Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Pada regio glutea terdapat a.glutea superior dan a.glutea inferior.
|
|
- Hengki Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Pada regio glutea terdapat a.glutea superior dan a.glutea inferior. A.glutea superior. Merupakan cabang yang terbesar dari percabangan a.iliaca interna, bentuknya pendek, berjalan ke arah doorsal melalui plexus sacralis, selanjutnya berjalan melalui foramen supra piriformis, berada di sebelah medial n.gluteus superior.pada tepi caudal m.gluteus medius arteri ini bercabang menjadi ramus superficialis dan ramus profundus. Ramus superficialis melanjutkan diri di antara m.gluteus maximus dan m.gluteus medius, memberi ramus muscularis dan mengadakan anastomose dengan cabang a.glutea inferior. Ramus profundus berjalan di antara m.gluteus medius dan m.gluteus minimus, bercabang dua membentuk ramus superior dan ramus inferior. Ramus superior mengadakan anastomose dengan a.circumflexa ilium profunda dan ramus ascendens dan a.circumflexa femoris lateralis. Ramus inferior mengadakan anastomose dengan a.circumflexa femoris lateralis. A.glutea inferior Merupakan salah satu cabang terminal dari a.hypogastrica, dan ujung lainnya disebut a.pudenda interna. Arteri ini berjalan ke dorsal melalui plexus sacralis, melalui foramen infra piriformis, berada di sebelah ventral m.gluteus maximus. Pembuluh vena berjalan mengikuti arteri bersangkutan. RAGIO FEMORIS Terdapat dua kelompok pembuluh vena, yaitu vena superficialis dan vena profunda (berjalan mengikuti arteri bersangkutan). Vena superficialis terdiri atas vena saphena magna dan vena saphena parva. Vena saphena magna Merupakan lanjutan dari vena marginalis, tampak di sebelah ventral malleolus medialis, berjalan ascendens di sebelah medial dari crus, tiba di sebelah dorsal condylus medialis tibiae et femoris, selanjutnya berada di sebelah medial crus, masuk ke dalam fossa ovalis dan bermuara ke dalam vena femoralis. Sebelum masuk fossa ovalis vena ini menerima : q vena pudenda externa q vena epigastrica superficialis q vena circumflexa ilium superficialis. Vena saphena parva. Merupakan lanjutan dari vena marginalis lateralis, berada di sebelah dorsal malleolus lateralis, berjalan ascendens pada sisi lateral tendo calcaneus, makin ke cranial vena ini terletak makin ke medial (tengah), menembusi fascia poplitea, dan bermuara ke dalam vena poplitea (di antara kedua caput m.gastrocnemius). Sebelum bermuara ke dalam vena poplitea maka vena saphena parva memberi cabang yang berjalan ascendens ke arah ventral menuju ke vena saphena magna.pada vena saphena parva terdapat 9 12 buah katup. ARTERIA FEMORALIS Adalah lanjutan dari a.iliaca externa setelah arteri ini melewati tepi caudal ligamentum inguinale. Arteria iliaca commucis setinggi articulus lumbosacralis membentuk bifurcatio menjadi ARTERIA ILIACA INTERNA (= A.HYPOGASTRICA) dan ARTERIA ILIACA EXTERNA. A.iliaca externa mempunyai bentuk yang lebih besar dari pada a.iliaca interna, berjalan oblique ke arah distal dan lateral mengikuti tepi medial m.psoas major menuju ke bagian pertengahan ligamentum inguinale, berjalan melalui lacuna vasorum sebagai ARTERI FEMORALIS, yang berada di sebelah lateral dari vena femoralis. Sesaat sebelum melewati ligamentum inguinale arteria iliaca externa memberi dua cabang, yaitu : 1. a.epigastrica inferior 2. a.circumflexa ilium profunda.
2 Ad.1. A.epigastrica inferior Arteri ini melengkung ke arah ventral, berjalan ascendens dan oblique sepanjang tepi medial anulus inguinalis internus, menembusi fascia transversa abdominis, berada di ventra linea semicircularis, ditutupi oleh m.rectus abdominis. Di sekitar umbilicus terjadi anastomose dengan a.epigastrica superior. Ductus deferens berada di sebelah latero dorsal dari pangkal a.epigastrica inferior (pada wanita ligamentum teres uteri). Ad.2. A.circumflexa ilium profunda Dipercabangkan dari dinding lateral a,iliaca externa, berhadapan dengan cabang a.epigastrica inferior, berjalan oblique ke arah latero cranial menuju ke spina iliaca anterior superior, dan mengadakan anastomose dengan r.ascendens a.circumflexa femoris lateralis. Selanjutnya arteri ini menembusi fascia transversa abdominis, berada pada sisi medial crista iliaca, menembusi m.transversus abdominis, berjalan ke dorsal di antara m.transversus abdominis dan m.obliquus internus abdominis, mengadakan anastomose dengan a.glutea superior. Selain itu ada juga cabang yang mengadakan anastomose dengan a.glutea inferior. A.femoralis selanjutnya berjalan ke distal, berada pada trigonum femorale, melalui fossa ileopectinea, berjalan melalui canali adductorius hunteri, lalu masuk ke dalam fossa poplitea dan menjadi A.POPLITEA. Pada trigonum femorale a.femoralis terletak superficial di sebelah profunda subcutis (di sini dapat diraba pulsasinya). Dari a.femoralis dipercabangkan : 1. a,epigastrica superficialis 2. a.circumflexa ilium superficialis 3. a.pudenda externa superficialis 4. a.pudenda externa profunda 5. a.profunda femoris 6. rr.musculares 7. a.genus suprema. Ad.1. A.epigastrica superficialis Dipercabangkan kira kira 1 cm di sebelah caudal ligamentum inguinale, menembusi fascia cribriformis, berjalan ascendens di sebelah superficial ligamentum inguinale menuju ke arah umbilicus; mengadakan anstomose dengan percabangan a.epigastrica inferior dan dengan arteri yang sama dari pihak sebelah. Ad.2. A.circumflexa ilium superficialis Merupakan cabang yang kecil, dipercabangkan dekat pada percabangan a.epigastrica superficialis, menembusi fascia lata dan berjalan ke arah lateral sejajar dengan ligamentum inguinale. Ad.3. A.pudenda externa superficialis Dipercabangkan dari dinding medial berdekatan dengan tempat percabangan kedua arteri tersebut di atas, berjalan ke arah medialis menyilang funiculus spermaticus (lig.teres uteri pada wanita), dan mensuplai darah kepada kulit pada regio pubica, penis dan scrotum (labium majus), mengadakan anastomose dengan percabangan a.pudenda interna. Ad.4. A.pudenda externa profunda Dipercabangkan agak jauh ke caudal, menyilang m.pectineus dan m.adductor longus, ditutupi oleh fascia lata dan menembusi fascia ini di sebelah medial regio femoris, memberi suplai darah kepada kulit scrotum dan perineum, mengadakan anastomose dengan percabangan a.perinealis. Ad.5. A.profunda femoris Suatu cabang yang besar, dipercabangkan dari dinding latero dorsal kurang lebih 2 5 cm di sebelah caudal ligamentum inguinale. Pada mulanya berada di sebelah lateral a.femoralis, lalu berjalan di sebelah dorsal vasa femoralis, tiba di sebelah medial regio cruralis, berada di sebelah dorsal m.adductor longus, berakhir pada sepertiga bagian distal crus sebagai suatu pembuluh arteri kecil yang menembusi m.adductor magnus, dan mensuplai otot otot hamstring. Bagian terminal arteri ini disebut a.perforans
