MATEMATIKA DASAR (Ekivalensi dan Kuantifikasi)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATEMATIKA DASAR (Ekivalensi dan Kuantifikasi)"

Transkripsi

1 MATEMATIKA DASAR (Ekivalensi dan Kuantifikasi) Antonius Cahya Prihandoko Universitas Jember Indonesia Jember, 2015 Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

2 Outline 1 Ekivalensi 2 Tautologi dan Kontradiksi 3 Kuantifikasi Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

3 Outline 1 Ekivalensi 2 Tautologi dan Kontradiksi 3 Kuantifikasi Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

4 Outline 1 Ekivalensi 2 Tautologi dan Kontradiksi 3 Kuantifikasi Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

5 Ekivalensi Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

6 Ekivalensi Definisi Proposisi p dan q dikatakan ekivalen jika p memiliki nilai kebenaran yang sama dengan nilai kebenaran q In other words p ekivalen dengan q bila p q bernilai benar Catatan Dua proposisi yang ekivalen dikatakan sebagai dua proposisi yang berekivalensi logis Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

7 Ekivalensi Definisi Proposisi p dan q dikatakan ekivalen jika p memiliki nilai kebenaran yang sama dengan nilai kebenaran q In other words p ekivalen dengan q bila p q bernilai benar Catatan Dua proposisi yang ekivalen dikatakan sebagai dua proposisi yang berekivalensi logis Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

8 Ekivalensi Definisi Proposisi p dan q dikatakan ekivalen jika p memiliki nilai kebenaran yang sama dengan nilai kebenaran q In other words p ekivalen dengan q bila p q bernilai benar Catatan Dua proposisi yang ekivalen dikatakan sebagai dua proposisi yang berekivalensi logis Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

9 Ekivalensi Contoh suatu kondisional ekivalen dengan kontrapositifnya, atau secara notasi dituliskan: (p q) ( q p); sedangkan kondisional, (p q), tidak ekivalen dengan konversnya, (q p). Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

10 Ekivalensi Contoh suatu kondisional ekivalen dengan kontrapositifnya, atau secara notasi dituliskan: (p q) ( q p); sedangkan kondisional, (p q), tidak ekivalen dengan konversnya, (q p). Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

11 Ekivalensi Contoh suatu kondisional ekivalen dengan kontrapositifnya, atau secara notasi dituliskan: (p q) ( q p); sedangkan kondisional, (p q), tidak ekivalen dengan konversnya, (q p). Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

12 Ekivalensi Hukum De Morgan Sehubungan dengan proposisi-proposisi yang saling ekivalen, maka dengan mempergunakan tabel kebenaran dapat ditunjukkan bahwa: 1 (p q) ekivalen dengan ( p) ( q); 2 (p q) ekivalen dengan ( p) ( q). Ekivalensi tersebut akan memudahkan untuk menentukan negasi dari suatu konjungsi maupun disjungsi. Contoh Negasi dari harga BBM naik atau subsidi dikurangi adalah harga BBM tidak naik dan subsidi tidak dikurangi ; Negasi dari gajinya dinaikkan dan rumahnya diperbaiki adalah gajinya tidak dinaikkan atau rumahnya tidak diperbaiki Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

13 Ekivalensi Hukum De Morgan Sehubungan dengan proposisi-proposisi yang saling ekivalen, maka dengan mempergunakan tabel kebenaran dapat ditunjukkan bahwa: 1 (p q) ekivalen dengan ( p) ( q); 2 (p q) ekivalen dengan ( p) ( q). Ekivalensi tersebut akan memudahkan untuk menentukan negasi dari suatu konjungsi maupun disjungsi. Contoh Negasi dari harga BBM naik atau subsidi dikurangi adalah harga BBM tidak naik dan subsidi tidak dikurangi ; Negasi dari gajinya dinaikkan dan rumahnya diperbaiki adalah gajinya tidak dinaikkan atau rumahnya tidak diperbaiki Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

14 Ekivalensi Hukum De Morgan Sehubungan dengan proposisi-proposisi yang saling ekivalen, maka dengan mempergunakan tabel kebenaran dapat ditunjukkan bahwa: 1 (p q) ekivalen dengan ( p) ( q); 2 (p q) ekivalen dengan ( p) ( q). Ekivalensi tersebut akan memudahkan untuk menentukan negasi dari suatu konjungsi maupun disjungsi. Contoh Negasi dari harga BBM naik atau subsidi dikurangi adalah harga BBM tidak naik dan subsidi tidak dikurangi ; Negasi dari gajinya dinaikkan dan rumahnya diperbaiki adalah gajinya tidak dinaikkan atau rumahnya tidak diperbaiki Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

15 Ekivalensi Hukum De Morgan Sehubungan dengan proposisi-proposisi yang saling ekivalen, maka dengan mempergunakan tabel kebenaran dapat ditunjukkan bahwa: 1 (p q) ekivalen dengan ( p) ( q); 2 (p q) ekivalen dengan ( p) ( q). Ekivalensi tersebut akan memudahkan untuk menentukan negasi dari suatu konjungsi maupun disjungsi. Contoh Negasi dari harga BBM naik atau subsidi dikurangi adalah harga BBM tidak naik dan subsidi tidak dikurangi ; Negasi dari gajinya dinaikkan dan rumahnya diperbaiki adalah gajinya tidak dinaikkan atau rumahnya tidak diperbaiki Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

16 Ekivalensi Hukum De Morgan Sehubungan dengan proposisi-proposisi yang saling ekivalen, maka dengan mempergunakan tabel kebenaran dapat ditunjukkan bahwa: 1 (p q) ekivalen dengan ( p) ( q); 2 (p q) ekivalen dengan ( p) ( q). Ekivalensi tersebut akan memudahkan untuk menentukan negasi dari suatu konjungsi maupun disjungsi. Contoh Negasi dari harga BBM naik atau subsidi dikurangi adalah harga BBM tidak naik dan subsidi tidak dikurangi ; Negasi dari gajinya dinaikkan dan rumahnya diperbaiki adalah gajinya tidak dinaikkan atau rumahnya tidak diperbaiki Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

17 Ekivalensi Hukum De Morgan Sehubungan dengan proposisi-proposisi yang saling ekivalen, maka dengan mempergunakan tabel kebenaran dapat ditunjukkan bahwa: 1 (p q) ekivalen dengan ( p) ( q); 2 (p q) ekivalen dengan ( p) ( q). Ekivalensi tersebut akan memudahkan untuk menentukan negasi dari suatu konjungsi maupun disjungsi. Contoh Negasi dari harga BBM naik atau subsidi dikurangi adalah harga BBM tidak naik dan subsidi tidak dikurangi ; Negasi dari gajinya dinaikkan dan rumahnya diperbaiki adalah gajinya tidak dinaikkan atau rumahnya tidak diperbaiki Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

18 Ekivalensi Tunjukkan bahwa pasangan proposisi berikut ekivalen 1 p q dan p q; 2 p ( q) dan (p q). Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

19 Ekivalensi Tunjukkan bahwa pasangan proposisi berikut ekivalen 1 p q dan p q; 2 p ( q) dan (p q). Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

20 Ekivalensi Tunjukkan bahwa pasangan proposisi berikut ekivalen 1 p q dan p q; 2 p ( q) dan (p q). Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

21 Ekivalensi Sifat-sifat proposisi yang ekivalen 1 p p 2 (p q) (q p) 3 [(p q) (q r)] (p r) catatan Karena p q bernilai benar hanya p ekivalen dengan q, maka p q dapat digunakan untuk menyatakan p q. Ada juga yang memberi arti simbol pada proposisi (p q) ((p q) (q p)) sebagai =. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

22 Ekivalensi Sifat-sifat proposisi yang ekivalen 1 p p 2 (p q) (q p) 3 [(p q) (q r)] (p r) catatan Karena p q bernilai benar hanya p ekivalen dengan q, maka p q dapat digunakan untuk menyatakan p q. Ada juga yang memberi arti simbol pada proposisi (p q) ((p q) (q p)) sebagai =. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

23 Ekivalensi Sifat-sifat proposisi yang ekivalen 1 p p 2 (p q) (q p) 3 [(p q) (q r)] (p r) catatan Karena p q bernilai benar hanya p ekivalen dengan q, maka p q dapat digunakan untuk menyatakan p q. Ada juga yang memberi arti simbol pada proposisi (p q) ((p q) (q p)) sebagai =. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

24 Ekivalensi Sifat-sifat proposisi yang ekivalen 1 p p 2 (p q) (q p) 3 [(p q) (q r)] (p r) catatan Karena p q bernilai benar hanya p ekivalen dengan q, maka p q dapat digunakan untuk menyatakan p q. Ada juga yang memberi arti simbol pada proposisi (p q) ((p q) (q p)) sebagai =. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

25 Ekivalensi Sifat-sifat proposisi yang ekivalen 1 p p 2 (p q) (q p) 3 [(p q) (q r)] (p r) catatan Karena p q bernilai benar hanya p ekivalen dengan q, maka p q dapat digunakan untuk menyatakan p q. Ada juga yang memberi arti simbol pada proposisi (p q) ((p q) (q p)) sebagai =. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

26 Ekivalensi Sifat-sifat proposisi yang ekivalen 1 p p 2 (p q) (q p) 3 [(p q) (q r)] (p r) catatan Karena p q bernilai benar hanya p ekivalen dengan q, maka p q dapat digunakan untuk menyatakan p q. Ada juga yang memberi arti simbol pada proposisi (p q) ((p q) (q p)) sebagai =. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

27 Ekivalensi Sifat-sifat proposisi yang ekivalen 1 p p 2 (p q) (q p) 3 [(p q) (q r)] (p r) catatan Karena p q bernilai benar hanya p ekivalen dengan q, maka p q dapat digunakan untuk menyatakan p q. Ada juga yang memberi arti simbol pada proposisi (p q) ((p q) (q p)) sebagai =. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

28 Tautologi dan Kontradiksi Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

29 Tautologi Definisi Tautologi adalah proposisi majemuk yang selalu benar apapun nilai kebenaran komponen-komponennya, dan dikatakan benar secara logika. Contoh (p q) p merupakan tautologi, sedangkan (p q) (p q) bukan merupakan tautologi. Selidiki dengan menggunakan tabel kebenaran! Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

30 Tautologi Definisi Tautologi adalah proposisi majemuk yang selalu benar apapun nilai kebenaran komponen-komponennya, dan dikatakan benar secara logika. Contoh (p q) p merupakan tautologi, sedangkan (p q) (p q) bukan merupakan tautologi. Selidiki dengan menggunakan tabel kebenaran! Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

31 Kontradiksi Definisi Kontradiksi adalah proposisi majemuk yang selalu salah apapun nilai kebenaran komponen-komponennya, dan dikatakan salah secara logika. Contoh p p merupakan tautologi, tetapi p p merupakan kontradiksi. Buktikan! Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

32 Kontradiksi Definisi Kontradiksi adalah proposisi majemuk yang selalu salah apapun nilai kebenaran komponen-komponennya, dan dikatakan salah secara logika. Contoh p p merupakan tautologi, tetapi p p merupakan kontradiksi. Buktikan! Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

33 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

34 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

35 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

36 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

37 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

38 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

39 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

40 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

41 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

42 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

43 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

44 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

45 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

46 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

47 Latihan 1 Buktikan bahwa (p p) merupakan tautologi! 2 Apakah setiap dua tautologi berekivalensi secara logis? 3 Buktikan setiap pernyataan berikut: a. p (p p) b. p (p p) c. (p q) ( p q) (de Morgan s law) d. (p q) ( p q) (de Morgan s law) 4 Buktikan bahwa (p q) tidak ekivalen dengan (p q) 5 Buktikan bahwa (p q) (p q) merupakan kontradiksi. 6 Manakah pernyataan berikut yang merupakan tautology? a. p (p q) b. p (p q) c. p q) p d. p q) p e. q (p q) Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

48 Kuantifikasi Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

49 Kuantifikasi Definisi Kuantifikasi adalah proposisi yang menunjukkan suatu keberadaan dan biasanya menggunakan kata-kata semua, setiap, beberapa, ada. Kuantifikasi dikelompokkan ke dalam kuantifikasi universal dan kuantifikasi eksistensial. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

50 Kuantifikasi Definisi Kuantifikasi adalah proposisi yang menunjukkan suatu keberadaan dan biasanya menggunakan kata-kata semua, setiap, beberapa, ada. Kuantifikasi dikelompokkan ke dalam kuantifikasi universal dan kuantifikasi eksistensial. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

51 Kuantifikasi Universal Definisi Kuantifikasi universal merupakan suatu proposisi yang benar secara menyeluruh dalam suatu semesta pembicaraan. Kuantifikasi ini mempergunakan kata semua atau setiap. Proposisi yang mempergunakan kata semua atau setiap dapat dinyatakan sebagai suatu kondisional. Semua p adalah q dapat dinyatakan sebagai Jika p maka q. Contoh Semua bilangan genap habis dibagi dua dapat dinyatakan sebagai Jika bilangan genap maka habis dibagi dua ; Untuk setiap bilangan cacah a, a + 2 = 2 + a dapat dinyatakan sebagai Jika a bilangan cacah, maka a + 2 = 2 + a Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

52 Kuantifikasi Universal Definisi Kuantifikasi universal merupakan suatu proposisi yang benar secara menyeluruh dalam suatu semesta pembicaraan. Kuantifikasi ini mempergunakan kata semua atau setiap. Proposisi yang mempergunakan kata semua atau setiap dapat dinyatakan sebagai suatu kondisional. Semua p adalah q dapat dinyatakan sebagai Jika p maka q. Contoh Semua bilangan genap habis dibagi dua dapat dinyatakan sebagai Jika bilangan genap maka habis dibagi dua ; Untuk setiap bilangan cacah a, a + 2 = 2 + a dapat dinyatakan sebagai Jika a bilangan cacah, maka a + 2 = 2 + a Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

53 Kuantifikasi Universal Definisi Kuantifikasi universal merupakan suatu proposisi yang benar secara menyeluruh dalam suatu semesta pembicaraan. Kuantifikasi ini mempergunakan kata semua atau setiap. Proposisi yang mempergunakan kata semua atau setiap dapat dinyatakan sebagai suatu kondisional. Semua p adalah q dapat dinyatakan sebagai Jika p maka q. Contoh Semua bilangan genap habis dibagi dua dapat dinyatakan sebagai Jika bilangan genap maka habis dibagi dua ; Untuk setiap bilangan cacah a, a + 2 = 2 + a dapat dinyatakan sebagai Jika a bilangan cacah, maka a + 2 = 2 + a Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

54 Kuantifikasi Universal Definisi Kuantifikasi universal merupakan suatu proposisi yang benar secara menyeluruh dalam suatu semesta pembicaraan. Kuantifikasi ini mempergunakan kata semua atau setiap. Proposisi yang mempergunakan kata semua atau setiap dapat dinyatakan sebagai suatu kondisional. Semua p adalah q dapat dinyatakan sebagai Jika p maka q. Contoh Semua bilangan genap habis dibagi dua dapat dinyatakan sebagai Jika bilangan genap maka habis dibagi dua ; Untuk setiap bilangan cacah a, a + 2 = 2 + a dapat dinyatakan sebagai Jika a bilangan cacah, maka a + 2 = 2 + a Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

55 Kuantifikasi Universal Catatan Kalimat yang dimulai dengan kata hanya dapat diganti dengan kalimat yang dimulai dengan kata semua asalkan subyek dan predikatnya harus saling dipertukarkan. Contoh Hanya mahasiswa yang mendapat nilai A yang diluluskan dapat diganti dengan Semua mahasiswa yang diluluskan mendapat nilai A. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

56 Kuantifikasi Universal Catatan Kalimat yang dimulai dengan kata hanya dapat diganti dengan kalimat yang dimulai dengan kata semua asalkan subyek dan predikatnya harus saling dipertukarkan. Contoh Hanya mahasiswa yang mendapat nilai A yang diluluskan dapat diganti dengan Semua mahasiswa yang diluluskan mendapat nilai A. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

57 Kuantifikasi Eksistensial Definisi Proposisi ini dimaksudkan untuk menyatakan bahwa paling tidak ada satu unsur yang membuat proposisi itu benar. Proposisi semacam ini mempergunakan kata-kata beberapa atau ada. Proposisi berikut bernilai sama ada pemain basket yang bertubuh pendek; paling tidak ada seorang pemain basket yang bertubuh pendek; beberapa pemain basket bertubuh pendek. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

58 Kuantifikasi Eksistensial Definisi Proposisi ini dimaksudkan untuk menyatakan bahwa paling tidak ada satu unsur yang membuat proposisi itu benar. Proposisi semacam ini mempergunakan kata-kata beberapa atau ada. Proposisi berikut bernilai sama ada pemain basket yang bertubuh pendek; paling tidak ada seorang pemain basket yang bertubuh pendek; beberapa pemain basket bertubuh pendek. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

59 Kuantifikasi Eksistensial Definisi Proposisi ini dimaksudkan untuk menyatakan bahwa paling tidak ada satu unsur yang membuat proposisi itu benar. Proposisi semacam ini mempergunakan kata-kata beberapa atau ada. Proposisi berikut bernilai sama ada pemain basket yang bertubuh pendek; paling tidak ada seorang pemain basket yang bertubuh pendek; beberapa pemain basket bertubuh pendek. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

60 Kuantifikasi Eksistensial Definisi Proposisi ini dimaksudkan untuk menyatakan bahwa paling tidak ada satu unsur yang membuat proposisi itu benar. Proposisi semacam ini mempergunakan kata-kata beberapa atau ada. Proposisi berikut bernilai sama ada pemain basket yang bertubuh pendek; paling tidak ada seorang pemain basket yang bertubuh pendek; beberapa pemain basket bertubuh pendek. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

61 Kuantifikasi Eksistensial Definisi Proposisi ini dimaksudkan untuk menyatakan bahwa paling tidak ada satu unsur yang membuat proposisi itu benar. Proposisi semacam ini mempergunakan kata-kata beberapa atau ada. Proposisi berikut bernilai sama ada pemain basket yang bertubuh pendek; paling tidak ada seorang pemain basket yang bertubuh pendek; beberapa pemain basket bertubuh pendek. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

62 Negasi Kuantifikasi Aturan 1 semua P adalah Q negasinya beberapa P tidak Q 2 beberapa P adalah Q negasinya semua P tidak Q Contoh semua manusia tidak berekor negasinya beberapa manusia berekor ; beberapa mahasiswa mengisi daftar hadir negasinya semua mahasiswa tidak mengisi daftar hadir. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

63 Negasi Kuantifikasi Aturan 1 semua P adalah Q negasinya beberapa P tidak Q 2 beberapa P adalah Q negasinya semua P tidak Q Contoh semua manusia tidak berekor negasinya beberapa manusia berekor ; beberapa mahasiswa mengisi daftar hadir negasinya semua mahasiswa tidak mengisi daftar hadir. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

64 Negasi Kuantifikasi Aturan 1 semua P adalah Q negasinya beberapa P tidak Q 2 beberapa P adalah Q negasinya semua P tidak Q Contoh semua manusia tidak berekor negasinya beberapa manusia berekor ; beberapa mahasiswa mengisi daftar hadir negasinya semua mahasiswa tidak mengisi daftar hadir. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

65 Negasi Kuantifikasi Aturan 1 semua P adalah Q negasinya beberapa P tidak Q 2 beberapa P adalah Q negasinya semua P tidak Q Contoh semua manusia tidak berekor negasinya beberapa manusia berekor ; beberapa mahasiswa mengisi daftar hadir negasinya semua mahasiswa tidak mengisi daftar hadir. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

66 Negasi Kuantifikasi Aturan 1 semua P adalah Q negasinya beberapa P tidak Q 2 beberapa P adalah Q negasinya semua P tidak Q Contoh semua manusia tidak berekor negasinya beberapa manusia berekor ; beberapa mahasiswa mengisi daftar hadir negasinya semua mahasiswa tidak mengisi daftar hadir. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

67 Negasi Kuantifikasi Aturan 1 semua P adalah Q negasinya beberapa P tidak Q 2 beberapa P adalah Q negasinya semua P tidak Q Contoh semua manusia tidak berekor negasinya beberapa manusia berekor ; beberapa mahasiswa mengisi daftar hadir negasinya semua mahasiswa tidak mengisi daftar hadir. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

68 Latihan 1 Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. 1 Semua jenis ikan bertelur. 2 Beberapa astronot adalah warga Amerika. 3 Semua kelinci berwarna putih. 4 Semua kerbau mandi di sungai. 5 Hanya seekor ayam yang belum masuk ke kandang. 6 Tidak ada dua orang yang serupa. 7 Untuk beberapa orang, jika makan sambal maka akan sakit perut. 2 Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini ke dalam bentuk implikasi. 1 Manusia perlu makan untuk hidup. 2 Semua orang yang bercita-cita tinggi suka bekerja keras. 3 Tidak seorang manusiapun dapat terbang. 4 Agar dua buah segitiga sebangun, sudut-sudut yang bersesuaian dalam kedua segitiga haruslah sama besar. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

69 Latihan 1 Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. 1 Semua jenis ikan bertelur. 2 Beberapa astronot adalah warga Amerika. 3 Semua kelinci berwarna putih. 4 Semua kerbau mandi di sungai. 5 Hanya seekor ayam yang belum masuk ke kandang. 6 Tidak ada dua orang yang serupa. 7 Untuk beberapa orang, jika makan sambal maka akan sakit perut. 2 Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini ke dalam bentuk implikasi. 1 Manusia perlu makan untuk hidup. 2 Semua orang yang bercita-cita tinggi suka bekerja keras. 3 Tidak seorang manusiapun dapat terbang. 4 Agar dua buah segitiga sebangun, sudut-sudut yang bersesuaian dalam kedua segitiga haruslah sama besar. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

70 Latihan 1 Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. 1 Semua jenis ikan bertelur. 2 Beberapa astronot adalah warga Amerika. 3 Semua kelinci berwarna putih. 4 Semua kerbau mandi di sungai. 5 Hanya seekor ayam yang belum masuk ke kandang. 6 Tidak ada dua orang yang serupa. 7 Untuk beberapa orang, jika makan sambal maka akan sakit perut. 2 Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini ke dalam bentuk implikasi. 1 Manusia perlu makan untuk hidup. 2 Semua orang yang bercita-cita tinggi suka bekerja keras. 3 Tidak seorang manusiapun dapat terbang. 4 Agar dua buah segitiga sebangun, sudut-sudut yang bersesuaian dalam kedua segitiga haruslah sama besar. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

71 Latihan 1 Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. 1 Semua jenis ikan bertelur. 2 Beberapa astronot adalah warga Amerika. 3 Semua kelinci berwarna putih. 4 Semua kerbau mandi di sungai. 5 Hanya seekor ayam yang belum masuk ke kandang. 6 Tidak ada dua orang yang serupa. 7 Untuk beberapa orang, jika makan sambal maka akan sakit perut. 2 Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini ke dalam bentuk implikasi. 1 Manusia perlu makan untuk hidup. 2 Semua orang yang bercita-cita tinggi suka bekerja keras. 3 Tidak seorang manusiapun dapat terbang. 4 Agar dua buah segitiga sebangun, sudut-sudut yang bersesuaian dalam kedua segitiga haruslah sama besar. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

72 Latihan 1 Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. 1 Semua jenis ikan bertelur. 2 Beberapa astronot adalah warga Amerika. 3 Semua kelinci berwarna putih. 4 Semua kerbau mandi di sungai. 5 Hanya seekor ayam yang belum masuk ke kandang. 6 Tidak ada dua orang yang serupa. 7 Untuk beberapa orang, jika makan sambal maka akan sakit perut. 2 Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini ke dalam bentuk implikasi. 1 Manusia perlu makan untuk hidup. 2 Semua orang yang bercita-cita tinggi suka bekerja keras. 3 Tidak seorang manusiapun dapat terbang. 4 Agar dua buah segitiga sebangun, sudut-sudut yang bersesuaian dalam kedua segitiga haruslah sama besar. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

73 Latihan 1 Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. 1 Semua jenis ikan bertelur. 2 Beberapa astronot adalah warga Amerika. 3 Semua kelinci berwarna putih. 4 Semua kerbau mandi di sungai. 5 Hanya seekor ayam yang belum masuk ke kandang. 6 Tidak ada dua orang yang serupa. 7 Untuk beberapa orang, jika makan sambal maka akan sakit perut. 2 Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini ke dalam bentuk implikasi. 1 Manusia perlu makan untuk hidup. 2 Semua orang yang bercita-cita tinggi suka bekerja keras. 3 Tidak seorang manusiapun dapat terbang. 4 Agar dua buah segitiga sebangun, sudut-sudut yang bersesuaian dalam kedua segitiga haruslah sama besar. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

74 Latihan 1 Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. 1 Semua jenis ikan bertelur. 2 Beberapa astronot adalah warga Amerika. 3 Semua kelinci berwarna putih. 4 Semua kerbau mandi di sungai. 5 Hanya seekor ayam yang belum masuk ke kandang. 6 Tidak ada dua orang yang serupa. 7 Untuk beberapa orang, jika makan sambal maka akan sakit perut. 2 Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini ke dalam bentuk implikasi. 1 Manusia perlu makan untuk hidup. 2 Semua orang yang bercita-cita tinggi suka bekerja keras. 3 Tidak seorang manusiapun dapat terbang. 4 Agar dua buah segitiga sebangun, sudut-sudut yang bersesuaian dalam kedua segitiga haruslah sama besar. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

75 Latihan 1 Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. 1 Semua jenis ikan bertelur. 2 Beberapa astronot adalah warga Amerika. 3 Semua kelinci berwarna putih. 4 Semua kerbau mandi di sungai. 5 Hanya seekor ayam yang belum masuk ke kandang. 6 Tidak ada dua orang yang serupa. 7 Untuk beberapa orang, jika makan sambal maka akan sakit perut. 2 Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini ke dalam bentuk implikasi. 1 Manusia perlu makan untuk hidup. 2 Semua orang yang bercita-cita tinggi suka bekerja keras. 3 Tidak seorang manusiapun dapat terbang. 4 Agar dua buah segitiga sebangun, sudut-sudut yang bersesuaian dalam kedua segitiga haruslah sama besar. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

76 Latihan 1 Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. 1 Semua jenis ikan bertelur. 2 Beberapa astronot adalah warga Amerika. 3 Semua kelinci berwarna putih. 4 Semua kerbau mandi di sungai. 5 Hanya seekor ayam yang belum masuk ke kandang. 6 Tidak ada dua orang yang serupa. 7 Untuk beberapa orang, jika makan sambal maka akan sakit perut. 2 Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini ke dalam bentuk implikasi. 1 Manusia perlu makan untuk hidup. 2 Semua orang yang bercita-cita tinggi suka bekerja keras. 3 Tidak seorang manusiapun dapat terbang. 4 Agar dua buah segitiga sebangun, sudut-sudut yang bersesuaian dalam kedua segitiga haruslah sama besar. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

77 Latihan 1 Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. 1 Semua jenis ikan bertelur. 2 Beberapa astronot adalah warga Amerika. 3 Semua kelinci berwarna putih. 4 Semua kerbau mandi di sungai. 5 Hanya seekor ayam yang belum masuk ke kandang. 6 Tidak ada dua orang yang serupa. 7 Untuk beberapa orang, jika makan sambal maka akan sakit perut. 2 Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini ke dalam bentuk implikasi. 1 Manusia perlu makan untuk hidup. 2 Semua orang yang bercita-cita tinggi suka bekerja keras. 3 Tidak seorang manusiapun dapat terbang. 4 Agar dua buah segitiga sebangun, sudut-sudut yang bersesuaian dalam kedua segitiga haruslah sama besar. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

78 Latihan 1 Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. 1 Semua jenis ikan bertelur. 2 Beberapa astronot adalah warga Amerika. 3 Semua kelinci berwarna putih. 4 Semua kerbau mandi di sungai. 5 Hanya seekor ayam yang belum masuk ke kandang. 6 Tidak ada dua orang yang serupa. 7 Untuk beberapa orang, jika makan sambal maka akan sakit perut. 2 Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini ke dalam bentuk implikasi. 1 Manusia perlu makan untuk hidup. 2 Semua orang yang bercita-cita tinggi suka bekerja keras. 3 Tidak seorang manusiapun dapat terbang. 4 Agar dua buah segitiga sebangun, sudut-sudut yang bersesuaian dalam kedua segitiga haruslah sama besar. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

79 Latihan 1 Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. 1 Semua jenis ikan bertelur. 2 Beberapa astronot adalah warga Amerika. 3 Semua kelinci berwarna putih. 4 Semua kerbau mandi di sungai. 5 Hanya seekor ayam yang belum masuk ke kandang. 6 Tidak ada dua orang yang serupa. 7 Untuk beberapa orang, jika makan sambal maka akan sakit perut. 2 Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini ke dalam bentuk implikasi. 1 Manusia perlu makan untuk hidup. 2 Semua orang yang bercita-cita tinggi suka bekerja keras. 3 Tidak seorang manusiapun dapat terbang. 4 Agar dua buah segitiga sebangun, sudut-sudut yang bersesuaian dalam kedua segitiga haruslah sama besar. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

80 Latihan 1 Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. 1 Semua jenis ikan bertelur. 2 Beberapa astronot adalah warga Amerika. 3 Semua kelinci berwarna putih. 4 Semua kerbau mandi di sungai. 5 Hanya seekor ayam yang belum masuk ke kandang. 6 Tidak ada dua orang yang serupa. 7 Untuk beberapa orang, jika makan sambal maka akan sakit perut. 2 Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini ke dalam bentuk implikasi. 1 Manusia perlu makan untuk hidup. 2 Semua orang yang bercita-cita tinggi suka bekerja keras. 3 Tidak seorang manusiapun dapat terbang. 4 Agar dua buah segitiga sebangun, sudut-sudut yang bersesuaian dalam kedua segitiga haruslah sama besar. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

81 TERIMA KASIH Selamat belajar dan sukses Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, / 20

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si.

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si. Logika Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si. Logika Matematika Kalimat Terbuka dan Tertutup Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak mengandung nilai kebenaran Contoh: Semoga kamu

Lebih terperinci

Latihan Materi LOGIKA MATEMATIKA. 1. Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini.

Latihan Materi LOGIKA MATEMATIKA. 1. Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. Latihan Materi LOGIKA MATEMATIKA 1. Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. (a) Tarif dasar listrik naik. (b) 10 = 50 5 (c) Celana Dono berwarna hitam. (d) Semua jenis ikan bertelur. (e)

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Pendahuluan Untuk menemukan suatu gagasan baru dari informasi dan gagasan yang telah ada, diperlukan proses berpikir. Proses ini dikenal

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian)

MATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian) MATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian) Antonius Cahya Prihandoko Universitas Jember Indonesia Jember, 2015 Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Validitas Pembuktian Jember, 2015 1 / 22 Outline 1 Premis

Lebih terperinci

Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah.

Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah. LOGIKA MATEMATIKA 1. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Pernyataan dilambangkan dengan huruf kecil, misalnya p, q, r dan seterusnya.

Lebih terperinci

KUANTOR. A. Fungsi Pernyataan

KUANTOR. A. Fungsi Pernyataan A. Fungsi Pernyataan KUANTOR Definisi : Suatu fungsi pernyataan adalah suatu kalimat terbuka di dalam semesta pembicaraan (semesta pembicaraan diberikan secara eksplisit atau implisit). Fungsi pernyataan

Lebih terperinci

LOGIKA. Arum Handini Primandari

LOGIKA. Arum Handini Primandari LOGIKA Arum Handini Primandari LOGIKA MATEMATIKA KALIMAT TERBUKA DAN TERTUTUP Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak mengandung nilai kebenaran Contoh: Apakah kamu tahu pencipta lagu PPAP? Semoga ujian

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT Penulis : Nelly Indriani Widiastuti S.Si., M.T. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2011 DAFTAR ISI Daftar Isi. 2 Bab 1 LOGIKA

Lebih terperinci

BAB IV LOGIKA A. Pernyataan B. Operasi uner

BAB IV LOGIKA A. Pernyataan B. Operasi uner BAB IV LOGIKA A. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat matematika tertutup yang benar atau yang salah, tetapi tidak kedua-duanya pada saat yang bersamaan. Pernyataan biasa dilambangkan dengan p, q, r,...

Lebih terperinci

Logika Proposisi 1. Definisi 1. (Proposisi) Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya sekaligus.

Logika Proposisi 1. Definisi 1. (Proposisi) Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya sekaligus. Logika Proposisi 1 I. Logika Proposisi Logika adalah bagian dari matematika, tetapi pada saat yang sama juga merupakan bahasa matematika. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ada kepercayaan bahwa

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X

LOGIKA MATEMATIKA. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) LOGIKA MATEMATIKA Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X Created By Ita Yuliana 37 Logika Matematika Kompetensi

Lebih terperinci

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi 1.3 Pembuktian 1.3.1 Tautologi dan Kontradiksi Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi yang membentuknya disebut toutologi, sedangkan proposisi yang selalu bernilai salah

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 F T T F T F T F

PERTEMUAN KE 3 F T T F T F T F PEREMUAN KE 3 E. DISJUNGSI EKSLUSI (Exclusive OR) Misalkan p dan q adalah proposisi. Exclusive or p dan q, dinyatakan dengan notasi, adalah proposisi yang bernilai benar bila hanya salah satu dari p dan

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Tabel kebenarannya sbb : p ~ p B S S B

LOGIKA MATEMATIKA. Tabel kebenarannya sbb : p ~ p B S S B LOGIKA MATEMATIKA A. Pernyataan, kalimat terbuka, dan ingkaran pernyataan. 1. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang mengandung nilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus kedua-duanya. a. Hasil kali

Lebih terperinci

PENALARAN DALAM MATEMATIKA

PENALARAN DALAM MATEMATIKA PENALARAN DALAM MATEMATIKA A. PENDAHULUAN Siswa belajar dimulai dari mengamati contoh-contoh atau fenomena Dari informasi-informasi yang diperoleh secara khusus siswa mencoba melakukan generalisasi secara

Lebih terperinci

BAB 6 LOGIKA MATEMATIKA

BAB 6 LOGIKA MATEMATIKA A 6 LOGIKA MATEMATIKA A RINGKAAN MATERI 1. Pengertian Logika adalah suatu metode yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran (bentuk pemikiran yang masuk akal). Pernyataan adalah kalimat yang hanya

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal tambahan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

Modul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI.

Modul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI. Modul ke: 5 Logika Matematika Proposisi & Kuantor Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO Program Studi SISTEM INFORMASI http://www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Kalkulus Proposisi Konjungsi Disjungsi

Lebih terperinci

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA Wahyudi Pendahuluan D alam menyelesaikan permasalahan matematika, penalaran matematis sangat diperlukan. Penalaran matematika menjadi pedoman atau tuntunan sah atau tidaknya

Lebih terperinci

NAMA LAMBANG KATA PERNYATAAN LOGIKANYA PENGHUBUNG

NAMA LAMBANG KATA PERNYATAAN LOGIKANYA PENGHUBUNG LOGIKA MATEMATIKA A. PERNYATAAN DAN KALIMAT TERBUKA Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya (benar dan salah). 1. Gadis itu cantik. 2. Bersihkan lantai itu. 3. Pernyataan/kalimat

Lebih terperinci

BAB I LOGIKA MATEMATIKA

BAB I LOGIKA MATEMATIKA BAB I LOGIKA MATEMATIKA A. Ringkasan Materi 1. Pernyataan dan Bukan Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat? BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara etimologi, istilah Logika berasal dari bahasa Yunani, yaitu logos yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga ilmu pengetahuan. Dalam arti

Lebih terperinci

I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA

I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA 1 I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA A. Pernyataan. Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus keduanya. Benar atau salahnya suatu pernyataan dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

PROPOSISI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1

PROPOSISI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1 PROPOSISI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1 Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan (statements). Proposisi Pernyataan atau kalimat

Lebih terperinci

Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MATEMATIKA Logika Matematika Teori Himpunan Teori fungsi

Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MATEMATIKA Logika Matematika Teori Himpunan Teori fungsi Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MAEMAIKA Logika Matematika eori Himpunan eori fungsi Dosen : Dr. Julan HERNADI PUSAKA : Kenneth H Rossen, Discrete mathematics and its applications, fifth edition.

Lebih terperinci

UTS MATDAS Kerjakan dalam kelompok terdiri atas 2-4 orang perkelompok. Setiap kelompok mengerjakan sebuah paket soal.

UTS MATDAS Kerjakan dalam kelompok terdiri atas 2-4 orang perkelompok. Setiap kelompok mengerjakan sebuah paket soal. UTS MATDAS 2017 Petunjuk Umum Kerjakan dalam kelompok terdiri atas 2-4 orang perkelompok Setiap kelompok mengerjakan sebuah paket soal. Ada 15 paket soal, dan tiap paket berisi 10 soal. Paket-paket soal

Lebih terperinci

- Mahasiswa memahami dan mampu membuat kalimat, mengevaluasi kalimat dan menentukan validitas suatu kalimat

- Mahasiswa memahami dan mampu membuat kalimat, mengevaluasi kalimat dan menentukan validitas suatu kalimat LOGIKA Tujuan umum : - Mahasiswa memahami dan mampu membuat kalimat, mengevaluasi kalimat dan menentukan validitas suatu kalimat Tujuan Khusus: - mahasiswa diharapkan dapat : 1. memahami pengertian proposisi,

Lebih terperinci

LOGIKA Matematika Industri I

LOGIKA Matematika Industri I LOGIKA TIP FTP UB Pokok Bahasan Pengertian Logika Pernyataan Matematika Nilai Kebenaran Operasi Uner Operasi Biner Tabel kebenaran Pernyataan Tautologi, Kontradiksi dan Kontingen Pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

Logika. Modul 1 PENDAHULUAN

Logika. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Logika Drs. Sukirman, M.Pd. L PENDAHULUAN ogika merupakan salah satu bidang ilmu yang mengkaji prinsip-prinsip penalaran yang benar dan penarikan kesimpulan yang absah, baik yang bersifat deduktif

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 TABEL KEBENARAN DADANG MULYANA. TABEL KEBENARAN (TB) digunakan untuk menyajikan hubungan antara nilai kebenaran sejumlah proposisi.

PERTEMUAN 2 TABEL KEBENARAN DADANG MULYANA. TABEL KEBENARAN (TB) digunakan untuk menyajikan hubungan antara nilai kebenaran sejumlah proposisi. PEREMUAN 2 ABEL KEBENARAN DADANG MULYANA ABEL KEBENARAN (B) digunakan untuk menyajikan hubungan antara nilai kebenaran sejumlah proposisi. ABEL 1 : B untuk proposisi dan negasinya p p MASALAH LOGIKA 1

Lebih terperinci

Matematika Industri I

Matematika Industri I LOGIKA MATEMATIKA TIP FTP - UB Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai kebenaran dari proposisi Tautologi Ekuivalen Kontradiksi Kuantor Validitas pembuktian Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai

Lebih terperinci

Logika & Himpunan 2013 LOGIKA MATEMATIKA. Oleh NUR INSANI, M.SC. Disadur dari BUDIHARTI, S.Si.

Logika & Himpunan 2013 LOGIKA MATEMATIKA. Oleh NUR INSANI, M.SC. Disadur dari BUDIHARTI, S.Si. LOGIKA MATEMATIKA Oleh NUR INSANI, M.SC Disadur dari BUDIHARTI, S.Si. Logika adalah ilmu yang mempelajari secara sistematis kaidah-kaidah penalaran yang absah/valid. Ada dua macam penalaran, yaitu: penalaran

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA Talisadika Maifa

LOGIKA MATEMATIKA Talisadika Maifa 22 BAB II LOGIKA MATEMATIKA Talisadika Maifa A. PENDAHULUAN Pembahasan mengenai logika sudah ada sejak lama bahkan sebelum manusia mengenal istilah logika itu sendiri. Menilik kembali kepada sejarahnya,

Lebih terperinci

PENGERTIAN. Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. Nama lain proposisi: kalimat terbuka.

PENGERTIAN. Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. Nama lain proposisi: kalimat terbuka. BAB 2 LOGIKA PENGERTIAN Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Proposisi Kalimat deklaratif yang

Lebih terperinci

LOGIKA. Kegiatan Belajar Mengajar 1

LOGIKA. Kegiatan Belajar Mengajar 1 Kegiatan elajar Mengajar 1 LOGIKA Zainuddin Akina Kegiatan belajar mengajar 1 ini akan membahas tentang logika. esuai dengan kebutuhan maka kegiatan belajar mengajar 1 ini mencakup dua pokok bahasan, yaitu

Lebih terperinci

Logika Matematika. Cece Kustiawan, FPMIPA, UPI

Logika Matematika. Cece Kustiawan, FPMIPA, UPI Logika Matematika 1. Pengertian Logika 2. Pernyataan Matematika 3. Nilai Kebenaran 4. Operasi Uner 5. Operasi Biner 6. Tabel kebenaran Pernyataan 7. Tautologi, Kontradiksi dan Kontingen 8. Pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

Konvers, Invers dan Kontraposisi

Konvers, Invers dan Kontraposisi MODUL 5 Konvers, Invers dan Kontraposisi Represented by : Firmansyah,.Kom A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMELAJARAN 1. Tema Konvers, Invers dan Kontraposisi 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok 1. Konvers, invers

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1 2. ALJABAR LOGIKA 2.1 Pernyataan / Proposisi Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai kebenaran (benar atau salah), tetapi tidak keduanya. Contoh 1 : P = Tadi malam BBM mulai naik (memiliki

Lebih terperinci

PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321. SEMESTER : GANJIL (5) DOSEN : MAULANA, S.Pd., M.Pd.

PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321. SEMESTER : GANJIL (5) DOSEN : MAULANA, S.Pd., M.Pd. Doc Logika Matematika PGSD Maulana 1 PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321 BOBOT SKS : 2 (DUA) TAHUN AKADEMIK : 2007/2008 PROGRAM : PGSD S-1 KELAS SEMESTER : GANJIL

Lebih terperinci

LOGIKA (LOGIC) Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataanpernyataan

LOGIKA (LOGIC) Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataanpernyataan LOGIKA (LOGIC) Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataanpernyataan (statements). Proposisi kalimat deklaratif yang bernilai benar (true)

Lebih terperinci

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012 Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah September 26, 2012 Cara menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu dengan membagi beberapa bagian (kolom). Nilai kebenarannya

Lebih terperinci

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012 Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah September 26, 2012 yang diharapkan Dasar: Menggunakan logika matematika. Indikator Esensial: 1 Mengidentifikasi suatu tautologi 2 Menentukan ingkaran suatu pernyataan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : LOGIKA HIMPUNAN Kode Mata : DK - 11206 Jurusan / Jenjang : S1 SISTEM INFORMASI Tujuan Instruksional Umum : Agar

Lebih terperinci

LANDASAN MATEMATIKA Handout 4 (Kuantor)

LANDASAN MATEMATIKA Handout 4 (Kuantor) LANDASAN MATEMATIKA Handout 4 (Kuantor) Tatik Retno Murniasih, S.Si., M.Pd. tretnom@unikama.ac.id / tatikretno@gmail.com Standar Kompetensi Mahasiswa dapat mengerti dan memahami kuantor sehingga dapat

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Oleh : Siardizal, S.Pd., M.Kom

LOGIKA MATEMATIKA. Oleh : Siardizal, S.Pd., M.Kom LOGIKA MATEMATIKA Oleh : iardizal,.pd., M.Kom elamat datang di CD berprogram Menu Utama Info Guru Diskripsi Materi Pelajaran LOGIKA MATEMATIKA Kompetensi Dasar Materi Latihan oal 2 elamat datang di CD

Lebih terperinci

BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

BAB I DASAR-DASAR LOGIKA BAB I DASAR-DASAR LOGIKA 11 Pendahuluan Logika adalah suatu displin yang berhubungan dengan metode berpikir Pada tingkat dasar, logika memberikan aturan-aturan dan teknik-teknik untuk menentukan apakah

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA)

LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA) LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA) Disampaikan Pada MGMP Matematika SMA Provinsi Bengkulu Tahun Ajaran 2007/2008 Oleh: Supama Widyaiswara LPMP Bengkulu DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT

Lebih terperinci

PROPOSISI LOGIKA MATEMATIKA

PROPOSISI LOGIKA MATEMATIKA PROPOSISI SMTS 1101 / 3SKS LOGIKA MATEMATIKA Disusun Oleh : Dra. Noeryanti, M.Si 1 Dra. Noeryanti, M.Si DAFTAR ISI Cover pokok bahasan... 1 Daftar isi... 2 Judul Pokok Bahasan... 3 1.1. Pengantar... 3

Lebih terperinci

FERRY FERDIANTO, S.T., M.Pd. LOGIKA MATEMATIKA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

FERRY FERDIANTO, S.T., M.Pd. LOGIKA MATEMATIKA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON FERRY FERDIANTO, S.T., M.Pd. LOGIKA MATEMATIKA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREON 2011 PENGANTAR LOGIKA 1. Konsep Logika Apakah logika itu? Seringkali Logika didefinisikan

Lebih terperinci

EKUIVALENSI LOGIS. Dr. Julan HERNADI & (Asrul dan Enggar) Pertemuan 3 FONDASI MATEMATIKA. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unmuh Ponorogo

EKUIVALENSI LOGIS. Dr. Julan HERNADI & (Asrul dan Enggar) Pertemuan 3 FONDASI MATEMATIKA. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unmuh Ponorogo Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unmuh Ponorogo Pertemuan 3 FONDASI MATEMATIKA Variasi bentuk implikasi Berangkat dari implikasi p q kita dapat membentuk tiga pernyataan implikasi relevan yang

Lebih terperinci

1. Memahami pengertian proposisi dan predikat. 3. Memahami penggunaan penghubung dan tabel kebenaran

1. Memahami pengertian proposisi dan predikat. 3. Memahami penggunaan penghubung dan tabel kebenaran Modul 1 Logika Matematika Pendahuluan Pada Modul ini akan dibahas materi yang berkaitan dengan logika proposisi dan logika predikat, serta berbagai macam manipulasi didalamnya. Tujuan Instruksional Umum

Lebih terperinci

LOGIKA PREDIKAT. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

LOGIKA PREDIKAT. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom LOGIKA PREDIKAT Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Logika Predikat Seringkali kita harus memeriksa argumen yang berisi proposisi-proposisi yang berkenaan dengan kumpulan objek. Misalkan, memeriksa

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA Logika Perhatikan argumen di bawah ini: Jika anda mahasiswa Informatika maka anda tidak sulit belajar Bahasa Java. Jika anda tidak suka begadang maka anda bukan mahasiswa Informatika.

Lebih terperinci

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements).

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Logika (logic) 1 Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai

Lebih terperinci

NEGASI KALIMAT DAN KALIMAT MAJEMUK (Minggu ke-3)

NEGASI KALIMAT DAN KALIMAT MAJEMUK (Minggu ke-3) NEGASI KALIMAT DAN KALIMAT MAJEMUK (Minggu ke-3) 1 1 Kata Penghubung Kalimat 1. Konjungsi: menggunakan kata penghubung: dan 2. Disjungsi: menggunakan kata penghubung: atau 3. Implikasi: menggunakan kata

Lebih terperinci

Materi 4: Logika. I Nyoman Kusuma Wardana. STMIK STIKOM Bali

Materi 4: Logika. I Nyoman Kusuma Wardana. STMIK STIKOM Bali Materi 4: Logika I Nyoman Kusuma Wardana STMIK STIKOM Bali Logika merupakan dasar dr semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan-pernyataan (statements). Dalam Logika

Lebih terperinci

PERNYATAAN (PROPOSISI)

PERNYATAAN (PROPOSISI) Logika Gambaran Umum Logika : - Logika Pernyataan membicarakan tentang pernyataan tunggal dan kata hubungnya sehingga didapat kalimat majemuk yang berupa kalimat deklaratif. - Logika Predikat menelaah

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Modul Matematika By : Syaiful Hamzah Nasution

LOGIKA MATEMATIKA. Modul Matematika By : Syaiful Hamzah Nasution LOGIKA MATEMATIKA Logika matematika mempunyai peranan mendasar dalam perkembangan teknologi computer. Karena logika digunakan dalam berbagai aspek di bidang computer seperti pemrograman, ersitektur computer,

Lebih terperinci

BAB 6 EKUIVALENSI LOGIS

BAB 6 EKUIVALENSI LOGIS BAB 6 EKUIVALENSI LOGIS 1. Pendahuluan Bab ini akan membahas persamaan-persamaan antara dua buah ekspresi logika yang mungkin ekuivalen (sama), mungkin berbeda, yang kesamaan atau perbedaan tadi akan dibuktikan

Lebih terperinci

BAB 4 PROPOSISI. 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran

BAB 4 PROPOSISI. 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran BAB 4 PROPOSISI 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran Ilmu logika adalah berhubungan dengan kalimat-kalimat (argumen-argumen) dan hubungan yang ada diantara kalimat-kalimat tersebut. Tujuannya adalah memberikan

Lebih terperinci

LOGIKA. Logika Nilai kebenaran pernyataan majemuk Ingkaran suatu pernyataan Penarikan kesimpulan. A. Pernyataan, Kalimat Terbuka, Ingkaran.

LOGIKA. Logika Nilai kebenaran pernyataan majemuk Ingkaran suatu pernyataan Penarikan kesimpulan. A. Pernyataan, Kalimat Terbuka, Ingkaran. LOGIKA Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkarannya, menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk, serta mampu menggunakan prinsip logika matematika dalam pemecahan

Lebih terperinci

RUMUS-RUMUS TAUTOLOGI. (Minggu ke-5 dan 6)

RUMUS-RUMUS TAUTOLOGI. (Minggu ke-5 dan 6) RUMUS-RUMUS TAUTOLOGI (Minggu ke-5 dan 6) 1 1 Rumus-rumus tautologi Rumus 1.1 (Komutatif) 1. p q q p 2. p q q p Bukti: p q p q q p T T T T T F F F F T F F F F F F 2 Rumus 1.2 (Distributif) 1. p (q r) (p

Lebih terperinci

LOGIKA. Ratna Wardani Pendidikan Teknik Informatika. 10/28/2008> Pertemuan-1-2 1

LOGIKA. Ratna Wardani Pendidikan Teknik Informatika. 10/28/2008> Pertemuan-1-2 1 LOGIKA Ratna Wardani Pendidikan Teknik Informatika 10/28/2008> Pertemuan-1-2 1 Materi Perkuliahan Konsep Proposisi Majemuk Manfaat Skema Parsing Precedence Rules Tautologi, Kontradiksi dan Contingen 10/28/2008>

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PEMBELAJARAN ISO 91 : 28 Disusun Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh Tanggal Berlaku 1 September 2015 Diana, M.Kom A.Haidar Mirza, M.Kom M. Izman Hardiansyah, Ph.D Mata Kuliah : Logika Informatika Semester : Kode :

Lebih terperinci

5. 1 Mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka)

5. 1 Mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka) Sumber: Art and Gallery Standar Kompetensi 5. Menerapkan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor Kompetensi Dasar 5. 1 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2013/2014 Logika Klasik Matematika Diskret (TKE132107) - Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I 2008/2009

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I 2008/2009 Selamat Datang di MA 2151 Matematika Diskrit Semester I 2008/2009 Hilda Assiyatun & Djoko Suprijanto 1 Referensi Pustaka Kenneth H. Rosen, Discrete Mathematics and its Applications, 5 th edition. On the

Lebih terperinci

INGKARAN DARI PERNYATAAN

INGKARAN DARI PERNYATAAN HAND-OUT Student Name : Subject : Matematika Wajib Grade/Class : / Toic : Logika Matematika Date : Teacher(s) : Mr. Daniel Kristanto Semester : 2 Parent s Signature : LOGIKA MATEMATIKA Kalimat logika matematika

Lebih terperinci

PERTEMUAN Logika Matematika

PERTEMUAN Logika Matematika 2-1 PERTEMUAN 2 Nama Mata Kuliah : Matematika Diskrit (3 SKS) Nama Dosen Pengampu : Dr. Suparman E-mail : matdis@netcourrier.com HP : 081328201198 Judul Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran : 2. Logika Matematika

Lebih terperinci

PERNYATAAN MAJEMUK & NILAI KEBENARAN

PERNYATAAN MAJEMUK & NILAI KEBENARAN PERNYATAAN MAJEMUK & NILAI KEBENARAN 1. Pernyataan Majemuk Perhatikan pernyataan hari ini hujan dan aku berjalan-jalan. Pernyataan tersebut terdiri dari dua pernyataan pokok/tunggal (prime sentence), yaitu

Lebih terperinci

Matematika diskrit Bagian dari matematika yang mempelajari objek diskrit.

Matematika diskrit Bagian dari matematika yang mempelajari objek diskrit. Matematika diskrit Bagian dari matematika yang mempelajari objek diskrit. Banyak masalah yang dapat diatasi dengan menggunakan konsep yang ada di MATDIS, antara lain : 1. Berapa besar kemungkinan kita

Lebih terperinci

Modul Matematika X Semester 2 Logika Matematika

Modul Matematika X Semester 2 Logika Matematika Modul Matematika X Semester 2 Logika Matematika Oleh : Markus Yuniarto, S.Si Tahun Pelajaran 2014 2015 SMA Santa Angela Jl. Merdeka No. 24 Bandung LOGIKA MATEMATIKA A. Standar Kompetensi : Menggunakan

Lebih terperinci

B. Proposisi (Pernyataan) yaitu kalimat yang mempunyai nilai salah atau benar tetapi tidak sekaligus keduanya

B. Proposisi (Pernyataan) yaitu kalimat yang mempunyai nilai salah atau benar tetapi tidak sekaligus keduanya A. emesta Pembicaraan yaitu himpunan semua objek yang dibicarakan a. 1 + 1 = 2 Jika semesta pembicaraannya adalah himpunan bilangan bulat, himpunan bilangan cacah, himpunan bilangan asli. b. x 2 1 = 0

Lebih terperinci

BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA

BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA 1 BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA DI SUSUN OLEH : DRS. ABD. SALAM,MM KELAS X BM & PAR SMK NEGERI 1 SURABAYA LOGIKA MATEMATIKA Standar Kompetensi : Menerapkan logika matematika dalam pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibicarakan rumus-rumus tautologi dan prinsip-prinsip pembuktian yang tidak saja digunakan di bidang matematika, tetapi

Lebih terperinci

6. LOGIKA MATEMATIKA

6. LOGIKA MATEMATIKA 6. LOGIKA MATEMATIKA A. Negasi (Ingkaran) Negasi adalah pengingkaran terhadap nilai kebenaran suatu pernyataan. ~ p : tidak p p ~ p B S S B B. Operator Logika 1) Konjungsi adalah penggabungan dua pernyataan

Lebih terperinci

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan (Semester I Tahun 2011-2012) Analysis and Geometry Group, FMIPA-ITB E-mail: hgunawan@math.itb.ac.id. http://personal.fmipa.itb.ac.id/hgunawan August 8, 2011 Di sekolah menengah telah dipelajari apa yang

Lebih terperinci

Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA. Clara Ika Sari Budhayanti. Pendahuluan. Selamat belajar, semoga Anda sukses.

Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA. Clara Ika Sari Budhayanti. Pendahuluan. Selamat belajar, semoga Anda sukses. Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA Clara Ika Sari Budhayanti Pendahuluan D alam menyelesaikan permasalahan matematika, penalaran matematis sangat diperlukan baik di bidang aritmatika, aljabar, geometri dan pengukuran,

Lebih terperinci

Definisi : predikat (first order) adalah suatu Kata (simbol) yg jika di berikan pada kalimat terbuka, dapat berubah menjadi kalimat tertutup.

Definisi : predikat (first order) adalah suatu Kata (simbol) yg jika di berikan pada kalimat terbuka, dapat berubah menjadi kalimat tertutup. LOGIKA MATEMATIKA Definisi : predikat (first order) adalah suatu Kata (simbol) yg jika di berikan pada kalimat terbuka, dapat berubah menjadi kalimat tertutup. Beberapa hal yang digunakan dalam logika

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014

LOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014 LOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014 A. PERNYATAAN MAJEMUK Jenis-jenis pernyataan majemuk: 1. Konjungsi (^ = dan ) A: Hari ini Jowoki kampanye B: Hari ini Jowoki Umroh Konjungsi (A ^ B): Hari ini Jowoki kampanye

Lebih terperinci

Berpikir Komputasi. Sisilia Thya Safitri, MT Citra Wiguna, M.Kom. 3 Logika Proposisional (I)

Berpikir Komputasi. Sisilia Thya Safitri, MT Citra Wiguna, M.Kom. 3 Logika Proposisional (I) Berpikir Komputasi Sisilia Thya Safitri, MT Citra Wiguna, M.Kom 3 Logika Proposisional (I) Capaian Sub Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami logika proposisional sebagai dasar penerapan algoritma. Outline

Lebih terperinci

LOGIKA PROPOSISI. Bagian Keempat : Logika Proposisi

LOGIKA PROPOSISI. Bagian Keempat : Logika Proposisi LOGIKA PROPOSISI Bagian Keempat : Logika Proposisi ARI FADLI, S.T. Logika Proposisi Tujuan : Mahasiswa dapat menyebutkan tentang logika proposisi, operator dan sifat proposisi Proposisi Definisi : Setiap

Lebih terperinci

TABEL KEBENARAN. Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si. P a g e 8

TABEL KEBENARAN. Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si. P a g e 8 P a g e 8 TABEL KEBENARAN A. Logika Proposisional dan Predikat Logika proposional adalah logika dasar yang harus dipahami programmer karena logika ini yang menjadi dasar dalam penentuan nilai kebenaran

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR (Kardinalitas)

MATEMATIKA DASAR (Kardinalitas) MATEMATIKA DASAR (Kardinalitas) Antonius Cahya Prihandoko Universitas Jember Indonesia Jember, 2015 Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Kardinalitas Jember, 2015 1 / 19 Outline 1 Kardinalitas 2 Produk

Lebih terperinci

TELAAH BAHAN BELAJAR MANDIRI Oleh Sufyani P. Hasil Telaah

TELAAH BAHAN BELAJAR MANDIRI Oleh Sufyani P. Hasil Telaah TELAAH BAHAN BELAJAR MANDIRI Oleh Sufyani P Nama Matakuliah: Logika Matematika. SKS : 2 Semester : 7 Penulis : Drs. Mujono, M.Pd. I. Tinjauan matakuliah: tidak ada Hasil Telaah II. Sajian Materi: a. Relevansi

Lebih terperinci

PERTEMUAN Logika Matematika

PERTEMUAN Logika Matematika 1-1 PERTEMUAN 1 Nama Mata Kuliah : Matematika Diskrit ( 3 SKS) Nama Dosen Pengampu : Dr. Suparman E-mail : matdis@netcourrier.com HP : 081328201198 Judul Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran : 1. Logika Matematika

Lebih terperinci

Logika Matematika BAGUS PRIAMBODO. Tautologi dan Kontradiksi Argumen 1/Penarikan kesimpulan yang valid: modus ponen, modus tolen.

Logika Matematika BAGUS PRIAMBODO. Tautologi dan Kontradiksi Argumen 1/Penarikan kesimpulan yang valid: modus ponen, modus tolen. Modul ke: 6 Logika Matematika Tautologi dan Kontradiksi Argumen 1/Penarikan kesimpulan yang valid: modus ponen, modus tolen Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO Program Studi SISTEM INFORMASI http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

A. Pengertian Logika B. Pernyataan C. Nilai Kebenaran

A. Pengertian Logika B. Pernyataan C. Nilai Kebenaran HAND OUT PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Pengantar Dasar Matematika ub Materi : Pernyataan, Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, iimplikasi Pertemuan : 1 URAIAN POKOK PERKULIAHAN LOGIKA A. Pengertian Logika

Lebih terperinci

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Program Studi Semester Dosen Pengampu : Matematika Diskrit : MAT-3615/ 3 sks : Pendidikan Matematika : VI (Enam) : Nego Linuhung, M.Pd /Nurain Suryadinata, M.Pd Referensi

Lebih terperinci

LOGIKA Ponco Wali Pranoto PTI FT UNY create: Ratna W.

LOGIKA Ponco Wali Pranoto PTI FT UNY create: Ratna W. LOGIKA Materi Perkuliahan Konsep Proposisi Majemuk Manfaat Skema Parsing Precedence Rules Tautologi, Kontradiksi dan Contingen Ekspresi Logika (1) Ekspresi Logika adalah proposisi-proposisi yang dibangun

Lebih terperinci

Pertemuan 2. Proposisi Bersyarat

Pertemuan 2. Proposisi Bersyarat Pertemuan 2 Proposisi ersyarat Proposisi ersyarat Definisi 4 Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk jika p, maka q disebut proposisi bersyarat (implikasi dan dilambangkan dengan p q Proposisi

Lebih terperinci

MODUL LOGIKA MATEMATIKA

MODUL LOGIKA MATEMATIKA PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODUL LOGIKA MATEMATIKA AUTHOR: Navel Mangelep UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA KATA PENGANTAR Salah satu penunjang

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT. Logika

MATEMATIKA DISKRIT. Logika MATEMATIKA DISKRIT Logika SILABUS KULIAH 1. Logika 2. Himpunan 3. Matriks, Relasi dan Fungsi 4. Induksi Matematika 5. Algoritma dan Bilangan Bulat 6. Aljabar Boolean 7. Graf 8. Pohon REFERENSI Rinaldi

Lebih terperinci

Pengantar Logika - 2

Pengantar Logika - 2 Matematika Komputasional Pengantar Logika - 2 Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB 1 Tingkat Presedensi Urutan pengerjaan logika: 2 Tingkat Presedensi Urutan pengerjaan logika: Jadi, jika ada p q r berarti lebih

Lebih terperinci

Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa p q = q p.

Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa p q = q p. PEMAHAAN 1. Pengertian Kata LOGIKA mengacu pada suatu metode atau cara yang sistematis dalam berpikir (reasoning), dan terdapat dua sistem khusus yaitu : suatu metode dasar yang disebut dengan Kalkulus

Lebih terperinci

BAB 5 TAUTOLOGI. 1. Pendahuluan. 2. Evaluasi validitas argumen

BAB 5 TAUTOLOGI. 1. Pendahuluan. 2. Evaluasi validitas argumen BAB 5 TAUTOLOGI 1. Pendahuluan Mengubah suatu argumen atau pernyataan-pernyataan menjadi suatu ekspresi logika, tentunya harus mengenali sub-subekspresinya. Salah satunya dengan membentuk Parse Tree yang

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Materi SMA/SMK/MA. kelas X

LOGIKA MATEMATIKA. Materi SMA/SMK/MA. kelas X LOGIKA MATEMATIKA Materi SMA/SMK/MA kelas X Orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna, melainkan orang yang dapat mempergunakan sebaiknya-baiknya dari bagian otaknya yang kurang

Lebih terperinci

LOGIKA SIMBOLIK. Bagian II. September 2005 Pengantar Dasar Matematika 1

LOGIKA SIMBOLIK. Bagian II. September 2005 Pengantar Dasar Matematika 1 LOGIKA IMOLIK agian II eptember 2005 Pengantar Dasar Matematika 1 LOGIKA Realitas Kalimat/ Pernyataan Logis LOGIKA eptember 2005 Pengantar Dasar Matematika 2 Apakah logika itu? Logika: Ilmu untuk berpikir

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Matematika tidak dapat terlepas dalam kehidupan manusia sehari-hari, baik saat mempelajari matematika itu sendiri maupun mata kuliah lainnya. Mata kuliah Pengantar

Lebih terperinci

Logika. Apakah kesimpulan dari argumen di atas valid? Alat bantu untuk memahami argumen tsb adalah Logika

Logika. Apakah kesimpulan dari argumen di atas valid? Alat bantu untuk memahami argumen tsb adalah Logika Pengantar Logika 1 Logika Perhatikan argumen di bawah ini: Jika anda mahasiswa Informatika maka anda pasti belajar Bahasa Java. Jika anda tidak suka begadang maka anda bukan mahasiswa Informatika. Tetapi,

Lebih terperinci