ARTHROLOGI UMUM DAN ARTHROLOGI KHUSUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTHROLOGI UMUM DAN ARTHROLOGI KHUSUS"

Transkripsi

1 Judul Blok : Biomedik 1 (5 SKS) Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Menerapkan Ilmu Biomedik pada Sistem Muskuloskeletal Indikator : Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik Sistem Muskuloskeletal untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif Level Kompetensi : 4 A ARTHROLOGI UMUM DAN ARTHROLOGI KHUSUS dr. Faqi Nurdiansyah Hendra Alokasi Waktu : 2 x 50 menit Tujuan Instruksional Umum : secara khusus. Mampu menyebutkan dan menjelaskan mengenai anatomi persendian secara umum dan Tujuan Instruksional Khusus : Setelah selesai mempelajari bahan ajar ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menyebutkan dan menjelaskan pengertian dari persendian 2. Menyebutkan dan menjelaskan klasifikasi dari persendian 3. Menyebutkan dan menjelaskan struktur anatomi dari persendian 4. Menyebutkan dan menjelaskan terminologi pergerakan 5. Menjelaskan prinsip pergerakan dari persendian

2 ARTHROLOGI Tubuh manusia dibentuk oleh sejumlah tulang (206 buah), yang saling berhubungan membentuk articulus, memungkinkan manusia dapat berdiri dan duduk dengan stabil, dan bergerak dengan leluasa sesuai keinginannya. Manusia adalah makhluk bipedal yang berdiri dan berjalan dengan menggunakan extremitas inferior, dan extremitas superior dipakai untuk memasukkan makanan ke dalam cavus oris. ARTHROLOGI UMUM Atas dasar struktur dan fungsi articulus dibagi menjadi: SYNARTHOSIS dan DIARTHOSIS. I. SYNARTHOSIS Diantara kedua ujung tulang yang membentuk articulus terdapat suatu jaringan. Terdiri dari : 1. SYNDESMOSIS, jaringan penghubung adalah jaringan ikat. a. SUTURA, tepi-tepi tulang yang bertemu diperhubungkan oleh suatu jaringan ikat yang tipis, misalnya sutura pada calvaria cranii. b. SCHINDYLISIS, suatu tulang yang terjepit di dalam celah pada tulang lainnya, misalnya antara rostrum sphenoidale dan vomer. c. GOMPHOSIS, suatu tulang yang berbentuk kerucut masuk ke dalam lekuk, alveolus, yang sesuai pada tulang yang lain, misalnya dentes pada maxilla dan mandibula. d. SYNDESMOSIS ELASTICA, jaringan ikat penghubung terdiri dari serabut-serabut elastis, misalnya ligamentum flavum di antara arcus vertebrae. e. SYNDESMOSIS FIBROSA, jaringan ikat penghubung terdiri dari serabut-serabut kolagen, misalnya membrana interossea antebrachii, di antara radius dan ulna. 2. SYNCHONDROSIS, jaringan penghubung dan diaphyse sebelum penulangan selesai atau symphysis osseum pubis pada usia dewasa. 3. SYNOSTOSIS, jaringan penghubung ialah tulang, misalnya di antara epiphyse dan diaphise sesudah penulangan atau di antara os ilium, os pubis dan os ischium pada usia dewasa.

3 II. DIARTOSIS Ujung-ujung tulang yang membentuk articulus bebas, tidak ada jaringan di antaranya. Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Salah satu ujung tulang membentuk caput articulare dan ujung tulang yang lain membentuk cavitas glenoidas. 2. Kedua ujung tulang dibungkus oleh capsula articularis, yang terdiri dari stratum fibrosum di sebelah superficialis dan statum synoviale di sebelah profunda; stratum synoviale menghasilkan synovia (filtrasi plasma darah) yang membuat licin permukaan kedua ujung tulang. 3. Cavum articulare ialah rongga potensil yang terdapat di antara ujung-ujung tulang, dan berisi synovia. 4. Alat-alat khusus yang meliputi : a. labium articulare ; b. discus dan menicus articularis sebagai alat untuk menahan tumbukan, penyangga dan mengurangi discongruentio di antara ujung-ujung tulang yang bersendi ; c. bursa mucosa di sekitar sendi atau kadang-kadang berhubungan dengan cavum articulare untuk memudahkan gerakan ; d. ligamentum, yang sebenarnya adalah bagian dari capsula articularis dan selanjutnya terpisah dari capsula itu. Berdasarkan kemungkinan gerak Diartrosis dibagi menjadi: AMPHIARTHROSIS, kemungkianan gerak sedikit sekali. ARTICULATIONES, kemungkinan gerak yang luas. Luas gerakan pada articulationes ditentukan oleh jumlah axis, sebagai berikut: 1. Mono axial a. GINGLYMUS, sumbu gerak terak lurus pada arah panjang tulang, misalnya artic.interphalangealis, artic.humero-ulnaris, artic.talocruralis. b. ARTULATIO TROCHOIDEA, sumbu gerak kira-kira sesuai dengan arah panjang tulang, misalnya art.radio-ulnaris, art.atlanto-dentalis.

4 2. Biaxial, kedua garis berpotongan tegak lurus. a. ARTICULATIO ELLIPSOIDEA, caput articulare berbentuk ellipsoid dalam arah sumbu panjang dan sumbu pendek, mis.art.radiocarpea. b. ARTULATIO SELLARIS, permukaan sendi berbentuk pelana artinya dalam arah sumbu yang satu permukaan itu cembung, dalam arah sumbu yang lain cekung (concaveconvex), mis. Art.carvo-metacarpea. 3. Multi axial (tri axial), kemungkinan gerak sangat luas. Caput articularea berbentuk bola. a. ARTICULATIO GLOBOIDEA, cavitas glenoidalis mencakup kurang dari setengah caput articulare, mis. Art.humeri ; b. ENARTHROSIS, cavitas glenoidalis mencakup lebih dari setengah caput articulare, kemungkinan gerak lebih daripada art.globoidea, mis. Art.coxae. NOMENCLATUR GERAKAN Arah dan luas gerakan ditentukan oleh permukaan dari kedua ujung tulang yang membentuk articulus dan kedudukan dari capsula articularis serta ligamentum articulare. Luas gerakan berbeda secara individual. Nomenclatur gerakan didasarkan pada Posisi Anatomi (awal atau akhir dari suatu gerakan), dan gerakan-gerakan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut : FLEXION (flexi) adalah gerakan yang terjadi terhadap axis transversal dan membentuk sudut yang lebih kecil antara kedua tulang bersangkutan. EXTENSION (Extensi) adalah gerakan yang berlawanan dengan gerakan Flexi, yaitu membentuk sudut yang lebih besar (tulang saling menjauhi satu sama lain). Terminologi khusus digunakan pada gerakan badan (= truncus), articulatio humeri, ankle joint dan gerakan ibu jari (articulatio metacarpo-phalangea I). Badan yang digerakkan ke arah tungkai dinamakan Flexi badan terhadap tungkai dan gerakan tungkai ke ventral mendekati badan disebut Flexi tungkai terhadap badan. Gerakan sebaliknya ke arah dorsal disebut Extensi. Gerakan truncus ke lateral disebut Latero-fleksi. Flexi pada ankle joint adalah gerakan dorsum pedis ke arah permukaan ventralis cruris (disebut juga Dorso-flexion atau Dorso-flexi; gerakan yang berlawanaan disebut Extension (= Plantar- Flexion).

