MATEMATIKA BUNGA: PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN CONTOH SOAL. A. BUNGA TUNGGAL a. Konsep Bunga Tunggal. b. Rumus Bunga Tunggal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATEMATIKA BUNGA: PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN CONTOH SOAL. A. BUNGA TUNGGAL a. Konsep Bunga Tunggal. b. Rumus Bunga Tunggal"

Transkripsi

1 MATEMATIKA KELAS XII - KURIKULUM 03 Sesi BUGA: PERTUMBUHA DA PELURUHA A. BUGA TUGGAL a. Konsep Bunga Tunggal Perhitungan bunga tunggal digunakan pada permasalahan pinjaman ataupun investasi. Bunga tunggal bermakna perhitungan bunga pinjaman atau investasi yang dibuat selalu sama per periode pinjaman ataupun investasi, di mana besarnya dihitung sekali dari besar investasi atau pinjaman aalnya. b. Rumus Bunga Tunggal Formula untuk menghitung besaran investasi atau besar pengembalian pinjaman pada tahun ke- (M ), dengan besar investasi aal M dan besar persentese bunga p% pertahun adalah M = M( + COTOH SOAL. Jika Budi menabung uangnya sebesar Rp0..,00 di bank dengan bunga tunggal yang ditaarkan sebesar 8% per tahun, maka tentukan total saldo tabungannya pada akhir tahun ke-!

2 M = Rp0.. p = 8% /tahun = tahun Maka M =M(+ M =0..(+ 0,08) M =0..(,48) M = Pak Doni membutuhkan dana untuk merenovasi rumahnya. Beliau memutuskan untuk meminjam uang sebesar Rp00..,00 ke bank dengan bunga tunggal 4% per tahun. Pak Doni berencana akan melunasi pinjamannya setelah tahun keempat. Tentukan besar total bunga pinjaman Pak Doni yang harus dibayar! M = Rp00.. p = 4%/tahun = 0,04/tahun = 4 tahun sehingga M = M( + M4 = 00.. ( , ) M4 = 00.. (, ) M4 =.. maka bunganya adalah: B = B =.. 3. Pak Cecep meminjam uang kepada Koperasi Media Makmur sebesar Rp40... Besar persentase bunga pinjaman % per tahun dengan perhitungan bunga tunggal. Jika setelah n tahun Pak Cecep harus mengembalikan sebesar Rp.., maka nilai n adalah. M = 40.. M =.. p = %/tahun = 0,0/tahun

3 maka M = M( +.. = 40.. ( + 0, 0).. = =.. maka = tahun c. Pembayaran Bunga Tunggal Per Periode Waktu Tertentu Pembayaran bunga investasi atau bunga pinjaman dengan sistem bunga tunggal dapat dilakukan dalam periode yang berbeda, misalnya pertiga bulanan, per semester atau periode lainnya. Cara mudahnya adalah selalu menyamakan antara satuan aktu persentase bunga dengan aktu yang terkait dengan modal akhir atau pinjaman akhirnya. COTOH SOAL. Hana menabung uangnya sebesar Rp00.,00 dengan bunga tunggal % per tahun yang dibayarkan setiap bulan sekali. Berapakah saldo tabungan Hana jika dia mengambil uangnya setelah 48 bulan? M = Rp00. Periode bulan sekali maka p = %/tahun =,%/ bulan = 48 bulan = 8 bulan maka M = M( +, M = M8 = 00. (, ) M8 = 70.. Berapakah total saldo yang diterima dalam aktu 30 bulan jika Adi menabung uangnya sebesar Rp800.,00 dengan bunga 4% per tahun? 3

4 M = Rp 800.,00 4 p = 004, /tahun = / bulan 00 = 30 bulan M = M( + M = M = 800. (,) 30 M30 = Berapakah besar uang yang harus disimpan pada tabungan dengan bunga tunggal % per tahun agar saldonya menjadi Rp8..,00 tujuh bulan kemudian? M = Rp8..,00 p = %/tahun = / bulan 00 = 7 bulan M = M( = M = M + 00 maka 00 M = M = B. BUGA MAJEMUK a. Konsep Bunga Majemuk Bunga majemuk adalah perhitungan bunga pinjaman atau investasi, di mana perhitungan bunga tiap periode berbeda-beda. Besaran bunga periode selanjutnya dihitung dari jumlah simpanan atau pinjaman periode sebelumnya. Jika besar pinjaman atau investasi aal M, besar persentase bunga majemuk p (dalam persen), maka besar pinjaman atau investasi pada akhir periode tahun ke- adalah 4

5 M = M( + COTOH SOAL. Suatu modal sebesar Rp..,00 diinvestasikan dengan bunga 8%. Tentukan besar modal di akhir tahun ketiga jika modal diinvestasikan dengan bunga majemuk! M = Rp.. p = 8%/tahun = 0,08/tahun = 3 tahun maka M = M( + M3 =.. ( + 0, 08) 3 M3 =.. (, 08) M3 = Pak Agus menabung Rp..,00 di suatu bank dengan bunga tunggal sebesar 4% per tahun. Pak Budi juga menabung Rp..,00 di bank yang sama dengan bunga majemuk 4% per tahun. Setelah tahun, tabungan siapakah yang lebih banyak? Pak Agus M = Rp.. p = 0,04/tahun = tahun M = M( + M = , M =.. (, ) M = Pak Budi M = Rp.. p = 0,04/tahun = tahun ( )

6 Maka M = M( + M M =.. ( + 0, 04) =.. (, 04) M = Jadi, tabungan yang lebih banyak adalah milik Pak Budi. b. Pembayaran Bunga Per Periode Waktu Tertentu Pembayaran bunga majemuk dapat dilakukan dalam periode tertentu, bulanan, 4 bulanan, dan sebagainya. Caranya tidak jauh berbeda dengan cara perhitungan bunga tunggal dengan tetap mengacu pada formula M = M( + COTOH SOAL. Imam menginvestasikan uangnya sebesar Rp.. di suatu perusahaan dengan janji mendapatkan bunga % per tahun dengan perhitungan bunga majemuk. Jika pembayaran keuntungan dilakukan per caturulan, maka uang Imam pada akhir bulan ke-0 adalah. M = Rp.. p = %/ tahun = / bulan = 00 / 4 bulan = 0 bulan = 4 bulan maka M = M( + M = M =.. (, 0) M = , 0

7 . Rudi meminjam uang di bank sebesar Rp0.. dengan perhitungan bunga majemuk 8% per bulan. Besar bunga hutang yang harus dibayar Rudi pada akhir tahun ke-4 adalah... M = Rp0.. p = 8 %/ 8 bulan= 00 / bulan = 4 tahun = 48 bulan = maka M = M( + M8 = 0.. ( + 0, 08) 8 M8 = 0.. (, 08) M Maka bunga = Rp Pak Ali menabung Rp..,00 di suatu bank dengan dibungakan secara majemuk sebesar 4% setiap 3 bulan. Pada saat yang sama, Pak Budi juga menabung Rp..,00 di bank yang sama dan dibungakan secara tunggal setiap tahun. Besar bunga yang akan diberikan kepada Pak Budi sehingga tabungan mereka sama besar di akhir tahun ke- adalah... Pak Ali M = Rp.. p = 4%/3 bulan = %/tahun = tahun maka Mtahun = M( + M =.. ( + 0, ) M =.. (, ) M = , 83 Untuk Pak Budi M =.7.34,83 = tahun 7

8 Maka M = M( , 83 =.. ( +, = + p 0, = p Maka 0, p = p = 0, 4833 p 0, p= % per tahun 4. Putri meminjam uang di bank sebesar Rp..,00 untuk keperluan menikah dengan jangka aktu tahun. Jika 3 tahun pertama bunganya adalah 8% per tahun dengan pembayaran per semester, sedangkan tahun berikutnya bunganya menjadi % per tahun dibayarkan tiap 3 bulan. Total pinjaman Putri yang harus dibayarkan adalah. Sampai akhir tahun ke-3 atau bulan, dengan bunga 4% per bulan didapatkan M = M ( + 0 =.. ( + 0, 04) = Rp Dua tahun terakhir atau 8 3 bulan dengan M 0 = Rp dan bunga 3% per 3 bulan didapatkan M = M ( = ( + 0, 03) =Rp ,3 8 C. MASALAH PERTUMBUHA Pertumbuhan jumlah suatu objek yang memiliki peningkatan tetap (dinyatakan dalam persentase) dapat kita temui dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagai contoh ratarata peningkatan jumlah penduduk suatu negara adalah % dari tahun sebelumnya, menunjukkan terjadinya pertumbuhan penduduk suatu negara yang hampir tetap setiap 8

9 tahun. Contoh yang lain kenaikan jumlah produksi suatu perusahaan yang ditargetkan 0% melebihi tahun sebelumnya, menunjukkan target pertumbuhan produksi suatu perusahaan naik setiap tahun. Formula masalah pertumbuhan = 0 ( + Formula untuk menghitung masalah pertumbuhan suatu objek, tidak berbeda dengan perhitungan bunga majemuk. Bila kondisi aal ada sebanyak dengan besar pertumbuhan p (dalam persen) dari tahun sebelumnya, maka banyaknya objek yang tumbuh pada akhir tahun ke- adalah COTOH SOAL. Banyak penduduk suatu kota setiap tahun meningkat sekitar % dari banyak penduduk tahun sebelumnya. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 0, penduduk di kota tersebut sebanyak 00. orang. Hitung banyak penduduk pada tahun 0 hingga tahun 07! Cara = 00. orang (tahun 0) p = %/tahun maka Pada tahun 0 = o + P o = o ( + = 00. ( + 0, 0) = 00. ( 0, ) = 0. Pada tahun 07 9

10 = + P = ( + = 0. ( + 0, 0) = 0. ( 0, ) = Cara tahun 0 tahun ke-(0 0) = ( + o = 00. ( + 0, 0) = 0. tahun 07 tahun ke-(07 0) = ( + o = 00. ( + 0, 0) = 00. (, 0404) = Pertumbuhan suatu bakteri dalam tubuh seorang anak terdeteksi meningkat 3% dari satu jam sebelumnya. Bila pada pukul 07:00 terdeteksi ada 00 bakteri, maka pada pukul :00 banyak bakteri akan sebanyak. o = 00 bakteri p = 3% = 0,03 Jam.00 adalah jam setelah pukul maka =, sehingga = o ( + = 00( + 0, 03) = 00(, 03) 00(, ) 3. Pada tahun 00 jumlah produksi suatu produk berjumlah 00. buah. Pada tahun 0 jumlah produksi dari produk yang sama meningkat menjadi 30. buah. Jika diasumsikan persentase pertumbuhan produksi selalu tetap, maka besar persentase pertumbuhannya adalah. 0

11 tahun00 tahun ke-0 o = 00. tahun0 tahun ke- o = 30. Dengan asumsi persentase pertumbuhan tetap maka = ( + o 30. = 00. ( + 7, = ( + Maka + p = 7, + p 098, p = 0, , p = 00 Jadi, pertumbuhannya adalah 9,8%. 4. Kultur jaringan pada suatu uji laboratorium menunjukkan baha satu bakteri dapat membelah diri dalam aktu jam. Diketahui baha pada aal kultur jaringan tersebut terdapat. bakteri. Banyak bakteri setelah 0 jam adalah. Pembelahan diri setiap jam bermakna bakteri berubah menjadi dua setiap jam, atau besar pertumbuhannya 00% atau p =. Diketahui pada aalnya (jam ke-0) 0 = bakteri Maka setelah 0 jam atau periode ke- : = o ( + = ( + ) = 3.

12 D. MASALAH PELURUHA Peluruhan atau penurunan adalah suatu kondisi penurunan jumlah suatu objek dengan persentase penurunan yang tetap. Kondisi peluruhan atau penurunan dapat ditemui dalam berbagai masalah seperti masalah menurunnya omset penjualan, menurunnya jumlah bakteri jahat dalam tubuh setelah diberikan obat, dll. Masalah ini adalah kebalikan dari masalah pertumbuhan di mana formula untuk menghitung besar peluruhan adalah = 0 ( dengan kondisi aal, adalah banyak objek setelah meluruh selama satuan aktu, dengan p adalah persentase peluruhannya. COTOH SOAL. Suatu mobil dibeli dengan harga Rp00.. pada tahun 0. Jika diasumsikan harga mobil akan turun sebesar % dari tahun sebelumnya. Hitunglah harga mobil: a) Pada tahun 0! b) Pada tahun 00! tahun0 tahun ke-0 o = Rp 00.. p = % = 0, 0 a) 00 tahun ke- = o po = o ( = 00.. ( 0, 0) = 00.. ( 0,98) = 98.. b) tahun 00 tahun ke- Sulit untuk dihitung satu persatu, maka gunakan formula = p 0 ( ) ( ) = , 0

13 = 00.. ( 098, ) = , Pada pemeriksaan kedua, dokter mendiagnosa baha masih ada 800. bakteri yang menginfeksi telinga seorang bayi. Untuk mempercepat proses penyembuhan, dokter meningkatkan dosis penisilin yang dapat membunuh 0% bakteri setiap jam. Tentukanlah a) Banyak bakteri setelah 7 jam! b) Waktu ketika jumlah bakteri kurang dari 00.! Kondisi aal = o 800. p = 0% = 0, a) 7 jam adalah periode ke- ( jam) maka = p 0 ( ) = 800. ( 0, ) = ( ) , = 4., 8 b) = ( < 00. o 800. ( 0,) < , < 0, log 09, > log 0, > 3, = 4 09, 09, Maka bakteri berjumlah kurang dari 00. setelah 4 jam atau 84 jam. 3

14 SOAL LATIHA. Pak Dedi membutuhkan dana untuk merenovasi tokonya. Beliau memutuskan untuk meminjam uang sebesar Rp0..,00 ke bank dengan bunga tunggal 4% per tahun. Pak Dedi berencana akan melunasi pinjamannya setelah tahun keempat. Tentukan besar total bunga pinjaman Pak Dedi yang harus dibayar! A. Rp3..,- B. Rp3..,- C. Rp3..,- D. Rp37..,- E. Rp38..,-. Pak Charli meminjam uang kepada Koperasi Maju Jaya sebesar Rp4... Besar persentase bunga pinjaman % per tahun dengan perhitungan bunga tunggal. Jika setelah n tahun Pak Charli harus mengembalikan sebesar Rp9.70., maka nilai n adalah. A. B. 3 C. 4 D. E. 3. Hani menabung uangnya sebesar Rp.800.,00 dengan bunga tunggal % per tahun yang dibayarkan setiap 4 bulan sekali. Berapakah saldo tabungan Hani jika dia mengambil uangnya setelah 3 bulan? A. Rp.80.,- B. Rp.8.,- C. Rp.90.,- D. Rp.9.,- E. Rp.9.,- 4. Suatu modal sebesar Rp..,00 diinvestasikan dengan bunga %. Tentukan besar modal di akhir tahun keempat jika modal diinvestasikan dengan bunga majemuk! 4

15 A. Rp.09.77,- B. Rp.39.77,- C. Rp.39.77,- D. Rp.33.77,- E. Rp ,-. Pak Budi menabung Rp..,00 di Bank Sukses dengan bunga majemuk % per tahun. Di akhir tahun ke- besar bunga yang diterima oleh Pak Budi adalah. A. Rp ,- B. Rp ,- C. Rp ,- D. Rp ,- E. Rp ,-. Tentukan total bunga yang harus dibayarkan jika meminjam uang sebesar Rp0..,00 dengan bunga majemuk 4% per semester selama 30 bulan! A. Rp4..9,- B. Rp3..9,- C. Rp..9,- D. Rp.0.9,- E. Rp..9,- 7. Banyak penduduk suatu kota setiap tahun meningkat sekitar % dari banyak penduduk tahun sebelumnya. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 00, penduduk di kota tersebut sebanyak 00. orang. Banyak penduduk pada tahun 04 adalah. A. 40,0 jia B. 4,0 jia C. 4,0 jia D. 43,0 jia E. 44,0 jia 8. Pertumbuhan suatu bakteri dalam tubuh seorang anak terdeteksi meningkat,% dari satu jam sebelumnya. Bila pada pukul :00 terdeteksi ada 0 bakteri, maka pada pukul 7:00 banyak bakteri akan sebanyak.

16 A. bakteri B. 8 bakteri C. 70 bakteri D. 7 bakteri E. 74 bakteri 9. Suatu mobil dibeli dengan harga Rp84.. pada tahun 0. Jika diasumsikan harga mobil akan turun sebesar % dari tahun sebelumnya. Harga mobil pada tahun 0 diperkirakan... A. Rp ,- B. Rp ,- C. Rp ,- D. Rp ,- E. Rp ,- 0. Pada pemeriksaan kedua, dokter mendiagnosa baha masih ada 00. bakteri yang menginfeksi telinga seorang bayi. Untuk mempercepat proses penyembuhan, dokter meningkatkan dosis penisilin yang dapat membunuh 8% bakteri setiap 4 jam. Banyak bakteri setelah 0 jam adalah. A B C..908 D E

17 KUCI JAWABA LATIHA SOAL. D. C. C 7. D 3. B 8. B 4. E 9. B. C 0. C 7

Penyelesaian: Missal: Tabungan awal = M Persentase = p Tahun = a. Karena bunganya pertahun maka: 9 bulan = 9/12 tahun = ¾ tahun, jadi: a = ¾ tahun

Penyelesaian: Missal: Tabungan awal = M Persentase = p Tahun = a. Karena bunganya pertahun maka: 9 bulan = 9/12 tahun = ¾ tahun, jadi: a = ¾ tahun Contoh Soal 1 Setelah 9 bulan uang tabungan Susi di koperasi berjumlah Rp 3.815.000. Koperasi memberi jasa simpanan berupa bunga 12% per tahun. Berapa tabungan awal Susi di koperasi Penyelesaian: Missal:

Lebih terperinci

Bunga, Pertumbuhan, dan Peluruhan

Bunga, Pertumbuhan, dan Peluruhan Bab 2 Bunga, Pertumbuhan, dan Peluruhan Kompetensi Dasar Dan Pengalaman Belajar Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2.1 Menghayati perilaku disiplin, sikap kerjasama,

Lebih terperinci

CONTOH SOAL BUNGA TUNGGAL. Contoh Soal 1

CONTOH SOAL BUNGA TUNGGAL. Contoh Soal 1 CONTOH SOAL BUNGA TUNGGAL Contoh Soal 1 Setelah 9 bulan uang tabungan Susi di koperasi berjumlah Rp 3.815.000. Koperasi memberi jasa simpanan berupa bunga 12% per tahun. Berapa tabungan awal Susi di koperasi

Lebih terperinci

APLIKASI DERET UKUR PADA ILMU EKONOMI. EvanRamdan

APLIKASI DERET UKUR PADA ILMU EKONOMI. EvanRamdan APLIKASI DERET UKUR PADA ILMU EKONOMI Aplikasi Deret Ukur pada Ilmu Ekonomi 1. Bunga Majemuk Model bunga majemuk merupakan penerapan deret ukur dalam simpan pinjam. Bunga majemuk / bunga berbunga adalah

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS BUNGA

MATEMATIKA BISNIS BUNGA MATEMATIKA BISNIS BUNGA Ada 2 macam bunga: 1. Bunga Tunggal 2. Bunga Majemuk/bunga berbunga Untuk menghitung jumlah bunga (= I) tergantung dari: Jumlah pokok baik yang ditabung atau jumlah hutang piutang

Lebih terperinci

4 + 3 = 13 + = 4. , maka nilai 2x + y. 3. Jika x dan y adalah penyelesaian dari sistem persamaan A. 1 B. 3 C. 4 D. 5 E. 7

4 + 3 = 13 + = 4. , maka nilai 2x + y. 3. Jika x dan y adalah penyelesaian dari sistem persamaan A. 1 B. 3 C. 4 D. 5 E. 7 1. Sebuah laptop dengan harga Rp10.000.000,00 setelah dipakai selama 1 tahun dijual dengan harga Rp7.500.000,00, maka presentase kerugian dari penjualan laptop adalah A. 5% B. 10% C. 25% D. 50% E. 75%

Lebih terperinci

11. Memecahkan masalah keuangan menggunakan konsep matematika

11. Memecahkan masalah keuangan menggunakan konsep matematika Standar Kompetensi 11. Memecahkan masalah keuangan menggunakan konsep matematika Kompetensi Dasar 11. 1 Menyelesaikan masalah bunga tunggal dan bunga majemuk dalam keuangan 11. 2 Menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

PENGERTIAN DASAR APAKAH INVESTASI ITU?

PENGERTIAN DASAR APAKAH INVESTASI ITU? PENGERTIAN DASAR Investasi Ekonomi Teknik Bunga (interest) Arus Dana (Cash Flow) Ekivalensi APAKAH INVESTASI ITU? Contoh : Seorang pengusaha membangun sebuah pabrik baru senilai miliaran rupiah. Seorang

Lebih terperinci

Materi 2 : Barisan dan Deret Geometri serta Contoh Soal

Materi 2 : Barisan dan Deret Geometri serta Contoh Soal MATEMATIKA EKONOMI (2-SKS) Drs. Win Konadi, M.Si Materi 2 : Barisan dan Deret Geometri serta Contoh Soal Barisan Geometri Barisan Geometri adalah susunan bilangan yang dibentuk menurut urutan tertentu,

Lebih terperinci

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Pekerjaan Sosial (E4-3) PAKET 1 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Pekerjaan Sosial (E4-3) PAKET 1 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA 0-04 E4--P9-0-4 SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 00/004 SMK Matematika Non Teknik Pekerjaan Sosial (E4-) PAKET (UTAMA) SELASA, MEI 004 Pukul 07.0 09.0 DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Kelompok : Matematika : SMK : Bisnis Managemen WAKTU PELAKSANAAN Hari : Sabtu Tanggal : 9 Januari 0 Jam : Pukul. 07.00 09.00 PETUNJUK UMUM Isikan identitas Anda ke

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Pengertian Bunga Tunggal 5. B. Menghitung Bunga Tunggal 7. A. Pengertian Bunga Majemuk 14. B. Pembahasan Masalah Bunga Majemuk 16

DAFTAR ISI. A. Pengertian Bunga Tunggal 5. B. Menghitung Bunga Tunggal 7. A. Pengertian Bunga Majemuk 14. B. Pembahasan Masalah Bunga Majemuk 16 DAFTAR ISI KOMPETENSI/SUBKOMPETENSI PENDAHULUAN 2 HITUNG KEUANGAN I Bunga Tunggal A Pengertian Bunga Tunggal B Menghitung Bunga Tunggal 7 II Bunga Majemuk A Pengertian Bunga Majemuk B Pembahasan Masalah

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN CILACAP ULANGAN UMUM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 LEMBAR SOAL MATA DIKLAT : MATEMATIKA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN CILACAP ULANGAN UMUM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 LEMBAR SOAL MATA DIKLAT : MATEMATIKA DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA XII/36/SB/S/2014 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN CILACAP ULANGAN UMUM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 LEMBAR SOAL MATA DIKLAT : MATEMATIKA Sekolah : SMK Kabupaten

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Kelompok : Matematika : SMK : Bisnis Managemen WAKTU PELAKSANAAN Hari : Sabtu Tanggal : 9 Januari 0 Jam : Pukul. 07.00 09.00 PETUNJUK UMUM Isikan identitas Anda ke

Lebih terperinci

Matematika SMA/MA IPA. Nama : No. Peserta : , dan z = 10, maka nilai dari 12 A. 36 B. 25 C D. 1 9 E Jika log 3.

Matematika SMA/MA IPA. Nama : No. Peserta : , dan z = 10, maka nilai dari 12 A. 36 B. 25 C D. 1 9 E Jika log 3. Nama : No. Peserta :. Jika x =, y =, dan z = 0, maka nilai dari x y z =. x yz A. 6 B. 5 C. 6 D. 9 E.. Jika log A. ab+a+b a+ B. b+a+ a+ C. a+b+ a+ D. ab+a+ a+ E. ab+a+ a+ = a dan log 5 = b, maka log 60.

Lebih terperinci

Peta Konsep. Bab 3 Matematika Keuangan

Peta Konsep. Bab 3 Matematika Keuangan Bab 3 Matematika Keuangan Sumber: Majalah Tempo 29 Des 03-4 Jan 04 Dalam dunia bisnis, ilmu matematika keuangan banyak diterapkan dalam dunia perbankan, perdagangan, bahkan dunia pemerintahan. Dalam dunia

Lebih terperinci

Teori Bunga II. Arum H. Primandari

Teori Bunga II. Arum H. Primandari Teori Bunga II Arum H. Primandari Bunga Majemuk Nominal Bunga tunggal jarang dipakai di perbankan, kebanyakan bankbank sekarang membayar bunga dengan frekuensi bulanan atau mingguan, bahkan harian. Selanjutnya

Lebih terperinci

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Pekerjaan Sosial (E4-3) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Pekerjaan Sosial (E4-3) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA 03-04 E4-3-P10-01-14 SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK Matematika Non Teknik Pekerjaan Sosial (E4-3) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul 07.30 09.30 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-1) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-1) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK Matematika Non Teknik Bisnis dan Manajemen (E4-1) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul 07.30 09.30 DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK MATEMATIKA UANG

EKONOMI TEKNIK MATEMATIKA UANG EKONOMI TEKNIK MATEMATIKA UANG PENDAHULUAN Setiap aktivitas akan selalu menimbulkan sejumlah biaya Dari kegiatan/aktivitas akan diperoleh manfaat dalam bentuk produk fisik, servis / jasa dan kemudahan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI Program Studi Agribisnis

MATEMATIKA EKONOMI Program Studi Agribisnis MATEMATIKA EKONOMI Program Studi Agribisnis Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email : asyahza@yahoo.co.id Website: http://almasdi.unri.ac.id PERHITUNGAN GEOMETRIK METHOD Model Perkembangan

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA KELOMPOK NON-TEKNIK

PREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA KELOMPOK NON-TEKNIK PREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA KELOMPOK NON-TEKNIK 1. Perhatikan gambar berikut ini! y 5 R 5 6 x Daerah R pada gambar di atas ini merupakan daerah penyelesain dari suatu sistem pertidaksamaan. Nilai minimum

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET, BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN, DAN ANUITAS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET, BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN, DAN ANUITAS LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET, BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN, DAN ANUITAS Nama Siswa : Kelas : A. BUNGA TUNGGAL 1. Barisan dan Deret Aritmatika (Mengulang) 3. 4. Latihan 1 1. 5. 2. 1 6. 10.

Lebih terperinci

Bab 3 Nilai Waktu Terhadap Uang

Bab 3 Nilai Waktu Terhadap Uang Dasar Manajemen Keuangan 37 Bab 3 Nilai Waktu Terhadap Uang Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang konsep nilai waktu terhadap uang sebagai alat analisis keputusan di bidang keuangan.

Lebih terperinci

1. 1 ANUITAS DIMUKA 1. 2 NILAI SEKARANG PADA ANUITAS DI MUKA ANUITAS DI MUKA DAN DITUNDA

1. 1 ANUITAS DIMUKA 1. 2 NILAI SEKARANG PADA ANUITAS DI MUKA ANUITAS DI MUKA DAN DITUNDA ANUITAS DI MUKA DAN DITUNDA 1. 1 ANUITAS DIMUKA Pada BAB 4, kita telah mempelajari tentag anuitas biasa. Pada dasaranya anuitas dimuka tidak jauh berbeda dengan anuitas biasa, perbedaanya hanya terletak

Lebih terperinci

Pelatihan Literasi Keuangan Masyarakat

Pelatihan Literasi Keuangan Masyarakat Pelatihan Literasi Keuangan Masyarakat Diselenggarakan oleh PT Home Credit Indonesia, Bekerjasama dengan PPKM dan UNJ Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh bagian dari modul ini. Untuk

Lebih terperinci

RUMUS BUNGA & Christina Wirawan 1

RUMUS BUNGA & Christina Wirawan 1 RUMUS BUNGA & EKIVALENSI Christina Wirawan 1 Bunga : PENGERTIAN Uang gyang dibayar untuk penggunaan uang dipinjam Uang pengembalian yang diperoleh dari investasi yang produktif Tingkat suku bunga: Perbandingan

Lebih terperinci

Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003

Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 00/00 SMK Bidang keahlian Bisnis Manajemen Paket Utama (P) MATEMATIKA (E4-) Non Teknik SELASA, 6 MEI 00 Pukul 07.0 09.0 DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI

DASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI DASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei 2016 Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI PENGERTIAN BUNGA Bunga merupakan pertambahan nilai dalam suatu periode Biasanya disimbolkan dengan

Lebih terperinci

BUNGA (interest) UANG YANG DIBAYARKAN UNTUK PENGGUNAAN UANG YANG DIPINJAM PENGEMBALIAN YANG BISA DIPEROLEH DARI INVESTASI MODAL YANG PRODUKTIF

BUNGA (interest) UANG YANG DIBAYARKAN UNTUK PENGGUNAAN UANG YANG DIPINJAM PENGEMBALIAN YANG BISA DIPEROLEH DARI INVESTASI MODAL YANG PRODUKTIF BUNGA MODAL Pendahuluan Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1 BUNGA (interest) UANG YANG DIBAYARKAN UNTUK PENGGUNAAN UANG YANG DIPINJAM PENGEMBALIAN YANG BISA DIPEROLEH DARI INVESTASI MODAL YANG PRODUKTIF

Lebih terperinci

BAB II DERET UKUR. Husnayetti

BAB II DERET UKUR. Husnayetti BAB II DERET UKUR Husnayetti 1 1. PENGERTIAN DU Deret ukur adalah suatu deret yang perbandingan suku-suku yang berurutannya merupakan bilangan tetap 2 2. BENTUK UMUM Deret Ukur a = suku awal p = pengganda

Lebih terperinci

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET UTAMA MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA)

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET UTAMA MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 04 / 0 PAKET UTAMA MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) A Mata Pelajaran Kelompok : MATEMATIKA : Akuntansi dan Penjualan MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 04 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA)

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 04 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 04 / 05 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) A Mata Pelajaran Kelompok : MATEMATIKA : Akuntansi dan Penjualan MATA PELAJARAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

3. Diberikan sistem persamaan linier: . Nilai dari x 4y dari sistem. persamaan tersebut adalah... A. 6 B. 5 C. 2 D. -2 E adalah...

3. Diberikan sistem persamaan linier: . Nilai dari x 4y dari sistem. persamaan tersebut adalah... A. 6 B. 5 C. 2 D. -2 E adalah... . Sebuah perkebunan seluas 7 Ha memperkejakan 0 orang untuk memetik buah dalam waktu 8 jam. Jika pihak perkebunan ingin mempercepat pemetikan menjadi 7 jam, maka diperlukan tambahan tenaga sebanyak....

Lebih terperinci

SMK MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA NEGERI DAN SWASTA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET II A KOTA SURABAYA

SMK MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA NEGERI DAN SWASTA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET II A KOTA SURABAYA LATIHAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 009-00 SMK NEGERI DAN SWASTA KOTA SURABAYA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET II A MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA KOTA SURABAYA M A T E M A T I K A S

Lebih terperinci

MATEMATIKA Modus dari data diatas adalah. A. Rp B. Rp C. Rp D. Rp E. Rp

MATEMATIKA Modus dari data diatas adalah. A. Rp B. Rp C. Rp D. Rp E. Rp MATEMATIKA 1. Tabel dibawah ini menunjukkan besarnya penghasilan pegawai di suatu komplek perumahan dalam ratusan ribu rupiah Uang saku (ribuan rupiah) F 21 25 9 26 30 12 31 35 16 36-41 Modus dari data

Lebih terperinci

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 01 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA)

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 01 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 04 / 0 PAKET 0 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) A Mata Pelajaran Kelompok : MATEMATIKA : Akuntansi dan Penjualan MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

Johann Karl Friedrich Gauss ( ) adalah seorang Matematikawan Jerman yang lahir pada tanggal 30 April. Bakat Matematika

Johann Karl Friedrich Gauss ( ) adalah seorang Matematikawan Jerman yang lahir pada tanggal 30 April. Bakat Matematika Tahukah anda?? Johann Karl Friedrich Gauss (1777-1855) adalah seorang Matematikawan Jerman yang lahir pada tanggal 30 April. Bakat Matematika beliau sudah diperlihatkan semasa muda. Guru sekolah dasarnya

Lebih terperinci

4. Persamaan garis yang melalui titik ( 4, 0 ) dan ( 3, 1 ) adalah. a. y = x 4 b. y = x + 4 c. y = ½ x + 2 d. y = ½ x 2 e.

4. Persamaan garis yang melalui titik ( 4, 0 ) dan ( 3, 1 ) adalah. a. y = x 4 b. y = x + 4 c. y = ½ x + 2 d. y = ½ x 2 e. 1. Harga satu kilogram apel sama dengan tiga kali harga satu kilogram jeruk. Dana membeli 4 kg apel dan 6 kg jeruk dengan harga Rp 61.200. Harga satu kilogram apel adalah. a. Rp 1.020 b. Rp 3.400 c. Rp

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kalian dapat

Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kalian dapat Contoh Soal Barisan dan Deret Aritmatika Geometri, Pengertian, Rumus, Sifat-sifat Notasi Sigma, Tak Hingga, Hitung Keuangan, Bunga Tunggal Majemuk Anuitas, Matematika 4:00 PM Pernahkah kalian mengamati

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Df Alpha 5%

LAMPIRAN. Df Alpha 5% LAMPIRAN Tabel r (TWO-TAILED TEST) Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% 1 0.997 26 0.374 51 0.271 76 0.223 2 0.95 27 0.367 52 0.268 77 0.221 3 0.878 28 0.361 53 0.266 78 0.22 4 0.811 29 0.355

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. tersebut bisa dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Terlampir

BAB IV GAMBARAN UMUM. tersebut bisa dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Terlampir BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Koperasi di Kabupaten Bantul dari tahun 2011 2015 perkembangannya cenderung berfluktuatif dari segi jumlah, modal sendiri, modal luar, volume usaha

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI BARIS DAN DERET DALAM EKONOMI

PENERAPAN TEORI BARIS DAN DERET DALAM EKONOMI PENERAPAN TEORI BARIS DAN DERET DALAM EKONOMI Perkembangan Usaha Perkembangan usaha yang dimaksud adalah sejauh usaha usaha yang pertubuhannya konstan dari waktu ke waktu mengikuti perubahan baris hitung

Lebih terperinci

Ely Purnamasari (2008.V.I.0019) Kd. Winda Mahayanti (2008.V.I.0027) Pend. Matematika IKIP PGRI BALI

Ely Purnamasari (2008.V.I.0019) Kd. Winda Mahayanti (2008.V.I.0027) Pend. Matematika IKIP PGRI BALI Ely Purnamasari (2008.V.I.0019) Kd. Winda Mahayanti (2008.V.I.0027) Pend. Matematika IKIP PGRI BALI Indikator Standar Kompetensi Mamahami dan dapat melakukan operasi bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani

Oleh : Debrina Puspita Andriani 5 Oleh : Debrina Puspita Andriani e-mail : debrina@ub.ac.id www.debrina.lecture.ub.ac.id O 1. Kalkulasi Ekuivalen yang Melibatkan Cash Flow 2. Prinsip-Prinsip Ekuivalen 3. Situasi Terkait Frekuensi Pemajemukan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Nilai Waktu

Konsep Dasar Nilai Waktu Nilai Waktu Uang Konsep Dasar Nilai Waktu Dalam akuntansi (dan keuangan), istilah nilai waktu dari uang (time value of money) digunakan untuk menunjukkan hubungan antara waktu dengan uang bahwa satu rupiah

Lebih terperinci

2. Hasil pengukuran panjang suatu benda 50,23 m. Salah mutlaknya adalah. a. 0,1 m b. 0,05 m c. 0,01 m d. 0,005 m e. 0,001 m

2. Hasil pengukuran panjang suatu benda 50,23 m. Salah mutlaknya adalah. a. 0,1 m b. 0,05 m c. 0,01 m d. 0,005 m e. 0,001 m 1. Harga satu meter sutera sama dengan tiga kali harga satu meter katun. Kakak membeli 5 meter sutera dan 4 meter katun dengan harga Rp 228.000. Harga satu meter sutera a. Rp 12.000 b. Rp 36.000 c. Rp

Lebih terperinci

EVALUASI PENDALAMAN MATERI TAHUN PELAJARAN Mata Diklat : Matematika Waktu : 120 menit Hari/Tgl. : Kelas : Guru Bid.

EVALUASI PENDALAMAN MATERI TAHUN PELAJARAN Mata Diklat : Matematika Waktu : 120 menit Hari/Tgl. : Kelas : Guru Bid. EVALUASI PENDALAMAN MATERI TAHUN PELAJARAN 004005 Mata Diklat : Matematika Waktu : 10 menit Hari/Tgl. : Kelas : Guru Bid.Studi : 1. Ana membeli 10 potong kemeja dengan harga Rp. 1.400.000,00, 6 potong

Lebih terperinci

Bunga Modal. Modul 1 PENDAHULUAN

Bunga Modal. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bunga Modal Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya, M.Eng. D PEDAHULUA i dalam suatu usaha perubahan nilai uang terhadap perubahan waktu merupakan faktor yang penting untuk diperhitungkan. Sejumlah uang

Lebih terperinci

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 02 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA)

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 02 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 01 / 015 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) A Mata Pelajaran Kelompok : MATEMATIKA : Akuntansi dan Penjualan 1 MATA PELAJARAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

1. Untuk Mengetahui Pengertian Bunga Majemuk 2. Untuk Mengetahui Perhitungan Bungan Majemuk

1. Untuk Mengetahui Pengertian Bunga Majemuk 2. Untuk Mengetahui Perhitungan Bungan Majemuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Elakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat berkaitan erat dengan berbagai hal. Termasuk dalam hal ekonomi dan bisnis, penerapan matematika pada ekonomi

Lebih terperinci

NILAI WAKTU UANG (TIME. Modul ke: VALUE MONEY) Fakultas FEB. BUDIHARJO, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi

NILAI WAKTU UANG (TIME. Modul ke: VALUE MONEY) Fakultas FEB. BUDIHARJO, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi Modul ke: 05 ROY Fakultas FEB NILAI WAKTU UANG (TIME VALUE MONEY) BUDIHARJO, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi PENDAHULUAN Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai saham perusahaannya, untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Bank sebagai

Lebih terperinci

Seri Pendidikan Aktuaris Indonesia Donny C Lesmana

Seri Pendidikan Aktuaris Indonesia Donny C Lesmana Seri Pendidikan Aktuaris Indonesia Donny C Lesmana Matematika Keuangan Elementer Matematika Keuangan Donny Citra Lesmana Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

Lebih terperinci

ekonomi Sesi JURNAL KHUSUS A. KONSEP DASAR JURNAL KHUSUS B. KOMPONEN JURNAL KHUSUS

ekonomi Sesi JURNAL KHUSUS A. KONSEP DASAR JURNAL KHUSUS B. KOMPONEN JURNAL KHUSUS ekonomi 14 Sesi KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN N JURNAL KHUSUS A. KONSEP DASAR JURNAL KHUSUS Transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang memiliki jumlah dan nilai yang berbedabeda. Apabila perusahaan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA TABUNGAN KONVENSIONAL PADA PT. BANK MANDIRI Latar Belakang Bank merupakan badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

Matakuliah Hitung Keuangan (MKMAT4221) 3/21/2016 Aswad 2016

Matakuliah Hitung Keuangan (MKMAT4221) 3/21/2016 Aswad 2016 2 Matakuliah Hitung Keuangan (MKMAT4221) Bunga (Interest, I): jumlah yang dibayarkan atau diperoleh atas penggunaan uang dengan jumlah tertentu. Bunga tunggal (Simple interest): bunga yang dibayarkan pada

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEUANGAN. Swiss Confederation. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

PERENCANAAN KEUANGAN. Swiss Confederation. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia PERENCANAAN KEUANGAN ASET Aktiva/Harta/Kekayaan yang dimiliki, misalnya : uang tunai, tanah, sepeda motor, pohon kakao. LIABILITAS hutang yang dimiliki, misalnya tagihan untuk membayar pinjaman. PENDAPATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan,

Lebih terperinci

1. Hasil dari (3 + (-4)) (5 + 3) adalah... A. 8 B. -7 C. -8 D. -15 PREDIKSI MATEMATIKA SMP : Tahun 2013 2. Hasil dari adalah... A. B. C. D. 1 3. Ibu membeli 24 permen yang akan dibagikan kepada 4 orang

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik. Memahami cara memperoleh data yang baik, menentukan jenis dan ukuran data, serta memeriksa, dan menyusun data.

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik. Memahami cara memperoleh data yang baik, menentukan jenis dan ukuran data, serta memeriksa, dan menyusun data. SILABUS NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Matematika KELAS : XII STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan aturan konsep statistika dalam pemecahan masalah. KODE KOMPETENSI : 10 ALOKASI WAKTU : 52 x 45 Kompetensi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungsi Definisi: Sebuah fungsi adalah suatu aturan korespondensi (padanan) yang menghubungkan setiap obyek dengan sebuah nilai tunggal dalam suatu himpunan, yang disebut daerah

Lebih terperinci

Lampiran A. Lampiran A.1. Kisi Kisi Lembar Penilaian RPP untuk Dosen Ahli. Lampiran A.2. Deskripsi Lembar Penilaian RPP untuk Dosen Ahli

Lampiran A. Lampiran A.1. Kisi Kisi Lembar Penilaian RPP untuk Dosen Ahli. Lampiran A.2. Deskripsi Lembar Penilaian RPP untuk Dosen Ahli LAMPIRAN 106 Lampiran A Lampiran A.1. Kisi Kisi Lembar Penilaian RPP untuk Dosen Ahli Lampiran A.2. Deskripsi Lembar Penilaian RPP untuk Dosen Ahli Lampiran A.3. Lembar Penilaian RPP untuk Dosen Ahli 107

Lebih terperinci

TUJUH5ARITMATIKASOSIAL

TUJUH5ARITMATIKASOSIAL TUJUH5ARITMATIKASOSIAL Aritmatika Sosial 7310 Matematika - - ARITMATIKA SOSIAL - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian tujuh5aritmatikasosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank umum syariah dan juga unit-unit usaha syariah. Tumbuhnya perbankan syariah tersebut memberikan

Lebih terperinci

UN SMK AKP 2014 Matematika

UN SMK AKP 2014 Matematika UN SMK AKP 204 Matematika Soal Doc. Name: UNSMKAKP204MAT999 Doc. Version : 206-03 halaman 0. Seorang pedagang menjual salah satu jenis mesin cuci seharga Rp637.500,00. Jika harga beli mesin cuci itu Rp750.000,00,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dinegara. kita diperlukan adanya pembangunan ekonomi yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dinegara. kita diperlukan adanya pembangunan ekonomi yang seimbang. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dinegara kita diperlukan adanya pembangunan ekonomi yang seimbang. Untuk mewujudkan kemakmuran dan

Lebih terperinci

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 05 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA)

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 05 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 0 / 0 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) A Mata Pelajaran Kelompok : MATEMATIKA : Akuntansi dan Penjualan MATA PELAJARAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN 52 BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN TERSEBUT DENGAN FATWA DSN-MUI NO. 15/ DSN-MUI/ IX/ 2000 TENTANG PRINSIP DISTRIBUSI HASIL

Lebih terperinci

Bab V Nilai Waktu Uang (Time Value of Money)

Bab V Nilai Waktu Uang (Time Value of Money) Bab V Nilai Waktu Uang (Time Value of Money) Sesungguhnya konsep tentang nilai waktu dari uang merupakan konsep dasar atau fundamental dalam manajemen keuangan. Itulah sebabnya pemahaman nilai waktu dari

Lebih terperinci

Kewirausahaan Alternatif Permodalan

Kewirausahaan Alternatif Permodalan Kewirausahaan Alternatif Permodalan L/O/G/O Teknik Informatika, Universitas Trunojoyo Kurniawan Dwi Hermanto, S.Kom. Modal Usaha? Aspek Permodalan merupakan salah satu kendala yang paling menghantui para

Lebih terperinci

Kebijakan pengambilan keputusan investasi

Kebijakan pengambilan keputusan investasi Makalah ekonomi teknik Kebijakan pengambilan keputusan investasi OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D411 10 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

Pengertian : Bunga yang jatuh tempo ditambahkan ke dalam nilai pokok pada akhir setiap periode untuk mendapatkan nilai pokok yang baru

Pengertian : Bunga yang jatuh tempo ditambahkan ke dalam nilai pokok pada akhir setiap periode untuk mendapatkan nilai pokok yang baru E. TABEL ANUITAS 1. Pengertian ANUITAS ANUITAS adalah sejumlah pembayaran tertentu dalam jangka waktu tertentu secra terus menerus (kontinu). Apabila pembayran tersebut PASTI di lakukan baik dalam keadaan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Pengertian BARIS DAN DERET Baris dapat didefinisikan sebagai suatu fungsi yang wilayahnya merupakan himpunan bilangan alam. Setiap bilangan yang merupakan anggota suatu banjar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bank dikenal sebagai sebuah tempat dimana kita menyimpan uang kita, tempat yang sangat identik dengan kata menabung. Orang tua kita selalu mengajari kita

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - EKONOMI IPS BAB 10. KOPERASILatihan Soal Rp ,00. Rp ,00. Rp ,00. Rp ,00. Rp 400.

SMA/MA IPS kelas 10 - EKONOMI IPS BAB 10. KOPERASILatihan Soal Rp ,00. Rp ,00. Rp ,00. Rp ,00. Rp 400. SMA/MA IPS kelas 10 - EKONOMI IPS BAB 10. KOPERASILatihan Soal 10.5 1. Pada akhir tahun 2015 Koperasi Serba Usaha memperoleh SHU sebesar Rp 40.000.000,00 dari omzet penjualan Rp 240.000.000,00 selama 1

Lebih terperinci

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 56 5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 5.1 Bentuk Keterlibatan Tengkulak Bentuk-bentuk keterlibatan tengkulak merupakan cara atau metode yang dilakukan oleh tengkulak untuk melibatkan

Lebih terperinci

E-learning matematika, GRATIS 1

E-learning matematika, GRATIS 1 Elearning matematika, GRATIS 1 Editor Penyusun : Dian Novita L, S.Pd. ; Fuat, S.Pd. : Drs. Keto Susanto, M.Si. M.T. ; Istijab, S.H. M.Hum. Imam Indra Gunawan, S.Si. Materi pembelajaran hitung keuangan

Lebih terperinci

BAB III HITUNG KEUANGAN

BAB III HITUNG KEUANGAN BAB III HITUNG KEUANGAN BAB III HITUNG KEUANGAN A. BUNGA TUNGGAL 1. PENGERTIAN BUNGA TUNGGAL Untuk memahami pengertian bunga, coba kita lihat contoh berikut : Contoh : 1.1 Tofa meminjam modal pada sebuah

Lebih terperinci

a. Rp b.rp c. Rp d. Rp e. Rp

a. Rp b.rp c. Rp d. Rp e. Rp 1. Menjelang hari raya sebuah took M memberikan diskon 15% untuk setiap pembelian barang. Jika Rini membayar pada kasir sebesar Rp 127.500, maka harga barang yang dibeli Rini sebelum dikenakan diskon adalah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari pembayaran uang. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang

Lebih terperinci

SMK MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA NEGERI DAN SWASTA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET II B KOTA SURABAYA

SMK MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA NEGERI DAN SWASTA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET II B KOTA SURABAYA LATIHAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 00900 SMK NEGERI DAN SWASTA KOTA SURABAYA MATEMATIKA KELOMPOK BISNIS MANAGEMEN PAKET II B MGMP MATEMATIKA SMK NEGERI / SWASTA KOTA SURABAYA M A T E M A T I K A S

Lebih terperinci

Terdapat dua metode dalam melakukan pengembalian hutang: Metode amortisasi (amortization) Peminjam membayar hutangnya pada interval periodik.

Terdapat dua metode dalam melakukan pengembalian hutang: Metode amortisasi (amortization) Peminjam membayar hutangnya pada interval periodik. AMORTISASI 1 2 DEFINISI Terdapat dua metode dalam melakukan pengembalian hutang: Metode amortisasi (amortization) Peminjam membayar hutangnya pada interval periodik. Metode sinking fund Peminjam membayar

Lebih terperinci

a. Rp b. Rp c. Rp d. Rp e. Rp a. -1 b. 0 c. 1 d. 5 e. 6

a. Rp b. Rp c. Rp d. Rp e. Rp a. -1 b. 0 c. 1 d. 5 e. 6 I. Soal nomor 1 sampai dengan 30 berikut ini dikerjakan oleh seluruh peserta Ebtanas SMK ( berlaku untuk seluruh kelompok ) 1. Perbandingan gaji seorang suami dengan istrinya adalah 5 : 3. Jika gaji suami

Lebih terperinci

a. Rp b. Rp c. Rp d. Rp e. Rp a. Rp b. Rp c. Rp d. Rp e. Rp 203.

a. Rp b. Rp c. Rp d. Rp e. Rp a. Rp b. Rp c. Rp d. Rp e. Rp 203. 1. Toko MERDEKA memberikan potongan harga 20% pada setiap penjualan barang. Untuk pembelian sepasang sepatu,ibu Asmaniar membayar kepada kasir sebesar Rp 40.000. Harga sepatu tersebut sebelum mendapat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA Menimbang : MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Piutang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN

PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN 7 Desember 206 3 Pada pertemuan ke-9 telah dibahas tentang kegiatan usaha simpan pinjam, kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota

Lebih terperinci

1. Konsep dasar yg berguna dlm studi ekonomi meliputi Konsep Nilai dan Kegunaan Nilai adalah ukuran harga atas barang dan jasa.

1. Konsep dasar yg berguna dlm studi ekonomi meliputi Konsep Nilai dan Kegunaan Nilai adalah ukuran harga atas barang dan jasa. EKONOMI TEKNIK PENGERTIAN Insinyur mempertemukan dua bidang yang berlawanan, teknik dan ekonomi. Bidang teknik fokus pada produksi dan pelayanan berdasarkan hukum-hukum teknis. Sedangkan nilai kekayaan

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS. Dra. MC Maryati, MM. 3 tahun. 2 tahun. 1 tahun BUNGA T E O R I TINGKAT

MATEMATIKA BISNIS. Dra. MC Maryati, MM. 3 tahun. 2 tahun. 1 tahun BUNGA T E O R I TINGKAT MATEMATIKA BISNIS Dra. MC Maryati, MM tahun 2 tahun 3 tahun T E O R I TINGKAT BUNGA INSIGHT KONSEP DASAR MATEMATIKA : Deret Hitung, Deret Ukur Kombinasi deret hitung dan deret ukur Pangkat, akar dan logaritma

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA

KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka mencapai Tujuan pendirian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meminjam uang. Dalam hal ini orang yang menyimpan uang disebut nasabah.

I. PENDAHULUAN. meminjam uang. Dalam hal ini orang yang menyimpan uang disebut nasabah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat sering berhubungan dengan lembaga perbankan, baik untuk keperluan menyimpan uang maupun untuk keperluan meminjam uang.

Lebih terperinci

adalah. 1. Bentuk sederhana dari A. 5 B. 5 C. 25 D. 20 E Bentuk sederhana dari ToT MATEMATIKA PARIWISATA

adalah. 1. Bentuk sederhana dari A. 5 B. 5 C. 25 D. 20 E Bentuk sederhana dari ToT MATEMATIKA PARIWISATA 1. Bentuk sederhana dari 10 a c b A. 0 a b 2 a b 2 c c 6 2 adalah. 20 a c b B. 10 a c b C. 2 0 0 20 a b c D. 20 10 a b c E. 0 0 2 2. Bentuk sederhana dari 6 12 2 27 7 adalah... A. 12 B. C. 2 D. 8 E.. Bentuk

Lebih terperinci

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 014 / 015 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOKPARIWISATA, SENI DAN KERAJINAN, PEKERJAAN SOSIAL TEKNOLOGI KERUMAHTANGGAAN, DAN ADMINISTRASI PERKANTORAN (UTAMA) 1 MATA

Lebih terperinci

Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan

Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan Bab 4 Dumairy Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah deret disebut suku Dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbagai upaya telah dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode tahun 1974-1988,

Lebih terperinci

Anuitas Biasa, Anuitas Dimuka dan Anuitas ditunda

Anuitas Biasa, Anuitas Dimuka dan Anuitas ditunda Anuitas Biasa, Anuitas Dimuka dan Anuitas ditunda Jika dilihat dari beberapa penjelasan tentang anuitas biasa, anuitas dimuka dan anuitas ditunda, maka bisa dilihat bahwa yang membedakan diantara ketiganya

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. Peta konsep berikut untuk lebih mudah mempelajari materi Barisan dan Deret :

BARISAN DAN DERET. Peta konsep berikut untuk lebih mudah mempelajari materi Barisan dan Deret : BARISAN DAN DERET Peta konsep berikut untuk lebih mudah mempelajari materi Barisan dan Deret : Pengertian Aritmetika dan Geometri Suku ke-n Barisan Jumlah n Suku pada Deret Barisan dan Deret Menuliskan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR BARISAN DAN DERET SERTA PENERAPAN

KONSEP DASAR BARISAN DAN DERET SERTA PENERAPAN KONSEP DASAR BARISAN DAN DERET SERTA PENERAPAN Diskripsi Mata Kuliah Tujuan : Memberikan gambaran dan dasardasar pengertian serta pola pikir yang logis. Barisan dan deret : Bilangan yang tersusun secara

Lebih terperinci

2.Jika log 3 = 0,477 dan log 5 = 0,699, maka log 45 adalah.

2.Jika log 3 = 0,477 dan log 5 = 0,699, maka log 45 adalah. 1. Bentuk Sederhana dari ( 2 3 ) 4 x ( 2 3 ) -5 adalah. a. 16 b. 8 c. 6 d. 1/6 e. 1/8 2.Jika log 3 = 0,477 dan log 5 = 0,699, maka log 45 adalah. a. 0,253 b. 0,653 c. 0,667 d. 1,176 e. 1,653 3. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang berada dalam tahap membangun dan berkembang. Seiring dengan berjalannya pembangunan nasional, maka kehidupan masyarakatpun

Lebih terperinci