STANDAR UKURAN DAN FUNGSI RUANG BERSAMA PADA RUSUNAWA CIMINDI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STANDAR UKURAN DAN FUNGSI RUANG BERSAMA PADA RUSUNAWA CIMINDI"

Transkripsi

1 Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik rsitektur Itenas No.XX Vol. XX Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Januari 2016] STNDR UKURN DN FUNGSI RUNG ERSM PD RUSUNW CIMINDI RFN FUZI SUJN, TEGUH PRSETI, IMM YITURI PRIMDI, LUTHFN NZIR LKHIRI, DIN DUHIT Jurusan Teknik rsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Eail : uziapank@gail.co STRK Konsep hunian vertikal seperti aparteen, kondoiniu dan ruah susun terbentuk akibat eningkatnya kebutuhan tepat tinggal di kota, naun lahan yang tersedia seakin terbatas. Pada konsep hunian vertikal sering sekali diteukan perasalahan akibat perubahan pola hunian dari bentuk horisontal enjadi bentuk vertikal, salah satunya adalah penggunaan ruang bersaa. Ruang bersaa adalah ruang yang dipergunakan bersaa, dapat berupa koridor, tangga, ruang terbuka hijau, parkir, dan jalan. Metoda observasi digunakan pada penelitian ini untuk ebandingkan ukuran dan fungsi ruang bersaa pada Ruah Susun Sederhana Sewa Ciindi dengan standar yang ditetapkan. Ruang bersaa sering kali engalai ketidak sesuaian, baik standar aupun fungsinya yang diakibatkan oleh perbedaan karakter sosial dan budaya penghuni yang berbeda-beda. Hal tersebut engakibatkan perbedaan cara pandang terhadap penggunaan ruang bersaa yang direncanakan untuk eenuhi kebutuhan penghuni ruah susun. Pada kenyataannya ruang bersaa eiliki lebih dari satu fungsi tidak hanya untuk kepentingan publik tapi juga digunakan untuk kepentingan pribadi. Peran seorang rsitek sangat diperlukan untuk dapat ebuat solusi bagaiana ruang bersaa dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Kata Kunci : Ruang ersaa, Ruah Susun, Standar dan Fungsi STRCT The concept of vertical housing such as apartents, condoinius, and flats are fored due to the housing needs in the city that is growing but with liited land available. Probles that often found on the concept of vertical housing arising fro changes in the occupancy pattern of horizontal fored into a flat shape, one of the is shared space. The shared space is a public space that is used together, in the vertical housing its ay include corridors, staircases, open green spaces, parking and roads. Observation ethod used in this study to copare the shared space at Rusunawa Ciindi with established standards. The shared space often experience a discrepancy, both standard and function caused by social and cultural character different. This resulted in differences in the perception of the use of the shared space planned to eet the needs of residents in the end have ore than one function. In fact, the shared space have any function not only for the public interest, but also used for private purposes. The role of an architect is needed to be able to offer a solution how the shared space can be functional according to its function. Keywords: Shared Space, Flats, Standard and Function Jurnal Reka Karsa 1

2 rfan dkk, 1. PENDHULUN Perkebangan ruah susun di Indonesia, khususnya di kota andung ulai dijadikan prioritas. Naun eningkatnya pebangunan ruah susun tidak di ikuti dengan desain yang eperhatikan ruang yang digunakan untuk enapung aktivitas penghuni ruah susun, salah satu upaya untuk encegah hal tersebut adalah dengan enyediakan ruang bersaa. Dengan enerapkan kriteria standar ruang yang tepat, diharapkan ruang bersaa dapat eenuhi kebutuhan bagi penghuni ruah susun. Dala penelitian ini diabil ruah susun sederhana sewa Ciindi sebagai kasus karena diduga ruang bersaa cenderung digunakan untuk kepentingan pribadi dan ukurannya pun diduga tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan. pa saja ruang bersaa yang terdapat di Rusunawa Ciindi dan bagaiana penggunaan ruang bersaa tersebut? pakah ruang bersaa yang terdapat di Rusunawa Ciindi sudah eperhatikan standarisasi ukuran dan fungsi? 1.1 Ruah Susun 2. KJIN TEORI Ruah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dala suatu lingkungan yang terbagi dala bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dala arah horizontal aupun vertikal dan erupakan satuan-satuan yang asing-asing dapat diiliki dan digunakan secara terpisah, terutaa untuk tepat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersaa, benda bersaa, dan tanah bersaa (UU No. 20 Tahun 2011). 1.2 Persyaratan Ruah Susun Menurut Peraturan Menteri No 05 Tahun 2007 dala ab 1 Sub-bab Kreteria Perencanaan, ruah susun dala perencanaannya dituntut untuk eenuhi beberapa syarat yang dibagi enjadi dua yaitu kriteria secara uu dan kriteria secara khusus. Kriteria secara uu enjelaskan bahwa ruah susun sederhana bertingkat tinggi harus eenuhi perencanaan bangunan yang eperhatikan persyaratan efisen, terjangkau dan sederhana serta dapat endukung peningkatan kualitas lingkungan sekitar. Selain itu ruah susun harus eiliki kreatif desain yang dapat enekan biaya operasional dan peeliharaan ruah susunnya sendiri dan ruah susun harus dibangun dala waktu yang singkat dengan desain yang baik. dapun kriteria secara khusus ruah susun harus eperhatikan hal kecil hingga besar bahkan hal yang lebih detail. Dala kriteria khusus ini ruah susun harus eperhatikan assa bangunan dengan eunculkan identitas setepat pada wujud arsitektur. Selain eperhatikan asa bangunan, ruah susun juga harus epertibangkan identitas setepat dan harus eenuhi syarat yang diatur dala peraturan enteri yang berkaitan dengan fasilitas, sirkulasi, aterial, struktur utaa bangunan, hingga standarisasi ukuran yang harus dipenuhi. Salah satunya terdapat ruang yang harus disediakan untuk fasos, fasek, dan fasu contohnya pengadaan ruang bersaa. Ruang bersaa eiliki aturan tertentu harus disediakan disetiap 3 lantai bangunan ruah susun sederhana. Jurnal Reka Karsa 2

3 Standar Ukuran dan Fungsi Ruang ersaa Pada Rusunawa Ciindi 1.3 Ruang ersaa Ruang bersaa, atau beberapa pendapat engatakan dapat disebut sebagai Shared Space (Pangarsa, GW, & Prijotoo, J, 2006) diaknai sebagai suatu ruang yang terbatas yang digunakan oleh untuk efasilitasi interaksi antara penduduk dari suatu kounitas. Ruang bersaa dapat disebut sebagai sebuah wadah yang enapung berbagai kegiatan kebersaaan asyarakat (baik yang positif aupun yang negatif) didala eenuhi kebutuhan ekonoi / sosial / budaya warganya (Darniawati, R, 2000). 1.4 Persyaratan Ruang ersaa Pengklasifikasian ruang bersaa disini didasarkan pada kondisi keberadaan ruang-ruang pada kasus studi Rusunawa Ciindi yang difungsikan serta digunakan secara bersaa-saa. dapun ruang bersaa diklasifikasikan enjadi dua kategori berdasarkan letak lokasinya yaitu Ruang ersaa di dala angunan dan Ruang ersaa di luar angunan (Praudito, S, 2010). Ruang bersaa yang terasuk dala kategori ruang bersaa di dala bangunan isalnya koridor antar unit bangunan dan ruang duduk. Sedangkan untuk ruang bersaa di luar angunan beberapa diantaranya yang terasuk adalah taan/rth serta lapangan olahraga. 3.1 Ruang ersaa Dala angunan a. Koridor 3. HSIL DN PEMHSN Koridor erupakan ruang bersaa yang berfungsi sebagai penghubung antara dua sisi satuan ruah susun sederhana. Terdapat beberapa pola koridor yang ungkin ada pada sebuah bangunan verrtikal dengan fungsi hunian. Diantaranya, exterior corridor, interior corridor, ultiple exterior access, ultiple interior access, tower dan ulti tower (SNI tentang tata cara perencanaan ruah susun odular). erdasarkan polanya, koridor yang terdapat pada Rusunawa Ciindi adalah Interior Corridor. Koridor pada Rusunawa Ciindi tipikal di setiap towernya (lihat tabel 1). Tabel 1 nalisis Standar Koridor Pada Setiap Tower Koridor Tower Tower Standarisasi Pengguna Ukuran Fungsi nak Reaja Dewasa Lebar bersih antara dinding dengan kolo ialah 1.50 Lebar bersih antara dinding dengan kolo ialah 1.50 Terdapat kursi pada bagian depan unit hunian Sebagai sirkulasi penghuni ruah susun Tepat interaksi antara penghuni tower Tepat enyipan barang pribadi Sebagai sirkulasi penghuni ruah susun Tepat interaksi antara penghuni tower Tepat enyipan barang pribadi Tepat parkir kendaraan sepeda rena berain anak Terdapat kursi pada bagian depan unit hunian Jurnal Reka Karsa 3

4 rfan dkk, Tower C Tower D Lebar bersih antara dinding dengan kolo ialah 1.50 Lebar bersih antara dinding dengan kolo ialah 1.50 Sebagai sirkulasi penghuni ruah susun Tepat interaksi antara penghuni tower C Tepat enyipan barang pribadi Terdapat kursi pada bagian depan unit hunian Sebagai sirkulasi penghuni ruah susun Tepat enyipang barang barang pribadi Sebagai tepat interaksi penghuni tower D Terdapat kursi pada bagian depan unit hunian Potongan - Gabar 1 nalisis Koridor pada Rusunawa Ciindi Koridor ini dapat engakoodasi dua orang untuk sirkulasi dengan lebar bersih koridor 150 c (lihat gabar 1), sudah encukupi standar berdasarkan data arsitek yaitu Koridor untuk sirkulasi dua orang dengan satu sayap diana pintu asuk ruangan ebuka kedala ruangan, jarak bersih inial adalah Detail - Gabar 2 nalisis Potongan Koridor Rusunawa ciindi Koridor ini juga digunakan oleh penghuni untuk berbagai aca fungsi (lihat gabar 2) seperti enyipan barang, kursi untuk duduk-duduk dan eneria tau, tepat engobrol dan berain. Kebiasaan ini enunjukan proses adaptasi yang terjadi pada penghuni akibat peralihan dari hunian horisontal ke hunian vertikal, diana pada hunian horisontal ereka eiliki halaan depan ruah yang erupakan hak ereka, naun tidak deikian pada hunian vertikal. Jurnal Reka Karsa 4

5 Standar Ukuran dan Fungsi Ruang ersaa Pada Rusunawa Ciindi View View Pada bagian koridor juga terbentuk suatu ruang yang tidak terdefiniskan akibat pola sirkulasi yang terjadi (lihat gabar 3). Ruang ini keudian dianfaatkan sebagai tepat penyipanan barang tidak terpakai dan area enjeur pakaian oleh penghuni Rusunawa.Sehingga eberikan dapak visual negatif dan enghalangi cahaya serta penghawaan alai dari luar. b. Tangga Tangga Standarisasi Pengguna Tower Lebar bersih tangga 1.30 Julah anak tangga 19 buah Tinggi anak tangga 15 c Lebar bordes 1.20 Type tangga U Gabar 3 nalisis Ruang Negatif pada Koridor Tabel 2 nalisis Standar Tangga Pada Setiap Tower Ukuran Fungsi nak Reaja Dewasa Sebagai sirkulasi penghuni ruah susun Sebagai tangga biasa sekaligus tangga darurat Tower Lebar bersih tangga 1.30 Julah anak tangga 19 buah Tinggi anak tangga 15 c Lebar bordes 1.20 Type tangga U Sebagai sirkulasi penghuni ruah susun Sebagai tangga biasa sekaligus tangga darurat nak tangga sebagai tepat duduk anak-anak Terdapat penyipanan tepat sapah pada bordes Tower C Lebar bersih tangga 1.30 Julah anak tangga 19 buah Tinggi anak tangga 15 c Lebar bordes 1.20 Type tangga U Sebagai sirkulasi penghuni ruah susun Sebagai tangga biasa sekaligus tangga darurat nak tangga sebagai tepat duduk anak-anak Tower D Lebar bersih tangga 1.30 Julah anak tangga 19 buah Tinggi anak tangga 15 c Lebar bordes 1.20 Type tangga U Sebagai sirkulasi penghuni ruah susun Sebagai tangga biasa sekaligus tangga darurat nak tangga sebagai tepat duduk anak-anak Jurnal Reka Karsa 5

6 rfan dkk, Detail - Keyplan Potongan - Gabar 4 Desain dan Posisi Tangga Pada Rusunawa Ciindi terdapat dua tangga yang berfungsi sebagai tangga uu juga sebagai tangga kebakaran (lihat gabar 4). Untuk lebar tangga Rusunawa Ciindi ini sudah cukup eadai dan telah elebihi standar inial yang di tentukan dala (pasal 18 Peren PU no. 60/PRT/1992) yaitu lebar berguna dan bordes sekurang-kurangnya 120 c dan total tinggi railing yang diiliki tangga ini adalah 90 c, diensi ini sudah encukupi standar railing (pagar pengaan) dengan ketinggian c 120 c (lihat gabar 5). Gabar 5 Diensi Tangga (kiri) dan Railling (kanan) Suber : Survey Lapangan tg.l Naun, secara fungsi tangga pada Rusunawa Ciindi tidak eenuhi standar, karena tidak terdapat tangga khusus kebakaran yang terlindung dala suatu konstruksi yang dapat bertahan terhadap kebakaran selaa 2 ja. Gabar 6 Tepat sapah pada bordes (kiri); tepat berain anak-anak (kanan) Suber : Survey Lapangan tg.l Jurnal Reka Karsa 6

7 Standar Ukuran dan Fungsi Ruang ersaa Pada Rusunawa Ciindi Dala kesehariannya tangga pada lantai dasar Rusunawa ciindi juga digunakan sebagai tepat duduk dan berain oleh anak-anak penghuni Rusun (lihat gabar 6). Prilaku ini disebabkan oleh tidak tersedianya ruang berain atau taan yang eadai untuk berinteraksi dan bersosialisasi pada Rusunawa Ciindi 3.2 Ruang ersaa Luar angunan a. Jalan Jalan utaa yang dijadikan sirkulasi pada area ruah susun eiliki lebar yang sesuai dengan standar/syarat yaitu 3.5 (lihat tabel 3). Naun tidak terdapat trotoar untuk pejalan kaki sehingga sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan berotor berada di jalur yang saa dan diensi lebar jalan berkurang dikarenakan adanya parkir pada bahu jalan (lihat gabar 7). Tabel 3 nalisis Diensi Eleen-Eleen Jalan pada Lingkungan Rusun Naa Jalan Jalan Menuju area parkir Jalan antara tower dan Jalan antara tower dan C Jalan antara tower C dan D Diensi dari Eleen-eleen Jalan Perkerasan ahu jalan Pendestrian Trotoar standar data standar data standar data standar data Kesipulan Diensi sudah eenuhi Diensi sudah eenuhi Diensi sudah eenuhi Diensi sudah eenuhi Keyplan Potongan Keyplan Gabar 7 nalisis Potongan Jalan dala Koplek Rusunawa 1 Jurnal Reka Karsa 7 Potongan

8 rfan dkk, Jalan yang digunakan untuk pejalan kaki dan pengguna otor enuju tower sudah eenuhi syarat diana untuk pejalan kaki berukuran 2.1 dan untuk kendaraan roda dua 1 (lihat gabar 8). Naun pada jalan kendaraan fungsi lain yang terjadi adalah digunakan sebagai jalur pejalan kaki dan sirkulasi anak berain sepeda sehingga berukurangnya diensi ukuran yang seharusnya. Keyplan Potongan - Potongan - Gabar 8 nalisis Kondisi Jalan dala Koplek Rusunawa 2 b. Parkir Pada Ruah Susun Sederhana Sewa Ciindi sarana parkir dibagi enjadi dua fungsi diana terdapat fungsi untuk penghuni ruah susun dan untuk tau ruah susun (lihat tabel 4). Tabel 4 nalisis Ukuran dan Fungsi Parkir Pada Setiap Tower Parkir Tower Tower Tower C Tower D Standarisasi Pengguna Ukuran Fungsi Tau Penghuni Pengelola Kapasitas dapat enapung±60 Kapasitas dapa tenapung ±60 Kapasitas dapa tenapung ±60 Kapasitas dapat enapung ±60 Sebagai tepat parkir Sebagai parkir kendaraan roda dua rena berain sepeda anakanak penghuni ruah susun Sebagai tepat parkir rena berain anak-anak penghuni ruah susun Sebagai tepat parkir rena berain anak-anak penghuni ruah susun Jurnal Reka Karsa 8

9 Standar Ukuran dan Fungsi Ruang ersaa Pada Rusunawa Ciindi Parkir kendaran roda dua pada rusunawa Ciindi eenuhi syarat yang ditentukan dala Peren No 05/PRT/2007 bahwa 1 space parkir elayani 1 unit parkir. Dengan julah 80 kendaraan pada setiap tower dan terdapat 192 unit hunian dari 4 tower aka terpenuhi kebutuhan parkir roda 2. kan tetapi fungsi parkir kendaraan roda dua bukan hanya digunakan sebagai tepat parkir akan tetapi digunakan juga sebagai arena berain yang tidak direncanakan (lihat gabar 9). Detail - Detail - Keyplan Potongan Parkir kendaraan roda epat pada rusunawa Ciindi tidak dapat eenuhi syarat yang di tentukan dala Peren No 05/PRT/2007 diana satu space parkir elayani lia unit hunian, hasil analisa perhitungan parkir kendaraan roda epat tidak dapat eenuhi kriteria tersebut. c. Ruang Terbuka Hijau Gabar 9 nalisis Kondisi Parkir di Rusunawa Ciindi Gabar 10 rea Ruang Terbuka Hijau di Rusunawa Ciindi Jurnal Reka Karsa 9

10 rfan dkk, Ruang terbuka hijau atau taan pada Rusunawa Ciindi pada awal perencanaan sangatlah diperhatikan sehingga dapat eenuhi kritreia diana luas dari ruang terbuka hijau harus sekurang-kurangnya 20% dari luas lahan yang dibangun (lihat gabar 10). Naun keadaan lapangan dan kebutuhan penghuni ruah susun enyebabkan tergunakannya sebagian dari ruang terbuka hijau untuk fungsi lain. Pengguna sebagian ruang terbuka hijau enjadi area jeur pakaian yang berada diantara tower dan D dan pengguna lahan ruang terbuka hijau untuk penyiapanan utilitas bangunan seperti groundtank (lihat gabar 11). Peralihan RTH enjadi area jeur Peralihan RTH enjadi area utilitas Gabar 11 nalisis Peralihan Fungsi Ruang Terbuka Hijau Selain penggunaan area jeur pakaian dan area utilitas ruang terbuka hijau pada rusunawa Ciindi digunakan juga sebgai area parkir yang tidak terencana, eskipun asaih dapat enyerap air akan tetapi hal ini eperlihatkan kurang terencananya area parkir, hal ini enyebabkan ruang terbuka hijau rusunawa Ciindi tidak dapat enuhi syarta diana RTH harus sekurang kurangnya 20% dari luas yang dibangun. 4. KESIMPULN Terdapat dua ruang bersaa di dala bangunan Rusunawa Ciindi yaitu koridor dan tangga. nalisa dari aspek standarisasi ukuran dengan ebandingkan antara literatur dan data yang diperoleh dilapangan dapat disipulkan bahwa ukuran standar yang ditetapkan pada SNI tentang Tata Cara Perencanaan Ruah Susun Modular, untuk koridor dan tangga sudah diterapkan pada Rusunawa Ciindi ini. Sedangkan untuk analisa dari aspek fungsi, ruang bersaa dala bangunan pada dasarnya sudah sesuai dengan fungsi bahwa koridor dan tangga erupakan jalur sirkulasi untuk penghuni ruah susun, naun tidak dapat dipungkiri tetap ada fungsi-fungsi tabahan seperti pada koridor terdapat barang-barang penghuni seperti kursi, rak sepatu dan pada area tangga enjadi lokasi penapungan seentara sapah. Terdapat tiga ruang bersaa di luar bangunan Rusunawa Ciindi yaitu jalan, parkir, dan taan/ruang terbuka hijau (RTH). nalisa dari aspek standarisasi ukuran dengan ebandingkan antara litelatur dan data di lapangan diperoleh kesipulan bahwa untuk jalan pada lingkungan Rusunawa Ciindi sudah eenuhi syarat inial lebar jalan serta perkerasannya, akan tetapi tidak deikian pada pedestrian untuk pejalan kaki. Untuk area parkir dari hasil perbandingan antara litelatur dan data di lapangan dapat disipulkan bahwa parkir kendaraan roda epat tidak eenuhi syarat yang sudah di tentukan pada Peren PU No 5/PRT/2007, sedangkan untuk parkir roda dua sudah eenuhi syarat yang ditentukan untuk ruah susun. dapun untuk taan, Ruang Terbuka Hijau harus eenuhi inial 20% dari luas bangunan. Pada perencanaan awal sudah eenuhi Jurnal Reka Karsa 10

11 Standar Ukuran dan Fungsi Ruang ersaa Pada Rusunawa Ciindi syarat inial tersebut, akan tetapi terjadi perubahan fungsi sehingga terjadi perbedaan luas dari apa yang telah direncanakan. Dari data dan analisa yang dilakukan pada tiap ruang bersaa yang terdapat pada Ruah Susun Sederhana Sewa Ciindi dapat disipulkan bahwa terdapat ketidak-sesuaian baik terhadap kriteria pada peraturan yang dikeluarkan peerintah aupun terhadap fungsi yang telah direncanakan sebelunya. Ketidak-sesuaian ini erupakan dapak perkebangan sosial penghuni yang cenderung engalai pergantian. Salah satu upaya untuk engantisipasi ketidak-sesuaian tersebut dapat dilakukan dengan pengawasan bersaa, sehingga fungsi-fungsi tersebut berjalan sesuai peruntukannya dan standar yang telah ditetapkan. REFERENSI Darniawati, Ratna; 2000; Studi Ruang ersaa dala Ruah Susun agi Penghuni erpenghasilan Rendah; dala Jurnal DIMENSI TEKNIK RSITEKTUR; Vol. 28 No 2 - Deseber 2000; hal Keentrian Pekerjaan Uu; 2007; Peraturan Menteri Pekerjaan Uu No : 05/PRT/M/2007 Pedoan Teknis Pebangunan Ruah Susun Sederhana ertingkat Tinggi; Jakarta : Keentrian PU Keentrian Pekerjaan Uu; 1992; Peraturan Menteri Pekerjaan Uu No : 60/PRT/1992 Persyaratan Teknis Pebangunan Ruah Susun; Jakarta : Keentrian PU Pusat Penelitian dan Pengebangan Peukian; 1991; SNI Tata cara Perencanaan Ruah Susun Modular; andung : adan Standarisasi Nasional Pangarsa, G.W; 2006; Merah Putih rsitektur Nusantara; Yogyakarta : ndi Offset Praudito, Sidhi; 2010; Taan Rakyat di Yogyakarta; Skripsi Sarjana pada Progra Studi rsitektur Fakultas Teknik Universitas ta Jaya Yogyakarta : tidak diterbitkan Undang-undang Noor 20 Tahun 2011 Ruah Susun Jurnal Reka Karsa 11

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPSI SISTEM PERPARKIRAN DI GALERIA MALL YOGYAKARTA

STUDI DESKRIPSI SISTEM PERPARKIRAN DI GALERIA MALL YOGYAKARTA STUDI DESKRIPSI SISTEM PERPARKIRAN DI GALERIA MALL YOGYAKARTA ABSTRACT Tryas Purnaa 1, Retna Hidayah 2 1,2 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT-UNY retna.hidayah@uny.ac.id This study is

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

POLA PERILAKU ANAK PADA JALUR SIRKULASI HORISONTAL & VERTIKAL DI RUSUNAWA CIBEUREUM CIMAHI

POLA PERILAKU ANAK PADA JALUR SIRKULASI HORISONTAL & VERTIKAL DI RUSUNAWA CIBEUREUM CIMAHI Pola Perilaku Anak pada Jalur Sirkulasi Horisontal dan Vertikal di Rusunawa Cibeureum Cimahi POLA PERILAKU ANAK PADA JALUR SIRKULASI HORISONTAL & VERTIKAL DI RUSUNAWA CIBEUREUM CIMAHI Meta Riany, Dewi

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB 4 KAJI PARAMETRIK Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P

Lebih terperinci

HUNIAN VERTIKAL DENGAN PENERAPAN PUG-IN CITY DI SEMARANG

HUNIAN VERTIKAL DENGAN PENERAPAN PUG-IN CITY DI SEMARANG HUNIAN VERTIKAL DENGAN PENERAPAN PUG-IN CITY DI SEMARANG Haji Luth Amirullah, Fauzan Ali Ikhsan, Ana Hardiana Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN LUASAN AREAL PERTANAMAN DAERAH IRIGASI UPT-1 SUNGAI PAKU BERDASARKAN DEBIT AIR PADA SALURAN PRIMER BENDUNGAN SUNGAI PAKU

ANALISIS PERUBAHAN LUASAN AREAL PERTANAMAN DAERAH IRIGASI UPT-1 SUNGAI PAKU BERDASARKAN DEBIT AIR PADA SALURAN PRIMER BENDUNGAN SUNGAI PAKU NLISIS PERUBHN LUSN REL PERTNMN DERH IRIGSI UPT- SUNGI PKU BERDSRKN DEBIT IR PD SLURN PRIMER BENDUNGN SUNGI PKU Virgo Trisep Haris, Lusi Dwi Putri, Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru E-ail:lusidwiputri@unilak.ac.id

Lebih terperinci

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI SISTEM RESI GUDANG SOLUSI AGI PETANI Noviarina Purnai Putri Siste Resi Gudang ulai di kenal di Indonesia sejak 5 tahun terakhir. Sebelu uncul Undang- Undang no 9 Tahun 2006 Tentang Siste Resi Gudang banyak

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

Evaluasi Kualitas Pencahayan Alami Pada Rumah Susun Sebelum dan Setelah Mengalami Perubahan Denah Ruang Dalam

Evaluasi Kualitas Pencahayan Alami Pada Rumah Susun Sebelum dan Setelah Mengalami Perubahan Denah Ruang Dalam Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik Arsitektur Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Februari 2016] Evaluasi Kualitas Pencahayan Alami Pada Rumah Susun Sebelum dan Setelah Mengalami

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah:

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah: Parkir adalah suatu kondisi kendaraan yang berhenti atau tidak bergerak pada tempat tertentu yang telah ditentukan dan bersifat sementara, serta tidak digunakan untuk kepentingan menurunkan penumpang/orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uu Parkir didefinisikan sebagi tepat khusus bagi kendaraan untuk berhenti dei keselaatan. Parkir epunyai tujuan yang baik, akses yang udah dan jika seseorang tidak dapat earkir

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Koordinasi Modular Bangunan Pada Desain Hunian Vertikal Apartemen TJ

Penerapan Sistem Koordinasi Modular Bangunan Pada Desain Hunian Vertikal Apartemen TJ Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik Arsitektur Itenas No.1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Maret 2016] Penerapan Sistem Koordinasi Modular Bangunan Pada Desain Hunian Vertikal Apartemen

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM 25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358

Lebih terperinci

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Felicia Putri Surya Atmadja 1, Sri Utami 2, dan Triandriani Mustikawati 2 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S The Via And The Vué Apartment Surabaya Dyah Tri S 3107 100 509 Apartemen sebagai pemenuhan kebutuhan manusia akan hunian sebagai tempat untuk berteduh, untuk tinggal dan melakukan kegiatan harus memiliki

Lebih terperinci

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04 50 Lapiran 1 - Prosedur peodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol sipangan antar tingkat enggunakan progra ETABS V9.04 Pada sub bab ini, analisis struktur akan dihitung serta ditunjukan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Keywords: Accessible Design, circulation, public spaces, wheelchair users

Keywords: Accessible Design, circulation, public spaces, wheelchair users ABSTRAK Dalam laporan penelitian ini, terdapat masalah accessible design untuk pengguna kursi roda dalam hal melakukan aktifitas pada Mal Bandung Supermal yang berada di jalan Gatot Subroto, Bandung. Pengguna

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menibang

Lebih terperinci

Perencanaan Konstruksi Dinding Penahan Tanah pada Underpass PTC, Surabaya ABSTRAK PENDAHULUAN

Perencanaan Konstruksi Dinding Penahan Tanah pada Underpass PTC, Surabaya ABSTRAK PENDAHULUAN 1 Perencanaan Konstruksi Dinding Penahan Tanah pada Underpass PTC, Surabaya Ronald Adi Saputro, Suwarno, Musta in Arief Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di: JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 6, Noor 1, Tahun 2017, Halaan 246-262 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 6, Noor 1, Tahun 2017, Halaan 246-262 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERBANDINGAN

Lebih terperinci

Standar Kinerja Ruang Bersama Didalam Massa Bangunan Rusunawa Cingised

Standar Kinerja Ruang Bersama Didalam Massa Bangunan Rusunawa Cingised Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik Arsitektur Itenas No.1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Maret 2016] Standar Kinerja Ruang Bersama Didalam Massa Bangunan Rusunawa Cingised Anindita Agti

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam Dapatkan soal-soal lainnya di http://foru.pelatihan-osn.co SOAL OLIPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SA Waktu : 4 ja 1. (nilai 0) A. Sebuah obil bergerak enuruni suatu jalan

Lebih terperinci

Diketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK

Diketik ulang oleh : Copyright  Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK Copyright http://serbiserbi.co/ Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, 1 2 SOAL PILIHAN GANDA 1. Tahukah kalian, salah satu keunikan dari laba-laba pelopat adalah keistiewaan penglihatannya.

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 2009, pp. 4-50 ISSN 4-2485 KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Pratikto, Tanti Octavia 2 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS RUANG PUBLIK DALAM RUMAH SUSUN DI KOTA MAKASSAR The Effectiveness of Enclosed Public Space in Rental Apartments

EFEKTIFITAS RUANG PUBLIK DALAM RUMAH SUSUN DI KOTA MAKASSAR The Effectiveness of Enclosed Public Space in Rental Apartments EFEKTIFITAS RUANG PUBLIK DALAM RUMAH SUSUN DI KOTA MAKASSAR The Effectiveness of Enclosed Public Space in Rental Apartments Citra Amalia Amal, Victor Sampebulu dan Shirly Wunas ABSTRAK Hasil penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA RUAS JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS PADA JALAN JEND. SUDIRMAN PALEMBANG)

PENGARUH PERTUMBUHAN KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA RUAS JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS PADA JALAN JEND. SUDIRMAN PALEMBANG) PENGARUH PERTUMBUHAN KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA RUAS JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS PADA JALAN JEND. SUDIRMAN PALEMBANG) Yusri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk engetahui

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN Hasil yang muncul dari perancangan Kantor Sewa dengan Tata Ruang dan Material dengan tema ECO-Office Design ini memecahkan

Lebih terperinci

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dala bidang konstruksi sifat aterial yang dapat terdefleksi erupakan suatu hal yantg sangat enakutkan karena bila saja hal tersebut terjadi aka struktur yang dibangun

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Agustus 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Agustus 2016 o. 03/11/81/Th. XVII, 7 oveber 2016 Keadaan Ketenagakerjaan Mu Agustus 2016 Julah angkatan kerja di Provinsi Mu pada Agustus 2016 encapai 743.149 orang, bertabah sebanyak 15.890 orang dibanding angkatan

Lebih terperinci

MUSEUM TELEKOMUNIKASI DI SURAKARTA

MUSEUM TELEKOMUNIKASI DI SURAKARTA TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) MUSEUM TELEKOMUNIKASI DI SURAKARTA Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN RESPON BANGUNAN PADA RANGKA BETON PEMIKUL MOMEN DENGAN METODE GAYA LATERAL EKIVALEN DAN RESPON SPEKTRUM

KAJIAN PERBANDINGAN RESPON BANGUNAN PADA RANGKA BETON PEMIKUL MOMEN DENGAN METODE GAYA LATERAL EKIVALEN DAN RESPON SPEKTRUM KAJIAN PERBANDINGAN RESPON BANGUNAN PADA RANGKA BETON PEMIKUL MOMEN DENGAN METODE GAYA LATERAL EKIVALEN DAN RESPON SPEKTRUM Benny Yohannes 1,Daniel Rubi Teruna 2 1 Departeen Teknik Sipil, Universitas Suatera

Lebih terperinci

Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo

Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo Damianus Andrian 1 dan Chairil Budiarto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID Dwi Rizki Purnaasari Mahasiswa Progra Studi Teknik Inforatika STMIK Budidara Medan Jl. Sisingaangaraja No. 338 Sipang Liun

Lebih terperinci

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA ' '' FinnjfT ' i ^ v - 'V KESEPKTN BERSM NTR MENTERI NEGR LINGKUNGN HIDUP REPUBLIK INDONES KEPL KEPOLISIN NEGR REPUBLIK INDONESI, DN JKS GUNG REPUBLIK INDONESI Noor : 11 /M EN LH/07/2011 Noor : B /2 0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 16 / PDAM / KPTS / 2018 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 16 / PDAM / KPTS / 2018 TENTANG KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 16 / PDAM / KPTS / 2018 TENTANG KETENTUAN BIAYA PENGATURAN PELAYANAN PELANGGAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR DIREKSI

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Pengertian Dasar Rusunawa Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kebutuhan perumahan dan pemukiman terutama di daerah perkotaan yang jumlah penduduknya

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

STUDI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR PADA SALURAN DRAINASE KLENTENG KABUPATEN TUBAN

STUDI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR PADA SALURAN DRAINASE KLENTENG KABUPATEN TUBAN STUDI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR PADA SALURAN DRAINASE KLENTENG KABUPATEN TUBAN Alfredo Dhilan Gozenda 1, Suhardjono 2, Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Progra Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru)

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru) Jurnal Teknik Inforatika, Vol 1 Septeber 2012 RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru) Dodi Wahyudi, Dadang Syarif

Lebih terperinci

ASPEK TEKNIS DAN EKONOMIS PENAMBAHAN MUATAN PETI KEMAS PADA KAPAL K.M. CARAKA JAYA NIAGA 3 TAHAP III

ASPEK TEKNIS DAN EKONOMIS PENAMBAHAN MUATAN PETI KEMAS PADA KAPAL K.M. CARAKA JAYA NIAGA 3 TAHAP III ASPEK TEKNIS DAN EKONOMIS PENAMBAHAN MUATAN PETI KEMAS PADA KAPAL K.M. CARAKA JAYA NIAGA 3 TAHAP III Sulaian ABSTRAK Pada 15 tahun terakhir ini peerintah telah engebangkan siste transportasi laut secara

Lebih terperinci

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars. Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa dapat mengkritisi issue issue yang terkait dengan

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

EVALUASI DESAIN JALUR EVAKUASI PENGGUNA BANGUNAN DALAM KONDISI DARURAT PADA BANGUNAN APARTEMEN X

EVALUASI DESAIN JALUR EVAKUASI PENGGUNA BANGUNAN DALAM KONDISI DARURAT PADA BANGUNAN APARTEMEN X Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik Arsitektur Itenas Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Februari 2016] EVALUASI DESAIN JALUR EVAKUASI PENGGUNA BANGUNAN DALAM KONDISI DARURAT PADA BANGUNAN APARTEMEN

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 74 81 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST RELIGEA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso

Lebih terperinci

BAB V FONDASI RAKIT. Fondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan.

BAB V FONDASI RAKIT. Fondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan. BAB V FONASI RAKIT I. PENAHULUAN Fondasi rakit erupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit elebar keseluruh bagian dasar bangunan. Fondasi rakit digunakan jika lapis tanah eiliki kapasitas dukung

Lebih terperinci

EVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

EVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT EVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT Nining G Paputungan 1 Fella Warouw, ST, M.Eng, Ph.D 2, Rayond Ch. Taroreh, ST, MT 3 1 Masiswa S1

Lebih terperinci

II. 1 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Deskripsi Judul Proyek : Deskripsi judul proyek River Park Apartement sbb : 2.1.1. River Park : a Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir menuju atau bermuara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab IV didapatkan temuan-temuan mengenai interaksi antara bentuk spasial dan aktivitas yang membentuk karakter urban

Lebih terperinci

2016, No Noor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang- Undang Noor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Kooditi (Lebaran Negara Rep

2016, No Noor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang- Undang Noor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Kooditi (Lebaran Negara Rep No.1513, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPEPPTI. Gudang Tertutup. Persyaratan Uu dan Teknis. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DI DESA WANUREJO, BOROBUDUR, MAGELANG NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DI DESA WANUREJO, BOROBUDUR, MAGELANG NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DI DESA WANUREJO, BOROBUDUR, MAGELANG NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Desy Verina Sari 0.2.480 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang termasuk dalam 14 kota terbesar di dunia. Berdasarkan data sensus penduduk dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2009 Jakarta

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR JAHARUDDIN Departeen Mateatika, Fakultas Mateatika dan Iu Pengetahuan Ala, Institut Pertanian Bogor Jln. Meranti, Kapus IPB Draaga, Bogor 1668,

Lebih terperinci