5 Pada articulatio humeri gerakan fleksi disebut Anteflexi, yaitu gerakan lengan ke arah ventral; gerakan sebaliknya disebut Retroflexi (= Extensi). ABDUKSI adalah gerakan yang menjauhi sumbu badan; gerakan yang mendekati sumbu badan disebut ADDUKSI. ROTASI merupakan gerakan yang terjadi terhadap sumbu longitudinal; ada Rotasi Medial dan Rotasi Lateral. Rotasi ke kanan atau ke kiri terdapat pada columna vertabralis. CIRCUMDUCTION merupakan kombinasi dari gerakan flexi, abduksi, extensi, adduksi dan rotasi, yang menghasilkan suatu bentuk kerucut dengan puncaknya berada pada pusat sendi berangkutan. PRONASI adalah gerakan rotasi antebrachium ke arah medial. SUPINASI adalah gerakan rotasi antebrachium ke arah lateral. Kedua gerakan terakhir ini gerakan yang terjadi pada articulatio radio-ulnaris proximalis (radius berputar terhadap ulna). EVERSION adalah gerakan pronasi pada pedis yang dikombinasi dengan gerakan abduksi. INVERSION adalah kombinasi gerakan adduksi dengan supinasi pada pedis. DOWNWARD ROTATION adalah gerakan rotasi ke caudal dari scapula terhadap axis tegak lurus pada permukaan scapula, dalam hal ini acromion berpindah ke caudal dan medial, angulus inferior bergerak ke medial dan lateral. UPWARD ROTATION adalah rotasi ke cranial dari scapula. Gerakan Flexi dan Extensi ibu jari terjadi pada articulatio carpo-metacarpalis pollicis, yaitu pada bidang yang sama dengan gerakan abduksi-adduksi jari-jari lainnya; jadi gerakan Extensi pollicis adalah gerakan ke arah lateral yang sesuai dengan gerakan abduksi jari-jari lainnya, dan gerakan sebaliknya adalah Flexi. Gerakan Abduksi dan Adduksi pollicis terjadi pada bidang yang sama dengan gerakan Flexi dan Extensi jari-jari lainnya. Abduksi pollicis adalah gerakan yang menjauhi sisi manus, berlangsung pada bidang yang tegak lurus pada vola manus (sama dengan flexi jari-jari lainnya) dan sebaliknya adalah Adduksi (sama dengan extensi jari-jari lainnya). OPPOSISI adalah gerakan ibu jari yang mencapai ujung jari-jari lainnya, yaitu kombinasi gerakan Abduksi pollicis dan Hyperflexi pollicis.

6 ARTHROLOGI KHUSUS ARTICULUC CINGULU MEMBRI SUPERIORIS 1. ARTICULATIO STERNOCLAVICULARIS Dibentuk oleh ujung pars sternalis calviculare, manubrium sterni dan ujung pars cartilaginis costa I. Cavum articulare dibagi menjadi dua bagian oleh suatu discus articularis, yang di satu pihak melekat pada ujung clavicula di bagian cranialis dan di pihak lain melekat pada ujung costa I. Capsula articularis diperkuat oleh ligamentum sternoclavicularis anterius dan ligamentum sternoclavicularis posterius. Ligamentum lainnya yang juga memperkuat capsula articularis adalah ligamentum interclaviculare, yang melekat pada kedua ujung clavicula, dan ligamentum costoclaviculare (=rhomboid ligament) yang mengikat osta I pada clavicula, dan berada di sebelah lateral capsula articularis. Ligamentum costoclavicularis sangat kuat, merupakan faktor stabilisasi yang kuat bagi articulus bersangkutan. Pada posisi protraksi dan hyperabduksi ligamentum ini menjadi tegang. Di bagian ventral dari articulatio ini terdapat tendo caput sternalis m.sternocleidomastoideus; di bagian dorsal terdapat tendo m.sternohyoideus dan m.sternothyreoideus. Titik tumpu dari gerakan pada articulus ini berada pada ligamentum costoclaviculare, yang menyebabkan gerakan dari kedua ujung clavicula saling berlawanan. Apabila pars acromialis claviculae diangkat ke atas maka pars sternalis claviculare akan bergerak turun, demikian sebaliknya pula. a. ROTASI dari clavicula adalah gerakan yang pasif b. ELEVASI dan DEPRESI pars acromialis claviculae c. Gerakan ke ventral dan dorsal terjadi pada bidang horizontalis terhadap sumbu vertikal, dan dilakukan oleh ujung clavicula bersama dengan discus articularis terhadap manubrium sterni.

7 2. ARTICULATIO ACROMIOCLAVICULARIS Dibentuk oleh facies articularis acromialis claviculae dengan vacies articularis acromii. Capsula articularis tipis dan kurang berperan dalam memfiksasi clavicula pada scapula. Pada articulus ini terdapat discus articularis. Yang berperan dalam stabilisasi articulus ini adalah ligamentum coracoclaviculare, yang memfiksir clavidula pada prosessus coracoideus, jadi merupakan suatu syndesmosis. Ligamentum ini terdiri atas dua bagian, yaitu (1) ligamentum trapexoideum dan (2) ligamentum conoideum. Ligamentum conoideum berbentuk konus terbalik dengan apexnya melekat pada processus coracoideus dan basisnya melekat pada tuberculum conoideum claviculae. Ligamentum trapezoideum berada di sebelah antero-lateral ligamentum conoideum, dan letaknya hampir horizontal. Gerakan pada articulus ini adalah pasif, oleh karena tidak ada otot yang melekat pada kedua ujung tulang bersangkutan yang bekerja langsung pada persendian ini. Gerakan pada clavicula merupakan akibat daripada gerakan scapula. Gerakan scapula terhadap dinding thorax dapat dibagi menjadi 3 jenis, sebagai berikut : a. PROTRAKSI dan RETRAKSI b. ROTASI c. ELEVASI dan DEPRESI Dapat juga terjadi gerakan kombinasi. Dan semua gerakan-gerakan tersebut diteruskan melalui/oleh ligamentum kepada clavicula. 3. ARTICULATIO HUMERI Tipe articulus ini adalah Ball and Socket, mempunyai gerakan yang sangat luas. Dibentuk oleh caput humeri dengan cavitas glenoidalis, dilengkapi dengan labrum glenoidale (suatu fibrocartilago yang berbentuk cincin). Capsula articularis melekat pada tepi labrum glenoidale, dan di pihak humerus pada tepi caput humeri, kecuali di bagian inferior perlekatannya berada 2 3 cm di caudalis dari tepi permukaan persendian. Capsula articularis ini longgar sehingga memungkinkan gerakan menjadi luas (tampak jelas pada posisi adduksi humerus). Bagian anterior dari capsula articularis menebal dan membentuk Ligamentum glenohumeral.

8 Caput longum m.biceps brachii berjalan di dalam sulcus intertubercularis, dan menembusi capsula articularis. Ligamentum corachohumerale, suatu ligamentum extra capsularis, berjalan ke arah lateral dari processus coracoideus dan bercampur dengan bagian cranialis capsula articularis beserta dengan tendo m.suprapinatus, mengadakan perlekatan pada tuberculum majus et minus. Ligamentum ini menghalangi gerakan rotasi lateral dan adduksi. Otot-otot yang berada di sekitar articulatio humeri terdiri dari otot-otot yang bertendo panjang, berperan untuk gerakan, dan yang bertendo pendek dengan fungsi utamanya mempertahankan caput articulare agar tetap berada di dalam cavitas articularisnya. Keadaan ini dibantu oleh arcus coraco-acromialis yang menghalangi dislokasi humerus ke arah cranialis. Arcus coraco-acromialis dibentuk oleh prosessus coracoideus, ligamentum coraco-acromiale dan acromion. Ligamentum coraco-acromiale berbentuk segitiga dengan apexnya melekat pada ujung acromion di sebelah anterior articulatio acromioclavicularis dan basisnya melekat pada tepi lateral processus coracoideus. Di antara acromion dan tendo m.supraspinatus terdapat bursa subacromialis, yang meluas ke caudal dan berada di antara m.deltoideus dan tuberculum majus humeri. Bursa ini bersamasama dengan arcus coraco-acromialis menghalangi dislokasi humerus ke arah cranialis. Ada empat buah otot yang tendo-tendonya memperkuat capsula articularis, membentuk Rotator Cuff, terdiri dari (1) m.supraspinatus di sebelah cranial, (2) m.infraspinatus, (3) m.teres minor, kedua otot terakhir ini berada di bagian dorsal, dan (4) m.subscapularis berada di sebelah ventral. Di bagian caudal capsula articularis tidak diperkuat sama sekali. Pada posisi abduksi humerus maka tendo-tendo dari m.triceps brachii caput longum dan m.teres major menempel pada capsula articularis di bagian caudal, sehingga memberi stabilitas pada posisi ini. Banyak kali gerakan pada articulus ini diikuti oleh gerakan scapula pada dinding thorax serta gerakan clavicula. Ada tiga gerakan dasar, yaitu: (1) Flexi dan Extensi, (2) Abduksi dan Adduksi dan (3) Rotasi. Gerakan circumductio adalah kombinasi dari gerakan-gerakan tersebut tadi.

9 4. ARTICULATIO CUBITI Articulus ini termasuk tipe Ginglymus, yang hanya memberi kemungkinan gerakan Flexi dan Extensi. Articulus ini dibentuk oleh tiga buah tulang, yaitu (a) ujung distal humerus, (b) ujung proximal radius dan (c) ujung proximal ulna. Secara structural terbentuk tiga buah articulus, masing-masing (1) articulatio humeroradialis, (2) articulatio humeroulnaris dan (3) articulatio radioulnaris proximalis. Ketigatiganya berada dalam satu capsula articularis. Articulatio humeroradialis dibentuk oleh capitulum humeri dengan fovea capituli radii. Articulatio humeroulnaris dibentuk oleh trochlea humeri dengan incisura semilunaris ulnea. Articulatio radioulnaris proximalis dibentuk oleh capitulum radii (circumferentia articularis) dengan incisura radialis ulnea. Capsula articularis dari persendian ini bentuknya tipis di bagian anterior dan di bagian posterior, ditutupi oleh m.brachialis dan m.triceps brachii, mengadakan perlekatan di bagian anterior pada humerus di sebelah cranialis dai fossa radialis dan fossa coronoidea, dan di bagian caudal melekat pada ligamentum anulare radii dan pada processus coronoideus. Di bagian dorsal capsula articuralis melekat pada tepi cranialis olecranon. Di bagian medial dan lateral capsula articularis diperkuat oleh ligamentum collateral ulnare (mediale) dan ligamentum collaterale radiale (laterale). Gerakan yang mungkin hanyalah Flexi dan Extensi. 5. ARTICULATIO RADIO-ULNARIS Antara radius dan ulna terbentuk tiga buah articulus, yaitu (a) articulatio radio-ulnaris proximalis, (b) articulatio radio-ulnaris distalis dan (c) syndesmosis, di bagian tengah (membrana interossea antebrachii). Articulatio radio-ulnaris proximalis dibentuk oleh capitulum radii dengan incisura radialis ulnae. Capitulum radii berada di dalam ligamentum anularea radii (dilingkari) sehingga capitulum radii dapat berputar dengan bebas. Incisura radialis ulnae merupakan ¼ bagian dari sebuah lingkaran dan ligamentum tersebut membentuk ¾ bagian selanjutnya.

10 Ligamentum ulnarea radii berbentuk corong yang membesar di bagian proximal dan mengecil di bagian distal, sehingga dengan demikian capitulum radii tidak dapat terlepas daripadanya. Articulatio radio-ulnaris distalis (inferior) dibentuk oleh capitulum ulnea dengan circumferentia articularisnya di satu pihak dengan incisura ulnaris radii di pihak lain. Mempunyai capsula articularis yang tipis. Pada articulus ini terdapat sebuah discus articularis yang berbentuk segitiga, memisahkan ujung ulna daripada ossa carpalia. Apex dari discus articularis melekat pada sisi lateral processus styloideus ulnae, dan basisnya melekat pada margo distalis incisura ulnaris radii. Fungsi discus articularis adalah menghindari pemisahan ujung radius daripada ujung ulna. Dibagian ventral dan dorsal discus articularis mengadakan perlekatan pada capsula articularis dari Wrist Joint. Pronasi dan Supinasi 6. ARTICULATIO RADIOCARPALIS (= WRIST JOINT) Articulus ini bertipe Ellipsoidea, dibentuk oleh os naviculare manus, os lunatum dan os triquetrum yang membentuk permukaan konveks dan di pihak lain adalah ujung distal radius bersama-sama dengan discus articularis yang membentuk permukaan konkaf. Capsula articularis melekat pada ujung distal radius dan ulna, dan di pihak lain melekat pada permukaan anterior dan posterior ossa carpalia deretan proximal. Ligamentum collaterale carpi ulnare meluas dari ujung processus styloideus ulnae sampai pada os pisiforme dam os triquetrum. Ligamentum collaterale carpi radiale melekat pada processus styloideus radii dan pada os naviculare manus. Gerakan Flexi dan Extensi terjadi pada transversalis. Gerakan Abduksi (=deviasi radialis) dan Adduksi (=deviasi ulnaris) terjadi terhadap axis antero-posterior. 7. ARTICULATIO INTERCARPALIS Ossa carpalia deretan proximalis membentuk articulus dengan ossa carpalia deretan distalis membentuk ARTICULATIO MEDIOCARPALIS. Pada articulus ini permukaan persendian yang konveks dibentuk oleh os hamatum dan os capitatum, permukaan yang cekung

11 dibentuk oleh os scaphoideum, os lunatum dan os triquetrum, sementara itu permukaan yang konveks dari bagian distal os scaphoideum membentuk persendian dengan permukaan yang konkaf yang dibentuk oleh os trapexium dan os trapezoideum. Gerakan pada articulatio intercarpalis selalu dikombinasikan dengan gerakan pada Wrist Joint. Gerakan yng dimaksud terjadi antara ossa carpalia deretan distalis dengan ossa carpalia deretan proximalis, yang terjadi pada articulatio mediocarpalis. 8. ARTICULATIO CARPOMETACARPALIS Ada lima buah articulatio carpometacarpalis. Yang pertama dibentuk oleh basis ossis metacarpalis dengan os multangulum majus. Basis metacarpalis II membentuk persendian dengan os multangulum majus, os multangulum minus dan os capitatum. Basis metacarpalis III membentuk articulus dengan os capitatum. Basis metacarpalis IV membentuk articulus dengan os capitatum dan os hamatum. Selanjutnya terbentuk persendian antara basis metacarpalis II,III dan IV satu sama lainnya. Articulatio carpometacarpalis I mempunyai bentuk (tipe) Saddle (=pelana), yang dapat melakukan gerakan flexi-extensi, abduksi-adduksi dan gerakan opposisi-reposisi. Capsula articularis dari articulus ini terpisah daripada articulatio carpometacarplis lainnya. Yang dimaksud dengan gerakan Opposisi adalah gabungan gerakan flexi, rotasi medial dan adduksi sehingga ujung jari I dapat berpindah-pindah (bertemu) dengan ujung-ujung jari lainnya. Articulatio carpometacarpalis II dan III pada dasarnya kurang bergerak, sedangkan articulatio carpometacarpalis V mempunyai kemampuan gerakan flexi yang lebih baik sehingga dapat mempertahankan benda-benda dalam genggaman dengan sempurna. 9. ARTICULATIO METACARPOPHALANGEALIS Dibentuk oleh basis phalanx I (proximalis) yang mempunyai permukaan konkaf dengan capitulum metacarpalis yang berbentuk bola.

12 10. ARTICULATIO INTERPHALANGEALIS Dibentuk antara caput phalangis pada satu phalanx (proximalis) dengan basis phalangis dari phalanx berikutnya (distalis). Pergerakan pada articulatio metacarpophalangealis dan articulatio interphalangealis pada keempat jari yang mesial adalah gerakan flexi dan extensi. ARTICULATIO MEMBRI INFERIORIS 1. ARTICULATIO COXAE Dibentuk oleh caput femoris dengan acetabulum. Articulus ini termasuk tipe Ball and Socket. Facies articularis caput femoris berbentuk 2/3 bagian dari suatu bulatan, dan facies articularis dari acetabulum berbentuk tapak kuda (horseshoeshaped). Capsula articularisnya kuat sekali, mengadakan perlekatan pada tepi acetabulum di bagian proximal dan di bagian distal melekat pada linea intertrochanterica dan sepanjang collum femoris, di sebelah proximal dari crista intertrochanterica. Pada fovea capitis femoris terdapat Ligamentum teres femoris, yang ke arah distal melekat pada ligamentum acetabuli dan di dalamnya berjalan serabut saraf dan pembuluh darah yang menuju ke caput femoris. Anteflexi dan Retroflexi, Abduksi dan Adduksi, Rotasi, dan Circumdiktio. Articulatio coxae sangat stabil, yang disebabkan oleh karena fossa acetabuli membentuk lekukan yang dalam dan membungkus caput femoris dengan baik; selain itu stabilitas diberikan juga oleh ligamentum yang kuat, yang berada di bagian anterior coxae. 2. ARTICULATIO GENUS Dibentuk oleh ujung distal condylus femoris dengan ujung proximal condylus tibiae dan dengan facies dorsalis patella. Tipe : Condiloidea. Permukaan persendian dari condylus femoris yang berhadapan dengan tibia berbentuk konveks; bentuk facies articulus pada ujung condylus tibiae datar dan dilengkapi dengan suatu fibrocartilago, yang dinamakan meniscus, yaitu meniscus lateralis dan meniscus medialis. Stabilitas articulus ini tergantung pada ligamentum yang terdapat di situ.

13 Ligamentum : - Lig. Collaterale laterale/fibulae - Lig. Popliteum Arcuatum - Lig. Collaterale mediale/tibiae - Lig. Popliteum Obliquum - Lig. Patella - Lig. Cruciatum anterior + posterior Meniscus medialis dan meniscus lateralis adalah dua buah fibrocartilago yang berbentuk cresentic (sebagian dari lingkaran), mengadakan perlekatan pada fecies cranialis ujung proximal tibia. Pada penampang melintang meniscus berbentuk segitiga. Meniscus medialis bentuknya lebih besar daripada meniscus lateralis, dengan bagian yang terbuka meliputi (kaki huruf C ) meniscus lateralis. Gerakan utama adalah Flexi dan Extensi, yang terjadi terhadap axis trasversal. 3. ARTICULATIO TIBIOFIBULARIS Antara tibia dan fibula terbetuk articulus pada ujung proximal, ujung distal dan di sepanjang corpus kedua tulang tersebut. Persendian pada ujung proximal berupa suatu articulatio (diarthrosis) yang memberi kemungkinan gerakan menggelincir. Capsula articularisnya kuat di bagain ventral, melebihi yang di bagain dorsal. Di antara tendo m.popliteus dan capsula articularis terdapat bursa m.popliteus. Persendian ini disebut ARTICULATIO TIBIOFIBULARIS. Antara corpus tibiae dan corpus fibulae terdapat membran interossea, yang melekat pada crista interossea tibiae dan crista interossea fibulae dengan arahnya ke caudal-lateral, membentuk suatu Syndesmosis. Fungsi membrana interossea selain memfiksir tibia pada fibula juga tempat melekat beberapa otot cruris. Ujung distal tibia dan fibula membentuk suatu Syndesmosis, dan dihubungi satu sama lain oleh ligamentum interosseum, yang membentuk membrana interossea. Hubungan ini diperkuat di bagian anterior oleh ligamentum malleoli lateralis anterius, dan di bagian posterior terdapat ligamentum malleoli lateralis posterius yang lebih kuat. Nama lain dari kedua ligamenta tersebut adalah ligamentum tibiofibulare anterius dan ligamentum tibiofibularis posterius. Fungsi ligamenta tersebut tadi adalah menghalangi tertariknya fibula ke arah caudal.

14 4. ARTICULATIO TALOCRURALIS (= ANKLE JOINT) Persendian ini adalah suatu Hinge Joit yang terbentuk oleh os talus di satu pihak dan facies distalis tibia, facies articularis malleoli lateralis et medialis serta ligamentum tibiofibularis transversus di pihak lain, yang membentuk cavitas articularis. Ligamentum tibiofibularis transversus adalah bagian dari ligamentum malleoli lateralis posterius (= ligamentum tibiofibularis posterior inferior) yang berada di bagian caudal dan profunda. Capsula articularis melekat pada tepi facies articularis dari ketiga buah tulang tadi kecuali di bagian anterior dari os talus, yang melekat agak jauh ke anterior pada collum tali. Di bagian dorsal capsula articularis melekat juga pada ligamentum tibiofibularis posterior. Capsula ini tipis di bagian anterior dan posterios, menebal di bagian medial dan lateral membentuk ligamentum mediale (= ligamentum deltoideum) dan ligamentum laterale. Ligamentum deltoideum berbentum segitiga dan tebal, melekat pada ujung malleolus medidalis, terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan superficialis dan lapisan profundus. Lapisan superficialis disebut pars tibiocalcaneus (=ligamentum calcaneotiboale), berjalan ke caudo-dorsal dan melekat pada bagian cranialis dari sisi sustenta culum tali. Lapisan profundus atau pars deltoidea mengadakan perlekatan pada facies medialis talus (di luar facies articularis), ada serabut-serabut di bagian anterior yang mencapai (melekat) os nviculare. Ligamentum laterale terdiri atas tiga bagian, sebagai berikut: 1) Ligamentum calcaneofibulare yang berjalan ke arah caudo-dorsal, mulai dari ujung malleolus lateralis sampai pada sisi calcaneus; 2) Ligamentum talofibulare posterius yang melekat pada sisi medial malleolus lateralis, berjalan ke arah medio-dorsal, dan di pihak lain melekat pada processus lateralis tali; 3) Ligamentum talofibulare anterius yang melekat pada tepi anterior malleolus lateralis dan di lain lihak melekat pada collum tali. Pada persendian ini terdapat axis transversalis yang melewati corpus tali, tetapi arahnya miring (oblique), yaitu arah caudo-lateral. Mengangkat dorsum pedis disebut Dorsiflexion (=Extension), menurunkan planta pedis disebut Plantar flexion (=Flexi).

15 5. ARTICULATIO TALOCALCANEA Persendian ini terdiri atas : (a) ARTICULATIO TALONAVICULARIS, yang dibentuk oleh facis articularis navicularis tali dengan facies proximalis ossis navicularis dan (b) ARTICULATIO TALOCALCANEA ANTERIOR ET MEDIA ET POSTERIOR, yang dibentuk oleh facies articularis calcanea anterior et media et posterior dengan facies articularis anterior et media et posterior calcanei. Articulatio TALANAVICULARIS bersama dengan articulatio TALOCALCANEA ANTERIOR ET MEDIA berada dalam satu cavum articulare, dan membentuk Articulatio TALOCALCANEONAVICULARE. 6. MIDTARSAL JOINT Articulus ini terdiri dari dua bagian, yang pertama dibentuk oleh os cubeideum dengan os calcaneus, yang kedua dibentuk oleh os talus dengan os naviculare. Articulatio CALCANEOCUBOIDEA terletak transversal menyilang pedis dan berada pada satu garis dengan Articulatio TALONAVICULARIS. Kedua articulus ini membantu gerakan inversi, eversi, plantar flexi dan dorsoflexi. Pada persendian ini terdapat 4 buah ligamenta, yaitu (a) ligamentum calcaneo naviculare plantare, (b) ligamentum bifurcatum, (c) ligamentum plantare longum dan (d) ligamentum calcaneocuboideum plantare. 7. PERSENDIAN INTERTARSALIS LAINNYA, ARTICULATIO TARSOMETATARSALES dan ARTICULATIO INTERTARSALIS Persendian antara os naviculare dengan ketiga buah os cuneiforme, persendian antara sesama os cuneiforme, persendian antara os cuniforme intermedia dan os cuneiforme laterate dengan basis ossis metatarsalis II dan III, persendian antara sesama basis ossis metatarsalis II IV dan persendian antara os cuneiforme laterate dengan os cuboideum, masing-masing persendian tersebut mempunyai cavum articulare tersendiri. Terdapat sebuah cavum articularis bagi persendian antara os cuboideum dengan basis ossis metatarsalis IV V dan bagi persendian antara basis metatarsalis IV V. Juga terdapat sebuah cavum articularis lainnya bagi persendian antara os cuneiforme mediale dengan basis metatarsalis I.

