BAB III KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola"

Transkripsi

1 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola komunikasi orangtua tunggal yang ditinggal karena kematian maupun perceraian yang memiliki anak remaja, hal ini dilakukan agar dapat memperoleh hasil yang lebih akurat. Pola komunikasi keluarga didefenisikan sebagai karakteristik pola-pola interaksi sirkular dalam keluarga, disamping mempengaruhi dan mengorganisir anggota keluarga, pola-pola itu juga menghasilkan arti dari transaksi diantara para anggota keluarga (Petter, 1974 dalam Friedman, 1998). Pola komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi menurut Friedman (1998), karena pola komunikasi ini lebih operasional dalam keluarga dan lebih mudah dipahami oleh peneliti. Friedman (1998) membagi dua pola komunikasi yaitu : pola komunikasi fungsional dan disfungsional. 31

2 32 POLA KOMUNIKASI KELUARGA - Keterbukaan - Kejujuran - Adanya toleransi - Memahami ketidaksempurnaan - Mampu mengakui kebutuhan dan emosi - Adanya musyawarah/diskusi dalam keluarga FUNGSIONAL - Menerima perbedaan pendapat - Menghargai pendapat orang lain - Tidak menyalahkan - Menyelesaikan masalah dengan tenang - Harga diri yang rendah - Pemusatan pada diri sendiri - Kurang empati - Tidak ada toleransi DISFUNGSIONAL - Ekspresi perasaan tidak jelas - Ketidakmampuan mengungkapkan kebutuhan karena takut ditolak - Penerima disfungsional (tidak berfungsi) Skema 1. Kerangka Konseptual Pola Komunikasi Keluarga Sumber : Friedman, 1998

3 Defenisi Operasional Tabel 1. defenisi operasional DEFENISI ALAT HASIL KETERANGAN OPERASIONAL UKUR UKUR SKALA Pola komunikasi Cara orangtua tunggal Alat ukur Hasil Interval Fungsional orangtua berkomunikasi yang ukur tunggal dengan anak maksud hal yang digunakan, komuni remaja disampaikan pengirim menggunak kasi pesan (orangtua - anak an fungsio remaja) dapat diterima kuesioner nal jelas oleh penerima dengan dimana pesan (orangtua - anak pertanyaan yang remaja) meliputi fungsional paling - Keterbukaan sebanyak 15 banyak - Kejujuran kuesioner dijawab - Adanya toleransi dengan benar - Memahami bentuk fungsio ketidaksempurnaan dichotomy nal - Mampu mengakui question kebutuhan dan emosi

4 34 - Menerima perbedaan pendapat - menghargai perbedaan orang lain - Tidak menyalahkan - menyelesaikan masalah dengan tenang. sama-sama memahami makna dan isi pesan yang disampaikan didalam keluarga di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai Pola komunikasi Cara orangtua tunggal Alat ukur Hasil Rasio Disfungsional orangtua berkomunikasi dimana yang ukur tunggal dengan anak pengirim pesan digunakan, komuni remaja (orangtua anak menggunak kasi remaja) dengan an disfung

5 35 penerima pesan (orangtua anak remaja) didalam keluarga berbeda mengartikan maksud dan makna dari pesan tersebut karena meliputi adanya - Harga diri rendah - Pemusatan pada diri sendiri - Kurang empati - Tidak ada toleransi - Ekspresi perasaan tidak jelas - Ketidakmampuan mengungkapkan kebutuhan karena takut ditolak - Penerimaan disfungsional (tidak kuesioner dengan pertanyaan Disfungsion al sebanyak 15 kuesioner dengan bentuk dichotomy question sional dimana yang dijawab paling banyak salah disfung sional

6 36 diterima) di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

7 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian diskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi Pola Komunikasi Orangtua Tunggal dengan Anak Remaja Pada Suku Batak di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai. 4.2 Populasi dan sample Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh orangtua tunggal yang bertempat tinggal di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai. Dari jumlah penduduk keseluruhan berjumlah jiwa yang terdiri dari 1055 kepala keluarga, dari tujuh dusun yang berada di Desa tersebut terdapat sekitar kurang lebih 135 keluarga dengan orangtua tunggal sampai bulan april Sample penelitian Cara pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan tehnik purposive sampling yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Jumlah sampel yang diperoleh peneliti sebanyak 41 responden selama bulan april Adapun jumlah sampel yang didapat saat pengambilan data secara purposive sampling orang yang sesuai kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu : 37

8 38 - Orangtua tunggal yang memiliki anak remaja yang masih bersekolah dan tinggal bersama dengan anak-anak dalam satu rumah. - Orangtua tunggal yang memiliki anak remaja yang tidak bersekolah lagi dan tinggal bersama dengan anak-anak dalam satu rumah. - Orangtua tunggal yang memiliki anak remaja yang bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia 4.3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai dengan pertimbangan bahwa di desa tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai Pola Komunikasi Orangtua Tunggal Dengan Anak Remaja pada Suku Batak dan memiliki sampel yang memadai untuk dilakukan penelitian. Berdasarkan data yang diterima dari Kantor Kepala Desa Gempolan ada orangtua tunggal yang kehilangan pasangan baik meninggal dunia maupun bercerai, dengan kata lain populasi orangtua tunggal akan selalu meningkat setiap tahun. Wakt u penelitian dilakukan pada bulan September sampai januari Pertimbangan Etik Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU dan izin dari Kepala Desa Gempolan. Dalam penelitian ini ada beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan

9 39 yaitu hak kebebasan dan kerahasiaan menjadi responden, serta tidak menimbulkan resiko terhadap fisik maupun mental. Peneliti juga menjelaskan bahwa partisipasi responden sebagai subjek dalam penelitian ini adalah bersifat suka relawan. Responden mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa ada tekanan ataupun paksaan, dan peneliti akan menghormati hak responden. Jika responden bersedia untuk menjadi subjek penelitian, maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent), atau menyetujui secara lisan. Informasi dalam informed consent yaitu : partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksana, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi dan lain-lain. Data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan peneliti. 4.4 Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner tertutup yang terdiri dari dua bagian yaitu : a. Data demografi yang terdiri dari inisial nama, jenis kelamin, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, dan pendapatan perbulan. b. Kuesioner tertutup dengan judul Pola Komunikasi Orangtua Tunggal Dengan Anak Remaja yang berbentuk dichotomous choice. Responden cukup hanya memilih salah satu diantaranya. Kuesioner terdiri dari 30 pertanyaan, yang terbagi menjadi 2 bagian yaitu : 15 pertanyaan pola

10 40 komunikasi fungsional dan 15 pertanyaan pola komunikasi disfungsional. Penilaian kuesioner pernyataan yang nilainya positif (fungsional) jawaban Ya bernilai 1 dan jawaban Tidak bernilai 0. Sedangkan pernyataan negatif (disfungsional) jawaban Ya bernilai 0 dan jawaban Tidak bernilai 1. Dimana yang paling banyak dijawab responden benar dominan fungsional, dan dimana yang paling banyak dijawab responden salah dominan disfungsional. 4.5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji Validitas Menurut Notoatmodjo (2010), validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid, berarti memiliki validitas yang rendah. Jenis validitas yang diukur adalah validitas isi yaitu suatu keputusan tentang bagaimana instrument dengan baik mewakili karakteristik yang dikaji. Uji validitas dilakukan oleh dosen yang ahli dalam bidang Keperawatan Keluarga. Dan kuesioner tersebut telah mendapat modifikasi dan penambahan jumlah kuesioner sebanyak 10 butir pertanyaan dan diganti 2 butir pertanyaan kemudian kuesionernya dipisah yang fungsional dan disfungsional dibedakan, dan kuesioner tersebut telah validitas isi Uji Reliabilitas Uji reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui tingkat reliabilitas setiap butir pertanyaan. Dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas internal yaitu

11 41 pemberian instrumen hanya satu kali pada responden yang diteliti. Sebelum diberikan pada responden instrumen diuji coba dulu kepada 20 orang responden yang memenuhi kriteria (Notoatmodjo, 2010), yang berada di Desa Simpang Empat Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. Uji reliabilitas untuk instrumen Pola Komunikasi Orangtua Tunggal dengan Anak Remaja pada Suku Batak diuji dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha dengan nilai r = > 0,632 maka dianggap reliable (Singarimbun, 1989). Hasil uji reliabilitas untuk kuesioner Pola Komunikasi Orangtua tunggal dengan Anak Remaja adalah 0,758. Menurut Singarimbun (1989) suatu instrument dikatakan reliabel bila nilai uji reliabilitasnya lebih dari 0,632. Dengan demikian kuesioner pola komunikasi orangtua tunggal dengan anak remaja sudah reliabel sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian ini. 4.6 Pengumpulan Data Alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendapat surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan dan surat izin dari lokasi penelitian yaitu di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri tanpa keterlibatan pihak lain. Pada saat pengumpulan data peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan dan penelitian kepada calon responden dan bersedia berpartisifasi diminta untuk menandatangani informed consent, setelah itu peneliti memberi kesempatan kepada responden untuk mengisi kuesioner selama 15

12 42 menit. Responden yang bersedia mengisi kuesioner diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada pertanyaan yang tidak dimengerti. Setelah selesai kemudian peneliti memeriksa kelengkapannya. Jika masih ada yang kurang lengkap, maka dapat langsung dilengkapi, selanjutnya setelah semua data terkumpul lalu data dianalisis. 4.7 Analisa Data Setelah data terkumpul, maka peneliti akan melakukan analisa data melalui beberapa tahap, dimulai dari editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian coding dengan memberi kode untuk untuk memudahkan melakukan tabulasi, selanjutnya entry dengan memasukkan data komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi program SPSS, dan data yang ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi.

13 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Pola Komunikasi Orangtua tunggal dengan Anak Remaja Pada Suku Batak Didesa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai tanggal 3 sepetember 2011 sampai dengan 15 januari 2012 di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban dengan jumlah responden 41 orang. 5.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu, karakteristik responden dan pola komunikasi orangtua tunggal dengan anak remaja pada suku Batak di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin, responden terbanyak adalah perempuan yaitu (80,5%). Sedangkan berdasarkan jumlah tanggungan orangtua yang terbanyak adalah 1 dan 2 orang sebanyak (41,5%). Berdasarkan jenis kelamin anak, jumlah tanggungan orangtua terbanyak adalah 1 orang anak laki-laki, (56,1%). Berdasarkan agama, yaitu responden terbanyak beragama protestan (85,4%), dan agama kristen katolik (12,2%). Sementara berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden berpendidikan SMU yaitu sebanyak (41,5%). Mayoritas responden bekerja sebagai buruh/petani (97,6%). Penghasilan mayoritas responden berada < 43

14 44 Rp (97,6%). Hasil penelitian tentang karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Distribusi Karakteristik Responden (f = 41) Karakteristik Frekuensi Persentase Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Tanggungan 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang Jumlah Tanggungan Anak Perempuan 1 orang 2 orang 3 orang Jumlah Tanggungan Anak Laki-laki 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang Agama Protestan Katolik Islam Pendidikan Terakhir SD SMP SMA Pekerjaan Petani/buruh Wiraswasta ,5 80,5 41,5 41,5 9,8 2,4 4,9 48,8 9,8 2,4 56,1 14,6 2,4 4,9 85,4 12,2 2,4 31,7 26,8 41,5 97,6 2,4 Penghasilan Responden < Rp Rp Rp ,6 2,4

15 Pola Komunikasi Orangtua Tunggal dengan Anak Remaja pada Suku Batak di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban. Pola komunikasi orangtua tunggal dengan anak remaja pada suku batak terhadap 41 responden yang terdiri dari 30 pertanyaan diperoleh bahwa pola komunikasi orangtua tunggal dengan anak remaja pada suku batak di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban ternyata mayoritas pola komunikasi fungsional (90,2%), dan pola komunikasi disfungsional sebanyak (9,8%), yang dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi frekuensi Pola Komunikasi Orangtua Tunggal Dengan Anak Remaja Pada Suku Batak di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban (f=41) No Pola Komunikasi f Persentase 1 Fungsional 37 90,2 2 Disfungsional 4 9,8 Total ,0 Tabe1 3. Distribusi Frekuensi dan persentase Pola Komunikasi Orangtua Tunggal dengan Anak Remaja pada Suku Batak di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban (f=41) Penilaian Pola Komunikasi Kategori Penilaian Ya f (%) Tidak f (%) Komunikasi terbuka 34 (82,9) 7 (17,1) Komunikasi dengan jujur 32 (78,0) 9 (22,0) Membuka diri 32 (78,0) 9 (22,0) Menerima perbedaan pendapat 34 (82,9) 7 (17,1) Sering mengadakan musyawarah 33 (80,5) 8 (19,5) Sering mengadakan diskusi 31 (75,6) 10 (24,4) Menimbulkan pertengkaran, 35 (85,4) 6 (14,6) mencari pemecahan masalahnya.

16 46 Ada waktu untuk berkomunikasi 37 (90,2) 4 (9,8) Menerima perbedaan pendapat saat musyawarah 34 (82,9) 7 (17,1) Melakukan kesalahan tidak 33 (80,5) 8 (19,5) menyalahkan, memberi nasehat yang terbaik Tidak marah saat berbicara selalu 30 (73,2) 11 (26,8) menyelesaikan masalah dengan tenang. Menerima ketidaksempurnaan 39 (95,1) 2 (4,9) Bapak/Ibu sangat berarti bagi 40 (97,6) 1 (2,4) kehidupannya Memberikan perhatian yang lebih 38 (92,7) 3 (7,3) Berdiskusi masalah pribadinya 30 (73,2) 11 (26,8) Lebih banyak bicara 23 (56,1) 18 (43,9) Lebih tahu banyak masalah dan 25 (61,0) 16 (39,0) menyelesaikan masalah itu sendiri Tidak cenderung memberi arahan 14 (34,1) 27 (65,9) dan nasehat Tidak memberi kesempatan remaja 16 (39,0) 25 (61,0) mengemukakan pendapatnya Merasa putus asa dan marah-marah 18 (43,9) 23 (56,1) bila ucapan tidak diterima Tidak mencoba menerima dahulu 13 (31,7) 28 (68,3) kenyataan yang dialami anak Cenderung memberi hukuman 14 (34,1) 27 (65,9) Sering berselisih faham 10 (24,4) 31 (75,6) Merasa tidak dihargai 8 (19,5) 33 (80,5) Kuranga perhatian dan komunikasi 15 (36,6) 26 (63,4) menyebabkan anak terjerumus kepergaulan yang salah Melampiaskan kemarahannya 9 (22,0) 32 (78,0) keorang lain atau barang Mementingkan diri sendiri 2 (4,9) 39 (95,1) Tidak menghargai pendapat/nasehat dalam menyelesaikan masalah. 8 (19,5) 33 (80,5) Tidak mengungkapkan 9 (22,0) 32 (78,0) keinginannya karena takut ditolak Lebih berhak dalam menentukan 32 (78,0) 9 (22,0)

17 47 keputusan dari pada anak yang remaja Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi dengan pola komunikasi orangtua tunggal dengan anak remaja (f=41) Karakteristik responden Pola komunikasi Fungsional Disfungsional F % F % Suku Batak 37 90,2 4 9,8 Jenis kelamin Laki-laki perempuan Agama Protestan Katolik Islam Pendidikan SMA SMP SD Pekerjaan Buruh/petani Wiraswasta Penghasilan <Rp RP ,8 80,5 75,6 12,2 2,4 36,6 26,8 31,7 87,8 2,4 87,8 2,4 4 9,8 4 9, ,9 4,9 4 9,8 4 9,8 5.2 Pembahasan Dalam pembahasan ini peneliti mencoba untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana pola komunikasi keluarga orang tua tunggal dengan

18 48 anak remaja pada suku Batak di Desa Gempolan Kecamatan Sei bamban Kabupaten Serdang Bedagai Pola Komunikasi Orangtua Tunggal Dengan Anak Remaja Friedman (1998) mengatakan bahwa interaksi keluarga memiliki pengaruh bagi pola komunikasi keluarga. Komunikasi keluarga yang efektif terjadi apabila tidak terdapat kekakuan dan formalitas didalam keluarga tersebut. Sehingga antara anggota keluarga dapat melakukan komunikasi dari hati ke hati secara dialogis dalam berbagai kondisi dan situasi dengan santai dan penuh keterbukaan serta keakraban (Komala, 2005). Hasil penelitian menunjukkan banyak keluarga dengan orangtua tunggal dengan anak remaja pada suku batak memiliki pola komunikasi yang fungsional (90,2%) (tabel 2). Berarti dapat diasumsikan bahwa walaupun kehilangan salah satu pasangannya, ternyata orangtua tunggal mampu untuk berperan ganda yaitu menjadi ayah dan ibu dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Hal ini terbukti dalam keluarga dengan orangtua tunggal memiliki komunikasi fungsional yaitu dengan komunikasi terbuka sebanyak (82,9%), komunikasi dengan jujur sebanyak (78%), membuka diri untuk bercerita akan masalah yang dialami sebanyak (78%), menerima perbedaan pendapat sebanyak (82,9%), sering mengadakan diskusi/musyawarah tentang masalah keluarga sebanyak (80,5%), sering mengadakan diskusi tentang masalah sosial (75,6%), ada masalah menimbulkan pertengkaran, orangtua langsung mencari pemecahan masalahnya sebanyak (85,4%). Ada waktu untuk berkomunikasi sebanyak (90,2%), menerima perbedaan pendapat dengan anak remaja pada saat berdiskusi/musyawarah

19 49 sebanyak (82,9%), melakukan kesalahan tindakan Bapak/Ibu tidak bersifat menyalahkan, melainkan memberi nasehat yang terbaik sebanyak (80,5%), tidak marah saat harus berbicara dengan anak Bapak/Ibu yang remaja karena Bapak/ibu selalu menyelesaikan masalah dengan tenang (73,2%) saling memahami dan menerima ketidaksempurnaan, kekurangan serta kelebihan masing-masing sebanyak (95,1%), Bapak/Ibu sangat berarti bagi kehidupannya, karena anda orangtua yang bijaksana dalam mengambil keputusan sebanyak (97,6%) (tabel 3). Sedangkan memberikan perhatian yang lebih kepada anak anda yang remaja sehingga tidak terjerumus kedalam masalah kenakalan remaja sebanyak (92,7%), berdiskusi masalah pribadinya kepada Bapak/Ibu karena anak remaja menganggap bahwa Bapak/Ibu adalah orang yang tepat dibandingkan temannya sendiri sebanyak (73,2%) (tabel 3). Keluarga dengan orangtua tunggal yang memiliki komunikasi fungsional berarti akan meminimalkan stres yang terjadi didalam keluarga, karena keluarga dapat menyelesaikan masalah dengan sehat melalui diskusi atau musyawarah dan mampu mengungkapkan kemarahan secara sehat (Potter & Perry, 2005 dan Friedman, 1998). Komunikasi fungsional dipandang sebagai kunci dari sebuah keluarga yang berhasil dan sehat (Friedman, 1998). Dan dilihat dari pola komunikasi suku Batak (90,2%) yang fungsional dan (9,8%) disfungsional (tabel 4), hal ini dikarenakan suku batak lebih cenderung terbuka, mengungkapkan dan menceritakan masalah yang terjadi dalam dirinya, kejujuran, keterbukaan, dan sikap terus terang, termasuk dalam mengkritik orang

20 50 lain, menghormati orangtuanya, cenderung memecahkan masalah dengan diskusi (musyawarah) diantara orangtua dan anak-anaknya, sehingga hal ini memudahkan keluarga dalam berkomunikasi satu sama lain kepada anggota keluarga lainnya (Sudiharto, 2007). Dari data yang didapat Jenis kelamin lebih banyak perempuan dari pada laki-laki, perempuan (80,5% ) dan laki-laki (19,5%) (tabel 4). Hal ini dikarenakan umur harapan hidup perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki, dan didukung pula apabila seorang wanita merasa mempunyai konflik dalam kehidupannya mereka mencari bantuan seperti diskusi dengan orang terdekat bahkan sampai berkonsultasi pada ahli profesional untuk mencapai pemecahan masalah yang dihadapinya, perempuan lebih cenderung lebih bersifat terbuka, dan menyelesaikan masalah dengan cara berdiskusi dengan keluarga (Gray,2008). Perempuan juga lebih cemas akan ketidakmampuannya dibanding dengan lakilaki, dan hasil penelitian didapati ternyata ada (9,8%) (tabel 2) orangtua tunggal dengan anak remaja yang mempunyai pola komunikasi disfungsional dan mayoritas orangtua tunggal berjenis kelamin laki-laki. Hal ini terkait dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gray (2008) dalam menyatakan bahwa laki-laki cenderung bersifat dominan, aktif, bebas, percaya diri yang tinggi, keras dan yakin pada diri sendiri sehingga sulit untuk mengungkapkan konflik yang terjadi dalam dirinya kepada orang lain, hal ini mengakibatkan laki-laki sulit berkomunikasi dengan anak-anaknya secara baik. Mayoritas penduduk beragama Kristen Protestan (85,4%) (tabel 1), sebanyak (75,6%) memiliki pola komunikasi fungsional dan (9,8%) disfungsional

21 51 (tabel 4). Dari hasil pengamatan bahwa penduduk di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban ini sangat erat dalam persekutuan ibadahnya. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Siahaan (1995), suku Batak yakin bahwa Allah ikut campur dalam segala bidang kehidupan. Jadi, walau suku Batak menyembah berhala atau kekuatan-kekuatan duniawi, muaranya tetap satu: pemujaan terhadap Allah. Nilai yang paling menonjol dari masyarakat Batak adalah kehidupan spiritualitasnya yang tinggi. Suku Batak sangat dekat hubungannya dengan Debata Mulajadi Na Bolon. Suku Batak beranggapan bahwa mereka adalah keturunan langsung Dewata. Itu berarti seorang suku Batak boleh bicara kepada Dewata seakrab seorang anak kepada ayahnya, bahkan boleh meminta seolah-olah itu haknya. Begitu sederhana, lapang dada, jujur hidup ini menurut perasaan mereka, sesuai dengan ciri khas ( penanut) agama primitif. Dengan pendekatan spiritual yang baik maka stress dalam keluarga dapat diminimalkan, dan tentunya mereka akan memiliki kekuatan baru apabila selesai beribadah. Dengan pendekatan ibadah yang baik maka komunikasi dalam keluarga juga akan terjalin menjadi jauh lebih baik, orangtua dan anak-anak akan cenderung lebih bersabar dan akan memiliki koping yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan kehidupan dalam keluarga (Friedman, 1998). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terbanyak responden adalah SMU (41,5%) (tabel 1). Mayoritas responden memiliki pola komunikasi fungsional (36,6%) dan disfungsional (4,9%) (tabel 4). Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2002), bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang

22 52 yang dimilikinya. Setelah mengenyam pendidikan yang tinggi orangtua akan melakukan sosialisasi pendidikan didalam lingkungan keluarga karena sesungguhnya ilmu adalah harta yang tidak bisa ditiru. Dari segi jenis dan kualitas, setiap orang memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Tingkat pendidikan orangtua baik secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi komunikasi antara orangtua dan anak dalam lingkungan keluarga (Gunarsa dan Gunarsa 2004). Hasil penelitian menunjukan bahwa orang yang memiliki pendidikan formal yang rendah dan tidak bekerja memiliki partisipasi yang sedikit pada segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas sekolah anaknya dibandingkan dengan orangtua yang berpendidikan tinggi, hal ini terjadi karena orangtua berperan sebagai pengetahuan, pengembangan karir, dan memberikan fasilitas belajar ( Agung 2009). Mayoritas keluarga bekerja sebagai buruh/petani (97,6%) (tabel 1) dari data didapatkan bahwa (87,8%) memiliki pola komunikasi yang fungsional, dan (9,8%) (tabel 4) memiliki pola komunikasi disfungsional. Berdasarkan pengamatan peneliti dengan orangtua yang bekerja sebagai buruh/petani mayoritas penduduk berkomunikasi dengan anak-anaknya pada waktu malam hari, karena kesibukan orangtuanya yang bekerja dipagi hingga sore hari sebagai buruh/tani anak remaja dapat merasakan bagaimana lelahnya terutama orangtua tunggal yang perempuan bekerja untuk menafkahi seluruh kebutuhan keluarganya. sifat bekerja keras, habis-habisan siang malam. Tetapi sisi lain, orang Batak juga menunjukkan sifat tak sabaran, orang Batak itu sulit menciptakan pekerjaan, dia harus diberi pekerjaan. Dan sesudah pekerjaan diperoleh, dia akan benar-benar

23 53 bekerja keras, banting tulang. Jadi, orang Batak suka pekerjaan- pekerjaan keras yang dipercayakan kepadanya dan mempunyai sifat gotong royong. (Majalah Bona ni Pinasa, Maret 1995 ). Dengan sering berkomunikasi dimalam hari membuat keluarga tersebut dapat memahami kesulitan yang dihadapi dalam keluarga tersebut. Dan dikarenakan kebanyakan orangtua tunggal (60%) disebabkan ditinggal pasangan hidup karena meninggal dan bercerai diatas 10 tahun, jadi anak remaja lebih bisa memahami kesulitan dan kesusahan orangtua tunggal sejak mereka masih berusia anak-anak. Penghasilan keluarga berada pada < Rp (97,6%), apabila penghasilan keluarga pada rentang Rp Rp maka akan lebih mapan dalam hal finansial, hal ini akan meminimalkan konflik ekonomi didalam keluarga, dan keluarga pasti akan mampu memberikan pendidikan yang lebih baik dengan anak-anaknya, dengan pendidikan lebih baik maka akan semakin baik juga anak-anak dalam berkomunikasi kepada orang-orang disekitarnya khususnya antar anggota keluarga. Keadaan sosial ekonomi merupakan salah satu faktor penting pada kehidupan keluarga. Ekonomi keluarga akan digunakan sebagai salah satu pemelihara anak dalam keluarga. Gunarsa dan Gunarsa (2004) menyatakan kondisi keluarga yang memiliki tingkat pendapatan rendah menyebabkan orangtua memperlakukan anak dengan kurang perhatian, penghargaan, pujian untuk berbuat baik dan mengikuti peraturan, kurangnya latihan dari penanaman nilai moral (Agung 2009). Walaupun tidak dipungkiri tentang adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu menderita akibat ekonomi rendah, justru menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya sukses.

24 54 Untuk itu sebagai seorang orangtua tunggal sangat membutuhkan perjuangan yang lebih tinggi dalam membesarkan anak-anaknya selama menjadi orangtua tunggal, baik dalam bidang ekonomi maupun pendidikan, untuk itu dibutuhkan adanya komunikasi yang terbuka, jujur, dan sikap terus terang dalam keluarga agar anak-anak juga dapat mengerti dan memahami akan kebutuhan satu sama lain dan lebih terbuka dalam berkomunikasi dengan anak-anaknya. Orangtua juga akan lebih pandai dalam mengungkapkan emosinya secara sehat, sehingga anak-anak akan merasakan orangtua mereka memang sedang mendidik mereka menjadi individu yang berguna bagi masyarakat (Endang, 2005 dalam Elfrida 2009).

25 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai deskripsi mengenai Pola Komunikasi Orangtua Tunggal dengan Anak Remaja Pada Suku Batak di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut: 6.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pola Komunikasi Orangtua Tunggal dengan Anak Remaja Pada Suku Batak di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai. Responden dalam penelitian ini berjumlah (f=41) orangtua tunggal yang berada di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang bedagai menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga dengan orangtua tunggal adalah fungsional. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh peneliti adalah Pola Komunikasi fungsional (92%), dan Pola Komunikasi Disfungsional (8%). 6.2 Saran Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi yang penting bagi Dosen dan calon tenaga profesional diharapkan mampu melakukan hubungan interpersonal dengan melihat aspek nilai budaya. 55

26 Bagi Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini merupakan fakta bagi praktek keperawatan, sehingga perawat, khususnya perawat keluarga yang berada di komunitas lebih mudah menyampaikan informasi kepada keluarga dengan orangtua tunggal yang memiliki anak remaja pada suku batak karena mereka memiliki komunikasi yang fungsional, yang artinya keluarga terbuka menerima informasi kesehatan yang diberikan oleh perawat sehingga mempermudah dalam melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga Untuk Penelitian selanjutnya Karena penelitian ini dilakukan di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban, maka hasil penelitian kemungkinan kurang dapat mewakili pola komunikasi orangtua tunggal dengan anak remaja di Sumatera Utara, hal ini dikarenakan pola komunikasi itu sendiri dipengaruhi oleh budaya masyarakat. Kemungkinan apabila penelitian ini dilakukan didaerah atau/wilayah yang kemungkinan mayoritas suku Melayu, Padang, Jawa, Aceh dan lain-lain, kemungkinan akan berbeda cara orangtua dan anak remaja dalam berkomunikasi. Oleh sebab itu, jika peneliti selanjutnya berminat melakukan penelitian tentang pola komunikasi keluarga dengan orangtua tunggal anak remaja alangkah baiknya membedakan budayanya dan mempertimbangkan waktu penelitian karena peneliti perlu waktu panjang untuk melakukan penelitian ini sehubungan masyarakatnya bekerja sebagai petani dan hanya orangtua tunggal itu sendiri yang bekerja, peneliti juga kesulitan untuk memahami bahasa batak karena peneliti bersuku

27 57 jawa, diharapkan untuk peneliti selanjutnya lakukan penelitian berdasar suku budaya peneliti sendiri.

BAB III KERANGKA KONSEP. dan dependen (Nursalam, 2008, hal. 55). Variabel independen dalam penelitian ini

BAB III KERANGKA KONSEP. dan dependen (Nursalam, 2008, hal. 55). Variabel independen dalam penelitian ini BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Konsep adalah abtraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara dua variabel independen dan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

Lebih terperinci

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep. Dengan variabel yang diteliti adalah tingkat spiritualitas dengan unsur yang dinilai

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep. Dengan variabel yang diteliti adalah tingkat spiritualitas dengan unsur yang dinilai BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat spiritualitas dan stres pada lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan.

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual BAB 3 KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian menggambarkan stres dan koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang merawat anggota keluarga yang sakit

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut : BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian dijelaskan dalam bentuk bagan, di mana sebagai variabel independen adalah pengetahuan Ibu, dan sebagai variabel dependen adalah tentang

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat yang meliputi faktor ketidakpatuhan sehubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Peran keluarga car 1 Penyedia fasilitas belajar 2 Pendidik 3 Pembimbing Gaya Belajar 4 Model atau teladan hidup Kurang Cukup Baik Visual Auditorial Kinestetik

Lebih terperinci

Surat Persetujuan Menjadi Responden. menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. Penelitian

Surat Persetujuan Menjadi Responden. menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. Penelitian Lampiran 1 Surat Persetujuan Menjadi Responden Nama saya Nanda Sartika, mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga di. lingkungan 15 Pekan Labuhan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga di. lingkungan 15 Pekan Labuhan Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga di lingkungan 15 Pekan Labuhan Saya yang bernama Sri Mardiati Ananda, Nim 091121061

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual.

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Periode ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini 1. Kerangka Penelitian BAB III KERANGKA PENELITIAN Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN Wirdasari Hasibuan*, Ismayadi** ABSTRAK Program pelayanan posyandu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

MEKANISME KOPING PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME DI SDLB NEGERI LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG

MEKANISME KOPING PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME DI SDLB NEGERI LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG MEKANISME KOPING PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME DI SDLB NEGERI 107708 LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG Dewi Permata Suri*,Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 1. Kerangka Konsep Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan perubahan fisik pada masa remaja, dimana variabel independent adalah peran teman sebaya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rencangan deskriptif,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rencangan deskriptif, BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rencangan deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat data faktual tanpa melihat mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan

Lebih terperinci

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN Dewi Sartika Panjaitan*, Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 4. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

OLEH: NORA ROYEKHA SIAHAAN NIM: Puskesmas Buntu Raja Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi.

OLEH: NORA ROYEKHA SIAHAAN NIM: Puskesmas Buntu Raja Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi. LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU LANSIA DAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA PENGGUNA POSYANDU DI PUSKESMAS BUNTU RAJA KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI OLEH: NORA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif frekuentif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Lebih terperinci

Hasil penelitian interaksi sosial remaja. Pernyataan Sl Sr Jr Tp o. 4 Saya bisa menerima kekalahan

Hasil penelitian interaksi sosial remaja. Pernyataan Sl Sr Jr Tp o. 4 Saya bisa menerima kekalahan Hasil penelitian interaksi sosial remaja N Pernyataan Sl Sr Jr Tp o F % f % f % f % 1 Saya aktif dalam kegiatan gotong 4 4.3 19 20.2 57 60.6 14 14.9 royong di lingkungan tempat tinggal saya 2 Saya menyelesaikan

Lebih terperinci

Lampiran 1. JADWAL TENTATIF PENELITIAN

Lampiran 1. JADWAL TENTATIF PENELITIAN 58 Lampiran 1. JADWAL TENTATIF PENELITIAN No Aktivitas Penelitian September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 Minggu

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mendapatkan hasil gambaran secara menyeluruh tentang obyek dan subyek

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan BAB III KERANGKA PENELITIAN 1.1 Kerangka Penelitian Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Berdasarkan hasil studi kepustakaan dapat disusun kerangka

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian, yaitu hubungan dukungan spiritualitas

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 1. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang. Kinerja

Lebih terperinci

INFORMED CONSENT LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

INFORMED CONSENT LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Lampiran 1 INFORMED CONSENT LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Nama peneliti :Desi Julianty Banjarnahor NIM :131101017 Instansi pendidikan Sumatera Utara Judul penelitian :Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang Lampiran-1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bertandatangan Anggita Fahrina Nasution dengan NIM. 091101024 adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (Informed Consent)

Lampiran 1. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (Informed Consent) LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (Informed Consent) Lampiran 1 Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien dalam mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Jalan RS Adenin Adenan Medan. Peneliti: Azura Ikhlashiah 111121080

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep Menurut Notoatmodjo (2012), kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi konsep-konsep serta variabel-variabel yang akan di ukur (diteliti).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yaitu descriptive

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yaitu descriptive BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yaitu descriptive analytic. Descriptive analytic adalah metode untuk menggambarkan atau meringkas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif corelasi yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN ( INFORMED CONCENT ) Pencitraan Perawat Puskesmas yang Diharapkan oleh Masyarakat

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN ( INFORMED CONCENT ) Pencitraan Perawat Puskesmas yang Diharapkan oleh Masyarakat SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN ( INFORMED CONCENT ) Pencitraan Perawat Puskesmas yang Diharapkan oleh Masyarakat Di Masa Akan Datang di Puskesmas Sadabuan Kecamatan Padangsidimpuan Utara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode survey yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena disajikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau rancangan penelitian dan metode pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi. Peneliti melakukan pengukuran variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Terletak di Sebelah Utara jalan, dengan alamat Jalan Wates Km.5.5. Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Terletak di Sebelah Utara jalan, dengan alamat Jalan Wates Km.5.5. Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping berada di Jl Wates

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN Efitri Novalina Siboro*, Iwan Rusdi ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yang bersifat deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional. Jenis penelitian non eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara L A M P I R A N LEMBAR PERSETUJUAN Setelah membaca penjelasan penelitian ini dan mendapatkan jawaban atas pernyataan yang saya ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan penelitian ini, saya mengerti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sedangkan desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional yang merupakan

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Nama Peneliti Judul Penelitian : Dewi Sartika Panjaitan : Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Sosialisasi Remaja di SMA Negeri 15

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Desain penelitian ini dipilih karena peneliti mencoba mencari tahu hubungan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai. BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 2.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien pengguna Jampersal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara variabel bebas (tingkat stress) dan variabel terikat (mekanisme

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara variabel bebas (tingkat stress) dan variabel terikat (mekanisme BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (tingkat stress) dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan desain studi diskriptif korelatif untuk menelaah hubungan antara dua variable pada suatu situasi atau sekelompok subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain non eksperimen dengan rancangan penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan rancangan survei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). intervensi (Nursalam, 2013). Seperti pada penelitian gambaran

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). intervensi (Nursalam, 2013). Seperti pada penelitian gambaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). Survei pada penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan data kuantitatif. Pendekatan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif observasi pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif observasi pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif observasi pada yang bekerja di Ruang Rawat Inap Kelas II dan III RSU PKU Muhammadiyah Bantul.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

Universitas Sumatra Utara

Universitas Sumatra Utara Lembar Persetujuan Menjadi Responden Nama saya adalah Ahmad Syahidin Sinaga, mahasiswa S1 Keperawatan Ekstensi 2012 Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Stres Keluarga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non-eksperimen dengan metode kuantitatif dan menggunakan desain deskriptif. Desain penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan proporsi atau

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka BAB III KERANGKA KONSEP A. Konsep Penelitian Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA Elisa Putri D. Siahaan*, Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive comparative

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subjek (Notoatmodjo, 2005). Di dalam penelitian ini diharapkan mampu

BAB III METODE PENELITIAN. subjek (Notoatmodjo, 2005). Di dalam penelitian ini diharapkan mampu 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Descriptive Korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan antar

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan PENELITIAN BAB III METODE METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan

BAB III KERANGKA KONSEP. dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional (Dahlan,2010) yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan studi yang digunakan yaitu cross sectional yang bersifat deskriptif analitik. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

Penjelasan Tentang Penelitian

Penjelasan Tentang Penelitian Lampiran 1 Penjelasan Tentang Penelitian Saya bernama Monica Sales Sipayung, mahasiswi S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Medan. Saya ingin melakukan penelitian di Desa Pagar Manik dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Penelitian dilakukan untuk mengetahui peran perawat dalam pemenuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 Lembar Persetujuan menjadi Responden Oleh: Yemima Dayfiventy Saya mahasiswa Fakultas Keperawatan, Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Gambaran Stresor dan Koping Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci