BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 124 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Mengenai gambaran umum aplikasi Astra Daihatsu Production Planning Sistem serta manfaat dari investasi aplikasi Astra Daihatsu Production Planning System pada PT Astra Daihatsu Motor yang akan dikuantifikasikan dalam bentuk nominal uang (rupiah) akan sedikit dijelaskan dalam bab ini.proses kuantifikasi manfaat ini hanya akan dilakukan terhadap manfaat-manfaat yang mungkin dapat dikuantifikasikan. 4.1.Analisis Lingkungan Industri PT Astra Daihatsu Motor Analisis Value Chain Analisis Value Chain berfungsi untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan bisnis yang ada di PT ADM. Analisis ini terdiri atas dua kegiatan, yaitu kegiatan utama dan kegiatan pendukung. Kegiatan utama PT ADM antara lain: 1. Inbound Logistics : Proses part receiving dari supplier. 2. Operations : Proses assembly part menjadi unit mobil. 3. Outbound Logistics : Proses pengiriman unit mobil ke Vehicle Logistic sebelum didistribusikan ke dealer-dealer. 4. Marketing & Sales : Pemasaran dan penjualan unit-unit mobil. 5. Service : Pelayanan antar unit mobil, layanan purna jual berupa warranty claim 3 tahun atau km. Sedangkan, kegiatan-kegiatan pendukung yang ada di PT ADM antara lain: 1. Firm Infrastructure PT ADM memiliki 4 plant, yaitu Stamping Plant, Engine Plant, Casting Plant, dan Assembly Plant. Pemisahan plant ini dapat memudahkan dalam melakukan

2 125 pengontrolan proses produksi. Selain itu, PT ADM juga telah memiliki infrastruktur penanggulangan banjir sehingga proses produksi tidak akan terganggu jika terjadi banjir. 2. Human Resource Management Kegiatan ini meliputi proses perekrutan karyawan, penggajian, training, evaluasi kinerja, dan absensi. 3. Technology Development Pemanfaatan teknologi untuk mendukung aktifitas bisnis agar proses bisnis perusahaan dapat berjalan lebih efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan competitive advantage perusahaan. 4. Procurement Kegiatan ini meliputi proses pemilihan supplier, pembelian part dari supplier, termasuk proses negosiasi harga Analisis 5 Daya Porter Analisis Porter s Five Force berfungsi untuk mengidentifikasi peluang dari eksternal organisasi. Analisis ini menggunakan 5 (lima) kekuatan yang mempengaruhi posisi PT ADM dalam persaingan perusahaan otomotif.

3 126 Suppliers : PT.Fujiseat - PT.Sugity Inti Ganda Perdana - PT.Mashsing Goodyear Indonesia - PT.Bridgestone GS Battery - PT.Inkoasku Pakoakuina - dll PT Menara Terus Makmur - dll New Entrants : Foton - QQ Industrial Competition - PT Kramayudha Tiga Berlian - PT Indomobil Niaga International Buyers Subtitute Substitute Products : Sepeda motor - kendaraan roda dua Gambar 4.1 Porter s Five Force Analysis Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants) Tidak bisa disangkal lagi bahwa saat ini dunia otomotif sedang berkembang, hal inilah yang menyebabkan munculnya produsen-produsen baru, khususnya produsen untuk kendaraan roda empat. Produsen baru tersebut menawarkan produknya dengan keunggulan-keunggulan, seperti harga yang lebih murah, namun dengan kualitas yang terjamin. Pendatang baru yang memiliki potensi untuk menjadi pesaing PT ADM adalah perusahaan manufaktur kendaraan roda empat baru yang menawarkan mobil compact dengan harga yang lebih murah. Contohnya adalah mobil MPX dari Foton. Mobil MPX dinilai mampu menarik pangsa pasar baru dengan harga yang murah, namun market share yang dimiliki tidak terlalu besar.

4 127 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ancaman dari pendatang baru yang bergerak di bidang manufaktur kendaraan roda empat terhadap PT ADM dapat dikatakan tidak terlalu tinggi Pesaing (Rivalry Among Competitors) Yang dianggap pesaing PT ADM adalah perusahaan manufaktur kendaraan roda empat yang memproduksi mobil dengan target low/middle segment (di bawah 200 juta rupiah), contohnya adalah PT Kramayudha Tiga Berlian (produsen mobil merek Mitsubishi) dan PT Indomobil Niaga International (produsen mobil merek Suzuki). Tekanan dari para pesaing ini dapat berupa tekanan dari segi harga, kualitas, layanan purna jual. Untuk menghadapi hal tersebut, PT ADM perlu merancang dan melaksanakan strategi bisnis yang lebih baik guna unggul di dalam persaingan, misalnya dengan meningkatkan promosi, memberikan diskon khusus pada eventevent tertentu. Selain itu, dapat juga dilakukan program kerja sama dengan pihakpihak terkait, seperti lembaga pemberi pinjaman. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tekanan persaingan perusahaan lain yang bergerak di bidang manufaktur kendaraan roda empat terhadap PT ADM dapat dikatakan tinggi Kekuatan Pemasok (Bargaining Power of Suppliers) PT ADM memiliki pemasok bukan hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri, yang meliputi Jepang, India, Thailand, Filipina. Perbandingan antara pemasok lokal dan luar negeri adalah 75 % : 25 %. Beberapa pemasok PT ADM memiliki kekuatan karena hal-hal berikut:

5 part atau komponen yang disupply adalah part general, yaitu part-part yang selain disupply ke PT ADM juga dijual bebas di pasaran. Hal ini menyebabkan makin tingginya kemampuan pemasok untuk menetapkan harga jual, 2. pemasok tersebut tidak memiliki pesaing yang memproduksi part atau komponen yang sama. Hal-hal tersebut di atas dapat membuat daya tawar-menawar pemasok dapat dianggap tinggi Kekuatan Pembeli (Bargaining Power of Buyers) Kepuasan pelanggan merupakan hal yang paling utama karena PT ADM mampu melihat potensi dan kekuatan dari pelanggan. Karena pelangganlah yang mampu membuat brand image yang baik maupun yang buruk. Dalam menjual produknya, PT ADM ditengahi oleh PT Daihatsu Sales Operation yang berlaku sebagai dealer. Pembeli sebagai konsumen memiliki harapan terhadap produk yang diproduksi oleh PT ADM, ditinjau dari harga, kualiatas, dan layanan purna jual. Jika PT ADM tidak dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh konsumen, maka dapat membuat konsumen beralih untuk membeli mobil dengan brand lain. Pembeli memiliki pilihan untuk menggunakan banyak merek lain ini dan ini membuat daya tawar-menawar pembeli bagi PT ADM tinggi dan hal ini memberi tekanan yang besar bagi perusahaan Ancaman Produk Pengganti (Threat of Substitue Products or Services) Semakin banyaknya pilihan jenis kendaraan saat ini membuat konsumen memiliki keleluasaan dalam memilih jenis kendaraan yang akan mereka gunakan.

6 129 Selain kendaraan umum, konsumen juga dapat menggunakan kendaraan roda dua atau motor yang kini makin banyak jenisnya dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan kendaraan roda empat. Pilihan konsumen untuk menggunakan kendaraan roda dua juga dipicu oleh kondisi jalan di Indonesia, khususnya di kota-kota besar. Kendaraan roda dua atau motor dinilai mampu mengatasi masalah utama di kota-kota besar, yaitu kemacetan. Dengan keunggulan seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikatakan bahwa ancaman dari produk pengganti terhadap produk PT ADM dapat dikatakan tinggi Analisis SWOT Berdasarkan analisis Value Chain dan analisis 5 Daya Porter, maka dapat dilakukan analisis SWOT dari PT ADM, seperti berikut: 1. Strength PT ADM memiliki 4 plant, yaitu Stamping Plant, Engine Plant, Casting Plant, dan Assembly Plant. Pemisahan plant ini dapat memudahkan dalam melakukan pengontrolan proses produksi. Memiliki karyawan-karyawan yang inovatif yang diseleksi dari proses penyaringan penerimaan pegawai yang cukup ketat dan berkualitas. 2. Weakness Kurangnya sosialisasi terkait promosi jabatan karyawan. Tekanan pekerjaan serta tanggung jawab antar karyawan yang tidak merata 3. Opportunity Adanya warranty claim 3 tahun atau KM dapat meningkatkan kepercayaan dari customer. Memiliki pelanggan setia yang menginginkan produk murah yang inovatif sehingga memacu untuk berinovasi secara berkelanjutan. 4. Threat

7 130 Adanya pendatang baru pemegang merek mobil yang memberikan penawaran yang cukup menarik dengan kelas produk hampir sama dengan mobil hasil produksi PT ADM. Adanya persaingan harga dengan competitor. Masih adanya supplier yang tidak memiliki pesaing, sehingga bargaining power dari supplier tersebut cukup kuat. Adanya produk alternatif sebagai pengganti, yaitu kendaraan roda dua. 4.2 Gambaran Umum Sistem Informasi Astra Daihatsu Production Planning System (ADPPS). Sistem informasi Astra Daihatsu Production Planning System (ADPPS)adalah suatu aplikasi program yang digunakan untuk mengatur pattern/ urutan rencana produksi sekaligus rencana delivery yang merupakan acuan waktu janji pengiriman ke customer, dan juga menghasikan perintah kerja yang diturunkan ke jalur produksi. Tujuannya agar marketing dapat mengetahui/ memonitor rencana delivery yang dijanjikan produksi kepada pelanggan dan juga mengontrol aktifitas pekerjaan yang dikerjakan jalur produksi sesuai dengan perintah kerja yang diberikan. ADPPS dikembangkan di departemen Production Planning Control bekerja sama dengan departemen CIT. Keuntungan yang didapat oleh ADM dengan adanya penerapan sistem informasi Astra Daihatsu Production Planning System yaitu: 1. Membantu dalam memonitor rencana delivery yang dijanjikan ke pelanggan 2. Membantu dalam pengaturan urutan rencana produksi, 3. Membantu dalam memonitor rencana shipment mobil-mobil yang akan di export, 4. Membantu PT ADM dalam melakukan proses ordering component local supplier ataupun component CKD,

8 Proses Bisnis Sistem informasi Astra Daihatsu Production Planning System yang diimplementasikan oleh ADM berkaitan erat dengan proses bisnis oleh PT ADM dalam pemenuhan order dari customer. Secara garis besar, proses bisnis dapat ditunjukkan pada gambar 4.2. Customer Dealer TMC TMAP TAM Order Gambar 4.11 Proses Bisnis Ordering Part Dalam pelaksanaannya, proses bisnis ordering part terbagi menjadi tiga Dealer tahapan utama yaitu: AI DSO 1. proses pembuatan Delivery Note (DN) dan pendistribusian DN ke supplier. Xenia, Terios, Granmax, 2. proses delivery part, Luxio, Sirion 3. proses Domestic receiving order part. Proses bisnis ordering part di PT ADM dimulai dengan Export didistribusikannya Domestic Mkt Div. Purchase Order (PO) dari departmen Production Control kepada seluruh supplier. PCD Berdasarkan PO tersebut, supplier akan mempersiapkan material untuk memproduksi ADM Plant Distribution unit Produksi part sesuai order dari ADM. Untuk penarikan harian, departemen Logistik PT ADM P W T A I Export order akan membuat Delivery Note (DN) yang akan didistribusikan kepada supplier. Order Gambar 4.12 Proses Pembuatan Delivery Note (DN) LSP LSP LSP MSP JSP Indonesia domestik supplier 3 country CKD purchase part Export order DMC Export order Export TMMIN Terios, Granmax,tow n.lite Avanza, Rush each export domestic export Export Domestic/export order Shipping order EID Domestic order Domestic Distribusi Domestic

9 132 Gambar 4.3 bisnis prroses sistem ADPPS Business Contigency and Disaster Recovery Plan Aktifitas yang dilakukan oleh CIT departemen dalam melakukan rencana Disaster Recovery adalah sebagai berikut : Bencana Alam atau perubahan tegangan listrik UPS (mengantisipasi perubahan tegangan),macro Excel Duplikasi Program Database Lakukan proses test fungsi-fungsi dari database program duplikasi Recovery program database Gambar 4.4 Disaster Recovery Plan ADPPS Dalam perjalanannya aplikasi ADPPS ini akan berkembang secara fungsi dengan terlibat dalam berbagai aplikasi yang akan dikembangkan oleh ADM sebagai integrasi data. Antara lain P-SMS System, SAP SHOPFLOOR Control, PIS dan

10 133 external system dari TMMIN yaitu AS400 dengan gambaran sebagai berikut : Gambar 4.5 Business Contigency ADPPS Aplikasi ADPPS memiliki peranan penting di dalam proses produksi. Aplikasi ADPPS memiliki fitur-fitur yang dapat digunakan untuk mendukung pengaturan proses produksi. 1. Maintenance Fitur yang disediakan oleh ADPPS untuk mendukung proses update master data yang terkait dengan berbagai menu yang disediakan oleh aplikasi tersebut. Dan

11 134 masing-masing user yang memiliki autoritas terhadap menu tersebut harus melakukan update jika terjadi perubahan data baik penambahan maupun pengurangan spek. 2. Proses pembuatan Monthly Production Plan (MPP). Fitur yang disediakan oleh ADPPS untuk mendukung proses ini adalah proses pembuatan pattern atau susunan produksi harian/ rencana produksi bulanan berdasarkan kapasitas produksi yang sudah direncanakan. ADPPS akan mengupload data order yang diterima dari marketing dan exporter serta mengupload kapasitas produksi harian yang sudah direncanakan sehingga akan menghasilkan rencana delivery harian. 3. Proses Monthly Delivery Plan (MDP). Pada tahap ini MPP akan digenarate data kedalam rencana delivery yang sudah direncanakan oleh marketing maupun EID berdasarkan destination pemesan ke PT ADM dan juga telah disesuaikan dengan jumlah stok mobil terakhir yang ada di area stok marketing atau EID. 4. Proses WOS Creation. Pada tahap ini ADPPS akan mengenerate data MDP kedalam rencana produksi dalam bentuk perintah lembar kerja (WOS) didalamnya terdapat informasi spesifikasi mobil yang akan dibuat, berapa jumlahnya, NIKnya apa saja dan kapan waktu deliverynya. 5. Proses Shipping Info. Pada tahap ini ADPPS akan mengenerate data informasi WOS dalam bentuk shipping info untuk pengaturan shipment unit-unit export yang dilakukan oleh EID. Aplikasi ADPPS terdiri atas 10 menu utama, yaitu: 1. System Menu ini menunjukan tampilan awal aplikasi ADPPS ketika masing-masing user yang mempunyai otorisasi atau kewenangan berhasil melakukan login.

12 135 Gambar 4.6 Tampilan menu system 2. Maintenance, memiliki 5 submenu, yaitu: a. Master Data MPP Menu ini berfungsi untuk mengupdate data masterbase jika ada perubahan spesifikasi mobil dari segi model, warna, interior, serta mengupdate kalender hari kerja. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.7. Gambar 4.7 Tampilan submenu Master Data MPP

13 136 b. Master Data MPP Menu ini berfungsi untuk mengupdate perubahan master data negara, kota tujuan mobil akan dikirim untuk master ini menjadi tanggung jawab update oleh Marketing dan EID c. Master Data WOS Menu ini berfungsi untuk merubah atau mengupdate penambahan struktur NIK (Nomor Induk Kendaraan), Model year, Master SAP WOS yang sebagi interface dengan program SAP dan pengaturan perubahan color berdasarkan permintaan marketing. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.8. Gambar 4.8 Tampilan submenu Master data WOS d. Upload Production day Quantity Menu ini berfungi untuk mengupload production capacity perhari berdasarkan hasil kapasitas cek, data Upload dalam format.txt. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.9.

14 137 Gambar 4.9 Tampilan submenu Upload Production day Quantity e. Closing Transaction Period Menu ini berfungsi untuk menutup transaksi bulanan jika seluruh proses WOS telah selesai dilakukan hingga akhir bulan. 3. MPP Transaction, memiliki 13 submenu, yaitu: Gambar 4.10 Tampilan submenu MPP Transaction.

15 138 a. Upload DMC Order Menu ini berfungsi untuk memasukan data order unit export agar diheijunka atau diratakan dengan unit domestic dengan format yang sudah ditentukan. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar Gambar 4.11Tampilan submenu Upload DMC Order b. Upload AI-TMMIN Order Menu ini berfungsi untuk memasukan data order unit domestik agar diheijunka atau diratakan dengan unit export dengan format yang sudah ditentukan. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.12.

16 139 Gambar 4.12 Tampilan submenu Upload AI-TMMIN Order c. Create Summary Order Menu ini berfungsi untuk menfinalisasi dan memastikan bahwa data order yang akan dilakukan perencanaan produksi telah ada dan untuk digabungkan antara order export dengan domestik. d. Query Summary Order Menu ini berfungsi untuk melihat summary data order yang telah digabungkan oleh proses sebelumnya yaitu create summary order. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar Gambar 4.13 Tampilan submenu Query Summary Order e. Upload Order Color Information

17 140 Menu ini berfungsi untuk memasukan data order color yang diajukan oleh Marketing maupun EID yang telah disesuaikan dengan permintaan customer dan volume produksi. f. Heijunka MPP 01 : Jig In Menu ini berfungsi untuk menjalankan perintah heijunka atau pattern produksi berdasarkan line welding yang dibedakan berdasarkan line produksinya. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar Gambar 4.14 Tampilan submenu Heijunka MPP 01 g. Heijunka MPP 02 : CFC Menu ini berfungsi untuk menjalankan perintah heijunka atau pattern produksi berdasarkan Car Family Code (376W, D99B, D40D) dijalankan setelah proses Heijunka 01.Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.15.

18 141 Gambar 4.15 Tampilan submenu Heijunka MPP 02 h. Heijunka MPP 03 : Katashiki + Suffik Menu ini berfungsi untuk menjalankan perintah heijunka atau pattern produksi berdasarkan Model dan type mobil, dijalankan setelah proses Heijunka 02.Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.16.

19 142 Gambar 4.16 Tampilan submenu Heijunka MPP 03 i. Heijunka MPP 04 : Color Menu ini berfungsi untuk menjalankan perintah heijunka atau pattern produksi warna pada masing-masing type, dijalankan setelah proses Heijunka 03.Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar Gambar 4.17 Tampilan submenu Heijunka MPP 04 j. Upload Production Plan for MPP Menu ini berfungsi untuk menaikan data jika terjadi modifikasi penyesuaian terkait dengan project atau permintaan priority pada masing-masing tahapan heijunka. k. Query Heijunka MPP Result Menu ini berfungsi untuk melihat tampilan hasil heijunka proses yang sudah dilakukan mulai dari heijunka 01 hingga tahap heijunka 04. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.18 (yang ditampilkan heijunka 04).

20 143 Gambar 4.18Tampilan submenu Query Heijunka MPP Result l. Cancel MPP Transaction by Step Menu ini berfungsi untuk membatalkan proses transaksi MPP perlangkah hanya di bulan yang sama. m. Cancel All Transaction in Period Menu ini berfungsi untuk membatalkan seluruh proses transaksi MPP dalam satu periode atau bulan. 4. MDP Transaction, memiliki 8 submenu, yaitu: a. Create MDP data from MPP Menu ini berfungsi untuk mengambil data MPP dalam satu bulan baik export maupun domestic untuk dibuatkan rencana deliverynya dilakukan oleh area marketing atau EID. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.19

21 144 Gambar 4.19 Tampilan submenu Query Heijunka MDP Result b. Query MDP order Menu ini berfungsi untuk melihat hasil MDP yang sudah dibuat dilangkah sebelumnya. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar Gambar 4.20 Tampilan submenu Cretae MDP data From MPP

22 145 c. Upload Order Destination for AI Menu ini berfungsi untuk menaikan data order pertujuan pengiriman untuk order domestik. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar Gambar 4.21 Tampilan submenu Cretae MDP data From MPP d. Query Order Destination Request Menu ini berfungsi untuk melihat tampilan hasil proses upload order destination for AI. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.22.

23 146 Gambar 4.22 Tampilan submenu Query Order Destination Request e. MDP Domestik Menu ini berfungsi untuk melakukan proses heijunka atau memebuat pattern order destination domestic serta delivery for AI-TMMIN. Dan pada sub menu ini terdiri dari 4 submenu kembali yaitu ; 1. Heijunka MDP 01 : Area Domestik 2. Heijunka MDP 02 : Destination Domestik 3. Generate MDP + RRN Domestik 4. Destination Delivery Order AI for SAP. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.23 sampai gambar Gambar 4.23 Tampilan submenu MDP Domestik

24 147 Gambar 4.24 Tampilan submenu Heijunka MDP 01 : Area Domestik Gambar 4.25 Tampilan submenu Heijunka MDP 02 :Destination Domestik

25 148 Gambar 4.26 Tampilan submenu Generate MDP + RRN Domestik Gambar 4.27 Tampilan submenu Destination Delivery order AI for SAP

26 149 f. MDP Export Menu ini berfungsi untuk melakukan proses heijunka atau membuat pattern order destination berdasarkan negara-negara yang dituju dan proses setup priority request dari negara-negara yang satu kali shipment dan juga proses pembuatan Procon (Production Confirmation) yang dikirimkan kenegara importer. Dan pada sub menu ini terdiri dari 6 submenu kembali yaitu ; 1. Heijunka Destination Priority set up 2. Heijunka MDP area, dest & ED no. for Export 3. Generate MDP + RRN Domestik 4. Swapping Export 5. Procon Generation 6. Query Procon. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.28 sampai gambar Gambar 4.28 Tampilan submenu Heijunka Destination Priority set up

27 150 Gambar 4.29 Tampilan submenu Heijunka MDP are, dest& ED No. for Export Gambar 4.30 Tampilan submenu Generate MDP + RRN Export

28 151 Gambar 4.31 Tampilan submenu Swapping Export Gambar 4.32 Tampilan submenu Procon Generation

29 152 Gambar 4.33 Tampilan submenu Query procon g. Query Heijunka MDP Result Menu ini berfungsi untuk melihat secara keseluruhan hasil Heijunka MDP yang telah dilakukan oleh marketing dan EID.Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.34.

30 153 Gambar 4.34 Tampilan submenu Query Heijunka MDP result h. Query MDP + RRN Menu ini berfungsi untuk melihat secara keseluruhan hasil Heijunka MDP yang sudah dikombinasikan dengan RRN (Relative Record Number).Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.35 Gambar 4.35 Tampilan submenu Query MDP + RRN 5. WOS Creation, memiliki 8 submenu, yaitu: a. WOS Monthly Creation Menu ini berfungsi untuk membuat lembar perintah kerja bulanan ke jalur produksi.tampilan awal submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.36 dan 4.37.

31 154 Gambar 4.36 Tampilan submenu WOS Monthly Creation b. VIN Generation Gambar 4.37 Tampilan submenu WOS Monthly Creation

32 155 Menu ini berfungsi untuk mengenarate informasi sequence dan struktur NIK (Nomor Induk Kendaraan) berdasarkan model dan typenya hanya untuk model export terkait dengan rencana shipping schedule. Tampilan awal submenu ini dapat dilihat pada gambar Gambar 4.38 Tampilan submenu VIN Generation c. Query WOS Monthly Menu ini berfungsi untuk melihat hasil generation informasi sequence dan struktur NIK (Nomor Induk Kendaraan) berdasarkan model dan typenya hanya untuk model Export. Tampilan awal submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.39.

33 156 Gambar 4.39 Tampilan submenu Query WOS Monthly d. WOS Daily Creation Menu ini berfungsi untuk mengenerate informasi sequence dan struktur NIK (Nomor Induk Kendaraan) berdasarkan model dan typenya hanya untuk model domestik dan dilakukan harian. Tampilan awal submenu ini dapat dilihat pada gambar Gambar 4.40 Tampilan submenu WOS Daily Creation e. Query WOS Daily Menu ini berfungsi untuk melihat hasil generation informasi sequence dan struktur NIK (Nomor Induk Kendaraan) berdasarkan model dan typenya hanya untuk model domestik dan dilakukan harian. Tampilan awal submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.41.

34 157 Gambar 4.41Tampilan submenu Quesy WOS Daily Spesifikasi teknis ADPPS Untuk menjalankan sistem informasi Astra Daihatsu Production Planning System dengan baik, maka dibutuhkan spesifikasi perangkat keras, perangkat lunak, database, jaringan, bahasa pemrograman yang sesuai agar sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Berikut spesifikasi kebutuhan teknis sistem informasi Astra Daihatsu Production Planning System. 1. Perangkat Keras - Server: VM Ware run on HP Blade Server BL 460 Processor Quad Core Intel Xeon Processor E5506 (2.13 GHz) Memory 4 GB (2 x 1 GB) PC Fully Buffered DIMMs (DDR2-667) with Adcanced ECC, mirrored and online spare memory capabilities Network Controller Two Embedded NC373i Multifunction Gigabit Server Adapters Storage Controller HP Smart Array P400/256MB Controller (RAID 0/1/1+0/5)

35 158 Internal Storage support up to 1.168TB Form Factor Racj (2U), Height :3.38-inch/8.59 cm; Depth : 26 inches (66 cm) Availability Hot Plug Fully Redundant Fans Standard 146GB 10K SAS 2.5 HDD HP Slim 8x/24x DVD-ROM (Optical Drive) HP RPS 350/370/380 G5Kit (2 nd Power Supply for Redundant) Uninterruptible power supply (UPS) - Komputer Developer: Intel(R) Pentium(R) 4 CPU (2.66GHz, FSB Intel Netburst 64-bit, 1MB cache) SiS 661FX Chipset 1 GB DIMM SDRAM, 2 GB (2DIMMs) Max. RAM SiS Mirage Graphics (32 MB) SiS 330 Integrated SiS 7012 Audio Device, Realtek AC97 Audio ST340014A (40 GB, 7200 RPM, Ultra-ATA/100) LITE-ON COMBO SOHC-5232K SiS 900-Based PCI Fast Ethernet Adapter Standard 101/102-Key or Microsoft Natural PS/2 Keyboard, PS/2 Compatible Mouse 8x USB 2.0, Serial, LAN, Keyboard, Mouse, Audio Mini Tower ATX, Desktop Case, 350 W BenQ G cm x 27 cm (17.1") - Komputer Client: Corporate Desktop PC Veriton M460 Intel Pentium Core 2 Duo E4500 (2.2GHz, FSB 800, 2MB Cache) Intel G31 Express-ICH7 Chipset 1-GB DDR-2 SDRAM PC-5300, 2 GB (2DIMMs) Max. RAM

36 159 Intel Graphics Media Accelerator 3100 DVMT 128 MB (Shared) Integrated Intel High Definition Audio with 7.1 channel Surround Sound 80 GB Serial ATA/ RPM DVD Combo Drive ; Internal Modem 56K Integrated 10/100/1000 LAN Acer USB Keyboard, Acer Optical Mouse 8x USB 2.0, Serial, LAN, Keyboard, Mouse, Audio Mini Tower ATX, Acer fixed 250w Including Acer LCD Monitor Perangkat Lunak - OS: Windows Server Including software Acer Empowering Technology - AntiVirus Symantec 3. Bahasa Pemrograman: Delphi 4. Database: Firebird Pembobotan Nilai dan Risiko Korporasi PT Astra Daihatsu Motor Information Economics merupakan salah satu cara untuk melakukan proses analisa biaya dan manfaat implementasi teknologi informasi. Dalam penggunaan Information Economics menggunakan analisa cost and benefit, sehingga dilakukan pembobotan terhadap nilai nilai perusahaan yang tangible (nyata) maupun intangible (tidak nyata). Pembobotan ini akan dilakukan pada dua domain yaitu domain bisnis dan domain teknologi, karena pembobotan pada dua domain tersebut digunakan untuk perusahaan yang telah berbasis TI. Pembobotan ini akan memberikan gambaran mengenai pandangan PT ADM terhadap manfaat dan resiko dari investasi teknologi informasi yang ada. Bobot maksimum untuk manfaat adalah +5 sedangkan

37 160 bobot minimumnya adalah 0. Untuk resiko, bobot maksimumnya adalah 0 sedangkan bobot minimumnya adalah Penilaian Faktor Domain Bisnis Financial Value Return On Investment (ROI) merupakan pendekatan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi kepada perusahaan. Manajemen PT ADM menilai ROI cukup penting karena dapat mengetahui kelayakan dan keberhasilan dari investasi teknologi informasi, sehingga memberikan bobot +2 untuk faktor ROI Strategic Values Strategic values terdiri dari empat faktor, yaitu strategic match, competitive advantage, competitive response, management information for critical success factors. A. Strategic Match PT ADM memiliki serangkaian proses bisnis dalam operasionalnya. Pemilihan teknologi informasi yang diperlukan dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan harus memiliki kesesuaian dengan strategi bisnis yang ada. Oleh karena itu, untuk faktor strategic match diberi bobot +3. B. Competitive Advantage PT ADM menerapkan dan menggunakan teknologi informasi untuk dapat menunjang kinerja perusahaan, yang nantinya perusahaan dapat bersaing dengan kompetitornya, sehingga untuk faktor competitive advantage ini diberi bobot +3. C. Competitive Response

38 161 PT ADM lebih menganggap bila investasi teknologi informasi ditunda pengimplementasiannya dapat menyebabkan kegiatan operasional tidak berjalan dengan optimal. Oleh karena itu, untuk faktor competitive response diberi bobot +2. D. Management Information for Critical Success Factors Management Information for Critical Success Factors adalah derajat dimana investasi teknologi informasi menyediakan informasi manajemen yang memungkinkan pengambilan keputusan untuk mengukur operasi dan membuat operasi tersebut menjadi lebih efektif, yang secara material menguntungkan perusahaan. Teknologi informasi yang diimplementasikan diharapkan dapat mendukung perolehan informasi yang lebih cepat dan akurat dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dan dapat mendukung CSF perusahaan. Oleh karena itu, untuk faktor management information for critical success factors diberi bobot Stakeholder Values Stakeholder values mempunyai beberapa faktor yaitu service and quality, agility, learning, and empowerment, cycle time. A. Service and Quality Faktor service and quality berhubungan langsung dengan peningkatan faktor pelayanan dan kualitas perusahaan. PT ADM mengimplementasikan teknologi informasi, baik untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, dan juga untuk mempercepat proses interaksi dengan supplier. Oleh karena itu, faktor service and quality diberi bobot +1. B. Quality, Agility, and Empowerment User atau pengguna dituntut untuk cepat beradaptasi dengan baik terhadap teknologi informasi yang diterapkan oleh PT ADM untuk menunjang kegiatan operasional bisnisnya. Untuk itu, diperlukan adanya training bagi user yang akan

39 162 menggunakan teknologi informasi tersebut. Oleh karena itu, faktor ini diberi bobot +2. C. Cycle Time Cycle time merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu proses bisnis. PT ADM sebagai perusahaan manufaktur kendaraan roda empat sangat mengontrol ketat cycle time. Teknologi informasi yang diimplementasikan membantu setiap pihak yang menjalankan aktivitas dan proses bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu faktor cycle time diberi bobot Competitive Strategy Risk Setiap investasi teknologi informasi pasti mengandung resiko. Oleh karena itu, manajemen organisasi mendefinisikan respon terhadap resiko dan ketidakpastian dari investasi teknologi informasi. A. Business Strategy Risk PT ADM tidak terlalu mengkhawatirkan resiko-resiko yang ada dalam penerapan teknologi informasi, seperti resiko kegagalan teknologi informasi untuk medukung strategi bisnis dan bersaing, karena PT ADM telah melibatkan teknologi informasi dalam merumuskan bisnis yang ada. Oleh karena itu, faktor ini diberi bobot Organizational Risk and Uncertainty PT ADM memiliki rencana umum yang baik dalam mengimplementasikan teknologi informasi memiliki manajemen yang baik jika sewaktu-waktu terjadi perubahan perencanaan bisnis. Oleh karena itu, faktor ini diberi bobot -1.

40 Penilaian Faktor Domain Teknologi Strategic Values A. Strategic IT Architecture Teknologi informasi yang diterapkan pada PT ADM diharapkan dapat menunjang strategi sistem informasi secara keseluruhan untuk merefleksikan rencana teknologi informasi yang ingin dicapai oleh perusahaan. Investasi teknologi informasi harus selaras dan sejalan dengan perencanaan strategi teknologi dan sistem informasi perusahaan. Bagi PT ADM, hal ini penting untuk diperhatikan sehingga bobot yang diberikan untuk faktor ini adalah Competitive Strategy Risk Competitive Strategy Risk merupakan resiko dan ketidakpastian yang dapat mempengaruhi derajat kesuksesan strategi yang telah diterapkan PT ADM. A. IT Strategy Risk Penilaian faktor ini dilakukan untuk menghitung tingkat resiko yang mungkin timbul dari strategi teknologi informasi (TI) jangka panjang. Faktor ini meliputi arsitektur dan platform, ketergantungan sistem, strategi bisnis dan perubahan keadaan bisnis. Bagi PT ADM, perubahan strategi teknologi informasi jangka panjang yang telah diterapkan oleh manajemen perusahaan diperkirakan dapat mendatangkan nilai negatif dimasa yang akan datang. Jika sewaktu-waktu terjadi perubahan terhadap struktur perusahaan atau proses bisnis, teknologi informasi harus bersifat lebih fleksibel dan dapat cepat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Bobot yang diberikan untuk faktor ini adalah -1.

41 Organizational Strategic Risk and Uncertainty Organizational strategic risk and uncertainty yang muncul akibat diterapkannya teknologi informasi difokuskan pada IT definitional uncertainty, IT technical and implementation risk, dan IT service delivery risk. A. IT Definitional Uncertainty PT ADM menganggap bahwa resiko yang timbul akibat adanya ketidakjelasan dan ketidakpastian akan kebutuhan, pasti membuat personil teknologi informasi menjadi kesulitan menyediakan solusi yang tepat bagi user. Untuk itu, bobot yang diberikan untuk faktor ini adalah 0. B. IT Technical and Implementation Risk PT ADM telah memiliki perencanaan yang baik untuk mengimplementasikan teknologi informasi yang dapat membantu dalam menjalankan proses bisnis. Kendala yang dihadapi oleh perusahaan dalam pengimplementasian teknologi informasi adalah user yang belum terbiasa dan belum dapat beradaptasi terhadap teknologi informasi di awal pengimplementasiannya. Untuk itu, faktor ini diber bobot 1. C. IT Service Delivery Risk Resiko akan timbul jika pada tingkat perubahan perusahaan yang disebabkan oleh pengimplementasian teknologi infromasi memerlukan penyampaian termasuk biaya awal, integrasi, manajemen pelatihan, kebutuhan reorganisasi. Untuk sistem informasi Astra Daihatsu Production Planning System yang saat ini telah berjalan di PT ADM tidak ada hambatan yang berarti bagi user. Untuk itu, bobot yang diberikan untuk faktor ini adalah -1.

42 Hasil Skor Faktor Domain Bisnis dan Domain Teknologi Berdasarkan penentuan bobot yang telah dilakukan, hasil pembobotan nilai dan resiko korporasi yang dilakukan pada dua domain (bisnis dan teknologi) dapat diringkas pada tabel 4.2. Faktor-Faktor Bobot Skor Domain Bisnis A. Financial Values Return On Investment (ROI) 2 10 B. Strategic Values Strategic Match 3 15 Competitive Advantage 3 15 Competitive Response 2 10 Management IS for CSFs 1 5 C. Stakeholders Values Service and Quality 1 5 Agility, Learning & Empowerment 2 10 Cycle Time 3 15 Faktor-Faktor Bobot Skor D. Competitive Strategy Risk Business Strategy Risk 0 0 E. Organizational Strategy Risk and Uncertainty Business Organization Risk -1-5 Domain Teknologi A. Strategic Values Strategic IT Architecture 3 15 B. Competitive Strategy Risk I/T Strategy Risk -1-5 C. Organization Strategy Risk & Uncertainty IT Definitional Uncertainty 0-0 IT Technical and Implementation -1-5 IT Service Delivery -1-5 TOTAL VALUES TOTAL RISK AND UNCERTAINTY Tabel 4.1 Hasil Pembobotan Domain Bisnis dan Domain Teknologi Berdasarkan matriks keterkaitan bisnis dengan teknologi informasi yang dikembangkan oleh Parker et al. (1988, pp ), kesimpulan dari pembobotan

43 166 koorporasi tersebut, PT ADM berada pada kuadran B, Strategic yang menunjukkan bahwa kegiatan utama PT ADM sudah didukung oleh teknologi informasi. 4.4 Analisis Cost and Benefit Analisis Cost and Benefit dalam metode penghitungan investasi pengembangan teknologi informasi menggunakan prinsip memperbandingkan biaya yang harus dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh oleh perusahaan. Pendekatan ini biasa dipergunakan di dalam situasi di mana penggunaan teknologi informasi memberikan manfaat yang tangible dan cenderung mudah diukur (measurable) secara kuantitatif. Analisis cost and benefit meliputi analisis biaya pengembangan proyek (Development Cost) yang akan menggunakan lembar kerja biaya pengembangan (Development Cost Worksheet), analisis biaya berjalan proyek (Ongoing Expanses) yang akan menggunakan lembar kerja biaya berjalan (Ongoing Expanses Worksheet) dan kemudian akan di konversikan dampak ekonomis ke dalam lembar kerja dampak ekonomis (Economics Impact Worksheet) yang akan dilakukan untuk periode 5 tahun, dari tahun 2009 sampai dengan Analisis Biaya Pengembangan Biaya pengembangan sistem informasi Astra Daihatsu Production Planning System merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT ADM untuk mengembangkan sistem informasi tersebut yang terbagi menjadi biaya perangkat keras, perangkat lunak, pembangunan sistem dan pemrograman. Analisis biaya pengembangan ini terdiri atas biaya perangkat keras, biaya perangkat lunak, dan biaya tenaga kerja. 1. Biaya Perangkat Keras Biaya perangkat keras merupakan semua biaya yang dibutuhkan untuk pembelian peralatan fisik komputer. PT ADM mengeluarkan biaya perangkat keras

44 167 untuk pengembangan aplikasi Astra Daihatsu Production Planning System sebesar Rp ,- yang dijabarkan dalam tabel 4.2. Hardware Price ($) Price (Rp) Qty Amount (Rp) Server Backup Server PC LCD monitor Acer Total Kurs : 1 USD = IDR Tabel 4.2 Rincian Biaya Perangkat Keras 2. Biaya Perangkat Lunak Pengembangan perangkat lunak Astra Daihatsu Production Planning System ini membutuhkan biaya perangkat lunak berupa biaya lisensi Firebird 1.5 senilai Rp ,- yang dijabarkan pada tabel 4.3. Software Price ($) Price (Rp) Qty Amount (Rp) Licesne Firebird Total Kurs : 1 USD = IDR Tabel 4.3 Rincian Biaya Perangkat Lunak 3. Biaya Tenaga Kerja Pengembangan aplikasi perangkat lunak Astra Daihatsu Production Planning System membutuhkan biaya tenaga kerja antara lain Project Manager, Application Consultant, Technical sebesar Rp ,- yang dijabarkan pada tabel 4.4. Resource Price (Rp) Man power Amount (Rp) Astra Daihatsu Production Planning System Project Manager System Analyst & design Development Testing & Implementation Total Tabel 4.4 Rincian Biaya Tenaga Kerja

45 168 Berdasarkan rincian biaya di atas, maka total biaya yang dikeluarkan oleh PT ADM dalam pengembangan aplikasi ADPPS yaitu sebesar Rp ,-. Berikut total biaya pengembangan aplikasi ADPPS yang ditunjukkan pada tabel 4.5. Penghitungan biaya pengembangan ini akan dikonversikan ke dalam lembar kerja dampak ekonomis (Economics impact worksheet). Jenis Biaya Jumlah (Rp.) Biaya Perangkat Keras Biaya Perangkat Lunak Biaya Tenaga Kerja Total Table 4.5 DevelopmentCost Worksheet Analisis Biaya Berjalan Beban yang sedang berjalan merupakan keseluruhan beban yang harus ditanggung oleh PT ADM selama sistem informasi ADPPS dioperasikan selama lima tahun ( ), yang meliputi tiga jenis biaya yaitu biaya pemeliharaan (maintenance), biaya operasional. 1. Biaya pemeliharaan (maintenance) perangkat keras dan piranti lunak yang termasuk biaya pemeliharaan aplikasi, pemeliharaan database, dan pemeliharaan server dengan biaya tiap tahunnya sebesar Rp ,- 2. Biaya operasional meliputi biaya pemakaian listrik untuk 3 buah PC dengan daya masing-masing 330 W, 1 buah server dengan daya masing-masing 1170 W, dan 3 buah LCD TV dengan daya masing-masing 500 W. Sehingga biaya operasional listrik pertahun dengan tarif dasar listrik per januari 2009 sebesar Rp per kwh adalah 365 x 24 x 1 kwh x 3,66 x Rp = Rp ,- Diasumsikan bahwa tingkat inflasi setiap tahunnya adalah 10 %, berikut rincian biaya yang sedang berjalan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

46 169 menjalankan aplikasi Astra Daihatsu Production Planning System selama lima tahun ke depan yang ditunjukkan pada tabel 4.6. Jenis Biaya Biaya (Rp.) Biaya pemeliharaan Biaya operasional Total Kuantifikasi Manfaat Langsung Tabel 4.6 Ongoing Expenses Worksheet Kuantifikasi manfaat langsung dilakukan untuk menentukan manfaat atau dampak langsung yang didapat dari pengimplementasian aplikasi ADPPS pada PT ADM. Dampak ekonomis atau penghematan yang terlihat adalah adanya pengurangan biaya overtime tenaga kerja dan penghematan biaya unit yang salah proses. 1. Penghematan biaya Overtime tenaga kerja untuk waktu proses yang panjang Sebelum berjalannya ADPPS proses yang dibutuhkan seorang planner dalam membuat rencana produksi harian dengan menggunakan macro excel memakan waktu 4 jam dan dilakukan pada saat setelah jam kerja setelah proses produksi selesai sehingga harus dilakukan waktu lembur selama 4 jam dan setelah ada Program ADPPS dapat dilakukan pemotongan waktu sebanyak 2 jam.sehingga penghematan yang dapat dilakukan perusahaan adalah sebesar Rp x 1 x 12 = Rp ,- per tahun. 2. Penghematan biaya unit yang salah proses. Sebelum adanya aplikasi ADPPS, pembuatan WOS dilakukan manual dengan manual menggunakan Excel hal ini sangat berbahaya dapat menyebabkan pembuatan unit mobil yang salah akibat salah input data. Namun, setelah adanya aplikasi ini

47 170 maka dapat dilakukan penghematan biaya kesalahan proses WOS sebesar Rp ,- x 3 = Rp ,- per tahun. Ringkasan pengurangan biaya operasional dari pengimplementasian aplikasi Astra Daihatsu Production Planning System dapat dilihat pada tabel 4.7. Tingkat inflasi diperkirakan 10 % dari tahun Jenis Pengurangan Biaya Penghematan biaya overtime tenaga kerja Penghematan biaya human error Biaya (Rp.) Total Tabel 4.7 Ringkasan Kuantifikasi Manfaat Langsung Setelah dilakukan perhitungan biaya pengembangan dan biaya yang sedang berjalan, serta manfaat langsung implementasi Astra Daihatsu Production Planning System telah dikalkulasikan maka langkah berikutnya adalah memasukkan angkaangka biaya dan manfaat langsung ke dalam kertas kerja dampak ekonomis (Economic Impact Worksheet) sehingga diketahui besar Return on Investment (ROI) yang pertama. Kertas kerja dampak ekonomis memberikan gambaran mengenai perkiraan arus kas masuk selama lima tahun dibandingkan dengan arus kas keluar pada saat awal investasi. Bagian A merupakan biaya awal investasi Astra Daihatsu Production Planning System. Manfaat ekonomis bersih belum diikutsertakan dalam perhitungan pada Traditional Cost Benefit. Bagian pengurangan biaya pada bagian B merupakan hasil kuantifikasi manfaat langsung. Pendapatan sebelum pajak sama dengan jumlah pengurangan biaya karena manfaat ekonomis bersih belum diperhitungkan dalam kertas kerja yang pertama ini. Selanjutnya pendapatan sebelum pajak dikurangi dengan biaya berjalan, sehingga didapat aliran kas untuk setiap tahunnya. Simple ROI yang pertama didapat

48 171 dari jumlah aliran kas dibagi dengan 5 tahun dan dibagi lagi dengan total investasi sebesar Rp ,- sehingga didapat Simple ROI sebesar %. Sehingga pada bagian penilaian (bagian D), Simple ROI mendapat skor sebesar 1. Untuk selengkapnya, kertas kerja dampak ekonomis ini dapat dilihat pada tabel 4.8. A. Biaya Investasi Pengembangan Sistem 367,692,500 B. Arus Kas : periode 5 kali 12 bulan atas implementasi sistem berjalan TAHUN TOTAL Manfaat nilai ekonomis (+) Pengurangan biaya = Hasil (-) Biaya berjalan , , , , , , , , = Arus Kas C. Simple ROI dihitung B/jumlah tahun/a 59.91% ( / 5 / ) * 100% D. Scoring, Economic Impact Score Simple ROI 0 < 1% 1 1% to 299% 2 300% to 499% 3 500% to 699% 4 700% to 899% 5 > 899% Tabel 4.8 Lembar Kerja Dampak Ekonomis pada Tahun Ke-0

49 4.4.4 Value Linking Fungsi dari Value Linking digunakan untuk mengevaluasi secara finansial efek dari perubahan performa sebuah fungsi atau proses atau pengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Pada value linking perhitungan uang dilakukan secara bertahap Meminimalkan Biaya Dampak Line Stop Sebelum adanya aplikasi ADPPS, terjadinya line stop tidak dapat teridentifikasi sebelumnya. Sedangkan, dengan besarnya volume produksi PT ADM, jumlah units/model dan jumlah part yang dikirim oleh supplier baik lokal maupun CKD ke PT ADM sangat rentan menyebabkan terjadinya line stop yang dapat memberikan dampak yang cukup besar bagi perusahaan. Namun, dengan adanya aplikasi ini, line stop dapat teridentifikasi lebih awal dengan membuatkan rundown kondisi stock setelah dilakukan pengurangan antara stock ditambah dengan part yg baru diorder dengan rencana produksi harian, sehingga perusahaan dapat meminimalkan dampak terjadinya line stop sehingga perusahaan dapat mengurangi biaya dampak terjadinya line stop sebesar Rp ,- Perkiraan biaya akibat terjadinya line stop dalam 5 tahun ke depan dengan asumsi tingkat inflasi sebesar 10 % dari tahun dapat dilihat pada tabel 4.9. Biaya Biaya (Rp.) Meminimalkan biaya dampak line stop Total Tabel 4.9 Biaya Dampak Line Stop

50 Ringkasan Penghematan dan Lembar Kerja Ringkasan penghematan dengan adanya implementasi aplikasi ADPPS di PT ADM dengan menggunakan metode value linking dapat dilihat pada tabel Jenis Biaya (Rp.) Value Linking Total Tabel 4.10 Ringkasan Value Linking Hasil kuantifikasi manfaat ekonomis dengan adanya implementasi aplikasi ADPPS di PT ADM dengan menggunakan metode value linking yang dimasukkan ke dalam lembar kerja dampak ekonomis dapat dilihat pada tabel Nilai ROI akhir didapat dari jumlah aliran kas yaitu Rp ,- dibagi dengan 5 tahun dan dibagi lagi dengan total investasi sebesar Rp ,-, sehingga didapat nilai ROI akhir sebesar 195,22 %. Sehingga pada bagian penilaian (bagian D), nilai ROI akhir mendapat skor sebesar 1.

51 174 A. Biaya Investasi Pengembangan Sistem 367,692,500 B. Arus Kas : periode 5 kali 12 bulan atas implementasi sistem berjalan TAHUN TOTAL Manfaat nilai ekonomis (+) Pengurangan biaya = Hasil (-) Biaya berjalan = Arus Kas C. Simple ROI dihitung B/jumlah tahun/a 195,22% ( / 5 / ) * 100% D. Scoring, Economic Impact Score Simple ROI 0 < 1% 1 1% to 299% 2 300% to 499% 3 500% to 699% 4 700% to 899% 5 > 899% Tabel 4.11 Lembar Kerja Dampak Ekonomis 4.5 Perhitungan Net Present Value (NPV) Dikarenakan oleh keterbatasan ROI yang tidak menunjukkan laba terhadap waktu dan tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang, maka perlu ditambahkan perhitungan dengan menggunakan perhitungan NPV. Arus kas diperoleh dari hasil penghitungan yang ditunjukkan pada tabel 4.12.

52 175 Tahun ke- Arus Kas Rate (7%) Present Value (PV) , , , , , , , , , , ,5 Present Value (Total Arus Kas Investasi Awal) Tabel 4.12 Perhitungan Net Present Value Berdasarkan hasil penghitungan didapatkan bahwa NPV yang diperoleh adalah sebesar Rp ,-. Oleh karena NPV bernilai positif, maka proyek investasi ini dianggap layak. 4.6 Perhitungan Return On Equity (ROE) Return On Tangible Asset (ROTA) Sebagai pembuktian tambahan untuk melihat bahwa suatu proyek efektif atau tidakberdasarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kebijakan dividen dengan menghitung rasio laba bersih dengan ekuitas pada tingkat pengembalian investasi. Nilai ROE akhir didapat dari jumlah aliran kas yaitu Rp ,- sebelum pajak dibagi dengan 5 tahun dan dibagi lagi dengan total investasi sebesar Rp ,-, sehingga didapat nilai ROE akhir sebesar Sehingga pada bagian penilaian (bagian D), nilai ROE akhir mendapat skor sebesar 1. Untuk lebih lengkapnya, perhitungan ROE dapat ditunjukkan pada tabel 4.13.

53 176 A. Biaya Investasi Pengembangan Sistem B. Arus Kas : periode 5 kali 12 bulan atas implementasi sistem berjalan TAHUN TOTAL Manfaat nilai ekonomis (+) Pengurangan biaya = Hasil (-) Biaya berjalan = Arus Kas C. Simple ROI dihitung B/jumlah tahun/a 1,95 ( / 5 / ) D. Scoring, Economic Impact Score Simple ROI 0 < to to % to to > 899 Tabel 4.13 Perhitungan ROE A. Biaya Investasi Pengembangan Sistem B. Arus Kas : periode 5 kali 12 bulan atas implementasi sistem berjalan TAHUN TOTAL Manfaat nilai ekonomis (+) Pengurangan biaya = Hasil (-) Biaya berjalan = Arus Kas = Arus Kas setelah pajak ,76 ( / 5 / ) D. Scoring, Economic Impact Score Simple ROI 0 < to to 499

54 % to to > 899 Tabel 4.14 Perhitungan ROTA 4.7 Analisis Skor Corporate Value dan Risk Pada subbab ini dilakukan proses penilaian yang dilakukan berdasarkan kesesuaian antara investasi aplikasi ADPPS dengan keadaan perusahaan pada saat sekarang. Pada subbab ini dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan domain bisnis dan domain teknologi pada PT ADM Penilaian Faktor-Faktor Domain Bisnis Hasil dari kuesioner yang dibagikan kelingkungan perusahaan yang terkait berguna dalam menentukan nilai faktor-faktor domain bisnis. Dalam domain bisnis ini terdapat empat bagian faktor utama yang terdiri dari Strategic Values, Stakeholders Values, Competitive Strategic Risk, dan Organizational Risk and Uncertainty. 1. Strategic Values Terdiri dari 4 faktor Stategic Values yang harus diperhitungkan nilainya dalam mencari hubungannya dengan strategi bisnis perusahaan yaitu : a. Strategic Match Faktor ini berhubungan dengan sejauh mana sistem informasi ADPPS dapat mendukung dan membantu organisasi untuk mencapai tujuan atau sasaran bisnisnya. Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 3 dengan diimplementasikannya sistem informasi ADPPS pada PT ADM. b. Competitive Advantage Faktor ini berhubungan dengan sejauh mana sistem informasi ADPPS dapat mempertahankan dan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Sistem informasi ADPPS mampu menghasilkan informasi yang selalu akurat, relevan,

ANALISA BIAYA DAN MANFAAT PENGADAAN PROGRAM ASTRA DAIHATSU PRODUCTION PLANNING SYSTEM (ADPPS) DI PT.ASTRA DAIHATSU MOTOR

ANALISA BIAYA DAN MANFAAT PENGADAAN PROGRAM ASTRA DAIHATSU PRODUCTION PLANNING SYSTEM (ADPPS) DI PT.ASTRA DAIHATSU MOTOR ANALISA BIAYA DAN MANFAAT PENGADAAN PROGRAM ASTRA DAIHATSU PRODUCTION PLANNING SYSTEM (ADPPS) DI PT.ASTRA DAIHATSU MOTOR TUGAS AKHIR Oleh Agus Riyadi 1201000054 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BIAYA DAN MANFAAT PENGADAAN PROGRAM ASTRA DAIHATSU PRODUCTION PLANNING SYSTEM (ADPPS) DI PT ADM

BIAYA DAN MANFAAT PENGADAAN PROGRAM ASTRA DAIHATSU PRODUCTION PLANNING SYSTEM (ADPPS) DI PT ADM BIAYA DAN MANFAAT PENGADAAN PROGRAM ASTRA DAIHATSU PRODUCTION PLANNING SYSTEM (ADPPS) DI PT ADM Gunawarman Hartono 1 ; Agus Riyadi 2 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 5.Analisa Sistem Informasi 5. 1.1 Analisa Sistem Informasi Early Warning System (EWS) Sistem informasi Early Warning System (EWS) adalah suatu program yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai nilai keuntungan yang didapat dari sebuah investasi Teknologi Informasi (TI), dalam hal ini adalah investasi untuk pembuatan dan pembelian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembobotan nilai Astra Recruitment System, nilai manfaat dan resiko yang didapat dari sebuah invetasinya. Investasi ini mencakup pengadaan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 ANALISIS SISTEM INFORMASI PRODUKSI PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA SKRIPSI Oleh Vina Anggrainy 1100055890 Widi Pratama 1100056571

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE Sesuai dengan judul skripsi, evaluasi berikut yang dilakukan terhadap investasi SI / TI pada PT. CDS Overseas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 ANALISA INVESTASI IMPLEMENTASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DI PT. BLUE

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai manfaat dari implementasi aplikasi SERA Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR Petunjuk: Berilah skor antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan 4 Memiliki

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN. dan misi, struktur organisasi, gambaran umum aplikasi Early Warning System serta

BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN. dan misi, struktur organisasi, gambaran umum aplikasi Early Warning System serta BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi dan misi, struktur organisasi, gambaran umum aplikasi Early Warning System serta berbagai manfaat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semestar Ganjil 2006/2007 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA

Lebih terperinci

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk 9 LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai korporasi perusahaan. Pertanyaan di bawah berhubungan dengan nilai-nilai dan resiko-resiko yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Return on Investment (ROI) 4.1.1 Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA) Teknik traditional cost benefit analysis merupakan sarana mengukur keuangan yang

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi dengan menggunakan Metode Information Economics Evaluasi sistem dan teknologi informasi dengan metode

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan Risiko dalam investasi teknologi informasi (TI) yang diterapkan di PT TELKOM. Petunjuk:

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai nilai keuntungan yang didapat dari sebuah investasi Teknologi Informasi (TI), dalam hal ini adalah investasi untuk pembelian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Pembangunan Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai biaya pembangunan INSOSYS, yang meliputi: biaya investasi pembangunan dan pemeliharaan, dan manfaat yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT 4.1 Biaya pembangunan Proyek VPN Sub bab ini akan membahas biaya pembangunan proyek VPN yang terdiri dari biaya pemasangan, pemeliharaan dan manfaat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya selalu berusaha untuk meningkatkan keunggulan dalam beberapa hal diantaranya yaitu persaingan pasar, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM

BAB 3 ANALISA SISTEM BAB 3 ANALISA SISTEM Proses menganalisa sistem merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam membangun sebuah system. Analisa system adalah proses menguraikan beberapa informasi yang sedang berjalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Sistem Informasi Sistem informasi adalah kegiatan mengumpulkan, melakukan proses, menyimpan, dan menganalisa data untuk tujuan tertentu. Sistem informasi terdiri dari input

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK

ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK SKRIPSI Oleh : Omi Rahmawati 1200999974 Paulus Bayu Ardi Roosno 1200999980 Kelas / Kelompok : 08PAM / 03 Universitas

Lebih terperinci

Kuisioner Domain Bisnis

Kuisioner Domain Bisnis L1 Kuisioner Domain Bisnis Petunjuk : Dengan membaca pengertian dari bagian-bagian yang dievaluasi pada domain bisnis diharapkan koresponden memilih salah satu score yang paling sesuai dengan keadaan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN 3.1. Analisis dan Pemberian Bobot Nilai Metode yang digunakan dalam memberikan bobot nilai untuk IE versi kedua (Parker, 1996) diambil dari IE versi pertama (Parker, 1988).

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2007/2008 ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS: SITUS PT. ELEX

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard. BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah :

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah : 60 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kelayakan Berdasarkan hasil wawancara dan analisa terhadap perusahaan yang akan mengimplementasikan sistem maka diputuskan melakukan studi kelayakan yang lebih

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PC CLIENT, PC REGISTRASI DAN SERVER COMPUTER ASSISTED TEST (CAT)

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PC CLIENT, PC REGISTRASI DAN SERVER COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PC CLIENT, PC REGISTRASI DAN SERVER COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) Nomor : 03/PPK/KR.III/III/2012 Pada hari ini Sabtu tanggal tujuh belas bulan Maret tahun dua ribu dua belas pada

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) RENDI NUGROHO (5209100124) DOSEN PEMBIMBING : DR. APOL PRIBADI SUBRIADI, ST, MT OUTLINE Sekilas Tentang PT. TELKOM MSC (Maintenance

Lebih terperinci

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI ABSTRAK Dalam menghadapi ekonomi yang global dewasa ini, perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam persaingan bisnis yang semakin tajam terutama dalam melakukan investasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layanan jasa profesional atau biasa disebut Professional Services berkemban g menjadi pasar yang menjanjikan pada era sekarang ini. Bidang usaha ini berkembang karena

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT Catra Nusantara Bersama adalah perusahaan yang bergerak di bidang chemical, didirikan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Pertumbuhan konsumen sepeda motor meningkat secara luar biasa. Di tengah-tengah persaingan yang sangat ketat akibat banyaknya merek pendatang baru, sepeda

Lebih terperinci

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA ب سم ه للا الهرحمن الهرحي م KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA Latar Belakang Rumusan Masalah dan Tujuan Mengetahui

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. piranti lunak (software), kebutuhan perangkat keras (hardware) dan kebutuhan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. piranti lunak (software), kebutuhan perangkat keras (hardware) dan kebutuhan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Pengembangan Sistem Pada tahap implementasi sistem, hal-hal yang dibutuhkan dalam implementasi sistem aplikasi Call Center berbasis web terdiri atas kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh: Yassavati 1000871901 Cahya Meythasari 1000875591 Stella Clarissa 1000880862 Kelas/Kelompok:

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Abstrak

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Abstrak UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2003/2004 ANALISIS MANFAAT IMPLEMENTASI M-BINUS DENGAN MENGGUNAKAN INFORMATION ECONOMICS

Lebih terperinci

POKJA UNIT LAYANAN PENGADAAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL T.A. 2011

POKJA UNIT LAYANAN PENGADAAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL T.A. 2011 POKJA UNIT LAYANAN PENGADAAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL T.A. 2011 BERITA ACARA PENJELASAN DOKUMEN (AANWIJZING Nomor : 09/ULP-SEKRET/BLPBJ/2011 KPA : Kepala Bagian Layanan Pengadaan Barang

Lebih terperinci

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik Awang Djohan Bachtiar 9105205402 Pendahuluan Profil PT Petrokimia Gresik. Penjelasan singkat Mengapa butuh power monitoring

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas mengenai hasil penelitian berdasarkan data maupun kuisioner yang ada, sehingga didapatkan analisis nilai ekonomis dari implementasi NPS. Dalam

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN 4.1 Latar Belakang Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Bersama Makmur Raharja berdiri pada tanggal 1 Oktober 2004, didirikan oleh Bapak Setia Budi Tarigan dan Lie Kristian.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

Proposal Pembuatan Jaringan Komputer. PT. Electric Revans Wing

Proposal Pembuatan Jaringan Komputer. PT. Electric Revans Wing Proposal Pembuatan Jaringan Komputer PT. Electric Revans Wing!1 Latar Belakang Teknologi dan komunikasi dewasa ini telah berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT ADM (Astra Daihatsu Motor) sebagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) terus berupaya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996 40 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Markaindo Selaras merupakan perusahaan swasta Indonesia yang berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996 disahkan

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Literatur 2.1.1 Penerapan information economics terhadap pemanfaatan sistem informasi sumber daya manusia pada perusahaan produsen bir : studi kasus P.T. Multi Bintang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya 54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis investasi TI dengan menggunakan metode Information Economics

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis investasi TI dengan menggunakan metode Information Economics BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-Langkah Evaluasi Analisis investasi TI dengan menggunakan metode Information Economics meliputi domain keuangan yang terdiri dari cost benefit analisis, value

Lebih terperinci

Tampilan Layar Transaksi Warning Purchase Order. Gambar 4.56 Rancangan Layar Transaksi Warning Purchase Order

Tampilan Layar Transaksi Warning Purchase Order. Gambar 4.56 Rancangan Layar Transaksi Warning Purchase Order Tampilan Layar Transaksi Warning Purchase Order Gambar 4.56 Rancangan Layar Transaksi Warning Purchase Order 223 Tampilan Layar Transaksi View Purchase Order Gambar 4.57 Rancangan Layar Transaksi View

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI.

ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh Wiwin Sry Adinda 1200999955 Chrisdelita M. Purba 1201000413

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI 4.1 Kelayakan Teknis Selama menggunakan web, belum menemukan suatu kendala teknis yang berarti. Semua masalah teknis,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari rancangan sistem informasi biaya operasional berbasis akuntansi pada PT. Pasar Property yang dibuat oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut Turban (2003, p15), sebuah sistem informasi (SI) mengumpulkan, menyimpan,

Lebih terperinci

MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK.

MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK. MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK. Viany Utami Tjhin 1 ; Hudiarto 2 ; Intan Puspita 3 ABSTRACT Research discusses

Lebih terperinci

2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.

2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut Turban (2003, p15), sebuah sistem informasi (SI) mengumpulkan,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAGEMENT SPBU PERTAMINA ( FPOS SPBU) PT. FTF Globalindo

SISTEM INFORMASI MANAGEMENT SPBU PERTAMINA ( FPOS SPBU) PT. FTF Globalindo PRODUK PROFILE SISTEM INFORMASI MANAGEMENT SPBU PERTAMINA ( FPOS SPBU) PT. FTF Globalindo I. SEKILAS TENTANG APLIKASI Sistem Informasi Management SPBU Pertamina adalah aplikasi komputer yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Teori teori berikut merupakan teori yang digunakan untuk mendukung konsep konsep Information Economics (IE). 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Mathiassen et al (2000,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Manfaat (Benefit) yang Diperoleh Perusahaan Manfaat adalah suatu pengukuran hasil kinerja yang dapat dicapai dalam pengambilan keputusan terhadap hal tertentu. Sama halnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki yaitu : Monitor : SVGA 17. : Optical Mouse.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki yaitu : Monitor : SVGA 17. : Optical Mouse. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras yang direkomendasikan untuk menerapkan sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki

Lebih terperinci

Halaman StyleJob Buyer (Admin)

Halaman StyleJob Buyer (Admin) 210 4.5.17 Halaman StyleJob Buyer (Admin) Gambar 4.46 Daftar Buyer Halaman ini digunakan untuk memasukan identitas buyer. Dibawahnya terdapat tabel yang berisikan detail buyer yang dapat di-edit. 211 4.5.18

Lebih terperinci

Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI

Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI 56 Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI 4.1 Cost / Biaya 4.1.1 Komponen Procurement Cost Komponen biaya investasi terdiri dari seluruh biaya yang timbul dari pengadaan hardware

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Information Economics (IE) IE merupakan suatu metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat investasi suatu rencana proyek SI/TI. Metodologi tersebut diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun 47 BAB III METODOLOGI 3.1 Pendahuluan Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun perencanaan Strategic Planning tahap demi tahap. Metodologi yang digunakan pada tesis ini merupakan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 2 5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/ Kota; 6. Peraturan Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV Indotara Persada didirikan oleh Bapak Setiawan Conggoro pada tanggal 9 Agustus 1992 di Jakarta dan perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Riwayat PT Radio Attahiriyah Gen FM (98.7 FM) Radio 98.7 Gen fm merupakan sebuah stasiun radio swasta yang tergabung dalam naungan PT Radio Attahiriyah (98.7 fm), berdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari rancangan sistem informasi biaya operasional berbasis akuntansi pada Kantor Pajak Pratama Medan Barat yang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN BIAYA

PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN BIAYA PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN BIAYA 15 PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN BIAYA I. Perkiraan Biaya Pembuatan Aplikasi Sistem Manajemen Perpustakaan Terpadu Perhitungan perkiraan biaya pembuatan aplikasi sistem

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh : FEDRIX WANTAN 0900805395 MICHAEL STEFANUS 0900800910 Kelas/ kelompok

Lebih terperinci

KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN Jalan Warung Buncit Raya No.207 Jakarta Selatan

KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN Jalan Warung Buncit Raya No.207 Jakarta Selatan KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN Jalan Warung Buncit Raya No.207 Jakarta Selatan ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN

Lebih terperinci

BAB 4. Usulan Perencanaan Strategi Sistem / Teknologi Informasi Usulan Strategi Bisnis Berdasarkan Hasil Analisis

BAB 4. Usulan Perencanaan Strategi Sistem / Teknologi Informasi Usulan Strategi Bisnis Berdasarkan Hasil Analisis BAB 4 Usulan Perencanaan Strategi Sistem / Teknologi Informasi 4.1 Stategi Bisnis Sistem Informasi 4.1.1 Usulan Strategi Bisnis Berdasarkan Hasil Analisis Untuk menghadapi persaingan bisnis yang akan semakin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari rancangan sistem informasi biaya pembelian dan penjualan (Cost In/Out) pada CV. Bonie Mekar Jaya yang

Lebih terperinci

Button Batal : untuk membatalkan data master karyawan yang. telah di isi. Button Hapus : untuk menghapus data Master Karyawan.

Button Batal : untuk membatalkan data master karyawan yang. telah di isi. Button Hapus : untuk menghapus data Master Karyawan. 211 Button Batal : untuk membatalkan data master karyawan yang telah di isi. Button Hapus : untuk menghapus data Master Karyawan. 212 Jika Button Hapus di klik, maka akan muncul pesan Warning seperti berikut

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAGEMENT SPBU PERTAMINA. PT. FTF Globalindo

SISTEM INFORMASI MANAGEMENT SPBU PERTAMINA. PT. FTF Globalindo PRODUK PROFILE SISTEM INFORMASI MANAGEMENT SPBU PERTAMINA PT. FTF Globalindo I. SEKILAS TENTANG APLIKASI Sistem Informasi Management SPBU Pertamina adalah aplikasi komputer yang dikembangkan khusus untuk

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang 127 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang dimulai dari pendataan bahan yang baru, bahan masuk yang dimulai

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi 4.1.1. Spesifikasi Perangkat Keras Processor : Intel Core 2 Duo 2.50 GHz Memory : 2 GB Harddisk: 160 GB Monitor : LCD 15 Printer : Epson LX-300 Keyboard

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN YANG DIUSULKAN. Berikut ini merupakan class diagram di mana menggambarkan hubungan antara

BAB 4 RANCANGAN YANG DIUSULKAN. Berikut ini merupakan class diagram di mana menggambarkan hubungan antara BAB 4 RANCANGAN YANG DIUSULKAN 4.1 Rancangan Yang Dibangun 4.1.1 Class Diagram Berikut ini merupakan class diagram di mana menggambarkan hubungan antara objek dalam aplikasi KM yang akan dibangun: 4.1.1.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penerapan Sistem Basis Data pada PT.Global Health membutuhkan 3 macam spesifikasi

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penerapan Sistem Basis Data pada PT.Global Health membutuhkan 3 macam spesifikasi BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Penerapan Sistem Basis Data pada PT.Global Health membutuhkan 3 macam spesifikasi sistem yaitu spesifikasi computer,personil dan sisi keamanan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS MANFAAT INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMICS STUDI

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE

BAB 4 IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE 212 BAB 4 IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE 4.1. Tampilan Layar Window Login Gambar 4. 1 Window Login Pada window ini, user dapat masuk (login) ke dalam aplikasi data warehouse dengan mengisi user id dan password

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Populasi Mobil di Indonesia Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Populasi Mobil di Indonesia Tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif merupakan salah satu sektor industri yang penting dalam perkembangan dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Pada tahun 2010, industri otomotif berkontribusi

Lebih terperinci