LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A.
|
|
- Suparman Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 L1 LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A. Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan ke Lapangan 215x
2 L2
3 L3
4 L4 Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan (PLP) di Lapangan 215x TPS Asal Perencanaan dan Pengendalian PLP P2 (Penindakan dan Pengawasan) Bea Cukai Hanggar Bea Cukai TPS Asal Bea Cukai Pintu TPS Asal List OB Manifest Surat Permohonan PLP Disposisi Surat Penyataan Surat Tugas Nota Dinas Disposisi aju konsep Tanda tangan P2 List OB Manifest Surat Permohonan PLP Disposisi List OB Tanda Tangan PLP Manifest Surat Permohonan PLP Disposisi Surat Penyataan Surat Tugas Surat Penyataan Nota Dinas Membuat SP2 Surat Tugas Nota Dinas Disposisi aju konsep Disposisi aju konsep A List OB Manifest Membuat Sticker / Segel kuning SP2 Surat Permohonan PLP Disposisi Surat Penyataan Sticker / Segel kuning Sticker / Segel kuning Surat Tugas Nota Dinas Disposisi aju konsep SP2 List OB Manifest Surat Permohonan PLP Disposisi Surat Penyataan Penempel an Sticker dan Cek fisik Sticker/ Segel kuning SP2 A Surat Tugas Nota Dinas Disposisi aju konsep
5 L5
6 L6 Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan (PLP) di Lapangan 215x Hanggar Bea Cukai TPS Tujuan Petugas Lapangan ADMINISTRASI Tanda tangan SP 2 SP2 Berita acara penyegelan Berita acara pembukaan segel SP2 Berita acara penyegelan Berita acara pembukaan segel SP2 Berita acara penyegelan Berita acara pembukaan segel Cek fisik dan dokumen SP2 Berita acara penyegelan Berita acara pembukaan segel Selesai 1. TPS asal membuat Overbrengen (OB) 2 rangkap untuk diberikan kepada bagian Perencanaan dan Pengendalian PLP untuk diarsip dan kepada bagian kanwil bea cukai untuk pengecekan kelengkapan dokumen. 2. Jika memiliki SPPB, maka list OB akan dikembalikan kepada TPS asal untuk diarsip. 3. Jika tidak memiliki SPPB, maka kanwil bea cukai akan memberikan daftar muatan (manifest) dan juga list OB kepada TPS asal.
7 L7 4. TPS asal memberikan manifest dan juga list OB kepada kepada bagian Perencanaan dan Pengendalian PLP untuk pembuatan surat pemohonan PLP. 5. Bagian Perencanaan dan Pengendalian PLP memberikan surat pemohonan PLP, list OB dan juga manifest kepada TPS asal untuk dilakukan persetujuan. 6. Apabila pihak TPS asal setuju, maka surat pemohonan PLP, list OB dan juga manifest akan diberikan kepada P2 (Penindakan dan Pengawasan) Bea Cukai untuk proses persetujuan dari pihak P2 bea cukai. 7. Apabila pihak TPS asal tidak setuju, maka surat pemohonan PLP, list OB dan juga manifest akan diarsipkan. 8. P2 bea cukai membuat surat Disposisi kemudian diserahkan kepada Bagian Perencanaan dan Pengendalian PLP beserta surat pemohonan PLP, list OB dan juga manifest. 9. Bagian Perencanaan dan Pengendalian PLP membuat Surat Pernyataan dan surat tugas. 10. Bagian Perencanaan dan Pengendalian PLP memberikan surat pemohonan PLP, list OB, manifest, disposisi, Surat Pernyataan dan surat tugas kepada kanwil bea cukai untuk mengurus persetujuan bea cukai. 11. Apabila pihak bea cukai setuju, maka surat pemohonan PLP, list OB, manifest, disposisi, Surat Pernyataan dan
8 L8 surat tugas disetujui dan dikembalikan kepada bagian Perencanaan dan Pengendalian PLP. 12. Apabila pihak bea cukai tidak setuju, maka kanwil bea cukai akam memberikan nota dinas kepada P2 bea cukai beserta surat pemohonan PLP, list OB, manifest, disposisi, Surat Pernyataan dan surat tugas. 13. P2 bea cukai membuat disposisi aju konsep. 14. P2 bea cukai menandatangani P2 dari dokumen pemohonan PLP, list OB, manifest, disposisi, Surat Pernyataan, surat tugas, nota dinas, disposisi dan disposisi aju konsep dan diberikan kepada bagian TPS asal. 15. TPS asal membuatkan SP2 lalu memberikan dokumendokumen tersebut ke bagian hangar bea cukai TPS asal untuk penandatangan PLP. 16. Dokumen pemohonan PLP, list OB, manifest, disposisi, Surat Pernyataan, surat tugas, nota dinas, disposisi dan disposisi aju konsep diarsip oleh bagian perencanaan dan pengendalian PLP. 17. Hangar bea cukai TPS asal membuat segel kuning untuk diberikan kepada bagian bea cukai pintu TPS asal. 18. Bea cukai pintu TPS asal menempelkan segel kuning sekaligus memeriksa fisik dari barang dengan melampirkan SP Bea cukai pintu TPS asal menandatangani SP2 setelah penempelan segel kuning.
9 L9 20. Bea cukai pintu TPS asal membuat berita acara penyegelan untuk dikirim kepada bea cukai pintu TPS tujuan beserta segel kuning dan SP Bea cukai pintu TPS tujuan menandatangani SP2 dan juga mengecek fisik serta melepaskan segel kuning. 22. Bea cukai pintu TPS tujuan membuat berita acara pembukaan segel untuk dikirimkan kepada hangar bea cukai TPS tujuan beserta SP2 dan berita acara penyegelan. 23. Hangar bea cukai TPS tujuan menandatangani SP2 lalu memberikan dokumen SP2, berita acara penyegelan dan berita acara pembukaan segel kepada petugas lapangan. 24. Petugas lapangan mengecek fisik dari barang dan juga dokumen dari barang kemudian dokumen-dokumen tersebut diberikan kepada bagian administrasi untuk diarsipkan.
10 B. Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan ke Gudang CDC Banda L10
11 L11 1. Perusahaan bongkar muat membuat surat permohonan pemindahan lokasi penumpukan (PLP) 2. Surat permohonan PLP diserahkan ke bagian administrasi untuk dibuatkan surat pernyataan PLP dan disatukan dengan surat permohonan PLP
12 L12 3. Bagian administrasi membuat tally sheet (dokumen untuk mencatat dan menghitung muatan yang ditimbun digudang dan dimuat dikapal) lalu dokumen permohonan PLP dan surat pernyataan PLP diarsipkan. 4. Bagian administrasi memberikan dokumen tally sheet kepada petugas lapangan untuk dibuatkan berita acara pembukaan container. 5. Tally sheet dan berita acara digunakan dalam proses bongkar muat pada setiap barang sebagai dokumen pengecekan barang. 6. Tally sheet dan berita acara dikembalikan ke bagian administrasi untuk diarsipkan.
13 C. Bisnis Proses Kegiatan Pengambilan Barang dari Lapangan 215x L13
14 L14 1. Ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) menyiapkan dokumen dokumen seperti Delivery Order asli (DO) dan Surat persetujuan pengiriman barang (SPPB) untuk diberikan kepada bagian administrasi. 2. Bagian administrasi membuat bukti pemakaian ruang penumpukan (BPRP) lalu diberikan kepada EMKL beserta
15 L15 Delivery Order asli (DO) dan Surat persetujuan pengiriman barang (SPPB). 3. EMKL memberikan BPRP, DO dan SPPB kepada kasir untuk melakukan proses pembayaran. 4. Kasir memberikan nota pembayaran, BPRP, DO dan SPPB kepada bagian administrasi untuk diarsipkan. 5. Pihak EMKL memberikan bon muat kepada petugas lapangan untuk melakukan proses bongkar muat. 6. Setelah proses bongkar muat selesai, bon muat tersebut kemudian ditanda tangan oleh petugas lapangan dan diserahkan kepada bagian administrasi. 7. Bagian administrasi mengarsipkan bon muat dan membuat surat jalan untuk pihak EMKL. 8. Pihak EMKL meminta persetujuan kepada bea cukai hangar dengan penandatanganan surat jalan. 9. Pihak EMKL meminta persetujuan kepada bea cukai pintu dengan penandatanganan surat jalan.
16 D. Kegiatan Pengambilan Barang dari Gudang CDC Banda L16
17 L17 1. Ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) menyiapkan dokumen dokumen seperti Delivery Order asli (DO), Surat persetujuan pengiriman barang (SPPB), Kartu tanda penduduk (KTP) dan surat tugas untuk diberikan kepada bagian administrasi. 2. Bagian administrasi membuat bukti pemakaian ruang penumpukan (BPRP) lalu diberikan kepada EMKL. Delivery Order asli (DO), Surat persetujuan pengiriman
18 L18 barang (SPPB), Kartu tanda penduduk (KTP) dan surat tugas diarsipkan oleh bagian administrasi. 3. EMKL memberikan BPRP kepada kasir. 4. Kasir memproses pembayaran sesuai dengan BPRP, lalu BPRP tersebut diberikan kepada bagian administrasi beserta nota pembayaran. 5. Bagian administrasi membuat bon untuk muat dari BPRP dan nota pembayaran. 6. BPRP dan nota pembayaran diarsipkan oleh bagian administrasi dan kemudian bon muat diberikan kepada EMKL. 7. Pihak EMKL memberikan bon muat kepada petugas lapangan untuk melakukan proses bongkar muat. 8. Setelah proses bongkar muat selesai, bon muat tersebut kemudian ditanda tangan oleh petugas lapangan dan diserahkan kepada bagian administrasi. 9. Bagian administrasi mengarsipkan bon muat dan membuat surat jalan untuk pihak EMKL. 10. Pihak EMKL meminta persetujuan kepada bea cukai hangar dengan penandatanganan surat jalan. 11. Pihak EMKL meminta persetujuan kepada bea cukai pintu dengan penandatanganan surat jalan.
19 L19 LAMPIRAN 2 DAFTAR WAWANCARA PT. MULTI TERMINAL INDONESIA Lokasi : Jalan Pulau Payung No.1 Tanjung Priok, Jakarta Utara Tanggal : 22 Okober 2012, Waktu : 10:00 12:00 Dengan : Sucahyo, SE Logistic Manager No Pertanyaan Jawaban 1. Mengenai sejarah dan latar belakang perusahaan ini, Kapan perusahaan ini didirikan? 2. Apakah misi dan visi dari perusahaan ini? 3. Dalam bidang bisnis apakah perusahaan ini bergerak? 4. Untuk kegiatan Logistik itu sendiri, ada berapa kegiatan didalamnya? PT Multi Terminal Indonesia didirikan pada tanggal 15 Pebruari 2002 namun secara operasional baru beroperasi pada tanggal 15 April Visi PT Multi Terminal Indonesia adalah Menjadi Perusahaan Jasa Terminal dan Logistik yang terkemuka dan Misi PT Multi Terminal Indonesia adalah Menjalankan Usaha Pelayanan Jasa Terminal Container, Terminal Multipurpose dan Logistik secara professional. Saat ini PT MTI memiliki tiga kegiatan usaha yaitu Logistik, Terminal Petikemas, dan Terminal Multipurpose. Saat ini kegiatan usaha logistik PT Multi Terminal Indonesia dikelompokkan ke dalam 7 kegiatan usaha yaitu: 1. Overbrengen Pemindahan lokasi penimbunan barang impor yang belum diselesaikan kewajiban kepabeanannya dari suatu gudang atau lapangan penumpukan Tempat Penimbunan Sementara (TPS) tertentu ke suatu gudang atau lapangan penumpukan tertentu atau TPS lainnya yang berada dalam satu wilayah pengawasan Kantor Pabean. 2. Custom Clearance and Brokerage Penyusunan dokumen dan perhitungan (dan biasanya pembayaran) atas nama klien dari pajak, bea dan cukai, dan komunikasi memfasilitasi antara
20 L20 5. Apa tugas dan tanggung jawab Manager Logistik? importir dan pejabat-pejabat pemerintah. 3. Lift On/ Lift Off Menaikkan dan menurunkan container dari atau ke atas kapal. 4. Receiving/Delivery Penerimaan dan pengiriman barang melalui gudang penyimpanan dan lapangan penumpukan. 5. Stripping Proses pengeluaran barang dari dalam container. 6. Storage Penyimpanan barang di gudang tertutup. 7. Open Storage Penyimpanan container di lapangan terbuka. Tugas Manager Logistik : Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan operasional pelayanan pergudangan dan lapangan penumpukan ekpor/impor dan antar pulau, yang meliputi: a. Pelayanan trucking. b. Pelayanan stripping (mengeluarkan barang dari dalam container). c. Pelayanan penumpukan barang di dalam gudang atau lapangan penumpukan. d. Pelayanan receiving (penerimaan barang di gudang). e. Pelayanan delivery (penyerahan barang dari gudang dan lapangan lapangan penumpukan). f. Pelayanan overbrengen (pemindahan petikemas impor dari terminal petikemas ke lapangan penumpukan). Sedangkan tanggung jawab: 1. Mengembangkan, menerapkan, memantau, menilai efektifitas serta merumuskan usulan perubahan sistem dan prosedur bidang logistik
21 L21 6. Apa saja yang menjadi kesulitan yang dihadapi oleh manager logistik dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya? 2. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan bidang logistik 3. Memberikan tugas kepada para asisten manager, supervisor, dan staff dibawah koordinasinya 4. Menandatangani surat penawaran jasa logistik 5. Memberi sanksi kepada petugas yang berada dibawah divisi logistik apabila melakukan perbuatan melanggar ketentuan dan peraturan perusahaan 6. Membuat laporan bulanan kepada direksi dan instansi terkait 7. Mengajukan persetujuan tarif yang telah dinegosiasikan kepada direksi 8. Mengajukan permintaan uang muka 9. Mengajukan permintaan kas kecil 10. Mengajukan quotation (surat penawaran harga) yang ada di lingkungan logistik 11. Mengajukan permohonan lembur 12. Mengajukan penggunaan tenaga kerja harian lepas 13. Mengajukan perbaikan fasilitas 14. Memberikan penilaian kinerja bawahannya 1. Eksekutif sulit merencanakan pengeluaran biaya bahan bakar dikarenakan beberapa kendala karena banyak faktor terkait kemacetan dalam antri dan pembangunan pemerintah yaitu perluasan JICT.. 2. Eksekutif sulit mengetahui perkiraan pemakaian ruang penumpukan di masa yang akan datang dan juga tidak bisa mengoptimalkan pemakaian lapangan dan gudang. 3. Anggaran peremajaan kendaraan tidak sesuai dengan jumlah kendaraan yang perlu
22 L22 7. Apa saja yang menjadi Faktor internal meliputi kekuatan dan kelemahan divisi Logistik 8. Sebagai bahan dasar untuk menganalisa SWOT, apa yang menjadi peluang saat ini bagi divisi Logistik itu sendiri? Ancaman apa yang ada saat ini? diremajakan. 4. Meningkatnya potensi customer untuk pindah ke kompetitor lain yang lebih agresif. Faktor kekuatan: a. Memiliki lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan yang luas. b. Lokasi lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan yang sangat strategis dengan sistem cluster 1 pintu yang terintegrai dengan terminal sendiri. c. Memiliki fasilitas dan peralatan untuk kegiatan pemindahan ke lokasi penumpukan dan penyimpanan yang memadai. d. Mempunyai pelanggan yang loyal. Faktor kelemahan: a. Sistem keamanan di lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan belum teroptimalisasi. b. Penentuan peletakkan barang di lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan masih dilakukan secara manual. c. Banyak kendaraan yang telah melewati umur ekonomis pemakaian. Peluang: a. Permintaan jasa penyimpanan dan penumpukan barang yang terus meningkat. b. Keterbatasan container yard di lokasi TPS asal. c. Peraturan baru dari Pelindo II terkait waktu penumpukkan container di TPS asal berubah dari 10 hari menjadi 7 hari. Ancaman : a. Banyaknya pesaing yang sangat agresif dalam industri logistik. b. Pengawasan TKBM yang tidak berada dibawah kendali MTI secara langsung. c. Proyek pembangunan pemerintah daerah yaitu perluasan wilayah JICT untuk kegiatan penumpukan
23 L23 LAMPIRAN 3 DOKUMEN PERUSAHAAN A. Dokumen Perusahaan Laporan Kapasitas TPS Harian
24 B. Dokumen Perusahaan Laporan Manifest L24
25 C. Dokumen Perusahaan Surat Permohonan PLP L25
26 D. Dokumen Perusahaan Surat Pernyataan L26
27 E. Dokumen Perusahaan Surat Tugas L27
28 L28 LAMPIRAN 4 DRILL DOWN EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM A. Drill Down Informasi Pemakaian Lapangan Penumpukkan Berdasarkan Bulan B. Drill Down Informasi Pemakaian Lapangan Penumpukkan Berdasarkan Jenis Container
29 L29 C. Drill Down Informasi Pemakaian Lapangan Penumpukkan Berdasarkan Sifat Barang D. Drill Down Informasi Pemakaian Gudang Penyimpanan Berdasarkan Bulan
30 L30 E. Drill Down Informasi Pemakaian Gudang Penyimpanan Berdasarkan Jenis Barang F. Drill Down Informasi Pemakaian Gudang Penyimpanan Berdasarkan Sifat Barang
31 L31 G. Drill Down Informasi Umur Aset Berdasarkan Detail Kendaraan H. Drill Down Informasi Pelanggan Berdasarkan Bulan
32 I. Drill Down Informasi Kompetitor Berdasarkan Nama Kompetitor L32 J. Drill Down Exceptional Report Berdasarkan Bulan
33 L33 LAMPIRAN 5 SURAT SURVEY PENELITIAN
34 L34
35 L35
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum PT Multi Terminal Indonesia 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT Multi Terminal Indonesia (MTI) dari aspek legalitas dikukuhkan oleh Notaris Herdimansyah Chaidirsyah
Lebih terperinciNomor : /PLP/200.. Tanggal : Lampiran : Hal : Permohonan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor FORMAT SURAT PERMOHONAN PLP
Nomor : /PLP/200.. Tanggal : Lampiran : Hal : Permohonan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor FORMAT SURAT PERMOHONAN PLP Yth. Kepala Seksi Administrasi Manifest Lampiran I Dengan ini kami mengajukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT Mitra Kargo Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan dan pengurusan atas kegiatan yang
Lebih terperinciPENGENDALIAN OPERASIONAL GUDANG KONSOLIDASI
No. Dokumen : P - OPS - 4 Tanggal terbit : 0 september 205 Revisi : 00 Halaman 2 dari 8 VII.. Penerimaan di Gudang Konsolidasi Penanggung Jawab Alur Proses Uraian Proses Target Pengguna Jasa Mengajukan
Lebih terperinciDepo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama)
Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama) Ringkasan Depo Peti Kemas Pengawasan Pabean (DP3) adalah salah satu bentuk Fasilitas Lembaga Kepabeanan yang berfungsi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT Bahtera Satria Adidaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengurusan jasa kepabeanan yang juga sudah mulai
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 56/BC/2012
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 56/BC/2012 TENTANG UJICOBA PENERAPAN SISTEM PINTU OTOMATIS TEMPAT
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-26/BC/2007 TENTANG TATALAKSANA PINDAH LOKASI PENIMBUNAN BARANG IMPOR YANG BELUM
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Informasi Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT Mulia Dharma Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspedisi. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2009
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan
No.1429, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Belawan. Tanjung Priuk. Tanjung Perak. Makassar. Long Stay. Pemindahan Barang. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Latar Belakang Perusahaan P.T. Mitra Mulya Sejati adalah perusahaan bergerak di bidang jasa EMKL(Expedisi Muatan Kapal Laut) maupun PPJK (Penguasa Pengurusan Jasa Kepabeanan)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Objek Penelitian. cabang dari PT. Sarana Bandar Nasional. PT. Sarana Bandar Nasional sendiri
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah PT Sarana Bandar Nasional PT. Sarana Bandar Nasional cabang Tanjung Priok adalah perusahaan cabang dari PT. Sarana Bandar Nasional.
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT
PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 28/BC/2013 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 28/BC/2013 TENTANG TATALAKSANA PINDAH LOKASI PENIMBUNAN BARANG IMPOR YANG BELUM DISELESAIKAN KEWAJIBAN
Lebih terperinci2017, No Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utama Makassar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.540, 2017 KEMENHUB. Pelabuhan Utama Belawan. Pelabuhan Utama Tanjung Priok. Pelabuhan Utama Tanjung Perak. dan Pelabuhan Utama Makassar. Pemindahan Barang yang Melewati
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek pada PT.SAMUDERA INDONESIA cabang bandung Jawa Barat penulis ditempatkan di bagian pemasaran dan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum. 1. Sejarah Perusahaan. PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan
BAB IV PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum 1. Sejarah Perusahaan PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan Customs Brokerage. Puninar membantu pelanggan clearance cargo mereka untuk kegiatan
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT
PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Utama, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat, Indonesia Telp (62 21) 2908 2908, Fax (62 21) 2908
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya. PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang
BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Tentang PT. Lentera Buana Jaya 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang Freight Forwarder yang
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-24/BC/2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN PEMBEBASAN BEA MASUK SERTA PENYELESAIAN KEWAJIBAN PABEAN
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam
57 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman barang via udara,laut dan darat dan didirikan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT GHINA ANUGERAH LESTARI merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi (Freight Forwarder) di Jakarta yang melayani jasa pengiriman barang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum laporan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, telah banyak penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang sama mengenai ekspor dan impor, hal ini
Lebih terperinciData jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills. April
L1 Lampiran 1 Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. Bulan PT.Pindo Deli Pulp & Paper Mills PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills PT.Indo Rama Synthetics PT.Ultra
Lebih terperinciSTANDAR PROSEDUR OPERASI PENERBITAN IJIN PEMBONGKARAN BARANG IMPOR DI LUAR KAWASAN PABEAN. Nomor : SOP/WBC.14/KPP.MP.02/1
Status Dokumen No. Distribusi KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : SOP/WBC.14/KPP.MP.02/1 Disahkan oleh : Kepala KPPBC TMP B Samarinda Yudiyarto NIP 19720226 199603 1 001 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN
Lebih terperinciEASE OF DOING BUSINESS Indikator Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Border) From serving to driving Indonesia's growth
EASE OF DOING BUSINESS Indikator Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Border) From serving to driving Indonesia's growth Latar belakang project Ease of Doing Business (EODB) Ease of Doing Busines
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah
BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani
Lebih terperinciTATA CARA PENIMBUNAN BARANG YANG BELUM DISELESAIKAN KEWAJIBAN PABEANNYA DI TEMPAT LAIN YANG DIPERLAKUKAN SAMA DENGAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR.. /PMK.04/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2009 TENTANG TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI KAWASAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari dokumen perusahaan dan tinjauan lapangan dan wawancara langsung dengan para sumber di lapangan. Adapun
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
57 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah perusahaan Sun Pacific dibangun sejak tahun 2001. dan telah bertumbuh menjadi terencana, aktif, ahli, dan lebih secara
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-23/BC/2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN PEMBEBASAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI SERTA PENYELESAIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Asia dan Australia), jelas ini memberikan keuntungan bagi negara indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia dari sudut pandang geografis terletak di daerah katulistiwa, terletak diantara dua samudra (Hindia dan Pasifik) dan dua benua (Asia dan Australia),
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 30/BC/2010 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 30/BC/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG IMPOR
Lebih terperinci-1- DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-02/BC/2016 TENTANG TATA LAKSANA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN PABEAN UNTUK DITIMBUN DI PUSAT
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN. PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City,
BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya
Lebih terperinciMEMPELAJARI PERENCANAAN BANYAKNYA BONGKAR MUAT PETIKEMAS BERJENIS DRY (FULL DAN HIGH CUBE) DAN OVER DIMENTION PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA
MEMPELAJARI PERENCANAAN BANYAKNYA BONGKAR MUAT PETIKEMAS BERJENIS DRY (FULL DAN HIGH CUBE) DAN OVER DIMENTION PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA Disusun oleh: Femila Gita Ferninda 32411806 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Pemajakan PPh Pasal 23 atas Transaksi Pemakaian Jasa Trucking Selama Ini Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan yang bergerak dalam pengurusan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-20/BC/2008
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-20/BC/2008 TENTANG TATA LAKSANA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 07 /BC/2007 TENTANG PEMERIKSAAN FISIK BARANG IMPOR DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciPesawat Polonia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan
Lebih terperinciBagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer?
Wawancara I Pertanyaan no. 1 Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Jb. belum ada cara untuk mengatasi
Lebih terperinciSTUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA)
STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA) Fajar Prasetya Rizkikurniadi, Murdjito Program Studi Transportasi Laut Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen
BAB IV Hasil Praktek Kerja dan Analisis 4.1 Sistem Komputerisasi yang digunakan Perusahaan ini telah menggunakan sistem yang terkomputerisasi sebagai kegiatan operasional kerja. Database yang digunakan
Lebih terperinciTATA KERJA PEMERIKSAAN FISIK BARANG IMPOR
LAMPIRAN I NOMOR P- 07/BC/2007 TENTANG PEMERIKSAAN FISIK TATA KERJA PEMERIKSAAN FISIK I. Importir : 1. Menerima Surat Pemberitahuan Jalur Merah; 2. Menyiapkan barang untuk dilakukan pemeriksaan fisik di
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil pengamatan yang dilakukan penulis tentang prosedur pelaksanaan administrasi bongkar dan muat petikemas dengan sistem alih kapal (transshipment)
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT
PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG PENINDAKAN DI BIDANG KEPABEANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG PENINDAKAN DI BIDANG KEPABEANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Industri di Jawa Tengah telah meningkatkan nilai ekspor pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan Industri di Jawa Tengah telah meningkatkan nilai ekspor pada tahun 2001 hingga $ 1,97 milyar Amerika, terdiri dari ekspor migas sebesar $
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Masaji Kargosentra Tama (MKT) adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pergudangan. PT. MKT didirikan oleh PT. Samudera
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA
Lebih terperinciPANDANGAN DWELLING TIME BERDASARKAN PRE-CLEARANCE, CUSTOMS CLEARANCE DAN POST CLEARANCE
PANDANGAN DWELLING TIME BERDASARKAN PRE-CLEARANCE, CUSTOMS CLEARANCE DAN POST CLEARANCE Oleh: Rudy Sangian Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Dwelling time masih menjadi permasalahan yang harus
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERLAKUAN KEPABEANAN, PERPAJAKAN, DAN CUKAI SERTA TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, perdagangan lokal maupun internasional mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Setiap negara memiliki kebutuhan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Kuesioner
Lampiran 1. Hasil Kuesioner No Pertanyaan Ada Tidak Ada 1. Lingkungan Pengendalian Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis mengenai a. Prosedur Pengiriman? 33.30% 66.60% b. Pencatatan
Lebih terperinciSTUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA) Wenny Ananda Larasati,
Lebih terperinci3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait.
Lampiran 1. SOP Akitivitas Penjualan Tunai CV. MAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE Prosedur Penjualan Tunai 1. TUJUAN Tujuan dari standard operating procedure untuk prosedur penjualan tunai hingga penerimaan
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. PT Satrya Perkasa Esthetika Film merupakan salah satu importir film-film
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat PT Satrya Perkasa Esthetika Film merupakan salah satu importir film-film Hollywood tertua di Indonesia yang melakukan impor
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 2.1.1.Sejarah Singkat Perusahaan PT. DMR adalah salah satu dari anak perusahaan PT. SSU. PT. SSU adalah perusahaan yang bergerak dibidang
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 232/PMK. 04/2009 TENTANG KAWASAN PELAYANAN PABEAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 232/PMK. 04/2009 TENTANG KAWASAN PELAYANAN PABEAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 25/BC/2007 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 25/BC/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 21/BC/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN
Lebih terperinciBAB 3 Sistem Berjalan
BAB 3 Sistem Berjalan 3.1 Sejarah Perusahaan PT LINTAS BAHARI NUSANTARA PT. Lintas Bahari Nusantara berdiri pada tahun 2003 yang bertempat di Jl. Pinisi Raya 2, Sunda Kelapa Ancol (Jakarta Utara). Perusahaan
Lebih terperinciBAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN
BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Riwayat Perusahaan PT. Mega Segara merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi di Jakarta Utara yang bergerak di bidang jasa pengiriman
Lebih terperinciLAMPIRAN. Hasil Wawancara 1. Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS. 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang
L1 LAMPIRAN Hasil Wawancara 1 Dengan: Sandi Kurniawan Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS Tanggal: 24 September 2012 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang apa? dan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN IMPOR BARANG KIRIMAN
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT
PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang: bahwa dalam rangka
Lebih terperinciSALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK.04/2002 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan Undang-undang
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang
BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Berawal dari hobi Bapak Arifin berolahraga, lalu muncul ide untuk mendirikan sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang
Lebih terperinciMenimbang : Mengingat :
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/KMK.05/1997 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM
BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah penguraian dari sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Wawancara
Lampiran 1. Hasil Wawancara 117 1. Apakah perusahaan ini memiliki struktur oraganisasi dan pembagian tugas yang jelas? Perusahaan tidak mempunyai struktur organisasi dan pembagian tugas secara tertulis
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2012 TENTANG TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERLAKUAN KEPABEANAN, PERPAJAKAN, DAN CUKAI SERTA PENGAWASAN ATAS PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI SERTA BERADA
Lebih terperinciPembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan
L-1 Lampiran 1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di PT. Intan Suar Kartika Di bawah ini diuraikan masing-masing pembagian tugas dan tanggung jawab tiap jabatan yaitu sebagi berikut:
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-38/BC/2007
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-38/BC/2007 TENTANG TATA KERJA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN PABEAN UNTUK DITIMBUN DI TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PERTUKARAN
Lebih terperinciNo. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak
LAMPIRAN Lampiran. Kuesioner No. Pernyataan Lingkungan Pengendalian. Perusahaan telah menerapkan integritas dan nilai etis dalam kegiatannya.. Perusahaan telah menempatkan karyawan sesuai dengan latar
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.
35 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Perumusan Objek Penelitian 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Delta Suplindo Internusa adalah sebuah perusahaan distributor yang bergerak di bidang perdagangan
Lebih terperinciPERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung
PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung A. PENDAHULUAN Setelah dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869, arus kunjungan kapal ke Indonesia meningkat dengan drastis sehingga dibutuhkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Logistik dan Tata Niaga Impor. mulai dari menekan biaya logistik dan mengatur seluruh proses dalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik dan Tata Niaga Impor Dalam perdagangan internasional manajemen logistik akan berpengaruh terhadap kelancaran arus perdagangan dan tata niaga impor, mulai dari
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem informasi yang dibahas ditekankan pada pengorganisasian informasi antar bagian-bagian yang terlibat dalam pengendalian persediaan di gudang perkantoran kantor.
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 30/BC/2009 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 30/BC/2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang Perusahaan petikemas di dalam menjalankan usahanya mempunyai tujuan untuk mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan.
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perusahaan petikemas di dalam menjalankan usahanya mempunyai tujuan untuk mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan. Usaha mengurangi inefisiensi dalam proses bisnis
Lebih terperinciDIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Website :
PELAKSANAAN PENGURUSAN DOKUMEN TENTANG IMPOR BARANG TERKAIT DENGAN DWELLINGTIME DI PELABUHAN PANJANG BANDAR LAMPUNG Akhwan Caesar Sanjaya*, Rinitami Njatrijani, Hendro Saptono, Program Studi S1 Ilmu Hukum,
Lebih terperincid. Kepala Seksi Bahan dan Peralatan; e. Kelompok Jabatan Fungsional.
BAB XXXI BALAI PELAKSANA TEKNIS JALAN DAN JEMBATAN WILAYAH LEBAK PADA DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG PROVINSI BANTEN Pasal 138 Susunan Organisasi Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Lebak
Lebih terperinciPelayanan Kepabeanan Terhadap Barang Ekspor Fasilitas Kepabeanan dan Tidak Dipungut Cukai Pada Regulated Agent (RA)
Pelayanan Kepabeanan Terhadap Barang Ekspor Fasilitas Kepabeanan dan Tidak Dipungut Cukai Pada Regulated Agent (RA) Kuala Namu, 21 September 2016 Latar Belakang & Ruang Lingkup 1 Latar Belakang Adanya
Lebih terperinciProspek Kawasan Penimbunan Pabean Terpadu (KPPT) Dalam Memperlancar Arus Barang Impor/Ekspor. Oleh: Ahmad Dimyati, Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai
Prospek Kawasan Penimbunan Pabean Terpadu (KPPT) Dalam Memperlancar Arus Barang Impor/Ekspor Oleh: Ahmad Dimyati, Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai Pelabuhan merupakan pintu gerbang keluar masuk barang
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. yang menjadi bahasan permasalahan dalam penulisan skripsi ini.
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Tinjauan Singkat Perusahaan Dalam tinjauan singkat perusahaan ini penulis menjelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan uraian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan
A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta
Lebih terperinciLampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP- Tanggal : (kop surat dari yang bersangkutan) Tanggal :...
Lampiran I Hal : Permohonan untuk melakukan Kegiatan Kepabeanan di wilayah Kerja Kantor... (kop surat dari yang bersangkutan)... Yth :...... Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Jabatan : NPWP : Alamat
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 217/PMK.04/2010 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 217/PMK.04/2010 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PERUSAHAAN. bergerak di bidang jasa Freight Forwarder dan berdiri pada tanggal 26
BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan PT Internusa Hasta Buana merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa Freight Forwarder
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Pada mulanya kegiatan Transportasi Laut dengan menggunakan moda petikemas sangat tinggi permintaannya, terlebih lagi moda Petikemas di Indonesia yang sangat pesat perkembangannya,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru
BAB IV PEMBAHASAN A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru Penerimaan kas dari PDAM Tirta Satria Cabang Purwokerto 2 terbagi menjadi 2 yaitu penerimaan kas air dan non air. Penerimaan kas
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.04/2011 TENTANG IMPOR SEMENTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.04/2011 TENTANG IMPOR SEMENTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang
BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan
Lebih terperinciP - 08/BC/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-42/BC/2008 TENTANG
P - 08/BC/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-42/BC/2008 TENTANG Contributed by Administrator Monday, 30 March 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN A. Prosedur Pelaksanaan Administrasi Bongkar dan Muat Petikemas dengan Sistem Alih Kapal (Transshipment) PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak di
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 88/PMK.04/2007 TENTANG PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 88/PMK.04/2007 TENTANG PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciStandard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN
Lampiran 1. Persediaan Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN 1. TUJUAN Standard Operating Procedure sistem
Lebih terperinciPEMBUKUAN DI KAWASAN BERIKAT OLEH DIREKTORAT AUDIT
PEMBUKUAN DI KAWASAN BERIKAT OLEH DIREKTORAT AUDIT DASAR HUKUM PASAL 49 UNDANG-UNDANG NO 17 TAHUN 2006 TENTANG KEPABEANAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 138/PMK.04/2007 TENTANG PEMBUKUAN DIBIDANG KEPABEANAN
Lebih terperinci