NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA
|
|
- Shinta Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA Oleh: Iffah Savitri Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007
2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Mira Aliza Rachmawati, S.Psi., M.Psi)
3 HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA Iffah Savitri Mira Aliza Rachmawati INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan kemasan komunikasi pada remaja. Hipotesa awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan kemasan komunikasi pada remaja. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Cilacap, berusia tahun, tinggal bersama dengan orang tua kandung dan status orang tua masih hidup. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah metode purposive sampling. Adapun skala yang digunakan adalah skala persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter yang disusun sendiri oleh penulis berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Hurlock (1978) dan hasil adaptasi dan modifikasi skala Personal Report of Communication Apprehension (PRCA) yang disusun oleh Mc Croskey (1983). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS versi 12.0 for windows untuk menguji apakah terdapat hubungan antara persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan kemasan komunikasi pada remaja. Korelasi product moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar r = 0,386 dengan p=0,00 sehingga p<0,01 yang artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan kemasan komunikasi pada remaja. Jadi hipotesa penelitiian diterima. Kata Kunci : Pola Asuh Otoriter, Kecemasan Komunikasi
4 PENGANTAR Keberadaan remaja pada masa sekarang memiliki pengaruh besar terhadap masa depan remaja sendiri maupun bagi masa depan bangsa Indonesia. Para remaja dituntut untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja hendaknya dapat mengembangkan diri secara optimal agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Remaja diharapkan mampu mengaktualisasikan diri, mampu mengeluarkan pendapat, mampu berkomunikasi secara baik dengan orang lain maupun berkomunikasi di depan umum, belajar berfikir kritis, dan tidak mudah putus asa. Pada kenyataannya, ada sebagian remaja yang mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ada remaja yang mengalami kecemasan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Remaja ini merasa sulit untuk mengungkapkan pendapat-pendapatnya atau ide-idenya pada orang lain karena cemas bahwa pendapatnya tersebut tidak akan diterima. Ada perasaan takut pada diri remaja bahwa mereka tidak diterima kehadirannya oleh teman-temannya, sehingga mereka takut dan ragu-ragu untuk mengungkapkan pendapat yang ada dalam pikiran remaja. Masalah yang dihadapi oleh remaja dalam berkomunikasi tersebut dikenal dengan istilah communication apprehension. Remaja yang mengalami communication apprehension akan merasa cemas ketika harus berkomunikasi dengan orang lain, sehingga tidak mampu mencerminkan rasa kehangatan, keterbukaan, dan dukungan. Remaja yang mengalami kecemasan dalam berkomunikasi akan merasakan adanya
5 perubahan psikis dan fisiologis. Perubahan psikis yang dialami remaja merasa cemas ditandai dengan perasaan tegang, khawatir dan takut. Perubahan fisiologis yang terjadi ketika cemas yaitu detak jantung, pernafasan dan tekanan jantung meningkat (Wulandari, 2004). Kecemasan komunikasi merupakan suatu masalah yang penting di tingkat SMA. Hasil penelitian di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa sedikitnya 11% siswa SMA mengalami kecemasan berkomunikasi yang tinggi dan 20% siswa yang mengalami kecemasan berkomunikasi yang cukup tinggi (http//: Masalah kecemasan komunikasi juga telah dilakukan penelitian oleh Rilin (2004), menyatakan bahwa 26% dari 86 siswa kelas 2 SMU Muhammadiyah 1 Klaten mengalami kecemasan komunikasi interpersonal yang tinggi. Uraian di atas menunjukkan bahwa kecemasan komunikasi merupakan masalah yang serius dan diperlukan penanganan lebih lanjut sebelum berkembang menjadi masalah yang lebih besar. Fenomena kecemasan komunikasi pada remaja juga terjadi di SMA N 1 Cilacap yang dialami oleh para siswanya. Berdasarkan wawancara dengan guru BK SMA N 1 Cilacap pada tanggal 1 Mei 2007, didapatkan informasi bahwa yang umumnya terjadi pada kelas 11 yaitu sering mengalami permasalahan remaja yang lebih kompleks, misalnya cemas ketika berbicara di depan kelas, minder dalam pergaulan, membolos, merokok, berkelahi, sedangkan kelas 10 lebih kepada masalah penyesuaian diri dalam pelajaran dan pergaulan karena memiliki teman-teman yang baru, serta untuk kelas
6 12, para siswanya lebih sering mengalami permasalahan dalam hal persiapan menghadapi studi lanjut dan dunia kerja. Sistem pembelajaran pada SMA N 1 Cilacap menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum Berbasis Kompetensi memperbanyak praktek dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia, siswa sering melakukan diskusi, berpidato di depan kelas dan kerja kelompok; pelajaran BK juga sering melakukan diskusi kelompok. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 yang para siswanya dikondisikan dalam sistem semester, siswa dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meskipun demikian pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya ( Berdasarkan wawancara dengan guru BK SMA N 1 Cilacap pada tanggal 1 Mei 2007, didapatkan informasi dari hasil konsultasi siswa dengan guru BK yaitu bahwa dengan kurikulum KBK ada beberapa siswa mengalami kesulitan untuk berani berbicara di depan teman-temannya, tidak percaya diri ketika harus mengikuti drama di kelas, menjadi gagap ketika berpidato di depan kelas, enggan untuk mengikuti diskusi kelompok, sehingga kurikulum berbasis kompetensi menjadikan beberapa
7 siswa cemas berkomunikasi dalam berbagai situasi komunikasi. Siswa yang mengalami kecemasan komunikasi biasanya disebabkan oleh rasa percaya diri yang kurang, merasa prestasinya kurang daripada yang lain, orang tua yang terlalu banyak mendikte dan selalu menyalahkan anak sehingga anak merasa tindakannya selalu salah, dan masalah ekonomi yang dirasa tidak sama dengan teman yang lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga merupakan lingkungan primer hampir setiap individu sejak lahir sampai datang masanya meninggalkan rumah untuk membentuk keluarganya sendiri. Sebagai lingkungan primer, hubungan antara manusia yang paling intensif dan paling awal terjadi dalam keluarga. Sebelum seorang anak mengenal lingkungan yang lebih luas, anak terlebih dahulu mengenal lingkungan keluarganya. Karena itu sebelum anak mengenal norma-norma dan nilainilai dari masyarakat umum, pertama kali menyerap norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarganya untuk dijadikan bagian dari kepribadiannya (Sarwono, 2002). Berhasil atau tidaknya seorang remaja dalam pergaulan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Menurut Brouwer (1981) berhasil tidaknya remaja dalam pergaulan sering ada hubungannya dengan sikap orang tuanya. Tipe-tipe pola asuh orang tua berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak. Pengaruh ibu yang mencoba mengikat anak-anaknya dan melepaskannya dari teman-temannya, pengaruh ayah yang selalu melihat bahaya-bahaya yang pada kenyataannya tidak ada, orang tua yang selalu memaksakan kehendaknya dan tidak memberikan kesempatan anak untuk mengungkapkan keinginan-keinginannya, semua itu berpengaruh pada pergaulan.
8 Hal yang paling penting diperhatikan oleh orangtua adalah menciptakan suasana yang demokratis di dalam keluarga sehingga remaja dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua maupun saudara-saudaranya. Dengan adanya komunikasi timbal balik antara anak dan orang tua maka segala konflik yang timbul akan mudah diatasi. Sebaliknya komunikasi yang kaku, dingin, terbatas, menekan, penuh otoritas, hanya akan memunculkan berbagai konflik yang berkepanjangan sehingga suasana menjadi tegang, panas, emosional, sehingga dapat menyebabkan hubungan sosial antara anggota keluarga menjadi rusak dan berakibat juga pada hubungan sosial dengan orang lain ( Solihin (2004) menyatakan bahwa orang tua yang otoriter suka menjadi momok menakutkan bagi anak. Anak merasa takut untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan, ragu-ragu untuk mengungkapkan pendapat, walaupun pendapatnya dapat diterima oleh akal pikiran. Orang tua yang otoriter merasa bahwa merekalah yang paling benar dan berkuasa pada diri anak-anaknya. Orang tua berpendapat bahwa apa yang dipaksakan pada anak-anak adalah untuk kebaikan dan keberhasilan anak. Menurut Ginnot (Solihin, 2004), sikap otoriter sering dipertahankan oleh orang tua dengan dalih untuk menanamkan disiplin pada anak. Sebagai akibat dari sikap otoriter ini, anak menunjukkan sikap pasif (hanya menunggu saja), dan menyerahkan segalanya kepada orang tua. Di samping itu, sikap otoriter sering menimbulkan pula gejala-gejala kecemasan, mudah putus asa, tidak dapat merencanakan sesuatu, juga penolakan terhadap orang lain, lemah hati atau mudah berprasangka. Tingkah laku
9 yang tidak dikehendaki pada diri anak dapat merupakan gambaran dari keadaan di dalam keluarga. Sikap orang tua yang terlalu memaksakan kehendaknya berdampak buruk pada remaja. Dalam pergaulan remaja tersebut menjadi minder atau hanya menjadi pendengar dari teman-temannya. Remaja ini merasa takut untuk mengungkapkan pendapat-pendapatnya karena takut pendapatnya tidak akan diterima oleh orang lain, sehingga dapat menimbulkan remaja mengalami kecemasan dalam berkomunikasi. Menurut hasil penelitian Santrock dan Warshak (Sarwono, 2002), pola asuh otoriter ayah dapat membuat terganggunya kemampuan anak dalam tingkah laku sosialnya. Atas dasar latar belakang tersebut, ingin diteliti hubungan pola asuh otoriter orang tua terhadap kecemasan komunikasi pada remaja. Yang diteliti di sini adalah persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua yang otoriter, maka timbul pertanyaan: Apakah ada hubungan antara persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan kecemasan komunikasi pada remaja. METODE PENELITIAN Karakteristik subjek pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah siswa SMA Negeri 1 Cilacap kelas 11, kelas imersi dan regular, berjenis kelamin perempuan dan laki-laki, berusia tahun, tinggal bersama dengan orang tua kandung, dan status orang tua masih hidup. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Pengumpulan data berbentuk angket dengan metode skala yaitu menggunakan skala-skala psikologis untuk mengungkap
10 atribut psikologis yang dijadikan variabel dalam penelitian ini. Skala ini terdiri dari skala kecemasan komunikasi pada remaja yang merupakan hasil adaptasi dan modifikasi skala Mc Croskey (1983) dan skala persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter yang disusun oleh penulis sendiri berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Hurlock. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisa statistik. Untuk melihat hubungan persepsi remaja terhadap pola asuh otoriter orang tua dan kecemasan komunikasi remaja yaitu menggunakan teknik korelasi product moment. HASIL PENELITIAN 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis korelasi product moment dari Pearson untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu sebagai syarat analisis korelasi product moment. Uji persyaratan meliputi uji normalitas dan uji linieritas. a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah bentuk sebaran data empirik mengikuti sebaran data normal teoritik. Uji normalitas menggunakan teknik statistik one sample Kolmogorov-Smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu jika p>0,05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p<0,05 maka sebaran data tidak normal. Uji normalitas menghasilkan nilai KS-Z 0,932 sebesar dengan p = 0,351 untuk variabel persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dan nilai KS-Z sebesar
11 0,929 dengan p = 0,354 untuk variabel kecemasan komunikasi. Berdasarkan hasil analisis, maka dapat dikatakan bahwa sebaran data kedua variabel tersebut adalah normal. b. Hasil Uji Linieritas Hubungan antara kedua variabel dikatakan linier jika p<0,05 dan hubungan antara kedua variabel dikatakan tidak linier jika p>0,05. Hasil uji linieritas pada skala persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan kecemasan komunikasi didapat nilai F sebesar 29,825 dengan p = 0,00 sehingga p<0,05. Berdasarkan hasil analisis, maka dapat dikatakan bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah linier. Oleh karena itu, pada variabel persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan kecemasan komunikasi dapat dikenakan analisis korelasi product moment dari Pearson. 2. Uji Hipotesis Hasil analisis korelasi product moment dari Pearson antara persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan kecemasan komunikasi menghasilkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,386 dengan p = 0,00 sehingga p<0,01. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan kecemasan komunikasi pada remaja. Semakin tinggi persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter, maka semakin tinggi kecemasan komunikasi. Sebaliknya, semakin rendah persepsi remaja
12 terhadap pola asuh orang tua otoriter, maka semakin rendah kecemasan komunikasinya. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hipotesis yang telah diajukan, yaitu ada hubungan positif antara persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan kecemasan komunikasi pada remaja diterima. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,386 dengan p=0,00 (p<0,01), dengan hasil tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan kecemasan komunikasi pada remaja. Hasil penelitian ini mendukung teori yang telah diuraikan di bab-bab sebelumnya, bahwa kecemasan komunikasi pada remaja dapat disebabkan oleh persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter. Menurut Daly & Hailey (Croskey, 1983), pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan menyebabkan kecemasan komunikasi. Persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter termasuk dalam prior history (pengalaman masa lalu). Pengalaman masa lalu akan mempengaruhi respon remaja dalam bertingkah laku. Remaja yang dididik secara otoriter oleh orang tuanya misalnya tidak pernah terlibat percakapan yang akrab, selalu dihukum apabila melakukan kesalahan, tidak pernah mendapatkan pujian, dan harus selalu mematuhi aturan yang dibuat oleh orang tua tanpa persetujuan terlebih dahulu dapat
13 menyebabkan rasa cemas dan pesimis dalam menjalin komunikasi dengan orang lain karena remaja takut pendapatnya tidak akan dihargai oleh orang lain. Menurut hasil penelitian Santrock dan Warshak (Sarwono, 2002), pola asuh otoriter ayah dapat membuat terganggunya kemampuan anak dalam tingkah laku sosialnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Brouwer (1981), bahwa berhasil tidaknya remaja dalam pergaulan sering ada hubungannya dengan sikap orang tuanya. Tipetipe pola asuh orang tua berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak. Pengaruh ibu yang mencoba mengekang anak-anaknya dan menjauhkan dari temantemannya, pengaruh ayah yang selalu melihat bahaya-bahaya yang pada kenyataannya tidak ada, orang tua yang selalu memaksakan kehendaknya dan tidak memberikan kesempatan anak untuk mengungkapkan keinginan-keinginannya, semua itu berpengaruh pada pergaulan. Remaja mengalami kecemasan untuk berkomunikasi dengan orang lain karena dalam keluarga sendiri tidak pernah diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya, sehingga remaja merasa tidak dihargai dan dapat menyebabkan perasaan rendah diri untuk bergaul dengan teman-temannya karena takut pendapatnya atau keinginannya tidak sesuai dengan orang lain. Ginnot (Solihin, 2004), juga mengatakan bahwa akibat dari sikap otoriter orang tua, anak menunjukkan sikap pasif (hanya menunggu saja), dan menyerahkan segalanya kepada orang tua. Disamping itu, sikap otoriter sering menimbulkan pula gejala-gejala kecemasan, mudah putus asa, tidak dapat merencanakan sesuatu, juga penolakan terhadap orang lain, lemah hati atau mudah berprasangka. Tingkah laku
14 yang tidak dikehendaki pada diri anak dapat merupakan gambaran dari keadaan di dalam keluarga. KESIMPULAN Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan kecemasan komunikasi pada remaja.. Semakin tinggi persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter, maka semakin tinggi kecemasan komunikasi. Sebaliknya, semakin rendah persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter, maka semakin rendah kecemasan komunikasinya. SARAN 1. Bagi Remaja Kepada remaja, khususnya subjek penelitian disarankan untuk melakukan langkah untuk mengurangi kecemasan komunikasinya. Misalnya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membuat remaja berlatih untuk berkomunikasi dan mengungkapkan pendapatnya pada orang lain. 2. Bagi Orang tua Orang tua diharapkan lebih memperhatikan cara berkomunikasi dengan anak sehingga diharapkan dapat menciptakan komunikasi yang harmonis di dalam keluarga.
15 3. Bagi Pihak Sekolah a. Pihak sekolah diharapkan dapat tetap mempertahankan dan meningkatkan kegiatan ektrakurikuler dan organisasi yang ada, seperti olahraga, kesenian, kegiatan keagamaan, pramuka dll, karena kegiatan tersebut dapat menampung aspirasi dan kreativitas siswa yang berguna untuk mengurangi kecemasan komunikasi. b. Peran dari guru BK maupun guru-guru yang lain harus dioptimalkan untuk memberikan bimbingan kepada siswa-siswanya, tentang pentingnya mengatasi kecemasan komunikasi. Misalnya dengan tetap mensosialisasikan peran guru BK dalam membantu memecahkan masalah siswa baik masalah pribadi, keluarga dll, pertemuan orang tua dan guru juga perlu dioptimalkan untuk mengatasi masalah siswa. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Penelitian yang berkaitan dengan persepsi remaja terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan kecemasan komunikasi masih banyak yang perlu diungkap khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi kedua variabel tersebut. Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan subjek selain remaja siswa SMA, seperti mahasiswa supaya menghasilkan berbagai macam variasi penelitian. b. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih teliti dalam menulis aitem pengambilan data agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
16 c. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk membedakan skala persepsi remaja terhadap pola asuh ayah yang otoriter dengan skala persepsi remaja terhadap pola asuh ibu yang otoriter, sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat d. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih teliti saat pengambilan subjek dalam sekolah yang memiliki kelas reguler dan imersi karena dimungkinkan memiliki kecemasan komunikasi dalam hal yang berbeda. e. Dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan atau menghasilkan langkah untuk mengatasi kecemasan komunikasi yang efektif.
17 DAFTAR PUSTAKA Brouwer, M.A.W Pergaulan. Jakarta: PT Gramedia Croskey, James.C, & Daly, J.A Avoiding Communication, Shyness, Reticence & Communication Apprehension. Englewood Cliffs, NJ : Pientice-Hall Hurlock, E.B Adolescence Development. New York : Mc Graw-Hill Book Co.Inc Rakhmat, J Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sarwono, S.W Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Solihin, L Tindakan Kekerasan pada Anak dalam Keluarga. Jurnal Pendidikan Penabur Tim Penyusun Pedoman Penyusunan Usulan Skripsi dan Penyusunan Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Wulandari, L.H Efektivitas Modifikasi Perilaku Kognitif Untuk Mengurangi Kecemasan Komunikasi Antar Pribadi. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan : Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran USU. 24/11/ IDENTITAS PENULIS Nama Mahasiswa Alamat Rumah : Iffah Savitri : Jalan Nuri Timur No.2 Cilacap No. Telepon :
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu individu yang telah memasuki masa dewasa muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25 tahun (Hurlock
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical
BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi harus terlebih dahulu dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas, uji linieritas, dan
Lebih terperinciASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI
ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan terbesar yang dihadapi siswa adalah masalah yang berkaitan dengan prestasi, baik akademis maupun non akademis. Hasil diskusi kelompok terarah yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Lebih terperinciHubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI
Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Oleh: Hanggara Budi Utomo Dosen FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak Seringkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu
Lebih terperinciHUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI
HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah data penelitian didapat, maka selanjutnya dilakukan uji asumsi untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis statistik. Uji asumsi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA
HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA Lita Afrisia (Litalee22@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The research objective was to determine
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Tabel 4.1 Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi % Laki-laki/siswa 45 30,00 Perempuan/siswi 105 70,00
Lebih terperinciAli Mustofa Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 KOTA BLITAR Penelitian ini didasarkan pada masalah guru dalam menjalankan tugas sehari-hari, seringkali guru harus berhadapan dengan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA JULI SUSANTI SUKARTI PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merasakan tentang dirinya (sense of self) serta bagaimana cara individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sangat erat kaitannya dengan komunikasi. Begitu juga dengan prilaku, tidak ada prilaku yang tidak membutuhkan komunikasi, baik komunikasi verbal,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan tempat penelitian. Orientasi tempat penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya selain sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu lainnya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analisa data serta validitas dan reabilitas alat ukur. penelitian, untuk menentukan desai penelitian yang dipakai:
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, korelasi (hubungan) digunakan untuk melihat hubungan antar variable yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka proses
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Oleh : WINDA AYU LESTARI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan presentasi maupun diskusi biasanya melibatkan guru dan siswa maupun siswa dengan siswa dalam suatu proses belajar mengajar, di dalam kegiatan presentasi
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI
NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Lebih terperinciKEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN
KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut:
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENGARUH BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA SMA NEGERI I JATISRONO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional mengharapkan upaya pendidikan formal di sekolah mampu membentuk pribadi peserta didik menjadi manusia yang sehat dan produktif. Pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu diawali dengan penyesuaian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang. variabel bebasnya adalah pola asuh orang tua.
44 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1) Variabel Widoyoko (2014) Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel bebas (Independent
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa Psikologi Bina Nusantara angkatan 2015. Setelah peneliti melakukan penyebaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila
Lebih terperinciHUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN BERAFILIASI DENGAN KONFORMITAS PADA MAHASISWA SEMESTER PERTAMA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN BERAFILIASI DENGAN KONFORMITAS PADA MAHASISWA SEMESTER PERTAMA Oleh: Dahlia Rahayu Kusumadwewi Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan konformitas teman sebaya dengan konsep diri terhadap kenakalan remaja di Jakarta Selatan,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM PUBLIC SPEAKING NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi
HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM PUBLIC SPEAKING NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciKENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI
KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG Rheza Yustar Afif Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soeadarto, SH, Kampus Undip Tembalang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai macam hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dalam proses belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi seorang anak dalam mempelajari berbagai macam hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dalam proses belajar inilah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang banyak di hadapi oleh remaja adalah interaksi sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja melakukan komunikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di
48 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian kepada remaja yang berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi dalam hidupnya. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus dapat melakukan penyesuaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun
Lebih terperincimaupun kelompok. Didalam menghadapi lingkungan, individu akan bersifat aktif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Didalam menghadapi lingkungan, individu akan bersifat aktif dan pasif, artinya
Lebih terperinci//HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM SEKOLAH DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMP. Naskah Publikasi
//HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM SEKOLAH DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMP Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun Oleh:
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
KREATIVITAS BELAJAR SISWA DITINJAU DARI LINGKUNGAN KELUARGA DAN FASILITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID Oleh: Ardiles Delta Asmara 1) Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2) Sjenny A. Indrawati, Ed.D. 3) ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB V HASIL dan PEMBAHASAN
BAB V HASIL dan PEMBAHASAN Hasil Penelitian Uji Asumsi Sebelum menggunakan teknik analisis product korelasi moment untuk uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi menyangkut uji normalitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kecemasan Komunikasi Interpersonal 2.1.1. Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal Burgoon dan Ruffner (1978) kecemasan komunikasi interpersonal adalah kondisi ketika individu
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah MAN 1 Yogyakarta berusaha menyelenggarakan sistem pendidikan yang menunjang kegiatan belajar mengajar, mendukung
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KINERJA MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA N GONDANGREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk
Lebih terperinciPerbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M.
Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin Rini Suparti 16512413 Dr Aski Marissa, M.Psi, Psikolog BBAB I: Latar Belakang Didalam kehidupan pondok pesantren para
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP ORANG TUA DENGAN OTONOMI PADA REMAJA. Nadia Indah Permatasari Irwan Nuyana Kurniawan INTISARI
1 HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP ORANG TUA DENGAN OTONOMI PADA REMAJA Nadia Indah Permatasari Irwan Nuyana Kurniawan INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui apakah ada hubungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitain Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka gaya kepemimpinan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA OLEH : INDAH LESTARI SUAIB RATNA SYIFA'A RACHMAHANA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL
Lebih terperinci0.01 sebaran tidak normal. Tehnik uji yang digunakan adalah uji z dari. Uji ini untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan
90 0.01 sebaran tidak normal. Tehnik uji yang digunakan adalah uji z dari Kolmogorov-Smirnov. b) Uji Linieritas hubungan. Uji ini untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika
Lebih terperinciHUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP
HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP Jumiyanti (jumiyanti963@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The objective of this research was to
Lebih terperinciSKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA REMAJA PANTI ASUHAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan
Lebih terperinciKEMANDIRIAN REMAJA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA SMP NEGERI 3 TERAS BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI
KEMANDIRIAN REMAJA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA SMP NEGERI 3 TERAS BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik. Pada masa ini remaja tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikis, perubahan terhadap pola perilaku dan juga
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.
Lebih terperinciBayu Prakoso F
HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persayaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: Bayu Prakoso F. 100 100
Lebih terperinciDhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1 TAHUN AKADEMIK 2009/2010 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 2. Variabel Bebas : Pola Asuh Orangtua
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Alienasi 2. Variabel Bebas : Pola Asuh Orangtua 3. Variabel Mediator : Konsep
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil pengolahan data, dan analisa data hasil penelitian. Hasil ini diperoleh berdasarkan kuesioner yang diberikan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Sampel dalam penelitian ini adalah 75 anggota aktif. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai gambaran sampel berdasarkan usia dan Masa bekerja. Selanjutnya akan dijelaskan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda ( Turmudi, 2008).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tingkat perbedaan.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU Disusun oleh: Khalimatus Sa diyah H. Fuad Nashori FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciJURNAL HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI (SELF ESTEEM) DENGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017
JURNAL HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI (SELF ESTEEM) DENGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: NINING DEWI RATIH NPM. 12.1.01.01.0149 Dibimbing oleh
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. mengetahui deskripsi data tentang kecemasan, maka peneliti
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi 1. Deskripsi Data Deskripsi data merupakan penjabaran dari data yang diteliti dan untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini. Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia membutuhkan manusia berkompeten untuk mengolah kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri, disiplin, jujur, berani,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI OLEH : RITA BUDIANTO NPM:
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY DENGAN COMPUTER STRESS Oleh: Muhammad Rumi Adiyan 97 320 016 4 5 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 6 HUBUNGAN ANTARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Remaja dipandang sebagai periode perubahan, baik dalam hal fisik, minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP HARAPAN ORANGTUA DENGAN MOTIF BERPRESTASI SKRIPSI
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP HARAPAN ORANGTUA DENGAN MOTIF BERPRESTASI SKRIPSI Oleh : RIZQIANI HAYATI ULY GUSNIARTI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
Lebih terperinci