LOGIKA MATEMATIKA Talisadika Maifa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LOGIKA MATEMATIKA Talisadika Maifa"

Transkripsi

1 22 BAB II LOGIKA MATEMATIKA Talisadika Maifa A. PENDAHULUAN Pembahasan mengenai logika sudah ada sejak lama bahkan sebelum manusia mengenal istilah logika itu sendiri. Menilik kembali kepada sejarahnya, logika memiliki pertumbuhan dan perkembangannya yang berawal dari jaman Yunani tua, abad pertengahan dan logika dalam dunia modern ( Poespoprodjo, 1999 ). Istilah Logika yang berasal dari kata Yunani Kuno, logos yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa dan yang diartikan juga sebagai suatu pemikiran yang sistematik untuk menarik kesimpulan baru dari informasi-informasi sebelumnya ini pertama kali digunakan oleh tokoh Stoa menurut sebagian kisah sejarah Zeno dari Citium (± ). Namun demikian, akar logika sudah terdapat dalam pikiran dialektis para filsuf mazhab Elea. Perkembangan pun berlanjut pada masa Sokrates ( ) yang dengan metode Sokratesnya mengembangkan metode induktif. Dalam metode inilah dikumpulkan contoh dan peristiwa konkret untuk kemudian dicari cirri umumnya. Oleh Aristoteles metode Sokrates ini dikembangkan menjadi teori ilmu yang dalam karyanya, Aristoteles telah menggarap masalah kategori struktur bahasa, hukum formal konsistensi proposisi, silogisme kategoris, pembuktian ilmiah, pembedaan atribut hakiki dan atribut bukan hakiki sebagai kesatuan pemikiran, bahkan telah menyentuh bentuk-bentuk dasar simbolisme. Pada abad pertengahan yang bermula dri tahun 1141 dimana penggarapan logika hanya berkisar pada karya Aristoteles yang berjudul Kategoriai dan Peri Hermeneias, berlanjut pada perkembangan setelah masa itu dengan munculnya Thomas Aquinas dkk yang mengusahakan sistematisasi dan mengajukan komentarkomentar dalam usaha mengembangkan logika yang telah ada. Inilah menjadi awal

2 23 lahirnya logika modern dengan tokoh-tokohnya seperti: Petrus Hispanus ( ), Roger Bacon ( ), Raymundus Lullus ( ) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian dan William Ocham ( ). Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni selanjutnya diteruskan oleh Thomas Hobbes ( ) dengan karyanya Leviatan dan John Locke ( ) dalam An Essay Concerning Human Understanding. Secara singkat Logika didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari caracara yang meliputi kaidah dan aturan untuk membuat penarikan kesimpulan yang beralasan dengan menggunakan penalaran yang logis. B. LOGIKA 1. Pernyataan (deklaratif/proposisi) Terdapat beberapa bentuk kalimat yang digunakan orang untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu bentuk kalimat adalah kalimat pernyataan (deklaratif/proposisi). Definisi 2.1 Pernyataan adalah kalimat yang benar atau salah, tetapi tidak kedua-duanya. Kalimat interogatif, imperative, dan ekslamatori tidak dianggap sebagai pernyataan. Contoh 2.1. Berikut beberapa contoh pernyataan. a. Ibu kota Sumatera Selatan adalah Palembang b. Himpunan {1,2,3} memiliki 3 buah anggota. c. Semua bilangan genap dapat dibagi 2. d. 5+3=10 e. 4=9 Contoh 2.2. Berikut contoh-contoh kalimat bukan pernyataan. a. Pergilah ke pasar. b. Dimanakah rumah Ibu Ana? c. Tambahkan 5 kepada ruas kanan dan kiri

3 24 d. 109 e. Apakah solusi dari 2x=40? Pernyataan dinyatakan dengan huruf kecil p, q, r, Contoh 2.3. Pernyataan dinyatakan sebagai berikut. p : Semua bilangan genap dapat dibagi 2 r: Jika sebuah bilangan bulat x adalah kelipatan dari 6, maka x adalah bilangan genap. Jika sebuah pernyataan berisikan sebuah variabel misalkan x, maka dinotasikan p(x) untuk menyatakan sesuatu tentang x. Pernyataan r diatas dapat dituliskan r(x): sebuah bilangan bulat x adalah kelipatan dari 6, maka x adalah bilangan genap. Jika mengandung 2 variabel dapat dinotasikan p(x,y) begitu pula untuk 3 variabel atau lebih. Dari pernyataan-pernyataan tunggal dapat dibentuk pernyataan-pernyataan majemuk dengan menggunakan konektor atau operator logika. Operator logika dasar yang digunakan adalah tidak (not), dan (and), dan atau (or). Operator pertama dinamakan operator uner karena hanya membutuhkan satu buah pernyataan, sedangkan dua operator berikut adalah operator biner karena mengoperasikan dua pernyataan. Nilai kebenaran pernyataan majemuk tergantung pada nilai kebenaran pernyataan-pernyataan tunggal yang membentuknya. Selanjutnya, terdapat tabel yang disebut dengan tabel kebenaran. Tabel ini merupakan tabel yang berisi nilai kebenaran pernyataan majemuk berdasarkan semua kombinasi nilai pernyataan yang membentuknya Negasi (Ingkaran) Jika p adalah suatu pernyataan, maka ingkaran dinotasikan dengan ~p (dibaca : negasi p). Apabila pernyataan p bernilai benar, maka ~p bernilai salah begitu pula sebaliknya. Tabel kebenaran dari ingkaran adalah sebagai berikut : p ~p B S

4 25 S B Tabel 2.1: Tabel kebenaran ~p Contoh 2.4. Berikut ini adalah contoh negasi. p : Kupang adalah ibukota provinsi Nusa Tenggara Timur. ~p : Tidak benar Kupang adalah ibukota provinsi Nusa Tenggara Timur Atau Kupang bukan ibukota provinsi Nusa Tenggara Timur Konjungsi Konjungsi merupakan pernyataan majemuk dengan kata hubung dan serta disimbolkan dengan. Dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dalam p q dibaca p dan q. Tabel kebenaran konjungsi disajikan pada tabel berikut. p q p q B B B B S S S B S S S S Tabel 2.2: Tabel kebenaran p q Contoh 2.5. Berikut ini adalah contoh konjungsi p : Pantai Nembrala terletak di pulau Rote. q : Pantai Lasiana terletak di pulau Timor. p q: Pantai Nembrala terletak di pulau Rote dan Pantai Lasiana terletak di pulau Timor Disjungsi Dua pernyataan yang dihubungkan dengan kata atau disebut disjungsi dan ditulis dengan notasi p q. p q p q B B B B S B S B B

5 26 S S S Tabel 2.3: Tabel kebenaran p q Contoh 2.6. Berikut ini adalah contoh disjungsi. p : Hari ini hari Jumat q : Cuaca cerah. p q: Hari ini hari Jumat atau cuaca cerah. Contoh 2.7 Berikut contoh lain dari disjungsi p : > 0 q : < 1 p q: > 0 atau < 1 Perhatikan perbedaan antara kedua disjungsi ini. Pada contoh 2.6, terbuka kemungkinan pernyataan p dan q kedua-duanya bernilai benar, yaitu cuaca cerah pada hari Jumat, sedangkan pada contoh 2.7, p dan q tidak mungkin kedua-duanya benar secara bersama-sama sebab bila > 0 tidak mungkin < 1. Dalam hal ini kharus dipilih salah satu di antara dua. Disjungsi terakhir ini disebut dengan disjungsi eksklusif. Sedangkan disjungsi sebelumnya biasa disebut dengan disjungsi inklusif. Untuk membedakan kedua disjungsi ini hanya digunakan tanda pada operator yang berbeda. Berikut adalah tabel kebenaran untuk disjungsi eksklusif. p q p q B B S B S B S B B S S S Tabel 2.4: Tabel kebenraran p q 2. Pernyataan Bersyarat Implikasi merupakan pernyataan majemuk dengan kata hubung jika..., maka... serta disimbolkan dengan. Dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dalam dibaca jika p, maka q. Pernyataan disebut sebagai implikasi

6 27 atau kondisional atau pernyataan bersyarat. Pernyataan p disebut hipotesis/ antiseden/sebab sedangkan q disebut konsekuen/konklusi/kesimpulan/akibat. Selain dibaca jika p maka q, implikasi dapat juga dibaca sebagai: a) q jika p b) p hanya jika q c) p syarat cukup bagi q d) q syarat perlu bagi p Berikut tabel kebenaran implikasi P q B B B B S S S B B S S B Tabel 2.5: Tabel kebenaran Contoh 2.8. Berikut ini adalah contoh implikasi. p : Alvin lulus SPMB q : Alvin mentraktir teman sekelasnya. : Jika Alvin lulus SPMB maka ia akan mentraktir teman sekelasnya. Pernyataan Jika Alvin lulus SPMB maka ia akan mentraktir teman sekelasnya selalu benar pada saat Alvin tidak lulus SPMB tanpa menghiraukan ia mentraktir ataupun tidak teman sekelasnya. Sama halnya dengan pernyataan Alvin mentraktir teman sekelasnya tetapi ia tidak lulus. Pernyataan ini hanya akan bernilai salah bila Alvin lulus SPMB tapi tidak mentraktir teman sekelasnya. Dalam implikasi tidak selalu perlu adanya hubungan sebab akibat. Perhatikan contoh 2.9. dimana dapat dilihat bahwa pernyataan tetap bernilai benar sekalipun pernyataan q bukanlah akibat dari pernyataan p. Contoh 2.9. Pernyataan implikasi p : 3 3 = 9

7 28 q : = 4 : Jika 3 3 = 9 maka = 4 Pengertian syarat cukup dan syarat perlu dapat dilihat pada contoh berikut ini. Contoh Misalkan p : y adalah ayam q : y adalah hewan berkaki dua Pernyataan ayam berkaki dua dapat dipandang sebagai impikasi Perhatikan bahwa ayam adalah syarat cukup untuk hewan berkaki dua sekalipun tidak penting. Hal ini nampak jelas bahwa untuk hewan yang berkaki dua tidak hanya ayam dan ayam bukanlah syarat yang penting bagi hewan berkaki dua. Sedangkan berkaki dua adalah syarat perlu bagi ayam, namun tidak cukup. Jelas bahwa syarat perlu untuk seekor binatang disebut ayam haruslah berkaki dua namun ini tidak cukup sebab masih banyak lagi ciri atau syarat lain seekor hewan disebut ayam. 3. Invers, Konvers, dan Kontraposisi Dari implikasi dapat dibentuk pernyatan baru yang dapat dinyatakan dalam skema yaitu: konvers invers kontraposisi invers ~ ~ konvers ~ ~ Invers dari implikasi adalah ~ ~, sedangkan konversnya adalah dan kontraposisinya adalah ~ ~.

8 29 Contoh Misalkan p : Bryan rajin belajar q : Bryan mendapatkan nilai yang memuaskan. Maka, : Jika Bryan rajin belajar maka ia mendapatkan nilai yang memuaskan. ~ ~ : Jika Bryan malas belajar maka ia tidak mendapatkan nilai yang memuaskan : Jika Bryan mendapatkan nilai yang memuaskan maka ia rajin belajar ~ ~ : Jika Bryan tidak mendapatkan nilai yang memuaskan maka ia malas belajar. Berikut tabel kebenaran untuk implikasi, invers, konvers, dan kontraposisi. p q ~ ~ ~ ~ ~ ~ B B S S B B B B B S S B S B B S S B B S B S S B S S B B S B B B Tabel 2.6: Implikasi, Invers, Konvers, dan Kontraposisi. Jika diperhatikan maka akan nampak bahwa implikasi memiliki nilai kebenaran yang sama dengan kontraposisinya ~ ~. Begitupun dengan memiliki nilai kebenaran yang sama dengan ~ ~. Pernyataan-pernyataan yang mempunyai nilai kebenaran yang sama disebut dengan pernyataan yang ekivalen. 4. Ekivalensi Logis dan Tautologi Pernyataan-pernyataan yang mempunyai nilai kebenaran yang selalu sama disebut pernyataan yang ekivalen dengan kata lain dua pernyataan yang selalu mempunyai nilai kebenaran yang sama disebut ekivalen secara logis. Notasi yang digunakan. Ekivalensi logis juga dapat dituliskan sebagai implikasi dua arah dengan notasi. Implikasi dua arah, ini dibaca p jika dan hanya jika q atau

9 30 p adalah syarat perlu dan cukup untuk q. Implikasi dua arah ini disebut juga dengan biimplikasi. Tabel kebenaran biimplikasi diberikan pada tabel berikut. p q B B B B S S S B S S S B Tabel 2.7: Tabel kebenaran biimplikasi Contoh Berikut ini adalah contoh biimplikasi. p : Felix lulus Ujian Akhir Nasional q : Felix belajar dengan giat : Felix lulus Ujian Akhir Nasional jika dan hanya jika Felix belajar dengan giat. Tautologi adalah pernyataan yang selalu benar apapun kombinasi nilai kebenaran pernyatan-pernyataan yang ada didalamnya. Sebaliknya pernyatan yang selalu salah disebut kontradiksi dan pernyataan yang bukan tautologi ataupun kontradiksi disebut kontingensi. Contoh Berikut ini adalah contoh tautologi, kontradiksi dan kontingensi. 1. Tautologi ( ) ( p q ) p q p p q ( ) ( p q ) B B B S B B B S S S S B S B B B B B S S B B B B

10 31 2. Kontradiksi ( ) ( ) p q ( ) ( ) ( ) B B B S S S B S S B S S S B S B S S S S S B B S 3. Kontingen p p q p Q p q p p q B B S S S B S S S S S B B S B S S B S B C. NEGASI PERNYATAAN MAJEMUK a. Negasi Konjungsi. ~ ( p ^ q ) ~P v ~q. b. Negasi Disjungsi. ~ ( p v q ) ~ p ^ ~ q c. Negasi Implikasi. ~(p q ) p ^ ~q d. Negasi Biimplikasi. ~(p q ) ~[(~pvq)^(pv~q)]

11 32 D. SIFAT-SIFAT OPERASI PERNYATAAN MAJEMUK Operasi pernyataan memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1. Idempoten.. 2. Komutatif.. 3. Asosiatif. ( ) ( ). ( ) ( ) 4. Distributif. ( ) ( ) ( ). ( ) ( ) ( ) 5. Sifat Negasi. ( ) 6. Sifat Identitas Hukum de Morgan. ( ). ( ) E. PERNYATAAN BERKUANTOR Untuk menyatakan apakah sebuah pernyataan bervariabel benar untuk semua harga variabel atau untuk sebagian harga variabel, kita menggunakan dua macam kuantor, yaitu kuantor universal dan kuantor eksistensial. Misalkan,

12 33 ( ): + 3 < 2 ( ): + 2 = 5 Pernyataan ( ) benar untuk semua harga x yang diberikan, sedangkan pernyataan ( ) benar hanya untuk harga x tertentu, dalam hal ini ( 7) dan salah untuk nilai x yang lainnya. 1. Kuantor universal Kuantor universal digunakan untuk menyatakan bahwa ( ) benar untuk semua harga x dalam himpunan semesta. Kuantor ini dilambangkan dengan yang dibaca untuk semua atau untuk setiap. Jika p(x) adalah suatu kalimat terbuka dan diberi kuantor universal, maka akan menjadi suatu pernyataan berikut : ( x), p(x) Notasi ini dibaca untuk semua x, ( ) benar atau ( ) berlaku untuk semua x. Contoh Berikut ini adalah contoh kuantor universal., + 4 > 3 Dibaca + 4 > 3 berlaku untuk semua bilangan asli., + 4 > 3 adalah suatu pernyataan yang bernilai benar, karena HP={1,2,3,4, }=A. 2. Kuantor eksistensial Kuantor eksistensial digunakan untuk menyatakan bahwa ( ) benar untuk sebagian (minimal satu) harga x dalam himpunan semesta. Dilambangkan dengan yang dibaca ada atau beberapa. Jika p(x) adalah suatu kalimat terbuka dan diberi kuantor eksistensial, maka akan menjadi suatu pernyataan berikut : Contoh Berikut ini adalah contoh kuantor eksistensial ( )( + 4 < 7) ( x), p(x)

13 34 Dibaca "ada bilangana asli sedemikian hingga + 4 < 7 ( )( + 4 < 7) adalah suatu pernyataan yang bernilai benar, karena ( + 4 < 7) = {1,2} F. NEGASI PERNYATAAN BERKUANTOR 1) Negasi pernyataan kuatrol universal ~ ( x), p(x) = ( x), ~ p(x) Ingkaran dari pernyataan untuk semua x di dalam S, berlaku p(x) adalah: a. Tidak benar bahwa semua x di dalam S, berlaku p(x) b. Ada x di dalam S sedemikian sehingga p(x) tidak berlaku c. Beberapa x di dalam S tidak berlaku p(x). Contoh Berikut ini adalah contoh pernyataa berkuantor universal Ingkaran dari pernyataan Semua orang akan meninggal dunia adalah a. Tidak benar bahwa setiap orang akan meninggal dunia b. Ada (paling sedikit satu) orang tidak akan meninggal dunia atau c. Beberapa orang tidak akan meninggal dunia. 2) Negasi pernyataan kuantor eksistensial ~ ( x), p(x)= ( x), ~ p(x) Ingkaran dari pernyataan ada x di dalam S, berlaku p(x) adalah: a. untuk semua x di dalam S, p(x) tidak berlaku b. Tidak ada x di dalam S, p(x) berlaku c. Jika x di dalam S, p(x) tidak berlaku. Contoh Berikut ini adalah contoh pernyataa berkuantor eksistensial Ingkaran dari pernyataan Ada bintang yang memiliki cahaya adalah a. Semua bintang tidak memiliki cahaya b. Tidak ada bintang yang memiliki cahaya atau c. Jika bintang itu ada maka ia tidak memiliki cahaya.

14 35 G. ARGUMENTASI LOGIS Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan disebut premis. Suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya. Sedang argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti dan suatu konklusi. Konklusi ini diturunkan dari premis-premis. Sebuah argumen dikatakan valid apabila konklusi bernilai benar jika setiap premis yang digunakan di dalam argumen juga bernilai benar. Untuk menentukan validitas suatu argumen dapat dikerjakan dengan menggunakan tabel kebenaran. Jika terdapat n premis,,,,. dan konklusinya q, maka argumentasi disebut valid jika q benar bilamana premispremis,,,,. benar dengan menunjukkan bahwa adalah sebuah tautologi. Namun, terkadang dengan menggunakan tabel kebenaran tidaklah praktis. Cara yang lainnya adalah dengan menggunakan bentukbentuk argument yang ada. Bentuk argumen yang paling sederhana dan klasik adalah Modus ponens dan Modus tolens. 1. Modus Ponens i. Premis 1 : p q ii. Premis 2 : p iii. Konklusi : q 2. Modus tolens i. Premis 1 : p q ii. Premis 2 : ~q iii. Konklusi : ~p 3. Tautologi i. Premis 1 : p q ii. Premis 2 : p iii. Konklusi : q

15 36 4. Silogisme i. Premis 1 : p q ii. Premis 2 : q r iii. Konklusi : p r 5. Silogisme Disjungtif i. Premis 1 : p q ii. Premis 2 : ~ q iii. Konklusi : p 6. Penambahan Disjungtif i. Premis 1 : p ii. Konklusi : p q 7. Penyederhanaan Konjungtif i. Premis 1 : p ii. Konklusi : p q 8. Dilema Konstruktif i. Premis 1 : (p q) (r s) ii. Premis 2 : p r iii. Konklusi : q s Dilema konstruktif ini merupakan kombinasi dua argumen modus ponen (periksa argumen modus ponen). 9. Dilema Konstruktif i. Premis 1 : (p q) (r s) ii. Premis 2 : ~ q ~ s iii. Konklusi : ~ p ~ r Dilema destruktif ini merupakan kombinasi dari dua argumen modus tolens (perhatikan argumen modus tolen). Contoh Periksa apakah argumentasi-argumentasi berikut valid. i. (p q) [p (s t)] ii. (p q) r

16 37 iii. s t Berikut ini adalah langkah-langkah pembuktian yang dilakukan : (p q) [p (s t) Premis (p q) r Premis p q 2, Penyederhanaan p (s t) 1, 3, Modus Ponen p 3, Penyederhanaan s t 4, 5, Modus Ponen s 6, Penyederhanaan s t 7, Tambahan Jadi argumen tersebut di atas adalah absah (valid). Contoh Periksa apakah argumentasi-argumentasi berikut valid. Jika pengetahuan logika diperlukan atau pengetahuan aljabar diperlukan, maka semua orang akan belajar matematika. Pengetahuan logika diperlukan dan pengetahuan geometri diperlukan. Karena itu semua mahasiswa akan belajar matematika. Validkah argumentasi di atas? Menerjemahka argumen- argumen di atas ke bentuk simbol-simbol. Misal : l = pengetahuan logika diperlukan, a = pengetahuan aljabar diperlukan, m = Semua orang akan belajar matematika, g = pengetahuan geometri diperlukan. Maka : (l a) m Premis l g Premis l 2, Penyederhanaan l a 3, Tambahan m 1, 4, Modus Ponen Jadi argumen di atas adalah valid.

17 38 H. SOAL-SOAL BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIS DAN BERFIKIR MATEMATIS 1) Kemampuan Pemahaman Matematis Berikut ini adalah contoh soal dan pembahasan yang dikembangkan berdasarkan indikator kemampuan pemahaman matematis antara lain sebagai berikut 1. Menyatakan ulang sebuah konsep Contoh soal: Nyatakan apakah kalimat berikut termasuk pernyataan atau bukan. Berikan alasanmu. a) Setiap bilangan real adalah bilangan bulat genap b) Jika x dan y adalah bilangan real dan 5x = 5y, maka x = y c) cos (x) = -1 d) Berapakah hasil dari 2+3? e) Pergilah ke pasar untuk membeli sayur dan buah. Jawaban : a) Pernyataan. Karena dapat diketahui nilai kebenarannya. b) Pernyataan. Karena dapat diketahui nilai kebenarannya. c) Pernyataan. Karena dapat diketahui nilai kebenarannya. d) Bukan Pernyataan. Karena, kalimat tersebut tidak mengandung nilai kebenarannya. e) Bukan Pernyataan. Karena, kalimat tersebut tidak mengandung nilai kebenarannya. 2. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu. Contoh soal: Kelompokanlah kalimat-kalimat berikut, yang termasuk pernyataan dan bukan pernyataan! a) Inggris lebih kecil daripada Cina b) Saya benci memasak mie c) Apakah kota New Jersey sebelah Timur kota Wisconsin?

18 39 d) Nomor atom dari helium adalah p Jawaban : Pernyataan : a dan d Bukan pernyataan: b dan c 3. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep. Contoh soal: 1) Buatlah masing-masing 1 contoh negasi dari pernyataan majemuk dengan kata hubung konjungsi, disjungsi, dan implikasi. 2) Buatkanlah satu contoh pernyataan majemuk implikasi dan buatkan invers, konvers dan kontraposisinya Alternatif jawaban : 1. a. Konjungsi Pernyataan : Ibu membeli ayam dan ikan Negasi Pernyataan : Ibu tidak membeli ayam atau ikan. b. Disjungsi Pernyataan : Ibu membeli ayam atau ikan Negasi Pernyataan : Ibu tidak membeli ayam dan tidak membeli ikan. c. Implikasi Pernyataan: Jika cuaca cerah maka Ana ke pasar Negasi Pernyataan: Cuaca cerah dan Ani tidak ke pasar 2. Pernyataan majemuk implikasi : Jika langit mendung maka hujan. Konvers: Jika hujan maka langit mendung Invers : Jika langit cerah maka tidak hujan Kontraposisi: Jika tidak hujan maka langit cerah 4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. Contoh soal: Buatlah pernyataan yang equivalen dengan p q Alternatif jawaban: P Q p q

19 40 B B B B B S S S S B B B S S B B 5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep. Contoh soal: Terdapat dua buah premis dibawah ini. Cukupkah hanya dengan mengetahui bahwa nilai kebenaran dari konjungsi premis 1 dan premis 2 adalah BSSS maka argumentasinya dapat dikatakan valid? Premis 1 : Jika saya belajar, maka saya lulus ujian (benar) Premis 2 : Saya belajar (benar) Konklusi : Saya lulus ujian (benar) Alternatif jawaban : Belum cukup. Karena untuk menentukan valid tidaknya suatu argumentasi harus diketahui apakah implikasi dari konjungsi premis 1 dan premis 2 dengan konklusinya haruslah tautology. 6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu Contoh soal: Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan yang diberikan (p q) ( q p) Jawaban: p Q p q p q q p (p q) ( q p) B B S S B B B B S S B S S B S B B S S B B S S B B S B B

20 41 7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah Contoh soal: 1. Tentukan kesimpulan yang sah dari premis-premis berikut a. Jika Tono berbaju putih, maka hari ini Selasa b. Jika Tono berbaju putih dan hari ini Selasa, maka Tono berangkat sekolah c. Jika Tono berbaju putih dan berangkat sekolah, maka ia harus membawa payung d. Jika Tono berbaju putih dan membawa payung, maka hari ini akan panas e. Kenyataannya, Tono tidak membawa payung atau hari ini tidak panas Jawaban : a. p q b. p & q r c. p & r s d. p & s t e. ~s V ~t s ~t t ~s (e, d) : p & s ~s ~p V ~s V ~s ~p V ~s p ~s s ~p (e, d, c) : p & r ~p ~p V ~r V ~p ~p V ~r p ~r r ~p (e, d, c, b) : p & q ~p ~p V ~q V ~p ~p V ~q p ~q q ~p (e, d, c, b, a) : p ~p ~p Jadi, Tono tidak berbaju putih 2. Diketahui m(x,y) = x m y = x mencintai y Tuliskanlah kalimat berkuantor dari kalimat berikut. a. Semua orang mencintai semua orang b. Ada orang yang tidak dicintai semua orang

21 42 c. Ada orang yang tidak mencintai semua orang Alternatif jawaban: a. ( (, )) b. ( (, )) c. ( (, )) 2) Kemampuan Koneksi Matematis Berikut ini adalah contoh soal dan pembahasan yang dikembangkan berdasarkan indikator kemampuan pemahaman konsep antara lain sebagai berikut. 1. Mengenali dan memanfaatkan hubungan-hubungan antara gagasan dalam matematika. Contoh soal : Ubah ke dalam ekspresi logika: Anda mempunyai akses internet hanya jika anda mahasiswa Matematika ITB atau anda bukan mahasiswa TPB Alternatif jawaban: Misal a : Anda punya akses internet m: Anda mhs Matematika ITB f : Anda mhs TPB a (m f) 2. Memahami bagaimana gagasan-gagasan dalam matematika saling berhubungan dan mendasari satu sama lain untuk menghasilkan suatu keutuhan koheren. Contoh soal: Diketahui premis-premis berikut! i. Jika sebuah segitiga siku-siku, maka salah satu sudutnya 90. ii. Jika salah satu sudut segitiga 90, maka berlaku theorema Phytagoras. Ingkaran dari kesimpulan yang sah pada premis-premis diatas adalah. a. Jika sebuah segitiga siku-siku, maka berlaku theorem Phytagoras

22 43 b. Jika sebuah segitiga bukan siku-siku, maka berlaku theorem Phytagoras c. Sebuah segitiga siku-siku atau tidak berlaku theorem Phytagoras d. Sebuah segitiga siku-siku dan tidak berlakutheorema Phytagoras e. Sebuah segitiga siku-siku dan berlaku theorem Phytagoras\ Alternatif jawaban: Kesimpulan yang sah adalah dengan penarikan kesimpulan Silogisme Jika sebuah segitiga siku-siku maka berlaku theorem Phytagoras merupakan pernyataan implikasi. Dengan p: Jika sebuah segitiga siku-siku q: berlaku theorema Phytagoras Ingkaran dari pernyataan implikasi ~(p q ) adalah p ^ ~q maka ingkarannya adalah Segitiga siku-siku dan tidak berlaku theorema Phytagoras 3. Mengenali dan menerapkan matematika dalam konteks-konteks di luar matematika. Contoh soal: Tentukanlah pernyataan atau simbol logika pada rangkaian listrik berikut Alternatif jawaban: Untuk rangkaian seri simbol logika yang digunakan adalah dan, dan untuk rangkaian paralel simbol logika yang digunakan adalah atau. Maka, rangkaian listrik diatas dapat dituliskan sebagai berikut: ( ) (( ) ( ))

23 44 3) Kemampuan Berpikir Reflektif Berikut ini adalah contoh soal dan pembahasan yang dikembangkan berdasarkan indikator kemampuan berpikir reflektif antara lain sebagai berikut. 1. Memilih tindakan yang akan dilakukan atau alternatif penyelesaian. Contoh soal: Pada suatu hari, anda hendak pergi ke kampus dan baru sadar bahwa anda tidak memakai kacamata. Setelah mengingat-ingat, ada beberapa fakta yang anda pastikan kebenarannya a. Jika kacamata ada di meja dapur, maka aku pasti sudah melihatnya ketika sarapan pagi b. Aku membaca koran di ruang tamu atau membacanya di dapur c. Jika aku membaca koran di ruang tamu, maka pastilah kacamata kuletakkan di meja tamu d. Aku tidak melihat kacamataku pada waktu sarapan pagi e. Jika aku membaca buku di ranjang, maka kacamata kuletakkan di meja samping ranjang f. Jika aku membaca koran di dapur, maka kacamataku ada di meja dapur Berdasarkan fakta-fakta tersebut, tentukan di mana letak kacamata tersebut! Jawaban: Simbol-simbol Logika : p : Kacamataku ada di meja dapur. q: Aku melihat kacamataku ketika sarapan pagi r : Aku membaca koran di ruang tamu. s : Aku membaca koran di dapur. t : Kacamata kuletakkan di meja tamu. u : Aku membaca buku di ranjang. w: Kacamata kuletakkan di meja samping ranjang

24 45 Maka fakta-fakta dapat ditulis sbb : (a) p q (d) ~q (b) r v s (c) r t (e) u w (f) s p Inferensi yang dapat dilakukan adalah sbb 1. p q 2. s 3. r 4. r q p p s s r r p s t fakta (a) fakta (d) dengan Modus Tollen fakta (f) kesimpulan dari (1) dengan Modus Tollen fakta (b) kesimpulan dari (2) dengan Silogisme Disjungtif fakta (c) kesimpulan dari (3) t dengan Modus Ponen Kesimpulan kacamata ada di meja tamu 2. Membuat keputusan terhadap sebuah tindakan atau solusi. Contoh soal: Tentukan apakah argumen di bawah ini Valid/Invalid p q ~q p Alternatif jawaban: Untuk menentukan valid atau tidaknya sebuah argument maka harus dibuktikan apakah implikasi dari konjungsi premis 1 dan premis 2 dengan konklusinya adalah sebuah tautologi.

25 46 Tabel kebenaran ((p q) ~q) p P q ~q p q (p q) ~q ((p q) ~q) p B B S B S B B S B B B B S B S B S B S S B S S B Karena nilai kebenarannya semua bernilai benar maka argumentasi tersebut dikatakan valid. I. TES FORMATIF Selesaikan soal-soal di bawah ini dengan menyertakan alasan yang jelas. 1. Untuk proposisi-proposisi berikut: p: 3+4 = 8 q: Satu minggu sama dengan 7 hari Tentukanlah Konjungsi, Disjungsi, Negasi beserta nilai kebenarannya 2. Tentukan negasi pernyataan-pernyataan berikut a. x (x + 1 >2) dalam himpunan X = {1, 2, 3,...} b. n (3 + n > 5) dalam himpunan bilangan asli. c. ( x R) ( 0); R = {bilangan cacah} d. x 0 dalam himpunan bilangan real. e. ( x R) ( > x); R = {bilangan real}. 3. Tentukan apakah Argumen di bawah ini Valid/Invalid p (q r) ~r p q 4. Premis 1 : Semua manusia tidak hidup kekal (Benar) Premis 2 : Chairil Anwar adalah manusia (Benar) Buktikan bahwa Chairil Anwar tidak hidup kekal (premis 3) dengan melakukan pembuktian tidak langsung. 5. Tentukan tabel kebenaran dari ((p ~q) q) p

Matematika Industri I

Matematika Industri I LOGIKA MATEMATIKA TIP FTP - UB Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai kebenaran dari proposisi Tautologi Ekuivalen Kontradiksi Kuantor Validitas pembuktian Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai

Lebih terperinci

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si.

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si. Logika Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si. Logika Matematika Kalimat Terbuka dan Tertutup Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak mengandung nilai kebenaran Contoh: Semoga kamu

Lebih terperinci

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2013/2014 Logika Klasik Matematika Diskret (TKE132107) - Program Studi Teknik

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal tambahan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I LOGIKA MATEMATIKA

BAB I LOGIKA MATEMATIKA BAB I LOGIKA MATEMATIKA A. Ringkasan Materi 1. Pernyataan dan Bukan Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut

Lebih terperinci

KUANTOR. A. Fungsi Pernyataan

KUANTOR. A. Fungsi Pernyataan A. Fungsi Pernyataan KUANTOR Definisi : Suatu fungsi pernyataan adalah suatu kalimat terbuka di dalam semesta pembicaraan (semesta pembicaraan diberikan secara eksplisit atau implisit). Fungsi pernyataan

Lebih terperinci

BAB III DASAR DASAR LOGIKA

BAB III DASAR DASAR LOGIKA BAB III DASAR DASAR LOGIKA 1. Kalimat Deklaratif Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya. Berikut ini adalah beberapa contoh Proposisi : a. 2

Lebih terperinci

Logika Proposisi 1. Definisi 1. (Proposisi) Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya sekaligus.

Logika Proposisi 1. Definisi 1. (Proposisi) Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya sekaligus. Logika Proposisi 1 I. Logika Proposisi Logika adalah bagian dari matematika, tetapi pada saat yang sama juga merupakan bahasa matematika. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ada kepercayaan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat? BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara etimologi, istilah Logika berasal dari bahasa Yunani, yaitu logos yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga ilmu pengetahuan. Dalam arti

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA)

LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA) LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA) Disampaikan Pada MGMP Matematika SMA Provinsi Bengkulu Tahun Ajaran 2007/2008 Oleh: Supama Widyaiswara LPMP Bengkulu DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X

LOGIKA MATEMATIKA. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) LOGIKA MATEMATIKA Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X Created By Ita Yuliana 37 Logika Matematika Kompetensi

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT Penulis : Nelly Indriani Widiastuti S.Si., M.T. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2011 DAFTAR ISI Daftar Isi. 2 Bab 1 LOGIKA

Lebih terperinci

Logika Matematika. Rukmono Budi Utomo March 14, Prodi S3 Matematika FMIPA-ITB

Logika Matematika. Rukmono Budi Utomo March 14, Prodi S3 Matematika FMIPA-ITB Logika Asal-Usul Logika Manfaat Berfikir Secara Logika Pernyataan Dalam Ekuivale Rukmono Budi Utomo 30115301 Prodi S3 Matematika FMIPA-ITB March 14, 2016 Logika Asal-Usul Logika Manfaat Berfikir Secara

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT. Logika

MATEMATIKA DISKRIT. Logika MATEMATIKA DISKRIT Logika SILABUS KULIAH 1. Logika 2. Himpunan 3. Matriks, Relasi dan Fungsi 4. Induksi Matematika 5. Algoritma dan Bilangan Bulat 6. Aljabar Boolean 7. Graf 8. Pohon REFERENSI Rinaldi

Lebih terperinci

LOGIKA. Arum Handini Primandari

LOGIKA. Arum Handini Primandari LOGIKA Arum Handini Primandari LOGIKA MATEMATIKA KALIMAT TERBUKA DAN TERTUTUP Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak mengandung nilai kebenaran Contoh: Apakah kamu tahu pencipta lagu PPAP? Semoga ujian

Lebih terperinci

LOGIKA & PEMBUKTIAN. Anita T. Kurniawati, MSi LOGIKA

LOGIKA & PEMBUKTIAN. Anita T. Kurniawati, MSi LOGIKA LOGIKA & PEMBUKTIAN Anita T. Kurniawati, MSi LOGIKA Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan (statements). 1 Definisi: Kalimat deklaratif

Lebih terperinci

DASAR DASAR LOGIKA. Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya.

DASAR DASAR LOGIKA. Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya. DASAR DASAR LOGIKA 1. Kalimat Deklaratif Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya. Berikut ini adalah beberapa contoh Proposisi : a. 2 + 2 = 4

Lebih terperinci

NAMA LAMBANG KATA PERNYATAAN LOGIKANYA PENGHUBUNG

NAMA LAMBANG KATA PERNYATAAN LOGIKANYA PENGHUBUNG LOGIKA MATEMATIKA A. PERNYATAAN DAN KALIMAT TERBUKA Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya (benar dan salah). 1. Gadis itu cantik. 2. Bersihkan lantai itu. 3. Pernyataan/kalimat

Lebih terperinci

BAB 6 LOGIKA MATEMATIKA

BAB 6 LOGIKA MATEMATIKA A 6 LOGIKA MATEMATIKA A RINGKAAN MATERI 1. Pengertian Logika adalah suatu metode yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran (bentuk pemikiran yang masuk akal). Pernyataan adalah kalimat yang hanya

Lebih terperinci

Logika Matematika. Rukmono Budi Utomo Pengampu: Prof. Dr. Taufiq Hidayat. March 16, 2016

Logika Matematika. Rukmono Budi Utomo Pengampu: Prof. Dr. Taufiq Hidayat. March 16, 2016 Logika Matematika Rukmono Budi Utomo 30115301 Pengampu: Prof. Dr. Taufiq Hidayat March 16, 2016 1 Logika Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1 2. ALJABAR LOGIKA 2.1 Pernyataan / Proposisi Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai kebenaran (benar atau salah), tetapi tidak keduanya. Contoh 1 : P = Tadi malam BBM mulai naik (memiliki

Lebih terperinci

PENARIKAN KESIMPULAN/ INFERENSI

PENARIKAN KESIMPULAN/ INFERENSI PENARIKAN KESIMPULAN/ INFERENSI Proses penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi disebut inferensi (inference). Argumen Valid/Invalid Kaidah-kaidah Inferensi Modus Ponens Modus Tollens Silogisme Hipotesis

Lebih terperinci

PENGERTIAN. Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. Nama lain proposisi: kalimat terbuka.

PENGERTIAN. Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. Nama lain proposisi: kalimat terbuka. BAB 2 LOGIKA PENGERTIAN Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Proposisi Kalimat deklaratif yang

Lebih terperinci

Pertemuan 2. Proposisi Bersyarat

Pertemuan 2. Proposisi Bersyarat Pertemuan 2 Proposisi ersyarat Proposisi ersyarat Definisi 4 Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk jika p, maka q disebut proposisi bersyarat (implikasi dan dilambangkan dengan p q Proposisi

Lebih terperinci

LOGIKA Matematika Industri I

LOGIKA Matematika Industri I LOGIKA TIP FTP UB Pokok Bahasan Pengertian Logika Pernyataan Matematika Nilai Kebenaran Operasi Uner Operasi Biner Tabel kebenaran Pernyataan Tautologi, Kontradiksi dan Kontingen Pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

4. LOGIKA MATEMATIKA

4. LOGIKA MATEMATIKA 4. LOGIKA MATEMATIKA A. Negasi (Ingkaran) Negasi adalah pengingkaran terhadap nilai kebenaran suatu pernyataan. ~ p : tidak p p ~ p B S S B B. Operator Logika 1) Konjungsi adalah penggabungan dua pernyataan

Lebih terperinci

BAB IV LOGIKA A. Pernyataan B. Operasi uner

BAB IV LOGIKA A. Pernyataan B. Operasi uner BAB IV LOGIKA A. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat matematika tertutup yang benar atau yang salah, tetapi tidak kedua-duanya pada saat yang bersamaan. Pernyataan biasa dilambangkan dengan p, q, r,...

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Tabel kebenarannya sbb : p ~ p B S S B

LOGIKA MATEMATIKA. Tabel kebenarannya sbb : p ~ p B S S B LOGIKA MATEMATIKA A. Pernyataan, kalimat terbuka, dan ingkaran pernyataan. 1. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang mengandung nilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus kedua-duanya. a. Hasil kali

Lebih terperinci

6. LOGIKA MATEMATIKA

6. LOGIKA MATEMATIKA 6. LOGIKA MATEMATIKA A. Negasi (Ingkaran) Negasi adalah pengingkaran terhadap nilai kebenaran suatu pernyataan. ~ p : tidak p p ~ p B S S B B. Operator Logika 1) Konjungsi adalah penggabungan dua pernyataan

Lebih terperinci

LOGIKA. Logika Nilai kebenaran pernyataan majemuk Ingkaran suatu pernyataan Penarikan kesimpulan. A. Pernyataan, Kalimat Terbuka, Ingkaran.

LOGIKA. Logika Nilai kebenaran pernyataan majemuk Ingkaran suatu pernyataan Penarikan kesimpulan. A. Pernyataan, Kalimat Terbuka, Ingkaran. LOGIKA Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkarannya, menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk, serta mampu menggunakan prinsip logika matematika dalam pemecahan

Lebih terperinci

Modul Matematika X Semester 2 Logika Matematika

Modul Matematika X Semester 2 Logika Matematika Modul Matematika X Semester 2 Logika Matematika Oleh : Markus Yuniarto, S.Si Tahun Pelajaran 2014 2015 SMA Santa Angela Jl. Merdeka No. 24 Bandung LOGIKA MATEMATIKA A. Standar Kompetensi : Menggunakan

Lebih terperinci

Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA. Clara Ika Sari Budhayanti. Pendahuluan. Selamat belajar, semoga Anda sukses.

Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA. Clara Ika Sari Budhayanti. Pendahuluan. Selamat belajar, semoga Anda sukses. Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA Clara Ika Sari Budhayanti Pendahuluan D alam menyelesaikan permasalahan matematika, penalaran matematis sangat diperlukan baik di bidang aritmatika, aljabar, geometri dan pengukuran,

Lebih terperinci

Materi 4: Logika. I Nyoman Kusuma Wardana. STMIK STIKOM Bali

Materi 4: Logika. I Nyoman Kusuma Wardana. STMIK STIKOM Bali Materi 4: Logika I Nyoman Kusuma Wardana STMIK STIKOM Bali Logika merupakan dasar dr semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan-pernyataan (statements). Dalam Logika

Lebih terperinci

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012 Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah September 26, 2012 Cara menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu dengan membagi beberapa bagian (kolom). Nilai kebenarannya

Lebih terperinci

Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah.

Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah. LOGIKA MATEMATIKA 1. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Pernyataan dilambangkan dengan huruf kecil, misalnya p, q, r dan seterusnya.

Lebih terperinci

BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA

BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA 1 BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA DI SUSUN OLEH : DRS. ABD. SALAM,MM KELAS X BM & PAR SMK NEGERI 1 SURABAYA LOGIKA MATEMATIKA Standar Kompetensi : Menerapkan logika matematika dalam pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

Modul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI.

Modul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI. Modul ke: 5 Logika Matematika Proposisi & Kuantor Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO Program Studi SISTEM INFORMASI http://www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Kalkulus Proposisi Konjungsi Disjungsi

Lebih terperinci

Jadi penting itu baik, tapi jadi baik jauh lebih penting

Jadi penting itu baik, tapi jadi baik jauh lebih penting LOGIKA MATEMATIKA Logika Matematika - Pernyataan, Nilai Kebenaran, dan Kalimat Terbuka - Pernyataan Majemuk - Konvers, Invers, dan Kontraposisi - Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensial - Ingkaran dari

Lebih terperinci

LOGIKA SIMBOLIK. Bagian II. September 2005 Pengantar Dasar Matematika 1

LOGIKA SIMBOLIK. Bagian II. September 2005 Pengantar Dasar Matematika 1 LOGIKA IMOLIK agian II eptember 2005 Pengantar Dasar Matematika 1 LOGIKA Realitas Kalimat/ Pernyataan Logis LOGIKA eptember 2005 Pengantar Dasar Matematika 2 Apakah logika itu? Logika: Ilmu untuk berpikir

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014

LOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014 LOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014 A. PERNYATAAN MAJEMUK Jenis-jenis pernyataan majemuk: 1. Konjungsi (^ = dan ) A: Hari ini Jowoki kampanye B: Hari ini Jowoki Umroh Konjungsi (A ^ B): Hari ini Jowoki kampanye

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian)

MATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian) MATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian) Antonius Cahya Prihandoko Universitas Jember Indonesia Jember, 2015 Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Validitas Pembuktian Jember, 2015 1 / 22 Outline 1 Premis

Lebih terperinci

Logika Matematika BAGUS PRIAMBODO. Silogisme Silogisme Hipotesis Penambahan Disjungsi Penyederhanaan Konjungsi. Modul ke: Fakultas FASILKOM

Logika Matematika BAGUS PRIAMBODO. Silogisme Silogisme Hipotesis Penambahan Disjungsi Penyederhanaan Konjungsi. Modul ke: Fakultas FASILKOM Modul ke: 7 Fakultas FASILKOM Logika Matematika Silogisme Silogisme Hipotesis Penambahan Disjungsi Penyederhanaan Konjungsi BAGUS PRIAMBODO Program Studi SISTEM INFORMASI http://www.mercubuana.ac.id Kemampuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. d. 6 + a > -4 e. 7 adalah faktor dari 63. c. 4 x 6 2. Tentukan variabel dan himpunan penyelesaian dari: a.

LOGIKA MATEMATIKA. d. 6 + a > -4 e. 7 adalah faktor dari 63. c. 4 x 6 2. Tentukan variabel dan himpunan penyelesaian dari: a. LOGIKA MATEMATIKA A. Definisi 1). Pernyataan Pernyataan adalah suatu kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Air laut rasanya asin, adalah bilangan prima, urabaya

Lebih terperinci

I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA

I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA 1 I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA A. Pernyataan. Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus keduanya. Benar atau salahnya suatu pernyataan dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements).

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Logika (logic) 1 Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Pendahuluan Untuk menemukan suatu gagasan baru dari informasi dan gagasan yang telah ada, diperlukan proses berpikir. Proses ini dikenal

Lebih terperinci

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Program Studi Semester Dosen Pengampu : Matematika Diskrit : MAT-3615/ 3 sks : Pendidikan Matematika : VI (Enam) : Nego Linuhung, M.Pd /Nurain Suryadinata, M.Pd Referensi

Lebih terperinci

- Mahasiswa memahami dan mampu membuat kalimat, mengevaluasi kalimat dan menentukan validitas suatu kalimat

- Mahasiswa memahami dan mampu membuat kalimat, mengevaluasi kalimat dan menentukan validitas suatu kalimat LOGIKA Tujuan umum : - Mahasiswa memahami dan mampu membuat kalimat, mengevaluasi kalimat dan menentukan validitas suatu kalimat Tujuan Khusus: - mahasiswa diharapkan dapat : 1. memahami pengertian proposisi,

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Modul Matematika By : Syaiful Hamzah Nasution

LOGIKA MATEMATIKA. Modul Matematika By : Syaiful Hamzah Nasution LOGIKA MATEMATIKA Logika matematika mempunyai peranan mendasar dalam perkembangan teknologi computer. Karena logika digunakan dalam berbagai aspek di bidang computer seperti pemrograman, ersitektur computer,

Lebih terperinci

PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321. SEMESTER : GANJIL (5) DOSEN : MAULANA, S.Pd., M.Pd.

PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321. SEMESTER : GANJIL (5) DOSEN : MAULANA, S.Pd., M.Pd. Doc Logika Matematika PGSD Maulana 1 PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321 BOBOT SKS : 2 (DUA) TAHUN AKADEMIK : 2007/2008 PROGRAM : PGSD S-1 KELAS SEMESTER : GANJIL

Lebih terperinci

Logika Matematika. Cece Kustiawan, FPMIPA, UPI

Logika Matematika. Cece Kustiawan, FPMIPA, UPI Logika Matematika 1. Pengertian Logika 2. Pernyataan Matematika 3. Nilai Kebenaran 4. Operasi Uner 5. Operasi Biner 6. Tabel kebenaran Pernyataan 7. Tautologi, Kontradiksi dan Kontingen 8. Pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : X / 2 Pertemuan ke : 1,2 Alokasi Waktu : 5 x 45 menit Standar Kompetensi : Menerapkan logika matematika dalam pemecahan

Lebih terperinci

RUMUS LOGIKA MATEMATIKA DAN TABEL KEBENARAN

RUMUS LOGIKA MATEMATIKA DAN TABEL KEBENARAN RUMUS LOGIKA MATEMATIKA DAN TABEL KEBENARAN Updated by Admin of Bahan Belajar Logika matematika merupakan salah satu materi pelajaran matematika dan cabang logika yang mengandung kajian matematis logika.

Lebih terperinci

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA Wahyudi Pendahuluan D alam menyelesaikan permasalahan matematika, penalaran matematis sangat diperlukan. Penalaran matematika menjadi pedoman atau tuntunan sah atau tidaknya

Lebih terperinci

Struktur Diskrit. Catatan kuliah Struktur Diskrit Program Ilmu Komputer. disusun oleh Yusuf Hartono Fitri Maya Puspita

Struktur Diskrit. Catatan kuliah Struktur Diskrit Program Ilmu Komputer. disusun oleh Yusuf Hartono Fitri Maya Puspita Struktur Diskrit Catatan kuliah Struktur Diskrit Program Ilmu Komputer disusun oleh Yusuf Hartono Fitri Maya Puspita UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2006 Kata Pengantar Buku ini adalah versi pertama dari catatan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks

KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks Agenda 2 Pengantar Logika Kalimat pernyataan (deklaratif) Jenis-jenis pernyataan Nilai kebenaran Variabel dan konstanta Kalimat

Lebih terperinci

kusnawi.s.kom, M.Eng version

kusnawi.s.kom, M.Eng version Propositional Logic 3 kusnawi.s.kom, M.Eng version 1.0.0.2009 Adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh kalimat logika. Ada 3 sifat logika yaitu : - Valid(Tautologi) - Kontradiksi - Satisfiable(Contingent).

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 F T T F T F T F

PERTEMUAN KE 3 F T T F T F T F PEREMUAN KE 3 E. DISJUNGSI EKSLUSI (Exclusive OR) Misalkan p dan q adalah proposisi. Exclusive or p dan q, dinyatakan dengan notasi, adalah proposisi yang bernilai benar bila hanya salah satu dari p dan

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. MATEMATiKA DISKRET S1-SISTEM INFORMATIKA STMIK AMIKOM. proposisi conjungsi tautologi inferensi

LOGIKA MATEMATIKA. MATEMATiKA DISKRET S1-SISTEM INFORMATIKA STMIK AMIKOM. proposisi conjungsi tautologi inferensi LOGIKA MATEMATIKA MATEMATiKA DISKRET S1-SISTEM INFORMATIKA STMIK AMIKOM Definisi Proposisi adalah suatu kalimat yang bernilai benar atau salah dan tidak keduanya Proposisi Kalimat Deklaratif Proposisi

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA Logika Perhatikan argumen di bawah ini: Jika anda mahasiswa Informatika maka anda tidak sulit belajar Bahasa Java. Jika anda tidak suka begadang maka anda bukan mahasiswa Informatika.

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Materi SMA/SMK/MA. kelas X

LOGIKA MATEMATIKA. Materi SMA/SMK/MA. kelas X LOGIKA MATEMATIKA Materi SMA/SMK/MA kelas X Orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna, melainkan orang yang dapat mempergunakan sebaiknya-baiknya dari bagian otaknya yang kurang

Lebih terperinci

Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MATEMATIKA Logika Matematika Teori Himpunan Teori fungsi

Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MATEMATIKA Logika Matematika Teori Himpunan Teori fungsi Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MAEMAIKA Logika Matematika eori Himpunan eori fungsi Dosen : Dr. Julan HERNADI PUSAKA : Kenneth H Rossen, Discrete mathematics and its applications, fifth edition.

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit DASAR-DASAR LOGIKA Pertemuan 2 Matematika Diskrit 25-2-2013 Materi Pembelajaran 1. Kalimat Deklaratif 2. Penghubung kalimat 3. Tautologi dan Kontradiksi 4. Konvers, Invers, dan Kontraposisi 5. Inferensi

Lebih terperinci

Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa p q = q p.

Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa p q = q p. PEMAHAAN 1. Pengertian Kata LOGIKA mengacu pada suatu metode atau cara yang sistematis dalam berpikir (reasoning), dan terdapat dua sistem khusus yaitu : suatu metode dasar yang disebut dengan Kalkulus

Lebih terperinci

MAKALAH RANGKUMAN MATERI LOGIKA MATEMATIKA : NURHIDAYAT NIM : DBC

MAKALAH RANGKUMAN MATERI LOGIKA MATEMATIKA : NURHIDAYAT NIM : DBC MAKALAH RANGKUMAN MATERI LOGIKA MATEMATIKA Nama : NURHIDAYAT NIM : DC 113 055 JURUAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTA TEKNIK UNIVERITA PALANGKA RAYA 2013 A I PENGERTIAN Logika adalah dasar dan alat berpikir

Lebih terperinci

LOGIKA DAN PEMBUKTIAN

LOGIKA DAN PEMBUKTIAN BAB I LOGIKA DAN PEMBUKTIAN A. PENGANTAR Prinsip dari logika matematika memiliki korelasi dengan pembuktian kebenaran yang dilakukan menggunakan tabel kebenaran ataupun tanpa menggunakan tabel kebenaran

Lebih terperinci

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi 1.3 Pembuktian 1.3.1 Tautologi dan Kontradiksi Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi yang membentuknya disebut toutologi, sedangkan proposisi yang selalu bernilai salah

Lebih terperinci

Logika Matematika. ILFA STEPHANE, M.Si. September Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

Logika Matematika. ILFA STEPHANE, M.Si. September Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang ILFA STEPHANE, M.Si September 2012 Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang Definisi 1 Logika adalah usaha dalam memutuskan ya atau tidaknya (whether or not) suatu keputusan yang sah. Oleh karena

Lebih terperinci

5. 1 Mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka)

5. 1 Mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka) Sumber: Art and Gallery Standar Kompetensi 5. Menerapkan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor Kompetensi Dasar 5. 1 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB 4 PROPOSISI. 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran

BAB 4 PROPOSISI. 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran BAB 4 PROPOSISI 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran Ilmu logika adalah berhubungan dengan kalimat-kalimat (argumen-argumen) dan hubungan yang ada diantara kalimat-kalimat tersebut. Tujuannya adalah memberikan

Lebih terperinci

INGKARAN DARI PERNYATAAN

INGKARAN DARI PERNYATAAN HAND-OUT Student Name : Subject : Matematika Wajib Grade/Class : / Toic : Logika Matematika Date : Teacher(s) : Mr. Daniel Kristanto Semester : 2 Parent s Signature : LOGIKA MATEMATIKA Kalimat logika matematika

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Pernyataan

LOGIKA MATEMATIKA. Pernyataan LOGIKA MATEMATIKA 1 PERNYATAAN DAN UKAN PERNYATAAN A Pengertian logika Matematika Logika adalah ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar. Logika matematika (logika simbolik) adalah ilmu tentang penyimpulan

Lebih terperinci

Logika Proposisi. Adri Priadana ilkomadri.com

Logika Proposisi. Adri Priadana ilkomadri.com Logika Proposisi Adri Priadana ilkomadri.com Matematika Diskrit Apa? Cabang matematika yg mempelajari tentang obyek diskrit. Apa yang dimaksud dengan kata diskrit (discrete)? Objek disebut diskrit jika:

Lebih terperinci

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibicarakan rumus-rumus tautologi dan prinsip-prinsip pembuktian yang tidak saja digunakan di bidang matematika, tetapi

Lebih terperinci

kusnawi.s.kom, M.Eng version

kusnawi.s.kom, M.Eng version Propositional Logic 3 kusnawi.s.kom, M.Eng version 1.1.0.2009 Properties of Sentences Adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh kalimat logika. Ada 3 sifat logika yaitu : - Valid(Tautologi) - Kontradiksi -

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR (Ekivalensi dan Kuantifikasi)

MATEMATIKA DASAR (Ekivalensi dan Kuantifikasi) MATEMATIKA DASAR (Ekivalensi dan Kuantifikasi) Antonius Cahya Prihandoko Universitas Jember Indonesia Jember, 2015 Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, 2015 1 / 20

Lebih terperinci

Silogisme Hipotesis Ekspresi Jika A maka B. Jika B maka C. Diperoleh, jika A maka C

Silogisme Hipotesis Ekspresi Jika A maka B. Jika B maka C. Diperoleh, jika A maka C MSH1B3 Logika Matematika Dosen: Aniq A Rohmawati, M.Si Kalkulus Proposisi [Definisi] Metode yang digunakan untuk meninjau nilai kebenaran suatu proposisi atau kalimat Jika Anda belajar di Tel-U maka Anda

Lebih terperinci

Bab 1 LOGIKA MATEMATIKA

Bab 1 LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA MATEMATIKA ab 1 Dalam setiap melakukan kegiatan sering kita dituntut untuk menggunakan akal dan pikiran. Akal dan pikiran yang dibutuhkan harus mempunyai pola pikir yang tepat, akurat, rasional,

Lebih terperinci

EKSKLUSIF OR (XOR) DEFINISI

EKSKLUSIF OR (XOR) DEFINISI Logika Matematik EKSKLUSIF OR (XOR) DEFINISI : Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi salah satu p atau q ditulis p q adalah proposisi yang bernilai benar jika tepat satu diantara p atau q BENAR,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN MATEMATIKA DISKRIT 1. 1 APAKAH MATEMATIKA DISKRIT ITU?

BAB 1 PENDAHULUAN MATEMATIKA DISKRIT 1. 1 APAKAH MATEMATIKA DISKRIT ITU? BAB PENDAHULUAN. APAKAH MATEMATIKA DISKRIT ITU? Matematika diskrit adalah salah satu cabang dari matematika yang mengkaji objek-objek diskrit. Benda disebut diskrit jika terdiri dari sejumlah berhingga

Lebih terperinci

PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF

PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF Unit 6 PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF Wahyudi Pendahuluan U nit ini membahas tentang penalaran induktif dan deduktif yang berisi penarikan kesimpulan dan penalaran indukti deduktif. Dalam penalaran induktif

Lebih terperinci

Pengantar Logika. Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat UIGM

Pengantar Logika. Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat UIGM Pengantar Logika Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat UIGM 1 BAB I PENGANTAR LOGIKA Konsep Logika Apakah logika itu? Seringkali Logika didefinisikan sebagai ilmu untuk berfikir dan menalar dengan benar

Lebih terperinci

Konvers, Invers dan Kontraposisi

Konvers, Invers dan Kontraposisi MODUL 5 Konvers, Invers dan Kontraposisi Represented by : Firmansyah,.Kom A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMELAJARAN 1. Tema Konvers, Invers dan Kontraposisi 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok 1. Konvers, invers

Lebih terperinci

Logika & Himpunan 2013 LOGIKA MATEMATIKA. Oleh NUR INSANI, M.SC. Disadur dari BUDIHARTI, S.Si.

Logika & Himpunan 2013 LOGIKA MATEMATIKA. Oleh NUR INSANI, M.SC. Disadur dari BUDIHARTI, S.Si. LOGIKA MATEMATIKA Oleh NUR INSANI, M.SC Disadur dari BUDIHARTI, S.Si. Logika adalah ilmu yang mempelajari secara sistematis kaidah-kaidah penalaran yang absah/valid. Ada dua macam penalaran, yaitu: penalaran

Lebih terperinci

PROPOSISI MAJEMUK. dadang mulyana

PROPOSISI MAJEMUK. dadang mulyana PROPOSISI MAJEMUK Perangkai logika digunakan untuk mengkombinasikan proposisi-proposisi atomik jadi proposisi majemuk Jangan ada ambiguitas (slah tafsir) Harus ada tanda kurung yang tepat Proposisi-proposisi

Lebih terperinci

Logika. Modul 1 PENDAHULUAN

Logika. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Logika Drs. Sukirman, M.Pd. L PENDAHULUAN ogika merupakan salah satu bidang ilmu yang mengkaji prinsip-prinsip penalaran yang benar dan penarikan kesimpulan yang absah, baik yang bersifat deduktif

Lebih terperinci

Argumen premis konklusi jika dan hanya jika Tautolog

Argumen premis konklusi jika dan hanya jika Tautolog INFERENSI LOGIKA Argumen adalah suatu pernyataan tegas yang diberikan oleh sekumpulan proposisi P 1, P 2,...,P n yang disebut premis (hipotesa/asumsi) dan menghasilkan proposisi Q yang lain yang disebut

Lebih terperinci

Logika Matematika. Bab 1

Logika Matematika. Bab 1 Bab 1 Sumber: pkss.co.id Pada bab ini, Anda akan diajak untuk memecahkan masalah yang ber - hubungan dengan konsep, di antaranya mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka), mendeskripsikan

Lebih terperinci

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan (statements).

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan (statements). Logika Matematik 1 Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan (statements). Proposisi Pernyataan atau kalimat deklaratif yang bernilai

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA SOAL DAN PENYELESAIAN Logika, Himpunan, Relasi, Fungsi JONG JEK SIANG Kita menjalani hidup dari apa yang kita dapatkan Tetapi kita menikmati hidup dari apa yang kita berikan Jong Jek

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 TABEL KEBENARAN DADANG MULYANA. TABEL KEBENARAN (TB) digunakan untuk menyajikan hubungan antara nilai kebenaran sejumlah proposisi.

PERTEMUAN 2 TABEL KEBENARAN DADANG MULYANA. TABEL KEBENARAN (TB) digunakan untuk menyajikan hubungan antara nilai kebenaran sejumlah proposisi. PEREMUAN 2 ABEL KEBENARAN DADANG MULYANA ABEL KEBENARAN (B) digunakan untuk menyajikan hubungan antara nilai kebenaran sejumlah proposisi. ABEL 1 : B untuk proposisi dan negasinya p p MASALAH LOGIKA 1

Lebih terperinci

Materi-3 PROPOSITION LOGIC. Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences

Materi-3 PROPOSITION LOGIC. Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences Materi-3 PROPOSITION LOGIC Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences 1 Properties of Sentences Adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh kalimat logika Ada 3 sifat, yaitu: 1. Valid 2.

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS X ( 1 ) SEMESTER I

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS X ( 1 ) SEMESTER I KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS X ( 1 ) SEMESTER I KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN: MATEMATIKA Sekolah : SMA/MA... Kelas : X Semester : I (SATU) KKM

Lebih terperinci

PROPOSISI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1

PROPOSISI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1 PROPOSISI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1 Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan (statements). Proposisi Pernyataan atau kalimat

Lebih terperinci

Matematika Diskrit LOGIKA

Matematika Diskrit LOGIKA Matematika Diskrit LOGIKA 1 Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan (statements). Proposisi Pernyataan atau kalimat deklaratif

Lebih terperinci

LOGIKA (LOGIC) Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataanpernyataan

LOGIKA (LOGIC) Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataanpernyataan LOGIKA (LOGIC) Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataanpernyataan (statements). Proposisi kalimat deklaratif yang bernilai benar (true)

Lebih terperinci

Logika Matematika BAGUS PRIAMBODO. Tautologi dan Kontradiksi Argumen 1/Penarikan kesimpulan yang valid: modus ponen, modus tolen.

Logika Matematika BAGUS PRIAMBODO. Tautologi dan Kontradiksi Argumen 1/Penarikan kesimpulan yang valid: modus ponen, modus tolen. Modul ke: 6 Logika Matematika Tautologi dan Kontradiksi Argumen 1/Penarikan kesimpulan yang valid: modus ponen, modus tolen Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO Program Studi SISTEM INFORMASI http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements).

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Logika (logic) 1 Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA. Ruang Lingkup Logika. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat

DASAR-DASAR LOGIKA. Ruang Lingkup Logika. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat Modul ke: 01 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI DASAR-DASAR LOGIKA Ruang Lingkup Logika Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Dasar-dasar Logika Ruang Lingkup Logika 1. Pengantar 2. Pengertian Logika

Lebih terperinci