BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan. Sekolah ini terletak di kaki gunung Merbabu. Walaupun sekolah ini berada di daerah pedesaan, akses untuk menuju sekolah ini sangat mudah, karena lokasi sekolah ini berada tepat di tepi jalan raya Kopeng. Suasana di sekolah ini seperti keadaan di daerah pegunungan pada umumnya yaitu memiliki suhu udara yang dingin. Sekolah ini terletak di antara dua dusun yaitu di sebelah utara sekolah ini adalah dusun Kenteng dan di sebelah selatan sekolah ini adalah dusun Bumiayu yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. SMU N 1 Getasan merupakan sekolah yang memiliki kualitas baik, karena sekolah ini sudah memiliki akreditasi A. Lingkungan sekolah ini cukup bersih, fasilitas di sekolah ini sendiri di antaranya adalah, lapangan basket, lapangan voli dan perpustakaan. Untuk lapangan basket itu sendiri memiliki multi fungsi, selain digunakan untuk bermain basket, lapangan ini juga bisa digunakan untuk bermain futsal karena disebelah ring basket tersedia juga dua gawang sepakbola kecil yang berukuran 1 X 0,5 meter, dan lapangan basket ini juga biasa digunakan untuk melaksanakan upacara Bendera setiap hari senin. 37

2 38 Kegiatan-kegiatan organisasi yang diadakan di SMU Negeri 1 Getasan antara lain, Osis dan Bantara untuk kegiatan ekstrakulikuler antara lain, futsal, voli, basket, dan karate. Siswa-siswa yang bersekolah di SMU Negeri 1 Getasan ini sebagian berasal dari sekitar daerah Kecamatan Getasan dan sebagian berasal dari Kota Salatiga. Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari penulisan biodata di skala siswa-siswa SMU Negeri 1 Getasan kelas X, subjek berusia 15 sampai 17 tahun atau bisa dikatakan dalam masa remaja tengah. B. Persiapan Penelitian 1. Perijinan Penelitian Persiapan penelitian ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Pengurusan surat permohonan izin pengambilan data dari fakultas untuk melaksanakan penelitian di SMU Negeri 1 Getasan. b. Menghubungi Wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMU Negeri 1 Getasan untuk menjajagi kemungkinan pelaksanaan penelitian dengan membawa surat pengantar dari fakultas dan contoh skala yang akan digunakan dalam penelitian. Surat pengantar dari fakultas itu kemudian peneliti berikan kepada Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan untuk disampaikan kepada Kepala Sekolah SMU Negeri 1 Getasan. c. Mendiskusikan dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan mengenai waktu yang tepat dan tata cara pelaksanaan penelitian.

3 39 Berdasarkan surat pengantar dari fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana dengan Nomor 49PU- F.Psi/VII/2012 yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SMU Negeri 1 Getasan, maka penulis bertemu dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan agar diijinkan untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Penelitian yang dilakukan di SMU Negeri 1 Getasan ini memiliki siswa atau subjek penelitian kurang lebih sebesar 364 orang. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 SMU berjumlah 40 orang dengan usia 15 sampai 17 tahun. 2. Penyusunan Alat Ukur Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat penelitian berupa skala. Skala tersebut terdiri dari pernyataan tertulis yang berasal dari aspek-aspek yang hendak diukur, yang akan diberikan kepada subjek untuk dijawab. Dalam penelitian ini skala yang akan digunakan adalah skala tertutup, dimana jawaban sudah ditentukan sehingga subjek tidak dapat memberikan jawaban di luar dari pilihan yang telah ditentukan oleh penulis. Alat ukur tersebut di buat untuk mengukur Kematangan Emosi dan kompetensi interpersonal pada remaja tengah. Skala Kematangan Emosi terdiri dari 30 item pernyataan yang disusun berdasarkan aspek-aspek variabel kematangan emosi yaitu, dapat menerima keadaan diri sendiri maupun orang lain, tidak bersifat impulsif, memiliki kontrol emosi dan ekspresi emosi secara baik, berpikir obyektif, memiliki tanggung jawab.

4 40 Tabel 4.1 Komposisi Aspek dan Nomor Item pada Skala Kematangan Emosi Aspek Kematangan Emosi Favorable Unfavorable Dapat menerima keadaan diri sendiri maupun orang lain 1, 2, 3 16, 17, 18 Tidak bersifat impulsif 7, 8, 9 19, 20, 21 Memiliki kontrol emosi dan ekspresi emosi secara baik 13, 14, 15 25, 26, 27 Berpikir obyektif 22, 23, 24 10, 11, 12 Memiliki tanggung jawab 28, 29, 30 4, 5, 6 Dalam melakukan penskoringan untuk item-item pernyataan dalam skala Kematangan Emosi, digunakan empat alternatif pilihan jawaban, yaitu pada item favorable, skor untuk pilihan sangat setuju 4, setuju 3, tidak setuju 2, sangat tidak setuju 1. Sedangkan untuk penskoringan pilihan jawaban pada item unfavorable, skor untuk pilihan sangat setuju 1, setuju 2, tidak setuju 3, sangat tidak setuju 4. Skala Kompetensi Interpersonal terdiri dari 30 item pernyataan yang disusun berdasarkan aspek-aspek variabel kompetensi interpersonal yaitu, kemampuan berinisiatif, kemampuan untuk bersikap terbuka (self disclosure), kemampuan untuk bersikap asertif, kemampuan memberikan dukungan emosional, kemampuan dalam mengatasi konflik.

5 41 Tabel 4.2 Komposisi Aspek dan Nomor Item pada Skala Kompetensi Interpersonal Aspek Kematangan Emosi Favorable Unfavorable kemampuan berinisiatif 1, 2, 3 16, 17, 18 kemampuan untuk bersikap terbuka (self 7, 8, 9 25, 26, 27 disclosure) kemampuan untuk bersikap asertif 10, 11, 12 28, 29, 30 Kemampuan memberikan dukungan emosional 19, 20, 21 13, 14, 15 kemampuan dalam mengatasi konflik 22, 23, 24 4, 5, 6 Dalam melakukan penskoringan untuk item-item pernyataan dalam skala Kompetensi Interpersonal digunakan empat alternatif pilihan jawaban, yaitu pada item favorable, skor untuk pilihan sangat setuju 4, setuju 3, tidak setuju 2, sangat tidak setuju 1. Sedangkan untuk penskoringan pilihan jawaban pada item unfavorable, skor untuk pilihan sangat setuju 1, setuju 2, tidak setuju 3, sangat tidak setuju Uji Coba Alat Ukur Uji coba alat ukur bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas skala sehingga hasil pengukurannya yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Uji coba

6 42 dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2012 dengan menggunakan try out terpakai. Uji coba terpakai adalah subjek yang digunakan untuk uji coba digunakan sekaligus untuk penelitian, guna lebih menghemat waktu, tenaga dan biaya ( Hadi, 1992) 4. Tahap Pengambilan Data Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2012 pukul WIB pagi. Pada saat itu SMU Negeri 1 Getasan untuk siswa-siswa kelas X sedang diadakan pembuatan kartu pelajar sehingga siswa-siswa kelas X waktu itu pelajarannya dikosongkan selama 2 jam pelajaran (90 menit) oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan waktu inilah yang digunakan peneliti untuk melakukan pengambilan data. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah incidental sampling. Menurut Supramono (1993) teknik sampling insidental yaitu pemilihan sampel yang terjadi secara kebetulan pada saat diadakan pengumpulan data. Cara pengambilan data yang peneliti gunakan adalah dengan memberikan skala kepada siswasiswa yang peneliti jumpai secara kebetulan di kelas-kelas yang sedang menunggu giliran untuk membuat kartu pelajar. Peneliti dalam menyebarkan skala dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, peneliti saat itu membagikan skala di kelas X.2 dan peneliti menunggu siswa-siswa X.2 pada saat mengisi skala hingga pengisian skala selesai, dan skala yang lain peneliti berikan kepada

7 43 wakil kepala sekolah yang juga ikut membantu peneliti dalam menyebarkan skala di kelas lain. Di dalam kelas yang peneliti tunggu jumlah siswanya sekitar 15 siswa. Setelah para siswa kelas X.2 selesai mengisi skala, peneliti kemudian menyebarkan skala di kelas X.1 dan pada saat itu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan kembali mendatangi peneliti untuk meminta skala lagi, kemudian peneliti memberikan sejumlah skala kepada bapak wakil kepala sekolah bidang kesiswaan untuk disebarkan kepada siswa-siswa kelas X di ruangan yang lain, sementara peneliti tetap menunggui siswa-ssiwa kelas X.1 mengisi skala hingga selesai. Saat seluruh siswa-siswa kelas X.1 selesai mengisi skala, bapak Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan datang beberapa saat kemudian dengan membawa skalaskala yang telah terisi, kemudian peneliti ditanya oleh bapak wakil kepala sekolah bidang kesiswaan apakah skala yang terkumpul sudah cukup untuk data penelitiannya, dan peneliti menjawab sudah cukup, waktu yang digunakan peneliti untuk melakukan pengambilan data kurang lebih selama 90 menit. Seluruh skala yang peneliti sebarkan sekitar 60 skala dan yang dikembalikan kepada peneliti berjumlah 42 skala dengan 2 skala yang tidak peneliti gunakan hal ini dikarenakan ke dua skala tersebut tidak diisi secara lengkap atau ada item-item yang terlewati. Dari pengambilan data yang telah diperoleh peneliti, maka data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini berjumlah 40 skala.

8 44 C. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Pengukuran validitas dan reliabilitas menggunakan program komputer SPSS 17.0 for Windows. Untuk uji validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment, sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan teknik alpha Cronbach. Item pada skala pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas baik apabila mempunyai koefisien korelasi item total r 0,25 (dalam Azwar, 1999) a. Skala Kematangan Emosi Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas item total correlation dengan menggunakan metode korelasi Pearson Product Moment, diperoleh hasil bahwa skala kematangan emosi yang terdiri dari 30 item, pada penghitungan uji validitas yang pertama menunjukkan terdapat 12 item soal yang gugur, sehingga 18 item soal lainnya dinyatakan valid. Item-item yang gugur adalah nomor 1, 2, 3, 7, 8, 9, 12, 17, 19, 23, 24, dan 30. Kemudian dilakukan penghitungan uji validitas yang kedua dengan membuang item yang gugur. Hasilnya di pengujian yang kedua ini sudah tidak ada lagi item yang gugur. Jadi item yang valid pada skala ini berjumlah 18 item, dan memiliki koefisien validitas yang bergerak antara 0,266 hingga 0,564.

9 45 Tabel 4.3 Komposisi Aspek dan Nomor Item yang Valid dan Gugur pada Skala Kematangan Emosi Aspek Kematangan Item Favorable Unfavorable Emosi valid Dapat menerima keadaan diri sendiri maupun orang 1*, 2*, 3* 16, 17*, 18 2 lain Tidak bersifat impulsif 7*, 8*, 9* 19*, 20, 21 2 Memiliki kontrol emosi dan ekspresi emosi secara 13, 14, 15 25, 26, 27 6 baik Berpikir obyektif 22, 23*, 24* 10, 11, 12* 3 Memiliki tanggung jawab 28, 29, 30* 4, 5, 6 5 Total item valid * : item yang gugur Setelah itu dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan analisis teknik Alpha Cronbach. Dari perhitungan tersebut diperoleh koefisien reliabilitas pada Kematangan Emosi sebesar α = 0,815 yang berarti bahwa dalam penghitungan uji reliabilitasnya skala Kematangan Emosi termasuk dalam kategori sangat memuaskan (Azwar,1999). Item yang valid dan gugur pada skala Kematangan Emosi dapat dilihat pada tabel 4.3 di atas dan untuk melihat hasil selengkapnya dapat dilihat di lampiran C.

10 46 b. Skala Kompetensi Interpersonal Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas item total correlation dengan menggunakan metode korelasi Pearson Product Moment, diperoleh hasil bahwa skala kompetensi interpersonal yang terdiri dari 30 item, pada penghitungan uji validitas yang pertama menunjukkan terdapat 15 item soal yang gugur, sehingga 15 item soal lainnya dinyatakan valid. Item-item yang gugur adalah nomor 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 16, 22, 23, 25, 26, 28, 29 dan 30. Kemudian dilakukan penghitungan uji validitas yang kedua dengan membuang item yang gugur. Hasilnya di pengujian yang kedua ini sudah tidak ada lagi item yang gugur. Jadi item yang valid pada skala ini berjumlah 15 item, dan memiliki koefisien validitas yang bergerak antara 0,258 hingga 0,635. Tabel 4.4 Komposisi Aspek dan Nomor Item yang Valid dan Gugur pada Skala Kompetensi Interpersonal Item Aspek Kematangan Emosi Favorable Unfavorable valid kemampuan berinisiatif 1*, 2*, 3* 16*, 17, 18 2 kemampuan untuk bersikap 7*, 8*, 9 25*, 26*, 27 2 terbuka (self disclosure) kemampuan untuk bersikap 10*, 11, 12 28*, 29*, 30* 2 asertif Kemampuan memberikan 19, 20, 21 13, 14, 15 6 dukungan emosional kemampuan dalam 22*, 23*,24 4*, 5, 6 3

11 47 mengatasi konflik Total item valid * : item yang gugur Setelah itu dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan analisis teknik Alpha Cronbach. Dari perhitungan tersebut diperoleh koefisien reliabilitas pada Kompetensi Interpersonal sebesar α = 0,826 yang berarti bahwa dalam penghitungan uji reliabilitasnya skala Kompetensi Interpersonal termasuk dalam kategori sangat memuaskan (Azwar,1999). Item yang valid dan gugur pada skala Kompetensi Interpersonal dapat dilihat pada tabel 4.4 di atas dan untuk melihat hasil selengkapnya dapat dilihat di lampiran C. D. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov untuk variabel Kematangan Emosi sebesar 0,640 dengan p > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Sedangkan nilai Kolmogorov Smirnov untuk variabel Kompetensi Interpersonal sebesar 0,780 dengan p > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas variabel dan grafik selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D. 2. Uji Linearitas Berdasarkan hasil uji linearitas diperoleh nilai deviation from linierity F sebesar 0,963 dengan signifikansi sebesar 0,533 ( p > 0,05 ). Hal ini menunjukkan bahwa

12 48 kematangan emosi memiliki korelasi linier dengan kompetensi interpersonal. Hasil uji linieritas selengkapnya dapat dilihat di lampiran E. E. Analisis Deskriptif Untuk mengukur tinggi rendahnya masing-masing variabel penelitian digunakan interval sebagai berikut : Jumlah skor tertinggi Jumlah skor terendah Jumlah jenjang 1. Variable Kematangan Emosi Variabel Kematangan Emosi memiliki item valid sebanyak 18 item, dengan skor item berjenjang dari skor 1 hingga 4 menurut jenis item favorabel dan unfavorabel. Skor tertinggi: 4 x 18 = 72 Skor terendah: 1 x 18 = 18 Berdasarkan analisis deskriptif kematangan emosi dapat ditentukan kategori subyek menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun rumus untuk mencari interval adalah: Interval = Jumlah skor tertinggi Jumlah skor terendah Jumlah Jenjang = =10,8 Berdasarkan perhitungan di atas dapat dihitung nilai interval yang akan digunakan adalah sebesar 10,8 maka dapat ditentukan kategori sebagai berikut:

13 49 18 x < 28,8 = Sangat Rendah 28,8 x < 39,6 = Rendah 39,6 x < 50,4 = Sedang 50,4 x < 61,2 = Tinggi 61,2 x < 72 = Sangat Tinggi Hasil analisis deskriptif dukungan Kematangan Emosi diperoleh jumlah nilai minimum adalah dan jumlah nilai maximum 63.00, dengan mean 51,52 dan standart deviasi 6,09. Tabel 4.5 Hasil pengukuran variable Kematangan Emosi Kategori Interval F (%) Mean SD Min Max Sangat rendah 18 x < 28,8 0 0% Rendah 28,8 x < 39,6 1 2,5% Sedang 39,6 x < 50, % Tinggi 50,4 x < 61, ,5% 51,52 6, Sangat tinggi 61,2 x % Dari Tabel 4.5 di atas dapat dilihat prosentase kematangan emosi yang dimiliki subyek tertinggi sebesar 57,5% yaitu pada kategori tinggi. Sedangkan prosentase terendah sebesar 0% yaitu pada kategori sangat rendah. Hal ini berarti siswa-siswa remaja tengah SMU Negeri 1 Getasan memiliki kematangan emosi yang tinggi. 2. Variabel Kompetensi Interpersonal Variabel Kompetensi Interpersonal memiliki item valid sebanyak 15 item, dengan skor item berjenjang dari skor 1 hingga 4 menurut jenis item favorable dan unfavorabel.

14 50 Skor tertinggi: 4 x 15 = 60 Skor terendah: 1 x 15 = 15 Berdasarkan analisis deskriptif Kompetensi Interpersonal dapat ditentukan kategori subyek menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun rumus untuk mencari interval adalah: Interval = Jumlah skor tertinggi Jumlah skor terendah Jumlah Jenjang = = 9 Berdasarkan perhitungan di atas dapat dihitung nilai interval yang akan digunakan adalah sebesar 9 maka dapat ditentukan kategori sebagai berikut: 15 x < 24 = Sangat Rendah 24 x < 33 = Rendah 33 x < 42 = Sedang 42 x < 51 = Tinggi 51 x < 60 = Sangat Tinggi Hasil analisis deskriptif dukungan Kompetensi Interpersonal diperoleh jumlah nilai minimum adalah dan jumlah nilai maximum 56.00, dengan mean 43,02 dan standart deviasi 5,74. Tabel 4.6 Hasil pengukuran variabel Kompetensi Interpersonal Kategori Interval F (%) Mean SD Min Max Sangat rendah 15 x < %

15 51 Rendah 24 x < ,5% Sedang 33 x < % Tinggi 42 x < % Sangat tinggi 51 x < ,5% 43,02 5, Dari Tabel 4.6 di atas dapat dilihat prosentase Kompetensi Interpersonal yang dimiliki subyek tertinggi sebesar 60% yaitu pada kategori tinggi. Sedangkan prosentase terendah sebesar 0% yaitu pada kategori sangat rendah. Hal ini berarti siswa-siswa remaja tengah SMU Negeri 1 Getasan memiliki kompetensi interpersonal yang tinggi. F. Uji Korelasi Setelah dilakukan uji asumsi menunjukkan bahwa ke 2 variabel berdistribusi normal dan memiliki korelasi linear, maka dapat dilanjutkan dengan pengujian korelasi Product moment dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0 for Windows. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi diperoleh r = 0,596 (p<0,05) hal ini berarti ada hubungan positif yang signifikan antara kematangan emosi dengan kompetensi interpersonal. Dari hasil penghitungan korelasi antara kematangan emosi dengan kompetensi interpersonal, sumbangan efektif atau peranan kematangan emosi terhadap kompetensi interpersonal pada masa remaja tengah ditunjukkan oleh koefisien determinan (r²) sebesar (0,596)² yaitu 35,52%, artinya variasi

16 52 kematangan emosi memberikan sumbangan efektif atau peranan terhadap munculnya Kompetensi Interpersonal sebesar 35,52% sedangkan 64,48% dijelaskan oleh faktor lain. G. Pembahasan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kematangan emosi dengan kompetensi interpersonal pada masa remaja tengah diperolehnya nilai r = 0,596 dan p < 0, 05. Dengan demikian maka hipotesis dalam penelitian ini yang menyebutkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kematangan emosi dengan kompetensi interpersonal pada masa remaja tengah, dinyatakan diterima. Semakin tinggi kematangan emosi maka semakin tinggi kompetensi interpersonal pada masa remaja tengah, begitu pula sebaliknya semakin rendah kematangan emosi maka semakin rendah kompetensi interpersonal remaja tengah. Dengan kata lain kematangan emosi memberi peran terhadap tingginya kompetensi interpersonal. Adanya hubungan yang positif antara kematangan emosi dengan kompetensi interpersonal disebabkan karena remaja tengah yang memiliki kematangan emosi, berarti memiliki kemampuan-kemampuan yang menjadi bagian di dalam kematangan emosi itu sendiri yang mana menurut Walgito (2002) menyatakan bahwa aspek-aspek kematangan emosi adalah 1) dapat menerima keadaan diri sendiri maupun orang lain seperti apa adanya sesuai dengan keadaan obyektifnya, 2) tidak bersifat impulsif yaitu merespon stimulus dengan cara berpikir baik, dapat mengatur pikirannya untuk memberikan

17 53 tanggapan terhadap stimulus yang mengenainya, 3) dapat mengontrol emosi dan ekspresi emosi secara baik, 4) dapat berpikir obyektif sehingga orang yang telah matang emosinya akan bersifat sabar, penuh pengertian dan pada umumnya cukup mempunyai toleransi yang baik, 5) mempunyai tanggung jawab yang baik, dapat berdiri sendiri, tidak mudah mengalami frustrasi dan akan menghadapi masalah dengan penuh pengertian. Remaja tengah yang memiliki kematangan emosi berarti memiliki sifat atau kemampuan-kemampuan yang menjadi bagian di dalam kematangan emosi itu sendiri di antaranya adalah dapat menerima keadaan diri sendiri maupun orang lain seperti apa adanya sesuai dengan keadaan obyektifnya (Walgito, 2002), sehingga remaja tengah mampu untuk menerima keadaan lingkungan dan kondisi orang-orang disekitar sebagaimana adanya atas segala kelebihan dan kekurangannya, yang mana hal tersebut akan membuat remaja tengah merasa senang dan nyaman dengan lingkungan di sekitarnya dan akan membantu remaja tengah dalam menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Remaja tengah yang memiliki kematangan emosi dapat berpikir obyektif sehingga orang yang telah matang emosinya akan bersifat sabar, penuh pengertian dan pada umumnya cukup mempunyai toleransi yang baik (Walgito, 2002). Sifat-sifat tersebut akan membuat remaja tengah mudah diterima dan mudah disukai oleh orang-orang di sekitar sehingga dari hal tersebut akan membuat remaja tengah merasa senang dan nyaman dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

18 54 Adanya hubungan yang positif antara kematangan emosi dengan kompetensi interpersonal juga dapat dilihat dari definisi Green (dalam Safaria dan Farni, 2006) yang menyatakan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri, menempatkan diri, dan menghadapi berbagai kondisi dengan suatu cara tertentu. Dari pengertian kematangan emosi menurut Green (dalam Safaria dan Farni, 2006) tersebut menyatakan bahwa salah satu kemampuan yang ada dalam kematangan emosi di antaranya adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri. Dari pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi memiliki pengaruh terhadap perkembangan kompetensi interpersonal, hal ini dikarenakan kemampuan untuk menyesuaikan diri merupakan salah satu dari faktorfaktor yang memengaruhi perkembangan kompetensi interpersonal, Sebagaimana menurut Willis (1981) menyatakan bahwa ada dua faktor yang memengaruhi kompetensi interpersonal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal itu sendiri meliputi usia, jenis kelamin, konsep diri, kemampuan menyesuaikan diri, kemampuan berempati, kemampuan menghargai orang lain, dan kemampuan berkomunikasi. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan, pola asuh orang tua, latar belakang sosial pendidikan dan ekonomi, dan dominasi kelompok. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa kematangan emosi memiliki pengaruh yang baik untuk perkembangan kompetensi interpersonal seorang remaja tengah. Hal ini juga

19 55 didukung oleh penelitian yang dilakukan Mahmoudi (2012) yang menyatakan bahwa ketika kematangan emosional tinggi tingkat umum penyesuaian diri juga cukup baik. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variasi skor variabel kompetensi interpersonal dipengaruhi oleh variasi skor variabel kematangan emosi sebesar 35,52%, sehingga masih ada faktor-faktor lain yang memengaruhi kompetensi interpersonal sebesar 64,48%. Faktor-faktor lain yang memengaruhi kompetensi interpersonal menurut Lunandi (1987) yaitu, faktor psikologis, faktor fisik, faktor sosial, faktor budaya, dan faktor waktu Dalam penelitian ini juga diperoleh hasil analisis deskriptif sebagai berikut prosentase kematangan emosi yang dimiliki subyek tertinggi sebesar 57,5% yaitu pada kategori tinggi. Sedangkan prosentase terendah sebesar 0% yaitu pada kategori sangat rendah. Sedangkan prosentase kompetensi interpersonal yang dimiliki subyek tertinggi sebesar 60% yaitu pada kategori tinggi. Sedangkan prosentase terendah sebesar 0% yaitu pada kategori sangat rendah. Dengan demikian maka dapat diketahui bahwa siswasiswa remaja tengah SMU Negeri 1 Getasan memiliki kematangan emosi dan kompetensi interpersonal yang tinggi. Hal ini dimungkinkan karena SMU Negeri 1 Getasan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi yang mana dari kegiatan tersebut seorang remaja tengah memiliki lebih banyak kesempatan untuk bergaul atau berinteraksi dengan orang lain sehingga dapat membuat kemampuan kompetensi interpersonalnya berkembang.

20 56 Selain itu saat berinteraksi dengan orang lain, para siswa tentu saja akan bertemu dengan orang yang memiliki pemikiran, kepribadian dan karakter yang berbeda sehingga dari perbedaan-perbedaan tersebut, memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat, perselisihan dan konflik baik itu secara pribadi maupun organisasi, sehingga dari hal tersebut dapat membuat siswa untuk melatih kontrol emosi dan ekspresi emosi sehingga dari hal tersebut kemampuan kematangan emosinya pun juga bisa berkembang dengan baik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Kancah Penelitian Penelitian mengenai Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 pada mahasiswi Suku Jawa Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 52-60 Salatiga. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Salatiga adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah dirintis oleh Pemerintah Belanda sejak tahun

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, yaitu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh demokratis orang tua dengan kemandirian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini melakukan kajian tentang perbedaan tingkat learned helplessness siswa yang memiliki prestasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Ngablak yang berada di desa Ngablak, kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Alasan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang diberikan dan diisi oleh subyek yaitu usia, jenis kelamin, lama menjadi gamer, pekerjaan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y) BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Korelasi (hubungan) dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian adalah kegiatan pelaksanaan penelitian atau prosedur, standar yang memenuhi kriteria ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian kompetitif dengan perilaku mengemudi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subjek penelitian ini adalah anggota dari kelompokkelompok game yang bermain Ayo Dance di Salatiga, tepatnya anggota Narciz Community

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menentukan tempat atau kancah penelitian. Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana yang terletak di Jalan Diponegoro, Salatiga. Populasi penelitian adalah semua

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Tahap awal dalam memulai penelitian ini adalah dengan menentukan subek penelitian dan tempat di mana penelitian ini akan dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. Jumlah penduduk di masing-masing dusun Desa Ringinpitu ini. Tabel 4 Jumlah Penduduk di Tiap Dusun

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. Jumlah penduduk di masing-masing dusun Desa Ringinpitu ini. Tabel 4 Jumlah Penduduk di Tiap Dusun 65 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Jumlah penduduk di masing-masing dusun Desa Ringinpitu ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jumlah Penduduk di Tiap Dusun Dusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo yang terletak di Jalan Brigjend Sudiarto No. 347 Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 4.1.1. Persiapan Uji Coba Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua buah skala berupa skala regulasi emosi yaitu kuesioner AERQ (Academic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16). 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional yaitu korelasi parsial. Menurut Arikunto (2002:23) penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan tempat penelitian. Orientasi tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Sumowono 02 yang terletak di jalan Haji Anwar No.39 Dusun Sukorono,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Wirosari Kabipaten Grobogan yang beralamat di jalan Gajah Mada No.144

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Survei (metode survei). Kasiram (2008) dalam bukunya Metodologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai. 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan penelitian agar tidak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Sampel dalam penelitian ini adalah 75 anggota aktif. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai gambaran sampel berdasarkan usia dan Masa bekerja. Selanjutnya akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. DESKRIPSI SUBJEK Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor brand image dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah dukungan sosial orang tua, harga diri (self-esteem) sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Murni 1 Surakarta, tepatnya di Jl. Dr. Wahidin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. pelaksanaan penelitian, adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. pelaksanaan penelitian, adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Tahap persiapan penelitian merupakan tahap yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian, adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Orientasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

Total 202 orang 100 %

Total 202 orang 100 % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Tempat penelitian Metode penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Suharsini Arikunto (1998) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

BAB III METODE PENELITIAN. informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya BAB III METODE PENELITIAN 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data, langkah yang perlu peneliti lakukan adalah uji asumsi variabel penelitian. Uji asumsi yang dilakukan yaitu uji normalitas dan uji linieritas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan diolah dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan diolah dengan metode 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Pabelan dusun Jembrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2002) penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik komparatif. Penelitian dengan teknik komparatif yakni jenis penelitian yang bertujuan membandingkannya dengan melihat persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala psikologis, istrumen skala psikologis ini berjumlah tiga skala. Subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN O. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum memulai sebuah penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan tempat dan mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subyek penelitian atau populasi ini adalah Mahasiswa Semester 8 yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi singkat tentang SMP Islam Sunan Gunung Jati Ngunut SMP Islam Sunan Gunung Jati Ngunut Tulungagung adalah salah satu sekolah swasta yang ada di kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif atau analisis perbedaan yang artinya bentuk analisis variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Hartono (2004 :68) menyatakan bahwa penelitian korelasional

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB IV LAPORAN PENELITIAN BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum dilakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menentukan tempat atau kancah penelitian. Peneliti melakukan penelitian di PT. Semarang Makmur,

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Langkah awal yang dilakukan sebelum mengambil data adalah menentukan lokasi. Penelitian ini dilakukan di SMA St.Bernardus yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel Bebas : a. Regulasi diri b. Hubungan interpersonal dalam keluarga 2. Variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian Proses pengambilan data penelitian ini dimulai pada hari Selasa, 5 April 2016 hingga 13 April

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti perlu memahami tempat atau kancah penelitian serta mempersiapkan segala sesuatu agar

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB IV LAPORAN PENELITIAN BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Di dalam melakukan sebuah penelitian ada berbagai hal yang perlu untuk dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu menentukan tempat untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Gedung SMP Negeri 1 Gemawang terletak di Jl. Muncar Kecamatan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Gedung SMP Negeri 1 Gemawang terletak di Jl. Muncar Kecamatan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Orientasi Penelitian 4.1.1. Sejarah singkat SMP Negeri 1 Gemawang Gedung SMP Negeri 1 Gemawang terletak di Jl. Muncar Kecamatan Gemawang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai pelaksanaan penelitian berupa kancah penelitian dan segala persiapan yang telah dilakukan, pelaksanaan penelitian, hasil perhitungan analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Interpersonal 1. Pengertian Kompetensi Interpersonal Menurut Mulyati Kemampuan membina hubungan interpersonal disebut kompetensi interpersonal (dalam Anastasia, 2004).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian. 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN ORANGTUA DAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN ORANGTUA DAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN ORANGTUA DAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA SKRIPSI ZITA PUTRI ANINDA CHRISTI 09.40.0197 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2014 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. sesuatu yang berkenaan dengan penelitian. Penelitian dilaksanakan di wilayah

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. sesuatu yang berkenaan dengan penelitian. Penelitian dilaksanakan di wilayah 40 BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi kancah penelitian Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah perlunya memahami kancah atau tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menguraikan tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional, di sini penulis hanya bermaksud untuk mengumpulkan data dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Letak sekolah ini mudah diakses dan sangat strategis yang berada di tengah kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (2003), penelitian korelasioanal merupakan penelitian untuk mengetahui ada

BAB III METODE PENELITIAN. (2003), penelitian korelasioanal merupakan penelitian untuk mengetahui ada BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Menurut Azwar (2003), penelitian korelasioanal merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan selama 3 hari di fakultas psikologi UKSW terhadap mahasiswa angkatan 2012. Persiapan lainnya meminta izin kepada dekan fakultas dan memperbanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1 Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

komputer program program Statistical Packages for Social Sciences

komputer program program Statistical Packages for Social Sciences komputer program program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release 13. BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN.1. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rancangan korelasional dengan teknik survei untuk melihat hubungan variabel terikat dengan variabel tergantungnya.

Lebih terperinci