BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah pelajar yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri
|
|
- Ari Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah pelajar yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri yang memiliki pemikiran ilmiah (rasional), yang mana atas dasar itu pulalah mahasiswa disebut sebagai kaum cendekiawan ataupun kaum terpelajar. Di mana harapan masyarakat pada mereka inilah sebagai generasi penerus bangsa ini bertumpu, sehingga label agent of change tak ayal melekat pada mahasiswa. Harapan itu selama bertahun-tahun tetap ada di tengah-tengah masyarakat sampai pada waktu di mana pandangan masyarakat sedikit demi sedikit berubah dengan adanya berbagai kasus konflik kekerasan yang sudah tak asing lagi di telinga kita yaitu tawuran yang melibatkan mahasiswa-mahasiswa itu sendiri. Konflik kekerasan yang terjadi di antara mahasiswa yang kita kenal dengan tawuran, semenjak dibentuknya perguruan tinggi di negeri ini dengan tujuan untuk menciptakan pemuda-pemuda yang dengan pemikiran intelektualnya dapat bermanfaat bagi masyarakat, masih saja terus terjadi. Tawuran yang terjadi pun dapat kita lihat seringkali dikarenakan hanya oleh hal-hal yang sifatnya sepele, seperti gangguan oleh mahasiswa dari fakultas lain ke mahasiswa fakultas yang lainnya. Dampak yang ditimbulkan bukan saja terhadap mahasiswa yang saling tawuran, tetapi juga terhadap mahasiswa lainnya (yang tak tahu apaapa tentang masalah yang terjadi) yang hanya kebetulan lewat di medan pergumulan tersebut. Sebagaimana yang kita ketahui lewat berbagai media pada kasus tawuran yang terjadi di (USU), di mana kedua fakultas, yaitu Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian terlibat tawuran yang melibatkan ratusan mahasiswa dari kedua fakultas dari perguruan tinggi tertua di provinsi Sumatera Utara ini. Kedua kelompok mahasiswa dari
2 Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik tersebut terlibat tawuran dengan saling lempar batu dan kayu. Tawuran tersebut akhirnya dapat dihentikan setelah pihak kepolisian yang turun ke lokasi berusaha meredam perkelahian diantara kedua kubu yang bertikai. Akibat tawuran tersebut seorang mahasiswa luka-luka terkena lemparan batu dan terpaksa menjalani perawatan di Poliklinik USU. Selain itu, dua sepeda motor milik mahasiswa dibakar serta beberapa mobil rusak akibat lemparan batu. Tawuran mahasiswa dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik tersebut juga pernah terjadi 10 September 2011 saat berlangsungnya acara Penyambutan Mahasiswa Baru yang digelar oleh Badan Eksekutif mahasiswa (BEM) kedua fakultas. Akibat bentrokan yang diakibatkan saling ejek tersebut, pihak rektorat akhirnya mempercepat acara Penyambutan Mahasiswa Baru. Akibat bentrokan itu, satu mahasiswa juga mengalami luka akibat terkena lemparan batu. Contoh kasus tawuran antar mahasiswa lainnya yaitu yang terjadi pada tanggal 3 Oktober 2011 tawuran terjadi di Universitas Negeri Gorontalo di Gorontalo. Tawuran itu melibatkan mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian. Jumlah mahasiswa yang terlibat tawuran diperkirakan lebih dari ratusan orang. Hasilnya gedung Fakultas Pertanian habis ludes dimakan api. Permasalahannya juga sepele saja, yakni saling ejek mengejek. Pada tanggal 21 September 2011 tawuran juga pecah antara mahasiswa di kampus Universitas Lampung (Unila). Tawuran pada saat wisuda ini melibatkan para mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Aksi tawuran ini dipicu rebutan jalan untuk arak-arakan acara wisuda yang berakibat saling senggol antara mahasiswa kedua fakultas. Sebelumnya tanggal 12 September 2011 pernah juga terjadi tawuran antar mahasiswa di kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) antara Fakultas Teknik dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Makasar, 12 September Sedangkan tawuran antar universitas
3 yang berbeda sebelumnya pernah terjadi antara mahasiswa Universitas Persada Yayasan Administrasi Indonesia dan Universitas Kristen Indonesia di Jakarta. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin versus mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia di Makassar, dan antara mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Nusa Cendana versus mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Kupang di Kupang. Salah satu kasus tawuran yang terkini yaitu yang terjadi di Universitas Sam Ratulangi (UnSrat). Tawuran antara mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik Universitas Samratulangi, berujung pada pembakaran kampus. Tiga gedung Fakultas Teknik ludes terbakar. Kebakaran diduga sengaja dilakukan mahasiswa yang terlibat bentrok. Sementara aparat kepolisian masih terus berjaga-jaga untuk mengantisipasi tawuran lanjutan. Setelah reda beberapa saat, dua kubu mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Hukum Universitas Samratulangi kembali melakukan aksi saling serang. Saling lempar pun terjadi antara dua kubu mahasiswa ini. Aparat kepolisian yang berjaga-jaga tidak dapat berbuat banyak, karena jumlah mahasiswa lebih banyak dari personel polisi. Setelah tiga jam berlangsungnya aksi saling lempar, ratusan mahasiswa yang diduga dari Fakultas Hukum masuk ke gedung Fakultas Teknik dan melakukan pembakaran yang diawali dari membakar sepeda motor yang berada di halaman kampus, dan menjalar ke tiga gedung Fakultas Teknik Jurusan Arsitek. Setelah satu jam, api baru bisa dipadamkan oleh lima armada pemadam kebakaran dan satu unit mobil water canon Polda Sulut dibantu mahasiswa. Ribuan mahasiswa Fakultas Teknik ini hanya bisa menatap kampus mereka ludes dilahap sijago merah. Aksi kekerasan yang dipertontonkan oleh mahasiswa ini tentu saja merupakan suatu ironi yang mesti disimak dengan sangat serius. Hal ini sangat ironis mengingat pendidikan tinggi yang seharusnya melahirkan insan-insan humanis malah mencetak para pelaku tindak kekerasan. Mahasiswa yang notabene adalah kelompok terdidik bahkan mungkin bisa kita
4 katakan yang paling terdidik dan seharusnya berpikiran maju justru bergelut dalam aksi kekerasan antar-mahasiswa sendiri. Tampaknya tidak ada sikap kritis, kedewasaan pola pikir yang mencirikan mahasiswa sebagai individu yang berproses dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya pemikiran panjang dan secara emosional melempari serta merusak berbagai fasilitas umum bahkan kampusnya sendiri, mengeroyok, menggebuki bahkan sampai pada hal yang terburuk; menghilangkan nyawa orang lain. Hal ini tentunya ini tidak kita harapkan menjadi sebuah penanda akan kegagalan dunia pendidikan di Indonesia. Amat sangat disayangkan bahwa mahasiswa yang menyandang nama besar ataupun label sebagai agent of change (agen perubahan) justru bertindak selayaknya preman pasar. Disamping sebagai pembawa perubahan, sudah seharusnya memberikan teladan dan contoh yang mengedukasi bagi mayarakat, bangsa dan negara. Bukannya malah sibuk dengan aksi brutal, lempar batu, bacok-bacokan dan tindakan anarkis yang lain. Apapun alasannya, apapun kondisinya tindakan premanisme ini tidaklah menunjukkan dan mewakili tindakan mahasiswa yang sebenarnya. Hal ini jelas telah mencoreng harga diri dan jiwa almamater seorang mahasiswa yang sejatinya harus selalu dijaga dan dihormati bersama. Cerminan sebagai seorang intelek dan akademis sudah tidak lagi nampak, malah semakin menciut dan semakin jauh. Dalam mencermati beberapa pemicu pertikaian antar-mahasiswa, sebenarnya merupakan hal-hal yang sepele, seperti misalnya pemalakan, adanya saling ejek usai pertandingan olahraga, ego fakultas saat ospek, bahkan hal yang kita rasa amat sangat sepele adalah masalah perempuan. Berbagai alasan irasional jika dikaitkan dengan bentrokan yang kemudian melibatkan kampus dengan kampus atau antar kelompok di dalam kampus itu sendiri. Lain halnya jika bentrokan tersebut dipicu oleh alasan-alasan seperti perbedaan sikap dalam memandang kebijakan pemerintah atau isu kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak Universitas (kampus).
5 Terjalinnya hubungan yang sudah seperti esprit de corps (semangat korsa) di antara mahasiswa yang dengan sayangnya ditampilkan dalam bentuk tindak kekerasan yang dilakukan bersama-sama. Dengan kata lain ada rasa persaudaraan yang erat di antara mereka yang mereka dapatkan dan tertanam pada saat adanya pengkaderan yang dilakukan oleh sebagian tidak semua demikian senior mereka. Dengan adanya hal tersebut membuat setiap mahasiswa itu memiliki mind set bahwa ketidaksendirian mereka di kampus dengan bantuan semangat persaudaraan tadi untuk bertindak berani dan keras ketika dihadapkan dengan berbagai masalah yang sebenarnya hanya bermula dari masalah kecil (sepele). Tidaklah mengherankan, berbagai hal di atas memicu beragam reaksi sinis terhadap gerakan mahasiswa kekinian, terjadinya disorientasi pada gerakan mahasiswa itu sendiri adalah salah satu contohnya. Padahal, mahahasiwa yang menjadi bagian masyarakat adalah golongan pendidikan tertinggi dan punya andil yang sangat luas. Adalah hal yang cukup menggelikan ketika makna dari mahasiswa itu sendiri tercoreng dan terinjak-injak oleh karena perbuatan yang tidak terpuji yang dilakukan oleh mereka sendiri. Dapat kita katakan bahwa fenomena tawuran antar-mahasiswa adalah persoalan serius dan kompleks yang berdampak destruktif atau merugikan diri mereka sendiri dan orang lain, bukannya konstruktif sebagaimana status yang dimiliki oleh mahasiswa itu sendiri sebagai generasi penerus dan pembangun bangsa. Berlandaskan pada hal inilah, yang mana pada akhir-akhir ini kita melihat intensitas terjadinya kasus tawuran antar-mahasiswa cukup sering saja di banyak perguruan tinggi di Indonesia penelitian ini ingin mengetahui bagaimana sebenarnya fenomena tawuran antar mahasiswa ini dalam proses terjadinya. Sehingga nantinya dapat ditarik sebuah gambaran serta kesimpulan yang mengarah kepada hasil yang diinginkan sesuai dengan rancangan penelitian.
6 1.2 Perumusan Masalah Sesuai dengan penjabaran latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk solidaritas yang terjalin di antara mahasiswa yang menjadi pemicu terjadinya tawuran antar mahasiswa? 1.3 Tujuan Penelitian Berikut merupakan hal-hal apa yang menjadi tujuan dari penelitian ini. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang solidaritas yang terjalin di antara mahasiswa yang terlibat tawuran, sehingga nantinya dapat diketahui bagaimana resolusi konflik yang diinginkan dibentuk. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa, khususnya bagi mahasiswa Sosiologi serta dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan teori-teori sosiologis khususnya mengenai Sosiologi Konflik. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk memperkaya literatur serta menambah daftar temuan penelitian yang berkaitan dengan fenomena tawuran dengan pendekatan teori dan konsep sosiologi bagi peneliti-peneliti lainnya yang hendak melakukan penelitian yang memiliki arah yang sejalan dengan apa yang dilakukan oleh peneliti.
7 2. Manfaat Praktis a. Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan serta mengasah kemampuan penulis (peneliti) dalam membuat suatu karya ilmiah dan dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian-penelitian yang terkait dengan masalah dalam penelitian ini dan juga sebagai bahan evaluasi mengenai fenomena tawuran antar fakultas yang memiliki intensitas yang cukup sering terjadi belakangan ini. b. Penelitian ini semoga dapat berguna bagi semua kalangan yang terkait dengan permasalahan tawuran antar mahasiswa (orang tua, kalangan pendidik, serta khususnya bagi kalangan mahasiswa itu sendiri) agar lebih dapat memahami konteks permasalahan dan agar menjadi bahan pertimbangan bagi kalangan yang ingin melakukan tindakan preventif serta mengintervensi pencegahan terjadinya tawuran antarmahasiswa. 1.5 Definisi Konsep Di dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah maupun untuk memfokuskan penelitian. Konsep adalah defenisi abstrak mengenai gejala atau suatu realita (Moleong, 2006: 67). Di samping mempermudah dan memfokuskan penelitian, konsep juga berfungsi sebagai panduan bagi peneliti dalam menindaklanjuti kasus tersebut serta menghindari timbulnya suatu bias akibat kesalahan penafsiran dalam penelitian. Adapun beberapa yang menjadi konsep penting dalam penelitian ini adalah: a. Fenomena merupakan hal-hal yang dapat disaksikan oleh manusia dengan panca indera dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
8 b. Konflik merupakan suatu bentuk dari percekcokan, perselisihan ataupun pertentangan yang terjadi di antara dua pihak atau lebih yang disebabkan oleh adanya hasrat untuk memperebutkan sesuatu ataupun meraih sesuatu yang dianggap menjadi hak ataupun kepentingan akan pihak-pihak yang terlibat tersebut. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. c. Kekerasan didefinisikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera ataupun matinya orang lain, atau yang menyebabkan kerusakan fisik ataupun barang orang lain. d. Tawuran yang berasal dari kata dasar tawur, yang mana memiliki makna konotasi yang identik dengan perkelahian, pertentangan secara fisik di antara dua atau lebih kelompok atau dapat dikatakan secara beramai-ramai ataupun perkelahian yang terjadi secara massal. e. Mahasiswa merupakan pelajar yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa juga sering disebut kaum intelektual ataupun kaum cendekiawan yang berlatar-belakang akademi.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. selalu menjadi kebutuhan dasar bagi setiap manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan damai dalam bermasyarakat sangat dibutuhkan bagi tiap-tiap anggotanya. Tanpa kedamaian, seseorang akan menjadi lebih sulit untuk menjalankan kehidupannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya akan melalui beberapa tahap perkembangan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya akan melalui beberapa tahap perkembangan, salah satunya yaitu masa remaja. Masa ini merupakan salah satu periode yang penting dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sangat pesat, ini terlihat dari banyaknya penggemar-penggemar motor atau mobil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia otomotif di Indonesia semakin bertambah maju dan berkembang sangat pesat, ini terlihat dari banyaknya penggemar-penggemar motor atau mobil dengan merk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan lancar jika didukung oleh adanya kondisi yang aman dan tenteraman. Salah satu hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi yang aman dan kondusif merupakan salah satu syarat guna mendukung proses penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Karena proses penyelenggaraan pemerintahan akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perspektif di Indonesia, dinamika kehidupan terlalu cepat berubah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia, sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang ada akhir-akhir ini yang sangat memprihatinkan adalah bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun masal sudah merupakan berita harian di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 2. RUMUSAN MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan ilmu pengetahuan sangatlah pesat, sejalan dengan kemajuan jaman, begitu pula dengan cara berpikir masyarakat yang cenderung menyukai hal-hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesejahteraan dan keadilan bisa diterapkan ketika perilaku damai berada pada tiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedamaian adalah sebuah cita dalam mewujudkan masyarakat madani. Kesejahteraan dan keadilan bisa diterapkan ketika perilaku damai berada pada tiap anggota masyarakatnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kampus merupakan salah satu sarana pendidikan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kampus merupakan salah satu sarana pendidikan yang membantu mewujudkan generasi muda berprestasi dan unggul dalam bidang tertentu. Fenomena yang terjadi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu konflik/masalah (Nashori, 2008). Sebagian orang mungkin ada yang merasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orang lain, disaat berinteraksi dengan orang lain tidak menutup kemungkinan akan terjadinya suatu
Lebih terperinciMakalah Peran BK Dalam Mengatasi Tawuran Pelajar. Tawuran Tidak Membuatmu Merasa Keren
Makalah Peran BK Dalam Mengatasi Tawuran Pelajar Tawuran Tidak Membuatmu Merasa Keren Disusun oleh : Suci Ayu Kharisma 11001193 BK / D / Sem III BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komnas Perlindungan Anak, yaitu Arist Merdeka Sirait dalam wawancara dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena memprihatinkan yang terjadi pada bangsa ini adalah meningkatnya angka kejahatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Ketua Komnas Perlindungan Anak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dan menyediakan informasi kepada
BAB I PENDAHULUAN A.. Latar Belakang Masalah Pelayanan merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara mahasiwa dengan pegawai pada bagian akademik Fakultas Ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan Indonesia saat ini kembali tercoreng dengan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh para siswanya, khususnya siswa Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentak, dan berbicara kasar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa agresivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindakan kekerasan atau agresivitas menjadi isu yang terus berkembang di masyarakat sehingga hampir setiap hari pemberitaan mengenai berbagai tindakan kekerasan atau
Lebih terperinciPengantar Penerbit. iii
Pengantar Penerbit Ekpresi rasa syukur wajib senantiasa kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Berilmu karena atas izinnya sehingga buku ini dapat diterbitkan. Suatu kehormatan bagi kami karena mendapat
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Rantau Panjang merupakan salah satu desa yang berada di daerah pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai Labu. Desa Rantau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tawuran merupakan suatu perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran sepertinya bagi masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang menyebabkan banyak orang merasa takut dan hidupnya tidak nyaman. Tindak kriminal terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Adolescence (remaja) merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia, karena masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Remaja yang sedang berada dalam masa transisi yang banyak menimbulkan konflik, frustasi
Lebih terperinciLEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dalam interaksi berbangsa dan bernegara terbagi atas lapisanlapisan sosial tertentu. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk dengan sendirinya sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota badan dengan atau tanpa alat bantu yang dilakukan oleh seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia berusaha,baik melalui aktivitas sendiri, maupun secara tidak langsung melalui aktivitas orang lain. Aktivitas adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang banyak digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai orangtua. Seiring
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak akan terlepas dari manusia yang mendiami kota itu sendiri. Kota dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena perkotaan merupakan hal yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Sebagai suatu lingkungan binaan, kota selalu diisi oleh manusia dengan berbagai kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit lepas dari belenggu anarkisme, kekerasan, dan perilaku-perilaku yang dapat mengancam ketenangan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konflik dan tindakan kekerasan dalam kehidupan manusia sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konflik dan tindakan kekerasan dalam kehidupan manusia sekarang ini semakin meningkat bahkan tidak sedikit korban yang berjatuhan. Secara khusus dalam Negara Kesatuan
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN RASA CINTA KEPADA TANAH AIR DAN BANGSA
TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA MENGEMBANGKAN RASA CINTA KEPADA TANAH AIR DAN BANGSA Nindita Erwanti - 11.12.5996 Kelompok I Dosen : Muhammad Idris P, DRS., MM. JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki intelektual, mahasiswa tentunya memiliki peran dan tanggung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan generasi muda yang memiliki kesempatan mengenyam pendidikan formal di perguruan tinggi. Sebagai generasi penerus yang memiliki intelektual, mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Remaja merupakan fase perubahan baik itu dalam bentuk fisik, sifat, sikap, perilaku maupun emosi. Seiring dengan tingkat pertumbuhan fisik yang semakin berkembang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) telah menyeret nama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) telah menyeret nama sejumlah institusi pendidikan lewat kasus-kasus yang terjadi selama pelaksanaannya. Dari waktu ke waktu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam dan memiliki banyak suku yang berada diseluruh kepulauan Indonesia, mulai dari Aceh sampai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tujuan untuk merebut kemenangan. Pertandingan tersebut bisa berbentuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertandingan merupakan bentuk kegiatan saling berhadapan antara satu pemain dengan pemain lainya atau antara satu tim dengan tim lainya dengan tujuan untuk merebut kemenangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung bereaksi dan bertindak dibawah reaksi yang berbeda-beda, dan tindakantindakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak selamanya berjalan dengan mulus, tenang, penuh dengan kebahagiaan dan kegembiraan. Tetapi seringkali manusia menghadapi berbagai cobaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suporter sepakbola merupakan kerumunan di mana diartikan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suporter sepakbola merupakan kerumunan di mana diartikan sebagai sejumlah orang yang berada pada tempat yang sama, adakalanya tidak saling mengenal, dan memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi dan bersosialisasi. Karena manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara demokrasi, dimana kekuasaan atau kedaulatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara demokrasi, dimana kekuasaan atau kedaulatan berada ditangan rakyat. Dengan bentuk pemerintahan yang seperti itu, Indonesia menjadi Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nyata terbentang antara negara Thailand dengan negara Indonesia tidaklah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbekal tekad dan semangat untuk menuntut ilmu, jarak toturial yang nyata terbentang antara negara Thailand dengan negara Indonesia tidaklah menyurutkan keinginan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain, sementara kebudayaan adalah suatu sistem norma dan nilai yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat yang merupakan elemen dasar dalam terbentuknya suatu Negara haruslah saling bersatu. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidup kesehariannya selalu berinteraksi dengan sesama, baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan emosional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fenomena yang akhir-akhir ini sangat memprihatinkan adalah bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan berita harian di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tawuran terjadi dikalangan pelajar sudah menjadi suatu hal yang biasa, sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi di tangerang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian hidup manusia serta menjadi pendorong dalam dinamika dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflik selalu menjadi bagian hidup manusia serta menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Tawuran merupakan bentuk dari pertentangan atau konflik, terjadi antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah melembaga, dimana tawuran terwujud
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik
BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Konflik TNI-Polri selama periode pasca Reformasi, 80% merupakan aksi perkelahian dalam bentuk penganiayaan, penembakan, pengeroyokan dan bentrokan; dan 20% sisanya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena di masyarakat khususnya bagi warga yang tinggal di perkotaan, aksiaksi kekerasan baik individual maupun massal mungkin sudah merupakan berita harian.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seperti Jakarta, Surabaya (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), Bandung (Jawa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kapolri Jenderal Polisi Sutanto mengungkapkan, angka kejahatan selama satu tahun terakhir (006-007) mengalami peningkatan tajam. Terutama, di enam kota besar seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak selalu membawa kebaikan bagi kehidupan manusia, kehidupan yang semakin kompleks dengan tingkat stressor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia meliputi: Hak untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Konsep hak asasi manusia bukanlah hal yang baru terdengar dewasa ini, namun seakan mendapatkan perhatian yang lebih intens ketika Indonesia memasuki era reformasi. Pernyataan
Lebih terperinciKEKERASAN MASSA. Oleh : Chery Aditya Romiko Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK
KEKERASAN MASSA Oleh : Chery Aditya Romiko Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK Kekerasan terjadi pada mereka yang mudah terprovokasi, frustasi atau menderita stres
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampus adalah satu ikon penting sebagai tempat berlangsungnya pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kampus adalah satu ikon penting sebagai tempat berlangsungnya pendidikan. Tak salah jika kampus dianggap sebagai tempat belajar yang cukup kompeten karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era global dewasa ini terutama dalam bidang teknologi informasi menjadikan internet tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era global dewasa ini terutama dalam bidang teknologi informasi menjadikan internet tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi seperti mengirim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik antara dua institusi Negara seperti penyerangan Markas Polres oleh TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya sepanjang 10
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia saat ini telah dijumpai beberapa warga etnis seperti Arab, India, Melayu apalagi warga etnis Tionghoa, mereka sebagian besar telah menjadi warga Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam kemiskinan, baik di desa maupun di kota masyarakat sama-sama mengalami hidup dibawah garis kemiskinan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kapitalisme global yang semakin kuat telah menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kapitalisme global yang semakin kuat telah menuntut sosio-kultur bangsa ini, khususnya di kota besar seperti Medan untuk terus membuat citra akan penampilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bullying. Prinsipnya fenomena ini merujuk pada perilaku agresi berulang yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya pemberitaan di media massa terkait dengan tindak kekerasan terhadap anak di sekolah, nampaknya semakin melegitimasi tuduhan miring soal gagalnya sistem
Lebih terperinciINDONESIA. Disusun Oleh : Mardhiana Setyaningrum Kelas D PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERAN BK TERHADAP TAWURAN PELAJAR DI INDONESIA Disusun Oleh : Mardhiana Setyaningrum 11001192 Kelas D PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVARSITAS AHMAD DAHLAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu bagian dari sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan salah satu bagian dari sumber daya manusia Indonesia dan sekaligus merupakan aset bangsa yang kelak akan menjadi generasi penerus dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi ketentraman dan rasa aman merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang tertuang dalam
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peran sangat strategis
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peran sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan orang perorang antar generasi. Konflik tersebut sering muncul antar tetangga,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konflik tanah yang muncul sering sekali terjadi karena adanya masalah dengan orang perorang antar generasi. Konflik tersebut sering muncul antar tetangga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia dalam hidup di dunia ini tidak bisa hidup sendiri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia dalam hidup di dunia ini tidak bisa hidup sendiri, mereka selalu bersosialisasi atau senang berkelompok, manusia diciptakan di dunia ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbicara dalam konteks pendidikan formal. Mahasiswa dalam peraturan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang seseorang ketika ia menjalani pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN PROGRAM HIBAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LAPORAN AKHIR PENELITIAN PROGRAM HIBAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK FAKTOR TEMAN SEBAYA DALAM KENAKALAN REMAJA (STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GENG MOTOR DI KOTA BANDUNG) Oleh : Ketua Anggota : Budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbedaan pandangan, suku, budaya, dan pergaulan dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbedaan pandangan, suku, budaya, dan pergaulan dapat menyebabkan konflik di dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak jarang terjadi perkelahian antar kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya di negara kita sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat. Menurut Kartini Kartono (2010: 21) pada umumnya bentuk perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman dari tahun ke tahun tidak membuat kuantitas dan kualitas masalah kenakalan remaja menurun. Hal ini sepertinya sudah menjadi budaya di negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial dalam suatu masyarakat pada dasarnya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dalam suatu masyarakat pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan hidupnya membutuhkan manusia lain di sekelilingnya,
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi
LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Sebagai desa yang berada di wilayah pesisir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki struktur masyarakat majemuk dan multikultural terbesar di dunia. Keberagaman budaya tersebut memperlihatkan
Lebih terperinciHUBUNGAN MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN Kebudayaan atau pun yang disebut peradaban, mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang compleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan,
Lebih terperinci2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pernikahan merupakan hal yang dicita-citakan dan didambakan oleh setiap orang, karena dengan pernikahan adalah awal dibangunnya sebuah rumah tangga dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya mereka dapat menggantikan generasi terdahulu dengan sumber daya manusia, kinerja dan moral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Generasi muda adalah tulang punggung bangsa jika dulu para pahlawan dengan susah payah membela bangsa dengan bambu runcing, maka kita mengemban tugas dengan mengangkat
Lebih terperinciMAKALAH MEREBAKNYA TAWURAN ANTAR PELAJAR DISEKOLAH KARENA KURANGNYA PENGAWASAN
MAKALAH MEREBAKNYA TAWURAN ANTAR PELAJAR DISEKOLAH KARENA KURANGNYA PENGAWASAN Disusun oleh : Nama : Emi Dwi Utami Nim : 11001187 Kelas : D1 Sem : 3 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari analisis yang telah dilakukan terkait resolusi konflik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, baik jangka pendek maupun jangka panjang guna mengatasi konflik di Sampit,
Lebih terperinciPeningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas
XIX Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas Keamanan dan ketertiban merupakan prasyarat mutlak bagi kenyamanan hidup penduduk, sekaligus menjadi landasan utama bagi pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan saluran-saluran komunikasi. Komunikasi massa akan. didefinisikan sebagai komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi sering kita lakukan dalam sehari-hari, komunikasi merupakan kebutuhan yang paling dasar manusia. Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. forum diskusi ilmiah, mempraktikkan ilmu pengetahuan di lapangan, dan. juga dibutuhkan pula oleh orang lain (Zuhri, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan salah satu kaum intelektual yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Di perguruan tinggi, mahasiswa menjalankan tugastugas akademiknya dalam perkuliahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intelektual yang seharusnya mampu berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dalam struktur masyarakat, mahasiswa merupakan generasi intelektual yang seharusnya mampu berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang baik. Mahasiswa
Lebih terperinciSikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat. Oleh : Suzanalisa
Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat Oleh : Suzanalisa ABSTRAK Tindak pidana kekerasan premanisme yang sangat lekat dengan pelanggaran hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, Polri sebagai salah satu organ pemerintahan dan alat negara penegak hukum mengalami beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu Negara maka semakin dirasakan pentingnnya dunia
0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin maju suatu Negara maka semakin dirasakan pentingnnya dunia wirausaha. Di era globalisasi ini, dinamika lingkungan yang tidak menentu serta juga dibarengi
Lebih terperinciBUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PELANTIKAN PELANTIKAN PENGURUS MAJELIS PIMPINAN CABANG (MPC) PEMUDA PANCASILA KABUPATEN BENGKALIS
BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PELANTIKAN PELANTIKAN PENGURUS MAJELIS PIMPINAN CABANG (MPC) PEMUDA PANCASILA KABUPATEN BENGKALIS DURI, 7 FEBRUARI 2017 PANCASILA...!!! PANCASILA...!!! ASSALAMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada kalangan pelajar saat ini yang mengakibatkan citra dari sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aksi-aksi kekerasan yang terjadi saat ini baik individu maupun kelompok (massal) sudah merupakan berita harian, apalagi tawuran (perkelahian) yang terjadi pada kalangan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA ANGGOTA KOMUNITAS MOTOR DI BANDUNG SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA ANGGOTA KOMUNITAS MOTOR DI BANDUNG SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan
Lebih terperinciARTIKEL PERILAKU MENYIMPANG
ARTIKEL PERILAKU MENYIMPANG SMA NEGERI 1 PALIMANAN Jl. K.H Agus Salim No. 128 Palimanan KATA PENGANTAR Assalamua laikum wr.wb, Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas. Ada kalanya mahasiswa dielu-elukan karena berhasil membuat sebuah perubahan besar bahkan revolusi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik melalui proses pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh berbagai ilmu berupa pengetahuan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bullying merupakan fenomena yang marak terjadi dewasa ini terutama di lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya baik di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanpa memandang kasta, usia, bahkan jenis kelamin sekalipun. Kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak diminati dan digemari oleh masyarakat di dunia ini, peminatnya dari berbagai kalangan tanpa memandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga pendidikan turut memegang peran penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan turut memegang peran penting dalam mengembangkan sistem pendidikan di negara. Lembaga pendidikan dapat terus memberikan suatu kontribusi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajar dan terdidik di Indonesia. Berasal dari kata Maha yang berarti tertinggi dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa memiliki kedudukan yang khusus sebagai bagian dari masyarakat pembelajar dan terdidik di Indonesia. Berasal dari kata Maha yang berarti tertinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang diposting salah satu situs berita di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir ini kita sering melihat, mendengar, ataupun membaca dari berbagai media massa berita atau ulasan tentang kerusuhan, pembunuhan,
Lebih terperinci