BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 72 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai nilai keuntungan yang didapat dari sebuah investasi Teknologi Informasi (TI), dalam hal ini adalah investasi untuk pembelian peralatan TI seperti software, hardware yang dihitung menggunakan metode Information Economics. Dengan menggunakan metode Information Economics secara garis besar analisa investasi implementasi SAP Modul HR Submodul ESS dibagi menjadi dua komponen. Komponen-komponen pokok tersebut adalah sebagai berikut:. 5.1 Analisa Biaya dan Manfaat Biaya Investasi SAP Submodul HR ESS Perhitungan biaya investasi aplikasi berisikan biaya pengembangan (development cost) dan rincian biaya berjalan (ongoing expense) Biaya pengembangan (Development Cost) Biaya pengembangan SAP Submodul SERA-ESS ini meliputi investasi biaya perangkat keras dan perangkat lunak. 72

2 Investasi perangkat keras berupa : Server yang di pakai adalah Sun SPARC Enterprise T5220 Server, 8 core 1.4 GHz, 300 GB, 32 GB RAM Investasi perangkat lunak: Sistem Operasi yang di pakai untuk Server adalah Solaris 10 10/08 OS, Database menggunakan Oracle. Tabel 4.1 Biaya Pengambangan (Development Cost) Biaya Investasi Perangkat Keras Server (Production & Development) 2 X $ Rp Perangkat Lunak Pembelian Sistem Operasi (Solaris) + Database Rp Lisensi SAP Modul Rp Lisensi User Rp Master Data Rp Total Investasi Rp Biaya Tenaga Kerja Pengembangan SAP Submodul HR ESS ini membutuhkan tenaga kerja antara lain: Project Manager, Material Management, HR Management, ABAP Programmersbekerja selama jangka waktu 40 Minggu dengan 1 minggu memiliki 5 hari kerja, sehingga rincian biaya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengembangan SAP Submodul HR ESS dapat dilihat pada tabel berikut.

3 74 Tabel 4.2 Rincian Biaya Tenaga Kerja Resource : Rate($) Qty Weeks Amount (USD) Amount (IDR) Project Manager , ,000,000 Materials Management , ,600,000 HR Management , ,200,000 ABAP Programmers , ,800,000 Total 6 106,000 1,017,600,000 Kurs Tahun 2011 : 1 USD = IDR Dari keseluruhan rincian b iaya di atas, maka total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam pengembangan SAP Submodul SERA ESS didapat dari total investasi + total biaya tenaga kerja yaitu Rp Rp = Rp Biaya Berjalan (Ongoing Expanses) Biaya berjalan merupakan kisaran biaya yang diperlukan perusahaan untuk membiayai investasi TI/SI setelah dikembangkan. Perhitungan tersebut dihitung selama lima (5) tahun di mulai dari tahun penerapan aplikasi pada perusahaan yaitu tahun 2007 dan perhitungannya berakhir sampai tahun Biaya-biaya yang diperlukan per tahun meliputi: Biaya Pemeliharaan Aplikasi SAP submodul HR ESS diimplementasi pada Januari Untuk pemeliharaan perangkat keras dan upgrade perangkat lunak di lakukan 1 tahun sekali sebesar 5% dari lisensi user sebesar Rp yaitu Rp.

4 ,5. Jadi dalam satu tahun biaya pemeliharaan dan upgrade sebesar Rp dan untuk tahun 2007 biaya pemeliharaan dan upgrade hanya di lakukan sekali sehingga biaya yang dikeluarkan yaitu Rp ,5. Biaya upgrade ditentukan oleh vendor. Tabel 4.3 Rincian Biaya Pemeliharaan aplikasi Keterangan Total Biaya pemeliharaan , ,5 aplikasi Biaya Listrik Biaya pemakaian listrik untuk 2 buah server baru dengan jumlah daya masing-masing server 1000 W sehingga biaya operasional listrik pertahun dengan tarif dasar listrik per januari 2007 sebesar Rp.870 per kwh adalah 365 x 24 x 1 kwh x Rp.870 x 2 = Rp ,-. Seiring dengan peningkatan tinggat inflasi setiap tahunnya, maka harga barang dan jasa pun akan ikut mengalami peningkatan diasumsikan kenaikannya 10% per tahun. Tabel 4.4 Rincian Biaya Listrik Keterangan Total Biaya Listrik

5 Biaya infrastruktur Biaya infrastruktur komunikasi meliputi pemakaian alokasi bandwith sebesar 512 kb dengan biaya sebesar Rp ,- per bulan sehingga biaya infrastruktur pertahun = 12 x Rp ,- = Rp ,-. Seiring dengan peningkatan tinggat inflasi setiap tahunnya, maka harga barang dan jasa pun akan ikut mengalami peningkatan diasumsikan kenaikannya 10% per tahun. Tabel 4.5 Rincian Biaya Infrastruktur Keterangan Total Biaya Infrastruktur Berikut rincian biaya berjalan pada implementasi SAP Submodul HR ESS selama lima tahun ke depan yang ditunjukkan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Rincian Biaya Berjalan Biaya Total Keterangan : 1.Biaya Maintanance 2.Biaya Listrik 3.Biaya Infrastuktur

6 Perhitungan Manfaat Langsung Perhitungan manfaat langsung merupakan manfaat yang dihasilkan dari pengurangan biaya yang dihasilkan dari penghematan biaya setelah pengimplementasian sistem Pengurangan Biaya Kertas Kertas yang dihemat dalam satu bulan oleh PT. Serasi Autoraya dalam menjalankan proses bisnisnya setelah menerapkan aplikasi ESS sebanyak 25 rim kertas. Penghematan pemakaian kertas setelah pemakaian aplikasi ESS adalah sebanyak 25 rim kertas dalam satu bulan dengan asumsi harga satu rim kertas adalah Rp maka jumlah penyusutannya adalah 25 X Rp = Rp dan penyusutan kertas pada tahun pertama adalah Rp X 12 = Rp karena diasumsikan terjadi kenaikan harga tinta printer dan kertas serta terjadi inflasi yang diasumsikan sebesar 10 %. Tabel 4.7 Pengurangan Biaya Kertas Keterangan Total Pengurangan Biaya Kertas Pengurangan Tinta Printer Tinta printer yang dihemat oleh PT Serasi Autoraya adalah tinta cartridge untuk printer laser dengan kisaran harga adalah Rp /cartridge untuk tinta hitam dan pemakaian sebulan sebanyak 1 cartridge hitam. Penghematan pada tahun pertama adalah Rp X 12 = Rp karena diasumsikan terjadi kenaikan harga tinta printer dan kertas serta terjadi inflasi yang diasumsikan sebesar 10 %.

7 78 Tabel 4.8 Pengurangan Biaya Tinta Printer Keterangan Total Perngurangan Tinta Printer Pengurangan Biaya Peralatan Kantor Rincian jumlah pemakaian alat tulis kantor dalam satu tahun setelah menggunakan sistem HR ESS ini adalah 18 kotak pulpen dengan harga satu kotak Rp (18 x Rp = Rp ), 96 buah tip ex dengan hargasatu tip ex Rp (96 x Rp = Rp ), 84 kotak klip kertas dengan harga satu kotak Rp (84 x Rp 2500 = Rp ), dan 6 kotak pensil dengan harga satu kotak pensil Rp (6 x Rp = Rp ) di asumsikan terjadi kenaikan harga peralatan kantor serta terjadi inflasi mata uang sebesar 10 %. Tabel 4.9 Pengurangan Biaya Peralatan Kantor Keterangan Total Pulpen Tip Ex , , Klip Kertas Pensil Total Pemakaian Pengurangan Biaya Kurir PT. Serasi Autoraya biasanya menggunakan jasa kurir untuk mengirimkan hardcopy dokumen transaksi yang berkaitan dengan bidang personalia dari atau ke kantor pusat dan cabang di seluruh Indonesia, seperti slip gaji, form mutasi, form lembur, form cuti dan lainnya. Kurir yang dimaksud adalah pihak ketiga dan

8 79 pegawai outsource yang khusus menangani pengiriman dokumen tersebut, sedangkan pihak ketiga seperti kantor pos atau perusahaan jasa pengiriman paket dan dokumen. Dalam satu bulan biaya yang dikeluarkan PT Serasi Autoraya untuk membayar pengiriman dokumen ini dari atau ke kantor pusat dan seluruh cabang yang ada di Indonesia sebesar Rp Berarti dalam satu tahun biaya kurir yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp x 12 = Rp Bila diasumsikan besarnya kenaikan tarif biaya kurir sebesar 10% per tahun, maka tabel pengurangan biaya kurir adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 Pengurangan Biaya Kurir Keterangan Total Pengurangan Biaya Kurir Kesimpulan Pengurangan Biaya Manfaat langsung yang dirasakan setelah pengimplementasian sistem SERA-ESS ini meliputi berbagai pengurangan biaya yang di simpulkan pada tabel berikut ini.

9 80 Tabel 4.11 Ringkasan Pengurangan Biaya Keterangan Pengurangan Biaya Kertas Pengurangan Biaya Tinta Printer Pengurangan Biaya Peralatan Kantor , , , ,96 Pengurangan Biaya Kurir Total Pengurangan Biaya , , , ,96 Setelah mengkalkulasi biaya implementasi, biaya berjalan, dan kuantifikasi manfaat langsung maka angka-angka tersebut akan di masukkan ke dalam economic impact worksheet untuk menghasilkan ROI pertama yang belum memperhitungkan manfaat ekonomis langsung secara bersih. Arus kas bersih didapatkan dari nilai pengurangan biaya operasi dikurangi dengan nilai dari biaya berjalan. Setelah mendapatkan arus kas bersih, arus kas dibagi dengan lima tahun dan dibagi lagi dengan nilai investasi untuk mendapatkan nilai ROI sederhana seperti dalam gambar berikut:

10 81 Tabel 4.12 Lembar Kerja Dampak Ekonomis tahun ke 0 A. Biaya Investasi Pengembangan Sistem 4,850,000,000 B. Arus Kas : periode 5 kali 12 bulan atas implementasi sistem berjalan TAHUN TOTAL Manfaat nilai ekonomis (+) Pengurangan biaya 85,037,341 93,541, ,895, ,265, ,503,170 Perolehan 85,037,341 93,541, ,895, ,265, ,503,170 (-) Biaya berjalan 95,167, ,617, ,894, ,998, ,013,531 Arus Kas -10,130,626-29,076,698-27,999,255-26,733,649-25,510, ,450,589 C. Simple ROI dihitung B/jumlah tahun/a -0.49% (-119,450,589/5/4,850,000,000)*100% D. Scoring, Economic Impact Score Simple ROI 0 zero or less 1 1% to 299% 2 300% to 499% 3 500% to 699% 4 700% to 899% 5 over 899% Berdasarkan data pengurangan biaya pada Tabel 4.11, dapat dihitung Simple ROI seperti yang tertera pada Tabel 4.12 dimana didapat persentase ROI sebesar %. Dengan nilai tersebut dampak ekonomis yang didapat berdasarkan Score 0 dengan nilai tersebut 0 dengan nilai Zero to less 5.3 Value Linking Value linking digunakan untuk mengevaluasi keuangan yang dikombinasikan dengan pencapaian sebuah fungsi dan akibat - akibat yang ditimbulkan dari fungsi tersebut. Berikut manfaat yang diperoleh dari implementasi sistem ini.

11 82 1. Peningkatan Akurasi Data Human Resource Management Perubahan proses pertukaran data dari sistem lama ke sistem yang baru juga berdampak pada berkurangnya tingkat kesalahan dalam pembuatan Human Resource Management. Berdasarkan rata-rata transaksi bulanan sebelum diimplementasikannya SAP Modul HR ESS pada tahun 2006 terdapat pada tabel berikut : Tabel 4.13 Tingkat Kesalahan Transaksi Sebelum Implementasi Sistem Keterangan Jumlah Transaksi Jumlah Transaksi Salah Cuti Lembur Rembes Obat Total Jadi tingkat kesalahan sebelum diimplementasikannya SAP SubModul SERA-ESS sebesar ( 148/ 1208 ) x 100 % = 12 %. Dengan tingkat akurasi data sebesar 88%. Setelah diimplementasikannya SAP Modul SERA ESS pada tahun 2007, rata-rata transaksi harian beberapa bagian yang terkait Human ResourceManagement dari seluruh Indonesia terdapat pada tabel berikut :

12 83 Tabel 4.14 Tingkat Kesalahan Transaksi Sesudah Implementasi Sistem Keterangan Jumlah Transaksi Jumlah Transaksi Salah Cuti Lembur Rembes Obat Total Jadi tingkat kesalahan setelah diimplementasikannya SAP Modul SERA ESS sebesar ( 6 / 1436 ) x 100 % = 0.4 %. Dengan tingkat akurasi data sebesar 99,6%. Jumlah keuntungan yang dicapai oleh perusahaan sebelum diimplementasikannya SAP Modul HR ESS dari bagian yang terkait proses Human Resource Management tahun 2006 yaitu Rp ,- Jika biaya operasional dari bagian yang terkait proses Human Resource Management sebesar 9% dari jumlah seluruh keuntungan perusahaan. Maka jumlah keuntungan yang diperoleh PT. Serasi AutorayasSetelah diimplementasikannya SAP Submodul SERA-ESS menjadi (9% x Rp = Rp ), jika tingkat kesalahan dalam pembuatan informasi personalia sebesar 12 % pada tiap tahunnya maka kerugian yang akan ditanggung perusahaan diperkirakan sekitar Rp x 12 % = Rp ,- Dengan diimplementasikannya SAP Modul HR ESS ini tingkat kesalahannya menjadi sebesar 0.4%, dari jumlah keuntungan dari bagian yang

13 84 terkait proses Human Resource Management tahun 2007 yaitu (30% x Rp = Rp ,-) menjadi Rp x 0.4% = Rp ,-. Jadi penghematan yang bisa dilakukan dengan adanya sistem ini adalah Rp Rp = Rp ,- Penghematan biaya dari tingkat kesalahan dalam pembuatan SAP Modul HR ESSdapat dilihat pada tabel berikut ini, dengan kenaikan 10% tiap tahunnya. Tabel 4.15 Value Linking Keterangan Peningkatan Akurasi Data 19,891,422,000 21,880,564,200 24,068,620,620 26,475,482,682 29,123,030, Value Acceleration Value Acceleration digunakan untuk mengevaluasi keuangan baik itu keuntungan (dan biaya) oleh karena percepatan dan penghematan waktu yang menghasilkan manfaat karena hubungan dua department atau fungsi - fungsi yang mempengaruhi hubungannya.

14 85 1. Peningkatan produktifitas pegawai Berdasarkan data dari pihak HRD, rata-rata karyawan yang mengajukan cuti, lembur dan klaim obat atau asuransi setiap bulannya sebanyak 30% dari total seluruh karyawan. Sebelum menggunakan sistem ini proses yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dan mengurus keperluan tersebut adalah 1 jam untuk setiap transaksi pengajuan per karyawan untuk sampai status Approve atau Reject di dalam struktur organisasi perusahaan. Bila total seluruh karyawan perusahaan sebanyak 1500 orang, berarti setiap bulannya jumlah karyawan yang mengurus pengajuan sebanyak 1500 x 30 % = 450 orang. Waktu yang dibutuhkan setiap bulannya untuk mengurus pengajuan yang ada di perusahaan adalah 450 orang x 1 jam = 450 jam. Dengan adanya sistem HR ESS ini waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap transaksi pengajuan adalah 5 menit. Berarti waktu yang dibutuhkan setiap bulannya untuk mengurus pengajuan yang ada di perusahaan menjadi 450 orang x 5 menit = 2250 menit atau 37,5 jam. Jumlah jam kerja karyawan setiap bulannya adalah 20 hari x 8 jam = 160 jam. Jumlah komposisi karyawan setiap bulannya yang melakukan transaksi pengajuan serta gaji yang mereka dapat adalah :

15 86 Tabel 4.16 Kerugian Waktu Produktif sebelum implementasi Keterangan Jumlah (pengajuan) Orang Biaya yang Dikeluarkan Gaji per jam Waktu transaksi (jam) Kerugian Waktu Produktif Manager 5% Direktur 1% Staf 24% Total Kerugian Waktu Produktif Setelah menggunakan system SAP HR ESS menjadi : Tabel 4.17 Kerugian Waktu Produktif setelah inplementasi Keterangan Jumlah (pengajuan) Orang Biaya yang Dikeluarkan Gaji per jam Waktu transaksi (jam) Kerugian Waktu Produktif Manager 5% Direktur 1% Staf % Total Kerugian Waktu Produktif Ketika menggunakan system SAP HR ESS ini, untuk proses pengajuan cuti, lembur dan klaim obat atau asuransi perusahaan dapat menghemat waktu produktif karyawan setiap bulannya sebesar Rp Rp = Rp Dan dalam satu tahun perusahaan dapat menghemat sebesar 12 bulan x Rp = Rp ,- Pengurangan kerugian waktu produktif yang terjadi setelah implementasian aplikasi ESS sebesar Rp ,- pada tahun pertama dan pengurangan tersebut semakin besar seiring dengan kenaikan gaji sebesar 10 % per tahunnya.

16 87 Tabel 4.18 Peningkatan produktifitas karyawan Keterangan Peningkatan produktifitas karyawan 198,090, ,799, ,679, ,747, ,222, Pengurangan Jam Lembur Karyawan Untuk mengurus dokumen yang berkaitan dengan personalia dari seluruh Indonesia, biasanya ditangani oleh tiga orang karyawan yang setidaknya dalam sebulan mereka lembur sebanyak 7 hari sebelum posting payroll, dimana dalam satu hari mereka lembur selama 6 jam. Bila gaji lembur 3 orang karyawan yang berlaku pada PT Serasi Autoraya adalah sebesar Rp per jam. Jadi dalam satu bulan perusahaan akan membayar karyawan yang lembur untuk mengurus dokumen personalia sebesar Rp x 7 hari x 6 jam = Rp Berarti dalam satu tahun mengeluarkan sebesar Rp x 12 = Rp Setelah implementasi SERA-ESS, maka tiga orang karyawan tersebut tidak lagi pernah lembur. Bila asumsi kenaikan gaji karyawan pertahun sebesar 10%, maka tabel pengurangan jam lembur pertahun sebesar: Tabel 4.19 Pengurangan Jam Lembur Keterangan Pengurangan Jam Lembur

17 88 Berikut ini adalah tabel ringkasan manfaat nilai ekonomis, yang diperoleh dari penjumlahan dari value linking dan value acceleration, digunakan untuk melakukan perhitungan pada lembar dampak ekonomis (value linking dan value acceleration). Tabel 4.20 Ringkasan Manfaat Ekonomis No ,891,422,000 21,880,564,200 24,068,620,620 26,475,482,682 29,123,030, ,909, ,799, ,679, ,747, ,222, ,680,000 24,948,000 27,442,800 30,187,080 33,205,788 Total Manfaat Ekonomis 20,113,011,000 22,124,312,100 24,336,743,310 26,770,417,641 29,447,459,404 Keterangan : 1. Peningkatan Akurasi Data 2. Peningkatan produktifitas karyawan 3. Pengurangan Jam Lembur Dari tabel diatas didapat hasil manfaat ekonomis yang digunakan untuk melakukan perhitungan lembur dampak ekonomis value linking dan value acceleration maka dapat dihitung ROI sederhana yang tertera pada tabel 4.21, dimana di dapat presentase ROI sebesar 505,29%. Dengan nilai tersebut dampak ekonomis yang didapat berada pada Score 3 dengan nilai baik.

18 89 Tabel 4.21 Lembar Kerja Dampak Ekonomis A. Biaya Investasi Pengembangan Sistem 4,850,000,000 B. Arus Kas : periode 5 kali 12 bulan atas implementasi sistem berjalan TAHUN TOTAL Manfaat nilai Manfaat nilai (+) Pengurangan biaya Perolehan (-) Biaya berjalan Arus Kas C. Simple ROI dihitung B/jumlah tahun/a 505,29% (122,533,013,901/5/4,850,000,000)*100% D. Scoring, Economic Impact Score Simple ROI 0 zero or less 1 1% to 299% 2 300% to 499% 3 500% to 699% 4 700% to 899% 5 over 899% 4.5 Penilaian Faktor Domain Bisnis Financial Value Return On Investment (ROI) merupakan bagian dari Financial Value. Return On Investment (ROI) merupakan pengukuran terhadap tingkat pengembalian suatu investasi kepada perusahaan (bisnis dan teknologi).

19 90 Manajemen organisasi memandang factor ini penting dalam mengetahui layaknya investasi TI yang diinvestasikan, sehingga dari sudut pandang manajemen, faktor ROI ini diberi bobot yaitu Strategic Value Penilaian faktor domain bisnis pada PT. Serasi Autoraya didasarkan pada hasil kuisioner-kuisioner yang dibagikan dan diisi oleh pihak manajemen PT. Serasi Autoraya. Penilaian ini ditujukan untuk mengevaluasi kesesuaian antara aplikasi Submodul HR ESS dengan kondisi pada perusahaan. Kuisioner yang dievaluasi pada subbab ini hanya mencakup enam domain bisnis, yaitu : Return On Investment (ROI), Strategic Match, Competitive Advantage, Management Information Support, Competitive Response, dan Project Or Organizational Risk. Pada penilaian faktor domain bisnis, empat elemen pertama bernilai positif dan menambah nilai dari sistem. Project Or Organizational Risk mempunyai skor negatif dan mengurangi nilai dari sistem. Hasil dari jawaban seluruh responden dapat dilihat pada tabel Pada tabel ini dihitung skor rata-rata yang diberikan oleh responden sejumlah 22 orang dan dilakukan pembulatan untuk skor yang nilainya berupa desimal. Tabel 4.22 Skor Responden dari Domain Bisnis

20 91 Berdasarkan tabel 4.22 maka dapat disimpulkan : Strategic Match Faktor ini berhubungan dengan sejauh mana proyek SAP Submodul HR ESS mendukung dan membantu pencapaian tujuan strategis perusahaan. Salah satu tujuan strategis PT. Serasi Aoutoraya melakukan investasi adalah untuk mendapatkan efisiensi waktu, dihitung dari perbandingan lama sebuah transaksi sebelum dan sesudah implemeantasi. Sedangkan efisiensi biaya diukur dari pengurangan pemakaian kertas dan alat tulis kantor dan pemotongan biaya lembur karyawan. Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan diimplementasikannya proyek SAP Submodul HR ESS adalah Competitive Advantage Faktor ini berhubungan dengan sejauh mana sebuah proyek SAP SubModul HR ESS ini mampu mempertahankan dan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Penggunaan SAP Submodul HR ESS dalam perusahaan ternyata mampu memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan adanya aplikasi ini menambah optimalisasi waktu kerja karyawan, sehingga menjadikan perusahaan mempunyai nilai tambah untuk terus bersaing dengan perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis. Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan diimplementasikannya proyek SAP Submodul HR ESS adalah +3.

21 Competitive Responsible Faktor ini berhubungan dengan tingkat kegagalan yang dapat berakibat terhadap kemampuan bersaing perusahaan. Penundaan proses sistem proyek yang akan diimplementasi, menjadi salah satu faktor utama, karena dengan adanya penundaan tersebut, kebutuhan yang ada juga akan bertambah, dan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Mengingat jumlah karyawan PT Serasi Autoraya yang tersebar diseluruh Indonesia cukup banyak (Maret 2011, berjumlah orang), maka dibutuhkan resource yang banyak pula baik waktu maupun biaya untuk menangani transaksi personalia tiap bulannya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa penundaan pembangunan proyek SAP Submodul HR ESS tersebut memang berpengaruh terhadap kemampuan bersaing perusahaan, serta kerugian yang harus ditanggung perusahaan tiap bulannya semakin besar, seiring dengan perkembangan perusahaan. Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan diimplementasikannya proyek SAP Submodul HR ESS adalah Management Information Support Faktor ini berhubungan dengan kemampuan proyek SAP Submodul HR ESS dalam menyediakan informasi secara tepat dan akurat dapat mendukung aktivitas utama dalam perusahaan. Pengimplementasian proyek SAP Submodul HR ESS membuat pihak manajemen dapat memperoleh informasi secara akurat dan efektif, sehingga

22 93 keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen dapat mendukung lini bisnis perusahaan. Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan diimplementasikannya proyek SAP Submodul HR ESS adalah Project Or Organizational Risk Faktor ini berhubungan dengan tingkat dimana perusahaan mampu membawa perubahan yang dibutuhkan oleh aplikasi SAP Sub Submodul SERA ESS dan kesiapan perusahaan untuk berubah akibat diterapkannya sistem. Evaluasi ini menitikberatkan pada pengguna atau domain bisnis, bukan organisasi teknikal. Nilai yang diperoleh adalah -1. Hal ini berarti ada beberapa kriteria yang mampu dipenuhi oleh perusahaan dan ada juga kriteria yang tidak mampu dipenuhi oleh perusahaan. Dengan adanya kriteria yang tidak mampu dipenuhi oleh perusahaan maka hal itu menjadi resiko dari perusahaan.

23 Penilaian Faktor Domain Teknologi Penilaian faktor domain teknologi pada PT..Serasi Autoraya didasarkan pada hasil kuisioner-kuisioner yang dibagikan dan diisi oleh pihak manajemen PT. Serasi Autoraya. Penilaian ini ditujukan untuk divisi TI atau pihak yang terlibat dalam pengembangan aplikasi. Beberapa nilai dan resiko dari teknologi domain adalah Strategic IS architecture,definitional Uncertainty, Technical Uncertainty, dan IS Infrastructure Risk.Dalam faktor domain teknologi ada tiga elemen yang negatif, dimana elemen negatif ini merefleksikan resiko teknologi. Hanya satu elemen, Strategic IS Architecture yang bernilai positif dan menambah nilai dari sistem. Hasil dari jawaban seluruh responden dapat dilihat pada tabel 4.23 Pada tabel ini dihitung skor rata-rata yang diberikan oleh responden sejumlah 5 orang dan dilakukan pembulatan untuk skor yang nilainya berupa desimal. Tabel 4.23 Skor Responden dari Domain Teknologi

24 95 Berdasarkan tabel 4.23 maka dapat disimpulkan : Strategic IS Architecture Strategic IS Architecture mengevaluasi tingkat kesesuaian proyek dengan keseluruhan strategi sistem informasi. Kesesuaian direfleksikan melalui perencanaan (blueprint) sistem informasi. Skor yang didapat dari kuisioner adalah +3. Hal ini berarti aplikasi SAP Submodul SERA-ESS merupakan bagian dari perencanaan sistem informasi perusahaan dan memberikan manfaat yang tinggi bagi perusahaan Definitional Uncertainty Definitional Uncertainty adalah tingkat dimana pencapaian target dapat ditoleransi dan kebutuhan dari spesifikasi sistem yang telah diketahui juga mengukur kompleksitas area dan kemungkinan adanya perubahan nonrutin. Definitional Uncertainy memungkinkan domain teknologi mengetahui resiko yang berkaitan dengan sistem. Skor yang didapat dari kuisioner adalah -2. Hal ini dikarenakan kebutuhan dan spesifikasi dari sistem cukup jelas, area yang diteliti juga telah diketahui serta perubahan dalam perusahaan akan segera dilakukan Technical Uncertainty Technical Uncertainty menilai kesiapan teknologi untuk menerima aplikasi. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengenali resiko dan mempersiapkan hal-hal yang berhubungan untuk kesuksesan aplikasi. Ada empat penilaian yang dilihat dari technicaluncertainty yaitu.

25 96 1. Kemampuan yang dibutuhkan. Skor yang diberikan dari kuisioner bernilai -1 yang berarti dibutuhkan beberapa keterampilan baru bagi staff dan terlebih bagi manajemen. 2. Ketergantungan hardware. Skor yang diberikan dari kuisioner bernilai -1 yang berarti hardware sudah ada dan telah diuji apakah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem tetapi tidak dioperasikan. 3. Ketergantungan software.skor yang diberikan dari kuisioner bernilai -1. Hal ini berarti penambahan software baru dibutuhkan dalam mengoperasikan aplikasi juga dibutuhkan beberapa interface diantara software. 4. Aplikasi software.skor yang diberikan dari kuisioner bernilai -1. Penilaian ini diberikan karena software tersedia secara komersiil tetapi mempunyai kompleksitas yang tinggi, atau software dapat dikembangkan oleh perusahaan itu sendiri dengan tingkat kesulitan yang menengah. Penilaian dari keempat elemen technical uncertainty dirata-ratakan menjadi : = -4 / 4 = IS Infrastructure Risk IS Infrastructure Risk menilai tingkat investasi di luar aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung aplikasi. Investasi ini meliputi faktor-faktor seperti administrasi data (kebutuhan kamus data yang baru), komunikasi (bentuk baru dari komunikasi yang dibutuhkan), dan distribusi sistem (metode baru dari akses data).

26 97 Penilaian ini menekankan pada organisasi SI yang sudah ada mencakup hardware, software, dan staff. Penilaian yang didapat dari kuisioner adalah -3. Nilai ini diberikan karena dibutuhkan investasi lain yang tidak terkait dengan investasi aplikasi tetapi investasi ini mendukung kesuksesan aplikasi HR ESS. 5.7 Hasil Pembobotan Nilai dan Resiko Korporat Dari analisa penentuan bobot yang telah dilakukan, menghasilkan ringkasan table bobot dan maksimum skor terhadap masing-masing nilai dan risiko baik pada domain bisnis dan teknologi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.24 Hasil Pembobotan Nilai dan Resiko Korporat Domain Bobot Maximum Domain Bisnis ROI 3 15 Strategic Match 4 20 Competitive Advantage 3 15 Management Information Support 2 10 Competitive Response 2 10 Project or Organizational Risak -1-5 Domain Teknologi Strategic IS Architecture 3 15 Definitional Uncertainty Technical Uncertainty Keterampilan yang dibutuhkan -1-5 Ketergantungan Perangkat Keras -1-5 Ketergantungan Piranti Lunak -1-5 Piranti Lunak Aplikasi -1-5 IS Infrastructure Risk -1-5 TOTAL VALUES TOTAL RISK -8-40

27 98 Dari tabel bobot dan maksimum skor yang ditampilkan, dapat diketahui total nilai korporat yang didapat adalah 17 dan resiko -8. Dengan melakukan metode perhitungan ranking per faktor antara 0 5, mengartikan bahwa skor maksimum yang bisa didapat adalah 5 kali bobot, sehingga total seluruh faktor nilai berjumlah 85 dan total resiko berjumlah Information Economic Scorecard Setelah perhitungan ROI dan analisis nilai risiko korporat dilakukan, langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil pembobotan dan skor hasil analisis ke dalam suatu scorecard yang dapat dilihat pada Tabel Factor adalah bobot dari setiap nilai (value) dan risiko korporasi (risk), sedangkan pada baris domain bisnis dan domain teknologi merupakan bobot dari hasil skor kuesioner yang dibagi ke PT. Serasi Autoraya. Untuk angka kolom ROI diperoleh dari lembar kerja dampak ekonomis value linking, value acceleration. Dari proses perhitungan yang telah diuraikan, di dapat skor akhir proyek SAP Submodul HR ESS adalah 47.

28 99 Tabel 4.25 Information Economic Scorecard Evaluator Business Domain Technology Domain ROI SM CA MI CR OR SA DU TU IR Factor Business Domain Technology Domain Weighted Value Where ROI =Return On Invesment Business Domain SM=Strategic Match CA=Competitive Advantage CR=Competitive Response MI=Manajemen Information OR=Project or Organizational Risk Technology Domain SA=Strategic Is Architecture DU=Definitional Uncertainty TU=Technical Uncertainty IR=IS Infrastructure Risk Weighted Score 47

29 Predikat Implementasi Investasi Sistem Setelah memperoleh skor proyek yang sebelumnya ditampilkan dalam IE Scorecard, maka tahap terakhir ialah menentukan predikat proyek implementasi SAP Submodul HRR ESS pada PT. Serasi Autoraya yang dapat dilihat pada Tabel 4.26 di bawah ini: Tabel 4.26 Predikat Projek SAP Submodul HR ESS Skor yang dicapai Predikat Sangat Baik Baik Cukup Kurang < 20 Sangat Kurang Ada lima kelas ukuran dalam tabel predikat investasi proyek SAP Submodul SERA ESS tersebut, yaitu Sangat Kurang, Kurang, Cukup, Baik, dan Sangat Baik. Ukuran tersebut dirancang dengan memperhatikan skor tertinggi dan terendah dari penilaian Information Economics. Untuk menentukan skor tertinggi dan terendah dilakukan dengan cara: 1. Predikat tertinggi akan dicapai apabila seluruh jumlah variabel manfaat (value) mencapai nilai tertinggi (5) dan jumlah variabel resiko (risk) mencapai nilai terendah (0), dengan kata lain skor total mencapai 100. Berikut rincian perhitungannya: (5 x 20) + (0 x -8 ) = 100

30 Pembagian predikat berikutnya menggunakan perhitungan: - Total skor proyek (100) dibagi bobot skor penilaian (5), maka didapat nilai range Nilai range (20) ini kemudian didistribusikan secara proporsional terhadap total nilai skor 100, sehingga total diperoleh lima predikat skor proyek yaitu Sangat Kurang, Kurang, Cukup, Baik, dan Sangat Baik. Gambar Posisi Project Score Dalam Skala Penilaian 100 Dari gambar predikat di atas, dapat dilihat bahwa investasi SAP Submodul HR ESS pada PT. Serasi Autoraya adalah cukup sehingga dapat dikatakan bahwa investasi ini merupakan investasi yang layak dan menguntungkan.

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai manfaat dari implementasi aplikasi SERA Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai nilai keuntungan yang didapat dari sebuah investasi Teknologi Informasi (TI), dalam hal ini adalah investasi untuk pembuatan dan pembelian

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi dengan menggunakan Metode Information Economics Evaluasi sistem dan teknologi informasi dengan metode

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE Sesuai dengan judul skripsi, evaluasi berikut yang dilakukan terhadap investasi SI / TI pada PT. CDS Overseas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembobotan nilai Astra Recruitment System, nilai manfaat dan resiko yang didapat dari sebuah invetasinya. Investasi ini mencakup pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT 4.1 Biaya pembangunan Proyek VPN Sub bab ini akan membahas biaya pembangunan proyek VPN yang terdiri dari biaya pemasangan, pemeliharaan dan manfaat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Return on Investment (ROI) 4.1.1 Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA) Teknik traditional cost benefit analysis merupakan sarana mengukur keuangan yang

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA SKRIPSI Oleh Vina Anggrainy 1100055890 Widi Pratama 1100056571

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK

ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK SKRIPSI Oleh : Omi Rahmawati 1200999974 Paulus Bayu Ardi Roosno 1200999980 Kelas / Kelompok : 08PAM / 03 Universitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI ABSTRAK Dalam menghadapi ekonomi yang global dewasa ini, perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam persaingan bisnis yang semakin tajam terutama dalam melakukan investasi

Lebih terperinci

Kuisioner Domain Bisnis

Kuisioner Domain Bisnis L1 Kuisioner Domain Bisnis Petunjuk : Dengan membaca pengertian dari bagian-bagian yang dievaluasi pada domain bisnis diharapkan koresponden memilih salah satu score yang paling sesuai dengan keadaan perusahaan.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 ANALISA INVESTASI IMPLEMENTASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DI PT. BLUE

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh : FEDRIX WANTAN 0900805395 MICHAEL STEFANUS 0900800910 Kelas/ kelompok

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) RENDI NUGROHO (5209100124) DOSEN PEMBIMBING : DR. APOL PRIBADI SUBRIADI, ST, MT OUTLINE Sekilas Tentang PT. TELKOM MSC (Maintenance

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA ب سم ه للا الهرحمن الهرحي م KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA Latar Belakang Rumusan Masalah dan Tujuan Mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI NAVISION BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. FRINA LESTARI NUSANTARA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI NAVISION BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. FRINA LESTARI NUSANTARA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI NAVISION BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. FRINA LESTARI NUSANTARA Hudiarto; Diana Sari; Kresna Hutama; Rosalia Yudanto Jurusan Sistem

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya 54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk 9 LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai korporasi perusahaan. Pertanyaan di bawah berhubungan dengan nilai-nilai dan resiko-resiko yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semestar Ganjil 2006/2007 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Pembangunan Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai biaya pembangunan INSOSYS, yang meliputi: biaya investasi pembangunan dan pemeliharaan, dan manfaat yang diperoleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR Petunjuk: Berilah skor antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan 4 Memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Literatur 2.1.1 Penerapan information economics terhadap pemanfaatan sistem informasi sumber daya manusia pada perusahaan produsen bir : studi kasus P.T. Multi Bintang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Sistem Informasi Sistem informasi adalah kegiatan mengumpulkan, melakukan proses, menyimpan, dan menganalisa data untuk tujuan tertentu. Sistem informasi terdiri dari input

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak akan lepas dari kegiatan tersebut. Sejak dulu alat transportasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak akan lepas dari kegiatan tersebut. Sejak dulu alat transportasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trasportasi merupakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dan manusia tidak akan lepas dari kegiatan tersebut. Sejak dulu alat transportasi mengalami perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuan teknologi yang kian pesat hingga saat ini banyak menuntut berbagai bidang usaha untuk melakukan penyesuaian dengan perkembangan yang ada bilamana

Lebih terperinci

PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA

PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA Oleh: Budi Tjahjono Dosen Fakultas Ilmu Komputer - UIEU ABSTRAK Sudah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis investasi TI dengan menggunakan metode Information Economics

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis investasi TI dengan menggunakan metode Information Economics BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-Langkah Evaluasi Analisis investasi TI dengan menggunakan metode Information Economics meliputi domain keuangan yang terdiri dari cost benefit analisis, value

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Investasi Proyek Sistem Informasi MILLWIDE Pada pembangunan proyek sistem informasi ini, perusahaan telah dibebankan oleh sejumlah biaya investasi dan biaya pemeliharaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan. informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer core 2

LAMPIRAN. LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan. informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer core 2 L-1 LAMPIRAN LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan resiko dalam investasi teknologi informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai-nilai dan manfaat yang terkait dengan penerapan proyek Teknologi Informasi, dalam hal ini adalah penerapan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh: Yassavati 1000871901 Cahya Meythasari 1000875591 Stella Clarissa 1000880862 Kelas/Kelompok:

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS Responden yang terhormat, saat ini saya sedang melakukan penelitian. Oleh karena itu, saya sangat membutuhkan bantuan Anda untuk bersedia mengisi kuesioner

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

ANALISIS SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS ANALISIS SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS Alexander J.P. Sibarani Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur Jakarta alexanderjps@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting di dalam suatu instansi pemerintah. Implementasi sistem informasi pada suatu instansi pemerintah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 ANALISIS SISTEM INFORMASI PRODUKSI PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Sistem informasi adalah kombinasi teratur dari orang-orang, proses, teknologi informasi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE) PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE) PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE) PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA Briyanseta Puspanendra 5207100008 Dosen Pembimbing Ir. A. Holil

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard. BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI.

ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh Wiwin Sry Adinda 1200999955 Chrisdelita M. Purba 1201000413

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan Risiko dalam investasi teknologi informasi (TI) yang diterapkan di PT TELKOM. Petunjuk:

Lebih terperinci

KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN

KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN L-1 KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN 1. Faktor Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat untuk memperoleh gambaran mengenai biaya dan tingkat investasi yang dibutuhkan,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah :

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah : 60 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kelayakan Berdasarkan hasil wawancara dan analisa terhadap perusahaan yang akan mengimplementasikan sistem maka diputuskan melakukan studi kelayakan yang lebih

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas mengenai hasil penelitian berdasarkan data maupun kuisioner yang ada, sehingga didapatkan analisis nilai ekonomis dari implementasi NPS. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN 3.1. Analisis dan Pemberian Bobot Nilai Metode yang digunakan dalam memberikan bobot nilai untuk IE versi kedua (Parker, 1996) diambil dari IE versi pertama (Parker, 1988).

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Pada sub bab ini akan dibahas kondisi perusahaan sebelum dan setelah

BAB 4 ANALISA DATA. Pada sub bab ini akan dibahas kondisi perusahaan sebelum dan setelah BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Analisa Perusahaan Pada sub bab ini akan dibahas kondisi perusahaan sebelum dan setelah menggunakan SAP dan perbedaan apa saja setelah implementasi SAP dilakukan. Berikut adalah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 136 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Kerangka Pikir Metode yang akan digunakan dalam studi kelayakan Human Resource Information Systems (HRIS) ini adalah metode Information Economics (IE). Buku yang digunakan

Lebih terperinci

Model Group Advanced Information Economic (G AIE) Financial Approach Non Financial Approach

Model Group Advanced Information Economic (G AIE) Financial Approach Non Financial Approach DAFTAR ISI Hal Kover.. i Halaman Persetujuan Disertasi.. ii Halaman Pernyataan iii Prakata iv Daftar Isi.. v Daftar Tabel. vii Daftar Gambar. x Abstrak xii Abstract.. xiii BAB I PENDAHULUAN. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Investasi SI / TI dengan Menggunakan Metode Information Economics Evaluasi sistem dan teknologi informasi dengan menggunakan metode information economics pada

Lebih terperinci

2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.

2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut Turban (2003, p15), sebuah sistem informasi (SI) mengumpulkan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Investasi Proyek Sistem Informasi Remote Trading Pada pembangunan proyek sistem informasi ini, perusahaan akan dibebankan dengan sejumlah biaya investasi dan biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layanan jasa profesional atau biasa disebut Professional Services berkemban g menjadi pasar yang menjanjikan pada era sekarang ini. Bidang usaha ini berkembang karena

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL II

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL II EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL II Arif Nurjaya 1), Wing Wahyu Winarno 2), Silmi Fauziati

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Investasi Beberapa proyek teknologi informasi membutuhkan dana yang cukup besar. Perusahaan bertindak selaku investor utama dalam proyek ini. Menurut Kamus Istilah Keuangan

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Setelah serangkaian kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada implementasi

Lebih terperinci

Kuesioner Domain Bisnis

Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan resiko dalam investasi teknologi informasi yang berupa aplikasi DSI yang akan diterapkan pada PT. Dirgaputra Ekapratama. Petunjuk:

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan Seperti telah dijelaskan bahwa topik penulisan laporan hasil penelitian studi kelayakan tentang investasi sistem informasi / teknologi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2007/2008 ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS: SITUS PT. ELEX

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS MANFAAT INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMICS STUDI

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 ANALISIS EKONOMI PROYEK IMPLEMENTASI ERP DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR TIDAK LANGSUNG DAN TIDAK BERWUJUD (Studi Kasus: PT. TELKOM Divre V, Financial Service ) Penyusun Tugas

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA

ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA Surya Dharma *), Achmad Holil Noor Ali Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS COST BENEFIT DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS DALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI JARINGAN PADA PT. INDO SUPER KENCANA

ANALISIS COST BENEFIT DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS DALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI JARINGAN PADA PT. INDO SUPER KENCANA ANALISIS COST BENEFIT DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS DALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI JARINGAN PADA PT. INDO SUPER KENCANA Budi Tjahjono, Hung Fei Fasilkom Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Fasilkom

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta layak untuk dikonsumsi dan produk mana yang tidak layak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. serta layak untuk dikonsumsi dan produk mana yang tidak layak untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini konsumen sudah mahir membedakan produk mana yang baik serta layak untuk dikonsumsi dan produk mana yang tidak layak untuk dikonsumsi. Sama halnya dengan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN DOMAIN TEKNOLOGI - METODE INFORMATION ECONOMICS

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN DOMAIN TEKNOLOGI - METODE INFORMATION ECONOMICS ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN DOMAIN TEKNOLOGI - METODE INFORMATION ECONOMICS Leo Willyanto Santoso 1, Yulia 2, Aldy Wirawan 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS RENCANA IMPLEMENTASI APLIKASI DSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI

Lebih terperinci

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik Awang Djohan Bachtiar 9105205402 Pendahuluan Profil PT Petrokimia Gresik. Penjelasan singkat Mengapa butuh power monitoring

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996 40 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Markaindo Selaras merupakan perusahaan swasta Indonesia yang berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996 disahkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN 4.1 Latar Belakang Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Bersama Makmur Raharja berdiri pada tanggal 1 Oktober 2004, didirikan oleh Bapak Setia Budi Tarigan dan Lie Kristian.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Information Economics (IE) IE merupakan suatu metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat investasi suatu rencana proyek SI/TI. Metodologi tersebut diperkenalkan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS : PT. MEGA CIPTA MANDIRI)

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS : PT. MEGA CIPTA MANDIRI) ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS : PT. MEGA CIPTA MANDIRI) HJ. Henny Hendarti, Sanyoto Gondodiyoto, Suryanto Binus University henny@binus.edu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya selalu berusaha untuk meningkatkan keunggulan dalam beberapa hal diantaranya yaitu persaingan pasar, meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI E-KETENAGAKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. MAHAKAM KENCANA INTAN PADI

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI E-KETENAGAKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. MAHAKAM KENCANA INTAN PADI TUGAS AKHIR KS 141501 ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI E-KETENAGAKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. MAHAKAM KENCANA INTAN PADI INVESTMENT ANALYSIS OF E-EMPLOYMENT INFORMATION

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Teknologi Informasi Dan Sistem Informasi Pengertian teknologi informasi dapat diartikan secara umum sebagai suatu subjek yang luas yang berkenaan tentang teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Investasi Sisten Informasi dan Teknologi Informasi Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Investasi Sisten Informasi dan Teknologi Informasi Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Investasi Sisten Informasi dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut James A. O Brien (2003, p29), sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi menurut Laudon (2002, p7) adalah komponenkomponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Revolusi dunia bisnis dari Abad Industri menuju Abad Informasi telah menggeser

BAB I PENDAHULUAN. Revolusi dunia bisnis dari Abad Industri menuju Abad Informasi telah menggeser BAB I PENDAHULUAN Revolusi dunia bisnis dari Abad Industri menuju Abad Informasi telah menggeser paradigma yang selama ini berlaku, yaitu bahwa kesuksesan suatu perusahaan diukur dari banyaknya sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep investasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep investasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep investasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berdasarkan pendapat O Brien (2003,p29) sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

2. TEKNOLOGI INFORMASI DAN

2. TEKNOLOGI INFORMASI DAN Analisa Investasi Sistem Informasi Administrasi Pada Distributor X dengan Menggunakan Metode Information Economics Imelia Widjanadi 1, Yulia 2, Leo Willyanto Santoso 3 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

KAJIAN INVESTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA UNIVERSITAS X DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

KAJIAN INVESTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA UNIVERSITAS X DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS KAJIAN INVESTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA UNIVERSITAS X DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS Aldy Wirawan 1, Leo Willyanto Santoso 2, Yulia 3 Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN HIBAH INTERNAL IDENTIFIKASI NILAI BISNIS INVESTASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS UNIVERSITAS XYZ JAKARTA)

LAPORAN HIBAH INTERNAL IDENTIFIKASI NILAI BISNIS INVESTASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS UNIVERSITAS XYZ JAKARTA) LAPORAN HIBAH INTERNAL IDENTIFIKASI NILAI BISNIS INVESTASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS UNIVERSITAS XYZ JAKARTA) Peneliti BUDI TJAHJONO, S.Kom, M.Kom NIDN 0330126703 PROGRAM STUDI/JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS. pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia.

BAB III DATA DAN ANALISIS. pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia. BAB III DATA DAN ANALISIS 3.1 Sejarah Instansi Pelayanan jasa hukum di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Untuk pertama kalinya didaftar merek

Lebih terperinci

EVALUASI NILAI EKONOMIS SISTEM INFORMASI DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS APLIKASI FCS DI PT XYZ SKRIPSI

EVALUASI NILAI EKONOMIS SISTEM INFORMASI DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS APLIKASI FCS DI PT XYZ SKRIPSI EVALUASI NILAI EKONOMIS SISTEM INFORMASI DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS APLIKASI FCS DI PT XYZ SKRIPSI Oleh Verawaty Situmorang 1201001454 Gloria Nathalina Limbong 1201001460 Fransisco

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Manajemen Investasi SI/TI

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Manajemen Investasi SI/TI Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Manajemen Investasi SI/TI 1 The Role of Information Systems in Business Today Teknologi Informasi dan sistem sudah menyebabkan revolusi pada perusahaan dan industri, menjadi

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata kunci: metode information economics, domain (manusia), dan evaluator.

ABSTRAK Kata kunci: metode information economics, domain (manusia), dan evaluator. ABSTRAK Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan antara perusahaan dalam industri sangat ketat sehingga setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dengan memiliki keunggulan bersaing.

Lebih terperinci

PENERAPAN INFORMATION ECONOMICS (IE) UNTUK PENGKAJIAN INVESTASI SI/TI STUDI KASUS: PROYEK SIM PT ABCD

PENERAPAN INFORMATION ECONOMICS (IE) UNTUK PENGKAJIAN INVESTASI SI/TI STUDI KASUS: PROYEK SIM PT ABCD Seminar Nasional Riset Teknologi Informasi: proceeding, Vol. VII, STMIK Akakom, Yogyakarta, 2013 PENERAPAN INFORMATION ECONOMICS (IE) UNTUK PENGKAJIAN INVESTASI SI/TI STUDI KASUS: PROYEK SIM PT ABCD Amiruddin

Lebih terperinci

MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK.

MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK. MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK. Viany Utami Tjhin 1 ; Hudiarto 2 ; Intan Puspita 3 ABSTRACT Research discusses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini Teknologi Informasi (TI) telah digunakan secara luas dalam berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan manfaat yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 8 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Pada tahun 1985 PT. Sinar Inti Telaga membuka sejarah bisnis jasa sewa kendaraan dengan lima unit kendaraan. Sejalan dengan kemajuan bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Informasi Menurut McLeod dan Schell (2001, p18), informasi adalah suatu data yang diproses atau yang memiliki arti. Informasi adalah suatu data yang telah diolah menjadi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Manfaat (Benefit) yang Diperoleh Perusahaan Manfaat adalah suatu pengukuran hasil kinerja yang dapat dicapai dalam pengambilan keputusan terhadap hal tertentu. Sama halnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Skema Kerangka Pemikiran Topik Information Economic Referensi Information Economics: Linking Business Perfomance to Information Technology Parker, M.M. (1988) Gambaran Umum

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE)PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE)PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE)PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA Ahmad Holil Noor Ali 1 Sholiq 2 Briyanseta Puspanendra 3 123

Lebih terperinci