NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU Disusun oleh: Khalimatus Sa diyah H. Fuad Nashori FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing (H.Fuad Nashori, S.Psi., M. Si.)

3 Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada Penyandang Cacat Tunarungu Khalimatus Sa diyah H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi pada penyandang cacat tunarungu. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada penyandang cacat tunarungu. Semakin tinggi kepercayaan diri para penyandang cacat tunarungu maka kecemasan komunikasi interpersonal semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri para penyandang cacat tunarungu maka kecemasan komunikasi interpersonal semakin tinggi. Subjek penelitian ini adalah para penyandang cacat tunarungu yang bersekolah di SLB Negeri 3 Yogyakarta, SLB Negeri 4 Yogyakarta, SLB Wiyata Dharma II dan SLB Tunas Kasih pada bagian tunarungu (B) tingkat SMPLB dan SMLB di Yogyakarta. Adapun skala yang digunakan untuk mengetahui kecemasan komunikasi interpersonal disusun berdasarkan teori dari Burgoon dan Ruffner (1978). Skala kepercayaan diri disusun berdasarkan teori dari Lauster (1978). Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS versi 12.0 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada penyandang cacat tunarungu. Korelasi product moment dari Spearman menunjukkan korelasi sebesar?0,378 dengan p = 0,001 (p?0,01), sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal dapat diterima. Hasil uji korelasi tersebut menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara kedua variabel penelitian. Kata kunci : Kepercayaan Diri, Kecemasan Komunikasi Interpersonal, Penyandang cacat tunarungu

4 Pendahuluan Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Komunikasi juga menjadi bagian hidup manusia sejak awal kehidupannya namun tetapi ada permasalahan yang timbul berkaitan dengan hal tersebut karena berbagai hambatan baik dari diri sendiri maupun dengan orang lain. Salah satunya adalah problem kecemasan dalam menjalin komunikasi. Seseorang yang mengalami kecemasan ini akan menjadi gemetar, takut, dada berdebar, banyak mengeluarkan keringat, kehilangan kata-kata dll dalam menjalin pembicaraan antara antar pribadi seperti dengan teman, guru, orang penting, atau orang yang baru dikenal. Akibatnya orang tersebut cenderung menghindari situasi komunikasi karena ragu, takut salah, dan tidak berani menyampaikan informasi yang ingin dikemukakan. Kondisi seperti ini disebut dengan istilah hambatan komunikasi (communication apprehension) yang menggambarkan reaksi negatif dalam bentuk kecemasan berbicara di muka umum maupun kecemasan komunikasi interpersonal ( Burgoon dan Ruffner, 1978). Individu membutuhkan kepercayaan diri sendiri untuk dapat menguatkan dirinya dalam melakukan aktivitas dan komunikasi dengan orang lain dalam hubungan sosial. Rakhmat (2004) menyatakan bahwa orang yang kurang percaya diri akan cenderung sedapat mungkin menghindari komunikasi, ia takut orang

5 akan mengejeknya atau menyalahkannya. Rasa rendah diri yang berlebihan hanya akan mendatangkan kesulitan pada diri sendiri, karena individu akan menarik diri dari pergaulan, berusaha sekecil mungkin berkomunikasi, dan hanya akan berbicara apabila terdesak saja. Akibat dari rusaknya pendengaran pada penyandang cacat tunarungu maka mereka pada umumnya mengalami gangguan perseptual, gangguan bicara dan komunikasi, gangguan kognitif, gangguan sosial, gangguan emosi, masalah kependidikan, gangguan intelektual dan masalah vokasional. Dari akibat rusaknya pendengaran penyandang cacat tunarungu tersebut diatas masih ada masalah yang penting yaitu masalah kurang berinteraksi dengan keluarga dan yang lebih luas adalah dalam masyarakat (Abdurrahman dan Sudjadi, 1994). Tunarungu sebagai kondisi yang khusus atau luar biasa dengan berbagai keterbatasannya mempunyai masalah utama yaitu hambatan berkomunikasi. Bagi mereka komunikasi melalui suara hampir tidak mungkin, maka segala sesuatu ditafsirkan sesuai dengan kesan penglihatannya, sehingga tidak jarang terjadi salah tafsir atau kesalahpahaman karena tidak dapat mengangkap maksud dari lawan komunikasinya. Disamping tidak dimengerti orang lain mereka juga sukar untuk memahami orang lain (Surnanpouw dan Setiasih, 2003). Dalam penelitian Surnanpouw dan Setiasih tersebut juga menggunakan metode wawancara dengan beberapa orang tua tunarungu menyatakan bahwa tunarungu dalam hal komunikasi kadang-kadang masih mengalami kesulitan. Berdasar uraian tersebut, penelitian ini akan mencoba menguji hipotesis bahwa ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi

6 interpersonal pada penyandang cacat tunarungu. Semakin tinggi kepercayaan diri individu maka kecemasan komunikasi interpersonalnya akan semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah kepercayaan dirinya maka semakin tinggi kecemasan komunikasi interpersonalnya. Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka diatas hipotesis penelitian yang dapat diajukan adalah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada penyandang cacat tunarunggu. Semakin tinggi kepercayaan diri maka akan semakin rendah kecemasan komunikasi interpersonal pada penyandang cacat tunarungu. Sebaliknya, semakin rendah kepercayaan dirinya maka semakin tinggi kecemasan komunikasi interpersonal pada penyandang cacat tunarungu. Metode Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua macam skala. Skala ini juga menggunakan lembar identitas diri seperti nama (inisial), umur dan jenis kelamin sebagai pelengkap data penelitian. Skala yang dipergunakan adalah skala kecemasan komunikasi interpersonal dan skala kepercayaan diri untuk mengungkap kecemasan komunikasi interpersonal dan kepercayaan diri subjek. Skala kecemasan komunikasi interpersonal dan skala kepercayaan diri sebelum dipergunakan diuji preliminary dahulu kepada beberapa subjek untuk mengetahui ketepatan konstruk setiap pernyataan.

7 Penelitian ini menggunakan skala dengan dua alternatif jawaban, yaitu; Ya dan Tidak. Jawaban Ya apabila sesuai dengan keadaan subjek, jawaban Tidak apabila tidak sesuai dengan jawaban subjek. Kriteria pemberian skor untuk aitem favourabel adalah jawaban Ya diberi nilai satu, jawaban Tidak diberi nilai nol. Sedangkan untuk aitem unfavourabel; jawaban Ya diberi nilai nol, jawaban Tidak diberi nilai satu. Alasan digunakan summated rating dengan dua alternatif jawaban karena subjek penelitian memiliki keterbatasan sebagai penyandang cacat tunarungu. Karena keterbatasannya itu, subjek diberi skala yang responnya sederhana yaitu dua alternatif jawaban saja. Secara rinci alat ukur yang digunakan adalah: 1. Skala Kepercayaan Diri Skala ini disusun oleh peneliti berdasarkan teori kepercayaan diri dari Lauster (1978)Aspek-aspek yang dipakai dalam variabel kepercayaan diri adalah 1) perasaan aman, 2) ambisi yang normal, 3) yakin pada kemampuan diri, 4) mandiri, 5) toleran, serta 6) optimis. 2. Skala Kecemsan Komunikasi Interpersonal Skala ini disusun oleh peneliti berdasarkan teori dari Burgoon dan Ruffner (1978). Aspek-aspek yang termuat adalah 1) unwillingness yaitu tidak ada minat untuk berpartisipasi dalam komunikasi, 2) unrewarding yaitu tidak adanya penghargaan dalam berkomunikasi, 3) control yaitu kurangnya kontrol dalam situasi komunikasi.

8 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil try-out, uji validitas dan reliabilitas alat ukurnya adalah: a. Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal Skala kecemasan komunikasi interpersonal terdiri dari 30 aitem, yang terdiri dari 15 aitem favorabel dan 15 aitem unfavorabel. Hasil analisis statistik pada program SPSS versi 12.0 dari 67 subjek yang mengisi skala kecemasan komunikasi interpersonal yang sahih sebanyak 14 aitem, dengan koefisien korelasi aitem total bergerak antara 0,253 sampai dengan 0,496 dan diperoleh koefisien Alpha sebesar 0,711. b. Skala Kepercayaan Diri Skala kepercayaan diri terdiri dari 32 aitem, yang terdiri dari 19 aitem favorabel dan 13 aitem unfavorabel. Hasil analisis statistik pada program SPSS versi 12.0 dari 67 subjek yang mengisi skala kepercayaan diri yang sahih sebanyak 13 aitem, dengan koefisien korelasi aitem total bergerak antara 0,280 sampai dengan 0,514 dan diperoleh koefisien Alpha sebesar 0,745.

9 1. Deskripsi Subjek Deskripsi subjek dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Deskripsi Subjek Penelitian No Faktor Kategori N 1. Jenis kelamin a. Laki-laki 32 b. Perempuan Kelas a. SMPLB 1 14 b. SMPLB 2 17 c. SMPLB 3 17 d. SMULB 1 4 e. SMULB 2 7 f. SMULB Usia a th 29 b th 12 c th 14 d th 7 e. 28 th 1 f. tidak diisi 4 2. Deskripsi Statistik Data subjek dalam penelitian ini digolongkan dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Kategori berdasarkan sebaran hipotetik yaitu nilai maksimal dikurangi nilai minimal, sehingga diperoleh perkiraan besarnya standar hipotetik. Standar hipotetik yang terdapat pada suatu deviasi standar di atas mean dikategorikan tinggi, semantara untuk satu deviasi standar di bawah mean

10 hipotetik dikategorikan rendah. Pada tabel berikut dapat dilihat kategori subjek penelitian berdasarkan mean hipotetik dan mean empiris. Tabel 2 Deskripsi data penelitian Variabel Skor Hipotetik Skor Empirik Xmin XMax Mean SD XMin XMax Mean SD KKI* , ,79 2,921 KD ,5 2, ,52 2,803 *)KKI : Kecemasan Komunikasi Interpersonal KD : KepercayaanDiri Sebaran hipotetik dari skor skala kecemasan komunikasi interpersonal dapat diuraikan untuk mengetahui keadaan subjek penelitian yang berdasarkan pada kategorisasi standar deviasi, dapat dilihat pada tabel yaitu: Tabel 3 Kriteria kategorisasi Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal Kategori Rentang skor Jumlah Prosentase Tinggi Sedang Rendah X? 9,333 4,667? X? 9,333 X? 4, ,95 % 40,29 % 50,76 % Sebaran hipotetik pada skor kecemasan komunikasi interpersonal diketahui nilai terendah adalah? 4,667, nilai tertinggi adalah? 9,333. Luas jarak sebaran adalah 14 0 = 14, sehingga setiap deviasi standarnya bernilai 2,333, dan mean teoritisnya adalah 7. Hasil pengolahan yang ditunjukkan dalam tabel di atas terlihat bahwa dari keseluruhan subjek yaitu 67 orang, mayoritas subjek berada pada tingkat kecemasan komunikasi interpersonal rendah, yaitu sebesar 50,76 %.

11 Tabel 4 Kriteria Kategorisasi Skala Kepercayaan Diri Kategori Rentang skor Jumlah Prosentase Tinggi Sedang Rendah X? 8,666 4,334? X? 8,666 X? 4, ,17 % 25,37 % 7,46 % Sebaran hipotetik pada skor kepercayaan diri diketahui nilai terendah adalah? 4,334, nilai tertinggi adalah? 8,666. Luas jarak sebaran adalah 13 0 = 13, sehingga setiap deviasi standarnya bernilai 2,166, dan mean teoritisnya adalah 6,5. Hasil pengolahan yang ditunjukkan dalam tabel di atas terlihat bahwa dari keseluruhan subjek yaitu 67 orang, mayoritas subjek berada pada tingkat kepercayaan diri tinggi, yaitu sebesar 67,17 %. 3. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan sebelum analisis penelitian. Maksud dari pengujian kedua uji normalitas dan linieritas merupakan syarat sebelum dilakukanpengetesan nilai korelasi, agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 12.0 dengan teknik statistik One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Variabel kecemasan komunikasi interpersonal menunjukkan K-SZ = 1,172 ; p = 1,28 (p?0,05) sedangkan variabel kepercayaan diri K-SZ = 1,461 ; p = 0,028 (p<0,05).

12 Hasil uji normalitas ini menunjukkan bahwa kedua alat ukur tersebut memiliki sebaran yang tidak normal. 2. Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui linieritas variabel kecemasan komunikasi interpersonal dengan variabel kepercayaan diri. Uji linieritas ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 12.0 yaitu untuk statistik compare means. Diperoleh bahwa F = 14,032 ; p = (p?0,05), dan deviation from linierity f = 1,072 ; p = 0,399 (p?0,05). Hsil uji linieritas tersebut menunjukkan antara kecemasan komunikasi dengan kepercayaan diri bersifat linier dan tidak ada kecenderungan menyimpang dari garis linier. 4. Uji Hipotesis Hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal dapat diketahui dengan cara melakukan uji hipotesis. Hasil analisis data menggunakan teknik korelasi produk moment dari Spearman pada program komputer SPSS versi 12.0, diperoleh angka koefisien korelasi sebesar?0,378 dengan p = 0,001 (p?0,01), sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal dapat diterima. Hasil uji korelasi tersebut menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara kedua variabel penelitian.

13 Pembahasan Hasil analisi data dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal. Hal ini berarti semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah kecemasan komunikasi interpersonal pada penyandang cacat tubuh. Sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri maka semakin tinggi kecemasan komunikasi interpersonalnya. Kepercayaan diri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap individu, karena kepercayaan diri dapat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan kepribadian, sehingga dapat menentukan sikap dan perilaku dalam berinteraksi dengan individu lain. Pikiran negatif merasa dirinya tidak mampu, tidak akan berhasil, rendah diri, dan merasa akan dinilai negatif oleh orang lain adalah ciri-ciri kepercayaan diri rendah yang merupakan merupakan penyebab timbulnya kecemasan komunikasi interpersonal. Sebaliknya, bila seseorang memiliki kepercayaan diri dimana selalu merasa nyaman bersama dengan orang lain dalam situasi komunikasi umumnya, dapat bersikap santai, tidak kaku, fleksibel dalam suara dan gerak tubuh, terkendali, tidak gugup atau canggung dapat mengurangi tingkat kecemasan komunikasi interpersonal dan meningkatkan keefektifan komunikasi (DeVito, 1997) Kecemasan komunikasi interpersonal yang dipengaruhi oleh rendahnya kepercayaan diri akan mengakibatkan seseorang tidak mampu membuka pembicaraan, memperluas pembicaraan, mengikuti alur pembicaraan, tidak mampu menyampaikan pesan yang pada akhirnya menghindari situasi

14 komunikasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Rakhmat (2004) yang menyatakan bahwa orang yang kurang kepercayaan diri akan cenderung sedapat mungkin menghindari komunikasi,. Ia takut orang akan mengejeknya atau menyalahkannya. Hal ini tercantum pada aspek unwillingness (Burgoon & Ruffner, 1978) dari kecemasan komunikasi interpersonal, yang menunjukkan tidak adanya minat untuk ikut berpartisipasi dalam komunikasi. Menurut teori reinforcement, anak belajar mengulangi perilaku yang diberi reward, sedang perilaku yang yang tidak diberikan reward atau bahkan diberikan punishment cenderung akan dikurangi atau dihilangkan (Devito, 1984; Purnamaningsih dan Utami, 1998). Misalnya, anak akan diberi pengukuhan atau reward apabila ia diam, dan tidak diberi pengukuhan atau mungkin diberi punishment apabila anak berbicara, maka anak tersebut akan menjadi anak yang pendiam. Dengan demikian ia akan mengalami hambatan dalam memperoleh ketrampilan dalam berkomunikasi dengan sukses. Hal ini akan berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan komunikasinya. Pada aspek control, kurangnya kontrol terhadap situasi berkomunikasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan berhubungan dengan lokasi temapt berlangsungnya pembicaraan, dan kurangnya kontrol yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menyesuaikan perbedaan individu masing-masing partisipan dan adanya reaksi dari individu lain. Sejalan dengan pendapat diatas, McCroskey (DeVito, 1995) mengungkapkan faktor yang menyebabkan meningkatnya kecemasan komunikasi adalah: kurangnya ketrampilan dan pengalaman komunikasi, tingkat evaluasi, status yang lebih rendah, jumlah

15 kelompok, tingkat kepastian, tingkat kesamaan dan pengalaman kegagalan atau kesuksesan. Adanya hubungan yang negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal dapat dijelaskan bahwa kepercayaan diri merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kecemasan komunikasi interpersonal, terutama hal ini pada penyandang cacat tunarungu. Hambatan dalam mendengar dan berbicara sebagai faktor penting dalam berkomunikasi, membuat penyandang cacat tunarungu mengalami permasalahan kecemasan komunikasi interpersonal. Keterbatasan yang dimiliki oleh penyandang cacat tunarungu ini akan mempengaruhi penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan melihat dirinya sebagai individu yang memiliki kekurangan, sehingga dengan demikian mengakibatkan penyandang cacat tunarungu merasa kurang berharga (Soemantri, 1996). Perasaan kurang berharga disebabkan pengaruh dari dalam diri terhadap ketunarunguannya maupun pandangan keluarga dan sikap merandahkan masyarakat terhadap kekurangannya tersebut membuat penyandang cacat merasa inferior dan tidak adekuat. Persepsi yang tidak realistik tentang kemampuan dan keterbatasan tersebut cenderung membentuk persepsi yang negatif tentang diri mereka sendiri sehingga mempengaruhi kepercayaan diri mereka. Pengaruh kepercayaan diri penyandang cacat tunarungu mengakibatkan mereka tidak dapat mengekspresikan apa yang mereka pikirkan kepada orang lain dan mereka juga tidak dapat mengerti apa yang diucapkan oleh orang lain, sehingga penyandang cacat tunarungu tidak dapat berpartisipasi maksimal dalam percakapan (Abdurrahman dan Sudjadi,1994). Proses komunikasi interpersonal

16 dan hambatannya dalam hal ini kecemasan komunikasi akibat dari kepercayaan diri yang dimiliki juga dialami oleh penyandang cacat tunarungu. Apalagi mereka memiliki keterbatasan dalam berbicara maupun mendengar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kecemasan komunikasi interpersonal subjek penelitian mayoritas berada pada tingkat rendah yaitu sebesar 50,76 %, sementara pada variabel kepercayaan diri mayoritas berada pada tingkat tinggi yaitu sebesar 67,17 %. Kontribusi kepercayaan diri sebesar 17,6 %, ini berarti kepercayaan diri memberikan kontribusi sumbangan efektif sebesar 17,6 % terhadap kecemasan komunikasi interpersonal. Sisanya sebesar 82,4 % adalah faktor lain yang juga berpengaruh namun tidak diperhatikan dalam penelitian ini. Penelitian kepada subjek yang normal dalam pendengaran dan berbicara pernah dilakukan oleh Siska (1996) tentang hubungan kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada mahasiswa dan penelitian Marwati (2001) mengenai hubungan kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi pada mahasiswa tahun awal Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Penelitian dengan kelompok subjek penyandang cacat tubuh tetapi normal dalam pendengaran pernah dilakukan oleh Nuryanti (1998). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelompok subjek normal dalam pendengaran dapat disimpulkan ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal. Dengan demikian tidak ada perbedaan antara subjek normal dengan subjek penyandang cacat tunarungu dalam hubungannya antar kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal.

17 Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada penyandang cacat tunarungu. Semakin tinggi kepercayaan diri maka akan semakin rendah kecemasan komunikasi interpersonal pada penyandang cacat tunarungu. Sebaliknya, semakin rendah kepercayaan dirinya maka akan semakin tinggi kecemasan komunikasi interpersonal pada penyandang cacat tunarungu. Saran Berkaitan dengan penelitian ini, saran yang diajukan peneliti berdasarkan hasil yang diperoleh: 1. Saran bagi subjek penelitian Bagi subjek penelitian agar dapat berkomunikasi lancar dengan orang lain tanpa ada kecemasan komunikasi yang berlebihan, disarankan agar memiliki dan memupuk kepercayaan diri, karena kepercayaan diri terbukti memberikan sumbangan dalam pengurangan kecemasan komunikasi interpersonal. Dengan kepercayaan diri ini pula dapat tercipta komunikasi interpersonal yang efektif. 2. Saran bagi orang tua Bagi para orang tua yang memiliki anak penyandang cacat tunarungu sebaiknya mendukung dan mendorong anaknya agar memiliki kepercayaan diri yang tinggi walaupun mereka memiliki keterbatasan. Salah satunya dengan mendorong, mendukung dan memberikan kesempatan penyandang cacat tunarungu untuk mampu berkomunikasi dengan siapa saja. Dengan

18 berkomunikasi para penyandang cacat tunarungu ini akan meningkatkan kepercayaan diri. 3. Saran bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan bahasan yang sama, disarankan untuk melengkapi dengan data wawancara dan observasi. Disarankan pula untuk menggunakan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kecemasan komunikasi interpersonal. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang.

19 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M dan Sudjadi Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Burgoon, M and Ruffner, M Human Communication. New York: Healt Renehard & Wiston. DeVito, J Komunikasi Antar Manusia Kuliah Dasar Edisi Kelima (Terjemahan). Jakarta: Professional Books The Interpersonal Communication Book. New York: Harper College Publisher Lauster, P Tes Kepribadian, terjemahan: D.H Gulo. Jakarta: Bumi Aksara. Marwati, S Kepercayaan Diri Dan Kecemasan Dalam Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Tahun Awal Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Nuryanti, L Hubungan Kepercayaandiri Dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada Penyandang Cacat Tubuh. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakata: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Rakhmat, J Psikologi Komunikasi. Bandung: Penerbit Remadja Karya. Siska Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa, Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Somantri, S Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Sumampouw, A dan Setiasih Profil Kebutuhan Remaja Tunarungu. Anima Indonesian Psychological Journal. Vol 18 No

20

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah data penelitian didapat, maka selanjutnya dilakukan uji asumsi untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis statistik. Uji asumsi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan One. Sample Kolmogorov-Smirnov Tes dan memberikan hasil sebagai

BAB V HASIL PENELITIAN. normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan One. Sample Kolmogorov-Smirnov Tes dan memberikan hasil sebagai BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum dilakukan analisis statistik dengan menggunakan Product Moment Pearson, maka dilakukan uji asumsi normalitas dan linearitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA PENYALAHGUNA NAPZA SELAMA MASA REHABILITASI

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA PENYALAHGUNA NAPZA SELAMA MASA REHABILITASI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA PENYALAHGUNA NAPZA SELAMA MASA REHABILITASI DISUSUN OLEH : FINA FEBIYANTI MIRA ALIZA RAHMAWATI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi harus terlebih dahulu dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas, uji linieritas, dan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akademika pada sekolah SMP. Problematika siswa-siswi seringkali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akademika pada sekolah SMP. Problematika siswa-siswi seringkali BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Dalam penelitian ini, peneliti mengambil subyek siswa-siswi SMP Swasta di Taman Sidoarjo. SMP Dharma Wanita 9 Taman terletak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010). BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kecemasan Komunikasi Interpersonal 2.1.1. Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal Burgoon dan Ruffner (1978) kecemasan komunikasi interpersonal adalah kondisi ketika individu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Sampel dalam penelitian ini adalah 75 anggota aktif. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai gambaran sampel berdasarkan usia dan Masa bekerja. Selanjutnya akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi 33 BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sedayu. Sekolah ini terletak di Argomulyo Sedayu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian. Uji asumsi yang dilakukan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU Oleh: AMELIA DESTARI SONNY ANDRIANTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM PUBLIC SPEAKING NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM PUBLIC SPEAKING NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM PUBLIC SPEAKING NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasi yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara kepercayaan diri dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan pengumpulan data yang diawali dengan melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan

Lebih terperinci

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode Bab III METODE A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, yaitu merupakan upaya yang menggambarkan keseluruhan pemikiran atau program penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Subjek Penelitian Kuantitatif. Tabel 4.1 Gambaran Usia dan Lama Perkawinan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Subjek Penelitian Kuantitatif. Tabel 4.1 Gambaran Usia dan Lama Perkawinan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Kuantitatif Penelitian dilakukan kepada 80 istri yang berada di wilayah Bekasi dan sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (006) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M.

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M. Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin Rini Suparti 16512413 Dr Aski Marissa, M.Psi, Psikolog BBAB I: Latar Belakang Didalam kehidupan pondok pesantren para

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA JULI SUSANTI SUKARTI PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA Oleh: Iffah Savitri Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai. 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan penelitian agar tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari skala perilaku konsumtif dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti menggunakan tryout dengan alasan bahwa dengan menggunakan tryout diharapkan item pada skala ini lebih valid dan reliable untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. JBT II. Organisasi UIP JBT II dibentuk dengan Surat Peraturan Direksi PT

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. JBT II. Organisasi UIP JBT II dibentuk dengan Surat Peraturan Direksi PT BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini meneliti tentang hubungan antara kebermaknaan dalam bekerja dan kepuasan kerja karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban berdiri atas dasar SK Mendiknas RI Nomor: 08/D/O/2007 dengan memberikan ijin penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan berbagai kesempurnaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan berbagai kesempurnaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan berbagai kesempurnaan. Kesempurnaan yang diciptakan tidak hanya dilihat dari segi fisik namun kelebihaannya yang dimilikinya. Pada

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 Kelurahan Isola yang berjumlah 61 orang. Peneliti menggunakan teknik sampling

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun A. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia 17-23 tahun yang berjumlah 80 orang. Dalam 80 orang subjek penelitian dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian. 4.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendektan kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari mulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional, di sini penulis hanya bermaksud untuk mengumpulkan data dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB. Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M.

HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB. Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M. HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M. Si, Psi INTISARI Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta yang menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah hubungan kontrol diri dan perilaku bullying. Untuk membuktikan secara empiris hipotesis tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Survei (metode survei). Kasiram (2008) dalam bukunya Metodologi

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. sesuatu yang berkenaan dengan penelitian. Penelitian dilaksanakan di wilayah

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. sesuatu yang berkenaan dengan penelitian. Penelitian dilaksanakan di wilayah 40 BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi kancah penelitian Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah perlunya memahami kancah atau tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16). 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 4.1.1. Persiapan Uji Coba Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua buah skala berupa skala regulasi emosi yaitu kuesioner AERQ (Academic

Lebih terperinci

KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG

KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG Selvi Zola Fenia APIKES Iris Padang ABSTRAK Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola asuh merupakan interaksi yang diberikan oleh orang tua dalam berinteraksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik komparatif. Penelitian dengan teknik komparatif yakni jenis penelitian yang bertujuan membandingkannya dengan melihat persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. membantu kearah pemecahan masalah. Berdasarkan judul penelitian yang diambil

III. METODE PENELITIAN. membantu kearah pemecahan masalah. Berdasarkan judul penelitian yang diambil III. METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penelitian yang dapat membantu kearah pemecahan masalah. Berdasarkan judul penelitian yang diambil oleh peneliti maka pada bab ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Pelita Salatiga kelas XI Tahun ajaran 2012/2013 :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Pelita Salatiga kelas XI Tahun ajaran 2012/2013 : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penulis melakukan penelitian di SMK Pelita Salatiga dengan subjek seluruhnya adalah siswa kelas XI. Berikut adalah tabel rekapitulasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample. Uji normalitas pada skala subjective well-being

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample. Uji normalitas pada skala subjective well-being BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi, yang terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. a. Uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sebuah penelitian membutuhkan suatu objek yang akan diteliti sebagai sumber data, yang dimana objek tersebut disesuaikan dengan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan lapangan (field research) yaitu penelitian yang paling

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN ASERTIVITAS DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN ASERTIVITAS DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN ASERTIVITAS DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA Nike Kusumawati, Salmah Lilik, Rin widya Agustin Program Studi Psikologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kalimat-kalimat yang bersifat kualitatif maka teknik ini disebut teknik deskriptif. Tabel 1 Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kalimat-kalimat yang bersifat kualitatif maka teknik ini disebut teknik deskriptif. Tabel 1 Rancangan Penelitian 38 BAB III A. Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Yang menggunakan angka-angka sesudah sampai pada prosentase kemudian ditafsirkan dengan kalimat-kalimat

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah & Penelitian. Penelitian ini penulis lakukan pada remaja di SMK-SMTI Yogyakarta yang terletak di Jalan Kusumanegara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Subyek Penelitian Gambaran umum subjek penelitian ini diperoleh dari data yang diisi responden, yaitu inisial, usia, jenis kelamin responden,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan (Hadi, 2000). Oleh karena itu,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan (Hadi, 2000). Oleh karena itu, 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam sebuah penelitian ilmiah, metodologi penelitian merupakan unsur yang penting, karena metode dalam sebuah penelitian sangat menentukan apakah penelitian tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan 35 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang di gunakan untuk mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angkaangka

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data, langkah yang perlu peneliti lakukan adalah uji asumsi variabel penelitian. Uji asumsi yang dilakukan yaitu uji normalitas dan uji linieritas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamatkan Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamatkan Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung Jawa Barat. 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia yang beralamatkan Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menguraikan tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka dalam pengumpulan data, penafsiran data dan penampilan hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. angka dalam pengumpulan data, penafsiran data dan penampilan hasilnya. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dimana dalam penelitian kuantitatif menggunakan angka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Peneliti akan menguraikan tentang gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin. Kemudian menjelaskan secara deskriptif dengan di sertai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006; 12).

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006; 12). BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Untuk dapat meneliti konsep empirik, konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Menurut Arikunto (2006), variabel adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi (quasi experiment). Metode eksperimen kuasi digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengajukan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitiannya, penelitian ini berangkat dari suatu permasalahan.

Lebih terperinci

Total 202 orang 100 %

Total 202 orang 100 % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci