BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki
|
|
- Liana Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki industri yang terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir, yakni dari produk benang (pemintalan), pertenunan, rajutan, dan produk akhir. Indonesia memiliki industri pemintalan yang besar di kawasan Asia dan Oceania. Demikian pula dengan industri pertenunan yang produksinya kedua terbesar setelah China, serta industri pakaian jadi yang dikenal di dunia internasional (Market Intelligence, 2009). Saat ini industri TPT Indonesia masih memainkan peran yang cukup besar terhadap perekonomian nasional. Pada 2011, industri ini memberikan kontribusi sebesar 10,83% terhadap total ekspor nasional yaitu sebesar US$13,2juta (Kemenperin, 2012). Sementara daya serap tenaga kerja di industri ini juga cukup besar mencapai 800 ribu tenaga kerja. Hingga tahun 2010, jumlah industri tekstil Indonesia mencapai perusahaan. Jumlah ini hanya mengalami sedikit kenaikan dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah perusahaan. Lokasi industri TPT terkonsentrasi di Jawa Barat (57%), Jawa Tengah (14%), dan Jakarta (17%). Sisanya (12%) tersebar di Jawa Timur, Bali, Sumatera dan Yogyakarta. 1
2 Industri tekstil memiliki struktur industri yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir dan memiliki keterkaitan yang sangat erat antara satu industri dengan industri lainnya. Di tingkat hulu Indonesia memiliki industri serat yang terdiri dari industri serat alam, serat buatan dan benang filamen; dan industri pemintalan serta pencelupan. Sedangkan di tingkat tingkat hilir terdapat industri garmen yang kemudian akan turun ke penjual besar atau grosir dan eceran atau ritel. Dari sekian banyak segmen di industri TPT, segmen pemintalan merupakan segmen yang masih berkinerja baik. Sub-sektor pemintalan benang merupakan industri yang relatif padat kapital, kandungan teknologinya tinggi, berskala besar dan menggunakan mesin-mesin otomatis dan nilai tambahnya paling besar. Perusahaan-perusahaan yang bertahan di bidang pemintalan merupakan pemain-pemain yang sudah berkecimpung lama di bidang ini dan sudah sangat menguasai seluk beluk industri. Meski industri pemintalan belum mencapai pertumbuhan optimal, dalam dua tahun terakhir ini mengalami perkembangan. Hal ini terlihat dari nilai utilisasi produksi yang mengalami kenaikan dari 73,59% pada tahun 2010 menjadi 74,99% di tahun
3 Gambar 1.1 Utilisasi Produksi Industri Pemintalan Benang tahun Utilisasi Produksi Pemintalan ,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, , Kapasitas produksi (ton) 2,554,864 2,716,093 2,837,254 2,998,879 3,045,940 Realisasi produksi (ton) 2,129,000 2,199,000 2,123,176 2,207,014 2,284,140 Utilisasi (%) Sumber: API 2012 Penurunan ekspor yang terjadi semenjak tahun 2008 dipengaruhi oleh krisis global, yang menyebabkan sejumlah negara pengimpor terpaksa mengurangi permintaan terhadap tekstil dan produk tekstil. Gambar 1.2 Ekspor Pemintalan Benang (dalam US$) Nilai Ekspor Pemintalan , , , , , , , , ,000,000 1,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000, , , , ,000 0 Net ekspor (volume) in ton 690, , , , ,794 Net ekspor (value) in 000 US$ 1,656,109 1,271,915 1,266,063 1,780,442 1,848,221 Sumber: API
4 Perlu diketahui bahwa industri pemintalan Indonesia yang bahan bakunya adalah kapas masih sangat bergantung pada impor, yaitu hampir 98% impor dari lebih dari 60 negara. Terlebih lagi saat ini beberapa negara produsen kapas menerapkan pajak ekspor untuk kapas untuk melindungi pemenuhan dalam negerinya. Hal ini mengakibatkan supply kapas dunia berkurang tetapi permintaan meningkat sehingga harga kapas mahal. Selain itu, tarif listrik yang kian melambung tinggi mengakibatkan biaya produksi terus meningkat. Dalam proses produksi penggunaan listrik sebesar 70% dari PT. PLN dan sisanya sebesar 30% memakai pembangkit sendiri dengan solar, batubara, dan gas. Krisis keuangan global semenjak 2008, mengakibatkan permintaan benang di pasar dunia menurun terutama di pasar Amerika Serikat. Hal ini juga berdampak pada industri pemintalan di dalam negeri, beberapa produsen TPT terpaksa menghentikan produksinya, sedangkan sebagian lagi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya akibat kehilangan order dari pembeli di Amerika yang selama ini rutin memesan. Akibat ordernya terhenti, maka modal perusahaan ini terganggu dan akhirnya menghentikan produksi. Salah satu produsen benang yang menghentikan produksinya yaitu PT Malaktex. Sementara itu yang tergolong produsen besar diantaranya PT. Indorama Synthetics Tbk, PT. Sritex Tbk, PT. Apac Inti Corpora, PT. Tifico, PT. Unitex Tbk., PT. Kahatex dan lain-lain. 4
5 Gambar 1.3 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja di Industri Pemintalan (unit) Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja di Industri Pemintalan dari tahun , , , , , , , Tenaga kerja (orang) 210, , , , ,357 Perusahaan (unit) Sumber: API Berkaitan dengan prospek industri pemintalan, menarik untuk meneliti persaingan di industri tersebut. Semakin ketatnya persaingan, perubahan lingkungan yang tidak dapat diduga dan tuntutan konsumen terhadap kualitas, teknologi, harga dan pelayanan produk membuat perusahaan yang bergerak di industri ini berlomba-lomba untuk membuat strategi bersaing yang lebih unggul dibanding kompetitornya Rumusan Masalah PT Apac Inti Corpora (AIC) merupakan produsen benang dan tekstil yang bergerak di bidang usaha industri Tekstil dan produk Tekstil (TPT) meliputi industri pemintalan, pertenunan kain mentah, dan pertenunan kain denim. AIC merupakan pabrik tekstil terbesar didunia yang berada dalam satu lokasi seluas 247 ha di Bawen, Semarang, Jawa Tengah. AIC mengoperasikan 14 unit pabriknya dengan jumlah karyawan sekitar orang. Fasilitas yang tersedia 5
6 merupakan infrastruktur terbesar, terintegrasi serta dilengkapi dengan mesin pertenunan dan pemintalan dengan teknologi modern. Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi benang bal (1Bal = 181,44 kg) per tahun. Selain itu, AIC juga memproduksi kain mentah lembaran meter, kain jadi meter, kain denim yard per tahun. AIC memasarkan produknya dengan merk APACINTI, hasil produksinya berupa benang, kain mentah lembaran, kain jadi, dan kain denim. AIC telah mengekspor produknya ke 70 negara yaitu sekitar 70% ke pasar Amerika Utara & Selatan, Eropa, Asia, Afrika dan Australia dan sisanya 30% untuk pasar domestik. Nilai ekspor rata-rata US$238 juta per tahun. Gambar 1.4 Ekspor AIC terhadap Ekspor Nasional dari tahun Ekspor AIC (dalam 000 rupiah) 20,000,000,000 18,000,000,000 16,000,000,000 14,000,000,000 12,000,000,000 10,000,000,000 8,000,000,000 6,000,000,000 4,000,000,000 2,000,000, ,43 % 10,94% 8,56% 7,06% 7,72% Net ekspor Nasional 15,898,646,4 12,210,384,0 12,154,204,8 17,092,243,2 17,742,921,6 net ekspor AIC 1,816,500,00 1,335,600,00 1,040,900,00 1,206,100,00 1,369,900,00 Sumber: API dan AIC 2012 (diolah) Harga bahan baku kapas yang semakin meningkat dan tarif listrik yang terus melambung menjadi salah satu kekhawatiran bagi AIC. Biaya produksi yang semakin meningkat membuat AIC mengalami kerugian dari tahun ke tahun. 6
7 Puncaknya pada tahun 2008 dimana terjadi krisis global, kerugian perusahaan mencapai Rp233 milyar. Hingga tahun 2011, kerugian perusahaan masih berkisar di angka Rp120 milyar. Hal tersebut mengharuskan perusahaan mengambil langkah-langkah strategis guna menyelamatkan perusahaan dari kerugian. Sejalan dengan strategi bersaing dari AIC yaitu fokus terhadap peningkatan berkelanjutan (continuous improvement) dalam penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, maka perusahaan melakukan efisiensi di segala lini bisnis dengan tetap menjunjung tinggi faktor kualitas produk tekstil. Selain itu, guna membuahkan hasil yang maksimal, AIC juga melakukan restrukturisasi mesin-mesin produksi agar tercipta produk tekstil yang berkualitas dunia sehingga menjadi mitra terpercaya bagi konsumen. Sebagai salah satu wujud strategi peningkatan berkelanjutan, perusahaan menggandeng PT Dayaindo Resources International Tbk pada tahun 2008 untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) guna memberikan solusi dan alternatif bahan bakar, sehingga mampu menekan biaya listrik perusahaan. Dalam merustrukturisasi mesin-mesin produksi, perusahaan menghabiskan dana sekitar US$15juta. Pengeluaran besar tersebut mampu memberikan mesin-mesin baru, serta mampu meningkatkan kecepatan produksi yang secara otomatis meningkatkan jumlah produksi sehingga efisiensi tercapai. Dengan adanya mesinmesin baru pun dapat menekan biaya listrik perusahaan. Hasil penjualan produk AIC pun meningkat dari Rp1,48 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp1,72 triliun di tahun 2010 dan Rp1,95 triliun di
8 Kendati sudah terjadi peningkatan berkelanjutan (continuous improvement), AIC masih mengalami kerugian dari tahun ke tahun semenjak terjadi krisis ekonomi dunia. Dengan kondisi lingkungan bisnis yang selalu berubah dan semakin ketatnya persaingan yang ada tidaklah mudah untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, perlu adanya kajian yang melihat seberapa mampukah strategi yang ada menghadapi tantangan perubahan dengan melakukan penelitian lebih lanjut Pertanyaan Penelitian Hal-hal yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini diantaranya adalah: 1. Seperti apa kondisi persaingan di industri dan prospeknya saat ini dan beberapa tahun ke depan? 2. Apa saja potensi dan kelemahan-kelemahan dari perusahaan? 3. Masih efektifkah strategi perusahaan untuk menghadapi lingkungan yang berubah? 4. Apakah strategi alternatif yang sebaiknya dilakukan di dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan industri dan lingkungan internal perusahaan? 5. Apakah keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat bertahan di dalam industri? 8
9 1.4. Tujuan dan Manfaat Peneltian Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah: 1. Menganalisis faktor eksternal untuk menjelaskan persaingan dalam industri TPT subsektor pemintalan benang di Indonesia. 2. Menganalisis faktor internal untuk mengevaluasi potensi dan kelemahan AIC dalam menghadapi persaingan pada industri TPT subsektor pemintalan benang di Indonesia. 3. Menganalisis strategi perusahaan untuk menghadapi lingkungan yang berubah. 4. Menganalisis strategi alternatif yang sebaiknya dilakukan di dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan industri dan lingkungan internal perusahaan. 5. Menganalisis keunggulan bersaing yang dimiliki perusahaan Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi perusahaan dalam membentuk strategi untuk bersaing dalam industri TPT subsektor pemintalan benang di Indonesia Metode Penelitian Metode Pengumpulan Data Untuk keperluan penelitian ini, bentuk penelitian yang dipilih merupakan penelitian deskriptif (descriptive research), yaitu berusaha memperoleh gambaran 9
10 lengkap mengenai hal-hal yang berkaitan dengan strategi bersaing yang dimiliki perusahaan serta potensial keunggulan bersaing yang dapat dikembangkan oleh AIC. Sumber data dibagi menjadi 2 yaitu : a) Data Primer Diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung ke objek penelitian. Antara lain dengan cara: 1. Wawancara dengan pimpinan dan manajemen AIC a. Direktur Topik yang dibicarakan untuk memperoleh informasi mengenai gambaran global strategi AIC yang ada saat ini dan rencananya ke depannya untuk pengembangan. b. Marketing Manager Topik yang dibicarakan untuk memperoleh keterangan terkait strategi marketing dan pengembangan produk yang ada di dalam AIC serta kondisi kompetisi dengan kompetitor di dalam bisnis TPT. c. Finance Manager Topik yang dibicarakan untuk memperoleh informasi terkait performa keuangan AIC. d. HR Manager Topik yang dibicarakan untuk memperoleh informasi terkait struktur organisasi, dan kepegawaian terkait strategi AIC ke depannya. 10
11 2. Observasi, yaitu penyelidikan dan pengamatan langsung mengenai kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu dengan cara mengamati dan menganalisis proses bisnis internal yang ada pada AIC. b) Data Sekunder Data Sekunder, yaitu berupa data jumlah produksi TPT dan pangsa pasar TPT yang akan diperoleh melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), baik yang diperoleh secara langsung maupun melalui media cetak dan Internet Metode Analisis Metode analisis yang digunakan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana menjawab permasalahan yang diteliti dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan, dengan kerangka analisis yang jelas yang dapat merumuskan sebuah alternatif strategi yang dapat disesuaikan dalam persaingan di industri TPT subsektor pemintalan benang di Indonesia Analisis Eksternal a. Analisis Karakteristik Industri Analisis Karakteristik Industri dilakukan untuk mengetahui apakah industri tersebut menawarkan peluang menarik untuk pertumbuhan. Pertumbuhan merupakan indikator seberapa besar pelanggan menghargai barang atau jasa di 11
12 industri tersebut, dan apakah permintaan di industri tersebut cukup kuat untuk mendukung keuntungan pertumbuhan penjualan. Hal yang akan dianalisis dalam karakteristik industri adalah: 1. Ukuran pasar dan laju pertumbuhan industri 2. Jumlah Pesaing 3. Ruang Lingkup Persaingan 4. Demografi 5. Tingkat Diferensiasi Produk 6. Inovasi Produk 7. Kondisi Permintaan Penawaran 8. Integrasi Vertikal 9. Skala Ekonomi 10. Efek kurva pembelajaran b. Analisis Porter s Five Forces Analisis Porter s Five Forces digunakan untuk mengetahui kekuatan persaingan yang terdapat dalam industri dan seberapa besar kekuatan tersebut. Hal yang akan dianalisis adalah: 1. Tekanan persaingan dari ancaman pendatang baru (potential new entrant): dilihat dari persyaratan modal, brand preferences and customer loyalty, distribusi, kebijakan/peraturan pemerintah. 2. Tekanan persaingan dari kekuatan tawar-menawar pembeli (bargaining power of buyers): dilihat dari permintaan pembelian, 12
13 biaya untuk berpindah ke penjual lain (switching cost), informasi yang dimiliki pembeli mengenai produk dan harga jual, 3. Tekanan persaingan dari kekuatan tawar-menawar pemasok (bargaining power of supplier): dilihat dari biaya peralihan (switching cost) bagi pelanggan apabila membeli dari pemasok lainnya, ketersediaan produk pemasok sangat langka sehingga memberikan keleluasaan bagi pemasok dalam menetapkan harga, jumlah pemasok utama untuk produk tersebut. 4. Tekanan persaingan dari ketersediaan produk pengganti (availibility of substitutes) dilihat dari struktur harga dan biaya peralihan. 5. Tekanan persaingan dari intensitas persaingan industri (intensity of industry rivalry) dilihat dari pertumbuhan pasar, jumlah pesaing, ukuran, serta kapabilitas pesaing, switching cost di pihak pembeli. c. Analisis Driving Forces Analisis Driving Forces, yaitu analisis faktor-faktor penting yang memiliki pengaruh besar dalam industri TPT subsektor pemintalan mampu mengubah struktur industri tersebut secara keseluruhan. Faktor pendorong yang akan dianalisis yang mempunyai pengaruh dalam industri ini adalah kemajuan teknologi, peraturan pemerintah, perjanjian internasional, perubahan gaya hidup dan tren fashion. 13
14 d. Analisis Key Success Factors Faktor kunci keberhasilan adalah faktor kompetitif yang mempengaruhi kemampuan pelaku bisnis di industri untuk bertahan dan tumbuh kembang di pasar, yaitu elemen strategi, atribut produk dan layanan, pendekatan operasional, sumber daya, dan kemampuan kompetitif lainnya yang mampu membedakan antara menjadi kompetitor kuat dan kompetitor lemah, antara untung dan rugi. Adapun yang dianalisis adalah sebagai berikut : a. Standar kualitas barang dan jasa, termasuk didalamnya kecepatan dan akurasi distribusi, b. Teknologi yang dimiliki, dan c. Pelayanan pelanggan (costumer service) dan hubungan dengan pelanggan Analisis Internal Mengidentifikasikan dan menentukan faktor internal perusahaan melalui analisis lingkungan internal, bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan faktor-faktor internal, sumber daya dan kapabilitas perusahaan, yang diperoleh berdasarkan data-data dan gambaran umum AIC, melalui analisis kapabilitas fungsional yang meliputi fungsi-fungsi, antara lain: 1. Aspek pemasaran, dengan melakukan analisis terhadap: a. Strategi pemasaran b. Target pasar. c. Riset dan Pengembangan 14
15 2. Aspek keuangan, dengan menganalisis antara lain: a. Pendapatan b. Rugi / Laba. 3. Aspek operasional, dengan melakukan analisis atas: a. Teknologi dan infrastruktur b. Produk. 4. Aspek sumber daya manusia, dengan melakukan analisis terhadap: a. Jumlah karyawan menurut status pendidikan b. Jumlah karyawan menurut masa kerja c. Jumlah karyawan menurut kelompok usia d. Jumlah karyawan menurut bagian/departemen. 15
16 Secara umum, metodologi analisis penelitian ini dapat dikemukakan dengan menggunakan diagram berikut: Gambar 1.5. Model Analisis Penelitian Analisis Strategi PT Apac Inti Corpora di Industri TPT Analisis Lingkungan Eksternal : 1. Analisis karakteristik industri 2. Analisis Porter s Five Forces 3. Analisis Driving Forces 4. Analisis Key Success Factors Analisis Lingkungan Internal : 1. Analisis aspek pemasaran 2. Analisis aspek keuangan 3. Analisis aspek operasional 4. Analisis aspek sumber daya manusia Peluang Ancaman Kekuatan Kelemahan Usulan rekomendasi dan perbaikan strategi berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal Strategi saat ini kesimpulan 16
17 1.6. Batasan Penelitian Penelitian dilakukan pada lingkungan industri TPT subsektor pemintalan dengan perusahaan AIC dengan amatan sejak AIC mulai beroperasi. 17
BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari banyaknya industri baru yang tumbuh dan berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa kini perkembangan dunia industri di Indonesia semakin maju, hal ini dapat terlihat dari banyaknya industri baru yang tumbuh dan berkembang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat di Indonesia. Sampai dengan tahun 1998, jumlah industri TPT di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu industri yang berkembang cukup pesat di Indonesia. Sampai dengan tahun 1998, jumlah industri TPT di Indonesia mencapai 2.581
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan industri penting sebagai penyedia kebutuhan sandang manusia. Kebutuhan sandang di dunia akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting bagi industri-industri secara keseluruhan, baik untuk infrastruktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri baja sebagai industri strategis yang digunakan sebagai bahan baku penting bagi industri-industri secara keseluruhan, baik untuk infrastruktur (pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil dikumpulkan melalui sektor pertekstilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih unggul akan mampu menarik perhatian para konsumen dan dapat bertahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri yang pesat memunculkan persaingan yang ketat di antara para pelaku usaha. Terlebih pada era globalisasi sekarang ini, sangat memungkinkan persaingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh kemajuan zaman. Dalam bidang perekonomian hal ini membuat dampak yang cukup besar bagi industri-industri
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa
Lebih terperinciMENCERMATI KINERJA TEKSTIL INDONESIA : ANTARA POTENSI DAN PELUANG
MENCERMATI KINERJA TEKSTIL INDONESIA : ANTARA POTENSI DAN PELUANG Oleh : Ermina Miranti 1 Meskipun tak putus didera masalah, hingga saat ini Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia masih memainkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV diketahui bahwa: 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan pendatang baru yang belum memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciDAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)
DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) OLEH SRI MULYANI H14103087 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan barang dan jasa antar negara di dunia membuat setiap negara mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan memperoleh keuntungan dengan mengekspor barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan antar negara akan menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Kondisi sumber daya alam Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Prospek industri manufaktur tahun 2012, pada tahun 2011 yang lalu ditandai oleh kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT
V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan
Lebih terperinciIndustri tekstil merupakan salah satu iudustri yang berkembang cukup pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu iudustri yang berkembang cukup pesat di Indonesia. Sampai dengan tahun 1998, jumlah industri TPT di Indonesia mencapai 2.581
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H
ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H14104016 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hutang. Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang sangat penting. Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai dengan adanya mesin-mesin pembuat kain, baik yang menggunakan sistem rajut maupun dengan
Lebih terperincidan kelembagaan yang kegiatannya saling terkait dan saling mendukung dalam peningkatan efisiensi, sehingga terwujudnya daya saing yang kuat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaruan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di dunia
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KETERBATASAN & IMPLIKASI
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN & IMPLIKASI 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi strategi, analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang ada dalam industri BBM Retail Indonesia, maka diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015
KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015 Yang Mulia Duta Besar Turki; Yth. Menteri Perdagangan atau yang mewakili;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan baja yang masih terus tumbuh didukung oleh pembangunan sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate/CAGR (2003 2012)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daya saing yang tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar global. Untuk itu perlu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan perdagangan bebas mulai diberlakukan pada tahun 2003 untuk kawasan ASEAN dan pada tahun 2020 untuk seluruh dunia. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan
Lebih terperinciINDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI
Juli 2007 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Juli 2007, secara tahunan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan non niaga, sedangkan kontraksi tertinggi terjadi pada penjualan minyak diesel.
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Dari hasil evaluasi strategi perusahaan, analisis lingkungan internal perusahaan dan analisis lingkungan eksternal yang ada dalam industri farmasi Indonesia, maka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat penting dan merupakan suatu indikator penentu kemajuan suatu Negara. Peningkatan pembangunan dan
Lebih terperinciTeori Perdagangan Internasional
Teori Perdagangan Internasional Teori Keunggulan Kompetitif Michael Porter 1990 Tugas Mata Kuliah Sistem Jaringan Bisnis Internasional Dosen : Dr. Teddy Oswari Oleh : Ifadah Amalia (92210047) Suko Retno
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN SDM INDUSTRI GARMEN
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN SDM INDUSTRI GARMEN JAKARTA, 19 JANUARI 2015 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN SDM INDUSTRI GARMEN JAKARTA,
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri skin care termasuk industri yang menjanjikan saat ini. Industri ini tidak luput dari kecantikan dan kosmetik. Karena sudah bisa dipastikan bawah orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batubara telah digunakan sebagai sumber energi selama beratus-ratus tahun dan telah diperdagangkan secara internasional mulai jaman Kekaisaran Romawi. Batubara tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif. Informasi merupakan kekuatan vital dalam menentukan jalannya suatu perusahaan, karena informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan bisnis di era global saat ini semakin ketat. Fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era global saat ini semakin ketat. Fungsi Sumber Daya Manusia (SDM) sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk tetap bisa bersaing dalam ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring waktu berlalu, kondisi dunia bisnis yang kian kompetitif membuat banyak perusahaan harus mengatasi beratnya kondisi tersebut dengan membuat strategi
Lebih terperincicukup lama berkembang di Indonesia Industri tersebut mulai berkembang dengan
1.1. Latar Belakang Industri Tekstil dan Produk Tekstii (TPT) merupakan industri yang sudah cukup lama berkembang di Indonesia Industri tersebut mulai berkembang dengan pesat pada awal tahun 1970 setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN JUDUL Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia, merupakan pasar
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014 Bismillahirrohmanirrahim Yth. Ketua Umum INAplas Yth. Para pembicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis keuangan yang dipicu oleh permasalahan lembaga-lembaga keuangan raksasa di Amerika Serikat berdampak negatif bagi perekonomian dunia. Dampak krisis yang ditimbulkan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Tragedi serangan teroris ke gedung World Trade Center (WTC) Amerika
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tragedi serangan teroris ke gedung World Trade Center (WTC) Amerika pada tanggal 1 I September 2001, tampaknya akan mengubah tatanan ekonomi dan pasar global yang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini belum juga berakhir. Keadaan tersebut diperparah dengan adanya permasalahan permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi industri perbankan nasional saat ini menunjukkan perkembangan yang positif didukung dengan kinerja rentabilitas dan efisiensi yang tergolong baik. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, seiring dengan perkembangan dalam dunia manufaktur dan bisnis, kebutuhan untuk waktu pelayanan konsumen yang semakin cepat dalam memenuhi demand menjadikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke seluruh dunia di hampir seluruh sektor. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri tekstil di Indonesia terus menunjukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri tekstil di Indonesia terus menunjukan peningkatan bahkan mampu bersaing di pasar internasional. peningkatan taraf hidup yang lebih
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO
1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK..
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. i ii iii KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR... vi x DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK.. xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA
2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi pengangguran, memperluas kesempatan kerja, memerangi
Lebih terperinciLampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika
128 Lampiran I Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika Jakarta, 17 April 2009 Kepada Yth : PT Rekadaya Elektrika Jakarta Dengan Hormat, Sehubungan dengan adanya analisis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor strategis dalam pembangunan perekonomian nasional seperti dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG Suatu perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba yang optimal, dengan adanya laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ketika dimulainya perdagangan bebas antar negara di ASEAN pada awal tahun ini,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ketika dimulainya perdagangan bebas antar negara di ASEAN pada awal tahun ini, mengakibatkan bertambah pesatnya perdagangan antar negara yang berada di Asia Tenggara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal, internal, analisis posisi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal, internal, analisis posisi perusahaan serta melakukan analisis strategi perusahaan berdasarkan metode SWOT Matrix
Lebih terperinciCHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN EKSTERNAL Lingkungan di luar perusahaan Sifat uncontrollable Identifikasi Peluang dan Ancaman Jenis: 1. Lingkungan Jauh 2. Lingkungan Dekat FUNGSI ALE
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam GBHN 1993, disebutkan bahwa pembangunan pertanian yang mencakup tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman lainnya diarahkan pada berkembangnya pertanian yang
Lebih terperinci5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter
5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu
BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif
Lebih terperinciPRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015
PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015 PENJUALAN TAHUN 2014 Pada tahun 2014 Perusahaan membukukan penjualan sebesar Rp. 2.384 milyar, turun sebesar 7% dari penjualan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu industri prioritas nasional yang masih prospektif untuk dikembangkan. Populasi penduduk Indonesia yang lebih dari 230 juta orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi global mempengaruhi kondisi ekonomi di Indonesia, apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh Danareksa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi
I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Salah satu subsektor agroindustri yang berkembang pesat di Indonesia pada saat ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki luas daerah perairan seluas 5.800.000 km2, dimana angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah perairan tersebut wajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini terdapat 73 Manajer Investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, yang memberikan jasa manajemen investasi kepada investornya, baik dalam bentuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis meliputi perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan siklus ekonomi menyebabkan dunia usaha terus mengalami perubahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi dan perubahan siklus ekonomi menyebabkan dunia usaha terus mengalami perubahan. Perubahan ini berdampak
Lebih terperinciLAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh
Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Industri perbankan merupakan suatu industri yang sangat mengutamakan pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang memiliki
Lebih terperinciBAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC )
BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) Beberapa waktu terakhir ini di saat era persaingan bisnis semakin hari semakin ketat para pelaku bisnis atau dalam hal ini bisa dikatakan suatu perusahaan harus
Lebih terperinciIntegrated Marketing Communication 2
Modul ke: 03Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Integrated Marketing Communication 2 Analisis Situasi Pasar dengan Model Michael Porter, GE Matrix, dan Product Life Cycle (PLC) Syah As ari, M.Si
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini sektor Usaha kecil menengah semakin menggeliat sebagai penopang ekonomi nasional. Hal tersebut terlihat dari pengalaman yang mampu melewati masa krisis yang
Lebih terperinciBAB II ANALISA DAN PENGEMBANGAN
20 BAB II ANALISA DAN PENGEMBANGAN 2.1. ANALISA INDUSTRI 2.1.1. Industri Fashion Di Indonesia Menurut informasi yang dikutip dari artikel Investor Daily Indonesia yang ditulis tanggal 15 Februari 2013
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir berikut : Tahapan penelitian dalam penulisan GFP ini dapat dijelaskan dalam bagan Gambar 3.1 Tahapan Penelitian 37 Sebagai salah satu tahap awal, kerangka
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia Analisis understanding..., Ratu Kania Puspakusumah, FE UI, 2009.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kimia pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian di Indonesia dan sudah berkembang pesat. Hal ini dikarenakan Indonesia adalah negara yang kaya akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis dan penting untuk mempercepat pembangunan daerah. Strategi pengembangan usaha merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi Kendaraan Bermotor dalam Negeri (ribu unit)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini mobilitas menjadi sebuah kebutuhan dalam setiap lapisan masyarakat. Kebutuhan tersebut berdampak pada meningkatnya permintaan kendaraan bermotor, baik roda
Lebih terperinciAnalisa Strategi Manajemen pada Industri Tekstil dan Garment
Analisa Strategi Manajemen pada Industri Tekstil dan Garment Mata Kuliah : Manajemen Strategik Dosen : Prof. Dr. Rudy C. Tarumingkeng Disusun oleh : Lie Robert Iskandar (01-2014-028) Josa Tobias (01-2014-026)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil, diawali dengan krisis
BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil, diawali dengan krisis moneter pada tahun 1997 dimana nilai tukar rupiah sangat terpuruk terhadap mata
Lebih terperinciPaparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015
Paparan Publik Tahunan Jakarta, 11 Agustus 2015 KAPASITAS PRODUKSI 2015 Produk Peleburan Metric Ton/Tahun Kawat Tembaga 15,000 MT Kawat Aluminium 12,000 MT Produk Kabel Kabel Listrik Tembaga 26,000 MT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor XVI Tahun 1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal sesuai potensinya menjadi sangat penting.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh posisi persaingan..., Rahmitha, FE UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang Industri Tekstil dan Produk Tekstil sudah ada sejak lama di Indonesia. Industri ini bemula dari industri rumahan di tahun 1929 yang kemudian terus mengalami pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. Industri manufaktur dipandang sebagai pendorong atau penggerak perekonomian daerah. Seperti umumnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagian dari kuesioner yang dilakukan masih mengadaptasi STP dari perusahaan perusahaan yang memakai metoda product-centric. Orientasi tersebut kemudian diarahkan
Lebih terperinci