PENYUSUNAN STRATEGI PEMELIHARAAN PIPA PENYALUR UNTUK MENGURANGI RESIKO DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF RISK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYUSUNAN STRATEGI PEMELIHARAAN PIPA PENYALUR UNTUK MENGURANGI RESIKO DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF RISK"

Transkripsi

1 PENYUSUNAN STRATEGI PEMELIHARAAN PIPA PENYALUR UNTUK MENGURANGI RESIKO DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF RISK Suhartono 1) dan Imam Baihaqi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1) 2) 2) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Manajemen pemeliharaan pipa penyalur sangat penting dalam menjaga integritas pipa penyalur yang merupakan asset vital dalam sistem distribusi bagi industri minyak dan gas bumi. Pemeliharaan merupakan kombinasi dari semua tindakan teknis, administratif, dan menejarial selama siklus suatu peralatan atau fasilitas. Oleh karena itu perlu dilakukan secara berkala dan efektif sesuai dengan prioritas dan anggaran yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab resiko serta aksi proaktif guna untuk menyusun prioritasi program pemeliharaan pipa penyalur di PT ABCD sebagai bagian untuk mengurangi resiko, memperbaiki profitabilitas dan kinerja serta penghematan biaya operasi. Adapun usulan dalam penelitian ini adalah menggunakan model HOR untuk memprioritasi penyebabpenyebab resiko dan proaktif aksi pencegahan. Berdasar hasil analisa, diidentifikasi ada 11 penyebab resiko yang berkontribusi sebagai penyebab kerusakan pipa penyalur dan 13 pencegahan proaktif yang paling efektif untuk mengurangi resiko, yang selanjutnya menjadi dasar untuk penyusunan program pemeliharaan yang optimum agar integritas pipa penyalur dan nihil kecelakaan dapat dicapai untuk mendukung operasi yang aman. Kata kunci: Pemeliharaan, Pipa Penyalur, Integritas, Penyebab Resiko, HOR, Pencegahan Proaktif. PENDAHULUAN Seperti pada umumnya industri minyak dan gas bumi yang saat ini beroperasi di lingkungan yang semakin menantang karena tumbuhnya persaingan global, persyaratan HSE (Health, Safety, and Enviroment) yang cukup ketat, dan harga minyak dunia yang semakin turun yang membuat kekawatiran para pemangku kepentingan dalam industri tersebut sangat memperhatikan keseimbangan keuangan mereka. Disamping itu beberapa kendala juga di hadapi oleh perusahan minyak dan gas bumi, antara lain penurunan tingkat produksi yang berdampak pada penurunan pendapatan serta masalah penuaan fasilitas operasi yang memungkinkan terjadinya peningkatan tingkat kerusakan yang secara alami akan meningkatkan resiko keselamatan (Ratnayake, et al., 2010). PT ABCD juga mengalami permasalahan yang serupa seperti yang sekarang ini dihadapi oleh perusahaan-perusahaan minyak dan gas bumi, terutama berkaitan dengan pipa penyalur yang merupakan aset yang penting sebagai komponen dalam sistem penyaluran minyak dan gas bumi. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan suatu upaya untuk melakukan strategi perawatan dengan optimisasi atau prioritisasi pemeriksaan yang dapat mengakomodasi atau mengurangi resiko dan anggaran yang tersedia. 1

2 Strategi perawatan pipa sangat penting dalam menjaga integritas pipa, sedangkan integritas sendiri didefinisikan sebagai kondisi yang tidak rusak, baik, sesuai dengan standard, keadaan yang utuh dan tidak terbagi atau kemampuan suatu aset untuk melakukan fungsinya sesuai yang direncanakan secara efektif dan efisien untuk pemakaian yang dimaksudkan sepanjang umur layananya, dan memastikan operasinya aman bebas dari kecelakaan (Ratnayake, 2012a). Integritas pipa penyalur melibatkan seluruh fase dari siklus umur layanan pipa, dimulai dari konsep pembuatan hingga saat pipa penyalur tidak digunakan lagi (decommissioning) (Veritas, 2009). Pemeliharaan yang efektif pada akhirnya bertujuan untuk menentukan tindakan yang sesuai yang dapat membuat kinerja peralatan pada tingkat yang dapat diterima dan memperpanjang siklus hidup peralatan serta biaya yang rendah. Pengambilan keputusan harus diambil ketika alternatif perawatan yang optimal harus dipilih dari macam alternatif perawatan. Terlepas dari wilayah penerapan, keputusan yang baik hanya dapat dicapai bila proses yang sistematis terstruktur dan jelas terdefinisi (Baker, et al. 2001). Dikarenakan adanya beberapa faktor resiko yang mungkin bisa menyebabkan kegagalan pipa penyalur dan dapat berdampak pada keselamatan masyarakat, lingkungan, maupun asset serta memperhitungkan anggaran pemeliharaan yang tiap tahunya juga bertambah, maka untuk membantu manejemen memutuskan dengan tepat serta mendapatkan hasil yang optimal dalam pemeliharaan pipa penyalur, salah satu metoda yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah House of Risk (HOR). Metode ini diharapkan dapat menghasilkan suatu strategi prioritisasi pemeliharaan yang proaktif dengan memfokuskan pada tindakan pencegahan atau mengurangi resiko-resiko penyebab kegagalan pada pipa penyalur. Dengan mengurangi terjadinya faktor penyebab resiko diharapkan kejadian atau dampak yang disebabkan oleh kegagalan pipa penyalur dapat dikurangi atau dicegah. Metode House of Risk (HOR) adalah metode untuk mengelola risiko secara proaktif yang berfokus pada tindakan pencegahan, dimana agen resiko (risk agent) yang teridentifikasi sebagai penyebab kejadian resiko ( risk event) dapat dikelola dengan langkah proaktif yang efektif untuk dapat mengurangi kemungkinan terjadinya agen resiko, sehingga kejadian resiko dapat dikurangi atau dicegah. Langkah proatif tersebut dilakukan sesuai dengan urutan besarnya dampak yang mungkin ditimbulkan. Pujawan dan Geraldin (2009) mengembangkan model manajemen risiko ini didasarkan pada gagasan bahwa melakukan pencegahan terhadap agen resiko secara bersamaan dapat mencegah satu atau lebih kejadian resiko dengan memodifikasi model FMEA untuk kuantifikasi resiko, menyesuaikan model HOQ untuk memprioritaskan agen risiko, gagasan ini digunakan untuk menyusun suatu kerangka kerja dalam mengelola risiko yang dikenal dengan istilah pendekatan House of Risk (HOR ). Pendekatan HOR ini difokuskan pada tindakan pencegahan untuk mengurangi probabilitas terjadinya agen risiko yang merupakan faktor pemicu dan pendorong timbulnya risiko, dengan kata lain bahwa mengurangi agen risiko berarti mengurangi timbulnya beberapa kejadian risiko. Pendekatan metode HOR ini dibagi menjadi dua fase yang disebut HOR1 dan HOR2. HOR1 digunakan untuk menentukan atau menidentifikasi agen resiko untuk diberikan prioritas pencegahanya, sedangkan HOR2 adalah prioritas solusi penanganan yang efektif. METODE Metode penelitian dengan menggunakan HOR ini memerlukan suatu masukan penilaian dari para ahli yang mengerti benar dengan kondisi lingkungan tempat di mana objek penelitian dilakukan. Melalui mekanisme focus group discussion (expert judgment) para ahli diminta untuk memberikan penilaian tentang consequence, occurence, korelasi, serta kesulitan melakukan tindakan pncegahan terhadap agen resiko terpilih sebagai bagian untuk 2

3 mengurangi atau mencegah terjadinya kejadian resiko. Adapun langkah-langkah atau tahapan dalam penelitian ini seperti ditunjukan pada diagram alir dibawah ini. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Penjelasan tahapan-tahapan dari diagram alir diatas adalah sebagai berikut: HOR-1 meliputi tahapan identifikasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi resiko yang terjadi pada pipa penyalur berupa daftar identifikasi kejadian resiko dan agen resiko yang kemudian dilakukan penilaian severity dari kejadian resiko, occurrence terjadinya setiap agen resiko, serta korelasi dari keduannya, penilaian tahapan dilakukan pada tahapan analisa reseko. Disamping penilaian tersebut, pada tahapan analisa resiko juga dilakukan prioritisasi agen resiko dengan melakukan perhitungan nilai ARP (Agregate Risk Priority) dengan menggunakan rumus dibawah: Dimana : ARP j O j : Aggregate Risk Priority dari agen resiko j : Occurrence dari agen resiko j 3

4 S i R ij : Consequence atau dampak keparahan jika kejadian resiko i terjadi : Korelasi antara agen resiko j dengan kejadian resiko i Dari hasil tersebut, kemudian nilai ARP dirangking dengan menggunakan bantuan diagram Pareto untuk menghasilkan agen resiko terpilih yang kemudian digunakan sebagai acuan penyusunan rencana penanganan resiko. HOR-2 merupakan tahapan untuk memetakan dan menentukan aksi pencegahan resiko yang dianggap paling efektif untuk mengurangi probabilitas kemunculan agen resiko. Aksi-aksi pencegahan sebelumnya diidentifikasi berdasar agen resiko terpilih pada tahap sebelumnya dan kemudian dilakukan penilaian korelasi serta tingkat kesulitan melakukan aksi tersebut. Pada fase ini dihitung nilai total efektifas untuk setiap mitigasi (TEk), derajat kesulitan untuk melakukan aksi mitigasi (D k) dan efektifas total rasio derajat kesulitan melakukan aksi mitigasi (ETD k) dan selanjutnya disusun prioritas aksi mitigasi tersebut menggunakan bantuan diagram Pareto. Rumus-rumus untuk melakukan perhitungan tersebut adalah sebagai berikut: Dimana : TE k : Total efektifitas untuk setiap tindakan mitigasi k ARP j : Aggregate Risk Priority dari agen resiko j E jk : Korelasi antara masing-masing tindakan mitigasi dengan masing- masing agen resiko. Sedangkan perhitungan rasio derajat kesulitan aksi mitigasi (ETDk) adalah sebagai berikut: Dimana : ETDk TEk Dk : Rasio derajat kesulitan melakukan aksi mitigasi k : Total efektifitas untuk setiap tindakan mitigasi k : Tingkat kesulitan setiap tindakan mitigasi k Tahap selanjutnya dilakukan analisa biaya sebagai tambahan untuk memeberikan informasi berapa biaya yang diperlukan untuk melakukan aksi-aksi pencegahan tersebut. kemudian kita susun kesimpulann dari penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil identifikasi resiko serta penilaian para ahli dalam focus group discussion yang kemudian dilakukan perhitungan nilai Aggregate Risk Priority (ARP) dalam tabel HOR-1 serta diprioritaskan dengan menggunakan bantuan analisa Pareto, didapatkan urutan agen resiko seperti table dibawah. Tabel 1. Peringkat ARP untuk Agen Resiko RISK AGENT ARP PERINGKAT % TOTAL KUMULATIF ARP A

5 A A A A A A A A A A A A A A A A A A Selanjutnya dari 11 agen resiko diatas yang berpotensi dan berkontribusi terhadap 80% total komulatif ARP sebagai penyebab resiko diperlukan aksi mitigasi untuk mengurangi resiko atau menghilangkan resiko tersebut. Dari hasil identifikasi tindakan pencegahan, penilaian para ahli tentang korelasinya terhadap agen resiko dan level kesulitan untuk melakukan tindakan tersebut, maka setelah dilakukan perhitungan total efektifitas yang dilanjutkan dengan perhtungan rasio derajat kesulitan melakukan aksi mitigasi dalam HOR-2 didapatkan urutan-urutan aksi pencegahan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau mencegah resiko seperti tabel dibawah ini. Tabel 2. Peringkat ETD untuk Tindakan Pencegahan Cumm Tindakan Pencegahan Kode ETD k R k % Melakukan pencegahan korosi dengan menginjeksikan bahan kimia corrosion PA inhibitor secara terus menerus Malakukan pengaturan ( adjustment) secara berkala besaran arus dan voltage pada sistem proteksi katodik serta melakukan penambahan PA sacrificial anode pada area yang potentisal readingnya rendah untuk menjaga level proteksi katodiknya Melakukan pemeliharaan dan pembacaan rectifier & anode secara berkala PA Melakukan penggantian wrapping pada bagian yang rusak untuk menghidari kontak langsung PA permukaan luar pipa dengan 5

6 lingkungan Melakukan pembersihan bagian dalam pipa secara berkala dengan peralatan pigging Melakukan perbaikan dengan memasang composite sleeve pada area yang terkorosi external Melakukan pengkajian ulang standard operating procedure yang ada dengan menyesuaikan kondisi operasi pipa penyalur secara berkala Melakukan pengecekan dan perbaikan berkala tanda batas lokasi pipa dan rambu peringatan tentang bahaya dari pipa penyalur baik didarat maupun di lepas pantai Melakukan penggantian bagian pipa yang terkorosi yang medekati ketebalan minimum yang diperlukan Melakukan pembersihan jalur pipa (ROW/Right Of Way) secara berkala Melakukan perbaikan atau pemasangan turap pada area yang kemungkinan terjadi longsor Melakukan patroli berkala dan inspeksi visual Pengecekan berkala, perbaikan, dan pemasangan tambahan penahan pipa untuk mengurangi getaran Melakukan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya pipa penyalur untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan dan keselamatan di sekitar lokasi pipa penyalur Melakukan perawatan pig barrel & valve secara berkala Melakukan identifikasi berkala dan pemasangan casing diarea perlintasan yang dilalui kendaraan berat Melakukan penanaman kembali bagian pipa yang ter-exposed Pemasangan sand bagging pada bagian pipa yang menggantung (span) Melakukan function test secara berkala pada peralatan safety system (SDV, PSHH, PSLL dll) PA PA PA PA PA PA PA PA PA PA PA PA PA PA PA

7 Dari hasil diatas dan sesuai dengan perankingan menggunakan analisa Pareto didadaptakan 12 tindakan pencegahan yang dianggap mempunyai efektifitas yang cukup significant untuk mengurangi dan mencegah resiko yang harus dilakukan oleh operator pipa penyalur agar fasilitas tersebut dapat beroperasi secara aman sesuai dengan parameter operasi yang telah ditentukan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Teridentifikasi 11 agen resiko yang berkontribusi terhadap 80 % sebagai potensi penyebab kejadian resiko yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi dari pipa penyalur khususnya pipa 12 inchi gas milik PT ABCD yang terbentang dari terminal pengumpul LW-LW ke kilang pemurnian. Dua urutan teratas dari agen resiko tersebut adalah external corrosion dan internal corrosion dengan nilai Aggregate Risk Potential (ARP) tertinggi yaitu masing-masing 594. Berdasar hasil diskusi dengan para ahli serta input dari beberapa referensi mengenai kegagalan dan kecelakaan yang berkaitan dengan pipa penyalur, teridentifikasi lima kejadian resiko yang paling berkontribusi terhadap kegagalan dan kecelakaan pipa yaitu leak, rupture, buckle, dent, dan wrinkle. Dari kelima kejadian resiko tersebut dampak keparahan (consequence) tertinggi apabila kejadian resiko tersebut terjadi pada pipa gas 12 inchi milik PT ABCD adalah pada kejadian resiko rupture atau pipa penyalur pecah yang di kategorikan dalam level 6 atau Catastrophic. Hal tersebut didasarkan pada penilaian menggunakan matrik resiko yang dikembangkan oleh PT ABCD, dimana dalam kategori catrastophic dengan kriteria keselamatan dampaknya adalah kematian karyawan lebih dari 50 orang atau kematian masyarakat lebih dari 10 orang. Berdasarkan model HOR 2 serta analisa Pareto terhadap nilai ETD ( Effectiveness to Difficulty Ratio) didapatkan 12 tindakan pencegahan yang dianggap mempunyai efektifitas yang cukup significan dan harus dilakukan sebagai bagian untuk mengurangi resiko yang mungkin akan terjadi sesuai faktor kesulitan masing-masing tindakan pencegahan. Namun satu tindakan pencegahan yaitu melakukan penggantian bagian pipa yang terkorosi yang medekati ketebalan minimum yang diperlukan dengan kode P14, saat ini belum perlu dilakukan karena berdasar data sekunder dari hasil inspeksi yang dilakukan oleh PT ABCD dengan menggunakan peralatan elektronik pig menunjukan bahwa kehilangan logam pada area yang terkorosi masih dalam batas diterima sesuai dengan standart dan perhitungan, sehingga pipa masih layak dioperasikan dengan ketebalan dinding yang ada sekarang. Tindakan-tindakan pencegahan yang dihasilkan dari analisa tersebut merupakan referensi untuk membangun strategi pemeliharaan sesuai dengan urutan dan prioritas yang telah diidentifikasi. Penelitian dengan metode House of Risk (HOR) yang berkaitan dengan program pemeliharaan fasilitas industri minyak dan gas bumi ini telah menunjukan hasil yang baik untuk prioritisasi dan pemilihan program pemiliharaan pipa penyalur yang tepat dan efisien. Beberapa saran yang dapat disampaikan untuk perusahaan dan pengembangan penelitian berikutnya: Penggunaan metode House of Risk (HOR) pada program pemelharaan fasilitas minyak dan gas akan lebih efektif apabila dikombinasikan dengan data-data sekunder hasil dari pelaksanaan inspeksi dan program monitoring lainya, sehingga rekomendasi serta penyusunan program pemeliharaan akan tepat sasaran dan perkiraan anggaran yang diperlukan dapat dihitung secara tepat. 7

8 Melibatkan orang yang tepat sesuai dengan keahlianya untuk mendapatkan identifikasi resiko kejadian, agen resiko, serta aksi pencegahan yang tepat dan akurat. PT. ABCD dapat menerapkan hasil penelitian ini untuk membangun program pemeliharaan tahunan pada pipa penyalur gas 12 inchi ini, terutama perencanaan anggaran tahunan yang akan digunakan sesuai dengan prioritas pencegahan resiko serta hasil inspeksi yang dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Baker, D., Bridges, D., Hunter, R., Johnson, G., Krupa, J., Murphy, J., Sorenson, K.(2001), Guidebook to decision-making methods, McGraw Hill Inc, New York Jeglic, F. (2006), Analysis of Ruptures and Trends on Major Canadian Pipeline Systems, Proceedings of the 5th International Pipeline Conference and Exposition, Calgary, AB, Canada. Komonen, K. (2002), A cost model of industrial maintenance for profitability analysis and benchmarking. International Journal of Production Economy, 79(1), hal Mohitpour, M., Murray, A., McManus, M., Colquhoun, I., (2010), Pipeline Integrity Assurance A Practical Approach. New York, USA. Pujawan, I. N., Geraldin, L. H., (2009), House of Risk: A Model for Proactive Supply Chain Risk Management, Business Process Management Journal, Vol. 15, No. 6, hal Ratnayake R.M.C., and Markeset, T. (2010), Technical integrity management: measuring HSE awareness using AHP in selecting a maintenance strategy, Journal of Quality in Maintenance Engineering (JQME), Vo. 16, No.1, hal Veritas, D. N. (2009), Integrity management of submarine pipeline systems. DNV-RP-F116. 8

PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK

PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK Retno Utari 1) dan Imam Baihaqi 2) 1) Program Studi Magiter Manajemen Teknologi Manajemen Proyek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Responden Penelitian Responden penelitian ini adalah para pelaku konstruksi yang bekerja dalam suatu proyek konstruksi gedung yang ada di kota Yogyakarta. Responden terdiri

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ

ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ Dyah Lintang Trenggonowati Dosen Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon

Lebih terperinci

DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT

DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT Anantamurti. Hapsari 1), I Nyoman Pujawan 2) dan Putu Dana Karningsih 2) Fakultas Teknik Industri,Institut

Lebih terperinci

Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan Kapal Baru

Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan Kapal Baru JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) G52 Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD

BAB 3 METODE PENELITIAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan model House of Risk (HOR) yang merupakan integrasi dari metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Diagram alir penelitian ini dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT Bayu Rizki Kristanto dan Ni Luh Putu Hariastuti Abstract: Dalam aktivitas supply chain selalu berpotensi untuk

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013 ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO PADA PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA DENGAN PENDEKATAN METODE INTERPRETIVE STRUCTURAL MODELLING (ISM), ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP), DAN HOUSE OF RISK (HOR) Chendrasari

Lebih terperinci

Perancangan Strategi Mitigasi Resiko Supply Chain di PT Atlas Copco Nusantara dengan Metoda House of Risk

Perancangan Strategi Mitigasi Resiko Supply Chain di PT Atlas Copco Nusantara dengan Metoda House of Risk . Perancangan Strategi Mitigasi Resiko Supply Chain di PT Atlas Copco Nusantara dengan Metoda House of Risk Retno Utari - NRM 9111202 805 Dosen Pembimbing : Imam Baihaqi, PhD PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan

BAB I PENDAHULUAN. atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Suatu supply chain dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan yang terdiri atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK Magister Manajemen Teknologi Manajemen Industri Tesis ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK Oleh : Jogi Krisdianto Nrm. 9106 201 303 Pembimbing

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus di PT. XYZ)

PENGELOLAAN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus di PT. XYZ) PENGELOLAAN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus di PT. XYZ) RISK MANAGEMENT IN THE SUPPLY CHAIN USING THE METHOD OF HOUSE OF RISK (HOR) (CASE STUDY : PT.

Lebih terperinci

ANALISIS DAN MANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN TOWER PADA PT. GAIA ENGINEERING DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK

ANALISIS DAN MANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN TOWER PADA PT. GAIA ENGINEERING DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK ANALISIS DAN MANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN TOWER PADA PT. GAIA ENGINEERING DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK Dimas Nugroho Nuradryanto 1) dan Suparno 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Supply Chain Management Menurut (Eko, 2005) supply chain pertama kali digunakan oleh beberapa konsultan logistik pada sekitar tahun 1980-an, yang kemudian oleh para akademisi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HOUSE OF RISK (HOR) PADA PETANI DALAM AGRIBISNIS MANGGA GEDONG GINCU

IMPLEMENTASI HOUSE OF RISK (HOR) PADA PETANI DALAM AGRIBISNIS MANGGA GEDONG GINCU IMPLEMENTASI HOUSE OF RISK (HOR) PADA PETANI DALAM AGRIBISNIS MANGGA GEDONG GINCU 97 Cindy Pedekawati 1, Tuti Karyani 2, Lies Sulistyowati 2 1 Mahasiswa Program Magister Ekonomi Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

Muhammad

Muhammad Oleh: Muhammad 707 100 058 Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pembimbing: Ir. Muchtar Karokaro M.Sc Sutarsis ST, M.Sc Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT. Nurlela 1 Heri Suprapto 2

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT. Nurlela 1 Heri Suprapto 2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT Nurlela 1 Heri Suprapto 2 1,2 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma 1,2

Lebih terperinci

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC Yulianto, Aris Tjahyanto Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN BTS TELKOMSEL DI JAWA TIMUR. S u h a r j o Manajemen Industri MMT-ITS Surabaya

ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN BTS TELKOMSEL DI JAWA TIMUR. S u h a r j o Manajemen Industri MMT-ITS Surabaya ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN BTS TELKOMSEL DI JAWA TIMUR S u h a r j o Manajemen Industri MMT-ITS Surabaya LATAR BELAKANG Data Pelanggan Selular Nasional (Dec 2010)

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOR (HOUSE OF RISK) PADA PT. PERMATA HIJAU PALM OLEO DRAFT TUGAS SARJANA

ANALISIS RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOR (HOUSE OF RISK) PADA PT. PERMATA HIJAU PALM OLEO DRAFT TUGAS SARJANA ANALISIS RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOR (HOUSE OF RISK) PADA PT. PERMATA HIJAU PALM OLEO DRAFT TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi dan distribusi gas bumi, penggunaan jaringan pipa merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menejemen Resiko Manajemen resiko adalah suatu proses komprehensif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan resiko yang ada dalam suatu kegiatan. Resiko

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KERUSAKAN JEMBATAN STUDI KASUS RUAS JALAN MUARA TEMBESI MUARA BULIAN MANDALO DARAT PROVINSI JAMBI

ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KERUSAKAN JEMBATAN STUDI KASUS RUAS JALAN MUARA TEMBESI MUARA BULIAN MANDALO DARAT PROVINSI JAMBI ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KERUSAKAN JEMBATAN STUDI KASUS RUAS JALAN MUARA TEMBESI MUARA BULIAN MANDALO DARAT PROVINSI JAMBI Jaja 1), Putu Artama Wiguna 2) dan Sumino 3) 1)Program Magister Manajemen

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 93 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan diberikan kesimpulan serta saransaran yang diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dipt.

Lebih terperinci

Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk

Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.222-226 ISSN 2302-495X Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk Flora Tampubolon 1, Achmad Bahaudin 2, Putro Ferro Ferdinant 3

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO TRANSISI PROYEK OPERATOR ROUTINE DUTIES CHECKLIST (ORDC) HANDHELD DI SUMATERA LIGHT NORTH (SLN) PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

ANALISIS RISIKO TRANSISI PROYEK OPERATOR ROUTINE DUTIES CHECKLIST (ORDC) HANDHELD DI SUMATERA LIGHT NORTH (SLN) PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA ANALISIS RISIKO TRANSISI PROYEK OPERATOR ROUTINE DUTIES CHECKLIST (ORDC) HANDHELD DI SUMATERA LIGHT NORTH (SLN) PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA Niken Nisita Hidayah 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang minyak masih menjadi kebutuhan bahan bakar yang utama bagi manusia. Minyak sangat penting untuk menggerakkan kehidupan dan roda perekonomian.

Lebih terperinci

Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House Of Risk di PT. XYZ

Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House Of Risk di PT. XYZ Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House Of Risk di PT. XYZ Flora Tampubolon 1, Achmad Bahaudin 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan

Lebih terperinci

ANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN KOMPRESSOR GAS KE KALTIM-2

ANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN KOMPRESSOR GAS KE KALTIM-2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 ANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan industri di Indonesia, masalah kecelakaan kerja yang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pada bab ini akan menyatukan hasil temuan dalam penelitian ini. Pada bagian

BAB V KESIMPULAN. Pada bab ini akan menyatukan hasil temuan dalam penelitian ini. Pada bagian BAB V KESIMPULAN 5.1. Pendahuluan Pada bab ini akan menyatukan hasil temuan dalam penelitian ini. Pada bagian pertama, hasil kesimpulan dari penelitian ini. Pada bagian kedua menggambarkan keterbatasan

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA RANTAI PASOK PUPUK ORGANIK MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP) (Studi Kasus di PT Tiara Kurnia, Malang) RISK MANAGEMENT STRATEGY IN THE SUPPLY CHAIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Supply chain mempunyai peranan penting dalam aktivitas perusahaan mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan pengiriman hasil produksi kepada konsumen.

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korosi merupakan salah satu masalah utama dalam dunia industri. Tentunya karena korosi menyebabkan kegagalan pada material yang berujung pada kerusakan pada peralatan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK

ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK Maria Ulfah 1), Siti Murni 2), Nindy Chandra Sari 3), Muhamad Ganivan Maryunani Sidek 4), Fitri Anjani

Lebih terperinci

Tugas Akhir KL 40Z0 Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring BAB V PENUTUP

Tugas Akhir KL 40Z0 Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penilaian resiko dilakukan pada tiap zona yang sudah dispesifikasikan. Peta resiko menggunakan sistem skoring yang diperkenalkan oleh W Kent Muhlbauer dengan bukunya yang berjudul

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISA RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK ANALISA RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK Jogi Krisdianto, Budi Santosa Program Studi Magister Manajemen Industri Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) ABSTRAK

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) ABSTRAK ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) Harry Slamet Setiawan NRP: 1221014 Pembimbing: Deni Setiawan, S.T., M.T. ABSTRAK Pengadaan material adalah salah

Lebih terperinci

I. AKTUARIA (A.1) MANAJEMEN RESIKO DALAM STRATEGI PERAWATAN ASET. Erni D. Sumaryatie Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Bandung

I. AKTUARIA (A.1) MANAJEMEN RESIKO DALAM STRATEGI PERAWATAN ASET. Erni D. Sumaryatie Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Bandung I. AKTUARIA (A.1) MANAJEMEN RESIKO DALAM STRATEGI PERAWATAN ASET Erni D. Sumaryatie Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Bandung ds.erni@rocketmail.com ABSTRAK Biaya perawatan (maintenance cost) aset

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI MITIGASI RESIKO PADA SUPPLY CHAIN CV SURYA CIP DENGAN HOUSE OF RISK MODEL

ANALISIS STRATEGI MITIGASI RESIKO PADA SUPPLY CHAIN CV SURYA CIP DENGAN HOUSE OF RISK MODEL ANALISIS STRATEGI MITIGASI RESIKO PADA SUPPLY CHAIN CV SURYA CIP DENGAN HOUSE OF RISK MODEL Yoana Ellen Pertiwi*), Dr. Aries Susanty, S.T., M.T. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA

ANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA ANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA OLEH : Rizky Ayu Trisnaningtyas 4306100092 DOSEN PEMBIMBING : 1. Ir.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM BAB IV ANALISIS 4.1 INDENTIFIKASI SISTEM. 4.1.1 Identifikasi Pipa Pipa gas merupakan pipa baja API 5L Grade B Schedule 40. Pipa jenis ini merupakan pipa baja dengan kadar karbon maksimal 0,28 % [15]. Pipa

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA DENGAN METODE HOUSE OF RISK

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA DENGAN METODE HOUSE OF RISK Association for Information Systems Indonesia chapter (AISINDO) 1 ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA DENGAN METODE HOUSE OF RISK Putri Amelia 1, Iwan Vanany 2, Indarso

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO DAN AKSI MITIGASI RISIKO PADA AKTIVITAS SUPPLY CHAIN PT COCA COLA AMATIL INDONESIA

ANALISIS RISIKO DAN AKSI MITIGASI RISIKO PADA AKTIVITAS SUPPLY CHAIN PT COCA COLA AMATIL INDONESIA ANALISIS RISIKO DAN AKSI MITIGASI RISIKO PADA AKTIVITAS SUPPLY CHAIN PT COCA COLA AMATIL INDONESIA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR KRITIS PADA RENCANA PEMBANGUNAN UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO LODOYO BLITAR DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK

IDENTIFIKASI FAKTOR KRITIS PADA RENCANA PEMBANGUNAN UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO LODOYO BLITAR DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK IDENTIFIKASI FAKTOR KRITIS PADA RENCANA PEMBANGUNAN UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO LODOYO BLITAR DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK Putu Gevani Saraswati 1) dan Nugroho Priyo Negoro 2) 1) Jurusan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENGELOLAAN RISIKO RANTAI PASOK RUMAH PRODUKSI TAHU APU DENGAN METODE HOUSE OF RISK

IDENTIFIKASI DAN PENGELOLAAN RISIKO RANTAI PASOK RUMAH PRODUKSI TAHU APU DENGAN METODE HOUSE OF RISK IDENTIFIKASI DAN PENGELOLAAN RISIKO RANTAI PASOK RUMAH PRODUKSI TAHU APU DENGAN METODE HOUSE OF RISK Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

TUJUAN. Sesi ini berfokus pada kegiatan rumah sakit untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien melalui penggunaan data untuk mengelola risiko

TUJUAN. Sesi ini berfokus pada kegiatan rumah sakit untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien melalui penggunaan data untuk mengelola risiko Metode Tracer TUJUAN Sesi ini berfokus pada kegiatan rumah sakit untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien melalui penggunaan data untuk mengelola risiko Klinis staf Dokter Perawat Apoteker Individu

Lebih terperinci

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto IDENTIFIKASI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FTA PADA DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS PERTAMAX DAN PREMIUM (STUDI KASUS : PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS V SURABAYA) Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

Lebih terperinci

BAB. 1.1 Umum ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB. 1.1 Umum ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Umum Minyak bumi, gas alam, logam merupakan beberapa contoh sumberdaya mineral yang sangat penting dan dibutuhkan bagi manusia. Dan seperti yang kita ketahui, negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pemikiran dan upaya dalam menjamin keutuhan baik jasmani maupun

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pemikiran dan upaya dalam menjamin keutuhan baik jasmani maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara definisi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan sebuah pemikiran dan upaya dalam menjamin keutuhan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN)

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) Ida Nursanti 1*, Dimas Wisnu AJi 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi peralatan medis menghadapi tantangan yang berat antara lain: regulasi/peraturan yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN KUISIONER PENILAIAN KEJADIAN RISIKO (RISK EVENT) DATA RESPONDEN Nama : Umur : Jenis Kelamin : Bagian : PETUNJUK PENILAIAN Melalui kuesioner akan diketahui kemungkinan dampak yang akan terjadi

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PASURUAN

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PASURUAN APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PASURUAN Dewi Kurniasari Purwandono*, I. Nyoman Pujawan** Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan

Lebih terperinci

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI Asep dan Abdulah Shahab Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

Tugas Akhir (MO )

Tugas Akhir (MO ) Company Logo Tugas Akhir (MO 091336) Aplikasi Metode Pipeline Integrity Management System pada Pipa Bawah Laut Maxi Yoel Renda 4306.100.019 Dosen Pembimbing : 1. Prof. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph.D. 2. Ir.

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENINGKATAN FASILITAS-FASILITAS PENGETESAN SUMUR MINYAK

ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENINGKATAN FASILITAS-FASILITAS PENGETESAN SUMUR MINYAK ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENINGKATAN FASILITAS-FASILITAS PENGETESAN SUMUR MINYAK Bagus Budi Nurcahya 1), Budi Santosa Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

RISIKO RANTAI PASOK GULA RAFINASI DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRACEABILITY

RISIKO RANTAI PASOK GULA RAFINASI DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRACEABILITY RISIKO RANTAI PASOK GULA RAFINASI DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRACEABILITY Maria Ulfah Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email : maria67_ulfah@yahoo.com Abstrak. Dalam

Lebih terperinci

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

#10 MANAJEMEN RISIKO K3 #10 MANAJEMEN RISIKO K3 Risiko adalah sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakan, atau sakit yang dihasilkan karena bahaya. Selain itu Risiko adalah kondisi dimana terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa? PENDAHULUAN Korosi yang menyerang sebuah pipa akan berbeda kedalaman dan ukurannya Jarak antara korosi satu dengan yang lain juga akan mempengaruhi kondisi pipa. Dibutuhkan analisa lebih lanjut mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bisnis global dimana ketidakpastian akan berbagai risiko sangat tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bisnis global dimana ketidakpastian akan berbagai risiko sangat tinggi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis global dimana ketidakpastian akan berbagai risiko sangat tinggi, maka setiap perusahaan harus sadar akan kebutuhan untuk perencanaan darurat (contingency

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Luluk Suryani 1), Daniel O. Siahaan 2), dan Indung Sudarso 3) 1) dan 3) Magister

Lebih terperinci

Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01

Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01 Petunjuk Sitasi: Herianto, & Irlanda, E. A. (2017). Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C56-61). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN 2.1 PENDAHULUAN SAE ARP4761 dikeluarkan oleh SAE (Society for Automotive Engineers) International The Engineering Society for Advancing Mobility Land Sea

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN PENDEKATAN METODE HOUSE OF RISK (STUDI KASUS PADA UKM BATIK KUMBANG ALI-ALI)

ANALISIS RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN PENDEKATAN METODE HOUSE OF RISK (STUDI KASUS PADA UKM BATIK KUMBANG ALI-ALI) ANALISIS RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN PENDEKATAN METODE HOUSE OF RISK (STUDI KASUS PADA UKM BATIK KUMBANG ALI-ALI) PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-228

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-228 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-228 Evaluasi Keamanan Informasi Pada Divisi Network of Broadband PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dengan Menggunakan Indeks

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

Perhitungan Teknis LITERATUR MULAI STUDI SELESAI. DATA LAPANGAN : -Data Onshore Pipeline -Data Lingkungan -Mapping Sector HASIL DESAIN

Perhitungan Teknis LITERATUR MULAI STUDI SELESAI. DATA LAPANGAN : -Data Onshore Pipeline -Data Lingkungan -Mapping Sector HASIL DESAIN MULAI STUDI LITERATUR DATA LAPANGAN : -Data Onshore Pipeline -Data Lingkungan -Mapping Sector DATA NON LAPANGAN : -Data Dimensi Anode -Data Harga Anode DESAIN MATERIAL ANODE DESAIN TIPE ANODE Perhitungan

Lebih terperinci

PENJAMINAN KUALITAS SOFTWARE pada SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PROTOTYPING

PENJAMINAN KUALITAS SOFTWARE pada SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PROTOTYPING PENJAMINAN KUALITAS SOFTWARE pada SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PROTOTYPING M. Nasrullah (5209100704) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RISIKO PEMBUATAN KUE GIPANG SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL KHAS BANTEN DENGAN METODE HOUSE OF RISK (HOR)

IDENTIFIKASI RISIKO PEMBUATAN KUE GIPANG SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL KHAS BANTEN DENGAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) IDENTIFIKASI RISIKO PEMBUATAN KUE GIPANG SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL KHAS BANTEN DENGAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) Nurul Ummi. ST., MT 1, Akbar Gunawan. ST., MT 2, Muhamad Ridwan 3 1,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

PANDUAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR

PANDUAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR PANDUAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR RUMAH SAKIT VITA INSANI JL. MERDEKA NO. 329 PEMATANGSIANTAR DAFTAR ISI Daftar Isi... i Lembar Pengesahan... ii BAB I PENDAHULUAN...1

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X)

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) Robert Triatmaja 1*, LM.Hadi Santosa 2, Ig.Joko Mulyono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri,Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala

Lebih terperinci

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT. Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT. Produsen Baja Mochammad Febry Wignyo Aminullah 1*, Rona Riantini 2, Mades

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Pada lingkungan industri modern saat ini, kegagalan sistem (failure) akibat korosi adalah hal yang tidak ditolerir, terutama ketika hal tersebut melibatkan penghentian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk Farid Rafli Putra, Nurlita Gamayanti, dan Abdullah Alkaff Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Tempat Kerja Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang berbunyi Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak

Lebih terperinci

RISK BASED UNDERWATER INSPECTION

RISK BASED UNDERWATER INSPECTION Bab 4 RISK BASED UNDERWATER INSPECTION 4.1 Pendahuluan Dalam laporan tugas akhir ini area platform yang ditinjau berada di daerah laut jawa dimana pada area ini memiliki 211 platform yang diantaranya terdapat

Lebih terperinci

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI)

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI) MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI) Sutrisna Hariyati, Ahmad Rusdiansyah Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan yang meningkat pada masyarakat Indonesia diikuti peningkatan kesadaran akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka permintaan

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS Kristophorus Kanaprio Ola 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Jumlah Anoda (N) Tahanan Kabel (R2) Tahanan Total (Rt) = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1. R2 = R1 + α (T2 T1) = 0, ,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m

Jumlah Anoda (N) Tahanan Kabel (R2) Tahanan Total (Rt) = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1. R2 = R1 + α (T2 T1) = 0, ,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m Jumlah Anoda (N) N = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1 Tahanan Kabel (R2) R2 = R1 + α (T2 T1) = 0,00068 + 0,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m Tahanan Total (Rt) Rt = Tahanan Anoda Rectifier + Tahanan Anoda = 1,02

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era pasar bebas, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Persaingan merupakan sebuah tantangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian ini merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapantahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL KLASIFIKASI INVENTORY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN COMPONENT COMMONALITY

PENGEMBANGAN MODEL KLASIFIKASI INVENTORY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN COMPONENT COMMONALITY PENGEMBANGAN MODEL KLASIFIKASI INVENTORY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN COMPONENT COMMONALITY Indra Dwi F ), Imam Baihaqi ), dan Erwin Widodo 3) ) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darurat (contingency planning) dan mengelola risiko (risk management) dalam

BAB I PENDAHULUAN. darurat (contingency planning) dan mengelola risiko (risk management) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan strategi pemasaran dan daya saing perusahaan, saat ini banyak perusahan yang hanya berfokus kepada peningkatan produktivitas dan penghasilan

Lebih terperinci

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS PRAKUALIFIKASI CSMS 3.1. PROFIL KONTRAKTOR 1. Nama Perusahaan : Alamat Pos : Nomor Telephone/Fax :... Email : 2. Anggota Direksi NO JABATAN NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 ANALISIS KUALITAS LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL), MODEL KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi Kasus: Restoran X Lokasi Surabaya) Soca Waskitha 1) dan Suparno 2)

Lebih terperinci

LOGO PERBANDINGAN ANALISA FREE SPAN MENGGUNAKAN DNV RP F-105 FREESPANING PIPELINE DENGAN DNV 1981 RULE FOR SUBMARINE PIPELINE

LOGO PERBANDINGAN ANALISA FREE SPAN MENGGUNAKAN DNV RP F-105 FREESPANING PIPELINE DENGAN DNV 1981 RULE FOR SUBMARINE PIPELINE PERBANDINGAN ANALISA FREE SPAN MENGGUNAKAN DNV RP F-105 FREESPANING PIPELINE DENGAN DNV 1981 RULE FOR SUBMARINE PIPELINE DIAN FEBRIAN 4309 100 034 JURUSAN TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi 1 Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Muhammad S. Sholikhin, Imam Rochani, dan Yoyok S. Hadiwidodo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan metodologi yang akan dilakukan dari awal penelitian sampai akhir dari penelitian tersebut. Metodologi digunakan untuk mengarahkan dan mempermudah proses

Lebih terperinci