BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Karawang Plant adalah salah satu pabrik otomotif milik Toyota Motor

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Karawang Plant adalah salah satu pabrik otomotif milik Toyota Motor"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Karawang Plant adalah salah satu pabrik otomotif milik Toyota Motor Manufacturing Indonesia yang berlokasi di Karawang International Industrial City (KIIC), Teluk Jambe, Jawa Barat. Karawang Plant dibangun pada 29 Mei 1996 dengan nilai investasi sebesar Rp. 462,2 miliar. Walaupun mulai beroperasi pada tahun 1998, namun Karawang Plant baru diresmikan pada tahun Pada saat ini, Karawang Plant memiliki kapasitas produksi unit mobil per tahun. Karawang Plant yang berdiri di area tanah seluas m² dengan luas bangunan m² memiliki konsep pabrik otomotif kelas dunia yang memadukan teknologi tinggi, keahlian sumber daya manusia, dan kepedulian terhadap karyawan dan lingkungan. Untuk memenuhi perkembangan dan kebutuhan pasar, pabrik terintegrasi di Karawang dengan sistem robotic di atas lahan seluas 100 ha, disamping pabrik Sunter yang telah ada sebelumnya. Saat itu lebih dari 5000 orang karyawan terlibat di dalam proses produksi untuk menghasilkan produk berkualitas global yang mampu bersaing di pasar Internasional. 49

2 50 a. Profil Perusahaan PT. Toyota Astra-Motor diresmikan pada tanggal 12 April Peranan TAM semula hanya sebagai importir kendaraan Toyota, namun setahun kemudian sudah berfungsi sebagai distributor. Pada tanggal 31 Desember 1989, TAM melakukan merger bersama tiga perusahaan antara lain : 1) PT. Multi Astra (pabrik perakitan, didirikan tahun 1973) 2) PT. Toyota Mobilindo (pabrik komponen bodi, didirikan tahun 1976) 3) PT. Toyota Engine Indonesia (pabrik mesin, didirikan tahun 1982) Gabungan semuanya diberi nama PT. Toyota-Astra Motor. Merger ini dilakukan guna menyatukan langkah dan efisiensi dalam menjawab tuntutan akan kualitas serta menghadapi ketatnya persaingan di dunia otomotif. Selama 30 tahun, PT. Toyota-Astra Motor telah memainkan peranan penting dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia serta membuka lapangan pekerjaan termasuk dalam industri pendukungnya. Saat ini, PT. Toyota-Astra Motor telah memiliki pabrik produksi seperti Stamping, Casting, Engine dan Assembly di area industri Sunter, Jakarta. Untuk meningkatkan kualitas produk dan kemampuan produksi, Pabrik Karawang, yang menggunakan teknologi terbaru di Indonesia, telah selesai dibangun pada tahun 1998 berikut sistem manajemen kualitas dan lingkungan. TAM juga telah mencatat keberhasilan dalam membangun jaringan penjualan dan purna jual di seluruh Indonesia. Terdiri dari 5 Main Dealer dan 75 Dealer yang mengoperasikan 142 outlet penjualan dan 101

3 51 outlet purna jual. Dengan jaringan yang sangat luas ini, TAM berhasil meraih sukses meraih penjualan terbanyak dalam industri otomotif dalam beberapa tahun terakhir ini. Sebagai contoh, pada tahun 2000, TAM berhasil menjual unit mobil, dengan peningkatan market share dari 28.8% menjadi 30.2% dibanding tahun sebelumnya. Terhitung sejak 15 Juli 2003, TAM berubah menjadi PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA (TMMIN) dan didirikan PT. TOYOTA-ASTRA MOTOR (TAM) sebagai distributor. Sejak tanggal 15 Juli 2003, TAM direstrukturisasi menjadi 2 perusahaan, yaitu : 1) PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia disingkat TMMIN yang merupakan perakit produk Toyota dan eksportir kendaraan dan suku cadang Toyota. Komposisi kepemilikan saham di perusahaan ini adalah Astra International 5% dan TMC menjadi 95%. 2) PT. Toyota-Astra Motor sebagai agen penjualan, importer dan distributor produk Toyota di Indonesia. Komposisi kepemilikan saham di perusahaan ini adalah Astra International 51%, sedangkan TMC 49%. b. Sejarah Toyota di Indonesia 1971 : Peresmian PT. Toyota Astra Motor (TAM) sebagai Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) importer dan distributor kendaraan Toyota di Indonesia.

4 52 Sebetulnya kehadiran kendaraan-kendaraan Toyota di Indonesia sendiri jauh mendahului berdirinya PT. Toyota Astra-Motor pada tanggal 12 April Ceritanya terentang panjang kebelakang dan dimulai sejak tahun 1942, pada saat itu mobil-mobil Toyota dan Isuzu mulai diproduksi di pabrik GM (General Motor) di Tanjung Priuk yang semula didirikan oleh perusahaan mobil Amerika Serikat. Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, pabrik perakitan itu diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan namanya diganti menjadi Gaya Motor yang merupakan pabrik perakitan umum dan kebanyakan merakit merk mobil asal Amerika dan Eropa. Mobil-mobil Toyota sejak saat itu didatangkan secara langsung dari Jepang oleh beberapa importer mobil : Berdirinya PT. Toyota Mobilindo sebagai pabrik komponen Melihat peluang ini Toyota dan pelaku industri otomotif lainnya berlombalomba menghadirkan KNBS (Konsep Kendaraan Niaga Bemotor Sederhana). Untuk merealisasikan rencana itu, Toyota mendirikan PT. Toyota Mobilindo yang memproduksi komponen bodi untuk Kijang, kendaraan bermotor niaga sederhananya Toyota : Kijang pertama kali diluncurkan ke public Tahun 1971, umpamanya, Seisi Kato selaku Executuve Vice President TMS (Toyota Motor Sales) sudah mencetuskan ide BUV (Basic Utility Vehicle). Setelah melakukan studi kelayakan dan sejumlah penelitian serta pengembangan, lahirnya prototype Toyota Kijang yang kemudian

5 53 dipamerkan di arena Jakarta Fair 1975, sebelum akhirnya diluncurkan untuk public pada tanggal 9 Juni : Pabrik mesin PT. Toyota Engine Indonesia mulai beroprasi Keharusan untuk meningkatkan kandungan lokal pada kendaraan komersil berkembang. Tidak hanya cat, ban dan accu yang harus menggunakan buatan lokal, di tahun ini mesin, sistem penggerak dan rem pun menjadi target pemerintah untuk meningkatkan lokalisasi kendaraan produksi dalam negeri. Sesuai dengan harapan pemerintah, didirikan PT. Toyota Engine Indonesia untuk merakit mesin : Pabrik mobil modern Karawang diresmikan Untuk memenuhi perkembangan dan kebutuhan pasar, pabrik terintegrasi di Karawang dengan sistem robotic di atas lahan seluas 100 ha, disamping pabrik Sunter yang telah ada sebelumnya. Di pabrik ini perakitan kendaraan dilakukan melalui proses Stamping, Welding, Painting, dan Assembling. Saat itu lebih dari 5000 orang karyawan terlibat di dalam proses produksi untuk menghasilkan produk berkualitas global yang mampu bersaing di pasar Internasional : TAM berbah menjadi PT. Toyota Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan didirikan TAM sebgai distributor. Era globalisasi membuka peluang bagi produsen mobil dunia untuk mengisi pasar-pasar di setiap Negara. Kalau Toyota di Indonesia tidak mempersiapkan diri, dia akan dihadapkan pada dua kemungkinan. Pertama,

