BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang permasalahan yang dihadapi oleh para peneliti di bidang lingkungan, permasalahan yang dihadapi oleh instansi penyedia data, tujuan dan sasaran penulisan buku ini serta ruang lingkup pembahasan masalah Latar Belakang Pembahasan latar belakang perancangan sistem basis data sumber daya air (SISDA) dapat dibagi menjadi dua permasalahan. Yang pertama adalah Permasalahan Eksternal, yaitu permasalahan yang dihadapi oleh user yang berada di luar organisasi pengelola data atau instansi penyedia data. User yang berkaitan dengan masalah ekternal ini biasanya seorang peneliti di bidang lingkungan atau mahasiswa di jurusan lingkungan. Permasalahan yang kedua adalah Permasalahan Internal, yaitu masalah-masalah yang dihadapi oleh user yang berada di dalam organisasi pengelola data dalam hal ini adalah instansi penyedia data. User yang berkaitan dengan masalah ini adalah beberapa staf pelaksana yang melaksanakan tugas pengumpulan data dan pembuatan laporan setiap tahunnya. Implikasi dari permasalahan internal ini menyebabkan selalu terlambatnya penerbitan buku laporan tahunan. Bab 1. Pendahuluan 1

2 Permasalahan Bagi Peneliti Lingkungan Data-data mengenai sumber daya air sebagai salah satu kekayaan alam Indonesia yang sangat banyak, perlu penganalisaan lebih lanjut agar dapat memberikan informasi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Dari informasi yang diberikan ini diharapkan dapat menanggulangi masalah pencemaran air, pelestarian sumber daya air, dll yang dapat membantu penelitian dan proyek yang dilakukan oleh instansi baik pemerintah maupun swasta. Sulitnya memperoleh data yang diperlukan untuk menunjang sebuah penelitian atau tugas proyek yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta menyebabkan bertambah lamanya waktu yang akan diperlukan untuk dapat menyelesaikan tugas penelitan atau pekerjaan proyek tersebut. Sehingga biaya untuk melakukan penelitian atau proyek tersebut akan menjadi bertambah besar. Kesulitan dalam memperoleh data tersebut selain disebabkan oleh banyaknya prosedur dan panjangnya birokrasi yang harus dipenuhi untuk memperoleh informasi data-data tersebut, juga disebabkan oleh kurangnya ketersediaan data yang sudah dianalisa menjadi sebuah informasi, serta tidak adanya sentralisasi dalam pengelolaan data tersebut. Sebagai contoh adalah : para peneliti di unit kerja Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair pada Direktorat Teknologi Lingkungan BPPT pada tahun anggaran 1996/1997 mengadakan penelitian tentang penurunan permukaan tanah di wilayah Kotamadya Semarang. Untuk menunjang penelitian tersebut diperlukan informasi data pengeboran air tanah dan data debit sungai yang ada di wilayah itu. 2 Bab 1. Pendahuluan

3 Untuk memenuhi kebutuhan akan informasi data tersebut, para peneliti membuat analisa awal untuk mengetahui area yang diamati berada di wilayah daerah aliran sungai yang mana. Setelah itu menentukan titik-titik sumur pantau dan pos duga air sungai, kemudian membuat surat permohonan informasi data ke kantor Dinas Pertambangan dan Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Semarang untuk memperoleh informasi data pengambilan air sumur bor, ke kantor Direktorat Geologi Tata Lingkungan (DGTL) Bandung untuk memperoleh peta geologi/hidrologi DAS dan ke kantor Puslitbang Pengairan di Bandung untuk memperoleh informasi data debit sungai. Dengan membawa surat permohonan itu, kemudian dilakukan perjalanan dinas ke Semarang dan Bandung oleh dua sampai tiga orang peneliti untuk mencari data yang dibutuhkan. Biasanya akan membutuhkan waktu tiga atau empat hari. Jika data tidak tersedia peneliti tersebut akan mengambil datanya sendiri ke lokasi dengan didampingi oleh petugas dari instansi yang terkait. Jika data sudah tersedia, informasi data dalam buku atau peta hanya dapat dipinjam untuk di-fotocopy. Izin untuk menyalin data yang dibutuhkan hanya dapat diperoleh jika surat pengantar yang diberikan oleh Direktur Teknologi Lingkungan BPPT kepada kepala kantor instansi yang terkait diterima dan disetujui. Dari sekian panjangnya urutan kegiatan yang harus dilakukan oleh para peneliti dalam memperoleh informasi datanya, maka sudah pasti akan dibutuhkan biaya yang sangat besar dan waktu yang cukup lama. Hal ini berpengaruh kepada semakin besarnya anggaran penelitian yang dibutuhkan dan semakin lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan penelitian lingkungan tersebut. Bab 1. Pendahuluan 3

4 Rangkuman Permasalahan Eksternal Yang termasuk dalam permasalahan eksternal di sini adalah permasalahan yang dihadapi oleh pengguna yang berada di luar organisasi pengelola data atau instansi penyedia data. Pengguna yang berkaitan dengan masalah eksternal ini pada umumnya adalah peneliti di bidang lingkungan atau mahasiswa di jurusan teknik lingkungan. Beberapa hal yang termasuk dalam permasalahan eksternal adalah : Birokrasi yang panjang. Masalah birokrasi merupakan masalah umum yang selalu dirasakan oleh masyarakat jika berhubungan dengan instansi pemeritah. Akibat dari masalah ini dapat menimbulkan permasalahan baru seperti lamanya waktu dan bertambah besarnya biaya yang diperlukan untuk memperoleh suatu informasi data. Tidak tersedianya daftar informasi data. Tidak adanya daftar informasi data yang dihasilkan oleh suatu instansi penyedia data dapat menyebabkan sulitnya masyarakat untuk memperoleh informasi data tertentu yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan penelitian di bidang lingkungan. Selain itu masalah ini dapat menimbulkan duplikasi penerbitan informasi data antara instansi yang satu dengan instansi yang lain. Kurang tersedianya data yang sudah teranalisa. Banyaknya data primer yang belum teranalisa dan kurangnya proses analisa yang dilakukan terhadap datadata sumber daya air menyebabkan sedikitnya informasi yang dapat diperoleh dari suatu data sumber daya air. 4 Bab 1. Pendahuluan

5 Kebutuhan memperoleh data dengan cepat. Pada umumnya sebuah penelitian di bidang lingkungan perairan membutuhkan waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi saat ini, sudah seharusnya penyedia data dapat meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat yang membutuhkan data-data sumber daya air dengan cepat. Kebutuhan memperoleh data dengan biaya murah. Sedikitnya anggaran penelitian yang dimiliki oleh sebuah lembaga riset atau universitas menyebabkan peneliti di bidang lingkungan berusaha mencari data dengan biaya yang sangat murah. Data yang dapat dibeli dengan biaya murah bukan berarti data mentah yang belum diolah, tetapi data mentah yang sudah diolah, minimal sudah dalam bentuk elektronik / digital. Kebutuhan memperoleh data dalam bentuk digital. Dengan kemajuan teknologi komputer saat ini, para peneliti lingkungan perairan akan lebih membutuhkan data sumber daya air dalam bentuk elektronik atau digital agar mempermudah proses pengolahan dan penganalisaan lebih lanjut terhadap data tersebut serta dapat mempercepat proses penelitian yang sedang dilakukan. Kurangnya koordinasi antar instansi penyedia data. Kurangnya koordinasi antar instansi penyedia data menyebabkan duplikasi kegiatan pengumpulan data dan pembuatan analisa data sumber daya air. Sehingga peneliti lingkungan akan bingung untuk memilih mana data yang telah memenuhi syarat bagi penelitian mereka. Bab 1. Pendahuluan 5

6 Tidak adanya sentralisasi penyediaan informasi data sumber daya air. Saat ini belum ada institusi yang menjadi pusat penyedia data informasi sumber daya air. Masing-masing institusi melakukan pegumpulan dan pengolahan data sumber daya air dengan cara sendiri-sendiri dan dengan teknologi yang berbeda-beda, sehingga antara data yang satu dengan data yang lain tidak memiliki kompatibilitas. Idealnya di setiap kotamadya memiliki sebuah pusat informasi sumber daya air yang dikelola oleh kantor Bapedal Permasalahan Bagi Instansi Penyedia Data Kondisi permasalahan yang ada di instansi penyedia data berbeda-beda. Umumnya di instansi seperti Puslitbang Pengairan PU Bandung (saat ini bernama Puslitbang Sumber Daya Air), Kantor Geologi Tata Lingkungan dan Kantor Dinas Pertambangan sudah memiliki bagian pengelolaan data yang tugasnya sehari-hari adalah mengumpulkan data dan membuat laporannya dalam bentuk laporan tahunan. Yang membedabedakannya adalah kualitas dari fasilitas komputasi dan jenis sistem informasi yang ada di masing-masing instansi tersebut. Pada bagian pengolahan data kantor Puslitbang SDA di Bandung, pengelolaan data secara komputerisasi masih dilakukan dengan cara tradisional, dimana komputer hanya digunakan sebagai alat editing data (spreadsheet) untuk pembuatan dokumentasi laporan tahunan saja. Data tidak disimpan secara terorganisasi dengan baik dalam sebuah basis data, melainkan disimpan secara terpisah-pisah dalam ribuan file dari tahun ke tahun. Selain itu perangkat keras komputer yang ada tidak terintegrasi dalam sebuah jaringan kerja yang dapat mendukung pekerjaan mereka. 6 Bab 1. Pendahuluan

7 Kondisi permasalahan yang mendasar ini dialami oleh staf pelaksana atau operator yang sehari-harinya melakukan tugas pengumpulan dan pengolahan data. Beberapa masalah tersebut antara lain adalah kurangnya ketersediaan komputer untuk pengolahan data, tidak adanya sistem informasi yang mendukung pekerjaan mereka, kurangnya kemampuan SDM dalam mengelola data secara elektronik, kurangnya anggaran biaya yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan pengolahan dan analisa data, dan lain-lain. Hibah atau bantuan dari luar negeri bagi instansi penyedia data umumnya berupa perangkat keras komputer, jaringan dan piranti lunaknya serta pelatihan yang diberikan kepada beberapa orang staf secara parsial. Bagi instansi yang sudah memiliki dukungan fasilitas perangkat keras seperti ini, umumnya kurang didukung oleh sistem informasi yang handal dan kemampuan SDM yang memadai. Akibatnya investasi yang diberikan tadi hanya aktif digunakan dalam beberapa tahun saja. Jika kontrak dengan negara donor tersebut sudah selesai, maka SDM yang ada kurang mampu meneruskan kegiatannya. Salah satu contoh akibat permasalahan yang dialami oleh Puslitbang SDA sebagai instansi penyedia data, salah satu tugas unit organisasi ini, yaitu penerbitan buku publikasi informasid data sering mengalami keterlambatan. Sebagai contoh untuk penerbitan buku Data Tahunan Debit Sungai Indonesia memiliki jangka waktu keterlambatan penerbitan selama 2 tahun. Pada tahun 2000 baru dapat diterbitkan buku publikasi yang memuat data debit sungai yang dikumpulkan pada tahun Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi penulis untuk mengangkat kasus ini menjadi studi kasus dalam penulisan buku ini. Bab 1. Pendahuluan 7

8 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa inti dari permasalahan yang dialami oleh instansi penyedia data adalah tidak adanya sistem informasi lokal yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata staf pengelola data. Yang umum didapatkan adalah sistem informasi yang bukan berasal dari kebutuhan nyata user di instansi tersebut. Oleh karena itu jika dapat dikembangkan sebuah sistem informasi yang berasal dari sumber daya lokal, maka diharapkan kinerja unit pengolahan data pada instansi penyedia data tersebut dapat meningkat Rangkuman Permasalahan Internal Yang termasuk ke dalam permasalahan internal adalah permasalahan yang dihadapi oleh pengguna yang berada di dalam unit organisasi pengelola data atau instansi penyedia data. Beberapa hal yang termasuk dalam permasalahan internal adalah : Pengelolaan data tidak didukung oleh sistem informasi / teknologi informasi. Instansi penyedia data pada umumnya tidak didukung oleh sistem informasi/teknologi informasi (SI/TI) dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memadai dalam melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data. Beberapa instansi masih melakukan pengelolaan data secara tradisional walaupun menggunakan komputer untuk memprosesnya. Tidak adanya sistem basis data yang terstruktur. 8 Bab 1. Pendahuluan

9 Pengelolaan data sumber daya air yang telah dilakukan oleh beberapa instansi belum menggunakan sistem basis data terstruktur, melainkan menyimpan data-datanya dalam beberapa file secara tradisional, sehingga menyulitkan penggunanya sendiri dalam melakukan penelusuran data yang telah dikumpulkan, khususnya untuk data-data beberapa tahun yang lalu. Pemanfaatan teknologi informasi yang kurang optimal. Selain sedikitnya jumlah komputer yang dimiliki, perangkat keras dan perangkat penunjang lain yang saat ini dimiliki oleh instansi penyedia data belum dimanfaatkan secara optimal dalam pengelolaan data sumber daya air. Tidak tersedianya tools penelusuran informasi (manual / elektronik) dengan cepat. Publikasi data sumber daya air yang dihasilkan tidak dilengkapi dengan sistem penelusuran data baik secara manual maupun elektronik, sehingga untuk memperoleh data yang sudah cukup lama akan dibutuhkan waktu yang sangat lama Tujuan dan Sasaran Perancangan sistem basis data sumber daya air ini bertujuan agar dapat memberikan masukan kepada instansi penyedia data pada umumnya dan khususnya agar rancangan ini dapat diterapkan oleh bagian pengelolaan data, Puslitbang SDA, Dep. PU. Bab 1. Pendahuluan 9

10 Rancangan sistem ini dibuat untuk mendukung salah satu tugas unit organisasi ini dalam menerbitkan buku tahunan data sumber daya air nasional, yang hasilnya akan disebarluaskan kepada instansi atau lembaga penelitian yang lain. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah : Terbentuknya sebuah rancangan sistem informasi yang dapat menangani data hirologi dan meteorologi sumber daya air Terbentuknya rancangan konseptual jaringan komputer yang dapat menangani sistem informasi sumber daya air nasional. Memberikan alternatif teknologi informasi lain dalam mendistribusikan terbitan data tahunan dengan memanfaatkan teknologi internet Ruang Lingkup Pembahasan Untuk mencapai tujuan dan sasaran di atas, maka perlu diberikan batasan terhadap ruang lingkup pembahasan tentang perancangan sistem informasi dalam tesis ini, yaitu : 1. Identifikasi sistem yang ada, permasalahan eksternal dan internal. Proses identifikasi sistem dan permasalahannya dilakukan dengan teknik interview kepada staf di Puslitbang Sumber Daya Air dan beberapa orang peneliti lingkungan perairan di BPPT, LIPI dan Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan. 2. Identifikasi macam data sumber daya air 10 Bab 1. Pendahuluan

11 Proses identifikasinya dilakukan dengan interview kepada beberapa orang peneliti lingkungan yang menangani masalah air di BPPT, dan menganalisa bentuk-bentuk publikasi laporan yang berkaitan dengan data sumber daya air. 3. Analisa proses pengolahan data Analisa akan dilakukan dengan memahami setiap tahapan yang dilakukan oleh Puslitbang SDA dalam mengolah data sumber daya air, serta memahami setiap jenis definisi informasi data sumber daya air. 4. Perancangan sistem informasi sumber daya air Perancangan sistem informasi dilakukan dengan membuat disain basis data terstruktur dan memberikan masukan berupa konsep implementasi-nya yang memanfaatkan jaringan internet dan teknologi informasi hypertext. Bab 1. Pendahuluan 11

BAB IV METODOLOGI PERANCANGAN

BAB IV METODOLOGI PERANCANGAN BAB IV METODOLOGI PERANCANGAN Pembahasan tentang pelaksanaan kegiatan perancangan sistem basis data dan informasi sumber daya air yang akan dilakukan dalam buku ini mengikuti metode yang didasarkan oleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. CONTOH INFORMASI DATA TAHUNAN DEBIT SUNGAI (Sumber : Hidrology Year Book 1995 Jilid I)

LAMPIRAN 1. CONTOH INFORMASI DATA TAHUNAN DEBIT SUNGAI (Sumber : Hidrology Year Book 1995 Jilid I) LAMPIRAN 1 CONTOH INFORMASI DATA TAHUNAN DEBIT SUNGAI (Sumber : Hidrology Year Book 1995 Jilid I) 196 Lampiran Lampiran 197 LAMPIRAN 2 CONTOH INSTRUMEN SURVEI IDENTIFIKASI SISTEM YANG ADA INTERVIEW SURVEI

Lebih terperinci

BAB III PROFIL INSTANSI PENYEDIA DATA SUMBER DAYA AIR

BAB III PROFIL INSTANSI PENYEDIA DATA SUMBER DAYA AIR BAB III I PROFIL INSTANSI PENYEDIA DATA SUMBER DAYA AIR Di sini akan dibahas tentang salah satu instansi penyedia data sumber daya air, yaitu unit organisasi Puslitbang Sumber Daya Air dan salah satu produknya,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa air tanah mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang yang pesat saat ini, sangat penting dalam membantu setiap operasi, seperti proses pengolahan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 3 Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, bahwa

Lebih terperinci

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/XI/2011 TENTANG JARINGAN INFORMASI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/XI/2011 TENTANG JARINGAN INFORMASI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/XI/2011 TENTANG JARINGAN INFORMASI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Lat ar B elakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Lat ar B elakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arsip merupakan salah satu aset yang sangat berharga yang dimiliki oleh instansi. Sebelum manusia mengenal komputer, pengelolaan arsip dilakukan secara konvensional

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini menurut kita untuk aktif dan inovatif dalam menemukan hal-hal baru dalam bidang teknologi dan informasi. Salah satu teknologi dan informasi

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ( BPPT ) kota Palembang yang bertempat di jalan merdeka Nomor 1 Palembang merupakan unsur pendukung tugas Walikota di bidang Pelayanan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dirasakan semakin cepat dan pesat sehingga menjadikan suatu organisasi harus bersiap diri dalam menghadapi persaingan.

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. merubah paradigma masyarakat tentang bagaimana sebuah informasi

BAB 1. Pendahuluan. merubah paradigma masyarakat tentang bagaimana sebuah informasi BAB 1 Pendahuluan 1.1 latar belakang Perkembangan teknologi informasi sekarang ini sangat signifikan yang telah merubah paradigma masyarakat tentang bagaimana sebuah informasi disampaikan. Dimana pada

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.219, 2018 KEMENKUMHAM. Penyelenggaraan Sistem Elektronik. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sekarang ini, telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sekarang ini, telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sekarang ini, telah membawa pengaruh yang besar dalam dunia bisnis dan industri. Dalam organisasi bisnis modern sekarang

Lebih terperinci

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 2017 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Sarana. Prasarana. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6016) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 35

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 35 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 35 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN LAYANAN KONSULTASI DAN INFORMASI STATISTIK DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peralatan mesin, sehingga aktifitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan

BAB I PENDAHULUAN. peralatan mesin, sehingga aktifitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mampu membantu manusia dalam beraktifitas. Terutama yang berhubungan dengan kegiatan perindustrian dan telekomunikasi.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi mempunyai peran penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi mempunyai peran penting dalam perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi mempunyai peran penting dalam perkembangan Peguruan Tinggi yaitu dalam mengolah data menjadi suatu informasi yang berguna bagi sivitasnya. Peguruan

Lebih terperinci

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menyelengarakan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menyelengarakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman ini perkembangan teknologi informasi yang berhubungan dengan internet sudah berkembang dengan pesat, setiap lapangan pekerjaan pasti mempunyai sistem yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan dasar dari komunikasi, semua kegiatan bisnis yang dilakukan akan menggunakan informasi, seperti laporan-laporan dalam pengoperasionalan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dapat dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dapat dirasakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dapat dirasakan manfaatnya hampir di seluruh bidang, baik instansi pemerintah maupun swasta. Perkembangan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI SRAGEN,

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI SRAGEN, SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa air tanah mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB I I. PENDAHULUAN

BAB I I. PENDAHULUAN BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Arsip atau rekaman kegiatan dalam suatu organisasi sangat penting untuk dipelihara dan dikelola. Pengelolaan arsip yang kurang baik dalam suatu lembaga akan berdampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi di Indonesia saat ini telah mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi di Indonesia saat ini telah mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di Indonesia saat ini telah mengalami pertumbuhan yang begitu pesat. Setiap perusahaan memerlukan suatu sistem yang dapat beradaptasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional Online (SIKNAS Online) agar komunikasi data antara pusat dan daerah menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada era informasi saat ini, komunikasi merupakan sarana penting dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada era informasi saat ini, komunikasi merupakan sarana penting dalam dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era informasi saat ini, komunikasi merupakan sarana penting dalam dunia bisnis, instansi pemerintahan, instansi swasta, pendidikan, baik perorangan maupun kelompok.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia informasi juga menyebabkan cepatnya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia informasi juga menyebabkan cepatnya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia informasi dari bidang teknologi sangat berpengaruh terhadap manusia, organisasi dan perusahaan serta penyebaran informasi. Dari perkembangan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang kebutuhan informasi. Dalam perpustakaan terdapat kumpulan koleksi, majalah, koran yang disusun berdasarkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.429, 2016 KEMEN-LHK. Jaringan Informasi Geospasial. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.28/Menlhk/Setjen/KUM.1/2/2016

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di suatu

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di suatu BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di suatu wilayah tertentu. Lingkup pelayanan yang begitu luas,

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2010 MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi dan teknologi saat ini mengalami kemajuan yang pesat tanpa mengenal batas waktu dalam segala bidang. Banyak sekali perusahaan besar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah irigasi pada umumnya terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan air untuk petanian secara luas termasuk di dalamnya kebutuhan air untuk tanaman pangan, peternakan

Lebih terperinci

2016, No dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Pedoman Kerja

2016, No dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Pedoman Kerja BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.167, 2016 KEMEN-LHK. Kerja Sama. Dalam Negeri. Pedoman. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.78/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA)

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) Bandung adalah salah satu instansi di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU, Menimbang : a. bahwa air tanah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini teknologi informasi berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini teknologi informasi berperan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini teknologi informasi berperan penting dalam memperbaiki kinerja suatu organisasi. Penggunaannya tidak hanya sebagai proses otomatisasi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH 30 Juni 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa pengaturan pengelolaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 58 TAHUN 1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 58 TAHUN 1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 58 TAHUN 1995 TENTANG MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : 1. bahwa untuk melestarikan lingkungan hidup agar tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan

Lebih terperinci

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Air Tanah;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Air Tanah; LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 3 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b. WALIKOTA SALATIGA, bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dokumentasi adalah kegiatan yang sangat penting dan terjadi setiap hari, terutama dilingkungan kantor suatu perusahaan swasta atau instansi pemerintah, dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini secara tidak langsung menuntut suatu organisasi atau instansi untuk menggunakan teknologi informasi. Pengolahan data secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari pada sebuah sistem yang diolah secara manual, juga akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari pada sebuah sistem yang diolah secara manual, juga akan menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komputer merupakan salah satu cara atau sarana yang dapat membantu dalam sistem tersebut, sehingga sistem informasi tersebut akan mempunyai nilai lebih dari pada sebuah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIDANAU CIUJUNG CIDURIAN UNIT HIDROLOGI DAN KUALITAS AIR

BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIDANAU CIUJUNG CIDURIAN UNIT HIDROLOGI DAN KUALITAS AIR BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIDANAU CIUJUNG CIDURIAN UNIT HIDROLOGI DAN KUALITAS AIR BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN SATKER OPERASI DAN PEMELIHARAAN SDA Pendahuluan Materi Presentasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini, komputer merupakan salah satu alat yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini, komputer merupakan salah satu alat yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, komputer merupakan salah satu alat yang sangat dibutuhkan oleh instansi dan perusahaan-perusahaan milik negara maupun swasta. Pemakaian

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah memberikan pengaruh di berbagai bidang. Perkembangan teknologi informasi juga banyak memberikan manfaat baik disuatu

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 52 Tahun 1995 Tentang : Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 52 Tahun 1995 Tentang : Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 52 Tahun 1995 Tentang : Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : 1. bahwa untuk melestarikan lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan produktifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan produktifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan produktifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan serta didukung perkembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2 dan Drs. B. Mustafa, M.Lib. 3 PENDAHULUAN KOLEKSI Perpustakaan di perguruan tinggi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era global dikenal juga dengan istilah era informasi, dimana informasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Era global dikenal juga dengan istilah era informasi, dimana informasi telah 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Era global dikenal juga dengan istilah era informasi, dimana informasi telah menjadi salah satu kebutuhan dari setiap orang. Informasi merupakan hasil pemrosesan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGELOLAAN DATA TATA NASKAH KEPEGAWAIAN TAHUN 2017

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGELOLAAN DATA TATA NASKAH KEPEGAWAIAN TAHUN 2017 KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGELOLAAN DATA TATA NASKAH KEPEGAWAIAN TAHUN 2017 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 2017 1 KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGELOLAAN DATA TATA NASKAH KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat. ini mempunyai peranan yang sangat penting, salah satunya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat. ini mempunyai peranan yang sangat penting, salah satunya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini mempunyai peranan yang sangat penting, salah satunya dalam bidang komputer. Terbukti dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya yaitu proses pendistribusian dokumen. Perusahaan ingin mengalihkan proses

BAB I PENDAHULUAN. satunya yaitu proses pendistribusian dokumen. Perusahaan ingin mengalihkan proses BAB I 1.1 Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dalam dunia bisnis semakin berkembang pesat dari waktu ke waktu, sehingga mampu merubah berbagai aspek kehidupan dan sudut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu serta disesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. 1.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. 1.2 Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah KSR PMI Unit IT Telkom merupakan salah satu organisasi mahasiswa di Institut Teknologi Telkom yang bergerak dalam bidang Kemanusiaan. Salah satu kegiatan rutin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini peranan sistem informasi dalam suatu organisasi tidak dapat diragukan lagi. Dukungannya dapat membuat sebuah perusahaan atau instansi memiliki kenggulan

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR A. PENDAHULUAN Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi

STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR A. PENDAHULUAN Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR A. PENDAHULUAN Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur dibentuk dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data, serta sistematika penyajian yang akan dibahas dalam pembuatan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini mendeskripsikan tentang latar belakang mengenai pengembangan sistem informasi ini, rumusan masalah yang ditangani oleh aplikasi ini, tujuan, pembahasan, ruang lingkup kajian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari kian pesat, hal tersebut dapat kita lihat dan kita rasakan di sekeliling kita secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi elektronika di Indonesia saat ini sangat pesat sekali, khususnya dibidang komputer mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya jaman globalisasi, transaksi bisnis di Negara ini semakin luas dan berkembang. Salah satu penunjang dari transaksi bisnis tersebut adalah

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen INSTITUT PERTANIAN BOGOR Program Keahlian Manajemen Informatika ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sks 4(2-2) Pokok Bahasan Pelembagaan Sistem Informasi dan Penanganan Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehilangan data dapat menjadi masalah yang sangat serius bagi seseorang, sebuah instansi, atau sebuah perusahaan yang dalam menjalankan kegiatannya sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan sistem informasi akademik sudah cukup banyak dilakukan. Berikut uraian singkat mengenai penelitian yang sudah dilakukan berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan pemakai jasa dalam mendapatkan informasi agar lebih mudah, cepat, tepat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan pemakai jasa dalam mendapatkan informasi agar lebih mudah, cepat, tepat dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu bentuk dari organisasi yang di dalamnya terdapat kegiatan belajar mengajar dan salah satu sumber dari ilmu pengetahuan di sekolah adalah

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH BUPATI KULON PROGO,

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH BUPATI KULON PROGO, BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa pengaturan Air Tanah dimaksudkan untuk memelihara kelestarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah mengubah pola manusia dalam bekerja, hampir semua perusahaan menyadari besarnya peranan teknologi informasi dalam format bisnis

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 17/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya utama dari sebuah bisnis. Informasi diperlukan oleh perusahaan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya utama dari sebuah bisnis. Informasi diperlukan oleh perusahaan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini, kebutuhan akan informasi adalah salah satu sumber daya utama dari sebuah bisnis. Informasi diperlukan oleh perusahaan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. processing didukung oleh internal audit subsistem yang menyediakan data dan

BAB I PENDAHULUAN. processing didukung oleh internal audit subsistem yang menyediakan data dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem informasi keuangan merupakan bagian dari SIM yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah keuangan perusahaan. Secara umum sistem informasi keuangan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini perkembangan teknologi informasi telah dirasakan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kemajuan teknologi khususnya komputer memberikan kemudahan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini terasa sangat pesat, hampir di semua aspek kegiatan telah menggunakan teknologi informasi sebagai penunjang kegiatannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dimana ilmu pengetahuan dan teknologi memegang andil yang sangat besar dalam kehidupan manusia, tidak jarang bahkan hampir ditemukan di setiap tempat dimanapun,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran serta teknologi dalam instansi Pemerintahan terus berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran serta teknologi dalam instansi Pemerintahan terus berkembang, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran serta teknologi dalam instansi Pemerintahan terus berkembang, baik dimasa sekarang maupun di masa yang akan datang. Teknologi sangat dibutuhkan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer dan semakin memasyarakatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer dan semakin memasyarakatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer dan semakin memasyarakatnya pemanfaatan teknologi komputer di berbagai bidang kehidupan, semakin meningkat pula permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu unsur pendukung pelaksanaan fungsi manajemen adalah sebuah sistem yang terorganisir dengan baik, guna kelancaran aktifitas disuatu lembaga atau instansi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan batasan masalah tentang Rancang Bangun Sistem Terdistribusi pada Apotek. 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6016 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Sarana. Prasarana. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 9) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 113 Tahun 2010 memuat aturan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 113 Tahun 2010 memuat aturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 113 Tahun 2010 memuat aturan perubahan mengenai tata naskah dinas yang bersifat manual menjadi eletronik. Peraturan ini didasari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun ke tahun sudah tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun ke tahun sudah tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari tahun ke tahun sudah tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ini merupakan bukti bahwa manusia senantiasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balai Hidrologi dan Tata Air merupakan badan pemerintah yang mengelola data hidrologi di Indonesia. Badan ini memiliki fungsi untuk melakukan penyusunan program, pengumpulan,

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia saat ini dianggap paling berharga dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia saat ini dianggap paling berharga dan memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia saat ini dianggap paling berharga dan memiliki peranan yang sangat penting dalam keberadaan serta kelangsungan hidup suatu perusahaan. Seberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini teknologi berkembang dengan pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini teknologi berkembang dengan pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini teknologi berkembang dengan pesat. Hal ini dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk menunjang segala aktifitas mereka baik pendidikan, ekonomi, hiburan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik organisasi pemerintah maupun swasta. Keseluruhan kegiatan organisasi pada

BAB I PENDAHULUAN. baik organisasi pemerintah maupun swasta. Keseluruhan kegiatan organisasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, informasi menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta. Keseluruhan kegiatan organisasi pada dasarnya membutuhkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL LINGKUNGAN HIDUP

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL LINGKUNGAN HIDUP KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL LINGKUNGAN HIDUP Kementerian Lingkungan Hidup 2002 1 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan hutan yang sangat luas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan hutan yang sangat luas dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan hutan yang sangat luas dan merupakan paru- paru dunia yang amat mencakup kehidupan banyak khalayak dengan luas mencapai 130 juta hektar.

Lebih terperinci