BAB I PENDAHULUAN. darurat (contingency planning) dan mengelola risiko (risk management) dalam

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan strategi pemasaran dan daya saing perusahaan, saat ini banyak perusahan yang hanya berfokus kepada peningkatan produktivitas dan penghasilan produknya saja. Masih banyak perusahaan yang kurang memperhatikan faktor-faktor risiko yang dapat menurunkan kinerja perusahaan dan menurunkan nilai bagi pelanggannya. Dalam bisnis global dimana ketidakpastian akan berbagai risiko sangat tinggi, maka setiap perusahaan harus sadar akan kebutuhan untuk perencanaan darurat (contingency planning) dan mengelola risiko (risk management) dalam menjalankan operasi bisnisnya. Perusahaan yang tidak menyadari risiko-risiko global yang terjadi dalam dunia bisnis, tidak akan mampu merumuskan strategi yang tepat dalam berkompetisi dengan kompetitor ketika ketidakpastian itu terjadi dan mengganggu (disturbing) operasi bisnis berbagai industri. Apalagi jika perusahaan tersebut beroperasi secara internasional, maka kompleksitas risiko dalam supply chain akan semakin besar. Banyak perusahan-perusahaan gagal dalam kompetisi bisnis yang ketat ini, karena tidak menganalisis, mengantisipasi, dan mengelola berbagai risiko dari seluruh aspek yang akan berpengaruh kepada keberlanjutan bisnis sebuah perusahaan. Perusahaan perlu memperhatikan seluruh aspek dalam global supply chain untuk memastikan terpenuhinya layanan konsumer (customer service), terkelola dan terantisipasinya biaya (anticipated 1

2 cost), dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan (desired profitability). Taksiran terhadap seluruh risiko yang berpotensi mengganggu (disrupting) operasi bisnis tersebut dilakukan agar perusahaan bisa mengelola risiko-risiko tersebut dengan strategi yang tepat. Pola dan metodologi untuk menaksir dan mengelola risiko adalah bagian dari implementasi Supply Chain Risk Management (SCRM). Kemampuan perusahaan mengelola risiko-risiko tersebut akan berdampak kepada reputasi bisnis (business reputation) dan kontinuitas bisnis (business continuity) dalam jangka pendek dan jangka panjang. Peran rantai pasokan dalam industri manufaktur sangatlah penting. Hal ini menyangkut dengan kelancaran produksi karena sebagian besar komponen perakitan dipasok dari luar melalui suatu rantai pasokan. Hal ini mengakibatkan tingkat ketergantungan yang tinggi akan kelancaran rantai pasokannya karena terhambatnya sebagian atau salah satu rantai pasokan akan menyebabkan produksi terhenti sehingga perusahaan akan mengalami kerugian. Kemungkinan terhentinya rantai pasokan karena suatu kejadian yang menyebabkan efek yang tidak diinginkan atau biasa disebut dengan supply chain disruption akan selalu ada. Pertanyaannya bukan apakah disruption akan terjadi atau tidak, tetapi apa dan kapan. Sehingga yang diperlukan adalah bagaimana mengelola disruption karena kejadian ini akan berakibat pada konsumen, reputasi produk, pendapatan dan bahkan investor. Sebuah penelitian yang dilakukan Hendricks dan Singhal (2005) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menderita supply chain disruption mengalami 33% sampai 40% penurunan tingkat kembali saham dibanding rata rata industri mereka selama lebih dari 3 2

3 tahun. Untuk mengelola disruption dalam rantai pasok dapat dilakukan baik setelah kejadian yaitu dengan supply chain disruption management maupun sebelum kejadian yaitu dengan supply chain risk management (SCRM) melalui proses identifikasi risiko, analisis risiko dan perbaikannya. Menurut Cavinato (2004) dalam Hadiguna (2010), pada dasarnya terdapat lima aliran yang bisa dianalisis dalam supply chain risk management, yaitu risiko operasional, risiko finansial, risiko informasi, risiko relasional dan risiko inovasional. Supply chain risk management pada umumnya fokus pada risiko operasional, misalnya risiko dalam perencanaan produksi, risiko dalam produksi, risiko dalam pembelian barang, risiko kecelakaan, risiko dalam delivery, risiko dalam hubungan karyawan dan lain sebagainya. Dalam banyak kasus, risiko paling sering atau dominan yang dihadapi perusahaan adalah risiko operasional. Perusahaan perlu memperhatikan seluruh aspek dalam global supply chain untuk memastikan terpenuhinya layanan konsumer (customer service), terkelola dan terantisipasinya biaya (anticipated cost), dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan (desired profitability). Taksiran terhadap seluruh risiko yang berpotensi mengganggu (disrupting) operasi bisnis tersebut dilakukan agar perusahaan bisa mengelola risiko-risiko tersebut dengan strategi yang tepat. Pola dan metodologi untuk menaksir dan mengelola risiko adalah bagian dari implementasi Supply Chain Risk Management (SCRM). Kemampuan perusahaan mengelola risiko-risiko tersebut akan berdampak kepada reputasi bisnis (business reputation) dan kontinuitas bisnis (business continuity) dalam jangka pendek dan jangka panjang. 3

4 Memaksimalkan keuntungan (profit maximization) adalah tujuan dari supply chain (Hise, 1995). Karena itu diperlukan keseimbangan antara produktivitas (efficiency) dan profitabilitas (effectiveness) untuk memindahkan barang dan material antar negara maupun antar daerah dengan tepat waktu dan kualitas yang baik (Mentzer dan Firman, 1994). Kompleksitas pasar dan perbedaan infrastruktur dan sosial ekonomi antar negara dan daerah berpotensi mempengaruhi keterlambatan, ketidakpastian, dan kebutuhan yang lebih besar akan koordinasi, komunikasi, dan pengawasan terhadap seluruh mata rantai pasok. PT Samator didirikan pada 22 Juli 1975 sebagai pabrik asetilen di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Sebagai pemain gas industri terbesar di Indonesia, baik produk gas kami maupun jasa layanan gas telah digunakan secara luas dalam berbagai industri seperti kesehatan, konstruksi, minyak dan gas bumi, metalurgi, petrokimia, elektronik, otomotif dan masih banyak lagi. Selama bertahun-tahun, merek Samator telah dikenal sebagai perusahaan gas industri terkemuka di Indonesia. Produk-produk yang disediakan antara lain adalah LOX, LIN, LAR, dan LCO2. Liquid Carbon Dioxide (LCO2) dikirim kepada pelanggan dalam bentuk cair, ke dalam penyimpanan di tempat, untuk digunakan dalam volume tinggi aplikasi pelanggan. Liquid Carbon Dioxide (LCO2) memberikan peran penting di banyak industri seperti: i. Makanan dan Minuman : Untuk dingin dan pembekuan, untuk karbonasi dan mengeluarkan minuman, untuk ekstraksi makanan, untuk Kemasan Atmosfer Termodifikasi (MAP) dan es kering untuk di-transit pendinginan. 4

5 ii. Kimia : Sebagai pengganti CFC yang berbusa di produksi plastik. iii. Elektronik : Gunakan pembersihan salju untuk perangkat. iv. Untuk meningkatkan produksi pertanian di rumah kaca dan pengendalian hama di silo biji-bijian. v. Kesehatan : Untuk mengobati gangguan pernapasan dan untuk dilatasi bedah. vi. Lingkungan: air dan limbah Untuk pengolahan air minum dan limbah air kontrol ph. LCO2 adalah item produk yang memiliki permintaan terbesar dari konsumen. Produk LCO2 ini memiliki kontribusi sebanyak 23% dari total quantity dan 25% dari total keseluruhan pendapatan PT. SMT. Oleh karena itu PT. SMT harus mengelola supply chain risk management dengan baik, untuk menjaga stock level LCO2, agar seluruh permintaan konsumen akan produk LCO2 dapat terpenuhi. Supply chain risk management harus dilakukan dengan melakukan identifikasi risiko, prioritas dan mitigasi risiko tersebut. Risiko yang dihadapi pada rantai pasok fokus kepada risiko operasional yaitu risiko produk, risiko manusia, risiko sistem, risiko informasi dan risiko disaster. Berbagai masalah dalam rantai pasok di PT. SMT yang berpotensi mengganggu keberlanjutan bisnis perusahaan (business continuity) dan reputasi bisnis (business reputation) diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Terjadinya keterlambatan pengiriman barang akibat kondisi lalu lintas yang terhambat karena terjadi kecelakaan lalu lintas atau penutupan jalan oleh warga yang tidak terinfokan sebelumnya. 5

6 2. Gangguan pada unit pengiriman sehingga tidak dapat dilakukan pengiriman barang kepada pelanggan. 3. Shortage produk akibat kerusakan mesin sehingga harus membeli dari pihak ketiga atau cabang induk lainnya untuk memenuhi permintaan pelanggan, dimana harga yang dikeluarkan menjadi lebih tinggi 4. Jumlah produksi yang tidak dapat memenuhi jumlah permintaan pelanggan sehingga tidak dapat melakukan pengiriman barang pada waktu yang diminta atau dijanjikan 5. Terjadinya bencana alam Dari persoalan-persoalan tersebut, maka PT. SMT perlu melakukan kajian dan analisis untuk seluruh risiko rantai pasok agar bisa mengelola risiko dan meningkatkan kinerja perusahaan dan mengurangi potensi gangguan terhadap bisnis perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah Kondisi PT. SMT saat ini belum memiliki kajian risiko yang terstruktur, sehingga kegiatan operasional yang dilakukan belum optimal. Belum dilakukan kegiatankegiatan seperti pengelolaan yang terstruktur, risk register, pendokumentasian risk assessment, serta rencana mitigasi risiko secara periodik oleh PT. SMT. Oleh karena itu perlu dilakukan penerapan supply chain management agar target perusahaan PT. SMT dapat tercapai dan memberikan pelayanan 24 jam dengan tepat waktu, tidak ada keterlambatan pengiriman yang dikarenakan oleh masalahmasalah yang seharusnya dapat dilakukan mitigasi. Hal ini menarik perhatian 6

7 penulis yang merasa diperlukannya suatu analisis pada pemetaan risiko terutama mengenai prioritas risiko. Karena selama ini penulis tidak melihat adanya tool khusus untuk pemetaan risiko dan penentuan hanya didasarkan historical kejadian gagal pasok dan pengalaman dari manajer terkait sehingga dikhawatirkan ada ketidaksesuaian dengan kondisi faktual. Atas dasar pemetaan risiko tersebut maka diharapkan PT. SMT akan mampu melakukan identifikasi prioritas proses bisnis serta risiko operasional sehingga risiko dapat dimitigasi dengan lebih baik dan dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian yang timbul dari terganggunya rantai pasok. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi pertanyaan untuk penilitian ini adalah sebagai berikut: i. Risiko supply chain apa saja yang dimiliki oleh PT. SMT dalam menghadapi distribusi supply chainnya? ii. Apa saja upaya mitigasi yang relevan untuk menghadapi risiko supply chain tersebut? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: i. Mengidentifikasi risiko supply chain yang dihadapi PT. SMT dalam menjaga kelancaran supply chainnya. 7

8 ii. Menentukan rencana mitigasi untuk menangani risiko supply chain dalam distribusinya. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: i. Pihak akademis sehingga dapat menjadi referensi bagi akademis lain ii. Meningkatkan perhatian managemen PT. SMT terhadap risiko supply chain khususnya yang terkait dengan distribusi LCO2 iii. Mencegah terjadinya risiko supply chain LCO2 lebih dini iv. Pihak penulis sebagai syarat kelulusan program studi S Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi risiko supply chain yang dihadapi PT. SMT. Untuk memfokuskan penelitian, maka dibuat pembatasan masalah. Hal-hal yang berada di luar pokok penelitian tidak dibahas, sehingga hal yang diteliti dapat lebih mendalam. Adapun pembatasan ruang lingkup yang dibuat adalah: i. Penelitian dilakukan pada aktifitas pelayanan distribusi oleh SMT ii. Penelitian dibatasi pada supply chain di daerah Jawa Barat, Jakarta dan Banten. iii. Identifikasi, analisis dan pemetaan risiko dilakukan berdasarkan ISO

9 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini disusun dengan maksud memudahkan pembaca dalam mendapatkan gambaran keseluruhan secara jelas dari penelitian yang dilakukan. Sistematika penulisan thesis ini adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan dalam penyusunan hasil penenilitan ini. BAB II. LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menguraikan semua teori yang berhubungan dan mendukung dalam melakukan pemecahan masalah yang dihadapi penulis. BAB III. METODE PENELITIAN Bab ini berisikan uraian tentang bahan atau materi penelitian, alat penelitian, variabel dan data yang dikumpulkan. Tujuan dari bab ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai metode yang digunakan. BAB IV. ANALISIS PEMBAHASAN Bab ini berisikan pembahasan dari hasil pengolahan data yang dilakukan oleh penulis. BAB V. SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan simpulan dan saran yang dihasilkan dari penulisan ini BAB VI. DAFTAR PUSTAKA Bab ini merupakan daftar dari pustaka yang diacu dalam usulan penelitian. 9