Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Inti Persada Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan transportasi ekspedisi forwarding. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1993 oleh bapak Iskandar Hadiwijaya selaku direktur dari perusahaan ini. Perusahaaan ini bertempat di Jakarta, tepatnya di Kawasan Berikat Nusantara, Jl. Bandung Blok A1/9, Marunda, Jakarta Utara. Perusahaan ini memiliki 20 orang staff dan 30 orang mekanik, dan juga memiliki armada 110 unit kendaraan trailer serta 43 unit kendaraan tronton. Perusahaan ini mengirim dan mengambil barang baik export atau impor melalui permintaan dari pengguna jasa memakai truk kontainer. Permintaan biasa berupa 3 partai, yaitu partai 20 feet, 40 feet, dan partai combo yaitu satu truk menggunakan dua container berukuran 20 feet. Konsumen atau pengguna jasa dari PT. Inti Persada Mandiri ini lebih banyak merupakan pelanggan tetap, konsumennya adalah perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang ekspor dan impor dan mayoritas berada di wilayah pulau Jawa. Berikut ini beberapa perusahaan yang menjadi pengguna jasa dari PT. Inti Persada Mandiri yang bersifat non kontrak. PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills, Karawang dan Serpong, bergerak di industry ekspor dan impor bahan baku kertas. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills, Serang dan Serpong, bergerak di industry ekspor dan impor bahan baku kertas. PT Indo Rama Synthetics, Jakarta, bergerak di bidang industry ekspor dan impor bahan baku tekstil dan polyester. PT. Aspex Kumbong, Cileungsi, Bogor, bergerak di bidang bahan kertas koran. PT. UltraJaya Milk Industry Tbk., Cimareme, Padalarang, Bandung, bergerak di bidang susu UHT. Dan ada sekitar sepuluh PT dan CV yang bersifat kontrak, jadi beberapa armada yang ditempatkan di perusahaan tersebut sebagai kendaraan operasional, 40

2 41 tepatnya berjumlah 111 armada berupa truk trailer, truk tronton, serta truk sedang dan masih akan bertambah sesuai dengan kebutuhan perusahaan Visi dan Misi Visi dari PT. Inti Persada Mandiri adalah menjadi peruhasaan ekspedisi transportasi forwarding terbaik di Indonesia Misi dari PT. Inti Persada Mandiri adalah: - Mengutamakan kepuasan konsumen atau pengguna jasa. - Meningkatkan kualitas pelayanan - Memberikan pelayanan yang optimal terhadap konsimen - Membangun kerjasama yang baik antar konsumen, karyawan dan masyarakat - Memiliki sarana yang baik untuk mendukung pelayanan yang optimal Struktur Organisasi Direktur Utama Manajer Pemasaran Manajer Bengkel Manajer Keuangan Operasional Keuangan dan Administrasi Bengkel Keuangan dan Administrasi Operasional Impor Operasional Ekspor Pembelian Peralatan Administrasi Bengkel Administrasi Keuangan Akunting

3 Prosedur Impor Berikut adalah prosedur pengiriman impor : Perusahaan pengguna jasa memberikan Bill Of Lading (surat pengapalan barang) Bill Of Lading diambil di bank dan diserahkan kepada pelayaran Pelayaran meminta jaminan berupa deposit untuk jumlah kargo yang akan diangkut, dan Terminal Handling Charges (biaya pengangkutan barang) Surat surat dan berkas dilengkapi secara online, apakah sudah sesuai dengan packing list dan PIB Sebelumnya pihak importir memberikan PIB kepada bea &cukai Pelayaran mengeluarkan Delivery Order (surat pengantaran barang) Diserahkan kepada pihak Bea & Cukai untuk pengecekan kembali,apabila tidak terdapat masalah, bea & cukai memberi lampu hijau SPPB (Surat Perintah Pengeluaran Barang) dikeluarkan oleh bea & cukai setelah disetujui SPPB dilampirkan dengan Delivery Order untuk diserahkan ke Bea & Cukai dan dibayarkan ke Perum Kargo yang sudah berisi muatan dinaikan ke truk container (Lift On) Setelah SP2 melalui proses pembayaran,dikeluarkan kwitansi pengeluaran barang dari UTC Pihak Bea & Cukai Mencetak Tila atau SP2 (Surat Penyerahan Petikemas) Barang diantarkan ke perusahaan pengguna jasa Barang diturunkan (Load Off) Kontainer dipulangkan ke depo container dan menandatangani dokumen penyerahan container untuk pengambilan deposit Untuk impor,dimulai dari importir menerima Bill of Lading, Bill of lading ini dilampir dengan invoice dan biasa beserta surat asuransi dan yang lainnya. Bill of Lading diterima oleh perusahaan setelah pihak importir membayar proses administrasi dan memberikan surat kuasa kepada pihak ekspedisi, untuk mengambil ke bank yang ditunjuk sebelumnya oleh importir.

4 43 Setelah pihak ekspedisi menerima Bill Of Lading, pelayaran memberikan surat Delivery Order. Sebelumnya pihak ekspedisi membayar Terminal Handling Charges serta membayar biaya deposit untuk container tersebut. Setelah diterima Delivery Order dari pihak pelayaran, diserahkan ke Perum Pelabuhan, sebelumnya ada proses di bea cukai untuk penerimaan SPPB yaitu Surat Penyerahan Peti Kemas. Proses ini dimulai dari importir memberikan transfer data berupa PIB yaitu Pemberitahuan Impor Barang. Setelah surat surat dilengkapi via online kepada pihak bea & cukai, dan pihak bea cukai telah memberikan lampu hijau,yaitu tanda bahwa barang yang di impor sesuai dengan Packing List maka pihak bea & cukai baru memberi SPPB. Apabila bea & cukai memberi lampu merah maka harus dilakukan cek fisik dan container dibawa ke tempat pengecekan fisik bea & cukai. Setelah diperoleh Delivery Order dan SPPB, maka pihak Perum baru mengeluarkan Tila atau SP2 yaitu Surat Penyerahan Petikemas. Tila dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak ekspedisi, dikarenakan pihak ekspedisi berperan sebagai kepanjangan tangan dari puhak importir. Setelah tila dicetak maka tila dibawa ke UTC atau Unit Terminal Container untuk diangkat (Lift-On) ke truk yang akan membawa container ke gudang dari pihak importir. Lalu saat tiba di gudang barang dibongkar lalu container kosong dibawa untuk dipulangkan ke depo container yang dituju oleh pihak pelayaran. Disini biaya deposit dikembalikan setelah container dikembalikan di depo.

5 Ekspor Berikut adalah diagram prosedur ekspor : Pemberian Delivery Order dari peruahaan untuk pihak ekspedisi Setelah Delivery Order diperoleh, maka pihak ekspedisi langsung mengambil container kosong di depo Pembayaran biaya Lift On Setelah disetujui bea & cukai maka perusahaan ekspedisi membayar untuk pembuatan Yellow card oleh pelayaran Pihak eksportir membuat PEB serta invoice dan di serahkan ke bea & cukai via online Membawa truk yang berisi container kosong ke perusahaan eksportir dan memasukan barang yang akan diekspor ke dalam container Masuk ke UTC untuk Lift Off container yang akan di ekspor untuk di loading ke kapal pada H-2 sampai H-5 Eksportir meminta NPE sebagai tanda bukti Perusahaan ekspedisi mengeluarkan Fiat untuk ditanda tangani oleh bea & cukai sehingga dapat diperoleh NPE Untuk prosedur ekspor, pertama perusahaan ekspedisi diberikan Delivery Order oleh pihak pelayaran, yang sebelumnya ada pembicaraan terlebih dahulu antara pihak eksportir dan pelayaran bahwa eksportir akan mengirim barang untuk ekspor. Setelah Delivery Order didapat, maka pihak ekspedisi langsung mengambil container kosong di depo container. Pihak ekspedisi harus membayar biaya Lift On untuk mengangkat container kosong ke truk. Setelah itu pihak ekspedisi menjemput barang ke pabrik atau gudang eksportir. Sebelumnya pihak eksportir membuat PEB atau surat Pemberitahuan Ekspor Barang yaitu surat yang berisi data dari barang yang akan di ekspor seperti jenis barang atau berat barang tersebut beserta invoice. PEB ini diserahkan ke pihak bea & cukai via online. Setelah di setujui oleh bea & cukai maka baru pihak ekspedisi dapat membayar kepada Perum untuk pembuatan Yellow Card atau kartu kuning yang sebelumnya telah diajukan, yang merupakan surat izin agar kontainer dapat masuk ke UTC. Setelah di

6 45 UTC maka container di Lift Off atau siap untuk di loading ke kapal yang ditunjuk untuk pengiriman ekspor tersebut,biasanya pihak ekspedisi harus sampai di pelabuhan dan menurunkan barang atau petikemas minimal pada H-5 dan maksimal pada H-2. Karena menurut direktur PT. Inti Persada Mandiri bapak Iskandar Hadiwijaya, Ini adalah hari maksimal penempatan barang di pelabuhan, karena apabila melewati batas waktu tersebut barang yang akan diekspor kemungkinan besar tidak akan diterima, maupun diterima itu harus membayar biaya koordinasi kepada kapal tersebut, itupun tergantung berat dari muatan tersebut, karena pada saat dimasukan kedalam kapal, biasanya barang yang lebih berat diutamakan ditaruh pada bagian awal, lalu baru muatan yang beratnya lebih ringan yang dimuat ke kapal. Apabila barang yang kita antar dianggap muatan yang berat dan dimuat pada saat kapal akan berangkat tentunya akan membuat kapal tidak seimbang apabila tetap dimuat ke kapal. Lalu untuk penempatan kargo ke kapal saja biasa memakan waktu sampai dua hari. Maka dari itu apabila terjadi keterlambatan harus menunggu jadwal keberangkatan kapal lain yang selanjutnya yang tentunya akan memakan waktu. Setelah container diturunkan biasanya ekportir meminta surat NPE atau Nota Pelayanan Ekpor maka pihak ekpedisi membuat Fiat yaitu surat yang berisi data data untuk di input seperti nomor kontainer ke bea & cukai, setelah bea & cukai menanda tangani barulah diterbitkan NPE yang merupakan bukti bahwa container diterima oleh bea & cukai dan sudah masuk pelabuhan untuk di naikan ke kapal

7 Pengumpulan data PT. Inti Persada Mandiri mempunyai pengguna jasa tetap yang mayoritas tersebar di sekitaran pulau jawa bagian barat, seperti provinsi Banten dan Jawa Barat. Pengguna jasa yang dijadikan sebagai penelitian adalah pengguna jasa yang selama Tahun 2013 terhitung dari bulan Januari sampai di bulan Oktober Berikut adalah data pengguna jasa dari PT.Inti Persada Mandiri : Tabel 4.1 Data Pengguna Jasa NO Nama Perusahaan Alamat Barang yang Dikirim 1 PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills 2 PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills 3 PT. Indo Rama Synthetics 4 PT UltraJaya Milk Industry Tbk Desa Kutamekar BTB6 No.9, Karawang 41361, Jawa Barat JL.Raya Jakarta- Serang Km.76, Serang 42184, Banten Jl. Industri Ubrug, Kembangkuning, Jatiluhur, Purwakarta Jl. Raya Cimareme No.131 Laksanamekar, Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat Bahan baku kertas Bahan baku kertas Bahan baku tekstil dan polyester Susu UHT 5 PT. Aspex Kumbong Jl. Narogong Km 26, Cileungsi, Bogor Bahan kertas Koran

8 Permintaan Konsumen Berikut adalah data total permintaan pengiriman partai 40 feet, pada bulan Januari sampai dengan Oktober tahun Permintaan dari PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills Tabel 4.2 Permintaan PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills NO Bulan Total 1 Januari Febuari 74 3 Maret 88 4 April 62 5 Mei 86 6 Juni 70 7 Juli 82 8 Agustus 73 9 September Oktober 74 Total 803 Sumber: PT. Inti Persada Mandiri (2013) 2. Permintaan dari PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills Tabel 4.3 Permintaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills NO Bulan Total 1 Januari Febuari Maret April Mei Juni 378

9 48 7 Juli Agustus September Oktober 230 Total 2875 Sumber: PT. Inti Persada Mandiri (2013) 3. Permintaan dari PT. IndoRama Synthetics Tabel 4.4 Permintaan PT.IndoRama Synthetics NO Bulan Total 1 Januari 86 2 Febuari 21 3 Maret 74 4 April 98 5 Mei 92 6 Juni Juli Agustus September Oktober 82 Total 920 Sumber: PT. Inti Persada Mandiri (2013)

10 49 4. Permintaan dari PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk. Tabel 4.5 Permintaan PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk. NO Bulan Total 1 Januari 21 2 Febuari 39 3 Maret 25 4 April 37 5 Mei 28 6 Juni 34 7 Juli 30 8 Agustus 22 9 September Oktober 27 Total 304 Sumber: PT. Inti Persada Mandiri (2013) 5. Permintaan dari PT. Aspex Kumbong 4.6 Tabel Permintaan PT.Aspex Kumbong NO Bulan Total 1 Januari 68 2 Febuari 83 3 Maret 73 4 April 85 5 Mei 91 6 Juni 78 7 Juli 90 8 Agustus 82 9 September 87

11 50 10 Oktober 92 Total 829 Sumber: PT. Inti Persada Mandiri (2013) 4.3 Perhitungan Peramalan Peramalan adalah prediksi keadaan di masa mendatang. Pada penelitian ini yang diramalkan adalah permintaan jasa pengiriman untuk masa mendatang. Peramalan permintaan akan dihitung dengan menggunakan software QM (Quantity Management) For Windows. Peramalan dihitung dengan menggunakan beberapa metode yang ada, antara lain: Metode Naive Metode Moving Average Metode Weighted Moving Average Metode Exponential Smoothing Metode Exponential Smoothing with Trend Metode Linear Regression Hasil dari perhitungan dengan menggunakan aplikasi QM tertera pada lampiran Perbandingan Antar Metode Yang Telah Digunakan Setelah kita menggunakan peramalan menggunakan metode naif, metode rata rata bergerak, metode rata rata bergerak tertimbang, metode penghalusan eksponensial dan metode penghalusan eksponensial dengan tren maka didapat perbandingan data sebagai berikut. Perbandingan Peramalan untuk PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills

12 51 Perusahaan Pengguna Jasa Tabel 4.7 Perbandingan Perhitungan Peramalan dari PT.Inti Persada Mandiri untuk PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills Metode yang Digunakan MAD MSE Forecast PT. Pindo Deli Pulp & Naive Method , Paper Mills Moving Average , Weighted Moving , Average Exponential Smoothing Exponential Smoothing With Trend Linear Regresion Jadi metode peramalan yang paling tepat untuk diterapkan pada permintaan pengiriman PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills adalah Metode Linear Regresion atau Metode Regresi Linier, dengan peramalan permintaan pada bulan berikutnya sebesar 68. Perbandingan peramalan untuk PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills Tabel 4.8 Perbandingan Perhitungan Peramalan dari PT.Inti Persada Mandiri untuk PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills Perusahaan Pengguna Jasa Metode yang Digunakan MAD MSE Forecast PT. Indah Kiat Pulp & Naive Method 62, , Paper Mills Moving Average 62, , Weighted Moving 53, , ,9 Average Exponential Smoothing 60, , ,2734 Exponential Smoothing 66, , ,3599 With Trend Linear Regresion 37, ,

13 52 Jadi metode peramalan yang paling tepat untuk diterapkan pada permintaan pengiriman PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills adalah Metode Linear Regresion atau Metode Regresi Linier, dengan peramalan permintaan pada bulan selanjutnya adalah 254 Perbandingan Perhitungan Peramalan untuk PT. IndoRama Synthetics Tabel 4.9 Perbandingan Perhitungan Peramalan dari PT.Inti Persada Mandiri untuk PT. IndoRama Synthetics Perusahaan Pengguna Jasa Metode yang Digunakan MAD MSE Forecast PT. IndoRama Naive Method , Synthetics Moving Average , Weighted Moving 25, ,623 94,7 Average Exponential 28, ,607 95,2324 Smoothing Exponential 34, ,076 97,0266 Smoothing With Trend Linear Regresion 21, , ,3333 Jadi metode peramalan yang paling tepat untuk diterapkan pada permintaan pengiriman PT.Indo Rama Synthetics adalah Metode Linear Regresion atau Metode Regresi Linier, dengan peramalan permintaan pada bulan selanjutnya adalah 121

14 53 Perbandingan Perhitungan Peramalan untuk PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk. Tabel 4.10 Perbandingan Perhitungan Peramalan dari PT.Inti Persada Mandiri untuk PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk. Perusahaan Pengguna Jasa Metode yang Digunakan MAD MSE Forecast PT. Ultra Jaya Milk Naive Method 11, , Industry Tbk. Moving Average 11, , Weighted Moving 7, , ,2 Average Exponential 8, , ,3789 Smoothing Exponential 8, , ,3974 Smoothing With Trend Linear Regresion 5, , ,66667 Jadi metode peramalan yang paling tepat untuk diterapkan pada permintaan pengiriman PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk. adalah Metode Linear Regresion atau Metode Regresi Linier, dengan peramalan permintaan pada bulan selanjutnya adalah 31 Perbandingan Perhitungan Peramalan untuk PT.Aspex Kumbong Tabel 4.11 Perbandingan Perhitungan Peramalan dari PT.Inti Persada Mandiri untuk PT.Aspex Kumbong Perusahaan Pengguna Jasa Metode yang Digunakan MAD MSE Forecast PT.Aspex Kumbong Naive Method 9, , Moving Average 9, , Weighted Moving 6, , ,5 Average Exponential Smoothing 7, , ,7285 Exponential Smoothing With Trend 7, , ,2486 Linear Regresion 5, , ,59999 Sumber: Diolah Penulis

15 54 Jadi metode peramalan yang paling tepat untuk diterapkan pada permintaan pengiriman PT.Aspex Kumbong adalah Metode Linear Regresion atau Metode Regresi Linier, dengan peramalan permintaan pada bulan selanjutnya adalah Peramalan Permintaan Konsumen Permintaan yang digunakan adalah hasil peramalan dari konsumen PT.Inti Persada Mandiri untuk periode 6 bulan ke depan yaitu dari bulan November 2013 sampai bulan Mei Data yang digunakan adalah data masing masing konsumen pengguna jasa untuk bulan Januari sampai Oktober Berikut hasil dari peramalan tersebut. Tabel 4.12 Hasil Forecast PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills Nama Perusahaan Konsumen Bulan Hasil Peramalan PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills November 68,13333 Desember 65,9212 Januari 63,70908 Febuari 61,49696 Maret 59,28484 Mei 57,07271 Tabel 4.13 Hasil Forecast PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills Nama Perusahaan Konsumen Bulan Hasil Peramalan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills November 254,8667 Desember 248,9333 Januari 243 Febuari 237,0667 Maret 231,1333 Mei 225,2

16 55 Tabel 4.14 Hasil Forecast PT. IndoRama Synthetics Nama Perusahaan Konsumen Bulan Hasil Peramalan PT. IndoRama Synthetics November 121,3333 Desember 126,6667 Januari 132 Febuari 137,3333 Maret 142,6667 Mei 148 Tabel 4.15 Hasil Forecast PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk. Nama Perusahaan Konsumen Bulan Hasil Peramalan PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk. November 31,66667 Desember 31,89697 Januari 32,12727 Febuari 32,35758 Maret 32,58788 Mei 32,81818 Tabel 4.16 Hasil Forecast PT. Aspex Kumbong Nama Perusahaan Konsumen Bulan Hasil Peramalan PT. Aspex Kumbong November 92,59999 Desember 94,36362 Januari 96,12727 Febuari 97,8909 Maret 99,65453 Mei 101,4182

17 Penentuan Rute dan Jadwal Pengiriman Tujuan dari penentuan rute ini adalah mengoptimalkan jumlah kendaraan dengan meminimisasi biaya. Jarak dan waktu tempuh dimaksimalkan dengan cara menentukan truk mana yang akan digunakan dan jalur mana yang akan digunakan dalam mengantar barang ke perusahaan pengguna jasa. Serta dipastikan barang tidak melebihi kapasitas muatan dan pengiriman tepat pada waktunya Kendaraan yang digunakan perusahaan Kendaraan yang digunakan oleh PT. Inti Persada Mandiri adalah 53 unit kendaraan baik truk trailer dan truk tronton, dengan ukuran kontainer 20 kaki dengan volume 30,09 kapasitas masksimum kg dan 40 kaki dengan volume m kapasitas maksimum kg. Namun yang dipakai untuk perusahaan pengguna jasa hanya 15 armada,karena armada lainnya digunakan untuk ditaruh di perusahaan pengguna jasa yang memiliki kontrak dengan perusahaan. Berikut rincian data kendaraan beserta kapasitasnya Tabel 4.17 Kendaraan Yang Digunakan NO Merk & Type Tahun No. Polisi Kapasitas 1 HINO/SG260J 2008 B 9167 ZO 20&40 feet 2 HINO/SG260J 2008 B 9172 ZO 20&40 feet 3 HINO/SG260J 2012 B 9293 UEK 20&40 feet 4 HINO/SG260J 2012 B 9294 UEK 20&40 feet 5 HINO/SG260J 2007 A 9299 UA 20&40 feet 6 HINO/SG260J 2011 B 9300 UEI 20&40 feet 7 SCANIA / P92MA 1995 B 9054 SU 20&40 feet 8 Nissan MITS.6D B 9204 UEJ 20&40 feet 9 Nissan MITS.6D B 9213 UEJ 20&40 feet 10 Nissan MITS.6D B 9214 UEJ 20&40 feet

18 57 11 Nissan MITS.6D B 9215 UEJ 20&40 feet 12 HINO / J08E 2013 B 9627 UEL 20&40 feet 13 HINO / J08E 2010 B 9864 UU 20&40 feet 14 MAN / WMAF B 9554 GJ 20&40 feet 15 MAN / WMAF B 9703 JN 20&40 feet Sumber: PT. Inti Persada Mandiri (2013) Biaya Pengiriman Barang Tabel 4.18 Biaya Pengiriman Barang NO Jenis Biaya Jumlah 1 Harga Bensin Rp.5500,- / Liter 2 Upah Pengemudi Rp /orang 3 Upah Kenek Rp / orang 4 Biaya Perawatan Rp / mobil 5 Harga Mobil B 9167 ZO Rp ,- 6 Harga Mobil B 9172 ZO Rp ,- 7 Harga Mobil B 9293 UEK Rp ,- 8 Harga Mobil B 9294 UEK Rp ,- 9 Harga Mobil A 9299 UA Rp ,- 10 Harga Mobil B 9300 UEI Rp ,- 11 Harga Mobil B 9054 SU Rp ,- 12 Harga Mobil B 9204 UEJ Rp ,- 13 Harga Mobil B 9213 UEJ Rp ,- 14 Harga Mobil B 9214 UEJ Rp ,- 15 Harga Mobil B 9215 UEJ Rp ,- 16 Harga Mobil B 9627 UEL Rp ,- 17 Harga Mobil B 9864 UU Rp ,-

19 58 18 Harga Mobil B 9554 GJ Rp , 19 Harga Mobil B 9703 JN Rp , 20 Pajak Mobil B 9167 ZO Rp ,- 21 Pajak Mobil B 9172 ZO Rp , 22 Pajak Mobil B 9293 UEK Rp , 23 Pajak Mobil B 9294 UEK Rp , 24 Pajak Mobil A 9299 UA Rp , 25 Pajak Mobil B 9300 UEI Rp , 26 Pajak Mobil B 9054 SU Rp ,- 27 Pajak Mobil B 9204 UEJ Rp , 28 Pajak Mobil B 9213 UEJ Rp , 29 Pajak Mobil B 9214 UEJ Rp , 30 Pajak Mobil B 9215 UEJ Rp , 31 Pajak Mobil B 9627 UEL Rp , 32 Pajak Mobil B 9864 UU Rp , 33 Pajak Mobil B 9554 GJ Rp , 34 Pajak Mobil B 9703 JN Rp , Sumber: PT. Inti Persada Mandiri (2013) Penyusunan Rute dengan Metode Saving Matrix Dalam penentuan rute perjalanan untuk mengirimkan pesanan permintaan konsumen PT.Inti Persada Mandiri adalah menggunakan metode Saving Matrix. Terdapat beberapa langkah dalam metode ini hingga pada penentuan rute perjalanan dari setiap kendaraan. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam metode ini adalah sebagai berikut ini

20 Mengidentifikasi Matriks Jarak Dalam pengolahan data ini, langkah awal yang dilakukan yaitu dengan mencari letak lokasi perusahaan dan masing-masing toko pada peta (dalam penelitian ini 5 konsumen sebagai tujuan pengiriman berlokasi di Banten, Jakarta, Jawa Barat dan sekitarnya). Untuk mempermudah pemecahan masalah penentuan rute, tujuan-tujuan pengiriman tersebut diplot-kan ke dalam peta dengan bantuan program pemetaan, Google Map, selanjutnya titik-titik yang telah didapatkan dibuat skala sumbu X dan sumbu Y dengan titik X0 (lokasi Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan titik awal pengiriman) sebagai koordinat pusat (0,0) seperti yang ditunjukkan pada gambar peta berikut: Sumber : Google Maps (2013) Gambar 4.1 Peta pengiriman (Peta dengan skala 1:50 km) Berikut adalah data jarak perjalanan ke berbagai perusahaan pengguna jasa dari titik koordinat (0,0) yaitu X0 atau Pelabuhan Tanjung Priok sebagaimana ditunjukan sebagai titik A

21 60 Titik B yaitu PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills Alamat: Desa Kutamekar BTB6 No.9, Karawang 41361, Jawa Barat. Titik C yaitu PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills Alamat: JL. Raya Jakarta-Serang Km.76, Serang 42184, Banten. Titik D yaitu PT.IndoRama Synthetics Alamat: Jl. Industri Ubrug, Kembangkuning, Jatiluhur, Purwakarta. Titik E yaitu PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk. Alamat: Jl. Raya Cimareme No. 131 Laksanamekar, Padalarang, Bandung, Jawa Barat. Titik F yaitu PT. Aspex Kumbong Alamat: Jl. Narogong Km 26, Cileungsi, Bogor. Dari tabel berikut diketahui titik koordinat dari perusahaan pengguna jasa tersebut menurut asumsi penulis. Tabel 4.19 Tabel Titik Koordinat Kode Perusahaan Pengguna Jasa Nama Perusahaan Pengguna Jasa Koordinat X Koordinat Y PD IK IR UJ PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills PT. IndoRama Synthetics PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk. 1,2 2,1-2 0,5 2, ,3 AK PT. Aspex Kumbong 0,5 1,5

22 61 Koordinat yang sudah diperoleh dari setiap konsumen pengguna jasa digunakan untuk menghitung matriks jarak setiap perusahaan pengguna jasa. Perhitungannya menggunakan rumus dari matriks jarak adalah sebagai berikut : Koordinat (A,B) = Koordinat (X0,PD)= = 3,2 Koordinat (X0,IK)= =2,25 Koordinat (X0,IR)= = 1,5 Koordinat (X0,UJ)= = 7,89 Koordinat (X0,AK)= = 1,75 Koordinat (PD,IK) =. Koordinat (PD,IR) = -1,29 Koordinat (PD,UJ) =. -0,36 Koordinat (PD,AK) =. 1,06 Koordinat (IK,IR) = =-2,25 Koordinat (IK,UJ) = =2,84 Koordinat (IK,AK) =

23 62 =-1,5 Koordinat (IR,UJ) = = Koordinat (IR,AK) = = Koordinat (UJ,AK) = = Jarak dari pelabuhan menuju perusahaan pengguna jasa pada peta hanya menarik asumsi garis lurus pada koordinat tanpa memperhatikan kondisi atau keadaan jalan yang ada sebenarnya. Maka dari itu setiap jarak yang telah didapat akan ditambah dengan nilai hambatan (retain). Nilai hambatan diasumsikan dapat mewakili kondisi jalan sehingga jarak yang didapat semakin mendekati jarak yang sebenarnya. Nilai hambatan ini didapat dengan cara mengukur jarak sebenarnya yang diperoleh dari perusahaan menuju perusahaan pengguna jasa, kemudian dikurangi dengan jarak yang telah diperoleh pada matriks jarak. Setelah itu, setiap perbedaan antara jarak sebenarnya dengan jarak yang diperoleh pada matriks jarak dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah perusahaan pengguna jasa yang digunakan untuk mendapatkan rata-rata dari perbedaan yang ada. Jarak sesungguhnya diperoleh dengan menghitung waktu tempuh yang dibutuhkan dari perusahaan menuju perusahaan pengguna jasa, kemudian dikalikan dengan kecepatan rata-rata yang ditempuh dalam perjalanan tersebut sehingga akan memperoleh jarak antara dua lokasi. Langkah-langkah untuk mendapatkan nilai hambatan (retain) adalah sebagai berikut: 1.Mendapatkan Waktu Tempuh Waktu tempuh yang diperoleh adalah dengan cara menanyakan langsung kepada sopir dari perusahaan PT.Inti Persada Mandiri secara langsung berapa lama waktu tempuh dari pelabuhan Tanjung Priok menuju lokasi perusahaan pengguna jasa. Berikut adalah data yang diperoleh:

24 63 Tabel 4.20 Waktu Tempuh Nama Perusahaan Pengguna Jasa PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills Waktu tempuh (dalam Jam) 3 2,50 PT. IndoRama Synthetics 3,133 PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk. 3,833 PT. Aspex Kumbong 1,766 Sumber: PT. Inti Persada Mandiri (2013)\ 2. Mendapatkan Data Kecepatan Kendaraan Kecepatan kendaraan rata rata untuk menempuh perjalanan adalah 40km/jam data tersebut didapat dari perusahaan,kecepatan tersebut dikarenakan mobil yang dipakai adalah berukuran besar dan mempunyai sumbu yang panjang sehingga sopir tidak bisa mengemudikan dengan terlalu cepat. 3. Menghitung jarak perusahaan ke setiap konsumen Jarak didapatkan dengan mengkalikan waktu tempuh dengan kecepatan rata-rata yang digunakan di dalam perjalanan tersebut sehingga akan memperoleh jarak antara kedua lokasi. Hasil pengolahan data tersebut ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 4.21 Jarak Tempuh Nama Perusahaan Pengguna Jasa Waktu Tempuh (dalam Jam) Kecepatan Ratarata (Km/Jam) Jarak (Km) PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills 3 40 km/jam 120

25 64 PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills 2,50 40 km/jam 100 PT. IndoRama Synthetics 3, km/jam 125,32 PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk. 3, km/jam 153,32 PT. Aspex Kumbong 1, km/jam 70,64 4. Menghitung nilai hambatan (retain) Nilai hambatan merupakan nilai rata-rata perbedaan jarak yang didapatkan berdasarkan koordinat dengan waktu tempuh. Hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.22 Nilai Hambatan Nama Perusahaan Jarak Dari Waktu Jarak Dari Perbedaan Pengguna Jasa Tempuh (km) Peta (km) PT. Pindo Deli Pulp & ,2 49,8 Paper Mills PT. Indah Kiat Pulp & ,4 39,6 Paper Mills PT. IndoRama Synthetics 125, ,32 PT.Ultra Jaya Milk 153, ,32 Industry Tbk. PT. Aspex Kumbong 70,64 45,4 25,24 Total 140,28 Nilai hambatannya adalah / 5 = 28,056 km Nilai hambatan rata-rata yang didapat lalu ditambahkan dengan nilai matriks jarak yang telah diperoleh. Penambahan yang dilakukan akan membuat nilai matriks jarak yang didapatkan akan berubah. Berikut adalah matriks jarak dari X0 yaitu Pelabuhan tanjung priok sampai ke AK yaitu PT.Aspex Kumbong.

26 65 Tabel 4.23 Matriks Jarak Asli X0 PD IK IR UJ AK X0 0 PD 3,21 0 IK 2, IR 1,5-1,29-2,25 0 UJ 7,89-0,36 2,84 1,19 0 AK 1,75 1,06-1,5 2,25 5,74 0 Setelah ditambahkan dengan nilai hambatan maka berubah menjadi seperti berikut Tabel 4.24 Matriks Jarak Dengan Nilai Hambatan X0 PD IK IR UJ AK X0 0 PD 31,266 0 IK 30,306 33,816 0 IR 29,556 26,766 25,806 0 UJ 35,946 28,416 30,896 29,246 0 AK 29,806 29,116 26,556 30,306 33,796 0

27 Mengidentifikasi Saving Matriks Saving matriks adalah menghitung seberapa besar penghematan apabila suatu kendaraan mengunjungi beberapa tempat dengan secara bersamaan dibanding dengan mengunjungi satu per satu lokasi. Perhitungannya yaitu seperti berikut: Menentukan matriks penghematan (savings matriks) dengan menggunakan rumus: S(x,y) = Dist(DC,x) + Dist(DC,y) Dist(x,y) 1. Saving Matriks S(1,2): S(1,2) = 31, ,306 33,816 =27, Saving Matriks S(1,3): S(1,3) = 31, ,556 26,766 = 34, Saving Matriks S(1,4) S(1,4) = ,946-28,416 =38,796 4.Saving Matriks S(1,5) S(1,5) = 31, ,806-29,116 =31,956 5.Saving Matriks S(2,3) : S(2,3) = 30,306+29,556 25,806 =34, Saving Matriks S(2,4) :

28 67 S(2,4) = 30,306+35,946-28,416 =37, Saving Matriks S(2,5) S(2,5) = 30, ,806 29,116 =30, Saving Matriks S(3,4) : S(3,4) = 29, ,946 29,246 = 36, Saving Matriks S(3,5) : S(3,5) =29, ,806-29,116 =30, Saving Matriks S(4,5) S(4,5) =35, ,806 33,796 =31,956 Dari perhitungan yang terdapat di atas maka diketahui jumlah dari penghematan yang didapat.maka dibuatlah tabel saving matriks sebagai berikut ini. Tabel 4.25 Saving Matriks PD IK IR UJ AK PD 0 IK 27,756 0 IR 34,016 34,506 0 UJ 38,796 37,836 36,256 0

29 68 AK 31,956 30,996 30,246 31, Mengalokasikan Konsumen Ke Dalam Rute Perusahaan pengguna jasa dibagi ke dalam rute - rute perjalanan dengan mempertimbangkan berapa banyak jumlah permintaan dari perusahaan tersebut dengan mempertimbangkan kapasitas kendaraan operasional yang digunakan. Pengalokasiannya adalah dengan cara mengurutkan nilai dari tabel saving matriks yang memiliki nilai tertinggi hingga terendah sampai semua perusahaan masuk dalam rute perjalanan Berikut adalah tabel pengurutan nilai saving matriks tersebut. Tabel 4.26 Pengurutan Nilai Saving Matriks Pasangan Perusahaan Pengguna Jasa Nilai Saving Matriks PD ke UJ 38,796 IK ke UJ 37,836 IR ke UJ 36,256 IK ke IR 34,506 PD ke IR 34,016 PD ke AK 31,956 UJ ke AK 31,956 IK ke AK 30,996 IR ke AK 30,246 PD ke IK 27,756

30 69 Dari nilai Saving Matriks yang telah diperoleh dan diurutkan maka dialokasikanlah secara berulang kali sehingga seluruhnya teralokasikan ke rute perjalanan.hasil pengalokasiannya adalah sebagai berikut. Tabel 4.27 Hasil Pengalokasian Saving Matriks Rute Kendaraan Perusahaan Pengguna Jasa Jumlah Pengiriman 1 B 9167 ZO PD, UJ, IK, IR, AK 1 Kontainer 40 feet 2 B 9172 ZO IK, UJ,PD, IR, AK 1 Kontainer 40 feet 3 B 9293 UEK IR, UJ, PD, IK, AK 1 Kontainer 40 feet 4 B 9294 UEK IK, IR,PD, UJ,AK 1 Kontainer 40 feet 5 A 9299 UA PD, IR,IK, UJ, AK 1 Kontainer 40 feet 6 B 9300 UEI PD, AK,IK, UJ, IR 1 Kontainer 40 feet 7 B 9054 SU UJ, AK, IK, IR, PD 1 Kontainer 40 feet 8 B 9204 UEJ IK, AK, PD, UJ, IK 1 Kontainer 40 feet 9 B 9213 UEJ IR, AK, PD, UJ, IK 1 Kontainer 40 feet 10 B 9214 UEJ PD, IK, PD, UJ, AK 1 Kontainer 40 feet 11 B 9215 UEJ PD, UJ, IK, AK, IR 1 Kontainer 40 feet 12 B 9627 UEL IK, UJ, IR, AK, PD 1 Kontainer 40 feet 13 B 9864 UU IR, UJ, PD, AK, IK 1 Kontainer 40 feet 14 B 9554 GJ IK, IR, AK, PD,UJ 1 Kontainer 40 feet 15 B 9703 JN PD, IR, IK,UJ, AK 1 Kontainer 40 feet 4.5 Mengurutkan konsumen Di Dalam Rute Perjalanan Menggunakan Metode Farthest Insert Dalam tahap ini perusahaan pengguna jasa ditentukan yang mana akan ditempuh terlebih dahulu sehingga dapat meminimalkan biaya operasional yang dalam hal ini adalah bahan bakar kendaraan operasional. Metode yang digunakan dalam

31 70 tahap ini adalah metode Farthest Insert sehingga dapat diperoleh urutan rute yang akan ditempuh dengan jarak yang terendah. Pengurutan rute baru dengan menggunakan metode Farthest Insert, pertamatama yaitu mengurutkan jarak tempuh dari pelabuhan menuju lokasi konsumen perusahaan pengguna jasa dan kembali ke pelabuhan. Berikut adalah tabel jarak tersebut. Tabel 4.28 Tabel Jarak Menggunakan Farthest Insert Langkah Pertama Rute Jarak (Km) X0-PD-X0 62,452 X0-IK-X0 60,612 X0-IR-X0 59,112 X0-UJ-X0 71,892 X0-AK-X0 59,612 Jarak terjauh adalah rute ke UJ (PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk) sejauh 71,892 km. Setelah itu tahap selanjutnya adalah memasukan satu perusahaan pengguna jasa satu per satu sehingga didapat jarak terjauh pula tapi yang dimasukan hanya 1 perusahaan saja seperti yang diterapkan dalam tabel berikut ini. Tabel 4.29 Tabel Jarak Menggunakan Farthest Insert Langkah Kedua Rute Jarak(Km) X0 IR UJ - X0 101,758 X0 - PD - UJ - X0 105,968 X0 - IK - UJ - X0 104,088 X0- AK- UJ-X0 97,708

32 71 Dari rute diatas diperoleh jarak terjauh adalah menyisipkan konsumen UJ (PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk.) ke dalam rute ke perusahaan PD (PT.Pindo Deli Pulp & Paper Mills) dengan jarak km Lalu tahap selanjutnya adalah,penyisipan konsumen yang tersisa ke dalam rute yang sudah didapatkan pada langkah sebelumnya dan dari setiap 1 konsumen, akan dicari rute yang jarak paling dekat. Tabel 4.30 Tabel Jarak Menggunakan Farthest Insert Langkah Ketiga Rute Jarak(Km) X0 IR UJ PD X0 135,834 * X0 UJ IR PD X0 137,444 X0 UJ PD IR X0 138,314 X0 IK UJ PD X0 138,164 X0 UJ IK PD X0 132,764 * X0 UJ PD IK X0 132,804 X0 AK UJ PD X0 131,824 X0 UJ AK PD X0 131,084 * X0 UJ PD AK X0 136,504 Dari rute terkecil yang didapat dari tiap sisipan yang dilakukan per konsumen (rute terkecil diberi tanda * ), diperoleh rute yang menghasilkan jarak yang paling besar yaitu IR (PT.IndoRama Synthetics) dengan rute X0 IR UJ PD X0 dengan jarak 135,834 km. Tahap selanjutnya adalah penyisipan konsumen yang tersisa ke dalam rute yang sudah didapatkan pada langkah ketiga sebelumnya dan dari setiap penyisipan 1 konsumen yang dilakukan, akan dicari rute yang dapat menghasilkan jarak paling dekat. Tabel 4.31 Tabel Jarak Menggunakan Farthest Insert Langkah Keempat Rute Jarak(Km)

33 72 X0 IK UJ IR PD X0 169,64 X0 UJ IK IR PD X0 173,53 X0 UJ IR IK PD X0 165,69 X0 UJ IR PD IK X0 164,28 * X0 AK UJ IR PD X0 163,26 * X0 UJ AK IR PD X0 163,39 X0 UJ IR AK PD X0 165,63 X0 UJ IR PD AK - X0 167,98 Dari rute terkecil yang didapat dari tiap sisipan yang dilakukan per konsumen (rute terkecil diberi tanda *), diperoleh rute yang menghasilkan jarak yang paling besar yaitu IK (PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills) dengan rute X0 - UJ IR PD IK X0 dengan jarak 164,28 Km. Langkah terakhir adalah memasukkan konsumen terakhir yang tersisa ke dalam rute yang baru. Tabel 4.32 Tabel Jarak Menggunakan Farthest Insert Langkah Kelima Rute Jarak (Km) X0 AK IK UJ PD IR X0 201,006 X0 IK AK - UJ PD IR X0 195,626 X0 IK UJ AK - PD IR X0 195,626 X0 IK UJ PD AK IR X0 198,696 X0 IK UJ PD IR AK - X0 170,76 Dalam langkah terakhir tersebut, didapatkan hasil rute dari sisipan konsumen terakhir adalah AK (PT.Aspex Kumbong) rute yang diperoleh adalah X0 IK UJ - PD IR AK X0 yang berjarak Km Pengurutan Kunjungan

34 73 Pengurutan kunjungan dengan metode Farthest Insert sebagai berikut : Tabel 4.33 Pengurutan Kunjungan Dengan Metode Farthest Insert No. Kendaraan Rute Jarak 1 B 9167 ZO X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 2 B 9172 ZO X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 3 B 9293 UEK X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 4 B 9294 UEK X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 5 A 9299 UA X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 6 B 9300 UEI X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 7 B 9054 SU X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 8 B 9204 UEJ X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 9 B 9213 UEJ X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 10 B 9214 UEJ X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 11 B 9215 UEJ X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 12 B 9627 UEL X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 13 B 9864 UU X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 14 B 9554 GJ X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km 15 B 9703 JN X0 IK UJ - PD IR AK X0 170,76 Km Rute kunjungan yang digunakan hanya satu karena dengan rute baru ini semua perusahaan pengguna jasa telah dilewati oleh mobil operasional,sehingga rute yang dipakai adalah rute tersebut. 4.6 Perhitungan Biaya Perhitungan Biaya Setelah Memakai Metode Farthest Insert Melalui data-data yang telah terkumpul pada tabel operasional maka data kemudian diolah untuk mendapatkan biaya pengeluaran operasional per hari. Berikut perhitungan biaya tersebut.

35 74 a. Biaya Bahan Bakar Rasio untuk penggunaan bahan bakar minyak yaitu solar pada mobil operasional perusahaan ini, rasionya semua sama yaitu 1 : 2, yaitu penggunaan solar 1 liter untuk jarak 2 kilometer oleh tiap kendaraan. Biaya satu liter solar saat ini adalah Rp ,- data ini didapat dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan. Dari rasio tersebut, diperoleh bahwa dalam 1km perjalanan membutuhkan biaya sebesar Rp.,2750,-. Maka diperoleh biaya dari setiap rute yang ditempuh oleh setiap kendaraan seperti berikut. Tabel 4.34 Biaya Bahan Bakar No. Kendaraan Jarak Biaya 1 B 9167 ZO 170,76 Km Rp ,- 2 B 9172 ZO 170,76 Km Rp , 3 B 9293 UEK 170,76 Km Rp , 4 B 9294 UEK 170,76 Km Rp , 5 A 9299 UA 170,76 Km Rp , 6 B 9300 UEI 170,76 Km Rp , 7 B 9054 SU 170,76 Km Rp , 8 B 9204 UEJ 170,76 Km Rp , 9 B 9213 UEJ 170,76 Km Rp , 10 B 9214 UEJ 170,76 Km Rp , 11 B 9215 UEJ 170,76 Km Rp , 12 B 9627 UEL 170,76 Km Rp , 13 B 9864 UU 170,76 Km Rp , 14 B 9554 GJ 170,76 Km Rp , 15 B 9703 JN 170,76 Km Rp , b. Biaya Depresiasi

36 75 Perusahaan telah menentukan besar depresiasi pada kendaraannya sebesar 10% per tahun. Jumlah hari dalam setahun perusahaan menetapkan sebanyak 300 hari dalam setahun. Maka perusahaan dapat menentukan pengeluaran per harinya dengan perhitungan seperti berikut : Biaya depresiasi truk B 9167 ZO Rp ,- x 10% : 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9172 ZO Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9293 UEK Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9294 UEK Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk A 9299 UA Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9300 UEI Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9054 SU Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9204 UEJ Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9213 UEJ Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9214 UEJ Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9215 UEJ Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9627 UEL Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9864 UU Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9554 GJ Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari

37 76 Biaya depresiasi truk B 9703 JN Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari c. Biaya Tenaga Kerja Untuk satu mobil perusahaan menyiapkan tenaga kerja satu orang supir dan satu orang kenek. Karena perusahaan menetapkan 300 hari untuk satu tahunnya, dan 25 hari dalam sebulan. Biaya untuk satu mobil adalah Rp ,- / hari untuk supir dan Rp ,- / hari untuk kenek. Maka total pengeluaran per harinya sebesar Rp ,- d. Biaya Pajak Kendaraan Biaya pajak kendaraan dibuat menjadi perhitungan pengeluaran per hari yaitu seperti berikut : Biaya pajak truk B 9167 ZO Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9172 ZO Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9293 UEK Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9294 UEK Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk A 9299 UA Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9300 UEI Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9054 SU Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9204 UEJ Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9213 UEJ Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9214 UEJ Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9215 UEJ Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9627 UEL Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9864 UU Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9554 GJ Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9703 JN Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari e. Biaya Maintenance Satu mobil operasional untuk sebulan mengeluarkan biaya maintenance sebesar Rp ,-,biaya maintenance untuk setiap mobil perusahaan menetapkan sama besarnya, karena perusahaan menetapkan dalam setahun adalah 300 hari

38 77 maka sebulannya hanya 25 hari, jadi diketahui biaya dalam sehari untuk maintenance kendaraan operasional adalah sebesar Rp ,- / 25 = Rp f. Biaya Pembayaran Container Biaya setiap penyewaan container untuk satu truk adalah sebesar Rp ,- dalam sekali pengiriman. Berdasarkan perincian biaya operasional dalam pengiriman untuk perusahaan pengguna jasa. Berikut ini yaitu pengeluaran biaya berdasarkan rute dan mobil yang digunakan yang menggunakan prosedur metode Farthest Insert. Total biayanya adalah Biaya Bahan Bakar + Biaya Depresiasi + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Pajak Kendaraan +Biaya Maintenance + Biaya Pembayaran Container Pengeluaran total untuk truk B 9167 ZO Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9172 ZO Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9293 UEK Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,-

39 78 Pengeluaran total untuk truk B 9294 UEK Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk A 9299 UA Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + Rp Rp ,- = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9300 UEI Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9054 SU Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- + Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9204 UEJ Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9213 UEJ Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,-

40 79 Pengeluaran total untuk truk B 9214 UEJ Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9215 UEJ Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9627 UEL Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + Rp , + Rp ,- = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9864 UU Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9554 GJ Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- + Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9703 JN Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- + Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,-

41 80 Disini didapat bahwa biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk biaya operasional seperti biaya tenaga kerja, biaya depresiasi, biaya pajak kendaraan dan biaya maintenance merupakan biaya tetap yang setiap bulannya dikeluarkan dengan secara terus menerus walaupun dengan jumlah yang berbeda. Namun biaya yang paling mempengaruhi adalah biaya bahan bakar.yang selalu berubah sesuai dengan jarak yang ditempuh. Semakin jauh jarak tempuh semakin banyak pula pengeluaran biaya yang akan dikeluarkan, maka dengan metode farthest insert ditentukan rute yang akan digunakan oleh kendaraan sehingga biaya yang dikeluarkan dapat diminimalisasi dibandingkan harus mengantar ke satu perusahaan saja yang tentunya memakan biaya dan waktu yang cukup besar Biaya Sebelum Memakai Metode Farthest Insert Dari data-data yang telah terkumpul pada tabel operasional maka data diolah untuk mendapatkan biaya pengeluaran operasional per hari. Berikut perhitungan biaya tersebut. Namun sebelumnya berikut adalah tabel jarak sebelum menggunakan metode Farthest Insert Tabel 4.35 Jarak Sebelum Menggunakan Metode Farthest Insert Rute Jarak PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills PT. Indah Kiat Pulp & Paper Mills PT. IndoRama Synthetics PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk. PT. Aspex Kumbong Total 62,452 Km 60,612 Km 59,112 Km 71,892 Km 59,612 Km Km Sumber: Diolah Oleh Penulis (2013) a. Biaya Bahan Bakar Rasio penggunaan bahan bakar solar pada mobil operasional perusahaan ini semua sama yaitu 1 : 2,yang dimaksud adalah penggunaan solar 1 liter untuk jarak 2 kilometer oleh tiap kendaraan. Saat ini harga 1 liter solar adalah

42 81 Rp.5.500,- data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan. Dari rasio tersebut maka diketahui bahwa dalam 1 km perjalanan membutuhkan biaya sebesar Rp.2.750,-. Dari biaya tersebut maka diperoleh biaya dari setiap rute yang ditempuh oleh setiap kendaraan. Tabel 4.36 Biaya Bahan Bakar Sebelum Menggunakan Farthest Insert No. Kendaraan Jarak Biaya 1 B 9167 ZO Km Rp ,- 2 B 9172 ZO Km Rp ,- 3 B 9293 UEK Km Rp ,- 4 B 9294 UEK Km Rp ,- 5 A 9299 UA Km Rp ,- 6 B 9300 UEI Km Rp ,- 7 B 9054 SU Km Rp ,- 8 B 9204 UEJ Km Rp ,- 9 B 9213 UEJ Km Rp ,- 10 B 9214 UEJ Km Rp ,- 11 B 9215 UEJ Km Rp ,- 12 B 9627 UEL Km Rp ,- 13 B 9864 UU Km Rp ,- 14 B 9554 GJ Km Rp ,- 15 B 9703 JN Km Rp ,- b. Biaya Depresiasi Perusahaan menentukan depresiasi pada kendaraannya sebesar 10% per tahun. Jumlah hari per tahun perusahaan menetapkan 300 hari setahun. Dengan begitu perusahaan dapat menentukan pengeluaran per harinya dengan perhitungan seperti berikut :

43 82 Biaya depresiasi truk B 9167 ZO Rp ,- x 10% : 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9172 ZO Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9293 UEK Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9294 UEK Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk A 9299 UA Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9300 UEI Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9054 SU Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9204 UEJ Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9213 UEJ Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9214 UEJ Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9215 UEJ Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9627 UEL Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9864 UU Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9554 GJ Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari Biaya depresiasi truk B 9703 JN Rp ,- x 10%: 300 = Rp ,- / hari b. Biaya Tenaga Kerja

44 83 Dalam sekali pengiriman satu mobil menggunakan tenaga kerja satu orang supir dan satu orang kenek. Dikarenakan perusahaan menetapkan 300 hari untuk satu tahunnya,dan 25 hari dalam sebulan. Biaya untuk satu mobil adalah Rp ,- / hari untuk supir dan Rp ,- / hari untuk kenek. Jadi total pengeluaran per hari sebesar Rp ,- c. Biaya Pajak Kendaraan Biaya pajak kendaraan yang terdapat pada tabel biaya operasional dibuat menjadi perhitungan pengeluaran per hari seperti berikut : Biaya pajak truk B 9167 ZO Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9172 ZO Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9293 UEK Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9294 UEK Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk A 9299 UA Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9300 UEI Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9054 SU Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9204 UEJ Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9213 UEJ Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9214 UEJ Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9215 UEJ Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9627 UEL Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9864 UU Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9554 GJ Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari Biaya pajak truk B 9703 JN Rp ,-: 300 = Rp ,- / hari d. Biaya Maintenance Biaya Maintenance satu mobil operasional untuk sebulan adalah sebesar Rp ,-,biaya maintenance setiap mobil perusahaan menetapkan sama besarnya,karena perusahaan menetapkan dalam setahun adalah 300 hari maka sebulannya hanya 25 hari,maka diketahui biaya dalam sehari untuk maintenance mobil operasional adalah Rp ,- / 25 = Rp e. Biaya Pembayaran Container

45 84 Biaya setiap container untuk satu mobil adalah sebanyak Rp ,- dalam sekali pengiriman. Berdasarkan perincian biaya operasional dalam melakukan pengiriman terhadap perusahaan pengguna jasa. Berikut adalah pengeluaran berdasarkan rute dan mobil yang digunakan sebelum menggunakan metode Farthest Insert. Total biayanya adalah Biaya Bahan Bakar + Biaya Depresiasi + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Pajak Kendaraan +Biaya Maintenance + Biaya Pembayaran Container Pengeluaran total untuk truk B 9167 ZO Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9172 ZO Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9293 UEK Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk B 9294 UEK Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + = Rp ,- Pengeluaran total untuk truk A 9299 UA Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- +Rp ,- + Rp ,- + Rp Rp ,-

Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills. April

Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills. April L1 Lampiran 1 Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. Bulan PT.Pindo Deli Pulp & Paper Mills PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills PT.Indo Rama Synthetics PT.Ultra

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENENTUAN RUTE DENGAN PENDEKATAN METODE FARTHEST INSERT TERHADAP PT.INTI PERSADA MANDIRI

OPTIMALISASI PENENTUAN RUTE DENGAN PENDEKATAN METODE FARTHEST INSERT TERHADAP PT.INTI PERSADA MANDIRI OPTIMALISASI PENENTUAN RUTE DENGAN PENDEKATAN METODE FARTHEST INSERT TERHADAP PT.INTI PERSADA MANDIRI Jeffry Wijaya 1401096143 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membantu perusahaan PT. Inti Persada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan di dalam penelitian ini yaitu dengan metode deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif eksploratif adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) Jonathan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT Bahtera Satria Adidaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengurusan jasa kepabeanan yang juga sudah mulai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT GHINA ANUGERAH LESTARI merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi (Freight Forwarder) di Jakarta yang melayani jasa pengiriman barang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hasil Wawancara 1. Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS. 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang

LAMPIRAN. Hasil Wawancara 1. Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS. 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang L1 LAMPIRAN Hasil Wawancara 1 Dengan: Sandi Kurniawan Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS Tanggal: 24 September 2012 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang apa? dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Profil PT. Sinar Perdana Ultra PT. Sinar Perdana Ultra (SPU) yang berdiri pada tahun 1990 pada mulanya adalah Home Industry dan mulai menjadi Perseroan

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, perdagangan lokal maupun internasional mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Setiap negara memiliki kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini akan diuraikan mengenai proses pengumpulan dan pengolahan data hingga terbentuk rute distribusi usulan serta perancangan alat bantu hitung yang

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek, penulis lakukan di PT. Alenatex Bandung. Disana penulis ditempatkan pada bidang ekspor, dibawah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Selama ini PT. ANINDO PUTERA PERKASA menyewa alat angkut truk kecil engkel, truk trailer, dan truk tronton

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan Tirta Bintaro merupakan salah satu agen air minum yang berlokasi Jl. Tegal Rotan Raya No. 06 Ciputat, Tangerang.

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 57 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah perusahaan Sun Pacific dibangun sejak tahun 2001. dan telah bertumbuh menjadi terencana, aktif, ahli, dan lebih secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa era global seperti sekarang ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin meningkat dengan meningkatnya pula pembangunan dan tingkat pertumbuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan pada CV. Armindo Inti Perkasa adalah sebagai berikut : 1. Dari metode peramalan yang terdiri dari Moving Average, Weighted

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Informasi Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT Mulia Dharma Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspedisi. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2009

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Utama, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat, Indonesia Telp (62 21) 2908 2908, Fax (62 21) 2908

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sarung tangan kain dan sarung tangan karet.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sarung tangan kain dan sarung tangan karet. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Perusahaan PT. Delijaya Global Perkasa merupakan perusahaan bisnis keluarga yang bergerak dibidang industry sarung tangan. Perusahaan ini menghasilkan produk

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA SKRIPSI Oleh : ASTIEN ALIMUDIN NPM : 0732215011 JURUSAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Catylac New, Catylac Exterior Base, Catylac Exterior.

LAMPIRAN 1. Catylac New, Catylac Exterior Base, Catylac Exterior. L1 LAMPIRAN 1 Spesifikasi produk : Catylac New, Catylac Exterior Base, Catylac Exterior. Cat Catylac adalah cat yang berfungsi sebagai pelapis serta pelindung dari hujan dan memberikan varian warna yang

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT Mitra Kargo Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan dan pengurusan atas kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum laporan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, telah banyak penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang sama mengenai ekspor dan impor, hal ini

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek pada PT.SAMUDERA INDONESIA cabang bandung Jawa Barat penulis ditempatkan di bagian pemasaran dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta

Lebih terperinci

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor 1. Jelaskan tiga dokumen yang diperlukan untuk mengurus pengiriman sebelum melaksanakan ekspor! a. Delivery Order (DO), yaitu surat dari perusahaan pelayaran sebagai jawaban dari shipping instruction b.

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Utama, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat, Indonesia Telp (62 21) 2908 2908, Fax (62 21) 2908

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A.

LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A. L1 LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A. Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan ke Lapangan 215x L2 L3 L4 Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan (PLP)

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN KERTAS KARTON MODEL STUDI KASUS: PT. PAPERTECH INDONESIA UNIT II MAGELANG

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN KERTAS KARTON MODEL STUDI KASUS: PT. PAPERTECH INDONESIA UNIT II MAGELANG PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN KERTAS KARTON MODEL STUDI KASUS: PT. PAPERTECH INDONESIA UNIT II MAGELANG Hafidh Munawir, Agus Narima Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl.

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proses Penjualan Barang yang Sedang Berjalan Dalam menentukan proses penjualan barang yang baru, terlebih dahulu harus dilakukan analisis mengenai proses yang

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum. 1. Sejarah Perusahaan. PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum. 1. Sejarah Perusahaan. PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan BAB IV PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum 1. Sejarah Perusahaan PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan Customs Brokerage. Puninar membantu pelanggan clearance cargo mereka untuk kegiatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Itochu Logistics Indonesia Itochu Logistics Indonesia dibentuk pada tahun 2002, menyediakan solusi logistik sepenuhnya untuk pelanggan dan mengurus

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan Rute

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan Rute BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat dan stabil meskipun sedang terjadi krisis di Negara eropa dan AS, pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP Prosedur Pelaporan Pajak Impor Barang Di PT. Lintas Niaga Jaya. sampai dengan clearance documenct. Seperti B/L, PIB, dll.

BAB 4 PENUTUP Prosedur Pelaporan Pajak Impor Barang Di PT. Lintas Niaga Jaya. sampai dengan clearance documenct. Seperti B/L, PIB, dll. 45 BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan Pembahasan mengenai Prosedur Pelaporan Pajak Impor barang pada PT. Lintas Niaga Jaya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 4.1.1. Prosedur Pelaporan Pajak

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 2.1.1.Sejarah Singkat Perusahaan PT. DMR adalah salah satu dari anak perusahaan PT. SSU. PT. SSU adalah perusahaan yang bergerak dibidang

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI TRIPLEK/PLYWOOD KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI TRIPLEK/PLYWOOD KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI TRIPLEK/PLYWOOD KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. ARIA DUTA PANEL SURABAYA SKRIPSI Oleh : STEFANUS FREDDY KRISTIANTO

Lebih terperinci

Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama)

Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama) Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama) Ringkasan Depo Peti Kemas Pengawasan Pabean (DP3) adalah salah satu bentuk Fasilitas Lembaga Kepabeanan yang berfungsi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Pemilik 1. Bagaimana sejarah berdirinya CV Depo Steel? Perusahaan ini berdiri karena adanya ide dari pemilik,

Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Pemilik 1. Bagaimana sejarah berdirinya CV Depo Steel? Perusahaan ini berdiri karena adanya ide dari pemilik, Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Pemilik 1. Bagaimana sejarah berdirinya CV Depo Steel? Perusahaan ini berdiri karena adanya ide dari pemilik, yaitu Bapak Alfred Prasadja yang sebelumnya memiliki pengalaman

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitan Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari PT. Honda Dunia Motorindo. Setelah itu dengan analisa tersebut, penulis berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peranan jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital dalam proses bisnis dunia industri. Jaringan distribusi dan transportasi ini memungkinkan produk berpindah

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAGING SAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV.

