Kata kunci : regresi logistik, bagging, ketepatan klasifikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci : regresi logistik, bagging, ketepatan klasifikasi"

Transkripsi

1 KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA MALANG DENGAN PENDEKATAN BAGGING REGRESI LOGISTIK Ery Surya Nigrum da 2 Bambag Widjaarko Otok Mahasiswa Jurusa Statistika FMIPA-ITS ( ) 2 Dose Jurusa Statistika FMIPA-ITS erysuryaigrum@yahoo.com da 2 bambag_wo@statistika.its.ac.id ABSTRAK Kesejahteraa merupaka aspek petig dari kualitas mausia secara keseluruha. Berbagai peelitia yag telah dilakuka megeai kesejahteraa megidikasika bahwa bayak sekali faktor yag mempegaruhi kesejahteraa rumah tagga. Oleh karea itu, dilakuka peelitia megeai klasifikasi kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag gua melihat karakteristik da faktor yag palig berpegaruh terhadap kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag. Berdasarka hasil peelitia diperoleh aalisis deskriptif yag meujukka bahwa terdapat perbedaa da persamaa karakteristik kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag atara kelompok rumah tagga miski da tidak miski. Pada aalisis regresi logistik diperoleh empat variabel prediktor yag sigifika berpegaruh terhadap kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag, yaitu jumlah aggota rumah tagga, status pekerjaa utama kepala rumah tagga, pegalama membeli beras raski dalam tiga bula terakhir, da ada/tidak ada aggota rumah tagga yag dapat megguaka telepo seluler, dega ilai ketepata klasifikasi sebesar 97,8%. Nilai ketepata klasifikasi tersebut dapat ditigkatka dega pedekata baggig regresi logistik. Hasil aalisis baggig regresi logistik meujukka bahwa pada 60 kali replikasi bootstrap diperoleh ilai ketepata klasifikasi terbesar, yaitu sebesar 98%. Kata kuci : regresi logistik, baggig, ketepata klasifikasi. PENDAHULUAN Kesejahteraa merupaka aspek petig dari kualitas mausia secara keseluruha. Krisis ekoomi da moeter yag melada Idoesia pada tahu 997 meyebabka kemudura berbagai kegiata ekoomi, tergagguya kegiata produksi da distribusi. Permasalaha tersebut membawa dampak yag serius pada peigkata jumlah pegaggura da peduduk miski. Kemiskia serigkali dipahami sebagai gejala redahya tigkat kesejahteraa semata, padahal kemiskia merupaka gejala yag bersifat kompleks da multidimesi, dimaa berkaita dega aspek sosial, ekoomi, budaya, da aspek laiya. Berbagai upaya da kebijaka pembagua telah dilakuka pemeritah utuk meaggulagi kemiskia. Seperti ipres desa tertiggal, pemberia BLT (Batua Lagsug Tuai), raski, kompesasi BBM, da berbagai program peaggulaga kemiskia laiya. Namu, dari berbagai program yag telah dilaksaaka oleh pemeritah tersebut, masih terdapat kekuraga-kekuraga dalam pelaksaaaya. Secara garis besar, kebutuha rumah tagga dapat dikelompokka dalam 2 (dua) kategori besar, yaitu kebutuha paga da o paga. Secara alamiah kuatitas paga yag dibutuhka seseorag aka mecapai titik maksimum semetara kebutuha o paga, tidak aka ada batasya. Semaki tiggi pegeluara utuk paga, berarti semaki kurag sejahtera rumah tagga yag bersagkuta. Sebalikya, semaki kecil pagsa pegeluara paga, maka rumah tagga tersebut semaki sejahtera (Mulyato, 2005). Pegeluara rumah tagga dapat mejadi ukura kesejahteraa, maki besar pegeluara utuk baha o paga meadaka semaki sejahtera kehidupa rumah tagga tersebut (BPS Sumut, 2004). Kota Malag merupaka salah satu kota besar di Jawa Timur dega tigkat kepadata peduduk yag tiggi. Kota Malag juga memiliki ilai pegeluara perkapita per bula yag cukup besar diatara kabupate/kota di Jawa Timur. Pada tahu 2009, ilai pegeluara perkapita per bula Kota Malag mecapai 45,85% utuk ilai pegeluara perkapita sebesar Rp ,00 ke atas da 39,48% utuk ilai pegeluara perkapita atara Rp ,00 sampai Rp ,00. Hal ii meujukka bahwa tigkat kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag cukup tiggi. Kajia megeai kesejahteraa telah bayak dilakuka, diataraya oleh Faturokhma da Molo (995) yag meeliti tetag karakteristik rumah tagga miski di Yogyakarta da Rahmawati (999) meeliti kesempata kerja peduduk miski di DKI Jakarta. Kemudia Bada Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dega Word Bak Istitute (2002) meyusu dasar-dasar aalisis kemiskia. Peelitia megeai kesejahteraa tersebut megidikasika bahwa bayak

2 sekali faktor yag mempegaruhi kesejahteraa rumah tagga. Oleh karea itu, dilakuka peelitia megeai klasifikasi kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag gua melihat karakteristik da faktor yag berpegaruh terhadap kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag. Ada beberapa peelitia sebelumya yag berkaita dega klasifikasi kesejahteraa rumah tagga, yaitu peelitia Prakosa (20) megeai klasifikasi kesejahteraa rumah tagga di provisi Jawa Timur dega pedekata bootstrap aggregatig classificatio ad regressio trees. Dalam peelitiaya, Prakosa haya megguaka 7 (tujuh) variabel prediktor sebagai faktor yag mempegaruhi kesejahteraa rumah tagga di Jawa Timur. Peelitia laiya adalah Pratama (20) megeai klasifikasi kesejahteraa rumah tagga di Jawa Timur dega pedekata multivariate adaptive regressio splie bootstrap aggregatig. Berbeda dega Prakosa, Pratama megguaka 7 ( tujuh belas) variabel prediktor sebagai faktor yag mempegaruhi kesejahteraa rumah tagga di Jawa Timur. Pada peelitia ii juga diguaka 7 (tujuh belas) variabel prediktor yag mecakup aspek kepeduduka, pedidika, perumaha, keteagakerjaa, sosial ekoomi rumah tagga, da tekologi iformasi da komuikasi sebagai faktor yag mempegaruhi kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag. Namu, metode aalisis yag diguaka adalah regresi logistik. Regresi logistik diguaka utuk megetahui pola hubuga kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag dega faktor-faktor yag mempegaruhiya. Selai itu, dega aalisis regresi logistik dapat diketahui ilai ketepata klasifikasi kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag. Namu, ilai ketepata klasifikasi tersebut dapat ditigkatka dega pedekata baggig regresi logistik. Oleh karea itu, utuk memperoleh ketepata klasifikasi yag lebih tiggi diguaka pedekata baggig regresi logistik. Paramita (2008) telah melakuka peelitia dega dega megguaka baggig regresi logistik ordial utuk memperoleh ketepata klasifikasi yag lebih tiggi. 2. TINJAUAN PUSTAKA Kosep Kesejahteraa Berdasarka Racaga Udag-Udag tetag Sistem Kesejahteraa Sosial Nasioal (RUU SKSN), kesejahteraa sosial adalah kodisi sosial ekoomi yag memugkika bagi setiap warga egara utuk dapat memeuhi kebutuha yag bersifat jasmai, rohai, da sosial sesuai dega harkat da martabat mausia. Kesejahteraa meurut Cahyat dkk (2007) merupaka kodisi dapat memeuhi kebutuha dasar baik material maupu o material yag mecakup aspek gizi da kesehata, pegetahua, da kekayaa materi. Kemiskia sediri merupaka betuk ketidakmampua utuk meraih kesejahteraa dipadag dari sisi ekoomi dalam memeuhi kebutuha dasar makaa da buka makaa yag dikur dari sisi pegeluara. Peduduk miski adalah peduduk yag memiliki rata-rata pegeluara perkapita per bula di bawah Garis Kemiskia (GK). Garis kemiskia merupaka pejumlaha dari Garis Kemiskia Makaa (GKM) da Garis Kemiskia No Makaa (GKNM). Utuk tahu 2009, garis kemiskia telah ditetuka oleh BPS, yaitu Rp ,00 (BPS, 2009). Peduduk yag memiliki rata-rata pegeluara perkapita per bula di bawah garis kemiskia dikategorika sebagai peduduk miski. Selai itu, kemiskia juga dijelaska sebagai suatu situasi dimaa seseorag atau rumah tagga megalami kesulita utuk memeuhi kebutuha dasar, semetara ligkuga pedukugya kurag memberika peluag utuk meigkatka kesejahteraa secara berkesiambuga atau utuk keluar dari keretaa (Cahyat dkk, 2007). Tigkat kesejahteraa masyarakat atara lai dapat diukur melalui besarya pedapata/pegeluara. Pegeluara utuk kebutuha kosumsi dapat mecermika tigkat kemampua ekoomi masyarakat, da kemampua daya beli masyarakat dapat memberika gambara tetag tigkat kesejahteraa masyarakat. Semaki tiggi daya beli masyarakat, meujukka meigkatya kemampua dalam memeuhi kebutuha hidupya da selajutya aka berdampak meigkatya kesejahteraa masyarakat (BPS, 2009). Faktor-faktor yag Mempegaruhi Kesejahteraa Rumah Tagga Dalam megukur kesejahteraa rumah tagga diperluka idikator moeter, idikator yag bayak diguaka adalah pedapata da pegeluara (BPS, 2009, da The World Bak, 2007). Idikator pegeluara, dalam hal ii 2

