BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah merupakan suatu kemestian sebagai suatu upaya mewujudkan tata kelola system yang modern. RSB merupakan salah satu perangkat strategis bagi pimpinan organisasi pemerintah yang memandu dan mengendalikan arah gerak serangkaian prioritas pengembangan organisasi, berbagai unit kerja di bawahnya, dan mitra kerjanya untuk bergerak searah dan bersenergis menuju tujuantujuan keseluruhan organisasi.dengan memusatkan organisasi pemerintah pada hal yang sangat penting, RSB bertindak sebagai kompas yang membantu pengambil keputusan di berbagai tingkatan organisasi untuk mengetahui kapan bertahan di jalur dan kapan perlu mengubah strategi organisasi dalam menghadapi dinamika tuntutan stakehorder kunci organisasi. Rencana Strategis Bisnis dibutuhkan BBLK Jakarta sebagai upaya strategis untuk mencapai target yang sudah ditetapkan dalam periode 5 tahun ke depan. Arah dan prioritas strategis BBLK Jakarta mengacu pada visi dan misi dari BBLK Jakarta yang sudah ditetapkan sebelumnya. Rencana Strategis Bisnis adalah upaya yang berbeda atau lebih baik dibandingkan pesaing sesuai dengan pilihan strategi dari BBLK Jakarta. Tema strategi menjadi arah dan prioritas strategi BBLK Jakarta dalam 5 tahun ke depan sehingga semua unit kerja dan pegawai mempunyai kesamaan pandang mengenai prioritas strategi yang dipilih. Ada 2 tema strategi yang dipilih yaitu pertama, peningkatan pendapatan BLU dengan pertumbuhan Lab. Klinik, MCU Standar, komersialisasi PME & BimTek,kedua membangun budaya layanan prima. Untuk eksekusi dan Rencana Strategi Bisnis (RSB) ini, BBLK Jakarta menggunakan alat strategik manajemen yaitu Balanced Scorecard sehingga dapat mempermudah pelaksanaan RSB ini dengan adanya peta strategi yang menggambarkan secara visual keterkaitan antar sasaran strategi dalam 4 perspektif sebab akibat. Hal yang membuat berbeda dari BBLK Jakarta dibandingkan dengan BBLK yang lain atau penyedia jasa sejenis ditetapkan melalui positioning yang sudah dipilih, yaitu sebagai Laboratorium Kesehatan Kemenkes dengan Layanan Prima. Untuk mewujudkan positioning tersebut terdapat 6 value proposition yang terdiri dari PME & BimTek, Lab Mikrobiologi tbc, Lab. Biologi Molekuler (PCR), Lab. Kesmas dan Layanan Prima. Keenam value proposition ini merupakan keunggulan yang ingin dibangun oleh BBLK Jakarta dan harus dirasakan sendiri oleh 1

2 pelanggan BBLK Jakarta, sehingga harus dibuktikan melalui survei kepada pelanggan mengenai pencapaian positioning tersebut yang merupakan jantung strategi dari BBLK Jakarta. Perwujudan excellent performance adalah gambaran pencapaian dari setiap sasaran strategi BBLK Jakarta, untuk itu setiap sasaran strategi harus ditetapkan ukurannya secara kuantitatif sehingga keberhasilan pencapaian sasaran strategi dapat dievaluasi secara obyektif dengan dibuat matriks indikator kinerja utama atau Key Performance Indikator. Kompetensi inti organisasi harus dibangun dalam rangka menghadapi tantangan strategis dengan mengidentifikasi faktor eksternal dan internal. Benchmarking juga perlu dilakukan dengan memilih Institusi yang sudah memiliki keunggulan di bidangnya masing-masing. Kompetensi inti BBLK Jakarta tercermin dari pilihan positioning dan value proposition. Target kinerja BBLK Jakarta dalam matriks indikator kinerja utama dikendalikan dengan membuat program kerja strategis sebagai upaya untuk mencapai target kinerja yang diinginkan. Evaluasi terhadap efektifitas pelaksanaan program kerja strategis dan anggaran pengembangan yang diperlukan harus dilakukan secara berkala minimal sebulan sekali sehingga dapat terlihat dampak program kerja strategis terhadap target kinerja masing-masing sasaran strategis. Penilaian risiko berdasarkan masing-masing sasaran strategi juga dilakukan dengan menilai tingkat risiko serta mitigasi risiko yang diperlukan khususnya untuk tingkat risiko ekstrim, tinggi dan moderat. Program mitigasi risiko perlu dikelola dengan menetapkan penanggungjawab dan menyiapkan anggaran apabila dibutuhkan. Program kerja strategis ditetapkan berdasarkan sasaran strategi yang dipilih untuk mencapai target kinerja yang diharapkan, beberapa program strategis yang ditetapkan antara lain : Program Pemasaran, Program Pelatihan, Optimalisasi Peralatan, Kerjasama dengan Instansi terkait dan Memperluas Standar Mutu. 1.2 Tujuan Rencana Strategis Bisnis Tujuan penyusunan Rencana Strategi Bisnis Balai Besar laboratorium Kesehatan Jakarta betujuan untuk mendapatkan : a. Panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas tindakan selama periode lima tahunan. b. Pedoman strategis dalam pola penguatan dan pengembangan mutu kelembagaan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta. 2

3 c. Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan penuhan misi balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta yang telah ditentukan. d. Salah satu rujukan untuk membangun arah jalinan kerjasama dengan stakeholders inti Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta. 1.3 Dasar Hukum Sebagai Dasar Hukum Penyusunan Rencana Strategis Bisnis Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta mengacu kepada : 1. Undang undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara, 2. Undang undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 5. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, 6. Peraturan Pemerintah No.20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah 7. Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara / Lembaga. 8. Peraturan Pemerintah No.23/PMK.02/2007 tentang pengelolaan keuangan BLU. 9. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor Undang Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK/.05/2008 tentang pedoman akuntansi PK BLU. 11. Keputusan Menteri Kesehatan R.I Nomor 1044/Menkes/SK/XI/2006 tentang susunan dan uraian jabatan serta Tata Hubungan Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, yang telah dirubah menjadi Peraturan Menteri Kesehatan R.I Nomor 52 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan. 3

4 12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional. 13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun Sistematika laporan Sistematika Dokumen Rencana Strategis Bisnis Bab I. Pendahuluan Bab ini membahas latar belakang penyusunan Rencana Stategis Bisnis, tujuan penyusunan Rencana Stategis Bisnis, dasar hukum yang menjadi acuan penyusunan Rencana Stategis Bisnis, serta sistematika yang menjelaskan struktur penyajian secara ringkas Rencana Stategis Bisnis Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta. Bab II. Gambaran Kinerja Saat Ini Bab ini menjelaskan gambaran pencapaian kinerja aspek pelayanan dan gambaran kinerja aspek keuangan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta. Bab III. Arah dan Prioritas Strategis Bab ini menjelasan rumusan pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai, aspirasi stakeholders yang menjelaskan apa saja harapan dan kekhawatiran dari setiap stakeholders inti, tantangan strategis apa saja yang tengah dan akan menentukan pencapaian visi dan misi, benchmarking berbagai kemampuan organisasi dan pencapaian kinerja, analisa SWOT yang menjelaskan analisis yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluan, dan ancaman, diagram kartesius pilihan prioritas strategis yang menggambarkan posisi daya saing, analisa TOWS yang menjelaskan berbagai sasaran strategis, Rancangan peta strategis balanced scorecard (BSC) tentang upaya-upaya strategis yang teridentifikasi. Bab IV. Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis Bab ini menjelaskan apa saja indikator kinerja utama (IKU) yang dituju untuk setiap sasaran strategis, kamus IKU untuk setiap IKU yang teridentifikasi, program kerja strategis yang akan dilakukan. Bab V. Analisa dan Mitigasi Resiko Bab ini menjelaskan apa saja risiko yang dapat dialami, penilaian tingkat risiko dengan memperhatikan tingkat kemunculannya, rencana mitigasi resiko berdasarkan hasil pada tahap sebelumnya. 4

5 Bab VI. Proyeksi Finansial Bab ini menjelaskan estimasi pendapatan yang disusun selama liam tahunan, rencana kebutuhan anggaran yang dibedakan atas anggaran program kelangsungan operasi dan program pengembangan, rencana pendanaan yang disusun dengan terlebih dahulu membandingkan pendapatan dan anggaran pengeluaran. Bab VII. Implementasi Rencana Strategis Bisnis Bab ini menjelaskan mekanisme penetapan kinerja dengan Dirjen Bina Upaya Kesehatan,mekanisme kontrak kinerja di intrenal BBLK Jakarta,Monitoring,Dialog Kinerja(performance Dialogue), dan mekanisme Reward & consequences Bab VIII. Penutup 5

6 BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI 2.1. Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan a. Kinerja Pelayanan Tahun Tabel 1 Kinerja Pemeriksaan tahun Pemeriksaan Mikrobiologi Patologi Klinik Imunologi Kimia Kesehatan Virologi Media Reagensia Grafik 1 Kinerja Pemeriksaan tahun *Th realisasi Th 2014 : prognosa 6

7 b. Kinerja Operasional Tabel 2 INDIKATOR *) A. PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS 6,4 8,5 7,5 6 9 Rata-rata 1 Laboratorium/hari Rata rata 2 Mikrobiologi Rata rata 3 Imunologi Rata rata patologi 4 klinik Rata rata Kimia 5 kesehatan Rata rata pembuatan Media dan 6 reagensia Rata rata pertumbuhan 7 uji kesehatan Rasio Jumlah Kegiatan 8 Labkesmas B. EFISIENSI PELAYANAN 7 1,2 1, ,8 1, ,4 1, ,5 1, ,5 1, ,75 2,75 8, ,75 1 Rasio jumlah mikrobioogi dengan analis 0,5 0, Rasio jumlah imunologi dengan analis 0,25 0, ,5 3 Rasio jumlah patologi klinik dengan analis 0, ,5 4 Rasio jumlah kimia kesehatan dengan analis 0,5 0, ,5 5 Rasio jumlah pembuatan media reagensia dengan analis - - 0,5 1 0,5 6 Rasio jumlah lab klinik dengan dokter spesialis 0,25 1 0, ,25 Patologi Klinik 7 Rasio jumlah uji kesehatan dengan tenaga yang bertugas di Unit Instalasi Uji - - 0,5 0,5 0,5 Kesehatan 8 Angka pengulangan laboratorium C. PERSPEKTIF PERTUMBUHAN PEMBELAJARAN 15, ,5 5,5 5,5 1 Sales Growth Program Diklat 1,75 1, Pengembangan Produk Baru 1,5 1, Pengembangan system manajemen , Peningkatan Penguasaan Teknologi 1, Ketepatan Penyampaian RBA Laporan Triwulan Laporan Tahunan Rata rata jam pelatihan per karyawan Ada/tidaknya Reward dan Punishment 1,5 1, Penelitian - - 1,5 1,5 1,5 JUMLAH 23,4 25,25 21,25 21,5 24,25

8 c. Kinerja Mutu dan Manfaat Bagi Masyarakat Tabel 3 NO INDIKATOR *) A. MUTU PELAYANAN Waktu tunggu Pelayanan Waktu layanan bidang Mikrobiologi Waktu layanan bidang Patologi Klinik Waktu layanan bidang Imunologi Waktu layanan bidang Kimia Kesehatan Waktu layanan bidang pembuatan Media dan Reagensia Waktu layanan bidang uji kesehatan A. MUTU KLINIK , Angka kegagalan pengambilan sampel uji - - 1, Angka lab yang dirujuk Hasil kegiatan Pemantapan Mutu Internal Hasil Pemantapan Mutu Eksternal Waktu layanan bidang Hematologi, Urinalisa Waktu layanan bidang Kimia Klinik, media reagensia Waktu layanan bidang Mikrobiologi, Kimia Kesehatan, Waktu layanan bidang Parasitologi Waktu layanan bidang Immunologi Waktu layanan bidang Virologi Akurasi hasil laboratorium bidang Hematologi, Kimia Klinik, Urinalisa, Parasitologi, Immunologi Akurasi hasil lab. bidang Bakteriologi, Virologi& Media Reagensia Akurasi hasil lab bid. Pmrksn Kimkes, Kim Toksikologi Ketersediaan media dan reagensia Peralatan Laboratorium yang terkalibrasi B. KEPEDULIAN KEPADA MASY Pembinaan Kepada Lab Puskesmas, 1 Lab RS, Lab Mandiri dan Sarana Kesehatan Lain 2 Kegiatan Pelayanan PME Regional Program Penyuluhan Kesehatan

9 C. KEPUASAN PELANGGAN 5 5 3, Prosentase Komplain ,5 2 Presentase pelanggan yang puas - - 1,5 2 1,5 Lama Waktu tunggu di Poliklinik Kemudahan Pelayanan D. KEPEDULIAN TERHADAP PELANGGAN/LINGKUNGAN 4 4 2,5 2,5 2,5 1 Program BBLK Berseri - - 1,5 1,5 1,5 2 Proper lingkungan (KLH) Kebersihan Lingkungan 2,5 2, Hasil Uji Amdal 1,5 1, TOTAL (A+B+C+D) , ,5 * Kinerja yang hasilnya kosong(-) disebabkan adanya perubahan indikator kinerja 2.1. Gambaran Kinerja Aspek Keuangan a. Rasio Keuangan Tabel 4 Rasio Keuangan tahun No. INDIKATOR *) A. Rasio Keuangan 6,52 6,4 19,3 18,3 19,3 1 Rasio Kas (Cash Ratio) ,25 0,25 2 Rasio Lancar (Current Ratio) - - 2,5 2,5 2,5 3 Periode penagihan piutang (Collection Periods) Perputaran Aset Tetap (Fixed asset turnover) Imbalan atas asset tetap (Return on Asset) - - 0,5 0,8 0,5 6 Imbalan equitas (Return on Equity) 0,4-0,6 0,8 0,6 7 Perputaran Persediaan ( Inventory turnover) 0,72 3 0,75 0,5 0,75 8 Rasio Subsidi Biaya Pasien - - 0,5 0,5 0,5 9 Perputaran Total Asset ((TATO) 1,4 0, Imbalan Investasi (ROI) Rasio Modal Sendiri terhadap Aktiva Rasio Aktiva Bersih Terhadap Total Aktiva 4 2, Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Oprsnl RBA Definitif Laporan Kaeuangan SAK SP3B BLU Tarif Layanan Sistem Akuntansi Persetujuan Rekening SOP Pengelolaan Kas SOP Pengelolaan Utang SOP Pengelolaan Piutang SOP Pengelolaan Barang & Jasa SOP Pengelolaan Barang Inventaris

10 Grafik 2 Belanja Rupiah Murni tahun Grafik 3 Belanja PNBP tahun

11 Grafik 4 Pendapatan Rupiah Murni tahun Grafik 5 Pendapatan PNBP tahun

12 Tabel 5 Pencapaian Indikator Kinerja tahun No Uraian *) Kinerja Badan Layanan Umum , a. b. a. Kinerja Keuangan , b. Kinerja Operasional/Layanan , c. c. Kinerja Mutu dan Manfaat Bagi Masyarakat Hasil/Kategori Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat A A A A A *) Prognosa

13 BAB III Arah dan Prioritas Strategis 3.1. Rumusan Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai BBLK mempunyai Visi, Misi dan Tata Nilai yang menjadi dasar dalam penyusunan Rencana Strategis Bisnis. Visi, Misi dan Tata Nilai tersebut adalah : Visi : Menjadi Laboratorium Kesehatan Pembina dan Rujukan Nasional yang Mengutamakan Layanan Prima. Misi : Melaksanakan pelayanan laboratorium yang responsif, profesional, berkualitas dan kompetitif. Menerapkan sistem manajemen laboratorium kesehatan secara konsisten. Meningkatkan kompetensi SDM di bidang teknis dan manajemen laboratorium kesehatan. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai perkembangan iptek. Meningkatkan kemitraan dalam jejaring laboratorium kesehatan Nasional & Internasional. Mengembangkan tata kelola administrasi dan keuangan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Tata Nilai : Jujur Responsif Profesional Kepuasan Pelanggan 13

14 3.2. Aspirasi Stakeholders Inti BBLK melakukan antisipasi terhadap aspirasi dari Stakeholder yang meliputi : Tabel 6 14

15 3.3. Tantangan Strategis Dalam mempersiapkan Rencana Strategis Bisnis Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta mempertimbangkan mulai dari Faktor Makro dan Persaingan serta Daya Saing yang dimiliki. Pentingnya mempertimbangkan Faktor Makro adalah untuk mengantisipasi faktorfaktor yang diluar kontrol BBLK Jakarta tetapi dapat mempengaruhi keberlangsungan operasional BBLK. Faktor-faktor Makro akan bisa menjadi masukkan untuk menentukan Opportunity dan Threat. Sedangkan Persaingan dan Daya Saing harus dipetakan karena akan memberikan kontribusi terhadap masukkan untuk menentukan Strength dan Weakness dalam Analisa SWOT. Untuk lebih detil analisa-analisa yang menjadi tantangan strategis bagi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta adalah : ANALISA MAKRO : Analisa ini penting karena Rencana Strategis harus melihat faktor-faktor diluar organisasi yang bisa memberikan dampak positif dan negatif kepada BBLK Jakarta. Paling tidak faktor makro harus dilakukan analisis setiap tahun atau bila ada perubahan yang mendasar dalam tatanan teknologi, ekonomi, pasar, politik, hukum, lingkungan dan supplier. Dalam analisa ini digunakan Analisa Makro dengan menganalisa faktor-faktor : 1. TEKNOLOGI : Teknologi yang terkait dengan BBLK Jakarta. Bagaimana teknologi tersebut berkembang dan mempengaruhi kinerja dari BBLK Jakarta. Teknologi dapat dikaitkan dengan 3 hal besar dalam BBLK Jakarta yaitu : a. Perkembangan Teknologi Informasi. b. Inovasi Metode Pengujian. c. Teknologi Peralatan Lab. 2. EKONOMI : Dalam analisa ekonomi ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan mulai dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, Nilai tukar rupiah dan kondisi ekonomi dunia. Faktor-faktor tersebut bisa jadi terjadi fluktuasi dan diluar kontrol dari manajemen BBLK Jakarta tetapi akan berdampak kepada kinerja termasuk peningkatan investasi, peningkatan biaya, peluang pasar yang lebih besar. 15

16 3. MARKET : Pasar yang menjadi segmentasi dan target dari BBLK Jakarta yang harus diantisipasi, maka perlu ditentukan sekaligus segmentasi yang dipilih dan seberapa target pasar yang ada. Pengembangan segmentasi dan target akan bisa menjadi peluang baru. Kemampuan untuk melihat adanya segmentasi dan target pasar yang baru menjadi penting untuk pertumbuhan khususnya potensi pasar dan tingkat persaingan yang terjadi. 4. POLITIK : Faktor Politik tidak dapat diabaikan dibeberapa sektor industri khususnya untuk memastikan stabilitas dan tingkat kepercayaan. Indonesia mengalami siklus 5 tahunan tentang agenda politik yaitu pemilihan wakil rakyat dan Presiden. Dalam hal ini pihak BBLK Jakarta belum melihat faktor politik berdampak besar terhadap strategi BBLK Jakarta. 5. HUKUM : Berbagai peraturan dan regulasi pemerintah pusat dan daerah yang harus diikuti oleh BBLK Jakarta menjadi penting diantisipasi untuk memastikan pemilihan strategi yang efektif. 6. LINGKUNGAN : Faktor Lingkungan punya pengaruh yang besar terhadap strategi BBLK Jakarta. Yaitu untuk kebutuhan institusi (industri,rs) dalam penerapan standar pengelolaan limbah,air bersih dan ruangan. 7. SUPPLIER : Faktor Supplier memegang peranan penting, terkait kerjasama pengadaan peralatan dan bahan laboratorium termasuk kepastian ketersediaannya. 8. SOSIAL : Faktor Sosial belum dilihat punya pengaruh yang besar terhadap Strategi BBLK Jakarta. 16

17 Tantangan Strategis BBLK Jakarta meliputi : a. Potensi pasar masih terbuka (mikrobiologi,kimia kesehatan,biologi molukuler,pme komersial). b. Tingginya minat instansi lain untuk bekerja sama dengan BBLK Jakarta. c. Kebutuhan institusi (industri,rs) dalam penerapan standar pengelolaan air limbah, ruangan. d. Kesadaran masyarakat akan pentingnya laboratorium. e. Inovasi metode pengujian. f. Persaingan dengan laboratorium swasta semakin kuat. g. Perkembangan Teknologi peralatan laboratorium berkembang pesat. h. Perkembangan teknologi informasi. i. Kompetensi SDM perlu ditingkatkan sesuai dengan perkembangan IPTEK Benchmarking Dalam melakukan manuver strategis menuju Visi dari BBLK Jakarta maka ada beberapa Institusi yang menjadi bencmarking karena merupakan Institusi yang mempunyai keunggulan dibidang tertentu. Institusi yang menjadi benchmarking adalah : 1. Lab. Prodia Keunggulan : Layanan Pelanggan. Jumlah Pemeriksaan lab. Klinik. Jumlah Cabang. Program Marketing. Program Penelitian & Pengembangan. 2. Lab. Sucofindo Keunggulan : Jumlah Pemeriksaan Lab Kesmas. Jumlah Pelanggan Institusi. Brand Sucofindo. 17

18 3.Departemen Mikrobiologi FKUI Keunggulan : Biologi Molekuler. Kultur dan Resistensi M.tbc metoda cair(mgit) 3.5. Analisa SWOT Analisa SWOT dilakukan dengan analisa faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan BBLK Jakarta saat ini dan faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman BBLK Jakarta. Analisa SWOT BBLK Jakarta : Tabel 7 18

19 19

20 3.6. Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis Diagram Kartesius dilakukan berdasarkan hasil dari analisa SWOT. Dari Kartesius yang dihasilkan akan menjadi masukkan untuk penentuan langkah strategis dari BBLK Jakarta. Diagram Kartesius : Gambar 1 20

21 3.7. Analisa TOWS : Analisa TOWS BBLK Jakarta Tabel 8 21

22 3.8. Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard ( BSC ) Sebelum menentukan Peta Strategi dengan konsep Balanced Scorecard maka BBLK Jakarta menetapkan Positioning yang merupakan jantung strategi untuk menuju Visi. Positioning BBLK Jakarta akan menjadi acuan dalam menyusun Peta Strategi dan Balanced Scorecard yang akan menggambarkan peta perjalanan yang akan dilalui semua jajaran dalam organisasi BBLK Jakarta. Tema Strategi penting dirumuskan sebelum Peta Strategi Balanced Scorecard digambarkan. Tema Strategi akan membantu memberikan fokus dan keseragaman setiap Unit Kerja akan Strategi yang akan diberlakukan. Keseragaman Pemahaman Tema Strategi akan memberikan kesadaran setiap insan dalam Unit Kerja untuk memberikan kontribusi terhadap EKSEKUSI dari Tema dan Peta Strategi. Salah satu penyebab kegagalan dalam Eksekusi Strategi suatu Organisasi adalah karena ketidaktahuan organisasi tersebut terhadap strategi apa yang akan dijalankan. Tema Strategi dari BBLK Jakarta terdiri dari dua tema strategi, pertama Peningkatan pendapatan BLU dengan pertumbuhan Lab. Klinik, MCU Standar, komersialisasi PME & Bimtek dan kedua Membangun Budaya Layanan Prima. 22

23 Peningkatan terwujutnya layanan lab klinik dan uji kesehatan Peningkatan terwujudnya layanan lab kesmas 23

24 BAB IV Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis 4.1. Matriks IKU Pada matrik IKU menjelaskan indikator kinerja utama yang dituju untuk setiap sasaran strategis. Tabel 9 Matriks IKU BBLK Jakarta 24

25 4.2. Kamus IKU a. Kamus IKU Survey Kepuasan Pelanggan Tabel 10 PERSPEKTIF : Proses Bisnis Internal SASARAN STRATEGIS : Terwujudnya kepuasan stakeholder IKU : Survey kepuasan pelanngan DEFINISI : Kepuasan pelanngan melaui survey berdasarkann indek kepuasan masyarakat sesuai dengan metode dan ketentuan yang diatur dalam pedoman umum penyusunan indek kepuasan masyarakat unit layanan instansi pemerintah (KEP/25/M.PAN/2/2004 FORMULA : Hasil Penilaian IKM x 100% Skala Maksimal Nilai IKM BOBOT IKU ( % ) : 3 PERSON IN CHARGE : Kabid Pemantapan Mutu dan Bimtek SUMBER DATA : Hasil surney PERIODE PELAPORAN : Bulanan, Triwulan, Semester TARGET : indek 3 3,25 3,5 3,75 4 b. Kamus IKU Persentase Keluhan Pelanggan Yang Ditindak Lanjuti PERSPEKTIF : SASARAN STRATEGIS : IKU : PERSPEKTIF INTERNAL PROSES BISNIS Terwujudnya layanan terpadu dan prima Persentase keluhan pelanggan yang ditindak lanjuti DEFINISI : Jumlah komplain pelanggan yang sudah ditangani sampai tuntas kepada pelanggan Persentase persepsi pelanggan yang setuju terhadap value proposition BBLK jakarta terhadap total seluruh pelanggan yang menjawab FORMULA : (Jumlah komplain pelanggan yang sudah ditangani sampai tuntas kepada pelanggan/jumlah total komplain pelanggan) x 100% (Persentase persepsi pelanggan yang setuju terhadap value proposition BBLK jakarta / total seluruh pelanggan yang menjawab) x 100% BOBOT IKU ( % ) : 3.00% PERSON IN CHARGE : Ka. Bid. Pemantapan Mutu & BimTek Kabag Keuangan dan administrasi umum SUMBER DATA : 1. Daftar Keluhan Pelanggan 2. Kaji Ulang Manajemen PERIODE PELAPORAN : 3. Hasil survei Persepsi Pelanggan Bulanan, Tahunan TARGET : %

26 c. Kamus IKU Ketepatan Kalibrasi Alat Laboratorium Sesuai Jadwal PERSPEKTIF : PERSPEKTIF INTERNAL PROSES BISNIS SASARAN STRATEGIS : Terwujudnya layanan terpadu dan prima IKU : Ketepatan kalibrasi alat laboratorium sesuai jadwal DEFINISI : Jumlah perelatan yang telah terkalibrasi sesuai jadwal dibandinglkan peralatan yang dikalibrasi sesuai yang dijadwalkan FORMULA : Jumlah peralatan yang telah terkalibrasi sesuai jadwal /jumlah peralatan yang akan dijadwalkan kalibrasi dikali 100% BOBOT IKU ( % ) : 2 PERSON IN CHARGE : Kabag Keuangan dan administrasi umum SUMBER DATA : 1. Laporan kalibrasi instalasi Sarana dan prasarana PERIODE PELAPORAN : Tahunan TARGET : % d. Kamus IKU Persentase Temuan Di Lapangan Yang Ditindaklanjuti PERSPEKTIF : PERSPEKTIF INTERNAL PROSES BISNIS SASARAN STRATEGIS : Terwujudnya layanan terpadu dan prima IKU : Persentase temuan di lapangan yang ditindaklanjutu DEFINISI : Hasil telusur BBLK yang ditindaklanjuti adalah hasil telusur lapangan yang dilakukan oleh asesor internal dan eksternal baik baik telusur pelanggan,sistem,layanan laboratorium yang tidak sesuai standar dan elemen penilaian akreditasi agar sesuai dengan standar akreditasi.hasil temuan bisa berupa terpenuhi sebagian atau sama sekali tidak terpenuhi/tidak sesuai standar FORMULA : Hasil tesusur lapangan BBLK yang ditindaklanjuti/jumlah total temuan telusur x 100 BOBOT IKU ( % ) : 3% PERSON IN CHARGE : Ka. Bid. Pemantapan Mutu & BimTek SUMBER DATA : Laporan audit Internal Bidang Pementapan mutu dan Bimtek PERIODE PELAPORAN : Bulanan TARGET : %

27 e. Kamus IKU Jumlah Kesiapan Pemeriksaan Kasus Surveilance PERSPEKTIF : SASARAN STRATEGIS : IKU : PERSPEKTIF INTERNAL PROSES BISNIS Terwujudnya Lab Surveilance, PME Nasional dan Bimtek Jumlah kesiapan kasus surveilance DEFINISI : Jumlah jenis penyakit yang menjadi dasar surveilance program pemerintah FORMULA : Jumlah jenis penyakit yang menjadi dasar surveilance program pemerintah BOBOT IKU ( % ) : 3.00% PERSON IN CHARGE : Ka. Bid. Pelayanan Ka. Bid. Pemantapan Mutu & BimTek Ka. Bid. Pemantapan Mutu & BimTek SUMBER DATA : PERIODE PELAPORAN : 1. Laporan Kegiatan Pelayanan Laboratorium 2. Laporan hasil survei Bulanan, Tahunan TARGET : # f. Kamus IKU Jumlah Keikutsertaan PME PERSPEKTIF : PERSPEKTIF INTERNAL PROSES BISNIS SASARAN STRATEGIS : Terwujudnya Lab Surveilance, PME Nasional dan Bimtek IKU : Jumlah keikutsertaan PME DEFINISI : Jumlah peserta PME dari program pemerintah dan PME komersial FORMULA : Jumlah peserta PME dari program pemerintah + PME komersial BOBOT IKU ( % ) : 5% PERSON IN CHARGE : Ka. Bid. Pemantapan Mutu & BimTek SUMBER DATA : Laporan Pelaksanaan PMI PERIODE PELAPORAN : Tahunan TARGET : #

28 g. Kamus IKU Jumlah Lab. Yang Dibina PERSPEKTIF : PERSPEKTIF INTERNAL PROSES BISNIS SASARAN STRATEGIS : Terwujudnya Lab Surveilance, PME Nasional dan Bimtek IKU : Jumlah Lab. yang dibina DEFINISI : Jumlah Lab. Binaan dalam wilayah regional FORMULA : Jumlah Lab. Binaan dalam wilayah regional BOBOT IKU ( % ) : 5% PERSON IN CHARGE : Ka. Bid. Pemantapan Mutu & BimTek SUMBER DATA : 1. Laporan Bimtek PERIODE PELAPORAN : Bulanan, Tahunan TARGET : h. Kamus IKU Jumlah Peserta Bimtek Intenal 28

29 i. Kamus IKU Cakupan Kegiatan Pemantapan Mutu Internal PERSPEKTIF : PERSPEKTIF INTERNAL PROSES BISNIS SASARAN STRATEGIS : Terwujudnya Lab Surveilance, PME Nasional dan Bimtek IKU : Cakupan Kegiatan Pemantapan mutu Internal DEFINISI : Jumlah kegiatan pemantapan mutu internal FORMULA : Jumlah kegiatan pemantapan mutu internal BOBOT IKU ( % ) : 6% PERSON IN CHARGE : Ka. Bid. Pemantapan Mutu & BimTek SUMBER DATA : Laporan Pelaksanaan PMI PERIODE PELAPORAN : Tahunan TARGET : # j. Kamus IKU Jumlah MOU Yang Berjalan Efektif PERSPEKTIF : SASARAN STRATEGIS : IKU : PERSPEKTIF INTERNAL PROSES BISNIS Terwujudnya program pemasaran Jumlah Mou yang berjalan efektif DEFINISI : Jumlah MoU/Perjanjian Kerjasama secara tertulis antara pihak BBLK dengan Institusi lain terkait dengan Pelayanan & Non Pelayanan yang sudah berjalan FORMULA : Jumlah MoU/Perjanjian Kerjasama secara tertulis antara pihak BBLK dengan Institusi lain terkait dengan Pelayanan & Non Pelayanan yang sudah berjalan BOBOT IKU ( % ) : 4.00% PERSON IN CHARGE : Ka. Bag. Keuangan & Adm. Umum SUMBER DATA : 1. Daftar MoU/perjanjian kerja sama 2. MoU/Perjanjian kerjasama PERIODE PELAPORAN : TARGET : #

30 k. Kamus IKU Pertumbuhan Jumlah Pemeriksaan PERSPEKTIF : PERSPEKTIF INTERNAL PROSES BISNIS SASARAN STRATEGIS : Terwujudnya program pemasaran IKU : Pertumbuhan jumlah Pemeriksaan DEFINISI : Jumlah Parameter di Lab. Klinik dan Lab. Kesmas FORMULA : Jumlah Parameter di Lab. Klinik + Lab. Kesmas BOBOT IKU ( % ) : 6% PERSON IN CHARGE : Ka. Bid. Pelayanan SUMBER DATA : 1. Laporan Kegiatan Pelayanan Laboratorium PERIODE PELAPORAN : TARGET : # l. Kamus IKU Persentase SDM Yang Sesuai Dengan Kebutuhan Jabatan PERSPEKTIF : SASARAN STRATEGIS : IKU : PERSEPEKTIF PEMBELAJARAN dan PERTUMBUHAN Terwujudnya SDM yang kompeten Persentase SDM yang sesuai dengan kebutuhan jabatan DEFINISI : Kesesuaian kompetensi teknis dan non teknis pegawai terhadap kualifikasi jabatan yang dibutuhkan FORMULA : (Kesesuaian kompetensi teknis dan non teknis pegawai / Kualifikasi jabatan yang ditetapkan) x 100% BOBOT IKU ( % ) : 7.00% PERSON IN CHARGE : Ka. Bag. Keuangan & Adm. Umum SUMBER DATA : PERIODE PELAPORAN : 1. Peta Uraian Jabatan 2. Kualifikasi Jabatan Semester, Tahunan TARGET : %

31 m. Kamus IKU Indeks Survey Budaya Layanan Prima PERSPEKTIF : SASARAN STRATEGIS : IKU : DEFINISI : PERSEPEKTIF PEMBELAJARAN dan PERTUMBUHAN Terwujudnya Budaya Kinerja Indeks survei Budaya Layanan Prima Hasil Survey seluruh pegawai terhadap budaya layanan prima dengan skor minimal 7 (Range 1-10) FORMULA : (Jumlah pegawai dengan skor minimal 7/jumlah total karyawan)x 100% BOBOT IKU ( % ) : 4.00% PERSON IN CHARGE : Ka. Bag. Keuangan & Adm. Umum SUMBER DATA : PERIODE PELAPORAN : 1. Sasaran Kinerja Pegawai (Perilaku Kerja) 2. Buku monitoring pegawai Triwulan. Semester, Tahunan TARGET : # n. Kamus IKU Jumlah Modul SILK Yang Diimplementasikan PERSPEKTIF : SASARAN STRATEGIS : IKU : PERSEPEKTIF PEMBELAJARAN dan PERTUMBUHAN Peningkatan SILK Jumlah Modul SILK yang diimplementasikan DEFINISI : Jumlah modul SILK yang sudah digunakan dalam proses kerja rutin FORMULA : Jumlah modul SILK yang sudah digunakan dalam proses kerja rutin BOBOT IKU ( % ) : 4.00% PERSON IN CHARGE : Ka. Bag. Keuangan & Adm. Umum SUMBER DATA : 1. Laporan hasil uji 2. Laporan Keuangan 3. Laporan Pengadaan PERIODE PELAPORAN : Bulanan, Tahunan TARGET : #

32 o. Kamus IKU Persentase Sarpras Yang Sesuai Standard Pelayanan PERSPEKTIF : SASARAN STRATEGIS : IKU : DEFINISI : PERSEPEKTIF PEMBELAJARAN dan PERTUMBUHAN Terwujudnya Sarpras yang handal Persentase Sarpras yang sesuai standard Pelayanan Persentase Kesiapan Gedung sesuai standar pelayanan Persentase Kesiapan peralatan medik/laboratorium Persentase Kesiapan prasana non medik FORMULA : (Persentase Kesiapan Gedung terhadap standar pelayanan + Persentase Kesiapan peralatan medik/laboratorium terhadap standar pelayanan + Persentase Kesiapan prasarana non medik terhadap standar pelayanan)/3 BOBOT IKU ( % ) : 6.00% PERSON IN CHARGE : Ka. Bag. Keuangan & Adm. Umum SUMBER DATA : PERIODE PELAPORAN : 1. Laporan SIMAK BMN 2. Standar Pelayanan Minimal Tahunan TARGET : % Program Kerja Strategis Bagian ini menjelaskan program kerja yang dilakukan oleh BBLK Jakarta untuk mewujudkan target IKU pada setiap tahunnya. Program kerja yang dipilih merupakan gambaran rangkaian program kerja yang dibutuhkan untuk mewujudkan sasaran strategis dalam kurun waktu lima tahun. 32

33 Tabel 11 KPI 1. Tingkat Kesehatan BLU 1. Perencanaan Anggaran sesuai kebutuhan oleh setiap unit kerja 2. Monitoring & Evaluasi penggunaan anggaran Program Kerja Strategis tiap Tahun Perencanaan Anggaran sesuai 1. Perencanaan Anggaran kebutuhan oleh setiap unit kerja sesuai kebutuhan oleh setiap unit kerja 2. Monitoring & Evaluasi penggunaan anggaran 2. Monitoring & Evaluasi penggunaan anggaran 1. Perencanaan Anggaran sesuai kebutuhan oleh setiap unit kerja 2. Monitoring & Evaluasi penggunaan anggaran 1. Perencanaan Anggaran sesuai kebutuhan oleh setiap unit kerja 2. Monitoring & Evaluasi penggunaan anggaran 3. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundangan, Standar Akuntansi, & SOP yang berlaku 2. Kepuasan pelanggan 1. Pembuatan kuesioner & Pelaksanaan Survei kepuasan pelanggan 3. Kepatuhan terhadap 3. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundangan, Standar Peraturan Perundangan, Akuntansi, & SOP yang berlaku Standar Akuntansi, & SOP yang berlaku 1. Pelaksanaan survei kepuasan pelanggan 3. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundangan, Standar Akuntansi, & SOP yang berlaku 1. Pelaksanaan survei kepuasan 1. Pelaksanaan survei pelanggan kepuasan pelanggan 3. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundangan, Standar Akuntansi, & SOP yang berlaku 1. Pelaksanaan survei kepuasan pelanggan 2. Tindakan perbaikan terkait hasil survei 2. Tindakan perbaikan terkait hasil survei 2. Tindakan perbaikan terkait hasil survei 2. Tindakan perbaikan terkait hasil survei 2. Tindakan perbaikan terkait hasil survey 3. Total Pendapatan BLU 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 2. Pelaksanaan mobile 2. Pelaksanaan mobile sampling 2. Pelaksanaan mobile sampling 2. Pelaksanaan mobile sampling sampling 2 Pelaksanaan mobile sampling 4. Persentase keluhan pelanggan yang ditindak lanjuti 1. Program Pelatihan tehadap customer service 2. Membuat SOP penanganan keluhan pelanggan sesuai jenis dan cara penanganannya 3. Monitoring & Evaluasi Status keluhan pelanggan 1. Program Pelatihan tehadap customer service 2. Membuat SOP penanganan keluhan pelanggan sesuai jenis dan cara penanganannya 3. Monitoring & Evaluasi Status keluhan pelanggan 1. Program Pelatihan tehadap customer service 2. Membuat SOP penanganan keluhan pelanggan sesuai jenis dan cara penanganannya 3. Monitoring & Evaluasi Status keluhan pelanggan 1. Program Pelatihan tehadap customer service 1. Program Pelatihan tehadap customer service 2. Membuat SOP penanganan 2. Membuat SOP penanganan keluhan pelanggan sesuai keluhan pelanggan sesuai jenis jenis dan cara penanganannya dan cara penanganannya 3. Monitoring & Evaluasi Status keluhan pelanggan 3. Monitoring & Evaluasi Status keluhan pelanggan 5. Persentase Temuan hasil telusur 1. Membuat jadwal Audit Internal lapangan BBLK yg ditindaklanjuti ataupun eksternal secara berkala 1. Membuat jadwal Audit Internal ataupun eksternal secara berkala 1. Membuat jadwal Audit Internal ataupun eksternal secara berkala 1. Membuat jadwal Audit Internal ataupun eksternal secara berkala 1. Membuat jadwal Audit Internal ataupun eksternal secara berkala 2. Evaluasi hasil temuan atau ketidaksesuaian 2. Evaluasi hasil temuan atau ketidaksesuaian 2. Evaluasi hasil temuan atau ketidaksesuaian 2. Evaluasi hasil temuan atau ketidaksesuaian 2. Evaluasi hasil temuan atau ketidaksesuaian 33

34 6. Ketepatan kalibrasi alat laboratorium sesuai jadwal KPI Membuat jadwal kalibrasi 1. Membuat jadwal alat sesuai jenis dan kalibrasi alat sesuai jenis kebutuhan alat dan kebutuhan alat dan kebutuhan alat 7. Jumlah kesiapan kasus surveilance 1. Membuat jadwal kalibrasi alat sesuai jenis dan kebutuhan alat 1. Optimalisasi kemampuan 2. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk 8. Jumlah keikutsertaan PME 1. Advokasi ke Kementrian Kesehatan untuk mendapat dukungan dasar hukum pelaksanaan PME & Bimtek Komersial 2. Koordinasi & kerjasama dengan Instansi terkait 1. Membuat jadwal kalibrasi alat sesuai jenis dan kebutuhan alat 1. Optimalisasi kemampuan 2. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk 1. Optimalisasi kemampuan 1. Optimalisasi kemampuan 2. Optimalisasi peralatan & 2. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk reagensia untuk 1. Membuat jadwal kalibrasi alat sesuai jenis 1. Optimalisasi kemampuan 2. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk 3. Program Pelatihan SDM 3. Program Pelatihan SDM 3. Program Pelatihan SDM 3. Program Pelatihan SDM 3. Program Pelatihan SDM 4. Koordinasi & kerjasama 4. Koordinasi & kerjasama 4. Koordinasi & kerjasama 4. Koordinasi & kerjasama 4. Koordinasi & kerjasama dengan Instansi terkait dengan Instansi terkait dengan Instansi terkait dengan Instansi terkait dengan Instansi terkait 5. Akreditasi Parameter Biologi Molekuler 1. Koordinasi & kerjasama dengan Instansi terkait 2.Peningkatan kemampuan parameter untuk pelaksanaan PME 5. Akreditasi Parameter Biologi Molekuler 1. Koordinasi & kerjasama dengan Instansi terkait 2.Peningkatan kemampuan parameter untuk pelaksanaan PME 5. Akreditasi Parameter 5. Akreditasi Parameter Biologi Molekuler Biologi Molekuler 1. Koordinasi & kerjasama 1. Koordinasi & kerjasama dengan Instansi terkait dengan Instansi terkait 2.Peningkatan kemampuan 2.Peningkatan kemampuan parameter parameter untuk pelaksanaan PME untuk pelaksanaan PME 3.Peningkatan kemampuan parameter untuk pelaksanaan PME 4.Pelatihan SDM untuk evaluasi hasil PME 9. Jumlah Lab. yang dibina 1. Koordinasi & kerjasama dengan Instansi terkait 2.Pembinaan lab di wilayah regional terjadwal 3.Pelatihan SDM untuk evaluasi hasil PME 1. Koordinasi & kerjasama dengan Instansi terkait 2.Pembinaan lab di wilayah regional terjadwal 3.Pelatihan SDM untuk evaluasi hasil PME 1. Koordinasi & kerjasama dengan Instansi terkait 2.Pembinaan lab di wilayah regional terjadwal 3.Pelatihan SDM untuk evaluasi hasil PME 3.Pelatihan SDM untuk evaluasi hasil PME 1. Koordinasi & kerjasama 1. Koordinasi & kerjasama dengan Instansi terkait dengan Instansi terkait 2.Pembinaan lab di wilayah 2.Pembinaan lab di wilayah regional terjadwal regional terjadwal 10. Jumlah peserta Bimtek internal 1.Bimtek Internal terjadwal sesuai kebutuhan 2.Evaluasi program Bimtek internal 1.Bimtek Internal terjadwal sesuai kebutuhan 2.Evaluasi program Bimtek internal 1.Bimtek Internal terjadwal sesuai kebutuhan 2.Evaluasi program Bimtek internal 1.Bimtek Internal terjadwal 1.Bimtek Internal terjadwal sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan 2.Evaluasi program Bimtek 2.Evaluasi program Bimtek internal internal 34

35 KPI 11. Jumlah pemeriksaaan Lab Klinik & uji kesehatan 12. Jumlah pemeriksaaan Lab. Kes Mas 13. Cakupan kegiatan Pemantapan Mutu Internal 14. Jumlah Jenis Pemeriksaan yang terakreditasi Program Kerja Strategis tiap Tahun Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 2. Optimalisasi kemampuan 2. Optimalisasi kemampuan 2. Optimalisasi kemampuan 2. Optimalisasi kemampuan 2. Optimalisasi kemampuan 3. Optimalisasi peralatan & 3. Optimalisasi peralatan & 3. Optimalisasi peralatan & 3. Optimalisasi peralatan & 3. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk reagensia untuk reagensia untuk reagensia untuk reagensia untuk 4. Perluasan ruang lingkup akreditasi 4. Perluasan ruang lingkup akreditasi 4. Perluasan ruang lingkup akreditasi 4. Perluasan ruang lingkup akreditasi 4. Perluasan ruang lingkup akreditasi 5. Optimalisasi waktu 5. Optimalisasi waktu 5. Optimalisasi waktu 5. Optimalisasi waktu 5. Optimalisasi waktu sesuai standar pelayanan sesuai standar pelayanan sesuai standar pelayanan sesuai standar pelayanan sesuai standar pelayanan 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 2. Optimalisasi kemampuan 2. Optimalisasi kemampuan 3. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk 3. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk 4. Perluasan ruang lingkup 4. Perluasan ruang lingkup akreditasi akreditasi 5. Optimalisasi waktu 5. Optimalisasi waktu sesuai standar pelayanan sesuai standar pelayanan 6. Memperluas Standar Mutu 6. Memperluas Standar Mutu (Metode pengujian, baku mutu, & (Metode pengujian, baku mutu, Acuan) & Acuan) 1. Pemantapan Mutu Internal terjadwal dan terdokumentasi 1. Pemantapan Mutu Internal terjadwal dan terdokumentasi 2.Monitoring dan evaluasi kegiatan 2.Monitoring dan evaluasi Pemantapan Mutu Internal secara kegiatan Pemantapan Mutu berkala Internal secara berkala 1. Optimalisasi kemampuan 1. Optimalisasi kemampuan 2. Optimalisasi peralatan & 2. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk reagensia untuk 3. Memperluas Standar Mutu (Metode pengujian, baku mutu, & Acuan) 3. Memperluas Standar Mutu (Metode pengujian, baku mutu, & Acuan) 2. Optimalisasi kemampuan 3. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk 4. Perluasan ruang lingkup akreditasi 5. Optimalisasi waktu sesuai standar pelayanan 6. Memperluas Standar Mutu (Metode pengujian, baku mutu, & Acuan) 2. Optimalisasi kemampuan 2. Optimalisasi kemampuan 3. Optimalisasi peralatan & 3. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk reagensia untuk 4. Perluasan ruang lingkup 4. Perluasan ruang lingkup akreditasi akreditasi 5. Optimalisasi waktu 5. Optimalisasi waktu sesuai standar sesuai standar pelayanan pelayanan 6. Memperluas Standar Mutu 6. Memperluas Standar Mutu (Metode pengujian, baku (Metode pengujian, baku mutu, & Acuan) mutu, & Acuan) 1. Pemantapan Mutu Internal terjadwal dan terdokumentasi 1. Pemantapan Mutu Internal 1. Pemantapan Mutu Internal terjadwal dan terdokumentasi terjadwal dan terdokumentasi 2.Monitoring dan evaluasi 2.Monitoring dan evaluasi 2.Monitoring dan evaluasi kegiatan Pemantapan Mutu kegiatan Pemantapan Mutu kegiatan Pemantapan Mutu Internal secara berkala Internal secara berkala Internal secara berkala 1. Optimalisasi kemampuan 1. Optimalisasi kemampuan 1. Optimalisasi kemampuan 2. Optimalisasi peralatan & 2. Optimalisasi peralatan & 2. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk reagensia untuk reagensia untuk 3. Memperluas Standar Mutu (Metode pengujian, baku mutu, & Acuan) 3. Memperluas Standar Mutu (Metode pengujian, baku mutu, & Acuan) 3. Memperluas Standar Mutu (Metode pengujian, baku mutu, & Acuan) 35

36 KPI 15. Jumlah Mou yang berjalan efektif 4. Monitoring & evaluasi program standar mutu secara berkesinambungan Program Kerja Strategis tiap Tahun Monitoring & evaluasi 4. Monitoring & evaluasi program standar mutu program standar mutu secara berkesinambungan secara berkesinambungan 5. Penyusunan & penerapan SOP & IK sesuai perkembangan IPTEK 1. Program Pelatihan Tim Pemasaran 5. Penyusunan & penerapan SOP & IK sesuai perkembangan IPTEK 1. Program Pelatihan Tim Pemasaran 5. Penyusunan & penerapan SOP & IK sesuai perkembangan IPTEK 1. Program Pelatihan Tim Pemasaran 4. Monitoring & evaluasi program standar mutu secara berkesinambungan 5. Penyusunan & penerapan SOP & IK sesuai perkembangan IPTEK 1. Program Pelatihan Tim Pemasaran 4. Monitoring & evaluasi program standar mutu secara berkesinambungan 5. Penyusunan & penerapan SOP & IK sesuai perkembangan IPTEK 1. Program Pelatihan Tim Pemasaran 2. Pemetaan target market dan Program Pemasaran 2. Pemetaan target market dan Program Pemasaran 2. Pemetaan target market dan Program Pemasaran 2. Pemetaan target market dan Program Pemasaran 2. Pemetaan target market dan Program Pemasaran 3. Program Kerjasama dengan Institusi di luar BBLK 3. Program Kerjasama dengan Institusi di luar BBLK 3. Program Kerjasama dengan Institusi di luar BBLK 3. Program Kerjasama dengan Institusi di luar BBLK 3. Program Kerjasama dengan Institusi di luar BBLK 4. Program Promosi (Brosur, Spanduk, Pameran, Bakti Sosial) 4. Program Promosi (Brosur, Spanduk, Pameran, Bakti Sosial) 4. Program Promosi (Brosur, Spanduk, Pameran, Bakti Sosial) 4. Program Promosi (Brosur, Spanduk, Pameran, Bakti Sosial) 4. Program Promosi (Brosur, Spanduk, Pameran, Bakti Sosial) 16. Pertumbuhan jumlah Pemeriksaan 5. Pembuatan kebijakan & SOP terkait pengembangan website 1. Optimalisasi kemampuan 5. Pembuatan kebijakan & SOP terkait pengembangan website 1. Optimalisasi kemampuan 5. Pembuatan kebijakan & SOP terkait pengembangan website 1. Optimalisasi kemampuan 5. Pembuatan kebijakan & SOP terkait pengembangan website 1. Optimalisasi kemampuan 5. Pembuatan kebijakan & SOP terkait pengembangan website 1. Optimalisasi kemampuan 36

37 2. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk 2. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk 2. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk 2. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk 2. Optimalisasi peralatan & reagensia untuk 3. Program pelatihan SDM 3. Program pelatihan SDM 3. Program pelatihan SDM 3. Program pelatihan SDM 3. Program pelatihan SDM 37

38 BAB V Analisa dan Mitigasi Risiko Dalam hal ini menjelaskan resiko yang dihadapi dalam mewujudkan suatu sasaran strategis untuk merealisasikan visi BBLK Jakarta pada kurun waktu periode lima tahun.dan menjelaskan penilaian resiko dan mitigrasi resiko.dimana resiko tersebut diatikan sebagai kemungkinan kejadian yang dapat menghalangi keterwujudan sasaran strategis, yang bersumber dari aspek finansial dan non finansial(regulasi,masyarakat,supplier,pesaing atau unsur stakehorder inti) Identifikasi Risiko Dalam identifikasi resiko menjelaskan resiko yang dihadapi BBLK Jakarta untuk mewujudkan suatu sasaran stragisnya dalamurun waktu lima tahun. Tabel 12 38

39 5.2. Penilaian Tingkat Resiko Dalam hal ini menjelaskan pengukuran tingkat resiko dengan memperhatikan tingkat kemungkinan kemunculan jenis resiko dan estimasi besar dampak resiko yang ditimbulkan bila resiko terjadi pada suatu sasaran strategis BBLK Jakarta. Tabel 13 39

40 5.3. Rencana Mitigasi Risiko Rencana mitigrasi resiko merupakan upaya nyatayang dibutuhkan BBLK Jakarta untuk menangani kemungkinan dan dampak resiko tertentu pada sasaran strategis.rencana mitigrasi resiko disusun diutamakan untuk megendalikan resiko yang berda dalam kendali BBLK Jakarta. Tabel 14 Rencana Mitigrasi Resiko 40

41 BAB VI Proyeksi Finansial 6.1. Estimasi Pendapatan Estimasi pendapatan disusun selama lima tahunan periode Rencana Strategi Bisnis berdasarkan sumber sumber pendapatan yang terdiri dari sumber pendapatan operasional,pengembangan, kontribusi unit kerja dan pemasukan dari sumber lain. Serta estimasi besaranya pertahun selamam lima tahun. Tabel 15 Sumber No. Pendapatan 1 Dana Pemerintah Baseline Th skrg Estimasi Pendapatan (Rp) Th Ke-1 ThKe-2 Th Ke-3 Th Ke-4 Th Ke-5 No. Operasional 16,210,695,000 12,319,340,000 13,698,179,391 15,200,144,952 16,847,491,311 18,654,515,761 a. Belanja 3,563,695,000 4,934,190,000 5,483,607,921 6,087,967,634 6,752,763,318 7,484,038,570 Pegawai b. Belanja Barang 4,808,638,000 4,609,190,000 5,150,161,775 5,745,230,727 6,399,806,574 7,119,840,006 Operasional c. Biaya 557,450, ,500, ,553, ,209, ,548, ,654,053 Langganan Daya dan Jasa d. Biaya 1,704,312,000 1,480,350,000 1,667,824,320 1,874,046,072 2,100,889,999 2,350,418,318 Pemeliharaan e. Biaya 565,200, ,800, ,972, ,166, ,070, ,770,477 Perjalanan f. Belanja Non 11,400,000 12,310,000 13,560,000 14,249,500 14,973,475 15,733,649 Operasional g. Belanja Modal 5,000,000,000 5,500,000 33,275,000 62,438,750 93,060,688 Jenis Kegiatan Baseline Th Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp) Skrg Tahun Ke-1 Th Ke-2 Th Ke-3 Th Ke-4 ThKe-5 Pengembangan 5,161,850,000 5,800,000,000 5,845,000,000 5,780,000,000 5,815,000,000 a. Peralatan Medik b. Renovasi Gedung Pelayanan c. Memperluas Standar Mutu (Metode pengujian, baku mutu, Acuan, Uji banding & PMI)* d. Pengembangan Sistem software SILK e. Pembuatan kebijakan & SOP terkait pengembangan website f. Pemenuhan kebutuhan SDM Pemasaran sesuai kualifikasi yang dibutuhkan* 2,410,345,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,489,655,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 41,850,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 41

42 No. Sumber Pendapatan 2 Kontribusi Unit Kerja Baseline Th Estimasi Pendapatan (Rp) skrg Th Ke-1 ThKe-2 Th Ke-3 Th Ke-4 Th Ke-5 2,750,000,000 3,067,497,500 3,418,638,850 3,784,252,735 4,182,678,009 4,730,631,349 a. Instalasi Kimia 1,535,600,000 1,689,160,000 1,874,967,600 2,062,464,360 2,268,710,796 2,609,017,415 Kesehatan & Lingkungan b. Instalasi 901,450, ,595,000 1,090,754,500 1,199,829,950 1,319,812,945 1,451,794,240 Mikrobiologi c. Instalasi Patologi 96,800, ,480, ,128, ,840, ,724, ,897,368 Klinik d. Instalasi 124,025, ,427, ,070, ,077, ,585, ,743,503 Imunologi e. Instalasi Virologi 30,250,000 33,275,000 36,602,500 40,262,750 44,289,025 48,717,928 f. Instalasi Uji Kesehatan g. Instalasi Media Reagensia 50,000,000 75,000,000 87,500, ,000,000 62,500,000 61,875,000 10,560,000 11,616,000 12,777,600 14,055,360 15,460,896 h. PME komersial 50,000,000 75,000, ,000, ,000, ,000,000 i. Bimtek komersial 75,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 3 Pemasukan Lain-lain 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 a. Sewa Gedung 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 TOTAL PENDAPATAN 16,210,695,000 20,554,687,500 22,924,818,241 24,839,397,687 26,822,169,320 29,214,147,110 Estimasi Pendapatan tahun

43 6.2. Rencana Kebutuhan Anggaran a. Anggaran Program kelangsungan operasi Tabel 16 No. A Jenis Kegiatan Rupiah Murni Baseline Th Skrg Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp) Tahun Ke-1 Th Ke-2 Th Ke-3 Th Ke-4 ThKe-5 16,210,695,000 12,319,340,000 14,052,209,391 15,554,174,952 17,201,521,311 19,008,545,761 No. 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang Operasional 3. Biaya Langganan Daya dan Jasa 4. Biaya Pemeliharaan 5. Biaya Perjalanan 6. Belanja Non Operasional 7. Belanja Modal (Non Medik) Jenis Kegiatan 3,563,695,000 4,934,190,000 5,837,637,921 6,441,997,634 7,106,793,318 7,838,068,570 4,808,638,000 4,609,190,000 5,150,161,775 5,745,230,727 6,399,806,574 7,119,840, ,450, ,500, ,553, ,209, ,548, ,654,053 1,704,312,000 1,480,350,000 1,667,824,320 1,874,046,072 2,100,889,999 2,350,418, ,200, ,800, ,972, ,166, ,070, ,770,477 11,400,000 12,310,000 13,560,000 14,249,500 14,973,475 15,733,649 5,000,000,000 5,500,000 33,275,000 62,438,750 93,060,688 Baseline Th Skrg Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp) Tahun Ke-1 Th Ke-2 Th Ke-3 Th Ke-4 ThKe-5 B BLU 2,650,000,000 3,000,000,000 3,215,000,000 3,570,000,000 3,970,000,000 4,375,000, Belanja Barang BLU 2. Belanja Pemeliharaan Non Medik 3. Belanja Jasa 4. Belanja Gaji dan Tunjangan 850,000, ,000, ,000,000 1,000,000,000 1,100,000,000 1,200,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 1,650,000,000 1,800,000,000 2,100,000,000 2,400,000,000 2,700,000,000 3,000,000,000 TOTAL BELANJA (A+B) 18,860,695,000 15,319,340,000 17,267,209,391 19,124,174,952 21,171,521,311 23,383,545,761 b. Anggaran Program Pengembangan Anggaran program pengembangan ditujukan untuk pembiyaan program program strategis yang bersumber program strategis tahunan untuk pencapaian target IKU dan program strategis untuk pelaksanan mitigrasi risiko. 43

44 Tabel 17 Anggaran Progran Pengembangan Tahun No. Jenis Kegiatan Baseline Th Skrg Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp) Tahun Ke-1 Th Ke-2 Th Ke-3 Th Ke-4 ThKe-5 C Pengembangan 5,161,850,000 5,800,000,000 5,845,000,000 5,780,000,000 5,815,000,000 a. Peralatan Medik 2,410,345,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 b. Renovasi Gedung Pelayanan c. Memperluas Standar Mutu (Metode pengujian, baku mutu, Acuan, Uji banding & PMI) 2,489,655,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 d. Pengembangan Sistem software SILK e. Pembuatan kebijakan & SOP terkait pengembangan website f. Pemenuhan kebutuhan SDM Pemasaran sesuai kualifikasi yang dibutuhkan 41,850, ,000, ,000, ,000, ,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 TOTAL BELANJA (A+B+C) 20,481,190,000 23,067,209,391 24,969,174,952 26,951,521,311 29,198,545, Rencana Pendanaan Rencana pendanaan diperoleh melalui dana pemerintah dan kontribusi dari unit kerja. Berdasarkan proyeksi anggaran masih belum melebihi proyeksi pendapatan. Apabila ada pengurangan dari proyeksi pendapatan melalui dana pemerintah maka proyeksi anggaran terkait renovasi gedung pelayanan akan mengalami revisi sejauh pengurangan pendapatan melalui dana pemerintah tidak melebihi proyeksi anggaran renovasi gedung pelayanan. Apabila proyeksi pendapatan melalui kontribusi unit kerja dibawah target yang ditetapkan, otomatis mengurangi persentase dari belanja gaji dan tunjangan dan perlu dilakukan revisi terhadap belanja barang BLU. 44

45 BAB VII Implementasi Rencana Strategis Bisnis 7.1 Mekanisme Penetapan Kinerja dengan Dirjen Bina Upaya Kesehatan. RSB BBLK Jakarta yang disusun sudah harus ditandatangani oleh manajemen puncak BBLK Jakarta untuk disampaikan kepada Ditjen Bina Upaya Kesehatan untuk direview dan jika disetuji untuk dilakukan pelaksanaan kontrak kinerja. Pelaksanaan Penetapan Kinerja mengacu kepada Keputusan Dirjen BUK HK.02.04/I/568/12, yang merupakan suatu kontrak kinerja atau sebuah kesepakatan kinerja antara Dirjen Bina Upaya Kesehatan dan pimpinan BBLK Jakarta. Dokumen Penetapan Kinerja hendaknya berisi sasaran strategis dan target IKU (Indikator Kinerja Utama) yang mengacu kepada RSB UPT vertikal untuk suatu tahun penilaian kinerja. Pelaksanaan Penetapan Kinerja dilakukan di awal tahun penilaian kinerja (tentatif bulan Januari atau Februari) sesuai dengan Keputusan Dirjen BUK HK.02.04/I/568/12. Bila dipandang perlu, Penetapan Kinerja dapat digunakan oleh para pimpinan BBLK Jakarta untuk mengusulkan program-program investasi berkaitan dengan pelaksanaan sasaran strategis BBLK Jakarta yang bersifat baru dan membutuhkan dana investasi untuk pelaksanaannya. Dengan demikian, Penetapan Kinerja merupakan sebuah pendekatan penyelarasan vertikal antara arah dan prioritas strategis Ditjen Bina Upaya Kesehatan dan BBLK Jakarta yang ada di bawah kendalinya Mekanisme kontrak Kerja di Interna BBLK Jakarta Berdasarkan hasil Penetapan kinerja dengan Dirjen Bina Upaya Kesehatan, maka manajemen puncak BBLK Jakarta juga melakukan kontrak kinerja dengan pimpinan sub-unit kerja di lapisan organisasi di bawahnya (baik sub-unit kerja medis maupun administratif). Isi kontrak kinerja akan berisi apa saja sasaran strategis RSB BBLK Jakarta dan target IKU (Indikator Kinerja Utama) BBLK Jakarta yang perlu dilakukan oleh suatu unit kerja, dan sasaran strategis serta target IKU sub-unit kerja yang diusulkan ke pihak manajemen puncak BBLK Jakarta untuk suatu tahun penilaian kinerja. Kontrak kinerja antara manajemen puncak BBLK Jakarta dan pimpinan sub-unit kerja disarankan juga dilakukan di awal tahun penilaian kinerja, sesudah pelaksanaan kontrak kinerja dengan Dirjen Bina Upaya Kesehatan. Dengan demikian, isi RSB BBLK Jakarta dapat dilaksanakan pada tingkatan organisasi yang lebih rendah. 45

46 Tabel 18 Kontrak Kinerja Unit Kerja KONTRAK KINERJA UNIT KERJA JABATAN : Ka Bag Keuangan & Administrasi Umum NO. KEY RESULT AREA KPI % BOBOT TARGET PENCAPAIAN NILAI 1 Terwujudnya layanan terpadu dan prima Persentasi ketepatan kalibrasi alat lab sesuai jadwal Terwujudnya program pemasaran Jumlah Mou yang berjalan efektif Terwujudnya SDM yang kompeten Persentase SDM yang sesuai kebutuhan jabatan Terwujudnya Budaya Kinerja Indeks survei Budaya Layanan Prima Peningkatan SILK Jumlah Modul SILK yang diimplementasikan Terwujudnya Sarpras yang handal Persentase Sarpras yang sesuai standard Kemenkes/Pelayanan TOTAL KONTRAK KINERJA UNIT KERJA JABATAN : Ka Sub Bag Keuangan & BMN NO. KEY RESULT AREA KPI % BOBOT TARGET PENCAPAIAN NILAI 1 Laporan Keuangan Akurasi Laporan Keuangan Ketepatan waktu Laporan Keuangan Terwujudnya Budaya Kinerja Indeks survei Budaya Layanan Prima Collection Periods Periode Penagihan Piutang < 30 hari TOTAL KONTRAK KINERJA UNIT KERJA JABATAN : Ka Sub Bag administrasi Umum NO. KEY RESULT AREA KPI % BOBOT TARGET PENCAPAIAN NILAI 1 Terwujudnya SDM yang kompeten Persentase SDM yang sesuai kebutuhan jabatan Rata-rata jam pelatihan per karyawan >8 jam per tahun Terwujudnya Budaya Kinerja Indeks survei Budaya Layanan Prima Peningkatan SILK Jumlah Modul SILK yang diimplementasikan Terwujudnya Sarpras yang handal Persentase Sarpras yang sesuai standard Kemenkes/Pelayanan TOTAL

47 JABATAN : Ka Bid. Pemantapan Mutu & Bimtek KONTRAK KINERJA UNIT KERJA NO. KEY RESULT AREA KPI % BOBOT TARGET PENCAPAIAN NILAI 1 Terwujudnya kepuasan stakeholder Kepuasan Pelanggan Terwujudnya layanan terpadu dan prima Persentase keluhan pelanggan yang ditindak lanjuti Persentase Temuan hasil telusur lapangan BBLK yg ditindaklanjuti 10 3 Terwujudnya Lab Surveilance, PME Tingkat keikutsertaan PME Jumlah Lab. yang dibina Jumlah peserta Bimtek internal Cakupan kegiatan Pemantapan Mutu Internal Terwujudnya peningkatan standar mutu Jumlah Jenis Pemeriksaan yang terakreditasi TOTAL

48 48

49 49

50 7.3. Mekanisme Monitoring Mekanisme monitoring ini merupakan fase pemantauan atas pencapaian target IKU dalam mengawal pelaksanaan suatu sasaran strategis BBLK Jakarta atau sub-unit kerja yang sudah disepakati dalam kontrak kinerja. Untuk kepentingan ini direkomendasikan bahwa proses monitoring dilakukan secara berkala berdasarkan ukuran yang sudah dibuat dan sumber data yang diperlukan untuk memastikan pencapaian dari sasaran strategi setiap unit kerja Mekanisme Dialogue Mekanisme dialog kinerja ini merupakan sebuah pertemuan berkala (misal tiap bulan atau dua bulan sekali) antara manajemen puncak BBLK Jakarta dan pimpinan sub-unit kerja BBLK Jakarta untuk mengevaluasi status pencapaian kontrak kinerja. Setiap pertemuan dialog kinerja diperkirakan membutuhkan waktu maksimal 1 (satu) jam. Ada tiga tujuan utama dari pelaksanaan mekanisme dialog kinerja : 50

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM a. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 57/KMK.05/2010 tanggal 05 Februari 2010 tentang Penetapan pada Kementerian Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012 Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA Unit Eselon II : Tahun Anggaran : 2012 No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target 2012 Satuan (1) (2) (3) (4) 1 Terlaksananya berbagai jenis pelayanan laboratorium yang

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA Unit Eselon II : Tahun Anggaran : 2013 No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Jumlah capaian pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

BAB V Analisa dan Mitigasi Risiko Identifikasi Risiko Penilaian Tingkat Risiko Rencana Mitigasi Risiko...

BAB V Analisa dan Mitigasi Risiko Identifikasi Risiko Penilaian Tingkat Risiko Rencana Mitigasi Risiko... DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Grafik Dan Gambar... vi BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Rencana Strategis Bisnis (RSB)... 3 1.3 Dasar

Lebih terperinci

BAB IV Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis

BAB IV Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis BAB IV Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis A. Matriks No Matriks menjelasakan indikator kinerja utama yang dituju untuk setiap sasaran strategis. Sasaran Strategis Perspektif 1. Kepuasan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN MITIGASI RESIKO Pada bab ini menjelaskan resiko yang dihadapi dalam mewujudkan suatu

BAB V ANALISIS DAN MITIGASI RESIKO Pada bab ini menjelaskan resiko yang dihadapi dalam mewujudkan suatu BAB V ANALISIS DAN MITIGASI RESIKO Pada bab ini menjelaskan resiko yang dihadapi dalam mewujudkan suatu sasaran strategis untuk merealisasikan visi BBLK Makassar pada kurun waktu periode lima tahun dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai upaya mewujudkan tata kelola system yang modern. RSB

Lebih terperinci

BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS. Balai Besar laboratorium Kesehatan Makassar sebagai salah satu

BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS. Balai Besar laboratorium Kesehatan Makassar sebagai salah satu BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS A. Rumusan Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai Balai Besar laboratorium Kesehatan Makassar sebagai salah satu penyelenggara pembangunan kesehatan telah menetapkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No.

Lebih terperinci

BAB VI PROYEKSI FINANSIAL

BAB VI PROYEKSI FINANSIAL 73 BAB VI PROYEKSI FINANSIAL Pada bab ini menjelaskan proyeksi finansial pada kurun waktu periode lima tahunan Rencana Strategi Bisnis (tahun 2015 s.d 2019), yang berisikan estimasi pendapatan dan rencana

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN MITIGASI RISIKO

BAB V ANALISA DAN MITIGASI RISIKO 68 BAB V ANALISA DAN MITIGASI RISIKO 5.1 Identifikasi Risiko Identifikasi Risiko menjelaskan apa saja risiko yang akan dialami oleh BBLK Surabaya umtuk mewujudkan suatu sasaran strategis dalam kurun waktu

Lebih terperinci

Makassar, Desember 2014 Kepala BPFK Makassar RENCANA STRATEGIS BISNIS BPFK MAKASSAR TAHUN

Makassar, Desember 2014 Kepala BPFK Makassar RENCANA STRATEGIS BISNIS BPFK MAKASSAR TAHUN KATA PENGANTAR S egala Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya atas izinnya maka RENCANA STRATEGIS BISNIS TAHUN 2015 2019 Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar dapat kami

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA LAKIP Tahun 203 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

KERANGKA RENSTRA DEPARTEMEN/UNIT KERJA: Berbasis Rencana Strategis RSCM-FKUI

KERANGKA RENSTRA DEPARTEMEN/UNIT KERJA: Berbasis Rencana Strategis RSCM-FKUI KERANGKA RENSTRA DEPARTEMEN/UNIT KERJA: Berbasis Rencana Strategis RSCM-FKUI 2015 2019 1 Tim Konsultan 1. Dr. Ir Budhi Prihartono, DEA 2. Yassierli, Ph.D 3. Dr. Ir. Tota Simatupang, Meng 4. Dr. Ir. Moh

Lebih terperinci

MATRIKS IKU BPFK MAKASSAR

MATRIKS IKU BPFK MAKASSAR Indikator Kinerja Utama BPFK Makassar MATRIKS IKU BPFK MAKASSAR NO PERSPEKTIF SASARAN STRATEGIS NO KPI KPI SATUAN BASE LINE 2015 2016 2017 2018 2019 1 Perspektif Financial Terwujudnya Efisiensi 1 Peningkatan

Lebih terperinci

i U s u l a n R e v i s i R e m u n e r a s i B B L K J a k a r t a T A

i U s u l a n R e v i s i R e m u n e r a s i B B L K J a k a r t a T A i U s u l a n R e v i s i R e m u n e r a s i B B L K J a k a r t a T A 2 0 1 7 KEMENTERIAN KESEHATAN R.I DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN JAKARTA Jln. Percetakan

Lebih terperinci

BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS

BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS 40 BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS 4.1 Matriks IKU Dalam matriks IKU dapat dijelaskan indikator kinerja utama (IKU) yang dituju setiap sasaran strategis. IKU tersebut menunjukkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah berhasil menyusun Rencana Strategis tahun 2014. Rencana Strategis ini akan dijadikan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

BAB IV PEMBAHASAN. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii EXECUTIVE SUMMARY... ix

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii EXECUTIVE SUMMARY... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii EXECUTIVE SUMMARY... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan Laporan... 2 1.3 Ruang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI

BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI 6 BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI 2.1 Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan 2.1.1 Kinerja Pelayanan Laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas Kesehatan Surabaya yang telah dilaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGI BISNIS

RENCANA STRATEGI BISNIS RENCANA STRATEGI BISNIS TAHUN ANGGARAN 2015-2019 RUMAH SAKIT KUSTA Dr. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jl. Sungai Kundur Kelurahan Mariana Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan rumah sakit harus memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan rumah sakit harus memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan badan pelayanan jasa yang bergerak dalam bidang kesehatan. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan pengaruh globaliasi, perilaku pasien semakin

Lebih terperinci

Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan Telp. (021) , (Hunting), Fax

Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan Telp. (021) , (Hunting), Fax Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan 12430 Telp. (021) 7501524, 76660552 (Hunting), Fax. 7690123 Email : rsupf@fatmawatihospital.com ; Website: www.fatmawatihospital.com RINGKASAN EKSEKUTIF Dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun BAB IV PENUTUP Pencapaian kinerja kegiatan-kegiatan yang mendukung program tidak selalu dapat tergambarkan dalam keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator sasaran program, karena masih dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS

BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS 26 BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS 3.1 Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai Visi Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan LabSosio PUSKA Sosiologi telah menetapkan visinya, yaitu menjadi sebuah pusat kajian yang dapat memberi sumbangan secara berarti untuk pengembangan sosiologi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG RUMAH SAKIT KUSTA Dr. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jl.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan akan. kerja dalam periode tertentu. Irham Fahmi (2011)

BAB II DASAR TEORI. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan akan. kerja dalam periode tertentu. Irham Fahmi (2011) BAB II DASAR TEORI A. Penilaian Kinerja Keuangan 1. Pengertian Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturanaturan

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jl. Sungai Kundur Kelurahan Mariana Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2016 KEMENKEU. PPK-BLU Satker. Penetapan. Pencabutan Penerapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le No.1876, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. BLU. Pengelolaan Keuangan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Makassar, 06 Februari Dr. H. Abidin, MPH NIP

Makassar, 06 Februari Dr. H. Abidin, MPH NIP 1 Puji sukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan HidayahNya semata laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2016 RUMAH SAKIT dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI JALAN DR. SUMERU NO 114 BOGOR RENCANA KERJA TAHUNAN Unit

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-nya lah sehingga Tahun Anggaran 2015 dapat kami lalui dengan melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan

OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan AGENDA PEMBAHASAN 1. Pendahuluan 2. Mekanisme Penyusunan dan Pengajuan RBA BLU 3. Hal-Hal yang Perlu

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BIMA, a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF BADAN LAYANAN UMUM BALAI KESEHATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi setiap organisasi harus siap mengikuti perubahan agar tidak tertinggal dan dapat bersaing, salah satunya adalah dengan peningkatan kualitas.

Lebih terperinci

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN A. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Baristand Industri Bandar Lampung maka perlu disusun

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT

Lebih terperinci

E-COMMERCE. Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM

E-COMMERCE. Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM E-COMMERCE Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM 2 Balanced Scorecard Balanced Scorecard merupakan suatu alat managemen yang menilai progres organisasional menuju tujuan strategik melalui pengukuran kinerja pada

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB IV Rencana Implementasi & Kebutuhan Sumber Daya

BAB IV Rencana Implementasi & Kebutuhan Sumber Daya BAB IV Rencana Implementasi & Kebutuhan Sumber Daya 4.1. Rencana Implementasi Setelah rancangan sistem manajemen kinerja dibuat berikut dengan program strategis agar tolok ukur yang telah ditetapkan dapat

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017 RUMAH SAKIT dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI JALAN DR. SUMERU NO 114 BOGOR RENCANA KERJA TAHUNAN Unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap BAB IV ANALISIS DATA A. Pengukuran Kinerja PT Nindya Karya (Persero) Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap sebagai fokus utama pengendalian manajemen tradisional,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, mendorong kebutuhan atas tanah yang terus meningkat, sementara luas tanah yang ada

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS KINERJA TAHUN 2015 2019 PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

SATUAN PEMERIKSA INTERNAL UIN ALAUDDIN MAKASSAR

SATUAN PEMERIKSA INTERNAL UIN ALAUDDIN MAKASSAR KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-36 /PB/2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEUANGAN SATUAN KERJA BADAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu dari sepuluh Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Sukabumi Periode 2006-2010 adalah Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Sosial. Kebijakan

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT

Lebih terperinci

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 26 III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Lokasi, Waktu dan Pembiayaan 1. Lokasi Kajian Kajian tugas akhir ini dengan studi kasus pada kelompok Bunga Air Aqua Plantindo yang berlokasi di Ciawi Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI Bambang Tjahjono Bidang Program

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 212/KA/XII/2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 212/KA/XII/2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 212/KA/XII/2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa Badan Tenaga Nuklir

Lebih terperinci

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Bab II. Analisis Situasi Bab III. Kebijakan Strategis Bab 2. Analisis Situasi SWOT Kondisi internal Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan) Kondisi eksternal

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BISNIS REVISI 2017

RENCANA STRATEGIS BISNIS REVISI 2017 RENCANA STRATEGIS BISNIS 2015-2019 REVISI 2017 RUMAH SAKIT PARU Dr.M.GOENAWAN PARTOWIDIGDO Cisarua - Bogor Jl. Raya Puncak KM.83 Kotak Pos 28 Cisarua Bogor 16750 Telp : (0251) 8253630, 8257663 Fax : (0251)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah serta perusahaan milik pemerintah dan organisasi sektor publik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2016 Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum. Ir. Christianus R. Dewanto, M. Eng.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2016 Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum. Ir. Christianus R. Dewanto, M. Eng. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Rencana strategis (Renstra) Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum (KSHU) Periode tahun 2015-2019 telah selesai diperbaharui. Renstra ditetapkan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No. 18 Surabaya Telp. 031-5021451, Fax. 031-5020388 e-mail : bblksub@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No. 18 Surabaya Telp. 031-5021451, Fax. 031-5020388 e-mail : bblksub@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis Bisnis merupakan suatu proses yang dilakukan organisasi untuk menentukan strategi atau arah serta pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II BAB. II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam system akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah)

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah) BAB I PENDAHULUAN Peran rumah sakit/rs dalam membangun kesejahteraan masyarakat sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah) memiliki tanggung jawab untuk melayani pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan sebagai bagian dari proses manajemen (stratejik), mutlak dilakukan oleh suatu organisasi sebagai upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya dan sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. dalam dunia nyata, perlu disiapkan timeline penerapan kegiatan dan ukuran kinerja. tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

BAB V RENCANA AKSI. dalam dunia nyata, perlu disiapkan timeline penerapan kegiatan dan ukuran kinerja. tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. BAB V RENCANA AKSI Setelah menganalisa semua aspek yang perlu dipertimbangkan untuk pengembangan bisnis KAP Chandra, satu hal yang tersisa adalah penerapannya dalam dunia nyata. Untuk dapat menerapkan

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT(BBKPM) SURAKARTA Tahun 2016 Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan i NILAI-NILAI BBKPM

Lebih terperinci

USULAN PENETAPAN TARGET

USULAN PENETAPAN TARGET USULAN ANALISIS/KERTAS KERJA PEDOMAN REMUNERASI PEGAWAI PENETAPAN TARGET BADAN LAYANAN UMUM IKU POLTEKKES YOGYAKARTA (BLU)POLTEKKES KEMENKES MALANG BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAANSUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem

Lebih terperinci

21 Universitas Indonesia

21 Universitas Indonesia BAB 3 GAMBARAN UMUM DEPARTEMEN KEUANGAN DAN BALANCED SCORECARD TEMA BELANJA NEGARA 3.1. Tugas, Fungsi, dan Peran Strategis Departemen Keuangan Republik Indonesia Departemen Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI RENCANA STRATEGIS PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2006-2009 Oleh Tim Renstra PMG 1. UU No. 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

laporan hasil audit internal

laporan hasil audit internal laporan hasil audit internal UNIT PENJAMINAN MUTU POLTEKKES KEMENKES KEMENKES SURAKARTA 2016 1 RINGKASAN EKSEKUTIF Kegiatan audit internal Poltekkes Kemenkes Surakarta dilakukan 2 kali dalam tahun 2016.

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS

BAB II RENCANA STRATEGIS BAB II RENCANA STRATEGIS 2.1. INDIKATOR KINERJA UTAMA Dalam lampiran Keputusan Bupati Siak Nomor 378/HK/KPTS/2016 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Rumah Sakit Umum Daerah Siak disebutkan bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. kesehatan (RPJPK) tahun dalam tahap ke-3 ( ),

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. kesehatan (RPJPK) tahun dalam tahap ke-3 ( ), BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan salah satu indikator suksesnya pembangunan suatu bangsa sehingga diperlukan adanya suatu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan

Lebih terperinci