BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sebastian Citra Indonesia merupakan salah satu produsen frozen dough

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sebastian Citra Indonesia merupakan salah satu produsen frozen dough"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan PT. Sebastian Citra Indonesia merupakan salah satu produsen frozen dough yang di supply ke outlet-outlet dengan brand Roti O. PT. Sebastian Citra Indonesia berlokasi di Jl. Semanan Raya No.27 RT.004/008, Kalideres, Jakarta Barat. Status badan hukum perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) dan didirikan berdasarkan akta notaris dengan surat ijin dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebagai berikut : 1. SIUP No. : / PK / TDP No. : PT. Sebastian Citra Indonesia baru memulai produksinya pada tanggal 16 April Adapun Roti O ini merupakan sejenis roti manis dengan isi butter yang diberi topping cream coffee. Saat ini hanya tersedia 1 jenis produk yaitu adonan beku dengan isi butter cream coffee untuk topping. Pelayanan dan kepuasan yang baik adalah komitmen perusahaan kepada pelanggan, salah satunya dengan penyediaan produk dengan kualitas dan hasil yang hygienis merupakan salah satu cara dari perusahaan untuk menunjukkan bahwa pelanggan merupakan asset terpenting baginya, untuk lebih menyakinkan pelanggan bahwa produk yang diproduksi adalah produk yang terbuat dari bahan-bahan terpilih dan 50

2 51 Halal. Saat ini Outlet Roti O dibuka di Stasiun Kota Jakarta, Stasiun Bandung, Bandara Husein Sastranegara Bandung Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan Menyebarluaskan Roti O ke seluruh Indonesia dan memberikan kepuasan kepada konsumen. Misi Perusahaan Menjaga dan mempertahankan kualitas produk dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan Analisis Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan Struktur organisasi dari PT. Sebastian Citra Indonesia digambarkan pada gambar 4.1. General Manager Bagian Keuangan Bagian HRD Bagian Operasional Accounting dan keuangan Administrasi Pembelian Produksi Gudang dan Penerimaan Barang Marketing Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi PT. Sebastian Citra Indonesia Sumber : Data PT. Sebastian Citra Indonesia (2012)

3 52 Tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi adalah sebagai berikut : 1. General Manager Merencanakan strategi yang digunakan dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi seluruh aktivitas yang dilaksanakan oleh setiap divisi di dalam perusahaan. Menentukan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi perusahaan. 2. Bagian Keuangan Melakukan perencanaan anggaran perusahaan dan menganalisa laporan keuangan. Mengevaluasi perhitungan kewajiban pajak sesuai dengan undangundang perpajakan. Mengatur kelancaran pembayaran tagihan dan menjamin ketersediaan kas demi kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Bertanggungjawab atas keuangan perusahaan. 3. Bagian HRD Menangani absensi karyawan, perhitungan gaji dan tunjangan diperusahaan. Memberikan pelatihan kepada semua karyawan sesuai dengan bidangnya untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan standar perusahaan. Melakukan pengawasan terhadap prosedur pelaksanaan kerja.

4 53 4. Bagian Operasional Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan operasional produksi secara menyeluruh di perusahaan. Melakukan pengendalian biaya operasional perusahaan agar tidak melewati batas anggaran yang ditetapkan perusahaan. Melakukan pemeriksaan terhadap laporan dari bagian produksi, pembelian, gudang dan penerimaan barang. 5. Marketing Bertanggungjawab terhadap pendapatan hasil penjualan perusahaan. Menentukan strategi pemasaran yang efektif dan efisien dengan memperhatikan sumberdaya perusahaan. Membuat perkiraan tentang permintaan pasar pada masa yang akan datang. Menjalin hubungan baik dengan pelanggan khususnya dalam hal penanganan komplain. 6. Gudang dan Penerimaan Barang Mancatat dan mengontrol jumlah barang yang masuk dan keluar di gudang. Menerima dan memeriksa barang yang dikirim supplier. Mempersiapkan bahan baku untuk produksi. Membuat laporan persediaan yang ada di gudang.

5 54 7. Produksi Memastikan produksi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai jadwal. Melaporkan kerusakan mesin dan masalah lain yang berhubungan dengan produksi. Memastikan kualitas produksi sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Bertanggungjawab kepada manajer operasional atas hal yang berkaitan dengan produksi di perusahaan. 8. Pembelian Merencanakan pembelian bahan baku, dan penolong yang akan digunakan dalam melakukan produksi pada perusahaan. Melakukan pengecekan harga bahan baku dari supplier sebelum melakukan pembelian. Bertanggungjawab kepada manajer operasional atas hal yang berkaitan dengan pembelian bahan baku di perusahaan.

6 Bisnis Proses dan Uraian Proses Produksi Bahan Baku Penimbangan Ayak Tepung Cuci & Pecah Telur Pengadukan/mixing Pembagian/Pembulatan Packing Pengisian Penyimpanan dingin Penyusunan Pendinginan Gambar 4.2 Proses Pembuatan Roti O Sumber : Data PT. Sebastian Citra Indonesia (2012)

7 56 Berdasarkan gambar diatas dijelaskan cara pembuatan Roti O dari PT. Sebastian Citra Indonesia, sebagai berikut : 1. Bahan baku yang digunakan dalam membuat Roti O di antar dari gudang ke pabrik. 2. Kemudian dilakukan penimbangan dari masing-masing bahan baku sebagai takaran dalam satu kali produksi. Tepung terigu yang digunakan dalam 1 kali produksi sebanyak 50 kg untuk persediaan selama 2-3 hari. 3. Setelah semua bahan ditakar, tepung terigu diayak menggunakan mesin ayak tepung di pabrik, selanjutnya telur dicuci dan dipecahkan ke dalam satu wadah. 4. Tepung yang sudah diayak kemudian di campur ke wadah dimana telur dipecahkan bersama bahan baku lain yang diperlukan. Kemudian dilakukan proses pencampuran (mixing) dari bahan-bahan yang telah di campur ke wadah telur dipecahkan. 5. Proses selanjutnya adalah melakukan pembulatan dari hasil mixing tersebut dimana hasil mixing akan dibagikan menjadi bagian-bagian kecil dan dibentuk bulat. 6. Setelah bulatan terbentuk, akan dilakukan pengisian mentega secara manual menggunakan tangan, kemudian disusun ke dalam loyang dan dimasukkan ke freezer untuk dibekukan selama kurang lebih setengah jam. Maka terbentuklah adonan Roti O yang siap dipanggang dalam bentuk adonan beku.