6 54 menepisnya peluang Toyota Indonesaia untuk mengekspor produknya. Kedua, sulitnya bersaing di dalam negeri akibatnya membajirnya impor mobil setelah pemerintah membuka keran impor melalui deregulasi tahun Inilah yang mendorong pemisahan PT. Toyota-Astra Motor menjadi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT. Toyota-Astra Motor (TAM) pada tahun Pemisahan ini dimaksudkan agar kedua perusahaan bisa memperkuat dan berkonsentrasi pada kompetensi masingmasing. TMMIN berkonsentrasi pada kegiatan manufacturing dan ekspor, sementara TAM fokus pada penjualan di pasar domestik : Peluncuran Kijang Innova dan Toyota Avanza sebagai kendaraan berkualitas Global c. Jaringan Distribusi Dalam mendukung penjualan dan layanan purna jual,tam dibantu oleh 5 Dealer Utama yang membawahi dealer-dealer yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga bulan Desember 2005 telah terdapat 181 outlet dan 101 bengkel resmi. Berikut ini kelima Dealer Utama yang dibagi berdasarkan wilayah geografisnya : 1) Auto 2000 merupakan Dealer Utama Toyota di wilayah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa tenggara Timur, Bali, Kalimantan serta sebagian Sumatera.

7 55 2) PT. New Ratna Motor merupakan Dealer Utama Toyota di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. 3) NV Hadji Kalla Trd Co merupakan Dealer Utama Toyota di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. 4) PT. Hasjrat Abadi merupakan Dealer Utama Toyota di wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Ternate, dan Papua. 5) PT. Agung Automall merupakan Dealer Utama Toyota di wilayah Bali, Riau, Jambi, Bengkulu, dan Batam. d. Karawang Plant Karawang Plant adalah salah satu pabrik otomotif milik Toyota Motor Manufacturing Indonesia yang berlokasi di Karawang International Industrial City (KIIC), Teluk Jambe, Jawa Barat. Dalam hal produksi, Karawang Plant menitikberatkan pada produksi Innova dan Fortuner yang ditujukkan untuk pasar domestic dan internasional. Di pabrik ini perakitan kendaraan dilakukan melalui proses Stamping, Welding, Painting, dan Assembling. 1) Stamping Shop Stamping Shop memiliki luas area m². Di sinilah proses pengepresan pembuatan body kendaraan dilakukan. Lempenganlempengan baja dicetak menjadi bagian-bagian dari body kendaraan seperti kerangka, tangki bahan bakar, dan komponen body subassembly (kabin, dek, rangka chasis). Pembuatan pressed part untuk membentuk

8 56 body kendaraan bermula dari lembar baja yang kemudian dilakukan proses pengepresan menjadi press part yang siap dikirim ke bagian pengelasan untuk disatukan menjadi body kendaraan utuh. Safety First, guna menjamin keamanan dan keselamatan kerja serta tingkat produktifitas, digunakan system robotic untuk setiap perpindahan pressed part antar mesin. 2) Welding Shop Welding Shop memiliki luas area m². Di sinilah proses penyambungan/ pengelasan bagian-bagian body kendaraan untuk menghasilkan satu bagian utuh. Prosesnya adalah dengan menyatukan seluruh pressed part yang diproduksi oleh Stamping Shop. Hasil akhir dari proses ini adalah satu body kendaraan utuh. 3) Painting Shop Setelah dari Welding Shop, satu body kendaraan utuh memasuki Painting Shop untuk menjalankan proses anti karat (electro deeping coating), pengisian celah sambungan dan pengecatan. Painting Shop yang memiliki luas m², memiliki fasilitas pengecatan Primer and Top Coat proses dengan system robotic untuk mendapatkan hasil pengecatan berkualitas tinggi. 4) Assembling Shop Assembling Shop yang memiliki luas area m² merupakan tempat perakitan satu body kendaraan utuh menjadi sebuah kendaraan utuh siap jalan. Di Assembling Shop inilah dilakukan proses perakitan

9 57 atau pemasangan seluruh komponen kendaraan pada satu body kendaraan. Mulai dari mesin hingga roda kendaraan. Selain itu, Karawang Plant memiliki fasilitas lain, seperti : 1) Test Course Setelah melalui proses di Assembling Shop, setiap kendaraan harus memasuki Test Course, yaitu sarana uji coba kendaraan baru yang memiliki luas area m2. Di Test Course inilah performa kendaraan diuji, mulai dari kemampuan mesin hingga kedinamisan body. Hasil dari Tes Course memberikan janji kendaraan berkualitas internasional. 2) Common Yard Merupakan fasilitas logistic yang digunakan bersama oleh TMMIN, TAM, dan main dealer sebagai Delivery Center unit-unit ekspor dan domestic, sekaligus pula sebagai Centralized Stock-Dealer yang dilengkapi oleh DIO Shop untuk pemasangan aksesoris dan Spec Up dengan konsep production line. Untuk menjamin safety operation, Karawang Common Yard telah mengimplementasikan Global Logistic Safety Management, dan Fresh Factory Quality untuk menjamin kendaraan baru yang menggunakan sarana transportasi car carrier saat diterima customer. Untuk gambar pada setiap proses, dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah layout pabrik dan layout kantor yang berada di PT. Toyota Motor Manufacturing Karawang :

10 58 Gambar 4.1 Layout Pabrik dan Layout Kantor PAINTING SHOP STAMPING SHOP ASSEMBLY SHOP WELDING SHOP Sumber : Engineering TOSO division Berikut ini adalah proses pada bagian painting : 1) Input Body mobil yang sudah selesai di proses di welding segera di kirim ke painting untuk dilakukan pengecatan. Pengiriman body mobil dari proses welding dengan menggunakan dolly yang ditarik dengan towing. Kemudian masuk ke input, operator akan menginput/scan barcode yang sudah tertera di body mobil.

11 59 2) Preatreatment Proses ini membersihkan oli dan kotoran yang menempel dipermukaan body dengan menggunakan cairan kimia yaitu chemical treatment. Lalu dicelupkan ke cat dasar hingga masuk ke dalam kerangka mobil. Selanjutnya di oven untuk mengeringkan cat dasar. 3) Polivinyl Chloride Plactic Line Polivinyl Chloride Plactic (PVC) adalah suatu cat dasar yang diberikan pada keseluruhan body di bagian bawah mobil untuk pencegahaan karat, menahan kebisingan, dan kelembapan. 4) Electro Deposition (ED) Inspection Di proses ini dilakukan penge-cekan, apakah terdapat defect pada body mobil. Jika ada, proses ini akan menghilangkan defect-defect dari proses sebelumnya. 5) Sealer Sealer adalah cat yang diberikan disepanjang celah dan sambungan panel untuk mencegah kebocoran air, gangguan debu dan pembentukan karat pada bagian pinggir. Setelah diberi sealer, body mobil masuk ke oven untuk mengeringkan cat yang diberikan disepanjang celah dan sambungan. 6) Surfacer Proses ini adalah penyemprotan cat dasar pada inner panel, ruang engine/ mesin, trunk (bagasi) dan outer panel untuk meningkatkan kualitas penampilan top coat. Setelah selesai, body mobil akan di check apakah

12 60 terdapat defect atau tidak. Jika ada, maka proses selanjutnya akan merepair defect-defectnya. 7) Moisture Sanding Setelah mengetahui adanya defect pada body mobil dari proses sebelumnya, proses moisture sanding akan me-repair permukaan body dengan sandpaper (ampelas) yang dibasahi setelah cat primer kering. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kotoran dan meningkatkan kehalusan permukaan cat primer/cat dasar. 8) Top Coat Proses Top coat ini memberikan lapisan cat warna untuk menjaga penampilan termasuk warna dan gloss, seperti juga meningkatkan sifat perlindungan mobil. Untuk proses ini dilakukan dengan empat proses manual yang dikerjakan operator dan lima proses yang dikerjakan oleh robot. Setelah itu, body mobil masuk ke oven untuk mengeringkan cat warna. 9) Top Coat Inspection Untuk menghasilkan warna yang berkualitas dan indah, maka di proses ini dilakukan pengecheckan dan jika ditemukan adanya defect, maka akan langsung di repair defect-defect yang timbul dari proses sebelumnya. 10) Black Out Tape Black out tape adalah penggunaan wax (cairan pencegah anti karat) sepanjang sambungan inner panel untuk pencegahan karat dan pemasangan black tape pada lokasi frame door. Selanjutnya body mobil

13 61 menuju ke colored body storage untuk di simpan dan akan di kirim ke bagian Assy. Untuk layout bagian painting dapat dilihat pada lampiran.

