BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

Transkripsi

1 BPS PROVINSI ACEH No.44/09/Th.XVIII, 1 September 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Agustus 2015, NTP sebesar 95,78 mengalami penurunan indeks sebesar 0,45 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,36 sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,10 persen. Bila dirinci menurut subsektor, diketahui bahwa terjadi penurunan NTP pada 3 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,02 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,49 persen, dan Perikanan sebesar 0,25 persen, sedangkan subsektor Hortikultura dan Peternakan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,19 persen, dan 0,43 persen. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Agustus 2015 menurun sebesar 0,36 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Penurunan It terjadi pada 3 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,95 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,36 persen, dan Perikanan sebesar 0,04 persen, sedangkan subsektor Hortikultura dan Peternakan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,24 persen, dan 0,53 persen. Pada bulan Agustus 2015 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,10 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 118,76 menjadi 118,88. Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor, adapun subsektor yang mengalami peningkatan tertinggi yaitu subsektor Perikanan sebesar 0,21 persen, sedangkan subsektor Hortikultura mengalami peningkatan terendah yaitu sebesar 0,04 persen. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Agustus 2015 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 21 Provinsi yang mengalami penurunan sedangkan 12 Provinsi mengalami peningkatan. Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi berturut-turut adalah Riau sebesar 2,00 persen, diikuti Jambi sebesar 1,50 persen, dan Sulawesi Tenggara sebesar 0,79 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi terjadi di Jawa Timur sebesar 1,22 persen, Jawa Tengah sebesar 0,85 persen, dan Banten sebesar 0,65 persen. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Agustus 2015 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,08 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 120,87 pada bulan Juli 2015 menjadi 120,97 pada bulan Agustus Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Agustus 2015 disebabkan oleh naiknya indeks Kelompok Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga sebesar 0,26 persen, diikuti oleh Transportasi & Komunikasi sebesar 0,21 persen, Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,16 persen, Kesehatan sebesar 0,08 persen, Bahan Makanan sebesar 0,07 persen, sandang sebesar 0,01 persen, sedangkan Perumahan turun sebesar 0,22 persen. Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Agustus 2015, seluruhnya mengalami inflasi kecuali Sumatera Utara yang mengalami deflasi sebesar 0,01 persen. Provinsi yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Riau sebesar 1,03 persen, diikuti Bangka Belitung dan Bengkulu masing-masing sebesar 0,85 persen dan 0,82 persen. Sedangkan inflasi yang terendah terjadi di Provinsi Aceh sebesar 0,08 persen. Selama Agustus 2015 Di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,44 persen sedangkan kualitas GKR turun sebesar 1,61 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Agustus 2015 harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,39 persen sedangkan kualitas GKR turun sebesar 1,97 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Agustus 2015 naik sebesar Rp 20,35 per kg menjadi 4.655,77 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp ,00 per Kg. Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat Berita Resmi Statistik No.44/09/Th.XVIII, 1 September

2 kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Agustus 2015, NTP sebesar 95,78 mengalami penurunan indeks sebesar 0,45 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,36 sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,10 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh menurut Subsektor, Agustus 2015 (2012=100) Subsektor/Rincian Bulan Perubahan Juli-15 Agustus-15 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 113,36 112,94-0,36 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120,45 120,61 0,13 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 94,11 93,65-0,49 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPP) 100,17 99,64-0,53 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) 125,65 127,20 1,24 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 118,97 119,03 0,04 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 105,61 106,87 1,19 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPH) 113,03 114,44 1,25 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) 107,75 105,64-1,95 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 118,91 118,99 0,07 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 90,61 88,78-2,02 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPR) 95,94 93,96-2,07 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 116,95 117,57 0,53 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 115,81 115,93 0,10 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 100,98 101,42 0,43 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPT) 106,77 107,16 0,37 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 114,73 114,69-0,04 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 117,52 117,78 0,21 c. Nilai Tukar Petani (NTPN) 97,62 97,38-0,25 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPN) 100,72 100,45-0,26 Gabungan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 114,27 113,86-0,36 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 118,76 118,88 0,10 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 96,22 95,78-0,45 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 102,09 101,59-0,48 Gabungan Tanpa Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 114,25 113,83-0,37 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 118,81 118,92 0,09 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 96,16 95,72-0,46 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 102,14 101,64-0,49 Berita Resmi Statistik No.44/09/Th.XVIII, 1 September

3 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat perbandingan NTP Agustus 2015 dengan bulan sebelumnya, diketahui bahwa terjadi penurunan NTP pada 3 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,02 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,49 persen, dan Perikanan sebesar 0,25 persen, sedangkan subsektor Hortikultura dan Peternakan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,19 persen, dan 0,43 persen. 104,00 Gambar 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh, Agustus 2015 (2012=100) Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh 102,00 100,00 98,00 96,00 94,00 92,00 NTP NTP USAHA 90,00 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Selain NTP, juga terdapat salah satu indikator pertanian lainnya, yaitu NTP Usaha Pertanian. Perbedaannya adalah jika NTP merupakan rasio antara It terhadap Ib, sedangkan NTP Usaha Pertanian merupakan rasio antara It terhadap BPPBM (Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal). Ib merupakan gabungan antara KRT (Konsumsi Rumah Tangga) dan BPPBM. Pada Gambar 1, terlihat bahwa NTP Usaha Pertanian selalu lebih tinggi dibandingkan NTP. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Agustus 2015 menurun sebesar 0,36 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Penurunan It terjadi pada 3 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,95 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,36 persen, dan Perikanan sebesar 0,04 persen, sedangkan subsektor Hortikultura dan Peternakan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,24 persen, dan 0,53 persen. 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Agustus 2015 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,10 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 118,76 menjadi 118,88. Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor, adapun subsektor yang mengalami peningkatan tertinggi yaitu subsektor Perikanan sebesar 0,21 persen, sedangkan subsektor Hortikultura mengalami peningkatan terendah yaitu sebesar 0,04 persen. Berita Resmi Statistik No.44/09/Th.XVIII, 1 September

4 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Agustus 2015, NTPP 93,65 mengalami penurunan indeks sebesar 0,49 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,36 sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,13 persen. Penurunan It disebabkan karena turunnya indeks kelompok Padi sebesar 0,25 persen dan kelompok Palawija sebesar 0,90 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,12 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,17 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada bulan Agustus 2015, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 106,87 mengalami peningkatan indeks sebesar 1,19 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,24 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,04 persen. Peningkatan It disebabkan karena naiknya indeks kelompok Buah-buahan sebesar 1,41 persen, Sayur-sayuran sebesar 1,03 persen, sedangkan Tanaman Obat turun sebesar 1,39 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,05 persen sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) turun sebesar 0,01 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada bulan Agustus 2015, NTPR sebesar 88,78 mengalami penurunan indeks sebesar 2,02 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 1,95 sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,07 persen. Penurunan It terutama disebabkan oleh turunnya harga pada komoditas kelapa sawit, cengkeh, karet, lada/merica, dan sebagainya. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,06 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,08 persen. Berita Resmi Statistik No.44/09/Th.XVIII, 1 September

5 Gambar 2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura, dan Subsektor Perkebunan Rakyat Agustus 2015 (2012=100) 110,00 105,00 100,00 95,00 90,00 85,00 80,00 TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada bulan Agustus 2015, NTPT sebesar 101,42 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,43 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,53 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,10 persen. Peningkatan It terutama disebabkan oleh naiknya indeks pada kelompok Hasil Ternak sebesar 1,52 persen, Ternak Besar sebesar 0,65 persen, Ternak Kecil sebesar 0,39 persen, sedangkan Unggas turun sebesar 0,70 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,06 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,16 persen. e. Subsektor Perikanan ( NTPN) Pada bulan Agustus 2015, NTPN sebesar 97,38 mengalami penurunan indeks sebesar 0,25 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,04 sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,21 persen. Penurunan It disebabkan karena turunnya indeks kelompok Budidaya sebesar 0,26 persen sedangkan Penangkapan naik sebesar 0,17 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,21 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,23 persen. Berita Resmi Statistik No.44/09/Th.XVIII, 1 September

6 Gambar 3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Peternakan dan Perikanan, Agustus 2015 (2012=100) 102,00 101,00 100,00 99,00 98,00 97,00 96,00 PETERNAKAN PERIKANAN 95,00 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 e.1. e.2. Subsektor Perikanan (NTPN) Penangkapan Pada bulan Agustus 2015, NTPN Penangkapan sebesar 100,70 mengalami penurunan indeks sebesar 0,05 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,17 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,22 persen. Subsektor Perikanan (NTPN) Budidaya Pada bulan Agustus 2015, NTPN Budidaya sebesar 94,02 mengalami penurunan indeks sebesar 0,47 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,26 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,21 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh Subsektor Perikanan, Agustus 2015 (2012=100) Subsektor Bulan Perubahan Juli-15 Agustus-15 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Penangkapan 120,17 120,38 0,17 a. Indeks yang Diterima Petani (It) 119,28 119,55 0,22 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 100,74 100,70-0,05 c. Nilai Tukar Petani 100,88 100,81-0,07 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 2. Budidaya 109,39 109,10-0,26 a. Indeks yang Diterima Petani (It) 115,80 116,04 0,21 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 94,47 94,02-0,47 c. Nilai Tukar Petani 100,54 100,07-0,47 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 120,17 120,38 0,17 Berita Resmi Statistik No.44/09/Th.XVIII, 1 September

7 Tabel 3. Perubahan Indeks yang di terima Petani (It) dan Indeks yang di bayar Petani (Ib) Menurut Subsektor di Provinsi Aceh Agustus 2015 (2012=100) Subsektor Bulan Perubahan Juli-15 Agustus-15 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan 113,36 112,94-0,36 a. Indeks yang Diterima Petani (It) 114,09 113,81-0,25 - Padi 110,12 109,13-0,90 - Palawija 120,45 120,61 0,13 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 121,77 121,91 0,12 - Indeks KRT 113,16 113,35 0,17 - Indeks BPPBM 2. Hortikultura 125,65 127,20 1,24 a. Indeks yang Diterima Petani (It) 121,43 122,68 1,03 - Sayur-sayuran 129,07 130,89 1,41 - Buah-Buahan 140,32 138,37-1,39 - Tanaman Obat 118,97 119,03 0,04 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120,57 120,64 0,05 - Indeks KRT 111,16 111,15-0,01 - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 107,75 105,64-1,95 a. Indeks yang Diterima Petani (It) 107,75 105,64-1,95 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 118,91 118,99 0,07 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120,22 120,29 0,06 - Indeks KRT 112,31 112,44 0,12 - Indeks BPPBM 4. Peternakan 116,95 117,57 0,53 a. Indeks yang Diterima Petani (It) 116,73 117,48 0,65 - Ternak Besar 115,67 116,11 0,39 - Ternak Kecil 119,74 118,90-0,70 - Unggas 117,97 119,76 1,52 - Hasil Ternak 115,81 115,93 0,10 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120,91 120,98 0,06 - Indeks KRT 109,53 109,71 0,16 - Indeks BPPBM 5. Perikanan 114,73 114,69-0,04 a. Indeks yang Diterima Petani (It) 120,17 120,38 0,17 - Penangkapan 109,39 109,10-0,26 - Budidaya 117,52 117,78 0,21 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 119,38 119,63 0,21 - Indeks KRT 113,91 114,17 0,23 - Indeks BPPBM 5a. Perikanan (Penangkapan) 120,17 120,38 0,17 a. Indeks yang Diterima Petani (It) 120,17 120,38 0,17 - Penangkapan Laut 119,28 119,55 0,22 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 119,38 119,62 0,21 - Indeks KRT 119,12 119,41 0,25 - Indeks BPPBM 5b. Perikanan (Budidaya) 109,39 109,10-0,26 a. Indeks yang Diterima Petani (It) 99,66 99,66 0,00 - Budidaya Air Tawar 99,00 99,13 0,13 - Budidaya Laut 118,76 118,17-0,50 - Budidaya Air Payau 115,80 116,04 0,21 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 119,38 119,63 0,21 - Indeks KRT 108,80 109,03 0,21 - Indeks BPPBM 113,36 112,94-0,36 Keterngan : KRT = Konsumsi Rumahtangga BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik No.44/09/Th.XVIII, 1 September

8 4. Perbandingan antar Provinsi Tabel 4. Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Provinsi di Indonesia, Agustus 2015 (2012=100) Provinsi It Ib NTP Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Rasio % Perubahan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] SUMATERA ACEH 113,86-0,36 118,88 0,10 95,78-0,45 Sumatera Utara 117,52-0,29 120,83 0,00 97,26-0,29 Sumatera Barat 115,54-0,01 119,15 0,39 96,97-0,40 Riau 112,22-1,15 120,86 0,87 92,85-2,00 Jambi 113,88-0,86 120,44 0,65 94,55-1,50 Sumatera Selatan 114,29 0,11 119,13 0,34 95,94-0,22 Bengkulu 111,21 0,02 120,21 0,72 92,51-0,69 Lampung 123,21 0,69 118,82 0,41 103,70 0,27 Bangka Belitung 125,55 0,51 117,81 0,71 106,57-0,20 Kepulauan Riau 116,46-0,36 116,68 0,17 99,81-0,54 JAWA DKI Jakarta 116,97 0,85 119,89 0,25 97,56 0,60 Jawa Barat 127,38 0,56 122,36 0,62 104,11-0,06 Jawa Tengah 119,90 1,20 120,10 0,35 99,83 0,85 Yogyakarta 121,11 1,21 119,29 0,64 101,53 0,56 Jawa Timur 127,23 1,70 121,01 0,47 105,14 1,22 Banten 123,68 1,11 118,98 0,45 103,95 0,65 BALI & NUSA TENGGARA Bali 122,27 0,12 117,28 0,46 104,25-0,34 Nusa Tenggara Barat 122,05-0,10 117,20-0,37 104,14 0,27 Nusa Tenggara Timur 118,69 0,51 116,20 0,03 102,15 0,48 KALIMANTAN Kalimantan Barat 115,73-0,45 119,84 0,24 96,57-0,68 Kaimantan Tengah 118,42 0,27 119,27 0,16 99,29 0,10 Kalimantan Selatan 115,40-0,15 115,29-0,12 100,09-0,03 Kalimantan Timur 117,89 0,66 119,68 0,08 98,50 0,57 SULAWESI Sulawesi Utara 114,36 0,60 120,25 0,93 95,11-0,32 Sulawesi Tengah 115,41-0,55 118,11-0,05 97,71-0,50 Sulawesi Selatan 125,32 0,23 120,15 0,45 104,30-0,22 Sulawesi Tenggara 117,91-0,59 118,44 0,20 99,55-0,79 Gorontalo 123,94 1,34 121,49 0,97 102,02 0,37 Sulawesi Barat 121,10-0,64 115,87 0,13 104,51-0,76 MALUKU Maluku 120,44-0,81 120,65-0,14 99,83-0,67 Maluku Utara 117,65-0,38 116,54 0,17 100,95-0,55 PAPUA Papua Barat 120,62 0,09 119,46 0,00 100,97 0,08 Papua 112,11-0,21 115,96 0,02 96,68-0,23 NASIONAL 121,38 0,66 119,85 0,36 101,28 0,31 Berita Resmi Statistik No.44/09/Th.XVIII, 1 September

9 Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Agustus 2015 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 21 Provinsi yang mengalami penurunan sedangkan 12 Provinsi mengalami peningkatan. Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi berturut-turut adalah Riau sebesar 2,00 persen, diikuti Jambi sebesar 1,50 persen, dan Sulawesi Tenggara sebesar 0,79 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi terjadi di Jawa Timur sebesar 1,22 persen, Jawa Tengah sebesar 0,85 persen, dan Banten sebesar 0,65 persen. 5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan (Inflasi/Deflasi di Pedesaan) Perubahan Indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Agustus 2015 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,08 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 120,87 pada bulan Juli 2015 menjadi 120,97 pada bulan Agustus Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Di Provinsi Aceh Agustus 2015 (2012=100) IHK Pedesaan Kelompok/Sub Kelompok Juli-15 Agustus-15 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] Konsumsi Rumah Tangga 120,87 120,97 0,08 Bahan Makanan 127,39 127,48 0,07 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 114,36 114,54 0,16 Perumahan 113,17 112,92-0,22 Sandang 114,13 114,15 0,01 Kesehatan 112,70 112,79 0,08 Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga 109,49 109,78 0,26 Transportasi & Komunikasi 128,42 128,69 0,21 Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Agustus 2015 disebabkan oleh naiknya indeks Kelompok Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga sebesar 0,26 persen, diikuti oleh Transportasi & Komunikasi sebesar 0,21 persen, Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,16 persen, Kesehatan sebesar 0,08 persen, Bahan Makanan sebesar 0,07 persen, sandang sebesar 0,01 persen, sedangkan Perumahan turun sebesar 0,22 persen. Berita Resmi Statistik No.44/09/Th.XVIII, 1 September

10 6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan di Sumatera Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Agustus 2015, seluruhnya mengalami inflasi kecuali Sumatera Utara yang mengalami deflasi sebesar 0,01 persen. Provinsi yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Riau sebesar 1,03 persen, diikuti Bangka Belitung dan Bengkulu masing-masing sebesar 0,85 persen dan 0,82 persen. Sedangkan inflasi yang terendah terjadi di Provinsi Aceh sebesar 0,08 persen. Tabel 6. Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi-Provinsi di Wilayah Sumatera Agustus 2015 (2012=100) Provinsi Juli-15 IHK Pedesaan Agustus-15 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] 1. Aceh 120,87 120,97 0,08 2. Sumatera Utara 123,59 123,57-0,01 3. Sumatera Barat 121,92 122,46 0,44 4. Riau 121,70 122,95 1,03 5. Jambi 121,55 122,51 0,79 6. Sumatera Selatan 122,16 122,62 0,38 7. Bengkulu 121,93 122,93 0,82 8. Lampung 121,48 122,12 0,53 9. Bangka Belitung 118,41 119,42 0, Kepulauan Riau 119,88 120,09 0,17 Berita Resmi Statistik No.44/09/Th.XVIII, 1 September

11 Perkembangan Harga Produsen Gabah Pemantauan perkembangan harga gabah Provinsi Aceh dilakukan di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Nagan Raya, dan Pidie Jaya. Dari total observasi yang dilakukan pemantauan harga pada bulan Agustus 2015 sebagian besar adalah GKP (Gabah Kering Panen) yaitu sebesar 70,27 persen, selanjutnya sebesar 24,32 persen adalah kualitas GKR (Gabah Kualitas Rendah) dan sebesar 5,41 persen adalah kualitas GKG (Gabah Kering Giling). Tabel 7 Jumlah Observasi, Harga Gabah, di Tingkat Petani, dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Agustus 2015 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Harga di Petani (Rp/Kg) Rata-Rata Harga (Rp/Kg) HPP(Rp/Kg) Terendah Tertinggi Petani Penggilingan Petani Penggilingan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] GKP , , ,27 (Nagan Raya) (Bireuen) GKG , , (5,41) (Bireuen) (Bireuen) GKR , , Total 24,32 (Aceh Tenggara) (Aceh Tenggara) 37 (100,00%) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015 Rata-Rata Harga menurut Kelompok Kualitas Selama Agustus 2015 Di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,44 persen sedangkan kualitas GKR turun sebesar 1,61 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Agustus 2015 harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,39 persen sedangkan kualitas GKR turun sebesar 1,97 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Agustus 2015 naik sebesar Rp 20,35 per kg menjadi 4.655,77 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp ,00 per Kg. Berita Resmi Statistik No.44/09/Th.XVIII, 1 September

12 Gambar 4 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Petani (Rp/Kg), Agustus , , , , , ,00 Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus GKP 4.326, , , , , , , , , , , , ,7 GKG 4.150, , , , , , , , ,0 GKR 4.031, , , , , , , , , , , , ,0 % Per 0,44 2,64-1,61 Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan selama Agustus 2015 naik sebesar Rp 18,43 per kg menjadi 4.728,85 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Penggilingan mencapai Rp ,22 per Kg. Gambar 5 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg), Agustus , , , , , ,00 Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus GKP 4.398, , , , , , , , , , , , ,85 GKG 4.200, , , , , , , , ,00 GKR 4.161, , , , , , , , , , , , ,22 % Per 0,39 2,46-1,97 Berita Resmi Statistik No.44/09/Th.XVIII, 1 September