3 disebut juga kosumsi, dipilih karea sifatya tetap da relatif stabil terhadap berfluktuasiya pedapata dari tahu ke tahu. Suryadarma (2005) megugkapka variabel-variabel yag mejadi ciri kesejahteraa suatu keluarga, atara lai : kepemilika asset, kepemilika biatag terak, status perkawia kepala rumah tagga, jeis kelami kepala rumah tagga, tigkat pedidika kepala rumah tagga da pasagaya, aggota rumah tagga yag bekerja, sektor pekerjaa, akses terhadap rumah tagga, kosumsi makaa da idikator kesehata, idikator kesejahteraa laiya, serta partisipasi politik da akses kepada iformasi. Jumlah aggota rumah tagga diduga mempuyai keterkaita erat dega kesejahteraa rumah tagga karea kemiskia dihitug berdasarka pegeluara da jumlah aggota rumah tagga. Maki besar jumlah aggota rumah tagga, aka maki besar pula resiko utuk mejadi miski apabila pedapataya tidak meigkat (Faturokhma da Molo, 995). Usia kepala rumah tagga juga berkaita dega kesejahteraa rumah tagga walaupu hubugaya tidak begitu jelas, aka tetapi ada kecederuga bahwa kepala rumah tagga yag lebih sejahtera lebih tua dibadigka kepala rumah tagga yag kurag sejahtera. Jeis karakteristik lai adalah karakteristik jeis pekerjaa. Kemampua mayoritas rumah tagga utuk keluar dari kemiskia aka bergatug pada upah mereka dari pekerjaa yag dilakuka. Jadi petig utuk meguji hubuga atara kesejahteraa dega jeis pekerjaa aggota rumah tagga yag berada dalam usia kerja. Dillo da Hermato dalam Faturokhma da Molo (995) megugkapka bahwa keyataaya, sebagia peduduk atau rumah tagga miski di desa masih megadalka pertaia sebagai pekerjaa utamaya, aka tetapi usaha-usaha di luar pertaia tetap mejadi sumber pedapata komplemeter da alteratif bagi keluarga. Sedagka rumah tagga miski di kota lebih bayak megadalka peghasila dari sektor-sektor jasa atau lebih dikeal dega sektor iformal. Karakteristik umum peduduk miski meurut Rusastra da Togar (2007) adalah sebagia besar tiggal di desa, bekerja di sektor pertaia, sifat pekerjaa adalah iformal, serta status pekerjaa sebagai pekerja keluarga yag tidak dibayar. Sedagka meurut The World Bak (2006) karakteristik umum peduduk miski adalah sifat pekerjaa yag bersifat iformal, serta status pekerjaa sebagai pekerja keluarga yag tidak dibayar. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah aalisis yag berkaita dega pegumpula da peyajia data sehigga dapat memberika iformasi yag bergua. Aalisis ii bertujua meguraika tetag sifat-sifat atau karakteristik dari suatu keadaa da utuk membuat deskripsi atau gambara yag sistematis da akurat megeai fakta-fakta, sifat-sifat dari feomea yag diselidiki. Beberapa betuk peyajia statistik deskriptif adalah tabel, diagram, grafik, histogram, da laiya (Walpole, 993). Regresi Logistik Regresi logistik diguaka jika variabel respo bersifat kategorik (omial atau ordial) dega variabel-variabel prediktor kotiu maupu kategorik (Agresti, 990). Variabel respo Y yag bersifat radom da bier, yaki berilai dega probabilitas π da berilai 0 de ga probabilitas - π, disebut sebagai poit-biomial (Le, 998). Meurut Le (998), utuk sampel ke-i (i =, 2,..., ), Y i adalah variabel beroulli dega yi yi probabilitas P( Yi = yi ) = π( xi ) ( π( xi )) Dega y i = 0, da = jumlah sampel. Le (998) meyataka bahwa fugsi basis logistik adalah f ( z) =, < z < z + e (2.) dimaa, p z = β 0 + β j xij j= Secara umum fugsi hubug yag diguaka adalah fugsi hubug logit, maka distribusi peluag yag diguaka adalah fugsi logistik berdasarka McCullagh da Nelder (989) adalah g( x) e π(xi ) = g( x) + e dega g ( x ) = β 0 + β x + + β p x p ; p = jumlah variabel bebas, sehigga exp( β0 + βx β px p ) π ( xi ) = + exp( β0 + βx β px p ) atau dapat ditulis dega persamaa 3

4 p exp β0 + β jxij j= 0 π ( x = i) p + exp β0 + β jxij j= 0 Jika model pada persamaa di atas ditrasformasi dega megguaka trasformasi logit dari π(x), maka model logistik dapat ditulis sebagai persamaa : π ( xi ) g ( x) = l = β0 + βx β p x p π ( xi ) Metode estimasi yag diguaka dalam regresi logistik adalah metode maximum likelihood (Hosmer ad Lemeshow, 2000). Pada dasarya metode maximum likelihood megestimasi ilai β dega memaksimumka fugsi Likelihood (Hosmer ad Lemeshow, 2000). Setelah megestimasi parameter model regresi logistik, maka perlu dilakuka pegujia utuk megetahui variabel prediktor maa yag berpegaruh sigifika terhadap variabel respo. Pegujia sigifikasi parameter terdiri dari pegujia secara idividu da seretak. Pegujia sigifikasi parameter model dega satu variabel prediktor dilakuka utuk megetahui ada atau tidakya hubuga atara suatu variabel prediktor da variabel respo (Le, 998). Lagkah pegujia hipotesisya adalah sebagai berikut. Hipotesis: H 0 : β j = 0 H : β j 0 ; j =, 2,..., p ˆ Statistik Uji (Le, 998): Wald (W) β j = SEˆ( ˆ β j ) Utuk memperoleh keputusa, ilai statistik uji dibadigka dega distribusi ormal baku (Z). H 0 ditolak jika W > Z α / 2. Uji sigifikasi parameter secara seretak dilakuka sebagai upaya memeriksa peraa masig-masig variabel prediktor dalam model secara bersama-sama dega lagkah sebagai berikut. Hipotesis: H 0 : β = β 2 = = β p = 0 H : palig sedikit ada satu β j 0, dega j =,2,, p Statistik Uji (Hosmer ad Lemeshow, 2000): 4 G ( Likelihood RatioTest) dega = y, ( ) i 0 = yi i= i= = 2L i=, = 0 + πˆ Sehigga persamaa dapat ditulis sebagai = 2 i= 0 y ( ) ( ( )) ( y x πˆ x ) i i i 0 [ y l( πˆ ( x )) + ( y ) l( πˆ ( x ))] [ l( ) + l( ) l( ) ] G i i i i 0 0 Statistik uji G megikuti distribusi chi-square dega derajat bebas v (Hosmer ad Lemeshow, 989). Akibatya, kriteria peolaka H 0 adalah jika 2 G > χ ( α, v). Dari estimasi model regresi logistik yag telah diperoleh, i gi diketahui seberapa besar keefektifa model dalam mejelaska variabel respo. Hal ii disebut sebagai goodessoffit (kesesuaia model). Goodess of fit dihitug berdasarka ilai πˆ yag tergatug pada susua variabel-variabel prediktor dalam model, buka dari jumlah variabel prediktor (Hosmer ad Lemeshow, 2000). Berikut ii adalah lagkahlagkah pegujia kesesuaia model. H 0 : Model sesuai H : Model tidak sesuai Statistik Uji (Hosmer ad Lemeshow, 2000): g 2 ( ) ( ok k k ) Cˆ ' π Hosmer Lemeshow = ' π π g o k ' k ( ) k = k k = Jumlah grup = Jumlah subjek pada grup ke-k c = k j= y, jumlah ilai variabel respo pada j grup ke-k c m ( ) = k jπˆ x j π, rata-rata taksira probabilitas k j= k ' dimaa m j adalah bayakya subjek pada c k kombiasi variabel prediktor. Jika H 0 bear, maka distribusi statistik uji Ĉ megikuti distribusi chi-square dega derajat bebas g-2 (Hosmer ad Lemeshow, 2000). Daerah 2 peolaka H 0 adalah Cˆ > χ. ( g 2) Iterpretasi koefisie model regresi logistik meliputi meetuka hubuga fugsioal atara variabel respo da variabel prediktor serta medefiisika uit perubaha variabel respo yag disebabka oleh variabel prediktor (Hosmer k i

5 ad Lemeshow, 2000). Utuk variabel prediktor dikotomus, ada dua ilai π ( x) da dua ilai π x seperti pada Tabel. ( ) Tabel. Nilai-Nilai π ( x) da π( x) Utuk Variabel Prediktor Dikotomus Variabel Variabel Prediktor respo x = x = 0 exp y = ( ) ( β0 + β) exp( β 0 ) π = π( 0) = + exp( β0 + β) + exp( β 0 ) y = 0 - π( ) + exp( β + β ) - π 0 = + exp( β ) Odds rasio, diotasika ψ, didefiisika sebagai rasio odds utuk x= terhadap odds utuk x = 0 (Hosmer ad Lemeshow, 2000). π( )/[ π( ) ] ψ = π( 0) π( 0) ] Berdasarka Tabel, ilai odds rasio : ψ = exp( β) Prosedur klasifikasi yag dipakai pada regresi logistik adalah apparet error rate (APER). Nilai APER meyataka proporsi sampel yag salah diklasifikasika oleh fugsi klasifikasi (Johso ad Wicher, 992). Tabel 2. Tabel Klasifikasi Regresi Logistik Hasil Observasi Taksira y y 2 y 2 y Keteraga : = Jumlah subjek dari y tepat diklasifikasika sebagai y 2 = Jumlah subjek dari y salah diklasifikasika sebagai y 2 2 = Jumlah subjek dari y 2 salah diklasifikasika sebagai y 22 = Jumlah subjek dari y 2 tepat diklasifikasika sebagai y 2 APER (%) = Bootstrap Aggregatig (Baggig) Metode baggig pertama kali diguaka oleh Breima (994). Baggig diguaka sebagai alat utuk memperbaiki stabilitas da kekuata prediksi dega cara mereduksi variasi dari suatu prediktor. Baggig prediktor adalah metode utuk membagkitka multiple versio dari prediktor da megguakaya utuk aggregate prediktor. Multiple versios dibetuk dega replikasi bootstrap dari sebuah data set. Pada beberapa kasus baggig pada data set real atau simulasi dapat meigkatka akurasi. Jika perubaha dalam data set meyebabka perubaha yag sigifika maka baggig dapat meigkatka akurasi. Ide dasar dari baggig adalah megguaka bootstrap resamplig utuk membagkitka prediktor dega bayak versi, dimaa ketika dikombiasika seharusya hasilya lebih baik dibadigka dega prediktor tuggal yag dibagu utuk meyelesaika masalah yag sama. Sebuah data set terdiri dari {(y, x ), =,..., N } dega y da pat berupa klas label atau umerik respo. Jika iput adalah x, maka y diprediksi dega φφ(x, ) dimaa φφ(x, ) adalah prediktor. Utuk medapatka prediktor yag lebih baik maka dilakuka replikasi bootstrap { Rk} yag kemudia disebut {φφ(x, Rk)}. Replikasi bootstrap dilakuka sebayak B kali sehigga { P(B) } dari da dibetuk prediktor {φφ(x, P(B) )}. { P(B) } adalah resamplig dega pegembalia. Baggig bekerja dega baik pada metode klasifikasi yag meghasilka parameter yag tidak stabil, dimaa perubaha kecil pada data set aka meghasilka perubaha besar pada model yag diperoleh. Beberapa metode yag tidak stabil adalah eural etwork, regresi, klasifikasi, da regresi poho. S edagka cotoh metode yag stabil adalah k-earest eighbor (Breima, 994). Aggregate classifier atau metode klasifikasi agregat µ A diberika secara umum dalam : µ A (y) = E F [μμ (y, Rk)] dimaa ekspektasi sampel D k berdasarka distribusi F (fugsi distribusi empirik). Breima megealka prosedur baggig dimaa syarat µ A (y) diperoleh dega membagkitka B dari D k dega metode bootstrap. Bootstrap sampel ditetuka dari samplig dega pegembalia data observasi. Utuk setiap resampel bootstrap dari FF dihitug : μμ P(*b) (y, Rk (*b) ), b =,..., B da kemudia meaksir classifier sebagai berikut. μμ RA(y) = EE FF [μμ (y, Rk * )] (Dias da Vermut, 2005). Estimasi Baggig Class Probability Beberapa metode klasifikasi meaksir peluag pp (j x) suatu objek dega prediksi vector x termasuk dalam klas j. Kemudia klas yag sesuai x ditaksir sebagai max j pp (j x). Utuk

6 metode seperti ii, ketepata baggig dega votig (peluag terbesar) adalah rata-rata pp (j x) dari semua replikasi bootstrap, memperoleh pp RB(j x) da kemudia diguaka megestimasi klas max j pp RB(j x). Peaksir ii dihitug di setiap klasifikasi bootstrap yag dilakuka. Hasil kesalaha klasifikasi sebearya idetik dega meghitug setiap kesalaha klasifikasi di tiap replikasi bootstrap. Selama ii bukti-bukti megidikasika bahwa bagged meaksir lebih akurat daripada peaksir tuggal. Utuk meguji peryataa ii dilakuka perbadiga estimasi pp *(j x) dari ilai sebearya. Perbadiga dilakuka dega membadigka prediksi error dari hasil model tuggal sebagai berikut. e S = pp (j x) p*(j x) dimaa pp (j x) adalah peaksir peluag dari model tuggal da p*(j x) adalah peluag sebearya. Sedagka utuk model hasil baggig, pada setiap iterasi bootstrap dilakuka perhituga prediksi error. e B = pp RB(j x) p*(j x) dimaa pp RB(j x) peaksir dari peluag pada setiap replikasi, sehigga prediksi error dari model baggig merupaka hasil rata-rata prediksi error pada setiap pegambila sampel pada setiap B replikasi bootstrap (Breima, 994). Algoritma baggig utuk regresi logistik bier adalah sebagai berikut :. Megambil sampel bootstrap sebayak dari data set dega pegulaga sebayak. Pegambila sampel sedemikia higga setiap variabel aggregate dalam setiap observasi. 2. Memodelka regresi logistik bier data set hasil sampel bootstrap RB. 3. Meghitug peluag respo utuk setiap observasi da meghitug ketepata klasifikasi. Kesalaha klasifikasi pada lagkah ii disebut e B. 4. Megulag lagkah sampai lagkah 4 sebayak B kali (replikasi bootstrap). 5. Memperoleh ketepata klasifikasi baggig dari rata-rata ketepata klasifikasi setiap pegambila sampel sampai B, sehigga kesalaha klasifikasi baggig utuk replikasi B kali adalah ee RB. 6. Membetuk model baggig regresi logistik bier dari rata-rata setiap parameter pada setiap pegambila sampel sampai B. 7. Utuk memperoleh hasil yag lebih baik, maka replikasi bootstrap dilakuka sebayak 6 mugki (Efro da Tibshirai, 993). Replikasi bootstrap yag biasa diguaka adalah 50 sampai METODOLOGI PENELITIAN Data yag diguaka dalam peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari hasil Survey Sosial Ekoomi Nasioal (SUSENAS) Jawa Timur tahu Variabel respo dalam peelitia ii adalah rumah tagga yag dibagi mejadi 2 kategori, yaitu : = miski 2 = tidak miski Sedagka yag mejadi variabel prediktor adalah 7 (tujuh belas) faktor sebagai berikut.. Jeis kelami kepala rumah tagga (X ) = laki-laki 2 = perempua 2. Usia kepala rumah tagga (X 2 ) 3. Status perkawia kepala rumah tagga (X 3 ) = kawi 2 = laiya 4. Ijazah tertiggi kepala rumah tagga (X 4 ) = tidak puya ijazah 2 = tamat SD 3 = tamat SLTP/Sederajat 4 = tamat SLTA/Sederajat 5 = tamat di atas SLTA 6 = tidak perah sekolah 5. Jumlah aggota rumah tagga (X 5 ) 6. Kegiata utama kepala rumah tagga (X 6 ) = bekerja 2 = tidak bekerja 7. Lapaga usaha utama kepala rumah tagga (X 7 ) = pertaia 2 = o pertaia 3 = tidak bekerja 8. Status pekerjaa utama kepala rumah tagga (X 8 ) = buruh/karyawa 2 = pegusaha 3 = laiya 4 = tidak bekerja 9. Status peguasaa bagua tempat tiggal (X 9 ) = milik sediri 2 = kotrak/sewa 3 = bebas sewa 4 = dias 5 = laiya

7 0. Sumber air mium (X 0 ) = air kemasa bermerek 2 = air isi ulag 3 = ledig metera/ledig ecera 4 = sumur bor/pompa/sumur terlidugi/ sumur tidak terlidugi 5 = mata air terlidug/mata air tidak terlidug 6 = laiya. Cara memperoleh air mium (X ) = membeli 2 = tidak membeli 2. Sumber peeraga (X 2 ) = listrik PLN 2 = listrik o PLN 3 = laiya 3. Baha bakar eergi utama utuk memasak (X 3 ) = listrik 2 = gas/elpiji 3 = miyak taah 4 = arag/briket/kayu bakar 5 = laiya 4. Pegalama medapatka pelayaa kesehata gratis selama eam bula terakhir (X 4 ) = perah 2 = tidak perah 5. Pegalama membeli beras raski selama tiga bula terakhir (X 5 ) = perah 2 = tidak perah 6. Ada aggota rumah tagga yag dapat megguaka telepo seluler (X 6 ) = ya 2 = tidak 7. Ada aggota rumah tagga yag meguasai pegguaa komputer desktop (X 7 ) = ya 2 = tidak Aalisis dilakuka dega lagkah-lagkah sebagai berikut.. Aalisis statistik deskriptif utuk masigmasig faktor-faktor yag mempegaruhi kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag. 2. Melakuka aalisis regresi logistik bier dega pegujia secara idividu terhadap masig-masig variabel prediktor. 3. Meetuka model regresi logistik bier dega memasukka seluruh variabel prediktor yag sigifika berpegaruh pada pegujia secara idividu. 4. Medapatka variabel prediktor yag sigifika berpegaruh terhadap model regresi logistik bier. 5. Melakuka bootstrap aggregatig utuk prediktor dari model logistik bier, dega 50 sampai 80 replikasi bootstrap. 6. Meetuka ketepata klasifikasi pada setiap pegambila sampel B replikasi bootstrap, sehigga diperoleh kesalaha klasifikasi e B. 7. Meetuka kesalaha klasifikasi baggig ee RB. 8. Membetuk model baggig regresi logistik bier dari rata-rata setiap parameter pada setiap pegambila sampel sampai B. 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pegeluara rumah tagga dapat mejadi ukura kesejahteraa, maki besar pegeluara utuk baha o paga meadaka semaki sejahtera kehidupa rumah tagga tersebut (BPS Sumut, 2004). Pada peelitia ii, klasifikasi kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag didasarka pada besarya pegeluara perkapita rumah tagga per bula, dimaa rumah tagga digologka sebagai rumah tagga miski da tidak miski. Pada tahu 2009, BPS telah meetapka agka Rp ,00 sebagai garis kemiskia. Apabila suatu rumah tagga memiliki pegeluara perkapita per bula di bawah ilai garis kemiskia tersebut, maka rumah tagga tersebut digologka sebagai rumah tagga miski, da sebalikya. Berikut ii adalah deskriptif pegeluara perkapita rumah tagga di Kota Malag tahu Tabel 3. Statistik Deskriptif Pegeluara Perkapita Rumah Tagga Per Bula Miimum Maximum Mea Tabel 3 meujukka bahwa ilai pegeluara perkapita rumah tagga per bula yag terkecil adalah sebesar Rp 26.00,00, sedagka yag terbesar sebesar Rp ,00. Nilai ratarata pegeluara perkapita rumah tagga per bula di Kota Malag dari 736 rumah tagga adalah sebesar Rp ,00. Berikut ii adalah hasil pegelompokka rumah tagga di Kota Malag berdasarka garis kemiskia yag telah ditetapka oleh BPS. 7

8 Tabel 4. Jumlah da Persetase Rumah Tagga da Kelompok Rumah Tagga (%) 5 2, , Tabel 4 memberika iformasi bahwa 2,04% rumah tagga di Kota Malag termasuk dalam kelompok miski karea memiliki pegeluara perkapita per bula di bawah garis kemiskia. Sedagka 97,96% sisaya termasuk dalam kelompok tidak miski. Meurut Faturochma da Molo (995), jumlah aggota rumah tagga da usia kepala rumah tagga dapat dijadika sebagai peijau kesejahteraa rumah tagga pada aspek kepeduduka. Berikut ii adalah deskriptif jumlah aggota rumah tagga da usia kepala rumah tagga di Kota Malag tahu Tabel 5. Statistik Deskriptif Jumlah Aggota Rumah Tagga da Usia Kepala Rumah Tagga Variabel Sosial Demografi mea stdev mea stdev Jumlah aggota rumah tagga 5,667,676 3,658,7202 Usia kepala rumah tagga 52,40 6,33 47,659 5,567 Tabel 5 meujukka bahwa rata-rata rumah tagga miski di Kota Malag memiliki aggota rumah tagga sebayak 5,667 ~ 6 orag. Sedagka rata-rata jumlah aggota rumah tagga tidak miski sebesar 3,658 ~ 4 orag. Hal ii meujukka bahwa rata-rata jumlah aggota rumah tagga miski di Kota Malag tahu 2009 lebih tiggi dibadigka dega rumah tagga tidak miski. Selai itu, diketahui bahwa rata-rata usia kepala rumah tagga miski lebih tiggi daripada rumah tagga tidak miski. Rata-rata usia kepala rumah tagga miski adalah 52,40 tahu, sedagka rata-rata usia kepala rumah tagga tidak miski adalah 47,659 tahu. Pada aspek kepeduduka juga bisa dilihat jeis kelami da status perkawia kepala rumah tagga sebagaimaa ditujukka pada Tabel 6. Tabel 6. Statistik Deskriptif Jeis Kelami da Status Perkawia Kepala Rumah Tagga (%) Variabel Sosial Demografi miski Jeis kelami kepala rumah tagga Laki-laki 93,3 76 Perempua 6,7 24 Status perkawia kepala rumah tagga Kawi 93,3 69,8 Laiya 6,7 30,2 Tabel 6 meujukka bahwa persetase perempua yag berpera sebagai kepala rumah tagga tidak miski lebih besar daripada rumah tagga miski, yaitu mecapai 24%. Semetara itu, persetase kepala rumah tagga dega status kawi lebih bayak ditemuka pada kelompok rumah tagga miski. Iformasi ii meujukka bahwa terdapat perbedaa atara kelompok rumah tagga miski da tidak miski dalam hal jeis kelami da status perkawia kepala rumah tagga. Meurut Suryadarma (2005), salah satu ukura utuk meijau kesejahteraa rumah tagga dari aspek pedidika adalah tigkat pedidika tertiggi yag ditamatka (ijazah tertiggi yag dimiliki) kepala rumah tagga. Pedidika tertiggi yag ditamatka merupaka idikator pokok kualitas SDM, semaki tiggi ijazah yag dimiliki oleh rata-rata peduduk suatu daerah, mecermika tigkat itelektual peduduk daerah tersebut (BPS, 2009). Tabel 7 meujukka bahwa persetase kepala rumah tagga tidak miski yag pedidikaya tamat di atas SLTA sebesar 00%. Sedagka persetase kepala rumah tagga miski yag pedidikaya tamat di atas SLTA haya sebesar 0%. Jadi, dapat dikataka bahwa semaki tiggi pedidika kepala rumah tagga, semaki meujukka bahwa rumah tagga tersebut tidak miski. Sebalikya, semaki redah pedidika kepala rumah tagga, semaki meujukka bahwa rumah tagga tersebut miski. 8

9 Tabel 7. Statistik Deskriptif Ijazah Tertiggi yag dimiliki Kepala Rumah Tagga Ijazah Tertiggi (%) (%) mempuyai 7 6, , 0 ijazah Tamat SD 4 2, ,4 54 Tamat SLTP/Sederajat 2 0, ,2 259 Tamat SLTA/Sederajat, ,8 8 Tamat di atas SLTA perah sekolah Karakteristik kesejahteraa rumah tagga berdasarka aspek perumaha dideskripsika dalam status peguasaa bagua tempat tiggal, sumber air mium, cara memperoleh air mium, sumber peeraga, da baha bakar memasak. Tabel 8. Statistik Deskriptif Status Peguasaa Tempat Tiggal Status Peguasaa Bagua Tempat Tiggal (%) (%) Milik sediri ,3 555 Kotrak/sewa 6,7 6 6, 7 Bebas sewa ,8 6 Dias ,4 3 Laiya 2 3,3 53 7, Tabel 8 meujukka bahwa sebagia besar status peguasaa bagua tempat tiggal rumah tagga miski da tidak miski di Kota Malag tahu 2009 adalah milik sediri dega persetase jauh lebih tiggi daripada status peguasaa bagua tempat tiggal yag lai. Persetase status peguasaa bagua tempat tiggal rumah tagga miski yag milik sediri adalah sebesar 80%, sedagka rumah tagga tidak miski sebesar 75,3%. Tabel 9. Statistik Deskriptif Sumber Air Mium Sumber Air Mium (%) (%) (%) Air kemasa bermerek Air isi ulag Ledig 4, , Sumur 3, , Mata air Laiya Tabel 9 memberika iformasi bahwa persetase rumah tagga miski utuk megkosumsi sumber air mium semoder mugki semaki kecil, yaitu sebesar 0% utuk air kemasa bermerk. Sebalikya, persetase rumah tagga tidak miski utuk megkosumsi sumber air mium semoder mugki semaki besar, yaitu sebesar 00% utuk air kemasa bermerk. Tabel 0. Statistik Deskriptif Cara Memperoleh Air Mium Cara Memperoleh Air Mium (%) (%) (%) Membeli 2 0, , membeli 3 3, , Tabel 0 meujukka bahwa cara memperoleh air mium rumah tagga miski cederug memilih tidak membeli. Sedagka rumah tagga tidak miski memilih membeli utuk memperoleh air mium. Tabel. Statistik Deskriptif Sumber Peeraga Sumber Peeraga (%) (%) (%) Listrik PLN 5 2, 7 97, Listrik o PLN Laiya Tabel meujukka bahwa rumah tagga miski da tidak miski lebih memilih listrik PLN sebagai sumber peeraga. 9

10 Tabel 2. Statistik Deskriptif Baha Bakar Memasak Baha Bakar Memasak (%) (%) (%) Listrik Gas/elpiji 7, , Miyak taah 6 6, , Arag/briket/kay u bakar 2 4, , Laiya Tabel 2 meujukka bahwa rumah tagga miski da tidak miski lebih memilih gas/elpiji sebagai baha bakar memasak. Karakteristik kesejahteraa rumah tagga berdasarka aspek keteagakerjaa dideskripsika dalam kegiata utama kepala rumah tagga, lapaga usaha utama kepala rumah tagga, da status pekerjaa utama kepala rumah tagga. Tabel 3. Statistik Deskriptif Kegiata Utama Kepala Rumah Tagga Kegiata Utama KRT (%) (%) (%) Bekerja 3 2, , bekerja 2, 83 98, Tabel 3 memberika iformasi bahwa jumlah kepala rumah tagga miski da tidak miski yag kegiata utamaya bekerja lebih besar dibadigka dega kepala rumah tagga yag tidak bekerja. Tabel 4. Statistik Deskriptif Lapaga Usaha Utama Kepala Rumah Tagga Lapaga Usaha Utama KRT (%) (%) (%) Pertaia 2, , No pertaia 2 2, , bekerja 2, 83 98, Tabel 4 meujukka bahwa jumlah kepala rumah tagga miski da tidak miski yag bekerja di sektor o pertaia lebih besar dibadigka dega sekor pertaia. Tabel 5. Statistik Deskriptif Status Pekerjaa Utama Kepala Rumah Tagga Status Pekerjaa Utama KRT (%) (%) (%) Buruh/karyawa 4, , Pegusaha 4, , Laiya 5 3, , Bekerja 2, 83 98, Tabel 5 meujukka bahwa perbedaa status pekerjaa utama kepala rumah tagga miski da tidak miski dalam jumlah sampel da persetase. Jumlah kepala rumah tagga miski yag tidak bekerja lebih kecil daripada kategori status pekerjaa laiya. Selai itu, status pekerjaa utama kepala rumah tagga tidak miski sebagai buruh/karyawa lebih bayak daripada status pekerjaa laiya. Karakteristik kesejahteraa rumah tagga berdasarka aspek sosial ekoomi rumah tagga dideskripsika dalam pegalama rumah tagga medapatka pelayaa kesehata gratis dalam eam bula terakhir da pegalama rumah tagga membeli beras raski dalam tiga bula terakhir. Tabel 6. Statistik Deskriptif Pegalama Medapatka Pelayaa Kesehata Gratis dalam Eam Bula Terakhir Pegalama Medapatka Pelayaa Kesehata Gratis dalam Eam Bula Terakhir (%) (%) (%) Perah 7 6,5 0 93, perah 8, , Tabel 6 meujukka bahwa persetase rumah tagga miski perah medapatka pelayaa kesehata gratis dalam eam bula terakhir lebih besar daripada tidak perah. Sebalikya, persetase rumah tagga tidak miski perah medapatka pelayaa kesehata gratis dalam eam bula terakhir lebih kecil daripada tidak perah. 0

11 Tabel 7. Statistik Deskriptif Pegalama Membeli Beras Raski dalam Tiga Bula Terakhir Pegalama Membeli Beras Raski dalam Tiga Bula (%) (%) (%) Terakhir Perah 3 6, , perah 2 0, , Tabel 7 meujukka bahwa persetase rumah tagga miski perah membeli beras raski dalam tiga bula terakhir lebih besar daripada tidak perah. Sebalikya, persetase rumah tagga tidak miski perah membeli beras raski dalam tiga bula terakhir lebih kecil daripada tidak perah. Karakteristik kesejahteraa rumah tagga berdasarka aspek tekologi iformasi da komuikasi dideskripsika dalam ada/tidak ada aggota rumah tagga yag dapat megguaka telepo seluler da ada/tidak ada aggota rumah tagga yag meguasai pegguaa komputer desktop. Tabel 8. Statistik Deskriptif Ada/ Ada Aggota Rumah Tagga yag dapat Megguaka Telepo Seluler Ada/ Ada ART yag dapat Megguaka Telepo Seluler (%) (%) (%) Ya 8, , , , Tabel 8 meujukka bahwa persetase adaya aggota rumah tagga miski yag dapat megguaka telepo seluler lebih kecil daripada yag tidak dapat. Sebalikya, persetase adaya aggota rumah tagga tidak miski yag dapat megguaka telepo seluler lebih besar daripada yag tidak dapat. Tabel 9. Statistik Deskriptif Ada/ Ada Aggota Rumah Tagga yag Meguasai Pegguaa Komputer Desktop Ada/ Ada ART yag Meguasai Pegguaa Komputer Desktop (%) (%) (%) Ya 3, , , , Tabel 9 meujukka bahwa bahwa jumlah aggota rumah tagga miski da tidak miski yag tidak meguasai pegguaa komputer desktop lebih besar daripada yag meguasai. Metode regresi logistik diguaka utuk megetahui pola hubuga atara variabel respo yag bersifat kategorik dega satu atau lebih variabel prediktor baik yag bersifat kotiu maupu kategorik. Pada peelitia ii regresi logistik diguaka utuk megetahui pola hubuga kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag dega variabel-variabel prediktor yag diduga mempegaruhiya. Variabel respo yag diguaka adalah kesejahteraa rumah tagga yag dikategorika mejadi dua, yaitu Y= utuk rumah tagga miski da Y=2 utuk rumah tagga tidak miski. Oleh karea itu, regresi logistik yag diguaka adalah regresi logistik bier. Aalisis regresi logistik bier ii didahului dega pegujia secara idividu terhadap masig-masig variabel prediktor. Pegujia ii diguaka utuk megetahui pegaruh masigmasig variabel prediktor terhadap variabel respo secara idividu. Hipotesis yag diguaka sebagai berikut. H 0 : β j = 0 H : β j 0, dega j =,2,,p Tigkat sigifikasi yag diguaka yaitu α = 5%. Statistik uji yag diguaka adalah statistik uji Wald. Keputusa peolaka H 0 jika p-value < α atau ilai W 2 lebih besar dari χχ 2 R(;0,05)= 3,84.

12 Tabel 20. Uji Sigifikasi Parameter Secara Idividu Variabel Prediktor Wald p-value X 2,047 0,53 X 2,35 0,245 X 3 3,05 0,082 X 4 9,564 0,089 X 5 8,08 0,000* X 6,078 0,299 X 7,0 0,574 X 8 6,663 0,00* X 9,430 0,839 X 0,495 0,94 X 6,432 0,0* X 2 0,000,000 X 3 9,88 0,057 X 4 0,6 0,00* X 5 3,70 0,000* X 6 6,75 0,03* X 7 0,224 0,636 Keteraga : *parameter sigifika berpegaruh pada α = 5% Tabel 20 meujukka bahwa variabel prediktor sigifika berpegaruh pada taraf α = 5% adalah variabel X 5, X 8, X, X 4, X 5, da X 6. Dega demikia, pada pembetuka model regresi logistik bier secara seretak haya keeam variabel prediktor tersebut yag dapat dimasukka ke dalam model. Pembetuka model regresi logistik bier secara seretak ii bertujua utuk megetahui peraa setiap variabel prediktor dalam model secara bersama-sama (seretak). Variabel prediktor yag diguaka utuk membetuk model regresi logistik bier ii adalah variabel prediktor yag secara idividu sigifika berpegaruh terhadap variabel respo. Tekik yag diguaka dalam uji seretak adalah tekik backward wald dega hipotesis sebagai berikut. H 0 : β = β 2 = = β p = 0 H : palig sedikit ada satu β j 0, dega j =,2,, p Tigkat sigifikasi yag diguaka yaitu α = 5%. Statistik uji yag diguaka adalah statistik uji G yag megikuti distribusi Chi-Square. Keputusa peolaka H 0 jika p-value < α, yag berarti bahwa ilai G lebih besar χχ 2 R(6;0,05)= 2, Tabel 2. Uji Sigifikasi Parameter Secara Seretak Variabel Prediktor β p-value X 5-0,66 0,000* X 8 0,035* X 8 () -0,25 0,804 X 8 (2) -0,396 0,695 X 8 (3) -2,398 0,026* X (),659 0,053 X 4 () -,068 0,096 X 5 () -,779 0,037* X 6 (),526 0,032* Kostata 7,266 0,000 Keteraga : *parameter sigifika berpegaruh pada α = 5% Nilai statistik uji G yag dihasilka adalah sebesar 56,352 dimaa ilai ii lebih besar dari ilai χχ 2 R(6;0,05) sehigga keputusa yag diambil adalah tolak H 0, atau dega kata lai palig sedikit ada satu β j 0. Tabel 2 megidikasika bahwa variabel prediktor yag sigifika berpegaruh terhadap variabel respo adalah X 5, X 8, X 5, da X 6. Jadi, model regresi logistik bier yag diperoleh adalah sebagai berikut. exp(7,266-0,66x - 2,398X (3) -,779X (),526X ()) (x) π = 6 + exp(7,266-0,66x5-2,398x8(3) -,779X5 () +,526X6()) Berikut ii adalah ilustrasi megeai perhituga ilai peluag. Misal, rumah tagga dega karakteristik jumlah aggota rumah tagga 4 or ag, status pekerjaa utama kepala rumah tagga adalah pegusaha, tidak perah membeli beras raski dalam tiga bula terakhir, da ada aggota rumah tagga yag dapat megguaka telepo seluler memiliki ilai peluag utuk mejadi tidak miski sebagai berikut. exp(7,266-0,66(4) - 2,398(0) -,779(0) +,526()) P( tidak miski) = + exp(7,266-0,66(4) - 2,398(0) -,779(0) +,526()) = 0,99 Uji kesesuaia model diguaka utuk megetahui apakah terdapat perbedaa atara hasil observasi dega kemugkia hasil prediksi. Hipotesis yag diguaka adalah sebagai berikut. H 0 : model sesuai (tidak ada perbedaa atara hasil observasi dega kemugkia hasil prediksi) H : model tidak sesuai (ada perbedaa atara hasil observasi dega kemugkia hasil prediksi) Tigkat sigifikasi yag diguaka adalah α = 5%. Pada Hosmer ad L emeshow test diperoleh ilai p-value sebesar 0,820 dimaa ilai p-value >

13 α sehigga keputusaya adalah gagal tolak H 0 yag berarti model sesuai atau tidak ada perbedaa atara hasil observasi dega hasil prediksi pada tigkat sigifikasi α = 5%. Dega demikia, model regresi logistik yag diperoleh sesuai utuk mejelaska seberapa besar peluag sebuah rumah tagga di Kota Malag termasuk rumah tagga tidak miski. Setelah dilakuka uji kesesuaia model lagkah selajutya adalah megiterpretasika model dega odds ratio. Nilai odds ratio ditujukka pada Tabel 22. Tabel 22. Nilai Odds Ratio Model Regresi Logistik Variabel Odds β Prediktor Ratio X 5-0,66 0,540 X 8 X 8 () -0,25 0,778 X 8 (2) -0,396 0,673 X 8 (3) -2,398 0,09 X 5 () -,779 0,69 X 6 (),526 4,60 Tabel 22 meujukka ilai odds ratio yag bergua utuk megetahui besarya pegaruh variabel prediktor terhadap kesejahteraa rumah tagga. Iterpretasi yag bisa diperoleh adalah sebagai berikut. - Variabel jumlah aggota rumah tagga memiliki ilai odds ratio sebesar 0,540 da β bertada egatif. Hal ii meujukka bahwa rumah tagga dega jumlah aggota rumah tagga yag sedikit memiliki resiko lebih kecil daripada rumah tagga dega jumlah aggota rumah tagga yag bayak utuk mejadi rumah tagga tidak miski. - Pada variabel status pekerjaa utama kepala rumah tagga, rumah tagga dega status pekerjaa utama kepala rumah tagga sebagai buruh/karyawa memiliki resiko 0,778 kali lebih tiggi daripada rumah tagga yag kepala rumah taggaya tidak bekerja utuk mejadi rumah tagga tidak miski. Rumah tagga dega status pekerjaa utama kepala rumah tagga sebagai pegusaha memiliki resiko 0,673 kali lebih tiggi daripada rumah tagga yag kepala rumah taggaya tidak bekerja utuk mejadi rumah tagga tidak miski. Sedagka rumah tagga dega status pekerjaa utama kepala rumah tagga laiya memiliki resiko 0,09 kali lebih tiggi daripada rumah tagga 3 yag kepala rumah taggaya tidak bekerja utuk mejadi rumah tagga tidak miski. - Pada variabel pegalama membeli beras raski dalam tiga bula terakhir, rumah tagga yag perah membeli beras raski dalam tiga bula terakhir memiliki resiko 0,69 kali lebih tiggi daripada rumah tagga yag tidak perah membeli beras raski dalam tiga bula terakhir utuk mejadi rumah tagga tidak miski. - Pada variabel ada/tidak ada aggota rumah tagga yag dapat megguaka telepo seluler, rumah tagga yag memiliki aggota rumah tagga yag dapat megguaka telepo seluler memiliki resiko 4,60 k ali lebih tiggi daripada rumah tagga yag tidak memiliki aggota rumah tagga yag dapat megguaka telepo seluler utuk mejadi rumah tagga tidak miski. Tabel klasifikasi merupaka cara lai yag mearik utuk meyataka kelayaka suatu model yaitu seberapa besar persetase observasi secara tepat diklasifikasika. Hasil tabel ii berupa klasifikasi silag dari variabel respo dega skala dikotomus (dua kategori) sebagaimaa ditujukka pada Tabel 23. Tabel 23. Tabel Klasifikasi Model Regresi Logistik Observasi Prediksi Ketepata Klasifikasi(%) 4 6, ,7 Ketepata Klasifikasi (%) 97,8 Berdasarka Tabel 23 diketahui bahwa persetase seluruh observasi terklasifikasika dega bear adalah 97,8% sehigga besarya misklasifikasi (APER) adalah 2,2%. Nilai misklasifikasi ii tidak terlalu besar sehigga bisa disimpulka bahwa model regresi logistik cukup baik dalam megklasifikasika rumah tagga miski da tidak miski. Pedekata baggig regresi logistik dilakuka utuk meigkatka ilai ketepata klasifikasi yag telah diperoleh pada regresi logistik bier. Hasil pada model regresi logistik bier meyimpulka bahwa variabel yag sigifika berpegaruh terhadap kesejahteraa rumah tagga adalah jumlah aggota rumah tagga (X 5 ), status pekerjaa utama kepala rumah tagga (X 8 ), pegalama membeli beras raski dalam tiga bula terakhir (X 5 ), da ada/tidak ada

14 aggota rumah tagga yag dapat megguaka telepo seluler (X 6 ). Keempat variabel iilah yag kemudia aka diperlakuka resamplig baggig. Sampel bootstrap diambil sebayak da ta, yaitu sebayak 736 data, kemudia direplikasi bootstrap sebayak 50, 60, 70 higga 80 kali. Pada setiap pegambila sampel aka dibetuk model multiple regresi logistik bier sehigga aka diperoleh ilai ketepata klasifikasi sebayak B dalam setiap B replikasi bootstrap. Program baggig dijalaka dega macro miitab. Perhituga ketepata klasifikasi dilakuka pada setiap pegambila sampel. Hasil perhituga ketepata kemudia dirata-rata sehigga meghasilka ketepata klasifikasi baggig regresi logistik bier. Kesalaha klasifikasi e B pada tiap pegambila sampel dihitug dega perhituga (-ketepata klasifikasi). Keberhasila baggig diukur dari seberapa besar baggig dapat meuruka kesalaha klasifikasi dari model data set tuggal. Tabel 22 merupaka hasil dari baggig dega 50, 60, 70 higga 80 kali replikasi bootstrap. Tabel 24. Hasil Baggig Regresi Logistik Rata-rata Replikasi Ketepata ee RB e Bootstrap s Klasifikasi 50 kali 97,6 2,4% 97,8% 60 kali 98% 2% 97,8% 70 kali 97,8% 2,2% 97,8% 80 kali 97,5% 2,5% 97,8% Tabel 24 memberika iformasi bahwa dega 60 kali replikasi bootstrap diperoleh ratarata ketepata klasifikasi terbesar, yaitu sebesar 98%. Jadi, berdasarka hasil di atas, maka dapat disimpulka bahwa diperoleh baggig prediktor terbaik adalah pada replikasi bootstrap sebayak 60 kali. Model baggig ii dapat meigkatka ketepata klasifikasi dari model data set tuggal, yaitu sebesar 97,8% mejadi 98%. Estimasi parameter model baggig merupaka ilai rata-rata estimasi parameter B kali replikasi bootstrap. Jika dilakuka replikasi 60 kali, maka estimasi parameter model baggig adalah hasil rata-rata estimasi parameter ke-60 model multiple regresi logistik bier. Pada 60 kali replikasi bootstrap diperoleh ketepata klasifikasi terbesar. Model baggig regresi logistik yag diperoleh pada 60 kali replikasi bootstrap adalah : g ( x) = 7, ,7334X5-0,40477X8(2) -,52336X8 (3) +,87352X8(4) + 5,6206X5(2) -,5473X6(2) 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarka hasil aalisis da pembahasa, maka diperoleh kesimpula sebagai berikut.. Hasil aalisis statistik deskriptif meujukka bahwa terdapat perbedaa da persamaa karakteristik kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag atara kelompok rumah tagga miski da tidak miski dalam aspek kepeduduka, pedidika, perumaha, keteagakerjaa, sosial ekoomi rumah tagga, da tekologi iformasi da komuikasi. 2. Hasil aalisis regresi logistik meujukka bahwa pola hubuga kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag dega faktor-faktor yag mempegaruhiya digambarka dalam model regresi logistik berikut. exp(7,266-0,66x - 2,398X (3) -,779X (),526X ()) (x) π = 6 + exp(7,266-0,66x5-2,398x8(3) -,779X5 () +,526X6()) Pada model tersebut terdapat 4 (empat) variabel prediktor yag sigifika berpegaruh terhadap variabel respo, yaitu jumlah aggota rumah tagga (X 5 ), status pekerjaa utama kepala rumah tagga (X 8 ), pegalama membeli beras raski dalam tiga bula terakhir (X 5 ), da ada/tidak ada aggota rumah tagga yag dapat megguaka telepo seluler (X 6 ). Model tersebut sudah sesuai utuk mejelaska seberapa besar peluag sebuah rumah tagga di Kota Malag tahu 2009 termasuk dalam rumah tagga tidak miski dega ketepata klasifikasi sebesar 97,8%. 3. Hasil aalisis baggig regresi logistik meujukka bahwa pada 60 k ali replikasi bootstrap diperoleh ilai ketepata klasifikasi terbesar, yaitu sebesar 98%. Berdasarka hasil aalisis da pembahasa, didapatka iformasi bahwa kesejahteraa rumah tagga di Kota Malag pada tahu 2009 lebih bayak dipegaruhi oleh status pekerjaa utama kepala rumah tagga sehigga diharapka pemeritah Kota Malag dapat megoptimalka berbagai program yag telah dicaagka utuk memperluas kesempata kerja. Sebaikya pada peelitia selajutya yag megguaka metode baggig, dilakuka 4

15 replikasi bootstrap yag lebih bayak utuk meigkatka ketepata klasifikasi. 6. DAFTAR PUSTAKA Agresti, A Categorical Data Aalysis. Joh Wiley ad Sos. New York. Aath, C.V. da Kleibaum, D.G Regressio Models for Ordial Resposes: A Review of Methods ad A pplicatios. Iteratioal Joural of Epidemiology, Vol. 26, No. 6, hal Bada Pusat Statistik Sumatera Utara Pola Distribusi Pedapata da Pegeluara Peduduk. Bada Pusat Statistik Jawa Timur dalam Agka Surabaya : BPS. Breima, L Baggig Predictor. Techical report No. 42. Departemet of statistics Uiversity of Califoria. Cahyat, A., Goer, C., da Haug, M., Megkaji Kemiskia da Kesejahteraa Rumah Tagga : Sebuah Padua dega Cotoh dari Kutai Barat, Idoesia. Bogor : CIFOR. Dias, J.G da Vermut J.K A Bootstrap based Aggregate Classier for Model based Clusterig. Joural of Aals Statistics. Efro, B., da R. J. Tibshirai A Itroductio to the Bootstrap. Chapma ad Hall. New York. Faturokhma, Molo da Marcelius, 995. Kemiskia da Kepeduduka di Pedesaa Jawa: Aalisis data Suseas 992. Yogyakarta : Pusat Peelitia Kepeduduka Uiversitas Gadjah Mada. Hosmer, D.W., da Lemeshow Applied Logistic Regressio. USA : Joh Wiley ad Sos. Johso, R. A. da Wicher, D. W., 992. Applied Multivariate Statistical Aalysis. Pretice Hall. New Jersey. Le, C. T., 998. Applied Categorical Data Aalysis. Joh Wiley ad Sos, Ic. USA. McCullagh, P. da J.A. Nelder Geeralized Liear Models. 2d ed. Chapma & Hall/CRC, Boca Rato, Florida. Mulyato Kemiskia da Kebutuha Pokok. Jakarta : Rajawali. Paramita Baggig Regresi Logistik Ordial pada Klasifikasi Status Gizi Balita (Studi Kasus Kabupate Ngajuk). Surabaya : Jurusa Statistika FMIPA-ITS. Prakosa. 20. Klasifikasi Kesejahteraa Rumah Tagga di Provisi Jawa Timur dega Pedekata Bootstrap Aggregatig Classificatio ad R egressio Trees. Surabaya : Jurusa Statistika FMIPA-ITS. Pratama. 20. Klasifikasi Kesejahteraa Rumah Tagga di Jawa Timur dega Pedekata Multivariate Adaptive Regressio Splie- Bootstrap Aggregatig (MARS BAGGING). Surabaya : Jurusa Statistika FMIPA-ITS. Rusastra, IW da Togar, A.N., Karakteristik Wilayah da Keluarga di Perdesaa: Basis Perumusa da Itervesi Kebijaka. Pusat Aalisis Sosial Ekoomi Pertaia, Bogor. Suryadarma, D., Akhmad, H., da Nia, T., Ukura Obyektif Kesejahteraa Keluarga utuk Peargeta Kemiskia : Hasil Uji CobaSistem Pemataua Kesejahteraa oleh Masyarakat di Idoesia. Jakarta : SMERU. The World Bak, Makig the New IdoesiaWork for the Poor. USA. Walpole, R.E. (Eds), 993. Pegatar Statistika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 5

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Halama Tulisa Jural (Judul da Abstraksi) Jural Paradigma Ekoomika Vol.1, No.5 April 2012 PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Oleh : Imelia.,SE.MSi Dose Jurusa Ilmu Ekoomi da Studi Pembagua,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di kawasa huta magrove, yag berada pada muara sugai Opak di Dusu Baros, Kecamata Kretek, Kabupate Batul. Populasi dalam peelitia ii adalah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung 42 III. METODE PENELITIAN 3.. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di Provisi Sumatera Barat yag terhitug mulai miggu ketiga bula April 202 higga miggu pertama bula Mei 202. Provisi Sumatera

Lebih terperinci

1200 (0,535) (0,465) (1200 1).0,05 + (0,535) (0,465)

1200 (0,535) (0,465) (1200 1).0,05 + (0,535) (0,465) = DATA DAN METODE PENELITIAN Data Peelitia Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data primer hasil yag diperoleh melalui peyebara kuisioer da metode wawacara sebagai data pelegkap. Pegumpula data dilaksaaka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di Kawasa Patai Ayer, Kabupate Serag Provisi Bate. Lokasi ii dipilih secara segaja atau purposive karea Patai Ayer merupaka salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci

9 Departemen Statistika FMIPA IPB

9 Departemen Statistika FMIPA IPB Supleme Resposi Pertemua ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351 9 Departeme Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasa Sub Pokok Bahasa Referesi Waktu Pegatar Aalisis utuk Data Respo Kategorik Data respo kategorik Sebara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Badar Lampug tahu pelajara 2009/2010 sebayak 279 orag yag terdistribusi dalam tujuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Statistika iferesi merupaka salah satu cabag statistika yag bergua utuk meaksir parameter. Peaksira dapat diartika sebagai dugaa atau perkiraa atas sesuatu yag aka terjadi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Objek peelitia merupaka sasara utuk medapatka suatu data. Jadi, objek peelitia yag peulis lakuka adalah Beba Operasioal susu da Profit Margi (margi laba usaha).

Lebih terperinci

Pemodelan Kemiskinan di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Multivariate Adaptive

Pemodelan Kemiskinan di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Multivariate Adaptive JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X D-283 Pemodela Kemiskia di Propisi Jawa Timur dega Pedekata Multivariate Adaptive Wahyuig Pitowati da Bambag Widjaarko Otok Jurusa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis peelitia Peelitia ii merupaka jeis peelitia eksperime. Karea adaya pemberia perlakua pada sampel (siswa yag memiliki self efficacy redah da sagat redah) yaitu berupa layaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujua Peelitia Peelitia ii bertujua utuk megetahui apakah terdapat perbedaa hasil belajar atara pegguaa model pembelajara Jigsaw dega pegguaa model pembelajara Picture ad Picture

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak: PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya 5 BAB II LANDASAN TEORI Dalam tugas akhir ii aka dibahas megeai peaksira besarya koefisie korelasi atara dua variabel radom kotiu jika data yag teramati berupa data kategorik yag terbetuk dari kedua variabel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia dilaksaaka dari bula Agustus-September 03.Peelitia ii dilakuka di kelas X SMA Muhammadiyah Pekabaru semester gajil tahu ajara 03/04. B. Subjek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

Kata Kunci : CHAID, IPM, regresi logistik ordinal.

Kata Kunci : CHAID, IPM, regresi logistik ordinal. ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH Liaa Yuita Sari, Sri Sulistijowati Hadajai, da Satoso Budiwiyoo Program Studi Matematika FMIPA UNS ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga da Jeis Peelitia Racaga peelitia ii adalah deskriptif dega pedekata cross sectioal yaitu racaga peelitia yag meggambarka masalah megeai tigkat pegetahua remaja tetag

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010 Erie Sadewo Kodisi Makro Ekoomi Kepulaua Riau Pola perekoomia suatu wilayah secara umum dapat diyataka meurut sisi peyediaa (supply), permitaa

Lebih terperinci

PENDUGA RASIO UNTUK RATA-RATA POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA DAN PENGATURAN PERINGKAT MEDIAN

PENDUGA RASIO UNTUK RATA-RATA POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA DAN PENGATURAN PERINGKAT MEDIAN PEDUGA RASIO UTUK RATA-RATA POPULASI MEGGUAKA KUARTIL VARIABEL BATU PADA PEGAMBILA SAMPEL ACAK SEDERHAA DA PEGATURA PERIGKAT MEDIA ur Khasaah, Etik Zukhroah, da Dewi Reto Sari S. Prodi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakag Permasalaha Matematika merupaka Quee ad servat of sciece (ratu da pelaya ilmu pegetahua). Matematika dikataka sebagai ratu karea pada perkembagaya tidak tergatug pada

Lebih terperinci

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP STATISTICS Haug N. Prasetyo Week 11 PENDAHULUAN Regresi da korelasi diguaka utuk megetahui hubuga dua atau lebih kejadia (variabel) yag dapat diukur secara matematis. Ada dua hal yag diukur atau diaalisis,

Lebih terperinci

A. Pengertian Hipotesis

A. Pengertian Hipotesis PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pegertia Hipotesis Hipotesis statistik adalah suatu peryataa atau dugaa megeai satu atau lebih populasi Ada macam hipotesis:. Hipotesis ol (H 0 ), adalah suatu hipotesis dega harapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi, 7 III. METODE PENELITIAN 3.1 Idetifikasi Masalah Variabel yag diguaka dalam peelitia ii adalah variabel X da variabel Y. Variabel X merupaka variabel bebas adalah kepemimpia da motivasi, variabel Y merupaka

Lebih terperinci

Analisis Regresi Ordinal Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Komunitas Latino

Analisis Regresi Ordinal Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Komunitas Latino Jural Gradie Vol 8 No 2 Juli 22 82-88 Aalisis Regresi Ordial Utuk Megetahui Faktor-Faktor Yag Mempegaruhi Kualitas Pelayaa Kesehata Pada Komuitas Latio Idhia Sriliaa Jurusa Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN:

PROSIDING ISBN: S-6 Perlukah Cross Validatio dilakuka? Perbadiga atara Mea Square Predictio Error da Mea Square Error sebagai Peaksir Harapa Kuadrat Kekelirua Model Yusep Suparma (yusep.suparma@ upad.ac.id) Uiversitas

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd

Pertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd Pertemua Ke- Komparasi berasal dari kata compariso (Eg) yag mempuyai arti perbadiga atau pembadiga. Tekik aalisis komparasi yaitu salah satu tekik aalisis kuatitatif yag diguaka utuk meguji hipotesis tetag

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol. 11 No. 2 Juli 2015 :

Jurnal Gradien Vol. 11 No. 2 Juli 2015 : Jural Gradie Vol. 11 No. 2 Juli 2015 : 1096-1100 Aalisis Tigkat Uag Kuliah Tuggal dega Megguaka Regresi Logistik Ordial (Studi Kasus Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Begkulu Tahu Ajara 2013-2015) Etis

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKAT KELULUSAN MAHASISWA S1 DI ITS SURABAYA

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKAT KELULUSAN MAHASISWA S1 DI ITS SURABAYA ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKAT KELULUSAN MAHASISWA S DI ITS SURABAYA Sitti Imaslihkah, Madu Rata, da Vita Ratasari Jurusa Statistika, Fakultas MIPA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif-kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif-kuantitatif, karena 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka jeis peelitia deskriptif-kuatitatif, karea melalui peelitia ii dapat dideskripsika fakta-fakta yag berupa kemampua siswa kelas VIII SMP

Lebih terperinci

PENGGGUNAAN ALGORITMA GAUSS-NEWTON UNTUK MENENTUKAN SIFAT-SIFAT PENAKSIR PARAMETER DAN

PENGGGUNAAN ALGORITMA GAUSS-NEWTON UNTUK MENENTUKAN SIFAT-SIFAT PENAKSIR PARAMETER DAN PENGGGUNAAN ALGORITMA GAUSS-NEWTON UNTUK MENENTUKAN SIFAT-SIFAT PENAKSIR PARAMETER DAN DALAM SUATU MODEL NON-LINIER Abstrak Nur ei 1 1, Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Tadulako Jl. Sukaro-Hatta Palu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di tiga kator PT Djarum, yaitu di Kator HQ (Head Quarter) PT Djarum yag bertempat di Jala KS Tubu 2C/57 Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peelitia Peelitia ii megguaka metode peelitia Korelasioal. Peelitia korelasioaal yaitu suatu metode yag meggambarka secara sistematis da obyektif tetag hubuga atara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia deskriptif dega pedekata kuatitatif karea bertujua utuk megetahui kompetesi pedagogik mahasiswa setelah megikuti mata kuliah

Lebih terperinci

Pengujian Normal Multivariat T 2 Hotteling pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IPM di Jawa Timur dan Jawa Barat Tahun 2007

Pengujian Normal Multivariat T 2 Hotteling pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IPM di Jawa Timur dan Jawa Barat Tahun 2007 1 Peguia Normal Multivariat T Hottelig pada Faktor-Faktor yag Mempegaruhi IPM di Jawa Timur da Jawa Barat Tahu 007 Dedi Setiawa, Zuy Iesa Pratiwi, Devi Lidasari, da Sati Puteri Rahayu Jurusa Statistika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI

REGRESI DAN KORELASI REGRESI DAN KORELASI Pedahulua Dalam kehidupa sehari-hari serig ditemuka masalah/kejadia yagg salig berkaita satu sama lai. Kita memerluka aalisis hubuga atara kejadia tersebut Dalam bab ii kita aka membahas

Lebih terperinci

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL BAB VIII MASAAH ESTIMASI SAT DAN DA SAMPE 8.1 Statistik iferesial Statistik iferesial suatu metode megambil kesimpula dari suatu populasi. Ada dua pedekata yag diguaka dalam statistik iferesial. Pertama,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan. 9 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi Da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di MTs Muhammadiyah Natar Lampug Selata. Populasiya adalah seluruh siswa kelas VIII semester geap MTs Muhammadiyah Natar Tahu Pelajara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tempat da Waktu Peelitia ii dilakuka di ligkuga Kampus Aggrek da Kampus Syahda Uiversitas Bia Nusatara Program Strata Satu Reguler. Da peelitia dilaksaaka pada semester

Lebih terperinci

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2)

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2) Bab 6: Estimasi Parameter () BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (). ESTIMASI PROPORSI POPULASI Proporsi merupaka perbadiga atara terjadiya suatu peristiwa dega semua kemugkiaa peritiwa yag bisa terjadi. Besara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas I MIA SMA Negeri 5 Badar Lampug Tahu Pelajara 04-05 yag berjumlah 48 siswa. Siswa tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan BAB LANDASAN TEORI. Pegertia Regresi Statistika merupaka salah satu cabag peegtahua yag palig bayak medapatka perhatia da dipelajari oleh ilmua dari hamper semua bidag ilmu peegtahua, terutama para peeliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi 5 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di SMPN 0 Badar Lampug, dega populasi seluruh siswa kelas VII. Bayak kelas VII disekolah tersebut ada 7 kelas, da setiap kelas memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh

Lebih terperinci

Perbandingan Power of Test dari Uji Normalitas Metode Bayesian, Uji Shapiro-Wilk, Uji Cramer-von Mises, dan Uji Anderson-Darling

Perbandingan Power of Test dari Uji Normalitas Metode Bayesian, Uji Shapiro-Wilk, Uji Cramer-von Mises, dan Uji Anderson-Darling Jural Gradie Vol No Juli 5 : -5 Perbadiga Power of Test dari Uji Normalitas Metode Bayesia, Uji Shapiro-Wilk, Uji Cramer-vo Mises, da Uji Aderso-Darlig Dyah Setyo Rii, Fachri Faisal Jurusa Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia ii adalah peelitia korelasi, yaitu suatu metode yag secara sistematis meggambarka tetag hubuga pola asuh orag tua dega kosep

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 19 3 METODE PENELITIAN 3.1 Keragka Pemikira Secara rigkas, peelitia ii dilakuka dega tiga tahap aalisis. Aalisis pertama adalah megaalisis proses keputusa yag dilakuka kosume dega megguaka aalisis deskriptif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia ii adalah peelitia pegembaga (research ad developmet), yaitu suatu proses peelitia utuk megembagka suatu produk. Produk yag dikembagka dalam peelitia

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika, meurut Arikuto (998:73)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia adalah metode deskriptif, yaitu peelitia yag didasarka pada pemecaha masalah-masalah aktual yag ada pada masa sekarag.

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 49 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Ruag ligkup peelitia mecakup perekoomia Provisi NTT utuk megkaji peraa sektor pertaia dalam perekoomia. Kajia ii diaggap perlu utuk dilakuka dega

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI PENELITIAN BAB V METODOLOGI PEELITIA 5.1 Racaga Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia kualitatif dega metode wawacara medalam (i depth iterview) utuk memperoleh gambara ketidaklegkapa pegisia berkas rekam medis

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan BAB III METODE PENELITAN. Tempat Da Waktu Peelitia Peelitia dilakuka di SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo dega subject Peelitia adalah siswa kelas VIII. Pemiliha SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo. Adapu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS.1 Pegertia-pegertia Lapaga pekerjaa adalah bidag kegiata dari pekerjaa/usaha/ perusahaa/kator dimaa seseorag bekerja. Pekerjaa utama adalah jika seseorag haya mempuyai satu pekerjaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga Peelitia 1. Pedekata Peelitia Peelitia ii megguaka pedekata kuatitatif karea data yag diguaka dalam peelitia ii berupa data agka sebagai alat meetuka suatu keteraga.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Dalam melakuka peelitia, terlebih dahulu meetuka desai peelitia yag aka diguaka sehigga aka mempermudah proses peelitia tersebut. Desai peelitia yag diguaka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 Flowchart Metodologi Peelitia BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 31 Flowchart Metodologi Peelitia 18 311 Tahap Idetifikasi da Peelitia Awal Tahap ii merupaka tahap awal utuk melakuka peelitia yag

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

ESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika

ESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika Wed 6/0/3 ETIMAI (PENDUGAAN TATITIK) Ir. Tito Adi Dewato tatistika Deskriptif Iferesi Estimasi Uji Hipotesis Titik Retag Estimasi da Uji Hipotesis Dilakuka setelah peelitia dalam tahap pegambila suatu

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

Program Pasca Sarjana Terapan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS. Probability and Random Process. Topik 10. Regresi

Program Pasca Sarjana Terapan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS. Probability and Random Process. Topik 10. Regresi Program Pasca Sarjaa Terapa Politekik Elektroika Negeri Surabaya Probability ad Radom Process Topik 10. Regresi Prima Kristalia Jui 015 1 Outlie 1. Kosep Regresi Sederhaa. Persamaa Regresi Sederhaa 3.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I 7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 ISTILAH KEENDUDUKAN 2.1.1 eduduk eduduk ialah orag atatu idividu yag tiggal atau meetap pada suatu daerah tertetu dalam jagka waktu yag lama. 2.1.2 ertumbuha eduduk ertumbuha peduduk

Lebih terperinci

TEORI PENAKSIRAN. Bab 8. A. Pendahuluan. Kompetensi Mampu menjelaskan dan menganalisis teori penaksiran

TEORI PENAKSIRAN. Bab 8. A. Pendahuluan. Kompetensi Mampu menjelaskan dan menganalisis teori penaksiran Bab 8 TEORI PENAKSIRAN Kompetesi Mampu mejelaska da megaalisis teori peaksira Idikator 1. Mejelaska da megaalisis data dega megguaka peaksira titik 2. Mejelaska da megaalisis data dega megguaka peaksira

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Didalam melakuka kegiata suatu alat atau mesi yag bekerja, kita megeal adaya waktu hidup atau life time. Waktu hidup adalah lamaya waktu hidup suatu kompoe atau uit pada

Lebih terperinci

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus -Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.

Lebih terperinci

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus ODUL 5 Peubah Acak Diskret Khusus Terdapat beberapa peubah acak diskret khusus yag serig mucul dalam aplikasi. Peubah Acak Seragam ( Uiform) Bila X suatu peubah acak diskret dimaa setiap eleme dari X mempuyai

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disai Peelitia Tujua Jeis Peelitia Uit Aalisis Time Horiso T-1 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-2 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-3 Assosiatif survey Orgaisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat 38 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia 3.1.1 Lokasi Peelitia BAB III METODE PENELITIAN Lokasi peelitia ii dilakuka di Puskesmas Limba B terutama masyarakat yag berada di keluraha limba B Kecamata Kota Selata

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Statistika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Dosen Jurusan Statistika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Mahasiswa Jurusan Statistika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Dosen Jurusan Statistika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Semiar Nasioal Statistika ke-9 Istitut Tekologi Sepuluh Nopember, 7 Nopember 2009 PERBANDINGAN REGRESI LOGISTIK DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) UNTUK MENGETAHUI KETEPATAN KLASIFIKASI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Subyek dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Badar Lampug, semester gajil Tahu Pelajara 2009-2010, yag berjumlah 19 orag terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI

METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 121-130 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat da Waktu Kegiata dilakuka di Divisi Tresuri Bak XYZ dari bula Jauari - April 2011. Pegambila data dilakuka di beberapa wilayah pemasara yaitu di wilayah Jakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini dapat dijadikan landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini dapat dijadikan landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Jeis Peelitia Peelitia perpustakaa yaitu peelitia yag pada hakekatya data yag diperoleh dega peelitia perpustakaa ii dapat dijadika ladasa dasar da alat utama bagi pelaksaaa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Distribusi Ekspoesial Fugsi ekspoesial adalah salah satu fugsi yag palig petig dalam matematika. Biasaya, fugsi ii ditulis dega otasi exp(x) atau e x, di maa e adalah basis logaritma

Lebih terperinci

Pemodelan Ketahanan Pangan di Indonesia dengan Pendekatan Regresi Probit Ordinal

Pemodelan Ketahanan Pangan di Indonesia dengan Pendekatan Regresi Probit Ordinal JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prit) D-151 Pemodela Ketahaa Paga di Idoesia dega Pedekata Regresi Probit Ordial Deby Lolita Permatasari 1 da Vita Ratasari 2 Jurusa Statistika,

Lebih terperinci

Statistika Inferensial

Statistika Inferensial Cofidece Iterval Ara Fariza Statistika Iferesial Populasi Sampel Simpulka (estimasi) tetag parameter Medapatka statistik Estimasi: estimasi titik, estimasi iterval, uji hipotesa 2 1 Proses Estimasi Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka pada bula Juli 2013 sampai Jauari 201 berlokasi di Kabupate Gorotalo. B. Jeis Peelitia Peilitia tetag evaluasi program pegembaga

Lebih terperinci

Perbandingan Beberapa Metode Pendugaan Parameter AR(1)

Perbandingan Beberapa Metode Pendugaan Parameter AR(1) Jural Vokasi 0, Vol.7. No. 5-3 Perbadiga Beberapa Metode Pedugaa Parameter AR() MUHLASAH NOVITASARI M, NANI SETIANINGSIH & DADAN K Program Studi Matematika Fakultas MIPA Uiversitas Tajugpura Jl. Ahmad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Kegiata peelitia ii dilaksaaka pada bula Mei 2011 bertempat di Dusu Nusa Bakti, Kecamata Serawai da Dusu Natai Buga, Kecamata Melawi yag merupaka

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua BAB IV METODE PENELITlAN 4.1 Racaga Peelitia Racaga atau desai dalam peelitia ii adalah aalisis komparasi, dua mea depede (paired sample) yaitu utuk meguji perbedaa mea atara 2 kelompok data. 4.2 Populasi

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci