Perancangan Strategi Mitigasi Resiko Supply Chain di PT Atlas Copco Nusantara dengan Metoda House of Risk
|
|
- Suharto Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 . Perancangan Strategi Mitigasi Resiko Supply Chain di PT Atlas Copco Nusantara dengan Metoda House of Risk Retno Utari - NRM Dosen Pembimbing : Imam Baihaqi, PhD PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PROYEK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
2 Ḷatar Belakang Perusahaan yang ingin bertahan (minimal) dan berkembang, harus mulai waspada dan mau berubah dalam mengelola dan mengoperasikan supply chainnya agar dapat beradaptasi dengan kebutuhan perusahaan. PT. Atlas Copco Nusantara (PTACN), perusahaan distributor yang bergerak dalam bidang pengembangan, pembuatan dan pemasaran kompressor, peralatan konstruksi dan tambang, peralatan perkakas dan sistem perakitan (assembly) juga perlu mengelola dengan baik produkproduk yang dipasarkannya, berupa alat-alat produk Atlas Copco dengan beberapa Allied Product, untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya dengan baik. PTACN sangat proakfit dalam melakukan : berbagai peluncuran produk baru (a.l. mobile boring machine, 18 tonne underground loader, water treatment facility) melakukan kerjasama (Petro Industrial) dan merger dengan perusahaan lain (PT Fluidcon Jaya),
3 Ḷatar Belakang PTACN perlu mengetahui faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap kelancaran supply chainnya, berupa : resiko-resiko yang mungkin terjadi, terdiri dari penyebab resiko dan kejadian resiko, serta strategi mitigasi resiko yang dapat diterapkan untuk menanggulangi penyebab resiko yang terjadi. Model Supply Chain PTACN dapat digambarkan sebagai berikut :
4 Permasalahan. & Tujuan Penelitian PERMASALAHAN Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah identifikasi resiko potensial beserta penyebabnya dan bagaimana strategi pencegahannya dengan menggunakan metoda HOR. TUJUAN PENELITIAN Mengindentifikasi kejadian resiko yang berpotensi timbul dalam proses bisnis supply chain PTACN. Mengindentifikasi penyebab-penyebab yang mendorong timbulnya resiko yang terjadi di dalam proses bisnis PTACN. Merancang strategi mitigasi yang tepat sebagai upaya meminimalkan atau menghilangngkan resiko yang kemungkinan terjadi di PTACN.
5 Ṙuang Lingkup & Manfaat Penelitian RUANG LINGKUP Lingkup kajian pada penelitian yang akan dilaksanakan ini, dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut : Studi kasus untuk penelitian ini di perusahaan PT Atlas Copco Nusantara (PTACN), yang berlokasi di Jakarta. Resiko yang dianalisis adalah resiko yang berkaitan dengan supply chain PTACN yang berlokasi di Jakarta, bagian hulu sampai hilir Respondennya adalah manager Supply Chain Management (SCM) dan manager Purchasing di PTACN. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara
6 Ṙuang Lingkup & Manfaat Penelitian MANFAAT PENELITIAN Mengetahui resiko-resiko utama yang terjadi di PTACN dan strategi mitigasi resiko yang dapat diterapkan untuk menanggulangi resikoresiko tersebut. Implikasi manajerial diutarakan agar mitigasi resiko berhasil diterapkan.
7 Ḳajian Pustaka Supply Chain Management Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir atau konsumen (Pujawan dan Mahendrawathi, 2010). Strategi supply chain adalah kumpulan kegiatan dan aksi strategis disepanjang supply chain yang menciptakan rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya yang ada pada supply chain tersebut (Pujawan dan Mahendrawathi, 2010). Supply Chain Management (SCM) merupakan pengelolaan rantai siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari para supplier, ke kegiatan operasinal perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai kepada pelanggan. Tujuan dari SCM adalah untuk memastikan sebuah produk berada pada tempat dan waktu yang tepat untuk memenuhi permintaan konsumen tanpa menciptakan stok yang berlebihan atau kekurangan.
8 Ḳajian Pustaka SCOR Salah satu model supply chain berupa Supply Chain Operation References (SCOR), yang digunakan dalam lingkup industri sebagai alat diagnosa suatu SCM. Salah satu segmennya adalah proses modeling, yang kemudian dibagi lagi menjadi 5 proses manajemen / bisnis proses, yaitu : Plan (Perencanaan) Source (Sumber) Make (Produksi) Delivery (Pengiriman) Return (Pengembalian)
9 Ḳajian Pustaka Resiko Resiko dalam supply chain berpusat pada gangguan aliran dalam organisasi. Aliran-aliran ini berhubungan dengan informasi, material, produk dan biaya. Mereka tidak independen satu sama lain tetapi jelas saling berhubungan. Resiko mempunyai karakteristik : Ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa Ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian. Resiko Supply Chain Resiko supply chain dalam bahasa sederhananya mengacu pada kemungkinan dan dampak ketidakcocokan antara penawaran dan permintaan. Adapun definisi resiko supply chain adalah suatu resiko dari aliran produk, material dan informasi dari supplier awal sampai pengiriman produk akhir kepada pelanggan.
10 Ḳajian Pustaka Supply Chain Risk Management (SCRM) SCRM dapat didefinisikan sebagai identifikasi dan pengelolaan resiko bagi supply chain, melalui pendekatan terkoordinasi diantara anggota supply chain, untuk mengurangi kerentanan supply chain secara keseluruhan. Strategi Mitigasi Resiko Supply Chain Strategi mitigasi resiko adalah strategi yang melangkahkan organisasi secara sengaja untuk berusaha mengurangi ketidakpastian yang teridentifikasi dari berbagai sumber resiko (Miller, 1992). Metoda-Metoda Resiko Supply Chain Banyak metoda yang dapat digunakan dalam resiko supply chain, seperti AHP, Fuzzy AHP, FMEA dan QFD, HOR, dan lain sebagainya.
11 Ḳajian Pustaka Quality Function Deployment (QFD) Quality Function Deployment (QFD) adalah metodologi dalam proses perancangan dan pengembangan produk atau layanan yang mampu mengintegrasikan suara-suara konsumen ke dalam proses perancangannya. Salah satu alat QFD adalah HOQ yang menyediakan sarana untuk mengenali hubungan antara kebutuhan pelanggan, Karakteristik teknik, karakteristik bagian, operasi proses, dan persyaratan produksi
12 Ḳajian Pustaka Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) FMEA adalah teknik analisis rekayasa untuk memastikan bahwa semua potensi kegagalan suatu produk telah dipertimbangkan dan dianalisis dalam hal mode kegagalan, penyebab terkait dan kemungkinan efek pada pelanggan. Yang diamati dalam FMEA berupa : Fungsi, Kegagalan, Effects, Penyebab, Kontrol. Kunci sukses FMEA adalah menjadi risk conscious" dan menjaga tim tetap fokus pada risiko. Dua pendekatan yang umum digunakan untuk penilaian risiko dengan kerangka FMEA adalah Risk Priority Number (Severity x Terjadinya x Detection) dan Critical Analysis Jadi, QFD dapat dilihat sebagai pembela kebutuhan pelanggan, sedangkan FMEA adalah pembela suara insinyur
13 Ḳajian Pustaka House of Risk (HOR) = Rumah Resiko Adalah kerangka yang dikembangkan, dengan menggabungkan ide-ide dasar dari dua alat yang terkenal: HOQ (penyebaran fungsi kualitas) dan FMEA (modus kegagalan dan analisis efek). Model pendekatan HOR bertujuan untuk mengidentifikasi resiko dan merancang strategi mitigasi untuk mengurangi probabilitas kemunculan dari penyebab resiko dengan memberikan tindakan pencegahan pada penyebab resiko. Model HOR ini menempatkan probabilitas terjadinya resiko berkaitan dengan penyebab resiko sedangkan untuk severity berkaitan dengan kejadian resiko.
14 Ḳajian Pustaka Dalam HOR juga mempertimbangkan hubungan korelasi antara kejadian resiko dan penyebab resiko. Nilai dari tingkat severity dari kejadian resiko, probabilitas dari penyebab resiko dan tingkat korelasi yang telah diperoleh akan digunakan untuk menghitung nilai aggregate risk potensial (ARP). Ada 2 tahapan dalam HOR, yaitu : - HOR1 digunakan untuk menentukan peringkat masing-masing agen risiko berdasarkan potensi agregat risiko mereka. - HOR2 untuk memprioritaskan tindakan proaktif perusahaan untuk mengejar usaha memaksimalkan efektivitas biaya dalam berurusan dengan agen risiko yang dipilih di HOR1 Karena sebagian besar masukan yang diperlukan dalam model didasarkan pada penilaian subjektif maka keterlibatan lintas fungsional diperlukan.
15 Ḳajian Pustaka. HOR 1 : Fase Identifikasi Resiko 1. Menilai dampak keparahan / severity dari kejadian resiko. 2. Mengidentifikasi agen-agen resiko dan menilai kecenderungan (likelihood / occurance) dari munculnya masing-masing agen resiko. 3. Kembangkan hubungan matriks, antara setiap penyebab resiko dan setiap kejadian resiko. 4. Menghitung ARP dari agen j. Formula yang diperoleh adalah:
16 Ḳajian Pustaka. 5. Merangking nilai ARP dengan Pareto Analysis, dan menentukan penyebab resiko utama yang perlu segera ditangani oleh perusahaan
17 Ḳajian Pustaka Formulanya sebagai berikut : HOR 2 Fase Penanganan Resiko 1. Mengambil rangking tertinggi dari nilai ARP hasil HOR1 (Pareto Analysis) 2. Identifikasi tindakan pencegahan 3. Menentukan besarnya korelasi antara tiap tindakan pencegahan dan penyebab resiko. 4. Menghitung nilai total efektifitas setiap tindakan pencegahan.
18 Ḳajian Pustaka. 5. Nilai tingkat kesulitan tampilan dalam setiap tindakan, Dk, dengan skala 3,4,5 6. Menghitung rasio efektifitas total terhadap tingkat kesulitan 7. Merangking nilai rasio efektifitas total terhadap tingkat kesulitan dengan Pareto Anaysis dan diambil nilai tertinggi 8. Tindakan pencegahan dari nomor 7 diatas merupakan prioritas perusahaan untuk dilakukan tindakan pencegahan / strategi mitigasi untuk menghilangkan penyebab resiko.
19 Ṃetode Penelitian METODA PENELITIAN
20 Ṃetode Penelitian Variabel yang diteliti : - Penyebab resiko - Kejadian resiko - Tindakan Pencegahan Responden dalam penelitian ini ada 2 responden : - SCM Manager - Purchasing Manager Dilakukan dengan cara wawancara
21 Ṃetode Penelitian Langkah-langkah penelitian : SCOR 1. Mengidentifikasi proses bisnis yang ada pada perusahaan PTACN melalui tahapan-tahapan SCOR (plan, source, make, deliver, return). 2. Kemudian mengidentifikasi kejadian resiko apa yang dapat terjadi pada setiap prosesnya. Data penelitian : HOR 1
22 Ṃetode Penelitian Data penelitian : HOR 2
23 .Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Kejadian Resiko yang telah Terindentifikasi + Nilai Severity
24 .Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil wawancara dengan responden perusahaan : SCM Manager dan Purchasing Manager, teridentifikasi 48 Kejadian Resiko yang terjadi di perusahaan
25 .Hasil Penelitian dan Pembahasan 2. Penyebab Resiko yang Terindetifikasi dan Nilai Probabilitas Hasil wawancara dengan responden perusahaan : SCM Manager dan Purchasing Manager, teridentifikasi 25 Penyebab Resiko yang terjadi di perusahaan
26 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan 3. Korelasi Kejadian Resiko dan Penyebab Resiko serta Nilai ARP (Aggregate Risk Potential) dan Perangkingannya
27 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan M
28 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan 4. Pareto Analisis penentuan Nilai ARP terbesar 5. Penentuan Nilai ARP terbesar Hasil wawancara dengan responden perusahaan : SCM Manager dan Purchasing Manager, teridentifikasi 6 (enam) ARP utama yang terjadi di perusahaan.
29 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan 5. Identifikasi Tindakan Pencegahan / Strategi Mitigasi Hasil wawancara dengan responden perusahaan : SCM Manager dan Purchasing Manager, teridentifikasi 17 Tindakan Pencegahan / Strategi Mitigasi yang dapat diterapkan di perusahaan
30 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan 7. Korelasi Nilai ARP utama (penyebab resiko utama) dengan Tindakan Pencegahan / Strategi Mitigasi
31 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan 8. Pareto Analisis penentuan Nilai ETDk terbesar 9. Penentuan Nilai ETDk terbesar Hasil wawancara dengan responden perusahaan : SCM Manager dan Purchasing Manager, memberikan 7 (tujuh) ETDk utama
32 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan Implikasi Manajerial Implikasi manajerial dimaksudkan untuk mengetahui apa yang dapat perusahaan lakukan agar strategi mitigasi dapat berjalan dengan baik, dan perusahaan dapat meningkatkan produktifitasnya dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. Penetapan tindakan pencegahan / strategi mitigasi utama ada 7, dan akan langsung diutarakan implikasi manajerial masing-masing. 1. Membangun distribution center yang menyetok barang-barang kritical (strategis) Pendistribusian stock-stock strategis dilakukan jika ada permintaan dari warehouse cabang-cabang ditempat lain.. Implikasi manajerial : Mempunyai sistem inventory control yang sangat baik sehingga pergerakan stock strategik dapat dipantau dengan baik.
33 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan Menetapkan level atau jumlah stock strategik yang optimum Bekerjasama dengan erat warehouse DC dan cabang agar pergerakan stock strategik terbuka dan diketahui bersama, sehingga distribusinya menjadi efektif dan efisien Kerjasama bersama supplier dalam penyediaan stock strategik (kontrak) Melakukan strategi Near Sourcing, yaitu bekerjasama dengan supplier yang secara fisik dekat dengan distribusi manufaktur OEM. (mengurangi lead time pengiriman barang) 2. SOP dijalankan secara lebih baik dengan memberikan Reward and Punishment yang sesuai Bertujuan agar karyawan tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan perusahaan.
34 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan Implikasi manajerial : Perusahaan menetapkan kepada seluruh karyawan untuk membaca kembali SOP masing-masing. Manajer mengontrol kegiatan diatas dan tambahan kontrol agar departemennya berjalan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Sikap tegas para manajer diperlukan dalam mengarahkan karyawannya melaksanakan SOP yang benar. Memasukkan ketaatan karyawan dalam menjalankan SOP kedalam sistem manajemen Reward (kriteria penilaian kinerja karyawan diakhir tahun, penentuan besaran upah karyawan) and Punishment (tindakan disipliner), agar karyawan disadarkan pentingnya menerapkan SOP ditempat kerja.
35 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan 3. Peramalan permintaan dan perencanaan inventory dilakukan secara bersama-sama (kolaboratif) Bertujuan agar inventory yang direncanakan dan diramalkan akan dibeli dan di stok berjumlah optimal / akurat sesuai kebutuhan perusahaan dan pelanggan Implikasi manajerial : Kerjasama kolaboratif dapat dilakukan jika semua pihak mempunyai pemahaman visi, misi dan arahan yang sama. Perusahaan inventory memerlukan suatu nilai budgeting tertetnu sebagai dasar pembelian inventory yang akan dilakukan oleh pihak supply chain Perlu adanya pihak yang mengkoordinasi perencanaan inventory di perusahaan (supply chain)
36 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan 4. Integrasi antar fungsi-fungsi dalam perusahaan ditingkatkan Sistem kerjasama lintas fungsi dalam perusahaan akan mempercepat selesainya suatu pekerjaan. Implikasi manajerial : Perusahaan menetapkan misi dan tujuan strategis perusahaan menjadi perekat yang mendorong terjadinya integrasi antara unit fungsional. Budaya perusahaan meningkatkan persatuan dan inovasi. Kepemimpinan yang bersifat strategis untuk mencapai integrasi lintas fungsional Sistem komunikasi berkualitas tinggi untuk memfasilitasi integrasi lintas fungsional.
37 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan Sistem komunikasi berkualitas tinggi untuk memfasilitasi integrasi lintas fungsional. Berbagi pengetahuan diantara anggota tim, membentuk sinergi diantara anggota tim di seluruh organisasi. 5. Pemenuhan stock yang dilakukan secara silang (cross fulfillment) dari warehouse lain Khususnya jika terjadi stock out dan diperlukan metoda transportasi transship, yaitu memindahkan barang dari satu alat angkut ke alat angkut lainnya. Implikasi manajerial : Penerapan inventory di distribution center yang optimal. Bekerjasama dengan warehouse cabang untuk mendapatkan angka inventory yang optimal
38 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan Bekerjasama dengan rekanan logistics/3pl untuk memberikan bantuan penyimpanan barang atau parts di area rekanan logistics/3pl tersebut, semakin dekat tempatnya dengan perusahaan, semakin baik. Bekerjasama dengan pihak penyedia transportasi untuk dapat melakukan pengiriman emergency jika diperlukan 6. Pemberdayaan karyawan agar dapat mengerjakan pekerjaan multtasking Multitasking adalah kinerja nyata oleh seorang individu, menangani lebih dari satu tugas pada waktu yang sama. (baik / tidak baik) Implikasi Manajerial : Pimpinan tetap berpandangan terbuka untuk menambah jumlah karyawan yang mampu, untuk melakukan multitasking. Penyempurnaan Job description dan kesempatan pekerjaan tersebut dikerjakan oleh rekan karyawan lainnya.
39 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan Manager melakukan rotasi secara regular Memberikan pelatihan kepada karyawan, (formal / one on one coaching) 7. Pemenuhan barang di warehouse dilakukan secara dinamis, mengikuti kondisi barang (fast moving, slow moving dan obsolete). Seberapa sering diatur ulang, tentunya bergantung seberapa sering parts tersebut dibutuhkan oleh pelanggan. Implikasi manajerial : Melakukan kontrol terhadap penempatan barang di dalam warehouse dan melakukan stock take dengan efisien. Menggunakan sistem barcoding sehingga pendataan lokasi barang/parts sangat tepat, kesalahan lokasi dapat diminimalisir.
40 Ḣasil Penelitian dan Pembahasan Merubah sistem manual warehouse menjadi sistem bin alokasi otomatis dengan penggunaan alat pengambil dan penyimpan barang elektronis
41 .Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang diperoleh adalah: 1. Penggunaan metoda House of Risk terbukti sebagai solusi tepat untuk merancang strategi mitigasi terhadap penyebab resiko. 2. Penyebab resiko utama berdasarkan hasil penelitian ini menghasilkan 6 penyebab resiko yang harus diperhatikan, meliputi : A1 : Peningkatan permintaan yang signifikan A2 : Kekurangan dalam kapasitas supply A4 : PR mendesak dari user A7 : Ketergantungan pada satu supplier A11 : Masalah custom clearance A14 : Kedatangan kapal tidak tepat waktu 3. Sedangkan hasil 7 (tujuh) tindakan pencegahan utama / strategi mitigasi utama yang perlu dilakukan terlebih dahulu oleh perusahaan adalah :
42 .Kesimpulan dan Saran - PA3 : Membangun distribution center yang menyetok barang-barang kritical (strategis) - PA14 : SOP dijalankan secara lebih baik dengan memberikan Reward and Punishment yang sesuai - PA15 : Peramalan permintaan dan perencanaan inventory dilakukan secara bersama-sama (kolaboratif) - PA5 : Integrasi antar fungsi-fungsi dalam perusahaan ditingkatkan - PA4 : Pemenuhan stock yang dilakukan secara silang (cross fulfillment) dari warehouse lain - PA16 : Pemberdayaan karyawan agar dapat mengerjakan pekerjaan multtasking - PA13 : Pemenuhan barang di warehouse dilakukan secara dinamis, mengikuti kondisi barang (fast moving, slow moving dan obsolete).
43 .Kesimpulan dan Saran 4. Pelaksanaan strategi mitigasi resiko dapat disertai dengan penerapan implikasi manajerial sesuai dengan hasil korelasi penyebab resiko dan tindakan pencegahan, dimana dari penelitian ini banyak implikasi manajerial berkaitan dengan perlunya jumlah inventory yang optimum dengan peramalan dan perencanaan kolaboratif serta kecakapan para karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan mereka untuk mendukung terlaksananya keadaan inventory optimum tersebut. Saran Beberapa saran yang ingin diajukan agar penelitian ini dapat dilanjutkan ke tingkatan yang lebih baik lagi adalah : 1. Penelitian resiko ini diperluas meliputi seluruh perusahaan, dan tidak hanya Supply Chain saja.
44 .Kesimpulan dan Saran 2. Dengan memperluas cakupan penelitian sesuai point a. diatas, maka variabel-variabel peninjauan penyebab resiko, kejadian resiko dan tindakan pencegahan dapat diidentifikasi lebih detail kesemua bagian perusahaan. 3. Dengan demikian, jumlah responden juga perlu diperbanyak dan ada baiknya diambil dari pimpinan departemen dan beberapa orang yang berada pada posisi yang mengetahui dengan baik pekerjaan di dalam departemen dan perusahaan tersebut.
45 .
PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK
PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK Retno Utari 1) dan Imam Baihaqi 2) 1) Program Studi Magiter Manajemen Teknologi Manajemen Proyek
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD
BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan model House of Risk (HOR) yang merupakan integrasi dari metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Diagram alir penelitian ini dapat ditunjukkan
Lebih terperinciANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK
ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK Maria Ulfah 1), Siti Murni 2), Nindy Chandra Sari 3), Muhamad Ganivan Maryunani Sidek 4), Fitri Anjani
Lebih terperinciJURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA RANTAI PASOK PUPUK ORGANIK MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP) (Studi Kasus di PT Tiara Kurnia, Malang) RISK MANAGEMENT STRATEGY IN THE SUPPLY CHAIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan yang meningkat pada masyarakat Indonesia diikuti peningkatan kesadaran akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka permintaan
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ
ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ Dyah Lintang Trenggonowati Dosen Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
i DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i iii iii iv 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 5 2 TINJAUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Supply chain mempunyai peranan penting dalam aktivitas perusahaan mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan pengiriman hasil produksi kepada konsumen.
Lebih terperinciPENGELOLAAN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus di PT. XYZ)
PENGELOLAAN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus di PT. XYZ) RISK MANAGEMENT IN THE SUPPLY CHAIN USING THE METHOD OF HOUSE OF RISK (HOR) (CASE STUDY : PT.
Lebih terperinciStudi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan Kapal Baru
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) G52 Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran
BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Suatu supply chain dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan yang terdiri atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Supply Chain Management Menurut (Eko, 2005) supply chain pertama kali digunakan oleh beberapa konsultan logistik pada sekitar tahun 1980-an, yang kemudian oleh para akademisi
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI
PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Lebih terperinciANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) ABSTRAK
ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) Harry Slamet Setiawan NRP: 1221014 Pembimbing: Deni Setiawan, S.T., M.T. ABSTRAK Pengadaan material adalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia bisnis sekarang ini terus bersaing untuk menciptakan berbagai kebutuhan pelanggan (customer) yang semakin tinggi, dan semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya.
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :
PENGUKURAN KINERJA SUPPY CHAIN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCOR DAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan untuk merealisasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) merupakan salah satu faktor kunci strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan untuk merealisasikan tujuan organisasi yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Responden Penelitian Responden penelitian ini adalah para pelaku konstruksi yang bekerja dalam suatu proyek konstruksi gedung yang ada di kota Yogyakarta. Responden terdiri
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT
APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT Bayu Rizki Kristanto dan Ni Luh Putu Hariastuti Abstract: Dalam aktivitas supply chain selalu berpotensi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era pasar bebas, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Persaingan merupakan sebuah tantangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. Penjelasan rinci dari masing-masing subbab dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan inovatif perilaku konsumen menuntut perhatian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan inovatif perilaku konsumen menuntut perhatian yang lebih dari perusahaan. Mulai dari produk yang berkualitas
Lebih terperinciMANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciANALISA DAN MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PADA PT. CRAYFISH SOFTSHELL INDONESIA
ANALISA DAN MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PADA PT. CRAYFISH SOFTSHELL INDONESIA Syahidan Hidaya 2508 100 054 Dosen Pembimbing Imam Baihaqi, ST, M.Sc. Ph.D NIP 197007211997021001 Contents 1 2 3 4 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciSupply Chain. Management. an overview. MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com
Supply Chain Management an overview MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com Beberapa Issu Penting Aliran material/produk adalah sesuatu yang komplek. Munculnya SCM dilatar belakangi oleh perubahan dalam
Lebih terperinciMODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI)
MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI) Sutrisna Hariyati, Ahmad Rusdiansyah Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciPengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk
Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.222-226 ISSN 2302-495X Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk Flora Tampubolon 1, Achmad Bahaudin 2, Putro Ferro Ferdinant 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan
Lebih terperinciENTERPRISE RESOURCE PLANNING
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 06 ERP: SCM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SCM adalah satu rangkaian bisnis demand dan supply yang melibatkan perusahaan dengan mitra kerjanya. Kelancaran proses dalam supply chain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam menyelesaikan kajian risiko pada Proyek Pembangunan Transmisi Saluran udara tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Malingping Bayah ini terdapat beberapa langkah
Lebih terperinciPengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House Of Risk di PT. XYZ
Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House Of Risk di PT. XYZ Flora Tampubolon 1, Achmad Bahaudin 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan
Lebih terperinci5) BAB V (Kesimpulan dan Saran) Bab ini membahas tentang Kesimpulan dan saran.
1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan situasi yang ada, perlunya dilakukan penelitian mengenai manajemen risiko supply chain pada PetroChina International Companies in Indonesia dengan menggunakan metode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kejadian yang saling bergantung dan mempengaruhi suatu sama lain itulah akan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah bentuk koordinasi yang kompleks dan juga berbagai aktivitas dan kejadian yang saling bergantung dan mempengaruhi suatu sama lain itulah akan muncul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju dan berkembang saat ini memberikan banyak pilihan dan kemudahan bagi dunia bisnis dalam meningkatkan performa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.
PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE) DAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management
II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management Menurut Punjawan (2005) definisi dari supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan
Lebih terperinciVI. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYUSUN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LEMBAGA PERTANIAN SEHAT
VI. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYUSUN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LEMBAGA PERTANIAN SEHAT 6.1 Identifikasi Tujuan Lembaga Pertanian Sehat Dalam Melakukan Kegiatan Supply Chain Management Perusahaan maupun
Lebih terperinciPembahasan Materi #6
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Organisasi Organisasi Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Organisasi Konvensional dan Logistik Mengelola
Lebih terperinciIDENTIFIKASI RISIKO PEMBUATAN KUE GIPANG SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL KHAS BANTEN DENGAN METODE HOUSE OF RISK (HOR)
IDENTIFIKASI RISIKO PEMBUATAN KUE GIPANG SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL KHAS BANTEN DENGAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) Nurul Ummi. ST., MT 1, Akbar Gunawan. ST., MT 2, Muhamad Ridwan 3 1,2,3 Program Studi
Lebih terperinciSTRATEGI RANTAI PASOKAN
STRATEGI RANTAI PASOKAN Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut : 1. Banyak Pemasok (Many Supplier) Strategi ini memainkan
Lebih terperinciANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA DENGAN METODE HOUSE OF RISK
Association for Information Systems Indonesia chapter (AISINDO) 1 ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA DENGAN METODE HOUSE OF RISK Putri Amelia 1, Iwan Vanany 2, Indarso
Lebih terperinciKata Kunci : Keamanan Makanan, Penilaian risiko, FMECA, Proses Bisnis
1 Pengelolaan Risiko Menggunakan Metode FMECA (Failure Modes and Effects Criticality Analysis) dan Simulasi Berbasis Proses Bisnis Pada Rantai Pasok Makanan Dhina Yuskartika, Iwan Vanany, dan Dody Hartanto
Lebih terperinciMode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT
Mode Distribusi & Transportasi Tita Talitha, MT Pikirkan bagaimana produk-produk berikut sampai ke tangan pelanggan: Gula pasir Sabun cuci Roti kaleng Minyak goreng Air mineral Coca cola Pelanggan Pelanggan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan
Lebih terperinciPengukuran Kinerja SCM
Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI
STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI Steven 1, Richard Ch Ali 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK : Pengadaan material dalam sebuah proyek konstruksi merupakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK KAPAL. Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi
PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO PADA GALANGAN KAPAL Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi dan Material Kelautan, ITS Surabaya Mei 2010
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi
Lebih terperinciJulian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.
Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN
TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN Diajukan Guna Memenuhi dan Melengkapi Syarat Gelar Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Perancangan kerja merupakan disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prinsip dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam upaya memahami
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET
ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET Ronaldus Soegiarto dan Mahendrawathi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: ronaldus04@yahoo.com
Lebih terperinciSISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY
SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY Disusun oleh : Nama : Alfonsa Radite Asthingkara NIM : 122110085 Kelas : B PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun belakangan ini, keunggulan optimasi dan integrasi supply chain menjadi fokus dari beberapa organisasi perusahaan besar di dunia, Persaingan
Lebih terperinciMuhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan
Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Rantai Pasokan 1 Rantai Pasok(Supply Chain) Suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, banyak perusahaan mengalami perkembangan dalam dunia bisnisnya dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan kecanggihan
Lebih terperinci5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR
5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Kinerja Rantai Pasok Kinerja rantai pasok merupakan ukuran kinerja secara keseluruhan rantai pasok tersebut (Chopra
Lebih terperinciTUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
Lebih terperinciRISK ANALYSIS OF ALAT ANTRIAN C2000 PROJECT USING HOUSE OF RISK(Case Study in PT. Cendana Teknika Utama)
AALISIS RISIKO PROJECT ALAT ATRIA C2000 MEGGUAKA HOUSE OF RISK (Studi Kasus di PT. Cendana Teknika Utama) RISK AALYSIS OF ALAT ATRIA C2000 PROJECT USIG HOUSE OF RISK(Case Study in PT. Cendana Teknika Utama)
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Perancangan jaringan supply chain merupakan kegiatan strategis yang perlu dilakukan. Tujuanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang permintaanya berubah secara dinamis
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI MITIGASI RESIKO PADA SUPPLY CHAIN CV SURYA CIP DENGAN HOUSE OF RISK MODEL
ANALISIS STRATEGI MITIGASI RESIKO PADA SUPPLY CHAIN CV SURYA CIP DENGAN HOUSE OF RISK MODEL Yoana Ellen Pertiwi*), Dr. Aries Susanty, S.T., M.T. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT DEFINISI Strategi merupakan kumpulan berbagai keputusan dan aksi yang dilakukan oleh suatu
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO PADA PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA DENGAN PENDEKATAN METODE INTERPRETIVE STRUCTURAL MODELLING (ISM), ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP), DAN HOUSE OF RISK (HOR) Chendrasari
Lebih terperinciPROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang
PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan
Lebih terperinciBAB IV RENCANA IMPLEMENTASI
BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rencana Implementasi Rencana implementasi ditetapkan dari solusi bisnis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Rencana implementasi yang akan dilakukan dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Untuk sekarang ini, selain menginginkan
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar
Lebih terperinciWawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)
L1 Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan Arahan Strategi ( Strategic Intention) Untuk menjawab pertanyaan dibawah ini menggunakan format skor dengan skala ( 0-5 ) dan lingkari skor yang akan
Lebih terperinciDESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT
DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT Anantamurti. Hapsari 1), I Nyoman Pujawan 2) dan Putu Dana Karningsih 2) Fakultas Teknik Industri,Institut
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Perumusan Masalah. Mengidentifikasi Entitas atau Anggota Rantai Pasok
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi mengenai metodologi penelitian. Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian. Berikut
Lebih terperinciSHELLY ATMA DEVINTA
SHELLY ATMA DEVINTA 3110100036 DOSEN PEMBIMBING: Cahyono Bintang Nurcahyo ST, MT Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, pengusaha akan dihadapkan pada resiko
Lebih terperinciMendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis
Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis utama: penjualan dan pemasaran, manufaktur dan produksi,
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Menurut cophra dan meindl(2007) informasi harus memiliki karakteristik:
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Ogbo (2014, p.5), jenis-jenis inventori terbagi menjadi 3, yaitu Raw Material, Work In Process dan Finished Goods.
1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan (Inventory) 2.1.1 Pengertian Inventory Menurut Margaretha (2006, p.145-146) Inventory adalah sejumlah barang atau bahan yang disediakan oleh perusahaan, baik berupa
Lebih terperinciKONSEP SISTEM INFORMASI
CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM
Lebih terperinciPENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin berkembangnya jumlah permintaan produk pangan, semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi perusahaan untuk memproduksi pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciSI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)
SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Rancangan rantai pasok dalam organisasi 2. Rantai pasok pada
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT
MAKALAH E-BUSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Frizky Ramadhan NIM : 08.11.2135 Kelas : S1TI-6D JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi peralatan medis menghadapi tantangan yang berat antara lain: regulasi/peraturan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Manajemen Rantai Pasokan a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan Supply Chain Management (SCM) merupakan serangkaian aktivitas yang terintegrasi, dari pengadaan
Lebih terperinciTinjauan Rencana Strategik Perusahaan terhadap Rencana StrategikFungsional
Strategi Supply Chain StrategiPerusahaan Strategi adalah proses dimana rencana di formulasikan untuk memposisikan perusahaan guna mencapai tujuannya. Strategi dimulai dengan pernyataan yang jelas mengenai
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT)
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input,
Lebih terperinciCopyright Rani Rumita
Strategi Distribusi Topik yang Dibahas Bagaimana sifat saluran pemasaran dan mengapa saluran pemasaran penting? Bagaimana perusahaan saluran berinteraksi dan diatur untuk melakukan pekerjaan saluran? Masalah
Lebih terperinciAnalisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ)
Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ) Mariza Kertaningtyas 1, Sutriyono 2, Fourry Handoko 3 1) Program Studi Teknik
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai supplier maupun sebagai pelanggan, baik yang beroperasi dalam wilayah Indonesia
Lebih terperinci