konsumsi Bahan Bakar (lt/h) Grafik 3.9. Grafik Perbandingan Konsumsi BB Pengujian 3 ( lt/h ) Pengujian Fuel Consumption Hari Kedua Waktu (jam) Berat Unit (kg) Bahan Bakar (liter) Tabel Data Uji Fuel Consumption Hari Kedua (Tipe 6x41 dan 7x41) Parameter DT 240 (GR : 5,857) DT 241 (GR : 6,833) DT 240 (GR : 5,857) DT 241 (GR : 6,833) DT 240 (GR : 5,857) Uji 4 Uji 5 Uji 6 DT 241 (GR : 6,833) Start 13:04:30 13:01:15 15:32:10 15:36:30 18:00:30 18:12:10 End 15:22:55 15:32:15 17:53:19 18:07:05 20:22:33 20:45:43 TOTAL 2:18:25 2:31:00 2:21:09 2:30:35 2:22:03 2:33:33 Kosongan (kg) Muatan (kg) Volume (lt) Konsumsi (lt/h) ,74 10,33 11,49 10,40 11,25 10,20 Pengujian hari kedua adalah penggantian silang differential antara GR 6,833 dengan GR 5,857 pada kedua truck.

37 93 Data pengujian 4 ( DT 240 GR 5,857 dan DT 241 GR 6,833 ) Tabel Data Perbandingan Pengujian 4 Cycle Time & Fuel Usage Tipe 6x71 dan 7x41 Durasi (menit ) Berat Unit (kg) Bahan Bakar (liter) Parameter DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi TOTAL Kosongan (kg) Muatan (kg) Volume (lt) Konsumsi (lt/h) 11,74 10,33 Perbandingan Cycle Time Pengujian 4 Menit Ritasi 1 Ritasi 2 Ritasi 3 Ritasi 4 Ritasi 5 Ritasi 6 DT 240 GR 5, DT 241 GR 6, Grafik Grafik Perbandingan Waktu Edar Pengujian 4

38 Perbandingan Konsumsi BB DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Jam Operasi Pemakaian Fuel Grafik Grafik Perbandingan Pemakaian Bahan Bakar Pengujian 4 Konsumsi Bahan Bakar Liter/jam DT 240 DT 241 (GR : (GR : 5,857) 6,833) Konsumsi Fuel (lt/h) Grafik Grafik Perbandingan Konsumsi BB Pengujian 4 ( lt/h ) Data pengujian 5 ( DT 240 GR 5,857 dan DT 241 GR 6,833 ) Tabel Data Perbandingan Pengujian 5 Cycle Time & Fuel Usage Tipe 6x71 dan 7x41

39 95 Durasi (menit ) Berat Unit (kg) Bahan Bakar (liter) Parameter DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi TOTAL Kosongan (kg) Muatan (kg) Volume (lt) Konsumsi (lt/h) 11,49 10,40 Perbandingan Cycle Time Pengujian 5 25 menit Ritasi 7 Ritasi 8 Ritasi 9 Ritasi Ritasi Ritasi DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) Grafik Grafik Perbandingan Waktu Edar Pengujian 5

40 Perbandingan Pemakaian Fuel Pengujian 5 27 lt/h 26 lt/h 141 min 150 min DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) Jam Operasi Pemakaian Fuel Grafik Grafik Perbandingan Pemakaian Bahan Bakar Pengujian 5 Konsumsi BB dalam lt/h DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) Konsumsi BB dalam lt/h Grafik Grafik Grafik Perbandingan Konsumsi BB Pengujian 5 ( lt/h )

41 97 Data pengujian 6 ( DT 240 GR 5,857 dan DT 241 GR 6,833 ) Tabel Data Perbandingan Pengujian 6 Cycle Time & Fuel Usage Tipe 6x71 dan 7x41 Durasi (menit ) Berat Unit (kg) Bahan Bakar (liter) Parameter DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi TOTAL Kosongan (kg) Muatan (kg) Volume (lt) Konsumsi (lt/h) 11,25 10,20 Perbandingan Cycle Time Pengujian 6 Menit Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi Ritasi DT 240 GR 5, DT 241 GR 6, Grafik Grafik Perbandingan Waktu Edar Pengujian 6

42 Perbandingan Pemakaian Fuel Pengujian lt/h 28 lt/h min 153 min 0 DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) Jam Operasi Pemakaian Fuel Grafik Grafik Perbandingan Pemakaian Bahan Bakar Pengujian DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) Konsumsi Bahan Bakar (lt/h) Grafik Grafik Perbandingan Konsumsi BB Pengujian 6 ( lt/h )

43 99 1. Summary Hasil Pengujian Fuel Consumption Pengujian hari pertama dan kedua dapat di buat ringkasan atau rata-rata dari 6 kali pengujian adalah sebagai berikut : Tabel Data Perbandingan Fuel Concsumption 3 Jenis Gear Ratio C/N DT GR 6,833 (lt/jam) GR 5,857 (lt/jam) GR 6,248 (lt/jam) DT ,3 11,49 10,9 DT ,6 11,46 10,8 RATA-RATA 10,4 11,47 10,8 Perbadingan Fuel Consumption Liter/jam GR 6,833 GR 5,857 DT DT Grafik Grafik Summary Perbandingan Konsumsi BB ( lt/h )

44 Pengumpulan Data Uji Gradeability Pengujian gear ratio terhadap perubahan gradeability atau kemampuan menanjak, dilakukan di jam dan kondisi yang bersamaan dengan uji fuel consumption. Pengujian dilakukan dengan kondisi sbb: Waktu pengujian : Durasi pengujian Jumlah pengujian Jumlah ritasi pengujian Metode pengujian Jumlah truk uji Prosentase sampling : 2,5 jam : 3 X pengujian : 6 ritasi tiap pengujian : Sistem silang : 2 unit DT Batubara kapasitas 20 ton : 50% dari populasi truck batubara Pengujian bersifat silang, maka dilakukan dalam 2 tahap. Berikut rinciannya : Hari pertama : Truck DT 240 dipasang differential tipe 6 x 41 ( GR 6,833 ) Truck DT 241 dipasang differential 7 x 41 ( GR 5,857 ) Hari kedua : Truck DT 240 dipasang differential tipe 7 x 41 ( GR 5,857 ) Truck DT 241 dipasang differential 6 x 41 ( GR 6,833 ) Uji Gradeability dilakukan bersamaan dengan uji fuel consumption yaitu pada siang hari sekitar jam s.d 20.30, dimana uji ini dilakukan 3 kali percobaan. Penguji melakukan uji keduanya secara bersamaan dengan metode observasi lapangan. Untuk uji grade ini penguji melakukan observasi terhadap penggunaan gigi, RPM kendaraan dan memperhatikan segmen jalan yang dilalui.

45 Pengujian Gradeability Hari Pertama Tabel Data Perbandingan Pengujian Hari Pertama Gradeability (Muatan) Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 Segmen Grade Jarak Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 A - B 1,00% B - C 6,20% C - D 4,56% D - E 6,89% E - F -8,10% F - G 1,10% G - H -1,00% H - I 4,13% Berat Unit (kg) Kecepatan Rata-rata (km/h) 14,4 15,6 16,2 16,4 16,5 16,1 RPM Rata-rata (rpm) Tabel Data Perbandingan Pengujian Hari Pertama Gradeability (Kosongan) Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 Segmen Grade Jarak Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 A - B -1,00% B - C -6,20% C - D -4,56% D - E -6,89% E - F 8,10% F - G -1,10% G - H 1,00% H - I -4,13% Berat Unit (kg) Kecepatan Rata-rata 22,6 23,4 25,2 25,2 26,3 24,9 RPM Rata-rata Pada hari pertama ini penguji membedakan tabel menjadi 2 kategori, yaitu pengujian dalam kondisi muatan dan kosongan. Hal ini perlu di bedakan karena berat kendaraan sangat berpengaruh terhadap kemampuan menanjak kendaraan, sehingga hal ini ditentukan saat penggunaan atau perpindahan gigi. Sehingga data diatas menunjukkan penggunaan gigi terhadap muatan kendaraan.

46 102 Gigi Transmisi Penggunaan Gigi Pengujian 1 0 A - B B - C C - D D - E E - F F - G G - H H - I DT 240 GR 6, DT 241 GR 5, Grafik Perbandingan Penggunaan Gigi tipe 6x41 dan 7x41 ( Uji 1-Muatan ) Gigi Transmisi Penggunaan Gigi Pengujian 2 0 A - B B - C C - D D - E E - F F - G G - H H - I DT 240 GR 6, DT 241 GR 5, Grafik Perbandingan Penggunaan Gigi tipe 6x41 dan 7x41 ( Uji 2-Muatan ) A - B B - C C - D D - E E - F F - G G - H H - I DT 240 GR 6, Gigi Transmisi Penggunaan Gigi Pengujian 3 DT 241 GR 5, Grafik Perbandingan Penggunaan Gigi tipe 6x41 dan 7x41 ( Uji 3-Muatan )

47 103 Gigi Transmisi Penggunaam Gigi Kosongan ( Uji 1 ) A - B B - C C - D D - E E - F F - G G - H H - I DT 240 GR 6, DT 241 GR 5, Grafik Perbandingan Penggunaan Gigi tipe 6x41 dan 7x41 ( Uji 1-Kosongan ) Penggunaam Gigi Kosongan ( Uji 2 ) Gigi Transmisi A - B B - C C - D D - E E - F F - G G - H H - I DT 240 GR 6, DT 241 GR 5, Grafik Perbandingan Penggunaan Gigi tipe 6x41 dan 7x41 ( Uji 1-Kosongan ) Penggunaam Gigi Kosongan ( Uji 3 ) Gigi Transmisi A - B B - C C - D D - E E - F F - G G - H H - I DT 240 GR 6, DT 241 GR 5, Grafik Perbandingan Penggunaan Gigi tipe 6x41 dan 7x41 ( Uji 1-Kosongan )

48 104 Kecepatan Rata-rata Pengujian 1-3 Km/jam DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 Kecepatan Rata-rata kg 34,100 34,050 Berat Unit Pengujian 1-3 (kg) 34,000 33,950 33,900 33,850 33,800 33,750 33,700 33,650 DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 Berat Unit (kg) 34,038 33,793 RPM RPM Pengujian 1-3 Rata-rata DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 RPM Rata-rata Grafik Perbandingan GR 6,833 vs GR 5,85 Uji Coba 1-3 ( Muatan )

49 105 Kecepatan Rata-rata Pengujian Axis Title DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 Kecepatan Rata-rata Berat Unit Pengujian 1-3 (kg) kg 12,700 12,680 12,660 12,640 12,620 12,600 12,580 12,560 DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 Berat Unit (kg) 12,610 12,680 RPM Rata-rata Pengujian 1-3 RPM DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 RPM Rata-rata Grafik Perbandingan GR 6,833 vs GR 5,85 ( Kosongan )

50 Pengujian Gradeability Hari Kedua Tabel Data Perbandingan Pengujian Hari Kedua Gradeability (Muatan) Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Segmen Grade Jarak Uji 4 Uji 5 Uji 6 Uji 4 Uji 5 Uji 6 A - B 1,00% B - C 6,20% C - D 4,56% D - E 6,89% E - F -8,10% F - G 1,10% G - H -1,00% H - I 4,13% Berat Unit (kg) Kecepatan Rata-rata 16,1 16,83 17,52 15,4 16,65 15,6 RPM Rata-rata Tabel Data Perbandingan Pengujian Hari Kedua Gradeability (Kosongan) Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Segmen Grade Jarak Uji 4 Uji 5 Uji 6 Uji 4 Uji 5 Uji 6 A - B -1,00% B - C -6,20% C - D -4,56% D - E -6,89% E - F 8,10% F - G -1,10% G - H 1,00% H - I -4,13% Berat Unit (kg) Kecepatan Rata-rata 26,7 27,4 29,8 24,6 23,8 23,1 RPM Rata-rata Dari hasil pengujian hari pertama dan kedua menunjukkan hasil bahwa perbedaan tipe differential berdampak kepada nilai gradeability, kecepatan dan putaran mesin. Secara teori akan di jelaskan dalam analisa data di bab berikutnya.

51 107 Gigi Transmisi Penggunaan Gigi Pengujian % 6.20% 4.56% 6.89% -8.10% 1.10% -1.00% 4.13% DT 240 GR 6, DT 241 GR 6, Gigi Transmisi Penggunaan Gigi Pengujian % 6.20% 4.56% 6.89% -8.10% 1.10% -1.00% 4.13% DT 240 GR 5, DT 241 GR 6, Penggunaan Gigi Pengujian 5 Gigi Transmisi % 6.20% 4.56% 6.89% -8.10% 1.10% -1.00% 4.13% DT 240 GR 5, DT 241 GR 6, Grafik Hasil Pengujian 4 6 ( Muatan )

52 108 Berat Unit Pengujian 4-6 (kg) Kg 34,500 34,400 34,300 34,200 34,100 34,000 33,900 33,800 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Berat Unit (kg) 34,036 34,483 Kecepatan Rata-rata Pengujian 4-6 Km/h DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Kecepatan Rata-rata RPM Rata-rata Pengujian 4-6 RPM DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 RPM Rata-rata Grafik Perbandingan Uji 4-6 GR 6,833 vs GR 5,857 ( Muatan )

53 109 RPM Rata-Rata Pengujian 4-6 RPM DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 RPM Rata-Rata Kecepatan Rata-rata Pengujian 4-6 km/jam DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Series Berat Unit Pengujian 4-6 (kg) kg 12,680 12,660 12,640 12,620 12,600 12,580 12,560 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Berat Unit (kg) 12,610 12,680 Grafik Perbandingan Uji 4-6 GR 6,833 vs GR 5,857 ( Kosongan )

54 ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN Analisa Data dan Perhitungan Fuel Consumption Data data yang ada dalam observasi penguji / penulis adalah data mengenai cycle time dump truck, jarak tempuh dan grade jalan. Berikut data-data yang akan penulis analisa dan perhitungkan sesuai rumusan teoritis. Diketahui data-data DT 240 GR 6,833 pada rit pertama adalah : Data pertama : Tabel Data Perhitungan Kecepatan DT Ritasi : Pertama ( Muatan ) Waktu (det) Penggunaan Gigi Grade Sudut Jarak Segment ( % ) (derajat) (m) A B 1,00% 0, ,00 5 B C 6,20% 3, ,00 3 C D 4,56% 2, ,00 4 D E 6,89% 3, ,00 3 E F -8,10% -4, ,00 6 F G 1,10% 0, ,00 5 G H -1,00% -0, ,00 6 H I 4,13% 2, ,00 4 Total ,00 Data kedua : Tabel Data Cycle time DT 240 Ritasi ke- 1 No. Dump Truck DT Kodisi Start Waktu Cycle Time ( Menit ) End Loading Time Travel Load Dump Time Muatan 13:01:00 03:10 12:20 01:30 Travel Empty Manuver Time Kosongan 13:25:33 06:33 01:00 TOTAL 24:33 Data ketiga : Tabel Data Perhitungan Muatan Berat Unit ( GVW ) Kosongan Muatan

55 111 Dari data diatas kita bisa mencari kecepatan tiap segmen atau kecepatan rata-rata dalam 1 ritasi. Perhitungan kecepatan : V = Jarak / waktu 1. Kecepatan pada segmen A-B : V = 300 meter / 65 det = 4,62 m/det = 16,6 km/jam 2. Perhitungan putaran mesin : Ra = 6,833 ( Gear ratio modifikasi ) Rtrans = 2,538 ( Gear Ratio pada gigi 5 sesuai tabel data di segmen A-B ) Rev = 315 ( dari tabel 2.2. Tyre Revolution per Kilometer ) Sehingga RPM Engine adalah : = 1513 rpm Dengan perhitungan yang sama dengan di atas, untuk mencari dan menentukan kecepatan jelajah kendaraan dan putaran engine, maka tabel dibawah ini menunjukan hasil dari perhitungan tersebut diatas.

56 112 Tabel Data Perhitungan Kecepatan dan Putaran Mesin Grade Rit ke-1 Segment Muatan Kosongan Jarak (m) Gigi ke- Muatan : GR Time (det) RPM kg V (km/h) A B 1,00% - 1% ,538 65, ,6 B C 6.20 % % , , ,0 C D 4.56 % % , , ,0 D E 6.89 % % , , ,7 E F - 8,1% 8,10% ,806 65, ,9 F G 1.10% % ,538 25, ,6 G H % 1,00% ,806 15, ,0 H I 4.13 % % , , ,0 Rata-rata ,7 Grade Rit ke-1 Segment Muatan Kosongan Jarak (m) Gigi ke- Kosongan : GR Time (det) RPM V (km/jam) A B 1,00% - 1% ,806 55, ,6 B C 6.20 % % ,335 70, ,7 C D 4.56 % % ,335 30, ,0 D E 6.89 % % ,335 47, ,6 E F - 8,1% 8,10% ,806 99, ,4 F G 1.10% % ,335 23, ,5 G H % 1,00% ,335 15, ,0 H I 4.13 % % ,335 54, ,3 Rata-rata ,1 3. Perhitungan Daya yang dibutuhkan a. Perhitungan Daya Tahanan Gelinding Mengacu tabel 3.23, nilai kecepatan per segmen sudah di ketahui. Kita akan ambil contoh segmen A-B dengan v = 16,6 km/jam. Akan tetapi rumus di atas kecepatan dalam satuan mph.

57 113 Jadi, v = 16,6 km/jam = 10,32 mph Nilai Cp : Cp = 1,75 ( mengacu tabel 2.10 Tire Pavement Factor ) Truck FM 260 JD menggunakan ban bias dan beroperasi di daerah tambang dengan jalan tanah atau hard soil. Dalam tabel faktor pavement tire kategoti diatas nilainya adalah 1,75 Nilai GVW : GVW adalah berat unit ( baik saat muatan atau kosongan ) dari hasil timbangan nilai GVW = kg. Dalam rumus diatas dalam satuan pound atau lb. Sehingga nilai GVW = x 2,205 = ,2 lb Pr = ( 6,1 + (0,06 x 10,32))x 1,75 x ,2 x 10, = , = 23,34 HP b. Perhitungan Daya Tahanan Udara Perhitungan daya diatas menggunakan satuan standar Amerika. Sehingga untuk mencari daya tahanan udara adalah V = 10,32 mph FA = 4,5 m 2 x 10,77 = 48,5 ft 2 ( frontal area untuk FM 260 adalah 4,5 m 2 ) Cd = 0,9 ( dalam tabel 2.9 koefisien gaya tarik jenis tuck rigid adalah 0,9 ) Sehingga nilai Pa adalah :

58 114 Pa = 48,5 x 0,9 x 10, = 0,31 HP Dalam perhitungan rumus lain (satuan internasional) adalah : Dimana v = 16,6 km/jam = 4,62 m/det Pa = 1 2 x 1,292 x 4,623 x 4,5 x 0,9 = 257,2 watt = 0,35 HP Dari hasil diatas ada sedikit perbedaan tapi untuk nilai diatas dapat diambil angka yang terbesar, yaitu 0,35 HP. c. Perhitungan Daya Tahanan Kelandaian Pg = G x GVW x v 375 Sama halnya dengan rumusan diatas, bahwa rumus ini juga menggunakan satuan standar Amerika. Sehingga nilai Pg adalah : Pg = 1% x ,2 x 10, = 7532,3 375 = 20,1 HP

59 115 d. Perhitungan Daya Aksesoris ( kelengkapan kendaraan ) Untuk kebutuhan daya ini termasuk sulit di hitung, sehingga beberapa referensi mengambil kesimpulan adalah asumsi. Jika di perhitungkan dalam rumus adalah : Pacc = Pfan + Pps + Pac + Pc + Pe +Pl + P? Daya semua aksesoris atau kelengkapan biasanya diasumsi sekitar 5 15 HP. Untuk alat heavy duty dengan kapasitas muat 90 ton berkisar antara HP, sedangkan kapasitas kecil ( ton ) berkisar antara 5 10 HP. Sehingga penulis mengasumsikan power atau daya aksesoris unit FM 260 JD adalah 5 HP. e. Perhitungan Energi Kinetik Dalam setiap benda bergerak yang mengalami perubahan kecepatan akan menimbulkan percepatan. Setiap ada perubahan kecepatan atau terjadi percepatan maka akan terjadi usaha atau energi. Ek = ½. m. (v2 2 v1 2 ) Jika W = F. s, maka W = m. a.s = ½ m.2.a.s, sehingga 2.a.s = (v2 2 v1 2 ) Percepatan (a) di dapat dengan persamaan : a = (v22 v1 2 ) 2 s v1 adalah kecepatan awal, karena dari posisi berhenti maka v1 = 0 v2 = 4,62 m/det s = 300 meter

60 116 a = (4,622 0 ) 2 x 300 = 0,04 m/det 2 Sehingga energi kinetik adalah : Ek = ½ m.2.a.s = ½ x x 2 x 0,04 x 300 = ,0 joule Ek identik dengan W atau usaha. Untuk menghitung daya yang terjadi maka Pk = W t = ,0 joule 65 det = 5.358,215 Watt = 7,3 HP f. Perhitungan Daya Engine yang di butuhkan P eng = P req E DT + P acc Dimana, Preg = Pr + Pg + Pa + Pk = 23,34 HP + 0,35 HP + 20,1 HP + 7,3 HP = 51,09 HP EDT = efisiensi drive train, adalah efisiensi dari transmisi dan axle terkait dengan kerugian atau losses yang terjadi pada kedua penggerak tersebut.

61 117 Dalam tabel 2.5, efisiensi drive train FM260JD adalah direct drive transmisi dan axle bentuk tandem sehingga ; EDT = 0,99 x 0,9 = 0,891 P eng = 51,09 0, = 62,3 HP Sehinggga engine bekerja di power 62,3 HP pada kondisi : Grade Jalan = 1% Kecepatan Jarak tempuh Waktu tempuh = 16,6 km/jam = 300 meter = 65 detik 4. Perhitungan Fuel Consumption Rumus dasar fuel consumption adalah : a. Minimumm fuel consumption : fb = 145 gr/hp.hr Diambil angka itu karena sesuai grafik hasil pengujian, bahwa putaran engine bekerja pada RPM rata-rata 1500 RPM. Jika dari grafik performance engine FM 260 JD termasuk kategori medium. Sehingga nilai minimum fuel consumption adalah 145 gr/hp.hr

62 118 b. Massa jenis solar atau specific gravity ρ = 0,82 gr/ml Diambil data tersebut karena mengacu pada tabel specifikasi yang di keluarkan Pertamina tahun c. Daya engine yang di butuhkan Berdasarkan perhitungan daya diatas diperoleh daya yang bekerja pada kendaraan adalah Peng = 62,3 HP d. Fuel Consumption a = 62,3 HP x 145 gr HP. h 1000 x 0,82 gr ml a = 90, = 11,02 liter/jam 5. Perhitungan Fuel Consumption Total Dengan melakukan cara perhitungan yang sama dan urutan langkah yang sama maka didapat pemakaian bahan bakar total dalam 1 ritasi. Yang perlu di catat adalah perhitungan 1 ritasi ini yaitu : 1. Perbedaan berat kendaraan mempengaruhi perhitungan fuel consumption 2. Setiap perubahan kecepatan tidak hanya terjadi percepatan tapi juga terjadi perlambatan. Sehingga nilai percepatan bisa menjadi minus. Tapi karena tanda minus hanya merupakan vektor, bukan besaran pengurang maka nilai percepatan di absolutkan menjadi positif

63 Saat di posisi turunan maka daya tahanan kelandaian di asumsikan pada saat kondisi jalan mendatar. Sehingga faktor kelandaian di asumsikan maksimal 0,5%, atau mendekati mendatar. Sehingga perhitungan daya kelandaian tidak berarti 0 ( nol ) tapi masih ada daya yang dibutuhkan. 4. Dalam cycle time dump truck tidak semata-mata kecepatan dan jarak tempuh yang mempengaruhi fuel consumption. Tapi waktu operasi sangat berpengaruh. Karena cycle time dump truck adalah : CT = Ct Load + Ct Haul Load + Ct Dump + Ct Haul Empty + Ct Manuver Ct Load + Ct Dump + Ct Manuver adalah termasuk fix time. Artinya waktu tersebut tidak akan melebihi dari standar pembuat truck. Sedangkan Ct Haul Load + Ct Haul Empty tergantung kondisi jalan termasuk rolling resistance, grade resistance dan air resistance. Tabel Hasil Perhitungan Percobaan 1 ( rata-rata dalam 6 ritasi ) DT Percobaan 1 (muatan) Kecepatan Percepatan Waktu Segment Grade Sudut Jarak Tinggi MPH Km/jam m/s g a A B 1,00% 0, ,00 10,32 16,6 4,62 9,81 0,04 65,00 B C 6,20% 3, ,00 5,59 9,0 2,50 9,81 0,02 200,00 C D 4,56% 2, ,40 5,59 9,0 2,50 9,81 0,00 100,00 D E 6,89% 3, ,56 5,42 8,7 2,42 9,81 0,00 165,00 E F -8,10% -4, ,45 15,49 24,9 6,92 9,81 0,05 65,00 F G 1,10% 0, ,65 13,42 21,6 6,00 9,81 0,04 25,00 G H -1,00% -0, ,00 14,91 24,0 6,67 9,81 0,04 15,00 H I 4,13% 2, ,46 7,46 12,0 3,33 9,81 0,05 105,00 Total ,73 4,37 740,00 Hasil perhitungan diatas adalah hasil perhitungan rata-rata dari 6 ritasi atau 1 kali percobaan pada kondisi muatan. Dengan muatan rata-rata adalah kg. Dengan waktu edar hanya waktu hauling muatan.

64 120 a. Percobaan Hari Pertama Fuel Consumption Percobaan 1 Tabel Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 240 pada Percobaan 1 ( rata-rata dalam 6 ritasi ) DT Percobaan 1 Power ( HP ) Fuel (muatan) Consumption Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B 1,0% ,8 0,3 21,1 7,7 54,0 65,6 11,60 B C 6,2% ,9 0,1 70,8 1,8 85,5 101,0 17,86 C D 4,6% ,9 0,1 52,1 0,0 65,0 78,0 13,79 D E 6,9% ,5 0,1 76,3 0,1 88,9 104,7 18,52 E F -8,1% ,9 1,2 1,6 15,3 57,0 68,9 12,19 F G 1,1% ,1 0,8 30,2 11,3 75,3 89,5 15,83 G H -1,0% ,3 1,1 1,5 13,3 53,2 64,7 11,44 H I 4,1% ,5 0,1 62,9 7,5 88,0 103,7 18,35 Total ,5 14,95 DT Percobaan 1 Power ( HP ) Fuel Consumption (kosongan) Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B -1,0% ,4 0,5 0,4 4,2 15,5 22,3 3,95 B C -6,2% ,6 1,1 0,6 2,9 19,2 26,6 4,70 C D -4,6% ,5 1,8 0,7 5,3 25,2 33,3 5,89 D E -6,9% ,9 1,9 0,7 0,5 21,1 28,6 5,07 E F 8,1% 450 8,9 0,3 61,1 4,5 74,7 88,8 15,71 F G -1,1% ,2 0,9 0,5 8,2 22,8 30,6 5,40 G H 1,0% ,5 0,9 11,1 1,1 26,6 34,9 6,17 H I -4,1% ,1 0,9 0,5 0,4 14,9 21,7 3,84 Total ,9 6,34 Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 14,95 lt/jam Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 6,36 lt/jam Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 14,95 + 6,34 2 = 10,65 lt/jam

65 121 Tabel Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 241 pada Percobaan 1 ( rata-rata dalam 6 ritasi ) DT Percobaan 1 Power ( HP ) ( Muatan ) Fuel Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng Con. A B 1,0% ,5 0,2 19,3 4,9 46,9 57,6 10,2 B C 6,2% ,8 0,1 85,9 2,0 103,7 121,4 21,5 C D 4,6% ,5 0,1 65,9 0,2 82,7 97,8 17,3 D E 6,9% ,1 0,1 102,8 0,1 120,0 139,7 24,7 E F -8,1% ,8 1,5 1,8 28,0 77,1 91,6 16,2 F G 1,1% ,8 0,5 28,3 27,9 87,5 103,2 18,2 G H -1,0% ,8 0,5 1,3 0,0 32,6 41,6 7,4 H I 4,1% ,1 0,2 71,9 10,0 102,2 119,7 21,2 Total ,6 17,1 DT Percobaan 1 Power ( HP ) ( Kosongan ) Fuel Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng Con. A B -1,0% ,7 0,8 0,5 7,0 21,0 28,5 5,0 B C -6,2% ,3 1,5 0,7 3,0 21,4 29,0 5,1 C D -4,6% ,2 1,2 0,6 1,8 18,8 26,1 4,6 D E -6,9% ,0 1,4 0,6 0,8 18,9 26,2 4,6 E F 8,1% ,7 0,5 72,4 3,1 86,6 102,2 18,1 F G -1,1% ,6 1,3 0,6 11,9 29,4 38,0 6,7 G H 1,0% ,7 1,1 11,9 3,2 31,0 39,8 7,0 H I -4,1% ,7 0,8 0,5 1,8 15,8 22,7 4,0 Total ,1 6,9 Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 17,1 lt/jam Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 6,9 lt/jam Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 17,1 + 6,9 2 = 12,0 lt/jam

66 122 Pada hasil pengujian pada percobaan 1 didapat : Parameter DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Ritasi Ritasi Ritasi Durasi (menit ) Ritasi Ritasi Ritasi TOTAL Berat Unit (kg) Bahan Bakar (liter) Kosongan (kg) Muatan (kg) Volume (lt) 26,5 27 Konsumsi (lt/h) 10,46 11,57 Sehingga konsumsi bahan bakar adalah DT 240 (GR 6,833) = 10,46 liter/jam. DT 241 (GR 5,857) = 11,57 liter/jam Dalam hasil perhitungan ketemu nilai fuel consumtion : DT 240 (GR 6,833) = 10,65 liter/jam DT 241 (GR 5,857) = 12,00 liter/jam Jika kita perhitungkan deviasi DT 240 GR 6,833 dan DT 241 GR 5,857 : (10,65 10,46) Deviasi (%) = 10,65 Deviasi (%) = (12,0 11,57) 12,00 = 0,018 atau 1,8 % = 0,036 atau 3,6% Deviasi diatas dipengaruhi oleh ketrampilan operator / skill operator. Skill operator mempengaruhi konsumsi bahan bakar rata-rata sekitar 1-5 %. Deviasi diatas masih dalam rentang aman. Penulis tidak membahas mengenai pengaruh skill operator terhadap konsumsi bahan bakar.

67 123 Percobaan 2 Tabel Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 240 (GR 6,833) pada Percobaan 2 ( rata-rata dalam 6 ritasi ) DT Percobaan 2 Power ( HP ) Fuel ( Muatan ) Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B 1,0% ,3 0,3 20,7 7,6 53,0 64,4 11,4 B C 6,2% ,0 0,1 71,3 1,8 86,1 101,6 18,0 C D 4,6% ,6 0,0 51,1 0,1 63,9 76,7 13,6 D E 6,9% ,9 0,1 78,7 0,0 91,7 107,9 19,1 E F -8,1% ,9 0,9 1,5 13,4 52,7 64,2 11,4 F G 1,1% ,5 0,7 29,6 8,5 71,3 85,0 15,0 G H -1,0% ,6 0,9 1,5 13,1 52,1 63,5 11,2 H I 4,1% ,1 0,1 64,8 7,5 90,5 106,6 18,8 Total ,8 DT Percobaan 2 Power ( HP ) Fuel (Kosongan) Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B -1,0% ,8 0,5 0,5 4,6 16,4 23,4 4,1 B C -6,2% ,2 1,0 0,6 2,2 18,0 25,2 4,5 C D -4,6% ,6 1,1 0,6 0,7 17,1 24,1 4,3 D E -6,9% ,5 1,8 0,7 3,3 23,3 31,1 5,5 E F 8,1% 450 8,8 0,3 60,4 4,2 73,7 87,7 15,5 F G -1,1% ,2 0,9 0,5 8,3 22,9 30,7 5,4 G H 1,0% ,5 0,9 11,1 1,1 26,6 34,9 6,2 H I -4,1% ,4 0,9 0,5 0,1 15,0 21,8 3,9 Total ,2 Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 14,8 lt/jam Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 6,2 lt/jam Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 14,8 + 6,2 2 = 10,5 lt/jam

68 124 Tabel Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 241 (GR 5,857) pada Percobaan 2 ( rata-rata dalam 6 ritasi ) DT Percobaan 2 Power ( HP ) Fuel ( Muatan ) Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B 1,0% ,0 0,2 18,1 5,0 44,3 54,7 9,7 B C 6,2% ,4 0,1 84,0 1,0 100,4 117,7 20,8 C D 4,6% ,5 0,1 62,1 0,0 77,7 92,3 16,3 D E 6,9% ,4 0,1 98,9 0,2 115,6 134,8 23,8 E F -8,1% ,6 1,2 1,6 16,1 59,5 71,8 12,7 F G 1,1% ,4 0,6 28,7 17,4 78,1 92,7 16,4 G H -1,0% ,9 0,9 1,5 17,4 56,7 68,7 12,1 H I 4,1% ,7 0,2 70,3 7,6 97,8 114,7 20,3 Total ,5 DT Percobaan 2 Power ( HP ) Fuel ( Kosongan ) Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B -1,0% ,1 0,5 0,5 4,9 17,0 24,1 4,3 B C -6,2% ,7 1,4 0,6 3,5 21,2 28,8 5,1 C D -4,6% ,2 1,2 0,6 0,8 17,9 25,1 4,4 D E -6,9% ,9 2,2 0,7 4,8 26,6 34,9 6,2 E F 8,1% ,3 0,6 76,0 5,1 92,9 109,3 19,3 F G -1,1% ,7 1,1 0,6 8,0 24,4 32,4 5,7 G H 1,0% ,7 1,1 11,9 0,0 27,8 36,2 6,4 H I -4,1% ,1 1,2 0,6 0,4 17,3 24,4 4,3 Total ,0 Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 16,5 lt/jam Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 7,0 lt/jam Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 16,5 + 7,0 2 = 11,75 lt/jam

69 125 Pada hasil pengujian pada percobaan 2 didapat : Parameter DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Ritasi Ritasi Ritasi Durasi (menit ) Ritasi Ritasi Ritasi TOTAL Berat Unit (kg) Kosongan (kg) Muatan (kg) Bahan Bakar (liter) Volume (lt) 26 26,5 Konsumsi (lt/h) 10,33 11,44 Sehingga konsumsi bahan bakar adalah DT 240 (GR 6,833) = 10,33 liter/jam. DT 241 (GR 5,857) = 11,44 liter/jam Dalam hasil perhitungan ketemu nilai fuel consumtion : DT 240 (GR 6,833) = 10,65 liter/jam DT 241 (GR 5,857) = 12,00 liter/jam Jika kita perhitungkan deviasi DT 240 GR 6,833 dan DT 241 GR 5,857 : (10,5 10,33) Deviasi (%) = 10,5 (11,75 11,44) Deviasi (%) = 11,75 = 0,0161 atau 1,61 % = 0,0265 atau 2,65% Deviasi diatas dipengaruhi oleh ketrampilan operator / skill operator. Skill operator mempengaruhi konsumsi bahan bakar rata-rata sekitar 1-5 %. Deviasi diatas masih dalam rentang aman. Penulis tidak membahas mengenai pengaruh skill operator terhadap konsumsi bahan bakar.

70 126 Percobaan 3 Tabel Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 240 (GR 6,833) pada Percobaan 3 ( rata-rata dalam 6 ritasi ) DT Percobaan 3 Power ( HP ) ( Muatan ) Fuel Con. Segment Grade Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B 1,0% 24,6 0,3 20,8 8,1 53,9 65,5 11,6 B C 6,2% 13,0 0,1 71,4 1,9 86,3 101,9 18,0 C D 4,6% 13,8 0,1 55,4 0,2 69,4 82,9 14,7 D E 6,9% 12,7 0,1 77,8 0,2 90,7 106,8 18,9 E F -8,1% 34,8 0,9 1,4 11,8 48,9 59,9 10,6 F G 1,1% 31,7 0,7 28,9 5,9 67,2 80,4 14,2 G H -1,0% 35,7 0,9 1,5 12,7 50,8 62,0 11,0 H I 4,1% 17,6 0,1 63,2 7,3 88,3 104,1 18,4 Total 14,7 DT Percobaan 3 Power ( HP ) ( Kosongan ) Fuel Con. Segment Grade Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B -1,0% 9,8 0,4 0,4 3,6 14,2 20,9 3,7 B C -6,2% 14,0 1,0 0,6 2,6 18,1 25,3 4,5 C D -4,6% 19,7 2,5 0,8 12,3 35,3 44,6 7,9 D E -6,9% 17,9 1,9 0,7 2,4 23,0 30,8 5,4 E F 8,1% 9,1 0,3 62,3 4,5 76,2 90,5 16,0 F G -1,1% 14,6 1,1 0,6 12,0 28,4 36,9 6,5 G H 1,0% 13,5 0,9 11,1 3,8 29,3 37,9 6,7 H I -4,1% 13,1 0,9 0,5 0,4 14,9 21,7 3,8 Total 6,8 Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 14,7 lt/jam Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 6,8 lt/jam Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 14,7 + 6,8 2 = 10,75 lt/jam

71 127 Tabel Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 241 (GR 5,857) pada Percobaan 3 ( rata-rata dalam 6 ritasi ) DT Percobaan 3 Power ( HP ) ( Muatan ) Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng Fuel Con. A B 1,0% ,7 0,2 18,6 5,4 46,0 56,6 10,0 B C 6,2% ,3 0,1 83,2 1,1 99,6 116,8 20,7 C D 4,6% ,4 0,1 65,4 0,4 82,3 97,4 17,2 D E 6,9% ,3 0,1 104,1 0,2 121,8 141,7 25,1 E F -8,1% ,3 1,1 1,6 14,0 56,0 67,9 12,0 F G 1,1% ,4 0,8 31,2 10,1 76,5 90,8 16,1 G H -1,0% ,2 0,5 1,3 10,7 42,7 52,9 9,3 H I 4,1% ,4 0,2 72,8 4,1 97,6 114,5 20,2 Total ,3 DT Percobaan 3 Power ( HP ) ( Kosongan ) Fuel Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B -1,0% ,5 0,5 0,4 4,2 15,5 22,4 4,0 B C -6,2% ,5 1,3 0,6 3,6 21,0 28,6 5,1 C D -4,6% ,3 1,0 0,6 1,8 17,7 24,8 4,4 D E -6,9% ,4 1,1 0,6 0,2 16,2 23,2 4,1 E F 8,1% ,5 0,5 71,5 2,2 84,7 100,0 17,7 F G -1,1% ,6 1,3 0,6 12,2 29,7 38,3 6,8 G H 1,0% ,0 1,4 12,8 1,9 32,2 41,1 7,3 H I -4,1% ,8 1,4 0,6 0,2 18,1 25,3 4,5 Total ,7 Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 16,3 lt/jam Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 6,7 lt/jam Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 16,3 + 6,7 2 = 11,5 lt/jam

72 128 Pada hasil pengujian pada percobaan 3 didapat : Parameter DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Ritasi Ritasi Ritasi Durasi (menit ) Ritasi Ritasi Ritasi TOTAL Berat Unit (kg) Kosongan (kg) Muatan (kg) Bahan Bakar (liter) Volume (lt) 26 26,5 Konsumsi (lt/h) 10,20 11,36 Sehingga konsumsi bahan bakar adalah DT 240 (GR 6,833) = 10,20 liter/jam. DT 241 (GR 5,857) = 11,36 liter/jam Dalam hasil perhitungan ketemu nilai fuel consumtion : DT 240 (GR 6,833) = 10,75 liter/jam DT 241 (GR 5,857) = 11,50 liter/jam Jika kita perhitungkan deviasi DT 240 GR 6,833 dan DT 241 GR 5,857 : (10,75 10,20) Deviasi (%) = 10,75 (11,50 11,36) Deviasi (%) = 11,5 = 0,05 atau 5,0 % = 0,012 atau 1,2% Deviasi diatas dipengaruhi oleh ketrampilan operator / skill operator. Skill operator mempengaruhi konsumsi bahan bakar rata-rata sekitar 1-5 %. Deviasi diatas masih dalam rentang aman. Penulis tidak membahas mengenai pengaruh skill operator terhadap konsumsi bahan bakar.

73 129 b. Percobaan Hari Kedua Fuel Consumption Percobaan 4 Tabel Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 240 (GR 5,857) pada Percobaan 4 ( rata-rata dalam 6 ritasi ) DT 240 -Percobaan 4 Power ( HP ) Fuel ( Muatan ) Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B 1,0% ,3 0,3 20,7 7,6 52,9 64,3 11,4 B C 6,2% ,1 0,1 77,1 1,7 93,0 109,4 19,3 C D 4,6% ,1 0,1 56,7 0,0 70,9 84,5 14,9 D E 6,9% ,0 0,1 85,1 0,0 99,2 116,3 20,6 E F -8,1% ,1 0,8 1,4 11,1 48,5 59,4 10,5 F G 1,1% ,5 0,7 29,5 4,9 67,6 80,9 14,3 G H -1,0% ,5 0,9 1,5 13,0 52,0 63,3 11,2 H I 4,1% ,2 0,2 71,9 7,5 99,8 117,0 20,7 Total ,9 15,4 DT Percobaan 4 Power ( HP ) Fuel Con. ( Kosongan ) Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B -1,0% ,5 0,6 0,5 5,5 18,1 25,3 4,5 B C -6,2% ,2 2,0 0,7 6,1 26,9 35,2 6,2 C D -4,6% ,9 2,2 0,7 1,7 23,5 31,4 5,6 D E -6,9% ,9 1,9 0,7 1,3 21,9 29,5 5,2 E F 8,1% ,0 0,5 74,6 4,4 90,6 106,7 18,9 F G -1,1% ,4 1,5 0,7 14,2 32,8 41,8 7,4 G H 1,0% ,9 1,4 12,8 2,1 32,2 41,1 7,3 H I -4,1% ,5 2,1 0,7 3,7 25,0 33,1 5,9 Total ,6 Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 15,4 lt/jam Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 7,6 lt/jam Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 15,4 + 7,6 2 = 11,5 lt/jam

74 130 Tabel Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 241 (GR 6,833) pada Percobaan 4 ( rata-rata dalam 6 ritasi ) DT Percobaan 4 Power ( HP ) ( Muatan ) Fuel Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B 1,0% ,1 0,3 20,6 6,3 51,3 62,5 11,1 B C 6,2% ,8 0,0 70,4 2,8 86,1 101,6 18,0 C D 4,6% ,9 0,1 52,1 0,0 65,0 78,0 13,8 D E 6,9% ,7 0,0 77,9 0,0 90,7 106,8 18,9 E F -8,1% ,2 0,9 1,5 17,4 57,1 69,1 12,2 F G 1,1% ,1 0,5 27,6 12,3 70,6 84,2 14,9 G H -1,0% ,9 0,9 1,5 7,1 46,4 57,1 10,1 H I 4,1% ,8 0,1 64,1 17,5 99,5 116,7 20,6 Total ,5 14,9 DT Percobaan 4 Power ( HP ) ( Kosongan ) Fuel Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B -1,0% ,3 0,6 0,5 5,2 17,6 24,7 4,4 B C -6,2% ,0 1,0 0,6 1,8 17,4 24,5 4,3 C D -4,6% ,2 1,2 0,6 1,8 18,9 26,2 4,6 D E -6,9% ,1 1,7 0,7 2,2 21,7 29,4 5,2 E F 8,1% 450 8,8 0,3 60,8 4,0 73,9 87,9 15,5 F G -1,1% ,6 0,6 0,5 4,3 17,0 24,1 4,3 G H 1,0% ,6 0,9 11,1 6,4 32,1 41,0 7,2 H I -4,1% ,4 0,7 0,5 1,0 14,7 21,5 3,8 Total ,2 Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 14,9 lt/jam Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 6,2 lt/jam Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 14,9 + 6,2 2 = 10,6 lt/jam

75 131 Pada hasil pengujian pada percobaan 4 didapat : Parameter DT 240 (GR : 5,857) DT 241 (GR : 6,833) Ritasi Ritasi Ritasi Durasi (menit ) Ritasi Ritasi Ritasi TOTAL Berat Unit (kg) Kosongan (kg) Muatan (kg) Bahan Bakar (liter) Volume (lt) Konsumsi (lt/h) 11,74 10,33 Sehingga konsumsi bahan bakar adalah DT 240 (GR 5,857) = 11,74 liter/jam. DT 241 (GR 6,833) = 10,33 liter/jam Dalam hasil perhitungan ketemu nilai fuel consumtion : DT 240 (GR 5,857) = 11,50 liter/jam DT 241 (GR 6,833) = 10,60 liter/jam Jika kita perhitungkan deviasi DT 240 GR 5,857 dan DT 241 GR 6,833 : (11,74 11,50) Deviasi (%) = 11,74 (10,60 10,33) Deviasi (%) = 10,6 = 0,02 atau 2,0 % = 0,025 atau 2,5% Deviasi diatas dipengaruhi oleh ketrampilan operator / skill operator. Skill operator mempengaruhi konsumsi bahan bakar rata-rata sekitar 1-5 %. Deviasi diatas masih dalam rentang aman. Penulis tidak membahas mengenai pengaruh skill operator terhadap konsumsi bahan bakar.

76 132 Percobaan 5 Tabel Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 240 (GR 5,857) pada Percobaan 5 ( rata-rata dalam 6 ritasi ) 4wsDT Percobaan Power ( HP ) Fuel 5 ( Muatan ) Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B 1,0% ,1 0,3 20,6 6,9 51,8 63,2 11,2 B C 6,2% ,7 0,1 80,3 1,6 96,6 113,5 20,1 C D 4,6% ,7 0,1 59,1 0,0 73,8 87,8 15,5 D E 6,9% ,6 0,1 82,9 0,2 96,7 113,5 20,1 E F -8,1% ,5 0,8 1,5 11,9 50,8 62,0 11,0 F G 1,1% ,0 1,0 35,0 5,7 80,7 95,5 16,9 G H -1,0% ,1 0,6 1,4 16,9 51,9 63,3 11,2 H I 4,1% ,8 0,2 71,0 5,3 96,3 113,1 20,0 Total ,7 DT Percobaan 5 Power ( HP ) Fuel ( Kosongan ) Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B -1,0% ,0 0,7 0,5 6,2 19,4 26,7 4,7 B C -6,2% ,8 1,6 0,7 4,0 23,1 31,0 5,5 C D -4,6% ,5 1,8 0,7 1,3 21,2 28,8 5,1 D E -6,9% ,9 1,4 0,6 1,7 19,7 27,1 4,8 E F 8,1% ,5 0,5 71,1 3,1 85,2 100,6 17,8 F G -1,1% ,7 2,2 0,7 25,1 46,7 57,4 10,1 G H 1,0% ,9 1,4 12,8 12,3 42,4 52,6 9,3 H I -4,1% ,5 2,1 0,7 3,7 25,0 33,1 5,9 Total ,9 Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 15,7 lt/jam Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 7,9 lt/jam Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 15,7 + 7,9 2 = 11,8 lt/jam

77 133 Tabel Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 241 (GR 6,833) pada Percobaan 5 ( rata-rata dalam 6 ritasi ) DT Percobaan 5 Power ( HP ) Fuel ( Muatan ) Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B 1,0% ,5 0,3 20,0 6,9 50,7 61,9 11,0 B C 6,2% ,1 0,1 71,9 1,6 86,6 102,2 18,1 C D 4,6% ,3 0,0 50,0 0,2 62,6 75,2 13,3 D E 6,9% ,7 0,0 77,6 0,0 90,3 106,4 18,8 E F -8,1% ,2 1,2 1,6 17,3 60,3 72,7 12,9 F G 1,1% ,6 0,9 32,1 10,2 78,8 93,4 16,5 G H -1,0% ,5 0,9 1,5 2,9 41,9 52,0 9,2 H I 4,1% ,4 0,1 62,8 7,4 87,8 103,5 18,3 Total ,8 DT Percobaan 5 Power ( HP ) Fuel ( Kosongan ) Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B -1,0% ,3 0,4 0,4 4,0 15,1 21,9 3,9 B C -6,2% ,4 0,9 0,5 1,9 16,7 23,8 4,2 C D -4,6% ,8 1,0 0,6 0,6 15,9 22,8 4,0 D E -6,9% ,7 1,6 0,7 3,2 22,2 29,9 5,3 E F 8,1% 450 8,6 0,3 59,6 3,8 72,2 86,1 15,2 F G -1,1% ,1 0,5 0,5 3,6 15,7 22,7 4,0 G H 1,0% ,0 0,8 10,7 5,5 29,9 38,6 6,8 H I -4,1% ,7 0,8 0,5 0,3 14,2 21,0 3,7 Total ,9 Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 14,8 lt/jam Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 5,9 lt/jam Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 14,8 + 5,9 2 = 10,3 lt/jam

78 134 Pada hasil pengujian pada percobaan 5 didapat : Parameter DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) Ritasi Ritasi Ritasi Durasi (menit ) Ritasi Ritasi Ritasi TOTAL Berat Unit (kg) Kosongan (kg) Muatan (kg) Bahan Bakar (liter) Volume (lt) Konsumsi (lt/h) 11,49 10,40 Sehingga konsumsi bahan bakar adalah DT 240 (GR 5,857) = 11,49 liter/jam. DT 241 (GR 6,833) = 10,40 liter/jam Dalam hasil perhitungan ketemu nilai fuel consumtion : DT 240 (GR 5,857) = 11,80 liter/jam DT 241 (GR 6,833) = 10,30 liter/jam Jika kita perhitungkan deviasi DT 240 GR 5,857 dan DT 241 GR 6,833 : (11,8 11,49) Deviasi (%) = 11,8 (10,40 10,30) Deviasi (%) = 10,4 = 0,026 atau 2,6 % = 0,008 atau 0,8 % Deviasi diatas dipengaruhi oleh ketrampilan operator / skill operator. Skill operator mempengaruhi konsumsi bahan bakar rata-rata sekitar 1-5 %. Deviasi diatas masih dalam rentang aman. Penulis tidak membahas mengenai pengaruh skill operator terhadap konsumsi bahan bakar.

79 135 Percobaan 5 Tabel Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 240 (GR 5,857) pada Percobaan 6 ( rata-rata dalam 6 ritasi ) DT Percobaan 6 ( Muatan Power ( HP ) Fuel ) Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B 1,0% ,3 0,3 19,9 6,9 50,3 61,4 10,9 B C 6,2% ,9 0,1 81,3 1,5 97,8 114,8 20,3 C D 4,6% ,8 0,1 63,2 0,3 79,4 94,1 16,6 D E 6,9% ,9 0,1 78,8 0,5 92,2 108,5 19,2 E F -8,1% ,7 0,8 1,4 11,4 48,3 59,2 10,5 F G 1,1% ,5 0,5 27,1 8,9 66,0 79,1 14,0 G H -1,0% ,2 0,9 1,5 20,8 59,3 71,6 12,7 H I 4,1% ,8 0,2 67,5 7,4 93,9 110,4 19,5 Total ,5 DT Percobaan 6 ( Power ( HP ) Fuel Kosongan ) Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B -1,0% ,5 0,6 0,5 5,5 18,1 25,3 4,5 B C -6,2% ,8 1,6 0,7 4,4 23,5 31,4 5,6 C D -4,6% ,2 2,0 0,7 2,7 23,6 31,5 5,6 D E -6,9% ,7 1,6 0,7 1,8 20,7 28,2 5,0 E F 8,1% ,7 0,5 72,8 3,6 87,6 103,4 18,3 F G -1,1% ,7 2,2 0,7 24,4 46,0 56,6 10,0 G H 1,0% ,9 1,4 12,8 12,3 42,4 52,6 9,3 H I -4,1% ,5 1,8 0,7 2,1 22,1 29,8 5,3 Total ,9 Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 15,5 lt/jam Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 7,9 lt/jam Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 15,5 + 7,9 2 = 11,7 lt/jam

80 136 Tabel Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 241 (GR 6,833) pada Percobaan 6 ( rata-rata dalam 6 ritasi ) DT Percobaan 6 ( Muatan ) Power ( HP ) Fuel Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng Con. A B 1,0% ,3 0,4 22,3 9,0 58,0 70,1 12,4 B C 6,2% ,4 0,1 73,6 2,1 89,2 105,1 18,6 C D 4,6% ,8 0,1 55,9 0,1 69,9 83,5 14,8 D E 6,9% ,6 0,1 83,0 0,0 96,7 113,5 20,1 E F -8,1% ,0 0,8 1,4 10,7 47,8 58,7 10,4 F G 1,1% ,6 1,0 34,6 8,0 82,2 97,2 17,2 G H -1,0% ,4 1,0 1,6 2,9 44,9 55,4 9,8 H I 4,1% ,2 0,1 65,3 8,5 92,1 108,4 19,2 Total ,3 DT Percobaan 6 ( Power ( HP ) Fuel Con. Kosongan ) Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng A B -1,0% 300 9,4 0,3 0,4 3,1 13,2 19,8 3,5 B C -6,2% ,5 1,1 0,6 3,3 19,4 26,8 4,7 C D -4,6% ,3 2,0 0,7 7,4 28,3 36,8 6,5 D E -6,9% ,1 1,7 0,7 1,4 20,9 28,4 5,0 E F 8,1% 450 8,7 0,3 60,2 4,0 73,2 87,1 15,4 F G -1,1% ,6 1,3 0,6 15,7 33,2 42,3 7,5 G H 1,0% ,6 0,9 11,1 6,8 32,4 41,4 7,3 H I -4,1% ,7 0,6 0,5 1,5 14,3 21,1 3,7 Total ,7 Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 15,3 lt/jam Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 6,7 lt/jam Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 15,3 + 6,7 2 = 11,0 lt/jam

81 137 Pada hasil pengujian pada percobaan 5 didapat : Parameter DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) Ritasi Ritasi Ritasi Durasi (menit ) Ritasi Ritasi Ritasi TOTAL Berat Unit (kg) Bahan Bakar (liter) Kosongan (kg) Muatan (kg) Volume (lt) Konsumsi (lt/h) 11,25 10,98 Sehingga konsumsi bahan bakar adalah DT 240 (GR 5,857) = 11,25 liter/jam. DT 241 (GR 6,833) = 10,98 liter/jam Dalam hasil perhitungan ketemu nilai fuel consumtion : DT 240 (GR 5,857) = 11,70 liter/jam DT 241 (GR 6,833) = 11,00 liter/jam Jika kita perhitungkan deviasi DT 240 GR 5,857 dan DT 241 GR 6,833 : (11,7 11,25) Deviasi (%) = 11,7 (11,0 10,98) Deviasi (%) = 11,0 = 0,038 atau 3,8 % = 0,002 atau 0,2 % Deviasi diatas dipengaruhi oleh ketrampilan operator / skill operator. Skill operator mempengaruhi konsumsi bahan bakar rata-rata sekitar 1-5 %. Deviasi diatas masih dalam rentang aman. Penulis tidak membahas mengenai pengaruh skill operator terhadap konsumsi bahan bakar.

82 138 Tabel Summary Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption Percobaan ITEM DT 240 DT Konsumsi (lt/h) 10,46 11,57 Hasil Perhitungan 10,64 11,49 Deviasi 1,7% 0,7% 2 Konsumsi (lt/h) 10,33 11,44 Hasil Perhitungan 10,49 11,82 Deviasi 1,5% 3,2% 3 Konsumsi (lt/h) 10,20 11,36 Hasil Perhitungan 10,75 11,69 Deviasi 5% 2,9% RATA-RATA 10,33 11,46 4 Konsumsi (lt/h) 11,74 10,33 Hasil Perhitungan 11,99 10,56 Deviasi 2,1% 2,1% 5 Konsumsi (lt/h) 11,49 10,40 Hasil Perhitungan 11,74 10,32 Deviasi 2,2% 0,7% 6 Konsumsi (lt/h) 11,25 10,98 Hasil Perhitungan 11,52 11,00 Deviasi 2,3% 0,2% RATA-RATA 11,49 10, Analisa Data dan Perhitungan Gradeability Parameter Perhitungan Gradeability Dalam perhitungan gradeability memerlukan data-data sbb : T : Engine Max Torque i : Transmission Gear Ratio x Rear Axle Gear Ratio ή : Mechanical Effisien μr : Coeffisien of rolling resistance W : Gross Vehicle Weight r : Dynamic Radius of Tire

83 Engine Max. Torque Dalam specifikasi kendaraan Hino FM 260 JD maksimum torque adalah 76 kg.m pada putaran 1500 RPM 2. Transmission Gear Ratio dan Axle Gear Ratio Untuk gear ratio transmisi mengacu pada specifikasi kendaraan (tabel 2.3) : Gigi Transmission Gear Ratio FM 260 JD 1 8, , , , , , , ,000 Sedangkan axle gear ratio adalah differential, dalam hal ini penulis melakukan modifikasi dari standar gear ratio. Penulis memilih 2 gear ratio untuk di uji coba yaitu gear ratio dengan tipe 6x41 ( gear ratio 6,833 ) dan tipe 7x41 ( gear ratio 5,857 ). 3. Mechanical Effisiency Untuk mechanical efisiency terkait Tabel 2.5. ή = Eff Transmisi x Eff Axle ή = 99% x 90% = 0,89 Nilai 99% = Transmisi direct drive dan nilai 90% = Axle Tandem 4. Coeffisien of rolling resistance Untuk koefisien rolling resistance ini mengacu pada tabel 2.6. yaitu diambil tanah jenis solid sand dengan range 0,04 0,08 diambil nilai 0,04

84 Gross Vehicle Weight Untuk berat unit akan mengacu pada rata-rata tiap percobaan. Sehingga mengacu pada tabel GVW sbb : Tabel Berat Unit Saat Percobaan GVW DT 240 ( kg ) GVW DT 241 ( kg ) Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji Uji 4 Uji 5 Uji 6 Uji 4 Uji 5 Uji Dynamic Radius of Tire Dalam perhitungan Dynamic Radius of Tire menggunakan tabel Perhitungan ini mengikuti kecepatan pada gigi transmisi yang digunakan, sehingga didapat hasil perhitungan adalah sbb : Tabel Nilai Dynamic Radius of Tire Gigi Transmisi Tire r PR 0, PR 0, PR 0, PR 0, PR 0, PR 0, PR 0, PR 0, Perhitungan Gradeability Rumus Gradeability adalah : G = [ T x i x ή W x r ] µr Sehingga pada percobaan 1 untuk DT 240 ( GR 6,833 ) dapat di hitung sbb :

85 141 Tabel Data Hasil Pengujian DT 240 (GR 6,833) Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 6,833 Segmen Grade Jarak Uji 1 Uji 2 Uji 3 A - B 1,00% B - C 6,20% C - D 4,56% D - E 6,89% E - F -8,10% F - G 1,10% G - H -1,00% H - I 4,13% Berat Unit (kg) Hasil Perhitungan Gradeability 1. Segmen A B dengan Grade 1 % ( Gigi 5 GR : 2,538 ) G = (76 x 2,538 x 6,833 x 0,89) ( x 0,459) = (1173,023) (15946,58) 0,04 = 0,0336 = 3,36% 0,04 Sehingga gigi 5 mampu menanjak pada grade 1%. Coba kita akan uji untuk gigi 6 (GR : 1,806) apakah mampu menanjak pada grade 1%. G = (76 x 1,806 x 6,833 x 0,89) ( x 0,459) = (834,7) (15946,58) 0,04 = 0,0123 = 1,23 % 0,04 Gigi 6 seharusnya mampu untuk menanjak pada grade 1%, tapi karena kondisi jalan setelah segmen A B adalah 6,2% ( segmen B C ), maka operator memilih gigi 5 agar tidak terlalu berat saat perpindahan gigi.

86 Segmen B C dengan Grade 6,2 % ( Gigi 3 GR : 4,644 ) G = (76 x 4,644 x 6,833 x 0,89) ( x 0,459) = (2146,4) (15946,58) 0,04 = 0,0946 = 9,46% 0,04 Sehingga gigi 3 mampu menanjak pada grade 6,20 %. Coba kita akan uji untuk gigi 4 (GR : 3,478) apakah mampu menanjak pada grade 6,20 %. G = (76 x 3,478 x 6,833 x 0,89) ( x 0,459) = (1607,5) (15946,58) 0,04 = 0,0608 = 6,08 % 0,04 Gigi 4 secara perhitungan tidak mampu menanjak pada grade 6,2%. 3. Segmen C D dengan Grade 4,56 % ( Gigi 4 GR : 3,478 ) G = (76 x 3,478 x 6,833 x 0,89) ( x 0,459) = (1607,5) (15946,58) 0,04 = 0,0608 = 6,08% 0,04 Sehingga gigi 4 mampu menanjak pada grade 4,56 %. Coba kita akan uji untuk gigi 5 (GR : 2,538) apakah mampu menanjak pada grade 6,20 %. G = (76 x 2,538 x 6,833 x 0,89) ( x 0,459) = (1173,023) (15946,58) 0,04 = 0,0336 = 3,36% 0,04

87 143 Gigi 5 secara perhitungan tidak mampu menanjak pada grade 4,56 %. Secara dinamika perpindahan gigi, maka pada saat kendaraan sudah mampu melalui grade 6,2% di gigi 3, kemudian operator mencoba melakukan perpindahaan gigi ke 4 dan memang secara pengujian mampu menanjak pada grade 4,56%. 4. Segmen D E dengan Grade 6,89 % ( Gigi 3 GR : 4,644 ) Dari hasil perhitungan gigi 3 6 di peroleh nilai gradeability sbb : G3 = 0,0946 = 9,46% G4 = 0,0608 = 6,08 % G5 = 0,0336 = 3,36% G6 = 0,0123 = 1,23 % Pada segmen D E operator memindahkan gigi ke 3, sehingga mampu menanjak pada grade tersebut. Jika menggunakan gigi 4 tidak akan mampu. 5. Segmen E F dan G H dengan Grade -8,10% dan 1,0% Untuk segmen E F dan G H secara aktual adalah bentuknya turunan jika dari arah unit muatan. Sehingga diberi tanda minus ( - ) pada notasi grade. Khusus untuk segmen jalan ini, operator bebas memilih gigi yang akan di gunakan, tapi saran dari factory biasanya gigi tinggi antara gigi 3 7. Jika gigi 1 2 di takutkan terjadi engine over running. Untuk kasus hal ini penulis tidak membahasnya. 6. Segmen F G dan H I dengan Grade 1,10% dan 4,13% Pada pengujian operator menggunakan gigi : Segmen F G : gigi 5 dengan gradeability 3,36% Segmen H I : gigi 4 dengan gradeability 6,08% Dari kemampuan menanjak maka penggunaan gigi tersebut sudah sesuai.

88 Perbandingan Hasil Perhitungan Gradeability 1. Hasil Perhitungan gradeability pada Hari Pertama DT 240 GR 6,833 Tabel Hasil Perhitungan Gradeability DT 240 GR 6,833 Gigi Uji 1 Uji 2 Uji kg kg kg G2 14,78% 15,14% 15,63% G3 9,81% 10,07% 10,43% G4 6,09% 6,28% 6,54% G5 3,36% 3,50% 3,69% G6 1,23% 1,33% 1,47% Tabel Hasil Pengujian 1 vs Perhitungan Gradeability (DT 240 Muatan GR 6,833) Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 6,833 Segmen Grade Gradeability Hasil Hitung 1 Hasil Uji 1 Deviasi A - B 1,00% 1,23% B - C 6,20% 9,46% C - D 4,56% 6,08% D - E 6,89% 9,46% E - F -8,10% 1,23% F - G 1,10% 1,23% G - H -1,00% 1,23% H - I 4,13% 6,08% Berat Unit (kg) kg Tabel Hasil Pengujian 2 vs Perhitungan Gradeability (DT 240 Muatan GR 6,833) Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 6,833 Segmen Grade Gradeability Hasil Hitung 2 Hasil Uji 2 Deviasi A - B 1,00% 1,33% B - C 6,20% 6,28% C - D 4,56% 6,28% D - E 6,89% 10,1% E - F -8,10% 1,33% F - G 1,10% 1,33% G - H -1,00% 1,33% H - I 4,13% 6,28% Berat Unit (kg) kg

89 145 Tabel Hasil Pengujian 3 vs Perhitungan Gradeability (DT 240 Muatan GR 6,833) Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 6,833 Segmen Grade Gradeability Hasil Hitung 3 Hasil Uji 3 Deviasi A - B 1,00% 1,47% B - C 6,20% 6,54% C - D 4,56% 6,54% D - E 6,89% 10,43% E - F -8,10% 1,47% F - G 1,10% 1,47% G - H -1,00% 1,47% H - I 4,13% 6,54% Berat Unit (kg) kg 6. Hasil Perhitungan gradeability pada Hari Pertama DT 241 GR 5,857 Tabel Data Hasil Pengujian DT 241 GR 5,857 Jalan Pit 1 & 2 DT 241 GR 5,857 Segmen Grade Jarak Uji 1 Uji 2 Uji 3 A - B 1,00% B - C 6,20% C - D 4,56% D - E 6,89% E - F -8,10% F - G 1,10% G - H -1,00% H - I 4,13% Berat Unit (kg) Tabel Perhitungan Gradeability DT 241 (GR 5,857) Uji 1 Uji 2 Uji 3 Gigi G2 12,33% 12,35% 12,85% G3 8,03% 8,04% 8,41% G4 4,79% 4,81% 5,07% G5 2,41% 2,42% 2,62% G6 0,56% 0,57% 0,71%

90 146 Tabel Hasil Pengujian 1 vs Perhitungan Gradeability (DT 241 Muatan GR 5,857) Jalan Pit 1 & 2 DT 241 GR 5,857 Segmen Grade Gradeability Hasil Hitung 1 Hasil Uji 1 Deviasi A - B 1,00% 2,41% B - C 6,20% 8,03% C - D 4,56% 4,79% D - E 6,89% 8,03% E - F -8,10% 0,56% F - G 1,10% 2,41% G - H -1,00% 0,56% H - I 4,13% 4,79% Berat Unit (kg) kg Tabel Hasil Pengujian 2 vs Perhitungan Gradeability (DT 241 Muatan GR 5,857) Jalan Pit 1 & 2 DT 241 GR 5,857 Segmen Grade Gradeability Hasil Hitung 2 Hasil Uji 2 Deviasi A - B 1,00% 2,42% B - C 6,20% 8,04% C - D 4,56% 4,81% D - E 6,89% 8,04% E - F -8,10% 0,57% F - G 1,10% 2,42% G - H -1,00% 0,57% H - I 4,13% 4,82% Berat Unit (kg) kg Tabel Hasil Pengujian 3 vs Perhitungan Gradeability (DT 241 Muatan GR 5,857) Jalan Pit 1 & 2 DT 241 GR 5,857 Segmen Grade Gradeability Hasil Hitung 3 Hasil Uji 3 Deviasi A - B 1,00% 2,62% B - C 6,20% 8,41% C - D 4,56% 5,07% D - E 6,89% 8,41% E - F -8,10% 0,71% F - G 1,10% 2,62% G - H -1,00% 0,71% H - I 4,13% 5,07% Berat Unit (kg) kg

91 Hasil Perhitungan gradeability pada Hari Kedua Tabel Data Hasil Pengujian Hari Kedua ( DT 240 dan DT 241) Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Segmen Grade Jarak Uji 4 Uji 5 Uji 6 Uji 4 Uji 5 Uji 6 A - B 1,00% B - C 6,20% C - D 4,56% D - E 6,89% E - F -8,10% F - G 1,10% G - H -1,00% H - I 4,13% Berat Unit (kg) Tabel Perhitungan Gradeability Hari Kedua (DT240 dan DT 241) DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Gigi Uji 4 Uji 5 Uji 6 Uji 4 Uji 5 Uji G2 12,38% 12,31% 12,46% 14,98% 15,18% 14,61% G3 8,07% 8,02% 8,13% 9,96% 10,11% 9,69% G4 4,82% 4,79% 4,87% 6,20% 6,31% 6,01% G5 2,44% 2,41% 2,47% 3,44% 3,51% 3,30% G6 0,58% 0,56% 0,60% 1,29% 1,35% 1,19% Dari hasil diatas terjadi deviasi pada pengujian untuk DT 241 pada segmen A B dan segmen F G Tabel Deviasi Hasil Perhitungan dengan Hasil Pengujian Jalan Pit 1 & 2 DT 241 GR 6,833 DT 241 GR 6,833 Segmen Grade Jarak Hitung Hitung Hitung Uji 4 Uji 5 Uji 6 A - B 1,00% F - G 1,10% Berat Unit (kg) Deviasi ini dipengaruhi oleh feeling atau kemampuan operator dalam memprediksi kondisi grade jalan. Jika di perhitungkan deviasi ini adalah sbb :

92 148 Tabel Deviasi Penggunaan Gigi Hasil Uji dengan Hasil Perhitungan (DT240 dan DT 241) Gradeability DT 240 GR 6,833 RATA- Uji 1 Deviasi Uji 2 Deviasi Uji 3 Deviasi RATA ,9% ,1% ,0% ,0% ,0% ,5% ,0% ,0% ,7% 38 2,6% 39 0,0% 3,43% Gradeability DT 241 GR 6,833 RATA- Uji 4 Deviasi Uji 5 Deviasi Uji 6 Deviasi RATA ,9% ,1% ,0% ,0% ,0% ,0% ,0% ,0% ,6% 38 2,6% 36 7,7% 4,37% Pada tabel diatas terlihat rata-rata deviasi antara hasil perhitungan dengan hasil pengujian. Hasil pengujian DT 240 GR 6,833 terjadi deviasi 3,43% Hasil pengujian DT 241 GR 6,833 terjadi deviasi 4,37% Deviasi ini dipengaruhi oleh feeling atau skill operator. Seperti halnya pada saat pengujian fuel consumption, rata-rata skill operator mempengaruhi 1 5% terhadap hasil ideal atau perhitungan. Akan tetapi penulis tidak membahas pengaruh skill operator terhadap gradeability.

93 Analisa Data dan Perhitungan Gaya-gaya Kemampuan menanjak atau gradeability dapat di buktikan juga dengan menghitung gaya-gaya yang terjadi pada kendaraan. Oleh sebab itu berikut ini adalah hasil perhitungan gaya-gaya yang terjadi dibandingkan dengan gaya traksi (traction force) yang dimiliki kendaraan tersebut. Data di bawah ini adakan menjadi sumber data untuk melakukan perhitungan gaya atau tahanan pada kendaraan. Berikut data-data perhitungan : Tabel Berat kendaraan Pada 6 kali Pengujian DT 240 GR 6,833 (kg) DT 241 GR 5,587 (kg) Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji kg kg kg kg kg kg DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Uji 4 Uji 5 Uji 6 Uji 4 Uji 5 Uji kg kg kg kg kg kg Tabel Kecepatan Rata-rata Kendaraan Pada 6 kali Pengujian skondisi DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,587 Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 Muatan 15,7 15,8 15,9 18,4 20,3 19,5 Kosongan 24,1 23,5 24,5 31,5 30,0 32,3 Kondisi DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Uji 4 Uji 5 Uji 6 Uji 4 Uji 5 Uji 6 Muatan 16,2 15,9 16,0 15,5 16,1 16,1 Kosongan 27,8 27,3 27,3 23,0 21,0 23,9 Tabel Dynamic Radius of Tyre Mechanical Effisiency : 0,891 Gigi r 2 0, , , , ,459 Dari tabel 2.5. diperoleh : EDT = 0,99 x 0,9 = 0,891

94 Tahanan Gelinding Perhitungan Pengujian 1 DT 240 GR 6,833 Fr = c x w dimana c = 0,04 ( tanah solid sand ) = 0,04 x = 1389,68 kg Sehingga perhitungan Fr untuk pengujian 2 6 adalah : Tabel Hasil Perhitungan Tahanan Gelinding (Muatan) Item DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,587 Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 GVW Fr 1389, , , , , ,36 Item DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Uji 4 Uji 5 Uji 6 Uji 4 Uji 5 Uji 6 GVW Fr 1361, , , , ,68 Sedangkan untuk perhitungan kosongan adalah : Tabel Hasil Perhitungan Tahanan Gelinding (Kosongan) Item DT 240 DT 241 GVW Fr 504,4 507, Tahanan Kelandaian ( Grade ) Perhitungan Pengujian 1 DT 240 GR 6,833 pada segmen A B ( Grade 1% ) Fg = x 0,01 = 347,42 kg Secara detail perhitungan masing-masing segmen dapat di tuangkan dalam tabel dibawah ini.

95 151 Tabel Hasil Perhitungan Tahanan Kelandaian (Muatan) Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,587 Segmen Grade Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 Muatan A - B 1,00% 347,4 341,1 332,7 341,6 341,1 331,1 B - C 6,20% 2154,0 2114,7 2062,5 2117,7 2115,0 2052,8 C - D 4,56% 1584,2 1555,3 1516,9 1557,5 1555,6 1509,8 D - E 6,89% 2393,7 2350,0 2292,0 2353,3 2350,4 2281,2 E - F -8,10% -2814,1-2762,7-2694,5-2766,6-2763,2-2681,8 F - G 1,10% 382,2 375,2 365,9 375,7 375,2 364,2 G - H -1,00% -347,4-341,1-332,7-341,6-341,1-331,1 H - I 4,13% 1434,8 1408,7 1373,9 1410,6 1408,9 1367,4 Total Fg total 5134,9 5041,2 4916,7 5048,3 5041,9 4893,5 Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Segmen Grade Uji 4 Uji 5 Uji 6 Uji 4 Uji 5 Uji 6 Muatan A - B 1,00% 340,4 341,8 338,8 343,8 340,3 350,4 B - C 6,20% 2110,6 2119,3 2100,7 2131,7 2109,6 2172,6 C - D 4,56% 1552,3 1558,7 1545,1 1567,9 1551,5 1597,9 D - E 6,89% 2345,5 2355,2 2334,5 2369,0 2344,3 2414,4 E - F -8,10% -2757,4-2768,8-2744,5-2785,0-2756,0-2838,4 F - G 1,10% 374,5 376,0 372,7 378,2 374,3 385,5 G - H -1,00% -340,4-341,8-338,8-343,8-340,3-350,4 H - I 4,13% 1405,9 1411,8 1399,4 1420,0 1405,2 1447,2 Total Fg total 5031,4 5052,2 5007,9 5081,8 5028,9 5179,2 Tabel Hasil Perhitungan Tahanan Kelandaian (Kosongan) Jalan Pit 1 & 2 Segmen Grade DT 240 DT 240 Muatan A - B 1,00% 126,1 126,8 B - C 6,20% 781,82 786,16 C - D 4,56% 575, ,208 D - E 6,89% 868, ,652 E - F -8,10% -1021, ,08 F - G 1,10% 138,71 139,48 G - H -1,00% -126,1-126,8 H - I 4,13% 520, ,684 Total Fg total 1863, ,104

96 Tahanan Udara ( Air Resistance ) Perhitungan Pengujian 1 DT 240 GR 6,833 pada kecepatan rata-rata Fa = 0,3779 V 2 = 0,3779 x 15,7 2 = 93,5 kg Perhitungan detail dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Tabel Hasil Perhitungan Tahanan Udara Kondisi DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,587 Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 Muatan 15,7 15,8 15,9 18,4 20,3 19,5 Fa load 93,5 94,3 96,1 127,7 156,1 143,8 Kosongan 24,1 23,5 24,5 31,5 30,0 32,3 Fa empty 218,7 208,3 227,7 375,7 339,8 394,2 Fa tot 312,3 302,6 323,8 503,4 495,9 538,0 Kondisi DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Uji 4 Uji 5 Uji 6 Uji 4 Uji 5 Uji 6 Muatan 16,2 15,9 16,0 15,5 16,1 16,1 Fa load 98,7 95,7 96,3 90,8 98,5 98,4 Kosongan 27,8 27,3 27,3 23,0 21,0 23,9 Fa empty 291,5 281,5 282,2 199,8 166,0 215,3 Fa tot 390,2 377,2 378,5 290,7 264,5 313, Traction Force ( Gaya Traksi ) Perhitungan Pengujian 1 DT 240 GR 6,833 pada pengujian 1 gigi 5 = 76 x 0,891 x 2,538 x 6,833 0,459 = 2558,60 kg

97 153 Pada segmen A B grade 1% diperoleh tahanan yang terjadi : Fr A-B Fg A-B Fa A-B = 1389,68 kg = 347,42 kg = 93,5 kg Total Tahanan Gaya Traksi pada gigi 5 adalah = 1830,6 kg = 2558,60 kg Sehingga gaya traksi saat bergerak adalah F truck = TF Total Resistance = 2550,6-1830,6 = 728 kg Jika percepatan pada saat itu adalah : 0,05 m/det 2, maka gaya yang terjadi adalah ( dari data tabel waktu adalah 92,5 dan kecepatan adalah 4,36 ) Sehingga ; a = v/t = 4,36 / 92,5 = 0,05 m/det 2 F = F truck x 0,05 = 728 x 0,05 = 34,32 N Tabel Hasil Perhitungan Gaya Traksi Gigi T (kg.m) T/M Axle r (m) Ƞ TF (kg) ,281 6,833 0,449 0, , ,644 6,833 0,449 0, , ,478 6,833 0,459 0, , ,538 6,833 0,459 0, , ,806 6,833 0,459 0, ,66 Gigi T/M Axle r Ƞ TF ,281 5,857 0,449 0, , ,644 5,857 0,449 0, , ,478 5,857 0,459 0, , ,538 5,857 0,459 0, , ,806 5,857 0,459 0, ,53

98 154 Tabel Hasil Perhitungan Gaya Traksi vs Tahanan (DT 240 GR6,833) Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 6,833 Segmen Grade Jarak Uji 1 Fr Fg Fa F total TF F truck A - B 1,00% ,7 347,4 93,5 1830,6 2558,6 728,0 B - C 6,20% ,7 2154,0 93,5 3637,2 4788,1 1150,9 C - D 4,56% ,7 1584,2 93,5 3067,5 3506,2 438,8 D - E 6,89% ,7 2393,7 93,5 3876,9 4788,1 911,2 E - F -8,10% ,7-2814,1 93,5-1330,9 1820,7 3151,5 F - G 1,10% ,7 382,2 93,5 1865,4 2558,6 693,2 G - H -1,00% ,7-347,4 93,5 1135,8 1820,7 684,9 H - I 4,13% ,7 1434,8 93,5 2918,1 3506,2 588,2 Berat Unit (kg) kg Dari tabel diatas terlihat bahwa gaya yang terjadi masih mampu di lawan dengan gaya yang dimiliki oleh truck pada pengujian 1. Dimana masing-masing segmen menggunakan gigi transmisi yang berbeda sesuai dengan traksi yang dimiliki kendaraan HASIL AKHIR ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN Hasil Akhir Fuel Consumption Code No. Unit Tabel Data Hasil Pengujian Fuel Consumption Tipe 6x41 GR 6,833 Tipe 7x41 GR 5,857 Tipe 7x45 GR 6,248 DT ,33 lt/h 11,49 lt/h 10,9 lt/h DT ,57 lt/h 11,46 lt/h 10,8 lt/h RATA-RATA 10,45 lt/h 11,48 lt/h 10,8 lt/h Tabel Data Penghematan Fuel Consumption Setelah Modifikasi Code No. Unit Tipe 6x41 GR Tipe 7x41 GR 6,833 5,857 Penghematan DT ,33 lt/h 11,49 lt/h 10,1% DT ,57 lt/h 11,46 lt/h 7,7% RATA-RATA 10,45 lt/h 11,48 lt/h 8,9%

99 155 Tabel Data Penghematan Fuel Consumption dibanding Standar Differential Code No. Unit Tipe 6x41 GR 6,833 Tipe 7x45 GR 6,248 Penghematan DT ,3 10,9 5,0% DT ,6 10,8 2,0% RATA-RATA 10,5 10,8 3,5% Tabel Data Deviasi Hasil Percobaan vs Hasil Perhitungan Code No. Unit Tipe 6x41 GR 6,833 Tipe 7x41 GR 5,857 Rata-Rata DT 240 2,8% 2,2% 2,5% DT 241 1,0% 2,3% 1,6% RATA-RATA 1,9% 2,2% 2,1% Hasil Akhir Daya Rata-Rata yang Digunakan Tabel Data Daya Rata-Rata yang Digunakan Code No. Unit Tipe 6x41 GR 6,833 Tipe 7x41 GR 5,857 Tipe 7x45 GR 6,248 (HP) (HP) (HP) DT ,08 66,46 63,5 DT ,10 65,97 61,0 RATA-RATA 60,09 66,21 62,2 Tabel Hasil Akhir Kecepatan Rata-rata Code No. Unit Tipe 6x41 GR 6,833 Tipe 7x41 GR 5,857 (km/h) (km/h) Kenaikan ( % ) DT ,6 22,4 12,5% DT ,8 21,0 5,5% RATA-RATA 19,7 21,7 9,0% Tabel Hasil Akhir Putaran Mesin Rata-Rata Code No. Unit Tipe 6x41 GR 6,833 Tipe 7x41 GR 5,857 (rpm) (rpm) DT DT RATA-RATA

100 Hasil Akhir Gradeabilty Tabel Hasil Akhir Kenaikan Gradeability (GR6,833 vs GR 5,857) Tipe 6x41 GR 6,833 Tipe 7x41 GR 5,857 Kenaikan Gigi DT 240 DT 241 DT 240 DT 241 Gradeability G2 15,2% 14,9% 12,5% 12,4% 17,3% G3 10,1% 9,9% 8,2% 8,1% 19,0% G4 6,3% 6,2% 4,9% 4,8% 22,1% G5 3,5% 3,4% 2,5% 2,4% 29,0% G6 1,3% 1,3% 0,6% 0,6% 54,4% RATA-RATA 28,4% Tabel Hasil Akhir Kenaikan Gradeability (GR 6,833 vs 6,248) Gigi Tipe 6x41 GR 6,833 Tipe 7x41 GR 5,857 Kenaikan DT 240 DT 241 DT 240 DT 241 Gradeability G2 15,2% 14,9% 13,6% 13,5% 9,9% G3 10,1% 9,9% 9,0% 8,9% 10,8% G4 6,3% 6,2% 5,5% 5,4% 12,6% G5 3,5% 3,4% 2,9% 2,9% 16,5% G6 1,3% 1,3% 0,9% 0,9% 31,0% RATA-RATA 16,2% Tabel Hasil Akhir Deviasi Gradeability (Perhitungan vs Uji Coba) C/N DT Tipe 6x41 GR 6,833 Tipe 7x41 GR 5,857 Rata-Rata DT 240 3,4% 0,0% 1,7% DT 241 4,4% 0,0% 2,2% RATA-RATA 3,9% 0,0% 2,0% Hasil Perhitungan Ground Pressure Berat unit atau GVW adalah kg, tapi kenyataannya truck di muati oleh batubara lebih dari kapasitasnya. Dalam perhitungan teori, berat unit (kg) secara distribusi beban ke 6 roda adalah sbb : Beban axle depan : kg Beban axle belakang : kg ( karena ada muatan dan beban vessel )

101 157 Jika mengacu pada rumus ground pressure maka gaya F adalah massa x gravitasi Maka dapat dituliskan sbb : 1. Menghitung Beban & Gaya Kedaraan Beban axle depan = kg Beban tiap roda adalah = / 2 = kg. Berat pada axle tengah & belakkang = / 4 kg = kg Sehingga F = m x g F1 = F2 = x 9,81 = N F3 = F4 = F5 = F6 = x 9,81 = N Tabel Standar Parameterr Ban 2. Menghitung Luas Area (Ground contact ) Tipe ban yang digunakan di FM 260 JD adalah tipe PR, dengan lebar antar sisi ban adalah 278 mm dan diameter 1054 mm. Sedangkan lebar thread ( telapak ) adalah 15.5 mm

102 158 Tabel Ukuran Ban Jenis FM 260 JD Rumus luas area ( contact patch ) adalah : A = 2πx rr Jika jarak r x sama seperti tyre dynamic radius Outer Diameter = 1055 mm ( dari tabel ) Jika kecepatan kendaraan antara km/h maka r x = 0,45 x loaded diameter. Maka nilai r x = 0,45 x 1055 = 474,8 mm Sehingga x = ( 0,5 x 1055 ) 474,8 mm = 52,7 mm Maka, A = 2πx rr = 2 x 3,14 x 52, x 527,5 = ,4 mm 2 = 2.468,9 cm 2

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR Pengaruh Modifikasi Gear Ratio Differential Terhadap Fuel Consumption dan Nilai Gradeability Truck Batubara Jenis FM 260 JD Kapasitas Muat 20 Ton Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mencapai profit atau keuntungan yaitu peningkatan revenue

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mencapai profit atau keuntungan yaitu peningkatan revenue BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam usaha di bidang pertambangan batubara ada dua hal yang menjadi tujuan untuk mencapai profit atau keuntungan yaitu peningkatan revenue (pendapatan)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Power Loss Power loss adalah hilangnya daya yang diakibatkan kesalahan pengemudi dalam melakukan pemindahan gigi transmisi yang tidak sesuai dengan putaran mesin seharusnya, sehingga

Lebih terperinci

EFISIENSI POWER ENGINE TRUCK PERGERAKAN DINAMIS DENGAN MENGUBAH RATIO FINAL GEAR PADA TRUCK KAPASITAS 30 TON

EFISIENSI POWER ENGINE TRUCK PERGERAKAN DINAMIS DENGAN MENGUBAH RATIO FINAL GEAR PADA TRUCK KAPASITAS 30 TON ISSN: 1410-2331 EFISIENSI POWER ENGINE TRUCK PERGERAKAN DINAMIS DENGAN MENGUBAH RATIO FINAL GEAR PADA TRUCK KAPASITAS 30 TON Hadi Pranoto Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu

Lebih terperinci

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc LOGO Analisa Kinerja Sistem Transmisi pada Kendaraan Multiguna Pedesaan untuk Mode Pengaturan Kecepatan Maksimal Pada Putaran Maksimal Engine dan Daya Maksimal Engine Mohamad Fikki Rizki NRP. 2110105011

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Pengaruh Kemiringan Jalan dan Jarak Angkut terhadap Konsumsi Bahan Bakar dan Fuel Ratio pada Kegiatan Penambangan Batuan Andesit di PT Gunung Sampurna

Lebih terperinci

HADID BISMARA TEDJI

HADID BISMARA TEDJI PERANCANGAN FLYWHEEL UNTUK SISTEM HYBRID PADA ATC BUS TRANS JAKARTA BERDASARKAN MODEL DINAMIKA LONGITUDINAL KENDARAAN YANG MENYERTAKAN INTERAKSI PENGEMUDI KENDARAAN PADA DRIVING CYCLE PULAU GADUNG MONAS

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. Mesin Diesel. Diferensial Kontrol Kemudi Drive Shaft. Gambar 3.1 Powertrain (Ipscorpusa.com, 2008)

BAB III TEORI DASAR. Mesin Diesel. Diferensial Kontrol Kemudi Drive Shaft. Gambar 3.1 Powertrain (Ipscorpusa.com, 2008) BAB III TEORI DASAR 3.1. Penggunaan Bahan Bakar pada Mesin Kendaraan 3.1.1 Sistem Penggerak Daya mesin dan gigi pengoperasian merupakan faktor utama yang menentukan besar tenaga yang tersedia untuk drawbar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Bukit Makmur Mandiri Utama (PT BUMA) adalah sebuah perusahaan kontraktor pertambangan yang memiliki kerjasama operasional pertambangan dengan PT Bahari Cakrawala

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Aspek Teknis 4.1.1 Data Target dan Tonase Unit Dump Truck Dari hasil pengambilan data pada PT. Masdar Mega Mas, didapatkan data sebagai berikut. Jumlah unit dump truck yang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT. PUTERA BARAMITRA BATULICIN KALIMANTAN SELATAN Oleh Riezki Andaru Munthoha (112070049)

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. Gambar 3.1 Powertrain

BAB III DASAR TEORI. Gambar 3.1 Powertrain BAB III DASAR TEORI.1 Penggunaan Bahan Bakar Pada Mesin Kendaraan.1.1 Sistem Penggerak (Propulsion System) Daya mesin (engine horsepower) dan operating gear merupakan faktor utama yang menentukan besar

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN

BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN 4.1 Payload Meter (PLM) Payload meter (PLM) adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan merekam jumlah muatan yang diisikan ke dalam haul truck. PLM menggunakan lampu eksternal

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO SARI...

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO SARI... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN MOTTO SARI... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL...vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR FOTO...ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari, ST,MT (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kalibrasi Load Cell & Instrumen Hasil kalibrasi yang telah dilakukan untuk pengukuran jarak tempuh dengan roda bantu kelima berjalan baik dan didapatkan data yang sesuai, sedangkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TRAKSI DAN KINERJA TRANSMISI PADA SISTEM GEAR TRANSMISSION DAN GEARLESS TRANSMISSION

KARAKTERISTIK TRAKSI DAN KINERJA TRANSMISI PADA SISTEM GEAR TRANSMISSION DAN GEARLESS TRANSMISSION KARAKTERISTIK TRAKSI DAN KINERJA TRANSMISI PADA SISTEM GEAR TRANSMISSION DAN GEARLESS TRANSMISSION I G N P Tenaya dan I Ketut Adi Atmika Staf pengajar PST. Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana ABSTRAK

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc E1 Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc Irvan Ilmy dan I Nyoman Sutantra Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Traksi dan Redesign Rasio Transmisi pada Panser ANOA APC 3 6x6

Analisis Kinerja Traksi dan Redesign Rasio Transmisi pada Panser ANOA APC 3 6x6 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-23 Analisis Kinerja Traksi dan Redesign Rasio Transmisi pada Panser ANOA APC 3 6x6 Muhamad Johan Putra Prasetya dan I Nyoman

Lebih terperinci

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk BAB V ANALISA AKHIR Ada dua jenis analisa pokok pada bab ini yang didasari dari hasil pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk disain mesin yang telah diterapkan berdasarkan

Lebih terperinci

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA MUHAJIR SORDIAN SUHARTA Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK ANDHIKA IFFASALAM 2105.100.080 Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknologiIndustri Institut TeknologiSepuluhNopember Surabaya 2012 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS A r m e d y NRP : 9021048 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI III.1.

LANDASAN TEORI III.1. I. LANDASAN TEORI III.1. Water Sprayer Truck Unit Water Sprayer Truck merupakan salah satu kendaraan pendukung aktivitas tambang yang digunakan dalam pengendalian emisi udara oleh partikel-partikel debu.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.2 Hubungan Tahanan Kemiringan Terhadap Konsumsi Bahan Bakar

BAB V PEMBAHASAN. 5.2 Hubungan Tahanan Kemiringan Terhadap Konsumsi Bahan Bakar BAB V PEMBAHASAN 5.1 Besar Kemiringan Jalan pada Jalur Angkut Dari beberapa jalur angkut yang diamati, terdapat kemiringan jalan yang bervariasi sehingga akan mempengaruhi nilai tahanan kemiringan yang

Lebih terperinci

EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU

EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 62-66 EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU Agus Arie Yudha 1*, Agus Triantoro 2, Uyu Saismana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang alur kegiatan analisa pengadaan alat berat di terminal curah batubara. Diagram alir kegiatan dapat dilihat pada gambar 3.1. START

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI AREA PERTAMBANGAN BATUBARA STUDI KASUS ANALISIS INDEKS BAHAN BAKAR (FUEL INDEKS) BAB I PENDAHULUAN

AUDIT ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI AREA PERTAMBANGAN BATUBARA STUDI KASUS ANALISIS INDEKS BAHAN BAKAR (FUEL INDEKS) BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Arutmin indonesia adalah salah satu perusahaan penghasil dan pengekspor batubara terbesar di Indonesia. PT Arutmin mengoperasikan 5 tambang yaitu Senakin,

Lebih terperinci

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN 0000-0000,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ANALISA TEKNIS PRODUKSI ALAT BERAT UNTUK PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA PIT X PT. BINTANG SYAHID

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA Saipul Rahman 1*, Uyu Saismana 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Traksi Dan Redesign Transmisi Armored Personnel Carrier Komodo 4x4

Analisis Kinerja Traksi Dan Redesign Transmisi Armored Personnel Carrier Komodo 4x4 E7 Analisis Kinerja Traksi Dan Redesign Transmisi Armored Personnel Carrier Komodo 4x4 M. Anggi Siregar dan I Nyoman Sutantra Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Oleh: Galih Priyo Atmojo. Dosen Pembimbing: Dr. M. Nur Yuniarto, S.T. JUMAT, 01 JULI 2011

Oleh: Galih Priyo Atmojo. Dosen Pembimbing: Dr. M. Nur Yuniarto, S.T. JUMAT, 01 JULI 2011 TUGAS AKHIR GALIH PRIYO ATMOJO 2106 100 035 PERMODELAN DAN SIMULASI PERFORMA SAPU ANGIN I DENGAN ENGINE PE-M 40 BERSIKLUS MILLER MENGGUNAKAN MATLAB SIMULINK Oleh: Galih Priyo Atmojo 2106 100 035 Dosen

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies PEMBAHASAN 1. Mean Effective Pressure 2. Torque And Power 3. Dynamometers 4. Air-Fuel Ratio (AFR) and Fuel-Air Ratio (FAR) 5. Specific Fuel Consumption 6. Engine Effeciencies 7. Volumetric Efficiency 1.

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI JALAN HAULING PADA PT. GURUH PUTRA BERSAMA SITE DESA GUNUNG SARI KECAMATAN TABANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI JALAN HAULING PADA PT. GURUH PUTRA BERSAMA SITE DESA GUNUNG SARI KECAMATAN TABANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 12 KAJIAN TEKNIS GEOMETRI JALAN HAULING PADA PT. GURUH PUTRA BERSAMA SITE DESA GUNUNG SARI KECAMATAN TABANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : Akhmad Rifandy 1 dan Hefni

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Perhitungan pemakaian bahan bakar (Fuel Burn off) pesawat Untuk mencari jumlah pemakaian bahan bakar pada pesawat diperoleh dengan perhitungan Fuel Burn Off: Burn

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 57-61 EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM Achmad 1*, Agus Triantoro 2,

Lebih terperinci

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB Hambali 1*, Nurhakim 2, Riswan 2, Marselinus Untung Dwiatmoko 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa power loss pada engine bus Hino R260 yang diakibatkan kesalahan pemindahan gigi

Lebih terperinci

BAB II EARTHMOVING DAN HAULING

BAB II EARTHMOVING DAN HAULING BAB II EARTHMOVING DAN HAULING I. PENDAHULUAN Earthmoving merupakan proses atau metode pemindahan material berupa tanah atau batu dari 1 loksasi ke lokasi lainnya. Biasanya aktivitas earthmoving terkait

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN

BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN 4.1. Data Situasi Lapangan Pada kegiatan penambangan material lapisan batuan penutup, prioritas pekerjaan berada pada daerah utara pit Tanah Putih (lihat Gambar 4.1). N LP 1

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) 2006466 Bandung LAMPIRAN A : DESAIN SURVEY Dalam studi ini, pengumpulan data menjadi sangat

Lebih terperinci

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional. KESERASIAN KERJA ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN PENGAMBILAN LUMPUR DAN TANAH PUCUK DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA KABUPATEN SUMBAWA BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Khaerul Nujum 1, Ag.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Turbin Cross Flow Tanpa Sudu Pengarah Pengujian turbin angin tanpa sudu pengarah dijadikan sebagai dasar untuk membandingkan efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTAL RESISTANCE (TAHANAN PADA KENDARAAN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTAL RESISTANCE (TAHANAN PADA KENDARAAN) 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTAL RESISTANCE (TAHANAN PADA KENDARAAN) Tahanan pada kendaraan merupakan tahanan yang terdapat pada suatu kendaraan seperti tahanan gelinding kendaraan, tahanan kelandaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB III METODE PENGUJIAN BAB III METODE PENGUJIAN Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan pengaruh dari penggunaan Piston standard dan Piston Cavity pada mesin mobil mazda biante. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS Pengolahan data dilakukan terhadap tiga parameter key performance Indicator (KPI), yaitu Ton Kilometer per Hour (TKPH) pada subbab 4.1, umur ban (lifetime) pada subbab

Lebih terperinci

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki

Lebih terperinci

Sudut VS Waktu Sampling (a=0.95)

Sudut VS Waktu Sampling (a=0.95) BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA 1.1. Pengujian Accelerometer dan Low Pass Filter Pengujian ini dilakukan dengan mengganti nilai koefisien low pass filter, dari pergantian nilai tersebut akan terlihat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR ABSTRAK Ban merupakan komponen penting dalam suatu sistem pengangkutan tambang khususnya alat angkut. Sebagai komponen yang langsung bersinggungan dengan jalan yang kondisinya bervariasi, ban berisiko

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Evaluasi Kinerja Ban Dump Truck Pada Pengangkutan di Tambang Lempung-pasiran PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup Kabupaten

Lebih terperinci

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1 efisiensi sistem menurun seiring dengan kenaikan debit penguapan. Maka, dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akan bekerja lebih baik pada debit operasi yang rendah. Gambar 4.20 Grafik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin bensin 4-langkah, alat ukur yang digunakan, bahan utama dan bahan tambahan..

Lebih terperinci

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis. ALAT GALI Yang termasuk alat gali adalah : 1. Backhoe atau Pull Shovel 2. Power Shovel atau Front Shovel menggunakan prime mover excavator : 3. Dragline bisa wheel (roda ban) atau crawler (roda rantai)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Penelitian... 2 1.3 Ruang

Lebih terperinci

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN Rezky Anisari (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA 4.1 Hasil Pengujian Dari hasil pengujian menganalisa performa mesin dengan mengunakan bahan premium capur zat aditif pada gigi 1 dan gigi 2 maka diperoleh hasil data seperti

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN UNIT DUMP TRUCK DI PT. MASDAR MEGA MAS

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN UNIT DUMP TRUCK DI PT. MASDAR MEGA MAS ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN UNIT DUMP TRUCK DI PT. MASDAR MEGA MAS TUGAS AKHIR Oleh Muhamad Rizki Anhar 1201000086 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dump Truck Dump Truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material pada jarak menengah sampai jauh, muatannya diisikan oleh Backhoe atau sebagainya (Rochmanhadi,

Lebih terperinci

ANALISIS KOEFISIEN TAHANAN GULIR ALAT ANGKUT DUMP TRUCK PADA JALAN ANGKUT DI KUARI BATUGAMPING

ANALISIS KOEFISIEN TAHANAN GULIR ALAT ANGKUT DUMP TRUCK PADA JALAN ANGKUT DI KUARI BATUGAMPING ANALISIS KOEFISIEN TAHANAN GULIR ALAT ANGKUT DUMP TRUCK PADA JALAN ANGKUT DI KUARI BATUGAMPING Yudhidya Wicaksana, Nuhindro P. Widodo, Suseno Kramadibrata, Ridho K. Wattimena, Fajar Ismail, Batara Nainggolan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK13AR10FIS01PAS Doc. Version : 2016-11 halaman 1 10 11 01. Nilai tetapan grafitasi G adalah 6,7 Nm 2 kg

Lebih terperinci

Rezky Anisari (1) 1. PENDAHULUAN

Rezky Anisari (1) 1. PENDAHULUAN Jurnal INTEKNA, Tahun XII, No. 1, Mei 2012 : 23-28 KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. UNIRICH MEGA PERSADA SITE HAJAK KABUPATEN BARITO UTARA

Lebih terperinci

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi Sepeda Motor 4-langkah Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- langkah. Adapun spesifikasi dari mesin uji

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMODELAN RASIO DESAIN PLANETARY GEAR UNTUK MENGETAHUI RASIO TRANSMISI DAN PERUBAHAN PUTARAN GENERATOR

PERANCANGAN DAN PEMODELAN RASIO DESAIN PLANETARY GEAR UNTUK MENGETAHUI RASIO TRANSMISI DAN PERUBAHAN PUTARAN GENERATOR PERANCANGAN DAN PEMODELAN RASIO DESAIN PLANETARY GEAR UNTUK MENGETAHUI RASIO TRANSMISI DAN PERUBAHAN PUTARAN GENERATOR Oleh : Chandra Setiyawan 2111 106 026 Dosen pembimbing : Yohanes ST., M.Sc. NIP. 198006272012121003

Lebih terperinci

PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR Abstrak Oleh : James Wilson Siahaan Prodi Teknik Pertambangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Pengujian Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan data. Data yang dikumpulkan meliputi hasil pengujian dan data tersebut diolah dengan perhitungan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4 langkah 100 cc, dengan merk

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS Muhammad Burhanuddin dan Harus Laksana Guntur Teknik

Lebih terperinci

Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno

Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno Noorsakti Wahyudi Program Studi Mesin Otomotif Politeknik Negeri Madiun (PNM) Madiun, Indonesia ns.wyudi@yahoo.com Indah Puspitasari

Lebih terperinci

Artikel Pendidikan 23

Artikel Pendidikan 23 Artikel Pendidikan 23 RANCANGAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DI PT. BUMI BARA KENCANA DI DESA MASAHA KEC. KAPUAS HULU KAB. KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Oleh : Alpiana Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram

Lebih terperinci

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) q 60 E Q q = q 1. k dimana, q 1 = kapasitas munjung k = factor bucket Waktu siklus a)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI PENGARUH TAHANAN KEMIRINGAN DAN KECEPATAN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR HD785-5 DI SITE PT INCO SOROWAKO

KUANTIFIKASI PENGARUH TAHANAN KEMIRINGAN DAN KECEPATAN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR HD785-5 DI SITE PT INCO SOROWAKO KUANTIFIKASI PENGARUH TAHANAN KEMIRINGAN DAN KECEPATAN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR HD785-5 DI SITE PT INCO SOROWAKO TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Differential atau sering dikenal dengan nama gardan ( Bahasa Inggris :

BAB II DASAR TEORI. Differential atau sering dikenal dengan nama gardan ( Bahasa Inggris : BAB II DASAR TEORI 2.1. DIFFERENTIAL Differential atau sering dikenal dengan nama gardan ( Bahasa Inggris : diffferential ; yang berarti pembeda ) adalah komponen yang ada dalam rangkaian penggerak ( power

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Data Data-data yang didapat dalam proyek gedung Ditjen Dikti Jakarta merupakan data-data umum dan teknis berupa :

BAB III METODOLOGI Data Data-data yang didapat dalam proyek gedung Ditjen Dikti Jakarta merupakan data-data umum dan teknis berupa : 54 BAB III METODOLOGI 3.. Umum. Metodologi merupakan suatu metode pendekatan untuk menyelesaikan masalah dengan memperhatikan sumber data dan fasilitas yang tersedia. Metodologi menguraikan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB MOMENTUM DAN IMPULS

BAB MOMENTUM DAN IMPULS BAB MOMENTUM DAN IMPULS I. SOAL PILIHAN GANDA 0. Dalam sistem SI, satuan momentum adalah..... A. N s - B. J s - C. W s - D. N s E. J s 02. Momentum adalah.... A. Besaran vektor dengan satuan kg m B. Besaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 31 BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 4.1 MENGHITUNG PUTARAN POROS PISAU Dengan mengetahui putaran pada motor maka dapat ditentukan putaran pada pisau yang dapat diketahui dengan persamaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 785 TKPH Site vs TKPH Rating. Gambar 5.1. Grafik TKPH site vs TKPH rating HD-785

BAB V PEMBAHASAN. 785 TKPH Site vs TKPH Rating. Gambar 5.1. Grafik TKPH site vs TKPH rating HD-785 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Ton Kilometer Per Hour 5.1.1. Ban Ukuran 27.00-49 Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan pada bab III, dapat dibuat grafik perbandingan nilai Ton Kilometer Per Hour (TKPH)

Lebih terperinci

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK ABSTRACT

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia   ABSTRAK ABSTRACT EVALUASI TEKNIS GEOMETRI JALAN ANGKUT OVERBURDEN UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI 240.000 BCM / BULAN DI SITE PROJECT MAS LAHAT PT. ULIMA NITRA SUMATERA SELATAN TECHNICAL EVALUATION OF GEOMETRIC OVERBURDEN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar

Lebih terperinci

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Indikator : 1. Konsep usaha sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB III REKONTRUKSI TERBANG DENGAN PROGRAM X-PLANE

BAB III REKONTRUKSI TERBANG DENGAN PROGRAM X-PLANE BAB III REKONTRUKSI TERBANG DENGAN PROGRAM X-PLANE 3.1 Pendahuluan Dalam tugas akhir ini, mengetahui optimalnya suatu penerbangan pesawat Boeing 747-4 yang dikendalikan oleh seorang pilot dengan menganalisis

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA

UJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA UJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 mor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT UW PT.BORNEO ALAM

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut. III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Alat dan Bahan Pengujian. Motor bensin 4-langkah 50 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 50 cc, dengan merk Yamaha Vixion. Adapun

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 EBTA-SMK-05-01 Bahan dimana satu arah berfungsi sebagai konduktor dan pada arah yang lain berfungsi sebagai isolator A. konduktor B. isolator C. semi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa dari setiap modul yang mendukung sistem secara keseluruhan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO Astrid Fermilasari NRP : 0021060 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

Grafik bhp vs rpm BHP. BHP (hp) Putaran Engine (rpm) tanpa hho. HHO (plat) HHO (spiral) Poly. (tanpa hho) Poly. (HHO (plat)) Poly.

Grafik bhp vs rpm BHP. BHP (hp) Putaran Engine (rpm) tanpa hho. HHO (plat) HHO (spiral) Poly. (tanpa hho) Poly. (HHO (plat)) Poly. Grafik bhp vs rpm BHP BHP (hp) 80 70 60 50 40 30 20 10 0 500 1500 2500 3500 4500 5500 Putaran Engine (rpm) tanpa hho HHO (plat) HHO (spiral) Poly. (tanpa hho) Poly. (HHO (plat)) Poly. (HHO (spiral)) Grafik

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA ntiremed Kelas 11 FISIK Usaha dan Energi - Latihan Soal Doc Name: R11FIS0501 Version : 2012-07 halaman 1 01. Grafik berikut adalah gaya yang diberikan pada suatu benda terhadap jarak yang ditempuh benda

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata adalah

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM

KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM M. Zaini Arief 1*, Uyu Saismana 2, Ahmad Juaeni 3 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL REKAYASA JALAN REL Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik pergerakan lokomotif Mahasiswa dapat menjelaskan keterkaitan gaya tarik lokomotif dengan kelandaian

Lebih terperinci