14 62 Gambar 4.2 Bagan Proses Painting Welding Input Preatreatment Electro Deposition PVC Line Oven ED ED Inspection Anti Chipping Sealer Surfacer Booth Oven Sealer Moisture Sanding Surfacer Inspection Top Coat Booth Top Coat Inspection Oven Top Coat Booth Black Out Tape Colored Body Storage

15 63 Keterangan : = Tempat penyimpanan (stock area) = Operasi = Alternatif = Arus perpindahan material/konsumen yang bergerak satu arah = Arus perpindahan material/konsumen yang bergerak dua arah

16 64 Tabel 4.1 Flow Process Chart Painting Process Description Activity Time Distance (detik) (meter) Body mobil dikirim dari proses Welding ke proses Painting untuk dilakukan pengecatan Body mobil masuk ke Input yang dikirim dari Welding dengan menggunakan dolly yang ditarik dengan towing Kemudian body mobil menuju proses Preatreatment untuk membersihkan kotoran yang menempel pada body Setelah itu masuk proses PVC untuk memberikan cat dasar pada bagian bawah mobil untuk mencegah anti karat Proses ED Inspection, proses untuk menghilangkan defect-defect dari proses sebelumnya Proses Sealer. Di bagian ini juga dilakukan quality gate. Apabila tidak ada defect maka body mobil masuk ke proses selanjutnya Proses Surfacer, menyemprotkan cat dasar ke inner dan outer panel. Di proses ini juga dilakukan proses Surfacer Inspection untuk mengecheck defect dari proses sebelumnya Jika terjadi defect dari proses sebelumnya, body mobil masuk proses Moisture Sanding untuk di repair dan di sanding untuk menghilangkan kotoran Body mobil yang telah di sanding dan di repair, kemudian di beri lapisan cat warna pada proses Top Coat Booth Setelah di beri lapisan cat warna, body mobil masuk ke proses Top Coat Inspection untuk di check dan di repair Di proses Black Out Tape, body mobil diberikan cairan anti karat pada inner panel dan pemasangan Black Tape pada frame door Body mobil masuk ke Colored Body Storage untuk dilakukan penyimpanan 90

17 65 Keterangan : = Operation = Transportation = Inspection = Delay = Storage 2. Lokasi Perusahaan Nama Perusahaan : PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Kantor Pusat : Jl. Yos Sudarso, Sunter II, Jakarta Telp (021) (hunting), Fax (021) Karawang Plant : Jl. Permata Raya, Lot DD-1, Kawasan Industri, KIIC, Karawang, Jawa- Barat Tlp : (021) , Fax (021) Presiden Direktur : Masahiro Nonami (PT. TMMIN) Johnny Darmawan (PT. TAM) Didirikan : 02 April Mei 1996 (pembangunan Karawang Plant) Pemegang Saham : Toyota Motor Corporation (95%) PT. Astra International Tbk (5%) Website :

18 66 3. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan a. Visi Menjadi yang terdepan diantara operasi manufaktur Toyota di Asean dan dunia serta menjadi pemimpin dalam aliansi Toyota Grup (Daihatsu & Hino) di Indonesia b. Misi Untuk mengimplementasikan visi, misi kami adalah: 1) Memelihara posisi kepemimpinan dalam industri otomotif dan jaringan distribusi di Indonesia. 2) Menjadikan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama. 3) Membuat kontribusi positif untuk perkembangan sosial dan ekonomi negara. 4) Mendorong pertumbuhan kemakmuran antara karyawan, dealer dan supplier. 5) Menjaga lingkungan dan menjamin keamanan bekerja. 6) Mendorong kemampuan individu ketika pada saat bersamaan mengembangkan jiwa tim sebagai pokok motivasi utama. c. Tujuan Perusahaan Tujuan dari PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah: 1) Memberikan kontribusi kepada Negara, masyarakat, bangsa, dan dunia melalui langkah-langkah secara professional dalam proses produksi dan pelayanan yang berkualitas global.

19 67 2) Berkembang bersama-sama karyawan, dealers, dan supplier atas dasar kepercayaan dan saling menghargai. 4. Strategi Perusahaan Strategi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia untuk mencapai visi perusahaan adalah menciptakan produk berkualitas dengan harga lebih kompetitif. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia selalu menggunakan teknologi tinggi untuk menjamin kualitas produknya tanpa mengesampingkan pentingnya memelihara kelestarian lingkungan. Produk yang dihasilkan lebih ramah lingkungan karena menggunakan teknologi mesin VVT-I (Variable ValueTiming-Inteligent) yang dapat mengurangi emisi gas buang tanpa mengurangi optimasi hasil pembakaran dan efisiensi internal. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia berupaya menjadi pelopor dalam perdagangan bebas, berbagai ekspor ke mancanegara terus dilakukan baik dalam bentuk produk mobil (CBU), part produk (CKD), mesin maupun alat-alat produksi. Kegiatan ekspor ini dilakukan mulai tahun 1987 dengan tujuan utama Negara-negara Asia-Pasifik, bahkan ke Negara asal Toyota, yaitu Jepang. Visi untuk menjadi pemimpin di kawasan regional mengharuskan kami untuk terus meningkatkan daya saing melalui peningkatan kualitas dan produktivitas yang dilandasi dengan perbaikan safety di tempat kerja. Kesadaran akan safety harus dimulai dari diri pribadi masing-masing individu. Ini harus menjadi pola pikir dasar dan menjadi bagian dari tanggung jawab besar, baik bagi karyawan maupun bagi pimpinan kerjanya.

20 68 Kemajuan dan kesuksesan perusahaan tercermin dalam kualitas sumber daya manusia. Sejak awal PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia beranggapan bahwa sumber daya manusia merupakan modal utama keberhasilan usaha. Demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia, PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia mengirim karyawan untuk mengikuti berbagai kegiatan workshop dan pelatihan-pelatihan. Berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan karyawan, seperti tempat olahraga, tempat ibadah, kesehatan hingga koperasi disediakan. Di lokasi pabrik Karawang, PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia menyediakan Employe Center seluas 900 m² yang berfungsi sebagai one stop service center bagi karyawan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia di sana. Fasilitas PT. TMMIN didukung oleh aplikasi Toyota Way (kaizen atau continuos improvement dan pengembangan sumber daya manusia). Adanya Toyota Production System (TPS) pengembangan sumber daya manusia di pabrikpabrik PT. TMMIN di utamakan bagi semua level karyawan. TPS juga dilakukan melalui program-program dalam Toyota Manufacturer s Club (TM Club). Dengan komitmen untuk menjadi yang terbaik di bidangnya, PT. TMMIN terus meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi tuntutan konsumen local maupun standar internasional. Upaya memuaskan pelanggan ini dimulai dengan memeriksa kelengkapan kendaraan hingga dokumen secara detail melalui VDQI (Vehicle Delivery Quality Improvement) sebelum diantar kepada pelanggan PT. TMMIN. Dilandasi dengan konsep Customer First PT. TMMIN selalu

21 69 berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan terus-menerus melakukan peningkatan pelayanan. Jika pada tahun 1991 total produksi Toyota masih sebanyak unit, maka pada tahun 1989 meroket hingga unit dan pada tahun 1996 berhasil menembus unit. Hingga akhir tahun 1000 telah melebihi unit. Hal ini mencerminkan mobil Toyota berhasil menjadi raja di hati konsumen Indonesia. Di samping itu, Toyota Astra Motor juga mengekspor produk-produk Toyota ke bssserbagai Negara, di antaranya : Brunei, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Afrika Selatan, Kolombia, Venezuela. Keberhasilan ini tidak dapat dipisahkan dari dukungan dealer resmi yang tersebar diseluruh Indonesia, sehingga memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk yang dijual oleh Toyota. Saat ini ada 5 dealer utama Toyota yang menjual produk-produk Toyota, yaitu: a. Auto 2000 b. PT. New Ratna c. PT. Agung Automall d. PT. Hadji Kalla e. PT. Hasjirat Abadi

22 70 5. Struktur dan Bagan Organisasi Perusahaan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang kemudian membawahi beberapa General Manager dimana General Manager tersebut membawahi beberapa Division Head dan Section Head yang dibantu oleh para staff. Struktur organisasi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

23 71 Gambar 4.3 Struktur Organisasi Perusahaan *Sumber : PAD Karawang Plant

24 72 B. Analisis dan Pembahasan Pelaksanaan Magang 1. Pelaksanaan Tata Letak Pabrik PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Pabrik PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia ini berdiri di area tanah seluas m2 dengan luas bangunan m2 yang didalamnya memiliki empat bagian utama, yaitu : a. Stamping b. Welding c. Painting d. Assembling Setiap bagian memiliki beberapa proses. Agar penelitian menjadi terarah dan mudah dipahami, maka penulis hanya membahas bagian painting saja yang dimana menjadi tempat magang penulis. Painting memiliki beberapa proses, yaitu : a. Input b. Preatreatment c. Polivinyl Chloride Plactic Line d. Electro Deposition (ED) Inspection e. Sealer f. Surfacer g. Moisture Sanding h. Top Coat i. Top Coat Inspection j. Black Out Tape

25 73 Gambar 4.4 Tata Letak Pabrik PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia untuk Proses Painting WELDING 245 m PVC LINE PREATREATMENT 20 m 10 m ED INSPECTION INPUT 10 m 35 m SEALER 250 m TOP COAT BOOTH 10 m MOISTURE SANDING 230 m 200 m SURFACER BOOTH TOP COAT INSPECTION 60 m BLACK OUT TAPE 90 m COLORED BODY STORAGE 73

26 74 Tabel 4.2 Jumlah Hubungan Antar Proses Dari Welding Ke Welding Input Preatreatment PVC 290 kali ED Inspection Sealer Surfacer Booth Moisture Sanding Top Coat Top Coat Inspection Black Out Tape Colored Body Storage Input 29 kali Preatreatment 73 kali PVC 41 kali ED Inspection 32 kali Sealer 41 kali Surfacer Booth 48 kali Moisture Sanding 24 kali Top Coat 24 kali Top Coat Inspection 48 kali Black Out Tape 29 kali Colored Body Storage 74

27 75 Dalam penelitian ini, banyaknya body mobil yang di cat setiap harinya adalah sebanyak 290 unit. Body mobil dikirim dari bagian welding ke bagian painting, yaitu proses input dengan menggunakan dolly yang ditarik dengan towing, jumlah hubungan yang terjadi sebanyak 290 kali karena body dikirim dari welding ke proses input dengan menggunakan dolly per 1 unit. Setelah itu menuju proses preatreatment dengan jumlah hubungan 29 kali karena body mobil masuk ke proses tersebut per 10 unit. Kemudian, body mobil menuju proses PVC dengan jumlah hubungan 73 kali karena body mobil masuk ke proses PVC per 4 unit. Dari bagian PVC, body mobil menuju proses ED inspection dengan menggunakan conveyor dengan jumlah hubungan 41 kali karena body mobil yang di proses adalah per 7 unit. Setelah itu, menuju proses sealer dengan jumlah hubungan 32 kali karena body mobil masuk ke proses sealer per 9 unit. Kemudian menuju proses surfacer booth dengan jumlah hubungan 41 kali karena body mobil yang masuk ke proses tersebut per 7 unit. Setelah selesai, selanjutnya menuju proses moisture sanding dengan jumlah hubungan 48 kali karena body mobil yang di proses per 6 unit. Selanjutnya menuju proses top coat dengan jumlah hubungan 24 kali karena body mobil yang masuk ke proses tersebut per 12 unit. Setelah itu ke proses top coat inspection dengan jumlah hubungan 24 kali karena body mobil masuk per 12 unit. Selanjutnya proses black out tape dengan jumlah hubungan 48 kali karena body mobil yang di proses disini per 6 unit. Proses yang terakhir colored body storage dengan jumlah hubungan 29 kali karena body mobil yang disimpan per 10 unit, yang akan dikirim ke bagian selanjutnya.

28 76 Tabel 4.3 Jarak Tempuh Antar Proses Dari Welding Ke Welding Input Preatreatment PVC 10 m ED Inspection Sealer Surfacer Booth Moisture Sanding Top Coat Top Coat Inspection Black Out Tape Colored Body Storage Input 10 m Preatreatment 245 m PVC 20 m ED Inspection 35 m Sealer 250 m Surfacer Booth 200 m Moisture Sanding Top Coat 10 m 230 m Top Coat Inspection 60 m Black Out Tape 90 m Colored Body Storage 76

29 77 Dari tabel diatas, dapat dijabarkan mengenai jarak tempuh perpindahan antar masing-masing proses dalam tahap pengecatan body mobil. Perpindahan pertama adalah perpindahan body mobil dari proses Welding dengan menggunakan dolly yang ditarik oleh towing ke input dengan jarak tempuh 10 meter dari Welding. Setelah dari input, masuk proses Preatreatment dengan jarak tempuh 10 meter. Setelah dilakukan proses Preatreatment dan body mobil masuk ke cat dasar serta di oven, kemudian body mobil menuju proses PVC yang berjarak 245 meter dari proses Preatreatment. Setelah itu body mobil menuju proses ED Inspection yang berjarak 20 meter dari proses PVC. Kemudian body mobil menuju proses Sealer yang berjarak 35 meter dari proses ED Inspection. Setelah selesai proses Sealer dan Anti Chpping serta di oven, kemudian body mobil menuju proses Surfacer Booth yang berjarak 250 meter dari proses Sealer. Kemudian setelah selesai di cat dasar pada inner panel, ruang engine, outer panel dan telah di inspeksi, body mobil menuju proses Moisture Sanding yang berjarak 200 meter dari proses Surfacer Booth. Proses selanjutnya body mobil menuju proses Top Coat yang berjarak 10 meter dari Moisture Sanding. Setelah selesai di cat warna dan di oven, kemudian menuju proses Top Coat Inspection yang berjarak 230 meter dari proses Top Coat. Setelah selesai di check dan di repair pada proses top coat inspection, kemudian body mobil menuju proses Black Out Tape yang berjarak 60 meter dari proses Top Coat Inspection. Proses yang terakhir, body mobil menuju Colored Body Storage untuk disimpan, yang berjarak 90 meter dari Black Out Tape.

30 78 Berdasarkan tabel tersebut, dapat dihitung total jarak tempuh antar proses dimana Total Movement (TM) sebesar : n n Total Movement (jarak tempuh) = Nij. Dij i = j i = j = (N12. D12) + (N23. D23) + (N34. D34) + (N45. D45) + (N56. D56) + (N67. D67) + (N78. D78) + (N89. D89) + (N910. D910) + (N D10.11) = (290 x 10) + (29 x 10) + (73 x 245) + (41 x 20) + (32 x 35) + (41 x 250) + (48 x 200) + (24 x 10) + (24 x 230) + (48 x 60) + (29 x 90) = meter meter adalah jarak tempuh yang dilalui oleh 290 unit mobil dalam proses painting, sehingga jarak tempuh per unit adalah 186,60 meter.

31 79 Tabel 4.4 Waktu Tempuh Antar Proses Dari Welding Ke Welding Input Preatreatment PVC 120 detik ED Inspection Sealer Surfacer Booth Moisture Sanding Top Coat Top Coat Inspection Black Out Tape Colored Body Storage Input 120 detik Preatreatment 105 detik PVC 315 detik ED Inspection 315 detik Sealer 945 detik Surfacer Booth 400 detik Moisture Sanding Top Coat 400 detik 1000 detik Top Coat Inspection 480 detik Black Out Tape 490 detik Colored Body Storage 79

32 Dari tabel diatas, dapat dijabarkan mengenai waktu tempuh perpindahan antar masing-masing proses dalam tahap pengecatan body mobil. Perpindahan pertama adalah perpindahan body mobil dari Welding ke input dengan waktu tempuh 120 detik. Kemudian, dari input masuk ke proses Preatreatment dengan waktu tempuh 120 detik. Selanjutnya body mobil menuju proses PVC yang menempuh waktu 105 detik dari proses Preatreatment. Setelah itu body mobil menuju proses ED Inspection dengan waktu tempuh 315 detik dari proses PVC. Kemudian body mobil menuju proses Sealer yang menempuh waktu 315 detik dari proses ED Inspection. Setelah selesai pada proses Sealer, body mobil menuju proses Surfacer Booth dengan waktu tempuh 945 detik. Setelah proses Surfacer Booth selesai dan di check, kemudian menuju proses Moisture Sanding untuk di repair yang menempuh waktu 400 detik dari proses Surfacer Booth. Kemudian body mobil menuju proses Top Coat untuk diberi lapisan cat warna dengan waktu tempuh 400 detik dari proses Moisture Sanding. Setelah proses Top Coat selesai dan cat warna tersebut di oven, body mobil menuju proses Top Coat Inspection untuk dilakukan penegecheckan dan di repair yang menempuh waktu 1000 detik. Setelah itu body mobil menuju proses Black Out dengan waktu tempuh 480 detik dari proses Top Coat Inspection. Proses terakhir dari proses Black Out menuju Colored Body Storage dengan waktu tempuh 490 detik. 80

33 81 Berdasarkan tabel tersebut, dapat dihitung total waktu tempuh antar proses dimana Total Movement (TM) sebesar : n n Total Movement (waktu tempuh) = Nij. Tij i = j i = j = (N12. T12) + (N23. T23) + (N34. T34) + (N45. T45) + (N56. T56) + (N67. T67) + (N78. T78) + (N89. T89) + (N910. T910) + (N T10.11) = (290 x 120) + (29 x 120) + (73 x 105) + (41 x 315) + (32 x 315) + (41 x 945) + (48 x 400) + (24 x 400) + (24 x 1000) + (48 x 480) + (29 x 490) = detik detik adalah waktu tempuh yang dilalui oleh 290 unit mobil dalam proses painting, sehingga waktu tempuh per unit adalah 681,84 detik.

34 82 2. Identifikasi Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Waktu Standar dengan Tata Letak Tata letak, kondisi, dan lingkungan tempat kerja PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia berdasarkan pengamatan secara umum tergolong sangat baik. Karena manajemen tata letak, kondisi, dan lingkungan tempat kerja sangat diatur dengan mempertimbangkan kenyamanan, keselamatan, dan kesehatan pekerja mengikuti prinsip 5R (Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin). Tata letak, kondisi, dan lingkungan tempat kerja PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dikontrol oleh divisi SHE (safety, hygene, ergonomy) dan perbaikan kondisi lingkungan tempat kerja dilakukan oleh bagian engineering masing-masing department. Kondisi lingkungan kerja yang terdapat pada Toyota Motor Manufacturing Indonesia meliputi fasilitas yang terdapat di masing-masing ruangan, temperature, pencahayaan, tingkat kebisingan, kebersihan, keadaan ruangan, dan sirkulasi udara. Dimana lingkungan kerja terdiri dari kantor, lantai produksi, gudang bahan baku, dan gudang barang jadi yang memiliki standart pada bagian-bagiannya masing-masing. Lantai produksi pada PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia terbagi atas bagian-bagian yang meliputi proses utama pembuatan mobil yaitu Press Shop, Welding Shop, Painting Shop, dan Assembly Shop. Setiap masing-masing shop memiliki lingkungan kerja yang berbeda-beda sehingga masing-masing shop penangangan akan safety pun berbeda-beda.

35 83 Masing-masing shop dilengkapi dengan oasis (sesuai kebutuhan masingmasing shop), kantin, ruang makan, toilet, area wastafel. Karena lantai produksi mayoritas adalah pria maka toilet lantai produksi belum dilengkapi dengan toilet wanita. Tata letak yang ada di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia pada divisi painting ini sudah sangat baik mengenai pengaturannya. Karena perusahaan ini sangat memperhatikan setiap jarak dan waktu pada tata letak yang sudah di rancang dengan baik. 1. Operator Untuk dapat memenuhi waktu standar dan dapat menghemat jarak serta waktu tempuh, sebaiknya perusahaan menyeleksi tenaga kerja yang terampil dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya serta memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Karena untuk pengecatan body mobil ini mengikuti waktu standar yang harus dipenuhi. Jika di satu line, operator mengerjakan melebihi waktu standar, maka akan terjadi line stop diproses selanjutnya. 2. Peralatan penanganan bahan Manajer harus memutuskan peralatan yang akan digunakan, meliputi ban berjalan, karena otomatis untuk mengirim dan menyimpan bahan. Letak peralatan yang ada di setiap line, sebaiknya letaknya dekat dengan operator. Karena jika alat atau material yang diperlukan dekat dengan operator, maka operator akan dengan mudah mengambilnya. Tetapi, jika alat tersebut jauh dari jangkauan operator, maka akan dapat memakan waktu proses.

36 84 3. Kecacatan Biasanya dalam proses pengecatan terdapat defect-defect pada body mobil. Misalkan pada proses surfacer terdapat kecacatan pada body mobil, maka pada proses selanjutnya akan me-repair defect/ kecacatan pada body mobil yaitu pada proses moisture sanding. 4. Kapasitas dan persyaratan luas ruang Desain tata letak dan penyediaan ruangan hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan peralatan diketahui. Manajemen juga harus mempertimbangkan kelonggaran yang disyaratkan sebagai keamanan yang mengatasi masalah kebisingan, debu, asap, suhu, dan ruang disekitar peralatan dan mesin. 5. Fasilitas Lantai Produksi Fasilitas ruangan lantai produksi di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dapat dikatakan lengkap. Setiap shop memiliki bermacam-macam fasilitas yang disesuaikan oleh kebutuhan operator. Tempat istirahat untuk para operator di lantai produksi disebut dengan oasis. Dan setiap oasis dilengkapi dengan 1 unit perangkat computer, 1 telefon, meja, kursi, meja rapat, cabinet, lemari arsip, 1 dispenser, 1 televisi, 1 kulkas dan AC/kipas angin. Adapun fasilitas penunjang pada lantai produksi yaitu perangkat internet, printer segala ukuran, perangkat audio visual pada ruang training, radio dan fasilitas umum lainnya seperti wastafel, meja kantin, kloset, urinoir, dan sebagainya.

37 85 6. Keadaan Lantai Produksi Keadaan lantai produksi pada PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dapat dikatakan cukup baik. Setiap lantai produksi mempunyai keamanan khusus masing-masing sesuai dengan keadaan shopnya. Setiap lokasi dilengkapi dengan jalur hijau yaitu jalur yang dapat dilewati oleh pekerja atau tamu untuk berjalan tanpa mengganggu jalannya aktivitas produksi. Peletakan mesin-mesin dan equipment lain pada lantai produksi diletakan sudah rapi sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Keadaan lantai produksi juga cukup kondusif karena pekerja melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas masingmasing sehingga tidak ada pekerja yang lalu lalang sekitar lantai produksi kecuali bagian safety. 7. Alat pelindung diri Karena untuk setiap shop memiliki kondisi lingkungan yang berbeda-beda maka untuk setiap shop memiliki aturan dalam penggunaan alat pelindung diri standart yang wajib digunakan untuk menunjang safety dan kesehatan operatornya masing-masing. Berikut alat pelindung diri (APD) yang disesuaikan dengan keadaan lantai produksi : Painting : Helmet/Topi berjaring, baju ESG, sepatu ESG, masker respiration, sarung tangan 8. Pencahayaan Lantai Produksi Pencahayaan lantai produksi pada PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia tergolong cukup. Penerangan Lantai produksi rata-rata memakai

38 86 lampu neon dan sedikit menggunakan cahaya matahari. Untuk Painting Shop 100% menggunakan lampu. Penerangan pada lantai produksi disesuaikan dengan kebutuhan. Dicontohkan apabila pada line ada bagian quality gatenya maka lampu neon yang digunakan lebih banyak dengan alasan agar defect pada proses produksi dapat terlihat lebih jelas. 9. Tingkat Kebisingan Lantai Produksi Tingkat kebisingan lantai produksi pada PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia masih termasuk dalam batas normal. Tingkat kebisingan pada lantai produksi adalah sekitar 60 db 85 db. Apabila tingkat kebisingan pada lantai produksi >80 db maka operator yang bekerja pada line tersebut diharuskan menggunakan APD berupa ear plug sebagai pelindung telingan. 10. Sirkulasi Udara Lantai Produksi Sirkulasi udara lantai produksi pada PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia tergolong cukup baik. Pada divisi painting sirkulasi udara dibantu dengan exhaust dan AC sebagai pendinginnya. Painting Shop merupakan shop yang paling tertutup dibandingkan dengan divisi lain, karena pada divisi ini tidak mempunyai jendela sebagai sirkulasi udaranya. Hal ini dilakukan agar mencegah adanya debu atau kotoran-kotoran di udara, sehingga dapat disimpulkan udara pada painting shop tergolong bersih.

PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan II. PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah bagian dari perusahaan besar yaitu Toyota Motor Corporation (TMC), Jepang. Diawali dengan berdirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi yang dilakukan perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh manfaat atau hasil dalam beberapa periode atau beberapa tahun di masa yang akan datang. Karena itu

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Pada saat itu PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toyota merupakan perusahaan manufaktur kendaran niaga dan penumpang yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan manusia, terutama dalam perusahaan dan industri. Dengan berbasiskan teknologi informasi,

Lebih terperinci

II. PROFIL PERUSAHAAN

II. PROFIL PERUSAHAAN II. PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Berawal sejak tahun 1971 dengan diresmikannya PT. Toyota-Astra Motor (TAM) sebagai importir dan distributor kendaraan Toyota di Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR

BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR 2.1 Profil Perusahaan 2.2 Sejarah Singkat PT. Astra Daihatsu Motor PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) mengawali sejarahnya pada tahun 1973. Pada tahun 1973, Astra mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toyota merupakan perusahaan manufaktur kendaran niaga dan penumpang yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini dapat dilihat dari mulai banyaknya merek dunia yang masuk ke pasar Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT ADM (Astra Daihatsu Motor) sebagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) terus berupaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat PT. Astra Daihatsu Motor meningkatkan kapasitas produksi di beberapa jalur produksinya, diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN) merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur mobil. Perusahaan ini memproduksi beberapa tipe

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi sekarang ini, dunia industri otomotif

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi sekarang ini, dunia industri otomotif 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi sekarang ini, dunia industri otomotif berada pada tingkat persaingan yang sangat tinggi. Beberapa bukti yang dapat diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk meningkatkan daya saing di pasar lokal dan internasional, semua industri otomotif di Indonesia berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing berusaha untuk mencari suatu metode yang lebih baik untuk memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. bernama PT. Toyota Astra Motor (PT. TAM) yang didirikan pada tanggal

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. bernama PT. Toyota Astra Motor (PT. TAM) yang didirikan pada tanggal 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN 1.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) pada awalnya bernama PT. Toyota Astra Motor (PT. TAM) yang didirikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia mengakibatkan harga kebutuhan bahan baku produksi langsung maupun tidak langsung belum stabil bahkan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Taruna Jaya JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2013

Disusun Oleh : Taruna Jaya JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2013 Analisis Sistem Material Requirement Planning Pada Proses Perakitan Front Door RH Kijang Innova Di PT. TOYOTA Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant Disusun Oleh : Taruna Jaya 3040818 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Global Economic Resession atau krisis ekonomi dunia yang dimulai bulan

BAB I PENDAHULUAN. Global Economic Resession atau krisis ekonomi dunia yang dimulai bulan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Global Economic Resession atau krisis ekonomi dunia yang dimulai bulan September 2008 di Amerika, pada awalnya diakibatkan oleh adanya kehancuran pada industri properti

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. divisi mobil Pabrik Tenun Otomotis Toyota. Divisi mobil perusahaan tersebut

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. divisi mobil Pabrik Tenun Otomotis Toyota. Divisi mobil perusahaan tersebut 11 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Toyota merupakan mobil yang berasal dari Jepang yang diproduksi oleh Toyota Motor Corporation (TMC) berpusat di kota Toyota Provinsi Aichi.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang adalah negara yang selalu berusaha memperbaharui ciptaan dan

Bab 1. Pendahuluan. Jepang adalah negara yang selalu berusaha memperbaharui ciptaan dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara yang selalu berusaha memperbaharui ciptaan dan meningkatkan mutu produksi. Terbukti dengan pembentukan-pembentukan sistem kerja yang diterapkan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Toyota Sakichi Toyoda sebagai pendiri organisasi Toyota di Jepang, lahir pada tahun 1867 sebagai anak tukang kayu yang mulai hidupnya saat Jepang mulai memordernisasi

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA LINE PRIMER TOP COAT PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURE INDONESIA PLANT 2 KARAWANG

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA LINE PRIMER TOP COAT PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURE INDONESIA PLANT 2 KARAWANG MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA LINE PRIMER TOP COAT PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURE INDONESIA PLANT 2 KARAWANG Nama : Feldy Dwi Anugrah NPM : 33413393 Jurusan Pembimbing : Teknik Industri : Nanih Suhartini,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif 1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif antar industri-industri didalamnya. Diantaranya dengan adanya peluncuran berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang sangat berperan dalam memberikan input yang signifikan terhadap perusahaan adalah bagian produksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. Toyota Motor Corporation (saham 49%), Jepang. Selama 30 tahun, PT. Toyota-

BAB II HASIL SURVEY. Toyota Motor Corporation (saham 49%), Jepang. Selama 30 tahun, PT. Toyota- BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum PT. Toyota-Astra Motor PT. Toyota-Astra Motor yang didirikan pada tahun 1971 merupakan perusahaan joint venture antara PT. Astra International Tbk (saham 51%) dengan

Lebih terperinci

II. PROFIL PERUSAHAAN

II. PROFIL PERUSAHAAN II. PROFIL PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN PT TMMIN diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Pada saat itu PT TMMIN bernama PT Toyota Astra Motor (TAM) yang mempunyai fungsi sebagai importir

Lebih terperinci

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Sakichi Toyoda adalah pendiri organisasi Toyota di Jepang. Terlahir sebagai anak tukang kayu pada tahun 1867 yang memulai hidupnya ketika Jepang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab II ini akan menjelaskan mengenai profil perusahaan, tujuan visi dan misi, sejarah perusahaan, unit usaha dan kegiatan perusahaan, dan struktur organisasi dan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia otomotif semakin pesat, hal ini dapat ditunjukan dengan semakin banyaknya perusahaan otomotif yang menghasilkan beberapa model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan peningkatan jasa layanan service suatu perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan peningkatan jasa layanan service suatu perusahaan sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan peningkatan jasa layanan service suatu perusahaan sangat menjadi perhatian khusus bagi perusahaan dan pelanggan dari tahun-ketahun, hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kegiatan bisnis di Indonesia sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama dengan banyaknya bisnis internasional yang semakin berkembang dalam

Lebih terperinci

Struktur Perusahaan PT. Astra Honda Motor

Struktur Perusahaan PT. Astra Honda Motor BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor yang sahamnya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada tanggal 11 Juni 1971

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik di laksanakan di PT. Hino Motor Sales Indonesia Tangerang, perusahaan ini bergerak dalam bidang Sales, Service, Spare parts

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul dalam penyusunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar perusahaan meningkat pesat, era globalisasi semakin menambah ketatnya persaingan. Meningkatnya

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH PERUSAHAAN Sakichi Toyoda sebagai pendiri organisasi Toyota di Jepang, lahir pada tahun 1867 sebagai anak tukang kayu yang mulai hidupnya saat Jepang mulai termodernisasi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan cara menjelaskan fakta yang ada dilapangan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di segmen kendaraan ringan roda empat atau mobil. Pertumbuhan tersebut akan didukung

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI)

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) 2.1 Sejarah Perusahaan A. Sejarah Aisan Nasmoco Industri di Indonesia Pada tahun 1997, Aisan Co. Ltd mendirikan manufaktur anak perusahaan di Indonesia bekerjasama

Lebih terperinci

Tugas Analisis Rantai Pasok

Tugas Analisis Rantai Pasok Tugas Analisis Rantai Pasok PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia & PT Toyota Astra Motor Prafajar Suksessanno Muttaqin 2201160010 Magister Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS FR DOOR OUTER RH KIJANG INNOVA PADA PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS FR DOOR OUTER RH KIJANG INNOVA PADA PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS FR DOOR OUTER RH KIJANG INNOVA PADA PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA Nama : Aan Andri Yana NPM : 30411004 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas AUTO2000 Body Paint

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas AUTO2000 Body Paint BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sekilas AUTO2000 Body Paint AUTO2000 berdiri pada tahun 1975 dengan nama Astra Motor Sales, dan baru pada tahun 1989 berubah nama menjadi AUTO2000.

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN. A. Aspek Umum (Membuat Usulan Perbaikan pada Sistem On The Job Development pada Pelatihan GL s Role)

VII. PEMBAHASAN. A. Aspek Umum (Membuat Usulan Perbaikan pada Sistem On The Job Development pada Pelatihan GL s Role) VII. PEMBAHASAN A. Aspek Umum (Membuat Usulan Perbaikan pada Sistem On The Job Development pada Pelatihan GL s Role) Visi PT. TMMIN adalah untuk mencapai Jiritsuka 2012, yaitu kemandirian dalam produksinya

Lebih terperinci

PROSES WELDING SHOP PADA PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA KARAWANG PLANT

PROSES WELDING SHOP PADA PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA KARAWANG PLANT PROSES WELDING SHOP PADA PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA KARAWANG PLANT Nama : Oti Lupiyani NPM : 55212611 Dosen Pembimbing : Dr. Sri Nawangsari, SE, MM. PENDAHULUAN Latar Belakang Welding Shop

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing perusahaan berupaya untuk menguasai pangsa pasar sebesar-besarnya guna memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan alat transportasi yang sebanding dengan pesatnya pembangunan di Indonesia, membuat para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Toyota merupakan industri otomotif terbesar di dunia saat ini, raksasa industri otomotif yang berasal dari jepang ini juga menjadi pemimpin industri otomotif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan jaman yang semakin pesat, dunia industri semakin berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. seperti Stamping, Casting, Engine dan Assembly di area industri Sunter Jakarta.

BAB II HASIL SURVEY. seperti Stamping, Casting, Engine dan Assembly di area industri Sunter Jakarta. BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum PT. Toyota-Astra Motor PT. Toyota-Astra Motor yang didirikan pada tahun 1971 merupakan perusahaan joint venture antara PT. Astra International Tbk (saham 51%) dengan

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

PROFIL PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN II. PROFIL PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Sejarah berdirinya Toyota berawal dari seorang bernama Sakichi Toyoda sebagai pendiri organisasi Toyota di Jepang. Sakichi Toyoda lahir pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak pada bidang otomotif. Kegiatan di PT. TMMIN selain

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak pada bidang otomotif. Kegiatan di PT. TMMIN selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Toyota Motor Manufakturing Indonesia (PT. TMMIN) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang otomotif. Kegiatan di PT. TMMIN selain merakit mobil, membuat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor yang sahamnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya selalu berusaha untuk meningkatkan keunggulan dalam beberapa hal diantaranya yaitu persaingan pasar, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam produksi dan manufaktur sepeda motor setiap proses saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam produksi dan manufaktur sepeda motor setiap proses saling berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam produksi dan manufaktur sepeda motor setiap proses saling berkaitan antara satu proses dengan proses yang lain. Mulai dari raw material sampai dengan menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tingginya sepeda motor di Indonesia. Sehingga membuat permintaan Alloy

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tingginya sepeda motor di Indonesia. Sehingga membuat permintaan Alloy BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kendaraan sepeda motor di Indonesia semakin berkembang sejalan dengan tingginya sepeda motor di Indonesia. Sehingga membuat permintaan Alloy Wheel For Motorcycle

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai membaik, berdampak pula dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah industri sepeda motor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 : Penjualan Kendaraan Domestik Kuartal I 2011

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 : Penjualan Kendaraan Domestik Kuartal I 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki tahun 2011 ini, perkembangan perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan. Hal ini ditandai dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya dibidang industri, PT. PAKOAKUINA bergerak dalam bidang industri

Lebih terperinci

Manufacturer Exporter Broker/Marketing Importir Main Dealer. Broker/Marketing Importir Main Dealer

Manufacturer Exporter Broker/Marketing Importir Main Dealer. Broker/Marketing Importir Main Dealer Analisis Plant Layout Delivery Center Dan Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk CBU Export Business Process Guna Meningkatkan Kapasitas Penyimpanan Dan Pengiriman CBU Export Erma Retno Ayu Mahasiswi Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Populasi Mobil di Indonesia Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Populasi Mobil di Indonesia Tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif merupakan salah satu sektor industri yang penting dalam perkembangan dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Pada tahun 2010, industri otomotif berkontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International.

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah PT AUTO2000 PT. Astra international, Tbk Toyota Sales Operation (AI-TSO), dengan AUTO2000 sebagai merk perusahaan, didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ADM merupakan perusahaan Joint Venture antara Daihatsu Motor Company Ltd

BAB I PENDAHULUAN. ADM merupakan perusahaan Joint Venture antara Daihatsu Motor Company Ltd BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astra Daihatsu Motor atau biasa dikenal dengan ADM adalah Agen Tunggal Pemegang Merek ( ATPM ) kendaraan Daihatsu di Indonesia. Sebagai ATPM, Astra Daihatsu Motor merupakan

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Perusahaan

PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Perusahaan II. PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sakichi Toyoda adalah pendiri organisasi Toyota di Jepang, beliau lahir pada tahun 1867 sebagai anak seorang tukang kayu yang memulai kehidupannya saat Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pasar otomotif di kelas sepeda motor sangatlah ketat. Setiap produsen berusaha memberikan kualitas dan mutu yang baik, ketersediaan produk dan spare part

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lima tahun terakhir persaingan di dunia otomotif semakin ramai dan kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di industri otomotif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis otomotif yang semakin pesat pada saat ini menimbulkan persaingan yang ketat diantara para produsen mobil di Indonesia.

Lebih terperinci

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBJEK Bab 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 PT Astra Otoparts Tbk Astra Intenational Tbk. adalah salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia dengan karyawan lebih dari 75.000 orang. Bisnis utama yang dijalankan

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK KE-3 PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK KE-3 PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK KE-3 PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA KARAWANG, 7 MARET 2016 -----------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produktivitas pada dasarnya berkaitan erat dengan sistem produksi, yaitu sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin, peralatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Balakang Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang pesat di Indonesia. Laju perkembangan industri Otomotif masyarakat Indonesia saat ini relatif

Lebih terperinci

Nama : Dandi Yudha Aditya NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT

Nama : Dandi Yudha Aditya NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT Mempelajari Peringkat Kinerja Operator Pada Perakitan Komponen Out Side View Mirror (kaca spion) dan Opening Trim Pada Kendaraan Colt Diesel Maru-T tipe 304 TD di PT. Krama Yudha Ratu Motor Nama : Dandi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi seperti sekarang, alat transportasi kendaraan bermotor semakin dibutuhkan baik untuk kendaraan operasional perusahaan maupun kendaraan pribadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN 34 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penulis melakukan pengamatan dengan melakukan praktik kerja lapangan (PKL) selama 2 bulan di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung yang beralamat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi otomotif maka semakin pesat juga persaingan dalam bidang otomotif tersebut. Setiap merek saat ini telah

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PENGEPAKAN PRODUK EKSPOR KOMPONEN MOBIL DI COMPONENT EXPORT VANNING DIVISION

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PENGEPAKAN PRODUK EKSPOR KOMPONEN MOBIL DI COMPONENT EXPORT VANNING DIVISION MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PENGEPAKAN PRODUK EKSPOR KOMPONEN MOBIL DI COMPONENT EXPORT VANNING DIVISION, SUNTER I, PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA Disusun oleh: Fathimah Baya Nabilah 32411726

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif, karena analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN masih dirasakan oleh semua sektor kehidupan tidak terkecuali sektor riil

BAB I PENDAHULUAN masih dirasakan oleh semua sektor kehidupan tidak terkecuali sektor riil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Pengaruh krisis moneter yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan 1997 masih dirasakan oleh semua sektor kehidupan tidak terkecuali sektor riil khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works PT. Nikkatsu (lengkapnya PT. Nikkatsu Electric Works yang beralamat di Jl.Cimuncang no.70 Bandung) adalah perusahaan swasta nasional dengan status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini menuntut perusahaan untuk dapat menciptakan produk yang mampu bersaing dengan produk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4. Profil Perusahaan Berikut profil perusahaan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Nama Perusahaan : PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Bidang Usaha :

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pada tanggal 20 Februari Tjian Kian Tie dan William Soeryadjaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pada tanggal 20 Februari Tjian Kian Tie dan William Soeryadjaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Astra Internasional Tbk Pada tanggal 20 Februari 1957. Tjian Kian Tie dan William Soeryadjaya mendirikan sebuah perusahaan dagang dan ekspor impor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan sistemnya agar dapat meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BERITA PERS. MPMX Resmikan Diler Nissan-Datsun di Cilacap

BERITA PERS. MPMX Resmikan Diler Nissan-Datsun di Cilacap BERITA PERS MPMX Resmikan Diler Nissan-Datsun di Cilacap Dapat Diterbitkan Segera Jakarta, 10 Oktober 2014 - PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), perusahaan otomotif konsumer terkemuka, melalui anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN unit. Pertumbuhan penjualan produsen-produsen mobil utama di. dengan pangsa pasar sebesar 11.3%.

BAB I PENDAHULUAN unit. Pertumbuhan penjualan produsen-produsen mobil utama di. dengan pangsa pasar sebesar 11.3%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di segmen kendaraan ringan roda empat atau mobil. Pertumbuhan tersebut akan didukung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Industri Karet Deli berada di Jalan K.L.Yos Sudarso, KM 8,3, Kecamatan Medan Labuhan, Tanjung Mulia, Medan, Sumatera Utara. PT. Industri Karet

Lebih terperinci

V. PENERAPAN SISTEM ERGONOMI DALAM PROSES PRODUKSI

V. PENERAPAN SISTEM ERGONOMI DALAM PROSES PRODUKSI V. PENERAPAN SISTEM ERGONOMI DALAM PROSES PRODUKSI A. General Induksi General Induksi merupakan suatu kegiatan pengenalan prinsip-prinsip yang dianut oleh toyota kepada karyawan baru, agar karyawan baru

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang serba cepat, waktu merupakan hal yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang serba cepat, waktu merupakan hal yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang serba cepat, waktu merupakan hal yang sangat penting. Penggunan waktu secara cermat akan meningkatkan kinerja menjadi lebih baik. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Asia Tenggara didominasi oleh empat negara yang tercatat sebagai basis produksi kendaraan bermotor, yaitu Thailand, Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya sepeda motor mengalami peningkatan penjualan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya sepeda motor mengalami peningkatan penjualan yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir dekade ini, dunia industri otomotif di Indonesia khususnya sepeda motor mengalami peningkatan penjualan yang sangat signifikan. Hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk berupaya lebih keras lagi dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggannya. Perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan merupakan suatu organisasi bisnis yang meraih reward dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan merupakan suatu organisasi bisnis yang meraih reward dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan merupakan suatu organisasi bisnis yang meraih reward dan keberhasilan. Namun keberhasilan tidak diperoleh dengan sendirinya. Keberhasilan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Jaya Utama Motor adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dibidang otomotif dengan menjalankan usahanya berfokus

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Sejarah dan Perkembagan PT TMMIN PT TMMIN diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Pada saat itu PT TMMIN bernama PT Toyota Astra Motor (TAM) yang mempunyai fungsi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia mulai berkembang pada tahun Ketika itu Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia mulai berkembang pada tahun Ketika itu Pemerintah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif di Indonesia mulai berkembang pada tahun 1970. Ketika itu Pemerintah Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mendukung industri otomotif di

Lebih terperinci