tingkatan kehidupan dan kematangan karir yang meliputi pemahaman peran kehidupan sehari-hari dan peran pekerjaan (Punch, 2008). Super (1980) dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "tingkatan kehidupan dan kematangan karir yang meliputi pemahaman peran kehidupan sehari-hari dan peran pekerjaan (Punch, 2008). Super (1980) dalam"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Pekerjaan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia dewasa, dimanapun dan kapanpun mereka berada. Seseorang akan susah dan gelisah jika tidak memiliki pekerjaan yang jelas, apalagi jika sampai menganggur atau tidak bekerja. Demikian pula banyak orang yang mengalami stress dan frustasi dalam hidup ini dikarenakan masalah dalam pekerjaan. Menurut Herr dan Cramer (dalam Isaacson, 1985) pekerjaan memiliki peranan yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial dan psikologis. Secara ekonomi orang yang bekerja akan memperoleh penghasilan atau uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara sosial orang yang bekerja akan lebih dihargai dibandingkan dengan orang yang menganggur. Hal ini menyebabkan mereka yang bekerja akan memiliki status sosial yang lebih tinggi di masyarakat dibandingkan dengan mereka yang tidak bekerja. Sedangkan secara psikologis orang yang bekerja memiliki harga diri dan kompetensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak bekerja, Herr dan Cramer (dalam Isaacson, 1985). Bekerja akan meningkatkan harga diri seseorang karena ia merasakan bahwa kegiatan yang dilakukannya akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain sedangkan orang yang tidak bekerja merasa tidak dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan berdampak pada harga diri orang itu yang menjadi rendah (Myers, Little & Robinson,1953). Menurut Seligman (1994) pekerjaan yang dilakukan seseorang merupakan bagian dari perkembangan karir. Perluasan konsep karir dalam beberapa hal direfleksikan dalam teori perkembangan karir sejak awal tahun 1980-an. Sebagai contoh, Super (1980) mengembangkan konsep perkembangan karir yang mencakup dasar kehidupan sosial melalui 1

2 2 tingkatan kehidupan dan kematangan karir yang meliputi pemahaman peran kehidupan sehari-hari dan peran pekerjaan (Punch, 2008). Super (1980) dalam teorinya yaitu life span, life space theory of career development, yang telah ada lebih dari 60 tahun menjelaskan bahwa tahap perkembangan karir berjalan seiring dengan tahap perkembangan manusia (Punch,2008). Tahapan dimulai sejak lahir hingga memasuki usia lanjut, yaitu mulai dari tahap pertumbuhan (growth), eksplorasi (exploration), penetapan (establishment), pemeliharaan (maintenance) dan terakhir tahap pelepasan (disengagement) (Punch, 2008). Tahapan hidup eksplorasi, secara umum didefinisikan sebagai kejadian antara usia 14 dan 24, di mana anak muda akan menghadapi tugas pengembangan untuk menterjemahkan konsep kejuruan pribadi mereka ke dalam suatu identitas kejuruan (Punch, 2008). Super menyampaikan bahwa tingkat eksplorasi dapat dipisahkan menjadi tiga tugas: kristalisasi, spesifikasi, dan implementasi. Kristalisasi mencakup suatu eksplorasi yang luas dari pengerahan pribadi terhadap unifikasi persepsi pribadi ke dalam konsep kejuruan pribadi, dan suatu eksplorasi yang luas terhadap masyarakat dan dunia kerja. Eksplorasi ini, dikombinasikan dengan pengembangan perilaku, kepercayaan dan kompetensi, mengarahkan pada pembentukan pilihan tentatif dan kesiapan yang lebih baik dalam pengambilan keputusan. Tugas berikutnya adalah menspesifikasi suatu pilihan pekerjaan. Spesifikasi melibatkan eksplorasi yang mendalam dan pengujian realita dengan tujuan mempersempit tujuan karir umum menuju satu tujuan khusus. Tugas akhir dari tahapan eksplorasi adalah implementasi atau aktualisasi, di mana individu merencanakan dan melakukan aksi untuk mengimplementasikan pilihan mereka (Punch, 2008).

3 3 Menurut Super ( dalam Brown & Associates, 2002), pada setiap tahap perkembangan karir, seseorang dituntut untuk menyelesaikan berbagai tugas perkembangannya. Seseorang yang mampu menyelesaikan tugas pada setiap tahap perkembangan karirnya akan membawanya pada kesuksesan dalam perjalanan karirnya. Salah satu tugas perkembangan karir yang cukup menentukan keberhasilan seseorang dalam kehidupan karir adalah kematangan karir dan kemampuannya dalam membuat keputusan mengenai pilihan karir yang diinginkannya, ini semua terjadi pada tahap eksplorasi. Super (dalam Punch, 2008) menjelaskan bahwa kematangan karir menjadi sangat penting ketika seseorang memasuki tahapan eksplorasi, yaitu pada rentang usia antara 14 hingga 24 tahun. Inti dari tahapan eksplorasi yaitu kristalisasi, spesifikasi dan implementasi pilihan pekerjaan yang umum terjadi dalam usia pra-dewasa dan usia muda yaitu kesiapan dan kemampuan individu untuk menyelesaikan tugas pengembangan yang dibutuhkan. Dari ketiga subtahap tersebut, subtahap yang cukup penting dalam pengambilan keputusan dalam pendidikan maupun pekerjaan berada pada tahap kristalisasi, yaitu pada jenjang sekolah menengah, SMA atau SMK. Hurlock (1993) menambahkan bahwa remaja yang berada pada jenjang sekolah menengah memiliki tugas perkembangan yang sangat penting karena mereka harus bisa mencapai kemandirian secara ekonomi. Kemandirian secara ekonomi menurut Hurlock (1993) hanya bisa dicapai dengan kesiapan dalam memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Pendapat dari Super (1996) maupun Hurlock (1993) menunjukkan bahwa siswa sekolah menengah baik siswa SMA maupun SMK berada pada tahapan yang paling penting untuk memiliki kematangan karir. Namun fakta yang terjadi penulis melihat bahwa masih banyak anak-anak yang berusia 14 hingga 18 tahun khususnya siswa SMK belum memiliki kematangan karir

4 4 yang baik dalam merencanakan bahkan memilih karirnya di masa yang akan datang. Menurut berita resmi statistik dari Badan Pusat Statistik, 5 Mei 2011 disebutkan bahwa pada Februari 2011, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan mencapai 8,1 juta orang dan pengangguran terbuka untuk tingkat pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 10 %. Sedangkan, menurut berita resmi statistik dari Badan Pusat Statistik, 7 November 2011 diterangkan bahwa pada bulan Agustus 2011 tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan mencapai 7,7 juta orang dan pengangguran terbuka untuk tingkat pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 10, 43 %. Tingginya angka pengangguran dan tidak terisinya lowongan kerja dikarenakan tidak terpenuhinya tuntutan kualifikasi yang dipersyaratkan oleh dunia kerja ( 5 Mei 2011). Rendahnya kualitas tenaga kerja yang tersedia hal tersebut terjadi dimungkinkan karena siswa belum memiliki kematangan karir untuk memasuki dunia kerja. Penulis mengamati bahwa keberadaan SMK dalam menyiapkan tenaga kerja masih disangsikan oleh masyarakat karena lulusan SMK belum dapat sepenuhnya memenuhi tuntutan lapangan kerja sesuai dengan spesialisasinya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yosafat (2009) terhadap 230 siswa kelas XII yang berada di Malang menunjukkan 62,2 % siswa tidak yakin dengan pilihan karirnya dan 71,11 % siswa memiliki kematangan karir yang rendah. Penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa SMK tentang rencana setelah mereka lulus, dan sebagian siswa menjawab dengan tidak tahu, bingung harus melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi dulu, itupun masih belum tentu bisa langsung bekerja, susah ya cari kerja sekarang. Bahkan berdasarkan hasil wawancara dengan guru SMK Sahid Surakarta diperoleh hasil bahwa sekitar 60% siswa SMK tingkat akhir masih

5 5 bingung untuk memutuskan akan bekerja dan menggeluti pekerjaan seperti apa setelah lulus nanti. Berdasarkan hasil yang disebutkan di atas, menunjukkan bahwa ketidaksiapan siswa mengambil keputusan dalam bidang karir dan rendahnya kematangan karir siswa, sehingga ini menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dapat diteliti. Super (1995) memperkenalkan konsep kematangan kejuruan, yang saat ini dikenal sebagai kematangan karir, 50 tahun yang lalu (Punch, 2008). Gagasan kematangan karir melibatkan kesiapan dari seorang individu untuk membuat keputusan karir yang terinformasi dan tepat dengan usia. Super dan koleganya mendeskripsikan sisi alamiah psikososial dari gagasan tersebut: Dari suatu pandangan sosial atau bermasyarakat, kematangan karir secara operasional dapat didefinisikan dengan membandingkan tugas perkembangan yang akan dilakukan sesuai yang diharapkan berdasarkan usia kronologis individu. Dari sudut pandang psikologis, kematangan karir secara operasional dapat didefinisikan dengan membandingkan sumber daya individu, baik kognitif maupun afektif, untuk menangani tugas yang ada saat ini dengan sumber daya yang dibutuhkan untuk menguasai tugas tersebut (Super et al., 1996 hal ). Super dan Crites (1957) mengatakan bahwa kematangan karir meliputi pengetahuan akan diri, pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan memilih suatu pekerjaan, dan kemampuan untuk merencanakan langkah-langkah menuju karir yang diharapkan (Creed & Patton, 2004). Lokan, (1984); Paton dan Creed (2001) menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kematangan karir siswa, yaitu a) work salience, b) work experience, c) career indecision, d) ras atau budaya, e) self-esteem, f) usia, g) jenis kelamin, h) status sosial ekonomi, i) bahan pengajaran, j) selfefficacy pengambilan keputusan karir. Taylor dan Popma (1990) melakukan

6 6 penelitian mengenai Self-efficacy pengambilan keputusan karir dan mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara selfefficacy pengambilan keputusan dengan kematangan karir karena hasil penelitian yang dilakukan ternyata perbedaan gender subjek sangat mempengaruhi kedua variable tersebut, namun Luzzo (1993) memberikan hipotesis bahwa semakin tinggi self-efficacy pengambilan keputusan karir siswa maka semakin tinggi juga kematangan karirnya dan kemudian di lakukan penelitian yang menghasilkan konsistensi reliabilitas sebesar.93 alpha cronbach. Konsep self-efficacy pengambilan keputusan karir berasal dari teori sosial kognitif Bandura. Bandura (1995) mendefinisikan self-efficacy sebagai persepsi seseorang mengenai kemampuannya untuk sukses dalam memenuhi tugas atau perilaku tertentu (Luzzo, 1996). Self-efficacy tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus dikaitkan dengan keyakinan terhadap suatu domain perilaku tertentu, sehingga pada hal ini dikaitkan dengan pengambilan keputusan (Hacket, 1995). Taylor dan Betz (1983) mendefinisikan selfefficacy pengambilan keputusan karir sebagai keyakinan seseorang akan kemampuannya dalam membuat keputusan dalam bidang karir. Berikut ini penulis mengemukakan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa self-efficacy pengambilan keputusan karir merupakan variabel yang memiliki peran yang cukup besar bagi siswa dalam menentukan karir yang sedang dijalaninya. Menurut Lent dan Hackett (dalam Watson, Brand, Stead & Ellis, 2001), siswa yang memiliki selfefficacy pengambilan keputusan karir akan menunjukkan kesiapannya dalam memasuki tugas dan perilaku karir. Peterson (2005) menemukan bahwa selfefficacy pengambilan keputusan karir akan berhubungan dengan keteguhan dalam dunia akademis dan menghindarkannya dari tindakan drop out.

7 7 Berdasarkan penjelasan diatas penulis melihat bahwa pentingnya menguji variabel self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan kematangan karir siswa SMK, karena self-efficacy pengambilan keputusan karir mempunyai peranan yang cukup besar bagi perkembangan pendidikan dan karir khususnya bagi siswa SMK. Dewasa ini pembangunan khususnya di bidang industri akan berjalan lancar apabila tersedia sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang terdidik, terampil, memiliki keahlian dan berdisiplin di segala bidang kejuruan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 tujuan utama sekolah, yaitu membantu peserta didik untuk menemukan, mengembangkan, dan membangun kemampuan yang akan membuat siswa memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas individu dan sosialnya pada saat ini dan pada masa yang akan datang (Utami & Hudania, 2013). Kesimpulan yang dapat diambil bahwa jalur pendidikan merupakan tulang punggung pengembangan SDM yang dimulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Sekolah Menengah Kejuruan atau yang lebih dikenal dengan singkatan SMK merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. Dalam peraturan pemerintah no. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah Kejuruan pasal 3 ayat 2 sekolah menengah kejuruan mengutamakan persiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional. Dalam Utami dan Hudaniah (2013)

8 8 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan memberikan bekal dan kecakapan khusus dan mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja. Menurut Utami dan Hudaniah (2013) SMK memiliki tujuan untuk 1) mempersiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, 2) menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, dan 3) menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah dan mengisi dunia usaha. Siswa yang belajar di sekolah menengah kejuruan mempunyai penekanan ilmu tertentu seperti contoh ada sekolah menengah kejuruan yang khusus mempelajari ilmu teknik (STM), ada yang mengkhususkan pada ilmu pertanian (Sekolah Menengah Farming) dan lain sebagainya. Melihat pemahaman tentang sekolah menengah kejuruan diatas, ini menunjukkan bahwa hasil akhir dari Sekolah Menengah Kejuruan selalu berorientasi pada pekerjaan, lulusan yang siap untuk bekerja dengan sikap profesional sebagai bekal dalam mengaplikasikan keahliannya pada lapangan pekerjaan tertentu. Akan tetapi, persaingan untuk memasuki dunia kerja tidaklah mudah. Banyak sekali persaingan yang harus dihadapi oleh lulusan SMK, sehingga ketika siswa SMK memiliki self-efficacy pengambilan keputusan karir yang baik maka siswa dapat memiliki kematangan karir yang baik juga untuk meningkatkan kualitas dirinya sebagai tenaga kerja nantinya. Hal ini sejalan dengan hipotesis yang diberikan oleh Luzzo (1993) bahwa semakin tinggi self-efficacy pengambilan keputusan karir siswa maka semakin tinggi juga kematangan karirnya, namun penelitian yang dilakukan oleh Zulkaida (2007) menjelaskan bahwa self-efficacy pengambilan keputusan karir memiliki hubungan yang negatif dengan kematangan karir, terkecuali variabel self-efficacy pengambilan keputusan karir dianalisis bersama-sama dengan locus of control. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis akan menguji hubungan antara self-efficacy pengambilan keputusan

9 9 karir dengan kematangan karir siswa SMK, karena penulis melihat bahwa di Indonesia belum banyak yang melakukan penelitian ini, dan jika sudah ada pun penulis menguji kembali dengan tempat dan subjek penelitian yang berbeda terhadap kedua variabel ini sehingga diharapkan penulis mendapatkan hasil dari hubungan antara self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan kematangan karir yang akan membuktikan hasil baik negatif maupun positif terhadap penelitian terdahulu. TINJAUAN PUSTAKA Kematangan Karir Konsep kematangan karir (career maturity) dipergunakan untuk menggambarkan proses di mana individu membuat keputusan karir yang sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan dan kemampuan untuk berubah dan melakukan transisi secara berhasil melalui tugastugas setiap tahap perkembangan. Sementara Savickas (1999) lebih jelas lagi menjelaskan bahwa kematangan karir merupakan konsep yang mengacu pada kesiapan individu untuk mendapatkan informasi, membuat keputusan karir yang sesuai dengan usia perkembangannya, dan kemampuan mengatasi tugas-tugas perkembangan karir (Punch, 2008). penulis mengambil pengertian tentang kematangan karir yaitu konsep yang mengacu pada kesiapan individu untuk mendapatkan informasi, membuat keputusan karir yang sesuai dengan usia perkembangannya yang dalam penelitian ini berfokus kepada pendidikan siswa, dan kemampuan mengatasi tugas-tugas perkembangan karir baik kognitif maupun afektif. Sumber daya afektif dan kognitif diperlukan untuk menguasai tugas yang berhubungan dengan karir pada usia kronologisnya. Kognitif

10 10 mengacu kompetensi dalam memilih karir sedangkan afektif mengacu pada sikap yang menuju pada proses seseorang menentukan karirnya yang sesuai dengan usia kronologisnya. Super (dalam Creed & Patton, 2004) mengukur kematangan karir dalam Career Development Inventory (CDI) yang mencakup empat dimensi yaitu dua dimensi kognitif dan dua dimensi afektif, antara lain: a. Perencanaan karir Bertanya tentang sejauh mana siswa berpikir dan merencanakan tentang kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan karier b. Eksplorasi karir Mengukur kemauan dan kemampuan untuk menemukan dan menggunakan sumber daya yang baik untuk perencanaan karir. Di dalam skala ini mencakup keinginan untuk menggunakan sumber daya seperti orang tua, keluarga lainnya, teman-teman, para guru, para konselor, buku-buku dan film-film. c. Pengambilan keputusan Mengukur kemampuan dalam menerapkan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dan metode proses pemilihan karir d. Informasi dunia kerja Mengukur pengetahuan terhadap tugas-tugas perkembangan yang penting, seperti menyelidiki minat-minat dan kemampuankemampuan mereka dalam pendidikan yang sesuai dengan rencana karir pekerjaan di masa depan.

11 11 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kematangan Karir Paton dan Creed (2001) melakukan penelitian terhadap kematangan karir yang telah memasuki dekade kelima sejak diperkenalkannya konstruk ini. Mereka menjelaskan 10 faktor yang mempengaruhi kematangan karir. Penjelasan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kematangan karir adalah sebagai berikut: a. Usia Kematangan karir seseorang akan meningkat seiring dengan pertambahan usia. Pengaruh kelas dan tingkat pendidikan terhadap kematangan karir juga menunjukkan hal yang sama yaitu semakin tinggi kelas dan tingkat pendidikan maka semakin tinggi kematangan karirnya. b. Jenis kelamin Pengaruh jenis kelamin terhadap kematangan karir masih sering terjadi perbedaan, belum didapatkan gambaran hasil penelitian yang seragam. c. Status ekonomi sosial. Walaupun status sosial ekonomi secara teori mempunyai pengaruh yang cukup penting terhadap perilaku karir, namun banyak penelitian menemukan bahwa hubungan antara kematangan karir dan status sosial ekonomi tidak terlalu besar atau bahkan tidak signifikan. d. Bahan pengajaran. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahan pengajaran yang diberikan siswa akan sangat berpengaruh pada kematangan karir. Terutama bahan pengajaran yang berkaitan dengan dunia karir atau dunia kerja. Siswa yang mendapat bahan

12 12 pengajaran tentang karir secara spesifik akan memiliki skor kematangan karir lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapat bahan pengajaran tentang karir yang terlalu umum. e. Perbedaan ras dan budaya Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan budaya turut berpengaruh pada kematangan karirnya. Faktor status sosial ekonomi berinteraksi dengan faktor perbedaan budaya dalam memprediksi kematangan karir seseorang. f. Work salience Peran penting pekerjaan dalam kehidupan seseorang berpengaruh secara signifikan terhadap kematangan karir seseorang. Ketika seseorang menilai bahwa pekerjaannya memiliki peran penting yang cukup tinggi maka akan meningkatkan kematangan karirnya. g. Career indecision Kebimbangan karir menjadi faktor yang cukup berpengaruh bagi kematangan karir seseorang. Kebimbangan karir yang tinggi akan menyebabkan kematangan karir seseorang menjadi menurun. h. Work experience Pengalaman bekerja seseorang turut berpengaruh terhadap kematangan karirnya. Semakin banyak pengalaman bekerja seseorang maka kematangan karirnya semakin meningkat. i. Self-efficacy pengambilan keputusan karir semakin tinggi self-efficacy pengambilan keputusan karir siswa maka semakin tinggi juga kematangan karirnya.

13 13 j. Self-esteem Seseorang yang memiliki self-esteem yang tinggi akan memiliki kematangan karir yang tinggi juga. Self-Efficacy Pengambilan Keputusan Karir Bandura (1995) mendefinisikan Self-efficacy sebagai persepsi seseorang mengenai kemampuannya untuk sukses dalam memenuhi tugas atau perilaku tertentu (Luzzo, 1996). Self-efficacy tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus dikaitkan dengan keyakinan terhadap suatu domain perilaku tertentu. Konsep self-efficacy pengambilan keputusan karir berasal dari teori self-efficacy Bandura. Self-efficacy pengambilan keputusan karir merujuk pada tingkat keyakinan individu bahwa dirinya akan sukses dalam menyelesaikan tugas yang diperlukan saat pengambilan keputusan mengenai karir pekerjaannya (Taylor & Betz, 1983). Penulis mendefinisikan self-efficacy pengambilan keputusan karir sebagai kepercayaan terhadap kemampuan bahwa dirinya akan sukses dalam menyelesaikan tugas yang diperlukan saat pengambilan keputusan mengenai karir pekerjaannya. Teori mengenai self-efficacy pengambilan keputusan karir dilandasi dari teori yang dibuat oleh Crites dan kemudian disempurnakan oleh Taylor dan Betz (dalam Betz & Hackett, 2006). Lima domain dalam pengukuran self-efficacy pengambilan keputusan karir tersebut adalah: a. Self-appraisal (penilaian diri) Kemampuan seseorang tersebut dalam menilai kekuatan dan kelemahan yang ada dalam dirinya untuk mencapai kepuasan dalam karir

14 14 b. Occupational information (mengumpulkan informasi tentang pekerjaan) Sejauh mana pengetahuan seseorang tentang dunia kerja dan berbagai tugas yang ada dalam suatu pekerjaan. Pengetahuan dalam dunia kerja meliputi juga pengetahuan mengenai tren dunia kerja, sikap maupun kesempatan kerja c. Goal selection (penentuan tujuan) Kemampuan seseorang dalam membuat pilihan pekerjaan yang paling sesuai dan terbaik bagi dirinya. d. Planning (perencanaan) Dalam membuat perencanaan seseorang memahami benar dan bisa membuat serangkaian tahapan perencanaan dalam memasuki suatu pekerjaan tertentu. e. Problem solving (penyelesaian masalah) Seseorang harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan karir yang dalam hal ini adalah pekerjaan. Menurut Lent dan Hackett (dalam Watson, Brand, Stead & Ellis, 2001) siswa yang memiliki self-efficacy pengambilan keputusan karir akan menunjukkan kesiapannya dalam memasuki tugas dan perilaku karir. Peterson (2005) menemukan bahwa self-efficacy pengambilan keputusan karir akan berhubungan dengan keteguhan dalam dunia akademis dan menghindarkannya dari tindakan drop out.

15 15 METODE Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMK Sahid Surakarta yang berjumlah 475 siswa. Dimana jumlah siswa yang sesuai dengan kompetensi keahlian dari kelas X sampai kelas XII yaitu kelas X berjumlah 125 siswa, kelas XI berjumlah 167 siswa dan kelas XII berjumlah 183 siswa. Teknik sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah insidental sampling yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemuin itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012). Dari 4 bidang kompetensi keahlian yang ada di SMK Sahid Surakarta, penulis mengambil sampel sebanyak 100 siswa dari ke-4 bidang kompetensi keahlian. Alat Ukur Penelitian Skala pengukuran self-efficacy pengambilan keputusan karir dalam penelitian ini mengacu pada alat ukur yang dikembangkan oleh Taylor dan Betz (dalam Betz & Hackett, 2006) yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti dan memiliki lima dimensi self-efficacy pengambilan keputusan karir yaitu Self-appraisal (penilaian diri), Occupational information (mengumpulkan informasi tentang pekerjaan), Goal selection (penentuan tujuan), Planning (perencanaan), Problem solving (penyelesaian masalah). Skala tersebut bernama Career Decision-Making Self-Efficacy (CDMSE) yang tersusun dari 31 aitem pertanyaan dalam bentuk skala Likert.

16 16 Skala kematangan karir yang diacu dalam penelitian ini adalah skala yang disusun oleh Creed dan Patton (2004) dan kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Skala tersebut dikenal dengan nama Career Development Inventory (CDI) yang tersusun sebanyak 27 item pertanyaan dalam bentuk skala Likert. Skala psikologi Career Development Inventory (CDI) memiliki 4 aspek didalamnya, yakni Perencanaan karir, Eksplorasi karir, Pengambilan keputusan, Informasi dunia kerja. Reliabilitas Dan Validitas Skala Self-Efficacy pegambilan Keputusan Karir Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CDMSE Valid N (listwise) 86 Reliabilitas dan Validitas Skala Kematangan Karir Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

17 17 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CDI Valid N (listwise) 86 Metode Pengumpulan Data Pada tanggal 12 Maret 2014, pukul WIB dilaksanakan penelitian. Peneliti telah menyiapkan 110 skala psikologi yang akan digunakan dengan rincian 100 untuk digunakan dalam penelitian, dan 10 sebagai cadangan apabila ada kesalahan dalam prosedur pengisian, namun skala psikologi yang terpakai hanya 86 saja dikarenakan banyak siswa dari masing-masing bidang keahlian banyak yang tidak masuk pada hari itu. Sesuai dengan rancangan penelitian, dalam pemilihan subjek peneliti menggunakan teknik insidental sampling yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemuin itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012). Pengisian skala psikologi dilakukan pada pukul WIB dengan terlebih dahulu peneliti memperkenalkan diri dan memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan peneliti melakukan penelitian kepada para siswa dan meminta partisipasi siswa untuk berperan serta dalam penelitian ini dengan mengisi skala yang disebarkan kepada mereka. Selama pengisian skala, siswa diperkenankan bertanya jika ada materi yang terdapat di dalam skala dianggap sulit dipahami atau tidak jelas. Selama pengisian skala, peneliti berada di dalam kelas untuk memberikan penjelasan jika terdapat persoalan yang tidak dimengerti siswa. Setelah

18 18 pengisian skala selesai, skala langsung diberikan kepada peneliti dan peneliti langsung mengecek skala yang telah diisi oleh siswa. Selama pelaksanaan penelitian, responden dapat bekerjasama dengan baik dan cenderung menjawab setiap pernyataan dengan baik. Kemudian dari skala psikologi yang disebar, semuanya kembali dan semuanya itu bisa dipakai dalam penelitian ini. Kemudian peneliti memberikan ucapan terima kasih kepada pihak sekolah. Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian akan diolah menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.0 for windows. Teknik Analisis Data Penelitian ini merupakan bentuk studi korelasional dengan metode analisis korelasi bivariat untuk melihat hubungan antara self-efficacy pengambilan keputusan karir dan kematangan karir. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program bantu SPSS 17.0 dengan teknik korelasi Pearson s Product moment. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan uji normalitas dengan bantuan program SPSS, maka didapatkan nilai signifikasi kematangan karir sebesar p = 0,227 (p>0,05). Hal tersebut menunjukan bahwa sebaran data untuk kematangan karir memiliki sebaran data yang berdistribusi normal. Sedangkan untuk nilai signifikasi kematangan karir, setelah dilakukan uji normalitas dengan bantuan SPSS, maka didapatkan hasil sebesar p = 0,150 (p>0,05). Karena nilai signifikasi yang didapat baik kematangan karir dan self-efficacy pengambilan keputusan karir lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka dapat disimpulkan data yang ada baik kematangan karir dan self-efficacy

19 19 pengambilan keputusan karir memiliki sebaran data yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel berikut: Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test CDMSE CDI N Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukan bahwa hubungan self-efficacy pengambilan keputusan karir dan kematangan karir adalah linear, karena memiliki nilai signifikasi untuk linearitas sebesar 0,000 (p < 0,05). Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai F beda sebesar 0,2333 dengan sig.= 0,003 (p<0,05) yang menunjukkan hubungan antara self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan kematangan karir adalah linear. Hasil uji linearitas dapat dilihat dalam tabel berikut:

20 20 Hasil Uji Linearitas CDI * CDMSE Between Groups Sum of Squares df Mean Square F Sig. (Combined) Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total Dari hasil perhitungan uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan kematangan karir sebesar 0,741 dengan sig. = 0,000 (p < 0.05) yang berarti ada hubungan yang positif signifikan antara self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan kematangan karir siswa. Dengan begitu self-efficacy pengambilan keputusan karir sangat dipengaruhi oleh kematangan karir siswa. Hasil Uji Korelasi antara Self-efficacy Pengambilan Keputusan Karir dengan Kematangan Karir Correlations CDMSE CDI CDMSE Pearson Correlation ** Sig. (2-tailed).000 N CDI Pearson Correlation.741 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N 86 86

21 21 Pembahasan Dari hasil perhitungan uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan kematangan karir sebesar 0,741 dengan sig. = 0,000 (p < 0.05) yang berarti ada hubungan yang positif signifikan antara self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan kematangan karir siswa. Dengan begitu self-efficacy pengambilan keputusan karir sangat dipengaruhi oleh kematangan karir siswa. Stitt-Gohdes (1997) mengatakan bahwa jika individu yakin terhadap kemampuan-kemampuannya dalam mengambil keputusan tentang karir dimasa depan, maka mereka akan mencoba untuk melakukan sesuatu, mempunyai harapan terhadap hasil perilaku tersebut dan berperilaku dengan cara-cara yang diarahkan untuk membantu pencapaian tujuantujuannya. Bandura (1994) mengungkapkan bahwa self-efficacy membantu munculnya minat dan ketertarikan akan aktivitas tertentu. Begitu juga ketika seorang siswa memiliki self-efficacy pengambilan keputusan karir maka mereka akan memiliki minat dan usaha untuk mengerjakan tugas-tugasnya saat ini khususnya dalam dunia pendidikan. Punch (2008) mengatakan bahwa individu yang mempunyai self-efficacy yang tinggi terhadap kemampuannya dalam mengambil keputusan untuk karirnya akan mencoba melakukan langkah-langkah yang mengarah pada tujuan-tujuan karir dimasa depan dan mempunyai harapan yang tinggi terhadap karirnya tersebut. Dari uraian diatas, penulis dapat mengatakan bahwa semakin tinggi self-efficacy pengambilan keputusan karir yang ada pada diri siswa, maka tinggi pula kemampuan siswa dalam menghadapi tugas perkembangannya saat ini yang dikenal dengan kematangan karir. Hal tersebut dikarenakan para siswa-siswi sudah memiliki keyakinan dalam

22 22 dirinya dalam untuk mengambil keputusan karir dimasa depan meskipun mereka masih duduk dikelas X. Hal ini terlihat dari hasil kajian penelitian di atas, bahwa self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan kematangan karir memiliki hubungan yang positif signifikan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini, diperoleh data bahwa self-efficacy pengambilan keputusan karir sebesar 61,63% yang berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa-siswi SMK Sahid Surakarta sudah yakin akan kemampuannya untuk mengambil keputusan karir di masa depan. Pada kematangan karir siswa SMK Sahid Surakarta sebesar 66,279% yang berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa-siswi SMK Sahid Surakarta sudah matang terhadap karirnya saat ini. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan kematangan karir pada siswa SMK Sahid Surakarta, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Koefisien korelasi antara self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan kematangan karir pada siswa SMK Sahid Surakarta adalah 0,741 dengan sig. = 0,000 (p < 0.05). Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti ada hubungan positif yang signifikansi antara self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan kematangan karir pada siswa SMK Sahid Surakarta. 2. Besarnya sumbangan efektif self-efficacy pengambilan keputusan karir sebesar 55%. Hal ini menunjukkan bahwa self-efficacy

23 23 pengambilan keputusan karir merupakan salah satu faktor yang besar pengaruhnya terhadap kematangan karir. 3. Sebagian besar subjek (61,63%) self-efficacy pengambilan keputusan karir berada pada kategori tinggi dan sebagian besar subjek (66,279%) memiliki kematangan karir berada pada kategori tinggi. DAFTAR PUSTAKA Betz, N. E. (2007). Career self efficacy: Exemplary recent research and emerging directions. Journal of Career Assesment, 15, 403. Betz, N., & Hackett, G. (2006). Career self efficacy theory: Back to the future. Journal of Career Assesment, 14, 3. Brown, D., & Associates. (2002). Career choice & Development (4 th ed). San Fransisco: Jossey-Bass A Willey Company. Brown, D., & Associates. (2002). Career choice & Development (3 rd ed). San Fransisco: Jossey-Bass, Inc. Creed, P. A., & Patton, W. (2003). Predicting two components of career marturity in school based adolescent. Journal of Career development, 29, 4, 277. Hurlock, E. B., (1993) Development psychology a life span approach (5 th ed). New York: Mc Graw-Hill, Inc. Luzzo, D. A. (1992). Ethnic group and social class differences in college student career development. The Career Development Quarterly, 41, Luzzo, D. A. (1996). A psychometric evaluation of the career decision making self. Journal of Counseling and Development, 7, 3, 276.

24 24 Patton, W. A., & Creed, P. A. (2001). Development issues in career marturity and career decision status. The career development quarterly, 49 (4),336. Patton, W. A., & Lokan, J. (2001). Perspective on Donald Super s construct of career marturity. International Journal for Educational and Vocational Guidance, 1. Patton, W. A., & McMahon, M. (2001). Career development program: preparation for life long career decision making. Retrieved from (original work published 2001). Peterson, N., & Gonzales, R. C. (2005). The role of work in people live s: Applied career counseling and vocational psychology (2 nd ed). USA: Thomson learning. Punch, R. (2008). Career development of deaf and hard of hearing adolescent: Career decision-making, career maturity and perceived career barriers. Australia: UDM Seligman, L. (1994). Development career counseling and assement 2nd ed. California Thousand Oaks : Sage Sugiyono. (2012). Metodologi penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Taylor, K. M., & Betz, N. E. (1983). Application of self efficacy theory to the understanding and treatment of career indecision. Journal of Vocational Behavior, 22, 63, 8. Watson, M. B., Brand, H. J., Stead, G. B., Ellis, R. R. (2001). Confirmatory factor anlysis of the career decision-making self-efficacy scale among south Africa university student. Journal of industrial psychology, 27(1),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Letak sekolah ini mudah diakses dan sangat strategis yang berada di tengah kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Ngablak yang berada di desa Ngablak, kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Alasan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Wirosari Kabipaten Grobogan yang beralamat di jalan Gajah Mada No.144

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gambaran umum partisipan. mengenai gambaran umum partisipan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gambaran umum partisipan. mengenai gambaran umum partisipan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Gambaran umum partisipan terlihat dari tabel distribusi frekuensi.distribusi frekuensi juga digunakan untuk memaparkan persentase

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian mengenai hubungan antara cara mengajar guru dengan self-efficacy siswa pada pemerolehan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA 31 HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA Iman Setiyanto 1) Dra. Louise B. Siwabessy, M.Pd 2) Dr. Gantina Komalasari, M.Psi 3) Abstrak Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. DESKRIPSI SUBJEK Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor brand image dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Salatiga adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah dirintis oleh Pemerintah Belanda sejak tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana yang terletak di Jalan Diponegoro, Salatiga. Populasi penelitian adalah semua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, 81 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini berjudul perbedaan kompetensi guru PAI tersertifikasi melalui portofolio dan PLPG pada hasil belajar siswa SMKN se Kota Kediri, penyajian hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Surat Keterangan Ijin Penelitian

LAMPIRAN 1. Surat Keterangan Ijin Penelitian 51 LAMPIRAN 1 Surat Keterangan Ijin Penelitian 52 LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 53 LAMPIRAN 3 Angket Penelitian ANGKET PENELITIAN Identitas Siswa Nama :... Pendidikan Orang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Kancah Penelitian Penelitian mengenai Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 pada mahasiswi Suku Jawa Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan yang beralamat di Jalan Umbul Senjoyo No. 3 Kab.Semarang. Populasi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik. 101 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya religius dan pembentukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. 2. Populasi Penelitian Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan penelitian Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara atasan memimpin dan kinerja bawahan yang meliputi hasil penelitian data, hasil pembahasan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah SMK NEGERI 1 Kecamatan SUTERA Kabupaten Pesisir Selatan. 4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Tempat

Lebih terperinci

GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI

GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI Gambaran Kematangan Karir Siswa di SMK Musik Perguruan Cikini 137 GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI Vika Rusmania 1 Dra. Indira Chanum Chalik, M.Psi. 2 Herdi, M.Pd. 3 Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung sebagai tempat penelitian sedangkan untuk menguji validitas

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA Lampiran 1. ANGKET FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013 PENGANTAR Salam sejahtera, Dalam rangka penyelesaian studi (S1) dan untuk mencapai gelar sarjana psikologi, dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik tadarus Al- Qur an, shalat

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik tadarus Al- Qur an, shalat BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik tadarus Al- Qur an, shalat berjama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Tarunatama Getasan yang beralamat di Jalan Raya Salatiga-Kopeng KM. 09 Kecamatan Getasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini berlokasi di SMPN 1 Kauman dengan populasinya semua kelas VIII yaitu kelas VIII A, B, C, D, E, F, G, H, I dan J tahun pelajaran 2016/2017. Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dengan normative social influence pada remaja di SMA X yang meliputi hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS UJI RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM a. Pindahkan hasil data item dari tabulasi di Excel ke data view SPSS b. Di bagian variable view rubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.554 22 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance

Lebih terperinci

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kesehatan, Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Universitas

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kesehatan, Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Universitas 97 Lampiran 1. Angket Penelitian SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

UJI RELIABILITAS AITEM KUALITAS HIDUP AITEM EFIKASI DIRI. Reliability Statistics. Cronbach's Reliability Statistics. Cronbach's .

UJI RELIABILITAS AITEM KUALITAS HIDUP AITEM EFIKASI DIRI. Reliability Statistics. Cronbach's Reliability Statistics. Cronbach's . LAMPIRAN 62 UJI RELIABILITAS AITEM KUALITAS HIDUP Reliability Statistics Alpha N of Items.914 22 AITEM EFIKASI DIRI Reliability Statistics Alpha N of Items.908 10 63 UJI NORMALITAS Descriptive Statistics

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Penabur Purworejo yang berada di Jalan Dr Setia Budi 18, Purworejo. Siswa yang diteliti adalah siswa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha : Ada pengaruh persepsi siswa tentang rebranding Zetizen Jawa Pos

BAB IV PEMBAHASAN. yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha : Ada pengaruh persepsi siswa tentang rebranding Zetizen Jawa Pos BAB IV PEMBAHASAN A. Pengujian Hipotesis Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Berdasarkan variabel

Lebih terperinci

Siswa dan Siswi SMA Katolik Mgr. Soegijapranata Pasuruan.

Siswa dan Siswi SMA Katolik Mgr. Soegijapranata Pasuruan. 79 Lampiran 1 Skala Uji Coba Alat Ukur Penelitian Kepada Yth: Pasuruan, 13 Maret s/d Selasa 20 Maret 2012 Siswa dan Siswi SMA Katolik Mgr. Soegijapranata Pasuruan. Dengan hormat Dalam rangka pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar yang berjumlah 92 responden, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keterampilan dasar mengajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 110 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) deskripsi data; b) uji prasyarat; dan c) pengujian hipotesis penelitian. A. Deskripsi Data Penelitian ini berjudul Pengaruh Profesionalisme

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 143 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) deskripsi data; b) uji prasyarat analisis; dan c) pengujian hipotesis penelitian. A. Deskripsi Data Penyajian statistik deskripsi hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 Kelurahan Isola yang berjumlah 61 orang. Peneliti menggunakan teknik sampling

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Responden Penelitian Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini seluruhnya berjumlah 100 orang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum objek penelitian RSUD Dr.M.Haulussy Ambon beralamat di Ambon, Jalan Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah

Lebih terperinci

Lampiran 1: Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 1: Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 1: Surat Ijin Studi Pendahuluan 66 Lampiran 2: Surat Persetujuan Responden Penelitian (Informed Concent) LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Saya Melly Trio Anitha (NIM 462012061)

Lebih terperinci

Contoh Analisis Data Korelasi Kecerdasan Emosi terhadap Stress Kerja 1. Sebaran Data Kecerdasan Emosi Hasil Skoring Kuesioner

Contoh Analisis Data Korelasi Kecerdasan Emosi terhadap Stress Kerja 1. Sebaran Data Kecerdasan Emosi Hasil Skoring Kuesioner Contoh Analisis Data Korelasi Kecerdasan Emosi terhadap Stress Kerja 1. Sebaran Data Kecerdasan Emosi Hasil Skoring Kuesioner 1. Sebaran Data Stress Kerja Hasil Skoring Kuesioner 2. Jumlah Skor Setiap

Lebih terperinci

LAMPIRAN A UJI NORMALITAS, LINEARITAS DAN DAYA BEDA ITEM

LAMPIRAN A UJI NORMALITAS, LINEARITAS DAN DAYA BEDA ITEM 70 LAMPIRAN A UJI NORMALITAS, LINEARITAS DAN DAYA BEDA ITEM 71 SKALA ADVERSITY QUOTIENT Case Processing Summary N % Cases Valid 100 100.0 Excluded a 0.0 Total 100 100.0 a. Listwise deletion based on all

Lebih terperinci

Angket Kuesioner Penelitian

Angket Kuesioner Penelitian Lampiran 1 Angket Kuesioner Penelitian Hubungan antara tindakan personal hygiene perawat terhadap kepuasan pasien imobilisasi dengan stroke di ruang neurologi di RSUD Haulussy Ambon Disusun oleh : Filjosofiana

Lebih terperinci

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera. Utara

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera. Utara Yth. Bapak/Ibu Dalam rangka Penelitian Tugas Akhir yang berjudul pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Medan, maka saya yang melakukan penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SKALA KECERDASAN EMOSI SEBELUM UJI COBA. No Pernyataan Pilihan Jawaban

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SKALA KECERDASAN EMOSI SEBELUM UJI COBA. No Pernyataan Pilihan Jawaban LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SKALA KECERDASAN EMOSI SEBELUM UJI COBA No Pernyataan Pilihan Jawaban 1. Saya tahu alasan yang membuat saya sedih 2. Saya tidak tahu mengapa temanteman menjauhi saya 3. Prestasi yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RELIABILITAS ALAT UKUR

LAMPIRAN A RELIABILITAS ALAT UKUR LAMPIRAN A RELIABILITAS ALAT UKUR 1. Reliabilitas Aitem Locus of Control Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.22 23 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 58 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif a. Analisis Deskriptif Statistik Deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kompetensi guru, motivasi

Lebih terperinci

1. SKALA MOTIVASI BERWIRAUSAHA

1. SKALA MOTIVASI BERWIRAUSAHA 66 1. SKALA MOTIVASI BERWIRAUSAHA O. PERYATAA STS TS S SS 1. 2. 3. 4. 5. 6. Saya menanggapi dengan positif ajakan teman-teman untuk mendirikan usaha sendiri setelah lulus kuliah. Saya senang apabila ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun A. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia 17-23 tahun yang berjumlah 80 orang. Dalam 80 orang subjek penelitian dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPERCAYAAN, IMAGE TERHADAP KEPUASAN NASABAH YANG MEMINJAM DANA

KUESIONER PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPERCAYAAN, IMAGE TERHADAP KEPUASAN NASABAH YANG MEMINJAM DANA Lampiran 1 KUESIONER PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPERCAYAAN, IMAGE TERHADAP KEPUASAN NASABAH YANG MEMINJAM DANA PADA PT BPR MILALA MEDAN 1. Identitas Responden Nama : Umur : Tahun : Jenis Kelamin : Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05.

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05. BAB IV PEMBAHASAN A. Pengujian Hipotesis Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Berdasarkan variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kompetensi profesional

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 VALIDITAS ITEM SKALA SIKAP PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR

LAMPIRAN 1 VALIDITAS ITEM SKALA SIKAP PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR LAMPIRAN 1 VALIDITAS ITEM SKALA SIKAP PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR Validitas Item Skala Sikap Motivasi Belajar Variabel Corrected Item Total Keterangan Correlation

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : Variabel Tergantung : Kematangan karir pada remaja Variabel Bebas : 1. Self-Esteem

Lebih terperinci

Salam sejahtera, dengan hormat

Salam sejahtera, dengan hormat DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I : Instrumen Penelitian PENGANTAR Salam sejahtera, dengan hormat Dalam rangka proses penyelesaian Tesis ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Sains Psikologi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini berjudul Pengaruh Penggunaan Media Cetak dan Media Audio Visual Terhadap Prestasi Belajar Al-Qur an Hadits di MTs Negeri Aryojeding. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian dengan judul Pengaruh lingkungan keluarga dan motivasi belajar intrinsik terhadap prestasi belajar siswa Mata Pelajaran Korespondensi kelas X Administrasi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alwisol Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Azwar, S Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

DAFTAR PUSTAKA. Alwisol Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Azwar, S Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar DAFTAR PUSTAKA Ariani, Susi. 2009. Hubungan Self Efficacy dan Inteligensi dengan Kematangan Karir pada Siswa SMA Negeri di Kota Medan. Tesis (tidak diterbitkan). Program Studi Psikologi Universitas Medan

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR

KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR OLEH: FRANSISKA FEBBY PETRIANI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pembahasan

Bab IV Analisis dan Pembahasan Bab IV Analisis dan Pembahasan Dalam bab ini disajikan analisis dan pembahasan hasil penelitian dari data yang telah diperoleh dan diolah dengan menggunakan program Statistic Package for the Social Science

Lebih terperinci

Bagian 1. Angket Uji Coba Rekapitulasi Data Uji Coba Instrumen Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Bagian 1. Angket Uji Coba Rekapitulasi Data Uji Coba Instrumen Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 111 112 Bagian 1 Angket Uji Coba Rekapitulasi Data Uji Coba Instrumen Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 113 ANGKET UJI COBA Identitas Responden Nama : No. Absen : Kelas : Berikut terdapat sejumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 3 Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SKALA KEMATANGAN KARIR

LAMPIRAN 1 SKALA KEMATANGAN KARIR LAMPIRAN 1 SKALA KEMATANGAN KARIR FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA -------------------------------------------------------------------------- Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan/Kuesioner DAFTAR PERTANYAAN. A. Demografi Responden. Nama Instansi : Nama Responden : Tanggal Pengisian :

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan/Kuesioner DAFTAR PERTANYAAN. A. Demografi Responden. Nama Instansi : Nama Responden : Tanggal Pengisian : Lampiran 1 Daftar Pertanyaan/Kuesioner DAFTAR PERTANYAAN A. Demografi Responden Nama Instansi : Nama Responden : Tanggal Pengisian : Latar Belakang Pendidikan : Ekonomi / Akuntansi Hukum Teknik Sosial

Lebih terperinci

PETUNJUK MENGERJAKAN

PETUNJUK MENGERJAKAN NAMA : NO. : NIP : PETUNJUK MENGERJAKAN 1. Sebelum mengerjakan isilah terlebih dahulu data diri anda pada tempat yang telah disediakan. 2. Bacalah setiap pernyataan yang ada dengan hati-hati dan teliti,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai 61 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebagai berikut Kelas VII sebanyak 14 siswa, kelas VIII sebanyak 23 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebagai berikut Kelas VII sebanyak 14 siswa, kelas VIII sebanyak 23 siswa 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil subjek di asrama SMP ICMBS Sidoarjo sebanyak 50 orang, yang terbagi dalam tiga kelas. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keberadaan subjek penelitian, peneliti mengumpulkan data tentang identitas responden.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau kondisi responden yang dapat memberikan informasi tambahan

Lebih terperinci

PENGANTAR TUHAN MEMBERKATI

PENGANTAR TUHAN MEMBERKATI 92 Lampiran 1 PENGANTAR Instrumen penelitian ini disusun guna untuk mendapatkan data penelitian dengan tingkat ketercukupan data tertentu sesuai dengan masalah penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

Data Deskriptif Keterangan Jumlah %

Data Deskriptif Keterangan Jumlah % BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden dapat dilihat melalui profil responden. Profil responden pada penelitian ini meliputi kepemilikan NPWP, jenis kelamin, usia,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian a. Uji itas Angket yang telah disebarkan kemudian di uji validitasnya dengan menggunakan program Statistical

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Surabaya. Universitas ini beralamatkan di jl. Ketintang Surabaya.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Surabaya. Universitas ini beralamatkan di jl. Ketintang Surabaya. 57 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subjek Universitas Negeri Surabaya merupakan sebuah kampus yang berdiri pada tahun 1964. Universitas ini berfokus pada bidang pendidikan. Universitas ini berfokus

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. PENGANTAR (Permohonan Pengisian Kuesioner)

DAFTAR LAMPIRAN. PENGANTAR (Permohonan Pengisian Kuesioner) DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di Tempat PENGANTAR (Permohonan Pengisian Kuesioner) Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa Program Pascasarjana (S2)

Lebih terperinci

Surat Pengantar Pengisian Angket Angket Uj i Coba Instrumen Penelitian Reka pitulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen Hasil Validitas dan Reliabilitas

Surat Pengantar Pengisian Angket Angket Uj i Coba Instrumen Penelitian Reka pitulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen Hasil Validitas dan Reliabilitas 90 91 LAMPIRAN I Surat Pengantar Pengisian Angket Angket Uji Coba Instrumen Penelitian Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen Hasil Validitas dan Reliabilitas 92 Surat Uji Coba Instrumen Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan anggota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keharmonisan keluarga dengan rasa percaya diri siswa di SMP Negeri 3 Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keharmonisan keluarga dengan rasa percaya diri siswa di SMP Negeri 3 Kota BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket kepada sampel penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan hubungan antara keharmonisan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT PERSETUJUAN

LAMPIRAN SURAT PERSETUJUAN A. Informed Consent LAMPIRAN SURAT PERSETUJUAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Menyatakan bahwa : 1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu menganai penelitian : HUBUNGAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah di Kota Indramayu yaitu SMA PGRI 2 Sindang yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia, yang beralamat di Jalan Setiabudhi No. 229 Bandung, Jawa

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Umum Hasil Penelitian MTs Negeri 1 Sragen berdiri pada tahun 1983 dengan NSS 121133140003. Terletak di Jl. Letjend Suprapto No. 47

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif a. Analisis Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Data variabel bebas yaitu persepsi siswa terhadap pelajaran matematika

Lebih terperinci

Blue Print Skala Harga Diri dan Skala Keharmonisan Keluarga

Blue Print Skala Harga Diri dan Skala Keharmonisan Keluarga 71 Blue Print Skala Harga Diri dan Skala Keharmonisan Keluarga 72 Lampiran 1 Aspek 1.Peneri maan Diri 2.Pengho rmatan Diri Indikator Perilaku a.menerim a diri apa adanya. b.puas dengan dirinya. c.disegani

Lebih terperinci