3 IV. A.profunda femoris dan a.femoralis bersama sama berada di dalam fossa iliopectinea, melanjutkan diri masuk ke dalam canalis adductoris Hunteri.Selain kedua buah arteri tersebut maka di dalam canalis adductorius Hunteri terdapat juga serabut motoris untuk m.vastus medialis dan nervus saphenus (kedua saraf ini adalah cabang dari n.femoralis). Percabangan a.profunda femoris adalah sebagai berikut : q a.circumflexa femoris medialis q a.circumflexa femoris lateralis q rr.perforantes q rr.musculares A.circumflexa femoris medialis Dipercabangkan dari dinding medial a.profunda femoris, berjalan ke arah medial (di dorsalis vasa femoralis), dan berada di antara m.pectineus dan m.psoas major, lalu berjalan di antara m.obturator externus dan m.adductor brevis, berjalan ke dorsal dan memberi cabang ramus superficialis dan ramus profundus. Ramus superficialis berada di antara m.quadratus femoris dan tepi cranial m.adductor magnus, membentuk anastomose dengan a.glutea inferior, a.circumflexa femoris lateralis dan ramus perforans prima (= crucial anastomosis). Ramus profundus berjalan oblique ke arah cranial di sebelah ventral m.quadratus femoris, membentuk cabang r.ascendens dan r.transversus.ramus ascendens mengadakan anastomose dengan a.glutea anferior di sebelah dorsal collum femoris (fossa trochanterica). Ramus transversus berada di antara m.quadratus femoris dan m.adductor magnus, mengadakan anastomose dengan ramus transversus a.circumflexa femoris lateralis. A.circumflexa femoris lateralis. Arteri ini dipercabangkan dari sisi lateral, berjalan horizontal ke arah lateral, dan berada di sebelah dorsal m.rectus femoris, memberi tiga buah cabang, yaitu ramus ascendens, ramus transversus dan ramus descendens. Ramus ascendens berjalan ke arah cranial, ditutupi oleh m.tensor fasciae latae, mengadakan anastomose dengan a.glutea superior dan a.circumflexa profunda. Ramus transversus berbentuk kecil, seringkali tidak ada, berjalan ke arah lateral, menyilang m.vastus intermedius dan menembusi m.vastus lateralis, melingkari femur di sebelah distal dari trochanter major, mengadakan anastomose dengan r.transversus a.circumflexa femoris medialis, a.glutea inferior dan a.perforans prima. Ramus descendens berjalan ke distal di antara m.rectus femoris dan m.vastus lateralis, dan turut membentuk rete articulare genus. Rr.perforantes. Ada 3 buah rami perforantes yang berjalan ke dorsal, menembusi m.adductor magnus, yaitu: Arteri perforans prima berada diantara m.pectineus dan m.adductor brevis, menembusi m.adductor magnus di dekat linea aspera; memberi suplai darah kepada m.adductor brevis et magnus, m.biceps femoris, m.gluteus maximus, membentuk anastomose dengan a.glutea inferior, a.circumflexa femoris medialis, a.circumflexa femoris lateralis dan a.perforants secuda. Arteria perforans secuda bentuknya lebih besar daripada arteri yang pertama tadi, menembusi tendo m.adductor brevis et magnus, melayani otot otot pada regio femoris di bagian dorsal. Dari arteri ini dipercabangkan a.nutricia. Arteria perforans tertia berjalan ke dorsal dengan menembusi m.adductor magnus, melayani otot pada regio femoris di bagian dorsal, mengadakan anastomose dengan a.perforans yang berada di cranialisnya dan dengan r.muscularis dari a.poplitea. Ujung terminal a.profunda femoris sering disebut arteria perforans quartus. Rr.musculares Mensuplai mm.adductores dan musculus hamstring.
4 Ad.6. Rami musculares a.femoralis. Cabang ini mensuplai m.sartorius, m.vastus medialis dan mm.adductores. Ad.7. A.genus suprema Dipercabangkan oleh a.femoralis di dalam canalis adductorius, berjalan bersama sama dengan m.saphenus di dalam canalis adductorius, lalu menembusi membrana vasto adductoria, berjalan descendens ke distal dan turut membentuk rete articulare genus. Pembuluh vena berjalan bersama sama dengan arterinya; vena femoralis ketika berada di sebelah distal canalis adductorius terletak di sebelah dorsal a.femoralis, makin ke cranial letaknya semakin ke arah medial sehingga ketika melalui lacuna vasorum vena femoralis berada di sebelah medial, a.femoralis (nervus femoralis berada di sebelah lateral arteria femoralis, tetapi nervus ini berjalan melalui lacuna musculorum bersama sama dengan m.ilipsoas). Variasi : a.circumflexa femoris lateralis atau dan a.circumflexa femoris medialis dipercabangkan oleh arteria femoralis. ARTERIA POPLITEA Berada di dalam fossa poplitea, terletak pada lantai fossa tersebut, dan pada tepi cranialis m.soleus arteria poplitea bercabang dua membentuk ARTERIA TIBIALIS ANTERIOR dan ARTERIA TIBIALIS POSTERIOR. Percabangan a.poplitea adalah sebagai berikut : 1. a.genus superior medialis 2. a.genus superior lateralis 3. a.genus media 4. a.genus inferior medialis 5. a.genus inferior lateralis 6. aa.surales Ad.1. A.genus superior medialis Dipercabangkan dari sisi medial a.poplitea, berjalan ke arah medial di sebelah ventral m.semimembranosus dan m.semitendinosus. berada di sebelah cranial caput medial m.gastrocnemius, dan membentuk rete articulare genus. Ad.2. A.genus superior lateralis. Dipercabangkan dari sisi lateral a.poplitea, berjalan ke arah lateral, berada di sebelah cranial epicondylus lateralis femoris, ditutupi oleh tendo m.biceps