8 57 7. Adonan beku yang siap dipanggang, kemudian diantar ke outlet-outlet sesuai dengan jumlah permintaan per outlet dan akan di simpan kembali di frozen bunz yang ada di outlet, lalu didiamkan menggunakan suhu ruang yang telah diatur kurang lebih 4,5 jam sampai adonan mengembang sekitar persen. 8. Selanjutnya adonan yang telah mengembang tersebut diproses untuk pengembangan yang lebih besar kemudian dilakukan pelembutan adonan dengan mesin proofer. 9. Adonan akan diproofer kurang lebih 1 jam sampai kondisi buns (adonan beku) mengembang hingga 80 persen, kemudian dilanjutkan dengan proses piping (proses pemakaian cream). Setelah itu adonan Roti O siap dipanggang di oven kurang lebih menit. 10. Setelah Roti O matang dan dikeluarkan dari oven, roti harus dikipas agar permukaannya mejadi crispy kemudian roti siap dipacking ke paper bag. 4.2 Analisis Data Data penjualan dari outlet Stasiun Kota Jakarta, Outlet Stasiun Bandung, dan Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :

9 58 Tabel 4.1 Data Penjualan Roti O Outlet Stasiun Kota Jakarta Tahun 2012 Bulan Penjualan Mei Juni Juli Agustus September Oktober Total Penjualan Sumber : Data PT. Sebastian Citra Indonesia (2012) Target penjualan per bulan sebanyak 5400 buns roti (180 buns roti per hari), dibuka pada tanggal 25 Mei Tabel 4.2 Data Penjualan Roti O Outlet Stasiun Bandung Tahun 2012 Bulan Penjualan Juni Juli Agustus September Oktober Total Penjualan Sumber : Data PT. Sebastian Citra Indonesia (2012)

10 59 Target penjualan per bulan sebanyak buns roti (250 buns roti per hari), dibuka pada tanggal 2 Juni Tabel 4.3 Data Penjualan Roti O Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung Bulan Penjualan Juni Juli Agustus September Oktober Total Penjualan Sumber : Data PT. Sebastian Citra Indonesia (2012) Target penjualan per bulan sebanyak buns roti (120 buns roti per hari), dibuka pada tanggal 14 Juni Menghitung Peramalan Menggunakan Software QM for Windows Peramalan penjualan terhadap Roti O akan dihitung menggunakan software QM (Quantitative Management) for Windows. Peramalan penjualan tersebut dihitung menggunakan metode yang terdapat pada peramalan, antara lain : Linear Regression, Moving Average, Weighted Moving Average,

11 60 Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, Naive Method Menghitung Peramalan Penjualan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta dengan Metode Linear Regression Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Kota Jakarta untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Linear Regression dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.3 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Linear Regression (Stasiun Kota Jakarta, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

12 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta dengan Metode Moving Average Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Kota Jakarta untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Moving Average dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.4 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Moving Average (Stasiun Kota Jakarta, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

13 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta dengan Metode Weighted Moving Average Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Kota Jakarta untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Weighted Moving Average dengan bobot 0,5, 0,3, 0,2 dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.5 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Weighted Moving Average (Stasiun Kota Jakarta, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

14 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta dengan Metode Exponential Smoothing Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Kota Jakarta untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Exponential Smoothing dengan Alpha 0,3 dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.6 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Exponential Smoothing (Stasiun Kota Jakarta, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

15 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta dengan Metode Exponential Smoothing with Trend Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Kota Jakarta untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Exponential Smoothing with Trend dengan Alpha 0,3 dan Beta 0,2 dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.7 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Exponential Smoothing with Trend (Stasiun Kota Jakarta, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

16 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta dengan Naive Method Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Kota Jakarta untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada Naive Method dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.8 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Naive Method (Stasiun Kota Jakarta, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

17 Menghitung Peramalan Penjualan pada Outlet Stasiun Bandung Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Bandung dengan Metode Linear Regression Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Bandung untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Linear Regression dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.9 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Linear Regression (Stasiun Bandung, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

18 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Bandung dengan Metode Moving Average Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Bandung untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Moving Average dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.10 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Moving Average (Stasiun Bandung, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

19 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Bandung dengan Metode Weighted Moving Average Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Bandung bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Weighted Moving Average dengan bobot 0,5, 0,3, 0,2 dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.11 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Weighted Moving Average (Stasiun Bandung, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

20 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Bandung dengan Metode Exponential Smoothing Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Bandung untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Exponential Smoothing dengan Alpha 0,3 dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.12 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Exponential Smoothing (Stasiun Bandung, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

21 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Bandung dengan Metode Exponential Smoothing with Trend Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Bandung untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Exponential Smoothing with Trend dengan Alpha 0,3 dan Beta 0,2 dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.13 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Exponential Smoothing with Trend (Stasiun Bandung, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

22 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Bandung dengan Naive Method Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Bandung untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada Naive Method dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.14 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Naive Method (Stasiun Bandung, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

23 Menghitung Peramalan Penjualan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung Menghitung Peramalan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung dengan Metode Linear Regression Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Linear Regression dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.15 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Linear Regression (Bandara Husein Sastranegara Bandung, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

24 Menghitung Peramalan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung dengan Metode Moving Average Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Moving Average dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.16 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Moving Average (Bandara Husein Sastranegara Bandung, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

25 Menghitung Peramalan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung dengan Metode Weighted Moving Average Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Weighted Moving Average dengan bobot 0,5, 0,3, 0,2 dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.17 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Weighted Moving Average (Bandara Husein Sastranegara Bandung, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

26 Menghitung Peramalan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung dengan Metode Exponential Smoothing Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Exponential Smoothing dengan Alpha 0,3 dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.18 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Exponential Smoothing (Bandara Husein Sastranegara Bandung, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

27 Menghitung Peramalan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung dengan Metode Exponential Smoothing with Trend Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Exponential Smoothing with Trend dengan Alpha 0,3 dan Beta 0,2 dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.19 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Metode Exponential Smoothing with Trend (Bandara Husein Sastranegara Bandung, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

28 Menghitung Peramalan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung dengan Naive Method Hasil perhitungan peramalan penjualan Roti O pada outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk bulan November 2012 dengan menggunakan Software QM for Windows pada metode Naive Method dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.20 Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Naive Method (Bandara Husein Sastranegara Bandung, November 2012) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

29 Menghitung Peramalan dengan Manual Setelah melakukan perhitungan peramalan dengan Software QM for Windows, selanjutnya akan dilakukan perhitungan peramalan dengan manual untuk membandingkan hasil peramalan Software QM for Windows dan manual apakah hasil perhitungan tersebut memiliki perbedaan nilai yang jauh. Peramalan penjualan terhadap Roti O akan dihitung dengan manual menggunakan metode yang terdapat pada peramalan, antara lain : Linear Regression, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, Naive Method Menghitung Peramalan Penjualan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta dengan Metode Linear Regression Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Kota Jakarta untuk bulan November 2012 dengan metode Linear Regression dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

30 79 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Linear Regression (Stasiun Kota Jakarta, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) X 2 X.Y Ft Yt Ft Mei , ,25 Juni , ,58 Juli ,59 504,41 Agustus ,76 310,76 September ,93 327,93 Oktober ,10 144,10 Jumlah Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) x x ,5 6 y , (6).(3.5).(5.078,67) A 630, (6).(3,5 ) a bx 5.078,67 (630,17).( 3,5) 2.873,08

31 80 Y ,08 + (630,17).(7) MAD aktual - peramalan 4.920, ,01 n MSE kesalahan peramalan n , , Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta dengan Metode Moving Average Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Kota Jakarta untuk bulan November 2012 dengan metode Moving Average dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

32 81 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Moving Average (Stasiun Kota Jakarta, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Yt Ft Mei Juni Juli Agustus ,33 688,67 September Oktober November Jumlah 2.065,67 Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) MAD aktual - peramalan n 2.065, ,56 MSE kesalahan peramalan n , ,80 2

33 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta dengan Metode Weighted Moving Average Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Kota Jakarta untuk bulan November 2012 dengan metode Weighted Moving Average dengan bobot 0,5, 0,3, 0,2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Weighted Moving Average (Stasiun Kota Jakarta, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Yt Ft Mei Juni Juli Agustus ,9 257,1 September ,7 356,3 Oktober , ,5 November ,4 - Jumlah Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) MAD 1.696, ,63 aktual - peramalan n

34 83 MSE kesalahan peramalan n , , Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta dengan Metode Exponential Smoothing Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Kota Jakarta untuk bulan November 2012 dengan metode Exponential Smoothing dengan Alpha 0,3 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Exponential Smoothing (Stasiun Kota Jakarta, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Yt Ft Mei Juni Juli , ,1 Agustus , ,17 September , ,42 Oktober , ,39 November ,93 - Jumlah Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

35 84 MAD aktual - peramalan , ,62 n MSE kesalahan peramalan n , , Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta dengan Metode Exponential Smoothing with Trend Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Kota Jakarta untuk bulan November 2012 dengan metode Exponential Smoothing with Trend dengan Alpha 0,3 dan Beta 0,2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

36 85 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Exponential Smoothing with Trend (Stasiun Kota Jakarta, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Tt FIT Ft + Tt Yt - FIT Mei Juni Juli ,9 255, , ,32 Agustus ,88 370, ,01 779,99 September ,07 417, ,08 741,92 Oktober ,66 461, ,19 871,81 November ,73 513, ,57 - Jumlah Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) MAD aktual - peramalan n MSE kesalahan peramalan n , ,19 2

37 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta dengan Naive Method Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Kota Jakarta untuk bulan November 2012 dengan Naive Method dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Manual dengan Naive Method (Stasiun Kota Jakarta, November 2012 Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Yt Ft Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Jumlah 6696 Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) MAD ,2 aktual - peramalan n

38 87 MSE kesalahan peramalan ,2 n Menghitung Peramalan Penjualan pada Outlet Stasiun Bandung Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Bandung dengan Metode Linear Regression Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Bandung untuk bulan November 2012 dengan metode Linear Regression dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Linear Regression (Stasiun Bandung, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) X 2 X.Y Ft Yt Ft Juni ,4 293,4 Juli ,7 496,3 Agustus September ,3 379,3 Oktober ,6 144,4 Jumlah ,4 Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

39 88 x x y (5).(3).(8.154) 55 - (5).(3 ) 2 296,3 a - bx a (296,3).( 3) a 7.265,1 Y ,1+ (296,3).(6) 9.042,9 MAD 1.345, ,08 aktual - peramalan n MSE kesalahan peramalan , ,22 n 2

40 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Bandung dengan Metode Moving Average Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Bandung untuk bulan November 2012 dengan metode Moving Average dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Moving Average (Stasiun Bandung, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Yt Ft Juni Juli Agustus September Oktober ,67 687,33 November ,67 - Jumlah Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) MAD 822, ,17 aktual - peramalan n

41 90 MSE kesalahan peramalan , ,77 n Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Bandung dengan Metode Weighted Moving Average Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Bandung untuk bulan November 2012 dengan metode Weighted Moving Average dengan bobot 0,5, 0,3, 0,2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Weighted Moving Average (Stasiun Bandung, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Yt Ft Juni Juli Agustus September ,8 18,2 Oktober ,6 728,9 November Jumlah 747,1 Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

42 91 MAD 747,1 2 aktual - peramalan n 373,55 MSE kesalahan peramalan , ,23 n Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Bandung dengan Metode Exponential Smoothing Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Bandung untuk bulan November 2012 dengan metode Exponential Smoothing dengan Alpha 0,3 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

43 92 Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Exponential Smoothing (Stasiun Bandung, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Yt Ft Juni Juli Agustus ,8 592,2 September ,46 299,54 Oktober , ,68 November ,22 - Jumlah 3.007,42 Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) MAD 3007, ,85 aktual - peramalan n MSE kesalahan peramalan n , ,46 2

44 Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Bandung dengan Metode Exponential Smoothing with Trend Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Bandung untuk bulan November 2012 dengan metode Exponential Smoothing with Trend dengan Alpha 0,3 dan Beta 0,2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Exponential Smoothing with Trend (Stasiun Bandung, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Tt FIT Ft + Tt Yt - FIT Juni Juli Agustus ,8 65, ,96 527,04 September ,07 96, ,05 155,95 Oktober ,83 106, ,17 822,83 November ,02 155, ,73 - Jumlah 2.591,82 Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) MAD aktual - peramalan 2591, ,96 n

45 94 MSE kesalahan peramalan n , , Menghitung Peramalan pada Outlet Stasiun Bandung dengan Naive Method Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Stasiun Bandung untuk bulan November 2012 dengan Naive Method dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Manual dengan Naive Method (Stasiun Bandung, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Yt Ft Juni Juli Agustus September Oktober November Jumlah Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

46 95 MAD aktual - peramalan n 547,25 MSE kesalahan peramalan n Menghitung Peramalan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung dengan Metode Linear Regression Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk bulan November 2012 dengan metode Linear Regression dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Linear Regression (Bandara Husein Sastranegara Bandung November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) X 2 X.Y Ft Yt Ft Juni ,8 387,8 Juli ,6 551,4 Agustus ,4 210,4 September ,2 317,8 Oktober Jumlah ,4 Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

47 96 x x y ,4 5 B (5).(3).(3.761,4) 55 - (5).(3 655,8 2 ) a - bx 3.761,4 (655,8).( 3) 1794 Y ( 655,8).(6) 5.728,8 MAD 1738, ,68 aktual - peramalan n MSE kesalahan peramalan , ,36 n 2

48 Menghitung Peramalan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung dengan Metode Moving Average Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk bulan November 2012 dengan metode Moving Average dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Moving Average (Bandara Husein Sastranegara Bandung, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Yt Ft Juni Juli Agustus September Oktober November ,67 - Jumlah Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) MAD aktual - peramalan n 1.233

49 98 MSE kesalahan peramalan n Menghitung Peramalan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung dengan Metode Weighted Moving Average Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk bulan November 2012 dengan metode Weighted Moving Average dengan bobot 0,5, 0,3, 0,2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Weighted Moving Average (Bandara Husein Sastranegara Bandung, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Yt Ft Juni Juli Agustus September Oktober ,2 637,8 November ,7 - Jumlah 2.087,8 Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

50 99 MAD aktual - peramalan 2.087, ,9 n MSE kesalahan peramalan n , , Menghitung Peramalan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung dengan Metode Exponential Smoothing Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk bulan November 2012 dengan metode Exponential Smoothing dengan Alpha 0,3 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

51 100 Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Exponential Smoothing (Bandara Husein Sastranegara Bandung, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Yt Ft Juni Juli Agustus , ,5 September , ,35 Oktober , ,94 November ,34 - Jumlah 5.887,79 Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) MAD 5.887, ,95 aktual - peramalan n MSE kesalahan peramalan n , ,54 2

52 Menghitung Peramalan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung dengan Metode Exponential Smooting with Trend Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk bulan November 2012 dengan metode Exponential Smoothing with Trend dengan Alpha 0,3 dan Beta 0,2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Manual dengan Metode Exponential Smoothing with Trend (Bandara Husein Sastranegara Bandung, November 2012) Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Tt FIT Ft + Tt Yt - FIT Juni Juli Agustus ,5 95, ,2 914,8 September ,64 150, , ,77 Oktober ,36 251, ,38 987,62 November ,67 310, ,95 - Jumlah 5.171,19 Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

53 102 MAD aktual - peramalan n 5.171, ,80 MSE kesalahan peramalan n , , Menghitung Peramalan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung dengan Naive Method Hasil perhitungan manual peramalan penjualan Roti O pada outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk bulan November 2012 dengan Naive Method dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

54 103 Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Manual dengan Naive Method (Bandara Husein Sastranegara Bandung, November 2012 Bulan Periode (X) Penjualan (Yt) Ft Yt Ft Juni Juli Agustus September Oktober November Jumlah Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) MAD aktual - peramalan n 738 MSE kesalahan peramalan ,5 n 2

55 Perbandingan dari Perhitungan Software QM for Windows dengan Perhitungan Manual Perbandingan Perhitungan pada Outlet Stasiun Kota Jakarta Perhitungan peramalan jumlah penjualan Roti O stasiun Kota Jakarta untuk bulan November 2012 pada PT. Sebastian Citra Indonesia dengan menggunakan 6 metode peramalan, antara lain : Linear Regression, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, dan Naive Method telah dihitung dengan menggunakan Software QM for Windows dan perhitungan manual. Berikut akan ditampilkan tabel perbandingan hasil perhitungan dari ke enam metode. Tabel 4.22 Perbandingan Hasil Perhitungan Software QM for Windows dan Perhitungan Manual dengan Enam Metode Pada Forecasting Stasiun Kota Jakarta (November 2012). METODE Perhitungan dengan QM For Windows Hasil Peramalan MAD MSE Hasil Peramalan Perhitungan Manual MAD MSE Linear Regression 7.284, , , ,27 820, ,47 Moving Average , , , ,80 Weighted Moving Average Exponential Smoothing Exponential Smoothing With Trend 5.980,4 565, , ,4 565, , , , , , , , , , ,19 Naive Method , , ,960 Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

56 105 Dari hasil perhitungan tersebut, tabel diatas menunjukkan bahwa metode Weighted Moving Average yang memiliki nilai MAD dan MSE yang paling kecil, sehingga disarankan kepada perusahaan untuk menggunakan metode tersebut untuk memprediksi banyaknya penjualan Roti O pada periode yang akan datang Perbandingan Perhitungan pada Outlet Stasiun Bandung Perhitungan peramalan jumlah penjualan Roti O Stasiun Bandung untuk bulan November 2012 pada PT. Sebastian Citra Indonesia dengan menggunakan 6 metode peramalan, antara lain : Linear Regression, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, dan Naive Method telah dihitung dengan menggunakan Software QM for Windows dan perhitungan manual. Berikut akan ditampilkan tabel perbandingan hasil perhitungan dari ke enam metode.

57 106 Tabel 4.23 Perbandingan Hasil Perhitungan Software QM for Windows dan Perhitungan Manual dengan Enam Metode Pada Forecasting Stasiun Bandung (November 2012). METODE Perhitungan dengan QM For Windows Hasil Peramalan MAD MSE Hasil Peramalan Perhitungan Manual MAD MSE Linear Regression 9.042,9 269, , ,9 269, ,22 Moving Average 8.382, , , ,67 411, ,77 Weighted Moving Average Exponential Smoothing Exponential Smoothing With Trend , , , , , , , ,22 751, , , , , ,73 647, ,19 Naive Method , , , ,25 Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) Dari hasil perhitungan tersebut, tabel diatas menunjukkan bahwa metode Linear Regression yang memiliki nilai MAD dan MSE yang paling kecil, sehingga disarankan kepada perusahaan untuk menggunakan metode tersebut untuk meramalkan banyaknya penjualan Roti O pada periode yang akan datang Perbandingan Perhitungan pada Outlet Bandara Husein Sastranegara Bandung Perhitungan peramalan jumlah penjualan Roti O Bandara Husein Sastra Negara Bandung untuk bulan November 2012 pada PT. Sebastian Citra Indonesia dengan menggunakan 6 metode peramalan, antara lain : Linear Regression,

58 107 Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, dan Naive Method telah dihitung dengan menggunakan Software QM for Windows dan perhitungan manual. Berikut akan ditampilkan tabel perbandingan hasil perhitungan dari ke enam metode. Tabel 4.24 Perbandingan Hasil Perhitungan Software QM for Windows dan Perhitungan Manual dengan Enam Metode Pada Forecasting Bandara Husein Sastranegara Bandung (November 2012). METODE Perhitungan dengan QM For Windows Hasil Peramalan MAD MSE Hasil Peramalan Perhitungan Manual MAD MSE Linear Regression 5.728,8 347, , ,8 347, ,36 Moving Average 4.362, , Weighted Moving Average Exponential Smoothing Exponential Smoothing With Trend 4.531, , , , , , , , , , , , , , , ,83 Naive Method , ,5 Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) Dari hasil perhitungan tersebut, tabel diatas menunjukkan bahwa mmetode Linear Regression yang memiliki nilai MAD dan MSE yang paling kecil, sehingga disarankan kepada perusahaan untuk menggunakan metode tersebut untuk memoprediksi banyaknya penjualan Roti O pada periode yang akan datang.

59 Menghitung Persediaan Setelah perusahaan melakukan peramalan terhadap penjualan Roti O, hal berikutnya yang akan dilakuakan adalah menghitung Inventory atau Persediaan bahan baku yang digunakan untuk memproduksi roti. Bahan baku yang diperlukan dalam produksi roti, antara lain : tepung terigu, gula pasir, mentega, susu bubuk, fermipan (pengembang roti), telur, bubuk coklat, bubuk kopi, dan esen moka. Namun, bahan baku yang difokuskan pada pembahasan disini yaitu tepung terigu, gula, dan mentega. Berikut akan ditampilkan data-data yang diperlukan dalam perhitungan persediaan pada PT. Sebastian Citra Indonesia di dalam tabel. Tabel 4.25 Data-Data Bahan Baku PT. Sebastian Citra Indonesia Bahan Baku Tepung Terigu Gula Mentega Demand 600 Kg 250 Kg 360 Kg Harga per kilogram Rp Rp Rp Biaya pengiriman (Co) Rp Rp Rp Biaya penyimpanan (Ch) Rp. 940 Rp. 940 Rp. 940 Jumlah hari kerja 30 hari 30 hari 30 hari Waktu tunggu 2 hari 2 hari 4 hari Safety stock 100 Kg 50 Kg 60 Kg Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

60 Persediaan Tepung Terigu Persediaan tepung terigu pada PT. Sebastian Citra Indonesia akan dihitung dengan menggunakan Software QM for Windows dan perhitungan secara manual dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) sederhana karena data-data yang didapat dari perusahaan tidak mendukung untuk melakukan perhitungan menggunakan metode EOQ Discount Perhitungan Persediaan Tepung Terigu dengan Software QM for Windows Hasil perhitungan persediaan tepung terigu pada PT. Sebastian Citra Indonesia menggunakan Software QM for Windows dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) Model dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.21 Hasil Perhitungan EOQ Tepung Terigu dengan Software QM for Windows Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012)

61 Perhitungan Persediaan Tepung Terigu Secara Manual Berdasarkan hasil perhitungan Software QM for Windows pada tabel 4.25, maka dapat dilakukan perhitungan manual persediaan tepung terigu pada PT. Sebastian Citra Indonesia. Dalam perhitungan ini, data-data yang diperlukan perusahaan akan dihitung secara manual, antara lain : 1. EOQ (Q*) 2. Average Inventory 3. Orders per Period 4. Annual Setup Cost 5. Annual Holding Cost 6. Total Unit Cost 7. Total Cost 8. Daily Demand 9. Reorder Point Berikut akan di tampilkan perhitungan manual tepung terigu untuk membandingkan hasil perhitungan dengan Software QM for Windows. 1. EOQ 2.D.S H , ,76 kg

62 Q * Average Inventory 2 267, ,38 kg 3. Orders per Period D Q * ,76 2,17 kali pemesanan D 4. Annual Setup Cost.Co Q * ,76 Rp ,60 Q * 5. Annual Holding Cost.Ch 2 276, Rp ,20

63 Total Unit Cost Unit Cost x Demand Rp x 600 Rp Total cost Total Unit Cost + Annual Setup Cost + Annual Holding Cost Rp Rp ,60 + Rp ,20 Rp ,80 8. D Daily Demand Jumlah hari kerja kg 9. Reorder Point Safety Stock + ( Lead Time x Daily Demand) (2 x 20) 140 kg Dari hasil perhitungan Software QM for Windows dan perhitungan manual diatas dapat disimpulkan bahwa PT. Sebastian Citra Indonesia sebaiknya melakukan pemesanan tepung terigu yang ekonomis untuk pembuatan Roti O sebanyak 267,76 kg, dan melakukan pemesanan sebanyak 2,17 kali dalam waktu sebulan untuk memenuhi kebutuhan tepung terigu pada produksi Roti O. PT.

64 113 Sebastian Citra Indonesia membutuhkan tepung terigu sebanyak 20 kg untuk keperluan produksi per hari, maka pemesanan kembali pada tepung terigu (Reoerder Point) dilakukan apabila persediaan tersisa 140 kg. Dalam melakukan pemesanan tepung terigu, PT. Sebastian Citra Indonesia harus mengeluarkan biaya pemesanan sebesar Rp ,60 dan biaya penyimpanan sebesar Rp ,20. Total biaya untuk pembelian tepung terigu itu sendiri sebesar Rp , maka total keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Sebastian Citra Indonesia untuk memenuhi kebutuhan tepung terigu untuk produksi Roti O adalah Rp ,80 per bulan Persediaan Gula Pasir Persediaan gula pasir pada PT. Sebastian Citra Indonesia akan dihitung dengan menggunakan Software QM for Windows dan perhitungan secara manual dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) sederhana karena data-data yang didapat dari perusahaan tidak mendukung untuk melakukan perhitungan menggunakan metode EOQ Discount Perhitungan Persediaan Gula Pasir dengan Software QM for Windows Hasil perhitungan persediaan gula pasir pada PT. Sebastian Citra Indonesia menggunakan Software QM for Windows dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) Model dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

65 114 Gambar 4.22 Hasil Perhitungan EOQ Gula Pasir dengan Software QM for Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) Windows Perhitungan Persediaan Gula Pasir Secara Manual Berikut akan ditampilkan perhitungan manual gula pasir untuk membandingkan hasil perhitungan dengan Software QM for Windows. 1. EOQ 2.DS H ,87 115,32 kg

66 Q * Average Inventory 2 115, ,66 kg 3. Orders per Period D Q * ,17 kali pemesanan D 4. Annual Setup Cost.Co Q * ,32 Rp ,02 Q * 5. Annual Holding Cost.Ch 2 115, Rp ,40

67 Total Unit Cost Unit Cost x Demand Rp x 250 Rp Total cost Total Unit Cost + Annual Setup Cost + Annual Holding Cost Rp Rp ,02 + Rp ,40 Rp ,42 8. D Daily Demand Jumlah hari kerja ,33 kg 9. Reorder Point Safety Stock + ( Lead Time x Daily Demand) 50 + (2 x 8,33) 66,66 kg Dari hasil perhitungan Software QM for Windows dan perhitungan manual diatas dapat disimpulkan bahwa PT. Sebastian Citra Indonesia sebaiknya melakukan pemesanan gula pasir yang ekonomis untuk pembuatan Roti O sebanyak 115,32 kg, dan melakukan pemesanan sebanyak 2,17 kali dalam waktu sebulan untuk memenuhi kebutuhan gula pasir pada produksi Roti O. PT.

68 117 Sebastian Citra Indonesia membutuhkan gula pasir sebanyak 8,33 kg untuk keperluan produksi per hari, maka pemesanan kembali pada gula pasir (Reorder Point) dilakukan apabila persediaan tersisa 66,66 kg. Dalam melakukan pemesanan gula pasir, PT. Sebastian Citra Indonesia harus mengeluarkan biaya pemesanan sebesar Rp ,02 dan biaya penyimpanan sebesar Rp ,40. Total biaya untuk pembelian gula pasir itu sendiri sebesar Rp , maka total keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Sebastian Citra Indonesia untuk memenuhi kebutuhan gula pasir untuk produksi Roti O adalah Rp ,42 per bulan Persediaan Mentega Persediaan mentega pada PT. Sebastian Citra Indonesia akan dihitung dengan menggunakan Software QM for Windows dan perhitungan secara manual dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) sederhana karena data-data yang didapat dari perusahaan tidak mendukung untuk melakukan perhitungan menggunakan metode EOQ Discount Perhitungan Persediaan Mentega dengan Software QM for Windows Hasil perhitungan persediaan mentega pada PT. Sebastian Citra Indonesia menggunakan Software QM for Windows dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) Model dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

69 118 Gambar 4.23 Hasil Perhitungan EOQ Mentega dengan Software QM for Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) Windows Perhitungan Persediaan Mentega Secara Manual Berikut akan ditampilkan perhitungan manual mentega untuk membandingkan hasil perhitungan dengan Software QM for Windows. 1. EOQ 2.DS H ,94 234,84 kg

70 Q * Average Inventory 2 234, ,42 kg 3. Orders per Period D Q * ,84 1,53 kali pemesanan D 4. Annual Setup Cost.Co Q * ,84 Rp ,02 Q * 5. Annual Holding Cost.Ch 2 234, Rp ,80

71 Total Unit Cost Unit Cost x Demand Rp x 360 Rp Total cost Total UnitCost+ AnnualSetupCost + AnnualHoldingCost Rp Rp ,02 + Rp ,8 Rp ,82 8. D Daily Demand Jumlah hari kerja kg 9. Reorder Point Safety Stock + ( Lead Time x Daily Demand) 60 + (4 x 12) 108 kg Dari hasil perhitungan Software QM for Windows dan perhitungan manual diatas dapat disimpulkan bahwa PT. Sebastian Citra Indonesia sebaiknya melakukan pemesanan mentega yang ekonomis untuk pembuatan Roti O sebanyak 234,84 kg, dan melakukan pemesanan sebanyak 1,53 kali dalam waktu sebulan untuk memenuhi kebutuhan mentega pada produksi Roti O. PT. Sebastian Citra Indonesia membutuhkan mentega sebanyak 12 kg untuk keperluan produksi

72 121 per hari, maka pemesanan kembali pada mentega (Reorder Point) dilakukan apabila persediaan tersisa 108 kg. Dalam melakukan pemesanan mentega, PT. Sebastian Citra Indonesia harus mengeluarkan biaya pemesanan sebesar Rp ,02 dan biaya penyimpanan sebesar Rp ,80. Total biaya untuk pembelian mentega itu sendiri sebesar Rp , maka total keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Sebastian Citra Indonesia untuk memenuhi kebutuhan mentega untuk produksi Roti O adalah Rp ,82 per bulan. 4.7 Pohon Keputusan (Decision Tree) Untuk memasok bahan baku yang diperlukan dalan kegiatan produksi, PT. Sebastian Citra Indonesia menggunakan ekspedisi untuk mengirimkan bahan baku dari supplier ke perusahaan. PT. Sebastian Citra Indonesia berlangganan dengan tiga ekspedisi, yaitu : Galang Tri Manunggal, Mitra Sukses Bersama, dan Buana Trans Sejahtera. Berikut data yang tersedia dari perusahaan untuk melakukan perhitungan dengan metode Pohon Keputusan (Decision Tree).

73 122 Tabel 4.26 Data Biaya Pengiriman pada PT. Sebastian Citra Indonesia Alternatif 1. Galang Tri Manunggal 2. Mitra Sukses Bersama 3. Buana Trans Sejahtera Peluang Bagi Kondisi Alamiah Ekonomi Baik Ekonomi Buruk Nilai Hasil Keputusan Ekonomi Baik Ekonomi Buruk Rp Rp Rp Rp Rp Rp Sumber : PT. Sebastian Citra Indonesia (2012) Nilai hasil keputusan pada tabel 4.26 merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Sebastian Citra Indonesia apabila menggunakan masing-masing ekspedisi untuk mengirimkan bahan baku dari supplier, dan terdapat dua kemungkinan yang akan dihadapi, yaitu kondisi ekonomi baik dan kondisi ekonomi buruk. Nilai pada kondisi ekonomi buruk didapatkan dari asumsi bahwa terjadi tarif pengiriman barang dari masing-masing perusahaan ekspedisi tersebut. Sedangkan data nilai peluang (probabilitas) pada tabel di atas diperoleh dari PT. Sebastian Citra Indonesia yaitu sebagai pihak yang berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan.

74 Perhitungan Pohon Keputusan (Decision Tree) dengan Software QM for Windows Hasil perhitungan dengan menggunakan Software QM for Windows untuk menentukan alternatif terbaik yaitu mengetahui ekspedisi apa yang sebaiknya dipilih perusahaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.24 Hasil Perhitungan Pohon Keputusan (Decision Tree) dengan Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2012) Software QM for Windows Hasil perhitungan Software QM for Windows menunjukkan bahwa alternatif yang sebaiknya dipilih oleh PT. Sebastian Citra Indonesia untuk melakukan pengiriman barang dari supplier yaitu menggunakan ekspedisi Galang Tri Manunggal dengan node yang mempunyai nilai paling kecil yaitu Rp

75 Perhitungan Pohon Keputusan (Decision Tree) secara Manual Untuk memastikan agar hasil perhitungan Software QM for Windows akurat, maka akan dilakukan perhitungan manual untuk membandingkan hasil perhitungan dengan Software QM for Windows. Hasil perhitungan manual dapat dilihat dibawah ini. EMV (Galang Tri Manunggal) (0,7)(Rp ) + (0,3)( Rp ) Rp Rp Rp EMV (Mitra Sukses Bersama) (0,7)( ) + (0.3)( Rp ) Rp Rp Rp EMV (Buana Trans Sejahtera) (0,7)(Rp ) + (0,3)(Rp ) Rp Rp Rp

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Pendukung dari PT. Sebastian Citra Indonesia. Data Penjualan Roti O Outlet Stasuin Kota Jakarta Tahun 2012

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Pendukung dari PT. Sebastian Citra Indonesia. Data Penjualan Roti O Outlet Stasuin Kota Jakarta Tahun 2012 L1 LAMPIRAN Lampiran 1 Data Pendukung dari PT. Sebastian Citra Indonesia Data Penjualan Roti O Outlet Stasuin Kota Jakarta Tahun 2012 Bulan Penjualan Mei 1.826 Juni 6.089 Juli 5.268 Agustus 5.083 September

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Profil PT. Sinar Perdana Ultra PT. Sinar Perdana Ultra (SPU) yang berdiri pada tahun 1990 pada mulanya adalah Home Industry dan mulai menjadi Perseroan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN, PERSEDIAAN BAHAN BAKU, DAN PENGGUNAAN ANALISA KEPUTUSAN PADA PT. SEBASTIAN CITRA INDONESIA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN, PERSEDIAAN BAHAN BAKU, DAN PENGGUNAAN ANALISA KEPUTUSAN PADA PT. SEBASTIAN CITRA INDONESIA ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN, PERSEDIAAN BAHAN BAKU, DAN PENGGUNAAN ANALISA KEPUTUSAN PADA PT. SEBASTIAN CITRA INDONESIA Yustine Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480 Lim Sanny Binus University,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada beberapa tahun terakhir. Menurut data Euromonitor, nilai

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada beberapa tahun terakhir. Menurut data Euromonitor, nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri bakery di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun terakhir. Menurut data Euromonitor, nilai konsumsi roti per kapita oleh

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sarung tangan kain dan sarung tangan karet.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sarung tangan kain dan sarung tangan karet. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Perusahaan PT. Delijaya Global Perkasa merupakan perusahaan bisnis keluarga yang bergerak dibidang industry sarung tangan. Perusahaan ini menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) Jonathan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN Aldi Firmansyah Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Strategi Bisnis, Jurnal Management Strategic, Aug 2015 PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Ardiz Sebastian ardiz.sebastian@gmail.com Mulyono,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG

TUGAS AKHIR. Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG TUGAS AKHIR Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan pada CV. Armindo Inti Perkasa adalah sebagai berikut : 1. Dari metode peramalan yang terdiri dari Moving Average, Weighted

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat dan stabil meskipun sedang terjadi krisis di Negara eropa dan AS, pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dizaman industri semakin maju dan berkembang serta diiringi dengan tingkat persaingan yang semakin ketat saat berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 menurut

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *) Kartika Aprilia Benhardy, Rudi Aryanto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Metodologi Penelitian III.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan dalam melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekarang ini sedang berada dalam tren yang sangat positif. Walaupun ada beberapa Negara lain sedang mengalami krisis ekonomi, dimana

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. PT Airland Hilman Abadi didirikan oleh keluarga Tumewa pada tahun 1974 yang

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. PT Airland Hilman Abadi didirikan oleh keluarga Tumewa pada tahun 1974 yang BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Airland Hilman Abadi didirikan oleh keluarga Tumewa pada tahun 1974 yang beralamat di daerah Pasar Kemis, Tangerang.

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA

ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA ABSTRAK Vendy Santoso Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bina

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA Eriani Lestari Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK PT. Delijaya Global Perkasa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

9.Peramalan (Forecasting) A. Teori Peramalan B. Metode Peramalan C. Pengukuran Keakuratan Hasil Peramalan Profil PT.

9.Peramalan (Forecasting) A. Teori Peramalan B. Metode Peramalan C. Pengukuran Keakuratan Hasil Peramalan Profil PT. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi 1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi 3.1.1 Analisa Kondisi Perusahaan saat ini CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri parfum. Merek parfum

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna. 47 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna. Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research). Penelitian terapan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman Industri di Indonesia pada saat ini berkembang cukup pesat. Bermacam macam industri banyak yang tumbuh berkembang sehingga mengakibatkan semakin banyaknya pesaing

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SOL SEPATU DAN PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR TUGAS AKHIR

ANALISA PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SOL SEPATU DAN PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SOL SEPATU DAN PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

Lebih terperinci

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAB IV SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN A. Identifikasi Peramalan Penjualan oleh UD. Jaya Abadi Dari hasil wawancara yang menyebutkan bahwa setiap pengambilan keputusan untuk estimasi penjualan

Lebih terperinci

ANALISA PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SINAR PERDANA ULTRA

ANALISA PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SINAR PERDANA ULTRA ANALISA PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SINAR PERDANA ULTRA Samuel Kusuma, Valiant Bumi Putra, Harry Indra Universitas Bina Nusantara, Jakarta Samuel.Kusuma17@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. CENTRAL KARYA SENTOSA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. CENTRAL KARYA SENTOSA ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. CENTRAL KARYA SENTOSA Christianto¹ dan Harry Indra² Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H Syahdan No 9, Kemanggisan-Jakarta Barat, 021-5345830

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan bisnis dalam dunia industri mengalami pertumbuhan dengan pesat di Indonesia. Berbagai macam industri sudah banyak menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. LG Electronics Indonesia adalah perusahaan elektronik asal Korea Selatan yang menjadi salah satu bagian dari LG Group yang didirikan di Korea pada tahun

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Catylac New, Catylac Exterior Base, Catylac Exterior.

LAMPIRAN 1. Catylac New, Catylac Exterior Base, Catylac Exterior. L1 LAMPIRAN 1 Spesifikasi produk : Catylac New, Catylac Exterior Base, Catylac Exterior. Cat Catylac adalah cat yang berfungsi sebagai pelapis serta pelindung dari hujan dan memberikan varian warna yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jaman sekarang perkembangan trend masyarakat semakin luas baik dari model pakaian, celana dan sepatu makin bermacam-macam jenis dan modelnya.hampir semua perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap kemajuan teknologi dan meningkatnya aktivitas manusia dalam sektor industri tentunya akan menimbulkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Adanya persaingan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. beralamat di Jalan Pandega Marta, Ring Road utara, Kentungan, Sleman, Kafe Zarazara didirikan pada tanggal 7 Juni tahun 2014, oleh

BAB IV PEMBAHASAN. beralamat di Jalan Pandega Marta, Ring Road utara, Kentungan, Sleman, Kafe Zarazara didirikan pada tanggal 7 Juni tahun 2014, oleh BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Usaha 1. Sejarah Singkat Perusahaan Kafe Zarazara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kuliner dengan fokus produk es krim dan merupakan pelopor dari produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah bisnis, setiap perusahaan mempunyai cara untuk menjalankan usahanya. Untuk dapat berkembang perlu adanya sebuah inovasi dalam proses bisnisnya. Sejalan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM Jonathan Nandana Pratama Binus University, Jakarta, Indonesia, jonathan_nandanapratama@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti Guna Meminimumkan Biaya Persediaan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus Pada CV. Foker Cake Cimahi)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman teknologi yang sudah semakin canggih dan modern dewasa ini, tentunya persaingan antar perusahaan sudah semakin ketat khususnya di Indonesia. Perekonomian nasional

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS BIAYA PERSEDIAAN MELALUI PENDEKATAN MODEL PROBABILISTIK

VII. ANALISIS BIAYA PERSEDIAAN MELALUI PENDEKATAN MODEL PROBABILISTIK VII. ANALISIS BIAYA PERSEDIAAN MELALUI PENDEKATAN MODEL PROBABILISTIK Model probabilistik menghitung permintaan/pemakaian terjadi pada usaha MAM. Pada pendekatan model probabilistik ditekan serendah mungkin

Lebih terperinci

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Isi Lembar Pengesahan... i Lembar Pernyataan... ii Abstrak... iii Lembar Peruntukan... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xii Daftar Lampiran... xiv Bab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir seluruh masyarakat di Indonesia memiliki sepatu. Sepatu biasa digunakan sebagai fashion dalam berbagai pekerjaan, seperti sepatu resmi, sepatu dansa, sepatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap harinya, manusia makan untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan nutrisi. Selain faktor kuantitas, kualitas makanan merupakan hal yang sangat penting agar tubuh

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perindustrian merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam dunia bisnis dan usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya kegiatan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Plotting Data Bahan baku komponen yang dipakai untuk membuat panel listrik jumlahnya cukup banyak dan beragam untuk masing-masing panel listrik yang dibuat. Jadi, penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif kuantitatif. Obyek penelitian ini adalah UKM yang bergerak di sektor kuliner yaitu kafe

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SKRIPSI... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SKRIPSI... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL SKRIPSI... i HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iii HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini, persaingan dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini, persaingan dalam dunia usaha semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini, persaingan dalam dunia usaha semakin kompetitif, hal ini mendorong setiap badan usaha untuk meningkatkan daya saingnya. Upaya yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Data Produksi Plywood Pada tahun 2014 di Indonesia Provinsi Produksi Plywood (m³)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Data Produksi Plywood Pada tahun 2014 di Indonesia Provinsi Produksi Plywood (m³) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perekonomian dunia telah berkembang dengan sangat pesat secara global, dimana hal ini telah menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Menurut Robbins dan Coutler (2012:36) manajemen mengacu pada proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk menganalisi permasalahan pengoptimalan produksi, diperlukan data dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan di dalam penelitian ini yaitu dengan metode deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif eksploratif adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Peramalan Permintaan Pada umumnya setiap metode peramalan hanya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki penyimpangan

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PERMINTAAN PADA CV. ANDELA JAYA

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PERMINTAAN PADA CV. ANDELA JAYA ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PERMINTAAN PADA CV. ANDELA JAYA Delinda Nathalie 1401117122 Universitas Bina Nusantara, Jakarta Abstrak CV. Andela Jaya adalah perusahaan distributor

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1 BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Perdagangan Internasional merupakan salah satu kegiatan perekonomian di lingkup Internasional. Transaksi perdagangan internasional merupakan proses perdagangan barang

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING) #2

PERAMALAN (FORECASTING) #2 #4 - Peramalan (Forecasting) #2 1 PERAMALAN (FORECASTING) #2 EMA302 Manajemen Operasional Model Trend Linear Multiplicative 2 Kecenderungan (trend). Komponen musiman (seasonal): rasio untuk model trend.

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab

Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab 71 Lampiran 1. Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab Moving Average Data C1 Length 12 NMissing 0 Moving Average Length 4 Accuracy Measures MAPE 25 MAD 54372 MSD 4819232571 Time C1 MA Predict

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Perusahaan Jaya Mulia Perkasa merupakan perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang produksi semen instan. Perusahaan ini menghasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. WIJAYA TUNGGAL ABADI

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. WIJAYA TUNGGAL ABADI ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. WIJAYA TUNGGAL ABADI Widianto 1501178803 ABSTRAK PT Wijaya Tunggal Abadi adalah sebuah perusahaan distributor berbagai macam suku cadang motor

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014 PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI IKM D LIA CAKE & BAKERY DENGAN METODE ABC DAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Nama : Sutrisno Adityo NPM : 36410767 Jurusan Pembimbing : Teknik Industri : Dr. Ir. Budi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga terkena dampak akibat persaingan tersebut. Agar perusahaan dapat tetap

BAB I PENDAHULUAN. juga terkena dampak akibat persaingan tersebut. Agar perusahaan dapat tetap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan antara perusahaan sejenis semakin kompetitif. Dunia industri sebagai salah satu sektor yang memberikan sumbangsih kepada suatu Negara, juga terkena

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVENTORY PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WILAYAH JAKARTA BARAT

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVENTORY PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WILAYAH JAKARTA BARAT ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVENTORY PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WILAYAH JAKARTA BARAT Alfa Lucianto Suwandi 1401118195 Hendry Hartono Abstract The purpose of this

Lebih terperinci

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017 Inventory Management Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017 Apa yang dimaksud inventory? Inventory adalah bahan baku. Suku cadang, barang setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX. Nama : Desty Trisnayannis NPM :

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX. Nama : Desty Trisnayannis NPM : ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX Nama : Desty Trisnayannis NPM : 21210860 Latar Belakang Dalam dunia usaha, perusahaan harus memperkirakan hal-hal yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah BAB I PENAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah berkembang dengan pesat, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam analisis pada PT.Tirta Aroma Sari, yang terkait dengan peramalan permintaan, persediaan, dan pengambilan

Lebih terperinci