ANATOMI. arti dari pectin, crista, emenentia, ala. acetabulum terdiri dr 3 tlg:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANATOMI. arti dari pectin, crista, emenentia, ala. acetabulum terdiri dr 3 tlg:"

Transkripsi

1 ANATOMI arti dari pectin, crista, emenentia, ala acetabulum terdiri dr 3 tlg: 1

2 ilium, ischium, pubis Otot-otot femur terdiri dari Kelompok anterior (ekstensor) - m. rectus femoris - m. vastus lateralis - m. vastus medialis - m. vastus intermedius genu - m. Sartorius Kelompok medial (adduktor) - m. pectineus - m. gracilis - m. adductor longus - m. adductor brevis - m. adductor magnus - - Kelompok posterior (fleksor) - m. biscep femoris - m. semitendinosus - m. semimembranosus - m. psoas major - m. iliacus - m. tensor fascia lata 2

3 arti fovea, trocanter, epy, condilus, tuberositas tuberculum? 3

4 FEMUR Tulang femur adalah tulang terpanjang yang ada di tubuh kita. Di sebelah atas, femur bersendi dengan acetabulum untuk membentuk articulatio coxae dan di bawah dengan tibia dan patella untuk membentuk articulatio genue. A. UJUNG ATAS FEMUR memilki caput, collum, trochanter major, dan trochanter minor. Caput membentuk kira-kira 2/3 dari bulatan dan bersendi dengan acetabulum os coxae untuk membentuk articulatio coxae. Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, untuk tempat melekatnya ligamentum capitis femoris. Sebagian suplai darah untuk caput femoris dari a. Obturatoria dihantarkan melalui ligamentum ini dan memasuki tulang melalui fovea capitis. Collum yang menghubungkan caput dengan corpus, berjalan ke bawah, ke belakang, dan lateral serta membentuk sudut sekitar 125o (pada perempuan lebih kecil) dengan sumbu panjang corpus femoris. Besarnya sudut ini dapat berubah akibat adanya penyakit. Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada taut antara collum dan corpus. Linea intertrochanterica menghubungkan kedua trochanter ini di bagian anterior, tempat melekatnya ligamentum iliofemorale, dan di bagian posterior oleh crista intertrochanterica yang menonjol, pada crista ini terdapat tuberculum quadratum. Corpus femoris permukaan anteriornya licin dan bulat sedangkan permukaan posteriornya mempunyai rigi, disebut linea aspera. Pada linea ini melekat otot-otot dan septa intermuscularis. Pinggir linea melebar ke atas dan bawah. Pinggir medial berlanjut ke distal sebagai crista supracondylaris medialis yang menuju ke tuberculum adductorum pada condylus medialis. Pinggir lateral melanjutkan diri ke distal sebagai crista supracondylaris lateralis. Pada permukaan posterior corpus, di bawah trochanter major terdapat tuberositas glutea untuk tempat melekatnya M. Gluteus maximus. Corpus melebar ke arah ujung distalnya dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya, yang disebut facies poplitea. B. UJUNG BAWAH FEMUR 4

5 mempunyai condyli medialis dan lateralis, yang di bagian posterior dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan anterior condylus bersatu dengan facies articularis patella. Kedua condyli ikut serta dalam pembentukan articulatio genu. Di atas condyli terdapat epicondylus lateralis dan medialis. Tuberculum adductorum dilanjutkan oleh epicondylus medialis. TRIGONUM FEMORALE Adalah sebuah cekungan berbentuk segitiga yang terdapat pada bagian atas aspek medial tungkai atas tepat di bawah ligamentum inguinale. Trigonum ini dibatasi oleh Atas : ligamentum inguinale lateral : m. Sartorius medial : pinggir medial m. Adductor longus Dasarnya : berbentuk alur, dibntk dr lat ke medial o/ m. Iliopsoas, m. Pectineus, m. Adductor longus Atapnya : dibentuk oleh kulit dan fasciae dari tungkai atas. Trigonum femorale berisi : bagian terminal n. Femoralis dan cabang-cabangnya vagina femoralis (a, v, nodi lymphaticus) VAGINA FEMORALIS / SELUBUNG FEMORALIS adalah penonjolan fascia pembungkus dinding abdomen ke arah bawah ke dalam tungkai atas. Dinding anteriornya berlanjut ke atas sebagai fascia transversa dan dinding posterior sebagai fascia iliaca. 5

6 Vagina ini membungkus a femoralis : di lateral v femoralis : di sisi medial a femoralis ; dipisahkan dg a. femoralis oleh septum fibrosum limfe : di sisi medial lagi ; dipisahkan dg a. femoralis oleh septum fibrosum CANALIS FEMORALIS adalah istilah yang digunakan untuk menyebut ruangan kecil di sisi medial, tempat pembuluh-pembuluh limfe. Canalis femoralis berisi: 1. Jaringan ikat berlemak 2. Semua pembuluh limfe eferen dari nodi lymphoidei inguinales profundi 3. Salah satu dari nodi lypmphoidei inguinales profundi 6

7 PERDARAHAN (RUANG FASCIA ANTERIOR) PAHA 7

8 A. Arteria femoralis A. femoralis sampai di tungkai atas dg berjalan di blkg lig inguinale, sbg lanjutan dr A. Iliaca ex. Disini, ia ada di pertengahan SIAS & symp pubis, lalu muncul lewat terowongan. A. Femoralis merupakan pembuluh nadi utama untuk membrum inferius. Arteria ini berjalan ke bawah hampir vertical ke arah tuberculum adductor magnus menembus canalis aductor hunteri menjadi a poplitea Dibawah regio poplitea, dy akan memberi cabang : a. tibialis ante& a. tibialis posterior Cabang-cabang A. Circumflexa ilium superficialis sebuah cabang kecil yang berjalan ke atas ke SIAS. A. Epigastrica superficialis sebuah cabang kecil yang menyilang ligamentum inguinale dan berjalan ke regio umbilicus A. Pudenda externa superficialis sebuah cabang kecil yang berjalan ke medial untuk mempersyarafi kulit scrotum (labium majus) A. Pudenda externa profunda berjalan ke medial dan mempersyarafi kulit scrotum (labium majus) A. Genicularis descendens cabang kecil yang dipercabangkan didekat ujung akhir, ia membantu mendarahi articulatio genu. A. Profunda femoris!!! adalah sebuah cabang besar dan penting yang muncul dari sisi lateral A. Femoralis. Arteria ini berjalan ke medial di belakang A. Femoralis dan masuk ke dalam ruang medial fascia tungkai bawah. 8

9 Arteria ini berakhir sebagai A. Perforans IV. Pada pangkalnya, arteria ini mempercabangkan A. Circumflexa femoris medialis dan A. Circumflexa femoris lateralis A profunda femoris dan dalam perjalanannya mempercabangkan 3 buah aa. Perforantes. B. Vena Femoralis Vena femoralis masuk tungkai atas dengan berjalan melalui hiatus m. adductor magnus sebagai lanjutan dari vena poplitea. Pembuluh ini meninggalkan tungkai atas pada ruang intermedia dari vagina femoralis dan berjalan di belakang ligamentum inguinale untuk berlanjut sebagai v. Iliaca externa. Cabang-cabang vena femoralis adalah v.saphena magna dan venae yang bersesuaian cabang-cabang a. Femoralis. (Vena circumflexa ilium superficialis, vena epigastrica superficialis, dan vv. Pudendae externae bermuara ke vena saphena magna) C. Nodi lymphoidei di ruang fascia anterior tungkai atas Nodi lymphoidei inguinales profundi jumlahnya bervariasi, tetapi biasanya berjumlah 3 buah, terletak disepanjang sisi medial bagian terminal vena femoralis, dan yang paling atas biasanya terletak di canalis femoralis. Kelenjar-kelenjar ini menerima cairan limfe dari nodi inguinales superficiales melalui pembuluhpembuluh limfe yang berjalan melalui fascia cribriformis pada hiatus saphenus. Nodi ini juga menerima cairan limfe dari struktur-struktur dalam dari membrum inferius yang berjalan ke atas di dalam pembuluh limfe yang berjalan bersama arteria, bebrapa melalui nodi poplitei. Pembuluh limfe eferen dari nodi inguinales profundi berjalan ke atas ke dalam rongga abdomen melalui canalis femoralis dan bermuara ke nodi iliaci externi. 9

10 Persyarafan ruang fascia anterior tungkai atas Nervus Femoralis N. femoralis merupakan cabang terbesar dari plexus lumbalis (L2,3,4). Saraf ini keluar dari pinggir lateral m. Psoas di dalam abdomen dan berjalan ke bawah di dalam celah antara m. Psoas dan m. Iliacus. memasuki tungkai atas dengan posisi di sebelah lateral a. Femoralis & vagina femoralis, di belakang ligamentum inguinale N. Femoralis mempersyarafi seluruh otot di ruang anterior tungkai atas. saraf ini berakhir dengan bercabang 2 dalam divisi anterior dan divisi posterior. Divisi anterior memberikan 2 cabang kulit dan 2 cabang otot. Cabang kulit yaitu n. Cutaneus femoris medialis dan n. Cutaneus femoris intermedius yang masing-masing mempersyarafi kulit permukaan medial dan anterior tungkai atas. Cabang-cabang otot mempersyarafi m. Sartorius dan m.pectineus. Divisi posterior memberikan 1 cabang kulit n. Saphenus dan cabang-cabang ke otot ke m. Quadriceps femoris. N. Saphenus berjalan ke bawah dan medial dan menyilangi a. Femoralis dari sisi lateral ke medialnya. Saraf ini muncul dari sisi medial lutut di antara tendo-tendo dari m. Sartorius dan m. Gracilis. Kemudian saraf ini berjalan turun pada sisi medial tungkai bersama dengan v. Saphena magna. N. Saphenus berjalan di depan malleolus medialis dan sepanjang sisi medial kaki, dan saraf ini akan berakhir pada daerah ibu jari kaki. Ramus muscularis????????? Persyarafan ruang fascia posterior tungkai atas Nervus Ischiadicus 10

11 N. ishiadicus, sebuah cabang dari plexus sacralis (L4,5 dan S1-3), meninggalkan regio glutea dengan berjalan turun di garis tengah tungkai atas. Saraf ini di posterior tertutup oleh pinggir M.biceps femoris dan m. Semimebranosus. Saraf ini terletak pada aspek posterior, Adductor magnus. Pada sepertiga bagian bawah tungkai atas saraf ini berakhir dengan bercabang menjadi 2: n. Tibialis dan n. Peroneus communis. HISTOLOGI TULANG Tulang rawan dan tulang merupakan suatu jaringan ikat khusus yang terdiri dari sel dan matriks (serat dan substansia dasar). A. Tulang rawan Sel : kondroblas dan kondrosit asalnya dari kondrogenik sel di perikondrium Matriks : serat kolagen dan substansia dasar (cm organic, ga ada non organik) Tulang rawan dilapisi oleh perikondrium Pertumbuhan tulang rawan melalui 2 cara yaitu : 1. Pertumbuhan tulang rawan secara intersisial (endogen) bertambah panjang Sel mesenkim Kondroblas di perikondrium berkembang jadi kondrosit kondrosit bermitosis & menambah matriks tulang bertambah panjang tulangnya perikondrium akan bikin osteoblas Sel sel isogen yang tampak pada tulang rawan dewasa merupakan tanda telah terhentinya pertumbuhan intersisial. 2. Pertumbuhan secara aposisional (eksogen) bertambah lebar Awalnya Cel mesenkim (mengandung fibroblas kondrogenik di perikondrium) jadi sel kondroblas kondrosit --> bertambah terus ke samping perikondrium akan bikin osteoblas Tulang rawan dibagi menjadi 3 menurut sel dan matriksnya : Tulang rawan hialin Ada di : permukaan sendi pd tl, tl rawan iga, tl rawan hidung, laring, Trakea, bronkus Matriks : sbag besar trsusun dr serat kolagen (tipe II), serat elastin dikit. substansia dasar : proteoglikan (fungsi utamnya untuk menahan air) Terdapat perikondrium Tulang rawan Elastis Ada di : telinga luar, tuba auditiva, epiglottis, dan tulang rawan laring 11

12 Matriks : serat elastin lebih banyak. Terdapat perikondrium 3. Fibrokartilago fibroblast +.? Ada pada : Diskus interkalaris, simfisis pubis. Tidak pernah berdiri sendiri selalu menyatu dangan tulang rawan hialin didekatnya atau dengan jaringan ikat padat fibrosa. merupakan peralihan antara jaringan ikat padat dan tulang rawan Matriksnya : terdiri atas berkas berkas jaringan ikat padat kolagen type I dan diantaranya terdapat daerah daerah kecil dengan matriks tulang rawan hialin dengan lacuna serta sel-sel didalamnya. Substansia dasar :?? Firbrokartilago tidak mempunyai perikondrium. ga ada regenerasi tulang rawan. Cara terbentuknya terpisah ya??: Terbentuknya melalui cara yang menyerupai jaringan ikat padat biasa dan awalnya hanya terdapat fibroblast yang dipisah pisahkan oleh bahan fibrilar. Sel itu kemudian ditransformasi menjadi kondrosit yang menghasilkan selapis matriks tipis disekitarnya. B. Tulang Tulang merupakan jaringan tubuh yang paling keras. 12

13 Tulang adalah jaringan ikat khusus (karena sitoplasmanya unik) yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Fungsi penyangga tubuh proteksi membantu pergerakan hemostatis mineral meproduksi sel darah merah Sel sel tulang terdiri dari : 1. Sel osteoprogenitor cikal bakal osteoblas dan osteoklas serta fibroblas yg akan jd kondroblad Sel tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan pula sel osteogenik. Sel-sel tersebut berada pada permukaan jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga endosteum. Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini yg berada di perioesteum akan membelah diri dan mnghasilkan sel osteoblas yang kemudian akan akan membentuk tulang. Sebaliknya pada permukaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel-sel osteogenik menghasilkan osteoklas. Sel sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas juga berdiferensiasi menjadi khondroblas yang selanjutnya menjadi sel kartilago. Kejadian ini, misalnya, dapat diamati pada proses penyembuhan patah tulang. Menurut penelitian, diferensiasi ini dipengaruhi oleh lingkungannya, apabila terdapat pembuluh darah (a. nutrisia) maka akan berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan apabila tidak ada pembuluh darah akan menjadi khondroblas (misal pd fr). Selain itu, terdapat pula penelitian yang menyatakan bahwa sel osteoprogenitor dapat berdiferensiasi menjadi sel osteoklas lebih lebih pada permukaan dalam dari jaringan tulang. 2. Osteoblas Sel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang (subst dasar +serat) dengan menggunakan enzim fosfatase alkali. oleh karena itu banyak ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Osteoblas berada di permukaan tulang. mensintesa komponen organik matriks tulang dan mengendapkan komponen anorganik 13

14 Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek, dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal. Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif mensintesis protein. Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa sel-sel tersebut memang aktif mensintesis protein, karena banyak terlihat RE dalam sitoplasmanya. Selain itu terlihat pula adanya lisosom. 3. Osteosit Berasal dari osteoblas Merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Ujung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan melalui gap junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya pertukaran ion-ion di antara osteosit yang berdekatan sehingga nutrien dapat sampai ke sel sel tulang tersebut. Osteosit mempertahanka matriks tulang terus menerus. Bila osteosit mati maka akan terjadi resorbsi matriks oleh osteoklas Fungasinya untuk menjaga nutrisi tulang. Pada sediaan gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan dengan M.E dapat diungkapkan bahwa kompleks Golgi tidak jelas, walaupun masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam sitoplasmanya. Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas. 4. Osteoklas Merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 μm-100μm dengan inti sampai mencapai 50 buah & dapat bergerak Osteoklas berada di lacuna howship terdapat hubungan sel osteoklas dengan resorpsi tulang. resorpsi osteoklatik berperan pada proses remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan tekanan mekanikal pada tulang. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah jangka panjang dengan cara? Matriks 1. zat organik (35%) a. osteo kolagen (95%) terdiri dari serat kolagen tipe I dan diikat oleh GAG (kondroitin slfat dan keratan sulfat) 14

15 kolagen yang dimiliki oleh tulang adalah kurang lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan kolagen pada jaringan pengikat lainnya. Ruang pada struktur tiga dimensinya yang disebut sebagai hole zones, merupakan tempat bagi deposit mineral. b. Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan pada kartilago, terutama terdiri atas chondroitin sulphate dan asam hyaluronic. Substansi dasar mengontrol kandungan air dalam tulang, dan kemungkinan terlibat dalam pengaturan pembentukan fiber kolagen. c. Materi organik non kolagen terdiri dari osteocalcin (Osla protein) yang terlibat dalam pengikatan kalsium selama proses mineralisasi, osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan antara kolagen dan komponen mineral, sialoprotein (kaya akan asam salisilat) dan beberapa protein. 2. anorganik (65%) kalsium fosfat (85%), kalsium karbonat (10%), sejumlah kecil kalsium fluoride & magnesium florida Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal-kristal hydroxyapatite. Kristal kristal tsb tersusun sepanjang serabut kolagen. Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam matriks, sedangkan dalam kekuatannya tergantung dari bahan-bahan organik khususnya serabut kolagen. Gabungan hidroksiapatit dengan serat kolagen menjadikan tulang keras dan kuat, bila tulang dihilangkan unsur kalsiumnya maka sifatnya akan lentur seperti tendo dan bila bagian organiknya (terutama serat kolagen) diangkat maka sifat tulang mudah pecah dan hancur. Arsitektur tulang tulang bagian luar tdd tl kompakta, bagian dalam tdd tl spongiosa. 1. tulang spongiosa tersusun atas trabekula dan lempeng lempeng yang saling berhubungan, celah antara trabekula diisi oleh sum sum tulang. Dan terdiri dari beberapa pembuluh darah yang kecil. Bentuknya yang seperti ini membantu tulang untuk meredam tekanan. Tulang spongiosa tidak memiliki system havers. Spongiosa terlihat banyak rongga yang saling berhubungan. Pada tulang panjang ujung tulang yang bulat (epifisis) terdiri dari tulang spongiosa yang diliputi selapis tipis tulang kompakta. Celah celah tulang spongiosa ini berhubungan langsung dengan rongga sum sumtulang 15

