BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu untuk mengetahui kekuatan dan signifikansi hubungan antara dua atau lebih variabel (Triton, 2006). Dengan analisis korelasi, penulis mencari hubungan antara variabel bebas yaitu kepribadian tipe A (X1), kepribadian tipe B (X2) dan etos kerja guru (X3) dengan variabel terikat yaitu kepuasan kerja guru (Y) pada guru-guru SD UPTD Kulawi. Lokasi penelitian berada di Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Sigi, UPTD Kulawi dengan 25 Sekolah Dasar mulai tanggal 5 Januari 5 Februari Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru sekolah dasar yang berada di UPTD Kulawi yang tersebar di 25 sekolah, berjumlah 140 orang guru terdiri dari 123 orang PNS dan 17 orang tenaga honor (Data DIKPORA UPTD Kulawi Tahun 2011). Dalam penetapan sampel, penulis menggunakan saturation sample yang artinya bahwa setiap anggota populasi 53

2 menjadi sampel (Sugiyono, 1999), karena jumlah populasi relatif tidak besar jumlahnya. 3.3 Prosedur Pengambilan Data Pegambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan instrumen secara langsung ke sekolah-sekolah di UPTD Kulawi. Uji validitas dan reliabilitas instrumen telah dilakukan pada bulan November 2011 pada dua sekolah, yaitu SD Negeri Kalicacing 2 dan SD Negeri Salatiga 02. Sebelum melakukan pengisian instrumen, penulis menjelaskan maksud dan tujuan pengambilan data dan mempersilahkan guru-guru bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas berkaitan dengan instrumen. Lalu penulis mengambil instrumen pada hari yang telah disepakati sebelumnya dan menanyakan apakah masih ada hal-hal yang kurang jelas mengenai instrumen. Sebanyak 140 instrumen yang disebar dapat diisi dan dikembalikan oleh guruguru SD UPTD Kulawi. 3.4 Model Penelitian Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati sebagai atribut dari kelompok atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono, 1999). Variabel dalam penelitian ini adalah: 54

3 a. Variabel bebas (independen variabel), terdiri dari tiga variabel yaitu Kepribadian Tipe A (X1), Kepribadian Tipe B (X2), dan Etos kerja (X3); b. Variabel terikat (dependen variabel) adalah Kepuasan kerja guru (Y). Model hubungan yang dibangun antara variabel bebas dengan variabel terikat digambarkan pada bagan berikut ini: Kepribadian Tipe A (X 1) kepribadian Tipe B (X 2) Kepuasan Kerja Guru (Y) Etos Kerja Guru (X 3) 3.5 Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa angket dengan beberapa alternatif pilihan jawaban. Responden diminta memilih salah satu alternatif pilihan jawaban yang dianggap paling sesuai atau paling tepat dengan keadaan yang dirasakan selama ini berkaitan dengan kepuasan kerja, tipe kepribadian dan etos kerja. 55

4 3.5.1 Variabel Kepuasan Kerja Untuk mengukur variabel kepuasan kerja, penulis menggunakan Teacher Job Satisfaction Questionnaire (TJSQ) yang dikembangkan oleh Lester (1984) mendasarkan dari teori dua faktor Herzberg. Alat ukur ini disusun berdasarkan sembilan faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Lester dan Bishop (dalam Ritz, 2009) yang meliputi: Pengakuan, Pekerjaan itu sendiri, Tanggung jawab, Kemajuan, Keamanan, Pengawasan, Rekan Kerja, Kondisi Kerja, dan Gaji/Upah. Kesembilan faktor tersebut dijabarkan ke dalam 66 item pernyataan (Ritz, 2009) yang terbagi dalam dua bentuk pernyataan: 39 item pernyataan favorable yaitu pernyataan yang mendukung aspek yang diukur, dan 27 item pernyataan unfavorable yaitu pernyataan yang tidak mendukung aspek yang diukur. Alat ukur dibuat dalam bentuk skala Likert dengan empat alternatif pilihan jawaban, yakni: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Untuk pernyataan favorable, pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat skor 4, Setuju (S) mendapat skor 3, Tidak Setuju (TS) mendapat skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 1. Sebaliknya untuk pernyataan unfavorable, pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat skor 1, Setuju (S) mendapat skor 2, 56

5 Tidak Setuju (TS) mendapat skor 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 4. Untuk Konsep, Sub Konsep, Indikator dan Nomor Item dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1 Konsep, Sub Konsep, dan Indikator Pengukuran Konsep Kepuasan Kerja Konsep Sub konsep Indikator Kepuasan kerja guru adalah sejauh mana penerimaan dan nilai-nilai yang dirasakan oleh guru terhadap banyaknya faktor seperti Pengakuan, Pekerjaan itu sendiri, Tanggung jawab, Kemajuan, Keamanan, Pengawasan, Rekan Kerja, Kondisi Kerja, dan Gaji/ Upah 1. Pengakuan 2. Pekerjaan itu sendiri 1. Pendapat bahwa saya adalah seorang guru yang baik. 2. Mendapatkan pengakuan penuh untuk kesuksesan mengajar 3. Mendapatkan pengakuan yang terlalu sedikit 1. Mengajar dapat memberi-kan kesempatan untuk menggunakan berbagai macam keterampilan 2. Pekerjaan seorang guru terdiri dari pekerjaan yang rutin 3. Tidak mendapatkan kebebasan untuk membuat keputusan sendiri 4. Mengajar adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan 5. Mengajar menyebabkan seseorang kehilangan keasliannya 6. Mengajar tidak memberi kesempatan untuk mengembangkan metode metode baru 7. Mengajar mendorong seseorang menjadi kreatif 8. Acuh tak acuh terhadap proses mengajar 9. Pekerjaan seorang guru sangatlah menyenangkan No. Item

6 3. Tanggung jawab 4. Kemajuan 5. Keamanan 6. Supervisi 1. Mengajar memberi kesempatan untuk membantu para siswa dalam belajar 2. Semua siswa menghargai guru 3. Bertanggung jawab membuat rancangan mengajar harian 4. Mengemban tanggung jawab untuk melakukan tugas mengajar 5. Tidak bertanggung jawab dengan tindakan sendiri 6. Berusaha untuk selalu sadar dengan semua aturan di sekolah 7. Tidak tertarik dengan aturanaturan di sekolah 8. Bisa bergaul dengan para siswa 1. Mengajar dapat memberikan kesempatan untuk lebih maju secara profesional 2. Posisi mengajar tidak semakin meningkat/ berkembang 3. Mengajar memberi kesempatan yang terbatas untuk lebih maju 4. Mengajar memberi sebuah kesempatan untuk kenaikan jabatan 5. Mengajar memberi sebuah peluang yang bagus untuk lebih maju 1. Pekerjaan mengajar ini menjamin masa depan 2. Puas karena mendapat dukungan kenaikan jabatan dari rekan sekerja 3. Tidak pernah merasa terjamin dengan pekerjaan mengajar 1. Pengawas mengadu domba seorang guru dengan guru yang lainnya 2. Mendapatkan pengakuan dari pengawas 3. Pengawas menawarkan

7 7. Rekan kerja pendapatnya untuk meningkatkan kemampuan mengajar 4. Pengawas selalu memberikan bantuan 5. Pengawas saya tidak mendukung guru 6. Pengawas memperlakuan semua orang secara adil 7. Pengawas menyediakan bantuan untuk peningkatan kemampuan mengajar guru 8. Pengawas tidak bersedia mendengarkan saran-saran orang lain 9. Menerima terlalu banyak instruksi yang tidak berarti dari pengawas 10. Pengawas menyediakan materi yang diperlukan untuk melakukan yang terbaik 11. Keberadaan pengawas menyebabkan rasa tidak nyaman 12. Ketika mengajarkan pelajaran dengan baik, Pengawas mengetahuinya 13. Pengawas menjelaskan apa yang dia harapkan 14. Pengawas memberikan pujian untuk proses mengajar baik yang dilakukan 1. Dapat bergaul secara baik dengan semua rekan kerja 2. Suka dengan orang-orang yang dapat bekerja sama 3. Rekan-rekan kerja memberi motivasi untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik 4. Rekan-rekan kerja sangat kritis terhadap satu dengan yang lainnya 5. Rekan-rekan kerja selalu memberi saran atau masukan 6. Tidak merasakan adanya kerjasama dengan rekan kerja

8 8. Kondisi kerja 9. Gaji/upah 7. Tidak menyenangi rekan kerja 8. Kesamaan minat dengan rekan kerja 9. Menjalin persahabatan yang baik dengan rekan kerja 10. Beranggapan bahwa rekan kerja tidak layak untuk bekerja 1. Kondisi mengajar di sekolah bisa ditingkatkan 2. Pengelola sekolah tidak menjelaskan aturan-aturan dengan jelas 3. Kondisi kerja sekolah memberikan kenyamanan 4. Kondisi kerja sekolah sangat buruk 5. Pengelola sekolah selalu menyampaikan dan menjelaskan aturan-aturan dengan baik 6. Ruang lingkup fisik sekolah tidak menyenangkan 7. Kondisi kerja di sekolah baik 1. Pendapatan guru cukup untuk pengeluaran yang normal 2. Pendapatan yang tidak mencukupi tidak bisa hidup seperti yang diinginkan 3. Gaji dibayar dengan layak sesuai dengan kemampuan 4. Pendapatan seorang guru hanya pas-pasan untuk hidup 5. Pendapatan mengajar lebih sedikit dari jumlah yang sepantasnya didapatkan 6. Mengajar memberikan jaminan keuangan 7. Pendapatan di sekolah sebanding dengan pendapatan di sekolah yang lain Tingkat kepuasan kerja dibagi menjadi lima kategori menggunakan rumus sebagai berikut: 60

9 Interval Skor = skor maximal skor minimal k Keterangan: Skor Maximal= Skor tertinggi secara teoritik dari jawaban Skor Minimal = Skor terendah secara teoritik dari jawaban k = Jumlah klasifikasi yang hendak dibuat Diketahui : Skor maximum = 4 x 66 = 264 Skor Minimum = 1 x 66 = 66 k = 5 Interval Skor = = = 39,6 dibulatkan menjadi 40 Berdasarkan interval skor yang telah di dapat, maka kategori tingkat kepuasan kerja guru dapat ditentukan seperti pada Tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2 Pembagian Tingkat Kepuasan Kerja Kategori Sangat Puas Puas Sedang Kurang Puas Tidak Puas Skor

10 3.5.2 Variabel Kepribadian Tipe A, Kepribadian Tipe B Untuk mengukur variabel kepribadian tipe A, kepribadian tipe B, penulis menggunakan Type A and Type B Behavior Patterns yang dikembangkan oleh Paul M. Insel dan Walton T. Roth (1998). Alat ukur ini terdiri dari 40 item pernyataan, 21 item pernyataan untuk kepribadian tipe A dan 19 item pernyataan untuk kepribadian tipe B. Alat ukur dibuat dalam bentuk skala Likert dengan empat alternatif pilihan jawaban, yakni: Sangat Benar (SB), Benar (B), Salah (S), dan Sangat Salah (SS). Setiap item pernyataan masingmasing memiliki dua alternatif pilihan jawaban untuk tipe A dan dua alternatif pilihan jawaban untuk tipe B. Setiap jawaban tipe A diberi skor angka 1 dan setiap jawaban tipe B diberi skor angka -1. Jumlah skor setiap responden dihitung, jika jumlah skor menghasilkan angka positif (+) maka responden memiliki kepribadian tipe A, jika jumlah skor menghasilkan angka negatif (-) maka responden memiliki kepribadian tipe B. Untuk Konsep, Sub Konsep, Indikator Empirik dan Nomor Item dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini: 62

11 Tabel 3.3 Konsep, Sub Konsep, dan Indikator Pengukuran Konsep Kepribadian Tipe A, Kepribadian Tipe B Konsep Sub konsep Indikator Tipe kepribadian yaitu orang dengan kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B. Pola perilaku tipe A adalah suatu tindakan emosi yang kompleks yang diamati dalam hidup seseorang yang secara agresif terlihat dalam situasi yang kronik, perjuangan untuk meraih lebih banyak lagi dalam waktu yang lebih sedikit, dan ini perlu dilakukan sebagai kebalikan dari usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tipe B 1. Kepribadian Tipe A 1. Lebih resah dan gelisah ketimbang kebanyakan orang 2. Bekerja dengan cepat dan energik 3. Benci menyerah sebelum benar-benar yakin dikalahkan 4. Sering tergesa-gesa 5. Pencapaian-pencapaian dianggap lebih tinggi daripada kebanyakan orang 6. Dalam berbicara sering menggerakkan tangan dan kepala 7. Lebih menyukai bekerja di mana bisa berjalan-jalan 8. Terkadang berpikir seharusnya tidak bekerja terlalu keras, namun sesuatu menggerakkan untuk tetap bekerja 9. Tulisan tangan agak cepat 10. Berhasil pada situasisituasi menantang. Makin banyak tantangan, makin baik 11. Suka mengendarai mobil/motor agak cepat 12. Melakukan pekerjaan yang lebih serius ke-timbang kebanyakan orang 13. Sering diminta untuk menjadi petugas dari sebuah kelompok atau beberapa kelompok 14. Sering mencoba membujuk orang lain untuk mendukung sudut pandang 15. Makan dengan cepat walaupun ada banyak waktu untuk itu 16. Biasanya bekerja cepat No. Item

12 2. Kepribadian Tipe B 17. Menjadi tidak sabar ketika berada di belakang seorang pengendara yang lambat, tidak bisa menyalip 18. Menjadi marah ketika melihat orang-orang tidak berbuat sesuai potensi mereka 19. Ketika berada dalam barisan antrian, menghitung jumlah barang orang di depan dan berkomentar jika itu melebihi batas 20. Mempunyai standar-standar tinggi untuk diri dan orang lain 21. Sering merasa bahwa orang lain mengambil keuntungan atau menjadi kurang perhatian terhadap orang 1. Dibandingkan dengan kebanyakan orang, sangat tidak terlibat dalam pekerjaan saya 2. Jarang mempunyai masalah menyelesaikan pekerjaan 3. Tidak tergesa-gesa dalam pembicaraan di telepon 4. Rileks dan santai dengan pekerjaan 5. Mengikuti mobil/motor lain terlalu dekat lebih mengganggu daripada satu mobil/ motor di depan yang lambat 6. Jarang mengendarai mobil/ motor terlalu cepat 7. Dianggap agak pendiam 8. Berbicara lebih lembut daripada kebanyakan orang 9. Bekerja perlahan dan tidak tergesa-gesa 10. Lebih menyukai untuk berlambat-lambat makan siang dan menikmatinya 11. Suka pekerjaan yang tidak terlalu menantang 12. Berbicara lebih lambat ketimbang orang lain 13. Membiarkan satu masalah selesai dengan sendirinya tanpa harus berusaha

13 14. Berjalan lebih perlahan ketimbang kebanyakan orang 15. Menikmati berada di sekitar anak-anak 16. Lebih suka berjalan daripada berlari-lari 17. Menikmati membaca untuk bersenang-senang 18. Suka berkeliaran mengobrol dengan teman-teman 19. Tidak keberatan membiarkan orang berjalan di depan jika tergesa-gesa Untuk setiap pernyataan, dua angka dari alternatif pilihan jawaban merepresentasikan jawaban tipe A dan dua angka berikutnya merepresentasikan jawaban tipe B. Lembar skoring digunakan untuk menentukan berapa banyak jawaban tipe A dan tipe B yang didapatkan. Jumlahkan semua jawaban tipe A dan berikan plus satu (+1) poin untuk masing-masing dari jawaban tersebut. Jumlahkan semua jawaban tipe B dan berikan minus satu (-1) poin untuk masingmasing jawaban tersebut. +20 sampai +40 = tipe A dominan +1 sampai +19 = tipe A moderate 0 sampai -19 = tipe B moderate -20 sampai -40 = tipe B dominan Variabel Etos Kerja Untuk mengukur variabel etos kerja, penulis menggunakan The Multidimensional Work Ethic Profil 65

14 (MWEP) yang dikembangkan oleh Miller, Woehr dan Hudspeth (2001). Alat ukur ini disusun berdasarkan tujuh dimen-i etos kerja yang meliputi: kerja keras, kemandirian, waktu luang, sentralitas pekerjaan, moralitas/etika, penundaan pemuasan, dan waktu yang terbuang. Ketujuh dimensi etos kerja ini dijabarkan ke dalam 65 item pernyataan (Miller, Woehr dan Hudspeth, 2001) yang terbagi dalam dua bentuk pernyataan: 52 item pernyataan favorable yaitu pernyataan yang menduung aspek yang diukur, dan 13 item pernyataan unfavorable yaitu pernyataan yang tidak mendukung aspek yang diukur. Alat ukur dibuat dalam bentuk skala Likert dengan empat alternatif pilihan jawaban, yakni: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Untuk pernyaaan favorable, pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat skor 4, Setuju (S) mendapat skor 3, Tidak Setuju (TS) mendapat skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 1. Sebaliknya untuk pernyataan unfavorable, pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 4, Tidak Setuju (TS) mendapat skor 3, Setuju (S) mendapat skor 2 dan Sangat Setuju (SS) mendapat skor 1. Untuk Konsep, Sub Konsep, Indikator Empirik dan Nomor Item dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini: 66

15 Tabel 3.4 Konsep, Sub Konsep, dan Indikator Pengukuran Konsep Etos Kerja Konsep Sub konsep Indikator Etos kerja guru adalah keyakinan, nilai dan prinsip-prinsip yang menuntun setiap guru dalam menafsirkan dan bertindak atas hak dan tanggung jawabnya, yang dapat diidentifikasikan melalui kerja keras, kemandirian, Waktu luang, sentralitas pekerjaan, moralitas/etika, penundaan pemuasan dan waktu yang terbuang. 1. Kemandirian 1. Kemandirian adalah kunci untuk menjadi sukses 2. Setiap orang akan lebih baik jika bergantung pada diri sendiri 3. Tidak suka bergantung pada orang lain 4. Berjuang untuk menjadi mandiri 5. Mengontrol nasib dengan tidak tergantung pada orang lain 6. Bergantung pada diri sendiri bisa maju dalam kehidupan 7. Harus independen supaya sukses 8. Menjalani hidupnya independen dari orang lain 9. Menghindari ketergantungan pada orang lain bila memungkinkan 10. Memiliki banyak kebebasan dari orang lain sangat penting No. Item Moralitas/ etika 1. Bertanggung jawab atas tindakan sendiri 2. Melakukan apa yang benar dan adil 3. Tidak boleh sampai menilai sebelum mendengar semua fakta 4. Tidak boleh berbohong tentang orang lain 5. Memperlakukan orang lain sebagaimana ingin diperlakukan 6. Tidak mengambil sesuatu yang bukan miliknya 7. Adil dalam membangun hubungan dengan orang lain

16 3. Waktu luang 4. Kerja keras 8. Mengambil barang dari pekerjaan jika merasa tidak dibayar dengan cukup 9. Mencuri itu benar selama Anda tidak tertangkap basah 10. Ada saat-saat ketika mencuri adalah 1. Hidup akan lebih bermakna jika memiliki lebih banyak waktu luang 2. Lebih suka pekerjaan yang memungkinkan untuk memiliki lebih banyak waktu luang 3. Semakin banyak waktu yang bisa dihabiskan dalam kegiatan luang, merasa lebih baik 4. Pekerjaan yang menyediakan waktu luang paling banyak 5. Memiliki lebih banyak waktu luang untuk dihabiskan dalam relaksasi 6. Kegiatan rekreasi lebih menarik dibandingkan bekerja 7. Semakin sedikit waktu bekerja dan lebih banyak waktu luang yang dimiliki seseorang, lebih baik 8. Menyisakan sedikit waktu untuk bersantai 9. Lebih banyak waktu luang baik untuk tiap orang 10. Dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika orangorang menghabiskan lebih banyak waktu untuk santai 1. Tidak ada yang mustahil jika bekerja cukup keras 2. Bekerja keras adalah kunci keberhasilan 3. Kerja keras membuat seseorang menjadi lebih baik 4. Dengan bekerja keras seseorang dapat mengatasi setiap masalah 5. Jika bekerja keras akan

17 5. Sentralitas kerja 6. Waktu yang terbuang berhasil 6. Bekerja keras, dapat mencapai tujuan 7. Bekerja cukup keras, membuat kehidupan yang lebih baik 8. Setiap masalah dapat diatasi dengan kerja keras 9. Siapapun yang mampu dan mau bekerja keras, memiliki kesempatan yang baik untuk berhasil 10. Setiap orang harus selalu melakukan pekerjaannya sebaik mungkin 1. Merasa tidak enak ketika ada sedikit pekerjaan untuk dikerjakan 2. Merasa puas ketika menghabiskan hari dengan bekerja 3. Walau secara finansial mampu, tidak akan berhenti bekerja 4. Penting bagi untuk selalu bisa bekerja 5. Walau telah pensiun, masih akan terus bekerja 6. Hidup tanpa pekerjaan akan sangat membosankan 7. Sebuah kerja keras seharian sangat meuaskan 8. Jika mewarisi banyak uang, akan tetap terus bekerja 9. Mengalami rasa puas dengan pekerjaan 10. Sebuah kerja keras seharian memberikan kesan sebuah pencapaian 1. Penting untuk tetap sibuk bekerja dan tidak membuangbuang waktu 2. Waktu tidak boleh disia-siakan, harus digunakan secara efisien 3. Menjadwalkan hari untuk menghindari adanya buangbuang waktu 4. Mencari cara untuk menggu

18 7. Penundaan pemuasan nakan waktu secara produktif 5. Menghabiskan waktu sama pentingnya dengan menghabiskan uang 6. Merencanakan hari-hari kerja untuk menghindari buang-buang waktu 7. Membuang-buang waktu sama halnya dengan membuang-buang pembenaran 8. Keengganan untuk bekerja keras biasanya mencerminkan kelemahan karakter 1. Hal-hal yang diinginkan namun harus menunggu untuk mendapatkannya adalah yang paling berharga 2. Lebih memilih untuk menabung sampai mampu dan tidak membeli dengan menggunakan kredit 3. Hal-hal terbaik dalam hidup adalah hal-hal yang harus ditunggu 4. Satu-satunya cara untuk mendapatkan sesuatu yang berguna adalah dengan menabung 5. Jika ingin membeli sesuatu, selalu menunggu sampai mampu membelinya 6. Mendapatkan pemenuhan diri lebih dari barang-barang yang sudah ditunggu 7. Hadiah-hadiah yang tidak diberikan pada saat itu juga, biasanya jauh lebih memuaskan daripada yang hadiah yang diberikan seketika Tingkat etos kerja dibagi menjadi lima kategori menggunakan rumus sebagai berikut: Interval Skor = skor maximal skor minimal k Ket : 70

19 Skor Maximal= Skor tertinggi secara teori dari jawaban Skor Minimal = Skor terendah secara teori dari jawaban k = Jumlah klasifikasi yang hendak dibuat Diketahui : Skor maximum= 4 x 65 = 260 Skor Minimum = 1 x 65 = 65 k = 5 Interval Skor = = = 39 Berdasarkan interval skor yang telah di dapat, maka kategori tingkat etos kerja guru dapat ditentukan seperti pada Tabel 3.5 berikut ini: Tabel 3.5 Pembagian Tingkat Etos Kerja Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Skor Uji Validitas Item dan Reliabilitas Instrumen Validitas Item Instrumen yang baik adalah intrumen yang valid dan reliabel. Menurut Ali (1985) valid artinya tingkat ketepatan yang dimiliki alat tersebut untuk menguji 71

20 sesuatu terhadap suatu kelompok. Sedangkan reliabel berarti apabila instrumen tersebut dapat digunakan kapan saja dan di mana saja terhadap kelompok yang sama. Selanjutnya Ihalauw (2004) mengemukakan bahwa kriteria tinggi rendahnya validitas item instrumen adalah sebagai berikut: 0,00 0,20 = Tidak valid 0,21 0,40 = Validitas rendah 0,41 0,60 = Validitas sedang 0,61 0,80 = Validitas tinggi 0,81 1,00 = Validitas sempurna Dalam penentuan derajat validitas item, penulis menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Ihalauw (2004) bahwa suatu item adalah valid jika koefisien korelasinya di atas 0, Uji Validitas Item Instrumen Kepuasan Kerja (Y) Hasil uji validitas item instrumen kepuasan kerja dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini: 72

21 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Kepuasan Kerja Item Corrected Item- Corrected Item-Total Ket Item Total Correlation Correlation Ket KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid KK Valid Sumber: data primer, 2011 Data pada Tabel 3.6 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi semua item indikator konsep kepuasan kerja, terendah adalah dan tertinggi adalah 0,774. Koefisien korelasi semua item lebih besar dari 0,20. Dengan demikian semua item dapat 73

22 dikatakan valid sehingga layak digunakan dalam penelitian Uji Validitas Item Instrumen Kepribadian Tipe A (X1), Kepribadian Tipe B (X2) Hasil uji validitas item instrumen kepribadian tipe A, kepribadian tipe B dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut: Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Kepribadian Tipe A, Kepribadian Tipe B Item Corrected Item- Corrected Item-Total Ket Item Total Correlation Correlation Ket TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid TK Valid Sumber: data primer, 2011 Data pada Tabel 3.7 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi semua item indikator konsep kepribadian tipe A, kepribadian tipe B terendah adalah dan tertinggi adalah 0,721. Koefisien korelasi semua item lebih besar dari 0,20. Dengan demikian 74

23 semua item dapat dikatakan valid sehingga layak digunakan dalam penelitian Uji Validitas Item Instrumen Etos Kerja (X3) Hasil uji validitas item instrumen etos kerja dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini: Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Etos Kerja Item Corrected Item- Corrected Item- Ket Item Total Correlation Total Correlation Ket EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid EK Valid Sumber: data primer,

24 Data pada Tabel 3.8 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi semua item indikator konsep etos kerja terendah adalah dan tertinggi adalah 0,837. Koefisien korelasi semua item lebih besar dari 0,20. Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid sehingga layak digunakan dalam penelitian Uji Reliabilitas Instrumen Hasil uji reliabilitas terhadap ketiga instrumen yaitu kepuasan kerja, kepribadian tipe A, kepribadian tipe B, serta etos kerja, dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini: Variabel Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach s Alpha N of Items Kategori Kepuasan Kerja Baik Sekali Kepribadian tipe A dan B Baik Sekali Etos Kerja Baik Sekali Sumber: data primer, 2011 Kriteria reliabilitas ini mengacu pada kriteria George & Mallery (1995) sebagai berikut: α > 0,9 : Baik Sekali (excellent) 0,8 < α 0,9 : Baik (good) 0,7 < α 0,8 : Dapat diterima (acceptable) 0,6 < α 0,7 : Dipertanyakan (questionable) 0,5 < α 0,6 : Jelek (poor) α 0,5 : Tidak dapat diterima (unacceptable) 76

25 Data pada Tabel 3.9 menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach (α) ketiga instrumen lebih besar dari 0,9 yaitu berada pada kategori baik sekali (excellent). Dengan berpedoman pada kriteria George & Mallery (1995), maka ketiga instrumen dapat dikatakan reliabel sehingga layak digunakan dalam analisis selanjutnya. 3.7 Teknik Analisis Data Data-data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 1999). Penulis mencari signifikansi hubungan antar variabel dengan menggunakan teknik Pearson Product Moment Correlation. Namun sebelum dianalisis dengan Pearson Product Moment Correlation, untuk melihat normal atau tidaknya distributsi data akan diuji dengan uji Kolmogrof-Smirnov. Pengujian data ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi

26 78

LAMPIRAN 1. Permohonan Mengisi Kuesioner. Kepada Yth. Bapak / Ibu Guru SD UPTD Kulawi Di Kulawi

LAMPIRAN 1. Permohonan Mengisi Kuesioner. Kepada Yth. Bapak / Ibu Guru SD UPTD Kulawi Di Kulawi LAMPIRAN 1 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jalan Diponegoro 52-60 Phone. (0298) 321212 (Hunting) Fax. (0298) 321433 Salatiga 50711 INDONESIA e-mail:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparasi, yaitu memandang dua fenomena atau lebih, ditinjau dari perbedaan yang ada (Arikunto,

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan temuan penelitian ini sebagai berikut:

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan temuan penelitian ini sebagai berikut: BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan temuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kepribadian tipe A (X1) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2002) penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini melibatkan 14 orang guru sekolah dasar di UPTD DIKPORA Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Korelasional. Menurut Arikunto (2002), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2002) penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2002) penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Arikunto (2002) penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Arikunto (2006:270) mengemukakan bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (1990:326) menyatakan, penelitian korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui perbedaan gejala stres kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui perbedaan gejala stres kerja BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparasi kontinum yaitu penelitian yang berusaha mencari perbedaan yang diperoleh dari hasil pengukuran data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Arikunto (2003) mengemukakan bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Darmadi (2011: 165) penelitian korelasi berkaitan dengan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian korelasional. Arikunto (2010) menyebutkan bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja mengajar guru yang bersertifikasi dan belum bersertifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparasi, menurut Nazir (2005)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparasi, menurut Nazir (2005) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparasi, menurut Nazir (005) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksplanatori dengan menggunakan data statistik deskriptif berupa frekuensi, range, rata-rata, standar deviasi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Data penelitian ini dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Pabelan dusun Jembrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data- data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian digunakan adalah penelitian korelasional bertujuan mencari apakah dua buah variabel atau lebih mempunyai hubungan signifikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Tempat penelitian Metode penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Suharsini Arikunto (1998) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena dalam pengolahan data peneliti menggunakan perhitungan statistik yang telah baku dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Waktu Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasional yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel. Besarnya hubungan antara variabel dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Sugiyono (2011), korelasi merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Seperti hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, yaitu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh demokratis orang tua dengan kemandirian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional (correlational research). Azwar (1998), mengatakan bahwa penelitian korelasional adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (1990), penelitian korelasional adalah penelitian untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas. BAB III PENYAJIAN DATA A. Hasil Uji Coba Angket Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan try out ( uji coba ) kepada 30 responden di SMP Negeri 2 Klaten. Try Out

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan teknik korelasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Menurut Arikunto (1998), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Amalia Risqi Puspitaningtyas Universitas Abdurachman Saleh Situbondo amalia_risqi88@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Arikunto (1998) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, menurut Sudijono (2010) penelitian komparatif adalah salah satu teknik analisis statistik yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu. Menurut Danim (2004), penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengendalian variable-variabel oleh peneliti (keterlibatan peneliti),

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengendalian variable-variabel oleh peneliti (keterlibatan peneliti), BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Menurut Mudrajad Kuncoro (2009:69) dalam membuat perencanaan penelitian ada beberapa perspektif yang perlu dipertimbangkan, yaitu: jenis penelitian berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pedoman Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

Lebih terperinci

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasi. Menurut. menyelidiki sejauh mana variabel berkaitan dengan variabel lain berdasarkan

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasi. Menurut. menyelidiki sejauh mana variabel berkaitan dengan variabel lain berdasarkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasi. Menurut Azwar (2008), penelitian korelasional adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki

Lebih terperinci

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik khusus yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Dalam penelitian ini ditetapkan satu variabel terikat dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN. dengan kemandirian belajar mahasiswa. yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENILITIAN. dengan kemandirian belajar mahasiswa. yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian korelasional yaitu untuk mengetahui ada atau tidak ada hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan ini merupakan penelitian korelasional, maka bentuk yang dianggap paling tepat adalah menggunakan bentuk penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional. Menurut Nazir (2003:54) metode deskriptif yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel. ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel. ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif komparatif. Penelitian deskriptif komparatif ditujukan untuk membandingkan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kemudian menelaah dua variabel pada suatu situasi atau. sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. kemudian menelaah dua variabel pada suatu situasi atau. sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan jenis penelitian studi korelasi. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Data penelitian ini dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu. Penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni semirip mungkin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Lokasi penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif korelasional. Deskriptif korelasional dipandang sesuai dengan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Hartono (2004 :68) menyatakan bahwa penelitian korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini akan dibahas tentang variabel penelitian, definisi operasional, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, populasi dan sampel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009) penelitian korelasional merupakan jenis penelitian yang sifatnya menanyakan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (2003), penelitian korelasioanal merupakan penelitian untuk mengetahui ada

BAB III METODE PENELITIAN. (2003), penelitian korelasioanal merupakan penelitian untuk mengetahui ada BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Menurut Azwar (2003), penelitian korelasioanal merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatori, yaitu suatu metode dalam penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Etos Kerja Etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau individu terhadap kerja. Kalau pandangan dan sikap itu melihat kerja sebagai suatu hal yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen, eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini akan dibahas tentang variabel penelitian, definisi operasional, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, populasi dan sampel penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum diberikan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe STAD, langkah awal yang dilakukan adalah menguji instrument yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparasi, pada penelitian ini peneliti berusaha mencari perbedaan fenomena, selanjutnya mencari arti atau manfaat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional karena berusaha untuk menelaah sejumlah variabel yang datanya diperoleh pada waktu yang bersamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 13 Bandung di Jalan Mutiara no.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 13 Bandung di Jalan Mutiara no. 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 13 Bandung di Jalan Mutiara no. 15 Kota Bandung. SMP Negeri 13 Bandung merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu atau Kuasi (Quasi Experimental) yaitu penelitian eksperimental yang penyamaan kelompok kontrol dengan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan sebuah variabel dengan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan sebuah variabel dengan variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

METODE PENELITIAN. variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasi. Menurut Suryabrata (1994) penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor dengan work-life balance pada karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir penelitian. Pendekatan kuantitatif yaitu penlitian tentang

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir penelitian. Pendekatan kuantitatif yaitu penlitian tentang BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini menggunkan metode pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuatitatif yaitu penelitian yang sistematis, jelas, terencana sejak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam pemecahan masalah yang ada suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPRIBADIAN TIPE A, KEPRIBADIAN TIPE B, DAN ETOS KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA GURU-GURU SD UPTD KULAWI, KAB. SIGI, SULAWESI TENGAH

HUBUNGAN KEPRIBADIAN TIPE A, KEPRIBADIAN TIPE B, DAN ETOS KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA GURU-GURU SD UPTD KULAWI, KAB. SIGI, SULAWESI TENGAH HUBUNGAN KEPRIBADIAN TIPE A, KEPRIBADIAN TIPE B, DAN ETOS KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA GURU-GURU SD UPTD KULAWI, KAB. SIGI, SULAWESI TENGAH Tesis Diajukan kepada Magister Manajemen Pendidikan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Karang Baru Jalan Sekerak Kecamatan Karang Baru - Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.2 Tipe/ Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui tingkat korelasi disiplin belajar dengan prestasi, sehingga peneliti termasuk peneliti korelasional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif korelasional yang melihat hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dimanipulasi atau diubah ubah. Dengan teknik regresi linier sederhana, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. dimanipulasi atau diubah ubah. Dengan teknik regresi linier sederhana, peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian regresi. Menurut Sugiyono (2007) regresi adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penurunan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah atau untuk pengujian hipotesis suatu penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah atau untuk pengujian hipotesis suatu penelitian. 39 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, alat maupun bentuk penelitian yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu menemukan, mengembangkan, mengkaji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan riset korelasi (correlational study), menurut Umar (2008) penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabelvariabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yang melihat hubungan antara satu atau beberapa ubahan dengan satu atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan penarikan kesimpulan melalui analisis statistik. Penelitian korelasi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol

Lebih terperinci