BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini"

Transkripsi

1 1. Kerangka Penelitian BAB III KERANGKA PENELITIAN Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen dan dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga, sedangkan variabel dependennya adalah beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Skema 3.1 Kerangka penelitian tentang hubungan dukungan dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami gangguan halusinasi di RSJ pemprovsu Medan Dukungan keluarga: - Dukungan emosional - Dukungan informasi - Dukungan instrumental - Dukungan penilaian Beban Keluarga - Beban Objektif - Beban Subjektif

2 2. Definisi Operasional Tabel 3.3 Definisi operasional N Variabel o 1 Variabel independen: dukungan keluarga 2 Variabel dependen: beban keluarga Definisi operasional Segala bentuk dorongan motivasi, informasi, maupun materi yang diberikan keluarga pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi dalam menjalani regimen terapeutik di RSJ pemprovsu Medan. Segala sesuatu yang yang di tanggung keluarga dan memberatkan keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik di RSJ Pemprovsu Medan. Cara ukur Kuisioner Kuisioner Hasil ukur Baik Kurang Baik Berat Ringan Skala Ordinal Ordinal 3. Hipotesa Penelitian Sebelum penelitian peneliti ingin membuktikan Hipotesa nol (H 0 ) ditolak, setelah dilakukan penelitian terdapat bahwa adanya hubungan dukungan keluarga dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami gangguan halusinasi di RSJ pemprovsu Medan, dengan nilai p=0,026 (<0,05). Ini menunjukkan bahwa Hipotesa nol (H 0 ) ditolak dan Hipotesa alternatif (ha) gagal ditolak.

3 BAB IV METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif korelasional, karena penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan hubungan antar variabel. Pada penelitian ini peneliti mencari, menjelaskan dan menguji suatu hubungan berdasarkan teori yang ada (Nursalam, 2003). 2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga/wali yang memiliki anggota keluarga yang mengalami halusinasi berjumlah 334 orang yang sedang mengikuti regimen terapeutik di RSJ Pemprovsu Medan. 2.2 Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel sedapat mungkin mewakili populasi. Jika jumlah sampel lebih besar dari 100, maka kita dapat mengambil sampel antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana serta sempit luasnya wilayah pengamatan setiap subjek. Pengambilan sampel penelitian ini adalah 15% dari 334 orang yang sedang mengikuti regimen terapeutik yaitu berjumlah 50 orang keluarga/wali yang memiliki anggota keluarga yang mengalami halusinasi yang mengikuti regimen terapeutik di RSJ Daerah Pemprovsu Medan. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel

4 adalah teknik purposive sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti sehingga sampel tersebut mewakili karakteristik populasi. Sampel diperoleh dengan menentukan kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi yang digunakan yaitu : 1) Keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami halusinasi yang dirawat di RSJ Daerah Pempropsu Medan (keluarga besar). 2) Panca indera berfungsi dengan baik. 3) Bisa membaca dan menulis. 4) Bersedia menjadi partisipan sampai penelitian selesai. 3. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 di RSJ Pemprovsu Medan. Alasan peneliti memilih RSJ Pemprovsu Medan karena merupakan lokasi rumah sakit yang dapat dijangkau menggunakan transportasi, dan jumlah pasien yang relatif banyak sehingga dapat memenuhi kriteria sampel yang peneliti inginkan. 4. Pertimbangan Etik Penelitian ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Fakultas Keperawatan dan sebelum dilakukan penelitian/ pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu mengurus prosedur penelitian mulai dari izin dari pihak RSJ Propsu Medan. Karena peneliti menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, maka hakekatnya sebagai manusia harus dilindungi dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam pertimbangan etik yaitu responden

5 mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia bersedia menjadi subjek atau tanpa ada sanksi apapun dan responden tidak mengalami kerugian, peneliti harus memberikan penjelasan dan informasi secara lengkap dan rinci serta bertanggungjawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada responden. Responden tidak boleh didiskriminasi jika menolak untuk melanjutkan menjadi subjek penelitian. Kerahasiaan data responden dijaga, untuk itu perlu adanya Informed concent (meminta kesediaan responden untuk menjadi responden), anonymity (tanpa nama) dan confidentiality (rahasia), lembar tersebut hanya diberi nomor dan kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti dan data-data yang diperoleh dari responden mutlak digunakan untuk keperluan penelitian tidak untuk keperluan yang lain. 5. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Instrumen penelitian terdiri dari 3 bagian yaitu: lembar persetujuan menjadi responden, data demografi, dan kuisioner dukungan dan beban keluarga. Lembar persetujuan berisi tentang kesedian untuk menjadi responden yang meliputi: tanda tangan, tanggal, dan no. responden. Kuisioner data demografi meliputi : jenis kelamin, usia, lama perawatan, penghasilan, pekerjaan, hubungan dengan klien, agama dan suku bangsa. Jenis kuisioner dukungan dan beban keluarga yaitu : dichotomy closed ended dengan skala guttman. Kuisioner dukungan keluarga terdiri dari 10 pertanyaan yang terdiri dari dukungan informasi (nomor 1,4 dan6), dukungan emosional (nomor 2,3 dan 5), dukungan penilaian (nomor 7,10) dan dukungan instrumental (nomor 8 dan 9) dan kuisioner beban keluarga terdiri dari 9

6 pertanyaan yang terdiri dari beban subyektif (nomor 1,4, 6,7,8 dan 9) dan beban obyektif terdiri dari (nomor 2, 3 dan 5). Jika pertanyaan benar diberi nilai 1 dan salah 0, pilihan jawaban pertanyaan di jawab dengan ya atau tidak Validitas dan Reliabilitas Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen di katakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dengan mengungkap variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas yang digunakan pada pengujian ini adalah validitas isi, yakni sejauh mana instrumen tersebut dapat mewakili faktor yang diteliti (Dempsey dan Dempsey, 2002). Instrumen pada penelitian ini sudah dilakukan uji validitas. Uji validitas berupa validitas isi pada tanggal 28 mei 2012 sampai 29 mei 2012 oleh salah seorang staf pengajar yang ahli dalam bidang keperawatan jiwa fakultas keperawatan USU. Uji reliabilitas adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda (Setiadi,2007). Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan alat ukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (azwar 2003). Uji reliabel di ujikan kepada keluarga/wali dari klien yang mengikuti regimen terapeutik yang mengalami gangguan halusinasi di RSJ pemprovsu Medan yang memiliki karakteristik dan kriteria yang sama tetapi orang yang berbeda dengan responden atau sampel penelitian sebanyak 30 orang. Polit dan Beck (2003) menjelaskan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai

7 reliabilitas 0,70. Uji reliabilitas menggunakan uji KR 20, dengan cara memasukkan data untuk mengetahui reliabel dari suatu data untuk melakukan penelitian, dengan menggunakan uji KR 20 maka diperoleh hasil data 0,734 yang menjelaskan bahwa data yang diperoleh reliabel. 6. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti menerima surat izin pengambilan data kepada bagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU pada tanggal 6 juni Kemudian memberikan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dengan memberikan surat izin kepada bagian pengkajian di RSJ Daerah Pemprovsu Medan. Setelah mendapat persetujuan dari pihak RSJ pemprovsu Medan, selanjutnya peneliti izin kepada kepala ruangan poli kesehatan jiwa untuk memperkenalkan diri untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dilakukan kepada kepala ruangan poli kesehatan jiwa RSJ daerah pemprovsu medan untuk melakukan penelitian sampai penelitian selesai. Selanjutnya peneliti mendata pasien halusinasi yang mengikuti regimen terapeutik di RSJ Pemprovsu Medan. Setelah mengetahui data klien yang mengalami halusinasi, peneliti mendatangi keluarga yang sedang menemani anggota keluarganya dalam mengikuti regimen terapeutik. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya penelitian selama ± 5 menit. Kemudian peneliti meminta kesediaan responden untuk menjadi responden penelitian dengan memberikan informed concent dan meminta responden untuk mentandatangani lembar persetujuan responden, sampai penelitian selesai. Selanjutnya peneliti membagikan kuisioner kepada responden

8 dan menjelaskan cara pengisian kuisioner kepada responden. Setiap resonden diberikan waktu ± 10 menit untuk menjawab semua pernyataan pada kuisioner. Setelah responden selesai menjawab semua pernyataan, peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban responden dan menyesuaikannya dengan jumlah kuisioner yang terkumpul. Setelah kuisioner terkumpul, peneliti memberikan kode nomor kuisioner setiap responden dan mulai menganalisis data yang di peroleh sama penelitian dalam jangka waktu ± 1 bulan. 7. Analisa Data Analisa data yang dilakukan yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. 7.1 Analisa Univariat Analisis univariat dimaksudkan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dan karakteristik pasien. Variabel independen yaitu dukungan keluarga dan variabel dependen yaitu beban keluarga dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi (hastono,2007). 7.2 Analisa Bivariat Analisa bivariat dimaksudkan untuk melihat hubungan kedua variabel independen dan variabel dependen. Di dalam penelitian ini analisis bivariat untuk mengetahui hubungan dukungan dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi di RSJ Pemprovsu Medan. Analisis dilakukan secara komputerisasi untuk mengkorelasikan hubungan dukungan dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi di RSJ Pemprovsu Medan dengan menguji hipotesa penelitian (H 0 ) ditolak.uji yang digunakan adalah uji

9 non parametrik yaitu uji korelasi spearman karena variabel independent bersifat kategorik dan variabel dependent bersifat kategorik. Jika nilai p< αα(0,05) maka adanya hubungan yang signifikan maka dapat ditari kesimpulan bahwa dari hasil penelitian Hipotesa nol (H 0 ) ditolak dan Hipotesa penelitian (Ha) gagal ditolak.

10 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Bab ini menguraikan tentang hubungan dukungan dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapetik pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi di RSJ Pemprovsu Medan. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 11 juni Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data dan menggunakan kuisioner terhadap 50 responden yaitu keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami halusinasi dan mengikuti regimen terapeutik di Rumah Sakit Jiwa Pemprovsu Medan. Penyajian data meliputi karakteristik responden, dukungan keluarga dan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik di RSJ Pemprovsu Medan. 1.1 Data Demografi Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengikuti regimen terapeutik di RSJ pemprovsu Medan. Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang keluarga yang mewakili. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden yang mengalami halusinasi (n=50) Karakteristik F % 1. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia 22-32tahun 33-43tahun 44-54tahun 55-65tahun

11 66-76tahun 3.Lama Perawatan 0-1tahun 1-2tahun 2-3tahun 3-4tahun 4-5tahun 5-6tahun Penghasilan < Rp Pekerjaan Wiraswasta Petani Ibu Rumah tangga PNS PRT 6. Hubungan dengan Klien Orangtua Kakak Abang Anak Bibi Istri 7. Agama Islam Kristen Budha Hindu Suku Batak Jawa Melayu Minang

12 India Mandailing Tionghoa Berdasarkan table 5.1 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang (70%). Mayoritas responden berusia 44-54tahun berjumlah 18 orang (36%), selanjutnya mayoritas lama perawatan responden sebanyak 1-2 tahun berjumlah 19 orang (38%). Mayoritas penghasilan responden yang sebanyak Rp berjumlah 32 orang (64%). Adapun mayoritas dari pekerjaan dari responden yaitu sebagai wiraswasta sebanyak 23 orang (46%). Mayoritas hubungan dengan klien yaitu orangtua klien berjumlah 29 orang (58%). Mayoritas responden beragama Islam berjumlah 39 orang (78%). Dan mayoritas responden bersuku jawa berjumlah 15 orang (30%). 1.2 Gambaran Dukungan Keluarga Hasil penelitian dari dukungan keluarga (dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan penilaian) yang mengikuti regimen terapeutik di RSJ pemprovsu Medan. Tabel 5.2 Gambaran dukungan keluarga (n=50) Variabel Mean Median SD Min Max Dukungan emosionall 1,62 2,00 0, Dukungan instrumental Dukungan informasi Dukungan penilaian 1,88 2,00 1,52 2,00 2,00 2,00 0,32 0,72 0, Total dukungan 7,02 8,00 2,

13 Berdasarkan tabel 5.2 diatas hasil dari penelitian seluruh responden (50 orang) dapat dilihat bahwa dukungan keluarga memiliki nilai rata-rata 7,02. Dengan nilai dukungan terendah 2 dan tertinggi 10, meliputi dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan penilaian. 1.3 Gambaran beban keluarga Hasil dari penelitian beban keluarga (beban subjektif dan beban objektif) yang sedang mengikuti regimen terapeutik tahun 2012 di RSJ pemprovsu Medan. Tabel 5.3 Gambaran beban keluarga (n=50) Variabel Mean Median SD Min Max Beban subjektif Beban objektif 3,60 1,42 4,00 1,00 0,85 0, Total beban 5,02 5,00 1, Berdasarkan tabel 5.3 diatas hasil dari penelitian seluruh responden (50 orang) dapat dilihat bahwa beban keluarga memiliki nilai rata-rata 5,02. Dengan nilai dukungan terendah 2 dan tertinggi 8, meliputi dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan penilaian.

14 1.4 Hubungan dukungan keluarga dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi di RSJ pemprovsu Medan. Adapun hasil dari penelitian Hubungan dukungan keluarga dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami gangguan halusinasi di RSJ pemprovsu Medan tertera pada tabel di bawah. Tabel 5.4 Hubungan dukungan keluarga dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami gangguan halusinasi di RSJ pemprovsu Medan tahun 2012 Beban Keluarga Dukungan Keluarga * Uji korelasi Spearman R p n -0,315 0, Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi di RSJ pemprovsu Medan dengan nilai p= 0,026 dan koefisien korelasi -0,315 dimana berdasarkan uji korelasi spearman jika nilai p<0,05 maka ada hubungan antara dua variabel tersebut. 2. Pembahasan 2.1 Data demografi Berdasarkan dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa mayoritas jenis kelamin responden adalah perempuan (70%). Hal ini sesuai dengan pendapat Robinson (1998) dalam friedman (2010) kondisi dimana anggota keluarga khususnya

15 perempuan, memang memainkan peran penting sebagai caregiver primer pada klien. Dimana perempuan terutama yang berperan sebagai seorang ibu, rata-rata mempunyai ketelatenan dan dasar naluri dalam merawat keluarga atau anggota keluarga yang sakit. Kemudian mayoritas responden berusia tahun (36%) yang merupakan orangtua dari klien. Responden termasuk kedalam golongan dewasa madya yang cukup matang dalam pemberian perawatan dirumah. Hal tersebut seiring dengan kondisi bahwa puncak usia 25 dan 44 tahun, dan akan semakin menurun dengan pertambahan usia (Stuart dan Larai, 2005). Sehingga dalam memberikan dukungan bisa cukup optimal dan memahami beban keluarga masih seimbang dengan kemampuan fisik dan psikologisnya. Mayoritas pekerjaan responden adalah wiraswasta (46%). Penelitian Wardaningsih (2007) yang menyatakan tidak adanya hubungan antara pekerjaan dengan beban keluarga. Menurut peneliti kondisi ini terjadi pada keluarga klien yang sedang mengikuti regimen terapeutik ini dikarenakan, dengan jenis pekerjaan yang paling dominan adalah wiraswasta. Sehingga aspek pekerjaan tersebut cukup mendukung tersedianya waktu untuk keluarga klien halusinasi untuk mengikuti regimen terapeutik dan bahkan membawa aspek positif dengan mengajak klien mengikuti aktifitas pekerjaannya tersebut. Mayoritas penghasilan responden adalah (64%). Jumlah penghasilan juga mendukung dalam pelaksanaan regimen terapeutik, karena dengan penghasilan yeng terbatas, bisa mengakibatkan ketidak patuhan dalam mengikuti regimen terapeutik klien yang mengalami halusinasi. Akan tetapi

16 dengan adanya fasilitas jaminan kesehatan, responden sudah bisa menggunakannya dengan baik dalam mengikuti regimen terapeutik. Sehingga salah satu beban keluarga terasa berkurang. Sedangkan mayoritas hubungan responden dengan klien adalah orangtua (55%). Peran sebagai ibu merupakan hubungan emosional yang sangat erat dalam keluarga, hal ini merupakan dukungan keluarga, hal ini merupakan dukungan internal, seperti dukungan dari ayah atau ibu, suami atau istri, atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan eksternal (Friedman, 1998). Hasil penelitian Saunders (2003) bahwa beban keluarga akan terasa lebih berat pada individu yang berhubungan langsung dengan klien. 2.2 Dukungan Keluarga Dukungan keluarga merupakan proses yang terjadi selama hidup dengan sifat dan tipe dukungan yang bervariasi (Friedman, 2010). Diantaranya dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan penilaian dan dukungan instrumental. Dukungan keluarga telihat pada kepatuhan klien dalam mengikuti regimen terapeutik di RSJ pemprovsu Medan. Keluarga akan berupaya untuk memberikan dukungannya kepadaa anggota keluarga yang mengalami halusinasi agar cepat sembuh dan kembali berkumpul dengan keluarga dengan suasana yang lebih baik. Dalam memberikan dukungan keluarga memiliki total nilai rata-rata 7,02, dengan nilai dukungan terendah 2 dan tertinggi nilai dukungan 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih berfungsinya keluarga dalam memberikan dukungan dalam mengikuti regimen terapeutik yaitu fungsi afektif yaitu sebagai fungsi internal keluarga untuk memenuhi kebutuhan psikososial anggota keluarga

17 seperti: saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan dan saling mendukung antar anggota keluarga (Friedman, 2010). Keluarga merupakan orang yang paling dekat dan tempat paling nyaman bagi klien halusinasi. Keluarga dapat membangkitkan semangat dan motivasi untuk berperilaku sehat yaitu dengan memberikan perawatan dan pengobatan yang layak bagi klien. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Anggota keluarga yang mengalami halusinasi tersebut memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan bantuan dan pertolongan jika diperlukan (Friedman, 2010). 2.3 Beban keluarga Beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik meliputi beban subyektif dan beban obyektif. Beban keluarga semakin ringan saat dukungan yang diberikan keluarga dalam kategorik baik. Nilai rata-rata beban keluarga 5,02 dengan nilai total terendah beban 2 dan nilai total tertinggi beban 8. Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata keluarga memiliki beban dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Sesuai dengan pendapat Fountaine (2009) bahwa beban keluarga adalah tingkat pengalaman distress keluarga sebagai efek dari kondisi anggota keluarganya. Beban keluarga terjadi ketika ketidak mampuan satu anggota keluarga secara signifikan mempengaruhi dan fungsinya, sebagaimana perilaku keluarga dan anggota keluarga secara simultan mempengaruhi perjalanan dan karakteristik ketidakmampuan yang di alami oleh salah satu anggota keluarga. Hal

18 tersebut tergambar jelas pada keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Kondisi beban keluarga tersebut juga sesuai dengan WHO (2008) yang menyatakan bahwa anggota keluarga merupakan pihak utama yang menanggung beban fisik, emosional dan finansial karena adanya salah satu anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Dampak langsung yang dirasakan anggota keluarga meliputi penolakan, pengucilan oleh teman, tetangga dan komunitas yang dapat mengakibatkan anggota keluarga cenderung mengisolasi diri, membatasi diri dalam aktivitas sosial dan menolak berpartisipasi dalam kehidupan sosial yang normal. Kegagalan dalam berhubungan sosial sangat mempengaruhi anggota keluarga dalam hal ketersediaan dukungan dari lingkungan sosial. 2.4 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Beban Keluarga Dalam Mengikuti Regimen Terapeutik Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Halusinasi Dukungan keluarga merupakan salah satu cara untuk memotivasi anggota keluarga yang mengalami gangguan halusinasi agar tetap mematuhi pengobatan selama berlangsungnya regimen terapeutik. Dukungan keluarga menjadi faktor utama yang menentukan kepatuhan anggota keluarga dalam mengikuti proses regimen terapeutik. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat bahwa dukungan keluarga bisa menentukan keyakinan dan kesehatan individu serta dapat juga menemukan tentang program pengobatan yang bisa mereka terima (Niven, 2002).

19 Dukungan keluarga meliputi Dukungan Emosional, Dukungan Informasi, Dukungan Penilaian, dan Dukungan Instrumental. Dukungan emosional merupakan bentuk dukungan atau bantuan yang dapat memberikan rasa aman, cinta kasih, membangkitkan semangat, mengurangi putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik (penurunan kesehatan dan kelainan yang dialaminya). Pada klien halusinasi dukungan emosional sangat diperlukan dan akan menjadi faktor sangat penting untuk upaya perawatan dan pengobatan dalam mengontrol masalah halusinasinya. Dari hasil penelitian dapat di lihat bahwa setiap keluarga memberikan dukungan emosionalnya dengan nilai tertinggi 3 (pada skala 0-10). Dapat dijelaskan bahwa dukungan emosional sebagai tujuan koping utama keluarga untuk mencapai suatu tujuan (Friedman, 2010). Tujuan yang dimaksud dalam hal ini adalah dukungan keluarga untuk mengikuti regimen terapeutik dengan patuh sesuai program pengobatan klien. Dukungan Informasi, bentuk dukungan informasi yang di berikan keluarga adalah dengan memberikan saran atau masukan, nasehat atau arahan dan memberikan informasi-informasi penting yang sangat dibutuhkan klien halusinasi dalam upaya meningkatkan status kesehatannya (Friedman, 2010). Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa nilai tertinggi dukungan informasi 3 (pada skala 0-10). Dukungan informasi yang diberikan secara langsung dapat mengurangi beban obyektif, karena beban obyektif merupakan beban keluarga yang berhubungan dengan pelaksanaan merawat salah satu anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Pemberian informasi penting bagi klien halusinasi untuk meningkatkan semangat dan motivasi klien halusinasi agar dapat meningkatkan status

20 kesehatannya secara optimal. Informasi yang jelas akan mudah di pahami oleh klien ataupun keluarga dalam perawatan dan pengobatan bagi anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Dukungan penilaian, dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dukungan penilaian memiliki nilai tertinggi 2 (pada skala 0-10). Menurut Friedman (1998) dukungan penilaian merupakan bentuk afektif keluarga terhadap klien halusinasi yang dapat meningkatkan status kesehatan klien halusinasi. Melalui dukungan penilaian ini, klien halusinasi akan mendapat pengakuan atas kemampuan sekecil dan sesederhana apapun. Dukungan instrumental, Dukungan instrumental keluarga merupakan suatu dukungan atau bantuan penuh dari keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana, maupun meluangkan waktu untuk membantu atau melayani dan mendengarkan klien halusinasi dalam menyampaikan perasannya. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dukungan instrumental memiliki nilai tertinggi 2 (pada skala 0-10). Dukungan instrumental diberikan dalam upaya agar dapat memperhatikan perkembangan klien secara langsung untuk peningkatan perawatan maupun regimen terapeutik klien dengan gangguan halusinasi. Dukungan keluarga sebagai suatu koping keluarga dalam menghadapi masalah satu anggota keluarganya. Dukungan yang dirasakan klien halusinasi dari keluarga dengan patuh mengikuti regimen terapeutik antara lain pemberian obat sampai pengawasan obat untuk mematuhi meminumnya dan merasakan manfaat dari perubahan halusinasi yang dialami salah satu anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat paling nyaman bagi klien halusinasi.

21 Adapun hasil dari penelitian Hubungan dukungan keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik secara keseluruhan ialah adanya hubungan antara dua variabel tersebut, dengan nilai p= 0,026 dan berkorelasi negatif, artinya semakin tinggi dukungan yang di berikan keluarga maka semakin ringan beban yang di alami oleh keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Hasil ini juga menguatkan penelitian terdahulu (suwardiman, 2011) bahwa dengan adanya dukungan keluarga dapat meringankan beban keluarga yang memiliki anggota keluarga yang sedang mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga mengalami halusinasi. Hal ini juga menunjukkan bahwa masih berfungsinya keluarga klien halusinasi terutama fungsi afektif sebagai fungsi internal keluarga untuk memenuhi kebutuhan psikososial anggota keluarga seperti: saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan serta saling mendukung antar anggota keluarga (Friedman, 2010).

22 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk melihat adanya hubungan dukungan keluarga dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami gangguan halusinasi di RSJ Pemprovsu Medan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Berdasarkan data demografi yang di peroleh, rata-rata responden berjenis kelamin perempuan, berusia tahun, lama perawatan 1-2 tahun, penghasilan Rp , pekerjaan sebagai wiraswasta, dan berhubungan dengan klien yaitu sebagai orangtua yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan halusinasi yang mengikuti regimen terapeutik di RSJ Pemprovsu Medan. 2) Dukungan keluarga yang diberikan oleh keluarga secara langsung sudah baik, dukungan yang di berikan berupa dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental dengan kategori baik. 3) Beban keluarga yang dialami keluarga meliputi beban subyektif dan beban obyektif dengan kategori ringan. 4) Dukungan keluarga sangat berpengaruh pada kepatuhan klien dalam mengikuti regimen terapeutik, dengan adanya dukungan dari keluarga dapat membangkitkan motivasi klien dalam mengikuti regimen terapeutik, dan mempercepat proses penyembuhan klien.

23 5) Hubungan dukungan keluarga dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami gangguan halusinasi di RSJ Pemprovsu Medan berpola negatif, yaitu semakin baik dukungan yang diberikan keluarga maka beban semakin ringan. 2. Saran Saran yang dapat di jadikan pertimbangan dari beberapa pihak: 1) Bagi Poli Jiwa Pemprovsu Medan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan untuk pihak rumah sakit agar lebih memperhatikan pelayanan kesehatan, terutama dalam upaya peningkatan intervensi untuk dapat meningkatkan dukungan keluarga. 2. Bagi pendidikan keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dalam memberi dukungan pada keluarga yang memiliki anggota yang mengalami gangguan halusinasi agar beban keluarga terasa ringan. 3. Bagi penelitian keperawatan Dari hasil penelitian yang ada diharapkan agar peneliti selanjutnya: 1) Menganalisis dukungan dan beban keluarga yang paling berpengaruh dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi dalam mengikuti regimen terapeutik. 2) Mengidentifikasi efektivitas dukungan keluarga terhadap proses penyembuhan klien yang mengikuti regimen terapeutik bagi anggota keluarga yang mengalami Halusinasi.

24 3) Mengidentifikasi dukungan keluarga dapat menyebabkan kesembuhan bagi anggota keluarga yang mengalami gangguan halusinasi dengan kriteria kesembuhan. 4. Masyarakat atau keluarga yang merawat di lingkungan masyarakat Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Sehingga meningkatkan motivasi pada keluarga untuk meningkatkan dukungan keluarga pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi dalam mengikuti regimen terapeutik

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI Delia Ulpa*, Mahnum Lailan Nst.** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat yang meliputi faktor ketidakpatuhan sehubungan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual BAB 3 KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian menggambarkan stres dan koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang merawat anggota keluarga yang sakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasi (hubungan/ asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variabel dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pre experiment dengan pendekatan dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan pendidikan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan desain studi diskriptif korelatif untuk menelaah hubungan antara dua variable pada suatu situasi atau sekelompok subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian, yaitu hubungan dukungan spiritualitas

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang Lampiran-1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bertandatangan Anggita Fahrina Nasution dengan NIM. 091101024 adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2003). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2003). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional.kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan. dukungan keluarga dengan kekambuhan klien skizofrenia dimana

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional.kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan. dukungan keluarga dengan kekambuhan klien skizofrenia dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif korelasional.kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan dukungan keluarga dengan kekambuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif

BAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia. Dari seluruh skizofrenia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

Universitas Sumatra Utara

Universitas Sumatra Utara Lembar Persetujuan Menjadi Responden Nama saya adalah Ahmad Syahidin Sinaga, mahasiswa S1 Keperawatan Ekstensi 2012 Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Stres Keluarga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. melalui Sekretaris Daerah Provinsi Istimewa Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. melalui Sekretaris Daerah Provinsi Istimewa Yogyakarta. 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Jiwa Grhasia adalah Rumah Sakit Jiwa yang berada di Jln. Kaliurang Km 17, Pakem, Sleman, Yogyakarta, berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Descriptive Korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka BAB III KERANGKA KONSEP A. Konsep Penelitian Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti memilih tipe pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M Dunda Limboto. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diangkakan (Sugiyono, 2003). Maka jenis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diangkakan (Sugiyono, 2003). Maka jenis penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional bersifat diskriptif analitik (eksplanatori reseach),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau mendeskripsikan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi korelatif antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi deskriptif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Deskripsi peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian non eksperimental atau observasional yang merupakan metode penelitian secara observasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Peran keluarga car 1 Penyedia fasilitas belajar 2 Pendidik 3 Pembimbing Gaya Belajar 4 Model atau teladan hidup Kurang Cukup Baik Visual Auditorial Kinestetik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat correlational dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang) yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis desain penelitian korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan atau

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasional yaitu bentuk analisis terhadap variabel penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan, bentuk atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasi dimana akan menggali persepsi mengenai hemodialisis dengan tingkat kecemasan. Pendekatan yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tilote Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan BAB III KERANGKA PENELITIAN 1.1 Kerangka Penelitian Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Berdasarkan hasil studi kepustakaan dapat disusun kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Jenis ini adalah Survey Analitik yaitu survey atau

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Studi Fenomenologi Pengalaman Keluarga sebagai Cargiver dalam Merawat Pasien Stroke di Rumah Peneliti : Nanda Masraini Daulay

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi 59 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Kerangka konsep merupakan justifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nursalam (2008), desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian adalah keseluruhan dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mendapatkan hasil gambaran secara menyeluruh tentang obyek dan subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 1. Kerangka Konsep Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan perubahan fisik pada masa remaja, dimana variabel independent adalah peran teman sebaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Penelitian deskriptif korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group.

BAB III METODE PENELITIAN. experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitative dengan metode quasy experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Discharge Planning Pada Pasien

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Discharge Planning Pada Pasien LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Discharge Planning Pada Pasien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Saya yang bernama Tantri Mawarni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis rancangan survey yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah desain analitik korelasional. Penelitian bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (Explanatory), yaitu menjelaskan

Lebih terperinci

Tanda Tangan : Tanggal : No. Responden : Universitas sumatera Utara

Tanda Tangan : Tanggal : No. Responden : Universitas sumatera Utara FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Gambaran kebutuhan keluarga pasien yang menunggu keluarganya yang di rawat di ruang ICU RSUP Haji Adam Malik Medan Oleh : Teti Hariani Pane Saya adalah mahasiswi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian non eksperimental. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksprimental yaitu deskriptif korelasional yaitu hubungan antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. eksprimental yaitu deskriptif korelasional yaitu hubungan antara dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non eksprimental yaitu deskriptif korelasional yaitu hubungan antara dua variabel pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif analitik adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2007). Metode penelitian ini berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN Wirdasari Hasibuan*, Ismayadi** ABSTRAK Program pelayanan posyandu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini termasuk rancangan Quasy Experiment untuk menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien diabetes melitus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau rancangan penelitian dan metode pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi. Peneliti melakukan pengukuran variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN ( INFORMED CONCENT ) Pencitraan Perawat Puskesmas yang Diharapkan oleh Masyarakat

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN ( INFORMED CONCENT ) Pencitraan Perawat Puskesmas yang Diharapkan oleh Masyarakat SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN ( INFORMED CONCENT ) Pencitraan Perawat Puskesmas yang Diharapkan oleh Masyarakat Di Masa Akan Datang di Puskesmas Sadabuan Kecamatan Padangsidimpuan Utara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian 73 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan anggota keluarga pada pasien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan cross-sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penilitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci