Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan"

Transkripsi

1 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan JANUARI 2014

2

3 Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah satu prioritas pemerintah Republik Indonesia. Dalam menyelenggarakan pembangunan kesejahteraan rakyat (Kesra) tersebut, kita seringkali dihadapkan pada gangguan Kesra berupa dampak bencana alam, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan hidup serta konflik sosial. Sehubungan dengan hal tersebut, Kemenko Kesra berupaya untuk melaksanakan tindakan pencegahan guna meminimalisasi kerugian masyarakat. Dalam konteks pencegahan gangguan Kesra berupa konflik sosial, diperlukan instrumen untuk menganalisis dan mengidentifikasi akar permasalahan dalam rangka mencari solusi sesuai amanat pilar koordinasi Kemenko Kesra, yaitu: Penanggulangan, antisipasi, dan tanggap cepat gangguan kesejahteraan rakyat. Untuk itu, Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) merupakan jawaban yang dapat memberikan gambaran yang menyeluruh tentang konflik sosial sehingga pemerintah dan para pemangku kepentingan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK), yang telah diresmikan pada tanggal 7 Desember 2012, ditujukan untuk membangun kemampuan melakukan deteksi dini guna pencegahan konflik kekerasaan dan merespon dengan program dan kebijakan secara lebih efektif. Data SNPK terbuka untuk publik dengan harapan akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mediasi dan pencegahan kekerasan di negeri ini. Dalam rangka meningkatkan kualitas SNPK kami mengharapkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Akhir kata, SNPK diharapkan dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia dalam upaya penanganan dan pencegahan kekerasan sehingga pembangunan kesejahteraan masyarakat dapat berlangsung dan dicapai secara efisien, efektif dan produktif. Jakarta, Mei 2013 Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia DR. H.R. Agung Laksono

4 Tentang SNPK S istem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) digagas oleh Kedeputian I Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) untuk menyediakan data kekerasan yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia seakurat dan semutakhir mungkin. Laporan Bulanan ini menyajikan data dan informasi konflik kekerasan yang menonjol setiap bulan secara faktual. Publikasi ini didedikasikan sebagai bahan rujukan dalam rangka pencegahan konflik kekerasan. SNPK terdiri dari dua kegiatan utama yaitu: pertama, pengumpulan data secara rinci dan berkala tentang kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa kekerasan terjadi serta apa saja dampaknya; kedua, laporan atas data yang diperbaharui setiap bulan. SNPK mengumpulkan data kekerasan berdasarkan informasi yang sudah tersedia secara publik termasuk berita yang dimuat oleh surat kabar lokal dilengkapi oleh berbagai sumber non-media baik berupa laporan pemerintah, kajian akademis dan laporan LSM. Data SNPK dikumpulkan sejak 1998 dan diperbaharui setiap bulan dan disajikan melalui portal SNPK ( Portal SNPK menyajikan data tentang empat kategori kekerasan yakni: (i) Konflik (termasuk konflik yang dipicu oleh permasalahan terkait sumber daya alam, tata kelola pemerintahan, separatisme, pemilukada, identitas dan main hakim sendiri), (ii) Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang berpotensi menimbulkan konflik sosial (KDRT), (iii) Dampak kekerasan dari Kriminalitas yang berpotensi menimbulkan konflik sosial, dan (iv) Kekerasan dalam penegakan hukum. Dalam setiap insiden yang tercatat di dalam database ditampilkan sumber informasi yang digunakan. SNPK melakukan pemantauan di 13 wilayah yakni: Aceh, Jabodetabek, Kalimantan Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT, Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Lampung, dan NTB. Pencakupan lebih luas sedang diupayakan agar data kekerasan dari semua wilayah di Indonesia dapat disediakan. Pengelolaan SNPK dipimpin oleh Kemenko Kesra dengan dukungan dari Bank Dunia dan The Habibie Center dengan hibah dari Korea Economic Transitions and Peace-Building Trust Fund. Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kualitas SNPK di masa yang akan datang, Kemenko Kesra sedang mengembangkan kerja sama dengan perguruan tinggi, lembaga kajian, dan masyarakat.

5 Gambaran Umum Data SNPK selama bulan Januari 2014 mencatat sebanyak total 734 insiden kekerasan yang mengakibatkan 77 tewas, 577 cedera, dan 61 bangunan rusak. Jumlah tewas mengalami penurunan dibandingkan pada bulan Desember 2013 (95 tewas) dan masih di bawah rata-rata korban tewas pada 12 bulan sebelumnya (89 korban tewas per bulan di periode Januari Desember 2013). Tercatat sebanyak 196 insiden jenis konflik terjadi yang mengakibatkan 17 tewas, 202 cedera, dan 39 bangunan rusak. Lebih jauh, konflik kekerasan yang menyebabkan korban tewas terdiri dari konflik separatisme (7 tewas), konflik main hakim sendiri (4 tewas), dan (3 tewas) berasal dari konflik identitas dan konflik sumber daya. Dari sisi kategori konflik kekerasan, jumlah insiden konflik main hakim sendiri merupakan yang tertinggi yakni 95 insiden kekerasan (lihat Tabel 1). Tabel 1. Insiden dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di 13 wilayah (Januari 2014) Jumlah Kejadian Jumlah Tewas Jumlah Cedera Jumlah Pemerkosaan Jumlah Bangunan Rusak Jenis Kekerasan Januari 2014 Desember 2013 Januari Desember 2013 Januari 2014 Desember 2013 Januari Desember 2013 Januari 2014 Desember 2013 Januari Desember 2013 Januari 2014 Desember 2013 Januari Desember 2013 Januari 2014 Desember 2013 Januari Desember 2013 Konflik Sumber Daya Tata Kelola Pemerintah Pemilihan dan Jabatan Identitas Main Hakim Sendiri Separatisme Konflik Lainnya Kekerasan dalam Penegakan Hukum Kriminalitas KDRT Total Data SNPK mencatat dalam periode bulan Januari 2014 terdapat kasus-kasus konflik kekerasan yang mengemuka, yakni **: Konflik Separatisme v Kelompok sipil bersenjata kembali melakukan serangkaian teror, penghadangan, dan penembakan di Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Mimika, Papua. Tercatat sebanyak tujuh insiden kekerasan yang menewaskan tujuh orang dan mengakibatkan tiga orang lainnya cedera. Konflik Identitas v Bentrokan antarkampung kembali terulang di Maluku. Bentrokan ini melibatkan beberapa kelompok warga di Kecamatan Nusaniwe dan Sirimau, Ambon. Pemicu permasalahannya adalah dendam lama antarkampung. Insiden bentrokan ini tercatat sebanyak 10 kali, menewaskan satu orang, mencederai sedikitnya sembilan orang, dan merusak 18 bangunan. v Tercatat rentetan perang suku terjadi di Papua yang melibatkan Suku Dani dan Suku Damal. Empat insiden kekerasan tersebut menyebabkan dua orang tewas. Kedua suku kembali berhasil didamaikan dengan cara adat. v Di Maluku Utara tercatat dua insiden kekerasan berupa bentrok antarkampung di Kelurahan Ubo-ubo dan Jati, Kecamatan Ternate Selatan, Ternate. Bentrokan ini melibatkan beberapa kelompok pemuda dan mengakibatkan dua orang cedera. Konflik Sumber Daya v Tiga insiden kekerasan terjadi di Lampung akibat konflik sumber daya yang terkait masalah tanah/lahan. Insiden ini mengakibatkan dua orang tewas dan enam lainnya cedera. Dua korban tewas berasal dari bentrok antarwarga di lahan sawit milik PT Barat Selatan Makmur di Kecamatan Tanjungraya dan di lahan Sawit 99 Airmati di Kecamatan Sungaibuaya, keduanya di Kabupaten Mesuji. 1

6 v Bentrok antarwarga terjadi di Desa Tawiri, Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Ambon karena permasalahan status tanah. Bentrokan ini melibatkan warga dusun Laha dan Wailawa. Selain itu, bentrokan juga terjadi antara Desa Morela dengan Mamala di Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah. Bentrokan ini terjadi terkait masalah lama mengenai batas desa. Insiden kekerasan tersebut tercatat sebanyak dua kali dan mengakibatkan dua orang cedera dan satu bangunan rusak. Konflik Pemilihan dan Jabatan v Persaingan politik di Aceh menjelang pemilihan legislatif 2014 semakin memanas. Beberapa insiden kekerasan berupa teror dan pengerusakan atribut partai serta alat peraga kampanye marak terjadi yang menyasar kepada beberapa partai politik peserta pemilu. Insiden kekerasan ini tercatat sebanyak sembilan kali dan menyebabkan empat orang cedera. v Di Maluku Utara, Pemilukada pemilihan gubernur dan wakil gubernur masih menuai persoalan. Setidaknya terjadi tiga insiden kekerasan berupa bentrokan, penyerangan, dan penganiayaan yang dilakukan masingmasing pendukung. Insiden kekerasan ini berakibat sembilan orang cedera. v Sedangkan di Nusa Tenggara Timur (NTT), puluhan ribu orang yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Bersama Peduli Kebenaran dan Keadilan (FORMABES) menuntut pasangan Kornelius Kodi Mete Daud Lende Umbu Moto segera dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat Daya untuk periode Hakim Sendiri v Pada bulan Januari 2014, data SNPK mencatat 95 insiden konflik main hakim sendiri yang mengakibatkan empat orang tewas, 116 cedera, dan dua bangunan rusak. Insiden konflik main hakim sendiri yang tertinggi terjadi di Jabodetabek sebanyak 25 insiden kekerasan yang mengakibatkan dua tewas dan 33 orang lannya cedera. Kemudian disusul Kalimantan Timur sebanyak 12 insiden kekerasan yang mengakibatkan 15 orang cedera. Sedangkan korban tewas lainnya akibat main hakim sendiri terjadi di Maluku Utara. Di sana tercatat sebanyak enam insiden kekerasan menewaskan satu orang dan mencederai sedikitnya sembilan orang dan di NTT tercatat sebanyak empat insiden kekerasan berakibat pada satu orang tewas dan tiga lainnya cedera. Selebihnya, insiden konflik main hakim sendiri juga tersebar di beberapa wilayah lainnya. Adapun, dalam insiden kekerasan yang masuk kategori konflik lainnya - pemicu atau motif belum diketahui - tercatat sebanyak 16 insiden kekerasan dan mengakibatkan sedikitnya 27 orang mengalami cedera. 2 **) Laporan bulanan hanya mengulas jenis kekerasan berdasarkan kategori konflik.

7 Aceh Pada bulan Januari 2014, data SNPK mencatat 19 insiden konflik kekerasan yang berdampak pada sedikitnya 14 orang cedera terjadi di Aceh (lihat Grafik ). Dalam bulan ini insiden kekerasan yang mengemuka adalah konflik pemilihan dan jabatan. Insiden kekerasan ini intens terjadi terkait kontestasi menjelang pemilihan legislatif Setidaknya tercatat sembilan insiden kekerasan yang menyebabkan sedikitnya empat orang cedera (lihat Tabel 1.5). Kendati dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar, namun insiden konflik kekerasan ini patut menjadi perhatian mengingat pola kekerasan terus berulang. Selain itu, data SNPK mencatat insiden konflik main hakim sendiri sebanyak tujuh insiden kekerasan yang menyebabkan sedikitnya 10 orang cedera. Keseluruhan aksi main hakim sendiri tersebut, umumnya dipicu masalah pencurian dan pembalasan atas penganiayaan. Tercatat masing-masing satu insiden konflik kekerasan terjadi pada konflik sumber daya berupa pembakaran perahu nelayan yang dipicu penangkapan ikan menggunakan pukat harimau (trawl), alat tangkap yang dilarang oleh pemerintah karena merusak lingkungan. Konflik tata kelola pemerintah juga terjadi berupa pengerusakan kedai yang merupakan proyek pemerintah kabupaten. Pengerusakan tersebut dilakukan puluhan pedagang. Proyek pembangunan tersebut menganggu kenyamanan pedagang dan sering menimbulkan kemacetan lalu lintas. Terakhir adalah konflik lainnya yang sebabnya belum diketahui berupa penemuan bahan peledak menyerupai bom yang sengaja diletakkan oleh orang tak dikenal. ACEH Konflik IdenXtas (11) Konflik SeparaXsme (1) Penganiayaan (28) Grafik 1.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Aceh Kejadian Tewas Cedera Bangunan Rusak Grafik 1.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Aceh Hakim Sendiri (114) Penculikan (4) Konflik Lainnya (5) Konflik Sumber Daya (28) Konflik Tata Kelola Pemerintah (44) Konflik Pemilihan dan Jabatan (52) Grafik Grafik Jumlah insiden berdasarkan bentuk kekerasan di Aceh di Aceh (Januari 2013 Januari 2014) Demonstrasi (12) Bentrokan (8) ACEH Pengrusakan (65) Pengeroyokan (122) Perkelahian (7) Serangan terror (9) Grafik 1.4 Jumlah insiden berdasarkan kab/kota di Aceh Grafik 1.4 Jumlah (Januari insiden 2013 berdasarkan Januari 2014) kab/kota di Aceh 45 ACEH

8 Tabel 1.5 Sejumlah Konflik Pemilihan dan Jabatan di Aceh (Januari 2014) Kabupaten/Kota Tanggal Keterangan 06/01/2014 Tercatat dua insiden kekerasan berupa pengerusakan dan pencopotan atribut partai milik Partai Nasional Aceh (PNA) dilakukan oleh sejumlah orang di Desa Tanjung Awe, Kecamatan Samudera. Buntut dari pengerusakan tersebut berakibat pada pengeroyokan yang dilakukan oleh sejumlah orang terhadap kader PNA yang mempertanyakan dan merasa keberatan atas tindakan pelaku yang merusak dan menurunkan atribut partai milik PNA. Aceh Utara 15/01/2014 Di Desa. Keude Lapang, Kec. Tanah Pasir, seorang kader Partai Nasional Aceh (PNA) asal Desa Kuala Cangkoi dikeroyok dan diikat kedua tangannya dengan tali oleh sejumlah orang dari pendukung Partai Aceh (PA) karena dituduh telah menurunkan 10 bendera Partai Aceh. Akibatnya korban mengalami cedera. 19/01/2014 Satu unit mobil milik seorang Caleg DPRA dari Partai Aceh (PA) dibakar oleh orang tak dikenal di Desa Mee Merbou, Kecamatan Tanah Pasar. Diduga aksi ini terkait persaingan dalam pemilihan anggota DPRA yang tidak lama akan diadakan. 25/01/2014 Posko pemenangan pemilu milik Partai Nasional Aceh (PNA) di Desa Keude Kareng, Kecamatan Meurah Mulia dirusak sekelompok orang yang menumpangi mobil berstiker Partai Aceh (PA). Selain merusak posko dan merusak ratusan atribut partai di dalam posko, ratusan bendera PNA di lintasan jalan juga dirampas dan diturunkan. Nagan Raya 28/01/2014 Di Desa Cotmee, Kecamatan Tadu Raya, terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh seorang kader dari partai yang berbasis nasional terhadap seorang kader Partai Nasional Aceh (PNA) hingga mengalami cedera. Insiden ini dipicu penurunan bendera partai berbasis nasional tersebut yang terpasang dihalaman rumah korban. Kota Subulussalam 18/01/2014 Sejumlah orang tak dikenal melakukan pembakaran dan pengerusakan bendera dan atribut peraga kampanye Caleg DPRA dari Partai Aceh (PA) di Desa Sukamaju, Kecamatan Sultan Daulat. Aceh Barat 25/01/2014 Di sepanjang simpang Komplek perumahan BBI, Desa Blang Beurandang, Kecamatan Johan Pahlawan, puluhan spanduk dan atribut peraga kampanye dirusak oleh orang tak dikenal. Hampir semua atribut partai politik dan alat peraga kampanye dari berbagai partai politik yang terpasang dirusak. Senjata yang digunakan untuk merusak baliho tidak jelas. Kota Lhokseumawe 29/01/2014 Di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh, Kecamatan Muara Dua, sejumlah kader Partai Nasional Aceh (PNA) yang hendak memasang atribut alat peraga kampanye dilarang dan dianiaya oleh sejumlah orang yang berasal dari tempat yang sama. Akibatnya salah seorang kader PNA mengalami cedera. 4

9 Lampung Pada bulan Januari 2014, di Lampung tercatat 11 insiden konflik kekerasan yang menyebabkan 2 tewas dan 17 cedera (lihat Grafik ). Konflik yang mengemuka adalah konflik sumber daya yang tercatat tiga insiden kekerasan yang menyebabkan dua tewas dan enam cedera. Insiden konflik sumber daya di Lampung dipicu oleh konflik tanah. Pada tanggal 3/1/2014 terjadi bentrok antarkelompok warga di lokasi lahan sawit yang dikenal sebagai Sawit 99 Airmati di Register 45 Kecamatan Sungaibuaya, Kabupaten Mesuji. Dua kelompok warga Desa Talang Agung, yang berprofesi sebagai perambah di Airmati, terlibat pertikaian menggunakan senjata api rakitan selama hampir setengah jam. Seorang korban tewas di tempat akibat luka tembak. Tiga korban lainnya mengalami cedera. Ada dua versi pemicu yang berkembang. Pertama, korban ditembak karena menegur para pelaku yang hendak memungut uang ke sesama perambah. Versi lain meyebutkan mereka menuduh salah satu pihak menjual tanah yang diklaim dikuasai oleh kelompok lain. Di Kabupaten Mesuji, seorang warga Sungai Badak tewas ditembak oleh sekelompok warga Pagardewa di lokasi perkebunan PT. Barat Selatan Makmur (PT. BSM) di Kecamatan Tanjung Raya, pada tanggal 16/1/2014. Dugaan penembakan adalah perebutan hasil panen sawit di lokasi perkebunan PT. BSM. Korban bersama rekannya sedang memanen di wilayah perkebunan tersebut ketika kelompok warga Pagardewa datang untuk tujuan yang sama. Kedua kelompok berebut lokasi panen dan terlibat bentrok. Selain satu korban tewas, insiden melukai dua lainnya. Insiden sumber daya lainnya adalah pengeroyokan terhadap pekerja penebang pohon yang dipicu perebutan klaim tanah antara dua warga di Lampung Selatan pada tanggal 25/1/2014, yang berakibat satu orang cedera. Dalam konflik tata kelola pemerintah terdapat satu insiden kekerasan yang mengakibatkan dua orang cedera berupa demonstrasi mahasiswa yang menuntut transparansi pengelolaan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di kampus IAIN Raden Intan Lampung, Kecamatan Rajabasa, Bandarlampung pada tanggal 20/1/2014. Sedangkan dalam konflik pemilihan dan jabatan tercatat satu insiden kekerasan berupa pengerusakan atribut partai dan alat peraga kampanye. Adapun, konflik main hakim sendiri tercatat sebanyak enam insiden kekerasan yang berdampak pada sembilan orang cedera. Aksi main hakim sendiri tersebut dipicu kasus pencurian dan pembalasan atas penganiayaan. LAMPUNG LAMPUNG Grafik 2.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Lampung Kejadian Tewas Cedera Bangunan Rusak Grafik 2.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Lampung Penganiayaan (1) Hakim Sendiri (7) Pengeroyokan (7) Konflik Sumber Daya (8) Grafik Grafik Jumlah Jumlah tewas tewas berdasarkan berdasarkan bentuk bentuk kekerasan kekerasan di Lampung di Lampung (Januari Januari Januari 2014) 2014) Bentrokan (5) 3 Kerusuhan (1) Grafik Grafik Jumlah Jumlah tewas tewas berdasarkan berdasarkan kab/kota kab/kota di Lampung di Lampung (Januari Januari Januari 2014) 2014) 5 Perkelahian (1) LAMPUNG SELATAN LAMPUNG TIMUR LAMPUNG UTARA TULANG BAWANG MESUJI BANDAR LAMPUNG 5

10 Jabodetabek Sepanjang bulan Januari 2014 tercatat 30 insiden konflik kekerasan yang berdampak pada 2 orang tewas dan sedikitnya 34 orang mengalami cedera terjadi di wilayah Jabodetabek (lihat Grafik ). Dalam bulan ini jumlah terbanyak insiden konflik kekerasan berasal dari konflik main hakim sendiri. Tercatat 25 insiden kekerasan yang menyebabkan dua orang tewas dan 33 lainnya mengalami cedera. Aksi main hakim sendiri lebih banyak disebabkan karena masalah pencurian, kemudian beberapa insiden kekerasan dikarenakan pembalasan atas penganiayaan dan kasus kecelakaan. Dua orang korban tewas dalam aksi main hakim sendiri merupakan pelaku pencurian sepeda motor yang terjadi di Kabupaten Bogor dan Jakarta Selatan. Selain itu, data SNPK mencatat sejumlah insiden konflik kekerasan, yakni dalam konflik tata kelola pemerintah tercatat dua insiden kekerasan yang dilatarbelakangi ketidakpuasan terhadap putusan jaksa dalam kasus tabrak lari dan protes terhadap penutupan terminal Lebak Bulus. Kemudian tercatat masing-masing satu insiden konflik kekerasan yang berasal dari konflik pemilihan dan jabatan yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait perkara Pemilukada Kabupaten Kerinci. Dalam konflik sumber daya terdapat insiden kekerasan yang dipicu adanya penghentian air bersih bagi penghuni apartement, yang menyebabkan satu orang cedera. Dalam kategori konflik lain, yang pemicunya belum diketahui, tercatat adanya penemuan benda menyerupai bom di Tangerang Selatan. JABOTABEK Grafik 3.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Jabodetabek Kejadian Tewas Cedera Bangunan Rusak Grafik 3.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Jabodetabek Hakim Sendiri (37) Konflik IdenXtas (19) Konflik Lainnya (4) Konflik Sumber Daya (5) Grafik Grafik Jumlah Jumlah tewas tewas berdasarkan bentuk kekerasan kekerasan di di Jabodetabek Jabodetabek Serangan terror (2) Penganiayaan (3) Demonstrasi (1) Bentrokan (18) JABOTABEK Pengeroyokan (32) Perkelahian (9) Grafik Grafik Jumlah Jumlah tewas berdasarkan area di di Jabodetabek

11 NTB Pada bulan Januari 2014, data SNPK mencatat 17 insiden konflik kekerasan yang berdampak pada 11 orang cedera dan 4 bangunan rusak di NTB (lihat Grafik ). Pada bulan ini insiden konflik kekerasan yang mengemuka terkait konflik sumber daya yang tercatat sebanyak tiga insiden yang menyebabkan satu cedera dan empat bangunan rusak. Dari tiga insiden konflik sumberdaya tersebut, salah satu yang menonjol adalah insiden kekerasan yang terjadi pada tanggal 30/1/2014 di mana ratusan warga Dusun Ketapang, Desa Pringgabaya, Kec. Pringgabaya, Kab. Lombok Timur, merusak dan membakar fasilitas milik PT. Anugerah Mitra Graha (PT. AMG). Serangan tersebut merupakan bentuk penolakan warga atas beroperasinya PT. AMG yang bergerak di bidang penambangan pasir besi. Mereka menuntut pemerintah mencabut izin perusahan tambang tersebut. Pada hari itu, warga yang melihat kapal yang diduga milik PT. AMG beroperasi mengeruk pasir besi, kemudian bergerak berbondong-bondong merusak dan membakar satu unit mess, dua unit tempat perakitan mesin las, dan dua unit jetty. Aksi massa tersebut reda setelah petugas gabungan Dalmas, Polres Lombok Timur, Brimob Polda, Satpol PP, dan anggota TNI mengamankan situasi. Dalam konflik tata kelola pemerintah, tercatat lima insiden yang mengakibatkan tiga orang cedera. Insiden konflik tata kelola pemerintah yang menyita perhatian adalah pro-kontra antara sesama warga terhadap rencana pengembangan kawasan parisiwata terpadu Mandalika Resort di Kabupaten Lombok Tengah yang akan dikelola oleh PT. Bali Tourism Development Corporation (PT. BTDC). PT. BTCD merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dipercaya mengembangkan kawasan pariwisata tersebut. Kedua kelompok warga berselisih mengenai proses pembebasan lahan yang belum tuntas di mana warga yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Peduli Mandalika Resort (FMPMR) terlibat bentrok dengan warga yang kontra saat melakukan demonstrasi penolakan. Dalam demonstrasi yang terjadi pada tanggal 20/1/2014 itu seorang warga terluka akibat lemparan batu. Aparat kepolisian yang berjaga terpaksa membubarkan bentrokan dengan melontarkan gas air mata. Sedangkan dalam konflik main hakim sendiri tercatat delapan insiden kekerasan yang menyebabkan sedikitnya tujuh orang cedera. Aksi main hakim sendiri umumnya dipicu masalah pencurian, ketersinggungan, maupun kesalahpahaman. Tercatat juga satu insiden konflik identitas berupa keributan antarsuppoter sepakbola, namun tidak menimbulkan dampak tewas maupun cedera. Penganiayaan (1) NTB 4 Grafik 4.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di NTB Kejadian Tewas Cedera Bangunan Rusak NTB Grafik 4.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di NTB Hakim Sendiri (8) Pengeroyokan (10) 6 Konflik IdenXtas (7) Perkelahian (5) Konflik Lainnya (2) Konflik Sumber Daya (1) Grafik 4.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di NTB Grafik 4.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di NTB (Januari 2013 Januari 2014) 2014) Grafik 4.4 Jumlah tewas berdasarkan kab/kota di NTB Grafik 4.4 Jumlah tewas berdasarkan kab/kota di NTB (Januari 2013 Januari 2014) 2014) Bentrokan (2) LOMBOK TENGAH SUMBAWA DOMPU KAB BIMA MATARAM 7

12 NTT Data SNPK mencatat 13 insiden konflik kekerasan yang menyebabkan 2 tewas, 19 cedera, dan 2 bangun rusak terjadi di NTT selama bulan Januari 2014 (lihat Grafik ). Grafik 5.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di NTT Pada bulan ini tercatat satu insiden konflik identitas berupa bentrokan yang melibatkan antarwarga yang salah satunya merupakan eks warga Timor-Timur yang terjadi di KM3, Kelurahan Cendana, Kota Soe, Kab. Timur Tengah Selatan pada tanggal 24/1/2014. Bentrokan yang menyebakan dua orang cedera dan merusak satu bangunan ini disebabkan adanya penodongan dan pemerasan. Aksi saling serang itu baru dapat diamankan dan dilerai setelah anggota TNI datang ke lokasi. Selain itu, tercatat insiden konflik sumber daya sebanyak dua insiden kekerasan yang menewaskan satu orang dan mencederai tiga orang lainnya terkait masalah lahan dan warisan. Korban tewas disebabkan perkelahian yang terjadi di Dusun Wejang Liri, Desa Kembang Mekar, Kec. Sambi Rampas, Kab. Manggarai Timur, yang melibat kakak beradik dalam pembagian warisan. Dalam konflik pemilihan dan jabatan tercatat satu insiden kekerasan berupa pengerusakan yang menyebabkan 15 kaca gedung DPRD Sumba Barat Daya (SBD) pecah. Insiden kekerasan yang terjadi pada tanggal 6/1/2014 ini berawal saat adanya demonstrasi yang dilakukan oleh sekurangnya orang yang tergabung dalam Forum Masyarakat Bersama Peduli Kebenaran dan Keadilan (FORMABES) menuntut pasangan Kornelius Kodi Mete Daud Lende Umbu Moto segera dilantik menjadi bupati dan wakil bupati Sumba Barat Daya untuk periode Kejadian Tewas Cedera Bangunan Rusak NTT Konflik IdenXtas (3) Grafik 5.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di NTT Hakim Sendiri (6) Konflik Sumber Daya (19) Konflik Pemilihan dan Jabatan (4) Grafik 5.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di NTT Grafik 5.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di NTT (Januari Januari Januari 2014) 2014) Pemilukada SBD menuai perselisihan hingga ke Mahkamah Konstitusi. Majelis hakim MK dalam amar putusannya tertanggal 29 Agustus 2013 menolak permohonan Kornelius Kodi Mete-Daud Lende Umum Moto, dan menguatkan hasil pleno KPU SDB yang menetapkan pasangan Markus Dairo Talu-Dara Tanggu Kaha sebagai bupati-wakil bupati. Data SNPK juga mencatat insiden konflik main hakim sendiri sebanyak empat insiden kekerasan yang menewaskan satu orang dan mencederai tiga orang lainnya yang dipicu masalah pencurian dan penghinaan. Dalam kategori konflik lainnya yang pemicunya belum diketahui tercatat sebanyak empat insiden kekerasan yang menyebabkan 11 orang cedera. Sedangkan untuk konflik tata kelola pemerintah tercatat satu insiden kekerasan berupa pengerusakan yang terjadi di ruang sidang karena kecewa atas putusan majelas hakim dalam kasus pembacokan. NTT Penganiayaan (11) Pengeroyokan (9) 5 Bentrokan (11) Grafik 5.4 Jumlah tewas berdasarkan kab/kota di NTT Grafik 5.4 Jumlah tewas berdasarkan kab/kota di NTT 12 Perkelahian (1)

13 Kalimantan Barat Di Kalimantan Barat data SNPK mencatat 4 insiden konflik kekerasan dengan dampak 6 cedera yang terjadi selama bulan Januari 2014 (lihat Grafik ). Grafik 6.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Kalimantan Barat Keempat insiden konflik kekerasan tersebut terdiri dari satu insiden konflik tata kelola pemerintah dengan dampak sedikitnya dua orang mengalami cedera dan konflik main hakim sendiri sebanyak tiga insiden kekerasan yang menyebabkan empat orang cedera. Insiden konflik tatakelola pemerintahan dipicu oleh demonstrasi mahasiswa yang memprotes buruknya kondisi jalan raya di sejumlah lokasi di Kalimantan Barat. Demonstrasi mahasiswa yang terjadi pada tanggal 9/1/2014 ini menamakan diri Solidamor, berunjukrasa di halaman Kantor Gubernur di Jalan Ahmad Yani Pontianak. Unjuk rasa ini diwarnai penganiayaan oleh Satpol PP terhadap demonstran. Tindakan Satpol PP dipicu oleh aksi mahasiswa yang mencoret papan nama kantor gubernur dengan tulisan GAGAL kemudian melumurinya dengan lumpur. Adapun, tiga insiden konflik main hakim sendiri di bulan ini dipicu oleh kasus pencurian dan pembalasan atas penghinaan. Salah satunya aksi main hakim sendiri adalah berupa perkelahian antarpemuda yang tengah dipengaruhi minum keras menjelang perayaan tahun baru di Kabupaten Sintang. Kedua kelompok saling ejek dan berujung pada tawuran. Akibat tawuran salah seorang mengalami cedera dan kasus ini tengah ditangani oleh Polres Sintang. Aparat kepolisian juga menangkap lima pelaku tawuran dan barang bukti senjata tajam. KALBAR KALBAR Kejadian Tewas Cedera Bangunan Rusak Grafik 6.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Kalimantan Barat Konflik Lainnya (1) Penganiayaan (2) Hakim Sendiri (48) Demonstrasi (3) Konflik Sumber Daya (5) Konflik Tata Kelola Pemerintah (10) Konflik Pemilihan dan Jabatan (4) Konflik IdenXtas (1) Grafik 6.3 Jumlah insiden berdasarkan bentuk kekerasan di Kalimantan Barat Grafik 6.3 Jumlah insiden (Januari berdasarkan 2013 bentuk Januari kekerasan 2014) di Kalimantan Barat Kerusuhan (1) Pengrusakan (10) Bentrokan (2) Pengeroyokan (48) Perkelahian (3) Grafik 6.4 Jumlah insiden berdasarkan kab/kota di Kalimantan Barat Grafik 6.4 Jumlah insiden berdasarkan kab/kota di Kalimantan Barat

14 Kalimantan Tengah Data SNPK mencatat sebanyak 8 insiden konflik kekerasan yang mengakibatkan 9 cedera sepanjang bulan Januari 2014 di Kalimantan Tengah (lihat Grafik ). Dalam insiden konflik main hakim sendiri terdapat lima insiden kekerasan yang dipicu oleh peristiwa kriminal seperti penjambretan, mabuk-mabukan, dan dendam karena perselisihan lama. Keseluruhan insiden kekerasan tersebut tercatat enam orang cedera. Salah satu kasus main hakim sendiri yang menonjol terjadi dalam bentuk pengeroyokan terhadap aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kab. Kotawaringin Timur pada tanggal 28/1/2014. Insiden ini berawal ketika korban yang datang bersama dua rekannya dikeroyok karena berusaha memeras seorang kepala Sekolah Dasar dengan cara mengaku sebagai tim pencari fakta dari Kejaksaan Negeri Sampit. Kepala sekolah dituduh terlibat kasus korupsi dana BOS dan dimintai sejumlah uang agar tidak diperiksa. Dua rekan korban berhasil kabur, dan korban yang babak belur diselamatkan oleh aparat kepolisian yang datang tak lama kemudian. Sementara itu, insiden konflik sumberdaya terjadi di Di Desa Janah Jari, Kec. Awang, Kab. Barito Timur pada tanggal 4/1/2014. Seorang staf Humas PT. Sendabi Indah Lestari (PT. SIL) melakukan penganiayaan terhadap satu warga Desa Janah Jari yang kebetulan berprofesi sebagai wartawan Mercu Benua. Penganiayaan dipicu sengketa tanah antara PT. SIL dengan warga Desa Janah Jari yang hingga kini belum tuntas, di mana korban merupakan salah satu ahli waris tanah yang disengketakan. Satu insiden masuk dalam kategori konflik lainnya, berupa pengeroyokan yang belum jelas pemicunya dan melukai dua korban. KALTENG Grafik 7.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Kalimantan Tengah Penganiayaan (9) Kejadian Tewas Cedera Bangunan Rusak Grafik 7.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Kalimantan Tengah Hakim Sendiri (55) Konflik IdenXtas (1) Konflik Lainnya (6) Konflik Sumber Daya (33) Konflik Tata Kelola Pemerintah (2) Konflik Pemilihan dan Jabatan (10) Grafik Grafik Jumlah insiden berdasarkan bentuk kekerasan di Kalimantan di Kalimantan Tengah Tengah Demonstrasi (3) Blokade (1) Kerusuhan (1) Bentrokan (5) Pengrusakan (18) Perkelahian (2) Serangan terror(7) Pengeroyokan (61) Grafik 7.4 Jumlah insiden berdasarkan kab/kota di Kalimantan Tengah Grafik 7.4 Jumlah insiden (Januari berdasarkan 2013 Januari kab/kota 2014) di Kalimantan Tengah KALTENG

15 Kalimantan Timur Pada bulan Januari 2014 data SNPK mencatat 17 insiden konflik kekerasan yang secara total menyebabkan 19 korban cedera dan 2 bangunan rusak yang terjadi di Kalimantan Timur (lihat Grafik ). Insiden konflik sumberdaya tercatat dua insiden yang berdampak pada satu bangunan rusak. Salah satunya berupa pengrusakan patok batas tanah di Desa Tepian Batang, Kabupaten Paser yang diduga dilakukan oleh oknum dari PTPN XIII. Saat ini, PTPN XIII tengah bersengketa dengan warga tersebut. Warga yang berpatroli menemukan 10 patok yang dirusak dan dibakar hingga melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Sebanyak empat korban cedera lainnya berasal dari dua insiden yang masuk dalam kategori konflik lainnya yakni pengeroyokan yang belum jelas pemicunya oleh anggota geng sepeda motor yang umumnya beranggotakan anak remaja. Kedua insiden terjadi Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan. Insiden pertama terjadi pada tanggal 1/1/2014 ketika beberapa remaja anggota geng Mazolank mengeroyok pelajar berusia 14 tahun yang tengah melintas. Beberapa pelaku menggunakan balok kayu. Polisi memeriksa 12 terduga dan menetapkan 5 di antaranya sebagai tersangka. Lalu pada tanggal 5/1/2014 puluhan anggota geng Setia Sampai Mati (SSM) menyerang seorang pelajar dan beberapa warga yang sedang bercengkerama di sebuah jalan kampung. Pemicu insiden masih diselidiki. Kekerasan oleh anggota geng remaja sudah menimbulkan kekhawatiran warga di Balikpapan. Pada Maret tahun lalu, anggota geng yang menamakan diri Brasmada (Berani Senggol Mandi Darah) mengeroyok seorang pelajar hingga tewas. Dalam konflik main hakim sendiri tercatat 12 insiden kekerasan yang mengakibatkan 15 orang cedera yang kesemuanya disebabkan karena kasus pencurian dan pembalasan atas penghinaan. KALTIM Grafik 8.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Kalimantan Timur Kejadian Tewas Cedera Bangunan Rusak Grafik 8.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Kalimantan Timur Pengrusakan (14) Serangan terror (3) Konflik Lainnya (8) Hakim Sendiri (130) Penganiayaan (11) Sweeping (1) Konflik Sumber Daya (21) Demonstrasi (7) Konflik Tata Kelola Pemerintah (9) Konflik Pemilihan dan Jabatan (3) Konflik IdenXtas (13) Grafik 8.3 Jumlah insiden berdasarkan bentuk kekerasan di Kalimantan Timur Grafik 8.3 Jumlah insiden berdasarkan bentuk kekerasan di Kalimantan Timur (Januari 2013 Januari Januari 2014) 2014) Bentrokan (9) Perkelahian (4) Terdapat juga satu insiden konflik tata kelola pemerintah yang menyebabkan satu bangunan rusak. Insiden kekerasan ini terjadi di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Timur, Jl. Basuki Rahmat Samarinda pada tanggal 7/1/2014, berupa demonstrasi yang dilakukan 10 mahasiswa yang tergabung dari Gerakan Peduli Demokrasi Lokal. Dalam aksi demonya para mahasiswa menuntut profesionalisme dan independensi tim seleksi calon anggota KPU, namun setelah berorasi cukup lama dan tidak ada perwakilan dari KPU yang menemui mahasiswa akhirnya para mahasiswa merangsek masuk hingga terjadi pengrusakan terhadap pintu kaca kantor KPU hingga pecah, setelah kejadian tersebut aparat kepolisian langsung membubarkan aksi demo dan menahan beberapa mahasiswa yang terlibat. KALTIM Pengeroyokan (135) Grafik 8.4 Jumlah insiden berdasarkan kab/kota di Kalimantan Timur Grafik 8.4 Jumlah insiden (Januari berdasarkan 2013 Januari kab/kota 2014) di Kalimantan Timur

16 Sulawesi Tengah Di Sulawesi Tengah data SNPK mencatat sebanyak 9 insiden konflik kekerasan yang menyebabkan 6 cedera dan 3 bangunan rusak sepanjang bulan Januari 2014 (lihat Grafik ). Selama bulan Januari 2014 data SNPK tidak mencatat adanya insiden kekerasan berupa aksi terorisme yang acapkali terjadi di wilayah ini. Insiden konflik kekerasan yang tercatat yakni konflik tata kelola pemerintah sebanyak empat insiden yang mencederai satu orang dan merusak tiga bangunan, yang dipicu permasalahan diantarnya yakni, tidak direalisasikan pemasangan listrik oleh Pemkab setempat, penanganan rumah sakit yang lambat terhadap pasien, pemotongan penerima dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), dan pembakaran arsip/laporan dan kantor yang dilakukan oleh orang tak dikenal karena ada dugaan penyelewengan laporan. Dalam insiden konflik main hakim sendiri tercatat sebanyak dua insiden kekerasan berdampak pada dua orang cedera yang dipicu permasalahan pencurian dan penghinaan. Data SNPK juga mencatat masing-masing satu insiden kekerasan yang berasal dari konflik identitas berupa perkelahian antarpemain sepak bola. Kemudian di konflik sumber daya terjadi insiden kekerasan berupa penyerang sejumlah pedagang terhadap Satpol PP yang hendak melakukan penertiban. Dan terakhir adalah insiden kekerasan yang masuk dalam kategori konflik lainnya di mana pemicunya belum diketahui, berupa pengeroyokan sejumlah orang terhadap pengunjung sebuah tempat hiburan malam. Insiden ini menyebabkan dua orang mengalami cedera. SULTENG Hakim Sendiri (46) Grafik 9.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Sulawesi Tengah Kejadian Tewas Cedera Bangunan Rusak Grafik 9.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Sulawesi Tengah Konflik IdenXtas (38) Konflik Lainnya (13) Konflik Sumber Daya (12) Konflik Tata Kelola Pemerintah (20) Konflik Pemilihan dan Jabatan (7) Grafik Grafik 9.3 Jumlah 9.3 Jumlah insiden insiden berdasarkan bentuk kekerasan di di Sulawesi Tengah Tengah (Januari 2013 Januari 2014) Penganiayaan Demonstrasi (7) Blokade (1) SULTENG Pengrusakan (15) (14) Kerusuhan (2) Serangan terror (7) Bentrokan (43) Pengeroyokan (43) Perkelahian (4) Grafik 9.4 Jumlah insiden berdasarkan kab/kota di Sulawesi Tengah Grafik 9.4 Jumlah insiden berdasarkan kab/kota di Sulawesi Tengah 2014) SULTENG

17 Maluku Data SNPK mencatat sebanyak 18 insiden konflik kekerasan yang menyebabkan 1 tewas, 13 cedera, dan 20 bangunan rusak sepanjang bulan Januari 2014 di Maluku (lihat Grafik ). Sepanjang bulan ini insiden konflik kekerasan mengemuka adalah konflik identitas sebanyak 11 insiden kekerasan yang berdampak pada satu orang tewas, 10 cedera, dan 18 bangunan rusak. Sebanyak 10 insiden konflik identitas dipicu permasalahan antarkampung yang sudah cukup lama yang terjadi di dua kecamatan yakni Nusaniwe dan Sirimau, Kota Ambon. Keseluruhan insiden kekerasan tersebut umumnya berupa bentrokan antarwarga atau antarpemuda (lihat Kotak 10.5) Dalam konflik sumber daya terjadi bentrokan antardesa yang dipicu permasalahan lahan antara Desa Morela dengan Desa Mamala dan di Desa Tawiri antara warga dusun Laha dengan dusun Wailawa. Tercatat sebanyak tiga insiden kekerasan yang menyebabkan dua orang cedera dan satu bangunan rusak. Bentrokan antara Desa Morela dan Desa Mamala, di Kec. Leihitu, Kab. Maluku Tengah terjadi pada tanggal 6/1/2014 berupa kontak senjata di perbatasan kedua desa. Tak hanya rentetan senjata api yang terdengar, perbatasan kedua desa juga diguncang bom. Meski kontak senjata berlangsung hingga keesokan harinya, namun tidak menimbulkan korban luka ataupun tewas. Ketegangan di antara kedua desa sudah berlangsung lama yang dipicu hilangnya batas tanah atau desa. Tak hanya itu, pada tanggal 26/1/2014 di perbatasan kedua desa kembali diguncang rentetan bom dan senjata rakitan hingga dini hari, namun tidak terjadi bentrokan. Diduga pemboman dan penembakan tersebut sebagai provokasi untuk memancing kedua desa terlibat bentrokan. Adapun, bentrokan di Desa Tawiri, Kec. Teluk Ambon Baguala, Kota Ambon, yang melibatkan warga dusun Laha dan Wailawa pada tanggal 14/1/2014 ini berawal saat sekelompok warga dari Desa Laha hendak mengukur tanah di Dusun Wailawa. Seorang warga Dusun Wailawa yang mengklaim tanah tersebut miliknya mencoba menegur, namun ia justru diserang dan rumahnya dirusak. Sejumlah warga Wailawa yang melihat kejadian balik menyerang. Gabungan aparat TNI dan polisi berhasil meredam emosi kedua warga desa. Bentrok yang dipicu perselisihan tapal batas tanah antara warga kedua dusun ini menyebabkan dua orang cedera, satu rumah rusak, dan dua motor dibakar. Data SNPK juga mencatat sebanyak tiga insiden konflik tata kelola pemerintah yang menyebabkan satu orang cedera dan satu bangunan rusak. Sedangkan dalam insiden konflik main hakim sendiri tercatat satu insiden kekerasan yang dipicu masalah harga diri. MALUKU Konflik IdenXtas (2) Serangan teror (1) Grafik 10.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Maluku Hakim Sendiri (1) Penganiayaan (3) MALUKU Kejadian Tewas Cedera Bangunan Rusak Grafik 10.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Maluku 6 Konflik Sumber Daya (7) Grafik Grafik Jumlah Jumlah tewas tewas berdasarkan berdasarkan bentuk bentuk kekerasan kekerasan di Maluku di Maluku MALUKU Bentrokan (6) Grafik Grafik Jumlah tewas berdasarkan kab/kota kab/kota di Maluku di Maluku 2 2 Maluku Tengah Buru Ambon 13

18 Kotak 1.5 Sejumlah bentrokan antarkampung yang terjadi di Kecamatan Nusaniwe dan Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku (Januari 2014) Tanggal Keterangan Insiden Tewas Cedera Bangunan Rusak Kecamatan Nusaniwe /1/ /1/ /1/ /1/ /1/ /1/ /1/2014 Bentrokan terjadi melibatkan kelompok pemuda dari gang Rumah Tingkat dengan kelompok pemuda dari gang SPK di Kelurahan Kudamati. Tidak ketahui kelompok mana yang memulai, namun lemparan batu berkali-kali terjadi di antara kedua gang. Terdengar beberapa kali suara tembakan yang tidak diketahui arahnya. Namun, ada dugaan peluru tersebut berasal dari polisi yang berpakaian preman yang berada di lokasi bentrok. Seorang warga gang SPK menjadi korban tewas terkena tembakan. Bentrok yang berlangsung selama tiga jam ini berhasil dikendalikan aparat keamanan TNI dan Polri. Bentrokan terjadi antara kelompok pemuda Air Salobar dengan pemuda Pohon Mangga. Bentrok berawal dari aksi balap motor liar, di mana seorang warga Pohon Mangga terjatuh kemudian dipukuli warga Air Salobar. Korban melaporkan kejadian tersebut kepada rekanrekannya dan menyerang warga Air Solobar. Bentrok berhasil dilerai anggota TNI BKO dibantu anggota Polsek Nusaniwe dan warga setempat. Di Kelurahan Kudamati, dua pemuda dikeroyok oleh sejumlah orang di kawasan putar angkot Kudamati. Pengeroyokan ini berbuntut saling serang antarpemuda. Ratusan aparat kepolisian diterjunkan untuk menghalau kedua kelompok. Massa berhasil dibubarkan setelah aparat kepolisian mengeluarkan tembakan peringatan ke udara. Polisi mengamankan dua korban pemukulan, dua saksi untuk dimintai keterangan. Seorang warga Batu Gantung dianiaya oleh sejumlah pemuda dari Batu Gantung Ganemo. Kedua kelompok pemuda ini acapkali terlibat perseteruan. Warga Batu Gantung kembali terlibat bentrok dengan warga Batu Gantung Ganemo. Kali ini dipicu pembacokan terhadap Ketua Rukun Tetangga (RT) oleh seorang Batu Gantung Ganemo yang tidak diketahui identitasnya. Insiden pembacokan ini berujung saling serang. Bentrok berhasil diredam setelah aparat kepolisian datang melerai. Warga Batu Gantung Dalam dan warga Batu Gantung Ganemo kembali saling serang. Kedua kubu saling lempar batu. Tidak ada korban jiwa, karena aparat kepolisian cepat melakukan sweeping sehingga bentrok tak berlangsung lama. Bentrokan terjadi di Kelurahan Kudamati yang melibatkan warga Kudamati Lorong PMI dengan Benteng. Bentrokan ini dilatarbelakangi pembalasan atas penganiayaan yang terjadi sebelumnya. Sejumlah warga Batu Gantung Dalam dan Batu Gantung Ganemo kembali terlibat bentrok. Berawal dari pelemparan batu disertai bom Molotov ke rumah-rumah warga Batu Gantung Dalam kemudian disusul rentetan tembakan yang dilakukan oleh sejumlah orang dari warga Batu Gantung Ganemo. Batu Gantung Dalam yang terdesak memukul tiang listrik yang menyebabkan warga berkumpul dan melakukan aksi balasan. Insiden ini meluas menjadi bentrokan hingga dini hari. Aparat gabungan dari Pasukan Reaksi Cepat (PRC) Polres Ambon, Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), Piket Fungsi, dan anggota Koramil Nusaniwe berhasil membubarkan massa Kecamatan Sirimau /1/2014 Bentrokan terjadi melibatkan warga kompleks Pagar Seng dengan warga Mardika yang dipicu penganiayaan. Bentrokan tersebut berhasil dibubarkan aparat Polres Ambon dan PP Lease dibantu Kodim yang saat itu berada di TKP. Insiden ini berawal dari pemukulan yang berkembang menjadi konflik antar kelompok warga /1/2014 Puluhan pemuda Pagar Seng kembali menyerang warga Mardika dengan bersenjatakan parang. Penyerangan tersebut bertujuan mencari pelaku penganiayaan pada hari sebelumnya. Serangan tersebut mendapat balasan dari warga Mardika hingga terjadi aksi saling lempar. Aparat gabungan personil Polres Pulau Ambon, Polsek Sirimau, Polda Maluku dan anggota Kodim tiba di tempat kejadian dan berhasil menghentikan bentrok tersebut

19 Maluku Utara Sepanjang Januari 2014 data SNPK mencatat sebanyak 12 insiden konflik kekerasan yang mengakibatkan 1 tewas, 20 cedera, dan 1 bangunan rusak yang terjadi di Maluku Utara (lihat Grafik ). Konflik kekerasan yang mengemuka dalam bulan ini adalah dua insiden bentrokan antarkampung yang dipicu dendam lama di Kec. Ternate Selatan, Kota Ternate. Pada tanggal 1/1/2014 di Kelurahan Ubo-ubo, sejumlah pemuda Uboubo terlibat bentrok dengan pemuda di lingkungan Falajawa Dua. Kedua kelompok saling lempar batu dan benda tumpul lainnya di perbatasan kedua kelurahan. Bentrokan diawali adu mulut antar kedua kelompok pemuda. Akibat insiden ini dua orang cedera. Aparat kepolisian berhasil mengendalikan situasi dan mengamankan seorang warga Ubo-ubo yang dianggap provokator. Di hari yang sama bentrokan juga terjadi di Kelurahan Jati. Kedua kelompok pemuda yang dalam pengaruh minuman keras saling serang di depan Bella Internasional Hotel. Tak tercatat korban jiwa dalam bentrokan ini, namun seorang pemuda diamankan pihak kepolisian. Insiden kekerasan juga masih terjadi terkait pemilukada provinsi Maluku Utara. Tercatat tiga insiden kekerasan yang berdampak pada sembilan orang cedera. Insiden kekerasan ini terjadi di Desa Bobong, Kec. Taliabu Barat, Kab. Kepulauan Sula. Pada tanggal 25/1/2014 ratusan massa pendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Ahmad Hidayat Mus dan Hasan Doa bentrok dengan pihak keamanan Polri dan TNI. Bentrokan ini dipicu penghadangan logistik bahan makanan untuk massa pendukung pasangan Abdul Gani Kasuba dan M Naser Thaib. Bentrokan ini mengakibatkan enam orang dari kubu Ahmad Hidayat Mus dan Hasan Doa cedera. Di Desa Jorjoga, Kec. Taliabu Utara, Kab. Kepulauan Sula, pada tanggal 27/1/2014 sekelompok orang tak dikenal melakukan penyerangan terhadap Posko pasangan Abdul Gani Kasuba dan M Naser Thaib. Dua orang cedera dalam penyerangan ini. Diduga penyerangan ini masih terkait proses perhitungan suara di tingkat kabupaten dan provinsi. Sehari sesudahnya, insiden kekerasan terjadi di Kelurahan Sulamadaha, Kec. Pulau Ternate, Kota Ternate, di mana dua orang saling bertikai karena berdebat terkait hasil pemilukada provinsi. Salah satu diantaranya mengalami cedera setelah sejumlah warga melerai pertikaian tersebut. Selain itu, data SNPK mencatat insiden konflik main hakim sendiri sebanyak enam insiden yang berdampak pada satu tewas dan sembilan cedera. Pemicu aksi main hakim sendiri terjadi akibat penganiayaan, pencurian, dan permasalahan penghinaan. Sedangkan dalam konflik tata kelola pemerintah tercatat satu insiden yang menyebabkan satu bangunan rusak dipicu adanya pemadaman listrik. MALUT Hakim Sendiri (42) Pengrusakan (16) Grafik 11.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Maluku Utara Kejadian Tewas Cedera Bangunan Rusak Grafik 11.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Maluku Utara Konflik Lainnya (4) Konflik Sumber Daya (11) Konflik IdenXtas (20) Pengeroyokan (34) Konflik Pemilihan dan Jabatan (34) Bentrokan (39) 91 Konflik Tata Kelola Pemerintah (24) Grafik Grafik Jumlah Jumlah insiden insiden berdasarkan berdasarkan bentuk bentuk kekerasan kekerasan di Maluku di Maluku Utara Utara (Januari 2013 Januari 2014) 2014) MALUT Penganiayaan (14) Demonstrasi (31) Grafik 11.4 Jumlah insiden berdasarkan kab/kota di Maluku Utara Grafik 11.4 Jumlah insiden berdasarkan kab/kota di Maluku Utara (Januari Januari Januari 2014) 2014) Kerusuhan (1) Halmahera Barat Kepulauan Sula Halmahera Selatan Halmahera Utara Morotai Ternate Tidore Kepulauan 15

20 Papua Barat Di Papua Barat sepanjang Januari 2014 tercatat sebanyak 11 insiden konflik kekerasan yang berdampak pada 12 cedera dan 3 bangunan rusak (lihat Grafik ). Insiden konflik kekerasan yang terekam adalah konflik tata kelola pemerintahan sebanyak dua insiden kekerasan yang menyebabkan satu cedera dan dua bangunan rusak. Dalam dua insiden ini, terjadi perusakan terhadap Kantor DPRD Raja Ampat di Kec. Kota Waisai, Kab. Raja Ampat yang dilakukan oleh sejumlah massa pendukung dari Partai Demokrat yang mengakibatkan beberapa kaca kantor pecah karena lemparan batu dan beberapa fasilitas kantor rusak. Insiden pengerusakan yang terjadi pada tanggal 15/1/2014 ini dilatarbelakangi adanya penundaan pelantikan Pergantian Antar Waktu (PAW) anggota DPRD terhadap dua kader dari Partai Demokrat. Insiden pengerusakan berikutnya terjadi di Kantor Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Kebun Kapas di Kec. Fakfak Timur, Kab. Fakfak, yang dilakukan oleh sejumlah warga dari Kampung Hayati karena kesal dan kecewa akibat adanya pemadaman listrik saat pergantian tahun baru. Akibat pengerusakan tersebut sejumlah kaca bangunan, fasilitas kantor, dan beberapa unit mobil dan motor juga dirusak termasuk seorang karyawan dianiya. PB Grafik 12.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Papua Barat Kejadian Tewas Cedera Bangunan Rusak Grafik 12.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Papua Barat Konflik SeparaXsme (1) Hakim Sendiri (50) Konflik Lainnya (9) Konflik Sumber Daya (2) Konflik Tata Kelola Pemerintah (25) Data SNPK juga mencatat insiden konflik main hakim sendiri yang terjadi di wilayah ini sebanyak delapan insiden yang berdampak pada 10 orang cedera dan satu bangunan rusak. Aksi main hakim sendiri terjadi karena permasalahan penghinaan, perselingkuhan, pembalasan atas penganiayaan, dan pencurian. Dalam konflik lainnya - pemicu konflik belum diketahui dengan jelas - tercatat satu insiden berupa pengeroyokan yang mengakibatkan satu orang cedera. B Penganiayaan (7) Pengrusakan (18) Demonstrasi (5) Blokade (1) Konflik Pemilihan dan Jabatan (5) Konflik IdenXtas (7) Grafik Grafik Jumlah Jumlah insiden insiden berdasarkan berdasarkan bentuk bentuk kekerasan kekerasan di di Papua Papua Barat Barat Kerusuhan (1) Bentrokan (13) Perkelahian (1) Pengeroyokan (53) B Grafik Grafik Jumlah insiden berdasarkan kab/kota di Papua di Papua Barat Barat (Januari 2013 Januari 2014)

21 Papua Sepanjang bulan Januari 2014 di Papua tercatat sebanyak 27 insiden konflik kekerasan yang menyebabkan 9 tewas, 22 cedera, dan 4 bangunan cedera (lihat Grafik ). Grafik 13.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Papua Di Papua sepanjang bulan ini terdapat insiden konflik kekerasan yang mengemuka diantaranya yakni terkait isu separatisme yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata. Insiden konflik separatisme ini tercatat sebanyak tujuh insiden kekerasan yang menewaskan tujuh orang dan tiga orang lainnya mengalami cedera yang terjadi di Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Mimika (lihat Kotak 13.5). Selain itu, konflik identitas terkait perang antarsuku tercatat empat insiden dengan dampak dua orang tewas. Perang antarsuku yang berlangsung beruntun terjadi di Kabupaten Mimika. Insiden berawal di Kampung Utikuni Lama Kecamatan Tembagapura ketika warga Suku Dani menusuk seorang warga suku Damal bernama Mathias Tabuni hingga tewas pada tanggal 19/1/2014. Tewasnya Tabuni memicu serangan balasan. Dua hari kemudian, warga kedua suku terlibat pertikaian dengan senjata panah. Tidak ada korban dalam insiden ini karena petugas Polri dan TNI berhasil menengahi. Rupanya, kedua kelompok masih menyimpan dendam. Di hari yang sama, rekan-rekan Tabuni dari Desa Mulia Kencana menyerang Suku Dani warga Desa Wangirja di Kecamatan Kuala Kencana dengan senjata panah. Seorang warga bernama Robert Alom tewas akibat luka panah. Lagilagi insiden ini memicu perang suku yang terjadi keesokan harinya di Kampung Kuala Kencana. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini karena aparat gabungan Polri dan TNI berhasil meredam situasi. Aparat kemudian berhasil memfasilitasi perjanjian damai yang melibatkan pemimpin adat kedua suku, diikuti dengan ritual tradisional berupa cuci tangan, bakar batu, dan makan bersama. Data SNPK juga mencatat isnden konflik main hakim sendiri sebanyak delapan insiden kekerasan yang menyebabkan delapan orang cedera dan satu bangunan rusak. Aksi main hakim sendiri tersebut terjadi karena permasalahan penghinaan, perselingkuhan, pembalasan atas penganiayaan, dan kasus kecelakaan. Dalam konflik tata kelola pemerintah tercatat sebanyak dua insiden kekerasan yang dipicu permasalahan lambannya pelayanan kesehatan dan upaya menghalangi penegakan hukum. Insiden kekerasan ini mengakibatkan dua orang cedera dan tiga bangunan rusak. Pada konflik sumber daya tercatat satu insiden kekerasan yang dipicu perebutan lahan, mengakibatkan dua orang cedera. Sebanyak lima insiden kekerasan masuk dalam kategori konflik lainnya menyebabkan tujuh orang cedera yang penyebabnya belum diketahui. PAPUA PAPUA Hakim Sendiri (9) Pengeroyokan (9) PAPUA Kejadian Tewas Cedera Bangunan Rusak Grafik 13.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Papua Konflik Lainnya (2) 17 Konflik SeparaXsme (35) Penganiayaan (30) 17 Konflik IdenXtas (31) 22 Konflik Sumber Daya (4) Bentrokan (37) Konflik Pemilihan dan Jabatan (5) Grafik 13.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di Papua di Papua (Januari 2013 Januari 2014) 2014) Demonstrasi (1) Grafik 13.4 Jumlah tewas berdasarkan kab/kota kab/kota di Papua di Papua (Januari Januari Januari 2014) 2014) Perkelahian (9)

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan DESEMBER Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Konflik TNI-Polri selama periode pasca Reformasi, 80% merupakan aksi perkelahian dalam bentuk penganiayaan, penembakan, pengeroyokan dan bentrokan; dan 20% sisanya merupakan

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan JUNI Edisi 7, Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah

Lebih terperinci

PERTANYAAN KODING DATA SISTEM NASIONAL PEMANTAUAN KEKERASAN (SNPK) KOLOM PERTANYAAN (PILIHAN) JAWABAN

PERTANYAAN KODING DATA SISTEM NASIONAL PEMANTAUAN KEKERASAN (SNPK) KOLOM PERTANYAAN (PILIHAN) JAWABAN PERTANYAAN KODING DATA SISTEM NASIONAL PEMANTAUAN KEKERASAN (SNPK) KOLOM PERTANYAAN (PILIHAN) JAWABAN 1 TANGGAL INSIDEN Tanggal berapa insiden terjadi? / / (tanggal/bulan/tahun) 2 ID INSIDEN Berapa nomor

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan AGUSTUS 203 Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan OKTOBER Edisi, Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan MARET 2013

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan MARET 2013 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan MARET 203 Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah satu

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Tahunan 0 Laporan Tahunan 0 Daftar Isi Daftar Tabel, Grafik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan lancar jika didukung oleh adanya kondisi yang aman dan tenteraman. Salah satu hal

BAB I PENDAHULUAN. berjalan lancar jika didukung oleh adanya kondisi yang aman dan tenteraman. Salah satu hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi yang aman dan kondusif merupakan salah satu syarat guna mendukung proses penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Karena proses penyelenggaraan pemerintahan akan

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan DESEMBER 0 Edisi Desember, 0 Sambutan Menko PMK Pembangunan

Lebih terperinci

PETA KEKERASAN DI INDONESIA (JANUARI-APRIL 2014) DAN KEKERASAN PEMILU LEGISLATIF 2014

PETA KEKERASAN DI INDONESIA (JANUARI-APRIL 2014) DAN KEKERASAN PEMILU LEGISLATIF 2014 KAJIAN PERDAMAIAN DAN KEBIJAKAN THE HABIBIE CENTER Edisi 07/Juli 2014 PETA KEKERASAN DI INDONESIA (JANUARI-APRIL 2014) DAN KEKERASAN PEMILU LEGISLATIF 2014 ACEH KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN BARAT SULAWESI

Lebih terperinci

PRAKIRAAN DAMPAK KEAMANAN PENERAPAN UU PEMILU

PRAKIRAAN DAMPAK KEAMANAN PENERAPAN UU PEMILU PRAKIRAAN DAMPAK KEAMANAN PENERAPAN UU PEMILU NO. KLAUSUL MODUS DAMPAK KEAMANAN ANTISIPASI 1. Persyaratan Parpol Peserta Pemilu (Pasal 8) : a. berstatus badan hukum sesuai dengan Undang-Undang tentang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1 Oleh Herry Darwanto 2 I. PERMASALAHAN Sebagai negara yang masyarakatnya heterogen, potensi konflik di Indonesia cenderung akan tetap

Lebih terperinci

PETA KEKERASAN DI INDONESIA (SEPTEMBER-DESEMBER 2013) DAN KONFLIK ANTARKELOMPOK DI INDONESIA

PETA KEKERASAN DI INDONESIA (SEPTEMBER-DESEMBER 2013) DAN KONFLIK ANTARKELOMPOK DI INDONESIA KAJIAN PERDAMAIAN DAN KEBIJAKAN THE HABIBIE CENTER Edisi 06/Maret 2014 PETA KEKERASAN DI INDONESIA (SEPTEMBER-DESEMBER 2013) DAN KONFLIK ANTARKELOMPOK DI INDONESIA ACEH KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum, selanjutnya disebut pemilu adalah sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum, selanjutnya disebut pemilu adalah sarana pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum, selanjutnya disebut pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan JANUARI 2015 Daftar Isi Sambutan Menko PMK iii Tentang SNPK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di sebabkan karena pelecehan seksual dimana adanya fitnah kepada warga masyarakat suku Bali

Lebih terperinci

HASIL PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA 2018 Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia

HASIL PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA 2018 Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia HASIL PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA 2018 Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia 8 Maret 2018 PENDAHULUAN Pelaksanaan tahapan Kampanye Pemilihan Kepala Daerah dan

Lebih terperinci

Kompilasi Kasus Penembakan di Aceh medio Desember 2011 Januari 2012

Kompilasi Kasus Penembakan di Aceh medio Desember 2011 Januari 2012 Kompilasi Kasus Penembakan di Aceh medio Desember 2011 Januari 2012 No Waktu Lokasi Peristiwa 1 4 Desember 2011 Perusahaan Sawit Kreung Jawa, Aceh Utara Pelaku penembakan : Penembakan terjadi saat para

Lebih terperinci

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I -2-3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (L embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252); 4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan JULI 204 Edisi 07 Juli, 204 Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan APRIL BACK COVER DEPAN Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid (2001: 1-2) mengatakan, semenjak tahun 1970an persoalan ini menjadi krusial karena Soeharto

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan DESEMBER 2012

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan DESEMBER 2012 Edisi Desember, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan DESEMBER Edisi Desember, Sambutan Pembangunan kesejahteraan

Lebih terperinci

SISTEM NASIONAL PEMANTAUAN KEKERASAN

SISTEM NASIONAL PEMANTAUAN KEKERASAN SISTEM NASIONAL PEMANTAUAN KEKERASAN BAGIAN 1 1 area Nama Wilayah 2 tanggal_kejadian [ TANGGAL INSIDEN ] 3 tahun 1. Tanggal berapa insiden terjadi? Tahun 4 5 bulan quarter Bulan Quarter [ ID INSIDEN ]

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PERGERAKAN KOTAK SUARA, REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajemukan bangsa Indonesia dapat dilihat dari gambaran demografi bahwa terdapat 726 suku bangsa dengan 116 bahasa daerah dan terdapat 6 (enam) jenis agama. (Koran Tempo,

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan FEBRUARI 215 Daftar Isi Sambutan Menko PMK iii Tentang SNPK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Kajian Perdamaian dan Kebijakan The Habibie Center

Kajian Perdamaian dan Kebijakan The Habibie Center ACEH KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN BARAT SULAWESI TENGAH MALUKU UTARA PAPUA BARAT LAMPUNG KALIMANTAN TENGAH JABODETABEK NTB NTT MALUKU PAPUA Edisi 05/November 2013 Peta Kekerasan di Indonesia (Mei-Agustus

Lebih terperinci

2017, No sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum, sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru

2017, No sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum, sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1428, 2017 BAWASLU. Penanganan Pelanggaran Administrasi. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa hak asasi manusia merupakan

Lebih terperinci

Pilkada Tenang, Tapi Masih Curang

Pilkada Tenang, Tapi Masih Curang Laporan Akhir Tahun Pilkada Tenang, Tapi Masih Curang Calon kepala daerah rupanya masih kurang percaya diri untuk memimpin sehingga masih mengandalkan uang untuk membeli suara rakyat. 31 Desember 2015

Lebih terperinci

Catatan Kebijakan. Peta Kekerasan di Indonesia (Januari-April 2012) Pemantauan Konflik Kekerasan di Indonesia

Catatan Kebijakan. Peta Kekerasan di Indonesia (Januari-April 2012) Pemantauan Konflik Kekerasan di Indonesia NAD KALIMANTAN BARAT SULAWESI TENGAH MALUKU UTARA PAPUA BARAT Catatan Kebijakan JABODETABEK Pemantauan Konflik Kekerasan di Indonesia NTT MALUKU PAPUA Edisi 01/Juli 2012 Peta Kekerasan di Indonesia (Januari-April

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent No.1711,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU.Pemilihan.Gubernur.Bupati.Walikota.Pelanggaran Administrasi. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi

BAB I PENDAHULUAN. dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan JULI Sambutan Pembangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah satu prioritas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku

I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum kepala daerah merupakan sarana pelaksana kedaulatan rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara republik Indonesia tahun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tata kehidupan Kabupaten

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan FEBRUARI 2013

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan FEBRUARI 2013 Edisi Februari, 2 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan FEBRUARI 2 Edisi Februari, 2 Sambutan Pembangunan kesejahteraan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI TERKAIT LARANGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

Pelanggaran Hak-Hak Tersangka 2013 Wednesday, 01 January :00 - Last Updated Wednesday, 22 January :36

Pelanggaran Hak-Hak Tersangka 2013 Wednesday, 01 January :00 - Last Updated Wednesday, 22 January :36 Sejak 2 Januari 29 Desember 2013, Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) melakukan pemantauan atau penelitian tentang dugaan pelanggaran hak-hak manusia yang difokuskan pada pelanggaran

Lebih terperinci

PETA KEKERASAN DI INDONESIA (MEI-AGUSTUS 2014) DAN KEKERASAN TERKAIT TATA KELOLA PEMERINTAHAN

PETA KEKERASAN DI INDONESIA (MEI-AGUSTUS 2014) DAN KEKERASAN TERKAIT TATA KELOLA PEMERINTAHAN KAJIAN PERDAMAIAN DAN KEBIJAKAN THE HABIBIE CENTER Edisi 08/November 2014 PETA KEKERASAN DI INDONESIA (MEI-AGUSTUS 2014) DAN KEKERASAN TERKAIT TATA KELOLA PEMERINTAHAN ACEH KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Yang saya hormati : Segenap

Lebih terperinci

1. PELAPORAN Proses pertama bisa diawali dengan laporan atau pengaduan ke kepolisian.

1. PELAPORAN Proses pertama bisa diawali dengan laporan atau pengaduan ke kepolisian. KASUS PIDANA UMUM CONTOH-CONTOH KASUS PIDANA: Kekerasan akibat perkelahian atau penganiayaan Pelanggaran (senjata tajam, narkotika, lalu lintas) Pencurian Korupsi Pengerusakan Kekerasan dalam rumah tangga

Lebih terperinci

NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU

NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU NANGGROE ACEH SUMATERA SUMATERA KEPULAUAN SUMATERA BANGKA NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU DARUSSALAM UTARA BARAT RIAU SELATAN BELITUNG 1 Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat 380 110 70

Lebih terperinci

Kajian Perdamaian dan Kebijakan The Habibie Center

Kajian Perdamaian dan Kebijakan The Habibie Center ACEH KALIMANTAN BARAT SULAWESI TENGAH MALUKU UTARA PAPUA BARAT Kajian Perdamaian dan Kebijakan The Habibie Center JABODETABEK NTT MALUKU PAPUA Edisi 04/Agustus 2013 Peta Kekerasan di Indonesia (Januari-April

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Surabaya, 09 Mei Purnomo S. Pringgodigdo, SH., MH.

Kata Pengantar. Surabaya, 09 Mei Purnomo S. Pringgodigdo, SH., MH. Kata Pengantar Buku ini merupakan e-book kedua yang saya hasilkan. Sebagaimana e-book yang pertama, buku ini juga merupakan hasil dari kegundahan ketika mempelajari pasal pasal yang ada, khususnya terkait

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN DALAM RANGKA OPERASI LILIN 2014 TANGGAL 23 DESEMBER 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian Yang Saya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BANJARBARU NOMOR 39/Kpts/KPU-Kota /Tahun 2013 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BANJARBARU NOMOR 39/Kpts/KPU-Kota /Tahun 2013 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BANJARBARU NOMOR 39/Kpts/KPU-Kota-022.436050/Tahun 2013 TENTANG TATA TERTIB PEMASANGAN ALAT PERAGA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. segala bentuk dan prakteknya telah berupaya dikembangkan, namun. cacat dan kekurangan dari sistem tersebut semakin terlihat nyata.

BAB I PENGANTAR. segala bentuk dan prakteknya telah berupaya dikembangkan, namun. cacat dan kekurangan dari sistem tersebut semakin terlihat nyata. 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Setelah lebih dari satu dasawarsa reformasi dijalani bangsa Indonesia kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara cenderung mengalami kemunduran kualitas, meskipun sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan yang telah mengalami 4 (empat) kali perubahan, bahwa Pemilu

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Kementerian melaksanakan kebijakan

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Kementerian melaksanakan kebijakan 156 V. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Kementerian melaksanakan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri.

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Kasus teroris tidak pernah habis untuk dibahas dan media merupakan sebuah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat mengenai peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa hutan dan lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan NOVEMBER Edisi November, Sambutan Pembangunan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum BAB II Gambaran Umum A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca 1998 Menurut buku Badai Pembalasan Laskar Mujahidin Ambon dan Maluku karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924]

UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924] UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924] BAB XIX KETENTUAN PIDANA Pasal 202 Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hak asasi manusia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa anak merupakan amanah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbedaan pandangan, suku, budaya, dan pergaulan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbedaan pandangan, suku, budaya, dan pergaulan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbedaan pandangan, suku, budaya, dan pergaulan dapat menyebabkan konflik di dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak jarang terjadi perkelahian antar kelompok

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 11 TAHUN

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 11 TAHUN BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2015 2012 TENTANG PENAMAAN JALAN, TAMAN TERBUKA, TEMPAT PEMAKAMAN UMUM DAN PENOMORAN BANGUNAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi. 13, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2009 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di BEBERAPA MASUKAN UNTUK PERUBAHAN UU PEMILU LEGISLATIF A. Umum Meski Pemilu 2004 dinilai berlangsung cukup lancar, namun banyak pihak yang merasa kecewa atas penyelenggaraan pemilihan umum tersebut, terutama

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta menggunakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan SEPTEMBER 0 Edisi 09 September, 0 Sambutan Pembangunan kesejahteraan

Lebih terperinci

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah) PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah) R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 21 Mei 2008 Pokok

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajemukan bangsa Indonesia dapat dilihat dari gambaran demografi bahwa terdapat 726 suku bangsa dengan 116 bahasa daerah dan terdapat 6 (enam) jenis agama.(koran Tempo,

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005 Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia

Lebih terperinci

PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 33 TAHUN 1999 (33/1999) Tanggal: 19 MEI 1999 (JAKARTA) Tentang: PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia meliputi: Hak untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia meliputi: Hak untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Konsep hak asasi manusia bukanlah hal yang baru terdengar dewasa ini, namun seakan mendapatkan perhatian yang lebih intens ketika Indonesia memasuki era reformasi. Pernyataan

Lebih terperinci

PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015 PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015 Oleh Menteri Dalam Negeri Disampaikan Pada Acara Evaluasi dan Pemberian Penghargaan Pemilu Tahun 2014 Yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum

Lebih terperinci

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Oleh : Budi Santoso, SH, LL.M (Ombudsman RI Bid.Penyelesaian Laporan/Pengaduan) Jakarta, 24 Juli 2013 Rekapitulasi

Lebih terperinci

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 LAMPIRAN Undang-undang Pemilihan Umum a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Didalam Bab I ketentuan umum Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 26 Tahun Tentang. Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM

Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 26 Tahun Tentang. Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN POHON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa pohon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perspektif di Indonesia, dinamika kehidupan terlalu cepat berubah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan mengakibatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik baik di pemerintah maupun di legislatif. Pelaksanaan pemilihan

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PRUSEDUR PENCEGAHAN KONFLIK, PENGHENTIAN KONFLIK DAN PENYELESAIAN KONFLIK SOSIAL

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hak asasi manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu fenomena yang akhir-akhir ini hampir terjadi dimana-mana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu fenomena yang akhir-akhir ini hampir terjadi dimana-mana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fenomena yang akhir-akhir ini hampir terjadi dimana-mana adalah aksi kekerasan sebagai bentuk dari agresivitas yang dilakukan individual maupun massal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang banyak digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai orangtua. Seiring

Lebih terperinci

ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI I. D A S

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hak asasi manusia merupakan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG Hasil rapat 7-7-05 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG TEKNIS PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP SAKSI, PENYIDIK, PENUNTUT UMUM, HAKIM DAN KELUARGANYA DALAM

Lebih terperinci