16 diafisis. Bagian yang berbentuk batang (diafisis) hampir semua terdiri dari tulang kompakta dengan hanya sedikit tulang spongiosa di permukaan dalamnya. 2. tulang kompakta mempunyai system osteon terdiri dari lamel konsentris sel sel dan saluran havers, lacuna, kanalikkuli Lapisan paling luar tulang adalah periosteum. Didalamnya terdapat lapisan2, yg disebut lamel. Ada 3 macam lamel periosteum (lamel deket periosteum) Lamel konsentris (yg kelilingi canal havers) Lamel interstisial (antar lamel konsentris 1-lain) Didalam lamel konsentirs Ada sist havers/ osteon tdd canal havers (isi p drh) + lamel konsentris+ osteosit di dalam pmbungkusnya (lacuna) + canaliculi (pnghubung lacuna 1-lain) Canal havers 1-lain dihub oleh canal volkman Trabekula : matriks tl yg menyatu tp berongga2. Matriks ada di sekitar sell (bisa dibaratkan sebgai sitoplasmanya tulang). 3. periosteum membungkus tulang kecuali pada permukaan sendi Bagian luar dari jaringan tulang yang diselubungi oleh jaringan pengikat padat fibrosa yang mengandung sedikit sel, p darah, serat kolagen, fibroblas. Serat kolagen ini menembus matriks mengikat periosteum ke tlang disebut serat sharpey Pembuluh darah yang terdapat di bagian periosteum luar akan bercabang-cabang dan menembus ke bagian dalam periosteum yang selanjutnya sampai ke dalam Canalis Volkmanni. Bagian dalam periosteum ini disebut pula lapisan osteogenik karena memiliki potensi membentuk tulang. Oleh karena itu lapisan osteogenik sangat penting dalam proses penyembuhan tulang. Kalo misalnya terjadi fraktur & periosteum masi utuh penyembuhan lebih cepat, karena lapisan osteogenik masih ada Di Rontgen, kl ga patologis, ga akan kliatan!! 4. endosteum lapisan halus yang membatasi rongga sum sum tulang (rongga sum sum tl kan da di spongiosa) 16

17 Endosteum merupakan lapisan sel-sel berbentuk gepeng yang membatasi rongga sumsum tulang (dicelah2 trabekula) dan melanjutkan diri ke seluruh rongga-rongga dalam jaringan tulang termasuk Canalis Haversi dan Canalis Volkmanni. Sebenarnya endosteum berasal dari jaringan sumsum tulang yang berubah potensinya menjadi osteogenik. Fungsi utama peri dan endosteum adalah memberi nutrisi jaringan tulang dan sumber pengadaan terus menerus osteoblas baru untuk reparasi dan pertumbuhan tulang Vaskuklarisasi dan Persyarafan tulang Arteri memasuki tulang dari periosteum. Arteri periostal masuk dibanyak tempat dan mendarahi substantia compacta; arteri ini bertanggung jawab untuk nutrisinya Maka tulang yang periosteumnya disingkirkan akan mati. Di dekat pertengahan diafisis satu arteria nutriens menembus substantia compacta secara miring dan mendarahi substantia spongiosa dan sumsum tulang. Arteri metafiseal epifisieal mendarahi ujung tulang. Vena mengiringi arteri, dan banyak vena besar meninggakan tulang melalui foramen di dekat ujung artikular tulang???. Tulang yang bersumsum tulang merah???, memilki vena besar Pembuluh limfe terdapat amat banyak dalam periosteum. Saraf mengikuti pembuluh darah yang memasok tulang. 17

18 Periosteum amat kaya akan saraf sensoris yang disebut saraf periostal. beberapa diantara saraf itu mengandung serabut untuk rasa sakit. Saraf ini terutama peka terhadap robekan, atau tegangan, dan ini dapat menjelaskan mengapa rasa sakit pada fraktur terasa amat hebat. Di dalam tulang saraf vasomotoris menyebabkan penyempitan atau pelebaran pembuluh darah. Pada tulang sejati Pertukaran nutrien dan O2 dan metabolit antara sel dan kapiler darah terjadi melalui kanalikuli (saluran kecil yang menembus matriks) karena tidak bisa difusi matriks. Dengan kanalikuli osteosit dapat berhubungan satu sama lainnya dengan permukaan dalam dan luar tulang dan dengan pembuluh darah yang melintasi matriks. Jenis jaringan tulang Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer mempunyai serabut-serabut kolagen yang tersusun secara acak, sedang tulang sekunder tersusun secara teratur. Jaringan Tulang Primer = woven bone Dalam pembentukan tulang bayi atau juga dalam proses penyembuhan kerusakan tulang, maka tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara karena nantinya akan diganti dengan tulang sekunder (pada saat lahir) kecuali pd sutura tulang pipih kepala, soket gigi dan insersi beberapa tendon Jaringan tulang ini berupa anyaman, sehingga disebut sebagai woven bone. 18

19 Woven bone terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid secara cepat seperti pada pembentukan tulang bayi dan pada dewasa ketika terjadi pembentukan susunan tulang baru akibat keadaan patologis. CIRI : Merupakan komponen muda yang tersusun dari serat kolagen yang tidak teratur pada osteoid. sedikitnya kandungan garam mineral sehingga mudah ditembus oleh sinar-x dan lebih banyak jumlah osteosit kalau dibandingkan dengan jaringan tulang sekunder. Jaringan tulang primer akhirnya akan mengalami remodeling menjadi tulang sekunder (lamellar bone) yang secara fisik lebih kuat. Karena itu pada tulang orang dewasa yang sehat itu hanya terdapat lamella saja. Jaringan Tulang Sekunder = lamellar bone = tl kompakta Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai lamellar bone karena terdiri dari ikatan paralel kolagen yang tersusun dalam lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamellae (lapisan) yang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris saluran di tengah yang dinamakan Canalis Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar. Keseluruhan struktur konsentris ini dinamai Systema Haversi atau osteon. Mekanisme kalsifikasi Catatan : Proses kalsifikasi tulang yang kompleks belum diketahui secara pasti. Kalsifikasi dalam tulang tidak terlepas dari proses metabolisme kalsium dan fosfat. Bahan-bahan mineral yang akan diendapkan semula berada dalam aliran darah lalu ditaruh di matriks (bagian hole zone dari kolagen) Lalu osteoprgenitor membentuk osteoblas Lalu osteoblas mensekresikan enzim alkali fosfatase yang akan merangsang pelepasan fosfat dan senyawa organic di matriks ke inti pengendapan (di serabut kolagen yg ada di sekitar osteobals) sehingga kristal-kristal 19

20 kalsium akan tersusun sepanjang serabut sehingga terjadilah pengendapan matriks (garam2 untuk kepadatan & kartilago untuk kekuatan). Faktor yang mempengaruhi prose s kalsifikasi tulang : hormone parathyreoid HPT sekresinya langsung ditingkatkan oleh penurunan kalsium darah, bekerja pada tulang, ginjal, dan usus. Pada tulang jangka pendek menignkatkan perpindahan kalsium dari cairan tulang ke dalam plasma, dan jangka panjang meningkatkan kerja osteoklas untuk melarutkan tulang. Reabsorpsi kalsium ditingkatkan dan ekskresinya diturunkan, sebaliknya ekskresi phosfat ditingkatkan. HPT juga meningkatkan pengaktifan vit D sehingga kadarnya meningkat dan menaikkan absorpsi kalsium di usus Kalsitonin yang dihasilkan sel c parafolikuler tiroid melalui feedback negatif melalui respons terhadap peningkatan kadar kalsium plasma, jika berlebihan maka kalsitonin akan menurunkan kadar kalsium dengan menghambat aktifitas osteoklas, dan meningkatkan kerja osteoblas untuk mendeposit kalsium kedalam tulang sehingga kadar kalsium plasma menurun. pemberian vitamin D meningkatkan absorbsi Ca di usus Ca plasma naik pengaruh makanan yang mengandung garam kalsium tinggi Ca di darah akan semakin banyak keadaan ph karena kondisi yang agak asam lebih menjurus ke pembentukan garam CaHPO4 daripada Ca3(PO4)2. Karena CaHPO4 lebih mudah larut, maka untuk mengendapkannya dibutuhkan kadar fosfat dan kalsium yang lebih tinggi daripada dalam kondisi alkali untuk mengendapkan Ca3(PO4)2 yang kurang dapat larut. Mekanisme resorpsi tulang Resorpsi tulang sama pentingnya dengan proses kalsifikasinya, karena tulang akan dapat tumbuh membesar dengan cara menambah jaringan tulang baru dari permukaan luarnya yang dibarengi dengan pengikisan tulang dari permukaan dalamnya. Resorpsi tulang yang sangat erat hubungannya dengan sel-sel osteoklas, mencakup pembersihan garam mineral dan matriks organic yang kebanyakan merupakan kolagen. 20

21 Dalam kaitannya dengan resorpsi tersebut terdapat 3 kemungkinan: 1. osteoklas bertindak primer dengan cara melepaskan mineral yang disusul dengan depolimerisasi molekul-molekul organic yaitu dengan menyediakan suasana setempat yang cukup asam pada permukaan kasarnya. Bagaimana cara osteoklas membuat suasana asam belum dapat dijelaskan. Kemungkinan, mekanismenya seperti ini. Osteoklast ada di lacuna hoswship, di dalam microvilli halus yang membentuk batas yang berkerut-kerut (ruffled border). (Gambaran ini dapat dilihat dengan miroskop electron) Ruffled border ini dapat mensekresikan beberapa asam organik yang dapat melarutkan komponen mineral dan dibantu oleh enzim proteolitik lisosom untuk kemudian bertugas menghancurkan matriks organic. 2. osteoklas menyebabkan depolimerisasi mukopolisakarida dan glikoprotein sehingga garam mineral yang melekat menjadi bebas 3. sel osteoklas berpengaruh kepada serabut kolagen (hole zone yg berisi deposit mineral ) Pertumbuhan tulang Perkembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu osteogenesis desmalis dan osteogenesis enchondralis. Keduanya menyebabkan jaringan pendukung kolagen primitive diganti oleh tulang, atau jaringan kartilago yang selanjutnya akan diganti pula menjadi jaringan tulang. Hasil kedua proses osteogenesis tersebut adalah anyaman tulang yang selanjutnya akan mengalami remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untuk membentuk tulang dewasa yang tersusun dari lamella. 21

22 Perkembangan tulang ini diatur oleh hormone pertumbuhan, hormone tyroid, dan hormone sex. Ini penulangan scr embriologi Osteogenesis Desmalis = Osteogenesis intramembranosa disebut intramembranosa karena terjadinya dalam membrane jaringan. tulang yang terbentuk selanjutnya dinamakan tulang desmal. yang mengalami penulangan desmal ini yaitu tulang atap tengkorak ( tulang tengkorak frontal), parietal, temporal, mandibula, maksila, dan tulang pendek pada osifikasi desmal, langsung terbentuk matriks tulang yang disekresi oleh osteoblas. Sel mesenkim yg mengandung sel osteoprogenitor pd daerah tsb (pusat penulangan primer) osteoblas membentuk matriks jadi Osteoid (blm mengapur) kalsifikasi dg cara mendeposit garam mineral & terbentuk trabekula ( di dlmny ada sum2 tulang) jd tl spongiosum. sel mesenkim di pinggirnya akan jadi periosteum dari periosteum inilah yg akan membentuk tl kompkata. Osteogenesis Endochondralis = intrakartilaginosa Pada osifikasi ini terjadi pengendapan matriks tulang pada matriks tulang rawan yang sudah ada. Osifikasi ini membentuk tulang pendek dan panjang. Disebut sprti ini karena awalnya trbtk dr tl rawan (mesenkim kondrogenik kondroblas & mesenkin jg membentuk perikondrium ) bertambah panjang & lebar ini terjadi pusat osifikasi primer. A nutrisia masuk lewat perikondrium akan stimulasi perikondrium untuk berdiferensiasi bentuk sel2 seperti osteoblas periosteum. membentuk osteoblas deposit matriks extracell diatas kartilago (matriks) bentuk tl spongiosa. Osifikasi ini akan bertambah panjang dan lebar. A nutrisa jg bawa osteoklas Cavum medula jg terbentuk untuk tempat si spongiosa. Pusat osifikasi sekunder terbentuk saat a epifisis masuk ke epifisis bikin pusat osifikasi sekunder bikin tl lagi dan lagi. Pembentukan lempeng epifisis ada sisa tl rawan antara epi-dia. saat lempeng epifisis tertutup, usia 20 th pertumbuhan tl memanjang akan berhenti. 22

23 6 Zona pada lempeng epifisis : Zona istirahat (tulang rawan hialin + kondrosit) Zona proliferasi (Kondrosit bermitosis cepat, sel sel berbentuk gepeng) Zona Maturasi terdiri dari sel berbentuk lonjong Zona hipertrofi terdiri dari sel kubis Zona kalsifikasi Zona degenerasi Zona osifikasi Slain itu, dipermukaan sendi jg ga alami osifikasi karena disini dibuthkan tl rawan yg akan menghasilkan cairan sinovial. Diafisis (batang) adalah bagian tengah tulang yang berbentuk silinder. Bagian ini tersusun dari tulang kortikal yang berkekuatan besar. Metafisis adalah bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir batang. Daerah ini disusun oleh tulang trabekular (tulang spongiosa) yang mengandung sel-sel hematopoetik. Lempeng epifisis merupakan daerah pertumbuhan longitudinal 23

24 bagi anak-anak, dan akan menghilang saat dewasa. Bagian epifisis langsung berbatasan dengan sendi tulang panjang yang bersatu dengan metafisis sehingga pertumbuhan memanjang tulang terhenti.3 Perbaikan patah tulang Jika terjadi patah tulang, maka kerusakan akan menyebabkan perdarahan yang biasanya akan diikuti oleh pembekuan. Kerusakan juga menyebabkan kerusakan matriks dan sel sel tulang di dekat garis patah. Awal dari proses perbaikan tulang dimulai dengan pembersihan dari bekuan darah, sisa sisa sel dan matriks yang rusak. Periosteum dan endosteum disekitar tulang yang patah menanggapi dengan meningkatnya proliferasi fibroblast sehingga terbentuklah jaringan seluler disekitar garis patah dan di antara ujung ujung tulang yang terpisah. Pembentukan tulang baru berlangsung melalui penulangan enkhondral dan desmal secara simultan. Untuk penulangan enkhondral didahului dengan terbentuknya kartilago hialin yang berasal dari perubahan jaringan granulasi sebagai hasil proliferasi fibroblast. Celah fragmen tulang sekarang diisi oleh jaringan kartilago yang merupakan kalus. Jaringan tulang baru mengisi celah diantara fragmen tulang membentuk kalus tulang dan menggantikan kalus kartilago. Sel sel osteoprogenitor dari periosteum dan endosteum akan menjadi osteoblas sehingga di daerah tersebut terjadi penulangan desmal. Penulangan enkhondral berlangsung sebagai trabekula dalam jaringan kartilago yang merupakan jaringan penopang sementara dalam perbaikan patah tulang. Tekanan pada tulang selama proses penyembuhan menyebabkan perbaikan bentuk tulang ke bentuk asalnya sehingga benjolan kalus akhirnya akan lenyap melalui resorpsi. Proses penyembuhan Fraktur pada tulang 1. pembentukan hematoma pada tulang yang patah terjadi perdarahan, kemudian darah tersebut menggumpal dan terjadi pembentukan hematom 6-8 jam, pada daerah yang mengalami hematom. Sel2 tlg diujungnya akan mati karena diatasnya tjd vasokon sbg kompensasi untuk berhentikan bleeding. osteosit akan rusak dan mati, sehingga terjadi reaksi inflamasi dan pembengkakan karena kematian sel tulang 24

25 tersebut. Selain itu tubuh akan membersihkan sel sel tulang tersebut melalui sel fagosit (makrofag, neutrofil) dan osteoklas. 2. Pembentukan fibrokartilago Fibroblast dari periosteum akan menginvasi daerah yang fraktur dan membentuk serat collagen (bagian dr matriks), Kemudian beberapa sel dari periosteum akan berkembang menjadi kondroblast yang kemudian akan membentuk fibrokartilago pada region ini. Inilah yang menjadikan pembentukan fibrocartilago callus (tl yg blm sempurna). Hal ini memakan waktu selama 3 minggu nnti akan jadi trabekula2 tok, makanya harus dipadatkan. 3. Pembentukan kalus tulang Di area yang mendapat suplai darah yang baik, sel osteogenik dr perikondirum akan berkembang menjadi osteoblas dan mulai memproduksi matriks yang memadatkan trabekula pada tulang spongiosa yg dibentuk no2 tadi. dan terbentuklah kalus tulang. 4. Remodeling tulang Dan pada tahap akhir pembentukan tulang yang berlebih akan dihancurkan oleh osteoklas, dan tulang kompakta akan menggantikan tulang spongiosa yang sudah terbentuk. Proses penyembuhan fraktur berbeda pada tulang kortikal pada tulang panjang serta tulang kanselosa pada metafisis tulang panjang atau tulang-tulang pendek, sehingga kedua jenis penyembuhan fraktur ini harus dibedakan. 25

26 PENYEMBUHAN FRAKTUR Jika satu tulang sudah patah, jaringan lunak sekitarnya juga rusak, periosteum terpisah dari tulang, dan terjadi perdarahan cukup berat. Bekuan darah yang terbentuk pada daerah tersebut akan membentuk jaringan granulasi didalamnya dengan sel sel pembentuk tulang primitif (osteogenik) berdiferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat, yang merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus) disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapisan kalus dari fragmen satunya dan menyatu. Penyatuan dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur. Kalus tulang akan mengalami remodelling untuk mengambil bentuk tulang yang utuh seperti bentuk osteoblas tulang baru, dan osteoklas akan menyingkirkan bagian yang rusak dan tulang sementara. WAKTU PENYEMBUHAN FRAKTUR Waktu penyembuhan fraktur bervariasi secara individual dan berhubungan dengan beberapa factor penting pada penderita, antara lain: Umur penderita Waktu penyembuhan tulang pada anak anak jauh lebih cepat pada orng dewasa. Hal ini terutama disebabkan karena aktivitas proses osteogenesis pada daerah periosteum dan endoestium dan juga berhubungan dengan proses remodeling tulang pada bayi pada bayi sangat aktif dan makin berkurang apabila unur bertambah Lokalisasi dan konfigurasi fraktur Lokalisasi fraktur memegang peranan sangat penting. Fraktur metafisis penyembuhannya lebih cepat dari pada diafisis (krn bagian tl nya dikit, jd lebih cepat pemulihannya). Disamping itu konfigurasi fraktur seperti fraktur tranversal lebih lambat penyembuhannya dibanding dengan fraktur oblik karena kontak yang lebih banyak. Pergeseran awal fraktur Pada fraktur yang tidak bergeser dimana periosteum intak, maka penyembuhannya dua kali lebih cepat dibandingkan pada fraktur yang bergeser. Terjadinya pergeseran fraktur yang lebih besar juga akan menyebabkan kerusakan periosteum yang lebih hebat. (krn di periosteum banyak sel osteoprogenitor) Vaskularisasi pada kedua fragmen Apabila kedua fragmen memiliki vaskularisasi yang baik, maka penyembuhan biasanya tanpa komplikasi. Bila salah satu sisi fraktur vaskularisasinya jelek sehingga mengalami kematian, maka akan menghambat terjadinya union atau bahkan mungkin terjadi nonunion. Reduksi dan Imobilisasi 26

27 Reposisi fraktur akan memberikan kemungkinan untuk vaskularisasi yang lebih baik dalam bentuk asalnya. Imobilisasi yang sempurna akan mencegah pergerakan dan kerusakan pembuluh darah yang akan mengganggu penyembuhan fraktur. Waktu imobilisasi Bila imobilisasi tidak dilakukan sesuai waktu penyembuhan sebelum terjadi union, maka kemungkinan untuk terjadinya nonunion sangat besar. Ruangan diantara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lemak. Bila ditemukan interposisi jaringan baik berupa periosteal, maupun otot atau jaringan fibrosa lainnya, maka akan menghambat vaskularisasi kedua ujung fraktur. Adanya infeksi Bila terjadi infeksi didaerah fraktur, misalnya operasi terbuka pada fraktur tertutup atau fraktur terbuka, maka akan mengganggu terjadinya proses penyembuhan. Cairan Sinovia Pada persendian dimana terdapat cairan sinovia merupakan hambatan dalam penyembuhan fraktur. Gerakan aktif dan pasif anggota gerak Gerakan pasif dan aktif pada anggota gerak akan meningkatkan vaskularisasi daerah fraktur tapi gerakan yang dilakukan didaerah fraktur tanpa imobilisasi yang baik juga akan mengganggu vaskularisasi. Penyembuhan fraktur berkisar antara 3 minggu 4 bulan. Waktu penyembuhan pada anak secara kasar setengah waktu penyembuhan daripada orang dewasa. Perkiraan penyembuhan fraktur pada orang dewasa dapat di lihat pada table berikut : LOKALISASI WAKTU PENYEMBUHAN (minggu) Phalang / metacarpal/ metatarsal / kosta 3 6 Distal radius 6 Diafisis ulna dan radius 12 Humerus Klavicula 6 Panggul Femur Condillus femur / tibia 8 10 Tibia / fibula Vertebra 12 PENILAIAN PEYEMBUHAN FRAKTUR Penilaian penyembuhan fraktur (union) didasarkan atas union secara klinis dan union secara radiologik. Penilaian secara klinis dilakukan dengan pemeriksaan daerah fraktur dengan melakukan pembengkokan pada daerah fraktur, pemutaran dan kompresi untuk mengetahui adanya gerakan atau perasaan nyeri pada penderita. Keadaan ini dapat dirasakan oleh pemeriksa atau oleh penderita sendiri. Apabila tidak ditemukan adanya gerakan, maka secara klinis telah terjadi union dari fraktur. 27

28 Union secara radiologik dinilai dengan pemeriksaan roentgen pada daerah fraktur dan dilihat adanya garis fraktur atau kalus dan mungkin dapat ditemukan adanya trabekulasi yang sudah menyambung pada kedua fragmen. Pada tingkat lanjut dapat dilihat adanya medulla atau ruangan dalam daerah fraktur. FRAKTUR FEMUR A DEFINISI Terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung & tidak langsung B ETIOLOGI a. Trauma Fraktur pada terjadi ketika daya tekanan tahan yang menimpa tulang tulang lebih akibat besar dari trauma. Trauma Langsung 28

29 Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komunitif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan. Trauma Tidak Langsung. Apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur,misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur padaclavicula. Pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh. b.keadaan Patologis Fraktur terjadi karena penyakit tulang seperti tumor tulang, osteoporosis yang disebut fraktur pathologis, ricketsia. c. Stress Fraktur stress atau fatigue, fraktur yang fatigue biasanya sebagai akibat dari penggunaan tulang secara berlebihan yang berulang ulang. C PATOFISIOLOGI di manifest klinis! Menurut Black dan Matassarin (1993) serta Patrick dan Woods (1989). Ketika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah periosteum dan jaringan tulang yang mengitari fraktur. Terjadinya respon inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik adalah ditandai dengan vasodilatasi dari plasma dan leukosit. Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses penyembuhan untuk memperbaiki cidera, tahap ini menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang. Hematom yang terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum tulang yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut masuk kedalam pembuluh darah yang mensuplai organ-organ yang lain. Hematom menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan kapiler tinggi, kemudian menstimulasi histamin pada otot yang iskhemik dan menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini menyebabkan terjadinya edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung syaraf dan bisa memberikan rasa nyeri. Nyeri yang terjadi adalah nyeri akut. Nyeri nya bersifat terlokalisir, tajam, dalam waktu kurang dari 3 bulan. Nyeri terjadi karena stimulus yang dibawa oleh serabut saraf nociceptive yang timbul akibat adanya kerusakan jaringan oleh karena suatu trauma atau cedera. Stimulus pada nociceptor merambat pada serabut A delta dan C bersinaps di cornu medula spinalis menuju thalamus. Proyeksi dari thalamus ke gyrus post central persepsi nyeri Proyeksi dari thalamus ke lobus frontalis dan system limbic intepretasi nyeri 29

30 Proyeksi ke lobus temporal memori nyeri Proyeksi ke hypotalamus respon otonom seperti peningkatan denyut jantung JENIS JENIS FRAKTUR a. Berdasarkan sifat fraktur Fraktur terututup Bila tidak ada hubungan fragmen dengan dunia luar.disebut juga fraktur utuh tanpa komplikasi Fraktur terbuka Bila ada hubungan antara fragmen tulang yang patah dengan dunia luar Kuman bisa masuk infeksi b. Berdasarkan posisi fraktur 1/3 proksimal 1/3 medial 1/3 distal c. Klasifikasi anatomis d. Fraktur epifisis Fraktur lempeng epifisis 1/3 dari seluruh fraktur pada anak Fraktur metafisis Fraktur diafisis Klasifikasi klinis Traumatik Patologis Stres pada anak anak terutama pada 1/3 proksimal tibia. ½ distal fibula, metatarsal, iga, panggul, femur, dan humerus. e. Klasifikasi khusus pada anak Fraktur akibat trauma lahir Fraktur child abuse c. Berdasarkan bentuk garis patah Fraktur transversal 30

31 fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung. Fraktur oblique Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat trauma angulasi juga. Fraktur spiral Fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi. Fraktur kompresi fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi??? yang mendorong tulang ke arah permukaan lain. Fraktur avulse fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang. d. Berdasarkan jumlah garis patah Fraktur komunitif Fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan Fraktur Segmental fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan Fraktur Multiple fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama e. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang Fraktur undisplaced Garis patah tetap, tapi kedua fragmen tidak bergeser dari tempatnya dan periosteum masih utuh Fraktur displaced Terjadi pergeseran fragmen tulang. Terbagi atas : 31

32 dislokasi ad longitudinam cum contractsionum( pergeseran searah sumbu dan overlapping) dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut) Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh) Bergeser (displaced) dapat terjadi dalam 6 cara: a. Bersampingan b. Angulasi c. Rotasi d. Distraksi e. Over riding f. Impaksi D MANIFESTASI KLINIS Deformitas krn tulang adalah t4 perlekatan otot, kl ada yg rusak, otot lain slg menarik Edema Memar krn ada hematom Nyeri Hilang sensasi fr patah menekan serabut aferen ttt >< kl lumpuh : eferen Krepitasi krn ada pergeseran fragmen tlg Pergerakan abn tl patah, otot slg tertarik pergerakan susah Echimosis bintik perdarahan krn saat trauma, p d kapiler bawah kulit robek menimbulkan bintik2 E FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA UNION Usia Makin tua usia, periosteum makin tipis. Berhubungan dengan aktifitas osteogenesis yang dilakukan oleh tulang Tempat fraktur diafisis, met, ada 1 a. nutricia.. tp regio diafisis > pjg, makanya vask << & akhirnya penyembuhan lebih lama. Aliran darah ke fragmen tulang. 32

33 F ANAMNESIS Apa keluhan utamanya? Apakah ada peristiwa yang membuat fraktur menjadi lebih nyeri? Bagaimanakah sifat nyeri yang ada pada pasien biasanya tajam Apakah rasa sakit bisa menjalar, dimana letak rasa sakitnya? Bagaimana kronologi terjadinya fraktur? Bagaimana asupan nutrisinya? G PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan status generalis 1. Keadaan Umum pasien 2. Tekanan Darah (rendah) 3. Nadi (cepat) 4. Pernafasan (cepat) 5. Suhu naik 6. Antropometri Pemeriksaan status lokalis Inspeksi (look) : o KU (tampak sakit, anemia apa ngga) o lihat adanya pembengkakan, deformitas, fungsiolesa, dan abnormal movement, bandingkan dengan bagian yang sehat o adanya tanda tanda perdarahan atau anemia o apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan fraktur terututp atau terbuka o keadaan vaskularisasi Palpasi (feel) : o Temperatur yang meningkat di daerah local ec inflamasi o Deformitas (edem, bag yg menonjol, angulasi, rotasi, krepitasi) o Nyeri tekan superficial biasanya disebabkan oleh karena adanya kerusakan jaringan lunak o Krepitasi dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati hati o Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma (capillary refilling time) o Pengukuran tungkai Movement Pergerakan dengan mengajak penderita untuk menggerakan secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, selain itu pergerakan juga bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak disekitar fragmen tulang. 33

34 Power Periksa berapa kekuatan otot. 0 = tak ditemukan kontraksi 1 = kontraksi otot terjadi hanya berupa prubahan tonus yg diketahui dg palpasi, tak bisa di gerakan sendi. 2 = otot bisa digerakan sendiri, tp ga bs melawan gravitasi 3 = bisa melawan gravitasi 4 = kekuatan otot bisa melawan tekanan ringan 5 = kekuatan otot bisa melawan tekanan berat. Pemeriksaan Neurologi Untuk memastikan apakah terdapat kerusakan system saraf baik sensoris maupun motoris. H DIAGNOSIS Didapatkan dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang I PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Radiografi 1. Foto rontgen Dilakukan pemeriksaan AP, PA dan lateral untuk mendapatkan pencitraan yang lebih jelas Hal hal yang harus dibaca pada pemeriksaan radiografi adalah a. Besar tulang b. Bentuk tulang c. Kontur tulang d. Densitas tulang ( meninggi atau menurun ) e. Jenis tulang yang terkena f. Jaringan lunak sekitar tulang: pembengkakan g. Kontinuitas tulang h. Posisi Rontgen i. j. k. l. Bayangan jaringan lunak tumor, radang tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau juga rotasi??? trabekulasi ada tidaknya rare fraction??? sela sendi serta bentuk arsitektur sendi??? tujuan dilakukan pemeriksaan radiologis : mengetahui gambaran normal tulang dan sendi untuk konfirmasi adanya fraktur untuk melihat sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen serta pergerakanya untuk menentukan teknik tatalaksana untuk menentukan apakah fraktur ini baru atau tidak. Kl masi baru 3 minggu, ada calus primer. untuk menentukan apakah fraktur intra artikular atau ekstra artikulaer untuk tata laksana untuk melihat adanya keadaan patologis pada tulang 34

35 untuk melihat adanya benda asing (bila mungkin) pemeriksaan ini dilakukan dengan prinsip dua : dua posisi sekurang kurangnya yaitu AP dan lateral dua sendi anggota gerak dan tungkai harus difoto dua anggota gerak dua trauma. Pada trauma yang hebat sering menyebabkan fraktur pada dua daerah tulang misalnya pada fraktur kalkaneus atau femur, perlu dilakukan foto pada panggul dan tulang belakang. dua kali. Sebelum dan sesudah tata laksana Dalam membaca hasil radiologi, hal pertama yang harus diperhatikan adalah apakah foto tersebut layak atau tidak dibaca. Untuk memastikannya sebuah foto rontgen harus memiliki identitas pasien yang terdiri dari nama, umur, tanggal foto tersebut diambil, dan L/R untuk mengetahui sisi tubuh mana yang di foto 2 CT scan Suatu jenis pemeriksaan untuk melihat lebih detail mengenai bagiantulang atau sendi, dengan membuat foto irisan lapis demi lapis.pemeriksaan ini menggunakan pesawat khusus. M R I : m e n g g a m b a r k a n s e m u a k e r u s a k a n a k i b a t fraktur (ini cumin tambahan saja, ga dilakukan juga gpp) MRI, dapat digunakan untuk memeriksa hampir seluruh tulang, sendi, dan jaringan lunak. mri dapat digunakan untuk mengidentifikasi cedera tendon,ligamen, otot, tulang rawan dan tulang. Pemeriksaan Lab (tambahan doing ini mah) 1. cek Hb & golongan darah dipersiapkan untuk memberikan transfusi apabila diperlukan 2. alkalin fosfat menunjukan kegiatan osteoblastik dalam pembentukan tulang lyat uda ada perbaikan (dg pembentukan dr osteoblas apa blm) TATA LAKSANA PENATALAKSANAAN FRAKTUR MENGACU KE 4 TUJUAN 35

36 1. Mengurangi rasa nyeri, Trauma pada jaringan disekitar fraktur menimbulkan rasa nyeri yanghebat bahkan sampai menimbulkan syok. Untuk mengurangi nyeri dapat diberi obat penghilang rasa nyeri, serta dengan teknik imobilisasi, yaitu pemasangan bidai / spalk, maupun memasang gips. 2. Mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur. Seperti pemasangan traksi kontinyu, fiksasi eksternal, fiksasi internal,sedangkan bidai maupun gips hanya dapat digunakan untuk fiksasi yangbersifat sementara saja. 3. Membuat tulang kembali menyatu. Tulang yang fraktur akan mulai menyatu dalam waktu 4 minggu dan akanmenyatu dengan sempurna dalam waktu 6 bulan. 4. Mengembalikan fungsi seperti semula. Imobilisasi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan atrofi otot dan kekakuan pada sendi.maka untuk mencegah hal tersebut diperlukan upaya mobilisasi PRINSIP DAN METODE PENGOBATAN FRAKTUR Penatalaksanaan awal Sebelum dilakukan pengobatan definitif pada suatu fraktur, diperlukan: Pertolongan pertama Pada penderita dengan fraktur penting untuk membersihkan jalan napas, menutup luka dengan verban bersih dan imobilisasi fraktur pada anggota gerak yang terkena agar penderita merasa nyaman dan mengurangi nyeri sebelum diangkut dengan ambulans. Penilaian klinis Sebelum menilai fraktur itu sendiri, perlu dilakukan penilaian klinis, apakah luka itu luka tembus tulang, adakah trauma pembuluh darah/saraf ataukah ada trauma alat alat dalam yang lain. Resusitasi Kebanyakan penderita dengan fraktur multipel tiba di RS dengan syok, sehingga diperlukan resusitasi sebelum diberikan terapi pada frakturnya sendiri berupa pemberian transfusi darah dan cairan lainnya serta obat anti nyeri. 1 Rekognisi Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis, pemeriksaan klinis dan radiologis. Pada awal pengobatan diperhatikan : Lokalisasi fraktur Bentuk fraktur Menentukan teknik yang sesuai dengan pengobatan Komplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan Reposisi/reduksi spy periosteum bersatu 36

Fraktur femur!! 1. Definisi

Fraktur femur!! 1. Definisi Fraktur femur!! 1. Definisi Terputusnya kontinuitas batang femur yang bisaterjadi akibattrauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian). 2. Etiologi a. Trauma Fraktur terjadi ketika tekanan

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Jaringan Tulang 1. Jaringan Tulang Rawan 2. Jaringan Tulang Keras / Sejati 1. Jaringan Tulang Rawan Fungsi jaringan

Lebih terperinci

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal

Lebih terperinci

JARINGAN IKAT KHUSUS. Tulang Rawan dan Tulang

JARINGAN IKAT KHUSUS. Tulang Rawan dan Tulang JARINGAN IKAT KHUSUS Tulang Rawan dan Tulang PENDAHULUAN Tulang rawan & Tulang adlh jaringan2 kerangka = jaringan ikat lainnya tdd sel, serat dan substansi dasar. Matriks / subs interseluler = serat +

Lebih terperinci

Tulang Rawan. Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi

Tulang Rawan. Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi Tulang Rawan Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi Suatu tulang rawan memiliki khondrosit yang tersimpan di dalam ruangan (lacunae) dalam matriks ekstraselular. Tulang rawan mengandung banyak air (menyebabkannya

Lebih terperinci

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang)

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang) Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang) Proses penyembuhan suatu fraktur dimulai sejak terjadi fraktur sebagai usaha tubuh untuk memperbaiki kerusakan kerusakan yang dialaminya. Penyembuhan dari

Lebih terperinci

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR BLOK BASIC BIOMEDICAL SCIENCES OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 Dimulai dari regio Glutea (posterior) dan dari regio Inguinal (anterior)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Proses Penyembuhan Fraktur Proses penyembuhan suatu fraktur dimulai sejak terjadi fraktur sebagai usaha tubuh untuk memperbaiki kerusakan kerusakan yang dialaminya. Penyembuhan

Lebih terperinci

Fisiologi Tulang (Humerus) 1. Anatomi Humerus

Fisiologi Tulang (Humerus) 1. Anatomi Humerus Fisiologi Tulang (Humerus) 1. Anatomi Humerus Humerus (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada

Lebih terperinci

Jaringan Rawan dan Tulang. Struktur Hewan

Jaringan Rawan dan Tulang. Struktur Hewan Jaringan Rawan dan Tulang Struktur Hewan Anggota kelompok : Ahmad Tosin (16-1010) Putri Intan Kumalasari (16-1013) Yennita Dwi April Liana (16-1020) Iqbal Setiawan Saputra (16-1023) Atim Ainul Hidayah

Lebih terperinci

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian

Lebih terperinci

Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:

Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi: DEFINISI Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur, sebagaimana yang dikemukakan para ahli melalui berbagai literature. Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang,

Lebih terperinci

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur.

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur. Definisi fraktur Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa

Lebih terperinci

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan 1. Jaringan Tumbuhan a. Jaringan Meristem (Embrional) Kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

Penuntun praktikum histologi cell and genetics

Penuntun praktikum histologi cell and genetics Penuntun praktikum histologi cell and genetics Pada praktikum ini Saudara akan melihat sajian Histologi di bawah mikroskop. Pada mikroskop ada 2 macam lensa, okuler dan objektif. Lensa okuler terletak

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. berhubungan dengan asetabulum menbentuk kepala sendi yang disebut kaput

BAB I KONSEP DASAR. berhubungan dengan asetabulum menbentuk kepala sendi yang disebut kaput BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Sistem muskuloskeletal adalah suatu sistem yang terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian (Depkes, 1995: 3). Fraktur adalah

Lebih terperinci

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo Jaringan Hewan Compiled by Hari Prasetyo Tingkatan Organisasi Kehidupan SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN ORGANISME Definisi Jaringan Kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Makroskopis Tulang Kelinci Implan terlihat jelas sebagai massa berbentuk padat berwarna putih pada bagian korteks hingga bagian medula tulang. Hasil pemeriksaan makroskopis

Lebih terperinci

BAHAN AJAR HISTOLOGI TULANG DAN TULANG RAWAN BLOK BIOMEDIK 1

BAHAN AJAR HISTOLOGI TULANG DAN TULANG RAWAN BLOK BIOMEDIK 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN SEMESTER AWAL/AKHIR TA. 2015/2016 BAHAN AJAR HISTOLOGI TULANG DAN TULANG RAWAN BLOK BIOMEDIK 1 SHELLY SALMAH Sekretariat: Departement

Lebih terperinci

Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan

Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan I. Jaringan epitel : jaringan yang berfungsi melapisi / melindungi sel-sel lainnya serta membantu dalam mensekresikan zat. 1. Ciri : a. Sel-selnya rapat b. Tidak

Lebih terperinci

Laporan Pendahuluan METASTATIC BONE DISEASE PADA VERTEBRAE Annisa Rahmawati Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Laporan Pendahuluan METASTATIC BONE DISEASE PADA VERTEBRAE Annisa Rahmawati Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Laporan Pendahuluan METASTATIC BONE DISEASE PADA VERTEBRAE Annisa Rahmawati- 1006672150 Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia I. PENDAHULUAN Metastase tulang merupakan penyebaran sel

Lebih terperinci

Patofisiologi Tulang yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan di sekitarnya, seperti di ligamen, otot tendon, persarafan dan pembulu

Patofisiologi Tulang yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan di sekitarnya, seperti di ligamen, otot tendon, persarafan dan pembulu Fraktur Femur Fraktur Femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang atau osteoporosis.

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis

Lebih terperinci

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017 713 Try Out Ke-3 Kelas XI SMA IPA PEMBAHASAN TO-3 KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017 halaman 10 dari 8 halaman Website: www.quin.web.id, e-mail: belajar yuk@hotmail.com 713 Try Out Ke-3

Lebih terperinci

Oleh : Ikbal Gentar Alam

Oleh : Ikbal Gentar Alam Oleh : Ikbal Gentar Alam Embrio Ektoderm Mesoderm Endoderm Mesoderm membentuk mesenkim Mesenkim membentuk Jaringan-jaringan penyambung tubuh (jaringan ikat sejati, tulang rawan, tulang dan darah) Jaringan

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot OTOT DAN SKELET Tujuan. Mengidentifikasi struktur otot. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi. Mengetahui macam-macam otot berdasarkan lokasi 4. Mengetahui macam-macam kerja otot yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronik non inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Penyakit ini bersifat progresif lambat,

Lebih terperinci

HISTOLOGI TULANG RAWAN & TULANG KERAS

HISTOLOGI TULANG RAWAN & TULANG KERAS HISTOLOGI TULANG RAWAN & TULANG KERAS dr. RITA HALIM BAGIAN HISTOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI CARTILAGO Bentuk jar. Ikat khusus, komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 4 BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Range of Motion (ROM) 1. Pengertian Range Of Motion (ROM), merupakan istilah baku untuk menyatakan batas/besarnya gerakan sendi baik normal. ROM juga di gunakan sebagai

Lebih terperinci

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jaringan embrional 2. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringan epitelium 3. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringanjaringan

Lebih terperinci

REFERAT FRAKTUR FEMUR

REFERAT FRAKTUR FEMUR REFERAT FRAKTUR FEMUR Oleh : Dady Chayadinata Pembimbing : dr. Erni Zainudin Sp. Rad KEPANITRAAN KLINIK SENIOR BAGIAN RADIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI 2011 LEMBAR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bermetabolisme secara aktif dan terintegrasi. Tulang merupakan material komposit,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bermetabolisme secara aktif dan terintegrasi. Tulang merupakan material komposit, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Fisiologi Penyembuhan pada Fraktur. Tulang adalah suatu jaringan biologis yang bersifat dinamis dan terdiri dari sel-sel yang bermetabolisme secara aktif dan terintegrasi. Tulang

Lebih terperinci

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula

Lebih terperinci

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment Dislokasi Hips Posterior Mekanisme trauma Caput femur dipaksa keluar ke belakang acetabulum melalui suatu trauma yang dihantarkan pada diafisis femur dimana sendi panggul dalam posisi fleksi atau semifleksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum, dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia

Lebih terperinci

Yusuf Hakan Çavusoglu. Acute scrotum : Etiology and Management. Ind J Pediatrics 2005;72(3):201-4

Yusuf Hakan Çavusoglu. Acute scrotum : Etiology and Management. Ind J Pediatrics 2005;72(3):201-4 Akut skrotum merupakan suatu keadaan timbulnya gejala nyeri dan bengkak pada skrotum beserta isinya yang bersifat mendadak dan disertai gejala lokal dan sistemik.1 Gejala nyeri ini dapat semakin menghebat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma /ruda paksa atau tenaga fisik yang ditentukan

Lebih terperinci

Penyembuhan luka jaringan keras pascatrauma

Penyembuhan luka jaringan keras pascatrauma Penyembuhan luka jaringan keras pascatrauma A. Tajrin Bagian Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia Koresponden: tajrinumi@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

1. tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah. Fraktur bersifat segmental atau komunitif hebat.

1. tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah. Fraktur bersifat segmental atau komunitif hebat. 1. Kalau kalian sudah mengenal tentang fraktur coba jelaskan klasifikasi fraktur terbuka menurut Gustilo dan Jelaskan critical point serta implikasi bagi perawat dari masing - masing derajat? Klasifikasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses kesembuhan fraktur dimulai segera setelah tulang mengalami kerusakan, apabila lingkungan untuk penyembuhan memadai sampai terjadi konsolidasi. Faktor mekanis dan biologis

Lebih terperinci

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti, PA BAGIAN ANATOMI Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dibentuk oleh : - sacrum - coccygis - kedua os.coxae Fungsi : Panggul (pelvis)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Makroskopis

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Makroskopis 30 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Makroskopis Keadaan normal struktur tulang panjang seperti os tibia memiliki bentuk yang kompak dan padat. Pembuatan lubang dengan menggunakan bor gigi pada os tibia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fraktur 2.1.1 Definisi dan Klasifikasi Fraktur Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial.

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. osteoporosis yang menyebabkan fraktur-fraktur yang patologis (Enggram. memasukkan paku, screw, pen kedalam tempat fraktur untuk

BAB I KONSEP DASAR. osteoporosis yang menyebabkan fraktur-fraktur yang patologis (Enggram. memasukkan paku, screw, pen kedalam tempat fraktur untuk BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang (Dongoes, 2000). Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves, 2001). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS TINJAUAN TEORI 1. Definisi Osteoporosis adalah penyakit metabolisme tulang yang cirinya adalah pengurangan massa tulang dan kemunduran mikroarsitektur tulang

Lebih terperinci

Pendahuluan. Sel jaringan organ sistem organ orgnisme. jaringan epitel, otot, jaringan penunjang, serta jaringan saraf

Pendahuluan. Sel jaringan organ sistem organ orgnisme. jaringan epitel, otot, jaringan penunjang, serta jaringan saraf Titta Novianti Pendahuluan Jaringan : sekelompok sel yang memiliki bentuk, fungsi, letak serta perkembangan yang sama. Organisme tingkat tinggi jutaan sel Jaringan pada hewan vertebrata dikelompokkan 4

Lebih terperinci

Tulang Punggung Lemah dan Nyeri Lutut. Eirene Megahwati Paembonan. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Tulang Punggung Lemah dan Nyeri Lutut. Eirene Megahwati Paembonan. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Tulang Punggung Lemah dan Nyeri Lutut Eirene Megahwati Paembonan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi : Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 eirene.paenbonan@civitas.ukrida.ac.id

Lebih terperinci

SISTEM LIMFOID. Organ Linfoid : Limfonodus, Limpa, dan Timus

SISTEM LIMFOID. Organ Linfoid : Limfonodus, Limpa, dan Timus SISTEM LIMFOID Sistem limfoid mengumpulkan kelebihan cairan interstisial ke dalam kapiler limfe, mengangkut lemak yang diserap dari usus halus, dan berespons secara imunologis terhadap benda asing yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang kedokteran gigi. Indikasi pencabutan gigi bervariasi seperti pernyakit periodontal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Kinesiologi dan Biomekanika Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu melakukan gerakan. 6 Beberapa disiplin

Lebih terperinci

1. Anatomi dan Fisiologi a. Anatomi Tulang

1. Anatomi dan Fisiologi a. Anatomi Tulang 1. Anatomi dan Fisiologi a. Anatomi Tulang Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada intra-seluler. Tulang berasal dari embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses Osteogenesis menjadi tulang.

