BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sejarah Singkat PT Trias Indra Saputra Perusahaan ini didirikan pada tahun 1987 oleh Bpk. Usman Arifin sebagai pendiri dan kini beliau menjabat sebagai komisaris di Perusahaan ini. Dengan dibekali pengalaman, tekad bulat dan modal sendiri, Bapak Usman berhasil mendirikan PT Trias Indra Saputra. Pada waktu itu, Perusahaan hanya dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang serba minim dan manual. Bahkan Bapak Usman Arifin membuat sendiri mesin tekuk dan oven pengecatan yang masih memakai minyak tanah. Namun kondisi tidak pernah menyurutkan semangatnya untuk terus berkembang, justru menjadi pemicu untuk terus melangkah maju. Rangkaian produk yang diproduksi saat itu adalah rak besi untuk keperluan perkantoran kemudian hydrant box. Dengan meningkatnya permintaan pasar dan melihat adanya peluang bisnis yang menjanjikan PT Trias Indra Saputra memutuskan untuk memproduksi Cable Tray, Cable Ladder dan Panel yang sehingga saat ini menjadi produk andalan core business Perusahaan. Dengan bangga kini sampaikan bahwa saat ini PT Trias Indra Saputra berhasil melakukan ekspansi dalam fasilitas produksi. Luas pabrik yang dimiliki semula hanya 1625m2 dan sekarang telah mencapai lebih daru 7000m2 ditambah gedung perkantoran 4 lantai, 4 line produksi yang 52 87

2 53 sepenuhnya terotomatisasi dan 5 mesin baru yang terspesialisasi dan terkomputerisasi. PT Trias Indra Saputra akan berusaha mengembangkan fasilitas produksi dan sumber daya manusia yang kompeten, demi mencapai efisien yang diperlukan dalam bersaing di era globalisasi. Perkembangan ini juga dapat terjadi karena dimata pelanggan PT Trias Indra Saputra adalah partner kerja yang andal dan terpercaya Struktur Organisasi PT Trias Indra Saputra Dalam pelaksanaan operasional sehari-hari, PT Trias Indra Saputra memiliki struktur organisasi yang berfungsi mengatur pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab agar aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Struktur organisasi tersebut bersifat fungsional yang disusun berdasarkan jabatan, sifat-sifat dan fungsinya. Untuk setiap jabatan yang ada, diberikan garis tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas agar tercipta kerja sama yang baik dan berkesinambungan dari masing-masing unsure dalam struktur organisasi. Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam struktur organisasi PT Trias Indra Saputra adalah sebagai berikut Berikut ini uraian singkat tugas dan tanggung jawab tiap-tiap jabatan atau posisi dari struktur organisasi : 1. Pimpinan Memastikan ketersediaan sumber produksi utama yang diperlukan dalam operasional secara berkesinambungan.

3 54 Menunjuk serta menetapkan personil yang dianggap cakap dan memenuhi persyaratan untuk mengisi jabatan secara struktural di tiap departemen. Menetapkan kebijakan dan penanganan terhadap keputusan yang memerlukan persetujuan Pimpinan. Melakukan perjanjian kepada pihak pelanggan atau calon pelanggan dalam upaya menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan kepuasan pelanggan. Berwenang penuh untuk memberikan persetujuan atas usulan-usulan pembiayaan yang diajukan oleh masingmasing departemen. Berwenang penuh dalam mengambil langkah-langkah dalam pengendalian perusahaan. 2. Quality Control Membuat penelitian atas hasil audit mutu internal. Menjamin penerapan sistem pengendalian kualitas di perusahaan serta mengarahkan semua aktivitas agar senantiasa sesuai dengan kualitas yang telah ditetapkan. Membuat dokumentasi kualitas sebagai dasar penerapan sistem pengendalian kualitas.

4 55 3. Manajer Produksi Membuat perencanaan produksi atas dasar perencanaan penjualan dari pemasaran. Membuat perencanaan pembelian bahan baku, penolong dan kemasan untuk proses produksi atas dasar perencanaan produksi. Melakukan pembelian bahan baku, penolong dan kemasan. Memberikan laporan hasil produksi ke Pimpinan. Melakukan proses produksi dari mulai persiapan sampai pengiriman produk. Melaksanakan pengendalian mutu terhadap proses produksi dari sistem pengolahan sampai proses packaging. 4. Manajer Personalia dan GA Melakukan perekrutan calon tenaga kerja berdasarkan kebutuhan perusahaan. Menata dan mengembangkan sistem administrasi yang berhubungan dengan bagian personalia. Membuat dan menyusun serta memperbaharui peraturan perusahaan dan tata tertib bekerja lalu mensosialisasikan ke seluruh karyawan.

5 56 Melakukan monitoring terhadap kedisiplinan, produktivitas kerja, kesehatan dan keselamatan kerja karyawan serta memberikan laporannya kepada Pimpinan. Memberikan program pelatihan karyawan untuk meningkatkan mutu SDM. 5. Manajer Keuangan & Administrasi Melakukan perencanaan keuangan, baik itu pemasukan dan pengeluaran setiap departemen. Mengontrol keluar masuknya uang dari setiap departemen. Membuat laporan keuangan perusahaan keseluruhan secara benar, akurat dan tepat waktu. Membuat dan memberikan laporan pajak perusahaan ke dinas perpajakan. 6. Manajer Penjualan & Pemasaran Melakukan penjualan produk ke seluruh segment pasar yang ada sesuai dengan perencanaan penjualan. Mencari pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan dengan memberikan pelayanan dan kepuasan bagi pelanggan. Memberikan laporan penjualan. Menangani keluhan dan komplain dari pelanggan.