16 Semua persendian tersebut tadi mempunyai ligamentum plantaris dan ligamentum dorsalis serta ligamentum interosseus. Gerakan yang ada hanya gerakan menggelincir yang sangat terbatas. 8. ARTICULATIO METATARSOPHALANGEALIS dan ARTICULATIO INTERPHALANGEALIS Articulatio METATARSOPHALANGEALIS berbentuk ellipsoidea dan berkaitan dengan gerakan plantar flexi dan dorsiflexi. Articulatio INTERPHALANGEALIS mempunyai bentuk condyloidea. Gerakan dorsiflexi pada Articulatio METATARSOPHALANGEALIS adalah lebih luas daripada gerakan plantar flexi. Hal yang sebaliknya terjadi pada Articulatio INTERPHALANGEALIS. PERESENDIAN PADA TRUNCUS Columna Vertebralis berhubungan bentuk persendian o Di Cranial : dengan Os Occipitale o Di Lateral : V.T.I-XII dgn Costa I XII Sacrum dgn Os Coxae o Di antara Vertebra : Antara Corpus Antara proc. Articularis Antara proc. Transversus Antara proc. Spinosus Antara Lamina arcus vertebralis Persendian pada Truncus, terdiri o Pada Sternum + Ujung Sternal Costa I-X, masing-masing antara : Manubrium Sterni Corpus Sterni Synchondrosis/Synostosis Corpus Sterni Proc.Xiphoideus Synchondrosis/Synostosis Cartilago costalis V X Synchondrosis Manubrium + Corpus Costa Synchondrosis o Pada ujung vertebrae + COSTA I-XII, masing-masing antara : Costa I-XII corpus V.T.I-XII Diarthrosis (art. plana) Costa I-XII Proc.Trans.V.T.I-X Diarthrosis (art.plana) Gerakan pada kedua persendian di atas secara bersama-sama Gerakan ROTASI CRANIOVENTRAL, shg Costa-Costa bergerak secara bersama

17 Persendian pada Truncus (lanjutan) o Antara Os Occipitale V.C.I - Art. Atlantooccipitalis - Diarthrosis (art. Condyloidea) - Gerakan: ante, retro, lateroflexi o Antara V.C. I II - Art. Atlantoepistrophica - Diarthosis (art. Plana) - Gerakan : Rotasi o Synchondrosis - Antara Corpus Vertebra C.II-III s/d L.I-S.I - Dibentuk discus Intervertebralis (st. fibrocartilago) - Discus Intervertebralis terbesar L.I S.I = PROMONTORIUM Persendian pada Truncus (lanjutan) o Syndesmosis Elastica antara arcus Vertebra (lig flavum) o Syndesmosis Fibrosa - Lig. Longitudinale ant + post antara corpus vert. - Lig. Interspinosum, intertransversarium, supraspinosum o Diarthrosis zygapophyseal joint antara proc. articularis Vertebrae Gerakan SUMASI seluruh Columna Vertebralis o Anteflexi o Retroflexi o Lateroflexi o Rotasi pusat pada Promontorium

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai 3 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai 3 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai Skelet tungkai MEP memiliki ukuran tulang yang kecil namun kompak dengan permukaan yang halus dan tidak banyak dijumpai rigi ataupun penjuluran.

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis

Lebih terperinci

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal

Lebih terperinci

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti, PA BAGIAN ANATOMI Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dibentuk oleh : - sacrum - coccygis - kedua os.coxae Fungsi : Panggul (pelvis)

Lebih terperinci

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR BLOK BASIC BIOMEDICAL SCIENCES OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 Dimulai dari regio Glutea (posterior) dan dari regio Inguinal (anterior)

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MUSCLE OF UPPER EXTREMITY DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OTOT-OTOT EKSTREMITAS SUPERIOR 1. Kelompok otot pada gelang bahu 2. Kelompok otot regio brachii (lengan atas)

Lebih terperinci

OSTEOLOGI UMUM DAN KHUSUS

OSTEOLOGI UMUM DAN KHUSUS Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2014 bertempat di Laboratorium Anatomi, Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tolak Peluru Tolak peluru termasuk nomor lempar dalam olahraga atletik yang memiliki kriteria tersendiri dari alat hingga lapangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari ANATOMI PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM by : Hasty Widyastari Posisi Posisi Anatomi : Berdiri tegak, kedua lengan disamping lateral tubuh, kedua telapak tangan membuka kedepan Posisi Fundamental : Berdiri

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI

PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI TATA TERTIB 1. Berpakaian rapi dan sopan, dan menggunakan jas lab. 2. Dilarang makan, minum dan merokok di dalam ruangan praktikum 3. Bersikap sopan dan menjaga ketenangan serta

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. Kode Mata Kuliah : IOF 219. Materi : Sendi

BAHAN AJAR. Kode Mata Kuliah : IOF 219. Materi : Sendi BAHAN AJAR Mata Kuliah : Kinesiologi Kode Mata Kuliah : IOF 219 Materi : Sendi A. Pengertian Sendi, Persambungan, atau artikulatio adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pertemuan antara dua atau

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kulit di daerah bahu beruk ditutupi oleh rambut yang relatif panjang dan berwarna abu-abu kekuningan dengan bagian medial berwarna gelap. Morfologi tubuh beruk daerah bahu

Lebih terperinci

SENDI ATAU PERSAMBUNGAN PADA KERANGKA. Hedi Ardiyanto Hermawan

SENDI ATAU PERSAMBUNGAN PADA KERANGKA. Hedi Ardiyanto Hermawan SENDI ATAU PERSAMBUNGAN PADA KERANGKA Hedi Ardiyanto Hermawan Pengertian Sendi, Persambungan, atau artikulatio adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANATOMI SENDI PERGELANGAN KAKI A.1. Persendian pada Pergelangan Kaki Pergelangan kaki terbentuk dari 3 persendian yaitu articulatio talocruralis, articulatio subtalaris dan articulatio

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI TULANG dan PERSENDIAN. by : Hasty Widyastari

ANATOMI FISIOLOGI TULANG dan PERSENDIAN. by : Hasty Widyastari ANATOMI FISIOLOGI TULANG dan PERSENDIAN by : Hasty Widyastari OSTEOLOGI Penyusun tulang : Organik : K, Na, C, kolagen, elastis, sel tulang, Anorganik : Ca, P (PO4) Fungsi tulang: 1. Proteksi : organ vital

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Monyet Ekor Panjang

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Monyet Ekor Panjang TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Monyet Ekor Panjang MEP merupakan spesies monyet dengan nama latin Macaca fascicularis yang termasuk ke dalam sub famili Cercopithecinae dari famili Cercopithecidae. Seperti

Lebih terperinci

PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA

PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA MUSCULUS /OTOT Otot terdiri atas jaringan otot. Sifat istimewa otot adalah dapat berkerut/kontraksi sehingga mengakibatkan gerakan organ di sekitarnya. Jaringan

Lebih terperinci

OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE)

OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE) OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE) Oleh: drh. Herlina Pratiwi, M.Si Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae

Lebih terperinci

OSTEOLOGI

OSTEOLOGI ANATOMI EXTREMITAS SUPERIOR TIM (Dra. Endang Rini Sukamti, M.S.) FIK Universitas Negeri Yogyakarta OSTEOLOGI TULANG-TULANG TULANGEXTREMITAS SUPERIOR TERDIRI DARI: 1. Os clavicula 2. Os scapula 3. Os humerus

Lebih terperinci

SISTEM. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. DKKD FIK-UI 2006

SISTEM. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. DKKD FIK-UI 2006 SISTEM MUSKULOSKELETAL TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. DKKD FIK-UI 2006 SISTEM RANGKA 1.Support Frame work 2. Protection 3. Body movement 4. Hemopoiesis 5. Mineral storage : 95% Ca ++ SISTEM MUSKULOSKELETAL

Lebih terperinci

OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU

OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU OSTEOLOGI DINDING THORAX 1 THORAX Bgn tubuh yg terdapat diantara leher dan abdomen Rangka dinding thorax ( compages thoracis ), dibentuk oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh otot tubuh dan memberikan hasil keseluruhan yang paling baik. 11,12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh otot tubuh dan memberikan hasil keseluruhan yang paling baik. 11,12 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Renang Renang merupakan jenis olahraga yang dilakukan di air dan dapat dilakukan baik putra maupun putri. 10 Dibandingkan dengan olahraga-olahraga lainnya, renang merupakan

Lebih terperinci

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar PEMBAHASAN Lokomosi pada MEP ditandai dengan perpindahan dari satu posisi ke posisi lainnya. Saat melakukan perpindahan, MEP mampu melakukan perpindahan baik secara quadrupedalism maupun bipedalism (Napier

Lebih terperinci

Judul : Myologi ext superior dan inferior (dr Hj.Ny.Harfiah

Judul : Myologi ext superior dan inferior (dr Hj.Ny.Harfiah Judul : Myologi ext superior dan inferior (dr Hj.Ny.Harfiah Djayalangkara) Biomedik 1 I. OTOT-OTOT EXTREMITAS III.1 Otot-otot yang berada pada Extremitas superior. Terdiri atas otot-otot yang membentuk

Lebih terperinci

CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017

CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017 CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017 SKELETON AXIALIS Ossa Craniofascialis Ossa Cranii Ossa Fasciei V. Cervicalis V. Thoracalis Columna

Lebih terperinci

sendi pergelangan tangan dibentuk oleh:

sendi pergelangan tangan dibentuk oleh: sendi pergelangan tangan dibentuk oleh: sendi radiocarpal, sendi intercarpal dan sendi radioulnar distal. Persendian antara lengan bawah dan tangan terutama melalui sendi radiocarpal dan sendi radioulnar

Lebih terperinci

OSTEOLOGI

OSTEOLOGI ANATOMI EXTREMITAS INFERIOR TIM ANATOMI FIK Universitas Negeri Yogyakarta OSTEOLOGI 1 3 4a 4b 4c 5 7 6 7 8 9 10 11 1 15 13 14 OS COXAE 1. Linea glutea posterior. Ala ossis ilii 3. Linea glutea anterior

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG

PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN USU TULANG Terdiri dari sel-sel tulang : Osteosit Substansi Dasar Serabut Kolagen (membentuk substansi interselluler/osteoid) Substansi

Lebih terperinci

OSTEOLOGI

OSTEOLOGI ANATOMI EXTREMITAS INFERIOR TIM (Dra. Endang Rini Sukamti, M.S.) FIK Universitas Negeri Yogyakarta OSTEOLOGI a b c 5 7 OS COXAE 6 7 8 9 0 5. Linea glutea posterior. Ala ossis ilii. Linea glutea anterior.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANATOMI PERGELANGAN KAKI 1. Persendian pada Pergelangan Kaki Pergelangan kaki terdiri dari tiga persendian yaitu articulatio subtalaris, articulatio talocruralis, dan articulatio

Lebih terperinci

BAB I ISTILAH ILMU GERAK

BAB I ISTILAH ILMU GERAK BAB I ISTILAH ILMU GERAK Sikap Anatomi Untuk mendiskripsikan badan manusia selalu dipandang dalam sikap antomi, yaitu memandang lurus kedepan dalam bidang datar yang melalui pinggir bawah lekuk mata dan

Lebih terperinci

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ADAPTASI LOKOMOSI BERLARI Melibatkan gerakan cyclic dan berulang anggota gerak (stride=satu siklus anggota gerak pada gait tertentu) Gait = satu kali

Lebih terperinci

ANATOMI EXTREMITAS SUPERIOR. FIK Universitas Negeri Yogyakarta

ANATOMI EXTREMITAS SUPERIOR. FIK Universitas Negeri Yogyakarta ANATOMI EXTREMITAS SUPERIOR dr. Prijo Sudibjo, MKes, Sp.S. FIK Universitas Negeri Yogyakarta OSTEOLOGI SISTEM ALAT GERAK ANGGOTA BADAN ATAS Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan: 1. Otot harus kontraksi

Lebih terperinci

DINDING THORAX GLANDULA MAMMAE DAN MEDIASTINUM

DINDING THORAX GLANDULA MAMMAE DAN MEDIASTINUM Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem

Lebih terperinci

Anatomy of Vertebrae

Anatomy of Vertebrae Anatomy of Vertebrae Introduction 33 vertebrae : 7 Vertebra cervicales 12 vertebra thoracicae 5 vertebra lumbales 5 vertebra sacrales 4 vertebra coccygeae Vertebral Body Corpus vertebralis anterior segment

Lebih terperinci

ANATOMI SKELET TUNGKAI MONYET EKOR PANJANG

ANATOMI SKELET TUNGKAI MONYET EKOR PANJANG ANATOMI SKELET TUNGKAI MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) Miko Saputra FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK MIKO SAPUTRA. Anatomi Skelet Tungkai Monyet Ekor Panjang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Struktur Anatomi Tangan

PEMBAHASAN. Struktur Anatomi Tangan PEMBAHASAN Struktur Anatomi Tangan Struktur anatomi tangan disusun dari tulang tangan, otot tangan, sendi tangan, dan saraf tangan. Keempat panyusun anatomi tangan tersebut bersama-sama menciptakan gerakan

Lebih terperinci

OSTEOLOGI VERTEBRAE I

OSTEOLOGI VERTEBRAE I OSTEOLOGI VERTEBRAE I Oleh: drh. Herlina Pratiwi, M.Si Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae sacralis Vertebrae coccygealis costae sternum Columna

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Stroke Tungkai Stroke tungkai atau gerakan tungkai merupakan gerakan tungkai ke atas dan bawah secara bergantian dan terus menerus. Gerakan tungkai gaya

Lebih terperinci

KULIAH ANATOMI MANUSIA. FIK Universitas Negeri Yogyakarta

KULIAH ANATOMI MANUSIA. FIK Universitas Negeri Yogyakarta KULIAH ANATOMI MANUSIA dr. PriJo SudibJo, MKes, Sp.S. FIK Universitas Negeri Yogyakarta ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI BIDANG-BIDANG DAN AXIS (SUMBU)

Lebih terperinci

Teknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus

Teknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus Teknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus INDIKASI PEMERIKSAAN RADIOGRAFI Trauma / cidera Fraktur, fisura, dislokasi, luksasi, ruptur Pathologis Artheritis, Osteoma, dll. Benda asing (corpus

Lebih terperinci

PEMBULUH NADI ANGGOTA BELAKANG

PEMBULUH NADI ANGGOTA BELAKANG PEMBULUH NADI ANGGOTA BELAKANG A. femoralis A.femoralis merupakan nadi di bagian proximal dari pembuluh nadi pada anggota belakang. Nadi merupakan lanjutan extra-abdominal dari a,iliaca externa, mulai

Lebih terperinci

Anatomi Vertebra. Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis. 2

Anatomi Vertebra. Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis. 2 Anatomi Vertebra Tulang belakang (vertebra) dibagi dalam dua bagian. Di bagian ventral terdiri atas korpus vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh discus intervebra dan ditahan satu sama lain oleh ligamen

Lebih terperinci

MYOLOGI UMUM. Istilah Myologi berasal dari kata latin Mus yang berarti seekor tikus kecil, yang mempunyai caput, venter dan cauda.

MYOLOGI UMUM. Istilah Myologi berasal dari kata latin Mus yang berarti seekor tikus kecil, yang mempunyai caput, venter dan cauda. Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Pergelangan Kaki 1. Persendian pada Pergelangan Kaki Pergelangan kaki/ sendi loncat adalah bagian kaki yang terbentuk dari tiga persendian yaitu articulatio talocruralis,

Lebih terperinci

ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI

ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI KULIAH ANATOMI UMUM TIM ANATOMI FIK Universitas Negeri Yogyakarta ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI BIDANG-BIDANG DAN AXIS (SUMBU) ANATOMIS: GARIS-GARIS

Lebih terperinci

12/29/2010. Pengantar Anatomi. (a) Departemen Anatomi FK USU, 2010

12/29/2010. Pengantar Anatomi. (a) Departemen Anatomi FK USU, 2010 Pengantar Anatomi (a) Departemen Anatomi FK USU, 2010 Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh. Anatomi manusia menunjukkan berbagai struktur yang membentuk organisme manusia. Di laboratorium,

Lebih terperinci

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot OTOT DAN SKELET Tujuan. Mengidentifikasi struktur otot. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi. Mengetahui macam-macam otot berdasarkan lokasi 4. Mengetahui macam-macam kerja otot yang menggerakan

Lebih terperinci

VASKULARISASI EXTREMITAS

VASKULARISASI EXTREMITAS VASKULARISASI 1 VASKULARISASI EXTREMITAS E X T R E M I T A S S U P E R I O R ( anggota gerak atas) -------------------------------------------------- Yang termasuk extremitas superior adalah vaskularisasi

Lebih terperinci

OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS)

OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS) OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS) Oleh: drh. Herlina Pratiwi Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae sacralis Vertebrae

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI MANUSIA FIK UNY BAB I PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI MANUSIA FIK UNY BAB I PENDAHULUAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI MANUSIA FIK UNY BAB I PENDAHULUAN A. Definisi Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia, berasal dari bahasa Yunani ana yang berarti habis atau

Lebih terperinci

Korelasi Antara Panjang Tulang Radius dengan Tinggi Badan pada Pria Dewasa. Correlation Between Long Bone Radius With In Male Adult Height

Korelasi Antara Panjang Tulang Radius dengan Tinggi Badan pada Pria Dewasa. Correlation Between Long Bone Radius With In Male Adult Height [ TINJAUAN PUSTAKA ] Korelasi Antara Panjang Tulang Radius dengan Tinggi Badan pada Pria Dewasa Indhraswari Dyah Wilujeng Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Kasus kecelakaan yang terjadi

Lebih terperinci

Praktikum 1. Pengantar dan Anatomi Permukaan

Praktikum 1. Pengantar dan Anatomi Permukaan Praktikum 1. Pengantar dan Anatomi Permukaan Pengantar 1. Istilah-istilah anatomis a. Deskripsikan apa yang disebut sebagai posisi anatomis b. Kenalilah istilah-istilah ini sebelum memulai praktikum Superior

Lebih terperinci

ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI

ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI KULIAH ANATOMI UMUM Tim Anatomi (Jaka Sunardi, dkk) jaka_sunardi@uny.ac.id FIK Universitas Negeri Yogyakarta ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI BIDANG--BIDANG

Lebih terperinci

bemffums.blogspot.com

bemffums.blogspot.com bemffums.blogspot.com KATA ANATOMI BERASAL DARI KATA ANATOME (YUNANI), YANG DIBENTUK DARI DIA KATA ANA = UP (MENGURAI) TOME = A CUTTING (MEMOTONG) KATA ANATOME mirip/setara DENGAN KATA DISSECTION DIS

Lebih terperinci

ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI

ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI KULIAH ANATOMI UMUM TIM (Dra. Endang Rini Sukamti, M.S.) FIK Universitas Negeri Yogyakarta ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI BIDANG--BIDANG DAN AXIS (SUMBU)

Lebih terperinci

SHOULDER INJURY. Disusun oleh : : Arius Suwondo : 07/250602/KU/12185

SHOULDER INJURY. Disusun oleh : : Arius Suwondo : 07/250602/KU/12185 SHOULDER INJURY NAMA NIM Disusun oleh : : Arius Suwondo : 07/250602/KU/12185 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2009 1 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plantar Arch Index 2.1.1 Definisi Pedis adalah regio yang paling banyak terpengaruh variasi anatomi, salah satu karakteristik yang terpenting adalah variabilitas ketinggian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olahraga, Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri. 4.2 Tempat dan

Lebih terperinci

DESKRIPSI FOTO X-Ray. Foto Schedel AP/Lateral. o Besar dan bentuk calvaria normal/tidak

DESKRIPSI FOTO X-Ray. Foto Schedel AP/Lateral. o Besar dan bentuk calvaria normal/tidak DESKRIPSI FOTO X-Ray Foto Schedel AP/Lateral o Besar dan bentuk calvaria normal/tidak o Tabula eksterna, diploe dan tabula interna ada fraktur?, kalsifikasi? o Vaskular marking (garis pembuluh darah) ada/tidak,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Osteologi, Miologi, dan Arthrologi Leher Leher merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak di antara thorax dan caput. Leher termasuk ke dalam columna vertebrales. Batas

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT. by : Hasty Widyastari

ANATOMI OTOT. by : Hasty Widyastari ANATOMI OTOT by : Hasty Widyastari Fungsi dan Karakteristik Otot FUNGSI OTOT 1. Movement (gerak) 2. Pembentuk Postur 3. Menstabilkan sendi 4. Produksi Panas KARAKTERISTIK 1. Exitability : menerima/merespon

Lebih terperinci

BAB I LAPORAN KASUS. Alamat/no.telp : Jl. Cendrawasih lorong 5 no.5 Status perkawinan : Kawin

BAB I LAPORAN KASUS. Alamat/no.telp : Jl. Cendrawasih lorong 5 no.5 Status perkawinan : Kawin BAB I LAPORAN KASUS I.1 Identitas Pasien Nama : Tn. A No. rekam medik : 714179 Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal lahir : 05 Mei 1988 Umur : 27 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Buruh Alamat/no.telp : Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula

BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA Sendi adalah hubungan antara dua tulang. Sendi temporomandibula merupakan artikulasi antara tulang temporal dan mandibula, dimana sendi TMJ didukung oleh 3 : 1. Prosesus

Lebih terperinci

ANATOMICAL LANMARK Merupakan titik skeletal yang mudah teridentifikasi, berguna saat menetapkan lokasi pengukuran ukuran2 tubuh atau penentuan tempat

ANATOMICAL LANMARK Merupakan titik skeletal yang mudah teridentifikasi, berguna saat menetapkan lokasi pengukuran ukuran2 tubuh atau penentuan tempat ANTHROPOMETRI TIM (Dra. Endang Rini Sukamti, M.S.) Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANATOMICAL LANMARK Merupakan titik skeletal yang mudah teridentifikasi, berguna saat menetapkan

Lebih terperinci

OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI

OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI SKELETON AXIALIS SKELETON AXIALIS Ossa Craniofascialis Columna Vertebrae Ossa Cranii Ossa Fasciei OSSA CRANII (NEUROCRANII) Os. Occipitale Os. Sphenoidale

Lebih terperinci

GANGGUAN MANSET ROTATOR SENDI BAHU Suatu tinjauan anatomik

GANGGUAN MANSET ROTATOR SENDI BAHU Suatu tinjauan anatomik GANGGUAN MANSET ROTATOR SENDI BAHU Suatu tinjauan anatomik George N. Tanudjaja Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: george_tanudjaja@yahoo.co.id Abstract:

Lebih terperinci

V. Anatomi Secara makroskopis struktur tulang terdiri dari substantia compacta dan substantia spongiosa. Pada os Longum substantia compacta berada di

V. Anatomi Secara makroskopis struktur tulang terdiri dari substantia compacta dan substantia spongiosa. Pada os Longum substantia compacta berada di FIBROUS DISPLASIA I. Pendahuluan Fibrous displasia adalah suatu gangguan pertumbuhan dimana area trabekular tulang digantikan oleh jaringan fibrous. Fibrous displasia merupakan anomali perkembangan skeletal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. Otot-otot panggul dan paha terdiri atas dua kelompok otot,

Lebih terperinci

MATERI PERKULIAHAN. Pengantar Anatomi - Overview. Pengantar Anatomi - Istilah Anatomi Syndesmology - Skeleton & Joint. Skeleton Axiale - Ossa Cranii

MATERI PERKULIAHAN. Pengantar Anatomi - Overview. Pengantar Anatomi - Istilah Anatomi Syndesmology - Skeleton & Joint. Skeleton Axiale - Ossa Cranii ANATOMI VETERINER I DOSEN PENGAMPU drh. Analis Wisnu Wardana, M.Biomed drh. Handayu Untari drh. Herlina Pratiwi PENILAIAN: Keaktifan 10% Tugas 20% Kuis 20% UTS 25% UAS 25% MATERI PERKULIAHAN Pokok Bahasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORITIK A. OLAHRAGA BULUTANGKIS DAN FAKTOR RISIKO CEDERA A.1. Pengertian Olahraga Bulutangkis Bulutangkis merupakan salah satu permainan olahraga dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi Kasus. dengan dislokasi kaput radii sering disebut juga Fraktur Monteggia. David,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi Kasus. dengan dislokasi kaput radii sering disebut juga Fraktur Monteggia. David, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Kasus 1. Definisi a. Fraktur Os Ulna Fraktur os ulna atau fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dengan dislokasi kaput radii sering disebut juga Fraktur Monteggia.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGGI LOMPATAN DAN BENTUK ARCUS PEDIS DENGAN KEJADIAN SPRAIN PERGELANGAN KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS YANG MELAKUKAN JUMPING SMASH

HUBUNGAN TINGGI LOMPATAN DAN BENTUK ARCUS PEDIS DENGAN KEJADIAN SPRAIN PERGELANGAN KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS YANG MELAKUKAN JUMPING SMASH HUBUNGAN TINGGI LOMPATAN DAN BENTUK ARCUS PEDIS DENGAN KEJADIAN SPRAIN PERGELANGAN KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS YANG MELAKUKAN JUMPING SMASH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam

Lebih terperinci

SENDI LUTUT FITRIANI LUMONGGA. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

SENDI LUTUT FITRIANI LUMONGGA. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN SENDI LUTUT FITRIANI LUMONGGA Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Persendian atau artikulasio adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan melalui pembungkus

Lebih terperinci

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian

Lebih terperinci

Rangka manusia. Axial Skeleton. Apendikular Skeleton. Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada

Rangka manusia. Axial Skeleton. Apendikular Skeleton. Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada Mulai Rangka manusia Axial Skeleton Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada Apendikular Skeleton Gelang bahu Ekstremitas atas Gelang panggul Ekstremitas bawah Selesai Tengkorak Mandible (Rahang

Lebih terperinci

Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Pada regio glutea terdapat a.glutea superior dan a.glutea inferior.

Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Pada regio glutea terdapat a.glutea superior dan a.glutea inferior. Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Pada regio glutea terdapat a.glutea superior dan a.glutea inferior. A.glutea superior. Merupakan cabang yang terbesar dari percabangan a.iliaca interna, bentuknya pendek,

Lebih terperinci

PENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

PENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA Pertemuan 1 PENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA MK : Biomedik Dasar Program D3 Keperawatan Akper Pemkab Cianjur tahun 2015 assolzain@gmail.com nersfresh@gmail.com www.mediaperawat.wordpress.com

Lebih terperinci

BAB II STATUS PEMERIKSAAN PASIEN

BAB II STATUS PEMERIKSAAN PASIEN BAB I PENDAHULUAN Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan baik yang bersifat total maupun sebagian. Fraktur dikenal dengan istilah patah tulang. Biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga

Lebih terperinci

SKELETON (Sistem rangka)

SKELETON (Sistem rangka) SKELETON (Sistem rangka) Struktur dan Fungsi Skeleton Pada Vertebrata skeleton disusun dari tulang, tulang rawan dan kombinasi keduanva. Fungsi skeleton adalah sebagai penyokong tubuh, perlekatan otot-otot,

Lebih terperinci

PELVIS DAN DINDING PELVIS

PELVIS DAN DINDING PELVIS Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem

Lebih terperinci

dengan processus spinosus berfungsi sebagai tuas untuk otot-otot dan ligamenligamen

dengan processus spinosus berfungsi sebagai tuas untuk otot-otot dan ligamenligamen 6 ke lateral dan sedikit ke arah posterior dari hubungan lamina dan pedikel dan bersama dengan processus spinosus berfungsi sebagai tuas untuk otot-otot dan ligamenligamen yang menempel kepadanya. Processus

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG

ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung yang mudah digerakkan. Terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di antaranya bergabung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Ordo Perissodactyla Badak Sumatera diklasifikasikan dalam ordo Perissodactyla yaitu bangsa hewan yang memiliki kuku ganjil.

TINJAUAN PUSTAKA Ordo Perissodactyla Badak Sumatera diklasifikasikan dalam ordo Perissodactyla yaitu bangsa hewan yang memiliki kuku ganjil. TINJAUAN PUSTAKA Ordo Perissodactyla Badak Sumatera diklasifikasikan dalam ordo Perissodactyla yaitu bangsa hewan yang memiliki kuku ganjil. Ordo Perissodactyla ini terdiri dari dari dua subordo, tiga

Lebih terperinci

Tulang Rangka Manusia dan Bagian-bagiannya

Tulang Rangka Manusia dan Bagian-bagiannya Gambar Kerangka Manusia Tulang Rangka Manusia dan Bagian-bagiannya Rangka mempunyai fungsi sebagai berikut : Penopang dan penunjang tegaknya tubuh. Memberi bentuk tubuh. Melindungi alat-alat atau bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tarsus atau pangkal kaki tersusun oleh: ini mempunyai caput, collum dan corpus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tarsus atau pangkal kaki tersusun oleh: ini mempunyai caput, collum dan corpus. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Pedis 2.1.1 Ossa Tarsalia Tarsus atau pangkal kaki tersusun oleh: A. Talus Os talus bersendi diatas dengan tibia dan fibula, dibawah dengan os calcaneus, dan didepan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Kinesiologi dan Biomekanika Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu melakukan gerakan. 6 Beberapa disiplin

Lebih terperinci

2 RANGKA TUBUH MANUSIA DAN HEWAN

2 RANGKA TUBUH MANUSIA DAN HEWAN 2 RANGKA TUBUH MANUSIA DAN HEWAN A. Rangka Manusia Sistem rangka pada manusia terbagi atas dua bagian, yaitu: rangka aksial (rangka sumbu tubuh) dan rangka apendicular (rangka tambahan). Rangka aksial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORETIK A. CEDERA PADA ARTICULATIO GENUS (SENDI LUTUT) A.1. ANATOMI ARTICULATIO GENUS Persendian adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand)

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand) MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand) Tim Penyusun : Muh. Irfan, SKM, S.Ft, M.Fis Wismanto, SSt.Ft, S.Ft,

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Siku (Elbow Joint)

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Siku (Elbow Joint) MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Siku (Elbow Joint) Tim Penyusun : Muh. Irfan, SKM, S.Ft, M.Fis Wismanto, SSt.Ft, S.Ft, M. Fis Abdul Chalik Meidian,

Lebih terperinci

KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA (Manis javanica) EKO CAHYONO

KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA (Manis javanica) EKO CAHYONO KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA (Manis javanica) EKO CAHYONO FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK EKO CAHYONO. Kajian Anatomi Skelet Trenggiling Jawa (Manis javanica).

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET APENDIKULAR BUAYA SENYULONG (Tomistoma schlegelii) ALIF RAHMAN RAHIM PUARADA

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET APENDIKULAR BUAYA SENYULONG (Tomistoma schlegelii) ALIF RAHMAN RAHIM PUARADA KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET APENDIKULAR BUAYA SENYULONG (Tomistoma schlegelii) ALIF RAHMAN RAHIM PUARADA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu. 18,19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu. 18,19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obesitas 2.1.1 Definisi obesitas Obesitas adalah suatu kelainan yang ditandai dengan adanya penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi

Lebih terperinci

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIS EKSTREMITAS BAWAH

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIS EKSTREMITAS BAWAH BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIS EKSTREMITAS BAWAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS DISUSUN OLEH dr. Jainal Arifin, Sp.OT, M.Kes dr. M. Sakti, Sp.OT, M.Kes Sub Divisi Rheumatology Bagian Ilmu

Lebih terperinci

Movement Of The Thorax : Pendekatan Kinesiologi

Movement Of The Thorax : Pendekatan Kinesiologi 38 Movement Of The Thorax : Pendekatan Kinesiologi 1 Hidayaturrahmi, 2 Reza Maulana 1 Bagian Anatomi Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 2 Bagian Anatomi Histologi, Fakultas

Lebih terperinci

Semester 5 Prodi D3 Fisioterapi STIKES St. Vincentius a Paulo Surabaya

Semester 5 Prodi D3 Fisioterapi STIKES St. Vincentius a Paulo Surabaya Semester 5 Prodi D3 Fisioterapi STIKES St. Vincentius a Paulo Surabaya 1. Nondisplaced 2. Medial displacement 3. Lateral displacement 4. Distracted 5. Overidding with posterior & superior displacement

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN A. JALAN LAHIR (PASSAGE) B. JANIN (PASSENGER) C. TENAGA atau KEKUATAN (POWER) D. PSIKIS WANITA (IBU)

Lebih terperinci