femoris. Terbentuk anastomose dengan ramus descendens a.circumflexa femoris lateralis, dan bersama sama membentuk rete articulare genus. Ad.3. A.genus media. Berjalan menembusi ligamentum popliteum obliquum dan capsula articulare, mensuplai membrana synovialis articulatio genu. Ad.4. A.genus inferior medialis Berjalan menyilang tepi cranialis m.popliteus, berada di sebelah caudal condylus medialis tibiae, ditutupi oleh lig.collaterale tibiale, dan turut membentuk rete articulare genus. Ad.5. A.genus inferior lateralis Berjalan ke arah lateral pada tepi cranialis condylus lateralis tibiae, ditutupi oleh lig.collaterale fibulare, turut membentuk rete articulare genus. Ad.6. Aa.surales Adalah dua buah arteri yang agak besar, dipercabangkan setinggi articulatio genu, berada di antara percabangan a.genus superior dan a.genus inferior, memberi vascularisasi kepada m.gastrocnemius, m.soleus dan m.plantaris. A.TIBIALIS ANTERIOR
5 Pada tepi caudal m.popliteus a.tibialis anterior berjalan ke arah ventral melalui tepi cranialis membrana interossea cruris, lalu berjalan ke arah distal dan berada di antara m.tibialis anterior dan m.extensor digitorum longus. Makin ke distal arteri ini berada di antara m.tibialis anterior dan m.extensor hallucis longus. Kemudian arteri ini berjalan di sebelah profunda ligamentum transversum cruris dan ligamentum cruciatum cruris, meninggalkan ligamentum tersebut sebagai A.DORSALIS PEDIS. Percabangan a.tibialis anterior : 1. a.recurrens tibialis posterior 2. a.recurrens tibialis anterior 3. a.malleolaris anterior lateralis 4. a.malleolaris anterior medialis Ad.1. A.recurrens anterior posterior Dipercabangkan sebelum a.tibialis anterior berjalan melewati bagian proximal membrana interossea cruris, berjalan ke arah cranialis di sebelah ventral m.popliteus, dan turut membentuk rete srticulare genus. Ad.2. A.recurrens tibialis anterior Dipercabangkan ketika a.tibialis anterior berjalan melalui membrana interossea cruris, dan berada di sebelah ventro lateral articulatio genu, turut membentuk rete articulare genus. Ad.3. A.malleolaris anterior lateralis Berjalan di sebelah profunda tendo m.extensor digitorum longus dan m.peroneus tertius, membentuk anastomose dengan ramus perforans a.peronea. Ad.4. A.malleolaris anterior medialis Berjalan di sebelah dorsal tendo m.extensor hallucis longus dan m.tibialis anterior. Mengadakan anastomose dengan percabangan dari a.tibialis posterior. Pada daerah talocruralis terdapat dua buah anyaman arteri, sebagai berikut : a. rete malleolare mediale, yang dibentuk oleh a.malleolare anterior medialis, a.tarsea medialis cabang dari a.dorsalis pedis, a.malleolaris posterior medialis, r.calcaneus a.tibialis posterior dan cabang dari a.plantaris medialis ; b. rete malleolare laterale, yang dibentuk oleh a.malleolaris anterior lateralis, r.tarsalis a.dorsalis pedis, r.perforans a.peronea, r.calcaneus lateralis a.peronea, dan cabang dari a.plantaris lateralis. A.malleolaris anterior lateralis dan a.malleolaris anterior medialis banyak kali dipercabangkan oleh a.dorsalis pedis. A.TIBIALIS POSTERIOR Dimulai pada tepi caudal m.popliteus, berjalan turun dengan arah miring, berada di sebelah dorsal m.tibialis posterior, ditutupi oleh fascia cruris lamina profunda, berjalan di antara m.flexor digitorum longus dan m.flexor hallucis longus, tiba di antara malleolus medialis dan calcaneus. Di sebelah dorsocaudal malleolus medialis arteri ini bercabang dua menjadi A.PLANTARIS MEDIALIS dan A.PLANTARIS LATERALIS. Percabangan a.tibialis posterior : 1. a.peronea 2. a.nutricia tibiae 3. r.muscularis 4. a.malleolaris posterior medialis 5. r.communicans 6. r.calcaneus medialis. Ad.1. A.peronea Berjalan ke arah fibula, berada di antara m.tibialis posterior dan m.flexor hallucis longus. Di bagian proximal arteri ini ditutupi oleh m.soleus, di bagain distal ditutupi oleh m.flexor hallucis longus. Dari
6 arteri ini dipercabangkan : 1.1. r.muscularis 1.2. a.nutricia fibulae 1.3. r.perforans 1.4. r.communicans 1.5. a.malleolaris posterior lateralis 1.6. r.calcaneus lateralis. Ad.1.1. R.muscularis Memberi suplai darah kepada m.soleus, m.tibialis posterior, m.flexor hallucis longus dan mm.peronei. Ad.1.2. A.nutricia fibulae Berjalan descendens dan masuk ke dalam fibula. Ad.1.3. R.perforans Menembusi membrana interossea cruris kira kira 5 cm di bagian proximal malleolaris lateralis, menuju ke pertengahan crus dan membentuk anastomose dengan a.malleolaris anterior lateralis. Ad.1.4. Ramus communicans Dipercabangkan kira kira 2,5 cm dari ujung distal a.peronea, mengadakan anastomose dengan r.communicans a.tibialis posterior. Ad.1.5. A.malleolaris posterior lateralis Adalah sebuah arteri yang kecil, yang melingkari malleolaris lateralis, dan turut membentuk rete malleolare laterale. Ad.1.6. R.calcaneus lateralis Adalah ujung terminal dari a.peronea, turut membentuk rete malleolare laterale. Ad.2. A.nutricia tibiae. Dipercabangkan dekat pada pangkal a.tibialis posterior, mensuplai tibia.berjalan oblique dari cranial ke caudal. Ad.3. R.muscularis Mensuplai m.soleus dan otot lapisan profunda cruralis. Ad.4. A.malleolaris posterior medialis Adalah sebuah arteri kecil yang melingkungi malleolus medialis, turut membentuk rete malleolare mediale. Ad.5. R.communicans Dipercabangkan kira kira 5 cm dari ujung distal a.tibialis posterior, ditutupi oleh m.flexor hallucis longus, dan mengadakan hubungan dengan r.communicans a.peronea. Ad.6. R.calcaneus medialis Dipercabangkan sebelum a.tibialis posterior membentuk bifurcatio; turut membentuk rete calcaneus bersama sama dengan r.calcaneus lateralis. A.PLANTARIS MEDIALIS Berjalan ke distal melalui ligamentum laciniatum, berada di sebelah lateral m.abductor hallucis, bercabang dua membentuk r.superficialis dan r.profundus. Ramus superficialis menembusi m.abductor hallucis, berada pada sisi medial pedis, dan melanjutkan diri sampai basis jari I. Ramus profundus berjalan ke distal, mula mula berada di antara m.abductor hallucis dan m.flexor digitorum longus, lalu berada di antara m.abductor hallucis dan m.flexor digitorum brevis, bermuara ke dalam a.metatarsea plantaris I. Sebelum bermuara kadang kadang memberi cabang a.plantaris medialis
7 proprii, berada di sebelah medial jari I. A.PLANTARIS LATERALIS Berjalan melalui ligamentum laciniatum menuju ke arah lateral, berada di sebelah lateral m.adductor hallucis, terus ke distal di antara m.flexor digitorum brevis dan m.quadratus plantae, lalu berada di antara m.flexor digitorum longus dan m.abductor digiti V, setinggi basis os matatarsal V membelok ke medial dan membentuk arcus plantaris, ditutupi oleh m.adductor hallucis, berada di antara m.adductor hallucis dan mm.interossei. Cabang lainnya menuju ke tepi lateral jari V, disebut a.plantaris superficialis lateralis. Dari arcus plantaris dipercabangkan aa.metatarseae plantares II III IV.Setiap a.metatarsea plantaris mempercabangkan dua buah aa.digitales plantares. A.DORSALIS PEDIS Merupakan lanjutan dari a.tibialis anterior. Berjalan ke arah anterior pada dorsum pedis, berada di sebelah dorsal talus, os naviculare, menuju ke spatium intermetatarsalia I, lalu bercabang dua membentuk A.dorsalis hallucis [ = a.metatarsea dorsalis I ] dan ramus plantaris profundus. Cabangcabang yang lain adalah : 1. a.tarsea lateralis 2. aa.tarsea mediales 3. a.arcuata Ad.1. A.tarsea lateralis Dipercabangkan di sebelah dorsal os naviculare, berjalan ke arah latero anterior, dan berada di sebelah dorsal ossa tarsalia, ditutupi oleh m.extensor digitorum brevis. Mengadakan anastomose dengan a.arcuata, a.malleolaris anterior lateralis, a.plantaris lateralis dan r.perforans a.peronea, membentuk rete dorsale pedis dan rete malleolare laterale. Ad.2. Aa.tarseae mediales Berjumlah 2 3 buah, berjalan ke arah medial, turut membentuk rete malleolare mediale. Ad.3. A.arcuata Dipercabangkan di sebelah anterior dari a.tarsea lateralis, berjalan ke arah lateral, menyilang basis ossis metatarsalis, ditutupi oleh tendo m.extensor digitorum brevis. Mengadakan anastomose dengan a.tarsea lateralis membentuk rete dorsale pedis. Dari a.arcuata dipercabangkan aa.metatarseae dorsales II IV yang berjalan ke distal, dan setiap cabang tersebut mempercabangkan dua buah aa.digitales dorsales.percabangan lainnya adalah rami perforantes posteriores. A.metatarseae dorsalis I berjalan ke distal menuju celah antara jari I dan jari ke II, mensuplai sisi lateral jari I dan sisi medial jari II.Arteri ini ditutupi oleh tendo m.extensor hallucis brevis. A.plantaris profundus berjalan ke arah planta pedis dengan menembusi m.interosseus dorsalis I, mengadakan hubungan dengan ujung terminal arcus plantaris. NERVUS TIBIALIS Saraf ini mempunyai bentuk yang lebih besar daripada nervus peroneus communis [= n.fibularis communis]. Berasal dari medulla spinalis segmen lumbal 4 5 dan sacral 1 3.Ditutupi oleh caput longum m.biceps femoris, berjalan di tengah tengah fossa poplitea, ditutupi oleh jaringan lemak dan fascia.sealnjutnya menyilang m.popliteus, berjalan di antara kedua caput m.gastrocnemius, ditutupi oleh m.soleus. Kemudian berjalan descendens ke distal, berada tetap pada facies ventralis m.soleus, menuju ke tepi medial tendo calcaneus, ditutupi oleh retinaculum musculorum flexorum, membentuk bifurcatio menjadi nervus plantaris medialis dan nervus plantaris lateralis. Pangkal n.tibialis berada di sebelah lateral vasa poplitea. Ketika berada di dalam fossa poplitea saraf ini berada pada facies superficialis arteri dan vena poplitea, lalu berjalan di sebelah medialnya, melanjutkan diri dengan melewati arcus tendineus musculi solei. N.tibialis meninggalkan fossa poplitea dengan berjalan bersama dengan arteria tibialis posterior,
8 mula mula berada di sebelah medialnya, lalu menyilang arteri tersebut dan tiba di bagian lateralnya, mencapai pergelangan kaki. Memberi percabangan : 1. rami articulares yang mempersarafi articulatio genu dan articulatio talocruralis; 2. rami musculares yang mempersarafi m.gastrocnemius, m.plantaris, m.soleus, m.popliteus, m.tibialis posterior, m.flexor digitorum longus dan m flexor hallucis longus ; 3. n.cutaneus surae medialis yang tetap berada superficial di antara kedua caput m.gastrocnemius, berjalan bersama sama dengan vena saphena parva, dan pada pertengahan facies dorsalis crus saraf ini berjalan menembusi fascia profunda, dan bergabung dengan ramus communicans yang dipercabangkan oleh n.cutaneus surae lateralis, yakni suatu cabang dari n.peroneus communis; gabungan kedua serabut tersebut membentuk nervus suralis. Nervus suralis berjalan pada sisi lateral tendo calcaneus, turun ke distal, berada di antara malleolus lateralis dan calcaneus, mempersarafi kulit pada bagian dorsal crus, mengadakan hubungan dengan n.cutaneus femoris posterior. Selanjutnya n.suralis membelok ke anterior di sebelah caudal malleolus lateralis, dan menjadi nervus cutaneus dorsalis lateralis, yang berjalan sepanjang sisi lateral pedis, termasuk jari V. membentuk hubungan dengan n.cutaneus dorsalis intermedius pada dorsum pedis, yang merupakan cabang dari n.peroneus superficilais ; 4. n.plantaris medialis, bentuknya lebih besar daripada n.plantaris lateralis, berjalan bersama sama dengan arteria plantaris medialis. Saraf ini berjalan di sebelah profunda m.abductor hallucis, menampakkan diri di antara m.abductor hallucis dan m.flexor digitorum brevis, memberi cabang nervus digitalis plantaris proprius untuk jari I. Dari n.plantaris medialis dipercabangkan tiga buah nervi digitales plantares communes; masing masing bercabang dua membentuk nervi digitales plantares proprii, yang mempersarafi permukaan permukaan yang saling berhadapan dari jari I, II, III dan IV ; 5. n.plantaris lateralis, mempersarafi kulit pada jari V dan seperdua lateral jari IV, dan juga otot otot lapisan profunda. Saraf ini berjalan ke distal bersama sama dengan arteria plantaris lateralis menuju ke sisi lateral pedis, terletak di antara m.flexor digitorum brevis dan m.quadratus plantae, bercabang mejadi ramus superficialis dan ramus profundus.
TOPOGRAFI EXTREMITAS INFERIOR. Tujuan Instruksional Umum Mampu menyebutkan dan menjelaskan mengenai Topografi extremitas inferior
Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem
Lebih terperinciVASKULARISASI EXTREMITAS
VASKULARISASI 1 VASKULARISASI EXTREMITAS E X T R E M I T A S S U P E R I O R ( anggota gerak atas) -------------------------------------------------- Yang termasuk extremitas superior adalah vaskularisasi
Lebih terperinciPEMBULUH NADI ANGGOTA BELAKANG
PEMBULUH NADI ANGGOTA BELAKANG A. femoralis A.femoralis merupakan nadi di bagian proximal dari pembuluh nadi pada anggota belakang. Nadi merupakan lanjutan extra-abdominal dari a,iliaca externa, mulai
Lebih terperinciOSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR
BLOK BASIC BIOMEDICAL SCIENCES OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 Dimulai dari regio Glutea (posterior) dan dari regio Inguinal (anterior)
Lebih terperinciJudul : Myologi ext superior dan inferior (dr Hj.Ny.Harfiah
Judul : Myologi ext superior dan inferior (dr Hj.Ny.Harfiah Djayalangkara) Biomedik 1 I. OTOT-OTOT EXTREMITAS III.1 Otot-otot yang berada pada Extremitas superior. Terdiri atas otot-otot yang membentuk
Lebih terperinciPELVIS DAN DINDING PELVIS
Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem
Lebih terperinciANATOMI OTOT. by : Hasty Widyastari
ANATOMI OTOT by : Hasty Widyastari Fungsi dan Karakteristik Otot FUNGSI OTOT 1. Movement (gerak) 2. Pembentuk Postur 3. Menstabilkan sendi 4. Produksi Panas KARAKTERISTIK 1. Exitability : menerima/merespon
Lebih terperinciMYOLOGI UMUM. Istilah Myologi berasal dari kata latin Mus yang berarti seekor tikus kecil, yang mempunyai caput, venter dan cauda.
Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANATOMI SENDI PERGELANGAN KAKI A.1. Persendian pada Pergelangan Kaki Pergelangan kaki terbentuk dari 3 persendian yaitu articulatio talocruralis, articulatio subtalaris dan articulatio
Lebih terperinciPENELITIAN PENDAHULUAN TENTANG PEMBULUH DARAH DAN SARAF PADA KAKI BELAKANG KAMBING (Capra sp.)
PENELITIAN PENDAHULUAN TENTANG PEMBULUH DARAH DAN SARAF PADA KAKI BELAKANG KAMBING (Capra sp.) SKRIPSI oieh SAFARINA GOLFIANI B 19.0973 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 9 a 7 RINGKASAN
Lebih terperinciANATOMI HUMERUS DAN FEMUR
ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Pergelangan Kaki 1. Persendian pada Pergelangan Kaki Pergelangan kaki/ sendi loncat adalah bagian kaki yang terbentuk dari tiga persendian yaitu articulatio talocruralis,
Lebih terperinciGambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna
Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis
Lebih terperinciOSTEOLOGI
ANATOMI EXTREMITAS INFERIOR TIM ANATOMI FIK Universitas Negeri Yogyakarta OSTEOLOGI 1 3 4a 4b 4c 5 7 6 7 8 9 10 11 1 15 13 14 OS COXAE 1. Linea glutea posterior. Ala ossis ilii 3. Linea glutea anterior
Lebih terperinciPENELITIAN PENDAHULUAN TENTANG PEMBULUH DARAH DAN SARAF PADA KAKI BELAKANG KAMBING (Capra sp.)
PENELITIAN PENDAHULUAN TENTANG PEMBULUH DARAH DAN SARAF PADA KAKI BELAKANG KAMBING (Capra sp.) SKRIPSI oieh SAFARINA GOLFIANI B 19.0973 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 9 a 7 RINGKASAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plantar Arch Index 2.1.1 Definisi Pedis adalah regio yang paling banyak terpengaruh variasi anatomi, salah satu karakteristik yang terpenting adalah variabilitas ketinggian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. Otot-otot panggul dan paha terdiri atas dua kelompok otot,
Lebih terperinciLampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha)
86 Lampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha) M. tensor fascia latae M. biceps femoris M. gluteus medius M. vastus
Lebih terperinciYang dimaksud dengan anggota gerak adalah bagian tubuh
IO. Anggota Gerak Yang dimaksud dengan anggota gerak adalah bagian tubuh yang dipergunakan untuk bergerak dan berpindah temp at. Anggota gerak ini dibagi menjadi anggota gerak atas Qengan dan tangan, upperlimb)
Lebih terperinciCARPAL TUNNEL SYNDROME
CARPAL TUNNEL SYNDROME I. PENDAHULUAN Carpal Tunnel Syndrome (Tardy Median Palsy) adalah suatu keadaan dimana terjadi kompresi nervus medianus dalam terowongan carpal. Carpal Tunnel Syndrome merupakan
Lebih terperinciOSTEOLOGI
ANATOMI EXTREMITAS INFERIOR TIM (Dra. Endang Rini Sukamti, M.S.) FIK Universitas Negeri Yogyakarta OSTEOLOGI a b c 5 7 OS COXAE 6 7 8 9 0 5. Linea glutea posterior. Ala ossis ilii. Linea glutea anterior.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kulit di daerah bahu beruk ditutupi oleh rambut yang relatif panjang dan berwarna abu-abu kekuningan dengan bagian medial berwarna gelap. Morfologi tubuh beruk daerah bahu
Lebih terperinciTULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR
TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti, PA BAGIAN ANATOMI Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dibentuk oleh : - sacrum - coccygis - kedua os.coxae Fungsi : Panggul (pelvis)
Lebih terperinciDEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MUSCLE OF UPPER EXTREMITY DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OTOT-OTOT EKSTREMITAS SUPERIOR 1. Kelompok otot pada gelang bahu 2. Kelompok otot regio brachii (lengan atas)
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai 3 4
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai Skelet tungkai MEP memiliki ukuran tulang yang kecil namun kompak dengan permukaan yang halus dan tidak banyak dijumpai rigi ataupun penjuluran.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANATOMI PERGELANGAN KAKI 1. Persendian pada Pergelangan Kaki Pergelangan kaki terdiri dari tiga persendian yaitu articulatio subtalaris, articulatio talocruralis, dan articulatio
Lebih terperinciKata Kunci : durasi waktu ketahanan, kesigapan, gitar, penyangga gitar, penyangga kaki. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PERBANDINGAN DURASI WAKTU KETAHANAN (DURATION OF ENDURANCE) DAN KESIGAPAN (ALERTNESS) KOGNITIF DAN EKSEKUTIF PEMAKAI GITAR MENGGUNAKAN PENYANGGA GITAR (GUITAR SUPPORT) DAN PENYANGGA KAKI (FOOTSTOOL)
Lebih terperinci31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya
31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh dan otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum di mana ia kontinu dengan
Lebih terperinciCORONARY ARTERY BYPASS GRAFTING (CABG) DENGAN MENGGUNAKAN VENA SAPHENOUS, ARTERI MAMMARIA INTERNA DAN ARTERI RADIALIS
CORONARY ARTERY BYPASS GRAFTING (CABG) DENGAN MENGGUNAKAN VENA SAPHENOUS, ARTERI MAMMARIA INTERNA DAN ARTERI RADIALIS Dr. LITA FERIYAWATI NIP. 132295736 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA
PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA MUSCULUS /OTOT Otot terdiri atas jaringan otot. Sifat istimewa otot adalah dapat berkerut/kontraksi sehingga mengakibatkan gerakan organ di sekitarnya. Jaringan
Lebih terperinciYusuf Hakan Çavusoglu. Acute scrotum : Etiology and Management. Ind J Pediatrics 2005;72(3):201-4
Akut skrotum merupakan suatu keadaan timbulnya gejala nyeri dan bengkak pada skrotum beserta isinya yang bersifat mendadak dan disertai gejala lokal dan sistemik.1 Gejala nyeri ini dapat semakin menghebat
Lebih terperinciTERDIRI DARI REN VESICA URINARIA URETHRA
TERDIRI DARI REN URETER VESICA URINARIA URETHRA REN / GINJAL Letak : posterior cavum abdomen lateral columna vertebralis retroperitoneal setinggi ka : V Th XII V L III (hepar) ki : V Th XI V L II sumbunya
Lebih terperinci31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya
31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya January 22, 2015 Tedi Mulyadi 0 Comment Saraf spinal Sistem saraf perifer terdiri dari saraf dan ganglia di luar otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi utama dari
Lebih terperinciSENDI LUTUT FITRIANI LUMONGGA. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN
SENDI LUTUT FITRIANI LUMONGGA Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Persendian atau artikulasio adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan melalui pembungkus
Lebih terperinciDisusun Oleh : SRI HANDAYANI NIM J KARYA TULIS ILMIAH
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS FRAKTUR FEMUR SEPERTIGA TENGAH SINISTRA POST OPERASI ORIF DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSOP SURAKARTA Disusun Oleh : SRI HANDAYANI NIM J 100 040 030 KARYA
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2: RKPM Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Modul Pembelajaran Pertemuan ke-3 Modul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tolak Peluru Tolak peluru termasuk nomor lempar dalam olahraga atletik yang memiliki kriteria tersendiri dari alat hingga lapangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tarsus atau pangkal kaki tersusun oleh: ini mempunyai caput, collum dan corpus.
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Pedis 2.1.1 Ossa Tarsalia Tarsus atau pangkal kaki tersusun oleh: A. Talus Os talus bersendi diatas dengan tibia dan fibula, dibawah dengan os calcaneus, dan didepan
Lebih terperinciTinjauan pustaka Ischialgia
Tinjauan pustaka Ischialgia a. Anatomi dan fisiologi Nervus ischiadicus merupakan serabut saraf yang terbesar di dalam tubuh manusia yang berasal dari fleksus sacralis. Fleksus sacralis dibentuk oleh rami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. articular caput femur dan regio interthrocanter dimana collum femur merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fraktur Collum Femoris Fraktur collum femoris merupakan fraktur yang terjadi antara ujung permukaan articular caput femur dan regio interthrocanter dimana collum femur merupakan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGGI LOMPATAN DAN BENTUK ARCUS PEDIS DENGAN KEJADIAN SPRAIN PERGELANGAN KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS YANG MELAKUKAN JUMPING SMASH
HUBUNGAN TINGGI LOMPATAN DAN BENTUK ARCUS PEDIS DENGAN KEJADIAN SPRAIN PERGELANGAN KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS YANG MELAKUKAN JUMPING SMASH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam
Lebih terperinciPraktikum 1. Pengantar dan Anatomi Permukaan
Praktikum 1. Pengantar dan Anatomi Permukaan Pengantar 1. Istilah-istilah anatomis a. Deskripsikan apa yang disebut sebagai posisi anatomis b. Kenalilah istilah-istilah ini sebelum memulai praktikum Superior
Lebih terperinciANATOMI OTOT DAN SISTEM INTEGUMEN. Pengajar: Dr. Katrin Roosita, MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB
ANATOMI OTOT DAN SISTEM INTEGUMEN Pengajar: Dr. Katrin Roosita, MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB KOMPARASI SEL OTOT: OTOT RANGKA, OTOT JANTUNG DAN OTOT POLOS Keterangan Otot Rangka (Skeletal
Lebih terperinciVASKULARISASI OTAK PENDARAHAN. Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU. Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis
VASKULARISASI OTAK Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU PENDARAHAN Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis 1 VARIASI ARCUS AORTA ARTERIA CAROTIS INTERNA sinus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN Dengan makin pesatnya kemajuan lalu lintas baik dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah kendaraan, jumlah pemakai jasa angkutan dan bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan kendaraan
Lebih terperinciMATERI PERKULIAHAN. Pengantar Anatomi - Overview. Pengantar Anatomi - Istilah Anatomi Syndesmology - Skeleton & Joint. Skeleton Axiale - Ossa Cranii
ANATOMI VETERINER I DOSEN PENGAMPU drh. Analis Wisnu Wardana, M.Biomed drh. Handayu Untari drh. Herlina Pratiwi PENILAIAN: Keaktifan 10% Tugas 20% Kuis 20% UTS 25% UAS 25% MATERI PERKULIAHAN Pokok Bahasan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Sedangkan menurut beberapa ahli lainnya, agility didefinisikan sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi dan arah tubuh atau bagian tubuh dengan cepat. Sedangkan menurut
Lebih terperinciREN MORFOLOGI, STRUKTUR DAN LOKALISASI
Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem
Lebih terperinciPENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis
VASKULARISASI OTAK Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis VARIASI ARCUS AORTA ARTERIA CAROTIS INTERNA sinus caroticus
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI
PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI TATA TERTIB 1. Berpakaian rapi dan sopan, dan menggunakan jas lab. 2. Dilarang makan, minum dan merokok di dalam ruangan praktikum 3. Bersikap sopan dan menjaga ketenangan serta
Lebih terperinciDINDING THORAX GLANDULA MAMMAE DAN MEDIASTINUM
Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem
Lebih terperinciOSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI
OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI SKELETON AXIALIS SKELETON AXIALIS Ossa Craniofascialis Columna Vertebrae Ossa Cranii Ossa Fasciei OSSA CRANII (NEUROCRANII) Os. Occipitale Os. Sphenoidale
Lebih terperinciSPINAL CORD & PERIPHERAL NERVE
Anatomi Blok 1.5 Bismillahirrahmanirrahim. SPINAL CORD & PERIPHERAL NERVE Pembagian Sistem Saraf Anatomis SN SNC Encephalon Medulla spinalis Cerebrum Truncus cerebri Cerebellum Diencephalon Mesencephalon
Lebih terperinciDisusun oleh: INDRIANA DANI EKAWATI J KARYA TULIS ILMIAH
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST FRAKTUR CRURIS 1/3 TENGAH DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI BANGSAL BOUGENVILLE RUMAH SAKIT ORTHOPEDI. Prof. Dr. SOEHARSO SURAKARTA Disusun oleh:
Lebih terperinciBAB I ISTILAH ILMU GERAK
BAB I ISTILAH ILMU GERAK Sikap Anatomi Untuk mendiskripsikan badan manusia selalu dipandang dalam sikap antomi, yaitu memandang lurus kedepan dalam bidang datar yang melalui pinggir bawah lekuk mata dan
Lebih terperinciBUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIS EKSTREMITAS BAWAH
BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIS EKSTREMITAS BAWAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS DISUSUN OLEH dr. Jainal Arifin, Sp.OT, M.Kes dr. M. Sakti, Sp.OT, M.Kes Sub Divisi Rheumatology Bagian Ilmu
Lebih terperinciOSTEOLOGI UMUM DAN KHUSUS
Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem
Lebih terperinciPENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari
ANATOMI PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM by : Hasty Widyastari Posisi Posisi Anatomi : Berdiri tegak, kedua lengan disamping lateral tubuh, kedua telapak tangan membuka kedepan Posisi Fundamental : Berdiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh otot tubuh dan memberikan hasil keseluruhan yang paling baik. 11,12
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Renang Renang merupakan jenis olahraga yang dilakukan di air dan dapat dilakukan baik putra maupun putri. 10 Dibandingkan dengan olahraga-olahraga lainnya, renang merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakekat Lari Jarak Pendek (Sprint) 100 Meter a. Definisi Lari 1) Dalam bukunya Yoyo Bahagia (2000:11) menyatakan bahwa lari adalah gerakan tubuh dimana kedua
Lebih terperinciBAB II STATUS PEMERIKSAAN PASIEN
BAB I PENDAHULUAN Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan baik yang bersifat total maupun sebagian. Fraktur dikenal dengan istilah patah tulang. Biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
Lebih terperinciSerambi kanan Bilik Kanan Serambi Kiri
COR (JANTUNG) Jantung adalah suatu struktur muskular yang bentuknya menyerupai kerucut. Dasarnya mengarah ke dorsal atau kranio dorsal dan melekat pada struktur-struktur torasik lainnya dengan perantaraan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemotong Kain Pemotong kain merupakan orang yang bekerja dengan memotong kain di sebuah industri rumah tangga atau perusahaan yang menghasilkan produk pakaian. Pada proses pemotongan
Lebih terperinciANATOMI KLINIS KELENJAR THYROID MEGA SARI SITORUS. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
ANATOMI KLINIS KELENJAR THYROID MEGA SARI SITORUS Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara BAB I ANATOMI & TOPOGRAFI KELENJAR THYROID Kata thyroid berarti organ berbentuk perisai segi
Lebih terperinciANATOMI OTOT OTOT KAKI BELAKANG BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) : DAERAH CRURIS DAN DIGIT FEBRYANA PERMATA FANAMA
ANATOMI OTOT OTOT KAKI BELAKANG BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) : DAERAH CRURIS DAN DIGIT FEBRYANA PERMATA FANAMA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciSYSTEMA NERVOSUM SYSTEMA NERVOSUM PERIPHERICUM
MEDULLA SPINALIS SYSTEMA NERVOSUM CENTRALE ENCEPHALON MEDULLA SPINALIS SYSTEMA NERVOSUM SYSTEMA NERVOSUM PERIPHERICUM NN.CRANIALES NN.SPINALES SYSTEMA NERVOSUM AUTONOMICUM * SYST.SYMPATHICUM **SYST.PARASYMPATHICUM
Lebih terperinciAnatomy of Vertebrae
Anatomy of Vertebrae Introduction 33 vertebrae : 7 Vertebra cervicales 12 vertebra thoracicae 5 vertebra lumbales 5 vertebra sacrales 4 vertebra coccygeae Vertebral Body Corpus vertebralis anterior segment
Lebih terperinciANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM
ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ADAPTASI LOKOMOSI BERLARI Melibatkan gerakan cyclic dan berulang anggota gerak (stride=satu siklus anggota gerak pada gait tertentu) Gait = satu kali
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN KOMBINASI TERAPI MASASE DENGAN KINESIO TAPING DALAM PEMULIHAN CEDERA PERGELANGAN KAKI DERAJAT 1 PADA PEMAIN SEPAK BOLA MERAPI PUTRA SLEMAN
KEEFEKTIFAN KOMBINASI TERAPI MASASE DENGAN KINESIO TAPING DALAM PEMULIHAN CEDERA PERGELANGAN KAKI DERAJAT 1 PADA PEMAIN SEPAK BOLA MERAPI PUTRA SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Olahraga Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Kinesiologi dan Biomekanika Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu melakukan gerakan. 6 Beberapa disiplin
Lebih terperinciIdentitas Pasien Anamnesis Pemeriksaan Fisis
Identitas Pasien Nama pasien : Jan Pierre Umur: 20 tahun Rekam Medik : 159152 Jenis Kelamin : Laki-laki MRS : 25/06/2013 Alamat : BTN Tabaria 5/1 Ruangan : Ar rahman 3/III Rumah Sakit Haji Anamnesis KU
Lebih terperinciANATOMI. arti dari pectin, crista, emenentia, ala. acetabulum terdiri dr 3 tlg:
ANATOMI arti dari pectin, crista, emenentia, ala acetabulum terdiri dr 3 tlg: 1 ilium, ischium, pubis Otot-otot femur terdiri dari 1. 2. 3. Kelompok anterior (ekstensor) - m. rectus femoris - m. vastus
Lebih terperinciOSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS)
OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS) Oleh: drh. Herlina Pratiwi Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae sacralis Vertebrae
Lebih terperincisendi pergelangan tangan dibentuk oleh:
sendi pergelangan tangan dibentuk oleh: sendi radiocarpal, sendi intercarpal dan sendi radioulnar distal. Persendian antara lengan bawah dan tangan terutama melalui sendi radiocarpal dan sendi radioulnar
Lebih terperinciOSTEOLOGI VERTEBRAE I
OSTEOLOGI VERTEBRAE I Oleh: drh. Herlina Pratiwi, M.Si Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae sacralis Vertebrae coccygealis costae sternum Columna
Lebih terperinciBAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula
BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA Sendi adalah hubungan antara dua tulang. Sendi temporomandibula merupakan artikulasi antara tulang temporal dan mandibula, dimana sendi TMJ didukung oleh 3 : 1. Prosesus
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. Kamus Besar
Lebih terperinciANATOMI EXTREMITAS SUPERIOR. FIK Universitas Negeri Yogyakarta
ANATOMI EXTREMITAS SUPERIOR dr. Prijo Sudibjo, MKes, Sp.S. FIK Universitas Negeri Yogyakarta OSTEOLOGI SISTEM ALAT GERAK ANGGOTA BADAN ATAS Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan: 1. Otot harus kontraksi
Lebih terperinciAnatomi JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. by : Hasty Widyastari
Anatomi JANTUNG dan PEREDARAN DARAH by : Hasty Widyastari Anatomi umum Jantung Terletak di tengah rongga dada, pada mediastinum, diantara kedua pulmo Mempunyai 4 ruang (2 atrium dan 2 ventrikel), dan 4
Lebih terperinciBAB 5 LARYNX DAN PHARYNX
BAB 5 LARYNX DAN PHARYNX PENDAHULUAN DESKRIPSI SINGKAT: Bab ini membicarakan perbedaan larynx dan pharynx. Pada pembahasan larynx dibicarakan tentang cartilago-cartilago yang terdapat di situ, articulatio,
Lebih terperinciOtot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan
Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan A. Otot Manusia Pada kegiatan belajar ini Anda akan mempelajari materi yang masih berkaitan dengan alat gerak. Bila tulang dikatakan sebagai alat gerak pasif maka
Lebih terperinciARTHROLOGI UMUM DAN ARTHROLOGI KHUSUS
Judul Blok : Biomedik 1 (5 SKS) Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Menerapkan Ilmu Biomedik pada Sistem Muskuloskeletal Indikator : Menerapkan prinsip-prinsip
Lebih terperinciOSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU
OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU OSTEOLOGI DINDING THORAX 1 THORAX Bgn tubuh yg terdapat diantara leher dan abdomen Rangka dinding thorax ( compages thoracis ), dibentuk oleh
Lebih terperinciFISIOLOGI HEWAN SISTEM GERAK PADA KATAK (Rana sp) OLEH :
FISIOLOGI HEWAN SISTEM GERAK PADA KATAK (Rana sp) OLEH : INTAN QAANITAH 08041281419041 LESI RATNA SARI 08041281419083 MUHAMMAD EKO INDRA 08041281419085 MAR ATUS SHOLIKHA 08041281419093 AHMAD HERU SAPUTRA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Monyet Ekor Panjang
TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Monyet Ekor Panjang MEP merupakan spesies monyet dengan nama latin Macaca fascicularis yang termasuk ke dalam sub famili Cercopithecinae dari famili Cercopithecidae. Seperti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. mempertahankan posisi (Gerwin, 2010)
11 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Stabilitas Dinamik Stabilitas atau posisi stabil didefinisikan sebagai posisi dimana ada hubungan yang jelas antara posisi dan kekuatan
Lebih terperinciM.Biomed. Kelompok keilmuan DKKD
SISTEM PERKEMIHAN By: Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed Kelompok keilmuan DKKD TUJUAN PEMBELAJARAN Mhs memahami struktur makroskopik sistem perkemihan (Ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra) dan struktur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORETIK A. CEDERA PADA ARTICULATIO GENUS (SENDI LUTUT) A.1. ANATOMI ARTICULATIO GENUS Persendian adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan
Lebih terperinciOSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE)
OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE) Oleh: drh. Herlina Pratiwi, M.Si Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae
Lebih terperinciASISTENSI II PRAKTIKUM BIOLOGI VERTEBRATA. Rizka Apriani Putri, M.Sc FMIPA UNY
ASISTENSI II PRAKTIKUM BIOLOGI VERTEBRATA Rizka Apriani Putri, M.Sc FMIPA UNY rizka_apriani@uny.ac.id Biologi Vertebrata 2015/2016 ASISTENSI ACARA II DAN III : ANATOMI DAN MORFOLOGI KATAK ANATOMI DAN MORFOLOGI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. ANATOMI Arteri merupakan pembuluh yang bertugas membawa darah menjauhi jantung. Tujuannya adalah sistemik tubuh, kecuali arteri pulmonalis yang membawa darah menuju paru
Lebih terperinciPEMERIKSAAN MANUAL MASCLE TESTING (MMT) EKTREMITAS INFERIOR
PEMERIKSAAN MANUAL MASCLE TESTING (MMT) EKTREMITAS INFERIOR DASAR TEORI Penilaian kekuatan berbagai otot memerlukan pengetahuan fungsi berbagai kelompok otot. Suatu corak gerakan volunter terdiri dari
Lebih terperinciFungsi nervus trokhlearis Fourth Nerve Palsy ( FNP ) Lesi setingkat nukleus
Nervus trochlearis sangat unik karena serabut sarafnya yang berjalan ke dorsal akan menyilang garis tengah sebelum keluar ke brainstem, akibatnya lesi setinggi nukleus akan bersifat kontralateral sedangkan
Lebih terperinciMekanisme Terjadinya Kram Pada Otot dan Faktor Penyebabnya
Mekanisme Terjadinya Kram Pada Otot dan Faktor Penyebabnya Eifraimdio Paisthalozie 10-2011-384 Kelompok C7 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi : Jl. Arjuna Utara No.
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN A. JALAN LAHIR (PASSAGE) B. JANIN (PASSENGER) C. TENAGA atau KEKUATAN (POWER) D. PSIKIS WANITA (IBU)
Lebih terperinciANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA TRENGGILING JAWA (Manis javanica) SINGGIH PRATIKNYO SUNDAWA
ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA TRENGGILING JAWA (Manis javanica) SINGGIH PRATIKNYO SUNDAWA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada universitas negeri semarang
MODEL LATIHAN PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN BATASAN DUA SENTUHAN DAN TIGA SENTUHAN TERHADAP KEMAMPUAN SHORT PASSING SEPAK BOLA PADA SSB JAVA PUTRA YUDHA PUSDIKIF KOTA BANDUNG SKRIPSI Diajukan dalam rangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Otot Otot yang terbentuk di bagian tubuh kita terdiri dari otot lurik, otot jantung dan otot polos. Ketiga jenis otot ini berasal dari perkembangan mesodermal. 1. Otot
Lebih terperinci2. KLARIFIKASI ISTILAH
1. SKENARIO Linda, seorang wanita berusia 28 tahun, sedang hamil dengan usia kehamilan 5 bulan, mengeluhkan rasa kesemutan di ibu jari, telunjuk, dan jari tengah tangan kanannya sejak 2 bulan yang lalu.
Lebih terperinci