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL R E J O 2014

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL R E J O 2014 ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL R E J O 2014 Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, tulang rawan (cartilago), ligamen, tendon, fasia, bursae dan persendian. 1.Osteoblast. Yang berfungsi dalam

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Frakur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves,

BAB I KONSEP DASAR. Frakur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves, BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Frakur adalah pemisahan atau patahnya tulang (Doenges, 2000:761). Frakur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves, 2001:248). Frakur adalah terputusnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. articular caput femur dan regio interthrocanter dimana collum femur merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. articular caput femur dan regio interthrocanter dimana collum femur merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fraktur Collum Femoris Fraktur collum femoris merupakan fraktur yang terjadi antara ujung permukaan articular caput femur dan regio interthrocanter dimana collum femur merupakan

Lebih terperinci

TULANG Alat gerak pasif pada manusia adalah tulang. Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh. Tulang mempunyai kerangka protein. Kalsium memperkuat

TULANG Alat gerak pasif pada manusia adalah tulang. Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh. Tulang mempunyai kerangka protein. Kalsium memperkuat TULANG Alat gerak pasif pada manusia adalah tulang. Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh. Tulang mempunyai kerangka protein. Kalsium memperkuat kerangka tersebut. Lapisan luar tulang mempunyai saraf

Lebih terperinci

a. fraktur midshaft umum pada anak-anak maupun orang dewasa muda.

a. fraktur midshaft umum pada anak-anak maupun orang dewasa muda. 1. Klasifikasi patah tulang terbuka: menurut Gustilo Tipe I Luka kecil kurang dan 1 cm, terdapat sedikit kerusakan jaringan, tidak terdapat tanda-tanda trauma yang hebat pada jaringan lunak. Fraktur yang

Lebih terperinci

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi sendi panggul banyak ditemukan di Indonesia akibat trauma dan sering dialami oleh anak-anak. Di Negara Eropa, Amerika dan Jepang, jenis dislokasi sendi panggul yang sering

Lebih terperinci

SISTEM GERAK PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM GERAK PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM GERAK PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc SISTEM GERAK Sistem gerak terdiri dari Tulang - gerak pasif Otot gerak aktif Tendon ; Ujung otot lurik yang melekat pada tulang Ligamen : otot yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 2 OSTEOMIELITIS KRONIS PADA RAHANG. infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi

BAB 2 OSTEOMIELITIS KRONIS PADA RAHANG. infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi BAB 2 OSTEOMIELITIS KRONIS PADA RAHANG Osteomielitis adalah inflamasi yang terjadi pada tulang dan sumsum tulang, infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi menjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG

PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN USU TULANG Terdiri dari sel-sel tulang : Osteosit Substansi Dasar Serabut Kolagen (membentuk substansi interselluler/osteoid) Substansi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari ANATOMI PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM by : Hasty Widyastari Posisi Posisi Anatomi : Berdiri tegak, kedua lengan disamping lateral tubuh, kedua telapak tangan membuka kedepan Posisi Fundamental : Berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau keadaan patologis (Dorland,1994) tungkai bawah yang terdiri dari tulang tibia dan

BAB I PENDAHULUAN. atau keadaan patologis (Dorland,1994) tungkai bawah yang terdiri dari tulang tibia dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuaan teknologi dan informasi yang berkembang pesat menimbulkan dampak positif maupun negative terhadap manusia.dampak positif yang muncul misalnya adanya

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Kelompok tulang di bawah ini yang termasuk tulang pipa adalah... Tulang hasta, tulang paha, tulang betis Tulang hasta, tulang belikat,

Lebih terperinci

Wan Rita Mardhiya, S. Ked

Wan Rita Mardhiya, S. Ked Author : Wan Rita Mardhiya, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UR http://www.yayanakhyar.co.nr PENDAHULUAN Fraktur femur mempunyai pengaruh sosial ekonomi

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA Tubuhmu memiliki bentuk tertentu. Tubuhmu memiliki rangka yang mendukung dan menjadikannya

Lebih terperinci

TULANG RAWAN CARTILAGE=KARTILAGO. dr Subandi, M.Kes., DAHK., PA(K)

TULANG RAWAN CARTILAGE=KARTILAGO. dr Subandi, M.Kes., DAHK., PA(K) TULANG RAWAN CARTILAGE=KARTILAGO dr Subandi, M.Kes., DAHK., PA(K) Ciri Khas Matriks EC benyak mengandung : glikosaminoglikan proteoglikan serabut kolagen dan elastis Klasifikasi TR Klasifikasi TR berdasarkan

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang merupakan suatu jaringan ikat tubuh terkalsifikasi yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang merupakan suatu jaringan ikat tubuh terkalsifikasi yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tulang merupakan suatu jaringan ikat tubuh terkalsifikasi yang terdiri dari matriks dan sel-sel. Tulang mengandung matriks organik sekitar 35%, dan matriks anorganik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera ligamen kolateral medial sendi lutut merupakan salah satu gangguan yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas dan fungsional, sehingga menghambat aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang

BAB II TINJAUAN TEORI. tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang di tandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi (Doenges, 2002). Fraktur

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fraktur Femur 2.1.1. Definisi Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian),

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALatihan Soal 15.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALatihan Soal 15.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALatihan Soal 15.1 1. Kelompok tulang di bawah ini yang termasuk tulang pipa adalah... Tulang hasta, tulang paha tulang betis Tulang hasta, tulang belikat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Pengertian Tulang Tulang merupakan jaringan ikat, terdiri dari sel, serat, dan substansi dasar yang berfungsi untuk penyokong dan pelindung kerangka. Tulang merupakan

Lebih terperinci

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi OSTEOARTHRITIS GENU 1. Definisi Osteoarthritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang sendi berupa disintegritas dan perlunakan progesif, diikuti penambahan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Articulatio Genu Definisi umum articulatio genu Persendian pada articulatio genu, merupakan persendian sinovial berdasarkan klasifikasi struktural. Penilaian

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi disintegritas tulang,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi disintegritas tulang, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fraktur Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi disintegritas tulang, penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses degeneratif

Lebih terperinci

Tulang dan sendi merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak,

Tulang dan sendi merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak, WIJUMA CL Tulang dan sendi merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak, Tempat melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh darah, Tempat sumsum tulang dan syaraf

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad. Anggota : Monareza Restantia Shirly D.

Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad. Anggota : Monareza Restantia Shirly D. OSTEOARTHRITIS Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad Anggota : Monareza Restantia Shirly D. C 111 11 178 Uswah Hasanuddin C 111 11 206 Citra Lady

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. Otot-otot panggul dan paha terdiri atas dua kelompok otot,

Lebih terperinci

Sistem Muskuloskeletal. Yuliati Departemen Biologi Oral

Sistem Muskuloskeletal. Yuliati Departemen Biologi Oral Sistem Muskuloskeletal Yuliati Departemen Biologi Oral Sistem Muskuloskeletal Bones internal framework Muscles generate force and movement Ligaments connect bones Tendons connect muscles to bone Semua

Lebih terperinci

Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan

Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan A. Otot Manusia Pada kegiatan belajar ini Anda akan mempelajari materi yang masih berkaitan dengan alat gerak. Bila tulang dikatakan sebagai alat gerak pasif maka

Lebih terperinci

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan

Lebih terperinci

RANGKUMAN BIOLOGI SISTEM GERAK PADA MANUSIA

RANGKUMAN BIOLOGI SISTEM GERAK PADA MANUSIA Sistem gerak: 1. Tulang (alat gerak pasif) 2. Otot (alat gerak aktif) TULANG Jumlah tulang manusia: 206 tulang. Tulang terdiri dari: 1. Tulang Rawan (Kartilago) RANGKUMAN BIOLOGI SISTEM GERAK PADA MANUSIA

Lebih terperinci

OSTEOARTHRITIS GENU (http://www.diskdr-online.com/news/5/osteoarthritis-genu)

OSTEOARTHRITIS GENU (http://www.diskdr-online.com/news/5/osteoarthritis-genu) OSTEOARTHRITIS GENU (http://www.diskdr-online.com/news/5/osteoarthritis-genu) Definisi Osteoarthritis genu adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi lutut,

Lebih terperinci

REFERAT BEDAH FRAKTUR FEMUR

REFERAT BEDAH FRAKTUR FEMUR REFERAT BEDAH FRAKTUR FEMUR Annisa Inayati MS G99141123 A. Anatomi Tulang Secara umum, tulang dibagi menjadi 4 bagian yaitu epifisis, lempeng pertumbuhan, metafisis, dan diafisis. Masing-masing bagian

Lebih terperinci

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit FISIOLOGI KULIT Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi

Lebih terperinci

NEOPLASMA TULANG. Neoplasma : Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma

NEOPLASMA TULANG. Neoplasma : Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma NEOPLASMA TULANG Neoplasma : Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma Ganas : Osteosarkoma, parosteal osteosarkoma Berasal dari Tulang rawan : Jinak : Kondroma, Osteokondroma,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,

Lebih terperinci

A. DEFINISI Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusakatau hilang. Ketika luka tim

A. DEFINISI Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusakatau hilang. Ketika luka tim PERAWATAN LUKA by : Rahmad Gurusinga A. DEFINISI Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusakatau hilang. Ketika luka timbul, beberapa

Lebih terperinci

Sistem Skeleton. 2. Persendian Antar Tulang. 1. Proses Pembentukan Tulang. 3. Gangguan Kesehatan Pada Tulang

Sistem Skeleton. 2. Persendian Antar Tulang. 1. Proses Pembentukan Tulang. 3. Gangguan Kesehatan Pada Tulang SISTEM SKELETON 1. Dhiyan Wahanani A420100154 2. Yusufi Adi Sujatmiko A420100165 3. Hevi Al Azizah Riani A420100166 4. Nur Fitria H.K A420100167 5. Endang Sriningsih A420100173 6. Uswatun Khasanah A420100178

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang seperti halnya jaringan hidup lainnya pada tubuh manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang seperti halnya jaringan hidup lainnya pada tubuh manusia dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tulang merupakan salah satu penyusun tubuh yang sangat penting dan merupakan salah satu jaringan keras yang terdapat dalam tubuh manusia. Tulang mengandung 30% serabut

Lebih terperinci

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot) Medical First Responder Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot) SASARAN Selesai mengikuti pelajaran, peserta mampu: 1. Menjelaskan patah tulang terbuka & tertutup, serta menyebutkan 4 tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan ke arah perkembangan di bidang industri yang lebih maju. Hal ini ditandai dengan munculnya industri-industri

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci