RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN"

Transkripsi

1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : X / 2 Pertemuan ke : 1,2 Alokasi Waktu : 5 x 45 menit Standar Kompetensi : Menerapkan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka). Indikator : a. Pernyataan dan bukan pernyataan dibedakan b. Suatu pernyataan ditentukan nilai kebenarannya I. Tujuan A. Siswa dapat membedakan kalimat berarti dan tidak berarti. B. Siswa dapat mendiskripsikan kalimat terbuka C. Siswa dapat mendiskripsikan kalimat tertutup D. Siswa dapat membedakan antara pernyataan dan bukan pernyataan. II. Materi Ajar 1. Kalimat Berarti dan Tidak Berarti Tata cara menyusun kalimat Bahasa Indonesia, supaya kalimatnya mempunyai makna/arti minimal harus terdiri atas subyek, predikat dan obyek yang tersusun secara benar. Apabila sebuah kalimat tidak tersusun seperti diatas maka kalimat tersebut tak berarti atau tak bermakna. Widodo mengerjakan PR di ruang tamu. Kalimat di atas dapat dimengerti dan dipahami orang lain karena sudah tersusun secara baik, coba bandingkan dengan kalimat berikut : Mengerjakan tamu PR Widodo di ruang tamu. Sebuah kalimat dinyatakan benar atau salah, jika kalimat tersebut hanya memiliki nilai benar atau salah saja dan tidak kedua-duanya atau dikatakan kalimat yang disebut pernyataan. Benar atau salahnya suatu pernyataan dapat ditunjukkan dengan bukti. Apabila untuk menentukan benar atau salahnya suatu pernyataan harus mengadakan observasi (penyelidikan) maka pernyataan yang demikian disebut faktual. a. Pancasila adalah Dasar Negara RI. ( pernyataan benar ) b. 3 < 8 ( pernyataan benar ) c. Nugraha sedang sakit panas. ( faktual ) Kalimat yang tak mempunyai nilai benar/salah disebut bukan pernyataan. a. Siapa namamu? b. Semoga Anda panjang umur. c. 100 x = 25 d. Tentukan akar-akar persamaan x 2 3x 10 = 0 2. Kalimat Terbuka dan Tertutup Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel. Jika variabelnya diganti oleh suatu konstanta, kalimat tersebut akan berubah menjadi suatu pernyataan.

2 Konstanta yang menggantikan variabel suatu kalimat terbuka menjadi pernyataan yang benar disebut penyelesaian dari kalimat terbuka itu. 8x 70 = - 6. Jika x diganti dengan 2 maka menjadi pernyataan yang salah, tetapi jika x diganti dengan 8 maka menjadi pernyataan yang benar. Pada kalimat di atas 8 disebut penyelesaian. Sebuah kalimat matematika yang tidak memuat variabel dan dapat dinyatakan benar/salah tetapi tidak kedua-duanya disebut kalimat tertutup. a = 12 ( benar ) b = 20 ( salah ) III. Metode Pembelajaran A. Ceramah B. Diskusi informasi C. Tanya jawab IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1. Mengadakan tanya jawab dengan peserta didik mengenai pernyataan dan bukan pernyataan dalam kalimat matematika. B. Kegiatan Inti 1. Siswa membedakan kalimat berarti dan kalimat tidak berarti 2. Siswa membedakan kalimat pernyataan dan kalimat terbuka 3. Siswa menentukan nilai kebenaran suatu pernyataan C. Kegiatan Akhir 1. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru 2. Siswa diberi tugas untuk dikerjakan di rumah V. Alat/Bahan/Sumber Belajar A. Modul Logika Matematika B. Referensi lain yang relevan VI. Penilaian A. Pengamatan B. Tes lisan C. Tes tertulis D. Penugasan Soal Tes Tertulis 1. Tentukan kalimat-kalimat berikut yang merupakan kalimat berarti! a. Hari ini hujan deras. b. Kursi panas TV menyala. c. Tanah api hijau melingkar dan apa?

3 d. Siapakah namamu? 2. Tentukan kalimat-kalimat di bawah ini merupakan kalimat terbuka atau tertutup? a = 10 b. Besuk pagi hujan deras. c. 2x + 17 = 201 d. Jumlah dan besar sudut pada sebuah persegi panjang adalah 180. e. Kerjakan soal-soal di bawah ini! 3. Manakah kalimat-kalimat di bawah ini yang merupakan pernyataan, tentukan benar atau salah! a. Sepuluh adalah bilangan genap. b. Gajah adalah binatang berkaki dua. c. Tahun 2001 siswa-siswa bebas membayar SPP. d. Kucing hewan pemakan rumput. e. Siapa diantara kalian yang tahu rumahnya Pak Budi? f. Semoga kita selamat. g. Mudah-mudahan Bu Wiro cepat sembuh. Kunci Jawaban 1. a. Berarti b. Tidak berarti c. Tidak berarti d. Berarti 2. a. Tertutup b. Terbuka c. Terbuka d. Tertutup e. Tidak terbuka tidak tertutup ( kalimat perintah ) 3. a. Pernyataan benar b. Pernyataan salah c. Pernyataan salah d. Pernyataan salah e. Bukan pernyataan f. Bukan pernyataan g. Bukan pernyataan

4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : X / 2 Pertemuan ke : 3,4,5,6,7 Alokasi Waktu : 10 x 45 menit Standar Kompetensi : Menerapkan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi dan ingkarannya. Indikator : a. Ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi dan biimplikasi dibedakan. b. Ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi dan biimplikasi ditentukan nilai kebenarannya. c. Ingkaran dari konjungsi, disjungsi, implikasi dan biimplikasi ditentukan nilai kebenarannya. I. Tujuan 1. Siswa dapat menyatakan ingkaran / negasi dari sebuah pernyataan tunggal. 2. Siswa dapat menyusun konjungsi dari konjungsi-konjungsi yang tersedia. 3. Siswa dapat menyusun disjungsi dari disjungsi-disjungsi yang tersedia. 4. Siswa dapat menyusun implikasi dari 2 pernyataan. 5. Siswa dapat menyusun bi-implikasi dari 2 pernyataan. 6. Siswa dapat menentukan ingkaran dari kalimat majemuk. 7. Siswa dapat menentukan nilai kebenaran dari kalimat tunggal dan majemuk. 8. Siswa dapat membuat tabel kebenaran dari beberapa pernyataan. 9. Siswa dapat mengerjakan ekuivalensi dengan tabel kebenaran. II. Materi Ajar 1. Konjungsi Dua pernyataan yang digabungkan dengan kata dan disebut konjungsi. Penulisan dan pada konjungsi dilambangkan dengan :. Sedangkan tabel kebenaran pernyataan-pernyataan konjungsi disampaikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Pernyataan majemuk P Q dikatakan benar jika kedua-duanya benar dalam hal lain dikatakan salah. P Q P^Q B B B B S S S B S S S S P : 9 adalah bilangan ganjil. ( B ) Q : 9 adalah bilangan prima. ( S ) P Q : 9 adalah bilangan ganjil dan prima. ( S ) 2. Disjungsi Dua pernyataan yang digabung dengan kata atau disebut disjungsi. Disjungsi mempunyai dua arti yang berbeda yaitu : i. Disjungsi Inklusif ii. Disjungsi Eksklusif

5 Disjungsi inklusif mempunyai makna benar jika paling sedikit satu dari pernyataan bernilai benar. Lambang disjungsi inklusif adalah dan tabel kebenarannya sebagai berikut : P Q P Q B B B B S B S B B S S S Pernyatan majemuk P Q dikatakan salah jika kedua-duanya salah, dalam hal lain dikatakan benar. P : Tono pergi foto copy. Q : Andi pergi foto copy. P Q : Tono atau Andi pergi foto copy. Keterangan : Pada contoh dapat mempunyai makna sebagai berikut : 1. Tono pergi foto copy sedang Andi tidak pergi foto copy. 2. Tono tidak pergi foto copy sedang Andi pergi foto copy. 3. Tono dan Andi kedua-duanya pergi foto copy. Dijungsi eksklusif mempunyai makna benar jika paling sedikit satu pernyataan benar tetapi tidak kedua-duanya. Disjungsi eksklusif mempunyai lambang dan tabel kebenaran dari disjungsi eksklusif sebagai berikut : P Q P Q B B S B S B S B B S S S Pernyataan majemuk P Q dikatakan bernilai salah jika P dan Q bernilai sama, dalam hal lain dikatakan benar. P : Ibu sedang pergi ke pasar. Q : Ibu sedang memasak. P Q : Ibu sedang pergi ke pasar sedang memasak. Keterangan : Contoh di atas mempunyai makna : 1. Ibu sedang pergi ke pasar tetapi tidak sedang memasak. 2. Ibu tidak sedang pergi ke pasar tetapi sedang memasak. 3. Tidak mungkin ibu sedang pergi ke pasar sekaligus sedang memasak begitu pula sebaliknya. 3. Implikasi ( kondisional ) Pernyataan majemuk yang berbentuk jika P maka Q disebut implikasi atau kondisional. Lambang implikasi adalah : P Q atau P Q. Dari lambang di atas bermakna : 1. Jika P maka Q 2. P hanya jika Q 3. P syarat yang cukup untuk Q 4. Q syarat yang perlu untuk P Pernyataan majemuk P Q bernilai salah jika P benar dan Q salah, dalam hal lain bernilai benar.

6 Tabel kebenaran dari implikasi sebagai berikut : P Q P Q B B B B S S S B B S S B P : 7 x 2 = 72 ( S ) Q : = 10 ( B ) P Q : Jika 7 x 2 = 72 maka = 10 ( B ). 4. Bi-Implikasi Pernyataan majemuk yang berbentuk P jika dan hanya jika Q disebut Bi-implikasi. Penulisan Bi-implikasi menggunakan lambang P Q atau P Q. Dari lambang di atas bermakna : 1. P jika dan hanya jika Q. 2. P ekuivalen Q. 3. P syarat yang perlu dan cukup untuk Q. Jika P dan Q dua pernyataan yang tersusun sebagai P Q maka tabel kebenarannya sebagai berikut : P Q P Q B B B B S S S B S S S B Pernyataan P Q bernilai benar jika P dan Q bernilai sama, dalam hal lain bernilai salah. P : 7 < - 20 ( S ) Q : 20 adalah bilangan ganjil. ( S ) P Q : 7 < - 20 jika dan hanya jika 20 adalah bilangan ganjil. ( S ) 5. Negasi Negasi atau ingkaran adalah penolakan dari pernyataan yang ada. Jika sebuah pernyataan bernilai salah maka negasinya bernilai benar dan jika pernyataan bernilai benar maka negasinya bernilai salah. Penulisan lambang negasi P adalah ~ P. Untuk menentukan ingkaran atau negasi dari sebuah pernyataan maka penulisan ditambah kata tidak, tidak benar bahwa, atau bukan di depan pernyataan. Tabel kebenaran dari negasi adalah sebagai berikut : P ~ P P ~ P B S 1 0 S B 0 1 P : 2 adalah bilangan prima. ( B )

7 ~ P : 2 adalah bukan bilangan prima. ( S ) Negasi dari pernyataan ekuivalen dengan disjungsi dari masing-masing konjungsinya dan begitu sebaliknya. Bentuk kesetaraan di atas disebut juga dengan dalil De-Morgan, yaitu : ~ ( P Q ) ~ P ~ Q ~ ( P Q ) ~ P ~ Q Selain dalil De-Morgan masih banyak kesetaraan yang lain, misalnya : ~ ( P Q ) P ~ Q ~ ( P Q ) ( P ~ Q ) ( Q ~ P ) a. 8 adalah bilangan genap dan bulat. Negasinya : 8 adalah bukan bilangan genap atau bukan bilangan bulat. b. Kita dapat berbelanja di Toko Laris atau di Matahari Dept. Store. Negasinya : Kita dapat berbelanja tidak di Toko Laris dan tidak di Matahari Dept. Store. III. Metode Pembelajaran A. Ceramah B. Diskusi informasi C. Tanya jawab IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1. Mengadakan tanya jawab dengan peserta didik mengenai kalimat tunggal dan kalimat majemuk. B. Kegiatan Inti 1. Siswa memberi contoh dan membedakan ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi dan ingkarannya. 2. Siswa membuat tabel kebenaran dari ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi dan ingkarannya. 3. Siswa menentukan nilai kebenaran dari ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi dan ingkarannya. C. Kegiatan Akhir 1. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru 2. Siswa diberi tugas untuk dikerjakan di rumah V. Alat/Bahan/Sumber Belajar A. Modul Logika Matematika B. Referensi lain yang relevan VI. Penilaian A. Pengamatan B. Tes lisan

8 C. Tes tertulis D. Penugasan Soal Tes Tertulis 1. Buatlah konjungsi dari pernyataan di bawah ini! a. P : Subali anak yang pandai. Q : Subali anak yang dermawan. b. P : x bilangan asli. Q : x bilangan bulat positif. 2. Buatlah disjungsi dari pernyataan di bawah ini! a. P : 7 < 12 Q : 6 14 = 82 b. P : Hari ini hujan. Q : Saya membawa payung. 3. Buatlah implikasi dari pernyataan di bawah ini! a. P : Gajah berbadan besar. Q : Harimau binatang pemakan rumput. b. P : Kucing binatang yang bertelur. Q : 2 x 7 = Buatlah bi-implikasi dari pernyataan di bawah ini! a. P : 5 adalah bilangan asli Q : 5 adalah bilang real. b. P : 7 > - 5 Q : - 5 < Tentukan nilai kebenaran dari bentuk-bentuk di bawah ini! a. Jika matahari terbit dari barat maka singa hewan pemakan rumput. b. Lagu kebangsaan kita adalah Indonesia Raya dan hari kemerdekaan bangsa kita adalah 30 Februari. c. Kambing hewan yang dapat bertelur atau ayam hewan yang bertelur. d. 15 adalah bilangan asli jika dan hanya jika 7 adalah bilangan irrasional. e. Jika A adalah sebuah bilangan real maka A pasti bilangan rasional. f. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan setiap polisi pasti meninggal dunia 6. Buatlah ingkaran dari pernyataan di bawah ini! a. Jendral Sudirman seorang pahlawan revolusi. b. 78 bilangan yang habis dibagi 2 dan 78 adalah bilangan ganjil. c. Sungai itu curam dan airnya deras. d. Amir anak yang pandai atau Amir anak yang rajin. e. Hari ini di Klaten musim salju. f. Yuda seorang olahragawan atau Yuda ilmuwan. Kunci Jawaban 1. a. Subali anak yang pandai dan Subali anak yang dermawan. b. x bilangan asli dan x bilangan bulat positif. 2.a. 7 < 12 atau 6 14 = 82 b. Hari ini hujan atau saya membawa payung. 3.a. Jika gajah berbadan besar maka harimau binatang pemakan rumput. b. Jika kucing binatang yang bertelur maka 2 x 7 = 49 4.a. 5 adalah bilangan asli jika dan hanya jika 5 adalah bilangan real. b. 7 > - 5 jika dan hanya jika 5 < - 7

9 5. a. B b. S c. B d. B e. S f. B 6.a. Tidak benar bahwa Jendral Sudirman seorang pahlawan revolusi. b.78 bilangan yang tidak habis dibagi 2 atau 78 bilangan yang tidak ganjil. c. Sungai itu tidak curam atau airnya deras. d.amir anak yang tidak pandai dan Amir anak yang tidak rajin. e.tidak benar bahwa hari ini Klaten musim salju. f. Yuda bukan seorang olahragawan dan Yuda bukan seorang dermawan.

10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : X / 2 Pertemuan ke : 8 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi : Menerapkan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Invers, konvers dan kontraposisi Indikator : a. Invers, konvers dan kontraposisi ditentukan dari suatu implikasi b. Invers, konvers dan kontraposisi ditentukan dari suatu implikasi dan ditentukan nilai kebenarannya I. Tujuan 1. Siswa dapat menyusun pernyataan dalam bentuk invers jika implikasinya diketahui. 2. Siswa dapat menyusun pernyataan dalam bentuk konvers jika implikasinya diketahui. 3. Siswa dapat menyusun pernyataan dalam bentuk kontraposisi jika implikasinya diketahui. 4. Siswa dapat menyusun pernyataan dalam bentuk kontraposisi jika invers/konversnya diketahui. 5. Siswa dapat menyusun pernyataan dalam bentuk invers jika kontraposisi/konversnya diketahui. 6. Siswa dapat menyusun pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk invers jika implikasinya diketahui. 7. Siswa dapat membuat tabel kebenaran untuk membuktikan ekuivalensi. II. Materi Ajar Jika implikasi P Q maka dapat dibuat pernyataan pernyataan implikasi yang lain, yaitu : 1. Konvers : Q P 2. Invers : ~P ~Q 3. Kontraposisi : ~Q ~P Tabel kebenaran : Implikasi Konvers Invers Kontraposisi P Q ~ P ~ Q P Q Q P ~ P ~ Q ~ Q ~ P B B S S B B B B S B B S B S S B S S B B B B B B B S S B S B B S ekuivalen ekuivalen Dengan memperhatikan tabel kebenaran di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. P Q ~ Q ~ P, suatu implikasi ekuivalen dengan kontraposisi. b. Q P ~ P ~ Q, suatu konvers ekuivalen dengan invers.

11 1. Implikasi : Jika x 2 = 81, maka x = 9 Konvers : Jika x = 9, maka x 2 = 81 Invers : Jika x 2 81, maka x 9 Kontraposisi : Jika x 9, maka x Implikasi : Jika suatu bilangan habis dibagi 2 maka bilangan itu genap. Konvers : Jika bilangan genap maka bilangan itu habis dibagi 2. Invers : Jika bilangan itu tidak habis dibagi 2 maka bilangan itu bukan genap. Kontraposisi : Jika suatu bilangan bukan genap maka bilangan itu tidak habis dibagi 2. III. Metode Pembelajaran A. Ceramah B. Diskusi informasi C.Tanya jawab IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1. Mengadakan tanya jawab dengan peserta didik mengenai pernyataan yang berbentuk implikasi. B. Kegiatan Inti 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian invers, konvers dan kontraposisi dari implikasi. 2. Siswa dapat menentukan invers, konvers dan kontraposisi dari implikasi. 3. Siswa dapat menentukan nilai kebenaran invers, konvers dan kontraposisi dari implikasi. C. Kegiatan Akhir 1. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru 2. Siswa diberi tugas untuk dikerjakan di rumah V. Alat/Bahan/Sumber Belajar A. Modul Logika Matematika B. Referensi lain yang relevan VI. Penilaian A. Pengamatan B. Tes lisan C. Tes tertulis D. Penugasan SOAL TES TERTULIS 1. Buatlah konvers dari implikasi di bawah ini! a. Jika ABCD persegi panjang maka AC = BD. b. Jika x bilangan genap maka x 2 habis dibagi 4.

12 2. Buatlah invers dari kontraposisi di bawah ini! a. Jika guru datang, maka semua murid senang. b. Jika hujan maka, matahari tidak bersinar. 3. Buatlah kontraposisi dari implikasi di bawah ini! a. Jika harga barang naik, maka permintaan berkurang. b. Jika suatu usaha koperasi tidak maju, maka SHU yang diterima anggota kecil. 4. P : Terjadi perang. Q : Rakyat gelisah. Tulislah pernyataan di atas dengan menggunakan notasi : a. P ~ Q c. ~ P ~ Q b. ~ P Q d. ~ Q P 5. Buktikan dengan menggunakan tabel kebenaran! ~ (P Q) P ~ Q Kunci Jawaban 1. a. Jika AC = BD maka ABCD persegi panjang. b. Jika x 2 habis dibagi 4, maka x bilangan genap. 2. a. Jika semua murid senang, maka guru tidak datang. b. Jika matahari tidak bersinar, maka hari hujan. 3. a. Jika harga barang naik, maka permintaan berkurang. b. Jika SHU yang diterima anggota tidak kecil, maka suatu usaha koperasi tidak maju. 4. a. Jika terjadi perang, maka rakyat tidak gelisah. b. Jika terjadi perang, maka rakyat gelisah. c. Tidak terjadi perang jika dan hanya jika rakyat tidak gelisah. d. Rakyat tidak gelisah jika dan hanya jika terjadi perang. 5. ~ (P Q) P ~ Q P Q P Q ~ (P Q) ~ Q P ~ Q B B B S S S B S S B B B S B B S S S S S B S B S ekuivalen terbukti

13 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : X / 2 Pertemuan ke : 9 Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Standar Kompetensi : Menerapkan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor. Kompetensi Dasar : Menerapkan modus ponens, modus tollens dan prinsip silogisme dalam menarik kesimpulan. Indikator : a. Modus ponens, modus tollens dan silogisme dijelaskan perbedaannya. b. Modus ponens, modus tollens dan silogisme digunakan untuk menarik kesimpulan. c. Penarikan kesimpulan ditentukan kesahihannya. I. Tujuan 1. Siswa dapat menarik kesimpulan dengan argument modus Ponens 2. Siswa dapat menarik kesimpulan dengan argument modus Tollens 3. Siswa dapat menarik kesimpulan dengan argument Silogisme 4. Siswa dapat membuat tabel kebenaran untuk membuktikan validitas II. Materi Ajar Dalam pembelajaran logika ada beberapa cara pengambilan kesimpulan yang disebut sebagai argument, antara lain : 1. Modus Ponens. a. Premis 1 : P Q atau b. Premis 1 : P Premis 2 : P Premis 2 : P Q Konklusi : Q Konklusi : Q Tabel kebenaran berikut menunjukkan bahwa penarikan kesimpulan dengan modus Ponens termasuk dalam katagori valid. P Q P Q (P Q) P {(P Q) P} Q B B B B B B S S S B S B B S B S S B S B Premis 1 Premis 2 Konklusi : Jika hari ini hujan maka saya membawa payung. : Hari ini hujan. : Saya membawa payung. 2. Modus Tollens. Premis 1 Premis 2 Konklusi : P Q : ~ Q : ~ P Tabel kebenaran Modus Tollens P Q ~ P ~ Q P Q (P Q) ~ Q {(P Q) ~ Q ~ P B B S S B S B

14 B S S B S S B S B B S B S B S S B B B B B Premis 1 : Jika saya sakit maka saya pergi ke dokter. Premis 2 : Saya tidak pergi ke dokter. Konklusi : Saya tidak sakit. 3. Silogisme. i. Silogisme Disjungsi 1. Premis 1 : P Q atau 2. Premis 1 : P Q Premis 2 : ~ Q Premis 2 : ~ P Konklusi : P Konklusi : Q Tabel kebenaran Silogisme Disjungsi P Q ~ Q P Q (P Q) ~ Q {(P Q) ~ Q } P B B S B S B B S B B B B S B S B S B S S B S S B Premis 1 : Subali anak yang rajin atau Subali anak yang kaya. Premis 2 : Subali anak yang tidak rajin. Konklusi : Subali anak yang kaya. ii. Silogisme Hipotetik Premis 1 Premis 2 Konklusi : P Q : Q R : P R Tabel kebenaran Silogisme Disjungsi P Q R P Q Q R (P Q) (Q R) P R (P Q) (P R) (P R) B B B B B B B B B B S B S S S B B S B S B S B B B S S S B S S B S B B B B B B B S B S B S S B B S S B B B B B B S S S B B B B B Premis 1 : Jika saya rajin maka saya naik kelas. Premis 2 : Jika saya naik kelas maka saya dibelikan sepeda motor. Konklusi : Jika saya rajin maka saya dibelikan sepeda motor. III. Metode Pembelajaran A. Ceramah B. Diskusi informasi C.Tanya jawab IV. Langkah-langkah Pembelajaran

15 A. Kegiatan Awal 1. Mengadakan tanya jawab dengan peserta didik mengenai penarikan kesimpulan. B. Kegiatan Inti 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian modus ponens, modus tollens dan silogisme. 2. Siswa dapat menarik kesimpulan dengan menggunakan modus ponens, modus tollens dan silogisme. 3. Siswa dapat menentukan kesahihan penarikan kesimpulan. C. Kegiatan Akhir 1. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru 2. Siswa diberi tugas untuk dikerjakan di rumah V. Alat/Bahan/Sumber Belajar A. Modul Logika Matematika B. Referensi lain yang relevan VI. Penilaian A. Pengamatan B. Tes lisan C. Tes tertulis D. Penugasan SOAL TES TERTULIS Lengkapi pernyataan-pernyataan berikut sehingga menjadi argument yang valid! 1. Premis 1 :. Premis 2 : x adalah bilangan bulat Konklusi : x memenuhi x + 10 = 5 2. Premis 1 :. Premis 2 : y bukan bilangan asli. Konklusi : y bukan bilangan prima. 3. Premis 1 :. Premis 2 : Jika diri kita sehat maka kita dapat berhemat. Konklusi : Jika lingkungan kita bersih maka kita dapat menghemat. Lanjutkan pernyataan-pernyataan berikut sehingga menjadi argument yang valid! 4. Premis 1 : Jika Subali bintang Bollywood maka Subali terkenal. Premis 2 : Subali tidak terkenal. Konklusi :.. 5. Premis 1 : Jika matahari terbit dari barat maka hari kiamat. Premis 2 :.. Konklusi : Matahari tidak terbit dari barat.

16 6. Premis 1 : Jika 12 bilangan bulat maka 12 habis dibagi dua. Premis 2 : 12 bilangan bulat. Konklusi :.. 7. Premis 1 : Jika kita menang dalam pertandingan final maka kita juara. Premis 2 :.. Konklusi : Jika kita menang dalam pertandingan final maka kita mendapat piala gubernur. Kunci Jawaban 1. Jika x adalah bilanagn bulat maka x memenuhi x + 10 = 5 2. Jika y bilangan prima maka y bilangan asli. 3. Jika lingkungan kita bersih maka diri kita sehat. 4. Subali bukan bintang Bollywood. 5. Hari ini tidak kiamat. 6. habis dibagi dua. 7. Jika kita juara maka kita mendapat piala gubernur.

RUMUS LOGIKA MATEMATIKA DAN TABEL KEBENARAN

RUMUS LOGIKA MATEMATIKA DAN TABEL KEBENARAN RUMUS LOGIKA MATEMATIKA DAN TABEL KEBENARAN Updated by Admin of Bahan Belajar Logika matematika merupakan salah satu materi pelajaran matematika dan cabang logika yang mengandung kajian matematis logika.

Lebih terperinci

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si.

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si. Logika Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si. Logika Matematika Kalimat Terbuka dan Tertutup Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak mengandung nilai kebenaran Contoh: Semoga kamu

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA)

LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA) LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA) Disampaikan Pada MGMP Matematika SMA Provinsi Bengkulu Tahun Ajaran 2007/2008 Oleh: Supama Widyaiswara LPMP Bengkulu DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT

Lebih terperinci

LOGIKA. Logika Nilai kebenaran pernyataan majemuk Ingkaran suatu pernyataan Penarikan kesimpulan. A. Pernyataan, Kalimat Terbuka, Ingkaran.

LOGIKA. Logika Nilai kebenaran pernyataan majemuk Ingkaran suatu pernyataan Penarikan kesimpulan. A. Pernyataan, Kalimat Terbuka, Ingkaran. LOGIKA Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkarannya, menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk, serta mampu menggunakan prinsip logika matematika dalam pemecahan

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X

LOGIKA MATEMATIKA. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) LOGIKA MATEMATIKA Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X Created By Ita Yuliana 37 Logika Matematika Kompetensi

Lebih terperinci

NAMA LAMBANG KATA PERNYATAAN LOGIKANYA PENGHUBUNG

NAMA LAMBANG KATA PERNYATAAN LOGIKANYA PENGHUBUNG LOGIKA MATEMATIKA A. PERNYATAAN DAN KALIMAT TERBUKA Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya (benar dan salah). 1. Gadis itu cantik. 2. Bersihkan lantai itu. 3. Pernyataan/kalimat

Lebih terperinci

6. LOGIKA MATEMATIKA

6. LOGIKA MATEMATIKA 6. LOGIKA MATEMATIKA A. Negasi (Ingkaran) Negasi adalah pengingkaran terhadap nilai kebenaran suatu pernyataan. ~ p : tidak p p ~ p B S S B B. Operator Logika 1) Konjungsi adalah penggabungan dua pernyataan

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Tabel kebenarannya sbb : p ~ p B S S B

LOGIKA MATEMATIKA. Tabel kebenarannya sbb : p ~ p B S S B LOGIKA MATEMATIKA A. Pernyataan, kalimat terbuka, dan ingkaran pernyataan. 1. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang mengandung nilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus kedua-duanya. a. Hasil kali

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : XI Program Keahlian : Akuntansi dan Penjualan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : XI Program Keahlian : Akuntansi dan Penjualan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : XI Program Keahlian : Akuntansi dan Penjualan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi Waktu

Lebih terperinci

CBT Psikotes CBT UN SMA IPA SBMPTN. FPM Matematika. Tes Buta Warna

CBT Psikotes CBT UN SMA IPA SBMPTN. FPM Matematika. Tes Buta Warna GENTA GROUP in PLAY STORE CBT UN SMA IPA Aplikasi CBT UN SMA IPA android dapat di download di play store dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. CBT Psikotes Aplikasi CBT Psikotes

Lebih terperinci

BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA

BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA 1 BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA DI SUSUN OLEH : DRS. ABD. SALAM,MM KELAS X BM & PAR SMK NEGERI 1 SURABAYA LOGIKA MATEMATIKA Standar Kompetensi : Menerapkan logika matematika dalam pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

BAB I LOGIKA MATEMATIKA

BAB I LOGIKA MATEMATIKA BAB I LOGIKA MATEMATIKA A. Ringkasan Materi 1. Pernyataan dan Bukan Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO. 05/2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO. 05/2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO. 05/2 Nama Sekolah : SMK Diponegoro Lebaksiu Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (1 x pertemuan) Standar Kompetensi Kompetensi

Lebih terperinci

Logika Matematika. Cece Kustiawan, FPMIPA, UPI

Logika Matematika. Cece Kustiawan, FPMIPA, UPI Logika Matematika 1. Pengertian Logika 2. Pernyataan Matematika 3. Nilai Kebenaran 4. Operasi Uner 5. Operasi Biner 6. Tabel kebenaran Pernyataan 7. Tautologi, Kontradiksi dan Kontingen 8. Pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

Modul Matematika X Semester 2 Logika Matematika

Modul Matematika X Semester 2 Logika Matematika Modul Matematika X Semester 2 Logika Matematika Oleh : Markus Yuniarto, S.Si Tahun Pelajaran 2014 2015 SMA Santa Angela Jl. Merdeka No. 24 Bandung LOGIKA MATEMATIKA A. Standar Kompetensi : Menggunakan

Lebih terperinci

LOGIKA. Arum Handini Primandari

LOGIKA. Arum Handini Primandari LOGIKA Arum Handini Primandari LOGIKA MATEMATIKA KALIMAT TERBUKA DAN TERTUTUP Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak mengandung nilai kebenaran Contoh: Apakah kamu tahu pencipta lagu PPAP? Semoga ujian

Lebih terperinci

Logika. Modul 1 PENDAHULUAN

Logika. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Logika Drs. Sukirman, M.Pd. L PENDAHULUAN ogika merupakan salah satu bidang ilmu yang mengkaji prinsip-prinsip penalaran yang benar dan penarikan kesimpulan yang absah, baik yang bersifat deduktif

Lebih terperinci

BAB 6 LOGIKA MATEMATIKA

BAB 6 LOGIKA MATEMATIKA A 6 LOGIKA MATEMATIKA A RINGKAAN MATERI 1. Pengertian Logika adalah suatu metode yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran (bentuk pemikiran yang masuk akal). Pernyataan adalah kalimat yang hanya

Lebih terperinci

I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA

I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA 1 I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA A. Pernyataan. Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus keduanya. Benar atau salahnya suatu pernyataan dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

5. 1 Mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka)

5. 1 Mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka) Sumber: Art and Gallery Standar Kompetensi 5. Menerapkan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor Kompetensi Dasar 5. 1 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Jadi penting itu baik, tapi jadi baik jauh lebih penting

Jadi penting itu baik, tapi jadi baik jauh lebih penting LOGIKA MATEMATIKA Logika Matematika - Pernyataan, Nilai Kebenaran, dan Kalimat Terbuka - Pernyataan Majemuk - Konvers, Invers, dan Kontraposisi - Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensial - Ingkaran dari

Lebih terperinci

4. LOGIKA MATEMATIKA

4. LOGIKA MATEMATIKA 4. LOGIKA MATEMATIKA A. Negasi (Ingkaran) Negasi adalah pengingkaran terhadap nilai kebenaran suatu pernyataan. ~ p : tidak p p ~ p B S S B B. Operator Logika 1) Konjungsi adalah penggabungan dua pernyataan

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014

LOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014 LOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014 A. PERNYATAAN MAJEMUK Jenis-jenis pernyataan majemuk: 1. Konjungsi (^ = dan ) A: Hari ini Jowoki kampanye B: Hari ini Jowoki Umroh Konjungsi (A ^ B): Hari ini Jowoki kampanye

Lebih terperinci

BAB VI. LOGIKA MATEMATIKA

BAB VI. LOGIKA MATEMATIKA BAB VI. LOGIKA MATEMATIKA Ingkaran, Disjungsi, Konjungsi, Implikasi, Biimplikasi : Konvers, Invers, Kontraposisi : Tabel Kebenaran : p q ~ p ~ q p q p q p q p q B B S S B B B B B S S B B S S S S B B S

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kurikulim MK Negeri 1 urabaya RENCANA PELAKANAAN PEMELAJARAN (RPP) Nama ekolah : MK Negeri 1 urabaya Program Keahlian : Mata Pelajaran : Matematika Kelas / emester : tandar Kompetensi : Menerapkan logika

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal tambahan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

BAB I DASAR-DASAR LOGIKA BAB I DASAR-DASAR LOGIKA 11 Pendahuluan Logika adalah suatu displin yang berhubungan dengan metode berpikir Pada tingkat dasar, logika memberikan aturan-aturan dan teknik-teknik untuk menentukan apakah

Lebih terperinci

BAB IV LOGIKA A. Pernyataan B. Operasi uner

BAB IV LOGIKA A. Pernyataan B. Operasi uner BAB IV LOGIKA A. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat matematika tertutup yang benar atau yang salah, tetapi tidak kedua-duanya pada saat yang bersamaan. Pernyataan biasa dilambangkan dengan p, q, r,...

Lebih terperinci

Bab 1 LOGIKA MATEMATIKA

Bab 1 LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA MATEMATIKA ab 1 Dalam setiap melakukan kegiatan sering kita dituntut untuk menggunakan akal dan pikiran. Akal dan pikiran yang dibutuhkan harus mempunyai pola pikir yang tepat, akurat, rasional,

Lebih terperinci

Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Program Keahlian Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke- Alokasi Waktu : SMK Negeri 1 Salatiga : Akuntansi : Matematika : X / 2 (dua) : 1(satu) : 2

Lebih terperinci

Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA. Clara Ika Sari Budhayanti. Pendahuluan. Selamat belajar, semoga Anda sukses.

Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA. Clara Ika Sari Budhayanti. Pendahuluan. Selamat belajar, semoga Anda sukses. Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA Clara Ika Sari Budhayanti Pendahuluan D alam menyelesaikan permasalahan matematika, penalaran matematis sangat diperlukan baik di bidang aritmatika, aljabar, geometri dan pengukuran,

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Pernyataan

LOGIKA MATEMATIKA. Pernyataan LOGIKA MATEMATIKA 1 PERNYATAAN DAN UKAN PERNYATAAN A Pengertian logika Matematika Logika adalah ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar. Logika matematika (logika simbolik) adalah ilmu tentang penyimpulan

Lebih terperinci

Logika & Himpunan 2013 LOGIKA MATEMATIKA. Oleh NUR INSANI, M.SC. Disadur dari BUDIHARTI, S.Si.

Logika & Himpunan 2013 LOGIKA MATEMATIKA. Oleh NUR INSANI, M.SC. Disadur dari BUDIHARTI, S.Si. LOGIKA MATEMATIKA Oleh NUR INSANI, M.SC Disadur dari BUDIHARTI, S.Si. Logika adalah ilmu yang mempelajari secara sistematis kaidah-kaidah penalaran yang absah/valid. Ada dua macam penalaran, yaitu: penalaran

Lebih terperinci

NEGASI KALIMAT DAN KALIMAT MAJEMUK (Minggu ke-3)

NEGASI KALIMAT DAN KALIMAT MAJEMUK (Minggu ke-3) NEGASI KALIMAT DAN KALIMAT MAJEMUK (Minggu ke-3) 1 1 Kata Penghubung Kalimat 1. Konjungsi: menggunakan kata penghubung: dan 2. Disjungsi: menggunakan kata penghubung: atau 3. Implikasi: menggunakan kata

Lebih terperinci

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012 Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah September 26, 2012 Cara menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu dengan membagi beberapa bagian (kolom). Nilai kebenarannya

Lebih terperinci

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Program Studi Semester Dosen Pengampu : Matematika Diskrit : MAT-3615/ 3 sks : Pendidikan Matematika : VI (Enam) : Nego Linuhung, M.Pd /Nurain Suryadinata, M.Pd Referensi

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. d. 6 + a > -4 e. 7 adalah faktor dari 63. c. 4 x 6 2. Tentukan variabel dan himpunan penyelesaian dari: a.

LOGIKA MATEMATIKA. d. 6 + a > -4 e. 7 adalah faktor dari 63. c. 4 x 6 2. Tentukan variabel dan himpunan penyelesaian dari: a. LOGIKA MATEMATIKA A. Definisi 1). Pernyataan Pernyataan adalah suatu kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Air laut rasanya asin, adalah bilangan prima, urabaya

Lebih terperinci

Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah.

Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah. LOGIKA MATEMATIKA 1. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Pernyataan dilambangkan dengan huruf kecil, misalnya p, q, r dan seterusnya.

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Materi SMA/SMK/MA. kelas X

LOGIKA MATEMATIKA. Materi SMA/SMK/MA. kelas X LOGIKA MATEMATIKA Materi SMA/SMK/MA kelas X Orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna, melainkan orang yang dapat mempergunakan sebaiknya-baiknya dari bagian otaknya yang kurang

Lebih terperinci

Latihan Materi LOGIKA MATEMATIKA. 1. Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini.

Latihan Materi LOGIKA MATEMATIKA. 1. Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. Latihan Materi LOGIKA MATEMATIKA 1. Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. (a) Tarif dasar listrik naik. (b) 10 = 50 5 (c) Celana Dono berwarna hitam. (d) Semua jenis ikan bertelur. (e)

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Oleh : Siardizal, S.Pd., M.Kom

LOGIKA MATEMATIKA. Oleh : Siardizal, S.Pd., M.Kom LOGIKA MATEMATIKA Oleh : iardizal,.pd., M.Kom elamat datang di CD berprogram Menu Utama Info Guru Diskripsi Materi Pelajaran LOGIKA MATEMATIKA Kompetensi Dasar Materi Latihan oal 2 elamat datang di CD

Lebih terperinci

Logika Proposisi 1. Definisi 1. (Proposisi) Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya sekaligus.

Logika Proposisi 1. Definisi 1. (Proposisi) Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya sekaligus. Logika Proposisi 1 I. Logika Proposisi Logika adalah bagian dari matematika, tetapi pada saat yang sama juga merupakan bahasa matematika. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ada kepercayaan bahwa

Lebih terperinci

KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks

KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks Agenda 2 Pengantar Logika Kalimat pernyataan (deklaratif) Jenis-jenis pernyataan Nilai kebenaran Variabel dan konstanta Kalimat

Lebih terperinci

LOGIKA Matematika Industri I

LOGIKA Matematika Industri I LOGIKA TIP FTP UB Pokok Bahasan Pengertian Logika Pernyataan Matematika Nilai Kebenaran Operasi Uner Operasi Biner Tabel kebenaran Pernyataan Tautologi, Kontradiksi dan Kontingen Pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA Wahyudi Pendahuluan D alam menyelesaikan permasalahan matematika, penalaran matematis sangat diperlukan. Penalaran matematika menjadi pedoman atau tuntunan sah atau tidaknya

Lebih terperinci

Matematika Industri I

Matematika Industri I LOGIKA MATEMATIKA TIP FTP - UB Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai kebenaran dari proposisi Tautologi Ekuivalen Kontradiksi Kuantor Validitas pembuktian Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai

Lebih terperinci

Tingkat 2 ; Semester 3 ; Waktu 44 menit

Tingkat 2 ; Semester 3 ; Waktu 44 menit MK Negeri 3 Jakarta tandar Kompetensi H Menerapkan Logika Matematika Dalam Pemecahan Dalam Pemecahan Masalah Yang erkaitan Dengan Pernyataan Majemuk Dan Pernyataan erkuantor. Tingkat 2 ; emester 3 ; Waktu

Lebih terperinci

MODUL LOGIKA MATEMATIKA

MODUL LOGIKA MATEMATIKA PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODUL LOGIKA MATEMATIKA AUTHOR: Navel Mangelep UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA KATA PENGANTAR Salah satu penunjang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Ketapang Mata Pelajaran : Matematika

RENCANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Ketapang Mata Pelajaran : Matematika RENCANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Ketapang Mata Pelajaran : Matematika Kelas : X Semester : 2 Materi Pokok : Logika Matematika Alokasi Waktu : 1 x 40 menit (1 pertemuan)

Lebih terperinci

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012 Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah September 26, 2012 yang diharapkan Dasar: Menggunakan logika matematika. Indikator Esensial: 1 Mengidentifikasi suatu tautologi 2 Menentukan ingkaran suatu pernyataan

Lebih terperinci

INGKARAN DARI PERNYATAAN

INGKARAN DARI PERNYATAAN HAND-OUT Student Name : Subject : Matematika Wajib Grade/Class : / Toic : Logika Matematika Date : Teacher(s) : Mr. Daniel Kristanto Semester : 2 Parent s Signature : LOGIKA MATEMATIKA Kalimat logika matematika

Lebih terperinci

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibicarakan rumus-rumus tautologi dan prinsip-prinsip pembuktian yang tidak saja digunakan di bidang matematika, tetapi

Lebih terperinci

Logika Matematika. ILFA STEPHANE, M.Si. September Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

Logika Matematika. ILFA STEPHANE, M.Si. September Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang ILFA STEPHANE, M.Si September 2012 Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang Definisi 1 Logika adalah usaha dalam memutuskan ya atau tidaknya (whether or not) suatu keputusan yang sah. Oleh karena

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelas XI. To ali. Kelompok Penjualan dan Akuntansi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

MATEMATIKA. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelas XI. To ali. Kelompok Penjualan dan Akuntansi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional i MATEMATIKA Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelas XI Kelompok Penjualan dan Akuntansi To ali Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional ii Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi

Lebih terperinci

bab 1 Logika MATEMATIKA

bab 1 Logika MATEMATIKA bab 1 Logika MATEMATIKA, RINGKASAN MATERI A. PERNYATAAN DAN INGKARANNYA Pengertian Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah saja. Pernyataan biasanya dinotasikan dengan huruf

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Modul Matematika By : Syaiful Hamzah Nasution

LOGIKA MATEMATIKA. Modul Matematika By : Syaiful Hamzah Nasution LOGIKA MATEMATIKA Logika matematika mempunyai peranan mendasar dalam perkembangan teknologi computer. Karena logika digunakan dalam berbagai aspek di bidang computer seperti pemrograman, ersitektur computer,

Lebih terperinci

Logika Matematika. Bab 1

Logika Matematika. Bab 1 Bab 1 Sumber: pkss.co.id Pada bab ini, Anda akan diajak untuk memecahkan masalah yang ber - hubungan dengan konsep, di antaranya mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka), mendeskripsikan

Lebih terperinci

SILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya. Mendefinisikan bentuk pangkat, akar dan logaritma.

SILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya. Mendefinisikan bentuk pangkat, akar dan logaritma. SILABUS Nama Sekolah : SMA NEGERI 6 PONTIANAK Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas/Program : X Semester : 1 STANDAR KOMPETENSI: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

Lebih terperinci

PENGERTIAN. Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. Nama lain proposisi: kalimat terbuka.

PENGERTIAN. Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. Nama lain proposisi: kalimat terbuka. BAB 2 LOGIKA PENGERTIAN Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Proposisi Kalimat deklaratif yang

Lebih terperinci

SILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya. Mendefinisikan bentuk pangkat, akar dan logaritma.

SILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya. Mendefinisikan bentuk pangkat, akar dan logaritma. SILABUS Nama Sekolah : SMA PGRI 1 AMLAPURA Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas/Program : X Semester : 1 STANDAR KOMPETENSI: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

Lebih terperinci

LOGIKA PROPOSISI 3.1 Proposisi logika proposisional. Contoh : tautologi yaitu proposisi-proposisi yang nilainya selalu benar. Contoh 3.

LOGIKA PROPOSISI 3.1 Proposisi logika proposisional. Contoh : tautologi yaitu proposisi-proposisi yang nilainya selalu benar. Contoh 3. LOGIKA PROPOSISI 3.1 Proposisi Proposisi adalah suatu pernyataan yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai kebenarannya.

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB IX LOGIKA MATEMATIKA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB IX LOGIKA MATEMATIKA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB IX LOGIKA MATEMATIKA Dr. Djadir, M.Pd. Dr. Ilham Minggi, M.Si Ja faruddin,s.pd.,m.pd. Ahmad Zaki, S.Si.,M.Si Sahlan Sidjara,

Lebih terperinci

Dasar Logika Matematika

Dasar Logika Matematika Dasar Logika Matematika Pertemuan 1: Brainstorming Perhatikan kedudukan himpunan titik-titik yang berderet kemudian tentukan himpunan titik-titik berikutnya sesuai dengan pola.? Pengantar Dasar Logika

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS X ( 1 ) SEMESTER I

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS X ( 1 ) SEMESTER I KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS X ( 1 ) SEMESTER I KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN: MATEMATIKA Sekolah : SMA/MA... Kelas : X Semester : I (SATU) KKM

Lebih terperinci

Silabus. Kegiatan Pembelajaran Instrumen

Silabus. Kegiatan Pembelajaran Instrumen NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Matematika KELAS : XI STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan logika matematka dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor KODE KOMPETENSI

Lebih terperinci

ANALISIS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) SMK DIPONEGORO LEBAKSIU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ANALISIS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) SMK DIPONEGORO LEBAKSIU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Kompetensi Keahlian : TKR dan Farmasi Kelas : X Semester : 1 ANALISIS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL () SMK DIPONEGORO LEBAKSIU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Memecahkan

Lebih terperinci

Silabus. Tugas individu, tugas kelompok, kuis.

Silabus. Tugas individu, tugas kelompok, kuis. Silabus Nama Sekolah : SMK Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : X / TEKNOLOGI, KESEHATAN, DAN PERTANIAN Semester : GANJIL Sandar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi

Lebih terperinci

A. Pengertian Logika B. Pernyataan C. Nilai Kebenaran

A. Pengertian Logika B. Pernyataan C. Nilai Kebenaran HAND OUT PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Pengantar Dasar Matematika ub Materi : Pernyataan, Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, iimplikasi Pertemuan : 1 URAIAN POKOK PERKULIAHAN LOGIKA A. Pengertian Logika

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i UCAPAN TERIMA KASIH...ii ABSTRAK.iii DAFTAR ISI.iv DAFTAR TABEL.vi DAFTAR BAGAN ix DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN.xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah..

Lebih terperinci

LOGIKA DAN PEMBUKTIAN

LOGIKA DAN PEMBUKTIAN BAB I LOGIKA DAN PEMBUKTIAN A. PENGANTAR Prinsip dari logika matematika memiliki korelasi dengan pembuktian kebenaran yang dilakukan menggunakan tabel kebenaran ataupun tanpa menggunakan tabel kebenaran

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Pendahuluan Untuk menemukan suatu gagasan baru dari informasi dan gagasan yang telah ada, diperlukan proses berpikir. Proses ini dikenal

Lebih terperinci

p q p? q (p? q) -p -q (1) (2) (3) (4) (5) (6) B B B S S S B S S B S B S B S B B S S S B B B B B S S ( - p? - q ) B S (p? q) S

p q p? q (p? q) -p -q (1) (2) (3) (4) (5) (6) B B B S S S B S S B S B S B S B B S S S B B B B B S S ( - p? - q ) B S (p? q) S MAT. 02. Logika i Kode MAT.02 Logika p q p? q (p? q) -p -q (1) (2) (3) (4) (5) (6) B B B S S S B S S B S B S B S B B S S S B B B (p? q)? ( - p? - q ) B B S S ( - p? - q ) B S (p? q) S BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kelas / Semester : X / 1 Pertemuan Ke : 1-5 Alokasi : 10 x 45 Menit Standar Kompetensi : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan real Kompetensi Dasar : Menerapkan operasi pada bilangan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit DASAR-DASAR LOGIKA Pertemuan 2 Matematika Diskrit 25-2-2013 Materi Pembelajaran 1. Kalimat Deklaratif 2. Penghubung kalimat 3. Tautologi dan Kontradiksi 4. Konvers, Invers, dan Kontraposisi 5. Inferensi

Lebih terperinci

PERNYATAAN MAJEMUK & NILAI KEBENARAN

PERNYATAAN MAJEMUK & NILAI KEBENARAN PERNYATAAN MAJEMUK & NILAI KEBENARAN 1. Pernyataan Majemuk Perhatikan pernyataan hari ini hujan dan aku berjalan-jalan. Pernyataan tersebut terdiri dari dua pernyataan pokok/tunggal (prime sentence), yaitu

Lebih terperinci

Pertemuan 2. Proposisi Bersyarat

Pertemuan 2. Proposisi Bersyarat Pertemuan 2 Proposisi ersyarat Proposisi ersyarat Definisi 4 Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk jika p, maka q disebut proposisi bersyarat (implikasi dan dilambangkan dengan p q Proposisi

Lebih terperinci

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements).

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Logika (logic) 1 Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 F T T F T F T F

PERTEMUAN KE 3 F T T F T F T F PEREMUAN KE 3 E. DISJUNGSI EKSLUSI (Exclusive OR) Misalkan p dan q adalah proposisi. Exclusive or p dan q, dinyatakan dengan notasi, adalah proposisi yang bernilai benar bila hanya salah satu dari p dan

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT. Logika

MATEMATIKA DISKRIT. Logika MATEMATIKA DISKRIT Logika SILABUS KULIAH 1. Logika 2. Himpunan 3. Matriks, Relasi dan Fungsi 4. Induksi Matematika 5. Algoritma dan Bilangan Bulat 6. Aljabar Boolean 7. Graf 8. Pohon REFERENSI Rinaldi

Lebih terperinci

- Mahasiswa memahami dan mampu membuat kalimat, mengevaluasi kalimat dan menentukan validitas suatu kalimat

- Mahasiswa memahami dan mampu membuat kalimat, mengevaluasi kalimat dan menentukan validitas suatu kalimat LOGIKA Tujuan umum : - Mahasiswa memahami dan mampu membuat kalimat, mengevaluasi kalimat dan menentukan validitas suatu kalimat Tujuan Khusus: - mahasiswa diharapkan dapat : 1. memahami pengertian proposisi,

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. MATEMATiKA DISKRET S1-SISTEM INFORMATIKA STMIK AMIKOM. proposisi conjungsi tautologi inferensi

LOGIKA MATEMATIKA. MATEMATiKA DISKRET S1-SISTEM INFORMATIKA STMIK AMIKOM. proposisi conjungsi tautologi inferensi LOGIKA MATEMATIKA MATEMATiKA DISKRET S1-SISTEM INFORMATIKA STMIK AMIKOM Definisi Proposisi adalah suatu kalimat yang bernilai benar atau salah dan tidak keduanya Proposisi Kalimat Deklaratif Proposisi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Tim Penyusun

Kata Pengantar. Tim Penyusun i Kata Pengantar Matematika merupakan ilmu yang sangat berkaitan dengan kehidupan. Sebagai ibu dari ilmu pengetahuan, matematika merupakan ilmu dasar yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam

Lebih terperinci

MODUL 6 LOGIKA MATEMATIKA

MODUL 6 LOGIKA MATEMATIKA MODUL 6 LOGIKA MATEMATIKA KATA PENGANTAR Melatih berpikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat? BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara etimologi, istilah Logika berasal dari bahasa Yunani, yaitu logos yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga ilmu pengetahuan. Dalam arti

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGEMBANGAN SILABUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENGEMBANGAN SILABUS TAHUN PELAJARAN 01/013 NAMA SEKOLAH : SMK DIPONEGORO LEBAKSIU MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS / SEMESTER : X / 1 STANDAR KOMPETENSI : MEMECAHKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN KONSEP OPERASI

Lebih terperinci

BAB I LOGIKA KALIMAT

BAB I LOGIKA KALIMAT BAB I LOGIKA KALIMA Dalam suatu pernyataan kalimat, baik verbal maupun dalam bentuk tulisan, sering muncul ketidak mengertian, kesalah tafsiran dan bahkan keslah pahaman oleh karena beberapa aspek yang

Lebih terperinci

PERNYATAAN (PROPOSISI)

PERNYATAAN (PROPOSISI) Logika Gambaran Umum Logika : - Logika Pernyataan membicarakan tentang pernyataan tunggal dan kata hubungnya sehingga didapat kalimat majemuk yang berupa kalimat deklaratif. - Logika Predikat menelaah

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA Talisadika Maifa

LOGIKA MATEMATIKA Talisadika Maifa 22 BAB II LOGIKA MATEMATIKA Talisadika Maifa A. PENDAHULUAN Pembahasan mengenai logika sudah ada sejak lama bahkan sebelum manusia mengenal istilah logika itu sendiri. Menilik kembali kepada sejarahnya,

Lebih terperinci

Paket Rumus Matematika Dasar

Paket Rumus Matematika Dasar 1 2 Paket Rumus Matematika Dasar (Bilangan dan Perbandingan, Deret Matematika, Himpunan dan Peluang, Bangun Datar dan Bangun Ruang) Bilangan Bilangan asli (A) A = {1,2,3,4, } Himpunan bagian A antara lain:

Lebih terperinci

LOGIKA PROPOSISI. Bagian Keempat : Logika Proposisi

LOGIKA PROPOSISI. Bagian Keempat : Logika Proposisi LOGIKA PROPOSISI Bagian Keempat : Logika Proposisi ARI FADLI, S.T. Logika Proposisi Tujuan : Mahasiswa dapat menyebutkan tentang logika proposisi, operator dan sifat proposisi Proposisi Definisi : Setiap

Lebih terperinci

Aktif Menggunakan Matematika

Aktif Menggunakan Matematika i Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit PT. Visindo Media Persada Aktif Menggunakan Matematika

Lebih terperinci

kebenaran 2. Diskusi 3. Ceramah 4. Presentasi

kebenaran 2. Diskusi 3. Ceramah 4. Presentasi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : XI / 1 Pertemuan Ke : Alokasi Waktu : x 45 menit Standar Kompetensi : Menerapkan logika matematika dalam pemecahan masalah

Lebih terperinci

SILABUS ALOKASI WAKTU T M P S P D SUMBER BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SILABUS ALOKASI WAKTU T M P S P D SUMBER BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SILABUS KELAS / SEMESTER : X / 1 STANDAR : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan riil KODE : D.9 : 44 x 45 menit 1. Menerapkan operasi pada bilangan riil Dua atau lebih bilangan bulat

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1 2. ALJABAR LOGIKA 2.1 Pernyataan / Proposisi Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai kebenaran (benar atau salah), tetapi tidak keduanya. Contoh 1 : P = Tadi malam BBM mulai naik (memiliki

Lebih terperinci

KISI - KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

KISI - KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011 YAYASAN INSAN INDONESIA MANDIRI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK WIJAYA PUTRA Kompetensi Keahlian : Akuntansi, Multimedia, Teknik Kendaraan Ringan STATUS : TERAKREDITASI A Jalan Raya Benowo 1-3, (031) 7413061,

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Terima kasih atas kesediaan Bapak atau Ibu guru yang menggunakan buku Matematika Aplikasi SMA Kelas X XII. Hormat kami, Tim Penyusun

Kata Pengantar. Terima kasih atas kesediaan Bapak atau Ibu guru yang menggunakan buku Matematika Aplikasi SMA Kelas X XII. Hormat kami, Tim Penyusun Kata Pengantar Perjalanan panjang proses penilaian buku Matematika SMA oleh Pusat Perbukuan dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Departemen Pendidikan Nasional telah usai bersamaan dengan diterbitkannya

Lebih terperinci

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2013/2014 Logika Klasik Matematika Diskret (TKE132107) - Program Studi Teknik

Lebih terperinci

IT105 MATEMATIKA DISKRIT. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.

IT105 MATEMATIKA DISKRIT. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs. IT105 MATEMATIKA DISKRIT Ramos Somya, S.Kom., M.Cs. TUJUAN Mahasiswa Memahami dan menguasai konsep dasar logika matematika Mahasiswa mempunyai daya nalar yang semakin tajam. POKOK BAHASAN Pernyataan dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 125 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) JENJANG PENDIDIKAN : SMA KELAS : X MATA PELAJARAN : MATEMATIKA POKOK BAHASAN : LOGIKA MATEMATIKA ALOKASI WAKTU : 2 x 45 MENIT PERTEMUAN KE- : 1 STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321. SEMESTER : GANJIL (5) DOSEN : MAULANA, S.Pd., M.Pd.

PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321. SEMESTER : GANJIL (5) DOSEN : MAULANA, S.Pd., M.Pd. Doc Logika Matematika PGSD Maulana 1 PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321 BOBOT SKS : 2 (DUA) TAHUN AKADEMIK : 2007/2008 PROGRAM : PGSD S-1 KELAS SEMESTER : GANJIL

Lebih terperinci