6 57 Menarik produk jika ada produk yang menyimpang (kadaluarsa, rusak, dll). Tenaga Kerja PT. Trias Indra Saputra saat ini memiliki 250 karyawan, dengan jam kerja 8 jam sehari. Pada bagian produksi dan kantor dilakukan mulai dari hari Senin hingga Sabtu. Perusahaan memberikan fasilitas dan tunjangan kepada karyawan seperti tunjangan kesehatan (asuransi rawat inap), transportasi, makan, tunjangan jabatan, dan dana simponi (simpanan hari tua). Sebesar 80% tenaga buruh merupakan warga sekitar pabrik yang umumnya adalah pria Kegiatan Produksi PT Trias Indra Saputra Agar kegiatan produksi berjalan dengan baik, maka PT Trias Indra Saputra membuat suatu perencanaan produksi terlebih dahulu yang dilakukan berdasarkan pesanan yang diterima oleh kegiatan pemasaran. Jika perencanaan produksi tersebut telah disetujui oleh direktur, maka proses produksi siap untuk dikerjakan sesuai dengan rencana produksi yang telah ditetapkan, jika tidak disetujui maka akan dilakukan proses ulang.

7 Bahan Baku yang Digunakan Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi PT Trias Indra Saputra dalam menghasilkan produknya dikelompokkan menjadi Empat macam yaitu ; 1. Plat Lembaran (Sheet) Contoh: Plat Hitam (SPHC), Plat Stainless (SS304 & SS316), Plat Alumunium (5052 & 1102), Plat Putih (SPCC), Lokform, Posmac dan lain-lain. 2. Plat Coilan Contoh: Plat Hitam (SPHC), Plat Stainless (SS304 & SS316), Plat Alumunium (5052 & 1102), Plat Putih (SPCC), Lokform, Posmac dan lain lain. 3. Komponen Contoh : MCCB, MCB, CT, dan lain-lain. 4. Material pendukung Contoh: Baut, Ring plat, Ring Per, Kabel, schoen, dan lain-lain. 5. Powder Coating Contoh: Jotun, NIPEE, Duco dan lain-lain. Persediaan bahan baku atau bahan mentah pada PT Trias Indra Saputra relative tinggi dan biasanya diperoleh melalui pemasok dalam negeri dengan presentase 75 % lebih banyak dibandingkan pemasok luar negeri.

8 Fasilitas Produksi Untuk kegiatan produksi PT Trias Indra Saputra memiliki fasilitas yang mendukung untuk berjalanya produksi antara lain: 1. Mesin CNC Punch 2. Mesin Potong (Cutting) 3. Mesin PON (Punching) 4. Mesin Tekuk (Bending) 5. Mesin Las (Welding) 6. Mesin Roll Forming 7. Mesin Roll Radius 8. Mesin Gurinda Potong 9. Mesin Gurinda Tangan 10. Mesin Drilling 11. Mesin Bubut 12. Mesin Milling 13. Oven Coating 14. Mesin Punch Busbar 15. Mesin Tekuk Busbar Fasilitas produksi yang berupa alat-alat produksi diatas disusun berdasarkan fungsi dalam proses produksi. Secara berkala PT Trias Indra Saputra mengadakan peremajaan terhadap mesin-mesin dengan jenis yang lebih modern serta berteknologi tinggi dan efisien dengan tetap mengutamakan kualitas produk yang dihasilkan.

9 Proses Produksi PT Trias Indra Saputra sebagai salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi cable support dan switchboard electrical dengan jenisjenis SLW, SLU, STU, STC, Ladder HD, Ladder Indoor, Panel Wall Mounting, Panel Free Standing, Panel NEX, Panel TIS Lovo mempunyai keunggulan tersendiri, yaitu kualitas terbaik berdasarkan standar ISO, NEMA dan tersertifikasi. Adapun proses produksinya dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Produk Cable Support (SLW, SLU, Ladder HD) a. Proses pengolahan produk Produk tersebut harus melalui beberapa tahap produksi yaitu : - Proses Potong - Proses Pon - Proses Tekuk - Proses Cetak/las b. Proses Finishing Setelah produk diproses di bagian produksi maka barang yang dihasilkan harus melalui tahap finishing yaitu pelapisan pada plat. Proses ini PT Trias Indra Saputra melakukan subcount ke perusahaan lain. Proses finishing tersebut Electro Galvanize, Hotdip Galvanize. Untuk Produk dengan finishing Powder Coating dilakukan di PT Trias Indra Saputra.

10 61 2. Produk Panel a. Proses pengolahan produk Panel Produk Panel yang diproduksi ialah Panel Wall Mounting, Panel Free Standing, Panel NEX, Panel TIS lovo. Bahan dasar nya yaitu Plat lembaran. Sebelumnya produk tersebut harus melalui tahap-tahap seperti cable support. Yaitu proses nya sebagai berikut : - Proses Potong - Proses Pon - Proses Tekuk - Proses Las/Welding - Proses Powder Coating b. Proses Electrical Setelah produk selesai dari proses produksi maka Panel tersebut harus melalui prose pemasangan electrical atau disebut wiring panel. Di proses ini Box Panel dipasang kabel, komponen dan alat-alat listrik lainnya Pemasaran dan Distribusi PT Trias Indra Saputra yang produksi dan menghasilkan cable support dan panel berdasarkan kebutuhan pelanggan dan permintaan pesanan (order) memerlukan fasilitas yang memadai untuk memasarkan produknya ke pelanggan. Adapun strategi yang dilakukan PT Trias Indra Saputra dalam memasarkan produknya antara lain dengan menggunakan tiga alat utama yaitu :

11 62 1. Iklan (Advertising) Suatu bentuk penyajian non personal, promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar. Alat komunikasi antara lain iklan cetak dan radio, surat, catalog, film, majalah, booklet dan brosur, poster, selebaran, symbol dan logo. 2. Publisitas (Publicity) Suatu stimulasi non personal terhadap permintaan suatu produk, jasa ata barang dengan menyebar berita-berita komersial yang penting mengenai kebutuhan produk disuatu media atau menghasilkan suatu sosok kehadiran yang menarik mengenai produk di radio, televise atau panggung yang dibayar oleh pihak sponsor. 3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Insetif jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan produk cable Support dan Panel. Alat komunikasi yang digunakan antara lain sample produk, bazar pameran, demontrasi, potongan harga, dan lain-lain. Dsitribusi suatu produksi tidak hanya untuk wilayah dalam negeri saja yang berkisar antara 80 % sampai 85 %, akan tetapi juga diekspor ke Negara-negara lain seperti Singapura, Thailand dan Negara Asia lainnya berkisar antara 15% sampai 20%.

12 Penyimpangan Proses Produksi Ladder dan Tray yang terjadi pada PT Trias Indra Saputra Produk menyimpang adalah produk yang sudah tidak memenuhi persyaratan spesifikasi produk. Di PT Trias Indra Saputra, pengendalian penyimpangan produk salah satunya dilakukan dengan menerapkan sistem pengendalian mutu (Quality Control), mulai dari penerimaan bahan baku, proses produksi, hingga penyimpanan di gudang finished good. Pada setiap tahapan proses tersebut perlu dikembangkan sistem yang dapat menjamin pengendalian produk menyimpang. Tujuannya adalah agar penanganan produk menyimpang dilakukan dengan benar dan efektif. Didalam proses pembuatan tidaklah mungkin kita membuat suatu karakteristik geometri yang tepat ideal. Suatu hal yang tidak dapat produksi. Sehingga tidak mungkin mempunyai geometri yang ideal pula. Maka dari itu perlu diperhatikan ialah mengusahakan bagaimana caranya penyimpangan tersebut relativ kecil sekali. Hal-hal yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan produksi Ladder dan Tray ada beberapa faktor antara lain : 1. Penyettingan mesin, dengan memperhatikan semua gerakan yang ada pada mesin barangkali ada kelainan atau terganggu oleh kotoran (chips) sebelum menjalankan. Pada setiap mesin yang ada di produksi mempunyai tingkat ketelitian yang berbeda misalnya pada mesin bubut ketelitian dari gerakan tool slide (dimana pahat bubut terpasang) adalah terbatas. Maka

13 64 tidaklah mungkin menggerakkan pahat bubut sehingga dalam pemotongan dapat ditentukan sampai ketelitian (mikron), dengan demikian ketelitian dari produk tidak dapat sampai 1mikron (mesin bubut yang teliti hanya sampai 0.05 mm). 2. Metode Pengukuran, terbatasnya ketelitian pembacaan ukuran dari peralatan ukur yang dipergunakan. Untuk mengukur dengan jangka sorong hanya sampai ketelitian 0.1mm jadi tidak mungkin mengukur sampai 0.05mm, selain itu juga cara pengukuran, tekanan pada waktu pengukuran, cara pembacaan, temperatur selama pengukuran dan sebagainya ini sangat mempengaruhi hasil pengukuran. 3. Gerakan dari mesin Pon, biasanya gerakan translasi pada dies dari meja mesin Pon betul betul dan harus parallel sempurna dengan sumbu dies dan punch. Dengan demikian suatu lubang di punch pada mesin Pon akan sellu menunjukkan perbedaan diameter (meskipun ini sangat kecil) pada beberapa tempat. 4. Keauasan dari mesin Pon, selama proses pelubangan yang bulat, dies selalu akan mengalami keausan, sehingga produknya tidak benar-benar bulat melainkan sedikit oval. Demikian juga pada saat proses pembuatan lubang oval, karena keausan pada dies maka penyimpangan tehadap lubang oval akan terjadi semakin lama semakin besar penyimpangannya. 5. Temperatur, sewaktu pemotongan berlangsung temperature yang tinggi akan terjadi pada mata pisau. Panas ini akan mengalir ke chips/tatal, benda kerja dan pisau. Demikian juga panas yang terjadi akibat gesekan pada

14 65 sistem transmisi daya dari mesin potong yang dilakukan oleh roda-roda gigi akan merambat ke komponen-komponen mesin lainnya. Karena perambatan panas pada komponen konstruksi mesin, maka akan terjadi perbedaan tempertur, sehingga pemuaian antar bagian-bagian komponen tidak merata akibatnya akan terjadi deformasi (perubahan bentuk). Oleh disebabkan oleh temperatur, maka biasakanlah melakukan pemanasan pada mesin potong terlebih dahulu sebelum memulai produksi. 6. Gaya-gaya pemotongan, akibat benturan yang terjadi pada benda kerja atau bagian komponen mesin lainnya akan mengurangi ketelitian dalam produk. Akan lebih jelek lagi apabila pada proses pemotongan terjadi getaran. Walaupun mau tidak mau mentolerir adanya suatu penyimpangan geometris, tetapi yang sangat penting adanya sifat mampu tukar (interchangeability) antara komponen-komponen tersebut. 7. Kesalahan (penyimpangan) dalam proses pengukuran, komponen mengukur dapat dibagi menjadi 3 proses, yaitu ; 1. Benda yang diukur, 2. Peralatan pengukur, dan 3. Manusia (orang) sebagai operator. Karena tidak sempurna, masing-masing dari bagian ini maka bisa dikatakan bahwa tidak ada satupun pengukuran yang memberikan ketelitian yang absolute (mutlak). Kesalahan akan selalu ada yaitu merupakan perbedaan antar hasil pengukuran dengan harga yang dianggap benar. Setiap pengukuran mempunyai ketidaktelitian (kesalahan) yang

15 66 berbeda-beda tergantung dari kondisi peralatan pengukurnya, benda yang akan diukur, metode pengukuran dan kecakapan si pengukur. Jadi disni jelas, bahwa seorang operator dituntut untuk memahami betul teknik dan cara pengukuran. Maka dalam hal ini akan mengurangi kesalahan (penyimpangan) dalam proses produksi. Dapat dibedakan disini dua istilah penting dalam pengukuran yaitu antara ketelitian (accuracy) dan ketepatan (presecion). 8. Masalah Ketelitian (Accuracy), adalah persesuaian antara hasil pengukuran dengan harga sebenarnya (actual) dimensi obyek ukur. Harga sebenarnya tidak pernah diketahui hanyalah harga pendekatan atau yang disebut dengan harga yang dianggap benar. Perbedaan antara harga yang diukur dengan harga yang dianggap benar adalah yang disebut dengan kesalahan sistematis (systematic error) semakin kecil kesalahannya, maka proses pengukuran dapat dikatakan teliti. 9. Masalah ketepatan (precesion, repeat bility), adalah proses kemampuan pengukuran untuk menunjukkan hasil yang sama dari beberapa pengukuran yang dilakukan berulang-ulang (identik). Hasil pengukuran akan selalu terpancar di sekitar harga rata-ratanya. Semakin dekat dengan harga rata-ratanya maka proses pengukuran mempunyai ketepatan yang tinggi. Ukuran yang dipakai sebagai pegangan untuk menyatakan ketepatan adalah besarnya kesalahan rambang (random error) dan untuk menentukan besarnya kesalahan rambang dapat menggunakan analisa data

16 67 pengukuran dengan metode statistik. Faktor-faktor yang membuat suatu proses pengukuran menjadi tidak teliti dan tidak tepat dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain : a. Pengaruh alat ukur b. Kondisi benda ukur c. Posisi pengukuran d. Kondisi lingkungan pengukuran e. Si pengukur / operator pengukung 10. Strategi desain produk, dalam era pasar global, konsumen menuntut kualitas lebih tinggi, keandalan yang lebih besar, delivery yang agar lebih cepat, dan varietas produk yang lebih banyak. Untuk berkompetisi dengan berhasil, sebuah organisasi atau perusahaan perlu untuk mampu menguntungkan. Untuk menjadi sukses, sebuah organisasi harus bersaing dengan serentak melalu bermacam dimensi berikut: masalah harga, kondisi kualitas, kecepatan menghasilkan produk, fleksibilitas dan service. Dimensi-dimensi ini dalam lietaratur strategi manufaktur disebut sebagai variable mutan. Disini kesemuanya berpedoman secara sederhana sebagai dimensi persaingan. Maka diskusi berikut diarahkan untuk nmenunjukkan bagaimana desain produk akan mempengaruhi kemampuan organisasi untuk bersaing dalam dimensi komposisi.

17 Jumlah Penyimpangan yang terjadi pada proses produksi Ladder dan Tray Berdasarkan dari pihak Quality Control pada PT Trias Indra Saputra, diketahui bahwa Critiqal to Quality terdiri dari sortir fisik Ladder dan Tray. Adapun jenis kegagalan yang sering terjadi pada proses produksi tersebut adalah : Salah lubang Ukuran Rung tidak presisi Gambar 4.1 Jenis Penyimpangan pada Ladder dan Tray Sumber PT Trias Indra Saputra Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sample dari pihak Quality Control data produksi Ladder dan Tray pada bulan April 2014 selama 20 hari kerja adalah sebagai berikut :

18 69 Tabel 4.1 Data Produksi Ladder dan Penyimpangan Produk Bulan Maret 2014 (selama 20 hari kerja) TANGGAL JUMLAH PRODUKSI (PCS) JENIS PENYIMPANGAN Salah Lubang Uk. Rung tidak Presisi JUMLAH PRODUK MENYIMPANG 01/03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ Untuk lebih memudahkan dalam melihat jenis penyimpangan tersebut maka dapat dibuat diagram pareto yaitu:

19 Pareto Chart Of Pareto Jenis Penyimpangan Chart of C1Pada Ladder C Percent C1 salah lubang rung tidak presisi C Percent 58,4 41,6 Cum % 58,4 100,0 0 Gambar 4.2 Pareto Chart Jenis Penyimpangan pada Ladder Sumber : diolah peneliti Dari gambar 4.2 terlihat bahwa jenis penyimpangan pada Ladder salah lubang adalah yang paling tinggi yaitu sebanyak 111 pcs dengan presentase menyimpang sebesar 58,4 % kemudian pada Ladder rung tidak presisi sebanyak 79 pcs dengan presentase menyimpang sebesar 41,6 %. Dari kedua jenis penyimpangan tersebut harus segera ditangani oleh perusahaan agar bisa tetap bersaing dengan dunia industri lainnya.

20 71 Tabel 4.2 Data Produksi Tray dan Penyimpangan Produk Bulan Maret 2014 (selama 20 hari kerja) TANGGAL JUMLAH PRODUKSI (PCS) JENIS PENYIMPANGAN Salah Uk. Rung tidak Lubang Presisi JUMLAH PRODUK MENYIMPANG 01/03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ /03/ Untuk lebih memudahkan dalam melihat jenis penyimpangan tersebut maka dapat dibuat diagram pareto yaitu:

21 Pareto Chart Pareto Of Jenis Chart Penyimpangan of C1 Pada Tray C Percent 0 C1 rung tidak presisi salah lubang C Percent 54,2 45,8 Cum % 54,2 100,0 0 Gambar 4.3 Pareto Chart Jenis Penyimpangan pada Tray Sumber : diolah peneliti Dari gambar 4.3 terlihat bahwa jenis penyimpangan pada Tray rung tidak presisi adalah yang paling tinggi yaitu sebanyak 91 pcs dengan presentase menyimpang sebesar 54,2 % kemudian pada Tray salah lubang sebanyak 77 pcs dengan presentase menyimpang sebesar 45,8 %. Dari kedua jenis penyimpangan tersebut harus segera ditangani oleh perusahaan agar bisa tetap bersaing dengan dunia industri lainnya. Untuk mengetahui kapabilitas proses pada PT Trias Indra Saputra, terlebih dahulu dilakukan analisis jenis penyimpangan produk Ladder dan Tray dengan menggunakan diagram x-bar chart. Analisis jenis penyimpangan ladder dan tray tersebut adalah :

22 73 a. Analisa penyimpangan produk pada Ladder salah lubang Berikut data penyimpangan Ladder salah lubang yang didapat dari bagian Quality Control pada PT Trias Indra Saputra bulan Maret 2014 selama 20 hari kerja. Tabel 4.3 Data Jumlah Ladder Salah Lubang pada PT Trias Indra Saputra Bulan Maret 2014 NO SAMPLE JUMLAH LADDER SALAH LUBANG (PCS) RATA-RATA 5,55 STD. DEVIASI Sumber : data sekunder yang diolah oleh peneliti Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata jenis penyimpangan Ladder salah lubang adalah sebanyak 5,55 pcs dengan standar deviasi 5,884. Dari bagian Quality Control didapat batas toleransi menyimpang produk per jenis

23 74 menyimpang berkisar antara 1-7 pcs. Berdasarkan data pada tabel 4.3, dapat digambarkan dalam bagan kendali x-bar untuk mmudahkan peneliti dalam menganalisis pada jenis penyimpangan Ladder tersebut adalah sebagai berikut: Jumlah X-bar chart pada Ladder salah lubang Series1 BKA = 7 X = 5,55 BKB = 1 Sample Gambar 4.4 X-bar chart pada Ladder salah lubang Sumber : diolah peneliti Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa terdapat lima titik yang berada di luar batas toleransi, sehingga bisa dikatakan penyimpangan tersebut tidak terkendali. Sedangkan batas toleransi penyimpangan Ladder salah lubang yang ditentukan oleh PT Trias Indra Saputra berkisar antara 1-7 pcs. b. Analisa penyimpangan produk pada Ladder rung tidak presisi Berikut data penyimpangan Ladder rung tidak presisi yang didapat dari bagian Quality Control pada PT Trias Indra Saputra bulan Maret 2014 selama 20 hari kerja adalah sebagai berikut:

24 75 Tabel 4.4 Data Jumlah Ladder Rung tidak presisi pada PT Trias Indra Saputra Bulan Maret 2014 JUMLAH LADDER Uk. NO SAMPLE Rung tidak presisi (PCS) RATA-RATA 3,95 STD. DEVIASI Sumber : data sekunder yang diolah oleh peneliti Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata jenis penyimpangan Ladder salah lubang adalah sebanyak 3,95 pcs dengan standar deviasi 4,201. Dari bagian Quality Control didapat batas toleransi menyimpang produk per jenis menyimpang berkisar antara 1-7 pcs. Berdasarkan data pada tabel 4.4, dapat digambarkan dalam bagan kendali x-bar untuk mmudahkan peneliti dalam menganalisis pada jenis penyimpangan Ladder tersebut adalah sebagai berikut:

25 76 Jumlah X-bar chart pada Ladder rung tidak presisi Series1 BKA = 7 X = 3,95 BKB = 1 Sample Gambar 4.5 X-bar chart pada Ladder rung tidak presisi Sumber : diolah peneliti Pada gambar 4.5 bahwa data yang diperoleh tidak seluruhnya berada dalam batas toleransi yang telah ditetapkan. Dari gambar tersebut terlihat satu titik berada di luar batas toleransi yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa proses tidak terkendali dan PT Trias Indra Saputra memerlukan adanya perbaikan pengendalian kualitas. c. Analisa penyimpangan produk pada Tray salah lubang Berikut data penyimpangan Tray salah lubang yang didapat dari bagian Quality Control pada PT Trias Indra Saputra bulan Maret 2014 selama 20 hari kerja adalah sebagai berikut:

26 77 Tabel 4.5 Data Jumlah Tray salah lubang pada PT Trias Indra Saputra Bulan Maret 2014 JUMLAH TRAY NO SAMPLE SALAH LUBANG (PCS) RATA-RATA 3,85 STD. DEVIASI Sumber : data sekunder yang diolah oleh peneliti Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata jenis penyimpangan Tray salah lubang adalah sebanyak 3,85 pcs dengan standar deviasi 4,308. Dari bagian Quality Control didapat batas toleransi menyimpang produk per jenis menyimpang berkisar antara 1-7 pcs. Berdasarkan data pada tabel 4.5, dapat digambarkan dalam bagan kendali x-bar untuk mmudahkan peneliti dalam menganalisis pada jenis penyimpangan Tray tersebut adalah sebagai berikut:

27 78 Jumlah X-bar chart pada Tray salah lubang Series1 BKA = 7 X = 3,85 BKB = 1 Sample Gambar 4.6 X-bar chart pada Tray salah lubang Sumber : diolah peneliti Pada gambar 4.6 bahwa data yang diperoleh tidak seluruhnya berada dalam batas toleransi yang telah ditetapkan. Dari gambar tersebut terlihat dua titik berada di luar batas toleransi yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa proses tidak terkendali dan PT Trias Indra Saputra memerlukan adanya perbaikan pengendalian kualitas. d. Analisa penyimpangan produk pada Tray rung tidak presisi Berikut data penyimpangan Tray rung tidak presisi yang didapat dari bagian Quality Control pada PT Trias Indra Saputra bulan Maret 2014 selama 20 hari kerja adalah sebagai berikut:

28 79 Tabel 4.6 Data Jumlah Tray Ukuran Rung tidak presisi pada PT Trias Indra Saputra Bulan Maret 2014 JUMLAH Tray Uk. NO SAMPLE Rung tidak presisi (PCS) RATA-RATA 4,55 STD. DEVIASI Sumber : data sekunder yang diolah oleh peneliti Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata jenis penyimpangan Tray Ukuran rung tidak presisi adalah sebanyak 4,55 pcs dengan standar deviasi 4,977. Dari bagian Quality Control didapat batas toleransi menyimpang produk per jenis menyimpang berkisar antara 1-7 pcs. Berdasarkan data pada tabel 4.5, dapat digambarkan dalam bagan kendali x-bar untuk mmudahkan peneliti dalam menganalisis pada jenis penyimpangan Tray tersebut adalah sebagai berikut:

29 80 Jumlah X-bar chart Tray rung tidak presisi Series1 BKA = 7 X = 4,55 BKB = 1 Sample Gambar 4.7 X-bar chart pada Tray Ukuran Rung tidak presisi Sumber : diolah peneliti Pada gambar 4.7 bahwa data yang diperoleh tidak seluruhnya berada dalam batas toleransi yang telah ditetapkan. Dari gambar tersebut terlihat tiga titik berada di luar batas toleransi yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa proses tidak terkendali dan PT Trias Indra Saputra memerlukan adanya perbaikan pengendalian 4.4 Proses Improvement Setelah mengetahui penyebab ketidaksesuaian atas produk Ladder dan Tray pada PT. Trias Indra Saputra, maka disusun suatu usulan tindakan perbaikan secara umum dalam upaya menekan tingkat penyimpangan produk. Upaya yang dapat dilakukan PT. Trias Indra Saputra adalah sebagai berikut :

30 81 1. Membuat suatu bagian kerja baru yang bertugas melakukan pengawasan dan pengecekan ulang terhadap kinerja karyawan sehingga dapat mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh human error. 2. Membuat suatu bagian kerja baru yang bertugas melakukan pengawasan dan pengecekan ulang terhadap hasil pada setiap proses yang telah dilewati sehingga dapat mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian pada beberapa proses yang dilewati. 3. Instruksi kerja diberikan secara tertulis dengan disertai penjelasan lisan secara terperinci yaitu dengan melaksanakan briefing secara rutin disetiap awal dan akhir kerja. 4. Menambah fasilitas diruang filling untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan dari suara bising. 5. Menambah fasilitas diruang produksi untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan dari suara bising dan suhu udara panas yang berasal dari mesin. 6. Menggunakan tenaga mesin untuk proses filling. 4.5 Mengatasi Kegagalan yang terjadi pada Proses Produksi Setelah diketahui jenis-jenis penyimpangan yang terjadi, maka PT. Trias Indra Saputra perlu mengambil langkah-langkah perbaikan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang serupa. Hal penting yang harus dilakukan dan

31 82 ditelusuri adalah mencari penyebab timbulnya kerusakan tersebut. Sebagai alat bantu untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, digunakan diagram sebab akibat atau yang disebut fish bone chart. Adapun penggunaan diagram sebab akibat untuk menelusuri jenis masing-masing kesalahan yang terjadi adalah sebagai berikut : 1. Produk Ladder dan Tray penyimpangan berupa diameter lubang yang tidak sesuai dengan gambar (salah lubang). Hal yang menyebabkan salah lubang terdiri dari faktor-faktor sebagai berikut : a. Faktor Manusia Operator mesin tidak tepat dalam memperhitungkan teknik pelubangan dengan alat pendukung yang ada sehingga diameter sedikit bergeser dan bisa tidak sesuai. b. Faktor Lingkungan Suara yang bising dari mesin-mesin dapat mengganggu konsentrasi para pekerja di lokasi pemasakan sehingga menyebabkan akan terjadinya kesalahan dan suhu udara yang cukup panas juga mempengaruhi. c. Faktor Metode Prosedur yang ada di perusahaan sudah ada namun kurang jelas mengenai standar penggunaan dies dan punch untuk setiap ukuran diameter lubang yang sudah standar, sehingga

32 83 menyulitkan pekerja ketika melakukan proses pelubangan produk Ladder secara tepat. d. Faktor Mesin Merupakan penyebab utama yang mengakibatkan kesalahan terjadi. Hal ini disebabkan karena adanya penyettingan mesin yang kurang akurat saat proses produksi berlangsung sehingga mengakibatkan terjadinya ukuran lubang tidak sesuai dengan gambar. Mesin Penyettingan Mesin yang tidak akurat Suhu yang panas Manusia Kurang cermat Suara bising Produk Ladder dan Tray salah lubang. Lingkungan Gambar 4.8 Fish Bone Chart Diameter Lubang yang Tidak Sesuai Sumber : Diolah oleh peneliti

33 84 2. Produk Ladder dan Tray Ukuran Rung tidak presisi (tidak sesuai gambar standarisasi) Hal yang menyebabkan produk Ladder dan Tray Ukuran Rung tidak presisi terdiri dari faktor-faktor sebagai berikut : a. Faktor Manusia Merupakan sebab utama yang mengakibatkan kesalahan jenis ini. Hal ini disebabkan oleh operator yang salah membaca gambar maksudnya yaitu tidak memahami secara detail letak posisi lubang yang sesuai dengan gambar dan actual produk tersebut. b. Faktor Metode Prosedur yang ada di perusahaan sudah ada namun kurang jelas mengenai standar pelubangan yang benar dan pelubangan yang salah sehingga menyulitkan pekerja ketika melakukan proses pelubangan produk Ladder dan Tray secara tepat. c. Faktor Lingkungan Suara yang bising dari aktivitas sekitar juga berpengaruh terhadap konsentrasi pekerja terutama saat proses pelubangan produk pada mesin pon yang membutuhkan kecermatan.

34 85 Manusia Prosedur kurang jelas Kurang Cermat Suara bising Produk Ladder dan Tray Ukuran Rung tidak presisi) Metode Lingkungan Gambar 4.9 Fish Bone Chart Produk Ladder dan Tray Ukuran Rung tidak presisi Sumber : Diolah oleh peneliti 4.6 Kemampuan Kapabilitas Proses Produksi (Cpk) Indeks kemampuan proses merupakan salah satu metode untuk menentukan kapabilitas proses. Selanjutnya, peneliti dapat melakukan kapabilitas proses setiap jenis penyimpangan produk. Tujuanya adalah untuk mengetahui apakah penyimpangan tersebut memliki kapabilitas atau tidak. Berikut analisis penyimpang Ladder salah lubang adalah : 1. Jenis penyimpangan pada Ladder salah lubang Batas Kendali Atas : 7 Batas Kendali Bawah : 1 Rata-rata : 5,55 Standar Deviasi : 5,884 C pk X LTL UTL X Min ; 3 3

35 86 Maka, = Min 7 5,55 ; 5,55 1 3(5,884) 3(5,884) = Min {0,085 ; 0,258} = 0,330 Dengan C pk = 0,330 < nilai kritis 1, maka proses ini dinyatakan tidak kapabel. Sehingga PT. Trias Indra Saputra harus mencari cara untuk membuat rata-rata proses mendekati nilai nominal dan spesifikasi desain. 2. Jenis penyimpangan pada Ladder Ukuran Rung tidak presisi Batas Kendali Atas : 7 Batas Kendali Bawah : 1 Rata-rata : 3,95 Standar Deviasi : 4,201 Maka, C pk X LTL UTL X Min ; 3 3 = Min 7 3,95 ; 3,95 1 3(4,201) 3(4,201) = Min {0,242 ; 0,234} = 1,034

36 87 Dengan C pk = 1,034 > nilai kritis 1, maka proses ini dinyatakan kapabel. Hal ini harus dipertahankan oleh PT Trias Indra Saputra. 3. Jenis penyimpangan pada Tray salah lubang Batas Kendali Atas : 7 Batas Kendali Bawah : 1 Rata-rata : 3,85 Standar Deviasi : 4,308 Maka, C pk X LTL UTL X Min ; 3 3 = Min 7 3,85 ; 3,85 1 3(4,308) 3(4,308) = Min {0,244 ; 0,228} = 1,068 Dengan C pk = 1,068 > nilai kritis 1, maka proses ini dinyatakan kapabel. Hal ini harus dipertahankan oleh PT Trias Indra Saputra. 4. Jenis penyimpangan pada Tray ukuran rung tidak presisi Batas Kendali Atas : 7 Batas Kendali Bawah : 1 Rata-rata : 4,55 Standar Deviasi : 4,977 C pk X LTL UTL X Min ; 3 3

37 88 Maka, = Min 7 4,55 ; 4,55 1 3(4,977) 3(4,977) = Min {0,164 ; 0,238} = 0,690 Dengan C pk = 0,690 < nilai kritis 1, maka proses ini dinyatakan tidak kapabel. Sehingga PT. Trias Indra Saputra harus mencari cara untuk membuat rata-rata proses mendekati nilai nominal dan spesifikasi desain.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Lampiran : Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Bintang Persada Satelit secara garis besar adalah sebagai berikut:. Direktur Direktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. prioritas sesuai kebutuhan pelanggan adalah sebagai berikut: 1. Desain model box : 20.4 % 2. Jenis material : 19.

BAB V ANALISA HASIL. prioritas sesuai kebutuhan pelanggan adalah sebagai berikut: 1. Desain model box : 20.4 % 2. Jenis material : 19. BAB V ANALISA HASIL 1.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Berdasarkan pengolahan data dalam pembuatan rumah kualitas (house of quality) dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD), maka dapat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. aspek dari definisi kualitas yang berarti layak digunakan. Quality of design adalah

BAB II DASAR TEORI. aspek dari definisi kualitas yang berarti layak digunakan. Quality of design adalah BAB II DASAR TEORI 1.1 Definisi Kualitas Kualitas merupakan fokus utama pada setiap perusahaan, kualitas adalah salah satu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing produk untuk memberikan kepuasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT.BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTRY merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang elektrikal, beralokasi di Jalan Tanah Abang II no.31,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK Sunarto Teknik Mesin Politeknik Bengkalis Jl. Batin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau sunarto@polbeng.ac.id Abstrak Ulir metrik adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6 ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKSESUAIAN KUAT TARIK DENGAN SPESIFIKASI STANDAR MELALUI DIAGRAM ISHIKAWA

ANALISIS KETIDAKSESUAIAN KUAT TARIK DENGAN SPESIFIKASI STANDAR MELALUI DIAGRAM ISHIKAWA Paper of The Month PM3I Agustus 2017 ANALISIS KETIDAKSESUAIAN KUAT TARIK BAJA HRC DENGAN SPESIFIKASI STANDAR MELALUI DIAGRAM ISHIKAWA ADDIN HADINATA A Teknik Metalurgi UNTIRTA I. Latar Belakang Hot Strip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.

Lebih terperinci

Lampiran 1: Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing

Lampiran 1: Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing Lampiran 1: Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang terdapat pada struktur organisasi di PT. Eracipta Binakarya adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris Dewan Komisaris

Lebih terperinci

KUISIONER Penentuan Tingkat Kepentingan Kriteria MBNQA SDM

KUISIONER Penentuan Tingkat Kepentingan Kriteria MBNQA SDM KUISIONER Penentuan Tingkat Kepentingan Kriteria MBNQA SDM A. BIODATA Nama Jabatan Umur Jenis Kelamin Alamat :.. :.. :.. :.. :.. B. PETUNJUK PENGISIAN Untuk menyamakan pemahaman dan prosedur, maka peneliti

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Budi Raya Perkasa merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada bulan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK L1 LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK L2 LAMPIRAN 2 Struktur Organisasi L3 LAMPIRAN 3 FOTO PROSES PRODUKSI DAN INSPEKSI 1. First process pemotongan awal material 2. Second process pengeboran diameter luar

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi alluminium extrusion di Jakarta. Perusahaan ini berkantor di JL. Palmerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Umum PT STI PT STI adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pembuatan spare part, machinery, engineering,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh

Lebih terperinci

Tube Laser Cutting. PT. Atlantic Anugrah Metalindo Sheet Metal Forming Jl. Dumar Industri A5, Surabaya

Tube Laser Cutting. PT. Atlantic Anugrah Metalindo Sheet Metal Forming Jl. Dumar Industri A5, Surabaya Tube Laser Cutting Jl. Dumar Industri A5, Surabaya HISTORY Tahun 1995 Berdiri dengan nama PT. Atlantic Metal Formindo, di Jl. Pesapen Kali 43, Surabaya Mengawali dengan berdagang Mesin Fabrikasi untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bandar Bunder berada di Jl. Batubara No. 19 Tebing Tinggi. Perusahaan ini bergerak dibidang produksi alat-alat rumah tangga berupa sendok dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Perusahaan yang bergerak di bidang produksi parabola ini didirikan oleh Bapak Susanto Lim. Nama perusahaan ini adalah PT. Bintang Persada Satelit.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas,

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, sehingga pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tambah produk berupa output dari setiap organisasi industri, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. tambah produk berupa output dari setiap organisasi industri, sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena memproduksi dan mendistribusikan produk kepada konsumen. Produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT.

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konsultasi dan pelatihan sistem manajemen dan teknologi. Perusahaan ini beroperasi dengan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang dilakukan. Bisa disimpulkan, bahwa sebenarnya prosedur kerja yang ada di PT Aswi Perkasa saat

Lebih terperinci

ISO 1001 By: Ryan Torinaga

ISO 1001 By: Ryan Torinaga ISO 1001 By: Ryan Torinaga Daftar Isi Arti ISO Tujuan ISO 9001 Klausul ISO 9001 Kunci Penerapan ISO Cara Penerapan ISO Arti dari ISO Berarti Sama Badan standarisasi dunia Didirikan sejak tahun 1947 Terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur adalah untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Farmasi 1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 245/MenKes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Super Steel Indah adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri baja yang didirikan pada tahun 1973 dimana perusahaan ini

Lebih terperinci

PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000

PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000 PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000 MANAJEMEN UMUM Manajemen umum adalah manajemen puncak yang terdiri dari direksi dan wakil manajemen/quality Management Representative (QMR). Direksi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI Nama : Haga Ardila NPM : 23410094 Jurusan : Teknik mesin LATAR BELAKANG Perkembangan teknologinya dilakukan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bebas ini, banyak sekali industri yang memiliki hasil produksi yang sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini menimbulkan tingkat persaingan

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati Tugas Akhir Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur Oleh: Zubdatu Zahrati 309 030 002 Pembimbing: Dra. Lucia Aridinanti, MT JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data 5.1.1 Analisa Histogram Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram yang terbentuk, ada 2 jenis cacat produksi yang memiliki

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat bersaing dengan para pesaingnya, terlebih perusahaan

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group

Lebih terperinci

Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk

Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk Dias Ardha P 1311 030 032 Dosen Pembimbing Dr. Sony Sunaryo, M.Si PROGRAM STUDI DIPLOMA III Jurusan Statistika

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam Usaha Kecil Menegah (UKM) mikro yang bergerak di bidang industri jasa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam Usaha Kecil Menegah (UKM) mikro yang bergerak di bidang industri jasa BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Industri logam jalan Mahkamah Medan adalah suatu usaha yang tergolong dalam Usaha Kecil Menegah (UKM) mikro yang bergerak di bidang industri

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Alpha Swara Pratama yang berlokasi di Jl. Peta Selatan No. 77, Kalideres, Jakarta merupakan Perseroan Terbatas yang didirikan

Lebih terperinci

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab. LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab. 1. Plant Manager Plant Manager sebagai pimpinan tertinggi dalam perusahaan mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Tugas Manager bertugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan

Lebih terperinci

Panduan Wawancara dan Daftar Pertanyaan tentang Audit Produksi

Panduan Wawancara dan Daftar Pertanyaan tentang Audit Produksi LAMPIRAN 119 Panduan Wawancara dan Daftar Pertanyaan tentang Audit Produksi di Perusahaan PT Kripton Gama Jaya : 1. Melakukan pengamataan fasilitas fisik yang digunakan untuk proses produksi di Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tri Dharma Wisesa yang beralamatkan di Jl. Pegangsaan Dua blok A1, km 1.6, Kelapa Gading, Jakarta Utara adalah salah satu perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI A. Kebutuhan Tenaga Kerja Salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek adalah analisis kebutuhan tenaga kerja. Proses produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Tugas dan Tanggung Jawab. a. Menetapkan tujuan,visi,dan misi perusahaan. b. Menetapkan kebijakan mutu dan tujuan mutu perusahaan.

Tugas dan Tanggung Jawab. a. Menetapkan tujuan,visi,dan misi perusahaan. b. Menetapkan kebijakan mutu dan tujuan mutu perusahaan. LAMPIRAN Tugas dan Tanggung Jawab 1. Direktur Adapun Tugas dari Direktur a. Menetapkan tujuan,visi,dan misi perusahaan. b. Menetapkan kebijakan mutu dan tujuan mutu perusahaan. c. Merencanakan serta mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengaturan Jam Kerja Berikut adalah kebijakan jam kerja di PT. XX Tabel 4.1 Jam Kerja Reguler Reguler Hari Jam Kerja Istirahat Total Waktu Kerja Senin - Kamis

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools BAB V ANALISA HASIL 5.1 Tahap Analisa Setelah mengetahui dan menemukan banyaknya kerusakan yang ditemukan pada proses produksi, maka anggota team perbaikan yang terdiri dari Industrial Enggineering, Quality

Lebih terperinci

BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian

BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT Maju Teknik Utama Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat (divisi tabung)

Lebih terperinci

1 Apakah letak pabrik mudah. dijangkau? 2 Apakah pabrik dalam keadaan bersih. dan rapi? 3 Apakah suhu ruangan produksi terlalu. panas?

1 Apakah letak pabrik mudah. dijangkau? 2 Apakah pabrik dalam keadaan bersih. dan rapi? 3 Apakah suhu ruangan produksi terlalu. panas? No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan 1 Apakah letak pabrik mudah dijangkau? 2 Apakah pabrik dalam keadaan bersih dan rapi? 3 Apakah suhu ruangan produksi terlalu panas? 4 Apakah penerangan di dalam pabrik

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Sejarah Perusahaan Berdiri dengan nama PT. Indoaluminium Intikarsa Industri atau sering disebut dengan PT. 3I, pada tanggal 17 April 1990 dalam rangka Penanaman Modal Dalam

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan Untuk menekan cacat yang mengakibatkan pemborosan biaya dan waktu di PT Wahana Pancha Nugraha, kesimpulan analisis ialah sebagai berikut: 1. Terdapat cacat-cacat yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN DAN DATA

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN DAN DATA BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN DAN DATA 4.1. Profil Perusahaan PT. Macanan Jaya Cemerlang merupakan perusahaan penerbit dan percetakan yang berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantoro, Klaten Utara. Sejak tahun 1992,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era global dalam dunia industri telah menyebabkan bertambahnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, baik perusahaan yang berskala kecil maupun besar.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penulis melakukan observasi langsung pada PT. BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTR dan melakukan wawancara dengan bagian MR (Management Representative)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pengumpulan informasi tentang waktu yang dibutuhkan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan pengumpulan informasi tentang waktu yang dibutuhkan dalam suatu BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan kerja merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Penjadwalan kerja akan berhasil bila didukung dengan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat pertumbuhan yang kurang menggembirakan, hal ini merupakan dampak dari adanya resesi perekonomian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Buana Indah Kreasi adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi kardus untuk kemasan (karton box) sebagai produk yang dijual. PT. Buana Indah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin, dibutuhkan ketepatan dalam keseluruhan sistem kerjanya, baik ketepatan waktu kerja, pemasangan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya dibidang industri, PT. PAKOAKUINA bergerak dalam bidang industri

Lebih terperinci