2. KLARIFIKASI ISTILAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2. KLARIFIKASI ISTILAH"

Transkripsi

1 1. SKENARIO Linda, seorang wanita berusia 28 tahun, sedang hamil dengan usia kehamilan 5 bulan, mengeluhkan rasa kesemutan di ibu jari, telunjuk, dan jari tengah tangan kanannya sejak 2 bulan yang lalu. Rasa kesemutan tersebut terkadang diselingi rasa nyeri atau rasa panas seperti terbakar. Ia menyatakan tangan kanannya lemah dan mudah menjatuhkan benda benda yang dipegang tangan kanannya. Ia juga menyatakan kesulitan untuk melakukan beberapa aktivitas yang menggunakan tangan kanan seperti mengancing baju, menyisir rambut, dsb. Selebihnya, ia menyatakan merasa sehat dan menyangkal adanya trauma atau nyeri leher. 1

2 2. KLARIFIKASI ISTILAH 1. Hamil : Masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya sebagai hasil penyatuan sel sperma dan sel ovum 2. Kesemutan : Berasa senyar (geranyam) pada anggota badan, seperti dikerubungi semut, terutama pada kaki dan tangan 3. Nyeri : Berasa sakit (seperti ditusuk-tusuk jarum atau seperti dijepit) pada bagian tubuh tertentu 4. Usia kehamilan : Taksiran usia janin yang dihitung dari hari pertama masa haid normal 5. Sehat : Keadaan sejahtera yang optimal, secara fisik, mental dan psikis 6. Tangan : Daerah dari pergelangan tangan sampai ujung jari 7. Rasa seperti terbakar : Rasa panas yang menjalar pada permukaan kulit 2

3 3. IDENTIFIKASI MASALAH KENYATAAN Linda, seorang wanita berusia 28 tahun, sedang hamil dengan usia kehamilan 5 bulan. Linda mengeluhkan rasa kesemutan di ibu jari, telunjuk, dan jari tengah tangan kanannya sejak 2 bulan yang lalu, dan terkadang diselingi rasa nyeri atau rasa panas seperti terbakar. Linda merasa tangan kanannya lemah dan mudah menjatuhkan benda benda yang dipegang tangan kanannya. Linda kesulitan untuk melakukan beberapa aktivitas yang menggunakan tangan kanan seperti mengancing baju, menyisir rambut, dsb. Linda merasa sehat dan menyangkal adanya trauma atau nyeri leher. KESESUAIAN KONSEN SH TSH VV TSH VVV TSH V TSH V Keterangan : VVV (prioritas utama) : masalah yang memiliki dampak paling berbahaya. Linda merasa tangan kanannya lemah dan mudah menjatuhkan benda benda yang dipegang tangan kanannya kami pilih sebagai prioritas utama sebab hal ini membawa dampak yang paling berbahaya bagi Linda. Ia akan kesulitan melakukan pekerjaan sehari harinya bila tangan kanannya lemah. Hal ini juga akan membuat Linda merasa tidak nyaman dalam beraktivitas. 3

4 VV (prioritas kedua) : masalah yang menyebabkan masalah lain Rasa kesemutan di ibu jari, telunjuk, dan jari tengah tangan kanan Linda dan rasa nyeri atau rasa panas seperti terbakar kami anggap sebagai penyebab lemahnya tangan kanan Linda. Linda kesulitan untuk menggenggam dan mengangkat benda karena tangannya sering kesemutan sehingga tidak memiliki tenaga. Hal ini menjadi dasar pertimbangan kami dalam memilih masalah ini sebagai prioritas kedua. V (prioritas ketiga) : masalah yang paling dikeluhkan Kesulitan Linda untuk melakukan beberapa aktivitas yang menggunakan tangan kanan kami pilih sebagai prioritas ketiga sebab hal ini kami anggap sebagai hal yang paling mengganggu atau paling dikeluhkan Linda. Hal ini muncul lebih sebagai akibat dari lemahnya tangan Linda. 4

5 4. ANALISIS MASALAH 1. Linda mengeluhkan rasa kesemutan di ibu jari, telunjuk, dan jari tengah tangan kanannya sejak 2 bulan yang lalu, dan terkadang diselingi rasa nyeri atau rasa panas seperti terbakar. a. Bagaimana fisiologi terjadinya kesemutan yang normal? b. Bagaimana fisiologi terjadinya rasa nyeri? c. Bagaimana fisiologi terjadinya rasa panas seperti terbakar? d. Bagaimana patofisiologi terjadinya rasa kesemutan seperti yang dialami Linda? e. Apakah ada hubungan antara kehamilan dan rasa nyeri dan kesemutan yang dialami Linda? Jelaskan! f. Apakah ada penyakit atau sindrom yang menunjukkan patologi seperti yang dialami Linda? Jelaskan penyakit tersebut dan tata laksananya! 2. Linda merasa tangan kanannya lemah dan mudah menjatuhkan benda benda yang dipegang tangan kanannya. a. Bagaimana struktur anatomi tangan (jaringan otot, tulang, saraf dan vascular)? b. Apa saja jenis gerakan yang dapat dilakukan oleh tangan? c. Bagaimana mekanisme (fisiologi) terjadinya gerakan tersebut? d. Bagaimana mekanisme (fisiologi) kerja tangan saat menggenggam atau mengangkat benda? e. Mengapa bisa terjadi tangan lemah? f. Bagaimana patofisiologi tangan lemah? 3. Linda kesulitan untuk melakukan beberapa aktivitas yang menggunakan tangan kanan seperti mengancing baju, menyisir rambut, dsb. a. Faktor apa saja yang menyebabkan Linda kesulitan beraktivitas dengan tangan kanannya? 5

6 4. Linda merasa sehat dan menyangkal adanya trauma atau nyeri leher. a. Apakah ada hubungan antara trauma leher dan rasa kesemutan dan nyeri seperti yang dialami Linda? Jelaskan! 6

7 5. KETERKAITAN ANTAR MASALAH HAMIL PENUMPUKAN CAIRAN PADA TANGAN SINDROM CARPAL TUNNEL KESEMUTAN PADA DIGITI 1, 2,DAN 3 TANGAN KANAN NYERI DAN RASA SEPERTI TERBAKAR PADA DIGITI 1, 2,DAN 3 TANGAN KANAN TANGAN KANAN LEMAH SULIT BERAKTIVITAS 7

8 6. LEARNING OBJECTIVE Siswa diharapkan mampu untuk memahami : - Anatomi tangan - Fisiologi gerakan tangan - Jenis jenis gerakan tangan - Mekanisme kerja syaraf di daerah tangan - Anatomi carpal tunnel - Patologi carpal tunnel syndrome - Mekanisme terjadinya carpal tunnel syndrome - Akibat gejala carpal tunnel syndrome 8

9 7. JAWABAN ANALISIS MASALAH 1. Linda mengeluhkan rasa kesemutan di ibu jari, telunjuk, dan jari tengah tangan kanannya sejak 2 bulan yang lalu, dan terkadang diselingi rasa nyeri atau rasa panas seperti terbakar. a. Bagaimana fisiologi terjadinya kesemutan yang normal? Sistem saraf sensorik mempunyai prosedur kerja baku. Rangsangan berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, dan suhu panas atau dingin diterima oleh reseptor di kulit. Reseptor sentuhan adalah meissner. Reseptor panas adalah ruffini. Reseptor tekanan adalah puccini. Reseptor dingin adalah krause. Reseptor rasa nyeri adalah ujung saraf afferen. Reseptor tersebut terletak di lapisan dermis. Rangsangan itu lalu dikirimkan ke saraf tepi dan kemudian masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Dari situ rangsangan diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran impuls - impuls sensorik). Proses selanjutnya, rangsangan dikirimkan ke kulit otak (cerebral cortex). Pada saat inilah apa yang dirasakan tadi baru akan disadari oleh penerima. Rasa kesemutan adalah sensasi pada permukaan kulit seolah olah kulit sedang dikerubungi oleh semut. Pada keadaan normal, sensasi ini ditimbulkan oleh tekanan pada saraf atau pembuluh darah dalam waktu yang lama. Hal ini akan membuat peredaran darah menjadi tidak lancar dan sistem transportasi saraf terganggu. Karena sistem saraf terganggu, impuls tidak dapat disalurkan sehingga reseptor saraf tidak dapat menerima rangsangan dari luar. Akibatnya, terjadilah rasa kesemutan. 9

10 b. Bagaimana fisiologi terjadinya rasa nyeri? Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamasi. Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke system saraf pusat. Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi dalam: 1. Nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor akibat peradangan. 2.Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf ( neliola, et at, 2000 ). 3. Nyeri idiopatik, di mana kelainan patologik tidak dapat ditemukan. c. Bagaimana fisiologi terjadinya rasa panas seperti terbakar? Reseptor panas adalah ruffini. Reseptor tersebut terletak di lapisan dermis. Ujung saraf ini sangat peka terhadap rangsangan panas. Saat ada panas di dekat kulit, saraf ini akan membaca panas tersebut sebagai suatu bentuk rangsanagan. Rangsangan itu lalu dikirimkan ke saraf tepi dan kemudian masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Dari situ rangsangan diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran impuls - impuls sensorik). Proses selanjutnya, rangsangan dikirimkan ke kulit otak (cerebral cortex). Pada saat inilah, panas tadi baru akan disadari oleh penerima. 10

11 d. Bagaimana patofisiologi terjadinya rasa kesemutan seperti yang dialami Linda? Rasa kesemutan yang dialami Linda merupakan kesemutan yang unik sebab hanya terjadi pada digiti 1, 2 dan 3. Daerah digiti 1, 2, dan 3 merupakan daerah yang dipersarafi oleh n. medianus. Bila terjadi kesemutan hanya pada bagian tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa saraf yang bekerja pada daerah itu, yakni n. medianus, mengalami gangguan. Gangguan dapat berupa tekanan (kompresi) maupun demyelinasi pada n. medianus. Akibat dari kompresi tersebut adalah axon saraf medianus tidak dapat menghantarkan impuls dengan baik. Timbullah sensasi kesemutan akibat gangguan pada penghantaran impuls tersebut. e. Apakah ada hubungan antara kehamilan dan rasa nyeri serta kesemutan yang dialami Linda? Jelaskan! Ada hubungan antara kehamilan dengan rasa nyeri dan kesemutan yang dialami Linda. Kehamilan kerap mengakibatkan perubahan hormon dan penumpukan cairan pada daerah tangan dan kaki. Tertahannya cairan pada daerah carpal tunnel, yakni terowongan di bawah otot yang melintang di pangkal pergelangan tangan, dapat meningkatkan tekanan pada carpal tunnel.. Terowongan ini berfungsi melindungi jaringan saraf medianus di bawahnya yang bertugas mendeteksi sensasi yang dialami ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Saraf ini juga bertanggung jawab terhadap gerakan otot pada dasar ibu jari tangan. Penekanan atau kompresi pada daerah carpal tunnel terkadang dapat menyebabkan peradangan. Peradangan tersebut mengakibatkan jaringan di sekitar saraf menjadi bengkak, sendi menjadi tebal, dan akhirnya menekan saraf medianus. Penekanan saraf medianus ini lebih lanjut akan menyebabkan kecepatan hantar (konduksi) dalam serabut sarafnya terhambat, sehingga timbullah berbagai gejala pada tangan dan pergelangan tangan seperti mati rasa, kesemutan, rasa pedih, nyeri, atau rasa seperti terbakar pada jari-jari, tangan, telapak tangan. Bahkan kadang sampai lengan atas, bahu, dan leher. Pada kasus yang kronis, tangan ibu hamil bisa terasa lemah atau tak terkontrol gerakannya. 11

12 f. Apakah ada penyakit atau sindrom yang menunjukkan patologi seperti yang dialami Linda? Jelaskan penyakit tersebut dan tata laksananya! Ada, Sindrom Terowongan Carpal (Carpal Tunnel Syndrome). Terowongan karpal terdapat di bagian sentral dari pergelangan tangan di mana tulang dan ligamentum membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan nervus medianus. Tulang-tulang karpalia membentuk dasar dan sisi-sisi terowongan yang keras dan kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum (transverse carpal ligament dan palmar carpal ligament) yang kuat dan melengkung di atas tulang-tulang karpalia tersebut. Setiap perubahan yang mempersempit terowongan ini akan menyebabkan tekanan pada struktur yang paling rentan di dalamnya yaitu nervus medianus. Di pergelangan tangan, nervus medianus berjalan melalui terowongan karpal (carpal tunnel) dan menginnervasi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari manis. Pada saat berjalan melalui terowongan inilah nervus medianus paling sering mengalami tekanan yang menyebabkan terjadinya neuropati tekanan yang dikenal dengan istilah Sindroma Terowongan Karpal/STK (Carpal Tunnel Syndrome/CTS). STK adalah suatu neuropati yang sering ditemukan, biasanya unilateral pada tahap awal dan dapat menjadi bilateral. Gejala yang ditimbulkan umumnya dimulai dengan gejala sensorik walaupun pada akhirnya dapat pula menimbulkan gejala motorik. Pada awalnya gejala yang sering dijumpai adalah rasa nyeri, tebal (numbness) dan rasa seperti aliran listrik (tingling) pada daerah yang diinnervasi oleh nervus medianus. Seringkali gejala yang pertama timbul di malam hari yang menyebabkan penderita terbangun dari tidurnya. 12

13 Penyakit ini biasanya timbul pada usia pertengahan. Wanita lebih banyak menderita penyakit ini daripada pria. Umumnya pada keadaan awal bersifat unilateral tetapi kemudian bisa juga bilateral. Biasanya lebih berat pada tangan yang dominan. Pada beberapa keadaan tertentu, misalnya pada kehamilan, prevalensinya bertambah. Orang yang bekerja dengan gerakan yang sama dan terus menerus berulang, misalnya pada bagian packing, kasir, atau penulis, juga memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami sindrom ini. Pada sebagian kasus etiologinya tidak diketahui, terutama pada penderita lanjut usia. Beberapa sumber mengatakan etiologinya antara lain : 1. Herediter 2. Trauma: dislokasi, fraktur pada lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan 3. Pekerjaan : gerakan mengetuk atau fleksi dan ekstensi pergelangan tangan yang berulangulang. 4. Endokrin : terapi estrogen atau androgen, diabetes mellitus, hipotiroidi, kehamilan. 5. Penyakit kolagen vaskular 6. Degeneratif: osteoartritis. Diagnosa STK ditegakkan selain berdasarkan gejala-gejala di atas juga didukung oleh beberapa pemeriksaan yaitu : 1. Pemeriksaan fisik Harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom tangan. Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan diagnosa STK adalah : a. Flick's sign. Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-gerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosa STK. Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit Raynaud. 13

14 b. Thenar wasting. Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-otot thenar. c. Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara manual maupun dengan alat dinamometer. Penderita diminta untuk melakukan abduksi maksimal palmar lalu ujung jari dipertemukan dengan ujung jari lainnya. Di nilai juga kekuatan jepitan pada ujung jarijari tersebut. Ketrampilan/ketepatan dinilai dengan meminta penderita melakukan gerakan yang rumit seperti menulis atau menyulam. 1 d. Wrist extension test. Penderita melakukan ekstensi tangan secara maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti STK, maka tes ini menyokong diagnosa STK. e. Phalen's test. Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa STK. f. Torniquet test. Dilakukan pemasangan tomiquet dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa. g. Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa hila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi. 14

15 h. Pressure test. Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa. i. Luthy's sign (bottle's sign). Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung diagnosa. j. Pemeriksaan sensibilitas. Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus, tes dianggap positif dan menyokong diagnosa. k. Pemeriksaan fungsi otonom. Diperhatikan apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah innervasi nervus medianus. Bila ada akan mendukung diagnosa STK. 2. Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik). a. Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik, gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-otot lumbrikal. EMG bisa normal pada 31 % kasus STK. b. Kecepatan Hantar Saraf(KHS). Pada 15-25% kasus, KHS bisa normal. Pada yang lainnya KHS akan menurun dan masa laten distal (distal latency) memanjang, menunjukkan adanya gangguan pada konduksi safar di pergelangan tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dari masa laten motorik. 15

16 3. Pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan sinar X terhadap pergelangan tangan dapat membantu melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis. Foto palos leher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakit lain pada vertebra. USG, CT scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama yang akan dioperasi. 4. Pemeriksaan laboratorium. Bila etiologi STK belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti kadar gula darah, kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap. Selain ditujukan langsung terhadap STK, terapi juga harus diberikan terhadap keadaan atau penyakit lain yang mendasari terjadinya STK. Oleh karena itu sebaiknya terapi STK dibagi atas 2 kelompok, yaitu : 1. Terapi langsung terhadap STK a. Terapi konservatif. 1. Istirahatkan pergelangan tangan. 2. Obat anti inflamasi non steroid. 3. Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang terusmenerus atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu. 16

17 4. lnjeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison mg atau metilprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke dalam terowongan karpal dengan menggunakan jarum no.23 atau 25 pada lokasi 1 cm ke arah proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendon musculus palmaris longus. Bila belum berhasil, suntikan dapat diulangi setelah 2 minggu atau lebih. Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan setelah diberi 3 kali suntikan. 5. Kontrol cairan, misalnya dengan pemberian diuretika. 6. Vitamin B6 (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwa salah satu penyebab STK adalah defisiensi piridoksin sehingga mereka menganjurkan pemberian piridoksin mg/hari selama 3 bulan. Tetapi beberapa penulis lainnya berpendapat bahwa pemberian piridoksin tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan neuropati bila diberikan dalam dosis besar. 7. Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi pergelangan tangan. b. Terapi operatif. Tindakan operasi pacta STK disebut neurolisis nervus medianus pada pergelangan tangan. Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi konservatif atau hila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi otototot thenar. Pada STK bilateral biasanya operasi pertama dilakukan pada tangan yang paling nyeri walaupun dapat sekaligus dilakukan operasi bilateral. Biasanya tindakan operasi STK dilakukan secara terbuka dengan anestesi lokal, tetapi sekarang telah dikembangkan teknik operasi secara endoskopik. Operasi endoskopik memungkinkan mobilisasi penderita secara dini dengan jaringan parut yang minimal. (sumber : Aldy S. Rambe, bagian neurologi, Fakultas Kedokteran USU/RSUP Adam Malik, dalam literatur Sindrom Terowongan Carpal (Carpal Tunnel Sindrom)) 17

18 5. Linda merasa tangan kanannya lemah dan mudah menjatuhkan benda benda yang dipegang tangan kanannya. a. Bagaimana struktur anatomi tangan (jaringan otot, tulang, saraf dan vascular)? 1. Tulang dan sendi Bagan tulang dan sendi pada tangan : 18

19 Pada daerah tangan, khususnya pergelangan tangan, ada beberapa persendian antara lain : - Articulatio radiocarpalis Persendian antara tulang carpal dengan tulang radial - Articulatio mediocarpalis Persendian antar tulang carpal - Articulatio carpometacarpales Sendi antara metacarpal dengan carpal - Articulatio metacarpophalangeae Persendian antara metacarpal dan phalanges - Articulatio interphalangeae manus proksimales Persendian antara phalanges proksimalis dengan phalanges media - Articulatio interphalangeae manus distales Persendian antara phalanges media dengan phalanges distalis Sementara untuk tulang, tangan yang terdiri dari 27 tulang dapat dibagi menjadi 3 regio yakni : - Carpal Carpal atau pergelangan tangan terdiri atas 8 tulang yang tersusun atas dua kolom. Tiap kolom terdiri dari 4 tulang. Bagian proksimal, dimulai dari arah ibu jari ke arah medial atau kelingking, terdiri dari tulang scaphoid (navicular), lunate, triquetrum and pisiform. Kolom distal dari lateral (ibu jari) ke medial (jari kelingking), terdiri dari tulang trapezium (trapesium yang lebih besar), trapezoid (trapesium yang lebih kecil), capitate, dan hamate. Scaphoid and lunate dari kolom proksimal membentuk sendi dengan ujung distal dari radius. Sendi ini disebut articulatio radiocarpalis. 19

20 - Metacarpal Metacarpal (bagian telapak tangan) terdiri dari 5 tulang. Setiap tulang terdiri dari bagian ujung proksimal, bagian badan, dan bagian ujung distal yang berbentuk bundar guna membentuk persendian dengan tulang phalangeae proksimalis. Bagian ujung distal dari tulang metacarpal akan menonjol ke permukaan saat kita menggenggam tangan. - Phalangeae Regio phalangeae atau jari jari terdiri dari 14 tulang yang membentuk 5 digiti (jari). Pada tulang tulang phalanges, dilakukan penomoran tulang mulai dari arah lateral (ibu jari) ke arah medial (jari kelingking). Pada digiti 1, hanya terdapat dua tulang phalanges, yaitu phalanges proksimalis dan phalanges distalis. Pada digiti 2, 3, 4, dan 5, terdapat 3 bagian tulang phalanges,yaitu phalanges proksimalis, phalanges media dan phalanges distalis. Phalangeae proksimalis dan phalangeae media dihubungkan oleh sendi articulatio interphalangeae manus proksimales. Phalangeae media dan phalangeae distalis dihubungkan oleh sendi articulatio interphalangeae manus distales. 20

21 2. Otot Otot otot pada bagian tangan dapat dilihat pada tabel berikut ini : 21

22 3. Saraf Tangan dipersarafi oleh saraf 3: n. ulnaris,n. medianus, dan n. radialis. Masing-masing memiliki komponen sensorik dan motorik. 1.Saraf Medianus Saraf medianus bertanggung jawab untuk innervasi otot-otot berikut : m. pronator teres, m. flexor carpi radialis, m. palmaris longus, m. flexor digitorum superficialis, m. flexor pollicis longus, m. fleksor digitorum profunda (telunjuk dan jari tengah), m. pronator quadrates, otot di regio thenar (abductor pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan m. flexor pollicis brevis). Cabang sensorik saraf ini mempersarafi daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah, dan sisi radial jari manis. Saraf medianus berasal dari cabang lateral dan medial dari plexus brachialis dan masuk ke sum sum tulang melalui C5-T1. 2. Saraf ulnaris Saraf ulnaris berasal dari cabang medial plexus brachialis dan masuk ke sum sum tulang melalui C8-T1. Cabang motorik mempersarafi m. flexor carpi ulnaris dan m. flexor digitorum profundus jari manis dan jari kelingking. Saraf ini juga mempersarafi daerah hipotenar (m. abductor digiti minimi, m. opponens digiti minimi, m. flexor digiti minimi, dan m. palmaris brevis) dan m. adductor pollicis. Ujung sensorik saraf ini mempersarafi daerah aspek ulnaris jari manis dan jari kelingking. 3. Saraf Radialis N. radialis berasal dari serabut posterior plexus brachialis (C6-C8). Ujung motorik saraf ini mempersarafi daerah otot - otot extensor, meliputi m. supinator, m. extensor carpi radialis brevis, m. extensor digitorum communis, m. extensor digiti minimi, m. extensor carpi ulnaris, m. extensor indicis proprius, m. extensor pollicis longus, m. extensor pollicis brevis, dan m. abductor pollicis longus. 22

23 Ujung sensorik saraf ini mempersarafi daerah radial dari dorsum tangan, dorsum ibu jari, dorsum jari telunjuk, dorsum jari tengah, dan setengah dorsum jari manis bagian radial, serta pada sendi interphalangeal. Bagan sistem saraf pada tangan dapat dilihat di dawah ini : 23

24 4. Pembuluh darah Tangan memiliki jaringan pembuluh darah yang kompleks. Arteri radial dan arteri ulnaris, yang merupakan cabang dari arteri brakialis, menyediakan suplai darah ke tangan. Arteri di lengan bawah seperti arteri interosea anterior, arteri interosea posterior, arteri interosseus, dan arteri median merupakan cabang dari arteri ulnaris. Arteri ulnaris berjalan di lengan bawah bagian medial di bawah m. flexor carpi ulnaris. Pada pergelangan tangan, ia bergerak ke dalam tangan, di mana ia terbagi menjadi cabang deep palmaris dan cabang palmaris superfisialis. Cabang superfisialis membentuk arkus palmaris superfisialis, dan cabang deep Palmaris ikut membentuk arkus deep palmaris. A. radialis berjalan di lengan bawah di antara m. brachioradialis dan m. flexor carpi radialis. Pada bagian distal, a. radialis akan beranastomosis dengan cabang dari a. ulnaris membentuk arkus palmaris superfisialis dan arkus deep palmaris Arkus palmaris superfisialis dan arkus deep Palmaris inilah yang kemudian bercabang lagi dan mengedarkan darah ke bagian phalanges (digiti) dari tangan. 24

25 Bagan sistem artery pada tangan dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 25

26 Pada tangan bagian carpal, terdapat sebuah bagian berbentuk terowongan yang tersusun dari tulang karpal. Rongga carpal dibatasi oleh dinding kaku yang dibentuk oleh tulang dan sendi carpal serta ligamentum carpal transversum (flexor retinaculum) yang tebal. Terowongan carpal dibatasi oleh tulang distal radius, lunatum dan capitatum di sisi dorsal; tulang skaphoid, jaringan fibrous untuk terowongan flexor carpiradialis di sisi radial; tulang triquetrum dan ligamentum pisohamatum di sisi ulnar; ligamentum carpal transversum yang tebal membentang dari tulang pisiform ke skaphoid-trapezoid di sisi volar. Carpal tunnel berisi ligamentum flexor digitorum superficialis (FDS) dan profundus (FDP), flexor pollicis longus (FPL), dan n. medianus. Struktur terowongan karpal : Adanya radang pada tendo otot otot flexor atau penebalan ligamen pada daerah terowongan karpal kerap mengakibatkan terjepitnya n. medianus. Terjepitnya n. medianus inilah yang mengakibatkan sindrom carpal tunnel. 26

27 b. Apa saja jenis gerakan yang dapat dilakukan oleh tangan? Gerakan dibawah ini dijelaskan dengan tangan berada ada posisi anatomi. 1. GERAKAN POLLEX a. Flexio Gerakan pollex didepan telapak tangan sedemikian rupa sehingga mempertahankan bidang kuku pollex tegak lurus terhadap bidang kuku jari lainnya. b. Extensio Gerakan pollex pada bidang lateral atau coronal menjauhi telapak tangan sedemikian rupa, sehingga mempertahankan bidang kuku pollex tegak lurus dengan bidang kuku jari lainnya. c. Abductio Gerakan pollex pada bidang anteroposterior menjauhi telapak tangan, bidang kuku pollex tegak lurus dengan bidang kuku jari lain. d. Adductio Gerakan pollex pada bidang anteroposterior mendekati telapak tangan, bidang kuku pollex tegak lurus dengan bidang kuku jari lain. 27

28 e. Oppositio Gerakan pollex didepan telapak tangan sedemikian rupa sehingga permukaan anterior ujung jari bersentuhan dengan permukaan anterior salah satu ujung jari lainnya. Gerakan ini disempurnakan dengan medial rotatio dari os metacarpal I dan phalanges yang melekat pada os trapezium. Bidang kuku pollex terletak paralel dengan bidang kuku jari yang beroposisi. 2. GERAKAN INDEX, DIGITUS MEDIUS, DIGITUS ANULARIS DAN DIGITUS MINIMUS. a. Flexio Gerakan kedepan jari pada bidang anteroposterior. b. Extension Gerakan kebelakang jari pada bidang anteroposterior.. c. Abductio Gerakan jari (termasuk jari tengah) menjauhi garis tengah imajiner pada jari tengah. d. Adductio Gerakan jari kearah garis tengah imajiner pada jari tengah. 28

29 e. Abductio dan adductio Hanya mungkin pada posisi extensio. Pada posisi flexio jari, facies articularis basis phalanges proximal terletak bersentuhan dengan permukaan anterior caput metacarpi yang rata. 3. GERAKAN TANGAN a. Ekstensio dan Hyper Ekstensio Gerakan membentuk sudut yang lebih besar oleh tangan terhadap bidang tubuh; ke arah posterior dari posisi anatomi. b. Fleksio Gerakan membentuk sudut yang lebih kecil oleh tangan terhadap bidang tubuh ke arah anterior dari posisi anatomi 29

30 Bagan gerakan tangan : c. Bagaimana mekanisme (fisiologi) terjadinya gerakan tersebut? 1. GERAKAN POLLEX a. Flexio Gerakan terjadi diantara os. Trapezium dan os metacarpal I, pada articulatio metacarpophalagea dan interphalangea. Otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Flexor policis longus dan brevis serta M. Opponens pollicis. 30

31 b. Extensio Gerakan terjadi diantara os. Trapezium dan os metacarpal I, pada articulatio metacarpophalagea dan interphalangea.otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Extensor pollicis longus dan brevis. c. Abductio Gerakan terjadi diantara os. Trapezium dan os metacarpal I, hanya sedikit gerakan pada articulatio metacarpophalagea. Otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Abductor pollicis longus dan brevis. d. Adductio Gerakan terjadi diantara os. Trapezium dan os metacarpal I. Otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Adductor pollicis. e. Oppositio Otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Opponens pollicis. 2. GERAKAN INDEX, DIGITUS MEDIUS, DIGITUS ANULARIS DAN DIGITUS MINIMUS. a. Flexio Gerakan ini terjadi pada articulatio metacarpophalagea dan interphalangea. Phalanges distal diflexiokan oleh M. Flexor digitorum profunda, phalanges medial oleh M. Flexor digitorum superficialis dan phalanges proksimal oleh M. Lumbricales dan interossei. 31

32 b. Extension Gerakan ini terjadi pada articulatio metacarpophalagea dan interphalangea. Phalanges distal diekstensiokan oleh M. Lumbricales dan interossei, phalanges medial oleh M. Lumbricales dan interossei dan phalanges proksimal oleh M. Extensor digitorum. c. Abductio Gerakan ini terjadi pada articulatio metacarpophalagea. Otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Interossei dorsales. d. Adductio Otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Interossei palmares. e. Abductio dan adductio Facies articularis basis phalanges proximal dan anterior caput metacarpi yang rata difiksasi dengan erat oleh ligamentum collaterale yang tegang pada posisi flexio. Pada posisi extensio articulatio metacarpophalangea, basis phalanges bersentuhan dengan bagian bulat caput ossis metacarpi dan ligamentum collaterale dalam keadaan longgar. 32

33 d. Bagaimana mekanisme (fisiologi) kerja tangan saat menggenggam atau mengangkat benda? Untuk dapat menggenggam, diperlukan kontraksi dari beberapa otot, yaitu m. flexor pollicis brevis, m. flexor pollicis longus, m. flexor digitorum profundus, m. flexor digitorum superficialis dan m. flexor digitorum minimi. Kontraksi otot otot tersebut akan membuat jari jari menekuk (posisi flexor) sehingga kita bisa menggenggam benda. Gerakan memegang benda dapat dilakukan oleh tangan bila lengan bawah semipronatio dan articulatio radiocarpalis pada posisi extentio. Sebagai catatan, tulang-tulang lengan bawah sangat stabil pada posisi semipronatio sehingga disebut posisi fungsional Untuk dapat mengangkat benda diperlukan koordinasi otot otot tidak hanya ditangan, tapi juga di lengan, yakni pada otot biceps, otot triceps dan lain lain. Benda yang lebih berat akan memaksa lebih banyak otot berkontraksi guna memberikan kekuatan kepada lengan dan tangan kita. Struktur tangan yang tersusun dari tulang yang berukuran pendek turut membantu memudahkan kita dalam menggenggam benda. Tulang yang pendek membuat kita dapat melakukan lebih banyak gerakan dan ruang di dalam genggaman kita dapat disesuaikan ukurannya (bisa rapat, bisa renggang) sesuai ukuran benda yang hendak dipegang. 33

34 Saraf yang mempersarafi daerah tangan berasal tiga sumber yaitu n. Medianus yang mempersarafi daerah digiti 1, 2 dan 3 (ibu jari, telunjuk, dan jari tengah) serta setengah digiti 4; n. Ulnaris yang mempersarafi daerah digiti 4 dan 5 (jari manis dan kelingking); dan n. Radialis. Saraf tersebut yang mengatur bagaimana tangan menerima rangsangan (sensorik) dan merespon terhadap rangsangan tersebut (motorik). Ketiga saraf tersebut juga yang membuat kita dapat menggerakkan tangan sesuai dengan kehendak kita. e. Mengapa bisa terjadi tangan lemah? Tangan lemah terjadi karena adanya kompresi pada saraf sehingga daerah yang dipersarafinya tidak dapat menjalankan fungsi motorik dan sensorik secara maksimal. Gangguan ini akan mengakibatkan terhambatnya penghantaran impuls sehingga kinerja otot yang dipersarafi juga mengalami gangguan fisiologi. Gangguan ini dapat berupa hilangnya kemampuan otot untuk berkontraksi secara maksimal hingga mengakibatkan terjadinya kelemahan bahkan hingga atrofi. f. Bagaimana patofisiologi tangan lemah? Tangan lemah pada Linda terjadi karena adanya kompresi pada n. medianus sehingga daerah yang dipersarafinya, yakni digiti 1, 2, dan 3 mengalami gangguan fisiologis. Gangguan ini berupa hilangnya kemampuan otot untuk berkontraksi secara maksimal hingga mengakibatkan terjadinya kelemahan pada tangan Linda. Gejala yang juga dialami Linda adalah rasa nyeri, rasa panas (seperti terbakar) dan rasa kesemutan pada daerah yang diinnervasi oleh nervus medianus, yakni digiti 1, 2, dan 3. Kompresi pada n. Medianus mengakibatkan daerah yang dipersarafinya tidak dapat menjalankan fungsi motorik dan sensorik secara maksimal. Kompresi ini akan mengakibatkan terhambatnya penghantaran impuls sehingga saraf tidak dapat menghantarkan sinyal dari dan ke otak. Hal inilah yang menebabkan munculnya berbagai rasa yang tidak biasa (nyeri, panas dan kesemutan) serta kelemahan pada tangan. 34

35 3. Linda kesulitan untuk melakukan beberapa aktivitas yang menggunakan tangan kanan seperti mengancing baju, menyisir rambut, dsb. a. Faktor apa saja yang menyebabkan Linda kesulitan beraktivitas dengan tangan kanannya? Linda sulit beraktivitas dengan tangannya karena tangannya lemas dan sering mengalami kesemutan serta nyeri pada digiti 1, 2, dan 3. Akibatnya, ia mengalami kesulitan saat ingin beraktivitas dengan tangan kanannya. Bila kita cermati, ketiga jari tersebut merupakan jari yang dipersarafi oleh n. Medianus. Kemungkinan besar n. medianus pada tangan kanan Linda mengalami gangguan (demyelinasi) yang bisa ditimbulkan akibat tekanan terus menerus atau karena aktivitas yang berlebihan atau karena gerakan yang berulang ulang secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga saraf tersebut mengalami penekanan. Gangguan ini bisa juga timbul pada ibu hamil karena adanya perubahan hormonal dan penumpukan cairan tubuh yang berlebihan pada daerah tangan dan kaki sehingga timbul kompresi atau penekanan oleh cairan tersebut. Demyelinasi axon dari n. Medianus akan mengakibatkan gangguan pada transport impuls sehingga tangan Linda akan mengalami gangguan neurofisiologis. Kompresi pada n. medianus juga dapat menyebabkan terjadinya kelemahan otot hingga atrofi otot sehingga otot tidak dapat bekerja maksimal bahkan tidak dapat bekerja sama sekali. 35

36 4. Linda merasa sehat dan menyangkal adanya trauma atau nyeri leher. a. Apakah ada hubungan antara trauma leher dan rasa kesemutan dan nyeri seperti yang dialami Linda? Jelaskan! Dari gambar di atas, kita dapat melihat bagaimana jalannya nervous medianus. Mulai dari saraf yang paling ujung pada digiti 1, 2, 3, dan sebagian digiti 4. Saraf lalu lewat melalui terowongan karpal, naik ke lengan bawah lewat bagian interossea lalu masuk regio brachii dan membentuk sistem percabangan yang rumit dengan beberapa saraf. Percabangan ini 36

37 dikenal dengan nama plexus brachialis. Plexus ini kemudian akan berakhir pada C5, C6, C7, C8, dan T1. Adanya trauma leher memungkinkan timbulnya gangguan pada saraf yang berujung di daerah cervikalis pada vertebral. Saraf medianus termasuk salah satu saraf yang berujung pada daerah ini. Alhasil, bila seseorang pernah mengalami trauma leher, kemungkinan kerja n. Medianus akan terganggu. Gangguan ini mengakibatkan n. Medianus tidak dapat menghantarkan impuls yang diterimanya dengan baik. Hal ini akan menimbulkan sensasi kesemutan pada daerah yang dipersarafinya, yakni digiti 1, 2, 3 dan setengah digiti 4. Linda menyangkal dirinya pernah mengalami trauma leher. Maka dapat kita katakan bahwa sensasi kesemutan yang dialami oleh Linda bukan disebabkan oleh gangguan pada ujung saraf medianus di tulang belakang (C5, C6, C7, C8 dan T1), tetapi kemungkinan besar disebabkan oleh kompresi n. Medianus pada bagian lain. Kompresi pada n. Medianus ini terkadang dapat menimbulkan sensasi nyeri yang menjalar sepanjang jalur n. Medianus, yakni mulai dari digiti 1, 2, 3 dan setengah digiti 4; naik ke bagian interossea lengan bawah, regium brachii, bahkan sampai ke leher ( daerah C5, C6, C7, C8 dan T1). 37

38 8. SINTESIS a. Anatomi Tangan 1. Tulang dan sendi Bagan tulang dan sendi pada tangan : Pada daerah tangan, khususnya pergelangan tangan, ada beberapa persendian antara lain : - Articulatio radiocarpalis Persendian antara tulang carpal dengan tulang radial - Articulatio mediocarpalis Persendian antar tulang carpal 38

39 - Articulatio carpometacarpales Sendi antara metacarpal dengan carpal - Articulatio metacarpophalangeae Persendian antara metacarpal dan phalanges - Articulatio interphalangeae manus proksimales Persendian antara phalanges proksimalis dengan phalanges media - Articulatio interphalangeae manus distales Persendian antara phalanges media dengan phalanges distalis Sementara untuk tulang, tangan yang terdiri dari 27 tulang dapat dibagi menjadi 3 regio yakni : - Carpal Carpal atau pergelangan tangan terdiri atas 8 tulang yang tersusun atas dua kolom. Tiap kolom terdiri dari 4 tulang. Bagian proksimal, dimulai dari arah ibu jari ke arah medial atau kelingking, terdiri dari tulang scaphoid (navicular), lunate, triquetrum and pisiform. Kolom distal dari lateral (ibu jari) ke medial (jari kelingking), terdiri dari tulang trapezium (trapesium yang lebih besar), trapezoid (trapesium yang lebih kecil), capitate, dan hamate. Scaphoid and lunate dari kolom proksimal membentuk sendi dengan ujung distal dari radius. Sendi ini disebut articulatio radiocarpalis. - Metacarpal Metacarpal (bagian telapak tangan) terdiri dari 5 tulang. Setiap tulang terdiri dari bagian ujung proksimal, bagian badan, dan bagian ujung distal yang berbentuk bundar guna membentuk persendian dengan tulang phalangeae proksimalis. Bagian ujung 39

40 distal dari tulang metacarpal akan menonjol ke permukaan saat kita menggenggam tangan. - Phalangeae Regio phalangeae atau jari jari terdiri dari 14 tulang yang membentuk 5 digiti (jari). Pada tulang tulang phalanges, dilakukan penomoran tulang mulai dari arah lateral (ibu jari) ke arah medial (jari kelingking). Pada digiti 1, hanya terdapat dua tulang phalanges, yaitu phalanges proksimalis dan phalanges distalis. Pada digiti 2, 3, 4, dan 5, terdapat 3 bagian tulang phalanges,yaitu phalanges proksimalis, phalanges media dan phalanges distalis. Phalangeae proksimalis dan phalangeae media dihubungkan oleh sendi articulatio interphalangeae manus proksimales. Phalangeae media dan phalangeae distalis dihubungkan oleh sendi articulatio interphalangeae manus distales. 40

41 2. Otot Otot otot pada bagian tangan dapat dilihat pada tabel berikut ini : 41

42 3. Saraf Tangan dipersarafi oleh saraf 3: n. ulnaris,n. medianus, dan n. radialis. Masing-masing memiliki komponen sensorik dan motorik. 1.Saraf Medianus Saraf medianus bertanggung jawab untuk innervasi otot-otot berikut : m. pronator teres, m. flexor carpi radialis, m. palmaris longus, m. flexor digitorum superficialis, m. flexor pollicis longus, m. fleksor digitorum profunda (telunjuk dan jari tengah), m. pronator quadrates, otot di regio thenar (abductor pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan m. flexor pollicis brevis). Cabang sensorik saraf ini mempersarafi daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah, dan sisi radial jari manis. Saraf medianus berasal dari cabang lateral dan medial dari plexus brachialis dan masuk ke sum sum tulang melalui C5-T1. 2. Saraf ulnaris Saraf ulnaris berasal dari cabang medial plexus brachialis dan masuk ke sum sum tulang melalui C8-T1. Cabang motorik mempersarafi m. flexor carpi ulnaris dan m. flexor digitorum profundus jari manis dan jari kelingking. Saraf ini juga mempersarafi daerah hipotenar (m. abductor digiti minimi, m. opponens digiti minimi, m. flexor digiti minimi, dan m. palmaris brevis) dan m. adductor pollicis. Ujung sensorik saraf ini mempersarafi daerah aspek ulnaris jari manis dan jari kelingking. 3. Saraf Radialis N. radialis berasal dari serabut posterior plexus brachialis (C6-C8). Ujung motorik saraf ini mempersarafi daerah otot - otot extensor, meliputi m. supinator, m. extensor carpi radialis brevis, m. extensor digitorum communis, m. extensor digiti minimi, m. extensor carpi ulnaris, m. extensor indicis proprius, m. extensor pollicis longus, m. extensor pollicis brevis, dan m. abductor pollicis longus. 42

43 Ujung sensorik saraf ini mempersarafi daerah radial dari dorsum tangan, dorsum ibu jari, dorsum jari telunjuk, dorsum jari tengah, dan setengah dorsum jari manis bagian radial, serta pada sendi interphalangeal. Bagan sistem saraf pada tangan dapat dilihat di dawah ini : 43

44 4. Pembuluh darah Tangan memiliki jaringan pembuluh darah yang kompleks. Arteri radial dan arteri ulnaris, yang merupakan cabang dari arteri brakialis, menyediakan suplai darah ke tangan. Arteri di lengan bawah seperti arteri interosea anterior, arteri interosea posterior, arteri interosseus, dan arteri median merupakan cabang dari arteri ulnaris. Arteri ulnaris berjalan di lengan bawah bagian medial di bawah m. flexor carpi ulnaris. Pada pergelangan tangan, ia bergerak ke dalam tangan, di mana ia terbagi menjadi cabang deep palmaris dan cabang palmaris superfisialis. Cabang superfisialis membentuk arkus palmaris superfisialis, dan cabang deep Palmaris ikut membentuk arkus deep palmaris. A. radialis berjalan di lengan bawah di antara m. brachioradialis dan m. flexor carpi radialis. Pada bagian distal, a. radialis akan beranastomosis dengan cabang dari a. ulnaris membentuk arkus palmaris superfisialis dan arkus deep palmaris Arkus palmaris superfisialis dan arkus deep Palmaris inilah yang kemudian bercabang lagi dan mengedarkan darah ke bagian phalanges (digiti) dari tangan. 44

45 Bagan sistem artery pada tangan dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 45

46 b. Fisiologi dan Jenis Pergerakan Tangan Gerakan dibawah ini dijelaskan dengan tangan berada ada posisi anatomi. 1. GERAKAN POLLEX a. Flexio Gerakan pollex didepan telapak tangan sedemikian rupa sehingga mempertahankan bidang kuku pollex tegak lurus terhadap bidang kuku jari lainnya. Gerakan terjadi diantara os. Trapezium dan os metacarpal I, pada articulatio metacarpophalagea dan interphalangea. Otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Flexor policis longus dan brevis serta M. Opponens pollicis. b. Extensio Gerakan pollex pada bidang lateral atau coronal menjauhi telapak tangan sedemikian rupa, sehingga mempertahankan bidang kuku pollex tegak lurus dengan bidang kuku jari lainnya. Gerakan terjadi diantara os. Trapezium dan os metacarpal I, pada articulatio metacarpophalagea dan interphalangea.otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Extensor pollicis longus dan brevis. c. Abductio Gerakan pollex pada bidang anteroposterior menjauhi telapak tangan, bidang kuku pollex tegak lurus dengan bidang kuku jari lain. Gerakan terjadi diantara os. Trapezium dan os metacarpal I, hanya sedikit gerakan pada articulatio metacarpophalagea. Otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Abductor pollicis longus dan brevis. 46

47 d. Adductio Gerakan pollex pada bidang anteroposterior mendekati telapak tangan, bidang kuku pollex tegak lurus dengan bidang kuku jari lain. Gerakan terjadi diantara os. Trapezium dan os metacarpal I. Otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Adductor pollicis. e. Oppositio Gerakan pollex didepan telapak tangan sedemikian rupa sehingga permukaan anterior ujung jari bersentuhan dengan permukaan anterior salah satu ujung jari lainnya. Gerakan ini disempurnakan dengan medial rotatio dari os metacarpal I dan phalanges yang melekat pada os trapezium. Bidang kuku pollex terletak paralel dengan bidang kuku jari yang beroposisi. Otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Opponens pollicis. 2. GERAKAN INDEX, DIGITUS MEDIUS, DIGITUS ANULARIS DAN DIGITUS MINIMUS. a. Flexio Gerakan kedepan jari pada bidang anteroposterior. Gerakan ini terjadi pada articulatio metacarpophalagea dan interphalangea. Phalanges distal diflexiokan oleh M. Flexor digitorum profunda, phalanges medial oleh M. Flexor digitorum superficialis dan phalanges proksimal oleh M. Lumbricales dan interossei. 47

48 b. Extension Gerakan kebelakang jari pada bidang anteroposterior. Gerakan ini terjadi pada articulatio metacarpophalagea dan interphalangea. Phalanges distal diekstensiokan oleh M. Lumbricales dan interossei, phalanges medial oleh M. Lumbricales dan interossei dan phalanges proksimal oleh M. Extensor digitorum. c. Abductio Gerakan jari (termasuk jari tengah) menjauhi garis tengah imajiner pada jari tengah. Gerakan ini terjadi pada articulatio metacarpophalagea. Otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Interossei dorsales. d. Adductio Gerakan jari kearah garis tengah imajiner pada jari tengah. Gerakan terjadi diantara os. Trapezium dan os metacarpal I. Otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Adductor pollicis. Otot yang melakukan gerakan ini adalah M. Interossei palmares. e. Abductio dan adductio Hanya mungkin pada posisi extensio. Pada posisi flexio jari, facies articularis basis phalanges proximal terletak bersentuhan dengan permukaan anterior caput metacarpi yang rata. Facies articularis basis phalanges proximal dan anterior caput metacarpi yang rata difiksasi dengan erat oleh ligamentum collaterale yang tegang pada posisi flexio. Pada posisi extensio articulatio metacarpophalangea, basis phalanges 48

49 bersentuhan dengan bagian bulat caput ossis metacarpi dan ligamentum collaterale dalam keadaan longgar. 3. GERAKAN TANGAN a. Ekstensio dan Hyper Ekstensio Gerakan membentuk sudut yang lebih besar oleh tangan terhadap bidang tubuh; ke arah posterior dari posisi anatomi. b. Fleksio Gerakan membentuk sudut yang lebih kecil oleh tangan terhadap bidang tubuh ke arah anterior dari posisi anatomi 49

50 Bagan gerakan tangan : c. Anatomi Terowongan Carpal Pada tangan bagian carpal, terdapat sebuah bagian berbentuk terowongan yang tersusun dari tulang karpal. Rongga carpal dibatasi oleh dinding kaku yang dibentuk oleh tulang dan sendi carpal serta ligamentum carpal transversum (flexor retinaculum) yang tebal. Terowongan carpal dibatasi oleh tulang distal radius, lunatum dan capitatum di sisi dorsal; tulang skaphoid, jaringan fibrous untuk terowongan flexor carpiradialis di sisi radial; tulang triquetrum dan ligamentum pisohamatum di sisi ulnar; ligamentum carpal transversum yang tebal membentang dari tulang pisiform ke skaphoid-trapezoid di sisi volar. Carpal tunnel berisi ligamentum flexor 50

51 digitorum superficialis (FDS) dan profundus (FDP), flexor pollicis longus (FPL), dan n. medianus. Struktur terowongan karpal : Adanya radang pada tendo otot otot flexor atau penebalan ligamen pada daerah terowongan karpal kerap mengakibatkan terjepitnya n. medianus. Terjepitnya n. medianus inilah yang mengakibatkan sindrom carpal tunnel. 51

52 d. Sindrom Terowongan Carpal (Carpal Tunnel Syndrome) Setiap perubahan yang mempersempit terowongan carpal akan menyebabkan tekanan pada struktur yang paling rentan di dalamnya yaitu nervus medianus. Di pergelangan tangan, nervus medianus berjalan melalui terowongan karpal (carpal tunnel) dan menginnervasi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari manis. Pada saat berjalan melalui terowongan inilah nervus medianus paling sering mengalami tekanan yang menyebabkan terjadinya neuropati tekanan yang dikenal dengan istilah Sindroma Terowongan Karpal/STK (Carpal Tunnel Syndrome/CTS). STK adalah suatu neuropati yang sering ditemukan, biasanya unilateral pada tahap awal dan dapat menjadi bilateral. Gejala yang ditimbulkan umumnya dimulai dengan gejala sensorik walaupun pada akhirnya dapat pula menimbulkan gejala motorik. Pada awalnya gejala yang sering dijumpai adalah rasa nyeri, tebal (numbness) dan rasa seperti aliran listrik (tingling) pada daerah yang diinnervasi oleh nervus medianus. Seringkali gejala yang pertama timbul di malam hari yang menyebabkan penderita terbangun dari tidurnya. Penyakit ini biasanya timbul pada usia pertengahan. Wanita lebih banyak menderita penyakit ini daripada pria. Umumnya pada keadaan awal bersifat unilateral tetapi kemudian bisa juga bilateral. Biasanya lebih berat pada tangan yang dominan. Pada beberapa keadaan tertentu, misalnya pada kehamilan, prevalensinya bertambah. Orang yang bekerja dengan gerakan yang sama dan terus menerus berulang, misalnya pada bagian packing, kasir, atau penulis, juga memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami sindrom ini. 52

53 Pada sebagian kasus etiologinya tidak diketahui, terutama pada penderita lanjut usia. Beberapa sumber mengatakan etiologinya antara lain : 1. Herediter 2. Trauma: dislokasi, fraktur pada lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan 3. Pekerjaan : gerakan mengetuk atau fleksi dan ekstensi pergelangan tangan yang berulangulang. 4. Endokrin : terapi estrogen atau androgen, diabetes mellitus, hipotiroidi, kehamilan. 5. Penyakit kolagen vaskular 6. Degeneratif: osteoartritis. Diagnosa STK ditegakkan selain berdasarkan gejala-gejala di atas juga didukung oleh beberapa pemeriksaan yaitu : 1. Pemeriksaan fisik Harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom tangan. Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan diagnosa STK adalah : a. Flick's sign. Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-gerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosa STK. Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit Raynaud. b. Thenar wasting. Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-otot thenar. 53

Carpal tunnel syndrome

Carpal tunnel syndrome Carpal tunnel syndrome I. Definisi Carpal tunnel syndrome adalah keadaan nervus medianus tertekan di daerah pergelangan tangan sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, dan kelelahan otot tangan. Tempat

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. dalam praktek sehari-hari. Istilah terowongan kapal digunakan karena daerah yang

BAB II PEMBAHASAN. dalam praktek sehari-hari. Istilah terowongan kapal digunakan karena daerah yang BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI Sindrom terowongan karpal merupakan suatu kumpulan gejala akibat kompresi nervus medianus pada pergelangan tangan. Penyakit ini sering ditemukan dalam praktek sehari-hari.

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 1. Pengertian CTS Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah gangguan pada anggota tubuh bagian tangan yang menyebabkan rasa sakit dan mati rasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan optimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Carpal Tunnel Syndrome CTS merupakan suatu penyakit yang timbul dari kompresi intermiten atau terus menerus atau terjadi karena saraf median terjebak saat melewati terowongan

Lebih terperinci

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI CARPAL TUNNEL SYNDROME OLEH : AMANDA KRISTIN SEMBIRING PEMBIMBING : DR. ANTUN SUBONO, SP.S FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA 2014 Kata Pengantar Puji

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Carpal Tunnel Syndrome 2.1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau disebut juga Sindrom Terowongan Karpal (STK) adalah kumpulan gejala akibat terjadi penekanan pada nervus

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S )

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S ) CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S ) N.Medianus dpt tertekan/terdesak swkt melalui bag.bawah retinakulum flexor menuju telapak tangan sebabkan G/sensorik sampai kelemahan ibu jari. Etiologi dan Patologi Terowongan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terowongan carpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat tersebut. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terowongan carpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat tersebut. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Carpal Tunnel Syndrome 2.1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome adalah neuropati kompresi simtomatik nervus medianus pada pergelangan tangan berupa peningkatan tekanan di dalam

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MUSCLE OF UPPER EXTREMITY DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OTOT-OTOT EKSTREMITAS SUPERIOR 1. Kelompok otot pada gelang bahu 2. Kelompok otot regio brachii (lengan atas)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan merupakan salah satu anggota gerak tubuh yang paling sering digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

LATIHAN PEREGANGAN OTOT PERGELANGAN TANGAN, TANGAN DAN LENGAN SEBAGAI BENTUK USAHA PENCEGAHAN DAN REHABILITASCARPAL TUNNEL SYNDROME

LATIHAN PEREGANGAN OTOT PERGELANGAN TANGAN, TANGAN DAN LENGAN SEBAGAI BENTUK USAHA PENCEGAHAN DAN REHABILITASCARPAL TUNNEL SYNDROME LATIHAN PEREGANGAN OTOT PERGELANGAN TANGAN, TANGAN DAN LENGAN SEBAGAI BENTUK USAHA PENCEGAHAN DAN REHABILITASCARPAL TUNNEL SYNDROME Sendhi Tristanti Puspitasari, Febrita Paulina Heynoek Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

sendi pergelangan tangan dibentuk oleh:

sendi pergelangan tangan dibentuk oleh: sendi pergelangan tangan dibentuk oleh: sendi radiocarpal, sendi intercarpal dan sendi radioulnar distal. Persendian antara lengan bawah dan tangan terutama melalui sendi radiocarpal dan sendi radioulnar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati terhadap nervus

II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati terhadap nervus 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 2.1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan gangguan umum yang berhubungan dengan pekerjaan yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan komputer khususnya di perkotaan sudah sangat lazim, tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari anak-anak, ibu rumah

Lebih terperinci

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) :

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) : Sindrom Kanalis Cubitalis (Cubital Tunnel Syndrome) Kesemutan atau baal biasanya terjadi di jari manis. Atau terjadi di wilayah saraf ulnaris. Gejalanya seperti sindrom ulnaris. Baal biasanya terjadi tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Gerakan Berulang

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Gerakan Berulang BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gerakan Berulang a. Pengertian Gerakan Berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan sedikit variasi gerakan. (Budiono,

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME

CARPAL TUNNEL SYNDROME CARPAL TUNNEL SYNDROME Disusun oleh ARIS NURZAMZAMI ( 207.315.081 ) Dokter Pembimbing Dr. Bambang Sri Dyatmoko, Sp.S FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA KEPANITRAAN ILMU PENYAKIT SARAF RSUD PROF.DR.MARGONO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergelangan tangan terdiri dari persendian ujung distal radius dengan deretan proksimal tulang-tulang karpal. Stabilitas pergelangan tangan disebabkan oleh ligamen-ligamen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 1. Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan akibat disfungsi dari saraf medianus yang terjadi karena peninggian

Lebih terperinci

BAHAN AJAR III CARPAL TUNNEL SYNDROME

BAHAN AJAR III CARPAL TUNNEL SYNDROME BAHAN AJAR III CARPAL TUNNEL SYNDROME Nama Mata Kuliah/Bobot SKS Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Level Kompetensi Alokasi Waktu : Sistem Neuropsikiatri / 8 SKS : area kompetensi 5: landasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fascia telapak tangan adalah sinambung dengan fascia punggung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fascia telapak tangan adalah sinambung dengan fascia punggung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Pergelangan Tangan 2.1.1. Fascia Telapak Tangan Fascia telapak tangan adalah sinambung dengan fascia punggung tangan ke arah proksimal sinambung dengan fascia lengan

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME

CARPAL TUNNEL SYNDROME CARPAL TUNNEL SYNDROME I. PENDAHULUAN Carpal Tunnel Syndrome (Tardy Median Palsy) adalah suatu keadaan dimana terjadi kompresi nervus medianus dalam terowongan carpal. Carpal Tunnel Syndrome merupakan

Lebih terperinci

BAB II CARPAL TUNNEL SYNDROME

BAB II CARPAL TUNNEL SYNDROME BAB I PENDAHULUAN Carpal tunnel syndrome (CTS) atau sindroma terowongan karpal adalah salah satu gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Carpal Tunnel Syndrome Carpal Tunnel Syndrome adalah sindroma dengan gejala kesemutan dan rasa nyeri pada pergelangan tangan terutama 3 jari pertama yaituibu jari,

Lebih terperinci

SINDROM TEROWONGAN KARPAL (CARPAL TUNNEL SYNDROME) ALDY S. RAMBE. Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran USU/RSUP. H. Adam Malik ABSTRAK

SINDROM TEROWONGAN KARPAL (CARPAL TUNNEL SYNDROME) ALDY S. RAMBE. Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran USU/RSUP. H. Adam Malik ABSTRAK SINDROM TEROWONGAN KARPAL (CARPAL TUNNEL SYNDROME) ALDY S. RAMBE Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran USU/RSUP. H. Adam Malik ABSTRAK Sindroma Terowongan Karpal adalah entrapment neuropathy yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tangan berfungsi sebagai instruksi gerakan tubuh dan pergelangan tangan sangat sering beraktifitas oleh karena itu perlu diperhatikan kondisi tangan dan pergelangan

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME

CARPAL TUNNEL SYNDROME CARPAL TUNNEL SYNDROME ILUSTRASI KASUS Identitas Nama: Ny. D Umur: 63 tahun Alamat: kebocoran 07/01 Kedung Banteng Pekerjaan: IRT Agama: islam Jenis kelamin: perempuan Anamnesis Keluhan Utama: nyeri telapak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan informasi yang berkembang pesat sekarang ini ternyata membawa dampak positif, namun juga membawa dampak negatif bagi manusia. Lama dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, BAB I PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat BAB I PENDAHULUAN Pembangunan dibidang kesehatan adalah penyelenggaran upaya kesehatan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Hidup sehat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melakukan aktifitasnya sepanjang hari tentunya akan melibatkan anggota gerak tubuh dan anggota tubuh yang banyak berperan dalam aktifitas kerja

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME

CARPAL TUNNEL SYNDROME Referat CARPAL TUNNEL SYNDROME Oleh: Dr. Huldani UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEDOKTERAN BANJARMASIN MEI, 2013 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... i ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 BAB

Lebih terperinci

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Teori Etiologi: 1. Heriditer 2. Trauma 3. Pekerjaan 4. Infeksi 5. Metabolik 6. Endokrin 7. Neoplasma 8. Penyakit kolagen 9. Degeneratif 10. Iatrogenik 11.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita laksanakan selama ini telah

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME

CARPAL TUNNEL SYNDROME CARPAL TUNNEL SYNDROME Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah iritasi yang terjadi pada syaraf median di pergelangan tangan yang dapat menyebabkan tangan menjadi baal, kesemutan, nyeri, sampai dengan lemah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Carpal Tunnel syndrome adalah sindroma dengan gejala kesemutan dan rasa nyeri pada pergelangan tangan terutama tiga jari utama yaitu ibu jari telunjuk dan jari tengah

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI ULTRA SOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI ULTRA SOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI ULTRA SOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Vega Indra Utama 1 Nur Susanti 2 (1) Program Studi D

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Struktur Anatomi Tangan

PEMBAHASAN. Struktur Anatomi Tangan PEMBAHASAN Struktur Anatomi Tangan Struktur anatomi tangan disusun dari tulang tangan, otot tangan, sendi tangan, dan saraf tangan. Keempat panyusun anatomi tangan tersebut bersama-sama menciptakan gerakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan tangan kanannya terasa nyeri dan terasa kaku pada 3 jari, juga terasa kebal dan kesemutan pada malam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Penyakit Akibat Kerja Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. (13) Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kehidupan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kehidupan yang lebih baik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita laksanakan selama ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Status kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

SINDROM CARPAL TUNNEL. Jeffrey N. Katz, M.D., dan Barry P. Simmons, M.D.

SINDROM CARPAL TUNNEL. Jeffrey N. Katz, M.D., dan Barry P. Simmons, M.D. SINDROM CARPAL TUNNEL Jeffrey N. Katz, M.D., dan Barry P. Simmons, M.D. Seorang Wanita pensiunan berumur 64 tahun, kinan (tangan kanan), mengeluhkan mati rasa yang hilang timbul, terasa geli dan nyeri

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit yang paling sering mengenai nervus medianus adalah neuropati tekanan / jebakan (entrapment neuropathy). Di pergelangan tangan, nervus medianus berjalan

Lebih terperinci

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ADAPTASI LOKOMOSI BERLARI Melibatkan gerakan cyclic dan berulang anggota gerak (stride=satu siklus anggota gerak pada gait tertentu) Gait = satu kali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi tangan dan jari dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik dalam aktifitas kerja, vokasi, olahraga maupun kegiatan hobi dan rekreasi sangatlah penting.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu menarik perhatian bagi seseorang fisioterapis, problem permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. selalu menarik perhatian bagi seseorang fisioterapis, problem permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan muskuloskeletal mempunyai banyak permasalahan yang selalu menarik perhatian bagi seseorang fisioterapis, problem permasalahan muskuloskeletal adalah hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum dan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas sehari-hari tidak jarang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga, mengangkat barang, mencuci, ataupun aktivitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME. Laporan Kasus

MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME. Laporan Kasus MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME Laporan Kasus Oleh: NAMA NIM TEMPAT PRAKTEK : HANITA PUTRA DJAYA : C13108253 : KLINIK MEDISAKTI PERIODE : 7 MEI 18 MEI 2012 PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

Lebih terperinci

MAKALAH WRIST DROP. Disusun Oleh : BINARTHA UTAMI Pembimbing : dr. Aida Fithrie, Sp.S

MAKALAH WRIST DROP. Disusun Oleh : BINARTHA UTAMI Pembimbing : dr. Aida Fithrie, Sp.S MAKALAH WRIST DROP Disusun Oleh : BINARTHA UTAMI 100100241 Pembimbing : dr. Aida Fithrie, Sp.S DEPARTEMEN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP H.ADAM MALIK MEDAN 2014 2 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN MASA KERJA DENGAN POSISI PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA SUPIR BAJAJ di JAKARTA BARAT

HUBUNGAN USIA DAN MASA KERJA DENGAN POSISI PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA SUPIR BAJAJ di JAKARTA BARAT HUBUNGAN USIA DAN MASA KERJA DENGAN POSISI PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA SUPIR BAJAJ di JAKARTA BARAT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi Kasus. mengenai nervus medianus adalah neuropati tekanan(entrapment

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi Kasus. mengenai nervus medianus adalah neuropati tekanan(entrapment BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Kasus 1. Carpal tunnel syndrome a. Definisi Carpal tunnel syndrome(cts) Salah satu penyakit yang paling sering mengenai nervus medianus adalah neuropati tekanan(entrapment

Lebih terperinci

Journal Reading ULFA ELSANATA ( )

Journal Reading ULFA ELSANATA ( ) Journal Reading ULFA ELSANATA (01.211.6546) Tujuan Mengevaluasi efektifitas gabapentin untuk menghilangkan gejala pada CTS Pendahuluan : Pengobatan CTS mencakup obat oral, suntikan steroid, decompressive

Lebih terperinci

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan.

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan. Al-Sihah : Public Health Science Journal 19-25 Gambaran Faktor Pekerjaan dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Batu Tatakan di Desa Lempang Kec.Tanete Riaja Kabupaten Barru Tahun

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME

CARPAL TUNNEL SYNDROME CARPAL TUNNEL SYNDROME Disusun Oleh : Yusprasi Kasim 1102110109 Pembimbing : Dr. dr. Nadra Maricar, Sp. S FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2015 Laporan Kasus IDENTITAS PASIEN Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan adalah bagian tubuh yang memiliki peran dan fungsi yang penting dalam melakukan berbagai aktivitas baik ringan maupun berat. Aktivitas tersebut antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan adalah bagian tubuh yang memiliki peran penting dalam melakukan berbagai aktivitas dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Apabila terjadi

Lebih terperinci

BAB II STATUS PEMERIKSAAN PASIEN

BAB II STATUS PEMERIKSAAN PASIEN BAB I PENDAHULUAN Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan baik yang bersifat total maupun sebagian. Fraktur dikenal dengan istilah patah tulang. Biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah neuropati akibat terjepitnya saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit oleh pembungkus tendon fleksor

Lebih terperinci

CARPAL TUNEL SYNDROME

CARPAL TUNEL SYNDROME CARPAL TUNEL SYNDROME Liza Salawati dan Syahrul Abstrak. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada pekerja industri. The National Institute for Occupational Safety

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai tenaga kerja adalah pelaksana dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaian ketentraman

Lebih terperinci

Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan

Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan Jenis-Jenis Neuropati Tambahan Joint Charcot Joint Charcot, atau sering juga disebut arthropathy neuropatik,

Lebih terperinci

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya 31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya January 22, 2015 Tedi Mulyadi 0 Comment Saraf spinal Sistem saraf perifer terdiri dari saraf dan ganglia di luar otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi utama dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan untuk mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City Pratiwi TN, Saftarina F, Wahyuni A Faculty Of Medicine

Lebih terperinci

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal ABSTRAK Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal Hendrik Sutopo L., 2005 Pembimbing : Winsa Husin, dr., MSc, M.Kes; Bing Haryono, dr., Sp.S Sindrom Terowongan Karpal (STK) merupakan suatu kelainan terjepitnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri di masa globalisasi saat ini merupakan salah satu faktor penting dari perekeonomian suatu negara. Baik sektor industri formal dan informal dituntut

Lebih terperinci

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional termasuk suatu komponen sensori, komponen diskriminatri, responrespon yang mengantarkan atau reaksi-reaksi yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tingkatan intra sel sampai aktual yang setiap hari dilakukan oleh. manusia untuk beraktifitas atau bergerak 1.

BAB I PENDAHULUAN. pada tingkatan intra sel sampai aktual yang setiap hari dilakukan oleh. manusia untuk beraktifitas atau bergerak 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk hidup yang hidupnya tidak lepas dari proses bergerak mulai dari tingkatan mikroskopik atau gerak yang terjadi pada tingkatan intra sel sampai aktual

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Sebagai Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Oleh: RIYADI J110050041 DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,

Lebih terperinci

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya 31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh dan otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum di mana ia kontinu dengan

Lebih terperinci

NEUROPATI RADIALIS. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara

NEUROPATI RADIALIS. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara NEUROPATI RADIALIS Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Neuropati radialis adalah suatu kelainan fungsional dan struktural pada nervus radialis,

Lebih terperinci

ERGONOMI PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi:

ERGONOMI PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi: PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi: Ilmu yang mempelajari interaksi manusia dengan pekerjaannya secara fisik sesuai dengan pekerjaannya, lingkungan kerjanya serta peralatan yang digunakannya. Secara ideal ergonomik:

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit LAPORAN PRAKTIKUM Indera Rasa Kulit OLEH : ANGGUN OCTAVIEARLY P. 121610101042 LABORATORIUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012 BAB I DASAR TEORI INDERA RASA KULIT Pada kulit kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Ergonomi Istilah ergonomi pertama kali digunakan oleh sekelompok ilmuwan Inggris di tahun 1950, yang berasal dari kata Yunani, yaitu ergos = kerja, nomos = norma,

Lebih terperinci

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM D3 UNIVERSITAS BUDI LUHUR Buku Pedoman untuk Dosen Pengajar dan Mahasiswa Versi 2 (2012) Universitas Budi Luhur Jakarta PENDAHULUAN Panduan ini menjelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tolak Peluru Tolak peluru termasuk nomor lempar dalam olahraga atletik yang memiliki kriteria tersendiri dari alat hingga lapangan

Lebih terperinci

Stress Markers Pada Lengan Dan Tangan Kanan

Stress Markers Pada Lengan Dan Tangan Kanan Stress Markers Pada Lengan Dan Tangan Kanan Azizatul Haq Larasati 1 Abstract Stress marker was the study of the occupation routine work on the human muscles. This study discussed the routine work of human

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Vinkristin adalah senyawa kimia golongan alkaloid vinca yang berasal dari

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Vinkristin adalah senyawa kimia golongan alkaloid vinca yang berasal dari 5 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obat kemoterapi vinkristin Vinkristin adalah senyawa kimia golongan alkaloid vinca yang berasal dari tanaman Vinca Rosea yang memiliki anti kanker yang diberikan secara intravena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerahan yang dilakukandan batas maksimum residu dalam bahan makanan. menggunakan tangan (Handayani dan Purwanti, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pemerahan yang dilakukandan batas maksimum residu dalam bahan makanan. menggunakan tangan (Handayani dan Purwanti, 2010). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap peternak sapi perah dalam melakukan pemerahan harus berupaya untuk mendapatkan hasil susu yang bersih dan sehat. Kuantitas dan kualitas hasil pemerahan

Lebih terperinci

Cedera medulla spinalis yang disebabkan trauma terjadi karena : Axial loading Hiperfleksi Hiperekstensi Rotasi Lateral bending

Cedera medulla spinalis yang disebabkan trauma terjadi karena : Axial loading Hiperfleksi Hiperekstensi Rotasi Lateral bending Cedera medulla spinalis adalah cedera pada medulla spinalis yang dapat mempengaruhi fungsi motorik, sensorik, dan otonom. Perubahan ini dapat sementara atau permanen. Cedera medulla spinalis paling banyak

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA. KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan

Lebih terperinci

Laboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER

Laboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 PENDAHULUAN Bahwa agar fungsi Laboratorium komputer jurusan ilmu komputer Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Fleksor Tendon 1.Anatomi dari Fleksor Tendon dan Struktur di Sekitarnya Carpal tunnel Merupakan ruang yang terletak antara tulang carpalia dan transverse

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) teknologi. Seolah-olah hidup manusia sudah sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) teknologi. Seolah-olah hidup manusia sudah sangat tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah sangat luas, hampir semua kegiatan manusia tidak lepas dari perangkat teknologi. Seolah-olah

Lebih terperinci

UKDW BAB Latar Belakang

UKDW BAB Latar Belakang BAB 1 1.1.Latar Belakang Bermain adalah hal yang sangat dibutuhkan, baik bagi user-user yang baru lahir sampai user-user yang sudah sekolah. Dengan bermain, user-user juga sedang melakukan pembelajaran

Lebih terperinci

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar PEMBAHASAN Lokomosi pada MEP ditandai dengan perpindahan dari satu posisi ke posisi lainnya. Saat melakukan perpindahan, MEP mampu melakukan perpindahan baik secara quadrupedalism maupun bipedalism (Napier

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang untuk menghasilkan suatu gerakan, salah satunya adalah gerakan tangan.tangan adalah bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kimiawi, listrik, dan mekanik untuk menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kimiawi, listrik, dan mekanik untuk menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Otot Rangka Otot merupakan jaringan peka rangsang. Sel otot dapat dirangsang secara kimiawi, listrik, dan mekanik untuk menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesemuanya adalah merupakan satu kesatuan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. kesemuanya adalah merupakan satu kesatuan untuk menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Masalah Dari sekian banyak anggota tubuh yang dimiliki dalam tubuh manusia, kesemuanya adalah merupakan satu kesatuan untuk menciptakan keharmonisan aktivitas seseorang

Lebih terperinci