Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan"

Transkripsi

1 Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan FEBRUARI 215

2 Daftar Isi Sambutan Menko PMK iii Tentang SNPK iv Gambaran Umum 1 Konflik Sumber Daya Konflik Tata Kelola Pemerintahan 7 Konflik Pemilihan dan Jabatan 9 Konflik Identitas 1 Konflik Main Hakim Sendiri 15 Konflik Separatisme 17 Kekerasan Dalam Penegakan Hukum 1 Kriminalitas 19 Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 2 Daftar Tabel Tabel 1. dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di provinsi 1 Tabel 2. Jumlah insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Februari 215) Tabel. Jumlah insiden dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintahan (Februari 215) 7 Tabel. Jumlah insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Februari 215) 9 Tabel 5. Jumlah insiden dan dampak Konflik Identitas (Februari 215) 1 Tabel 6. Jumlah insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Februari 215) 15 Daftar Grafik Grafik 1. Jumlah insiden dan dampak Konflik Kekerasan (Februari 21 - Februari 215) 2 Grafik 2. dan dampak Konflik Sumber Daya (Februari 21 - Februari 215) 5 Grafik. Jumlah insiden dan tewas Konflik Sumber Daya berdasarkan provinsi (Februari 215) 6 Grafik. dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintah (Februari 21 - Februari 215) Grafik 5. Jumlah insiden dan cedera Konflik Tata Kelola Pemerintah berdasarkan provinsi (Februari 215) Grafik 6. dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Februari 21 - Februari 215) 12 Grafik 7. Jumlah insiden dan cedera Konflik Pemilihan dan Jabatan berdasarkan provinsi (Februari 215) 12 Grafik. dan dampak Konflik Identitas (Februari 21 - Februari 215) 1 Grafik 9. Jumlah insiden dan tewas Konflik Identitas berdasarkan provinsi (Februari 215) 1 Grafik 1. dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Februari 21 - Februari 215) 16 Grafik 11. Jumlah insiden dan tewas Konflik Main Hakim Sendiri berdasarkan provinsi (Februari 215) 16 Grafik 12. dan dampak Konflik Separatisme (Februari 21 - Februari 215) 17 Grafik 1. dan dampak Kekerasan dalam Penegakan Hukum (Februari 21 - Februari 215) 1 Grafik 1. Jumlah insiden dan tewas Kekerasan dalam Penegakan Hukum berdasarkan provinsi (Februari 215) 1 Grafik 15. dan dampak Aksi Kriminalitas (Februari 21 - Februari 215) 19 Grafik 16. Jumlah insiden dan tewas Aksi Kriminalitas berdasarkan provinsi (Februari 215) 19 Grafik 17. dan dampak KDRT (Februari 21 - Februari 215) 2 Grafik 1. Jumlah insiden dan tewas KDRT berdasarkan provinsi (Februari 215) 21 Daftar Peta Peta Konflik Kekerasan Berdasarkan Kabupaten/Kota (Februari 21 - Februari 215) 1-11 ii

3 Sambutan Menko PMK Pembangunan manusia dan kebudayaan merupakan salah satu prioritas Pemerintah Republik Indonesia dalam Pembangunan Nasional yang berkelanjutan (Sustainable National Development). Dalam melaksanakan pembangunan tersebut seringkali negara dihadapkan pada gangguan kerawanan sosial yang sangat merugikan hasil pembangunan yang sudah dicapai dengan susah payah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan sebuah instrumen yang dapat mengevaluasi, menganalisis, dan mengidentifikasi akar permasalahan kerawanan sosial, guna mengantisipasi dan mencegah terjadinya kerawanan sosial berupa tindak kekerasan dan konflik dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan. Instrumen tersebut diberi nama Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK). SNPK ini dibangun sejalan dengan salah satu pilar koordinasi Kemenko PMK, yaitu: Penanggulangan, antisipasi, dan tanggap cepat gangguan kesejahteraan rakyat. SNPK ini dirancang untuk dapat memberikan gambaran yang komprehensif menyeluruh tentang kerawanan sosial sehingga pemerintah dan para pemangku kepentingan dapat mengambil langkah-langkah antisipatif yang tepat sehingga kerawanan sosial tidak menjelma menjadi tindak kekerasan dan konflik sosial. Akhir kata, SNPK diharapkan dapat membantu semua pemangku kepentingan dalam mengambil langkahlangkah antisipatif agar dampak kerawanan sosial dapat dieliminir semaksimal mungkin sehingga sasaran pembangunan manusia dan kebudayaan dapat dicapai secara berhasil guna. Terima kasih. Jakarta, Oktober 21 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani iii

4 Tentang SNPK Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) digagas oleh Kedeputian I Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) untuk menyediakan data kekerasan yang terjadi di Indonesia seakurat dan semutakhir mungkin. SNPK terdiri dari dua kegiatan utama yaitu: (i) pengumpulan data rutin dan rinci tentang insiden kekerasan berupa informasi waktu, lokasi, bentuk, dan pemicu insiden serta dampaknya; (ii) penerbitan laporan dan data yang diperbaharui setiap bulan. Laporan Bulanan SNPK menyajikan data dan informasi faktual tentang insiden kekerasan yang menonjol setiap bulan. Laporan Bulanan SNPK didedikasikan sebagai bahan rujukan untuk pencegahan dan penyusunan kebijakan pengelolaan konflik. SNPK mengumpulkan data kekerasan berdasarkan informasi yang tersedia secara publik, bersumber dari surat kabar lokal dilengkapi dengan berbagai sumber non-media seperti laporan pemerintah, kajian akademis, dan laporan lembaga swadaya masyarakat. SNPK mengumpulkan data insiden kekerasan sejak tahun 199 dan disajikan melalui portal: Data insiden kekerasan sejak Januari 21 dan seterusnya berasal dari seluruh provinsi di Indonesia. Portal SNPK menyajikan data kekerasan dalam empat kategori, yakni (i) konflik (lihat Kotak Definisi); (ii) Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT); (iii) kekerasan terkait kriminalitas, dan (iv) kekerasan dalam penegakan hukum. Kategori kekerasan selain konflik dipandang perlu untuk dipantau karena berpotensi menimbulkan konflik sosial. Setiap insiden kekerasan yang tercatat dalam database SNPK dilengkapi dengan kliping berita surat kabar yang digunakan sebagai sumber. Pengelolaan SNPK dipimpin oleh Kemenko PMK dengan dukungan Bank Dunia dan The Habibie Center melalui hibah dari Korea Economic Transitions and Peace-building Trust Fund. Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kualitas SNPK di masa mendatang, Kemenko PMK mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk perguruan tinggi, lembaga kajian, dan masyarakat sipil. Definisi INSIDEN KEKERASAN adalah tindakan individu, antarindividu, kelompok atau antarkelompok yang menyebabkan atau dapat menyebabkan dampak fisik terhadap manusia (kematian, cedera) atau kerusakan harta benda. KONFLIK adalah peristiwa di mana insiden kekerasan terjadi karena adanya isu/ sengketa yang melatarbelakangi dan pihak tertentu yang menjadi sasaran. Konflik kekerasan mencakup insiden berskala kecil (melibatkan individu) dan berskala besar (melibatkan kelompok). Berdasarkan pemicunya, SNPK membagi konflik ke dalam tujuh jenis, yakni: 1. Konflik Sumber Daya : insiden kekerasan yang dipicu oleh sengketa sumber daya alam maupun sumber daya buatan (lahan, tambang, akses ke mata pencaharian, gaji, polusi, kerusakan lingkungan). 2. Konflik Tata Kelola Pemerintahan : insiden kekerasan dipicu oleh kebijakan atau program pemerintah (misalnya pelayanan publik, korupsi, subsidi, kenaikan harga, pemekaran).. Konflik Pemilihan dan Jabatan : insiden kekerasan yang dipicu oleh persaingan dalam pemilihan atau jabatan (termasuk pemilihan umum, pemilihan umum kepala daerah, pemilihan kepala desa, pemilihan jabatan di universitas, lembaga mahasiswa, partai politik, dan lainnya).. Konflik Separatisme : insiden kekerasan yang dipicu oleh upaya pemisahan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. 5. Konflik Identitas : insiden kekerasan yang dipicu oleh identitas kelompok (agama, etnis, suku, gender, geografis, dan yang melibatkan migran/pengungsi, identitas sekolah, dan antarsuporter olahraga). 6. Konflik Main Hakim Sendiri : insiden kekerasan yang dipicu balas dendam atau respon terhadap ketersinggungan, pencurian, hutang piutang, penghinaan, kecelakaan lalu lintas, perselingkuhan, termasuk kekerasan terhadap dukun santet dan lokasi maksiat. 7. Konflik Lainnya : insiden konflik yang pemicunya belum diketahui atau tidak dilaporkan dengan jelas oleh sumber berita. KRIMINALITAS adalah tindakan kekerasan yang terjadi tanpa dilatarbelakangi isu atau sengketa yang diperselisihkan sebelumnya. Motif tindakan kriminalitas dapat berupa uang (misalnya perampokan atau penculikan) atau kesenangan pribadi, atau kebencian. KDRT adalah tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh anggota keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, di mana anggota keluarga tersebut tinggal dalam satu rumah. Kekerasan non-fisik tidak dipantau oleh SNPK. KEKERASAN DALAM PENEGAKAN HUKUM adalah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan resmi dalam upaya penegakan hukum, termasuk penggunaan kekerasan terhadap tersangka/pelaku kriminalitas baik yang dilakukan sesuai kewenangan maupun di luar wewenang aparat keamanan. iv

5 Gambaran Umum Tren seluruh jenis kekerasan di bulan Februari 215 Gambaran Umum Di bulan Februari 215, insiden dari seluruh jenis kekerasan yang tercatat oleh data SNPK sebanyak 1.92 insiden yang menyebabkan 211 tewas, cedera dan 95 bangunan rusak. Jumlah insiden mengalami penurunan dan korban tewas sedikit mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Jenis kekerasan yang menempati urutan teratas, seperti pada bulan-bulan sebelumnya, adalah kriminalitas [1.7 insiden dan 11 tewas] (lihat Tabel 1). Tren konflik kekerasan di bulan Februari 215 Untuk kategori konflik kekerasan, data SNPK mencatat 57 insiden yang mengakibatkan 27 orang tewas dan 55 lainnya cedera, serta 67 bangunan rusak. Korban tewas pada bulan ini berasal dari konflik main hakim sendiri [16 tewas] diikuti konflik sumber daya [9 tewas] serta konflik lainnya - konflik kekerasan di mana pemicu atau motif belum/ tidak diketahui - [2 tewas]. Tak hanya menelan korban tewas terbanyak, jenis konflik main hakim sendiri juga menempati urutan teratas dalam jumlah insiden [25 insiden] diikuti konflik sumber daya [6 insiden] serta konflik identitas [5 insiden]. Jika dibandingkan bulan sebelumnya, jumlah insiden dan korban tewas di bulan ini mengalami penurunan (lihat Tabel 1 dan Grafik 1). Jenis Kekerasan Feb-15 Jumlah Kejadian Jumlah Tewas Jumlah Cedera Jumlah Pemerkosaan Jumlah Bangunan Rusak Jan-15 Tabel 1. dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di provinsi Februari 215 Februari 21 - Februari 215 Feb-15 Jan-15 Februari 21 - Februari 215 Feb-15 Jan-15 Februari 21 - Februari 215 Feb-15 Jan-15 Februari 21 - Februari 215 Feb- 15 Jan-15 Februari 21 -Februari 215 Konflik Sumber Daya Tata Kelola Pemerintahan Pemilihan dan Jabatan Identitas Main Hakim Sendiri Separatisme Konflik Lainnya Kekerasan dalam Penegakan Hukum Kriminalitas KDRT Total Tren konflik kekerasan di periode Februari 21 - Februari 215 Sepanjang periode ini, jumlah insiden konflik kekerasan tercatat sebanyak 7.5 insiden yang mengakibatkan 67 tewas dan 9.6 Tren konflik kekerasan di periode Februari 21 - Februari 215 cedera, serta 1.1 bangunan rusak. Puncak tertinggi insiden kekerasan terjadi di bulan April 21 [67 insiden] dan korban tewas Sepanjang terbanyak periode terjadi di ini, Agustus jumlah insiden 21 [7 konflik tewas]. kekerasan Selain tercatat itu, jenis sebanyak konflik main 7.5 hakim insiden sendiri yang mengakibatkan mencatat jumlah 67 tewas insiden dan kekerasan 9.6 cedera, terbanyak serta 1.1 [.66 bangunan insiden] diikuti rusak. Puncak konflik tertinggi sumber insiden daya [926 kekerasan insiden] terjadi dan konflik di bulan identitas April 21 [9 [67 insiden]. Adapun, dan korban sebaran tewas insiden terbanyak konflik terjadi main di Agustus hakim 21 sendiri [7 berdasarkan tewas]. Selain kabupaten/kota itu, jenis konflik di main Indonesia hakim pada sendiri periode mencatat Februari jumlah 21 insiden Februari kekerasan 215 terbanyak dapat dilihat [.66 di insiden] peta (lihat diikuti Tabel konflik 1, Grafik sumber 1 daya dan Peta). [926 insiden] dan konflik identitas [9 insiden]. Adapun, sebaran insiden konflik main hakim sendiri berdasarkan kabupaten/ kota di Indonesia pada periode Februari 21 Februari 215 dapat dilihat di peta (lihat Tabel 1, Grafik 1 dan Peta). 1

6 Grafik 1. Jumlah insiden dan dampak Konflik Kekerasan (Februari 21 - Februari 215) 5 Konflik Separatisme Konflik Identitas Konflik Pemilihan dan Jabatan Konflik Tata Kelola Pemerintahan 2 Konflik Sumber Daya Konflik Main Hakim Sendiri Konflik Lainnya Feb-1 Mar-1 Apr-1 May-1 Jun-1 Jul-1 Aug-1 Sep-1 Oct-1 Nov-1 Dec-1 Jan-15 Feb-15 Tewas Data SNPK mencatat pada bulan Februari 215 insiden-insiden konflik kekerasan yang mengemuka adalah: Konflik Main Hakim Sendiri Akumulasi insiden konflik main hakim sendiri selama bulan ini sebanyak 25 insiden yang mengakibatkan 16 tewas, 6 cedera, dan 1 bangunan rusak. Jumlah korban tewas pada bulan ini tidak mengalami perubahan dibandingkan sebulan sebelumnya. Pemicu aksi main hakim sendiri lebih didominasi oleh kasus pencurian [26 insiden], masalah harga diri/ penghinaan [6 insiden] dan pembalasan atas penganiayaan [2 insiden]. Keseluruhan korban tewas bulan ini terjadi akibat pengeroyokan. Sedangkan provinsi yang mengalami jumlah insiden terbanyak adalah Sumatera Utara [61 insiden] diikuti Jawa Timur [2 insiden] dan DKI Jakarta [27 insiden] serta Jawa Barat [2 insiden]. Dalam banyak kasus, insiden kekerasan yang terjadi pada konflik main hakim sendiri berujung pada bentrokan. Dalam bulan ini, insiden yang mengemuka berupa bentrokan di Sulawesi Utara dan Papua Barat, yang dipicu kasus pencurian dan penganiayaan. Di Papua Barat, sejumlah warga terlibat bentrok dipicu oleh insiden penganiayaan sehari sebelumnya. kekerasan tersebut memicu aksi balasan yang berakibat dua orang cedera. Adapun, di Sulawesi Utara, dua kelompok warga di Kecamatan Tompaso Baru, Kabupaten Minahasa Selatan, saling serang. Hal ini dilatarbelakangi kasus pencurian kendaraan bermotor. Dampak dari bentrokan ini adalah lima orang cedera. Konflik Sumber Daya Sebanyak 6 insiden kekerasan terkait konflik sumber daya dalam bulan ini telah menewaskan 9 orang, melukai 5 orang lainnya dan bangunan rusak. Korban tewas terdapat di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT) masing-masing 2 tewas serta lima provinsi lain terdapat 1 tewas. Pemicu utama dalam konflik ini adalah masalah lahan [2 insiden] dan masalah akses [2 insiden]. Korban tewas terbanyak dipicu permasalahan sumber daya buatan [ tewas]. kekerasan konflik sumber daya yang mengemuka lebih banyak disebabkan permasalahan lahan, perebutan warisan, dan permasalahan sumber daya alam. Di Nusa Tenggara Barat (NTB), mahasiswa yang menamakan diri Himpunan Mahasiswa Parado (HIMAPA) berunjuk rasa untuk memperingati tragedi 2 Februari 211. Demontrasi berakhir bentrok yang mengakibatkan seorang tewas dan seorang lainnya mengalami luka bacok. Di Kalimantan Selatan, sengketa lahan antara warga dengan perusahaan telah mengakibatkan seorang pegawai perusahan tewas dikeroyok. Delapan orang pelaku berhasil ditangkap polisi. Selain itu, sejumlah orang tak dikenal terlibat bentrok dengan ratusan warga di Sumatera Utara. Diduga insiden ini dilatarbelakangi sengketa lahan antara warga dengan pihak pengembang. 2

7 Konflik Identitas Pada bulan ini konflik identitas total tercatat 5 insiden yang berdampak pada 6 cedera dan bangunan rusak. Berbeda dengan bulanbulan sebelumnya, di bulan ini tidak ada korban tewas. Sebagian besar konflik identitas dipicu masalah antarkampung/ geografis [16 insiden] dan identitas lainnya [16 insiden]. Provinsi yang mengalami insiden kekerasan terbanyak adalah Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan [masingmasing 9 insiden] serta Jawa Barat [ insiden]. yang mengemuka selama bulan ini adalah bentrok antarkampung/ geografis yang terjadi di antaranya di Sumatera Barat, Maluku dan Sulawesi Utara. Dilatarbelakangi salah paham pada acara organ tunggal, sejumlah pemuda di Kabupaten Limapuluh Koto, Sumatera Barat terlibat bentrokan. Mereka saling serang dan membakar 1 rumah dan beberapa unit kendaraan sebelum aparat keamanan mengendalikan situasi. Sedangkan di Maluku, dua kelompok warga dari Desa Kailolo dan Rohomoni terlibat bentrok yang dipicu kasus penganiayaan beberapa hari sebelumnya. Delapan orang terluka dan beberapa kios turut dirusak dalam insiden ini. Masih di Maluku, kali ini bentrok antarkampung melibatkan warga Desa Hila dan Dusun Waitomu di Kecamatan Leihitu. Bentrokan dipicu aksi balas dendam atas penikaman yang dilakukan warga Waitomu terhadap seorang warga Hila. Dalam insiden ini, delapan rumah warga hangus terbakar dan sedikitnya delapan rumah lainnya turut dirusak. Selain itu, bentrokan juga terjadi di Sulawesi Utara yakni di Kecamatan Tuminting, Kecamatan Wenang dan Kecamatan Sario, Kota Manado. Konflik Tata Kelola Pemerintahan Data SNPK mencatat sebanyak 27 insiden yang berdampak pada 1 cedera dan bangunan rusak terkait konflik tata kelola pemerintahan. Pemicu yang dominan dalam konflik ini adalah pelaksanaan program pemerintah [9 insiden] dan pelayanan publik [7 insiden]. kekerasan yang terbanyak terjadi di Maluku Utara [ insiden] serta Papua Barat dan Sulawesi Selatan [masing-masing insiden]. Sepanjang bulan ini, insiden yang mengemuka di antaranya terkait kasus korupsi, pelayanan publik dan penegakan hukum. Di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, hasil wawancara seorang anggota DPRK yang dimuat media lokal terkait dugaan korupsi, memicu reaksi dari anggota lainnya dan berujung perkelahian. Sedangkan di Maluku Utara, sejumlah orang tak dikenal membakar kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Labuha. Pembakaran ini menghanguskan berkas kasus-kasus korupsi dan berkas lainnya. Diduga aksi ini merupakan perbuatan pihak-pihak tertuntut yang kasus korupsi tidak diusut. Selain itu, di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Tenggara dugaan korupsi dan penyelewangan pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) memicu demontrasi sejumlah warga. Konflik Pemilihan dan Jabatan Dalam kategori konflik ini, data SNPK mencatat 11 insiden kekerasan yang menyebabkan 16 cedera dan bangunan rusak. Meski tidak ada korban tewas yang tercatat, namun jika dibandingkan pada bulan sebelumnya, jumlah korban cedera melonjak naik. Pemicu utama adalah pemilihan dan jabatan di tingkat desa/ kelurahan [ insiden dan 2 cedera] serta pemilihan dan jabatan lainnya [ insiden dan 11 cedera]. Provinsi yang mengalami insiden kekerasan hanya terjadi di Jawa Barat [ insiden] dan [2 insiden] masing-masing terjadi di Kepulauan Riau dan Nusa Tenggara Timur (NTT), selebihnya masing-masing 1 insiden tersebar di empat provinsi lain. kekerasan yang mengemuka sepanjang bulan ini terkait konflik pemilihan kepala desa (Pilkades). Di NTT dan Jawa Barat. Di NTT, puluhan orang pendukung salah satu calon Pilkades menyerang panitia di kantor Desa Heakto. Mereka marah dan kecewa lantaran calonnya tidak dapat berkompetisi karena tidak memenuhi persyaratan. Sedangkan di Jawa Barat terjadi dua insiden kekerasan. Di Kabupaten Karawang terjadi bentrok antarwarga karena perseteruan dalam Pilkades dan pembakaran sebuah warung. Perseteruan ini diawali perang mulut antara pemilik warung dengan seorang anggota tim sukses terkait hasil Pilkades. Konflik Separatisme Dalam bulan ini tidak tercatat insiden konflik separatisme dan sekaligus merupakan titik terendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya selama periode Februari 21 Februari 215. Tidak ada penjelasan tertentu mengapa tidak ada konflik separatism yang tercatat di bulan ini. Meskipun demikian, bukan berarti konflik ini telah hilang mengingat jenis konflik ini bersifat laten. Konflik Lainnya Dalam kategori konflik lainnya - konflik kekerasan di mana pemicu atau motif belum/ tidak diketahui - di bulan ini, data SNPK mencatat 22 insiden yang menewaskan 2 orang, mencederai sedikitnya 2 orang dan mengakibatkan 2 bangunan rusak. Dua korban tewas terjadi dalam satu insiden kekerasan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, di mana korban dikeroyok sepulang bermain sepak bola oleh sejumlah orang.

8 Konflik Sumber Daya Konflik Sumber Daya periode Februari 21 Februari 215 Total insiden konflik sumber daya pada periode ini berjumlah 926 insiden yang menyebabkan 1 tewas, 1.19 cedera dan 27 bangunan rusak. Jika dilihat rata-rata per bulannya, terjadi 71 insiden dan 11 tewas dalam konflik sumber daya. Selama periode ini, provinsi yang mencatat jumlah insiden terbanyak adalah Sumatera Utara [19 insiden], Jawa Timur [65 insiden] dan Papua [55 insiden]. Sedangkan jumlah korban tertinggi terjadi di Papua [22 tewas] diikuti Maluku [17 tewas] serta Sumatera Selatan [1 tewas]. Pemicu utama konflik sumber daya pada periode ini adalah permasalahan lahan [7 insiden dan tewas] dan permasalahan akses [216 insiden dan 27 tewas]. Konflik Sumber Daya bulan Februari 215 konflik sumber daya yang terjadi selama bulan ini tercatat sebanyak 6 insiden yang menyebabkan 9 tewas, 5 cedera dan bangunan rusak. Jumlah insiden maupun korban tewas mengalami peningkatan dibandingkan pada bulan sebelumnya, sedangkan sebaran korban tewas terdapat di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT) [masing-masing 2 tewas] serta lima provinsi lainnya [masing-masing 1 tewas]. Pemicu utama dalam konflik ini adalah masalah lahan [2 insiden] dan masalah akses [2 insiden] dan korban tewas terbanyak dipicu permasalahan sumber daya buatan [ tewas] (lihat Grafik dan Tabel Konflik Sumber Daya). -insiden yang mengemuka di bulan Februari 215 kekerasan yang mengemuka selama bulan ini adalah sumber daya alam yang terjadi di NTB, sengketa lahan antara perusahaan dengan warga di Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Riau serta beberapa kasus perebutan warisan antarindividu. Di Desa Wane, Kecamatan Parado, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), terjadi penganiayaan dalam aksi unjuk rasa Himpunan Mahasiswa Parado (HIMAPA) dan sejumlah warga memperingati empat tahun insiden bentrokan pertambangan di Parado. Ketika mahasiswa sedang berorasi, pada tanggal 2/2/215, seorang aparat Tabel 2. Jumlah insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Februari 215) Pemicu Tewas Masalah Lahan 2 2 Masalah Sumber Daya Alam 5 1 Sumber Daya Buatan Akses 2 1 Lingkungan Gaji/upah/perburuhan 7 Sumber Daya Lainnya 1 1 pemerintah Desa Wane datang dan meminta mahasiswa membubarkan diri. Hal tersebut memicu emosi pengunjuk rasa. Empat pengunjuk rasa kemudian mengeroyok korban. Korban sempat memberikan perlawanan, tapi akhirnya tewas akibat tusukan senjata tajam. Seorang rekan korban juga menjadi sasaran penganiayaan dan menderita luka. ini berbuntut ketegangan antara Desa Wane dengan Desa Rato, di mana para pelaku berasal. Upaya polisi menjemput para pelaku di Desa Rato mendapatkan perlawanan dari tetangga dan saudara mereka, sebelum akhirnya para tersangka berikut barang bukti dicokok. Mobil polisi yang hendak membawa mereka ke kantor polisi dihadang warga Desa Wane. Warga Desa Wane menuntut agar para pelaku diserahkan ke mereka. Polisi terpaksa harus melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa dan mengamankan para tersangka dari amukan massa. Meski polisi telah menahan tersangka, ketegangan belum sepenuhnya reda. Massa Desa Wane yang tidak terkendali kemudian menuju Desa Rato, mencari dan membakar rumah para pelaku. Keluarga pelaku segera mengungsi. Rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya tersebut dibakar hingga hangus. Puluhan polisi menjaga ketat kantor Polsek Parado untuk mengantisipasi amuk massa. Parado merupakan lokasi pertambangan mineral yang dikelola oleh PT. Sumbawa Timur Mining (STM). Sejak kehadirannya, pertambangan tersebut memicu pro dan kontra di tengah masyarakat. Unjuk rasa pada Februari ini Total 6 9 merupakan kegiatan memeringati tragedi 2 Februari 211, di mana unjuk rasa pro dan anti pertambangan Parado berakhir dengan insiden penembakan terhadap masyarakat dan mahasiswa dan memakan korban 1 orang luka-luka. Korban tewas akibat konfik sumber daya di bulan ini juga tercatat dalam insiden antara warga dengan PT. Deli Murni Wijaya di Desa Nusa Indah, Kecamatan Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, pada tanggal 21/2/215. Dari delapan pelaku yang ditangkap, dua dituduh mengeroyok direktur PT. Deli Murni Wijaya. Korban meninggal akibat luka senjata tajam. Enam warga lain dikenai tuduhan membakar rumah, mobil, motor korban hingga hangus. Kejadian ini dilatarbelakangi sengketa hak guna usaha (HGU) lahan antara perusahaan dengan warga. Adapun, korban tewas lainnya dalam kategori konflik sumber daya berasal dari insideninsiden konflik sumber daya antarindividu di berbagai provinsi. Di Sulawesi Tengah, seorang warga Kelurahan Ballere, Kecamatan Keera, Wajo, tewas dibunuh pada tanggal 17/2/215, akibat perselisihan lahan. Di NTT, dua bersaudara tewas di tangan kerabat karena perebutan harta warisan berupa ternak sapi di Desa Nansean, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara, pada tanggal /2/215. Pada tanggal 25/2/215 di Jawa Timur, persaingan usaha permak jeans antara dua keluarga berujung penganiayaan yang menyebabkan seorang pria tewas. Pria tersebut merupakan warga Desa Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo,

9 Surabaya. Masih di Jawa Timur, pada tanggal /2/215, seorang tewas akibat lemparan bom bondet di Desa Tambakrejo, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan. Pelaku dan korban sudah sering cekcok masalah warisan berupa rumah. Di Sumatera Selatan, diawali pertengkaran tentang harta warisan, seorang warga membunuh paman sendiri di Desa Kalampadu, Kecamatan Muarakuang, Kabupaten Ogan Ilir pada tanggal 11/2/215. Satu korban tewas lainnya berasal dari pertikaian dalam transaksi jual beli motor di Jalan Perjuangan, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada tanggal 2/2/215. Sejumlah insiden lainnya di dalam konflik sumber daya terjadi umumnya antara warga dengan perusahaan, warga dengan aparat, maupun antara perusahaan dengan karyawan. -insiden tersebut tidak menimbulkan korban tewas, namun beberapa di antaranya cukup menonjol. Di Jawa Timur, terjadi bentrokan antara warga dengan aparat gabungan menyusul operasi penerbitan area pertambangan pasir liar di Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro. Pada tanggal /2/215, petugas menyisir lokasi tambang dan menghanyutkan sejumlah peralatan tambang. Penambang yang kecewa terlibat insiden saling dorong dan pelemparan batu. Untuk menghindari bentrokan yang lebih besar, tim gabungan meninggalkan kawasan tersebut. Di sektor perkebunan, insiden yang menonjol terjadi di Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Riau. Pada tanggal /2/215, di Pusat Penelitian Teh dan Kina Kabupaten Bandung, Jawa Barat terjadi perusakan lahan yang ditanami hampir 1, pohon teh yang dilakukan oleh 2an warga. Kejadian berawal setelah berembus kabar bahwa Hak Guna Usaha (HGU) Pusat Penelitian Teh dan Kina telah habis dan warga berusaha mengambil alih lahan perkebunan tersebut. Ribuan pohon yang masih dalam usia produktif rusak. Polisi mengamankan dua pria yang diduga sebagai provokator, sementara dua warga lain buron. Di Sumatera Selatan, sengketa lahan antara warga dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Lonsum memicu pengeroyokan oleh warga terhadap petugas keamanan perusahaan di wilayah Satuan Pemukiman di Kecamatan Gumay Talang, Kabupaten Lahat pada tanggal /2/215. Pengeroyokan berawal dari kegiatan panen oleh para pekerja PT. Lonsum yang dihalangi oleh ratusan warga. Suasana memanas hingga akhirnya salah seorang petugas diserang menggunakan senjata tajam hingga mengenai kepala bagian belakang. Pekerja PT. Lonsum dan petugas keamanan memutuskan meninggalkan lokasi dan bentrokan dapat dihindari. Di Riau, sengketa lahan antara warga Desa Sungai Akar, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, dengan PT. Panca Argo Lestari memicu penembakan oleh polisi terhadap seorang warga pada tanggal 9/2/215. Kejadian berawal ketika ratusan polisi akan menangkap seorang warga dengan tuduhan perusakan kebun kelapa sawit di area lahan sengketa. Korban berusaha melarikan diri namun gagal. Sebelum ditangkap, korban sempat melawan dan membacok lengan seorang polisi. lain yang menonjol terjadi di Sumatera Utara, antara perusahaan pengembang dengan warga. Di Jalan Muara Toba, Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang terjadi bentrokan antara ratusan pria tak dikenal dengan warga. Para penyerang bersenjata klewang dan balok tersebut mendatangi Desa Amplas dan melempari batu. Dengan cepat warga berkumpul dan menyerang balik para pelaku dengan senjata tajam, bambu dan batu, sehingga kawanan pelaku pun melarikan diri. Warga membakar 5 sepeda motor yang ditinggal kabur para pelaku. ini dilatarbelakangi sengketa lahan antara warga dengan pengembang. Grafik 2. dan dampak Konflik Sumber Daya (Februari 21 - Februari 215) Feb-1 Mar-1 Apr-1 May-1 Jun-1 Jul-1 Aug-1 Sep-1 Oct-1 Nov-1 Dec-1 Jan-15 Feb-15 Tewas 5

10 Grafik. Jumlah insiden dan tewas Konflik Sumber Daya berdasarkan provinsi (Februari 215) Tewas 6

11 Konflik Tata Kelola Pemerintahan Konflik Tata Kelola Pemerintahan periode Februari 21 Februari 215 Selama periode ini konflik tata kelola pemerintahan tercatat sebanyak 52 insiden yang berdampak pada 1 tewas, 77 cedera dan 19 bangunan rusak. Tiap bulannya ratarata terjadi insiden sepanjang periode ini. Korban tewas yang tercatat pada periode ini hanya terjadi di bulan November 21 dalam aksi penolakan kenaikan harga BBM dan puncak insiden tertinggi terjadi di bulan November 21 [91 insiden dan 1 cedera]. Provinsi yang mengalami jumlah insiden terbanyak tercatat di Sulawesi Selatan [5 insiden], NTB [2 insiden] dan Sumatera Utara [9 insiden]. Pemicu insiden kekerasan yang dominan terjadi karena masalah program pemerintah -terkait pengaduan dan komplain pelaksanaan/ kebutuhan yang tidak terpenuhi- [167 insiden], masalah kualitas pelayanan publik [12 insiden] dan masalah penegakan hukum [9 insiden]. Konflik Tata Kelola Pemerintahan bulan Februari 215 konflik tata kelola pemerintahan yang tercatat di bulan ini sebanyak 27 insiden dan sedikitnya melukai 1 orang dan bangunan rusak. Tidak tercatat korban tewas pada bulan ini, namun korban cedera dan jumlah insiden mengalami kenaikan dibandingkan pada bulan sebelumnya. Sedangkan insiden kekerasan terbanyak terdapat di Maluku Utara [ insiden] serta masing-masing insiden di Papua Barat dan Sulawesi Selatan. Adapun, pemicu yang dominan dalam konflik ini adalah program pemerintah [9 insiden] dan pelayanan publik [7 insiden] (lihat Grafik dan Tabel Konflik Tata Kelola Pemerintahan). -insiden yang mengemuka di bulan Februari 215 kekerasan yang mengemuka adalah masalah korupsi, ketidakpuasan terhadap pelayanan publik dan upaya penegakan hukum. Dalam kasus korupsi, di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, dua orang yang berstatus sebagai anggota DPRK Pidie Jaya terlibat baku pukul. perkelahian yang terjadi pada tanggal 16/2/215 ini dilatarbelakangi pemberitaan media lokal yang memuat adanya indikasi korupsi dari bonus naik haji untuk para peserta MTQ, hingga membuat kedua pelaku saling tuduh. Keduanya Tabel. Jumlah insiden dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintahan(Februari 215) Pemicu Cedera Masalah Tender Korupsi 5 7 Pelayanan Publik 7 Harga Komoditas/ Subsidi Program Pemerintah 9 2 Pemekaran Wilayah Penegakan Hukum 6 5 Tata Kelola Pemerintahan Lainnya mengalami cedera sebelum dilerai oleh rekan-rekannya. Sedangkan pada tanggal 16/2/215, di Maluku Utara, kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Labuha, Halmahera Selatan, dibakar oleh orang tak dikenal dan menyebabkan berkas-berkas kasus korupsi dan berkas kasus lainnya serta kantor habis terbakar. terbakarnya Kejari ini menurut sebagian orang diduga karena kesengajaan. Pasalnya Kejari Labuha sedang banyak menangani kasus korupsi, sehingga diduga ada pihakpihak tertentu merasa terganggu atas penuntasan kasus-kasus korupsi. Selain itu, tercatat dua insiden dipicu oleh dugaan korupsi dan penyelewengan pada pelaksanaan program pemerintah yakni Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Di NTB, sejumlah mahasiswa berunjuk rasa di depan Kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan, Kecamata Wera, Kabupaten Bima pada tanggal 2/2/215. Mereka menuntut pengusutan dugaan penyimpangan dana BSM dan BOS di sejumlah sekolah dasar di Bima. Demonstrasi tersebut diwarnai penganiayaan oleh dua oknum kepala sekolah terhadap tiga mahasiswa yang berunjuk rasa. Ketiganya terluka dan salah satu dilarikan ke Puskesmas. Di Sulawesi Tenggara, dugaan pemotongan dana BSM di SMPN Kaledupa Selatan, memancing emosi orang tua siswa dan sejumlah warga di Kecamatan Kaledupa Selatan, Kabupaten Wakatobi. Menyusul adanya dugaan bahwa kepala sekolah Total 27 1 mengeluarkan kebijakan memotong dana BSM hingga 75 persen, mereka mendatangi dan merusak gedung sekolah pada 2/2/215. Selain memecahkan sejumlah kaca jendela, para pelaku mencorat-coret dinding ruangan kepala sekolah dengan berbagai kalimat kecaman. Sesuai peraturan, setiap siswa yang menerima BSM berhak atas dana sebesar Rp 75 rupiah. Dinas Pendidikan, Kebudayaan Pemuda, dan Olahraga Kabupatan Wakatobi membentuk tim untuk menyelidiki dugaan pemotongan dana BSM tersebut. kekerasan lainnya terjadi karena upaya penegakan hukum di Jawa Barat, tepatnya di ruas jalan depan Koramil (Komando Rayon Militer) Krangkeng, Kabupaten Indramayu, terjadi peristiwa bentrokan antara anggota polisi dengan warga setempat yang dipicu oleh operasi penerbitan sepeda motor. Pada tanggal 26/2/215, polisi menggelar razia kendaraan bermotor hingga ke ruas jalan desa di perbatasan Desa Srengseng dengan Desa Dukuhjati, keduanya di Kecamatan Krangkeng. Di dalam razia tersebut, polisi langsung menyita sejumlah sepeda motor yang tidak dilengkapi surat-surat. Sejumlah pengendara yang motornya disita tidak terima dan beramai-ramai menyerang polisi yang sedang melakukan pendataan. Menghadapi serangan sejumlah warga, polisi memberikan tembakan peringatan dan menembakkan gas air mata beberapa kali. Karena massa semakin banyak dan situasi semakin tidak kondusif, polisi memilih untuk meninggalkan lokasi kejadian dengan membawa sejumlah sepeda motor yang berhasil disita. 7

12 Dalam isu pelayanan publik tercatat satu insiden kekerasan karena ketidakpuasan warga korban kebakaran di Jalan Lautze, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada tanggal 2/2/215. Merasa tidak puas dengan kinerja petugas pemadam kebakaran (damkar), warga mengeroyok tiga petugas damkar. Mereka kesal karena menganggap petugas damkar tidak mampu menjinakkan api yang berkobar di lingkungan tempat tinggal mereka. Akibat pemukulan tersebut, tiga petugas mengalami memar. Grafik. dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintahan (Februari 21 - Februari 215) Feb-1 Mar-1 Apr-1 May-1 Jun-1 Jul-1 Aug-1 Sep-1 Oct-1 Nov-1 Dec-1 Jan-15 Feb-15 Cedera 5 Grafik 5. Jumlah insiden dan cedera Konflik Tata Kelola Pemerintahan berdasarkan provinsi (Februari 215) Cedera

13 Konflik Pemilihan dan Jabatan Konflik Pemilihan dan Jabatan periode Februari 21 Februari 215 Total insiden konflik pemilihan dan jabatan di periode ini sebanyak 5 insiden yang mengakibatkan tewas, 72 cedera dan 1 bangunan rusak. Rata-rata per bulan terjadi insiden kekerasan selama periode ini. kekerasan yang tertinggi tercatat di bulan April 21 [15 insiden] yang sebagian besar dilatarbelakangi konflik dalam pemilihan legislatif. Konflik Pemilihan dan Jabatan bulan Februari 215 Dalam bulan ini, konflik pemilihan dan jabatan tercatat sebanyak 11 insiden yang sedikitnya melukai 16 orang dan mengakibatkan bangunan rusak. Tidak ada korban tewas yang tercatat, namun jumlah korban cedera melonjak naik dibandingkan bulan lalu. Pemicu utama terjadinya insiden kekerasan dikarenakan pemilihan dan jabatan di tingkat desa/ kelurahan [ insiden dan 2 cedera] serta pemilihan dan jabatan lainnya [ insiden dan 11 cedera]. Adapun, insiden kekerasan di bulan ini hanya terjadi di Jawa Barat [ insiden] dan 2 insiden masingmasing terjadi di Kepulauan Riau dan NTT, selebihnya [1 insiden] tersebar di empat provinsi lain (lihat Grafik dan Tabel Konflik Pemilihan dan Jabatan). -insiden yang mengemuka di bulan Februari 215 yang mengemuka dalam bulan ini adalah isu pemilihan kepala desa (Pilkades) yang terjadi NTT dan Jawa Barat dan konflik internal partai politik yang terjadi di Lampung. Di NTT, pemilihan kepala desa di Haekto, Kecamatan Noemuti Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara, diwarnai insiden penyerangan oleh warga massa pendukung salah satu calon kepala desa terhadap panitia yang menempati kantor Desa Haekto pada tanggal 2/2/215. Para pelaku kecewa dan tidak terima atas keputusan panitia yang menolak salah satu bakal calon. Panitia menolak pencalonan karena yang bersangkutan Tabel. Jumlah insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Februari 215) Pemicu Cedera Pemilihan dan Jabatan Tingkat Nasional Pemilihan dan Jabatan Tingkat Propinsi Pemilihan dan Jabatan Kebupaten/Kota Pemilihan dan Jabatan Tingkat Kecamatan Pemilihan dan Jabatan Tingkat Desa/ Kelurahan 1 Terkait Jabatan/Pengaruh/Kekuasaan di dalam Partai Politik 1 2 Jabatan pemerintah lain 2 2 Pemilihan dan jabatan lain 11 hanya memiliki kartu tanda pengenal sementara. Massa pendukung marah dan melempari kantor Desa Haekto hingga kaca jendela pecah. Pada saat berlangsung pelemparan tersebut, aparat kepolisian datang mengamankan panitia yang terjebak di dalam kantor Desa Haekto. Seorang aparat kepolisian terluka di bagian wajah karena terkena lemparan batu. Beruntung aparat kepolisian yang lain berhasil mengamankan keadaan. Polisi menahan seluruh pelaku yang berjumlah orang dan membawanya ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Di Jawa Barat, terjadi dua insiden terkait pemilihan kepala desa Pasir Tanjung di Kabupaten Karawang, pada tanggal 2/2/215. Dilatarbelakangi perseteruan dalam pemilihan kepala desa dua hari sebelumnya, seorang tokoh masyarakat Kampung Banjung, Desa Pasir Tanjung dilempari batu oleh orang tidak dikenal ketika sedang melintas Kampung Pasir Kembang. Peristiwa pelemparan batu tersebut memicu bentrokan yang menyeret puluhan warga Kampung Banjun dengan warga Kampung Pasir Kembang. Bentrokan tidak berkembang menjadi besar karena puluhan anggota Polres Karawang datang tepat waktu dan berhasil meredam emosi warga. Total Masih di Kabupaten Karawang, seorang warga membakar warung di Dusun Buah Haseum Satu, Desa Karyamukti, Kecamatan Lemahabang, pada tanggal 25/2/215. Pembakaran warung dilatarbelakangi cekcok antara pemilik warung dengan seorang anggota tim sukses. Permasalahan tersebut terkait hasil pemilihan kepala desa yang berlangsung beberapa hari sebelumnya. Anggota tim sukses yang kebetulan berprofesi sebagai polisi diberitakan sempat mengancam dengan mengeluarkan senjata api ketika cekcok, namun dapat dilerai. Pembakaran terjadi pada malam hari, ketika warung dalam keadaan tertutup. Tidak ada korban tewas atau luka, namun warung tersebut hangus terbakar. Perselisihan antarkader partai politik terjadi di Lampung pada tanggal 2/2/215. Pelaksanaan Musyawarah Anak Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Lampung Selatan di GOR Kalianda Lampung diwarnai penganiayaan oleh orang tidak dikenal terhadap dua kader partai yakni, kandidat Pengurus Anak Cabang, dan pemimpin sidang. Penganiayaan terjadi di tengah acara pemilihan pengurus PAC yang baru dan menyebabkan kedua korban mengalami luka memar. Korban melaporkan insiden tersebut kepolisi setelah menjalani visum. 9

14 Peta Konflik Kekerasan Berdasarkan K Medan (2 insiden) Deli Serdang (22 insiden) Batam (121 insiden) Banjarmasin(51 insiden) Pekanbaru (5 insiden) Padang (5 insiden) Kota Surabaya (12 insiden) Kab. Pasuruan (55 insiden) Kota Palembang (17 insiden) Jakarta Barat (7 insiden) Depok (57 insiden) PROVINSI DKI JAKARTA Jakarta Pusat (119 insiden) Jakarta Selatan (66 insiden) 1

15 abupaten/kota (Februari 21 - Februari 215) Samarinda (127 insiden) Manado (6 insiden) Kota Sorong (5 insiden) Makassar ( insiden) Jumlah Konflik Kekerasan >5 11

16 Grafik 6. dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Februari 21 - Februari 215) Feb-1 Mar-1 Apr-1 May-1 Jun-1 Jul-1 Aug-1 Sep-1 Oct-1 Nov-1 Dec-1 Jan-15 Feb-15 Tewas Grafik 7. Jumlah insiden dan cedera Konflik Pemilihan dan Jabatan berdasarkan provinsi (Februari 215) KEPULAUAN RIAU NUSA TENGGARA TIMUR SULAWESI SELATAN LAMPUNG PAPUA BARAT JAWA BARAT JAWA TIMUR Cedera 12

17 Konflik Identitas Konflik Identitas periode Februari 21 Februari 215 Di periode ini konflik identitas tercatat sebanyak 9 insiden dan berdampak pada 2 tewas, cedera serta bangunan rusak. Jika dilihat rata-rata per bulan, konflik identitas terjadi sebanyak 6 insiden dan mengakibatkan 6 tewas per bulannya. konflik identitas dalam periode ini mencapai puncaknya di bulan Agustus 21 [11 insiden] sedangkan titik terendah terdapat di bulan Juli 21 [9 insiden]. Adapun, provinsi yang mengalami insiden kekerasan yang terbanyak yakni, Sulawesi Selatan [15 insiden], Jawa Barat [9 insiden] dan Sulawesi Utara [71 insiden]. Sedangkan jumlah korban tewas terbanyak dialami Jawa Barat [11 tewas] dan masing-masing 1 tewas di Papua dan Sulawesi Selatan. Konflik Identitas bulan Februari 215 Tabel 5. Jumlah insiden dan dampak Konflik Identitas (Februari 215) Pemicu Cedera Antaretnis/antarsuku Antaragama Intraagama 2 2 Antarkampung/desa Antarpendukung Olahraga 2 2 Antarsekolah/kampus 12 5 Konflik Antara Migran/Pengungsi dengan lokal Konflik Antara Migran/Pengungsi dengan lokal dan etnis tertentu Gender Identitas Lainnya Total 5 6 konflik identitas selama periode ini tercatat sebanyak 5 insiden yang menyebabkan sedikitnya 6 orang cedera dan bangunan rusak. Jumlah insiden menurun dibandingkan bulan lalu dan tidak ada korban tewas yang tercatat. Sedangkan provinsi yang mengalami insiden kekerasan yang terbanyak adalah Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan [masing-masing 9 insiden] serta Jawa Barat [ insiden]. Pemicu dominan konflik identitas sebagian besar dilatarbelakangi masalah antarkampung/ georafis [16 insiden] dan identitas lainnya [26 insiden] (lihat Grafik dan Tabel Konflik Identitas). -insiden yang mengemuka di bulan Februari 215 Sepanjang bulan ini, insiden konflik identitas yang mengemuka adalah bentrok antarkampung/ desa yang terjadi di Sumatera Barat, Maluku dan Sulawesi Utara. Ratusan warga dari dua kampung bertetangga di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, terlibat saling serang pada tanggal 21/2/215. Bentrokan ini bermula dari adanya salah paham dan adu mulut saat menonton pertunjukan organ tunggal di salah satu rumah warga. Mengetahui kalah jumlah, sejumlah pemuda dari Jorong Banjaranah memilih mundur dan balik ke kampung mereka. Namun, usai acara, pemuda Jorong Banjaranah yang masih menaruh dendam mencegat pemuda Gunuangmalintang. Bentrok keduanya tidak terhindarkan dan meluas karena masing-masing kelompok mendapat bantuan dari kampung asalnya. Aparat kepolisian dan TNI serta tokoh masyarakat berhasil meredam bentrokan. Akibat insiden ini sedikitnya 1 rumah rusak serta dua unit mobil dan motor turut dirusak. Di Maluku, dua kelompok warga dari Desa Kailolo dan Rohomoni, Kabupaten Maluku Tengah, pada tanggal 1/2/215, saling serang dengan menggunakan senjata tajam dan bom rakitan. Bentrokan dipicu dendam lama karena kasus penganiayaan yang dilakukan oleh warga Desa Rohomoni terhadap warga Desa Kailolo beberapa hari sebelumnya. Saling serang baru berhenti setelah aparat gabungan TNI-Polri datang ke lokasi. Imbas dari insiden ini, delapan orang terluka dan beberapa kios turut dirusak. Selang beberapa hari, tepatnya tanggal 19/2/215 bentrok antarkampung kembali pecah. Kali ini melibatkan warga Desa Hila dan Dusun Waitomu di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Saling serang diantar dua kelompok warga ini diduga buntu dari insiden penikaman yang dilakukan warga Waitomu terhadap seorang warga Hila pada hari sebelumnya. Dalam insiden ini delapan rumah warga hangus terbakar dan sedikitnya delapan rumah turut dirusak. Sedangkan di Sulawesi Utara, bentrokan antarkampung terjadi di Kecamatan Tuminting, Kecamatan Wenang dan Kecamatan Sario, Kota Menado. Di Kecamatan Wenang, Desa Mahakeret Barat, bentrok antarkampung melibatkan warga Lingkungan I dan Lingkungan III yang terjadi pada 1/2/215. Pemicu saling serang antarkampung ini karena dendam lama. Pihak kepolisian yang datang ke lokasi berhasil meredam dan membubarkan bentrokan serta mengamankan seorang warga yang ketahuan membawa senjata tajam dan panah wayer. Di Kecamatan Tuminting, tepatnya di Jalan Boulevard Maasing Pesisir, pada tanggal 21/2/215, puluhan orang yang berasal dari 1

18 Grafik. dan dampak Konflik Identitas (Februari 21 - Februari 215) Kelurahan Maasing dan Tumumpa terlibat saling serang dan kejar dengan mengunakan senjata tajam dan batu. Bentrokan baru berhenti setelah aparat kepolisian datang menghalau mereka. Imbas dari bentrokan ini seorang warga menderita luka-luka terkena panah wayer. Sementara itu, di Kecamatan Sario, terjadi rentetan bentrokan yang melibatkan warga Feb-1 Mar-1 Apr-1 May-1 Jun-1 Jul-1 Aug-1 Sep-1 Oct-1 Nov-1 Dec-1 Jan-15 Feb-15 Tewas Lingkungan III dengan Lingkungan V berasal dari Keluruhan Titiwung Utara. Dari sumber informasi media massa, kedua kelompok terlibat bentrokan pada tanggal /2/215. Saling serang dengan anak panah dan lemparan batu mewarnai aksi kedua kelompok ini. Situasi yang makin panas, memaksa aparat kepolisan melepaskan tembakan untuk membubarkan massa. Dampak dari 5 insiden ini seorang warga cedera terkena lemparan batu. Situasi kembali mencekam. Pada tanggal 21/2/215 kedua kelompok warga dari Lingkungan III dan Lingkungan V saling serang mengunakan senjata tajam, batu dan panah wayer. Mengetahui kejadian itu, aparat kepolisian turun ke lokasi, namun keadaan makin memburuk karena kedua kubu semakin sengit dan turut menyerang polisi, hingga akhirnya polisi melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa. Akibat insiden ini, seorang cedera terkena tembakan polisi dan sedikitnya dua orang mengalami cedera karena terkena panah wayer dan batu. Pada tanggal 25/2/215 bentrok kedua kelompok kembali pecah. Bentrok kali ini kedua kelompok dibantu oleh warga sekitar. Aksi bentrokan ini diwarnai saling lempar batu, tembakan senapan angin, dan panah wayer. Bentrokan baru reda setelah aparat kepolisian yang datang melepaskan tempakan, yang berakibat seorang warga terserempet peluru. Grafik 9. Jumlah insiden dan tewas Konflik Identitas berdasarkan provinsi (Februari 215) Cedera 1

19 Konflik Main Hakim Sendiri Konflik Main Hakim Sendiri periode Februari 21 Februari 215 Akumulasi konflik main hakim sendiri selama periode ini total tercatat.66 insiden yang berdampak pada 1 tewas, cedera, serta 296 bangunan rusak. Rata-rata per bulan terjadi 5 insiden dan mengakibatkan 2 tewas. Di periode ini, puncak insiden terdapat di Januari 215 [1 insiden] dan tewas tertinggi terjadi di bulan Agustus 21 [ tewas], sedangkan provinsi yang mengalami jumlah insiden maupun korban tewas terbanyak terdapat di Sumatera Utara [79 insiden dan tewas] diikuti Jawa Timur [5 insiden dan 27 tewas] dan Jawa Barat [6 insiden dan 6 tewas] serta Sumatera Selatan [11 dan tewas]. Tabel 6. Jumlah insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Februari 215) Pemicu Tewas Masalah Harga Diri/Penghinaan 6 Kasus Kecelakaan 5 Masalah Utang-piutang Kasus Pencurian Perselingkuhan 1 1 Pembalasan Atas Pengrusakan Pembalasan Atas Penganiayaan 2 1 Melawan Maksiat Melawan Santet 1 Main Hakim Sendiri Lainnya Total Konflik Main Hakim Sendiri bulan Februari 215 Secara keseluruhan insiden konflik main hakim sendiri di bulan ini berjumlah 25 insiden yang menyebabkan 16 tewas, 6 cedera dan 1 bangunan rusak. Jika dibandingkan dengan sebulan sebelumnya, insiden bulan ini mengalami sedikit penurunan, namun jumlah korban tewas tidak mengalami perubahan. Pemicu yang dominan dalam aksi main hakim sendiri adalah kasus pencurian [26 insiden], masalah harga diri/ penghinaan [6 insiden] dan pembalasan atas penganiayaan [2 insiden]. Adapun, keseluruhan korban tewas bulan ini terjadi dalam bentuk pengeroyokan yang dipicu kasus pencurian [11 tewas], masalah harga diri/ penghinaan [ tewas] dan pembalasan atas penganiayaan [1 tewas]. Sedangkan provinsi yang mengalami jumlah insiden terbanyak terdapat di Sumatera Utara [61 insiden] diikuti Jawa Timur [2 insiden] dan DKI Jakarta [27 insiden] serta 2 insiden di Jawa Barat (lihat Grafik dan Tabel Konflik Main Hakim Sendiri). -insiden yang mengemuka di bulan Februari 215 kekerasan terkait aksi main hakim sendiri yang mengemuka dalam bulan ini adalah bentrok antarwarga yang dilatarbelakangi oleh kasus pencurian dan penganiayaan, yang terjadi di Sulawesi Utara dan Papua Barat. Di Papua Barat pada tanggal 12/2/215 terjadi bentrok antarwarga yang dilatarbelakangi kasus penganiayaan sehari sebelumnya di Kompleks Victory, Kecamatan Sorong Timur, Kota Sorong. kekerasan ini bermula dari aksi penganiayaan yang dilakukan sekelompok orang terhadap seorang warga lainnya. Korban yang berhasil menyelamatkan diri itu, keesokan harinya melakukan penyerangan bersama warga lainnya ke salah satu rumah warga yang diduga sebagai pelaku penganiayaan. Akibatnya kejadian itu, satu rumah rusak dan sebagian atapnya terbakar. Tidak terima diserang, puluhan warga melakukan aksi balasan dengan membawa senjata tajam. Saling kejar dan serang dari dua kelompok warga ini mengakibatkan dua orang cedera terkena anak panah. Aparat kepolisian yang datang ke lokasi berhasil membubarkan bentrokan namun tidak ada seorang pelaku yang ditangkap. Sedangkan di Sulawesi Utara, dua kelompok warga terlibat bentrok karena kasus pencurian. kekerasan yang terjadi pada tanggal 2/2/215 di perbatasan Torout, Kecamatan Tompaso Baru, Kabupaten Minahasa Selatan, bermula dari adanya tuduhan pencurian kendaraan bermotor yang dilakukan oleh warga Desa Tompaso Baru Satu. Mengetahui hal tersebut, sejumlah warga Desa Pinaesaan menyerang warga Desa Tompaso Baru Satu yang dibantu warga Desa Torout. Dalam bentrokan kedua kelompok warga saling serang dengan menggunakan panah wayer, parang dan tombak, akibatnya lima orang cedera. Bentrokan baru usai setelah aparat kepolisian dibantu TNI datang ke lokasi. Selain itu, beberapa insiden aksi main hakim sendiri yang berujung bentrok juga terjadi di Jalan Stasiun, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara, yang dipicu kasus penganiayaan. Di Kampung Rancabali, Desa Majakerta, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat bentrokan terjadi antara warga Desa Bojong dengan warga Kampung Rancabali yang dilatarbelakangi masalah penghinaan. Hal serupa juga terjadi di Desa Karang Anyar, Kecamatan Curup Timur, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, berupa pengeroyokan disertai dengan bentrokan karena kasus penghinaan. Masih dalam kasus penghinaan, aksi main hakim sendiri yang berakibat bentrokan juga terjadi dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Curup, Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, yang melibatkan dua kelompok warga binaan karena saling ejek. Dalam insiden ini, seorang warga binaan mengalami luka tusuk. Sedangkan di Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah, terjadi bentrokan yang melibatkan warga dari Kecamatan Tawaeli dan Palu Utara, yang disulut ketersinggungan karena sekelompok pemuda mengendarai sepeda motor dengan suara bising. 15

20 Grafik 1. dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Februari 21 - Februari 215) 5 dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Februari 21 - Februari 215) Feb-1 Mar-1 Apr-1 May-1 Jun-1 Jul-1 Aug-1 Sep-1 Oct-1 Nov-1 Dec-1 Jan-15 Feb-15 Tewas Grafik 11. Jumlah insiden dan tewas Konflik Main Hakim Sendiri berdasarkan provinsi (Februari 215) Tewas 16

21 Konflik Separatisme Konflik Separatisme periode Februari 21 Februari 215 Selama periode ini total tercatat 1 insiden konflik separatisme, sebagian besar insiden kekerasan terjadi di Papua dan hanya satu insiden terjadi di Papua Barat, yang setidaknya telah menewaskan 1 orang, mengakibatkan sedikitnya lainnya cedera dan 6 bangunan rusak. Di Papua tercatat wilayah yang mengalami insiden terbanyak yakni, Kabupaten Lanny Jaya [1 insiden dan 12 tewas], diikuti Puncak Jaya [ insiden dan 5 tewas] serta Kota Jayapura [6 insiden dan tewas]. Sedangkan di Papua Barat tercatat satu insiden terjadi di Kota Sorong dan menewaskan satu orang. Jika dilihat tiap bulannya, konflik separatisme mengalami puncak di bulan Agustus 21 [ insiden dan tewas], sebelumnya insiden yang tinggi juga tercatat di bulan April 21 [5 insiden dan 6 tewas] dan Juli 21 [6 insiden dan tewas]. Konflik Separatisme bulan Februari 215 Jika dilihat pada bulan-bulan sebelumnya, selalu terjadi insiden kekerasan terkait konflik separatisme, namun di bulan ini idak tercatat satupun insiden terkait separatisme. Pada bulan sebelumnya, konflik separatisme tercatat sebanyak empat insiden yang menewaskan tiga orang dan sedikitnya tiga orang lainnya mengalami cedera. Jika dilihat kecenderungannya, sejak Agustus 21 insiden konflik separatisme cenderung terus mengalami penurunan. Kendati demikian, isu separatisme perlu terus diwaspadai mengingkat sifatnya yang laten (lihat Grafik dan Peta Konflik Separatisme). Grafik 12. dan dampak Konflik Separatisme (Februari 21 - Februari 215) Feb-1 Mar-1 Apr-1 May-1 Jun-1 Jul-1 Aug-1 Sep-1 Oct-1 Nov-1 Dec-1 Jan-15 Feb-15 Tewas 17

22 Kekerasan Dalam Penegakan Hukum Kekerasan Dalam Penegakan Hukum periode Februari 21 Februari 215 kekerasan yang terkait kasus kekerasan dalam penegakan hukum selama periode ini tercatat sebanyak 2.19 insiden dengan dampak 216 tewas, 2.1 cedera dan 2 bangunan rusak. Pada periode ini, rata-rata per bulan terjadi 155 insiden dan 16 tewas. Bulan Juli 21 merupakan titik terendah dalam jumlah insiden [9 insiden], namun bulan Oktober 21 merupakan puncak tertinggi jumlah insiden kekerasan [17 insiden]. Selain itu, data SNPK mencatat beberapa provinsi yang mengalami jumlah insiden terbanyak yakni, Sumatera Selatan [276 insiden], Jawa Timur [21 insiden] dan Jawa Barat [1 insiden], jumlah korban tewas terbanyak dialami Jawa Barat [5 tewas] diikuti Jawa Timur [6 tewas], Sumatera Selatan [25 tewas], dan DKI Jakarta (22 tewas). Kekerasan Dalam Penegakan Hukum bulan Februari Grafik 1. dan dampak Kekerasan dalam Penegakan Hukum (Februari 21 - Februari 215) Feb-1 Mar-1 Apr-1 May-1 Jun-1 Jul-1 Aug-1 Sep-1 Oct-1 Nov-1 Dec-1 Jan-15 Feb-15 Grafik 1. Jumlah insiden dan tewas Kekerasan dalam Penegakan Hukum berdasarkan provinsi (Februari 215) Tewas Sepanjang bulan ini kasus kekerasan dalam penegakan hukum total tercatat 162 insiden yang menewaskan 22 orang dan mengakibatkan 19 orang cedera. Jumlah insiden mengalami penurunan yang cukup berarti dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya dalam periode Februari 21 Februari 215, namun korban tewas bulan ini mengalami lonjakan dibandingkan pada tiga bulan sebelumnya. Selain itu, korban tewas dalam bulan ini terdapat di Banten [6 tewas], diikuti Jawa Barat [5 tewas], masing-masing tewas di Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Lampung, serta Jambi [2 tewas] (lihat Grafik Kekerasan Dalam Penegakan Hukum) Tewas 1

23 Kriminalitas Kekerasan Kriminalitas periode Februari 21 Januari 215 Aksi kriminalitas sepanjang periode ini tercatat insiden yang berdampak pada 1.27 tewas, 1.9 cedera dan 75 bangunan rusak. Rata-rata per bulan terjadi 1. insiden dan 1 tewas dalam periode ini. Aksi kriminalitas yang tertinggi, baik dalam jumlah insiden maupun korban tewas terjadi di bulan Mei 21 [1.656 insiden dan 165 tewas]. Adapun, provinsi yang mengalami insiden dan atau korban tewas tertinggi terdapat di Sumatera Utara [1.25 insiden dan 155 tewas], diikuti Sumatera Selatan [1.7 insiden dan 216 tewas], Jawa Timur [1.555 insiden dan 16 tewas], serta Jawa Barat [9 insiden dan 162 tewas]. Kekerasan Kriminalitas bulan Februari Grafik 15. dan dampak Aksi Kriminalitas (Februari 21 - Februari 215) Feb-1 Mar-1 Apr-1 May-1 Jun-1 Jul-1 Aug-1 Sep-1 Oct-1 Nov-1 Dec-1 Jan-15 Feb-15 Tewas Selama bulan ini, aksi kriminalitas yang tercatat sebanyak 1.7 insiden, yang menewaskan 11 orang tewas, mengakibatkan 659 orang mengalami cedera, serta 27 bangunan rusak. Dibandingkan tiga bulan sebelumnya, insiden kekerasan bulan ini mengalami penurunan dan korban tewas mengalami peningkatan yang cukup berarti dibandingkan sebulan sebelumnya. terbanyak dalam aksi kriminalitas dialami Sumatera Utara [11 insiden] diikuti Sulawesi Utara [11 insiden] dan Jawa Timur [99 insiden]. Namun, Jawa Timur mengalami jumlah korban tewas terbanyak [1 tewas] dan 12 tewas masingmasing terjadi di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. Selebihnya, korban tewas tersebar di 26 provinsi lain (lihat Grafik Kriminalitas). Grafik 16. Jumlah insiden dan tewas Aksi Kriminalitas berdasarkan provinsi (Februari 215)

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Tahunan 0 Laporan Tahunan 0 Daftar Isi Daftar Tabel, Grafik dan

Lebih terperinci

PERTANYAAN KODING DATA SISTEM NASIONAL PEMANTAUAN KEKERASAN (SNPK) KOLOM PERTANYAAN (PILIHAN) JAWABAN

PERTANYAAN KODING DATA SISTEM NASIONAL PEMANTAUAN KEKERASAN (SNPK) KOLOM PERTANYAAN (PILIHAN) JAWABAN PERTANYAAN KODING DATA SISTEM NASIONAL PEMANTAUAN KEKERASAN (SNPK) KOLOM PERTANYAAN (PILIHAN) JAWABAN 1 TANGGAL INSIDEN Tanggal berapa insiden terjadi? / / (tanggal/bulan/tahun) 2 ID INSIDEN Berapa nomor

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan JANUARI 2015 Daftar Isi Sambutan Menko PMK iii Tentang SNPK

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan JULI 204 Edisi 07 Juli, 204 Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Konflik TNI-Polri selama periode pasca Reformasi, 80% merupakan aksi perkelahian dalam bentuk penganiayaan, penembakan, pengeroyokan dan bentrokan; dan 20% sisanya merupakan

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan NOVEMBER Edisi November, Sambutan Pembangunan kesejahteraan

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan DESEMBER 0 Edisi Desember, 0 Sambutan Menko PMK Pembangunan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1 Oleh Herry Darwanto 2 I. PERMASALAHAN Sebagai negara yang masyarakatnya heterogen, potensi konflik di Indonesia cenderung akan tetap

Lebih terperinci

SISTEM NASIONAL PEMANTAUAN KEKERASAN

SISTEM NASIONAL PEMANTAUAN KEKERASAN SISTEM NASIONAL PEMANTAUAN KEKERASAN BAGIAN 1 1 area Nama Wilayah 2 tanggal_kejadian [ TANGGAL INSIDEN ] 3 tahun 1. Tanggal berapa insiden terjadi? Tahun 4 5 bulan quarter Bulan Quarter [ ID INSIDEN ]

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan OKTOBER Edisi, Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan SEPTEMBER 0 Edisi 09 September, 0 Sambutan Pembangunan kesejahteraan

Lebih terperinci

NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU

NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU NANGGROE ACEH SUMATERA SUMATERA KEPULAUAN SUMATERA BANGKA NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU DARUSSALAM UTARA BARAT RIAU SELATAN BELITUNG 1 Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat 380 110 70

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid (2001: 1-2) mengatakan, semenjak tahun 1970an persoalan ini menjadi krusial karena Soeharto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan lancar jika didukung oleh adanya kondisi yang aman dan tenteraman. Salah satu hal

BAB I PENDAHULUAN. berjalan lancar jika didukung oleh adanya kondisi yang aman dan tenteraman. Salah satu hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi yang aman dan kondusif merupakan salah satu syarat guna mendukung proses penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Karena proses penyelenggaraan pemerintahan akan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Semester II Tahun 2014 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan JUNI Edisi 7, Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan DESEMBER Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perspektif di Indonesia, dinamika kehidupan terlalu cepat berubah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan mengakibatkan

Lebih terperinci

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Oleh : Budi Santoso, SH, LL.M (Ombudsman RI Bid.Penyelesaian Laporan/Pengaduan) Jakarta, 24 Juli 2013 Rekapitulasi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015 BPS PROVINSI ACEH No.02/01/Th.XIX, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan AGUSTUS 203 Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah

Lebih terperinci

BIADAB Penggunaan kekerasan didalam Menyelesaikan Konflik

BIADAB Penggunaan kekerasan didalam Menyelesaikan Konflik BIADAB Penggunaan kekerasan didalam Menyelesaikan Konflik Biadab. Itu kata yang pantas untuk menggambarkan peristiwa terhadap almarhum Indra Kailani, anggota Serikat Petani Tebo. Ormas tani yang memperjuangkan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017 BPS PROVINSI ACEH No.40/8/Th.XX, 4 September 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013 Pada Januari 2013, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh tercatat sebesar 103,44 turun sebesar 0,36 persen dibandingkan bulan Desember 2012. Hal ini disebabkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) mengalami

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017 BPS PROVINSI ACEH No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di beberapa

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015 BPS PROVINSI ACEH No.52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan OKTOBER 2 Edisi Oktober, 2 Sambutan Pembangunan kesejahteraan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015 BPS PROVINSI ACEH No.52/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 BPS PROVINSI ACEH No.45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa

Lebih terperinci

TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017

TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017 TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 217 LATAR BELAKANG 1. Informasi penanganan kasus korupsi yang ditangani oleh aparat penegak hukum tidak dipublikasi secara transparan, khususnya Kepolisian dan

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum BAB II Gambaran Umum A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca 1998 Menurut buku Badai Pembalasan Laskar Mujahidin Ambon dan Maluku karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konflik dan tindakan kekerasan dalam kehidupan manusia sekarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konflik dan tindakan kekerasan dalam kehidupan manusia sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konflik dan tindakan kekerasan dalam kehidupan manusia sekarang ini semakin meningkat bahkan tidak sedikit korban yang berjatuhan. Secara khusus dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

LAPORAN JANUARI MEI 2016

LAPORAN JANUARI MEI 2016 LAPORAN JANUARI 2015 - MEI 2016 KONSTITUSI MELINDUNGI DEMOKRASI Kebebasan berkumpul dan berekspresi adalah hak warga negara yang dilindungi oleh kons5tusi Indonesia dalam pasal 28 UUD 1945. Pasal 28 E

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M 01.PR.07.10 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015 BPS PROVINSI ACEH No.44/09/Th.XVIII, 1 September 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016 BPS PROVINSI ACEH No.02/01/Th.XX, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. segala bentuk dan prakteknya telah berupaya dikembangkan, namun. cacat dan kekurangan dari sistem tersebut semakin terlihat nyata.

BAB I PENGANTAR. segala bentuk dan prakteknya telah berupaya dikembangkan, namun. cacat dan kekurangan dari sistem tersebut semakin terlihat nyata. 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Setelah lebih dari satu dasawarsa reformasi dijalani bangsa Indonesia kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara cenderung mengalami kemunduran kualitas, meskipun sistem

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 pun tidak lepas dan luput dari persoalan yang berkaitan dengan ketahanan wilayah karena dalam

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG Hasil rapat 7-7-05 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG TEKNIS PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP SAKSI, PENYIDIK, PENUNTUT UMUM, HAKIM DAN KELUARGANYA DALAM

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK No. 01/08/81/Th. XIX, 1 Agustus 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PADA JULI 2017 TERJADI INFLASI SEBESAR 0,86 PERSEN DI KOTA AMBON DAN INFLASI SEBESAR 2,29 PERSEN DI

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA AGUSTUS 2014

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA AGUSTUS 2014 PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA AGUSTUS 2014 ACEH Kebakaran KALSEL Banjir GORONTALO Banjir SUMBAR Kecelakaan Transportasi Laut SULSEL Kebakaran Konflik Sosial PAPUA Kecelakaan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE MEI 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE MEI 2017 BPS PROVINSI ACEH No.27/6/Th.XX, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE MEI 2017 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di beberapa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DISTRIBUSI II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013 Pada Februari, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh tercatat sebesar 103,36 turun sebesar 0,08 persen dibandingkan bulan Januari. Hal ini disebabkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) mengalami peningkatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 01/12/53/Th. XVIII, 1 Desember 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI NOVEMBER 2015 NUSA TENGGARA TIMUR INFLASI 0,70 PERSEN Masih melanjutkan trend dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK No. 01/02/81/Th. XVIII, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PADA JANUARI 2016 TERJADI INFLASI SEBESAR 0,28 PERSEN DI KOTA AMBON DAN INFLASI 0,29 PERSEN DI KOTA

Lebih terperinci

Penerapan Subsidi Listrik Tepat Sasaran Bagi Konsumen Rumah Tangga Daya 900 VA. Bandung, 12 Januari 2017

Penerapan Subsidi Listrik Tepat Sasaran Bagi Konsumen Rumah Tangga Daya 900 VA. Bandung, 12 Januari 2017 Penerapan Subsidi Listrik Tepat Sasaran Bagi Konsumen Rumah Tangga Daya 900 VA Bandung, 12 Januari 2017 1 Pemahaman kebijakan Subsidi Tepat Sasaran 1. Kebijakan Subsidi Tepat Sasaran per 1 Januari 2017,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 BPS PROVINSI ACEH No.06/02/Th.XIX, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL NOVEMBER 2009

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL NOVEMBER 2009 BADAN PUSAT STATISTIK No. 03/01/Th. XIII, 4 Januari 2010 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL NOVEMBER A. PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya, agama, serta aliran kepercayaan menempatkan Indonesia sebagai negara besar di dunia dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di sebabkan karena pelecehan seksual dimana adanya fitnah kepada warga masyarakat suku Bali

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku

I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bencana banjir berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana di Indonesia sejak tahun 1815 2013 yang dipublikasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK No. 01/07/81/Th. XVIII, 1 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PADA JUNI 2016 TERJADI INFLASI SEBESAR 0,23 PERSEN DI KOTA AMBON DAN 1,71 PERSEN DI KOTA TUAL Pada Juni

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40 No. 59/11/34/Th.XVI, 3 November 2014 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Oktober 2014, NTP

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata kerja. Panitia urusan piutang negara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata kerja. Panitia urusan piutang negara. No.337, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata kerja. Panitia urusan piutang negara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/PMK.06/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti yang

Lebih terperinci

CAPAIAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN JANUARI DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM

CAPAIAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN JANUARI DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM CAPAIAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2016 JANUARI 2017 DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Pengantar Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

NTP Provinsi Aceh, September 2017 sebesar 94,18. Inflasi Pedesaan, September 2017 sebesar 0,46 persen.

NTP Provinsi Aceh, September 2017 sebesar 94,18. Inflasi Pedesaan, September 2017 sebesar 0,46 persen. BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH NTP Provinsi Aceh, September 2017 sebesar 94,18. Inflasi Pedesaan, September 2017 sebesar 0,46 persen. Selama September 2017, di tingkat petani terjadi penurunan ratarata

Lebih terperinci

Trend Pemberantasan Korupsi 2013

Trend Pemberantasan Korupsi 2013 Trend Pemberantasan Korupsi 20 Pembahasan. Sumber data dan periode pemantauan 2. Penindakan perkara korupsi 20. Pelaksanaan fungsi koordinasi dan supervisi 4. Kesimpulan 5. Rekomendasi Waktu dan Metode

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JULI 2011 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI 0,91 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JULI 2011 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI 0,91 PERSEN l No. 32/08/14/Th. XII, 1 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JULI KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI 0,91 PERSEN Dengan menggunakan Tahun Dasar 2007=100, pada bulan Kota Pekanbaru mengalami inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK No. 01/05/81/Th. XIX, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PADA APRIL 2017 TERJADI DEFLASI SEBESAR 0,76 PERSEN DI KOTA AMBON DAN INFLASI SEBESAR 0,16 PERSEN DI KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam menghadapi persaingan dan strategi bertahan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Karyawan

Lebih terperinci

KEKERASAN YANG DIDUGA DILAKUKAN OLEH APARAT POLISI Pada Tanggal 23 Agustus 2011

KEKERASAN YANG DIDUGA DILAKUKAN OLEH APARAT POLISI Pada Tanggal 23 Agustus 2011 KEKERASAN YANG DIDUGA DILAKUKAN OLEH APARAT POLISI Pada Tanggal 23 Agustus 2011 Identitas Korban : a. Kasus Penganiayaan Oleh Oknum yang di Duga Aparat Polisi 1. Nama : Noris Selegani Pekerjaan : Mahasiswa

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Ternate

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Ternate Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Ternate No. 58/11/82/Th. XVI, 01 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Ternate Oktober 2017, Ternate mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH Pedesaan, Dan Harga Produsen Gabah No. 48/11/Th. XX, 1 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH NTP Provinsi Aceh, Oktober

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) adalah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) adalah merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) adalah merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem pertahanan nasional Indonesia. Sejak kelahirannya, TNI

Lebih terperinci

PENERAPAN KEBIJAKAN PERTAMBANGAN DI DAERAH, TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH DALAM PRAKTEK LAPANGAN

PENERAPAN KEBIJAKAN PERTAMBANGAN DI DAERAH, TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH DALAM PRAKTEK LAPANGAN PENERAPAN KEBIJAKAN PERTAMBANGAN DI DAERAH, TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH DALAM PRAKTEK LAPANGAN Hasil Survei Pertambangan Kabupaten Dan Provinsi Di Indonesia Tahun 2015 Oleh: Dipresentasikan Pada Acara:

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016 BPS PROVINSI ACEH No.26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa

Lebih terperinci

[Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2]

[Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2] BERADA DI TENGAH-TENGAH AKSI TERORISME i [Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2] Bukanlah hal yang diduga bila suatu waktu anda tiba-tiba berada di tengah-tengah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK No. 01/03/81/Th. XVIII, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PADA FEBRUARI 2016 TERJADI INFLASI SEBESAR 0,18 PERSEN DI KOTA AMBON DAN DEFLASI 1,33 PERSEN DI KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa bahan galian pertambangan

Lebih terperinci

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Selasa 26 September 2017, 15:58 WIB CIA Pantau PKI Momen Krusial! Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Fitraya Ramadhanny detiknews https://news.detik.com/berita/d-3658975/momen-krusial-ini-pantauan-cia-saat-kejadian-g30spki

Lebih terperinci

Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau

Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau Nusantarapos,- Kebakaran hutan di Propinsi Riau yang terjadi beberapa waktu yang lalu ternyata menjadikan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup,

Lebih terperinci

Pelanggaran Hak-Hak Tersangka 2013 Wednesday, 01 January :00 - Last Updated Wednesday, 22 January :36

Pelanggaran Hak-Hak Tersangka 2013 Wednesday, 01 January :00 - Last Updated Wednesday, 22 January :36 Sejak 2 Januari 29 Desember 2013, Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) melakukan pemantauan atau penelitian tentang dugaan pelanggaran hak-hak manusia yang difokuskan pada pelanggaran

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Semester II Tahun 2013 GROUP PENJAMINAN DIREKTORAT PENJAMINAN DAN MANAJEMEN RISIKO 0 DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik 1 3 Pertumbuhan Simpanan pada

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ETNIK KONFLIK DAN PERDAMAIAN DI KALIMANTAN TENGAH

ETNIK KONFLIK DAN PERDAMAIAN DI KALIMANTAN TENGAH Pendahuluan ETNIK KONFLIK DAN PERDAMAIAN DI KALIMANTAN TENGAH Konflik etnik antara suku Dayak dan Madura di Kalimantan Tengah (Kalteng) terjadi pada Febuari 2001. Akhir dari konflik ini lebih merupakan

Lebih terperinci

PETA KEKERASAN DI INDONESIA (MEI-AGUSTUS 2014) DAN KEKERASAN TERKAIT TATA KELOLA PEMERINTAHAN

PETA KEKERASAN DI INDONESIA (MEI-AGUSTUS 2014) DAN KEKERASAN TERKAIT TATA KELOLA PEMERINTAHAN KAJIAN PERDAMAIAN DAN KEBIJAKAN THE HABIBIE CENTER Edisi 08/November 2014 PETA KEKERASAN DI INDONESIA (MEI-AGUSTUS 2014) DAN KEKERASAN TERKAIT TATA KELOLA PEMERINTAHAN ACEH KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI I. D A S

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET 2017 No. 23/05/Th. VIII, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Maret tercatat US$12,96 juta atau mengalami kenaikan sebesar 4,52 persen dibanding

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan JANUARI 2014 Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

HASIL SURVEI PERTAMBANGAN KABUPATEN DAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015

HASIL SURVEI PERTAMBANGAN KABUPATEN DAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015 HASIL SURVEI PERTAMBANGAN KABUPATEN DAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015 HASIL SURVEI PERTAMBANGAN KABUPATEN DAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015 Oleh: Dipresentasikan Pada Acara: INDONESIAN MINING INSTITUTE

Lebih terperinci

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK No. 01/01/81/Th. XVIII, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PADA DESEMBER 2015 TERJADI INFLASI SEBESAR 0,62 PERSEN DI KOTA AMBON DAN INFLASI 2,37 PERSEN DI KOTA

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JULI 2017

LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JULI 2017 LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JULI 17 Pendahuluan Komnas HAM mau tidak mau harus diakui menjadi lembaga pertahanan terakhir bagi warga sipil untuk memperjuangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komnas Perlindungan Anak, yaitu Arist Merdeka Sirait dalam wawancara dengan

BAB I PENDAHULUAN. Komnas Perlindungan Anak, yaitu Arist Merdeka Sirait dalam wawancara dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena memprihatinkan yang terjadi pada bangsa ini adalah meningkatnya angka kejahatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Ketua Komnas Perlindungan Anak,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 01/01/53/Th. XVIII, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2014 NUSA TENGGARA TIMUR INFLASI 3,41 PERSEN Pada ember 2014, Nusa Tenggara Timur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REJANG LEBONG Menimbang

Lebih terperinci

SIARAN PERS LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) PADANG Nomor : 03/S.Pers/LBH-PDG/II/2017 tentang

SIARAN PERS LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) PADANG Nomor : 03/S.Pers/LBH-PDG/II/2017 tentang SIARAN PERS LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) PADANG Nomor : 03/S.Pers/LBH-PDG/II/2017 tentang CATATAN AWAL TAHUN FAIR TRIAL TUMPULKAH HUKUM TERHADAP APARAT PELAKU KEKERASAN? Gambar 1 jumlah kasus 2010-2016

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 18 Juli 2006) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah pelajar yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah pelajar yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah pelajar yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri yang memiliki pemikiran ilmiah (rasional), yang mana atas dasar itu pulalah mahasiswa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN NOMOR: KEP-06.00.00-286/K/2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah. Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di

I. PENDAHULUAN. Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah. Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di Negara Indonesia dimana semua kebijakan-kebijakan

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN Disampaikan pada Acara Monev Gerakan Nasioanal Penyelamatan SDA sektor Kehutanan dan Perkebunan Tanggal 10 Juni 2015 di Gorontalo DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN JENIS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari analisis yang telah dilakukan terkait resolusi konflik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, baik jangka pendek maupun jangka panjang guna mengatasi konflik di Sampit,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH BADAN PUSAT STATISTIK No. 21/04/Th. X, 2 April 2007 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada Januari 2007, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat

Lebih terperinci