Pengantar. penting untuk pengembangan dan pengaktualisasian potensi yang dimiliki oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengantar. penting untuk pengembangan dan pengaktualisasian potensi yang dimiliki oleh"

Transkripsi

1 Pengantar A. Latar belakang Masalah Aspek kepribadian yang menunjukkan sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya adalah tingkat kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan diri berfungsi penting untuk pengembangan dan pengaktualisasian potensi yang dimiliki oleh seseorang. Orang yang percaya diri akan mempunyai tingkat penyesuaian diri dan sosial yang lebih baik dari pada orang yang kurang percaya diri. Orang yang percaya diri akan mempunyai tingkat kesehatan mental yang lebih baik. Sebaliknya orang yang tidak percaya diri akan merasa selalu dalam keadaan was-was, takut, menggunakan mekanisme pertahanan diri yang terus menerus dan lebih buruk lagi orang yang tidak percaya diri mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk terserang depresi atau stres. Davies (2004) mengatakan bahwa perasaan-perasaan malu yang sering muncul dan daya tahan yang lebih rendah dalam system kekebalan, menambah kerentanan fisik maupun psikologis terhadap pengaruh-pengaruh stres. Tanpa rasa percaya diri individu mungkin melihat perubahan dengan rasa takut karena individu merasa kekurangan sumber daya untuk menanggulanginya. Banyak masalah yang timbul karena seseorang tidak memiliki kepercayaan diri. Pendapat tentang pentingnya kepercayaan diri tersebut didukung oleh penelitian Afiatin, dkk (1994) yang dilakukan pada remaja SMTA di Kodya Yogyakarta menemukan bahwa permasalahan yang banyak dirasakan dan dialami oleh remaja pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Memasuki masa remaja menjadi pengalaman baru yang mengejutkan bagi individu, sebab perubahan fisik pada masa ini cukup menonjol dan hal itu sekaligus

2 menjadi sesuatu yang terkadang kurang dapat dimengerti. Masa remaja ditandai dengan terjadinya perubahan fisik yang disebabkan oleh mulai aktifnya kelenjar reproduksi dan hormon yang penting bagi pertumbuhan. Perubahan fisik tersebut membawa dampak perubahan pula pada perkembangan psikologis dan sosial remaja. Pada masa ini kesadaran akan penampilan fisik mulai muncul. Keadaan fisik yang baik dan memenuhi harapan remaja akan menimbulkan kepuasan, akan tetapi perubahan fisik tersebut akan menimbulkan kerisauan apabila menyimpang dari layaknya perubahan fisik yang normal. Seperti dikatakan oleh Monks, dkk. (2002) bahwa penyimpangan dari bentuk badan khas wanita atau khas laki-laki menimbulkan kegusaran batin yang cukup mendalam karena pada masa ini perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Pertumbuhan fisik yang tidak seimbang pada remaja membuat remaja harus menerima proporsi tubuhnya yang tidak seimbang untuk sementara waktu dan hal ini cukup mangganggu batin remaja. Keadaan fisik yang menyimpang ini akan menimbulkan kekecewaan bagi remaja. Menurut Fuhrmann (1990), keadaan fisik mempunyai arti khusus bagi remaja, oleh karena itu penyimpangan fisik tidak dapat ditoleransi remaja. Kekhawatiran akan penolakan sosial dan keraguan bahwa ia tidak mempunyai daya tarik fisik begitu besar bagi remaja penyandang cacat tubuh. Menurut Monks, dkk. (2002) cacat-cacat badan sangat merisaukan terutama pada masa remaja, sebab penampilan fisik pada masa ini sangat dianggap penting, cacat-cacat badan yang mempengaruhi penilaian remaja sedemikian rupa sehingga menghambat perkembangan kepribadian yang sehat. Hal ini berarti individu yang mengalami cacat tubuh berkemungkinan besar memiliki kepercayaan diri yang cenderung rendah. Dampak perubahan penampilan fisik pada

3 remaja bila tidak diimbangi dengan bekal secara psikologis akan menjadi hambatan bagi perkembangan kepribadiannya atau menjadi terganggunya fungsi psikologis. Hal ini akan berpengaruh negatif terhadap kepercayaan dirinya, terutama di lingkungan sosialnya. Banyak remaja penyandang cacat tubuh menerima perlakuan yang kurang baik dari lingkungannya. Salah satunya dialami oleh Gilang Pradana Putra (12) salah seorang penderita tuna rungu. Gilang yang kini duduk dikelas 1 tingkat SMP di SLB B Yakut Purwokerto menceritakan nasibnya yang buruk menimpanya. Ia mengatakan perbuatan mencela sering diterimanya bahkan ia pernah mengalami tindakan pemukulan oleh seseorang. Nasibnya itu ternyata juga dialami oleh ketiga temannya yakni Andi (11), Wahyu (12), dan Krisna (11) (Koran Merapi, 2005). Penampilan yang dianggap kurang menarik terutama pada masa remaja sangat mangganggu perkembangan remaja itu sendiri, terutama dalam interaksi peer groupnya. Hal tersebut terjadi karena penampilan yang menarik lebih bisa diterima secara sosial dari pada sebaliknya. Cole (1963) menyebutkan dalam daftar sifat yang tidak disukai secara sosial diantaranya adalah memiliki cacat tubuh (Has Physical Handicaped) dan berpenampilan tidak menarik (Unattractive). Penolakan secara sosial tersebut otomatis menjadi sebuah gangguan bagi remaja. Remaja akan semakin merasa rendah diri dan menjadikannya menarik dari pergaulan teman sebaya, karena sedikitnya aktivitas sosial yang diikuti remaja dengan teman sebayanya. Penolakan sosial tersebut makin meyakinkan dirinya bahwa ia tidak berharga, akibatnya ia makin bertambah frustrasi dan makin tidak percaya diri.

4 Proses kepercayaan diri seseorang tidak terbentuk dengan sendirinya tetapi melalui proses yang cukup panjang. Afiatin dan Martaniah (1998) menyatakan bahwa kepercayaan diri berkembang melalui hubungan individu dengan lingkungan. Kepercayaan diri akan berkembang dengan baik apabila dipengaruhi oleh lingkungan psikologis dan sosiologis yang kondusif. Lingkungan yang kondusif yang dimaksud adalah lingkungan yang demokratis, yaitu suasana yang penuh penerimaan, kepercayaan, rasa aman, dan kesempatan untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Kepercayaan diri akan mudah terbentuk bila orang-orang yang dekat dengan remaja bersikap menyenangkan dan mendukung (Hurlock, 1975), terlebih lagi bagi penyandang cacat. Remaja yang menyandang cacat menerima keadaan cacat ini sangat tergantung pada dukungan sosial yang diberikan orang tua, guru, terapis, dan orang lain yang memberitahukan tentang perkembangan psikologisnya (Lewandowsky dan Cruickshank, dikutip Cruickshank, 1981). Penelitian Fitzgerald (Herristanti, 1996) tentang remaja penyandang cacat menunjukkan bahwa reaksi keluarga dapat lebih menjadi sumber frustrasi daripada keadaan cacat. Hubungan anak dan orang tua yang rusak cenderung memainkan peranan lebih penting dalam perkembangan kepribadian daripada keadaan cacat itu sendiri. Hasil tersebut dikuatkan oleh penelitian Schulz dan Decker (Herristanti, 1996) yang menghubungkan penyesuaian pada penyandang cacat dengan peran dukungan sosial, kontrol yang ditanggapi dan sikap menyalahkan diri sendiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek yang mempunyai dukungan sosial yang diterima dan merasa bahwa ia dapat mengontrol keadaan tersebut, mempunyai tingkat kesehatan mental yang tinggi. Dukungan sosial dapat diartikan sebagai suatu bentuk hubungan

5 sosial yang bersifat menolong dengan melibatkan aspek penelitian emosi, informasi, bantuan instrumen, dan penilaian (House dikutip Cohen dan Syme, 1985). Dukungan sosial selalu melibatkan dua pihak yaitu pihak yang memberi dan pihak yang diberi dukungan. Terjadi proses dukungan jika kedua-duanya berinteraksi. Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa pemberian dukungan sosial terutama dukungan orang-orang yang dianggap penting oleh individu akan sangat berarti untuk meningkatkan kepercayaan diri. Penelitian ini mengambil sampel penyandang cacat tubuh. Mengingat betapa beratnya tantangan yang dihadapi oleh remaja penyandang cacat, terutama dalam memerangi sikap negatif dari masyarakat. B. Hipotesis Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti mengajukan hipotesa bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri pada remaja penyandang cacat. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan positif antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri remaja penyandang cacat tubuh.

6 Tinjauan Pustaka A. Kepercayaan Diri Menurut Brenneche dan Amich (Kumara, 1988) kepercayaan diri diartikan sebagai suatu sikap atau perasaan tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain, karena telah merasa cukup aman dan tahu apa yang dibutuhkan di dalam hidup ini. Orang yang mempunyai kepercayaan diri tidak memerlukan orang lain sebagai standar, karena dapat menentukan standar sendiri dan selalu mampu mengembangkan motivasinya. Hasan, dkk (1981) dalam kamus istilah psikologi mengemukakan bahwa kepercayaan diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri secara adekuat dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat. Menurut Mikesell (1939), rasa percaya diri adalah penilaian yang relatif tetap tentang diri sendiri mengenai kemampuan, bakat, kepemimpinan, inisiatif dan sifat-sifat lain, serta kondisi-kondisi yang mewarnai perasaan manusia. Menurut Bandura (Kumara, 1988), rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan, untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Rasa percaya diri ditujukan pada keyakinan bahwa seseorang dapat menyebabkan sesuatu terjadi sesuai harapan-harapannya. Kumara (1988) mengatakan bahwa kepercayaan diri adalah kemampuan berpikir secara original, berprestasi, aktif, agresif dalam mendekati pemecahan masalah dan tidak lepas dari situasi lingkungan mendukungnya, bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil, mampu menetapkan fakta dan realita secara obyektif yang didasari kemampuan dan ketrampilan.

7 Berdasarkan definisi-definisi yang telah dikemukakan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah suatu sikap atau perasaan yakin pada kemampuan diri sendiri, dalam berpikir, bertindak secara aktif, agresif, berprestasi dan bertanggungjawab dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. B. Dukungan Sosial Johnson dan Johnson (1991) menyatakan bahwa hubungan interpersonal merupakan sumber yang berkualitas dalam hidup setiap manusia. Sebagai makhluk sosial manusia tidak lepas dari individu lain, karena secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Secara sengaja maupun tidak, merasakan selalu melakukan interaksi dengan alam lingkungan, sesama dan Tuhannya Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu yang hidup menyendiri tanpa ada yang memperhatikan akan berakibat pada kasejahteraannya (well being). Hal ini menyatakan bahwa hubungan yang saling mendukung dalam kehidupan manusia itu penting dan dukungan sosial (social support) adalah jawabannya (Johnson dan Johnson, 1991). Chaplin (1989) mendefinisikan dukungan (support) sebagai pengadaan atau penyediaan suatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Sesuatu itu dapat berupa dorongan atau semangat dan nasihat kepada orang lain. Sarason (1983) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, dan kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai

8 dan menyayangi kita. Sedangkan menurut House dan Kahn (1985), dukungan sosial adalah tindakan yang bersifat membantu yang melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan instrumen dan penilaian positif pada individu dalam menghadapi permasalahannya. Brehm dan Kassin (1990) menyatakan arti dukungan sosial melalui: a) kontak sosial, b) tersedianya orang yang membantu, c) hubungan yang berkualitas, d) tersedianya bantuan. Kontak sosial. Kontak sosial dapat dilakukan oleh sejumlah orang. Misalnya kontak sosial sesama teman dekat, kontak sosial dengan kerabat, kontak sosial dalam hubungan suami istri. Tersedianya orang yang membantu. Adanya orang yang dapat membantu pada saat dibutuhkan sangat berarti sekali. Semakin banyak orang yang dapat membantu makin sehatlah individu tersebut. Bantuan akan diterima individu bila individu aktif mencari. Hubungan yang berkualitas. Pengertian hubungan yang berkualitas adalah hubungan dengan orang-orang tertentu yang memiliki hubungan dekat. Penelitian Brown dan Harris (Brehm dan Kassin, 1990), menemukan bahwa tersedianya hubungan dengan orang yang dekat akan membuat individu terhindar atau dapat mengatasi masalah. Tersedianya bantuan. Bantuan yang diterima individu akan mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh stress. Hal ini disebabkan terbentuknya keyakinan diri (self worth), affirmation melalui keterlibatan individu dengan lingkungan sosialnya. Sehingga individu dapat menghadapi masalah yang ada bahkan dapat

9 mangatasinya. Sarason, dkk. (Brehm dan Kassin, 1990) menyatakan bahwa melalui orang yang individu percaya dan yang memperhatikan, akan mengurangi situasi yang dapat membuat stres. Dengan demikian, dukungan sosial adalah hubungan interpersonal dengan cara memberi bantuan. Bantuan tersebut dapat berupa perhatian emosi, pemberian informasi, bantuan instrumen dan penilaian positif kepada individu dari lingkungan sosialnya dalam menghadapi permasalahannya.

10 Metode Penelitian A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Berdasarkan hipotesis yang diajukan, variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas : Dukungan Sosial 2. Variabel Tergantung : Kepercayaan Diri B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Dukungan Sosial Dukungan sosial adalah suatu bentuk hubungan sosial yang bersifat menolong yang diberikan orangtua, teman sebaya, dan guru dengan melibatkan aspek dukungan emosi, penghargaan, dukungan informasi dan dukungan instrumental. Dukungan sosial dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala dukungan sosial yang disusun berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial yaitu: dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasional, dan dukungan instrumental (Sarafino, 1990). Intensitas dukungan sosial individu didapatkan melalui skor skala dukungan sosial. Makin tinggi skor berarti makin tinggi intensitas dukungan sosial yang diperoleh individu. 2. Kepercayaan Diri Kepercayaan diri adalah suatu sikap atau perasaan yakin pada kemampuan yang dimiliki untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Hal ini karena adanya perasaan positif terhadap kemampuannya, sehingga tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain.

11 Kepercayaan diri dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan aspek-aspek kepercayaan diri dari Guilford (1959) yaitu: merasa adequat (merasa mampu memenuhi apa yang dia lakukan), merasa diterima (yakin bahwa orang lain menyukainya), yakin pada kemampuan sendiri, serta memiliki sikap tenang dalam situasi sosial (tidak merasa malu ketika bertindak atau berkata salah). Tingkat kepercayaan diri akan dapat dilihat dari skor total yang diperoleh pada skala ini. Skor yang rendah berarti individu memiliki kepercayaan diri tinggi. Sebaliknya, bila subjek mendapat nilai yang tinggi berarti kepercayaan dirinya rendah. C. Subjek Penelitian Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja penyandang cacat tubuh yang berada di Pusat Rehabilitasi Penyandang cacat YAKKUM Jogyakarta. Kriteria kecacatan yang digunakan adalah seseorang yang mempunyai kekurangan atau ketidaklengkapan pada anggota tubuhnya (tangan dan kaki), baik secara struktural maupun fungsional. D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode skala. Metode skala ini digunakan mengingat variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu dukungan sosial dan kepercayaan diri lebih mudah diungkap dengan metode skala. Metode skala juga memiliki bentuk langsung yang mendasar pada laporan tentang diri sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Metode skala memiliki ciri khas atau

12 karakteristik sebagai alat ukur psikologis yaitu stimulus berupa pernyataan yang tidak langsung mengungkap (dalam bentuk indikator perilaku) atribut yang hendak diukur, indikator-indikator perilakunya diterjemahkan dalam bentuk-bentuk aitem.

13 HASIL PENELITIAN A. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi sebaran jawaban subjek pada suatu variabel yang dianalisis. Uji normalitas sebaran pada penelitian menggunakan teknik analisis One-Sample Kolmogorov Test. Untuk dukungan sosial dengan koefisien K-SZ = ; p = Sedangkan kepercayaan diri K-SZ = ; p = 0.824, maka kedua distribusi responden normal (p > 0.05). B. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah data-datanya mengikuti garis linear. Uji linearitas dilakukan dengan teknik Bivariation Linear. Syarat dari uji normalitas ini hádala bila p < Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil F = ; p = sehingga korelasi antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri adalah linear. C. Hasil Uji Hipótesis Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson karena salah kedua uji asumsi terpenuhi. Hasil perhitungan menunjukkan nilai r xy = 0.423; p = hal ini meninjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri terhadap remaja penyandang cacat tubuh dimana p < Dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Semakin tinggi dukungan sosial semakin tinggi kepercayaan diri,

14 semakin rendah dukungan sosial semakin rendah pula kepercayaan diri. Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti diterima. D. Pembahasan Hasil penelitian sesuai dengan hipotesis, yaitu ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri remaja penyandang cacat tubuh. Korelasi antara kedua variabel tersebut sebesar dengan taraf signifikansi sebesar 0.001; p < 0.01, koefisien determinasi sebesar Berarti sumbangan dukungan sosial terhadap kepercayaan diri remaja penyandang cacat tubuh adalah sebesar 17.9 Persen. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Herristanti (1996), yang menunjukkan bahwa pembentukan penerimaan diri remaja penyandang cacat tubuh dipengaruhi oleh tingkat dukungan sosial yang diberikan. Hasil penelitian tersebut menambah bukti bahwa dukungan sosial penting untuk meningkatkan kesehatan mentalnya. Dukungan sosial mempunyai implikasi yang luas terhadap kesehatan mental orang yang menerimanya. Suatu bukti isolasi sosial dan kematian orang-orang penting dalam kehidupan mendukung hal tersebut (Johnson dan Johnson, 1991). Lebih lanjut Johnson dan Johnson berpendapat bahwa dukungan sosial berhubungan dengan kesehatan psikologik dan penyesuaian, situasi stres, kepercayaan diri dan otonomi, identitas diri yang koheren dan terintegrasi. Selain itu dukungan sosial juga berhubungan dengan hilangnya neurotisme dan psikopatologi, meningkatkan kemampuan interpersonal, aman yang lebih besar secara psikologik,

15 harga diri yang lebih tinggi, meningkatkan kegembiraan secara umum, mengurangi distres psikologik, dan coping secara efektif terhadap situasi stres. Mangunsong, dkk. (1998), mengemukakan bahwa reaksi orangtua dan saudara-saudaranya terhadap kecacatan anak dapat mempengaruhi gambaran psikologis anak yang menderita cacat tubuh. Reaksi-reaksi ini akan mempengaruhi perasaan anak dan gambaran psikologis anak. Krisis ini tentunya akan dapat berubah menjadi positif atau negatif. Sikap positif ditunjukkan dengan rasa tanggung jawab orangtua terhadap kesembuhan anak. Membantu meringankan beban psikis anak dan berusaha memenuhi kebutuhan anak, oleh karena itu rasa kasih sayang dan sikap penuh perhatian dari orangtua dan saudara-saudaranya akan dapat meringankan beban psikis anak, anak akan lebih bergairah untuk mengatasi masalah dirinya dan krisis kepercayaan dirinya. Yusuf (2004) juga menambahkan bahwa keluarga merupakan pondasi, memiliki dan memegang peranan penting dalam pengembangan kepribadian anak, keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang akan memberikan anak rasa aman, penerimaan sosial dan harga diri sehingga anak menjadi percaya diri untuk mencapai perwujudan diri. Kepercayaan diri subjek dalam penelitian ini termasuk dalam kategori sedang. Hal ini tidak lepas kaitannya dengan perlakuan pihak pusat rehabilitasi sendiri beserta seluruh karyawan dan perangkat yang terlibat didalamnya. Sebagian besar karyawan dari Pusat Rehabilitasi ini juga mengalami cacat tubuh sehingga mereka akan lebih tahu tentang bagaimana memperlakukan penyandang cacat. Pihak Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh YAKKUM sendiri sebagai institusi yang mempunyai fungsi dan peran utama sebagai pemberi bekal

16 ketrampilan bagi para rehabilitan secara tidak langsung juga ikut andil dalam membentuk kepercayaan diri mereka. Program penunjang sebagai pelengkap dari program utama yang tidak kurang penting perannya dalam membentuk kepribadian para penyandang cacat tubuh. Program penunjang tersebut antara lain berupa pendidikan rohani menurut agama dan kepercayaan masing-masing, olah raga, penyuluhan, dan juga pendampingan. Melalui program tadi para rehabilitan mendapatkan banyak manfaat. Selain bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan para rehabilitan, program tersebut juga dapat digunakan sebagai wahana untuk membentuk kesadaran, kepercayaan diri dan pemahaman tentang diri mereka sendiri. Pusat Rehabilitasi YAKKUM juga menyediakan sarana bimbingan dan konseling bagi para rehabilitan yang membutuhkan bantuan. Bantuan yang tidak kalah pentingnya bagi para rehabilitan adalah bantuan medis. Bantuan tersebut meliputi bantuan medis bagi para rehabilitan yang menderita sakit sampai pada operasi untuk memperbaiki anggota badan yang cacat yang sekiranya masih bisa diperbaiki. Sumbangan efektif sebesar 17.9 persen yang didapatkan dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa masih banyak variabel lain yang mempengaruhi kepercayaan diri remaja penyandang cacat tubuh.

17 Penutup A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima atau terbukti, bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri remaja penyandang cacat tubuh. Penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa dukungan dari guru menduduki tempat teratas dalam memberikan dukungan sosial kepada subjek, dukungan dari orangtua ditempat kedua, kemudian dukungan dari teman sebaya. B. Saran 1. Bagi Subjek Penelitian Meningkatkan kepercayaan diri dengan berpikiran positif, optimis, menerima kegagalan dan memperbaikinya, dan berinteraksi dengan yang lain 2. Keluarga dan lingkungan terdekat Keluarga dan lingkungan terdekat sebagai wakil dari masyarakat pada umumnya diharapkan agar lebih memberikan dukungan sosial bagi para remaja penyandang cacat tubuh untuk menunjukkan potensi yang dimilikinya didalam kehidupan sosial masyarakat. 3. Bagi Penelitian lebih Lanjut Peneliti selanjutnya perlu mengingat masih banyaknya variabel lain yang belum terungkap dalam penelitian ini, sehingga diharapkan dalam penelitian selanjutnya lebih memperhatikan variabel lain dengan mengontrol variabel tersebut. Misalnya dengan membedakan antara kepercayaan diri remaja penyandang cacat

18 tubuh karena cacat sejak lahir, post polio, atau kecelakaan. Umur pada saat menyandang cacat tubuh akan lebih baik lagi kalau diperhitungkan pengaruhnya terhadap kepercayaan diri. Kemudian untuk peneliti selanjutnya agar membedakan antara penyandang cacat tubuh yang tinggal di asrama dan tinggal diluar asrama. Jadi pengaruh tinggal di asrama dapat diamati. Membedakan antara penyandang cacat tubuh ke dalam tiga kategori umur yaitu remaja awal, remaja pertengahan, dan remaja akhir kemungkinan juga akan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan diri.

19 DAFTAR PUSTAKA Afiatin, T dan Martaniah, S. M Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok. Laporan Penelitian. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Alwisol Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Asjari, M Ortopedagogik Anak Tuna Daksa. Jakarta: Depdikbud; Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Azhari, V Hubungan Pemahaman Jender, Dukungan Suami dan Konflik Peran Ganda Pada Wanita. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi UII. Yogyakarta. Azwar, S Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi ke 2. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Brehm,S. S. dan Kassin, S. M Social Psychology. USA: Houghton Mifflin Company. Chaplin, C. P Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers. Cole, L Psychology of Adolesence, 5 th Edition. New York: Holt, Rine Horst and Winston. Davies, P Meningkatkan rasa percaya diri. Yogyakarta. Torrent. Depdikbud Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Karta Pustaka. Fuhrmann, B. S Adolescent, Adolescent, (2 th Edition). London: Scott, Foresman, Little, Brown Higher. Guilford, J. L Personality. San Diego, L. A: Robert R. Knapp. Gulo Tes Kepribadian. Jakarta : Bumi Aksara. Hadi, S Metodologi research Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset Statistik Jilid 2. Yogyakarta. Andi Offset.

20 Hall, C. S & Linsey, G Teori Teori Psikodinamik (Klinis). Editor: A. Supratiknya. Yogyakarta: Kanisius. Hasan, dkk Kamus Istilah Psychology. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud. Herristanti Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Penerimaan Diri Remaja Penyandang Cacat Tubuh. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. House, J. S. dan Kahn, R. C Measures and Concepts of social Support. New York: Academy Press. Inc. Hurlock, E. B Adolescent Development. Tokyo: Mc Graw-Hill Personality Development. New Delhi, Mc Graw-Hill Book Company Inc Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. 5 th Edition. Jakarta: penerbit Erlangga. Johnson, D. W. dan Johnson, F. P Joining Together, Group theory and Group Skills, (4 th Edition). Englewood Clips, New Jersey: Prentice Hall. Koentjoro Pengaruh Cerita Keberhasilan Hidup Penderita Tuna Netra dan Tuna Daksa Terhadap Peningkatan Kepercayaan Diri Penderita Cacat Sejenis. Laporan Penelitian. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Kumara, A Studi Pendahuluan Tentang Validitas dan Reliabilitas The Test of Self Confidence. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Lauster, P The Personality Test. London : Pan Books Ltd. Mahardika, H Minat Mengikuti Perawatan Ke Dokter kulit Pada Remaja Putri Di Yogyakarta Ditinjau Dari Kepercayan Diri Dan Status Sosial Ekonomi Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Mangunsong, F. dkk Psikologi dan Pendidikan anak Luar Biasa. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi. Mappiare, A Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional. Martani, W. & Adiyanti, M. G. Kompetensi Sosial dan Kepercayaan Diri Remaja. Laporan Penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

21 Maslow, A. H Dalam Frank G. Gabel (Edition). The Third Forces: The Psychology of Abraham Maslow. New York: Frank G. Gabel Washington Motivation and Personality. 2 nd Edition. Harper & Row Publishers. Meichati, S Kesehatan Mental. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Merlyana, R. Hubungan Antara Dukungan Sosial, Kepercayaan Diri dan Motif Berprestasi Relajar Pada Siswa Kelas II SMU Trinitas Bandung. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Mikesell, W. H Mental Hygiene. New York: Prentice Hall, Inc. Monks, F. J. & Knoers, A. M. P & Haditono, S. R Psikologi Perkembangan; Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nuryanti, L Kepercayaan Diri dan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Rogers, C. R Client-Centered Therapy, Its Current Practice, Implication, and Theory. Boston: Houghton Mifflin Company. Santrock, J. W Adolescence (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Sarafino, E. P Health Psychology: Biopsychosocial Interaction. New York: John wiley & Sons, Inc. Sarason, B Assessing Social Support: The Social Support Questionaire. Journal of Personality And Social Psychology, Vol. 44. Yusuf, S Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

22 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP REMAJA PENYANDANG CACAT TUBUH

23 Oleh: Subur Ima fatna Qurotul Uyun S.Psi., M.Si FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP REMAJA PENYANDANG CACAT TUBUH Telah Disetujui Pada Tanggal

24 Dosen Pembimbing Ibu Qurotul Uyun, S.Psi., M. Si HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP REMAJA PENYANDANG CACAT TUBUH Subur Ima Fatna Qurotul Uyun INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri terhadap remaja penyandang cacat tubuh. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri terhadap remaja penyandang cacat tubuh. Semakin tinggi dukungan sosial yang diberikan, maka semakin tinggi pula kepercayaan dirinya. Sebaliknya semakin rendah dukungan sosial, maka semakin rendah kepercayaan diri.

25 Subjek dalam penelitian ini adalah 54 remaja penyandang cacat tubuh yang berusia antara tahun yang berada di Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh YAKKUM. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah menggunakan skala. Adapun skala yang digunakan adalah skala dukungan sosial yang berjumlah 81 aitem, mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh House dan Kahn (1985) dan skala kepercayaan diri yang berjumlah 25 aitem mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Guilford (1959). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS for Window versi 11.0 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri terhadap remaja penyandang cacat tubuh. Korelasi Pearson menunjukkan nilai sebesar r xy = ; p = yang artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri terhadap remaja penyandang cacat tubuh. Jadi hipotesis dalam penelitian ini diterima. Kata Kunci : Dukungan Sosial, Kepercayaan Diri IDENTITAS PENULIS NAMA ALAMAT : Subur Ima Fatna : Jl. Kaliurang Km Lodadi, Sleman Yogyakarta NOMOR TLP :

Pengantar. (SDM) yang berkualitas dan siap bersaing dengan tenaga asing. Bagi penderita

Pengantar. (SDM) yang berkualitas dan siap bersaing dengan tenaga asing. Bagi penderita Pengantar A. Latar Belakang Masalah Abad global dan pasar bebas menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan siap bersaing dengan tenaga asing. Bagi penderita cacat tubuh, persaingan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN Penulis : Mori Dianto Sumber : Jurnal Counseling Care,

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya PERANAN INTENSITAS MENULIS DI BUKU HARIAN TERHADAP KONSEP DIRI POSITIF PADA REMAJA Erny Novitasari ABSTRAKSI Universitas Gunadarma Masa remaja merupakan masa mencari identitas diri, dimana remaja berusaha

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Oleh: Hanggara Budi Utomo Dosen FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak Seringkali

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SANTRIWATI PENGURUS ORGANISASI PELAJAR PPMI ASSALAAM (OP3MIA)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SANTRIWATI PENGURUS ORGANISASI PELAJAR PPMI ASSALAAM (OP3MIA) HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SANTRIWATI PENGURUS ORGANISASI PELAJAR PPMI ASSALAAM (OP3MIA) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja berasal dari kata adolescence yang memiliki arti tumbuh untuk mencapai kematangan, baik mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja ditandai dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara empati dengan kecenderungan perilaku prososial terhadap siswa berkebutuhan khusus

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah 106 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah disajikan pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan negatif sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan dalam Menyusun Proposal Skripsi (Pindho Hary Kristanto, dkk.) HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Pindho

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN DIRI WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TAHAN BANTING (HARDINESS) DAN STATUS PEKERJAAN

NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN DIRI WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TAHAN BANTING (HARDINESS) DAN STATUS PEKERJAAN NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN DIRI WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TAHAN BANTING (HARDINESS) DAN STATUS PEKERJAAN Oleh : Yulianita Andromeda Hj. Ratna Syifa a Rachmahana FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,

Lebih terperinci

Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan

Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan Fatwa Tentama Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Abstract : The purpose

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN CITRA TUBUH ( BODY IMAGE) SISWI USIA SEKOLAH DENGAN MENARCHE DI KECAMATAN SALE ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN CITRA TUBUH ( BODY IMAGE) SISWI USIA SEKOLAH DENGAN MENARCHE DI KECAMATAN SALE ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN CITRA TUBUH ( BODY IMAGE) SISWI USIA SEKOLAH DENGAN MENARCHE DI KECAMATAN SALE 1 Mellia Silvy Irdianty, 2 Rita Hadi W 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel Thesis Diajukan kepada Program Studi Magister Sains Psikologi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Oleh : Arum Kusuma Putri Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II. A. DUKUNGAN SOSIAL II. A. 1. Definisi Dukungan Sosial Menurut Orford (1992), dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social

Lebih terperinci

BABV PENUTUP. dunia psikologi dan jelas terlihat dalam penelitian ini, bahwa perempuan yang

BABV PENUTUP. dunia psikologi dan jelas terlihat dalam penelitian ini, bahwa perempuan yang BABV PENUTUP BABV PENUTUP 5.1. Bahasan Kondisi depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ada di dalam dunia psikologi dan jelas terlihat dalam penelitian ini, bahwa perempuan yang melakukan aborsi

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA. Pirantie Imadayani Uly Gusniarti. Intisari

PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA. Pirantie Imadayani Uly Gusniarti. Intisari PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA Pirantie Imadayani Uly Gusniarti Intisari Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah pelatihan kecerdasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,

Lebih terperinci

STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI

STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif *

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif * HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dihasilkan koefisien korelasi r xy = 0.813 dengan taraf signifikansi p=0,000 (p

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA JULI SUSANTI SUKARTI PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. 1 BAB 1 PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. Dimulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan masa tua. Pada setiap masa pertumbuhan manusia

Lebih terperinci

Hubungan Antara Body Image dan Self-Esteem. Pada Dewasa Awal Tuna Daksa. Dahlia Nur Permata Sari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 2012

Hubungan Antara Body Image dan Self-Esteem. Pada Dewasa Awal Tuna Daksa. Dahlia Nur Permata Sari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 2012 Hubungan Antara Body Image dan Self-Esteem Pada Dewasa Awal Tuna Daksa Dahlia Nur Permata Sari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 2012 Abstrak. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh body image

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN: MOTIVASI MEMBELI PRODUK PEMUTIH WAJAH PADA REMAJA PEREMPUAN Maria Sriyani Langoday Flora Grace Putrianti, S.Psi., M.Si Abstract The purpose of this study is to determine the relationship of self-concept

Lebih terperinci

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA AMANDA RIZKI NUR Dosen Pembimbing : Drs. Aris Budi Utomo, M.Si ABSTRAK Mahasiswa tentunya memiliki tugas perkembangan

Lebih terperinci

PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS

PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS SKRIPSI DIAN SAVITRI 99.40.3019 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2005 PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA

PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA A.24 PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA Partini A.Z. Rivai Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstraksi. Belajar merupakan kewajiban dari setiap remaja yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Interpersonal 1. Pengertian Kompetensi Interpersonal Menurut Mulyati Kemampuan membina hubungan interpersonal disebut kompetensi interpersonal (dalam Anastasia, 2004).

Lebih terperinci

SM, 2015 PROFIL PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA TUNGGAL BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA

SM, 2015 PROFIL PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA TUNGGAL BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Pada tahun 1980-an di Amerika setidaknya 50 persen individu yang lahir menghabiskan sebagian masa remajanya pada keluarga dengan orangtua tunggal dengan pengaruh

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA Sugianto 1, Dinarsari Eka Dewi 2 1 Alumni Program Studi Psikologi,Univ Muhammadiyah Purwokerto 2 Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN IBU DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL REMAJA TUNA GRAHITA. Citra Suci Annisa Hepi Wahyuningsih, S. Psi, M.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN IBU DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL REMAJA TUNA GRAHITA. Citra Suci Annisa Hepi Wahyuningsih, S. Psi, M. HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN IBU DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL REMAJA TUNA GRAHITA Citra Suci Annisa Hepi Wahyuningsih, S. Psi, M. Si INTISARI Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta yang menunjukkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Fenomena remaja yang terjadi di Indonesia khususnya belakangan ini terjadi penurunan atau degredasi moral. Dalam segala aspek moral, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipergunakan guna menjawab permasalahan yang diselidiki berkaitan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan Dan Konseling Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA Oleh: Iffah Savitri Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BABV PENUTUP. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang

BABV PENUTUP. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang BABV PENUTUp.- BABV PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel persepsi remaja terhadap efektivitas komunikasi dengan orangtua dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT GADING CEMPAKA GRAHA PALEMBANG

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT GADING CEMPAKA GRAHA PALEMBANG HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT GADING CEMPAKA GRAHA PALEMBANG MICHELINE RINAMURTI PRODI EKONOMI MANAJEMEN STIE MUSI PALEMBANG rina_angel2008@yahoo.com

Lebih terperinci

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PADA PENYANDANG TUNA DAKSA DI PUSAT REHABILITASI TERPADU PENYANDANG CACAT BANTUL Vira Rachmiwanti Hartosujono Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT AKTUALISASI DIRI ANGGOTA PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA DITINJAU DARI PANGKAT SUAMI DI BATALYON INFANTERI 512 KOMPI C MALANG

PERBEDAAN TINGKAT AKTUALISASI DIRI ANGGOTA PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA DITINJAU DARI PANGKAT SUAMI DI BATALYON INFANTERI 512 KOMPI C MALANG Jurnal Psikologi Agustus 2011, Vol. 1, No.12, hal 18-23 PERBEDAAN TINGKAT AKTUALISASI DIRI ANGGOTA PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA DITINJAU DARI PANGKAT SUAMI DI BATALYON INFANTERI 512 KOMPI C MALANG Siti

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persayaratan Dalam mencapai

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (STUDI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN TINGGAL DENGAN ORANG TUA)

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (STUDI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN TINGGAL DENGAN ORANG TUA) PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (STUDI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN TINGGAL DENGAN ORANG TUA) SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai

Lebih terperinci

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel dukungan sosial dengan psychological well-being pada anggota komunitas Orang Muda Katolik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun), dan fase remaja akhir (usia 18 tahun sampai 21 tahun) (Monks,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun), dan fase remaja akhir (usia 18 tahun sampai 21 tahun) (Monks, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia remaja terbagi dalam tiga fase, yaitu fase remaja awal (usia 12 tahun sampai 15 tahun), fase remaja tengah (usia 15 tahun sampai 18 tahun), dan fase remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan. Orang yang lahir dalam keadaan cacat dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan. Orang yang lahir dalam keadaan cacat dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin lahir dalam keadaan normal, namun pada kenyataannya ada orang yang dilahirkan dengan keadaan cacat. Bagi orang yang lahir dalam keadaan cacat

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN SELF EFFICACY PADA REMAJA DI SMU NEGERI 9 YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN SELF EFFICACY PADA REMAJA DI SMU NEGERI 9 YOGYAKARTA JURNAL PSIKOLOGI 2002, NO. 2, 112-123 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN SELF EFFICACY PADA REMAJA DI SMU NEGERI 9 YOGYAKARTA Niken Widanarti Aisah Indati Universitas Gadjah Mada ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan manusia dengan kemampuan berbeda-beda dengan rencana yang. kesialan atau kekurangan dengan istilah cacat.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan manusia dengan kemampuan berbeda-beda dengan rencana yang. kesialan atau kekurangan dengan istilah cacat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu sangat mendambakan dirinya terlahir dalam keadaan sempurna jasmani dan rohani. Dengan kesempurnaannya tersebut, ia akan berkembang secara wajar,

Lebih terperinci

Rina Setya Utami F

Rina Setya Utami F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA MENOPAUSE NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: ARRIJAL RIAN WICAKSONO F 100 090 117 Kepada : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa Atrie Bintan Lestari Hendro Prabowo, SPsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PENSIUN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PENSIUN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PENSIUN Sylvia Ermayanti Sri Muliati Abdullah Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. penyesuaian sosial pada remaja low vision yang tinggal di asrama dengan

BAB 5 PENUTUP. penyesuaian sosial pada remaja low vision yang tinggal di asrama dengan 75 BAB 5 PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa tidak ada perbedaan penyesuaian sosial pada remaja low vision yang tinggal di asrama dengan yang tinggal di rumah. Hasil perhitungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan tingkat kenakalan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan tingkat kenakalan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan terbesar yang dihadapi siswa adalah masalah yang berkaitan dengan prestasi, baik akademis maupun non akademis. Hasil diskusi kelompok terarah yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU Disusun oleh: Khalimatus Sa diyah H. Fuad Nashori FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipergunakan guna menjawab permasalahan yang diselidiki

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PRESTASI ATLET TAE KWON DO DIY DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL

NASKAH PUBLIKASI PRESTASI ATLET TAE KWON DO DIY DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL NASKAH PUBLIKASI PRESTASI ATLET TAE KWON DO DIY DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL Oleh : Fitri Yulianto Fuad Nashori FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2006

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang menginginkan tubuh yang sempurna. Banyak orang yang mempunyai anggapan bahwa penampilan fisik yang menarik diidentikkan dengan memiliki tubuh yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi Disusun oleh : PUTUT WIDYANTO F 100080106 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tingkat perbedaan.

Lebih terperinci

Kontribusi Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Adekuasi Penyesuaian Diri di Sekolah pada Siswa SMP

Kontribusi Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Adekuasi Penyesuaian Diri di Sekolah pada Siswa SMP CONSILIUM : Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling First Published Vol 2 (2) December 2014 CONSILIUM Kontribusi Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Adekuasi Penyesuaian Diri di Sekolah pada Siswa

Lebih terperinci

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya, Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-nya, Selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak sehat, baik fisik maupun mental adalah harapan bagi semua orang tua, akan tetapi pada kenyataannya tidak semua pasangan dikaruniai anak yang normal. Melihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri Akademik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri Akademik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efikasi Diri Akademik 1. Pengertian Efikasi Diri Akademik Bandura (1997) menjelaskan bahwa efikasi diri merupakan perkiraan seseorang tentang kemampuannya untuk mengatur dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Lebih terperinci

Perbedaan Kepercayaan Diri pada Siswa dengan Perilaku Bermasalah Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua di SMAN 1 Kauman Tulungagung

Perbedaan Kepercayaan Diri pada Siswa dengan Perilaku Bermasalah Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua di SMAN 1 Kauman Tulungagung Perbedaan Kepercayaan Diri pada Siswa dengan Perilaku Bermasalah Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua di SMAN 1 Kauman Tulungagung The Difference of Self-Confidence in Students with Behaviour Disorder Observed

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, S. (1987). Test Prestasi. Yogyakarta: Liberty. Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, S. (1987). Test Prestasi. Yogyakarta: Liberty. Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar DAFTAR PUSTAKA Arjanggi. (2010). Metode Pembelajaran Tutor Teman Sebaya Meningkatkan Hasil Belajar Berdasar Regulasi Diri. Jurnal Psikologi. Vol. 14 no. 2. Hal. 91-97. Azwar, S. (1987). Test Prestasi.

Lebih terperinci

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Lati Utami, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

Reny Yuniasanti Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ABSTRAK

Reny Yuniasanti Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ABSTRAK KECEMASAN MENGHADAPI ULANGAN UMUM PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS IV DAN V DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP TUNTUTAN ORANGTUA UNTUK BERPRESTASI DALAM BELAJAR Reny Yuniasanti Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN RELASI BERSAMA PEER GROUP PADA LANSIA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN RELASI BERSAMA PEER GROUP PADA LANSIA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN RELASI BERSAMA PEER GROUP PADA LANSIA Oleh : Allif Rahmi Hani Qurotul Uyun FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 NASKAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB. Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M.

HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB. Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M. HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M. Si, Psi INTISARI Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta yang menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan Dukungan Sosial Pada Penderita Kanker Payudara Di Masa Dewasa Tengah Qotrin Nida Rahmata Sari Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dan dampak

Lebih terperinci