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAGING SAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAGING SAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SARI JAYA MANDIRI SKRIPSI Oleh : DEDI INDRA GUNAWAN 0632010087 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN Aldi Firmansyah Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Pada mulanya kegiatan Transportasi Laut dengan menggunakan moda petikemas sangat tinggi permintaannya, terlebih lagi moda Petikemas di Indonesia yang sangat pesat perkembangannya,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Riwayat Perusahaan PT. Mega Segara merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi di Jakarta Utara yang bergerak di bidang jasa pengiriman

Lebih terperinci

Total biaya variabel 842,700

Total biaya variabel 842,700 Perhitungan dengan Metode Tradisional (Trip Bulan Maret 2007) Lampiran 1 Tabel 5 No Jenis Biaya Formula Perincian Jumlah (Rp) 1 Biaya Supir dan Asisten Supir 50,577 1a Gaji Sopir - bulanan (Rp) 600,000

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN adalah singkatan dari Association of Southeast Asia Nations atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan perhitungan bangsa asia tenggara, merupakan organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab II dalam penelitian ini terdiri atas vehicle routing problem, teori lintasan dan sirkuit, metode saving matriks, matriks jarak, matriks penghematan, dan penentuan urutan konsumen.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. persewaan pergudangan yang didirikan tanggal 23 November PT. PEWETE

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. persewaan pergudangan yang didirikan tanggal 23 November PT. PEWETE 6 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Kilas Sejarah PT. PEWETE PT. PEWETE merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa persewaan pergudangan yang didirikan tanggal 23 November 1979. PT. PEWETE mulai

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPERASIONAL GUDANG KONSOLIDASI

PENGENDALIAN OPERASIONAL GUDANG KONSOLIDASI No. Dokumen : P - OPS - 4 Tanggal terbit : 0 september 205 Revisi : 00 Halaman 2 dari 8 VII.. Penerimaan di Gudang Konsolidasi Penanggung Jawab Alur Proses Uraian Proses Target Pengguna Jasa Mengajukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Pemajakan PPh Pasal 23 atas Transaksi Pemakaian Jasa Trucking Selama Ini Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan yang bergerak dalam pengurusan

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen BAB IV Hasil Praktek Kerja dan Analisis 4.1 Sistem Komputerisasi yang digunakan Perusahaan ini telah menggunakan sistem yang terkomputerisasi sebagai kegiatan operasional kerja. Database yang digunakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Inti Duta Dwitama Transindo adalah perusahaan yang dapat memberikan jasa pelayanan/pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. CAHAYA SEJAHTERA SENTOSA BLITAR SKRIPSI Oleh : MONICA WINA NURANI 0532010228

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman globalisasi yang semakin maju ini, persaingan usaha dalam sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan saling berlomba untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengembangkan, memperbaiki, atau menyempurnakan sebuah sistem. Hal-hal

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengembangkan, memperbaiki, atau menyempurnakan sebuah sistem. Hal-hal BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Tahap analisis sistem merupakan tahap yang mendasar dalam pengembangan sistem. Tahap analisis sistem ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya. PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang

BAB III OBJEK PENELITIAN Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya. PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Tentang PT. Lentera Buana Jaya 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang Freight Forwarder yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFFISIENSI PENDISTRIBUSIAN KORAN DENGAN MENENTUKAN JALUR DISTRIBUSI PALING OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX

PENINGKATAN EFFISIENSI PENDISTRIBUSIAN KORAN DENGAN MENENTUKAN JALUR DISTRIBUSI PALING OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX PENINGKATAN EFFISIENSI PENDISTRIBUSIAN KORAN DENGAN MENENTUKAN JALUR DISTRIBUSI PALING OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. HARIAN SURABAYA PAGI SKRIPSI Oleh : RIZAL SEXTOVIANTO 05 32010

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT. Jakarana Tama telah memproduksi 7 jenis produk GAGA mie 100. Ketujuh jenis ini dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

MINIMASI BIAYA DALAM PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK MINUMAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX

MINIMASI BIAYA DALAM PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK MINUMAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX MINIMASI BIAYA DALAM PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK MINUMAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX Supriyadi 1, Kholil Mawardi 2, Ahmad Nalhadi 3 Departemen Teknik Industri Universitas Serang Raya supriyadimti@gmail.com,

Lebih terperinci

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA)

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA) Wenny Ananda Larasati,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Latar belakang perusahaan PT. Mitra Eka Persada, merupakan perusahaan dagang yang bergerak di bidang penjualan kertas. Awal mulanya PT. Mitra Eka Persada hanyalah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Sejarah Perusahaan dan Bidang Usaha

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Sejarah Perusahaan dan Bidang Usaha BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan dan Bidang Usaha CV. Anugrah berdiri pada tanggal 29 Desember 2004 dengan nomer 045/1.824.221/0105 yang terletak

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE TRANSPORTASI UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA DISTRIBUSI PADA PT. DELI AGUNG PATRIA PERKASA

ANALISIS PENERAPAN METODE TRANSPORTASI UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA DISTRIBUSI PADA PT. DELI AGUNG PATRIA PERKASA ANALISIS PENERAPAN METODE TRANSPORTASI UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA DISTRIBUSI PADA PT. DELI AGUNG PATRIA PERKASA Fernandez, Kevin Tanner dan Harry Indra Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H Syahdan No 9,

Lebih terperinci

BAB V 5 ANALISIS DATA

BAB V 5 ANALISIS DATA Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) BAB V 5 ANALISIS DATA 5.1 Umum Pada Bab ini akan dianalisis faktor-faktor dan kondisi eksisting yang telah dipaparkan di Bab sebelumnya. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan yang

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan yang 87 BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan CV. Orlena yang berlokasi di Jln. K.H.Moh.Mansyur No.32A, Jakarta Barat merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah salah satu bagian dari sistem logistik yang sangat penting. Transportasi itu sendiri digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang

Lebih terperinci

BAB VI 6 ANALISIS KEBIJAKAN

BAB VI 6 ANALISIS KEBIJAKAN BAB VI 6 ANALISIS KEBIJAKAN 6.1 Umum Pada bab analisis dapat diketahui bahwa sebetulnya dari segi harga angkutan barang yang melalui TPKB Gedebage membutuhkan biaya lebih kecil daripada melalui jalan raya.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Supply Chain Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

BAB III DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

BAB III DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan BAB III DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mitra Kargo Indonesia merupakan salah satu forwarder besar di wilayah Semarang yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sebastian Citra Indonesia merupakan salah satu produsen frozen dough

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sebastian Citra Indonesia merupakan salah satu produsen frozen dough BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Sebastian Citra Indonesia merupakan salah satu produsen frozen dough yang di supply ke outlet-outlet dengan brand

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi, Analisis, dan Evaluasi Sistem Pengendalian Bahan Baku Tahun 2011 Bahan baku merupakan suatu material yang memiliki peranan penting dalam proses produksi. Ketersediaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT PANCAYASA PRIMATANGGUH berdiri pada awal tahun 1990 oleh Budi Arifandi, Yohanes Kaliman dan Soegiarto Simon. PT PANCAYASA

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENENTUAN RUTE DENGAN PENDEKATAN FORECASTING

OPTIMALISASI PENENTUAN RUTE DENGAN PENDEKATAN FORECASTING OPTIMALISASI PENENTUAN RUTE DENGAN PENDEKATAN FORECASTING DAN METODE DISTRIBUSI SAVING MATRIX SERTA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDISTRIBUSIAN BARANG PADA TIRTA BINTARO Teodora Wongso Binus University,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Berdirinya CV. Asoka Sukses Makmur CV. Asoka Sukses Makmur berlokasi di Jl. Raya Puri Kembangan no.1, Jakarta Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menentukan rute distribusi secara optimal dapat membantu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menentukan rute distribusi secara optimal dapat membantu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perusahaan yang bergerak di bidang industri harus dapat mengefektifkan penggunaan jalur distribusi dalam menghemat pengeluaran biaya transportasi. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilaksanakan untuk memperoleh masukan mengenai objek yang akan diteliti. Pada penelitian perlu adanya rangkaian langkah-langkah yang

Lebih terperinci

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N Manajemen Transportasi dan Distribusi Diadopsi dari Pujawan N Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Yang dimaksud dengan optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimal (nilai efektif yang dapat dicapai). Optimasi

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DATA. Kapasitas Kendaraan. Gambar 5.1. Influence Diagram

BAB 5 ANALISIS DATA. Kapasitas Kendaraan. Gambar 5.1. Influence Diagram BAB 5 ANALISIS DATA Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pembuatan Influence Diagram, pembuatan model matematis, pembuatan rute pengiriman, pembuatan lembar kerja elektronik, penentuan

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU CAPROLACTAM

OPTIMASI PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU CAPROLACTAM OPTIMASI PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU CAPROLACTAM PABRIK NYLON PT. ITS Dyah Lintang Trenggonowati 1), Wisnu Broto Darmawan 2) 1),2 ) Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Lebih terperinci

BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Barat adalah Provinsi di Indonesia yang memiliki komoditas cukup besar. Terutama di bidang tekstil dan garment. Sehingga diperlukan suatu system transportasi

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Dan Pembahasan

BAB IV Hasil Dan Pembahasan BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1 Proses yang sedang berjalan Proses pemenuhan order pelanggan dan distribusi diawali dengan datangnya order dari pelanggan. PT. TAC memiliki 3 jenis pelanggan, pertama adalah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Berawal dari hobi Bapak Arifin berolahraga, lalu muncul ide untuk mendirikan sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DATA BAB III PENGUMPULAN DATA Data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini merupakan data yang berasal dari perusahaan 3 rd party Logistics yang menangani kegiatan pergudangan untuk shipment ekspor

Lebih terperinci

Analisis Biaya dan Pengembalian Modal Investasi Pembelian Truck Trailer Studi Kasus di PT Iron Bird Pool Cikarang Tahun 2015

Analisis Biaya dan Pengembalian Modal Investasi Pembelian Truck Trailer Studi Kasus di PT Iron Bird Pool Cikarang Tahun 2015 Analisis Biaya dan Pengembalian Modal Investasi Pembelian Truck Trailer Studi Kasus di PT Iron Bird Pool Cikarang Tahun 2015 Made Irma Dwiputranti Politeknik Pos Indonesia, Jl. Sariasih No. 54 Bandung

Lebih terperinci