IDENTIFIKASI MINERAL PADA BATUAN GRANIT DI GEOPARK MERANGIN PROVINSI JAMBI MENGGUNAKAN X-RAY DIFFRACTION (XRD) DAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDENTIFIKASI MINERAL PADA BATUAN GRANIT DI GEOPARK MERANGIN PROVINSI JAMBI MENGGUNAKAN X-RAY DIFFRACTION (XRD) DAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY"

Transkripsi

1 IDENTIFIKASI MINERAL PADA BATUAN GRANIT DI GEOPARK MERANGIN PROVINSI JAMBI MENGGUNAKAN X-RAY DIFFRACTION (XRD) DAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY Sr Oktamulan 1, Samsdar 1, Nasr MZ 1, Nehru 1 1 Prod Fska, Fakultas Sans dan Teknolog, Unverstas Jamb, Jl. Raya Jamb Muara Bulan KM. 15 Mendalo 36361, Indonesa E-mal: sroktamulan@unja.ac.d Abstrak Keragaman geolog (Geodversty) yang dmlk oleh Geopark Merangn provns Jamb menympan berbaga macam batuan, sepert batu Grant. Manfaat batu Grant bag pengembangan ndustr sebaga bahan bangunan sepert dalam pembuatan keramk. Peneltan n bertujuan mengdentfkas mneral pada batuan d Geopark Merangn. Pengamblan sampel batuan pada tga ttk koordnat yang berbeda yang terdentfkas sebaga batuan Grant. Batuan d preparas sampel menjad bubuk menggunakan Jaw Crusher, Pulverzer, dan Sevng Shaker. Identfkas unsur yang terkandung pada batuan sampel dgunakan EDS pada SEM dan XRD untuk menganalss jens dan sfat mneral yang terkandung d batuan berdasarkan pola dfraks yang dhaslkan oleh sampel. Peneltan lokas sampel pertama d Jeram Ladeh terdentfkas memlk tga fasa yatu Olgoclase dan Bytownte merupakan mneral Plagoclase dan Hornblende adalah mneral Amfbol. Kelebhan kandungan Plagoclase dar batuan d Jeram Ladeh n menandakan batuan n merupakan batuan Grandort. Lokas sampel kedua d Teluk Gadang Desa Ar Batu Geopark Merangn memlk tga fasa yatu Kuarsa, Anorthoclase merupakan mneral K-Feldspar dan Muskovt. Kandungan Kuarsa dan K-Feldspar menunjukkan bahwa batuan tersebut berjens batuan Grant. Lokas ketga d Dusun Baru Desa Ar Batu Geopark Merangn memlk empat fasa yatu Kuarsa, Anorthoclase, Mcroclne dan Sandne merupakan mneral K-Feldspar. Kandungan Kuarsa dan K-Feldspar menunjukkan bahwa batuan tersebut berjens batuan Grant. Dar sampel batuan d lokas Geopark Merangn terdapat dua jens batuan terdentfkas Grant dan satu Grandort. Hasl peneltan n dgunakan untuk melengkap data Geodversty Geopark Merangn. Kata kunc: Geopark, Grant, XRD, SEM Abstract [Identfcaton Mneral of Grante at Geopark Merangn of Jamb Provnce usng X-ray Dffracton (XRD) and Scannng Electron Mcroscopy (SEM)] Geodversty of Geopark Merangn Jamb provnce store varous knds of rocks, such as grante. Grante benefts for the development of the ndustry are used as buldng materals such as n the manufacture of ceramcs. Ths study ams to dentfy the mnerals n the rocks n the Geopark Merangn. Rocks samples taken n three dfferent coordnates. Preparaton sample of rock to powder usng a Jaw Crusher, Pulverzer, and Sevng Shaker. Identfcaton of the elements contaned n the rock samples used EDS n SEM and XRD analyze the mnerals contaned n the rocks by the dffracton pattern generated by the sample. The frst sample n Jeram Ladeh dentfed as havng three phases, namely Olgoclase and Bytownte s a mneral Plagoclase and Hornblende s an Amphbole. The second sample n Teluk Gadang has three phases, namely quartz and Anorthoclase s a mneral K-Feldspar and Muscovte. The thrd n Dusun Baru has four phases, namely Anorthoclase, Mcroclne and Sandne s a mneral of K- Feldspar dan Quartz. Rock samples at the ste of Geopark Merangn there are two rock types dentfed Grante and one Grandort. Results of ths research are used to complete the data geodversty Merangn Geopark. Keywords: Geopark, Grante, XRD, SEM PENDAHULUAN Keragaman geolog yang dmlk oleh Geopark Merangn menympan banyaknya batuan alam dantaranya batuan Grant. Batuan Grant merupakan batuan beku yang berasal dar dalam perut bum (muntahan magma) yang berstruktur grantk dan struktur holokrstaln, yang terdr dar elemen kuarsa dan feldspar, sedangkan mneral lannya dalam jumlah kecl sepert bott, muskovt, hornblende, dan proksen (ESDM, 015). Dalam bdang ndustr, pemanfaatan batuan Grant banyak dpaka dalam pembuatan keramk (G. Bayrak, 013) dan bahan beku pembuatan batu has, lanta ataupun ornamen dndng. Energy Dspersve Spectroscopy (EDS) pada Scannng Electron Mcroscopy (SEM) adalah metode untuk menganalss mengetahu komposs data kuanttatf unsur yang terkandung d dalam objek. 1

2 X-ray Dffracton (XRD) adalah metode yang mampu menganalss jens dan sfat mneral tertentu dengan melhat pola dfraks mneral yang dhaslkan. Banyaknya manfaat dar batuan Grant dan kurangnya data batuan yang merupakan grant d Geopark Merangn, sehngga dlakukan peneltan dentfkas mneral Grant pada batuan d Geopark Merangn, Jamb menggunakan EDS pada SEM dan XRD. METODE Metode yang dgunakan adalah metode peneltan lapangan dan metode peneltan laboratorum. Peneltan lapangan dlakukan dengan surve secara langsung d lapangan konds fsk geolog daerah peneltan, mengambl sampel dan memplot lokas pengamblan sampel pada peta lntasan berdasarkan data koordnat kontrol pada Global Poston System (GPS). Batuan Grant dambl dar tga lokas yang berbeda. Pengamblan contoh batuan dlakukan dengan membuat sayatan tps atau mengeruk pada bagan permukaannya krakra 10-0 cm ke arah dalam batuan sehngga pemelharaan batuan dapat terealsas. Peneltan laboratorum dlakukan untuk mengetahu lebh spesfk kandungan mneral dar batuan grant. Peneltan laboratorum n mencakup preparas sampel. Analss komposs unsur dengan metode EDS pada Sem dan analss kandungan mneral dengan metode XRD. Peneltan lapangan dlakukan dengan pengamblan sampel batuan Grant d tga lokas yang berbeda d sepanjang sunga Desa Ar Batu, Geopark Merangn, Jamb. Gambar 1, Gambar dan Gambar 3 menunjukkan lokas batuan yang ddentfkaskan sebaga batuan grant dengan konds berupa warna, tekstur, penyebaran dan mneral lan yang berada dsektarnya. Gambar 1. Lokas pengamblan sampel batu Grant d Jeram Ladeh Desa Ar Batu, Geopark Merangn. Ttk koordnat (X= dan Y= ) Gambar. Lokas pengamblan sampel batu Grant d Teluk Gadang Desa Ar Batu, Geopark Merangn. Ttk koordnat (X= dan Y= ) Gambar 3. Lokas pengamblan sampel batu Grant Pnksh d Dusun Baru Desa Ar Batu, Geopark merangn. Preparas Sampel Preparas sampel merupakan tahapan penghalusan bahan batuan yang ddentfkaskan sebaga batuan Grant atau Grandort menjad bubuk. Alat yang dgunakan adalah 1) Jaw Crusher adalah perangkat menghancurkan yang dgunakan untuk menghancurkan bahan besar dan keras menjad partkel kecl; ). Pulverzer dgunakan untuk menghancurkan sampel batu Grant menjad patkel yang halus atau bubuk hngga berukuran lebh kecl dar 13 mm. dan 3) Sevng Shaker dgunakan untuk penyarngan bahan partkel/bubuk. Batuan Grant dayak menggunakan ayakan berukuran (seve sze) 00 mm x 50 mm. Dameter lubang sektar 6 0,045 mm dengan kata lan bubuk batuan Grant berukuran sektar 6 0,045 mm. Pengujan SEM dan XRD SEM memanfaatkan nteraks antara elektron sumber dengan elektron penyusun sampel yang akan menghaslkan ems elektron ataupun foton. Hasl darnteraks tersebut akan drekam oleh detektor ataupun layar. Hasl data rekaman tersebut dapat dvsualsaskan sehngga dapat menghaslkan morfolog sampel. 13

3 SEM dar Phenom Pro X dlengkap dengan ftur EDS. Alat n memlk pembesaran elektron optkal x, resolus lebh dar 14 nm, penggambaran dan analss pada daya 5 15 kv. Ftur EDS dgunakan menganalss unsur kma yang ada d permukaan materal yang ddeteks dar nla energ snar-x yang dhaslkan. Gambar 4. Alat dan prnsp kerja SEM dar Phenom Pro-X Alat yang dgunakan untuk menentukan mneral pada peneltan n adalah X-ray Dffractometer. XRD merupakan sebuah alat yang dgunakan untuk memerksa struktur krstal dar bahan atau zat yang halus. Adapun komponen skematk proses dfraks snar-x terlhat pada Gambar 5. Gambar 5. Komponen dar alat X-ray dffractometer Karakterstk dar alat X-ray Dffractometer yang dgunakan sebaga berkut: - Tpe alat: PANalytcal X-Pert3 Powder - Logam sasaran snar-x : Cu (Copper) - Tegangan dan arus : 40 kv, 30 ma - Rentang sudut θ : 5,0 o 89,98 o - Pencacahan : 0,04 - Panjang gelombang : 1,54 Å - Ukuran slt : 91 mm - Scan Type : kontnu Pada peneltan n dgunakan metode analss Retveld menggunakan aplkas HghScore Plus database COD (Cystallography Open Database). Keunggulan metode Retveld dapat menganalss dan memsahkan puncak-puncak pola dfraks yang salng bertumpuk dan kompleks. Prnsp dasar metode analss Retveld adalah mencocokkan profl puncak perhtungan terhadap profl puncak pengamatan. Pencocokan profl tersebut dlakukan dengan menerapkan prosedur perhtungan kuadrat terkecl non lnear yang dber syarat batas, yang dapat dnyatakan dalam persamaan berkut: f ( x) w y ( o) y ( c) (1) dengan y (o) adalah ntenstas pengamatan (observaton), y (c) adalah ntenstas perhtungan (calculaton), dan w adalah faktor bobot. Metode Retveld menganggap bahwa setap ttk pada pola dfraks sebaga suatu pengamatan tunggal yang mungkn mengandung kontrbus terhadap sejumlah refleks Bragg yang berbeda dengan membuat model dugaan ntenstas hasl perhtungan, kemudan dmodelkan/dcocokan dengan ntenstas hasl percobaan. Parameter-parameter kecocokan yang dgunakan dalam melhat perkembangan penghalusan Retveld, yatu: Faktor profl R p Faktor profl bobot y y ( o ) y ( c) y ( o) 1/ () w ( ) ( ) o y c R wp (3) w y( o) Indeks goodness of ft (GoF) R wp N P GoF ; Rexp (4) Rexp w y( o) Faktor Bragg R B I ( o) I ( c) I ( o) (5) N adalah jumlah ttk data, P adalah jumlah parameter yang terlbat dalam sebuah penghalusan, Io dan Ic adalah ntenstas terukur dan terhtung untuk sebuah refleks Bragg. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasl karaktersas menggunakan SEM memperlhatkan struktur morfolog dan kandungan unsur dar batuan Grant dan Grandort. Berkut 14

4 adalah hasl nterpretas Batu Grant dengan menggunakan SEM dan EDS d tga lokas sampel. Gambar 6, Gambar 7 dan Gambar 8 menunjukkan data predks unsur yang terdapat d batuan sampel. Batuan d Jeram Ladeh mengandung unsur Oksgen,Slkon, Magnesum, Carbon, Bromne, Calcum, Natrum, dan Flourne. Batuan d Teluk Gadang mengandung Unsur Oksgen, Slkon, Carbon, Alumnum, Bromne, dan Potassum. Batuan d Dusun Baru mengandung unsur Slkon, Oksgen, Bromne, Carbon, Natrum, Potassum, Alumnum, dan Ntrogen. Hornblende adalah mneral Amfbol. Kelebhan kandungan Plagoclase dar batuan d Jeram Ladeh n menandakan batuan n merupakan batuan Grandort. Dar persamaan 1 hngga persamaan 5 dperoleh nla GoF sebesar 1,933, ndeks n menggambarkan tngkat kesesuaan model yang bak dar model yang dpredks dbandngkan dengan data sebenarnya. Gambar 10 adalahh batuan d Teluk Gadang Desa Ar Batu Geopark Merangn memlk tga fasa yatu Kuarsa, Anorthoclase merupakan mneral K- Feldspar dan Muskovt. Kandungan Kuarsa dan K- Feldspar menunjukkan bahwa batuan tersebut berjens batuan Grant. Gambar 11 adalah batuan d Dusun Baru Desa Ar Batu Geopark Merangn memlk empat fasa yatu Kuarsa, Anorthoclase, Mcroclne dan Sandne merupakan mneral K- Feldspar. Kandungan Kuarsa dan K-Feldspar menunjukkan bahwa batuan tersebut berjens batuan Grant. Gambar 6. Hasl karaktersas SEM sampel batu Grant d Jeram Ladeh Gambar 9. Hasl refnement dar pola dfraks snarx sampel batu Grant d Jeram Ladeh Desa Ar Batu, Geopark Merangn Gambar 7. Hasl karaktersas SEM sampel batu Grant d Teluk Gadang Gambar 10. Hasl refnement dar pola dfraks snar-x sampel batu Grant d Teluk Gadang Desa Ar Batu, Geopark Merangn Gambar 8. Hasl karaktersas SEM sampel batu Grant Pnksh d Dusun Baru Gambar 9, Gambar 10 dan Gambar 11 menunjukkan hasl refnement dar pola dfraks snar-x sampel batuan yang terdapat d tga lokas d Geopark Merangn. Gambar 9 menunjukkan batuan d Jeram Ladeh memlk tga fasa yatu Olgoclase dan Bytownte merupakan mneral Plagoclase dan Gambar 11. Hasl refnement dar pola dfraks snar-x sampel batu Grant Pnksh d Dusun Baru, Desa Ar Batu, Geopark Merangn 15

5 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa Batuan d Jeram Ladeh memlk tga fasa yatu Olgoclase dan Bytownte merupakan mneral Plagoclase dan Hornblende adalah mneral Amfbol. Kelebhan kandungan Plagoclase dar batuan d Jeram Ladeh n menandakan batuan n merupakan Grandort. Dar persamaan 4.1 hngga persamaan 4.4 dperoleh nla GoF sebesar 1,933, ndeks n menggambarkan tngkat kesesuaan model yang bak dar model yang dpredks dbandngkan dengan data sebenarnya. Batuan d Teluk Gadang Desa Ar Batu Geopark Merangn memlk tga fasa yatu Quartz, Anorthoclase merupakan mneral K-Feldspar dan Muskovt. Kandungan Quartz dan K-Feldspar menunjukkan bahwa batuan tersebut berjens Grant. ndeks GoF sebesar 3,19 yang menggambarkan tngkat kesesuaan model yang bak. Batuan d Dusun Baru Desa Ar Batu Geopark Merangn memlk empat fasa yatu Quartz, Anorthoclase, Mcroclne dan Sandne merupakan mneral K-Feldspar. Kandungan Quartz dan K-Feldspar menunjukkan bahwa batuan tersebut berjens Grant. ndeks GoF sebesar 3,69 yang menggambarkan tngkat kesesuaan model yang bak. Ca 3, 44Na 0, 56Al 7, 36S 8, 64O 3, 00 Tabel 4.1 Data Mneral batuan d tga lokas sampel Geopark Merangn yang dolah menggunakan aplkas HghScore Plus Batuan Jeram Ladeh Desa Ar Batu Geopark Merangn Mneral Olgoclase Hornblende Bytownte Na 1, 64 Ca 0, 36 Al, 36 S 5, 64 S 14, 56 Al, 00 Mg 6, 98 Fe, 66 Formula O 16, 00 T 0, 1 Ca 3, 3 Na 1, 5 Mn 0, 04 K 0, 03 H 4, 00 O 47, 60 F 0, 40 Sstem krstal Trclnc Monoclnc Trclnc a[å]= 7,13 b[å]= 7,47 a[å]= 9,86 b[å]= 18,06 a[å]= 8,156 b[å]= 8,80 Parameter ks c[å]= 7,68 c[å]= 5,3 c[å]= 9,50 α= 115 o α= 89,93 o β= 107 o γ= 100 o β= 104,9 o γ= 90 o β= 83,39 o γ= 84,1 o Berat fraks(%) R (expected) 9,035 R (profl) 9,764 R (weght profl%) 1,56 GoF 1,933 Batuan Teluk Gadang Desa Ar Batu Geopark Merangn Mneral Anorthoclase Quartz Muscovte Formula Al.00 S 6.00 Na 1.70 K 0.30 O S 6.00 O 6.00 K 3.00 Al 9.00 S 9.00 O Sstem krstal Trclnc Trgonal (hexagonal axs) Trgonal (hexagonal axs) a[å]= 7,13 b[å]= 7,66 a[å]= 4,911 b[å]= 4,911 a[å]= 5,06 b[å]= 5,06 Parameter ks c[å]= 7,53 c[å]= 5,403 c[å]= 30,03 α= 115 o β= 100 o γ= 107 o β= 90 o γ= 10 o β= 90 o γ= 10 o Berat fraks(%) R (expected) 11,83 R (profl) 16,18 R (weght profl%) 1,15 GoF 3,19 Batuan Pnksh Dusun Baru Desa Ar Batu Geopark Merangn 16

6 Mneral Anorthoclase Quartz Mcroclne Sandne Formula Al.00 S 6.00 Na 1.70 K 0.30 O S 6.00 O 6.00 K 1, 90 Na 0, 10 Al, 00 S 6, 00 O 1 K 4, 00 Al 4, 00 S 1, 00 O 3, Sstem krstal Trclnc Trgonal (hexagonal axs) Trclnc monoclnc a[å]= 7,11 b[å]= 7,7 a[å]= 4,911 b[å]= 4,911 a[å]= 7,1 b[å]= 7,67 a[å]= 8,56 b[å]= 1,9 Parameter ks c[å]= 7,70 c[å]= 5,403 c[å]= 7,87 c[å]= 7,1 α= 11 o β= 115 o γ= 90 o β= 90 o γ= 10 o β= 104 o γ= 103 o β= 115,9 o γ= 90 o Berat fraks(%) R (expected) 1,68 R (profl) 19,91 R (weght profl%) 4,56 GoF 3,69 6, 00 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan peneltan yang telah dlakukan, maka dapat dtark beberapa kesmpulan, d antaranya adalah: 1. Identfkas sampel batuan d Geopark Meragn d lokas Jeram Ladeh (X= dan Y=975970) berwarna puth keabuan mengandung unsur Oksgen,Slkon, Magnesum, Carbon, Bromne, Calcum, Natrum, dan Flourne. batuan memlk tga fasa yatu Olgoclase, Bytownte, dan Hornblende.. Batuan Teluk Gadang (X= dan Y= ) berwarna coklat mengandung Unsur Oksgen, Slkon, Carbon, Alumnum, Bromne, dan Potassum. Batuan memlk tga fasa yatu Kuarsa, Anorthoclase dan Muskovt. 3. Dusun Baru (X= dan Y=975988) berwarna merah muda (pnksh) mengandung unsur Slkon, Oksgen, Bromne, Carbon, Natrum, Potassum, Alumnum, dan Ntrogen. Batuan d Dusun Baru memlk empat fasa yatu Kuarsa, Anorthoclase, Mcroclne dan Sandne merupakan mneral K- Feldspar. 4. Batuan d Teluk Gadang dan Dusun Baru adalah batu Grant sedangkan d Jeram Ladeh adalah batu Grandort. DAFTAR PUSTAKA Bajl, kk Karaktersas mneral pada batu Grant d sektar gunung merap daerah Sumatera Barat menggunakan X-ray Dffracton (XRD). Pllar of Physcs, vol 1, hal Bayrak, G, dkk Grante based glass-ceramc materals. ACTA Physca polonca No. proceddng of the 3rd nternatonal congress APMAS013. Turkey. Bob, B, He Two Dmensonal X-ray Dffracton. Canada: John Wley and Sons. Two dmensonal X-ray Dffracton. John Wley and Sons. Canada. Arkunto, S Prosedur Peneltan. Jakarta: Rnneka Cpta Wurjanto, Ddy. 01. Manajemen kolaboras Percepatan Geopark Merangn Jamb. Semnar Pemberdayaan dan penyebaran nformas bdang geolog, pemanfaatn dan pengembangan keragaman geolog untuk pembangunan yang berkelanjutan. Bandung. www. Tekmra.esdm.go.d/bata pertambangan mneral dan batu bara/profl grant, 8 januar 015. UCAPAN TERIMAKASIH 1. Prod Fska, Fakultas Sans dan Teknolog, Unverstas Jamb.. Bantuan dana PNBP DIKTI tahun anggaran

KARAKTERISASI STRUKTURAL MATERIAL HEKSAGONAL MESOPORI-MESOSTRUKTUR

KARAKTERISASI STRUKTURAL MATERIAL HEKSAGONAL MESOPORI-MESOSTRUKTUR Prosdng Semnas Peneltan, Penddkan dan Penerapan MIPA, MIPA-UNY, Yogyakarta 8 Pebruar 005 KARAKTERISASI STRUKTURAL MATERIAL HEKSAGONAL MESOPORI-MESOSTRUKTUR Oleh : Har Sutrsno Jurdk Kma, MIPA, Unverstas

Lebih terperinci

ANALISIS KUANTITATIF DATA DIFFRAKSI SINAR X FASA KERAMIK CRYSTOBALLITE BERBASIS SILIKA SEKAM PADI DENGAN METODE RIETVELD

ANALISIS KUANTITATIF DATA DIFFRAKSI SINAR X FASA KERAMIK CRYSTOBALLITE BERBASIS SILIKA SEKAM PADI DENGAN METODE RIETVELD ANALISIS KUANTITATIF DATA DIFFRAKSI SINAR X FASA KERAMIK CRYSTOBALLITE BERBASIS SILIKA SEKAM PADI DENGAN METODE RIETVELD Smon Sembrng E-mal: sembrng@unla.ac.d Penuls Smon Sembrng adalah adalah staf pengajar

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi 15 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlaksanakan d hutan rakyat kayu bawang yang terdapat d tga Desa, yatu Desa Pasar Pedat d Kabupaten Bengkulu Tengah, Desa Sawang Lebar dan Desa Dusun

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Dagram Alr Peneltan Materal Amorph Magnetk (Fe 73 Al 5 Ga 2 P 8 C 5 B 4 S 3 ) Ekspermen DfraksNeutron (I vs 2theta) Smulas Insalsas atom secara random Fungs struktur, F(Q) Perhtungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat 10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan dlaksanakan d kawasan PT. Kencana Sawt Indonesa (KSI), Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat sebaga lokas pengamatan dan pengamblan data. Pengolahan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

Interpretasi data gravitasi

Interpretasi data gravitasi Modul 7 Interpretas data gravtas Interpretas data yang dgunakan dalam metode gravtas adalah secara kualtatf dan kuanttatf. Dalam hal n nterpretas secara kuanttatf adalah pemodelan, yatu dengan pembuatan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE NELSON-RELAY DAN METODE COHEN UNTUK MENENTUKAN PARAMETER KISI SERBUK SILIKON

PERBANDINGAN METODE NELSON-RELAY DAN METODE COHEN UNTUK MENENTUKAN PARAMETER KISI SERBUK SILIKON PERBANDINGAN METODE NELSON-RELAY DAN METODE COHEN UNTUK MENENTUKAN PARAMETER KISI SERBUK SILIKON Dsusun oleh : ERWANTINI M 0205023 SKRIPSI Dajukan untuk memenuh sebagan persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci