HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW ANGKATAN
|
|
- Hamdani Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW ANGKATAN Oleh: FENNI RUSLIE OCTAVIA TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015
2
3
4
5
6
7 HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW ANGKATAN Fenni Ruslie Octavia Berta Esti Ari Prasetya Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015
8 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angakatan Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana dengan subjek mahasiswa angkatan yang sedang mengambil proposal skripsi/mengerjakan skripsi. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik convinience sampling. Sampel yang digunakan 100 orang mahasiswa yang memenuhi syarat yang diajukan oleh peneliti. Untuk mengukur locus of control berdasarkan teori Rotter (dalam Friedman & Schustack, 2006). Sementara untuk mengukur kematangan karir berdasarkan teori Super (dalam Sharf, 2006). Dari penelitian ini diperoleh korelasi r = 0,577 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angakatan Sumbangan efektif locus of control terhadap kematangan karir sebesar 33,29%, sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sebesar 66,71%. Kata kunci : Kematangan karir, locus of control, mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW angkatan i
9 Abstract The purpose of this study was to find a significant relationship between locus of control with career maturity on students of the Faculty of Psychology Christian University Satya angakatan This research was conducted at the Faculty of Psychology Christian University Satya with the subject of generation students who are taking the proposal thesis/thesis work. The sampling technique using the technique of sampling convinience. Samples used 100 students who qualify submitted by researchers. To measure locus of control is based on the theory of Rotter (in Friedman & Schustack, 2006). Meanwhile, to measure career maturity based on the theory of Super (in Sharf, 2006). This study found a correlation of r = 0,577 (p > 0,05). This indicates a positive and significant relationship between locus of control with career maturity on students of the Faculty of Psychology Christian University Satya angakatan Effective contribution locus of control on career maturity amounted to 33,29%, the rest is influenced by other factors amounted to 66,71%. Keywords: career maturity, locus of control, forces students of the Faculty of Psychology SWCU ii
10 1 PENDAHULUAN Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen (Wikipedia). Tujuan mahasiswa adalah lulus tepat waktu (4-5tahun) dengan mendapatkan nilai yang memuaskan, dan segera mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan keilmuan. Namun, peran dan tanggung jawab seorang mahasiswa tidak hanya dihadapkan pada pencapaian keberhasilan akademik saja, tetapi juga mampu menunjukkan perilaku untuk mengeksplorasi berbagai nilainilai kehidupan. Dengan kata lain, usia mahasiswa adalah tahap penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan dan harapan-harapan sosial yang baru sebagai orang dewasa (Pinasti, 2011). Super (dalam Savickas, 2002) menyatakan bahwa mahasiswa berkisar antara usia tahun, masa ini dapat digolongkan sebagai masa transisi. Pemilihan dan persiapan diri untuk menjalankan suatu pekerjaan atau karir merupakan salah satu tugas penting dalam tahap perkembangannya, sebab karir atau pekerjaan seseorang menentukan berbagai hal dalam kehidupan. Oleh karena itu, mahasiswa harus memilih bidang pekerjaan yang akan ditekuni. Jenis pekerjaan yang akan ditekuni menyebabkan mahasiswa harus menyelesaikan pendidikannya sampai taraf yang dibutuhkan oleh bidang pekerjaan yang diinginkan. Menurut Arnett (dalam Santrock, 2012) transisi dari masa remaja ke dewasa yang terjadi dari usia 18 sampai 25 tahun. Masa ini ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. Pada titik ini dalam perkembangan mereka, banyak individu masih mengeksplorasi jalur karier yang ingin mereka ambil, ingin menjadi individu seperti apa, dan gaya hidup seperti apa yang mereka inginkan. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga,
11 2 mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Menurut Havighurst, (1953) usia menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda tugas perkembangan berikutnya adalah memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebaliknya, bila tidak atau belum cocok antara minat/bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilmu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak (baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Kemandirian ekonomi merupakan salah satu pertanda dari status kedewasaan, namun untuk mencapainya dibutuhkan proses yang panjang. Dalam menjalankan proses yang panjang tersebut dibutuhkan langkah selanjutnya untuk mendapatkan kemandirian ekonomi adalah pemilihan karir. Agar dapat memilih karir yang tepat, dalam hal ini memerlukan tingkat kematangan karir yang baik, karena tingkat kematangan karir akan mempengaruhi kualitas pemilihan karir. Kematangan karir menurut Seligman (1994) adalah kesiapan untuk memilih karir yang tepat sesuai dengan usia dan tingkat perkembangannya. Menurut Super (dalam Brown & Associates, 2002) pada tahap perkembangan karir, seseorang dituntut untuk menyelesaikan berbagai tugas perkembangannya. Seseorang yang mampu
12 3 menyelesaikan tugas pada setiap tahap perkembangan karirnya akan membawanya pada kesuksesan dalam perjalanan karirnya. Salah satu tugas perkembangan karir adalah kematangan karir dan kemampuannya dalam membuat keputusan mengenai pilihan karir yang diinginkannya, ini semua terjadi pada tahap eksplorasi. Hami, (2006) mengatakan bahwa tahun-tahun sekolah lanjutan dan perguruan tinggi dikonseptualisasikan sebagai suatu masa dimana para siswa/mahasiswa mengumpulkan informasi mengenai diri mereka dan dunia kerja melalui suatu proses eksplorasi yang efektif untuk merelasasikan dan menetapkan suatu pilihan karir yang bijaksana dan memulai persiapan yang tepat untuk menuju kematangan karir. Pinasti (2011) merangkum dari beberapa sumber bacaan bahwa kematangan karir terdiri dari career planning (perencanaan karir), career exploration (eksplorasi karir), world of work (informasi dunia kerja), knowledge of the preferred occupational group (pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati). Kematangan karir akan berdampak pada kesiapan sesorang untuk membuat pilihan karir. Penelitian yang lain mengenai kematangan karir pada mahasiswa sebelumnya juga pernah diteliti oleh Peterson (dalam Pinasti, 2011) yang hasilnya membuktikan lebih dari setengah sampelnya menunjukkan skor kematangan karir yang rendah sehingga dapat dikatakan belum matang dalam karir. Oleh sebab itu, mahasiswa perlu memiliki kesiapan untuk menghadapi tantangan dan kesulitan dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungannya, khususnya kesiapan diri memasuki dunia pekerjaan. Menurut berita resmi statistik dari Badan Pusat Statistik, 30 Maret 2015 disebutkan bahwa pada Februari 2014, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan mencapai orang dan pada bulan Agustus 2014 mengalami peningkatan mencapai orang. Tingginya angka pengangguran
13 4 dan tidak terisinya lowongan kerja dikarenakan tidak terpenuhinya tuntutan kualifikasi yang dipersyaratkan oleh dunia kerja ( 30 Maret 2015). Rendahnya kualitas tenaga kerja yang tersedia hal tersebut terjadi dimungkinkan karena mahasiwa belum memiliki kematangan karir untuk memasuki dunia kerja. Penulis mengamati bahwa keberadaan mahasiswa dalam menyiapkan diri untuk memasuki dunia kerja masih diabaikan karena merasa mengalami hambatan dalam memilih pekerjaan sesuai bakat/minat yang mereka sukai. Wawancara singkat yang telah dilakukan oleh El Hani, dkk (dalam Pinasti, 2011) dengan para mahasiswa pada salah satu universitas di Indonesia yang sedang menyusun skripsi atau tugas akhir. Mereka mengaku belum mengetahui bidang pekerjaan yang akan dijalaninya sebagai karir dengan pendidikan yang ditempuhnya. Selain itu penelitian yang lain hasil wawancara Lestari, (2012) terhadap beberapa Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan, menemukan bahwa saat ditanya setelah lulus kuliah akan melanjutkan pendidikannya atau bekerja di mana, sebagian besar mahasiswa memberikan jawaban belum tahu. Wawancara lain yang dilakukan pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan, mereka mengaku bingung. Ini disebabkan mereka merasa ilmu didapatkan belum cukup untuk bekal mencari pekerjaan setelah lulus dari bangku kuliah. Ada juga yang berpendapat bahwa mencari pekerjaan itu tidak harus terpaku pada pendidikan yang ditempuhnya. Dengan kata lain seperti air mengalir. Rachmawati (2012) menyebutkan bahwa ketidaksesuaian mencari pekerjaan setelah lulus dari bangku kuliah ini disebabkan oleh adanya faktor sosial yang mempengaruhi seseorang ketika ia memilih suatu pekerjaan. Hal ini dapat menciptakan ketidakpuasan seseorang akan hasil kerjanya, tidak mencintai tugasnya dan menurunnya
14 5 prestasi kerja. Selain itu, terdapat banyak mahasiswa yang masih bingung tentang apa yang akan mereka kerjakan dalam hidupnya setelah dari perguruan tinggi. Kondisi yang suram ini disebabkan oleh kurangnya bekal ilmu, ketrampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh seseorang mahasiswa ketika ia akan memasuki dunia kerja. Oleh sebab itu banyak yang harus dipersiapkan oleh seorang mahasiswa ketika hendak memasuki dunia kerja. Menurut Suryanti, Yusuf, dan Priyatama (2011) siswa dalam proses mencapai kematangan karir tidak lepas dari berbagai kondisi yang dimungkinkan berpengaruh dalam proses mencapai kematangan karir. Hasan dalam (Suryanti, dkk, 2011) menyebutkan bahwa konsep diri, vocational aspiration, dan gender merupakan sejumlah variasi komponen pada kematangan karir. Pernyataan ini juga sesuai dengan teori Holland (dalam Coertse & Schrpers, 2004) yang menjelaskan bahwa faktor individu (personal) dan lingkungan dimungkinkan berpengaruh terhadap kematangan karir. Faktor individu (personal) adalah salah satu dimensi yang ada di locus of control. Locus of control menurut Rotter (1966) adalah sebuah kecenderungan individu untuk melihat kejadian yang terjadi berdasarkan kontrol dari dalam atau dari luar individu tersebut. Rotter (1966) membagi locus of control menjadi dua dimensi yaitu internal locus of control dan external locus of control. Internal locus of control adalah cara pandang individu bahwa segala sesuatu yang terjadi berasal dari perilaku mereka sendiri. Menurut Wulan (dalam Aji, 2009) siswa dalam usahanya untuk mencapai karir yang diinginkan sering mengalami hambatan, sehingga diperlukan usaha dari siswa untuk mengatasi hambatan tersebut. Tingkat usaha siswa untuk mengatasi hambatan dalam mencapai karir yang diinginkan dipengaruhi oleh locus of control internal. Locus
15 6 of control merupakan keyakinan individu dalam memandang faktor penyebab keberhasilan maupun kegagalan yang dialami, termasuk hadiah dan hukuman yang diterimanya. Perbedaan locus of control pada seseorang ternyata dapat menimbulkan perbedaan pada aspek-aspek kepribadian yang lain. Mahasiswa yang memiliki locus of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur dan mengarahkan hidupnya serta bertanggungjawab terhadap pencapaian penguat apapun yang diterimanya. Mahasiswa yang mempunyai locus of control internal, ketika dihadapkan pada pemilihan karir, maka ia akan melakukan usaha untuk mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan langkah-langkah pendidikan serta berusaha mengatasi masalah berkaitan dengan pemilihan karir (Wulan dalam Aji, 2009). Menurut Zulkaida (dalam Aji, 2009), siswa dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa ketrampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (efforts) lebih menentukan pencapaian dalam hidup mereka, termasuk pencapaian karirnya. Siswa akan mengembangkan usahanya untuk meningkatkan ketrampilan kerja dan kemampuan akademik yang mereka miliki dalam rangka meraih karir yang mereka inginkan, serta berusaha mengatasi hambatan yang mereka hadapi dalam rangka pencapaian karir. Kemampuan akademik dan ketrampilan kerja yang tinggi akan membuat siswa membentuk aspirasi karir yang mantap. Aspirasi karir yang mantap, akan membuat individu lebih serius dalam mencari informasi mengenai karir dan menyesuaikan antara kemampuan dan minat yang dimiliki dengan pemahaman mengenai karir, sehingga akhirnya mampu membuat keputusan karir yang tepat. Kesesuaian antara kemampuan dengan karir yang diinginkan merupakan salah satu karakteristik kematangan karir yang positif menurut Seligman (dalam Aji, 2009).
16 7 Menurut Pinasti, (2011) Individu yang mampu memilih karir dengan tepat adalah individu yang memiliki kematangan karir. Salah satu indikasi bahwa individu telah matang dalam karirnya ialah ketika ia memiliki keyakinan penuh pada dirinya atas kemampuannya mencapai karir. Faktor yang mempengaruhi kematangan karir individu adalah locus of control. Locus of control merupakan cara pandang individu dalam menanamkan keyakinan dirinya terhadap usaha yang dilakukannya untuk mencapai karir. Individu yang matang dalam karir cenderung memiliki keyakinan dalam dirinya bahwa untuk mencapai karir diperlukan usahanya sendiri kecenderungan internal locus of control. Artinya, jika setiap individu ingin mencapai keberhasilan dalam karir, maka hal itu dapat tercapai karena usahanya sendiri, bukan karena nasib, keberuntungan ataupun orang lain. Semakin internal kecenderungan locus of control seseorang, maka ia akan semakin matang dalam karirnya. Sedangkan definisi external locus of control menurut Rotter, (1966) adalah cara pandang individu segala sesuatu yang terjadi pada dirinya bukan berasal dari tindakan mereka sendiri, melainkan dari tindakan orang lain, nasib, keberuntungan atau kesempatan. Wulan (dalam Aji, (2009) remaja yang memiliki locus of control eksternal memiliki keyakinan bahwa pengendali dari segala aspek dalam kehidupannya dan penguat yang diterimanya adalah keberuntungan, nasib, atau orang lain di luar dirinya. Zulkaida, (2007) mengatakan bahwa individu yang memiliki external locus of control cenderung menganggap bahwa hidup mereka terutama ditentukan oleh kekuatan dari luar diri mereka, seperti nasib, takdir, keberuntungan dan orang lain yang berkuasa. Maka ketika dihadapkan dengan karir, maka individu tersebut karena merasa hidupnya tergantung pada nasib, takdir, keberuntungan dan orang lain yang berkuasa atas individu tersebut, sehingga mereka tidak melakukan usaha untuk mengenali dirinya dan mencari
17 8 tahu tentang perkerjaan yang mereka sukai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan Manfaat penelitian ini yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi psikologi dan pemahaman bagi para mahasiswa untuk lebih meningkatkan internal locus of control dalam meningkatkan kematangan karirnya. Rumusan Masalah Mengingat hal-hal diatas maka peneliti bermaksud meneliti apakah ada hubungan antara locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa? Berdasarkan permasalahan ini, maka judul penelitian ini adalah hubungan antara locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW angkatan TINJAUAN PUSTAKA Kematangan Karir Definisi kematangan karir dikemukakan oleh Fatimah (2006) bahwa karir merupakan sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan dan pekerjaan yang dijalani oleh seseorang. Karir memiliki makna sebagai jalannya peristiwa kehidupan, konsekuensi okupasi, dan peranan kehidupan lainnya yang keseluruhan menyatakan tanggung jawab seseorang kepada pekerjaan dalam pola pengembangan dirinya. Super (Winkel, 2004) mendefinisikan kematangan karir sebagai kesiapan individu untuk membuat keputusan karir dengan didukung oleh informasi yang kuat mengenai pekerjaan, berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan.
18 9 Crites (dalam Brown, 2002) mendefinisikan kematangan karir sebagai tingkat di mana individu telah menguasai tugas perkembangan karirnya, baik komponen pengetahuan maupun sikap, yang sesuai dengan tahap perkembangan karir. Dari uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kematangan karir kesiapan dan kemampuan individu untuk merencanakan dan mencari informasi mengenai pilihan karir yang sesuai dengan dirinya, dan akhirnya mampu memilih keputusan mengenai karir yang akan dijalanninya. Dimensi dalam Kematangan Karir Super (dalam Sharf, 2006) mengukur kematangan karir yang mencakup lima dimensi yaitu antara lain: a. Perencanaan karir (career planning) Pada dimensi ini mengukur mengenai seberapa sering individu mencari beragam informasi mengenai pekerjaan dan seberapa jauh mereka mengetahui mengenai beragam jenis pekerjaan. Seberapa banyak perencanaan yang dilakukan individu adalah hal penting dalam konsep ini. Beberapa kegiatan yang tercakup dalam konsep ini antara lain; mempelajari informasi terkait jenis pekerjaan yang diminati, membicarakan perencanaan yang dibuat dengan orang-orang dewasa (orang yang lebih berpengalaman), mengikuti kursus yang dapat membantu membuat keputusan karir, ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler atau kerja magang/paruh waktu, dan mengikuti pelatihan atau pendidikan yang berkenaan dengan jenis pekerjaan yang diminati. Konsep ini juga berkaitan dengan pengetahuan mengenai kondisi pekerjaan, jenjang pendidikan yang disyaratkan, prospek kerja, pendekatan lain untuk memasuki pekerjaan yang diminati, dan kesempatan untuk peningkatan karir. Perencanaan
19 10 karir mengacu pada seberapa banyak individu mengetahui mengenai hal-hal yang harus dilakukan, bukan pada seberapa benar mereka tahu mengenai pekerjaan yang diminatinya tersebut. b. Eksplorasi karir (career exploration) Pada dimensi ini mengukur mengenai keinginan untuk menjelajahi atau mencari informasi mengenai pilihan karir. Pada dimensi ingin diketahui seberapa besar keinginan individu untuk mencari informasi dari beragam sumber seperti orang tua, kerabat lain, teman-teman, para guru, konselor, buku-buku, dan bahkan film. Konsep eksplorasi karir berhubungan dengan seberapa banyak informasi yang dapat diperoleh individu. c. Pengambilan keputusan (decision making) Pada dimensi ini mengukur mengenai pengambilan keputusan sangat penting. Konsep ini berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan dan membuat perencanaan karir. Dalam hal ini, individu diposisikan dalam situasi di mana orang lain harus membuat keputusan karir yang terbaik. Jika individu mengetahui bagaimana orang lain harus membuat keputusan karir, maka mereka juga dapat membuat keputusan karir yang baik bagi diri mereka. d. Informasi dunia kerja Pada dimensi ini mengukur mengenai dua komponen dasar yaitu pertama berkaitan dengan pengetahuan individu mengenai tugas-tugas perkembangan yang penting, seperti kapan orang lain harus mengeksplorasi minat dan kemampuan mereka, bagaimana orang lain mempelajari pekerjaan mereka, dan mengapa orang berpindah kerja. Kedua, mencakup pengetahuan mengenai tugas kerja (job desk) pada pekerjaan tertentu. Super menilai bahwa sangat
20 11 penting bagi individu untuk mengetahui dunia kerja sebelum membuat keputusan pilihan karir. e. Pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati Pada dimensi ini berhubungan dengan pengetahuan mengenai tugas kerja (job desk) dari pekerjaan yang mereka minati, peralatan kerja, dan persyaratan fisik yang dibutuhkan. Dimensi ini juga terkait kemampuan individu dalam mengidentifikasi orang-orang yang ada pada pekerjaan yang mereka minati. Kategori minat yang dapat mereka pilih mencakup verbal, numerik, clerical, mekanis, keilmuan, seni, promosional, sosial, dan luar ruang atau pekerjaan lapangan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kematangan Karir Menurut Aji (2009) Kematangan karir dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun luar diri individu. Faktor yang berasal dari dalam diri individu disebut dengan faktor internal, meliputi inteligensi, bakat, minat, kepribadian, harga diri, dan nilai. Faktor yang berasal dari luar diri individu disebut faktor eksternal, meliputi keluarga, latar belakang sosial ekonomi, gender, teman sebaya, lingkungan sekolah, faktor realitas, dan proses pendidikan. Menurut Fatimah (2006) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan karir yaitu faktor ekonomi, faktor lingkungan, faktor pandangan hidup. Locus Of Control Konsep locus of control menurut Rotter, (1966) adalah setiap individu memiliki perbedaan konsep keyakinan dalam meletakan tanggung jawab atas kejadian yang
21 12 terjadi pada mereka, apakah pada diri mereka sendiri atau pada hal-hal yang berada diluar diri mereka. Greenberg, (2006) mengatakan bahwa locus of control merupakan persepsi atau keyakinan seseorang terhadap kontrol diri atas peristiwa yang mempengaruhi kehidupannya. Levenson, (1981) mengatakan bahwa locus of control merupakan suatu harapan yang digeneralisasikan untuk mempersepsikan penguat sebagai kesatuan dari perilaku dirinya sendiri (internal locus of control) atau sebagai hasil dari kekuatan yang berada di luar kendali, seperti nasib, kebetulan, atau kekuatan lain (external locus of control). Dari uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa locus of control adalah bagaimana individu mempersepsikan reinforcement baik kegagalan atau keberhasilan yang diraihnya apakah akibat faktor dari dalam (tingkah lakunya sendiri, usaha yang dilakukan sendiri) atau dari luar dirinya (keberuntungan, nasib, atau kesempatan). Dimensi dalam Locus Of Control Rotter, (dalam Friedman & Schustack, 2006) mengatakan bahwa locus of control dibagi menjadi dua dimensi sebagai berikut: a. Internal Locus of Control Cara pandang individu bahwa segala sesuatu yang terjadi berasal dari perilaku mereka sendiri. Individu dengan kecenderungan internal locus of control memiliki keyakinan indvidu bahwa kejadian yang dialami merupakan akibat dari perilaku dan tindakannya sendiri, memiliki kendali yang baik terhadap perilakunya sendiri, cenderung dapat mempengaruhi orang lain, yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil, aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi.
22 13 b. External Locus of Control Cara pandang individu segala sesuatu yang terjadi pada dirinya bukan berasal dari tindakan mereka sendiri, melainkan dari tindakan orang lain, nasib, keberuntungan atau kesempatan. Individu dengan eksternal locus of control memiliki keyakinan bahwa tindakan mereka memiliki sedikit dampak bagi keberhasilan/kegagalan mereka, dan sedikit yang dapat mereka lakukan untuk merubahnya. Individu dengan eksternal locus of control menyakini bahwa kekuasaan orang lain, takdir, dan kesempatan merupakan faktor utama yang memengaruhi apa yang dialami, memiliki kendali yang kurang baik terhadap perilakunya sendiri, cenderung dipengaruhi oleh orang lain, seringkali tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil, kurang aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa Faklutas Psikologi UKSW angkatan Maka ketika individu memiliki internal locus of control tinggi maka semakin tinggi juga kematangan karirnya, namun begitu juga sebaliknya apabila individu memiliki eksternal locus of control tinggi (berarti memiliki internal locus of control yang rendah) maka semakin rendah kematangan karirnya.
23 14 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (X) : Locus Of Control 2. Variabel Terikat (Y) : Kematangan Karir Partisipan Populasi dalam penelitian ini 220 mahasiswa. Sampel dalam penelitian ini 100 mahasiswa. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan dengan kriteria mahasiswa yang sudah memasuki semester akhir yang sedanga mengerjakan proposal skripsi atau sedang mengerjakan skripsi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan convinience sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana peneliti mengambil subjek karena aksebilitas yang nyaman dan kedekatan antara subjek dengan peneliti dan paling mudah untuk ditemui. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu korelai antara locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan
24 15 Alat Ukur Metode yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data penelitian ini adalah dengan menggunakan alat ukur skala psikologi. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode skala. Skala adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan try out terpakai. Dimana subjek yang digunakan untuk try out digunakan sekaligus untuk penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan SPSS versi 16.0 for windows. Terdapat 2 skala yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala kematangan karir dan skala locus of control yaitu: 1. Untuk mengukur internal locus of control dan external locus of control, menggunakan skala milik Rotter (dalam Friedman & Schustack, 2006). Jumlah aitem pada skala ini adalah 34 aitem. Pada skala ini terdapat 2 dimensi, yaitu internal dan external. Dengan 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Sistem pemberian nilai pada skala ini, aitem favourable, jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4, Setuju (S) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Sedangkan pada aitem unfavourable, jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1, Setuju (S) diberi nilai 2, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 4. Penilaian skala ini adalah makin tinggi skor yang diperoleh, maka iternalnya semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka externalnya semakin rendah. Dalam hal ini
25 16 peneliti menggunakan try out terpakai. Saat penelitian dilakukan peneliti mendapatkan 100 responden untuk mengisi angket. Setelah melakukan penelitian didapatkan realiabel sebesar 0,816, menurut Aswar (2000) jika realibilitas antara 0.8 < α < 0.9 dikatagorikan bagus. Dari 34 item yang diujikan 9 item yang gugur. Nilai r hitung item total correlation bergerak antara 0,254-0, Skala Kematangan karir mengunakan skala yang mengacu yang disusun oleh Super (dalam Sharf, 2006) mengungkapkan bahwa kematangan karir memiliki 30 aitem-aitem pernyataan, mencakup 5 dimensi yaitu perencanaan karir (career planning), ekplorasi karir (career exexploration), pengambilan keputusan (decision making), informasi dunia kerja (worl of work information), pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati (knowledge of the preferred). Dengan 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Sistem pemberian nilai pada skala ini, aitem favourable, jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4, Setuju (S) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Sedangkan pada aitem unfavourable, jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1, Setuju (S) diberi nilai 2, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 4. Dalam hal ini peneliti menggunakan try out terpakai. Saat penelitian dilakukan peneliti mendapatkan 100 responden untuk mengisi angket. Setelah melakukan penelitian didapatkan realiabel sebesar 0,856, menurut Aswar (2000) jika realibilitas antara 0.8 < α < 0.9 dikatagorikan bagus. Dari
26 17 30 item yang diujikan 5 item yang gugur. Nilai r hitung item total correlation bergerak antara 0,272-0,708. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Tabel 1.1 Hasil Uji Normalitas Locus Of Control dengan Kematangan Karir One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test LOC KK N Normal Parameters a Mean Most Extreme Differences Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. Berdasarkan uji hasil pengujian normalitas pada tabel 1.1 di atas, kedua variabel memiliki signifikansi p > 0,05. Variabel locus of control memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,860 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,451 (p > 0,05). Oleh karena nilai signifikansi p > 0,05, maka distribusi data locus of control berdistribusi normal. Hal ini juga terjadi pada variabel kematangan karir yang memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,938 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,343 (p > 0,05). Dengan demikian data kematangan karir juga berdistribusi normal.
27 18 2. Uji Linearitas Tabel 1.2 Hasil Uji Linearitas antara Locus Of Control dengan Kematangan Karir ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. KK * LOC Between Groups (Combined) Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total Dari uji linearitas, maka diperoleh nilai F beda sebesar 1,652 (p > 0,05) dengan sig.= 0,051 yang menunjukkan hubungan antar locus of control dengan kematangan karir adalah linear.
28 19 Uji Korelasi Tabel 1.3 Hasil Uji Korelasi antara Locus Of Control dengan Kematangan Karir Correlations LOC KK LOC Pearson Correlation ** Sig. (2-tailed).000 N KK Pearson Correlation.577 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan hasil pengujian uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara locus of control dengan kematangan karir sebesar 0,577 dengan sig. = 0,000 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan yang positif signifikan antara locus of control dengan kematangan karir. Analisis Deskriptif a. Locus Of Control Kategori locus of control dibuat berdasarkan nilai tertinggi yaitu 34 x 4 = 136 dan nilai terendah yaitu 34 x 1 = 34, dengan 4 kategori yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi, dan diperoleh interval sebesar 25,5. Kategorisasi locus of control sebagai berikut:
29 20 Tabel 1.4 Kategorisasi Hasil Pengukuran Skala Locus Of Control No Interval Kategori Mean N Presentase (%) x < 59,5 Sangat Eksternal 0 0% 2. 59,5 x < 85 Eksternal 79, % x < 110,5 Internal 19 19% ,5 x 136 Sangat Internal 0 0% Jumlah % SD = 6,263 Min = 65 Max = 99 x = Skor Locus Of Control Berdasarkan tabel 1.4 di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada mahasiswa yang memiliki skor locus of control yang berada pada kategori sangat internal, mahasiswa yang memiliki locus of control yang berada pada kategori internal dengan jumlah 19 mahasiswa dan presentase 19%, mahasiswa yang memiliki locus of control yang berada pada kategori eksternal dengan jumlah 81 mahasiswa dan presentase 81%, dan pada kategori sangat eksternal tidak ada mahasiswa yang memiliki locus of control yang berada pada kategori sangat eksternal. Berdasarkan presentase diatas bahwa rata-rata mahasiswa yang memiliki locus of control pada kategori eksternal, dengan mean = 79,51. b. Kematangan Karir Kategori kematangan karir dibuat berdasarkan nilai tertinggi yaitu 30 x 4 = 120 dan nilai terendah yaitu 30 x 1 = 30, dengan 5 kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi, dan diperoleh interval sebesar 18. Kategorisasi kematangan karir sebagai berikut:
30 21 Tabel 1.5 Kategorisasi Hasil Pengukuran Skala Kematangan Karir No Interval Kategori Mean N Presentase (%) x < 48 Sangat Rendah 0 0% x < 66 Rendah 12 12% x < 84 Sedang 73, % x < 102 Tinggi 8 8% x 120 Sangat Tinggi 0 0% Jumlah % SD = 7,036 Min = 61 Max = 96 x = Skor Kematangan Karir Berdasarkan tabel 1.5 di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada mahasiswa yang memiliki skor kematangan karir yang berada pada kategori sangat tinggi, mahasiswa yang memiliki kematangan karir yang berada pada kategori tinggi dengan jumlah 8 mahasiswa dan presentase 8%, mahasiswa memiliki kematangan karir yang berada pada kategori sedang dengan jumlah 80 mahasiswa dan presentase 80%, mahasiswa memiliki kematangan karir yang berada pada kategori rendah dengan jumlah 12 mahasiswa dan presentase 12%, dan tidak ada mahasiswa memiliki kematangan karir yang berada pada kategori sangat rendah. Berdasarkan presentase di atas bahwa rata-rata mahasiswa yang memiliki kematangan karir pada kategori sedang, dengan mean = 73,92. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian uji korelasi Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) = 0,577 dengan sig. = 0,000 (p < 0,05), yang berarti ada hubungan yang positif signifikan antara locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa
31 22 Fakultas Psikologi di Universitas Kristen Satya Wacana pada angkatan Hal ini menunjukkan bahwa ketika individu memiliki internal locus of control tinggi maka semakin tinggi juga kematangan karirnya, namun begitu juga sebaliknya apabila individu memiliki eksternal locus of control tinggi (berarti memiliki internal locus of control yang rendah) maka semakin rendah kematangan karirnya. Adapun temuan ini dimungkinkan terjadi, karena pada masa dewasa awal dimana pertumbuhan pada masa puncaknya. Berbagai keputusan yang penting yang mempengaruhi kematangan karir, dan hubungan antar internal dan eksternal locus of control pada dewasa awal. Super (dalam Winkel, 2012) mengemukakan bahwa kematangan karir merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan, sifat-sifat kepribadian serta kemampuan intelektual, dan banyak faktor di luar individu, seperti taraf kehidupan sosial ekonomi keluarga, variasi tuntutan lingkungan kebudayaan, dan kesempatan atau kelonggaran yang muncul, namun titik beratnya terletak pada faktor-faktor dalam individu sendiri. Mahasiwa yang memiliki internal locus of control percaya bahwa peristiwa dalam hidupnya ditentukan oleh usaha dan perilakunya sendiri, begitu juga sebaliknya mahasiswa yang memiliki eksternal locus of control percaya bahwa peristiwa dalam hidupnya ditentukan oleh nasib, keberuntungan, dan kesempatan (Friedman, 2006). Dalam penelitian Luzzo (dalam Akbulut, 2010) menemukan locus of control berpengaruh positif terhadap kematangan karir. Bagaimana individu menanamkan keyakinan dalam mencapai suatu karir pada dirinya. Orang yang matang dalam karir cenderung memiliki keyakinan bahwa untuk mencapai karir yang diinginkan, hanya bisa dilakukan oleh usahanya sendiri (locus of control internal), bukan karena keberuntungan, nasib atau bantuan orang lain. Orang-orang dengan kecenderungan
32 23 locus of control internal, akan lebih konsisten dalam pekerjaan, memiliki tingkat kepuasaan dan kinerja baik, serta lebih stabil dalam pekerjaan. Menurut Suryanti, dkk (2011) pengaruh locus of control internal yang lebih besar terhadap kematangan karir dimungkinkan karena adanya fungsi evaluatif dalam diri individu. Evaluasi yang positif terhadap diri menjadikan individu mempunyai gambaran yang realitas. Melalui fungsi evaluatif tersebut, individu memahami kemampuan yang dimiliki. Kesadaran kemampuan diri memberikan pertimbangan individu dalam melakukan pilihan karir, sehingga kematangan karirnya tinggi. Rotter (dalam Krueger, 2005) menambahkan bahwa individu yang menjelaskan adanya internal locus of control mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk mengontrol peristiwa dalam hidupnya akan lebih cepat dalam belajar mengenali berbagai aspek dalam lingkungan sehingga membantu dirinya di masa depan, sehingga memungkinkan tercapainya kematangan karir. Dalam kelompok yang diteliti oleh peneliti yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW angkatan demikian bahwa locus of control subjek memiliki nilai rata-rata sebesar 79,51 sehingga dapat dikatakan bahwa locus of control pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan termasuk individu yang memiliki kategori eksternal. Mungkin disebabkan karena mahasiswa menyakini bahwa kekuasaan orang lain seperti orang tua, teman, takdir, dan kesempatan adalah merupakan faktor utama yang memengaruhi apa yang dialami, dan individu tersebut belum bisa mengontrol perilakunya sendiri, merasa tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil, kurang aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi.
33 24 Sementara itu, yang dimiliki oleh subjek dalam ini kematangan karir memiliki nilai rata-rata sebesar 73,92 sehingga dapat dikatakan bahwa kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan individu yang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini mungkin disebabkan beberapa faktor seperti belum mengetahui bakat dan minat yang sesuai dalam diri, kurangnya ketrampilan, pengalaman, dan kurangnya pengetahuan akan informasi kerja. Sumbangan efektif locus of control terhadap kematangan karir sebesar 33,29%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sebesar 66,71%. Locus of control bukan hal yang mutlak mempengaruhi kematangan karir saja melainkan ada banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kematangan karir tersebut. Menurut Seligman (1994) kematangan karir faktor-faktor lain yang mempengaruhi adalah keluarga, latar belakang sosial ekonomi, gender, inteligensi dan bakat khusus, minat karir, harga diri, dan kepribadian. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentan hubungan antara locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana pada angkatan maka dapat disimpulkan: 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana pada angkatan Hal tersebut berarti ketika individu memiliki internal locus of control tinggi maka semakin tinggi juga kematangan karirnya, namun begitu juga sebaliknya apabila individu memiliki eksternal locus of control tinggi (berarti memiliki internal locus of control yang rendah) maka
34 25 semakin rendah kematangan karirnya di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana pada angkatan Locus Of Control memiliki nilai rata-rata sebesar 79,51 sehingga dapat dikatakan bahwa locus of control pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan termasuk individu dalam kategori eksternal. 3. Kematangan karir memiliki nilai rata-rata sebesar 73,92 sehingga dapat dikatakan bahwa kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan termasuk dalam kategori sedang. Saran Dengan hasil penelitian di atas, maka peneliti mengajukan saran bagu beberapa pihak sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa Bagi mahasiswa lebih meningkatkan internal locus of control supaya individu memiliki keyakinan bahwa kejadian yang dialami merupakan usaha sendiri, mempunyai percaya diri, mempunyai kontrol diri, dan mampu membuat keputusan dengan sendiri tanpa memikirkan adanya nasib, keberuntungan. 2. Bagi dosen Dosen dapat meningkatkan internal locus of control mahasiswa dengan cara memberikan konseling, perwalian, motivator supaya mahasiswa mempunyai kontrol diri, bisa mengevaluasi dirinya sendiri, dan menumbuhkan kepercayaan diri mahasiswa. Selajutnya dosen dapat memberikan pengajaran
35 26 mengenai tujuan-tujuan karir mahasiswa ke depannya tidak hanya memberikan pengajaran secara teori tetapi juga memberikan pengajaran secara praktek/magang agar mahasiswa mengerti informasi dunia kerja dan selain itu mahasiswa juga tahu arah dan tujuan kehidupannya di masa depan nanti. Dosen juga dapat menyelenggarakan program pengembangan karir seperti seminar, talk show, atau workshop yang menghadirkan orang-orang sukses dalam karir di berbagai bidang. 3. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut dapat melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi kematangan karir. Faktor-faktor yang lain seperti konsep diri, bakat minat, prestasi, intelegensi, gender, ras, budaya, status sosial, status ekonomi yang mempengaruhi kematangan karir, dan kepribadian.
36 27 Daftar Pustaka Akbulut, N. (2010). The relationship between vocational maturity and hopelessness among female and male twelfth grade students. Tesis. Universitas Middle East Technical. Azwar, S. (2000). Reliabilitas dan Validitas (edisi ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (2001). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (2011). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Aji, R. (2009). Hubungan antara Locus Of Control Internal dengan Kematangan Karir pada siswa kelas XII SMK N 4 Purworejo. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Brown, D. (2002). Career Choice and Development. USA: A Wiley Imprint. (2002). Career choice & Development (4th ed). San Fransisco: Jossey-Bass A Willey Company. Coertse, S. & Schepers, JM. (2004). Some Personality and Cognitive Correlates of Career Maturity. Journal of Industrial Psychology. Vol 30 (2), Fatimah, E. (2006). Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV.Pustaka Setia. Friedman & Schustack. (2006). Psikologi Kepribadian: Teori Klasik dan Modern. Jakarta: Erlangga. (2009). Kepribadian: Teori klasik dan riset modern. Jakarta: Erlangga. Greenberg, J., S. (2006). Comprehensive Stress Management: ninth edition. San Francisco: McGrawHill. Hami, A. E. (2006). Gambaran Kematangan Karir Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Di Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Skripsi. Lembang: Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Havighurst, R.J. (1953). Human Development and Education. New York: David McKey Company Inc. Pengertian Mahasiswa. Diunduh 28
37 28 Maret Statistik Pengangguran. Diunduh 30 Maret Monks,F.J., Knoers, A. M. P & Hadinoto, S. R. (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Krueger, C. B. (2005). The Relationship Between Internal and External Locus Of Control and Sefl Reported Frequency Of Atheletic Injury. Thesis. Texas: Texas A & M University. Lestari, W. T. (2012). Relationship Between Self Efficacy With Career Maturity At The End College Students. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dhalan. Levenson, H. (1981). Differentiating among internality, powerful others, and chance. In H. M. Lefcourt (Ed.), Research with the locus of control construct. Vol (1), New York: Academic Press. Pinasti, W. (2011). Pengaruh Self Efficacy, Locus Of Control, dan Faktor Demografis terhadap Kematangan Karir Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri. Rachmawati, Y. E. (2012). Hubungan antara Self Efficacy dengan Kematangan Karir pada mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir di Universitas Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol (1) no 1. Surabaya: Universitas Surabaya. Rotter, J. B. (1966). Generalized expectancies for internal versus external control of reinforcement. Psychological Monographs: General and Applied. Sharf, R. S. (2006). Applying career development theory (4 th ed). United States: Thomson Brooks/Cole. Suryanti, Yusuf, Priyatama. (2011). Hubungan antara Locus Of Control Internal dengan Konsep Diri dengan Kematangan Karir pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta. Skripsi. Surakarta: Program Studi Psikologi Fakultas Kodekteran Universitas Sebelas Maret. Santrock, J. W. (2012). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup Ed 13 Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Savickas, M. L. (2002). Career Construction. A developmental theory of vocational Behavior dalam D.brown, & associates (Eds.), career choice and development:
38 29 (4 th Ed).San Francisco: Jossey-Bass. Seligman, L. (1994). Developmental career counseling and assessment. Thousand Oaks: Sage Publications. Supraptono, E. (1994). Kontribusi Minat Kejuruan dan Aspirasi Kerja serta Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Kematangan Karir Siswa. Thesis. Bandung: PPS UPI Bandung. Winkel, W. S. (2004). Bimbingan Karir di Institusi Pendidikan. Jakarta: Media Abadi (2012). Bimbingan dan Konseling Diinstitusi Pendidikan. Jogjakarta: Media Abadi Zulkaida, A. (2007). Pengaruh Locus Of Control dan Efikasi Diri Terhadap Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Proceeding Pesat, 2, B1-B4. Available FTP: ejournal.gunadarma.ac.id
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Kancah Penelitian Penelitian mengenai Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 pada mahasiswi Suku Jawa Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Letak sekolah ini mudah diakses dan sangat strategis yang berada di tengah kota
Lebih terperinciHubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali
Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali Relationship between Learning Motivation and Self Efficacy with Career Maturity
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Wirosari Kabipaten Grobogan yang beralamat di jalan Gajah Mada No.144
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana yang terletak di Jalan Diponegoro, Salatiga. Populasi penelitian adalah semua
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Salatiga adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah dirintis oleh Pemerintah Belanda sejak tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, prosedur pengolahan data, deskripsi data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Ngablak yang berada di desa Ngablak, kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Alasan pelaksanaan
Lebih terperinciSiswa dan Siswi SMA Katolik Mgr. Soegijapranata Pasuruan.
79 Lampiran 1 Skala Uji Coba Alat Ukur Penelitian Kepada Yth: Pasuruan, 13 Maret s/d Selasa 20 Maret 2012 Siswa dan Siswi SMA Katolik Mgr. Soegijapranata Pasuruan. Dengan hormat Dalam rangka pembuatan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 2, Mei 2016 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan
Lebih terperinciLAMPIRAN A RELIABILITAS ALAT UKUR
LAMPIRAN A RELIABILITAS ALAT UKUR 1. Reliabilitas Aitem Locus of Control Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.22 23 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 VALIDITAS ITEM SKALA SIKAP PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR
LAMPIRAN 1 VALIDITAS ITEM SKALA SIKAP PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR Validitas Item Skala Sikap Motivasi Belajar Variabel Corrected Item Total Keterangan Correlation
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian dengan judul Pengaruh lingkungan keluarga dan motivasi belajar intrinsik terhadap prestasi belajar siswa Mata Pelajaran Korespondensi kelas X Administrasi
Lebih terperincicommit 77 to user BAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 51 siswa. Berdasarkan dokumentasi mengenai data siswa, dapat diketahui karakteristik responden dipandang dari
Lebih terperinciFAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
Lampiran 1. ANGKET FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013 PENGANTAR Salam sejahtera, Dalam rangka penyelesaian studi (S1) dan untuk mencapai gelar sarjana psikologi, dibutuhkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini diuraikan tentang Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Prestasi Belajar terhadap Minat Menjadi Guru Ekonomi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN Pengumpulan data penelitian ini di lakukan pada tanggal 18 Mei 2014 sampai tanggal 21 Mei 2014. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini melakukan kajian tentang perbedaan tingkat learned helplessness siswa yang memiliki prestasi
Lebih terperinciSalam sejahtera, dengan hormat
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I : Instrumen Penelitian PENGANTAR Salam sejahtera, dengan hormat Dalam rangka proses penyelesaian Tesis ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Sains Psikologi
Lebih terperinciLampiran 1 ANGKET PENELITIAN (TRYOUT)
LAMPIRAN 105 Lampiran 1 ANGKET PENELITIAN (TRYOUT) 106 107 ANGKET PENELITIAN Kepada Yth. Siswa/siswi SMAN 1 Wonosari di Klaten Assalamu alaikum wr.wb. Ditengah kesibukan Saudara pada saat belajar, perkenankanlah
Lebih terperinciLampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's
Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.554 22 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gambaran umum partisipan. mengenai gambaran umum partisipan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Gambaran umum partisipan terlihat dari tabel distribusi frekuensi.distribusi frekuensi juga digunakan untuk memaparkan persentase
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI Diajukan kepada Progam Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Data variabel bebas yaitu persepsi siswa terhadap pelajaran matematika
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Penabur Purworejo yang berada di Jalan Dr Setia Budi 18, Purworejo. Siswa yang diteliti adalah siswa
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian mengenai hubungan antara cara mengajar guru dengan self-efficacy siswa pada pemerolehan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan penelitian Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah SMK NEGERI 1 Kecamatan SUTERA Kabupaten Pesisir Selatan. 4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Tempat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA TENTANG IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN
54 BAB IV ANALISIS DATA TENTANG IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN A. Pengujian Hipotesis 1. Uji Validitas dan Reabilitas Menurut Sumardi Suryabrata validitas soal adalah derajat kesesuain
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subjek penelitian ini adalah anggota dari kelompokkelompok game yang bermain Ayo Dance di Salatiga, tepatnya anggota Narciz Community
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.
101 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya religius dan pembentukan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah pasien yang dirawat inap di RS Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal. Adapun teknik pengambilan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kinerja guru, motivasi
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Angket Kepuasan Kerja Dan Angket Intensi Turnover
LAMPIRAN A Angket Kepuasan Kerja Dan Angket Intensi Turnover PENGANTAR Hal: Permohonan pengisian angket Dengan ini, saya: Nama : Tegar C. F. NPM : 802006037 Status : Mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW memohon
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data BAB IV HASIL PENELITIAN Deskripsi data ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap tiap variabel, baik mengenai metode ceramah, metode diskusi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi sampel penelitian Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A Pembina Jakarta yang berjumlah 20 orang remaja tuna netra. Berikut data kontrol
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Tarunatama Getasan yang beralamat di Jalan Raya Salatiga-Kopeng KM. 09 Kecamatan Getasan
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 : INSTRUMEN PENELITIAN A. Kuesioner / Skala Iklim Organisasi, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : INSTRUMEN PENELITIAN A. Kuesioner / Skala Iklim Organisasi, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di Tempat Dengan hormat, PENGANTAR (Permohonan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu isue dalam menghadapi era globalisasi, baik persiapan jangka pendek sesuai AFTA 2003 maupun persiapan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA
HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Ida Ismiati M2A607051 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciGAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN
Gambaran Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan 13 GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN Arina Khoirun Nisa 1 Dra.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK N 4 PURWOREJO
1 HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK N 4 PURWOREJO (Correlation Between Internal Locus of Control and Career Maturity at Grade XII Students SMK N
Lebih terperincitingkatan kehidupan dan kematangan karir yang meliputi pemahaman peran kehidupan sehari-hari dan peran pekerjaan (Punch, 2008). Super (1980) dalam
PENDAHULUAN Pekerjaan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia dewasa, dimanapun dan kapanpun mereka berada. Seseorang akan susah dan gelisah jika tidak memiliki pekerjaan yang jelas,
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. PENGANTAR (Permohonan Pengisian Kuesioner)
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di Tempat PENGANTAR (Permohonan Pengisian Kuesioner) Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa Program Pascasarjana (S2)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum objek penelitian RSUD Dr.M.Haulussy Ambon beralamat di Ambon, Jalan Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik tadarus Al- Qur an, shalat
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik tadarus Al- Qur an, shalat berjama
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian berupa data jawaban 70 orang responden terhadap tiga instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. 2. Populasi Penelitian Populasi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Homogenitas dan Normalitas. dahulu yang meliputi uji Normalitas dan uji Homogenitas.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 5.1.1. Uji Homogenitas dan Normalitas Sebelum uji hipotesis maka dilakukan uji Pra syarat terlebih dahulu yang meliputi uji Normalitas
Lebih terperinciKUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR
KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR OLEH: FRANSISKA FEBBY PETRIANI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA
Lebih terperinciSurat Pengantar Pengisian Angket Angket Uj i Coba Instrumen Penelitian Reka pitulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen Hasil Validitas dan Reliabilitas
90 91 LAMPIRAN I Surat Pengantar Pengisian Angket Angket Uji Coba Instrumen Penelitian Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen Hasil Validitas dan Reliabilitas 92 Surat Uji Coba Instrumen Penelitian
Lebih terperinciGAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI
Gambaran Kematangan Karir Siswa di SMK Musik Perguruan Cikini 137 GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI Vika Rusmania 1 Dra. Indira Chanum Chalik, M.Psi. 2 Herdi, M.Pd. 3 Abstrak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keharmonisan keluarga dengan rasa percaya diri siswa di SMP Negeri 3 Kota
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket kepada sampel penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan hubungan antara keharmonisan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. DESKRIPSI SUBJEK Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor brand image dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling UKSW Sejarah perkembangan Fakultas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Progdi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan Universitas Kristen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan-persoalan umum
Lebih terperinciPENGANTAR TUHAN MEMBERKATI
92 Lampiran 1 PENGANTAR Instrumen penelitian ini disusun guna untuk mendapatkan data penelitian dengan tingkat ketercukupan data tertentu sesuai dengan masalah penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lulusan perguruan tinggi di Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Umum Deskripsi data umum berisi mengenai gambaran umum tempat penelitian yakni di MTs N 1 Kudus. MTs N 1 Kudus beralamatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan yang beralamat di Jalan Umbul Senjoyo No. 3 Kab.Semarang. Populasi penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Deskripsi Tempat Penelitian SMA Kristen 1 Salatiga adalah salah satu sekolah swasta yang begitu diperhitungkan dan disegani dari banyak sekolah lain di Salatiga.
Lebih terperinciBAB 4. Analisis Data dan Penyajian. korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara
BAB 4 Analisis Data dan Penyajian 4.1 Penyajian data penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian Pondok Pesantren Sunan Pandanaran beralamat di jalan Demuk Gg. Roda Ngunut. Pondok ini dikhususkan bagi para siswi
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT PERSETUJUAN
A. Informed Consent LAMPIRAN SURAT PERSETUJUAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Menyatakan bahwa : 1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu menganai penelitian : HUBUNGAN KOMUNIKASI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SMK Diponegoro merupakan salah satu SMK swasta yang terletak di Jalan Kartini No.2 Salatiga. SMK Diponegoro memiliki 2 jurusan, yaitu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah penyebaran kuesioner kepada siswa kelas VII SMP N 11
54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Setelah penyebaran kuesioner kepada siswa kelas VII SMP N 11 Muaro Jambi dengan jumlah sampel 50 orang, kemudian dilakukan tabulasi, serta
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA
PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kompetensi profesional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah orang tua dari pasien anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di MTs Aswaja Tunggangri pada tanggal 28 Januari 2016 sampai tanggal 4 Februari 2016. Hasil penelitian yang diperoleh adalah berupa skor
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan
BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan
Lebih terperinciPENGANTAR. (Permohonan Pengisian Kuesioner) Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di tempat
LAMPIRAN 1 Skala 93 94 PENGANTAR (Permohonan Pengisian Kuesioner) Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di tempat Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa Program Pascasarjana (S2) Program Studi Magister Sains
Lebih terperinciKONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS
KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Kantor Pertanahan Kabupaten Magelang 1. Sejarah Kantor Pertanahan Kabupaten Magelang Kantor Pertanahan Kabupaten Magelang beralamat di Jalan Sokarno Hatta
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Semarang. Sekolah ini beralamat di Jalan Sentro Jambu. Jumlah kelas keseluruhan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Jambu. SMK ini merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada di daerah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Sumowono 02 yang terletak di jalan Haji Anwar No.39 Dusun Sukorono,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG Farah Nugrahaini 1, Dian Ratna Sawitri 2 * 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciHUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK
HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH Wirda Naufa 1, Abdul Wahab Abdi 2, Amsal Amri 3 1 Email: wirda.naufa@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di unit Pelayanan Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung yang melibatkan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN. a. Sebelum Uji b. Setelah Uji
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN a. Sebelum Uji b. Setelah Uji 110 111 SEBELUM UJI ANGKET UJI COBA INSTRUMEN Petunjuk Pengisian Angket 1. Tulislah terlebih dahulu NAMA dan NIM pada tempat yang telah disediakan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian SMK Negeri 2 Salatiga merupakan salah satu SMK Negeri di Salatiga yang terletak di jalan Parikesit RT 002 RW 009, Dusun Warak, Desa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan terpercaya dan terandalkan. Dalam pengujian ini peneliti
Lebih terperinciHUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII
1 HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII Ari Widayat (ariwidayat.716@gmail.com) 1 Giyono 2 Rani Rahmayanthi 3 ABSTRACT The purpose of this study was to
Lebih terperinciPerbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi
Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa Atrie Bintan Lestari Hendro Prabowo, SPsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinci