CARPAL TUNNEL SYNDROME

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CARPAL TUNNEL SYNDROME"

Transkripsi

1 CARPAL TUNNEL SYNDROME I. PENDAHULUAN Carpal Tunnel Syndrome (Tardy Median Palsy) adalah suatu keadaan dimana terjadi kompresi nervus medianus dalam terowongan carpal. Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati kompresi yang paling sering terjadi pada ekstremitas atas 1,2 Pada tahun 1865, Paget pertama kali mendeskripsikan kasus ini sebagai gangguan dari Nervus medianus yang disebabkan oleh Old fracture pada pergelangan tangan, Hurt melaporkan sejak tahun 1909 sampai 1914, ia menemukan tiga buah kasus dengan atropi thenar, dan beranggapan bahwa cabang motorik dari nervus medianus tertekan ketika melewati bagian distal dari fleksor retinakulum. Dan pada tahun 1913, Marie dan Fox, mengotopsi wanita berumur 80 tahun dengan strok dan adanya wasting bilateral dari otot-otot lehernya, mereka menelusuri Nervus medianus dari bagian proximal sampai ligamentum carpal tranversalis dan demielinisasi dari nervus di bawah ligamentum, mereka pertama kali melakukan operasi dekompresi nervus medianus dengan membuka ligamentum carpal tranversalis untuk mencegah paralysis dari otot-otot leher. 2,14 Carpal Tunnel Syndrome paling banyak ditemukan pada wanita dibanding pria, dengan perbandingan 5:1. Dan paling sering ditemukan pada usia pertengahan antara tahun. 2 II. ANATOMI 1

2 Carpal tunnel merupakan suatu rongga silindris yang menghubungkan volar lengan bawah dengan telapak tangan. Dengan batas-batas sebagai berikut : - Dibagian dorsal oleh lengkung transversa dari tulang pergelangan tangan. - Dibagian medial oleh hamulus os hamatum, triquetrum dan pisiformis. - Dibagian lateral oleh scaphoid, trapezium, dan fibro osseus flexor carpi radialis - Dibagian ventral (palmar), yang merupakan atap dari terowongan carpal dibentuk oleh retinaculum flexorum, yang terdiri atas fascia lengan bawah dibagian proximal, ligamentum carpal transversum yang mengelilingi pergelangan tangan dan aponeurosis antara otot-otot thenar dan hipothenar dibagian distal 2. Isi daripada carpal tunnel adalah tendon dari m.flexor digitorum profundus dan superficialis, m.flexor pollicis longus, dan nervus medianus. Struktur dalam saluran carpal dibentuk menjadi 4 lapisan. Nervus medianus merupakan struktur yang berada paling superficial, berjalan sejajar dengan tendon m.palmaris longus dan berada tepat dibawahnya. Pada lapisan kedua berjalan dibawah dari n. medianus adalah tendo m.flexor digitorum superficialis, dimana tendon yang ke jari tengah dan jari manis berada lebih superficial dibanding tendon yang ke jari telunjuk dan jari kelingking. Sepanjang lantai dari saluran carpal berjalan empat tendon m.flexor digitorum profundus. M.flexor pollicis longus berjalan sepanjang sisi radialis dari terowongan dengan kedalaman yang sama dengan tendon profundus. Flexor Tendons, Arteries and Nerves at Wrist 2

3 Gambar 5. Carpal Tunnel (Kepustakaan 13) Nervus medianus dibentuk oleh radix superior (radix lateralis) dari fasciculus lateralis dan radix inferior (radix medialis) dari fasciculus medialis, yang merupakan percabangan dari plexus brachialis. Nervus medianus dibentuk oleh serabut-serabut saraf yang berpusat pada medulla spinalis segmental Cervical 5-Thoracal 1. 3 Ramus anterior nervus spinalis C 5 6 bersatu membentuk truncus superior, yang tampak diantara m. scalenus medius dan m. scalenus anterior. Truncus medius hanya di bentuk oleh ramus anterior n. spinalis C 7, dan truncus inferior dibentuk oleh ramus anterior n. spinalis C 8 Th 1. Setiap truncus terbagi dua menjadi cabang ventral dan cabang dorsal, masing-masing mempersarafi bagian ventral dan dorsal extremitas superior. Cabang ventral dari truncus superior dan truncus medius membentuk fasciculus lateralis, berada disebelah lateral a. axillaris. Cabang ventral dari truncus inferior membentuk fasciculus medialis, berada disebelah medial a. axillaris. Cabang dorsal dari ketiga truncus bersatu membentuk fasciculus posterior. 3

4 Gambar 1. Plexus Brachialis (Kepustakaan 13) Sepanjang brachium n. medianus berjalan berdampingan dengan arteri brachialis, mula-mula berada disebelah lateral, lalu menyilang di sebelah ventral arteri tersebut, kira-kira pada pertengahan brachium, selanjutnya memasuki fossa cubiti dan berada disebelah medial a. brachialis. Di daerah brachium nervus ini tidak memberikan percabangan. 4

5 Gambar 2. Perjalanan N. Medianus di daerah Brachium (Kepustakaan 13) Memasuki daerah anterbrachium n. medianus berada diantara kedua caput m. pronator teres, berjalan ke distal dibagian medial antebrachium, oleh karena itu disebut n. medianus, berada disebelah profunda m. flexor digitorum sublimes. Memberikan rami musculares untuk : 1. m pronator teres 2. m. palmaris longus 3. m. flexor carpi radialis 4. m. flexor digitorum superficialis Segera setelah n. medianus masuk kedalam regio antebrachium dipercabangnkan ramus interosseus anterior yang berjalan pada permukaan ventral membrana interossea, dan mempersarafi m. flexor pollicis longus, pars lateralis m. flexor digitorum profundus dan m. pronator quadratus. 5

6 Gambar 3. Perjalanan N. Medianus di daerah Antebrachium (Kepustakaan 13) Ramus palmaris nervi mediani adalah cabang yang menembus fascia antebrachii, berjalan ke distal menuju ke pergelangan tangan dan terbagi menjadi ramus medialis dan rumus lateralis. Ramus medialis mempersarafi kulit manus dan mengadakan anastomose dengan ramus palmaris nervi ulnaris, sedangkan ramus lateralis mempersarafi kulit daerah thenar dan mengadakan anstomose dengan nervus cutaneus antebrachii lateralis. Pada pergelangan tangan n. medianus berada disebelah profunda tendo m. palmaris longus, dan berjalan diantara tendo m. flexor digitorum superficialis (disebelah medial) dan tendo m. flexor carpi radialis (disebelah lateral). Kemudian berjalan di dalam canalis carpi, melekat pada facies profunda ligamentum carpi 6

7 transversum. Setelah meninggalkan tepi distal ligamentum carpi transversum saraf ini mempercabangkan suatu ramus muscularis yang berjalan kembali (recurrent) untuk mempersarafi m. abductor pollicis brevis, m. opponens pollias dan m. flexor pollicis brevis. Gambar 4. Perjalanan Nervus Medianus Di daerah pergelangan tangan (Kepustakaan 4) Nervus medianus berakhir dengan membentuk 3 buah nervi digitales palmares communes (nn. digitales volares communes) dan masing-masing bercabang lagi membentuk nervi digitales palmares proprii. 3 Nervus digitalis palmaris communis 1 bercabang 3 membentuk nervi digitales palmares proprii, yang masing-masing berjalan menuju kedua sisi ibu jari, serta sisi lateral jari II. 3 Nervus digitalis palmaris communis II bercabang 2 menuju ke sisi medial jari II dan sisi lateral jari III, masing-masing disebut nervi digitalis palmaris proprius. 7

8 Dan nervus digitalis palmaris communis III memberi 2 cabang nervi digitales palmares proprii, menuju ke sisi medial jari III dan sisi lateral jari IV, innervasi ini sering disebut innervasi kulit 3 ½ jari bagian lateral. 3 Nn. digitales palmares communes mempersarafi m. lumricalis I, II, dan III 3 III. ETIOLOGI CTS disebabkan oleh meningkatnya tekanan dalam carpal tunnel. Meningkatnya tekanan ini menyebabkan iskemia nervus medianus, sehingga terjadi gangguan konduksi saraf, nyeri dan paraesthesia 4 Beberapa penyakit yang berhubungan dengan terjadinya carpal tunnel syndrome seperti diabetes melitus, amyloidosis, penyakit kolagen, dan perubahan hormonal seperti yang terlihat pada menopause myxedema, akromegali dan kehamilan 1,2,4,5 Tabel 1. Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya CTS (Kepustakaan 12) 8

9 IV. PATOFISIOLOGI Dimanapun saraf perifer apabila melewati suatu terowongan fibro-osseus, mempunyai resiko untuk terjepit dan mengalami kompresi, khususnya apabila terjadi pembengkakan pada jaringan lunak (seperti pada kehamilan, myxoedema, atau rheumatoid arthritis) atau apabila terdapat obstruksi lokal (contohnya ganglion atau adanya osteofit). Nervus yang mengalami kompresi akan mengganggu aliran darah apineural dan konduksi saraf, yang akan memberikan gejala seperti rasa tebal (baal), paraesthesia dan kelemahan otot. Kompresi yang lama dan berat dapat menimbulkan demyelinasi segmental, fibrosis saraf dan atrofi otot yang dipersarafi 5 V. GAMBARAN KLINIS 9

10 Umumnya pasien mengeluh nyeri dan paraeshesia pada tangan dan jari yang dipersarafi secara sensoris oleh nervus medianus. Hal ini biasanya terjadi pada malam hari sehingga sering membuat pasien terganggu tidur. Paraesthesia bisa juga terjadi pada siang hari dan sering menyebar ke bagian proximal seperti lengan bawah dan bahu. Gejala lain yang sering dikeluhkan pasien adalah mati rasa atau rasa kebal pada daerah yang dipersarafi oleh nervus medianus. Kadang pasien mengalami kesulitas dalam menggambarkan keluhan mereka dan melaporkan bahwa tangan mereka terasa bengkak atau penuh 1,2,4,5,6,7 Pasien kadang tidak menyadari adanya gejala kelemahan otot. Pasien biasanya mengeluh kelelahan dan fatigue walaupun melakukan aktivitas yang ringan. Pasien juga mengalami kesulitan dalam memegang suatu benda sehingga benda yang dipegang jatuh dari genggaman. 1 Pemeriksaan fisis penting untuk konfirmasi bahwa keluhan subyektif, pasien sesuai dengan kompresi nervus medianus dalam terowongan carpal. Pemeriksaan sensibilitas dilakukan dengan membandingkan dua titik pada daerah yang dipersarafi oleh nervus medianus. Pada pasien dengan carpal tunnel syndroma tidak dapat membedakan dua titik tersebut. 4 Pemeriksaan kekuatan otot-otot thenar merupakan salah satu pemeriksaan yang sangat penting untuk mengetahui adanya gangguan pada n. medianus. Kekuatan otot thenar diperiksa dengan test abduksi ibu jari, dimana otot thenar yang penting untuk diperiksa adalah m. abductor pollicis brevis. 1 Pemeriksaan fisis lain yang biasa dilakukan adalah Tinel test, Phalcn's test, dan Tourniquet test. 10

11 Prinsip Tinel test : dilakukan perkusi pada daerah volar. Hasil (+) apabila timbul paraesthesia pada daerah yang dipersarafi oleh nervus medianus. Prinsip Phalen's test : dilakukan fleksi pergelangan tangan secara perlahan selama 1 atau 2 menit. Hasil (+) bila paraesthesia timbul dalam waktu 60 detik. Prinsip Tourniquet test : dengan menggunakan spygmomanometer, dipasang pada lengan atas dan diberi tekanan diatas tekanan sistol. Hal ini akan menyebabkan distensi vena yang dapat menimbulkan paraesthesia. Pada orang normal paricsthesiaakan timbul pada daerah yang dipersarafi oleh nervus ulnaris, namun pada carpal tunnel syndroma, hal ini akan menyebabkan paraesthesia pada daerah yang, dipersarafi oleh nervus medianus. 1,4 11

12 Tabel 2. Tes Diagnostik Untuk Carpal Tunnel Sydrome (Kepustakaan 12) PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. X-RAY Pemeriksaan x-ray posisi anteroposterior dan lateral penting untuk melihat adanya kelainan anatomi pada wrist joint. Kedua pergelangan tangan harus di x-ray untuk perbandingan. 8 12

13 2. CT SCAN memperlihatkan bahwa wanita mempunyai terowongan carpal yang kecil dibanding pria, dan wanita dengan CTS mempunyai terowongan carpal yang lebih kecil dibanding yang lainnya MRI merupakan pemeriksaan yang akurat untuk mendiagnosis CTS. Saat ini hanya digunakan apabila gambaran klinis CTS meragukan, atau bila pemeriksaan konduksi saraf berlawanan dengan gambaran klinis atau samar-samar. 5 Keuntungan utama MRI adalah memiliki kontras yang tinggi terhadap jaringan lunak sehingga dapat memberikan gambaran yang terperinci tentang tulang dan jaringan lunak 2 4. USG telah digunakan untuk melihat gerakan tendon flexor dalam carpal tunnel tetapi tidak jelas memperlihatkan bagian dari jaringan lunak. USG memberikan petunjuk tetapi masih dalam uji coba. 2,9 5. Elektromiografi dan pemeriksaan konduksi saraf Pemeriksaan EMG dan konduksi saraf merupakan pemeriksaan yang penting dalam menegakkan diagnosis CTS. Pemeriksaan ini selain dapat mendeteksi adanya disfungsi saraf juga dapat mengukur kecepatan konduksi saraf. Pemeriksaan ini juga dapat mengetahui adanya neuropati perifer yang lain VI. PENATALAKSANAAN Terapi bertujuan untuk menghilangkan gejala dari carpal tunnel syndrome dengan mengurangi tekanan pada nervus medianus. 13

14 1. Konservatif a. Terapi sesuai penyebab Bila carpal tunnel syndrome disebabkan oleh rheumatoid arthritis atau arthritis jenis lain maka terapi diberikan sesuai dengan keadaan yang mendasari timbulnya gejala carpal tunnel syndrome. Keadaan lain yang diterapi sesuai dengan penyebabnya seperti hipotiroidisme dan diabetes Mellitus. 4 b. Istirahat Mengistirahatkan pergelangan tangan dengan menggunakan bidai. Bidai volar harus ditempatkan dalam posisi netral sebab flexi dan ekstensi pergelangan tangan dapat meningkatkan tekanan intrakanal. 1,4,5,8 c. Medikamentosa NSAID Merupakan obat yang paling banyak digunakan untuk menghilangkan nyeri. Yang biasa digunakan adalah ibuprofen. Obat pilihan lain adalah flurbiprofen, ketoprofen dan naproxen. 9 d. Injeksi Lokal Kortikosteroid Injeksi kortikosteroid diberikan bila gejala menetap. Injeksi kortikosteroid selain menghilangkan gejala juga dapat memperbaiki konduksi saraf. Injeksi diberikan maksimal 3 kali dalam setahun. Hal ini penting untuk mengurangi terjadinya komplikasi lokal seperti ruptur tendon dan iritasi nervus dan kemungkinan terjadinya efek toksik sistemik seperti hiperglikemia dan hipertensi Operasi 2 14

15 a. Open Surgery Open surgery yaitu membebaskan saluran carpal dengan membuka semua lapisan retinakulum flexorum sehingga tekanan dalam saluran carpal menurun. Insisi dilakukan pada regio u1naris dan sejajar dengan lipatan thenar, untuk mencegah terpotongnya cabang sensoris coetaneous palmar dan motoris thenar n. medianus. b. Endoscopic surgery Dilakukan insisi pada lipatan flexi pergelangan tangan yang paling proximal 1 cm antara tendon flexor carpi radialis dan tendon flexor carpi ulnaris. Kemudian dengan bantuan endoskopi dilakukan, pembebasan ligamenturn dan fascia. VI. DIAGNOSIS BANDING 7 1. Neuropati perifer 2. Mononeuritis 3. Spondilosis cervical VII. KOMPLIKAS 7,9 Atrofi otot-otot thenar terutama m. abductor pollicis brevis. VIII. PROGNOSIS Baik dengan terapi yang tepat. Pada beberapa kasus yang ringan memperlihatkan penyembuhan yang baik. 7 15

16 DAFTAR PUSTAKA 1. Spivack, Jeffrey M., Orthopaedics A Study Guide, McGraw-Hill Companies, USA, 1999, pp Canale, S. Terry., et al, Carpal Tunnel. Ulnar Tunnel, and Stenosing Tenosynovitis, Campbell's Operative Orthopaedics, Tenth Edition, 2005.pp Luhulima. J.W., Topografi, Anatomi II, Jilid 1, Makassar, Bagian Anatomi FK- UH, 2002, hal : Katz, Jeffrey N., et al, Carpal Tunnel Syndrome, Clinical Practice, Massachusetts Medical Society, 2002, available at accessed on 11th December, Solomon, Louis., et al, The Wrist Joint, Apleys System of Orthopaedics and Fractures, 8 th Edition, Oxford University Press, New York, pp Salter, R. Bruce., Textbook of Disorders And Injuries of The Musculoskeletal System, 3 rd Edition, Williams & Wilkins, Pennsylvania, USA, 1999, pp Dandy, David J., Disorders of the Wrist and Hand, Essential Orthopaedics and Trauma, Fourth Edition, Churchill Livingstone, Tokyo, 2003, pp Apley, A. Graham., et al, The Wrist Joint, Apleys System of Orthopaedics and Fractures, 6 th Edition, Oxford University Press, New York, pp ). 9. Steele, Mark., Carpal Tunnel Syndrome, available at accessed on 04 th December Ring, David., Pain Topics Carpal Tunnel Syndrome, available at accessed on 04 th December Anonym, Carpal Tunnel Syndrome, BUPA's Health Information Team, Januari 2004, available at accessed on 12'd December Szabo, Robert M., Steinberg, David R., Nerve Entrapment Syndromes in The Wrist, Journal of the American Academy of Orthopedic Surgeons, Vol 2, No 2, Maret/April

17 13. Netter, Frank H., Interactive Atlas Of Clinical Anatomy, Novartis and DxR Development Group, Inc Wilkins, R.H, Disorder of peripherao and Cranial Nerves and the autonomic Nervous System, in Neurosurgery, 2 nd Edition, Vol. III, McGraw-Hill Health Profession Division, New York,

Carpal tunnel syndrome

Carpal tunnel syndrome Carpal tunnel syndrome I. Definisi Carpal tunnel syndrome adalah keadaan nervus medianus tertekan di daerah pergelangan tangan sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, dan kelelahan otot tangan. Tempat

Lebih terperinci

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI CARPAL TUNNEL SYNDROME OLEH : AMANDA KRISTIN SEMBIRING PEMBIMBING : DR. ANTUN SUBONO, SP.S FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA 2014 Kata Pengantar Puji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terowongan carpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat tersebut. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terowongan carpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat tersebut. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Carpal Tunnel Syndrome 2.1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome adalah neuropati kompresi simtomatik nervus medianus pada pergelangan tangan berupa peningkatan tekanan di dalam

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S )

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S ) CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S ) N.Medianus dpt tertekan/terdesak swkt melalui bag.bawah retinakulum flexor menuju telapak tangan sebabkan G/sensorik sampai kelemahan ibu jari. Etiologi dan Patologi Terowongan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MUSCLE OF UPPER EXTREMITY DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OTOT-OTOT EKSTREMITAS SUPERIOR 1. Kelompok otot pada gelang bahu 2. Kelompok otot regio brachii (lengan atas)

Lebih terperinci

SINDROM CARPAL TUNNEL. Jeffrey N. Katz, M.D., dan Barry P. Simmons, M.D.

SINDROM CARPAL TUNNEL. Jeffrey N. Katz, M.D., dan Barry P. Simmons, M.D. SINDROM CARPAL TUNNEL Jeffrey N. Katz, M.D., dan Barry P. Simmons, M.D. Seorang Wanita pensiunan berumur 64 tahun, kinan (tangan kanan), mengeluhkan mati rasa yang hilang timbul, terasa geli dan nyeri

Lebih terperinci

sendi pergelangan tangan dibentuk oleh:

sendi pergelangan tangan dibentuk oleh: sendi pergelangan tangan dibentuk oleh: sendi radiocarpal, sendi intercarpal dan sendi radioulnar distal. Persendian antara lengan bawah dan tangan terutama melalui sendi radiocarpal dan sendi radioulnar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergelangan tangan terdiri dari persendian ujung distal radius dengan deretan proksimal tulang-tulang karpal. Stabilitas pergelangan tangan disebabkan oleh ligamen-ligamen

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis

Lebih terperinci

2. KLARIFIKASI ISTILAH

2. KLARIFIKASI ISTILAH 1. SKENARIO Linda, seorang wanita berusia 28 tahun, sedang hamil dengan usia kehamilan 5 bulan, mengeluhkan rasa kesemutan di ibu jari, telunjuk, dan jari tengah tangan kanannya sejak 2 bulan yang lalu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Carpal Tunnel Syndrome 2.1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau disebut juga Sindrom Terowongan Karpal (STK) adalah kumpulan gejala akibat terjadi penekanan pada nervus

Lebih terperinci

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) :

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) : Sindrom Kanalis Cubitalis (Cubital Tunnel Syndrome) Kesemutan atau baal biasanya terjadi di jari manis. Atau terjadi di wilayah saraf ulnaris. Gejalanya seperti sindrom ulnaris. Baal biasanya terjadi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan merupakan salah satu anggota gerak tubuh yang paling sering digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal ABSTRAK Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal Hendrik Sutopo L., 2005 Pembimbing : Winsa Husin, dr., MSc, M.Kes; Bing Haryono, dr., Sp.S Sindrom Terowongan Karpal (STK) merupakan suatu kelainan terjepitnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan optimal

Lebih terperinci

JST Kesehatan, April 2017, Vol. 7 No. 2 : ISSN

JST Kesehatan, April 2017, Vol. 7 No. 2 : ISSN JST Kesehatan, April 2017, Vol. 7 No. 2 : 197 203 ISSN 2252-5416 PERBANDINGAN UKURAN STRUKTUR CARPAL TUNNEL MENGGUNAKAN ULTRASONOGRAFI FREKUENSI TINGGI PADA ORANG NORMAL DAN ORANG YANG DIDIAGNOSIS CARPAL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 1. Pengertian CTS Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah gangguan pada anggota tubuh bagian tangan yang menyebabkan rasa sakit dan mati rasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Carpal Tunnel Syndrome Carpal Tunnel Syndrome adalah sindroma dengan gejala kesemutan dan rasa nyeri pada pergelangan tangan terutama 3 jari pertama yaituibu jari,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fascia telapak tangan adalah sinambung dengan fascia punggung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fascia telapak tangan adalah sinambung dengan fascia punggung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Pergelangan Tangan 2.1.1. Fascia Telapak Tangan Fascia telapak tangan adalah sinambung dengan fascia punggung tangan ke arah proksimal sinambung dengan fascia lengan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI ULTRA SOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI ULTRA SOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI ULTRA SOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Vega Indra Utama 1 Nur Susanti 2 (1) Program Studi D

Lebih terperinci

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ADAPTASI LOKOMOSI BERLARI Melibatkan gerakan cyclic dan berulang anggota gerak (stride=satu siklus anggota gerak pada gait tertentu) Gait = satu kali

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. dalam praktek sehari-hari. Istilah terowongan kapal digunakan karena daerah yang

BAB II PEMBAHASAN. dalam praktek sehari-hari. Istilah terowongan kapal digunakan karena daerah yang BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI Sindrom terowongan karpal merupakan suatu kumpulan gejala akibat kompresi nervus medianus pada pergelangan tangan. Penyakit ini sering ditemukan dalam praktek sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan komputer khususnya di perkotaan sudah sangat lazim, tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari anak-anak, ibu rumah

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME

CARPAL TUNNEL SYNDROME CARPAL TUNNEL SYNDROME ILUSTRASI KASUS Identitas Nama: Ny. D Umur: 63 tahun Alamat: kebocoran 07/01 Kedung Banteng Pekerjaan: IRT Agama: islam Jenis kelamin: perempuan Anamnesis Keluhan Utama: nyeri telapak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Gerakan Berulang

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Gerakan Berulang BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gerakan Berulang a. Pengertian Gerakan Berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan sedikit variasi gerakan. (Budiono,

Lebih terperinci

BAB II CARPAL TUNNEL SYNDROME

BAB II CARPAL TUNNEL SYNDROME BAB I PENDAHULUAN Carpal tunnel syndrome (CTS) atau sindroma terowongan karpal adalah salah satu gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada

Lebih terperinci

TELAAH PUSTAKA CARPAL TUNNEL SYNDROME

TELAAH PUSTAKA CARPAL TUNNEL SYNDROME TELAAH PUSTAKA CARPAL TUNNEL SYNDROME M.Hardian Basuki 1) 1) Staf Departemen Orthopaedi dan Traumatologi RS dr.sutomo Surabaya Submitted : Oktober 2016 Accepted : November 2016 Published : Januari 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan informasi yang berkembang pesat sekarang ini ternyata membawa dampak positif, namun juga membawa dampak negatif bagi manusia. Lama dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Carpal Tunnel Syndrome CTS merupakan suatu penyakit yang timbul dari kompresi intermiten atau terus menerus atau terjadi karena saraf median terjebak saat melewati terowongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas sehari-hari tidak jarang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga, mengangkat barang, mencuci, ataupun aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati terhadap nervus

II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati terhadap nervus 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 2.1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan gangguan umum yang berhubungan dengan pekerjaan yang disebabkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN MASA KERJA DENGAN POSISI PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA SUPIR BAJAJ di JAKARTA BARAT

HUBUNGAN USIA DAN MASA KERJA DENGAN POSISI PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA SUPIR BAJAJ di JAKARTA BARAT HUBUNGAN USIA DAN MASA KERJA DENGAN POSISI PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA SUPIR BAJAJ di JAKARTA BARAT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 1. Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan akibat disfungsi dari saraf medianus yang terjadi karena peninggian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah neuropati akibat terjepitnya saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit oleh pembungkus tendon fleksor

Lebih terperinci

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City Pratiwi TN, Saftarina F, Wahyuni A Faculty Of Medicine

Lebih terperinci

MAKALAH WRIST DROP. Disusun Oleh : BINARTHA UTAMI Pembimbing : dr. Aida Fithrie, Sp.S

MAKALAH WRIST DROP. Disusun Oleh : BINARTHA UTAMI Pembimbing : dr. Aida Fithrie, Sp.S MAKALAH WRIST DROP Disusun Oleh : BINARTHA UTAMI 100100241 Pembimbing : dr. Aida Fithrie, Sp.S DEPARTEMEN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP H.ADAM MALIK MEDAN 2014 2 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan.

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan. Al-Sihah : Public Health Science Journal 19-25 Gambaran Faktor Pekerjaan dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Batu Tatakan di Desa Lempang Kec.Tanete Riaja Kabupaten Barru Tahun

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME

CARPAL TUNNEL SYNDROME CARPAL TUNNEL SYNDROME Disusun Oleh : Yusprasi Kasim 1102110109 Pembimbing : Dr. dr. Nadra Maricar, Sp. S FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2015 Laporan Kasus IDENTITAS PASIEN Nama

Lebih terperinci

BAHAN AJAR III CARPAL TUNNEL SYNDROME

BAHAN AJAR III CARPAL TUNNEL SYNDROME BAHAN AJAR III CARPAL TUNNEL SYNDROME Nama Mata Kuliah/Bobot SKS Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Level Kompetensi Alokasi Waktu : Sistem Neuropsikiatri / 8 SKS : area kompetensi 5: landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tangan berfungsi sebagai instruksi gerakan tubuh dan pergelangan tangan sangat sering beraktifitas oleh karena itu perlu diperhatikan kondisi tangan dan pergelangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita laksanakan selama ini telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan untuk mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan tangan kanannya terasa nyeri dan terasa kaku pada 3 jari, juga terasa kebal dan kesemutan pada malam

Lebih terperinci

HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA [VOLUME: 01 NOMOR 01 OKTOBER 2015] ISSN: 2460-9684 HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA Dyah Wulaningsih Retno Edi, Rizaldy Taslim Pinzon, Esdras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,

Lebih terperinci

VASKULARISASI EXTREMITAS

VASKULARISASI EXTREMITAS VASKULARISASI 1 VASKULARISASI EXTREMITAS E X T R E M I T A S S U P E R I O R ( anggota gerak atas) -------------------------------------------------- Yang termasuk extremitas superior adalah vaskularisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi Kasus. mengenai nervus medianus adalah neuropati tekanan(entrapment

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi Kasus. mengenai nervus medianus adalah neuropati tekanan(entrapment BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Kasus 1. Carpal tunnel syndrome a. Definisi Carpal tunnel syndrome(cts) Salah satu penyakit yang paling sering mengenai nervus medianus adalah neuropati tekanan(entrapment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melakukan aktifitasnya sepanjang hari tentunya akan melibatkan anggota gerak tubuh dan anggota tubuh yang banyak berperan dalam aktifitas kerja

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Sebagai Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi tangan dan jari dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik dalam aktifitas kerja, vokasi, olahraga maupun kegiatan hobi dan rekreasi sangatlah penting.

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN PUBLIKASI ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III pada

Lebih terperinci

NEUROPATI RADIALIS. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara

NEUROPATI RADIALIS. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara NEUROPATI RADIALIS Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Neuropati radialis adalah suatu kelainan fungsional dan struktural pada nervus radialis,

Lebih terperinci

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya 31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh dan otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum di mana ia kontinu dengan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit yang paling sering mengenai nervus medianus adalah neuropati tekanan / jebakan (entrapment neuropathy). Di pergelangan tangan, nervus medianus berjalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Status kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

GANGLION KARPAL Maria Juliati Kusumaningtyas Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya GANGLION KARPAL

GANGLION KARPAL Maria Juliati Kusumaningtyas Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya GANGLION KARPAL GANGLION KARPAL Maria Juliati Kusumaningtyas Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak masyarakat yang mempunyai pendapat bahwa benjolan

Lebih terperinci

Cedera medulla spinalis yang disebabkan trauma terjadi karena : Axial loading Hiperfleksi Hiperekstensi Rotasi Lateral bending

Cedera medulla spinalis yang disebabkan trauma terjadi karena : Axial loading Hiperfleksi Hiperekstensi Rotasi Lateral bending Cedera medulla spinalis adalah cedera pada medulla spinalis yang dapat mempengaruhi fungsi motorik, sensorik, dan otonom. Perubahan ini dapat sementara atau permanen. Cedera medulla spinalis paling banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pergelangan tangan yang menimbulkan rasa nyeri, paresthesia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pergelangan tangan yang menimbulkan rasa nyeri, paresthesia, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Kasus Carpal Tunnel Syndrome 1. Definisi kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah penekanan saraf medianus pada pergelangan tangan yang menimbulkan rasa nyeri, paresthesia,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal

Lebih terperinci

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Teori Etiologi: 1. Heriditer 2. Trauma 3. Pekerjaan 4. Infeksi 5. Metabolik 6. Endokrin 7. Neoplasma 8. Penyakit kolagen 9. Degeneratif 10. Iatrogenik 11.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa suatu

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RS AL dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RS AL dr. RAMELAN SURABAYA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL dr. RAMELAN SURABAYA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

Gambar 1. Kompartemen dorsal pertama pergelangan tangan pada daerah tepi lateral dari snuffbox.

Gambar 1. Kompartemen dorsal pertama pergelangan tangan pada daerah tepi lateral dari snuffbox. Pendahuluan De Quervain s syndrome dikenal dengan beberapa macam cara penulisan. Pada beberapa referensi seperti pada kamus Dorland tertulis de Quervain s disease, pada kamus Stedman tertulis de Quervain

Lebih terperinci

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya 31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya January 22, 2015 Tedi Mulyadi 0 Comment Saraf spinal Sistem saraf perifer terdiri dari saraf dan ganglia di luar otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi utama dari

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME

CARPAL TUNNEL SYNDROME Referat CARPAL TUNNEL SYNDROME Oleh: Dr. Huldani UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEDOKTERAN BANJARMASIN MEI, 2013 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... i ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 BAB

Lebih terperinci

Yusuf Hakan Çavusoglu. Acute scrotum : Etiology and Management. Ind J Pediatrics 2005;72(3):201-4

Yusuf Hakan Çavusoglu. Acute scrotum : Etiology and Management. Ind J Pediatrics 2005;72(3):201-4 Akut skrotum merupakan suatu keadaan timbulnya gejala nyeri dan bengkak pada skrotum beserta isinya yang bersifat mendadak dan disertai gejala lokal dan sistemik.1 Gejala nyeri ini dapat semakin menghebat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA 1 NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II STATUS PEMERIKSAAN PASIEN

BAB II STATUS PEMERIKSAAN PASIEN BAB I PENDAHULUAN Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan baik yang bersifat total maupun sebagian. Fraktur dikenal dengan istilah patah tulang. Biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga

Lebih terperinci

Sindroma Kompartemen I. PENDAHULUAN

Sindroma Kompartemen I. PENDAHULUAN Sindroma Kompartemen I. PENDAHULUAN Sindroma kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan intertisial di dalam ruangan yang terbatas, yaitu di dalam kompartemen osteofasial yang

Lebih terperinci

DE QUERVAIN SYNDROME 1. Pendahuluan 2. Anatomi

DE QUERVAIN SYNDROME 1. Pendahuluan 2. Anatomi DE QUERVAIN SYNDROME 1. Pendahuluan 2. Anatomi Tendon merupakan bagian dari otot yang digunakan untuk menggerakkan tulang. Pergelangan tangan bagian dorsal yang terdiri dari otot-otot ekstensor dibungkus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Fleksor Tendon 1.Anatomi dari Fleksor Tendon dan Struktur di Sekitarnya Carpal tunnel Merupakan ruang yang terletak antara tulang carpalia dan transverse

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan adalah bagian tubuh yang memiliki peran dan fungsi yang penting dalam melakukan berbagai aktivitas baik ringan maupun berat. Aktivitas tersebut antara

Lebih terperinci

FINGER TIP INJURY. Yoyos Dias Ismiarto, dr., SpOT(K)., MKes., CCD

FINGER TIP INJURY. Yoyos Dias Ismiarto, dr., SpOT(K)., MKes., CCD FINGER TIP INJURY Yoyos Dias Ismiarto, dr., SpOT(K)., MKes., CCD DEPARTEMEN/SMF ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

TRAUMA REGIO MANUS (815)

TRAUMA REGIO MANUS (815) TRAUMA REGIO MANUS (815) - Distal dari metacarpal (ossa carpalia masuk regio wrsit) - Fungsi terpenting adalah gerakan ibu jari terhadap jari telunjuk/jari tengah (50%) 1. Fraktur Penanganan Fraktur :

Lebih terperinci

TOPOGRAFI EXTREMITAS INFERIOR. Tujuan Instruksional Umum Mampu menyebutkan dan menjelaskan mengenai Topografi extremitas inferior

TOPOGRAFI EXTREMITAS INFERIOR. Tujuan Instruksional Umum Mampu menyebutkan dan menjelaskan mengenai Topografi extremitas inferior Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST FRAKTUR COLLES 1/3 DISTAL DEKSTRA dengan MODALITAS INFRARED dan TERAPI LATIHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST FRAKTUR COLLES 1/3 DISTAL DEKSTRA dengan MODALITAS INFRARED dan TERAPI LATIHAN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST FRAKTUR COLLES 1/3 DISTAL DEKSTRA dengan MODALITAS INFRARED dan TERAPI LATIHAN Fitrocha, Eko Budi Prasetyo (Prodi Fisioterapi FIK-UNIKAL) Abstract Colles'

Lebih terperinci

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME. Laporan Kasus

MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME. Laporan Kasus MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME Laporan Kasus Oleh: NAMA NIM TEMPAT PRAKTEK : HANITA PUTRA DJAYA : C13108253 : KLINIK MEDISAKTI PERIODE : 7 MEI 18 MEI 2012 PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME

CARPAL TUNNEL SYNDROME CARPAL TUNNEL SYNDROME Alokasi Waktu : 1 x 50 menit Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Mampu melakukan diagnosis dan melakukan penatalaksanaan sesuai standar kompetensi Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai tenaga kerja adalah pelaksana dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaian ketentraman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Carpal Tunnel syndrome adalah sindroma dengan gejala kesemutan dan rasa nyeri pada pergelangan tangan terutama tiga jari utama yaitu ibu jari telunjuk dan jari tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, BAB I PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat BAB I PENDAHULUAN Pembangunan dibidang kesehatan adalah penyelenggaran upaya kesehatan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Hidup sehat pada

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. A. Pengkajian Fisioterapi. fisioterapi pada kasus carpal tunnel syndrome perlu dilakukan beberapa tahapan

BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. A. Pengkajian Fisioterapi. fisioterapi pada kasus carpal tunnel syndrome perlu dilakukan beberapa tahapan BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS A. Pengkajian Fisioterapi Untuk penentuan masalah dan atau melakukan pelaksanaan pelayanan fisioterapi pada kasus carpal tunnel syndrome perlu dilakukan beberapa tahapan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI DE QUERVAIN SYNDROME DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED, ULTRA SOUND, DAN TERAPI LATIHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI DE QUERVAIN SYNDROME DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED, ULTRA SOUND, DAN TERAPI LATIHAN 1 PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI DE QUERVAIN SYNDROME DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED, ULTRA SOUND, DAN TERAPI LATIHAN DI PUSKESMAS KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : FITRI KUSUMA DEWI

Lebih terperinci

LATIHAN PEREGANGAN OTOT PERGELANGAN TANGAN, TANGAN DAN LENGAN SEBAGAI BENTUK USAHA PENCEGAHAN DAN REHABILITASCARPAL TUNNEL SYNDROME

LATIHAN PEREGANGAN OTOT PERGELANGAN TANGAN, TANGAN DAN LENGAN SEBAGAI BENTUK USAHA PENCEGAHAN DAN REHABILITASCARPAL TUNNEL SYNDROME LATIHAN PEREGANGAN OTOT PERGELANGAN TANGAN, TANGAN DAN LENGAN SEBAGAI BENTUK USAHA PENCEGAHAN DAN REHABILITASCARPAL TUNNEL SYNDROME Sendhi Tristanti Puspitasari, Febrita Paulina Heynoek Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR BLOK BASIC BIOMEDICAL SCIENCES OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 Dimulai dari regio Glutea (posterior) dan dari regio Inguinal (anterior)

Lebih terperinci

CORONARY ARTERY BYPASS GRAFTING (CABG) DENGAN MENGGUNAKAN VENA SAPHENOUS, ARTERI MAMMARIA INTERNA DAN ARTERI RADIALIS

CORONARY ARTERY BYPASS GRAFTING (CABG) DENGAN MENGGUNAKAN VENA SAPHENOUS, ARTERI MAMMARIA INTERNA DAN ARTERI RADIALIS CORONARY ARTERY BYPASS GRAFTING (CABG) DENGAN MENGGUNAKAN VENA SAPHENOUS, ARTERI MAMMARIA INTERNA DAN ARTERI RADIALIS Dr. LITA FERIYAWATI NIP. 132295736 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pendahuluan

Lebih terperinci

Islam, HTMJ Volume 15 no 1; 2017

Islam, HTMJ Volume 15 no 1; 2017 HANG TUAH MEDICAL JOURNAL www.journal-medical.hangtuah.ac.id Variasi Anatomi Jumlah Tendon Musculus Extensor Antebrachii di Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya Yoefan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri di masa globalisasi saat ini merupakan salah satu faktor penting dari perekeonomian suatu negara. Baik sektor industri formal dan informal dituntut

Lebih terperinci

CARPAL TUNEL SYNDROME

CARPAL TUNEL SYNDROME CARPAL TUNEL SYNDROME Liza Salawati dan Syahrul Abstrak. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada pekerja industri. The National Institute for Occupational Safety

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi tertinggi menyerang wanita (Hoy, et al., 2007). Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi tertinggi menyerang wanita (Hoy, et al., 2007). Di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri leher adalah masalah yang sering dikeluhkan di masyarakat. Prevalensi nyeri leher dalam populasi umum mencapai 23,1% dengan prevalensi tertinggi menyerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita

BAB I PENDAHULUAN. umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita laksanakan selama ini

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Penyakit Akibat Kerja Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. (13) Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih 1 BAB I PENDAHULUAN Pada tahun 1948 Prof. Dr. Soeharso mendidik tenaga kesehatan dalam rangka kerja besarnya memulihkan korban perang, dibangun Sekolah Perawat Fisioterapi. Semakin berkembangnya pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Terowongan Karpal atau Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Terowongan Karpal atau Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Terowongan Karpal atau Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah neuropati kompresi simtomatik nervus medianus pada pergelangan tangan berupa peningkatan tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri dan pertambahan tenaga kerja menimbulkan berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah meningkatnya penyakit

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKOKEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROMEPADA PENGRAJIN TENUN ATBM (ALAT TENUN BUKAN MESIN) DI PEKALONGAN

FAKTOR RISIKOKEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROMEPADA PENGRAJIN TENUN ATBM (ALAT TENUN BUKAN MESIN) DI PEKALONGAN HALAMAN JUDUL FAKTOR RISIKOKEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROMEPADA PENGRAJIN TENUN ATBM (ALAT TENUN BUKAN MESIN) DI PEKALONGAN Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci