BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 72 BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan Sanken didirikan di Jakarta pada Tahun 1994 oleh Markus Seah, Magdalena Ongkowijaya, dan Leo Zahar. PT. Istana Argo Kencana merupakan perusahaan perdagangan (trading company) yang menjadi Sole Distributor pemegang Merek Sanken yang berlokasi di Jl. Pluit raya No. 19 Jakarta Utara. Sanken telah memiliki kompetensi selama lebih dari 10 tahun dalam industri produk elektronik dan juga menjadi shareholder aktif organisasi dana cash dan kredit terbesar di Indonesia yakni Columbia, dengan 600 cabang. Ketika Sanken mulai beroperasi, hanya memiliki 100 karyawan. Sekarang, perusahaan ini memiliki hampir 1000 orang pekerja, termasuk sales dan marketing staff, administrator, teknisi, insinyur, ahli riset dan pengembangan, serta operator pabrik. Walaupun kebanyakan staff mereka adalah pekerja lokal, Sanken juga mempekerjakan sejumlah ekspatriat terdidik dan terlatih dari Jepang dengan pengalaman bertahun tahun dalam industri elektronik di Jepang. Ketika perusahaan membuka bisnisnya di Tahun Indonesia sedang mengalami peningkatan di bidang ekonomi, serta iklim usaha yang sehat dan industri elektronik menunjukan prospek yg luar biasa. Tetapi saatnya tiba awal 1997 perkonomian Indonesia mulai goncang dan dilanda berbagai krisis. Di tengah situasi yg tidak stabil dan tidak jelas, banyak competitor sanken mengurangi aktivitas mereka dan satu persatu dari mereka akhirnya gulung tikar. Manajemen Sanken melihat krisis ini sebagai peluang untuk menguatkan posisi mereka di pasar. Firma juga mengambil bagian dengan mengembangkan jaringan distribusi dengan cara yg hemat dan efektif, yaitu mengambil alih kantor cabang yg

2 73 ditutup. Sanken meningkatkan periklanan secara agresif dan terutama sekali, mengambil keuntungan dari kekurangan pengiklan dan rating rendah untuk mempromosikan mereknya secara bermutu dan efektif di televisi. Dalam waktu singkat, Sanken tidak hanya bertahan di masa krisis, malah meniingkat ke posisi lebih kuat. Pada tahun 2002, keuntungan mencapai Rp 360 Miliar atau mencapai USD$42.35 juta. Diawal tahun 2002, Segeer telah mengembangkan jaringan dengan merambah ke berbagai daerah di seluruh Indonesia. Adapun alamat-alamatnya adalah sebagai berikut: 1. Main Service Center & Main Office : Jl Pluit Raya 19 Bl B/ JAKARTA Phone : , , Fax : , Website Cabang di dalam kota : Jl Pluit Raya 19 Bl B/7 JAKARTA Phone : Alamat beberapa cabang di luar kota : Jl Rawa Melati VII Bl D/6 JAKARTA 11820, Phone : , , Sambuja Purnama PT (SANKEN Electronic) :: Electronic Equipment ManufacturerJl Blitar MALANG Jl Gn Latimojong III 23MAKASSAR SANKEN Argadwija PT :: Electronic Equipment Manufacturer Kp CiserehTANGERANG (SANKEN) Argadwija PT (SANKEN) :: Electronic Equipment Supplies Jl Pluit Raya 19 Bl B-10/12-AJAKARTA (SANKEN)Service :: Electronic Equipment & Services Jl Kamelda 35 RT 010BANJARMASIN SANKEN Service :: Electronic Equipment & Services Jl Ikan Bandeng Bl A/50/56BANDARLAMPUNG Visi dan Misi

3 74 Visi dari Sanken : Menjadi sebuah Perusahaan elektronik lokal yang strategis dan inovatif di kelasnya. Misi dari Sanken : Sanken memulainya dengan strategi dan inovasi produk berkualitas tinggi berlandaskan kepada konsep pembangunan merek-merek yang berakar & berkepribadian dipadukan dengan pemberdayaan kekuatan jaringan usahanya sebagai penopang proses pemasaran yang efektif dan efisien, baik secara lokal mapun global Kondisi Perusahaan Di tahun 1998, ketika terjadi krisis ekonomi di Asia dan krisis politik domestic yg mengharuskan semua barang di kenai pajak, banyak produk elektronik yg di tarik dari pasaran. Sebagai merek lokal, Sanken memutuskan untuk mengambil langkah yg berbeda dan mengadopsi strategi counter positif yg memapukannya secara signifikan untuk mengembangkan jangkauan dan penetrasi pasar. Dalam kurun beberapa waktu terakhir ini produk sanken sudah dipasarkan secra merata di seluurh Indonesia. Hasil dari riset terakhir kali yg diadakan majalah bisnis swa sembada dan frontier,di kenal sebagai ICSA index, menunjukkan bahwa mesin cuci Sanken menempati peringkat kedua di pasar elektronik Indonesia karena kualitas, nilai, mendapat nilai terbaik dalam hal tingkat kepuasan konsumen. Sementara perusahaan sudah menetapkan standar yg sangat tinggi untuk produksi, kontrol kualitas dan after sales service. Sanken adalah perusahaan yang melakukan segala usaha untuk membuat hidup lebih mudah dan menyenangkan dengan menyediakan produk-produk elektronik yg berkualitas yang sesuai dan bisa memenuhi kebutuhan konsumen untuk perlengkapan rumah tangga,dan kebutuhan lainnya. Sanken berpegang pada prinsip kualitas yang tinggi bagi konsumen,

4 75 dengan cara menghasilkan desain yang bagus, produk yg dapat diandalkan dengan konsumsi listrik yang minimum, hemat,listrik dan layanan after-sales yang bagus. Kata Sanken berarti 3 pilar. Logo perusahaan adalah adalah pyramid, merefleksikan filosofi sanken yang berarti menyediakan kualitas produk, harga yg kompetitif dan service yg memuaskan. 3 pilar ini akan menentukan kesuksesan perusahaan ini sekarang dan di masa yg akan datang Kondisi Pasar Indonesia Pasar Indonesia untuk produk-produk elektronik rumah tangga telah tumbuh melewati target dan batasan selama beberapa tahun terakhi inir. Semua orang ingin memiliki sebuah televisi dan peningkatan jumlah rumah tinggal sekarang mendukung item-item lain untuk dibeli seperti; kipas angin listrik, rice cooker, kulkas atau mesin cuci. PT.Sanken Agradwija yang memproduksi produk sanken sudah berdiri 8 tahun. Perusahaan ini menggunakan standar sesuai standar kualitas asli Jepang untuk memproduksi produk berkualitas tinggi dan dengan harga yang terjangkau untuk konsumen Indonesia yang sedang bertumbuh. Anak perusahaan ini, yakni PT.Istana Argo Kencana, bertanggung jawab dalam penjualan dan distribusi produk-produk sanken. Sanken adalah salah satu merk mesin cuci di Indonesia, dengan 18% penjualan dari pasar dan juga memproduksi 30% untuk dispenser air panas dan dingin telah terjual di Indonesia. Perusahaan ini memiliki 10% pangsa pasar VCD player dan DVD player dan sekitar 5% untuk AC, Televisi berwarna, perlengkapan audio, dan peralatan rumah tangga seperti rice cooker, ceret, blender dan kompor gas, sedangkan produk kipas anginnya hanya menyumbang 2% di pasar. Kebanyakan produk sanken ditujukan untuk konsumen menengah ke atas. Perlengkapan Audio, VCD dan DVD Player ditargetkan untuk konsumen kelas menengah ke bawah.

5 76 Sekitar 12% penjualan Sanken datang dari Hypermarket. Hypermarket berniat untuk meraup keuntungan penjualan elektronik dengan cara seperti memberi penawaran trade in dan bunga 0% untuk pembelian secara kredit. Sanken sangat responsive terhadap kebutuhan pasar dan secara teratur memperkenalkan produk baru dengan fitur-fitur terbaru. Perusahaan menargetkan untuk meningkatkan penjualan tahunan sekitar 20% per tahun dalam jangka 5 tahun ke depan dan meningkatkan market share di tiap segmen produk dengan 2% sampai 3% per tahun dalam periode yg sama. Dalam 2-3 tahun mendatang, Sanken berencana untuk mengembangkan kapasitas produksi untuk mesin cuci, tv berwarna dan perlengkapan lainnya sejalan dengan program efisiensi biaya yang diterapkan oleh perusahaan tersebut Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan STUKTUR PERUSAHAAN PT. ISTANA ARGO KENCANA (SANKEN) :

6 77 KOMISARIS DIRUT ADMINISTRATION MANAGER PERSONAL GENERAL AFFAIR MARKETING MANAGER ADVERTISING MERCHANDISER NATIONAL SALES MANAGER NATIONAL SALES MANAGER PHILIPS NATIONAL SALES MANAGER SANKEN HYPERSTORE NATIONAL SALES MANAGER PURCHASE PRODUCT MANAGER PRODUCT MANAGER BROWN GOODS PRODUCT MANAGER CBU ACCOUNTING MANAGER INTERNAL AUDIT MANAGER GENERAL ACCOUNTING MANAGER COST ACCOUNTING NATIONAL SERVICE MANAGER JABOTABEK MANAGER BRANCH MANAGER FINANCE MANAGER A/R (HEAD SECTION) CASHIER A/P FACTORY ADM MANAGER PPIC(B/G) PPIC(W/C) ACCOUNTING PURCHASING GENERAL AFFAIR WHITE GOODS FACTORY MANAGER PRODUCTION MANAGER ENGINEERING BROWN GOODS FACTORY MANAGER PRODUCTION MANAGER ENGINEERING

7 Uraian Pekerjaan Direktur Utama : Bertanggung jawab atas kelancaran operasional perusahaan. Menetukan garis-garis kebijakan dalam membuat keputusan. Menerima laporan keuangan tahunan dan mengesahnkannya. Administration Manager : Bertanggung jawab kepada direksi dalam hal pengurusan segala administrasi perusahaan Bertanggung jawab atas segala surat-menyurat serta hubungan kerjasama dengan para klien dan pelanggan utama. Marketing Manager : Bertanggung jawab kepada direksi dalam hal penjualan dan pemsaran produk sampai dengan strategi pemasaran dan Membuat strategi bpromosi produk Sanken baik itu di media cetak dan media elektronik Mengatur dan melakukan pemetaan terhadap daerah sasaran pemasaran produk sanken Menganalisis peluang dan ancaman yang ada di sekitar daerah pemasaran Mengaup-date data penjualan secara berkala National Service Manager: Bertanggung jawab kepada direksi dalam hal pengorganisiran layanan purna jual produk Sanken. Memastikan ketersediaan spare part yang berkualitas serta menyeluruh di seluruh cabang Sanken di Indonesia. Memastikan kinerja karyawan dan teknisi yang baik dan berkualitas dalam mengatasi

8 79 keluhan pelanggan ataupun kerusakan teknis pada produk Accounting Manager : Bertanggung jawab kepada direksi dalam hal pengauditan data keuangan internal maupun eksternal perusahaan. Membuat neraca dan meng-update data keuangan secara berkala Finance Manager : Bertanggung jawab kepada direksi dalam hal keuangan perusahaan Membuat laporan keuangan dan meng-up date data keuangan perusahaan secara berkala Factory Administration Manager : Bertanggung jawab kepada direksi dalam hal admistrasi pabrik Memastikan ketersediaan bahan baku Memastikan bahan baku yang digunakan seefektif mungkin White Goods Factory Manager : Bertanggung jawab kepada direksi dalam hal pembuatan produk-produk yang dikategorikan ringan seperti tv, ac, kipas angin, magic jar, mesin cuci dan produk lainnya. Memastikan ketersediaan bahan material untuk membuat produk tersebut Memastikan produk tersebut dirancang dengan baik dan dengan standar kemanan dan mutu yang tinggi Brown Goods Factory Manager: Bertanggung jawab kepada direksi dalam hal pembuatan produk-produk yang dikategorikan high end, seperti audio video, camera digital, home thether. Memastikan produk tersebut dirancang dengan baik dan standar mutu tinggi Analisis Porter.

9 80 Analisis Porter Produk Elektronik Sanken (PT.Istana Argo Kencana) Analisis struktur industri dapat dilihat melalui 5-forces Porter yang merupakan lima kekuatan dalam persaingan industri di bawah ini : 1. Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru dalam industri akan memberi dampak pada bertambah ketatnya tingkat persaingan dalam industri. Namun demikian pemain baru tidak dapat begitu saja masuk dalam industri, tetapi perlu memperhitungkan hambatan-hambatan yang ada untuk masuk ke dalam industri tersebut sebagaimana berikut ini : a. Skala Ekonomis Skala ekonomis tidak mudah dicapai dalam industri elektronik mengingat dibutuhkannya modal yang sangat besar serta biaya operasi yang tinggi. Sebagian gambaran, pada tahun 2008 ini sanken berencana membangun layanan servis baru di 50 tempat di seluruh Indonesia, modal yang dibutuhkan adalah sekitar 10 miliar rupiah.jadi rasanya akan sangat sulit bagi pendatang baru untuk untuk masuk ke dalam industri ini apabila tidak kuat secara modal dan salka ekonomisnya. b. Akses ke Saluran Distribusi Sanken memiliki layanan delivery services order sehingga memudahkan konsumen dalam berbelanja dan sekaligus melakukan service pemasangan serta perbaikan produk(service product) apabila terjadi kerusakan dalam kategori ringan. Kebanyakan diantara pesaing baru yang ada belum menerapkan fasilitas ini, kecuali perusahaan elektronik yang sudah lebih dahulu berkecimpung dalam industri ini seperti Toshiba, Sony, Polytron, Samsung dan lai sebagainya. Oleh karena itu pendatang baru rasanya akan sulit untuk masuk ke dalam insutri ini. c. Identitas Merek

10 81 Perusahaan yang sudah lama bermain di pasar relatif lebih mudah diterima konsumen, sehingga tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk membangun kepercayaan dan brand image pada konsumen. Sebaliknya, bagi pemain yang baru akan masuk ke pasar tersebut dengan menggunakan merek baru dan dilakukan oleh perusahaan baru akan membutuhkan upaya yang lebih besar untuk masuk ke pasar, membangun kepercayaan dan brand image para konsumen. d. Peraturan-Peraturan Pemerintah Pemerintah mendukung terciptanya persaingan yang sehat baik antar perusahaan elektronik di Indonesia. Ini terlihat dari aturan memberlakukan batas harga minimum penjualan elektonik serta penggunaan bahan-bahan yang terpilih,dan pelarangan menggunakan bahan material yang tidak ramah lingkungan dan mengandung CFC mulai tahun Di samping itu, pemerintah juga berupaya melindungi perusahaan elektronik lokal agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan pendatang baru dari luar, terutama dari China. Hal ini dilakukan melalui harus adanya perijinan yang jelas, mengenai spesifikasi produk, bea masuk yang cukup tinggi dan tidak mudah, perijinan dan pembatasan akses ke konsumen untuk menjual produk dalam sakla besar melebihi produk lokal dan pembatasan akses ke supplier untuk memperoleh bahan baku. Sebab kemungkinan masuknya produk elektronik impor secara ilegal memang dapat terjadi. Banyak modus yang mungkin dapat dilakukan. Sebagai contoh, importir mengimpor produk elektronik secara terurai (semi knock down/skd). Produk yang diimpor secara terurai itu kemudian dirakit kembali di dalam negeri. Tarif bea masuk produk-produk SKD tersebut, seperti tabung, kabinet, atau chasis sebesar nol persen. Dengan mengimpor produk itu, peluang terjadinya manipulasi dokumen impor, baik dari segi nilai barang maupun volume barang sangat besar.

11 82 Misalnya, nilai barang dollar AS, namun ditulis di dokumen sebesar 800 dollar AS. Itu akan memengaruhi PPN (pajak pertambahan nilai) impor. Akibatnya, pajak yang dibayar lebih murah sehingga produk dapat dijual dengan harga yang juga lebih murah. Sementara itu, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini MS Soewandi mengungkapkan, masalah impor ilegal dan penyelundupan memang merupakan masalah besar yang dihadapi pelaku usaha di dalam negeri. Produk impor ilegal dan penyelundupan, baik itu komoditas pertanian seperti gula, maupun produk manufaktur seperti tekstil, elektronik, tidak dapat membuat industri berkembang karena pasar terdistorsi dan terjadi perdagangan yang tidak sehat. Itulah sebabnya mengapa pemerintah membakar pakaian bekas, melakukan sidak gula impor ilegal, dan membuat pengaturan impor. Dengan begitu dapat menjaga pasar dalam negeri, diharapkan industri pun dapat lebih terbantu dan bersaing secara sehat dengan produk industri dari negara lain.pihak Departemen Perindustrian dan Perdagangan tidak mempunyai kewenangan untuk menindak para penyelundup atau pengusaha yang mengimpor secara ilegal. Tetapi bisa dicegah dengan Perpu amandemen. Untuk mengurangi praktik impor ilegal dan penyelundupan, pemerintah mempertimbangkan untuk mengeluarkan Peraturan Pengganti Undang-undang (Perpu) mengenai amandemen Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan. Dengan adanya perpu mengenai amandemen UU Kepabeanan itu diharapkan upaya penindakan terhadap praktik penyelundupan dan pelakunya dapat terlaksana dengan lebih baik. (kompas.com) e. Diferensiasi Produk

12 83 Sanken menyediakan berbagai macam produk elektronik kebutuhan rumah tangga. Sayangnya saat ini perusahaan sejenis Sanken sudah berjamur di mana-mana, sebab produk elektronik pastinya tidak akan terlalu jauh perbedaan produknya baiak dalam hal spesifikasi maupun inovasi. Sebab skarang ini perusahaan yang satu dngna yang lain saling berlomba serta menyontek motivasi yang dilakukan oleh lawan, sepeti yang terjadi pula pada industri ponsel saat ini. Oleh sebab itu dianalisis bahwa posisi Sanken kurang kuat untuk menghambat masuknya pendatang baru apabila tidak punya keunggulan kompetitif, baik itu dari segi inovasi produk dan harga produk. f. Kebutuhan Modal Dalam hal modal, untuk membangun industri elektronik memerlukan modal yang sangat besar. Sebagai contoh, hasil analisis data menyebutkan pada tahun 2002, keuntungan Sanken mencapai Rp 360 miliar atau mencapai US$42.35 juta.(sumber:sanken) Kalau dilihat dari omset saja, angka sebesar itu bukan hal yang biasa sehingga bagi para pemula (pendatang baru) yang kurang mapan dalam hal modal, pastinya tidak akan mudah masuk ke dalam industri ini dan kalau pun masuk maka bisa dipastikan tidak akan bertahan lama. g. Hambatan Biaya Bukan Karena Skala Sanken bukan merupakan merek elektronik yang menempati urutan pertama dalam industri elektronik di Indonesia, namun merupakan merek lokal yang sudah cukup kuat serta mampu bersaing dengan produk produk luar negeri. Oleh karena kekuatan posisi inilah maka bagi pendatang baru akan cukup sulit untuk menggeser posisi merek ini yang dikategorikan berada di posisi ceruk pasar. 2. Ancaman Barang Substitusi

13 84 Substitusi produk elektronik Sanken adalah produk lain yang dapat memberikan manfaat yang sama, spesifikasi dan fitur yang hampir sama. a. Kesamaan Manfaat Produk elektronik memang merupakan industri yang memiliki banyak pesaing oleh sebab itu pasti banyak pula produk substitusi yang berada di pasar elektronik. Dalam hal ini Sanken tidak mempunyai keunggulan yang mampu membedakannya dari produkproduk yang lain. Oleh karena itu pendatang baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri ini. b. Kecenderungan Harga Beberapa produk elektronik baru asal China menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan Sanken dan merek elektronik lainnya. Menurut pengamatan dari beberapa pedagang di Glodok bahwa merek-merek asal China tersebut melakukan efisiensi dalam hal bahan baku dan material lainnya, jadi mereka menggunakan material yang bukan tergolong kelas terbaik tetapi kelas yang kurang baik. Sekilas mungkin terlihat sama dari segi fisiknya, namun dari segi ketahanan produk(keawetan) dan kualitas produk sangat berbeda jauh. Hal ini tidak merupakan ancaman bagi Sanken. Sebaliknya sanken juga terancam dengan hadirnya inovasi- inovasi baru dari merek-merek elektronik yang lebih terkemuka dan sudah mempunyai market share yang loyal. c. Identitas Produk Produk substitusi dapat menjadi kuat di pasar jika produk tersebut berhasil membangun identitas dngan merek yang kuat dan memiliki karakter yang berbeda dengan produk yang sudah ada di dalam industri. Hasil riset perilaku konsumen mengenai produk elektronik menunjukkan bahwa adanya kesadaran yang tinggi dari konsumen terhadap merek-merek lokal di Indonesia dan mengenai kualitas produknya. Kesimpulannya :

14 85 Dengan adanya produk pengganti/ substitute maka permintaan dari konsumen akan lebih meningkat dan elastis sebab konsumen dapat memiliki berbagai alternative dalam memilih produk yang akan dibelinya. Oleh sebab itu maka Sanken hadir dengan harga yang lebih kompetitif untuk menjangkau pasar menengah, dan menghadirkan berbagai varian produk inovatif yang sedang dibutuhkan, diminati dan happening /trend sekarang ini, seperti AC plasma cluster dengan penyaring udara, Ionizer(penyaring udara ruangan guna menghilangkan ion-ion negatif di dalam ruangan dan merubahnya menjadi ion-ion positif), TV bazoon Gold, TV bazzon Premiere, dan TV bazzon Rock. Kedua TV itu dilengkapi sejumlah perangkat unggulan, antara lain delapan speaker system serta memiliki output suara 3600 W PMPO atau 400 W lebih tinggi dari pendahulunya, Bazzon Plus. Dilengkapi pula digital sensieye, yaitu sensor digital untuk menangkap perubahan cahaya ruangan dan gambar TV menyesuaikan dengan perubahan itu sehingga selalu nyaman di mata. Ada digital jog shuttle sehingga dapat mengoperasikan semua menu hanya memutar satu tombol. Fitur itu belum dimiliki oleh merek lainnya. Inovasi Sanken bukan hanya pada TV, tetapi merambah ke mesin cuci dan dispenser.(suaramerdeka.com) Dan menurut hasil analisa, banyak orang yang memilih Sanken sebagai pilihan alternative dalam membeli produk elektronik sebab harganya yang lebih murah dan kompetitif serta kualitas mutu produk yang sebanding dengan produk-produk major lainnya seperti Philips, Sony, Samsung, Toshiba, dan lain-lain. Disini mungkin konsumen akan berpikir 2 kali untuk membeli barang-barang pesaing lain yang lebih murah seperti barang-barang elektronik buatan China, karena dalam hal kualitas sudah sangat berbeda, standar mutu yang ditetapkan oleh Sanken jauh lebih baik dan berkualitas dibandingkan barang-barang elektronik buatan China yang hanya menang soal harga tetapi tidak memberi benefit yang berarti soal kualitas. 3. Daya Tawar-Menawar Pembeli

15 86 Ketika posisi tawar menawar pembeli meningkat, suatu industri juga akan dikatakan tidak menarik untuk perusahaan. Posisi pembeli akan semakin meningkat bila pembeli menjadi lebih terorganisasi, produk merupakan bagian signifikan dari biaya, tidak ada diferensiasi produk, switching cost rendah, atau jika pembeli bisa berintergrasi ke hulu. Pembeli dapat mempengaruhi industri melalui kemampuannya untuk menekan harga, meminta kualitas yang tinggi dan tambahan jasa. Pembeli atau kumpulan pembeli dapat dikatakan memiliki kekuatan apabila memenuhi faktor-faktor berikut : a. Pembeli dalam industri elektronik Pembeli dalam industri elektronik adalah konsumen akhir yang mengkonsumsi langsung produk yang ditawarkan serta perusahaan-perusahaan untuk melengkapai fasilitas kantor atau gedungnya. Dini kekuartan pemebli menjadi kuat karena banyaknya barng alternatif pilihan dan barang-barang substitusi yang di jual. b. Switching Cost Pembeli relatif tidak memerlukan biaya yang besar untuk beralih dari suatu merek produk elektronik ke merek produk elektronik lainnya. Hal ini disebabkan banyaknya pilihan produk elektronik yang ada, sehingga mereka bebas berpindah kapan saja mereka inginkan. Namun situasi semacam ini dimanfaatkan oleh sanken untuk membuat member card, jadi semua pelanggan yang sudah menjadi pelanggan setia produk Sanken diberikan member card yang nantinya berguna untuk berbagi kebutuhan servis serta discount pembelian produk digerai-gerai khususnya. c. Integrasi Balik Saat ini, upaya konsumen untuk melakukan integrasi balik cenderung kecil. Hal ini dikarenakan pengadaan kebutuhan elektronik dengan alternatif lainnya menjadi lebih sulit dan tidak ekonomis.

16 87 4. Daya Tawar-Menawar Pemasok Dalam struktur industri elektronik, pemasok merupakan ujung tombak dan bagian yang cukup penting bagi penyediaan serta proses operasional pabrik. Persaingan yang cukup sengit di tingkat industri elektronik belakangan ini sedikit banyaknya berdampak kepada hubungan antara perusahaan dengan pemasoknya. Hubungan diantaranya tidak bersifat tradisional lagi. Pemasok tidak bisa lagi hanya mengandalkan hubungan baik, tetapi harus professional dengan didasarkan kepada angka-angka kinerja pemasok. Pemasok dalam industri elektronik tidak hanya satu tetapi terdapat beberapa perusahaan yang urut menjadi pemasok bagi PT. Istana Argo Kencana, yaitu perusahaan besi dan aluminium, perusahaan plastik dan perusahaan lainnya sebagai pelengkap komponen pembuatan berbagai produk elektronik. Sebagian besar perusahaan pemasok berasal dari dalam negeri, jadi tidak perlu khawatir soal supply material yang akan melonjak harganya akibat perubahan nilai tukar valas yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Hal ini bisa menjaga perusahaan yang menerima supply agar tetap terjaga dalam hal equity-nya, karena tidak akan mendapatkan kerugian akibat nilai tukar yang fluktuatif. Industri tidak menarik jika perusahaan pemasok dapat meningkatkan harga atau mengurangi produk yang dipasoknya. Pemasok menjadi semakin kuat dalam posisi tawar ketika mereka menjadi lebih terkonsentrasi atau terorganisasi, hanya terdapat beberapa pengganti, ketika produk merupakan input penting, switching cost pemasok tinggi, dan ketika pemasok dapat berintergrasi ke hilir. Selain itu penjual atau pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuannya menaikan harga atau mengurangi kualitas dari barang dan jasa. Penjual atau kumpulan penjual dapat dikatakan memiliki kekuatan apabila memiliki faktor-faktor berikut:

17 88 a. Pemasok Dengan adanya daya supply yang kuat dari produsen dalam suatu industri, maka produk-produk dapat dibuat dengan cepat dan jangkauannya pun akan lebih luas. Kebanyakan produk sanken di produksi di pabrik sendiri di Tangerang. Pabrik ini menerapkan teknologi Jepang untuk menghasilkan desain yg atraktif, produk yg berkualitas yg hemat energi dan ramah lingkungan, dan mempunyai standar keamanan tinggi dan dengan harga yg kompetitif Sanken, menggunakan bahan-bahan yang unggul dan terbaik serta sebagian ada yang didatangkan dari luar negeri seperti komponen untuk membuat mesin AC atau Kulkas dan produk elektronik untuk menjaga mutu dan kualitas produk sesuai standarnya. Tetapi untuk hal itu semua sudah ada stok-nya sehingga tidak akan terjadi yang namanya kekurangan bahan baku untuk pembuatan produk dan proses produk sangat efektif dan efisien dan tidak memakan waktu yang lama. b. Switching Cost Switching cost bagi pemain industri elektronik untuk berganti pemasok relatif tidak ada, ini disebabkan adanya ketergantungan yang tinggi antar perusahaan dengan permasok dan pemasok industri ini berjumlah cukup banyak dan mempunyai kekuatan beli yang sangat besar, maka dalam hal ini pemasok mempunyai kekuatan tawar menawar yang cukup tinggi. c. Ancaman Integrasi ke Hilir Integrasi ke hilir dalam batas waktu tertentu dilakukan oleh pemasok, terutama yang telah memilki brand name yang kuat. Di sisi produksi, Sanken mempunyai strategi aliansi dengan perusahaan di Jepang, Korea, Taiwan, Malaysia, dan Eropa. Produksi alat-alat tertentu dan produk audio di outsource dari partner lain. Sanken menetapkan prosedur

18 89 kualitas akhir yg ketat(final quality control) dan kualitas akhir kepastian(final quality assurance) selama proses produksi dan setelah produksi. Untuk mendapatkan performa yg konsisten dan reliabilitas yg tinggi, sanken hanya menggunakan produk dengan reputasi terbaik, seperti tube tv berwarna dari LG-Philips, Chassis Chipset TV dari Toshiba/Philips dan kompresor ac dari Mitsubishi. Semua vendor dipilih oleh departemen engineering dan team QA sebelum proses procurement dimulai. Incoming quality control juga dibutuhkan untuk semua material dan komponen yg masuk.( sumber : Sanken) 5. Intensitas Pesaing Industri dalah kumpulan perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama. Maka, persaingan dalam industri elektronik adalah persaingan di antara perusahaan-perusahaan dalam bidang elektronik yang sama-sama berupaya untuk mendapatkan posisi terbaik di pasar dengan menggunakan berbagai strategi. a. Jumlah Pemain Jumlah pemain dalam industri elektronik sudah sangat banyak, sebut saja seperti Samsung, Sony, Polytron, LG, dan beberapa pendatang baru lainnya. b. Pertumbuhan Industri Industri ini mengalami pertumbuhan yang baik selama beberapa tahun terakhir ini. Tahun ini diperkirakan penjualan elektronik akan mencapai 30 %. Selain itu, Gabungan Elektronika (Gabel) menyebutkan bahwa total potensi pasar produk elektronik dalam negeri tahun 2007 mencapai Rp 30 triliun. Permintaan TV diperkirakan mencapai 3,2 juta unit, VCD/DVD/VCR player 2 juta unit, mini compo radio kaset unit, lemari es 1,5 juta unit, pendingin ruangan (AC) unit, dan mesin cuci unit.(suaramerdeka.com). Sumber lain mnyebutkan bahwa, penjualan produk-produk elektronik rumah tangga seperti televisi, lemari es, dan pendingin ruangan di pasar domestik mengalami kenaikan

19 90 antara 21,7 % hingga 52,1 % pada semester I 2004 dibandingkan dengan periode yang sama tahun Peningkatan penjualan produk elektronik itu disebabkan adanya peredaran produk elektronik impor dengan harga yang lebih murah. Hal itu terungkap dalam data Electronic Marketing Club. Peningkatan penjualan produk elektronik itu kemungkinan besar dipicu juga dengan maraknya produk elektronik yang disinyalir diimpor secara ilegal. Dari data Electronic Marketing Club (EMC) disebutkan, volume penjualan produk televisi berwarna meningkat menjadi 1,96 juta unit atau sebesar 39 % pada semester I 2004 dibandingkan dengan volume penjualan pada semester I 2003 sebanyak 1,41 juta unit. Volume penjualan produk lemari es pada semester I 2004 meningkat 21,7 persen menjadi unit. Peningkatan volume penjualan terbesar terjadi pada produk pendingin ruangan. Volume penjualan pendingin ruangan pada semester I 2004 naik sebesar 52,1 persen atau mencapai unit dibandingkan periode yang sama tahun Dari situs web Direktorat Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka (Ilmea) Departemen Perindustrian dan Perdagangan, volume ekspor produk elektronik yang tercatat baru sampai tahun Nilai ekspor produk elektronika tahun 2002 sebesar 7,32 miliar dollar AS. Sementara itu, nilai impor produk elektronik sebesar 1,50 miliar dollar AS. Nilai ekspor produk elektronik tahun 2002 itu terdiri dari produk elektronik konsumsi sebesar 2,68 miliar dollar AS, produk elektronik bisnis/industrial sebesar 1,48 miliar dollar AS, dan produk komponen sebesar 3,15 miliar dollar AS. Nilai impor produk elektronik tahun 2002 sebesar 1,5 miliar dollar AS, terdiri dari produk elektronik konsumsi sebesar 251 juta dollar AS, produk elektronik bisnis/industrial sebesar 680 juta dollar AS, dan produk komponen elektronik sebesar 569 juta dollar AS. (kompas.com)

20 91 c. Karakteristik servis atau produk. Suatu produk bisa dikatakan unik dengan banyak kualitas yang membedakannya dengan produk lainnya. Suatu produk dapat juga disebut sebagai komoditas, apabila produk tersebut akan memiliki kualitas yang sama dan tidak tergantung dari siapa yang menghasikannya. Melihat pangsa pasar yang dan prospek yang akan datang semakin baik, maka PT. Sanken Arqadwija mendirikan pabrik Assembling sendiri terhadap beberapa produknya, sehingga diharapkan akan dapat mendapatkan profit yang lebih besar dipasaran. Guna lebih mendekatkan diri dengan konsumennya, PT. Istana Argo Kencana mendirikan lebih dari 12 kantor cabang di seluruh Indonesia agar dapat lebih menjangkau konsumen untuk dapat menserviskan produknya, bagi konsumen yang mengalami kerusakan sebagai layanan Techincal Support After Sales Service kepada konsumen. (sumber : Sanken) d. Besarnya Modal Pemain dalam industri elektronik membutuhkan modal yang tidak sedikit. Besarnya modal yang digunakan untuk mengembangkan perusahaan mengakibatkan perusahaan yang memiliki akses modal lebih besar akan mempengaruhi kondisi persaingan dalam industri. e. Hambatan Keluar Industri elektronik merupakan industri yang relatif rendah hambatan bagi para pelaku untuk keluar dari industri. Terlebih lagi apabila lokasi gerai yang dimilki berada pada tempat yang strategis. Kecenderungan pemain industri elektronik akan keluar dari industri ini adalah dengan menawarkan asset yang dimilkinya kepada pemain lain dalam industri.

21 92 Kesimpulan penutup dari analisis industri ini,dapat disimpulkan bahwa merek sanken ini masih menarik, sebab : 1. Pertumbuhan industri elektronik semakin tinggi didukung dengan makin meningkatnya penjualan berbagai produk, dan menjamurnya para pendatang baru. Namun akibatnya, terjadi persaingan yang tidak sehat, banyak vendor saling banting harga dan menurunkan kualitas produk. 2. Ancaman pendatang baru relatif tinggi, akibat banyaknya produk-produk China yang masuk dengan harga yang lebih murah dan desain yang mirip dengan produk-produk major lainnya. Sehingga ini dilakukan agar masyarakat terkecoh dari segi fisik dan memebeli produk tersebut. Padahal kalau ditelaah lebih jauh produk ini memiliki kualitas yang rendah dan ketahanan produk sangat kurang baik. 3. Ancaman produk substitusi di masa depan sangat tinggi sebab produk elektronik dari berbagai merek akan memberlakukan strategi meniru dan mengikuti tren pasar, misalnya Sony pertama kali membuat LCD TV, maka tidak lama kemudian para vendor elektronik lain akan segera mengikuti jejak Sony apabila produk tersebut booming di pasaran bahkan dengan harga yang jauh lebih murah. Hal ini yang membuat PT. Istana Argo Kencana kurang optimis bahwa ancaman produk substitusi masih rendah. 4. Daya tawar menawar pembeli dalam industri ini rendah. Dikarenakan switching cost bagi konsumen cukup tinggi. 5. Daya tawar menawar pemasok juga rendah, sebab pemasok tidak sepenuhnya menguasai prusahan yang si supply dan para konsumennya. Dikarenakan PT. Istana Argo Kencana memiliki banyak pemasok dan memilki pabrik perakitan komponennya sendiri, maka tidak ada ketergantungan yang berlebih dri perushaan terhadap pemasok sebab Sanken mengadakan aliansi kerjasaam dengan berbagai pemasok dan

22 93 pemasok cenderung memproduksi bahan baku(material) berdasarkan permintaan saja Program Khusus Perusahaan Promosi Khusus : Sanken memasang iklan di Koran nasional dan lokal, dan majalah yg tersebar luas seperti Tempo, Femina, Pilar dan audio video. Sebagai tambahan, Sanken juga beriklan di radio di seluruh negeri dan mengatur promosi dalam toko di outlet-outlet seperti Carrefour, Agis, dan Electronic City. Kampanye ini di bungkus dengan atraktif dengan informasi seperti brosur informative,catalog dan poster-poster. Slogan perusahaan adalah santai ada sanken menyampaikan pesan bahwa anda harus santai,jangan bekerja terlalu berat, jangan khawatir, karena Sanken menyediakan/peduli dengan apa yg anda butuhkan. Produk yang dipasarkan terdiri atas ; 1. Produk Home Appliance dan Small Home Appliance, yaitu : Kulkas, Mesin Cuci, Kompor Gas, Juicer, Rice Cooker, Dispenser, Air Conditoner, dan sebagianya. 2. Produk Audio Video, yaitu TV, VCD, Home Theatre, Speaker, DVD, Combo Mini Compo. Dari produk-produk tersebut ada beberapa yang masih harus diimport dalam bentuk CBU ( Completely Bulit Up) dari Taiwan, Thailand, Malaysia, terutama Jepang, yaitu : a. Lemari Es 3 Pintu Ke Atas b. Mesin Cuci Full Automatic c. Small Appliance d. Air Conditioner. Selain produk tersebut ada beberapa yang diproduksi oleh perusahaan manufaktur dalam negeri, yaitu :

23 94 e. Home Theatre f. VCD g. Active Jar Semua produk tersebut dibuat dengan memakai system multi sourcing, yaitu : mengambil komponen yang vital dari merek-merek terkenal, seperti merek Philips LG, Samsung, Toshiba, dan lain-lain. Melihat pangsa pasar yang dan prospek yang akan datang semakin baik, maka PT. Sanken Arqadwija mendirikan pabrik Assembling sendiri terhadap beberapa produknya, sehingga diharapkan akan dapat mendapatkan profit yang lebih besar dipasaran. Guna lebih mendekatkan diri dengan konsumennya, PT. Istana Argo Kencana mendirikan lebih dari 12 kantor cabang di seluruh Indonesia agar dapat lebih menjangkau konsumen untuk dapat menserviskan produknya, bagi konsumen yang mengalami kerusakan sebagai layanan Techincal Support After Sales Service kepada konsumen. 4.2 Analisis Data Responden PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Metode dan jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan sample menggunakan metode probability dan jenis penelitian simple random sampling. untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk analisis-analisis persepsi kualitas produk dan citra merek, keputusan pembelian konsumen. Peneliti menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner. Kuesioner yang disebarkan berisi tentang pernyataan mengenai profil responden dan mengenai persepsi kualitas produk, citra merek dan keputusan pembelian konsumen. Kuesioner ini ditujukan untuk pelanggan service center sanken cabang Pluit. Sehingga pada penelitian ini peneliti menggunakan

24 95 populasi secara acak. Dengan besarnya toleransi 10% dengan tingkat kepercayaan 95%, maka diperoleh jumlah sample minimum sebanyak 97 responden. Kuesioner disebarkan secara acak pada pelanggan service center sanken yang mempunyai member card sebanyak pada bulan November dan Desember 2007, pengolahan data dilakukan dengan manual dan menggunakan software spss for windows versi UJI VALIDITAS DAN REABILITAS Sebelum melakukan analisis, kuesioner diuji terlebih dahulu validitas dan reabilitasnya sehingga dapat meyakinkan bahwa data yang diperoleh nantinya akurat dan dapat diandalkan. Untuk uji validitas dilakukan dengan perhitungan korelasi masing-masing pernyataan dengan skor total memakai korelasi product moment kemudian nilai korelasi tersebut dibandingkan dengan nilai r table (0.17). nilai r table atau r (0.05) untuk N (responden =30 responden dengan interval kepercayaan 95% = 0.17) (lihat lampiran table nilai kritis untuk korelasi r Pearson Product Moment. Untuk reabilitas nilai koefisien reabilitas diperoleh dengan menggunakan alpha, kemudian dibandingkan dengan alpha cronbach 0.6 ( Tjiptono,et al.,2004,p11). Suatu alat ukur dianggap reliabel apabila nilai koefisien alpha sama dengan atau lebih besar daripada 0.6 (Rangkuti,2005,p77). 1. Table Uji Validitas dan Reabilitas Persepsi Kualitas, Citra Merek dan Keputusan Pembelian Konsumen Dari perhitungan Korelasi Product Moment dapat dilihat dari tabel di atas bahwa semua item pernyataan memilki nilai korelasi I r11i ItabI (0.36) maka semua item pernyataan

25 96 dapat dinyatakan valid dan memiliki reabilitas alpha I r11 I sebesar > 0.6 maka dinyatakan valid. Tabel 4.1 Validitas Pernyataan Variabel R Hitung R Tabel Validitas Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7 Pernyataan 8 Pernyataan 9 Pernyataan 10 Pernyataan 11 Pernyataan 12 Pernyataan 13 Pernyataan 14 Pernyataan 15 Pernyataan 16 Pernyataan 17 Pernyataan 18 Pernyataan 19 Pernyataan

26 97 Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Sumber: Hasil Pengolahan kuesioner Dengan SPSS Setelah validitasnya teruji maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data

27 98 (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Cronbach Alpha. a. Persepsi Kualitas (X 1 ) Tabel 4.2 Reabilitas X1( Persepsi Kualitas) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items b. Brand Image (X 2 ) Tabel 4.3 Reabilitas X2 (Citra Merek) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items c. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian (Y) Tabel 4.4 Reabilitas Y ( Keputtusan Pembelian Konsumen)

28 99 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka variabel tersebut dinyatakan reliabel (Sunyoto, 2007, p74). Dari hasil ketiga variabel ini, diperoleh nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,60 maka hal ini berarti bahwa ketiga variabel tersebut dinyatakan reliabel. 4.3 Profil Responden a. Jenis Kelamin JENISKELAMIN PRIA WANITA 36.08% 63.92% Gambar 4.2 Pie Chart Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber: Hasil Pengolahan kuesioner Dengan SPSS Dari hasil data yang terkumpul tersebut, diketahui bahwa dari 97 responden yang melakukan pembelian yang berjenis kelamin pria sebanyak 35 orang (36.08%) dan yang

29 100 berjenis kelamin wanita sebanyak 62 orang (63.92%).Jadi kesimpulannya, pengunjung yang terbanyak adalah wanita. b. Usia USIA % % 34.02% 27.84% <20 TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN >40 TAHUN Gambar 4.2 Pie Chart Profil Responden Berdasarkan Usia Sumber: Hasil Pengolahan kuesioner Dengan SPSS Dari hasil data yang terkumpul tersebut, diketahui bahwa dari 97 responden yang melakukan pembelian yang berusia < 20 tahun sebanyak 4 orang (4%), tahun sebanyak 27 orang (30%), tahun sebanyak 33 orang (33%), tahun sebanyak 15 orang (15%) dan > 40 tahun sebanyak 18 orang (18%).Jadi kesimpulannya, sebagian besar rsponden berusia 20 sampai 30 tahunan. c. Pekerjaan

30 101 PEKERJAAN % 45.36% 21.65% 13.4% PEGAW AI SWASTA PEGAW AI NEGERI W IRASW ASTA MAHASIS W A/PELA JAR IBU RUMAH TANGGA Gambar 4.3 Pie Chart Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan Sumber: Hasil Pengolahan kuesioner Dengan SPSS Dari data yang terkumpul di atas, diketahui bahwa dari 97 responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 21 orang (21%), pegawai negeri 13 orang (13%), wiraswasta 44 orang 47%), Mahasiswa/pelajar 4 orang (4%), dan ibu rumah tangga sebanyak 15 orang (15%). Jadi kesimpulannya, sebagian besar responden bekerja sebagai wiraswasta. D. Penghasilan PENGHASILAN % % % % 4 <1 JUTA >1-2 JUTA >2-3 JUTA >3-4 JUTA >4-5 JUTA >5 JUTA Gambar 4.4 Pie Chart Profil Responden Berdasarkan Penghasilan Sumber: Hasil Pengolahan kuesioner Dengan SPSS

31 102 Dari hasil data yang terkumpul tersebut, diketahui bahwa dari 100 responden yang berpenghasilan < 1 juta sebanyak 4 orang (4%), 1-2 juta 8 orang (8%), 2-3 juta 18 orang (18%), 3-4 juta 12 orang (12%), 4-5 juta 39 orang (42%), dan > 5 juta sebanyak 16 orang (16%). Jadi kesimpulannya, sebagian besar penghasilan responden sebanyak 4-5 juta rupiah. E. Produk Sanken yang Digunakan ProdukYangDigunakan 25.77% perabot rumah tangga perabot audio video 74.23% Gambar 4.4 Pie Chart Profil Responden Berdasarkan produk yang digunakan Sumber: Hasil Pengolahan kuesioner Dengan SPSS Dari hasil data yang terkumpul tersebut, diketahui bahwa dari 97 responden yangmenggunakan perabot kebutuhan rumah tangga merek Sanken sebanyak 72 orang (74.23%), sedangakn sisanya sebanyak 25 orang menggunakann produk audio video dari Sanken. Jadi kesimpulannya, sebagian produk yang digunakan responden sebanyak adalah produk perabot rumah tangga.

32 103 F. Lama Penggunaan Produk LamaPenggunaan 16.49% % % < 1 tahun >1 tahun - 2 tahun >2 tahun - 3 tahun >3 tahun - 4 tahun Gambar 4.6 Pie Chart Profil Responden Berdasarkan Lama Penggunaan Produk Sumber: Hasil Pengolahan kuesioner Dengan SPSS Dari hasil data yang terkumpul tersebut, diketahui bahwa dari 97 responden yang menggunakan produk sanken, sudah menggunakan produk ini selama < 1 tahun sebanyak 2 orang (2,1%), >1-2tahun sebanyak 15 orang (15,5%), >2-3tahun sebanyak 64 orang (66%), >3-4tahun sebanyak 16 orang (16,5%), Jadi kesimpulannya, sebagian besar responden responden sudah menggunakan produknya selama >2-3tahun. 4.4 Analisis Kuesioner Penilaian Konsumen Terhadap Masing-Masing Variabel Untuk mengukur tanggapan responden yang diperoleh dari pernyataan-pernyataan yang tercantum dalam kuesioner, maka setiap jawaban diberi skor. Skor yang diberikan adalah sesuai dengan skala likert, yaitu: Sangat Setuju (SS), diberi skor = 5 Setuju (S), diberi skor = 4 Ragu-Ragu (RG), diberi skor = 3

33 104 Tidak Setuju (TS), diberi skor = 2 Sangat Tidak Setuju (STS), diberi skor = 1 Untuk menghadapi bilangan pecahan dalam menginterpretasikan hasil jawaban responden, maka dapat digunakan skala numerik linier dengan cara mencari rentang skalanya terlebih dahulu seperti rumus sebagai berikut: RS m n b Di mana, m = angka tertinggi dalam pengukuran (5) n = angka terendah dalam pengukuran (1) b = banyaknya kelas yang dibentuk Dengan rumus di atas, maka rentang skala dapat dihitung sebagai berikut: RS RS Dengan rentang skala 0,8 maka skala numeriknya adalah sebagai berikut: Sangat tidak setuju : 1 s/d 1+0,8 1 < X 1,8 Tidak Setuju : Diatas 1,8 s/d 1,8 + 0,8 1,8 < X 2,6 Ragu-Ragu : Diatas 2,6 s/d 2,6 + 0,8 2,6 < X 3,4 Setuju : Diatas 3,4 s/d 3,4 + 0,8 3,4 < X 4,2 Sangat Setuju : Diatas 4,2

34 PERCEIVED QUALITY ON PRODUCT X1 CHART PERSEPSI KUALITAS (X1) Layout ruangan display Warna Produk yang variatif Daya tahan dan Keawetan Produk Kualitas tinggi yang konsisten Kepercayaan mengenai material yang ramah lingkungan. Kualitas inovasi produk Kualitas fungsi produk Kualitas Produk secara Fisik Kualitas layanan produk Kualitas layanan delivery order shopping and services Keragaman Produk Kinerja produk Gambar 4.5 Analisis Kuesioner Penilaian Konsumen Mengenai Persepsi Kualitas (X1)

35 106 Berdasarkan gambar 4. 5 secara keseluruhan menunjukkan rata-rata penilaian responden terhadap persepsi kualitas adalah sebesar 3.84 yang termasuk dalam kategori setuju. Berarti secara keseluruhan persepsi kualitas sanken sudah dianggap baik dan berkenan di mata para konsumennya. Untuk lebih detail-nya mengenai persepsi kualitas yang terbentuk di kalangan konsumen produk sanken, dilihat dari nilai rata-rata pada masing-masing pernyataan sebagai berikut : Pernyataan 1, dengan nilai rata-rata 3.85 yang menunjukkan bahwa konsumen menganggap kinerja produk sanken yang telah mereka gunakan sudah cukup baik dan tidak ada masalah yang berarti. Pernyataan 2, dengan nilai rata-rata 4.00 yang menunjukkan konsumen menyetujui bahwa ragam produk yang ditawarkan sanken sudah cukup variatif dan memenuhi ragam kebutuhan alat-alat rumah tangga. Pernyataan 3, dengan nilai rata-rata 2.94 yang menunjukkan konsumen ragu-ragu bahwa layanan delivery order shopping and services sangat memudahkan mereka dalam berbelanja dan memanfaatkan pelayanan Pernyataan 4, dengan nilai rata-rata 3.77 yang menunjukkan konsumen menyetujui bahwa Sanken selalu menjaga kualitas layanan produk-produknya dengan baik. Pernyataan 5, dengan nilai rata-rata 3.76 yang menunjukkan konsumen menyetujui bahwa ragam produk Sanken selalu menjaga dan memenuhi kualitas yang baik Pernyataan 6, dengan nilai rata-rata 3.78 yang menunjukkan konsumen menyetujui serta percaya bahwa produk yang dijual dapat digunakan secara maksimal sesuai fungsinya. Pernyataan 7, dengan nilai rata-rata 4.14 yang menunjukkan konsumen menyetujui bahwa produk- produk yang dihasilkan Sanken sangat inovatif dikelasnya..

36 107 Pernyataan 8, dengan nilai rata-rata 4.1 yang menunjukkan konsumen percaya bahwa Sanken membuat produknya dari material yang berkualitas dan ramah lingkungan. Pernyataan 9, dengan nilai rata-rata 3.89 yang menunjukkan bahwa konsumen mengandalkan merek elektronik Sanken untuk kualitas tinggi yang konsisten. Pernyataan 10, dengan nilai rata-rata 3.93 yang menunjukkan konsumen menyetujui bahwa daya tahan produk Sanken sudah cukup baik dan tahan lama Pernyataan 11, dengan nilai rata-rata 3.95 yang menunjukkan konsumen menyetujui bahwa produk Sanken hadir dalam berbagai pilihan warna yang variatif Pernyataan 12, dengan nilai rata-rata 3.91 yang menunjukkan konsumen menyetujui Bahwa desain ruangan Service Centre Sanken ini secara keseluruhan menarik. Dengan rata-rata penilaian yang tertinggi pada persepsi kualitas Sanken yang paling menonjol, ternyata terdapat pada pernyataan 7, mengenai produk yang dihasilkan oleh sanken memang tergolong inovatif di kelasnya. Terbukti dengan banyaknya pelanggan setia sanken yang mengenal produk ini dan tidak ada keluhan yang berarti dalam hal kualitas produk. Sedangkan rata-rata penilaian paling rendah adalah pada pernyataan 3, mengenai bahwa fitur pelayanan Sanken yaitu delivery order shopping and services, masih diragukan oleh para pelanggan. Sebab selama ini pelanggan terpola dengan berbelanja dan melakukan sevice dengan datang ke purna jualnya,padahal sanken memberi kemudahan untuk melakukannya dirumaha tetapi untuk jenis produk tertentu. Di sisi lain mungkin para customer care kurang mampu menjawab apa yang dibutuhkan, dikeluhkan dan diinginkan oleh pelangggan dari pelayanannya. Sebab bila hal ini terus dibiarkan maka akan membuat persepi konsumen terhadap produk dan layanan purna jual Sanken menjadi buruk sehingga membuat pelanggan dan masyarakat ragu-ragu untuk membeli produk Sanken Hal ini perlu diperhatikan oleh pihak sanken.

37 BRAND IMAGE X2 CHART CITRA MEREK (X2) Lokasi layanan purna jual cukup strategis Atmosfir layanan yang mudah dan menyenangkan Familiaritas terhadap produk Citra produk di mata konsumen Iklan produk Sanken sangat menarik Promosi langsung Kemudahan dalam hal pembayaran Pengetahuan karyawan akan produk Kinerja pelayanan yang baik Keramahan dan kesopanan pelayanan Kemasan produk yang dijual Harga Dikaitkan Dengan Nilai Harga Kompetitif Gambar 4.6 Analisis Kuesioner Penilaian Konsumen Mengenai Citra Merek (X2)

38 109 Berdasarkan gambar 4.6 secara keseluruhan menunjukkan rata-rata penilaian responden terhadap citra merek adalah sebesar 3.91 yang termasuk dalam kategori setuju. Berarti secara keseluruhan citra merek Sanken sudah dianggap baik dan berkenan di mata para konsumennya. Untuk lebih detail-nya mengenai citra merek yang terbentuk di kalangan konsumen produk sanken, dilihat dari nilai rata-rata pada masing-masing pernyataan sebagai berikut : Pernyataan 1, dengan nilai rata-rata 4.32 menunjukkan sebagian besar pelanggan menyatakan sangat setuju bahwa yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka salah satunya karena harga produk Sanken sangat kompetitif. Pernyataan 2, dengan nilai rata-rata 4.25 menunjukkan sebagian besar pelanggan menyatakan sangat setuju bahwa yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka salah satunya karena harga sesuai dengan manfaat yang didapatkan. Pernyataan 3, dengan nilai rata-rata 4.1 menunjukkan sebagian besar pelanggan menyatakan setuju bahwa yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka salah satunya karena kemasan produk yang dijual terlihat rapi dan baik Pernyataan 4, dengan nilai rata-rata 3.89 menunjukkan sebagian besar pelanggan menyatakan setuju bahwa yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka salah satunya karena karyawan ramah dan sopan dalam melayani Pernyataan 5, dengan nilai rata-rata 3.93 menunjukkan sebagian besar pelanggan menyatakan setuju bahwa yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka salah satunya karena para karyawan memahami dan menjawab kebutuhan pelanggan dengan baik. Pernyataan 6, dengan nilai rata-rata 3.95 menunjukkan sebagian besar pelanggan menyatakan setuju bahwa yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka salah satunya karena para karyawan memiliki pengetahuan yang baik tentang produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini ketatnya persaingan industri elektronik di Indonesia sangat kompleks dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini ketatnya persaingan industri elektronik di Indonesia sangat kompleks dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dewasa ini ketatnya persaingan industri elektronik di Indonesia sangat kompleks dan tajam. Dalam perkembangannya akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Penelitian Terdahulu. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi Fajar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Penelitian Terdahulu. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi Fajar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi Fajar Indah dalam skripsinya yang menjadikan PT Istana Argo Kencana sebagai bahan acuan penelitiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis dewasa ini menunjukkan intensitas yang semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis dewasa ini menunjukkan intensitas yang semakin tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis dewasa ini menunjukkan intensitas yang semakin tinggi diberbagai bidang industri. Industri elektronik merupakan salah satu industri yang saat ini

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT. Sambuja Purnama adalah perusahaan distributor yang bergerak dibidang elektronik dan memasarkan produk merek Sanken. Produk ini berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis dewasa ini menunjukkan intensitas yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis dewasa ini menunjukkan intensitas yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis dewasa ini menunjukkan intensitas yang semakin tinggi diberbagai bidang industri. Industri elektronik merupakan salah satu industri yang saat ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah studi yang meneliti tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan di restoran Tairyo Indonesia yang terletak di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang kekuatan struktur usaha Indonesia. Usaha besar yang jumlahnya sedikit namun menguasai

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H14104016 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini kecenderungan konsumen terhadap satu merek barang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini kecenderungan konsumen terhadap satu merek barang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kecenderungan konsumen terhadap satu merek barang sangat mempengaruhi pemakaian, seperti yang kita ketahui banyak merek mesin cuci yang beredar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat terhadap mutu produk ataupun jasa yang ditawarkan. Hal tersebut memacu

BAB I PENDAHULUAN. ketat terhadap mutu produk ataupun jasa yang ditawarkan. Hal tersebut memacu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perusahaan berusaha untuk menjadikan adanya suatu persaingan ketat terhadap mutu produk ataupun jasa yang ditawarkan. Hal tersebut memacu setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. retail food dan non-food dengan konsep convenience store yang berasal dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. retail food dan non-food dengan konsep convenience store yang berasal dari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Franchise Circkle K adalah waralaba yang bergerak di bidang industri retail food dan non-food dengan konsep convenience store yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Bisnis Astrido Grup diawali dengan didirikannya CV Sumber Jaya Motor pada tahun 1974 bertempat di Jalan Batu Tulis Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia harus mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia harus mempersiapkan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan-perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan khususnya aspek

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Citra Logam Alpha Sejahtera adalah sebuah perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan logam, dimana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada 84 BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada Kantor Pos Besar Bandung 40000 Dalam penelitian ini penulis menyebarkan 80 lembar kuisioner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, khususnya di Indonesia. Hal ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, khususnya di Indonesia. Hal ini menuntut perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dan perkembangan di segala sektor elektronik dan teknologi semakin meningkat, khususnya di Indonesia. Hal ini menuntut perusahaan semakin kreatif dan inovatif

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Berikut ini adalah profil perusahaan yang meliputi latar belakang perusahaan, visi dan misi perusahaan, arti dan logo, serta struktur organisasi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

kewajiban masing-masing. Adapun struktur organisasi Bastian Rental Mobil Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bastian Rental Mobil Bandung DIREKTUR

kewajiban masing-masing. Adapun struktur organisasi Bastian Rental Mobil Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bastian Rental Mobil Bandung DIREKTUR 33 4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Bastian Rental Mobil, Bandung dalam menjalankan bisnisnya memilki organisasi yang terstruktur, agar karyawan melakukan tugas sesuai dengan kewajiban masing-masing.

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 40 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan. PT. Millenium Plastik adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pengolahan biji plastik yang berdiri pada tanggal 29 Juni 1980 di daerah

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen didalam memilih toko pakaian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam bisnis sekarang ini semakin lama semakin ketat. Apalagi, ditambah dengan adanya Teknologi Informasi yang semakin lama semakin berkembang dan maju.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat memberikan dampak yang besar dalam persaingan usaha. Setiap perusahaan akan bersaing untuk memperebutkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan teknologi smartphone saat ini sudah menjadi salah satu bagian dari hidup masyarakat Indonesia. Banyak aktivitas yang dapat dipermudah karena hadirnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dapat membuat konsumen tertarik untuk membelinya dari segi kualitas, harga, dan

PENDAHULUAN. dapat membuat konsumen tertarik untuk membelinya dari segi kualitas, harga, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terus berkembang membuat perusahaan bersaing dengan pesaing dalam menciptakan produknya yang bertujuaan untuk menarik perhatian konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki

Lebih terperinci

Lampiran 1. Wawancara Awal dengan Pihak Perusahaan LAMPIRAN. : Rudy Wijaya, CEO PT. Jakarta Notebook

Lampiran 1. Wawancara Awal dengan Pihak Perusahaan LAMPIRAN. : Rudy Wijaya, CEO PT. Jakarta Notebook L1 Lampiran 1 Wawancara Awal dengan Pihak Perusahaan LAMPIRAN Narasumber : Rudy Wijaya, CEO PT. Jakarta Notebook 1. Penjelasan singkat mengenai Jakarta Notebook? Jakarta Notebook merupakan salah satu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki

LAMPIRAN. 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki LAMPIRAN Wawancara 1 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki Indonesia? Target saat ini sampai tahun 2010 masi tetap di daerah Jakarta. Mulai dari Jakarta Barat, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu demi waktu, perkembangan industri elektronik

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu demi waktu, perkembangan industri elektronik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu demi waktu, perkembangan industri elektronik di dunia semakin banyak dan inovatif. Di era sebelum modernisasi, orang-orang mengenal barang-barang

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Wawancara Terhadap Direktur PT. Sumber Parabola : Bapak Sandy Wiguna. PT. Sumber Parabola pada tahun 1993.

DAFTAR LAMPIRAN. Wawancara Terhadap Direktur PT. Sumber Parabola : Bapak Sandy Wiguna. PT. Sumber Parabola pada tahun 1993. L1 DAFTAR LAMPIRAN Wawancara Terhadap Direktur PT. Sumber Parabola : Bapak Sandy Wiguna 1. Kapan PT. Sumber Parabola didirikan? PT. Sumber Parabola awalnya didirikan pada tahun 1989 oleh bapak Chiendy

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia komunikasi pada dewasa ini sangat pesat didukung oleh

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia komunikasi pada dewasa ini sangat pesat didukung oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia komunikasi pada dewasa ini sangat pesat didukung oleh berbagai macam teknologi sehingga perusahaan dituntut bersaing ketat. Terlebih lagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk lokasi pelaksanaan penelitian ini penulis mengambil lokasi di Lotte Mart Gandaria City dan objek dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar mau dan mempunyai keinginan memiliki produk yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. agar mau dan mempunyai keinginan memiliki produk yang ditawarkan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan dalam industri elektronik membuat produsen elektronik melakukan berbagai macam cara agar konsumen tidak hanya peduli tapi fokus

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat pesat, tingkat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat pesat, tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat pesat, tingkat persaingannya saat ini cukup ketat. Setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat luas, dimana salah satunya adalah dalam bidang IT.

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat luas, dimana salah satunya adalah dalam bidang IT. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, sehingga tuntutan dari ilmu pengetahuan dan tekhnologi pun ikut serta berkembang guna untuk menjadikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus mampu bersaing, bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Salah satu hal penting yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian survey, dengan

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian survey, dengan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian survey, dengan pengambilan sampel pada populasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuisioner. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah pengguna e-banking baik m-

BAB III METODE PENELITIAN. kuisioner. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah pengguna e-banking baik m- BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lingkup Penelitian Sekaran dan Bougie (2013) menyebutkan bahwa populasi mengacu pada seluruh kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal menarik yang ingin diselidiki oleh peneliti.

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KUESIONER AUDIT INTERNAL. Berikan tanda cek ( ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi internal yang dimiliki oleh

LAMPIRAN I KUESIONER AUDIT INTERNAL. Berikan tanda cek ( ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi internal yang dimiliki oleh LAMPIRAN I KUESIONER AUDIT INTERNAL Petunjuk : Berikan tanda cek ( ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi internal yang dimiliki oleh perusahaan. No Daftar Pertanyaan Audit Internal Ya Tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen. 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden 1. Tempat dan Waktu Penelitian Pada bab ini, penulis melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh citra merek dan kepercayaan merek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Merek merupakan salah satu indikator kualitas sekaligus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll,

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dipilih mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA YANG MENDUKUNG ANALISIS SWOT DAN PORTER DIREKTUR PT EGAH PARAMITHA SEJATI. TANGGAL 20 Februari 2012

DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA YANG MENDUKUNG ANALISIS SWOT DAN PORTER DIREKTUR PT EGAH PARAMITHA SEJATI. TANGGAL 20 Februari 2012 L 1 DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA YANG MENDUKUNG ANALISIS SWOT DAN PORTER DIREKTUR PT EGAH PARAMITHA SEJATI TANGGAL 20 Februari 2012 1. Jelaskan sejarah berdirinya PT Megah Parmitha Sejati? PT Megah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761)

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Riau Kepri Pekanbaru, yang berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761) 370550,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Handphone merupakan salah satu alat komunikasi praktis yang sangat dibutuhkan oleh setiap konsumen. Saat ini hampir setiap orang memiliki handphone, mulai dari

Lebih terperinci

KUESIONER. Lampiran 3.1. Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan lengkap.

KUESIONER. Lampiran 3.1. Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan lengkap. KUESIONER Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan lengkap. 1. Menurut Anda apa kelebihan produk Logitech yang membantu penjualan (boleh pilih lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini semakin diyakini bahwa setiap kemajuan usaha selalu membawa masalah-masalah dan kesempatan bagi perusahaan. Dengan semakin besarnya perusahaan maka semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey menurut Sugiyono, (2010) adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Perusahaan Saat ini kemajuan teknologi informasi semakin berkembang. Semakin banyak produk-produk yang bermunculan untuk memenuhi kebutuhan teknologi informasi,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAMPU PHILIPS. (Studi Kasus pada Masyarakat Sukoharjo)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAMPU PHILIPS. (Studi Kasus pada Masyarakat Sukoharjo) ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAMPU PHILIPS (Studi Kasus pada Masyarakat Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 47 Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi pengumpulan data dan hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab 3. 4.1. Data Umum Perusahaan Data yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran umum dan sejarah TV LED merek Sharp di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran umum dan sejarah TV LED merek Sharp di Indonesia BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum dan sejarah TV LED merek Sharp di Indonesia Pada tahun 1975 Sharp Co. bersama PT Yasonta memproduksi televisi hitam putih di Indonesia. Dua tahun kemudian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Bab ini akan menyajikan data data yang telah peneliti dapatkan dari para responden. Data tersebut kemudian diolah dengan bantuan program SPSS 15.0 for Windows. Hasil

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lima tahun terakhir persaingan di dunia otomotif semakin ramai dan kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di industri otomotif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam berbagai bentuk. Umumnya akan ada perusahaan menguasai pasar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam berbagai bentuk. Umumnya akan ada perusahaan menguasai pasar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Suatu pasar yang relevan akan diperebutkan oleh berbagai kompetitor perusahaan dalam berbagai bentuk. Umumnya akan ada perusahaan menguasai pasar secara dominan, hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan ilmu Pengetahuan belakangan ini semakin berkembang pesat hal ini dapat dilihat dari munculnya berbagai sekolah baik dari SD, SMP, SMA maupun

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Penjualan Telepon Seluler di Indonesia Tahun Vendor Penjualan 2007

Tabel 1.1 Penjualan Telepon Seluler di Indonesia Tahun Vendor Penjualan 2007 Judul Skripsi : Pengaruh Harga, Atribut Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Telepon Seluler Sony Ericsson ( Studi Kasus di Kabupaten Temanggung ) Nama Penyusun : Fitria Kusumastuti NIM

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sony Ericsson (nama lengkap: Sony Ericsson Mobile Communications AB) adalah perusahaan pembuat telepon genggam yang merupakan merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 24 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Epsilon Fantastika Gallerindo Perusahaan ini didirikan oleh Erick Gani pada tanggal 17 Juli 2007 dengan nama Le Galleria sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri di setiap negara tumbuh dan berkembang dengan cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki pasar membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain riset yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kausal (sebab akibat) dan menggunakan wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner kepada responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan di bidang teknologi dan informasi telah berkembang secara pesat. Dunia semakin matang memasuki era teknologi mutakhir baik di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin ketat membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia bisnis, terlebih dalam era globalisasi ini, di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat persaingan yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan kemajuan teknologi, semakin banyaknya produk yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan kemajuan teknologi, semakin banyaknya produk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan teknologi, semakin banyaknya produk yang ditawarkan di pasaran guna memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini akan memberikan kesempatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merek dalam marketing didefinisikan sebagai pencitraan yang dibangun oleh perusahaan dalam rangka menyampaikan pesan dan membentuk persepsi di benak pelanggan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Persaingan bisnis di era globalisasi, menuntut perusahaan harus dapat bersikap dan bertindak, hal ini disebabkan karena lingkungan bisnis bergerak sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin banyaknya keinginan pelanggan terhadap suatu produk berupa barang atau jasa, terutama pada era globalisasi ini dimana semakin berkembangnya teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di LBPP LIA Bandar Lampung yang bealamat di Jl.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di LBPP LIA Bandar Lampung yang bealamat di Jl. 28 III. METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di LBPP LIA Bandar Lampung yang bealamat di Jl. Kartini No. 40 Bandar Lampung. 1.2 Jenis Data Suatu penelitian perlu didukung adanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bauran promosi di perusahaan snack Ribut di Purwokerto, minat beli konsumen snack Ribut, dan pengaruh pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono (008:14) Pendekatan kuantitatif adalah: Sebuah pendekatan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belanja merupakan aktivitas keseharian masyarakat, setiap orang perlu memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer (kebutuhan pokok atau

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...iv. DAFTAR TABEL dan GAMBAR...viii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...iv. DAFTAR TABEL dan GAMBAR...viii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah... ABSTRAK Tingginya tingkat permintaan masyarakat Indonesia akan Toyota Avanza dalam kurun waktu yang relatif singkat pada masa sekarang ini, membuat perusahaan ingin mengetahui faktor atau variabel apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam. yaitu salah satunya melalui persaingan merek.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam. yaitu salah satunya melalui persaingan merek. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dalam perkembangan di Era Globalisasi menuntut perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam menghadapi persaingan di

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN HANDPHONE IPHONE (STUDI KASUS WARGA KELURAHAN KELAPA DUA TANGERANG)

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN HANDPHONE IPHONE (STUDI KASUS WARGA KELURAHAN KELAPA DUA TANGERANG) ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN HANDPHONE IPHONE (STUDI KASUS WARGA KELURAHAN KELAPA DUA TANGERANG) BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1) Handpone bukan hanya sebagai alat komunikasi tetapi telah berkembang menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan secara global terjadi didalam bidang teknologi dan informasi, dengan perkembangan secara cepat ini menyebabkan persaingan di antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. yang terdapat pada kuesioner yang disebar. Peneliti menyebarkan kuesioner kebeberapa

BAB 4 HASIL PENELITIAN. yang terdapat pada kuesioner yang disebar. Peneliti menyebarkan kuesioner kebeberapa BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden dapat dilihat melalui data deskriptif tentang responden yang terdapat pada kuesioner yang disebar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat persaingan ketat antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Para pengusaha

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan sebuah rancangan bagaimana suatu penelitian akan dilakukan. Rancangan tersebut digunakan untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penelitian ini, penulis menganalisis kualitas pelayanan Lisung Coffee Station terhadap tingkat kepuasan konsumen dengan metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, menyebarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. Profil Responden Dari 50 orang responden ternyata 35 orang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Lokasi Penelitian Penulis akan melakukan penelitian di Laboratorium Klinik Prodia Cepu. Ada beberapa pertimbangan yaitu terkait dengan waktu, akses informasi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Ekuitas merek Tabel 6.1 Ringkasan Ekuitas Merek Dimensi Spesifikasi Keterangan Kesadaran Merek Asosiasi Merek Top of mind Brand recall Brand recognition

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Utara No. 9A, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta 11510

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Utara No. 9A, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta 11510 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dituju untuk melakukan penelitian dalam mengumpulkan data adalah Bank Bukopin cabang Esa Unggul yang bertempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan modernisasi peralatan elektronik telah menyebabkan perubahan yang sangat mendasar didalam aktivitas manusia sehari-hari, dimana manusia

Lebih terperinci

Bab V. Kesimpulan Dan Saran

Bab V. Kesimpulan Dan Saran Bab V Kesimpulan dan Saran - 117 - Bab V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dalam ban IV, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian latar belakang dan landasan teori pada bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan kerangka berpikir sebagai berikut: BRAND AWARENESS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) obyek penelitian adalah suatu atribut atau penilaian orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci