BAB 3 OBJEK PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 OBJEK PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Pertumbuhan konsumen sepeda motor meningkat secara luar biasa. Di tengah-tengah persaingan yang sangat ketat akibat banyaknya merek pendatang baru, sepeda motor PT. XYZ yang sudah lama berada di Indonesia, dengan segala keunggulannya, tetap mendominasi pasar dan sekaligus memenuhi kebutuhan angkutan yang tangguh, irit dan ekonomis. PT. XYZ merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan industri manufaktur sepeda motor di Indonesia yang terus memperkuat diri dalam menjalankan fungsi produksi, penjualan dan pelayanan purna jual yang lengkap untuk kepuasan pelanggan Visi dan Misi Perusahaan Visi dari PT. XYZ yaitu senantiasa berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam industri sepeda motor di Indonesia, untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas, dalam menyediakan alat transportasi yang berkualitas tinggi, sesuai kebutuhan konsumen, dengan harga yang terjangkau, serta didukung oleh fasilitas manufaktur terpadu, teknologi mutakhir, jaringan pemeliharaan, suku cadang dan manajemen kelas dunia. 55

2 56 Misi dari PT. XYZ adalah untuk menyediakan sepeda motor yang berkualitas tinggi dan handal sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang sesuai kebutuhan konsumen, pada tingkat harga yang terjangkau Tujuan Strategis Perusahaan Tujuan strategis dari PT. XYZ diantaranya: 1. Meningkatkan keuntungan baik berdasarkan perhitungan per unit motor maupun total keuntungan perusahaan secara keseluruhan. 2. Menyediakan sarana transportasi yang baik. 3. Menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan baik dari segi bentuk, jumlah, waktu, dan harga. 4. Meningkatkan kepuasan pelanggan Struktur Organisasi Perusahaan Setiap organisasi atau perusahaan pada umumnya merupakan suatu tempat dimana berkumpulnya orang-orang atau kelompok-kelompok yang mempunyai tujuan yang sama didalam menjalankan organisasi atau perusahaan serta terdapat tugas-tugas dan fungsi-fungsi yang berbeda. Struktur organisasi merupakan suatu bentuk hubungan formal, dimana dalam struktur organisasi akan ditunjukkan dengan jelas bagaimana informasi mengalir dari satuan organisasi ke satuan organisasi yang lain, adanya tingkatan tanggung jawab, dimana informasi berasal, dan kemana tujuan informasi tersebut. Suatu perusahaan yang tidak memiliki struktur organisasi akan berada dalam kondisi dimana beberapa

3 57 pekerja tidak mengetahui dengan pasti apa yang harus mereka kerjakan atau untuk siapa mereka bekerja, dan juga akan terjadi situasi yang membingungkan dimana para pekerja merasa melakukan pekerjaan yang bukan seharusnya menjadi tanggung jawab pekerjaan mereka. Struktur organisasi PT. XYZ dapat dilihat pada Gambar 3.1. BOC (Board Of commissioner) BOD (Board Of Director) Marketing Division Production, Engineering and Procurement Division HR, GA and IT Division Finance Division Production Dept. HR Dept. (Human Resouces) PPC Dept. (Production Planning Control) IT Dept. (Information Technology) Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. XYZ (Sumber: Company Profile PT. XYZ)

4 Sistem Informasi Produksi PT. XYZ NPS merupakan aplikasi yang menunjang sistem produksi sepeda motor pada PT. XYZ yang mencakup proses yang terjadi pada area Production dan Procurement & Material Management. Proyek sistem informasi NPS ini dibuat dengan tujuan untuk melakukan re-engineering terhadap aplikasi sistem informasi produksi tahun Re-engineering ini dibutuhkan karena terdapat kebutuhan bisnis yang belum terpenuhi di aplikasi yang sudah berjalan. Lingkup proses bisnis yang terakomodasi dengan adanya proyek NPS ini adalah Master Scheduling, Rejection System, Shop Floor Control, Material Stores, Receiving dan Inventory Planning & Control, dan Quality Management System. Proyek ini juga terkait dengan proyek lainnya di area Finance Accounting, Material Management dan Sales Distribution yang sedang berlangsung di PT. XYZ Area Production Lingkup proses bisnis yang terakomodasi pada area Production diantaranya:

5 Master Scheduling Master Scheduling adalah bagian dari NPS yang dikembangkan dengan tujuan untuk melakukan penjadwalan permintaan pengiriman barang di PT. XYZ Shop Floor Control Shop Floor Control adalah bagian dari aplikasi NPS yang dikembangkan dengan tujuan untuk melakukan pengendalian persediaan, trigger pengiriman part serta monitoring data part di area Production Planning (PP), Warehouse (WAHO) dan Produksi di PT. XYZ Rejection System Rejection System (RC) merupakan bagian dari aplikasi NPS, yang dikembangkan dengan tujuan untuk melakukan pengawasan dalam proses penanganan dan distribusi part reject serta penggantiannya untuk part milik PT. XYZ. Part reject yang dimaksud adalah part yang cacat yang bisa disebabkan kelalaian pada saat produksi, saat pendistribusian barang, maupun material dari barang berkualitas rendah. Jenis part yang termasuk dalam RC adalah part lokal, part Complete Knock Down (CKD), dan part import. Kategori reject yang termasuk dalam ruang lingkup RC adalah:

6 60 RC Kategori 1 Klaim ke pemasok; Klaim ini dibuat oleh PT. XYZ dan diajukan ke pemasok. Part reject disebabkan karena kesalahan proses di vendor, penggantian part sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemasok. RC Kategori 2 Repair ke pemasok; kategori reject untuk part yang memerlukan perbaikan ke pemasok. Pada kategori ini terjadi penambahan biaya (repair) ke pemasok. RC Kategori 3 Kembali ke seksi; Klaim ditujukan kepada seksi pelaku proses sebelumnya (satu proses sebelumnya saja). Klaim dibebankan kepada seksi penyebab reject. Seksi terbebani tidak selalu sama dengan seksi tujuan. RC Kategori 4 Klaim part CKD/Import; Klaim yang dibuat oleh PT. XYZ dan diajukan kepada pemasok part CKD atau part import. Penyebab reject karena kesalahan pemasok dan penggantian part sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemasok. RC Kategori 5

7 61 Spoilage part single; Reject untuk semua part yang sudah tidak dapat di-repair atau dimanfaatkan lagi dalam bentuk komponen. Bebannya terbatas pada seksi-seksi internal PT. XYZ. RC Kategori 6 Remelting; Kategori reject khusus untuk in plant part (part yang dihasilkan dari proses produksi internal yang dilakukan di PT. XYZ) yang terbuat dari aluminium ingot yang sudah tidak dapat direpair lagi, untuk kemudian akan di daur ulang RC Kategori 7 Spoilage part comp; Kategori reject untuk semua part yang sudah tidak dapat di-repair atau dimanfaatkan lagi dalam bentuk komponen. Status part yang di-cover dalam rejection system adalah part yang sudah menjadi inventory PT. XYZ, baik yang belum masuk WAHO (Warehouse) maupun yang sudah masuk WAHO (WAHO area part preparation dan WAHO area produksi). Administrasi pengeluaran dan penerimaan part reject serta penggantiannya dilakukan terhadap semua proses alur part reject di PT. XYZ dengan bantuan NPS.

8 Area Procurement dan Material Management Lingkup proses bisnis yang terakomodasi pada area Procurement dan Material Management diantaranya: Inventory Planning and Control Inventory Planning and Control adalah bagian dari aplikasi NPS yang dikembangkan dengan tujuan untuk melakukan penjadwalan permintaan pengiriman barang atau material di PT. XYZ Receiving Receiving adalah bagian dari aplikasi NPS yang dikembangkan dengan tujuan untuk melakukan pemantauan, pengendalian, dan pencatatan penerimaan barang di PT. XYZ Material Store Material Store adalah bagian dari aplikasi NPS yang diadakan dengan tujuan untuk melakukan pemantauan dan pengendalian perpindahan dan penyimpanan barang di PT. XYZ. Barang yang dimaksud dapat berupa material, part komponen unit motor atau unit motor.

9 Quality Management System Lingkup proses bisnis yang terakomodasi pada area Quality Management System diantaranya: 1. Maintain Quality Approval Notification (QAN) QAN adalah dokumen untuk approval apabila terdapat perubahan pada new part, design change, dan new maker. 2. Maintain Initial Production Part (IPP) IPP adalah dokumen untuk initial new part, design change, new maker yang digunakan saat pertama kalinya mass production di line produksi tanpa adanya masalah teknis. 3.2 Analisis CSF (Critical Success Factors) CSF adalah area-area tertentu dalam perusahaan dimana apabila mencapai hasil yang memuaskan akan menjamin keberhasilan performansi kompetitif dari perusahaan. Sebagai perusahaan manufaktur sepeda motor maka salah satu area yang menjadi CSF perusahaan adalah area produksi. Bisnis perusahaan sangat ditentukan oleh hasil dari area produksi ini. Area produksi merupakan proses bisnis utama dari perusahaan. Performansi kompetitif perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas dari area produksi ini. Salah satu dari tujuan strategis perusahaan adalah untuk menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan (bentuk, jumlah, waktu, dan harga). Dari hal ini kita dapat melihat bahwa faktor produk dan pelanggan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk dapat berhasil dalam kedua hal ini maka perusahaan mengembangkan suatu sistem produksi

10 64 yang diharapakan dapat menjawab kebutuhan tersebut, yaitu menghasilkan produk yang berkualitas dan terjangkau dengan waktu indent (distribusi) yang relatif singkat. Sistem produksi perusahaan diharapakan dapat memenuhi target perusahaan untuk menghasilkan sepeda motor dengan cycle time line assembling (waktu yang dibutuhkan untuk perakitan satu unit sepeda motor): 1. Motor cub: 12 detik. 2. Motor sport: 20 detik. Selain itu sistem produksi juga harus dapat memenuhi kapasitas produksi maksimal sepeda motor per hari. Untuk menangani area ini maka perusahaan mengembangkan sistem informasi produksi yang dikenal dengan nama NPS. Sistem informasi produksi ini diharapkan dapat memenuhi targettarget yang sudah ditentukan perusahaan seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya. Dengan tercapainya target-target produksi yang ditentukan perusahaan, maka diharapakan hal ini dapat memberikan pengaruh yang signifkan kepada pelanggan. Hal ini sangat berkaitan dengan kebutuhan pelanggan yang terdiri dari 4 dimensi yaitu bentuk, jumlah, waktu, dan harga. Jika sistem dapat berjalan sesuai dengan target yang diberikan maka akan dihasilkan produk yang sesuai dengan perencanaan (bentuk dan jumlah). Pencapaian ini juga akan berkaitan langsung dengan kebutuhan pelanggan dari sudut pandang waktu dan harga. Proses sistem produksi yang semakin efisien dapat menjaga konsistensi biaya prduksi sepeda motor. Pada akhirnya adalah pelanggan merasa puas dengan produk sepeda motor PT. XYZ.

11 Analisis Model Bisnis dengan metode Five Porter s Metode yang digunakan dalam melakukan analisis model bisnis dari proses bisnis pada PT. XYZ adalah menggunakan metode lima kekuatan Porter (Five Forces Porter). Lima kekuatan kompetitif ini digunakan untuk memahami dan mengevaluasi struktur lingkungan bisnis industri dan ancaman kompetisi terhadap perusahaan. Penggunaan model kekuatan kompetitif ini bertujuan untuk menghindari perusahaan melihat lingkungan kompetitifnya dari sudut pandang yang sangat sempit Pesaing dalam industri (Industry Competitors) Pesaing dalam industri adalah acuan yang digunakan dalam memahami industri khususnya yang berhubungan dengan kompetisi antar perusahaan di dalam industri sejenis. Industri yang menjadi kompetitor bagi PT. XYZ adalah industri-industri yang memiliki bidang usaha yang sejenis dengan PT. XYZ yaitu idustri-industri yang bergerak di bidang manufaktur sepeda motor Daya tawar pelanggan (Bargaining Power of Buyers) Daya tawar pelanggan mengacu pada kekuatan yang dimiliki pelanggan dari produk atau jasa di dalam industri. Pelanggan PT. XYZ adalah orang maupun perusahaan yang membeli produk sepeda motor PT. XYZ. Pelanggan dalam industri manufaktur sepeda motor merupakan faktor yang sangat penting. Bisnis perusahaan tidak akan dapat berjalan jika perusahaan tidak mempunyai pelanggan.

12 66 Banyaknya industri yang menjadi pesaing perusahaan menyebabkan pelanggan bebas untuk memilih produk yang sesuai dengan keinginannya. Jadi perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan dan terus meningkatkan jumlah pelanggan. Hal ini juga terkait dengan salah satu tujuan strategis perusahaan yaitu untuk meningkatkan kepuasan pelanggan sehingga produk-produk yang dihasilkan harus merupakan hasil dari analisis kebutuhan pasar (pelanggan). Akan tetapi untuk komponen harga jual yang juga merupakan faktor yang tidak terpisahkan dari pelanggan, PT. XYZ mempunyai sudut pandang yang sedikit berbeda. PT. XYZ berusaha untuk menawarkan harga yang selalu kompetitif. Walaupun memberikan harga yang lebih tinggi dari produk-produk sejenis lainnya, tapi perusahaan menganggap hal itu tetap sebanding dengan kualitas produk yang dipasarkan oleh PT. XYZ. Jadi walaupun harga pasaran untuk produk-produk sepeda motor PT. XYZ lebih tinggi dibandingkan dengan produk-produk sepeda motor pesaing (untuk segmen pasar yang sama), perusahaan tetap yakin harga yang ditawarkan masih pada batas rasional Daya tawar pemasok (Bargaining Power of Suppliers) Daya tawar pemasok mengacu kepada penyedia produk dan jasa yang memberikan kontribusi kepada kedudukan kompetitif perusahaan di dalam industri. Sepeda motor yang dihasilkan PT. XYZ terdiri dari banyak komponen yang sebagain besar diproduksi oleh pemasok. Pemasok PT. XYZ adalah perusahaan-perusahaan lain yang merupakan

13 67 produsen dari komponen-komponen sepeda motor. Hal ini menyebabkan kualitas produk sepeda motor PT. XYZ juga bergantung dari kualitas komponen yang dihasilkan para pemasok. Walaupun PT. XYZ sudah memberikan standard untuk setiap komponen yang dihasilkan oleh pemasok, tetapi hasil akhirnya tetap bergantung pada kinerja pemasok. Jika komponen-komponen sepeda motor dari pemasok banyak yang cacat maka dapat mengakibatkan recall produk yang sudah dipasarkan. Hal ini tentunya dapat merusak citra perusahaan dan menurunkan kedudukan kompetitif perusahaan. PT. XYZ juga tidak akan dapat melakukan perakitan sepeda motor jika pemasok terlambat atau terkendala dalam menghasilkan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk perakitan sepeda motor. Hal ini menunjukkan bahwa posisi pemasok sangat penting bagi perusahaan. Ada beberapa pemasok yang mempunyai daya tawar yang sangat tinggi karena merupakan pemasok tunggal dari beberapa komponen produk sepeda motor PT. XYZ. Contohnya adalah pemasok komponen piston dan shock breaker. Akan tetapi ada juga pemasok yang daya tawarnya sangat rendah karena ada banyak pilihan pemasok untuk komponen ini. Contohnya adalah pemasok untuk komponen baut, rubber part, plastic part, dan lainnya.

14 Ancaman pendatang baru (Threat of New Entrants) Ancaman pendatang baru menggambarkan kemungkinan perusahaan yang akan mulai berkompetisi di dalam industri atau disebut sebagai industri pendatang baru. Bentuknya bisa berupa perusahaan baru, perusahaan yang mengubah strategi bisnisnya untuk memasuki industri baru, atau perusahaan yang ingin berkompetisi dalam area produk dan pasar yang sama. Investasi yang dibutuhkan untuk masuk dalam industri sepeda motor sangat besar. Khususnya jika akan masuk ke bisnis pemeliharaan dan suku cadang sepeda motor. Industri sepeda motor akan sulit untuk memasarkan sepeda motor tanpa terlebih dahulu mengembangkan jaringan pemeliharaan dan suku cadang sepeda motor. PT. XYZ sebagai pemain lama dalam bisnis ini sudah mempunyai jaringan pemasaran dan pemeliharaan yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini menyebabkan industri baru akan sangat sulit untuk bersaing dengan PT. XYZ khususnya dalam hal perebutan pasar. Seandainya ada perusahaan yang ingin mengembangkan bidang usaha yang sama dengan PT. XYZ, maka investasi yang dibutuhkan sangat besar sehingga pada akhirnya akan menyebabkan harga jual produk mereka menjadi sangat tinggi. Sementara itu pelanggan juga menjadi faktor yang memegang peranan penting dalam menghambat industri pendatang baru ini. Pelanggan sepeda motor cenderung enggan untuk beralih ke produk lain yang jaringan pemasaran dan pemeliharaannya masih kecil.

15 3.3.5 Ancaman dari produk atau jasa pengganti (Threat of Substitute products or services) 69 Ancaman dari produk atau jasa pengganti adalah ancaman yang menjadi alternatif bagi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Pertimbangannya adalah faktor yang menyebabkan produk atau jasa pengganti ini menarik bagi pembeli. Produk-produk yang dapat menjadi pengganti dari produk sepeda motor PT. XYZ adalah sepeda motor yang dihasilkan perusahaan pesaing. Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan untuk terus mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan (bentuk, jumlah, waktu, dan harga). Mobil pribadi juga termasuk dalam kategori produk pengganti untuk produk sepeda motor PT. XYZ. Hal ini sejalan dengan faktor meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat sehingga mulai beralih ke moda transportasi mobil pribadi. Produk pengganti lainnya adalah moda transportasi umum. Sepeda motor adalah sarana transportasi yang dirancang untuk menjadi sarana transportasi sehari-hari untuk jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Kebijakan pemerintah yang menggalakan masyarakat untuk beralih ke moda transportasi umum sebagai sarana transportasi sehari-hari dapat mengurangi pangsa pasar sepeda motor. Jika masyarakat lebih memilih untuk menggunakan moda transportasi umum sebagai sarana transportasi sehari-hari maka pangsa pasar sepeda motor akan turun.

16 Hasil Analisis Model Bisnis Dari hasil analisis model bisnis PT. XYZ dengan menggunakan metode lima kekuatan Porter, dapat disimpulkan bahwa ada faktor penting yang harus mendapat perhatian khusus dari perusahaan. Hal ini tidak berarti bahwa faktor yang lain tidak perlu diperhatikan, akan tetapi sebaiknya perusahaan menentukan apa yang menjadi prioritas perusahaan. Sama dengan industri lainnya, pelanggan tetap harus menjadi prioritas utama PT. XYZ. Kondisi pasar sepeda motor di Indonesia masih memungkinkan untuk perusahaan untuk terus memperluas pangsa pasarnya. Akan tetapi adanya industri-industri sepeda motor lain yang terus berkompetisi membuat pelanggan sangat bebas dalam menentukan pilihannya. PT. XYZ harus memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan pelanggan. Tujuannya adalah untuk dapat terus mempertahankan pelanggan setia PT. XYZ dan tentunya terus meningkatkan pelanggan baru. PT. XYZ tidak akan dapat menjalankan bisnis tanpa adanya pelanggan. 3.4 Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan visi, misi, tujuan, strategi, dan kebijakan

17 perusahaan. Hasil dari analisis SWOT dapat digunakan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan Kekuatan (Strength) Kekuatan (strength) yaitu sumber daya atau kapasitas yang dapat digunakan secara efektif oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan PT. XYZ adalah: - Citra perusahaan yang baik di mata masyarakat - Merupakan pemain utama dalam industri sepeda motor - Memproduksi banyak varian sepeda motor untuk semua segmen pasar (cub, sport, matic) - Jaringan pemasaran dan pemeliharaan yang sangat luas mencakup seluruh propinsi di Indonesia. - Harga purna jual yang tetap tinggi Kelemahan (Weakness) Kelemahan (weakness) yaitu keterbatasan, kekeliruan, atau kekurangan yang terdapat di dalam perusahaan yang akan menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor utama yang menjadi kelemahan perusahaan adalah harga jual produk yang lebih mahal dibandingkan dengan produk dari industri kompetitor. Dari perusahaan, faktor harga dianggap sudah sebanding dengan kualitas sepeda motor jadi walaupun harganya lebih mahal tapi dengan jaminan kualitas yang tinggi.

18 Tapi tetap saja dari sudut pandang pelanggan hal ini menjadi satu kekurangan dari produk sepeda motor PT. XYZ Peluang (Opportunity) Peluang (opportunity) yaitu situasi lingkungan yang mendukung perusahaan. Situasi ini biasanya berupa kecenderungan atau perubahan kebutuhan yang mengakibatkan kenaikan atas permintaan barang atau jasa dan memungkinkan perusahaan untuk menetapkan posisinya di dalam industri dengan memasok barang atau jasa sesuai permintaan pasar. Salah satu yang dapat dijadikan peluang perusahaan adalah faktor kepercayaan dari pelanggan. Hal ini dapat menjadikan posisi perusahaan sebagai trend setter untuk produk-produk sepeda motor di Indonesia Ancaman (Threat) Ancaman (threat) yaitu situasi lingkungan perusahaan yang tidak mendukung yang dapat menghambat strategi perusahaan. Beberapa faktor yang dianggap dapat menjadi ancaman bagi perusahaan antara lain: - Kebijakan pemerintah yang membatasi penggunaan sepeda motor - Kebijakan pemerintah yang mengarahkan masyarakat untuk menggunakan fasilitas trasportasi massal - Industri-industri sejenis yang berusaha untuk merebut pasar sepeda motor PT. XYZ.

19 73 Dari hasil analisis SWOT pada lingkungan internal dan eksternal PT. XYZ, didapatkan skor pembobotan pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Faktor Lingkungan Internal dan Ekternal Faktor-faktor lingkungan internal Bobot Peringkat ( 0 4 ) Bobot x Peringkat Strength Citra perusahaan yang baik di mata masyarakat 0,2 4 0,8 Merupakan pemain utama dalam industri sepeda motor Memproduksi banyak varian sepeda motor untuk semua segmen pasar (cub, sport, matic) 0,25 3 0,75 0,1 4 0,4 Jaringan pemasaran dan pemeliharaan yang 0,28 4 1,12 sangat luas mencakup seluruh propinsi di Indonesia Harga purna jual yang tetap tinggi 0,1 2 0,2 Sub Total Strength 0,93 3,27 Weaknesses harga jual produk yang lebih mahal dibandingkan dengan produk dari industri kompetitor 0,07 1 0,07 Sub Total Weaknesses 0,07 0,07 Total 1 3,2 Faktor-faktor lingkungan eksternal Bobot Peringkat ( 0 4 ) Bobot x Peringkat Opportunity Kepercayaan dari pelanggan 0,2 4 0,8 Sub Total Opportunity 0,2 0,8 Threats Kebijakan pemerintah yang membatasi 0,2 2 0,4 penggunaan sepeda motor Kebijakan pemerintah yang mengarahkan 0,2 2 0,4 masyarakat untuk menggunakan fasilitas trasportasi massal Industri-industri sejenis yang berusaha untuk 0,4 4 1,6 merebut pasar sepeda motor PT. XYZ. Sub Total Threats 0,8 2,4 Total 1-1,6 - Faktor Kekuatan (Strength) = Faktor Kelemahan (Weaknesses) = Faktor Peluang (Opportunity) = Faktor Ancaman (Threats) = 2.4 Berdasarkan skor pembobotan ini akan digambarkan dalam diagram SWOT yang terdiri dari empat kuadran, dimana letak PT. XYZ didapat

20 74 berdasarkan koordinat perpotongan antara faktor internal dengan eksternal perusahaan, yaitu: Internal = ( ) / 2 = 1.6 Eksternal = ( ) / 2 = -0.8 Didapat koordinat PT. XYZ berada pada (1.6; (- 0.8)). Akan terlihat pada gambar berikut: opportunity 5 4 III I weaknesses strength IV II threats Gambar 3.2 Pembobotan SWOT PT. XYZ Hasil perhitungan pembobotan analisis SWOT yang didapat berada pada kuadran II (dua), dimana hal ini membuktikan posisi PT. XYZ

21 memiliki strength yang tinggi dengan kemungkinan banyaknya threats (ancaman dari sisi eksternal) yang tinggi juga Analisis Nilai Perusahaan PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur sepeda motor di Indonesia. Perusahaan ini menjalankan fungsi produksi, penjualan, dan pelayanan purna jual motor. PT. XYZ terdiri dari beberapa departemen. Salah satu diantaranya adalah divisi IT (Information Technology). Divisi IT bertanggung jawab mengembangkan aplikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Salah satu aplikasi yang dikembangkan adalah aplikasi sistem informasi produksi yaitu NPS Return on Investment (ROI) Return on Investment adalah nilai finansial yang berdasar pada perbandingan antara pendapatan yang diterima per tahun dengan investasi yang dikeluarkan. Nilai akhir yang didapat akan dimasukkan dalam lembar kerja dampak ekonomis. Dari pandangan manajemen, ROI dianggap sebagai elemen yang penting dalam mengukur tingkat kesuksesan perusahaan. Oleh sebab itu faktor ROI mendapat nilai Strategic Value Strategy Match NPS yang diimplementasikan oleh PT. XYZ merupakan salah satu strategi yang harus mendapatkan perhatian khusus.

22 76 Selain itu dengan mengimplementasikan sistem tersebut diharapkan dapat mendukung atau menyelaraskan diri dengan bidang bisnis (line of business) perusahaan yang dinyatakan dalam tujuan strategis (strategic goals) melalui visi dan misi yang telah ditetapkan perusahaan. Sehubungan dengan pencapaian tujuan strategis perusahaan terhadap ROI, maka faktor Strategic Match mendapat nilai Competitive Advantage Competitive Advantage digunakan untuk melihat tingkat keuntungan yang diperoleh dari investasi di bidang teknologi informasi terhadap keuntungan kompetitif yang diperoleh perusahaan. Sesuai nilai korporat dengan posisi perusahaan berada pada kuadran B Strategic, maka perusahaan harus menjaga keuntungan kompetitif yang dimilikinya, terutama dalam segi dukungan TI/SI walaupun tidak secara langsung mendukung tujuan strategis perusahaan, namun mempunyai peran yang penting dalam kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, faktor Competitive Advantage memperoleh nilai Management Information for CSFs Faktor Management Information for CFSs menunjukkan tingkat ketersedian informasi yang cepat dan akurat akan

23 77 mendukung waktu dan ketepatan proses pengambilan keputusan strategis pada aktivitas utama perusahaan. Hal ini akan sulit apabila tidak didukung oleh TI. Oleh karena itu, faktor Management Information for CSFs memperoleh nilai Competitive Response Faktor ini menilai kerugian yang akan diterima perusahaan akibat ditundanya implementasi proyek. Faktor Competitive Response menunjukkan tingkat respon perusahaan yang cukup kritis dalam menanggapi perubahan pasar yang begitu cepat, terutama dalam memenuhi permintaan dan kepuasan pelanggan. Faktor Competitive Response memperoleh nilai Stakeholder Value Service and Quality Kualitas dan pelayanan merupakan faktor yang cukup penting bagi perusahaan, terutama karena bisnis perusahaan yang merupakan bidang industri manufaktur sepeda motor, harus memberikan kualitas barang terbaik berikut pelayanan pemeliharaan dan pelayanan purna jual terbaik kepada pelanggan. Oleh karena itu faktor Service and Quality memperoleh Environmental Quality Faktor ini telah lama menjadi dambaan setiap stakeholder perusahaan. Pemerintah mendesak perusahaan dalam hal ini,

24 78 pekerja ingin bekerja dalam lingkungan yang bersih, pelanggan perduli terhadap keselamatannya akan produk dan limbahnya, investor perduli dengan akibat potensial yang disebabkan produksi dan penggunaan produk. Faktor environmental quality akan menjadi tema strategis yang terus berlangsung, sehingga dalam hal ini memperoleh Agility, Learning and Empowerment Faktor ini dapat mengubah pengalokasian waktu tugas, memungkinkan perubahan proses bisnis dan/atau rancang ulang dan memerlukan keahlian-keahlian yang berbeda untuk karyawan sehingga dapat mempengaruhi kondisi perusahaan di masa yang akan datang, yang dipengaruhi oleh proyek yang sudah ada sekarang ini. Perusahaan memberikan perhatian pada faktor ini, sehingga faktor Agility, Learning, and Empowerment memperoleh nilai Cycle Time Faktor Cycle Time ini digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas proses operasi perusahaan setelah implementasi NPS. Faktor Cycle Time ini memperoleh nilai Mass Customization Faktor ini memerlukan kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam variasi produk yang lebih cepat melalui

25 79 penyesuaian. Sebagaimana itu, prinsip-prinsip dan strategi-strategi dari faktor mass customization merupakan bagian penting dari strategi yang terfokus secara internal dan eksternal bagi TI yang melibatkan pemberdayaan informasi serta pelayanan kepada stakeholder. Faktor mass customization dalam perusahaan memperoleh nilai Competitive Strategy Risk Business Strategy Risk Faktor ini menunjukkan hubungan antara tingkat resiko yang mungkin muncul pada saat implementasi dengan strategi bisnis perusahaan jangka panjang. Faktor ini muncul dari luar perusahaan (eksternal) seperti situasi politik, stabilitas ekonomi, dan lain sebagainya. Dalam hubungannya dengan NPS, faktor Business Strategy Risk memperoleh nilai Organizational Strategy Risk & Uncertainties Business Organization Risk Kesiapan dalam pengembangan sebuah proyek baru merupakan faktor penting bagi perusahaan, termasuk didalamnya adalah adaptasi dan keahlian bagi pengguna sistem baru tersebut. Business Organization Risk dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana sebuah perusahaan mampu membawa perubahan yang

26 dibutuhkan oleh proyek SI. Faktor Business Organization Risk mempeoleh nilai Stakeholder Values Strategic IT Architecture Faktor ini menunjukkan tingkat evaluasi dimana proyek tersebut dapat beraliansi dengan keseluruhan strategi TI. Menurut perusahaan, faktor ini penting dan kritis karena sistem yang baru juga harus dapat beradaptasi dengan sistem yang ada. Faktor Strategic IT Architecture memperoleh nilai 5.

27 Competitive Strategy Risk IT Strategy Risk Faktor ini menunjukkan resiko potensial pengaruh proyek terhadap strategi TI jangka panjang. Faktor ini perlu dipertimbangkan karena investasi yang ditanamkan perusahaan cukup besar. Bagi perusahaan, resiko ini perlu diperhitungkan, karena jika pada investasi NPS ini terdapat ketidaksesuaian dengan rencana masa yang akan datang, akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu, faktor IT Strategy Risk ini mempeoleh nilai Organizational Strategy Risks and Uncertainties IT Definitional Uncertainties Faktor IT Definitional Uncertainties menunjukkan tingkat resiko dari implementasi proyek dimana kebutuhan dan atau spesifikasi telah diketahui, kompleksitas dari area dengan probabilitas dari perubahan yang bersifat non rutin. Walaupun perencanaan proyek sudah cukup matang namun ketidaksesuaian antara standar dari aplikasi tersebut dengan kebutuhan dari perusahaan akan dapat terjadi sehingga ada kemungkinan terjadinya perubahan atau modifikasi sesuai keadaan.

28 82 Faktor ini merupakan faktor yang diperlukan oleh pihak manajemen pada umumnya karena harus mempertimbangkan banyak hal tergantung kepada kebutuhannya. Faktor IT Definitional Uncertainties ini memperoleh nilai IT Technical and Implementation Risk Faktor ini menunjukkan resiko proyek yang merupakan kombinasi dari keahlian baru, perangkat keras, dan piranti lunak. Kelemahan pada faktor ini akan menyebabkan gagalnya pencapaian ROI sesuai dengan yang diharapkan. Faktor IT Technical and Implementation Risk memperoleh nilai IT Services Delivery Risk Faktor ini menunjukkan tingkat resiko dari penyampaian sistem yang baru terhadap pengguna, yang pasti akan memberikan resiko jangka pendek sehingga terjadi adaptasi terhadap sistem tersebut. Manajemen memandang hal ini sebagai sesuatu yang penting dalam implementasi sistem yang baru. Faktor IT Service Delivery Risk ini memperoleh nilai -2. Hasil pengkajian bobot nilai dari masing-masing faktor yang ada baik pada Domain Bisnis dan Domain Teknologi dapat dilihat pada Tabel 3.2.

29 83 Tabel 3.2 Pembobotan Domain Bisnis dan Domain Teknologi No. Aspects Resulting Weight Business Domain A Return Of Investment (ROI) 4 B Strategic Values 1. Strategic Match 4 2. Competitive Advantage 2 3. Competitive Response 4 4. Management Information for CFSs 5 C Stakeholder Values 1. Service and Quality 5 2. Environmental Quality 5 3. Agility, Learning, and Empowerment 5 4. Cycle Time 5 5. Mass Customization 5 D Competitive Strategy Risk Business Strategy Risk 0 E Organizational Strategy Risk and Uncertainties Business Organizational Risk 0 Technology Domain A Stakeholder Values Strategic IT Architecture 5 B Competitive Strategy Risk IT Strategy Risk 0 C Organizational Strategy Risk and Uncertainties 1. IT Definitional Uncertainty 0 2. IT Technical and Implementation Risk IT Service Delivery Risk -2 Total Values 49 Total Risk and Uncertainty Identifikasi Manfaat Identifikasi manfaat yang telah dilakukan dengan adanya implementasi NPS dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu tangible measurable, tangible unmeasurable, intangible measurable, dan intangible unmeasurable Tangible Measurable Implementasi NPS ini memberikan manfaat tangible measurable meliputi pengurangan dan penghapusan biaya-biaya operasional sebagai berikut:

30 84 Pertama, penghematan biaya kertas, bantex, dan tinta setelah implementasi NPS. Contohnya adalah penghematan biaya kertas untuk dokumen QAN (Quality Approval Notification) dan IPP (Initial Production Part). Dengan adanya NPS pendistribusian dokumen tersebut ke bagian terkait menjadi berkurang, karena informasi bisa didapatkan secara langsung melalui sistem tersebut. Penghematan pemakaian bantex sebagai sarana pendokumentasian dokumen juga menjadi berkurang, karena dokumen yang disimpan dalam bantex menjadi lebih sedikit dengan adanya NPS. Penghematan pemakaian tinta printer juga berkurang implementasi NPS. Kedua, penghematan man power dan over time. Setelah implementasi NPS ini jumlah man power pada level operator menjadi berkurang dan biaya over time yang dikeluarkan perusahaan menjadi nihil Tangible Unmeasurable Setelah implementasi NPS terdapat manfaat yang bersifat tangible unmeasurable. Manfaat yang ada antara lain dapat mempermudah pembuatan laporan-laporan, pembuatan memo, maintain data master dan proses approval, porsi waktu yang biasa digunakan untuk melakukan hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan yang lainnya, dan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja dari seksi-seksi terkait.

31 Intangible Measurable Pada implementasi NPS terdapat manfaat yang bersifat intangible measurable. Manfaat yang diperoleh antara lain dengan perubahan proses yang bersifat manual menjadi otomatis memberikan manfaat pada berkurangnya tingkat kesalahan yang dilakukan pekerja dalam proses produksi. Karena hal ini dapat membuat unit motor yang akan dikirim ke pihak main dealer menjadi terlambat Intangible Unmeasurable Pada implementasi NPS diperoleh manfaat yang bersifat intangible unmeasurable. Melalui proyek ini akan diperoleh manfaat berupa meningkatnya citra dan daya saing perusahaan. Dengan adanya NPS akan menciptakan pandangan bahwa PT. XYZ memiliki inovasi di bidang teknologi informasi serta berorientasi pada percepatan proses produksi motor, untuk memenuhi permintaan pelanggan. Hal ini tentu saja dapat memberikan daya saing tersendiri bagi perusahaan.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 ANALISIS SISTEM INFORMASI PRODUKSI PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan Risiko dalam investasi teknologi informasi (TI) yang diterapkan di PT TELKOM. Petunjuk:

Lebih terperinci

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk 9 LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai korporasi perusahaan. Pertanyaan di bawah berhubungan dengan nilai-nilai dan resiko-resiko yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN 3.1. Analisis dan Pemberian Bobot Nilai Metode yang digunakan dalam memberikan bobot nilai untuk IE versi kedua (Parker, 1996) diambil dari IE versi pertama (Parker, 1988).

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR Petunjuk: Berilah skor antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan 4 Memiliki

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas mengenai hasil penelitian berdasarkan data maupun kuisioner yang ada, sehingga didapatkan analisis nilai ekonomis dari implementasi NPS. Dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA SKRIPSI Oleh Vina Anggrainy 1100055890 Widi Pratama 1100056571

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 ANALISA INVESTASI IMPLEMENTASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DI PT. BLUE

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi dengan menggunakan Metode Information Economics Evaluasi sistem dan teknologi informasi dengan metode

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE Sesuai dengan judul skripsi, evaluasi berikut yang dilakukan terhadap investasi SI / TI pada PT. CDS Overseas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semestar Ganjil 2006/2007 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Return on Investment (ROI) 4.1.1 Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA) Teknik traditional cost benefit analysis merupakan sarana mengukur keuangan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

Kuisioner Domain Bisnis

Kuisioner Domain Bisnis L1 Kuisioner Domain Bisnis Petunjuk : Dengan membaca pengertian dari bagian-bagian yang dievaluasi pada domain bisnis diharapkan koresponden memilih salah satu score yang paling sesuai dengan keadaan perusahaan.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI ABSTRAK Dalam menghadapi ekonomi yang global dewasa ini, perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam persaingan bisnis yang semakin tajam terutama dalam melakukan investasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sistem dan teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka dimungkinkan penerapan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2007/2008 ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS: SITUS PT. ELEX

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan (memiliki keunggulan bersaing/competitive advantage). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan (memiliki keunggulan bersaing/competitive advantage). Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan antara perusahaan dalam industri sangat ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Abstrak

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Abstrak UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2003/2004 ANALISIS MANFAAT IMPLEMENTASI M-BINUS DENGAN MENGGUNAKAN INFORMATION ECONOMICS

Lebih terperinci

KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN

KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN L-1 KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN 1. Faktor Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat untuk memperoleh gambaran mengenai biaya dan tingkat investasi yang dibutuhkan,

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard. BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak

Lebih terperinci

LAMPIRAN. LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan. informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer core 2

LAMPIRAN. LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan. informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer core 2 L-1 LAMPIRAN LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan resiko dalam investasi teknologi informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya selalu berusaha untuk meningkatkan keunggulan dalam beberapa hal diantaranya yaitu persaingan pasar, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting di dalam suatu instansi pemerintah. Implementasi sistem informasi pada suatu instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai membaik, berdampak pula dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah industri sepeda motor.

Lebih terperinci

MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK.

MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK. MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK. Viany Utami Tjhin 1 ; Hudiarto 2 ; Intan Puspita 3 ABSTRACT Research discusses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layanan jasa profesional atau biasa disebut Professional Services berkemban g menjadi pasar yang menjanjikan pada era sekarang ini. Bidang usaha ini berkembang karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan kajian. Berikut ini adalah pemaparan secara singkat yang

Lebih terperinci

BIAYA DAN MANFAAT PENGADAAN PROGRAM ASTRA DAIHATSU PRODUCTION PLANNING SYSTEM (ADPPS) DI PT ADM

BIAYA DAN MANFAAT PENGADAAN PROGRAM ASTRA DAIHATSU PRODUCTION PLANNING SYSTEM (ADPPS) DI PT ADM BIAYA DAN MANFAAT PENGADAAN PROGRAM ASTRA DAIHATSU PRODUCTION PLANNING SYSTEM (ADPPS) DI PT ADM Gunawarman Hartono 1 ; Agus Riyadi 2 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus 24 cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. 2.7 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus apabila digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai manfaat dari implementasi aplikasi SERA Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Information Economics (IE) IE merupakan suatu metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat investasi suatu rencana proyek SI/TI. Metodologi tersebut diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak akan lepas dari kegiatan tersebut. Sejak dulu alat transportasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak akan lepas dari kegiatan tersebut. Sejak dulu alat transportasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trasportasi merupakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dan manusia tidak akan lepas dari kegiatan tersebut. Sejak dulu alat transportasi mengalami perkembangan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing berusaha untuk mencari suatu metode yang lebih baik untuk memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BB III METODOLOGI PENILITIN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan untuk memperoleh berbagai data yang akan diproses menjadi informasi yang selanjutnya akan digunakan dalam penelitian. dapun

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh: Yassavati 1000871901 Cahya Meythasari 1000875591 Stella Clarissa 1000880862 Kelas/Kelompok:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage).

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perusahaan dituntut untuk dapat menghadapi persaingan yang kompleks, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996 40 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Markaindo Selaras merupakan perusahaan swasta Indonesia yang berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996 disahkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori-teori Dasar/Umum Sub bab ini berisikan teori-teori yang dipakai dalam pembuatan skripsi mengenai perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi. 2.1.1. Pengertian Perencanaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metodologi Penelitian Perencanaan Strategi Sistem Informasi

3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metodologi Penelitian Perencanaan Strategi Sistem Informasi 3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Perencanaan Strategi Sistem Informasi Dalam mengkaji perencanaan strategi sistem informasi diperlukan suatu pendekatan metodologi yang berisi metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT 4.1 Biaya pembangunan Proyek VPN Sub bab ini akan membahas biaya pembangunan proyek VPN yang terdiri dari biaya pemasangan, pemeliharaan dan manfaat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS Responden yang terhormat, saat ini saya sedang melakukan penelitian. Oleh karena itu, saya sangat membutuhkan bantuan Anda untuk bersedia mengisi kuesioner

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Liquefied Petroleum Gas (LPG) LPG adalah singkatan dari Liquefied Petroleum Gas yang di Iindonesia (oleh PERTAMINA) diproduksi /dipasarkan dengan nama dagang Elpiji. Elpiji umumnya

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) RENDI NUGROHO (5209100124) DOSEN PEMBIMBING : DR. APOL PRIBADI SUBRIADI, ST, MT OUTLINE Sekilas Tentang PT. TELKOM MSC (Maintenance

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai nilai keuntungan yang didapat dari sebuah investasi Teknologi Informasi (TI), dalam hal ini adalah investasi untuk pembuatan dan pembelian

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Program Ganda Jurusan Sistem Informasi dan Manajemen Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2005 / 2006 ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi. mengkoordinasikan kegiatan (Coulter, 1999, p200).

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi. mengkoordinasikan kegiatan (Coulter, 1999, p200). 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Definisi Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses yang melibatkan penentuan sasaran atau tujuan organisasi, menyusun

Lebih terperinci

Jakarta, 1 Maret Tim GFP

Jakarta, 1 Maret Tim GFP KATA PENGANTAR Segenap puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis ini disusun guna melengkapi persyaratan kurikulum

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD DI BAGIAN POS INTERNASIONAL (Studi Kasus : PT POS PPC Bandung)

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD DI BAGIAN POS INTERNASIONAL (Studi Kasus : PT POS PPC Bandung) PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD DI BAGIAN POS INTERNASIONAL (Studi Kasus : PT POS PPC Bandung) Charel Samuel Matulessy, S.T.,M.Kom. 1 Frans Mathias P Sihombing

Lebih terperinci

BAB III EVALUASI BISNIS

BAB III EVALUASI BISNIS BAB III EVALUASI BISNIS 3.1. Evaluasi Pencapaian Bisnis Konveksi Pakaian KVKU Pola gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia sangat berpengaruh terhadap performa penjualan KVKU dari tahun ke tahunnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang XYZ Indonesia adalah merupakan pemimpin pasar (brand leader) untuk restoran yang menyediakan produk makanan jadi sebagai produk utamanya. Di bawah naungan PT. SK yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Bansa Tuasikal 06.11.1012 S1 Ti 10A Daftar Isi : Pendahuluan...1 Pengertian ERP...2 Tujuan dan Peran ERP Dalam Perusahaan...3 Kelebihan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis Pendahuluan Metode Pengerjaan Hasil Analisis Unit Otonom ABC merupakan unit otonom yang khusus mengelola gedung perkantoran dari perusahaan induk PT. Krakatau Steel Dalam membantu kegiatan proses bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS BAB III METODOLOGI ANALISIS Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam penelitian ini, data praktis amatlah diperlukan. Data tersebut hanya bisa didapatkan dari perusahaan spesifik yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL Kurniawan Wahyu Haryanto 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

LAMPIRAN Analisis Porter

LAMPIRAN Analisis Porter L1 LAMPIRAN Analisis Porter Dengan :Bawahan langsung Kepala Unit Penjualan Asuransi Pelangi (Account Officer), Bapak Andrey Wijaya Pada tanggal : 24 Oktober 2007 1. Siapakah target pasar dari produk Asuransi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) 1 Pokok Bahasan dalam Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Lebih terperinci

Bab 2 Strategi Supply Chain

Bab 2 Strategi Supply Chain Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bab 2 Strategi Supply Chain Dr. Eko Ruddy Cahyadi 2-1 Competitive and Supply Chain Strategies Competitive strategy: Kebutuhan

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS Materi 1. Era Informasi 2. Strategi dan Peluang Yang Kompetitif 3. Database dan Database Warehouse 4. Desain Database 5. Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas 6. E-Commerce STRATEGI DAN PELUANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian dalam setiap perilaku bisnis. Seiring dengan dinamika zaman, perspektif bisnis pun

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Metodologi BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Start Studi Literatur Observasi Perusahaan - Visi & Misi Perusahaan - Kebijakan Manajemen Analisis Kondisi Internal Value Chain Analysis (Showa Global

Lebih terperinci

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM Mata Kuliah Modul ke: - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Analisis Situasional Apa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK 3 ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK strategik Visi Misi Corporate Strategy Tujuan tujuan yang ingin dicapai di masa depan jalan pilihan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan seperangkat

Lebih terperinci