PENGADILAN TINGGI MEDAN

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor : 542/PID.SUS/2016/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap : KOK SU. Tempat lahir : Medan. Umur / Tgl. lahir : 48Tahun / 20 Juni Jenis kelamin : Laki-laki. Kebangsaan : Indonesia. Tempat tinggal : Manggis Blok N-3 No. 24 Desa Sampali Kec. Percut Sei Tuan. Agama : Budha. Pekerjaan : Wiraswasta. Terdakwa tidak dilakukan penahanan dalam perkara ini ; Terdakwa dalam perkara ini didampingi oleh Penasihat Hukumnya : COKROAMINOTO, SH., dan MAHMUD YASIR, SH., Advokat / Penasehat Hukum dan Konsultan Hukum pada COKROAMINOTO, SH., & Rekan, berkantor di Jalan KL. Yos Sudarso Km. 6, Komplek Perumahan Citra Graha Blok C No. 21, Kel. Tanjung Mulia, Kec. Medan Deli, Kota Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 11 Januari 2016; Pengadilan Tinggi tersebut; Telah membaca, Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 11 Oktober 2016 Nomor : 542/PID/2016/PT.MDN, serta berkas perkara Pengadilan Negeri Medan tanggal 01 Agustus 2016 Nomor : 3789/Pid.Sus/2016/PN.Mdn, dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara Terdawa tersebut; Membaca, surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Medan No.Reg.Perkara:PDM- 1529/Ep.2/TPUL/MDN/12/2015 tanggal 01 Desember 2015 yang mendakwa Terdakwa dengan dakwaan sebagai berikut : KESATU: Bahwa ia terdakwa KOK SU pada hari dan tanggal yang tidak dapat diingat lagi yaitu sejak Bulan Desember 1999 sampai dengan resmi bercerai pada hari Selasa tanggal 19 November 2013 atau setidaktidaknya pada waktu lain dalam tahun 2000, bertempat di Jalan Manggis Blok N-3 No.24 Desa Sampali Kec.Ps Tuan yang masih dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Medan setiap orang yang menelantarkan orang lain dalam lingkup rumah tangganya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) terhadap saksi korban Halaman 1 dari 9 Putusan Nomor542/PID/2016/PT.MDN

2 WIERIATY (istri sah dari terdakwa sesuai dengan Kutipan Akta Perkawinan tertanggal 24 April 2000), perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : - Bahwa saksi korban Wieriaty yang merupakan istri sah dari terdakwa Kok Su sesuai dengan Akta Perkawinan No.60/2000 tertanggal 24 April 2000 dan dari hasil perkawinan tersebut dikaruniai 2 (dua) orang anak, namun terdakwa tidak menafkahi saksi korban sejak awal menikah yaitu Bulan Desember 1999 s/d saksi korban dan terdakwa resmi bercerai yaitu pada hari Selasa tanggal 19 November 2013, dimana terdakwa juga sering meminta uang kepada saksi korban untuk kepentingan pribadi terdakwa, dan apabila saksi korban tidak memberikannya maka terdakwa emosi dan mengancam saksi korban akan membunuh saksi korban dengan cara mengarahkan pisau atau kursi ke hadapan saksi korban, sehingga atas perbuatan terdakwa tersebut, saksi korban harus bekerja keras untuk membiayai hidup saksi korban beserta anak-anak dan akibat terdakwa sering mengancam saksi korban, saksi korban menjadi tidak nyaman dan tertekan. Bahwa akibat perbuatan terdakwa terhadap saksi korban mengakibatkan saksi korban mengalami Gangguan Campuran Ansietas (kecemasan) dan Depresi sesuai dengan Surat Visum Et Repertum Psychiatricium Nomor : 22/SK/P/VISUM/VI/2013 tanggal 10 Juni 2015 yang diperiksa dan ditandatangani oleh dr. RiniGusya Liza selaku Dokter pemerintah pada RSU Daerah Dokter Pirngadi Medan (SMF PENYAKIT JIWA). Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 49 huruf a UU RI No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga; ATAU KEDUA: Bahwa ia terdakwa KOK SU pada hari dan tanggal yang tidak dapat diingat lagi yaitu sejak Bulan Desember 1999 sampai dengan resmi bercerai pada hari Selasa tanggal 19 November 2013 atau setidaktidaknya pada waktu lain dalam tahun 2000, bertempat di Jalan Manggis Blok N-3 No.24 Desa Sampali Kec.Ps Tuan yang masih dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Medan Melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga yang dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halaangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari terhadap saksi korban WIERIATY (istri sah dari terdakwa sesuai dengan Kutipan Akta Perkawinan tertanggal 24 April 2000), perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : - Bahwa saksi korban Wieriaty yang merupakan istri sah dari terdakwa Kok Su sesuai dengan Akta Perkawinan No.60/2000 tertanggal 24 April 2000 dan dari hasil perkawinan tersebut dikaruniai 2 (dua) orang anak, namun terdakwa tidak menafkahi saksi korban sejak awal menikah yaitu Bulan Desember 1999 s/d saksi korban dan terdakwa resmi bercerai yaitu pada hari Selasa tanggal 19 November 2013, dimana terdakwa juga sering meminta uang kepada saksi korban untuk kepentingan pribadi terdakwa, dan apabila saksi korban tidak memberikannya maka terdakwa emosi dan mengancam saksi korban akan membunuh saksi korban dengan cara mengarahkan pisau atau kursi ke hadapan saksi korban, sehingga atas perbuatan terdakwa tersebut, saksi korban harus bekerja keras untuk membiayai hidup saksi korban beserta anak-anak dan akibat terdakwa sering mengancam saksi korban, saksi korban menjadi tidak nyaman dan tertekan. Bahwa akibat perbuatan terdakwa terhadap saksi korban mengakibatkan saksi Halaman 2 dari 9 Putusan Nomor542/PID/2016/PT.MDN

3 korban mengalami Gangguan Campuran Ansietas (kecemasan) dan Depresi sesuai dengan Surat Visum Et Repertum Psychiatricium Nomor : 22/SK/P/VISUM/VI/2013 tanggal 10 Juni 2015 yang diperiksa dan ditandatangani oleh dr. RiniGusya Liza selaku Dokter pemerintah pada RSU Daerah Dokter Pirngadi Medan (SMF PENYAKIT JIWA). Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 45 Ayat (2) UU RI No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga; Membaca, Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Medan tanggal 16 Mei 2016 No.Reg.Perkara : PDM-1529/Ep.2/TPUL/12/2015, bahwa Terdakwa telah dituntut sebagai berikut : 1. Menyatakan terdakwa KOK SU bersalah melakukan tindak pidana Melakukan kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga yang dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari sebagaimana diatur dalam Pasal 45 ayat (2) UU RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam dakwaan Kedua. 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa KOK SU oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan penjara dengan perintah agar terdakwa ditahan. 3. Menyatakan barang bukti berupa : Nihil; 4. Menetapkan supaya terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp ,- (seribu rupiah). Membaca, Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 01 Agustus 2016 Nomor : 3789/Pid.Sus/2015/PN.Mdn, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : 1. Menyatakan terdakwa Kok Su tersebut diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga ; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama : 5 (Lima) bulan; 3. Memerintahkan agar Terdakwa ditahan ; 4. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp ,- (Seribu rupiah) ; Telah membaca : 1. Akta Permohonan Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Medan menyatakan bahwa pada tanggal 04 Agustus 2016, Penasehat Hukum Terdakwa telah mengajukan permintaan banding terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 01 Agustus 2016 Nomor : 3789/Pid.Sus/2015/PN.Mdn; 2. Relaas Pemberitahuan Permintaan Banding telah disampaikan oleh Jurusita Pengadilan Negeri Medan, bahwa permintaan banding tersebut telah diberitahukan kepada Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 11 Agustus 2016; 3. Memori Banding yang diajukan oleh Penasehat Hukum Terdakwa tertanggal 01 Agustus 2016, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan tanggal 19 Agustus 2016, dan memori banding tersebut telah diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum tanggal 30 Agustus 2016; Halaman 3 dari 9 Putusan Nomor542/PID/2016/PT.MDN

4 4. Surat pemberitahuan mempelajari berkas perkara Pengadilan Negeri Medan tanggal 10 Agustus 2016, yang disampaikan masing-masing kepada Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa, untuk mempelajari berkas perkara tersebut, terhitug mulai tanggal 19 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2016, selama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pemberitahuan tersebut sebelum berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi; Menimbang, bahwa permintaan akan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh Penasehat Hukum Terdakwa telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan tata cara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa Memori Banding Penasehat Hukum Terdakwa pada pokoknya adalah sebagai berikut : I. JUDEX FACTIE DALAM PUTUSANNYA TELAH MELANGGAR UNDANG-UNDANG: 1. Bahwa dalam putusannya NO. 3789/Pid.Sus/2016/PN.Mdn tanggal 1 Agustus 2016 (halaman 11 poin kedua), Judex factie mengadili :...2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa/Pembanding oleh karena itu dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan ; 2. Bahwa dalam pertimbangannya, judex factie berpendapat bahwa Terdakwa/Pembanding telah melanggar Pasal 45 ayat (2) UU RI NO. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga; 3. Bahwa dalam Pasal 45 ayat (2) UU RI NO. 23 Tahun 2004 menyebutkan : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak Rp ,00 (tiga juta rupiah); 4. Bahwa dengan demikian, judex factie telah melanggar Undang-Undang, khususnya pasal 45 ayat (2) UU RI NO. 23 Tahun 2004, dengan menghukum Terdakwa/Pembanding lebih dari batas maksimal yang sudah secara limitatif ditentukan oleh Undang-Undang; 5. Bahwa dalam Pasal (1) KUHPidana telah dengan tegas disebutkan : tiada suatu perbuatan dapat dipidana, kecuali berdasarkan ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada sebelumnya ; 6. Bahwa kami yakin Yang Mulia dan Terhormat Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus Permohonan Banding ini sependapat dengan kami bahwa dari substansinya, asas legalitas sebagaimana yang terkandung dalam Pasal (1) KUHPidana antara lain berarti : - Nulla poena sine lege (tidak ada pidana tanpa ketentuan pidana menurut Undang-Undang); - Nulla poena sine crimine (tidak ada pidana tanpa perbuatan pidana); - Nullum crimen sine poena legali (tidak ada perbuatan pidana tanpa pidana menurut Undang- Undang); 7. Bahwa selain telah melanggar Undang-Undang, judex factie dalam pertimbangan hukumnya menyebutkan ada hal-hal yang meringankan Terdakwa/Pembanding (halaman 11 alinea ke-4 putusan NO.3789/Pid.Sus/2016/PN.Mdn). Akan tetapi hal-hal yang meringankan Terdakwa/Pembanding Halaman 4 dari 9 Putusan Nomor542/PID/2016/PT.MDN

5 tersebut tidak meringankan hukuman Terdakwa/Pembanding, malah sebaliknya Judex Factie memperberat hukuman Terdakwa/Pembanding dibandingkan dengan Tuntutan Penuntut Umum dan batas maksimal ancaman hukuman sesuai dengan Undang-Undang; 8. Bahwa kalau pun seandainya Terdakwa/Pembanding terbukti telah melanggar pasal 45 ayat (2) UU RI NO. 23 Tahun 2004 (padahal dalam persidangan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan Terdakwa/Pembanding melanggar pasal tersebut) tentunya putusan yang bertentangan dengan Undang-Undang adalah batal demi hukum, sehingga patut dan beralasan bagi Yang Mulia Majelis Hakim Tinggi yang memeriksa dan memutus Permohonan Banding ini untuk membatalkan putusan judex factie Reg. NO. 3789/Pid.Sus/2016/PN.Mdn; II. JUDEX FACTIE TELAH KELIRU DAN SALAH DALAM MENILAI KETERANGAN SAKSI DAN KEADAAN YANG SEBENARNYA PADA PERSIDANGAN: 1. Bahwa dalam pertimbangan hukumnya, menurut majelis hakim judex factie yang memutus Terdakwa/Pembanding bersalah berdasarkan bukti-bukti yang terungkap dalam persidangan, yaitu keterangan saksi-saksi, Keterangan Terdakwa/Pembanding, serta Visum Et Repertum Psychiatricium Nomor : 22/SK/P/VISUM/VI/2013 tanggal 10 Juni 2015; 2. Bahwa saksi-saksi yang dihadirkan dalam persidangan adalah saksi Wieariaty, Pipit Rohayani, Daniel (anak Terdakwa/Pembanding dan saksi Wieariaty,saksi tidak disumpah saat memberikan keterangan), serta saksi a de charge Silvia Utomo; 3. Bahwa dalam persidangan, Wieariaty, memberikan keterangan di bawah sumpah. Akan tetapi keterangan saksi ini sangat diragukan dan berbohong saat memberikan keterangan. Hal mana terungkap dalam persidangan, antara lain : - pada saat memberikan keterangan Wieariaty antara lain menyangkal telah menerima uang dari Terdakwa/Pembanding sejumlah Rp ,- (dua puluh juta rupiah) untuk modal kue kering (bukti tersebut terlampir dalam pleidooi/bukti T.1). Akan tetapi pada saat ditunjukkan bukti penyetoran sejumlah uang tersebut, Wieariaty baru tidak bisa lagi menyangkalnya; - saksi Wieariaty mengatakan tidak pernah diberi nafkah oleh Terdakwa/Pembanding sejak menikah denganterdakwa/pembanding sampai dengan resmi bercerai pada tanggal 9 oktober Padahal Terdakwa/Pembanding mengatakan memberi nafkah isteri dan anak-anaknya dengan memberikan kartu kredit kepada Wieariaty untuk dibelanjakan, hal mana kartu kredit tersebut dilunasi oleh Terdakwa/Pembanding. Hal ini juga dibenarkan oleh saksi Silvia Utomo; - bahwa majelis hakim judex factie tidak mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, padahal jelasjelas sudah diakui oleh saksi Wieariaty dan dibenarkan oleh Terdakwa dan saksi Silvia Utomo. Dan judex factie dalam putusannya malah memutuskan bahwa Terdakwa bersalah melakukan kekerasan psikis dengan cara tidak memberi uang nafkah; 5. Bahwa saksi Pipit Royani sebagaimana terungkap dalam persidangan sampai saat ini masih bekerja di rumah Wieriaty. Selain itu, Pipit Royani dan Wieriaty mempunyai hubungan yang tidak normal/menyimpang (menyukai sesama jenis). Hal mana terungkap dalam persidangan sebagaimana Halaman 5 dari 9 Putusan Nomor542/PID/2016/PT.MDN

6 disebutkan oleh Terdakwa/Pembanding dan saksi Silvia Utomo dan tidak dibantah oleh Wieariaty dan saksi Pipit Royani; 6. Bahwa keterangan dari saksi yang cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya (vide Pasal 185 Ayat (6)d KUHAP). Namun demikian judex factie tidak mempertimbangkan hal tersebut dalam menilai keterangan saksi Wieariaty dan saksi Pipit Royani; 7. Bahwa judex factie memaksakan keterangan saksi Daniel (tidak disumpah) untuk memberatkan Terdakwa/Pembanding dalam pertimbangan hukumnya. Hal mana tentu sangat memberatkan saksi Daniel dalam memberi keterangan/kesaksian yang sebenar-benarnya, dimana di satu sisi ayahnya, Terdakwa/Pembanding, dan di sisi lain ibunya; - Bahwa dari uraian di atas, terlihat bahwa judex factie telah keliru dan salah dalam menilai keterangan saksi-saksi yang memberatkan Terdakwa/Pembanding. Padahal keterangan saksisaksi yang memberatkan Terdakwa/Pembanding tersebut sangat lemah untuk dijadikan bukti bahwa Terdakwa/Pembanding telah melakukan pelanggaran terhadap pasal 45 ayat (2) UU NO. 23 Tahun Selain itu majelis halim judex factie tidak mempertimbangkan keterangan saksi Silvia Utomo dan keterangan Terdakwa, padahal dalam persidangan tidak dibantah oleh saksi korban maupun saksi Pipit Rohayani. III. JUDEX FACTIE TELAH KELIRU DAN SALAH DALAM MENILAI VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICIUM NO. 22/SK/VISUM/VI/2013: 1. Bahwa judex factie dalam pertimbangan hukumnya berpendapat bahwa Terdakwa/Pembanding sebagai penyebab Wieriaty mengalami Gangguan Campuran Ansietas (kecemasan) dan Depresi, sebagaimana disebut dalam Surat Visum Et Repertum Psychiatricium Nomor : 22/SK/P/VISUM/VI/2013 tanggal 10 Juni 2015, yang diperiksa dan ditandatangani oleh dr. RiniGusya selaku Dokter pemerintah pada RSU DAerah Dokter Pirngadi Medan; 2. Bahwa dalam persidangan, dr. RiniGusya tidak pernah dihadirkan untuk memberi keterangan sebagai ahli; 3. Bahwa Visum Et Repertum Psychiatricium Nomor 22/SK/P/VISUM/VI/2013 yang disebut Penuntut Umum sebagai bukti telah terjadi akibat yang diderita saksi korban berupa gangguan campuran ansietas (kecemasan) dan depresi, dibuat dan ditandatangani oleh Dr. RiniGusya Liza pada tanggal 10 Juni Sedangkan saksi korban meninggalkan tempat kediaman bersama terdakwa dan saksi korban pada tanggal 12 April 2013; 4. Dengan demikian, visum ini dibuat dan ditandatangani setelah lebih dari dua 2 (dua) tahun terdakwa dan saksi korban tidak saling berhubungan; 5. Bahwa Visum Et Repertum Psychiatricium Nomor 22/SK/P/VISUM/VI/2013 tersebut terkesan dipaksakan. Oleh karena sebelum visum ini dibuat, terdakwa telah diadukan oleh Wieriaty telah melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 49 hurup (a) UU RI NO. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Namun karena tidak ada bukti, maka dipaksakanlah pasal 45 Ayat (2) UU NO. 23 Tahun 2004 tersebut terhadap Terdakwa; Halaman 6 dari 9 Putusan Nomor542/PID/2016/PT.MDN

7 6. Bahwa judex factie telah keliru dan salah yang menyatakan Terdakwa/Pembanding sebagai penyebab Wieriaty mengalami gangguan campuran ansietas dan depresi. Oleh karena dalam persidangan terungkap fakta-fakta hukum yang bisa menyebabkan Wieriaty mengalami Gangguan Campuran Ansietas (kecemasan) dan depresi, yang bukan disebabkan oleh Terdakwa/Pembanding, namun disebabkan perbuatan Wieriaty sendiri antara lain : - Pada tanggal 26 Maret 2013, Terdakwa/Pembanding melaporkan Pipit Rohayani ke pihak kepolisian atas dugaan tindak pidana pencurian, dan ternyata setelah dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian, pencurian ini disuruh oleh Wieriaty (bukti laporan ke polisi terlampir dalam pledooi/bukti T.9). Hal ini juga diakui/tidak dibantah oleh Wieriaty dan saksi Pipit Rohayani di persidangan; - Wieriaty meminta uang Rp ,- (dua puluh juta rupiah) kepada Terdakwa/Pembanding untuk usaha kue kering, dan ditransfer oleh Terdakwa/Pembanding ke rekening Wieriaty pada tanggal 9 April Akan tetapi, uang tersebut tidak digunakan untuk usaha kue kering. Malah Wieriaty tiga hari setelah itu, 12 April 2013, meninggalkan tempat kediaman bersama, dan membawa anak-anak Wieriaty dan Terdakwa/Pembanding. Pada saat Wieriaty melarikan diri, Wieriaty mengalami kehidupan yang sulit, dan anak-anak Terdakwa/Pembanding dan Wieriaty putus sekolah; - Bahwa Wieriaty mempunyai kelainan jiwa dimana Wieriaty menyukai sesama jenis (mempunyai hubungan menyimpang dengan saksi Pipit Rohayani), dan tidak mau melayani suaminya sebagaimana mestinya menjadi isteri yang baik sebagaimana diuraikan di atas; - Pada tanggal 9 Oktober 2013, Pengadilan Negeri Lubuk Pakam menyatakan perkawinan antara Terdakwa/Pembanding dan Wieriaty putus karena perceraian. 7. Bahwa dengan demikian, seandainya pun benar Wieriaty mengalami gangguan campuran ansietas (kecemasan) dan depresi sebagaimana disebut dalam Visum Et Repertum Psychiatricium Nomor 22/SK/P/VISUM/VI/2013, namun dari fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan perkara a quo, akibat tersebut timbul oleh perbuatan Wieriaty sendiri; Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama berkas perkara yang dimohonkan banding oleh Penasehat Hukum Terdakwa, yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan dari Penyidik, Berita Acara Pemeriksaan Persidangan Pengadilan Negeri Medan, turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 01 Agustus 2016 Nomor : 3789/Pid.Sus/2015/PN.Mdn, Pengadilan Tinggi sependapat dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama yang mendasari putusannya mengenai telah terbuktinya secara sah dan meyakinkan kesalahan Terdakwa sebagaimana yang didakwakan kepadanya dalam dakwaan alternative kedua yaitu melanggar Pasal 45 huruf b Undang Undang no 23 tahun 2004; Menimbang, bahwa Memori Banding Penasehat Hukum Terdakwa, Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa tidak dapat dibenarkan dengan alasan sebagai berikut: Halaman 7 dari 9 Putusan Nomor542/PID/2016/PT.MDN

8 - Bahwa Terdakwa telah terbukti tidak memberi nafkah secara cukup dan teratur selama kurang lebih 13 tahun masa perkawinan, korban sebagai isteri harus mencukupi kebutuhan rumah tangga untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Dan sering mengancam akan membunuh korban dengan menodongkan pisau; - Bahwa alasan banding Terdakwa bahwa korban sebagai isteri tidak mau melayani Terdakwa tidak dapat dibenarkan karena dalam perkawinan tersebut telah terbukti dikarunia 2 orang anak. Sedangkan alas an banding bahwa korban mempunyai kelainan seks menyukai sesama jenis tidak didukung dengan bukti yang cukup; - Bahwa alasan banding mengenai pembuatan visum et repertum kondisi kesehatan jiwa korban dibuat tanggal 15 Juni 2015 sedangkan antara korban dan Terdakwa sudah tidak saling berhubungan sejak bulan April 2013 juga tidak dapat dibenarkan karena visum tersebut dibuat sebagai kelanjutan laporan korban yang telah dibuat sejak tanggal 22 April 2013, justru adanya visum tersebut menjadi petunjuk bahwa penderitaan yang dialami korban masih diderita walaupun telah berpisah selama 2 tahun; Menimbang, bahwa namun demikian amar putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri yang menjatuhkan pidana selama 5 bulan harus dibatalkan karena bertentangan dengan Pasal 45 huruf b UU 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Dalam putusannya Majelis Hakim Tingkat Pertama tidak mempertimbangkan secara khusus mengenai penjatuhan pidana yang melampaui batas maksimal ancaman pidana tersebut; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 01 Agustus 2016 Nomor : 3789/Pid.Sus/2015/PN.Mdn yang dimintakan banding, harus dibatalkan dan Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri dengan amar putusan seperti tersebut di bawah ini; Menimbang bahwa dalamputusan Majelis Hakim Tingkat Pertama Terdakwa telah diperintahkan untuk ditahan akan tetapi karena tindak pidana yang dilakukan Terdakwa tidak dapat dilakukan penahanan berdasarkan pasal 21 ayat 4 KUHAP, maka amar putusan Pengadilan Negeri sepanjang mengenai perintah penahanan harus dibatalkan; Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan dipidana, maka Terdakwa dibebani pula untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan; Memperhatikan, Pasal 45 huruf b Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Undang-Undang nomor : 8 tahun 1981 Tentang KUHAP, Undang- Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman jo. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Peradilan Umum serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; M E N G A D I L I: - Menerima permintaan banding dari Penasehat Hukum Terdakwa; - Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 01 Agustus 2016 Nomor : 3789/Pid.Sus/2015/PN.Mdn; Halaman 8 dari 9 Putusan Nomor542/PID/2016/PT.MDN

9 MENGADILI SENDIRI : 1. Menyatakan terdakwa Kok Su tersebut diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga ; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama : 4 (Empat) bulan; 3. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding ini ditetapkan sebesar Rp ,- (dua ribu lima ratus rupiah) ; Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Rabu tanggal 23 NOPEMBER 2016 oleh kami: YANSEN PASARIBU,SH. sebagai Hakim Ketua Majelis, SUWIDYA,SH.LLM. dan Dr. LILIK MULYADI, SH.MH. masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam pengadilan tingkat banding, berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan nomor : 542/PID.SUS/2016/PT.MDN tanggal 11 Oktober 2016, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 24 NOPEMBER 2016, oleh Hakim Ketua Majelis dengan didampingi Hakim Anggota serta ZAINAL POHAN, SH.MH. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa maupun Penasehat Hukumnya. Hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis, TTD. TTD. TTD. TTD. ttd ttd 1. SUWIDYA,SH.LLM. YANSEN PASARIBU, SH. TTD. TTD. ttd 2. Dr. LILIK MULYADI,SH.MH. Panitera Pengganti, TTD. ttd ZAINAL POHAN, SH.MH. Halaman 9 dari 9 Putusan Nomor542/PID/2016/PT.MDN