NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA JULI SUSANTI SUKARTI PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Hj. Sukarti, Dr)

3 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA Juli Susanti Sukarti INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan konsep diri. Asumsi awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan konsep diri. Semakin positif persepsi terhadap keharmonisan keluarga, semakin positif konsep diri. Sebaliknya semakin negatif persepsi terhadap keharmonisan keluarga, semakin negatif konsep diri. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang berasal dari Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan serta beragama islam. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dengan metode skala yang terdiri dari dua skala yaitu (1) skala konsep diri yang disusun berdasarkan teori Berzonsky (1981) & Fitts(Burns, 1979), terdiri dari 22 aitem dengan koefisien korelasi aitm total bergerak antara 0,301 hingga 0,590 serta koefisien korelasi Alpha sebesar 0,848; dan (2) skala persepsi keharmonisan keluarga yang disusun berdasar teori Hawari (1999), terdiri dari 34 aitem dengan koefisien korelasi aitem total bergerak antara 0,324 hingga 0,641serta koefisien korelasi Alpha sebesar 0,919 Metode analisis data yang digunakan adalah uji korelasi product moment. Perhitungannya dilakukan dengan program SPSS for windows. Hasilnya menunjukkan tidak ada hubungan antara persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan konsep diri pada remaja (r = 0,133 dengan p = 0,084 (p > 0,05)). Persepsi terhadap keharmonisan keluarga menyumbang 1,7% (r² = 0,017) terhadap konsep diri pada remaja. Kata kunci: konsep diri, persepsi terhadap keharmonisan keluarga

4 PENGANTAR A. Latar Belakang Permasalahan atau pergolakan emosi yang terjadi pada remaja muncul akibat adanya tuntutan dan harapan baru, baik dari dalam maupun dari luar diri individu. Permasalahan yang dialami remaja merupakan suatu hal yang harus dihadapi dan dipecahkan karena jika tidak segera diselesaikan akan menimbulkan kecemasan, ketegangan, dan konflik yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kepribadiannya. Salah satu aspek kepribadian yang paling penting bagi remaja adalah konsep diri. Hurlock (1993) menyatakan bahwa konsep diri merupakan inti pola kepribadian yang mempengaruhi bentuk berbagai sifat. Konsep diri yang melekat pada individu itu akan berpengaruh terhadap tingkah laku individu di lingkungannya. Konsep diri terbentuk melalui proses belajar individu sejak masa pertumbuhan dari kecil hingga dewasa. Semakin usia individu bertambah maka semakin stabil pula konsep diri yang dimilikinya. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Keluarga memiliki peranan penting dalam pembentukan konsep diri pada remaja. Kasih sayang, perhatian, kehangatan dan keutuhan keluarga sangat dibutuhkan remaja dalam pembentukan konsep diri yang ideal (Wahyuni, 2006). Sumber pokok informasi mengenai konsep diri adalah interaksi dengan orang lain. Calhoun dan Ocella (1995) menambahkan bahwa orang tua merupakan interaksi yang paling awal dan paling kuat dalam pembentukan kerangka dasar 1

5 2 konsep diri. Saat kanak-kanak, orang-orang yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan konsep dirinya adalah orang yang paling dekat dengan dirinya yang disebut significant others yang terdiri dari orang tua, saudara dan orang yang tinggal satu rumah. Orang-orang terdekat individu yang paling awal dan memberikan pengaruh yang kuat dalam pembentukan konsep diri adalah keluarga. Pada umumnya individu yang memiliki keluarga yang tidak harmonis cenderung memiliki konsep diri yang negatif. Individu dikatakan memiliki konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan, mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, yaitu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain. Data dari The Well Being Canada s Young Children Government of Canada Report (Chandrarini, 2007) menunjukkan bahwa seorang anak yang tinggal dalam keluarga yang tidak berfungsi dengan baik, 35% memperlihatkan perilaku-perilaku yang bermasalah seperti agresi atau temperamen yang sulit dibandingkan dengan keluarga yang berfungsi dengan baik. Kondisi keluarga yang harmonis mampu menciptakan konsep diri yang positif pada individu karena individu mendapatkan kasih sayang, perhatian, dukungan dan kehangatan dari keluarganya. Individu yang memiliki konsep diri

6 3 yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat halhal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang ( Karakteristik dari keluarga yang berfungsi adalah adanya iklim keluarga yang penuh rasa saling percaya, bebas mengungkapkan perasaan dan pendapat, adanya perhatian, mempunyai rasa empati dan menyatukan perbedaan. Sedangkan karakteristik keluarga yang tidak berfungsi ditunjukkan dari iklim keluarga yang tidak ada rasa saling percaya, adanya kecaman dan saling menyalahkan dengan mencari kambing hitam. Lau dan Kwok (Chandrarini, 2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa lingkungan keluarga mempengaruhi konsep diri pada remaja. Hal ini terjadi karena lingkungan keluarga merupakan tempat pembentukan kepribadian anggota-anggotanya, maka kualitas lingkungan keluarga mempengaruhi baik buruknya dalam pembentukan konsep diri. B. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Diri Chaplin (1981) mendefinisikan konsep diri sebagai evaluasi individu mengenai diri sendiri, penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan.

7 4 Secara singkat Burns (1979) menjelaskan bahwa konsep diri sebagai kesan individu terhadap dirinya secara menyeluruh yang meliputi pendapatnya tentang dirinya sendiri maupun gambaran dari orang lain tentang hal-hal yang dapat dicapainya. Burns dkk (Partosuwido, 1993) menambahkan bahwa konsep diri sebagai salah satu unsur kepribadian yang dapat membentuk perilaku. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1993) yang menyatakan bahwa konsep diri merupakan inti pola kepribadian yang mempengaruhi bentuk berbagai sifat. Konsep diri positif ditandai dengan anak mengembangkan sifat-sifat seperti kepercayaan diri, harga diri, kemampuan untuk melihat dirinya secara realistis dan mampu menilai hubungan dengan orang lain secara tepat karena hal ini menimbulkan penyesuaian sosial yang baik. Sebaliknya, bila konsep diri negatif anak mengembangkan perasaan tidak mampu (inferior) dan rendah diri, ragu, kurang percaya diri, penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk (Hurlock, 1993). Meads (Burns, 1979) mengungkapkan konsep diri sebagai objek timbul di dalam interaksi sosial sebagai suatu hasil perkembangan, dari perhatian individu tersebut mengenai bagaimana orang lain bereaksi terhadapnya. Dari hasil ini individu mampu mengantisipasi reaksi orang lain agar mampu bertingkah l;aku yang pantas, menginterpretasikan lingkungan sebagaimana dilakukan orang lain terhadapnya. Konsep diri dapat berperan sebagai perangsang atau respon. Perangsang untuk berperilaku sesuai standar dan tuntutan lingkungan, respon terhadap reaksi orang lain/lingkungan dari perilakunya.

8 5 Berdasarkan pada berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah kesan individu yang meliputi evaluasi dan penaksiran terhadap dirinya sendiri yang melibatkan pendapat orang lain terhadap dirinya. Berzonsky (1981) juga mengemukakan aspek konsep diri yaitu : a. Aspek diri fisik. Meliputi gambaran individu tentang segala sesuatu yang dimiliki. b. Aspek diri psikologis. Meliputi perasaan, pikiran dan sikap yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri. c. Aspek diri sosial. Meliputi bagaimana perasaan individu dalam lingkup peran sosialnya dan penilaian individu terhadap peran tersebut. d. Aspek diri moral. Meliputi arti dan petunjuk terhadap nilai dan prinsip sebagai pegangan seseorang dalam hidup. Burns (1979) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri antara lain citra tubuh, bahasa, umpan balik dari lingkungan, identifikasi model peranan seks dengan stereotip yang sesuai dan pola asuh orang tua. 2. Persepsi Keharmonisan Keluarga Mar at (1981) menjelaskan persepsi sebagai suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Sementara menurut Rakhmat (1986),

9 6 persepsi adalah pengalaman terhadap objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh melalui proses kognitif. Riggio (1990) menambahkan definisi persepsi adalah proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan. Kartono (2004) mendefinisikan keluarga sebagai satu kelompok individu yang terkait oleh ikatan perkawinan atau darah; secara khusus mencakup seorang ayah, ibu dan anak. Keluarga juga merupakan satu kelompok pribadi yang hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa keluarga merupakan satu organisasi sosial yang paling penting dalam kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga di dalam masyarakat yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan sosial dan kelestarian biologis anak manusia (Kartono, 2004). Secara terpisah Hurlock (1993) mendefinisikan keluarga sebagai bagian yang paling penting dari jaringan sosial anak, sebab anggota keluarga merupakan lingkungan pertama anak dan orang yang paling penting selama tahun formatif awal. Menurut Gunarsa (1983) keharmonisan keluarga merupakan keadaan keluarga yang utuh dan bahagia, yang di dalamnya terdapat suatu ikatan kekeluargaan dan memberikan rasa aman tentram bagi setiap anggotanya. Harmonis dalam keluarga menurut Suardiman (1999) adalah terkumpulnya unsur fisik dan psikis yang berbeda antara jenis pria dan wanita sebagai pasangan suami isteri, tetapi dengan dilandasi oleh berbagai unsur-unsur kesamaan seperti saling menerima dan memberi cinta kasih yang tulus, memiliki nilai-nilai yang serupa,

10 7 sifat-sifat perangai yang sesuai, tujuan-tujuan perkawinan yang searah, maka mereka dapat hidup bersama dalam perbedaan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi keharmonisan keluarga adalah persepsi terhadap situasi dan kondisi dalam keluarga dimana didalamnya tercipta kehidupan beragama yang kuat, suasana yang hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai kasih sayang dan rasa saling percaya serta memiliki tujuan bersama sehingga memungkinkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara seimbang. Hawari (1999) mengemukakan enam aspek sebagai suatu pegangan hubungan perkawinan yang bahagia. a. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga. b. Memiliki waktu bersama keluarga. c. Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga. d. Saling menghargai antar sesama anggota keluarga. e. Kualitas dan kuantintas konflik yang minim. Hawari (1999) mengemukakan bahwa proses kebahagiaan dalam rumah tangga sangat ditentukan dari berfungsi tidaknya keenam aspek di atas, untuk menciptakan keluarga harmonis peran dan fungsi orang tua sangat menentukan, keluarga yang tidak bahagia atau tidak harmonis. Maria (2004) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga, yaitu komunikasi interpersonal, tingkat ekonomi keluarga, sikap orang tua, ukuran keluarga.

11 8 METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah remaja akhir yang berusia tahun (Santrock, 2003). Subjek berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dan berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. B. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini akan dilakukan secara kuantitatif. Pengumpulan data dalam bentuk angket (kuisioner) dengan menggunakan metode skala, yaitu menggunakan skala-skala psikologis untuk mengungkap atribut psikologis yang dijadikan variabel dalam penelitian ini. Skala ini terdiri dari dua skala, yakni skala konsep diri dan skala persepsi keharmonisan keluarga. Tanggapan subjek terhadap aitem-aitem dalam skala ini dikelompokkan menjadi empat, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Nilai bergerak antara 1-4, untuk aitem-aitem favourable penilaiannya adalah nilai 4 untuk sangat sesuai (SS), 3 untuk sesuai (S), 2 untuk tidak sesuai (TS) dan 1 untuk sangat tidak sesuai (STS). Sementara untuk aitem-aitem unfavourable, penilaiannya adalah nilai 1 untuk sangat sesuai (SS), 2 untuk sesuai (S), 3 untuk tidak sesuai (TS), dan 4 untuk sangat tidak sesuai (STS).

12 9 C. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa analisis statistik dapat memberikan kesimpulan dengan memperhitungkan faktor kesalahan. Selain itu statistik juga bekerja dengan angka-angka yang bersifat objektif dan universal sehingga dapat dipakai pada semua bentuk penelitian (Azwar, 2000). Untuk melihat hubungan persepsi terhadap keharmonisan keluarga dan konsep diri digunakan uji korelasi product moment dengan SPSS versi 15 for windows. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan data- data yang didapat dari alat pengumpul data (angket), maka diperoleh gambaran umum mengenai subjek seperti yang diperlihatkan pada tabel 1 berikut ini :

13 10 Tabel 1 Deskripsi Subjek Penelitian No. Deskripsi Jumlah 1. Jenis Kelamin: Laki-laki Perempuan Jumlah Subjek Umur: 18 Tahun 19 Tahun 20 Tahun 21 Tahun 22 Tahun Jumlah Subjek Program Studi : Psikologi Ilmu Komunikasi Bahasa Inggris (D3) Jumlah Subjek Status : Tinggal dengan orang tua Tidak tinggal dengan orang tua Jumlah subjek Deskripsi Data Penelitian Hasil yang diperoleh dari pengumpulan data adalah konsep diri dan persepsi terhadap keharmonisan keluarga pada remaja. Subjek penelitian digolongkan ke dalam lima kategori diagnosis yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Kategorisasi subjek penelitian itu ditunjukkan oleh tabel 2 berikut :

14 11 Tabel 2 Rumus Norma Kategorisasi Berdasarkan Model Distribusi Normal No Kategori Rumus Norma 1 Sangat rendah X < (µ - 1,8 σ) 2 Rendah (µ - 1,8 σ) X (µ - 0,6 σ) 3 Sedang (µ - 0,6 σ) < X (µ + 0,6 σ) 4 Tinggi (µ + 0,6 σ) < X (µ + 1,8 σ) 5 Sangat tinggi X > (µ + 1,8 σ) Ket : µ : Mean Hipotetik σ : Standar Deviasi X : Skor Total Lebih lanjut deskripsi data penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3 Deskripsi Data Penelitian Variabel Skor Hipotetik Skor Empirik Xmin Xmax Mean SD Xmin Xmax Mean SD Konsep Diri ,68 19,988 Persepsi Keharmonisan Keluarga ,49 5,853 Data konsep diri dari 109 subjek diperoleh nilai maksimum 132 dan nilai minimum 58 dengan mean empirik 97,68 dan standar deviasi 19,988. Hal ini mengindikasikan bahwa subjek termasuk dalam kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya dalam melihat kategorisasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4 Kategori Skor Variabel Konsep Diri Skor Kategori Frekuensi Prosentase X < 61,70 61,70 X 85,69 85,69 < X 106,67 106,67 < X 133,66 X > 133,66 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 2 1,8% 32 29,4% 31 28,4% 44 40,4% 0 0% %

15 12 Dari data di atas terlihat bahwa mayoritas subjek (40,4%) berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa konsep diri subjek bertendesi ke arah positif. Data persepsi terhadap keharmonisan keluarga dari 109 subjek diperoleh nilai maksimum 87 dan nilai minimum 55 dengan mean empirik 70,49 dan standar deviasi 5,853. Hal ini mengindikasikan bahwa subjek termasuk dalam kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dalam melihat kategorisasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5 berikut : Tabel 5 Kategori Skor Variabel Persepsi Keharmonisan Keluarga Skor Kategori Frekuensi Prosentase X < 59,95 59,95 X 66,98 66,98 < X 74,00 74,00 < X 81,03 X > 81,03 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 2 1,8% 27 24,8% 56 51,4% 21 19,2% 3 2,8% % Dari data di atas terlihat bahwa mayoritas subjek (51,4%) berada pada kategori sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi subjek terhadap keharmonisan keluarga tidak bertendesi ke arah positif maupun negatif. 3. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesa, ada beberapa syarat untuk memastikan bahwa data yang digunakan layak untuk dianalisis, yaitu terpenuhinya asumsiasumsi parametrik. Oleh karena itu dilakukan uji normalitas dan uji linearitas terhadap sebaran data penelitian agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya (Hadi, 2001).

16 13 a. Uji Normalitas Uji asumsi normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor subjek terdistribusi secara normal atau tidak. Sebaran yang normal merupakan gambaran bahwa data yang diperoleh telah mewakili keseluruhan data. Kaidah yang digunakan yaitu jika p>0,05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p<0,05 maka sebaran data tidak normal. Berdasarkan hasil pengolahan data konsep diri pada remaja diperoleh nilai K-SZ = 1,695 dengan p = 0,006 (p < 0,05). Selain itu, berdasarkan pengolahan data persepsi terhadap keharmonisan keluarga diperoleh nilai K-SZ = 0,922 dengan p = 0,363 (p > 0,05). Hasil uji normalitas ini menunjukkan bahwa data konsep diri terdistribusi tidak normal dan data persepsi terhadap keharmonisan keluarga terdistribusi atau tersebar dengan normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas merupakan pengujian garis regresi antara variabel bebas dengan variabel tergantung yang bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel persepsi terhadap keharmonisan keluarga dan konsep diri pada remaja mengikuti garis linear atau tidak. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS ((Statistical Programme for Social Science) 15.0 for Windows dengan teknik Compare Means. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linear tidaknya sebaran data adalah apabila p < 0,05 maka hubungan antara kedua variabel dikatakan linear, namun apabila p > 0,05 maka hubungan antara kedua variabel dikatakan tidak linear.

17 14 Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nila F = 2,009 dengan p = 0,162 (p > 0,05) berarti tidak linear. Nilai F = 1,120 dengan p = 0,339 (p > 0,05), menunjukkan besarnya penyimpangan yang terjadi. 4. Uji Hipotesis Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan konsep diri maka digunakan uji korelasi product moment dari Spearman dengan menggunakan program SPSS (Statistic Program For Social Science) for Windows. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan konsep diri pada remaja. Semakin positif persepsi terhadap keharmonisan keluarga maka konsep diri pada remaja akan semakin positif. Hasil pengolahan data persepsi terhadap keharmonisan keluarga dan konsep diri pada remaja diperoleh koefisien korelasi r = 0,133 dengan p = 0,084 (p > 0,05). Angka korelasi positif menunjukkan bahwa memang terdapat hubungan positif antara kedua variabel penelitian, tetapi nilai p tidak memenuhi taraf signifikansi 5% sehingga hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti ditolak.

18 15 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan, maka hipotesis yang telah diajukan, yaitu ada hubungan positif antara persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan konsep diri pada remaja ditolak. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingginya konsep diri pada subjek penelitian tidak hanya disebabkan oleh persepsi terhadap keharmonisan keluarganya. Akan tetapi ada faktor lain yang lebih dominan mempengaruhi konsep diri seorang individu. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis koefisien determinasi pada korelasi antara persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan konsep diri pada remaja menunjukkan angka sebesar 0,017 yang berarti persepsi terhadap keharmonisan keluarga memberikan sumbangan sebesar 1,7 % terhadap konsep diri pada remaja. Sebanyak 1,7 % konsep diri pada remaja dipengaruhi oleh persepsi terhadap keharmonisan keluarga, sedangkan sisanya sebanyak 99,3% dipengaruhi variabel lain diluar variabel tersebut. Hurlock (1973) menambahkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri di luar persepsi terhadap keharmonisan keluarga, antara lain kondisi fisik, cacat yang dialami, kondisi psikologis, tingkat inteligensi, status sosial, tingkat aspirasi, lingkungan (sekolah), pola kebudayaan, popularitas dan emosi seseorang. Sementara Burns (1979) melengkapi pendapat Hurlock mengenai faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap konsep diri, yaitu cita fisik, bahasa yang merupakan upaya seorang individu untuk melakukan

19 16 konseptualisasi dan verbalisasi, umpan balik dari lingkungan dan identifikasi terhadap model dan streotip peran seksual yang tepat. KESIMPULAN Berdasarkan rangkaian penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tidak ada hubungan positif antara persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan konsep diri pada remaja. 2. Secara keseluruhan subjek dalam penelitian ini memiliki konsep diri yang berada pada kategori tinggi. 3. Persepsi terhadap keharmonisan keluarga subjek penelitian secara keseluruhan berada pada kategori sedang. 4. Konsep diri pada subjek disumbang sebesar 1,7% oleh persepsi terhadap keharmonisan keluarga. Sementara 98,3% disebabkan oleh faktor faktor yang lain.

20 17 SARAN Berdasarkan hasil yang telah dicapai, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut : a. Bagi Subjek Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa subjek penelitian memiliki konsep diri yang positif. Oleh karena itu, remaja dalam penelitian ini agar berusaha mempertahankan konsep diri yang telah terbentuk. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik pada penelitian yang berorientasi pada konsep diri pada remaja, disarankan untuk memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi konsep diri pada remaja. Faktor-faktor lain yang dimaksud diantaranya penerimaan atau penolakan teman sebaya, status sosial ekonomi, pola asuh orang tua dan status sosial. Selain itu, peneliti selanjutnya juga diharapkan lebih cermat dalam memilih waktu pengambilan data. Hal ini dilakukan agar para subjek benar-benar dalam kondisi yang siap untuk menjawab atau memberikan respon pada skala penelitian, sehingga tidak akan ada angket yang tidak diisi dan tidak dikembalikan kepada peneliti.

21 18 DAFTAR PUSTAKA Azwar, S Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Berzonsky, M. D Adolesence Development. New York Mc. Millan Publishing Co. Ltd Burns, R. D Self Concept : In Measurement, Development and Behavior. New York : Longman Group Limited Calhoun & Ocella Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Terjemahan Psychology of Adjustment and Human Relationship. Semarang: IKIP Semarang Press Chandrarini, A. R Hubungan Antara Keberfungsian Keluarga dengan Konsep Diri pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia Chaplin, J.P Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Gunarsa, S Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia Hadi, S Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset Hawari, D Al Qur an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Dana Bhakti Prima Yasa Hurlock, E. B Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga Adolescent Development. Mc. Graw Hill Kogakusha, Ltd : Tokyo Kartono, Kartini Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

22 19 Maria, Ulfah Peran Persepsi Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diri terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja. Tesis (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM Mar at Sikap Manusia serta Pengukurannya. Jakarta : Ghalia Indonesia Partosuwido, S. R Penyesuaian Diri Mahasiswa dalam Kaitannya dengan Konsep Diri, Pusat Kendali dan Status Perguruan Tinggi. Jurnal Psikologi, 20, Rakhmat, J Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Karya Riggio, E Introduction to Industrial and Organizational Psychology. London : Scoot Forestment & Company Santrock, J. W Adolescence (Perkembangan Remaja). Jakarta : Erlangga Suardiman, Kebahagiaan Hidup Pasangan Suami Istri Ditinjau dari Keharmonisan Keluarga. Laporan Penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM Wahyuni, Memahami Konsep Diri Waria. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia (

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi interpersonal dan keharmonisan keluarga. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian baik secara deskriptif maupun uji hipotesis serta Pembahasan. A. Analisis Deskripsi Subjek Pada bagian ini, peneliti akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol dari beberapa tahapan yang logis. Sedangkan rancangan penelitian merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu unsure penting dalam suatu pendekatan ilmiah, karena ketepatan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada akan menentukan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut Usman (1996:

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka, kemudian dianalisa. Karena angka-angka tersebut sesudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 74 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan oleh penelitian adalah persiapan penelitian terlebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2010) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi 33 BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sedayu. Sekolah ini terletak di Argomulyo Sedayu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang disusun. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu langkah yang penting dalam suatu penelitian ilmiah. Cara atau metode penelitian adalah alat untuk mencapai tujuan dan kualitas penelitian sangat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERSEPSI TERHADAP OTORITAS ORANG TUA (AYAH DAN IBU) DAN PENGETAHUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PERSEPSI TERHADAP OTORITAS ORANG TUA (AYAH DAN IBU) DAN PENGETAHUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERSEPSI TERHADAP OTORITAS ORANG TUA (AYAH DAN IBU) DAN PENGETAHUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA Oleh: Dwi Ayu Rizkiyah Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode BAB III METODE PEELITIA Metode penelitian merupakan usaha untuk menjawab permasalahan, memahami peraturan, dan memprediksikan keadaan dimasa yang akan dating (ursalam, 2001). Pada bab ini akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian. Uji asumsi yang dilakukan

Lebih terperinci

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

Lebih terperinci

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA Virgia Ningrum Fatnar, Choirul Anam Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan virgia_nfatnar@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Rancangan penelitian harus dibuat secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Kenakalan Remaja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Kenakalan Remaja BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Kenakalan Remaja 2. Variabel Bebas : a.persepsi Keharmonisan Keluarga : b. Konsep Diri B. Definisi Operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga 2. Variabel Tergantung : Harga Diri B. Definisi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA Oleh: Iffah Savitri Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang berlangsung sejak usia 10 atau 11 tahun, atau bahkan lebih awal yang disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah merupakan suatu rangkain kegiatan ilmiah yaitu dalam rangka pemecahan suatu permalasahan. Hasil penelitian tidak perna dimaksudkan sebagai suatu pemecahan langsung

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah & Penelitian. Penelitian ini penulis lakukan pada remaja di SMK-SMTI Yogyakarta yang terletak di Jalan Kusumanegara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pedoman Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan korelasi non intervensi yaitu suatu penelitian yang dirancang untuk

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan korelasi non intervensi yaitu suatu penelitian yang dirancang untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan korelasi non intervensi yaitu suatu penelitian yang dirancang untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan sebuah cara untuk menyelesaikan penelitian sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang hendak dicapai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. adalah dusun-dusun yang penduduknya padat di Yogyakarta.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. adalah dusun-dusun yang penduduknya padat di Yogyakarta. 56 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian tentang tingkat depresi pada ibu rumah tangga di tinjau dari KDRT dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan Penelitian Penilitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang self control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D) 87 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penentuan dan penetapan metode yang akan digunakan dalam sebuah penelitian ataupun penulisan karya ilmiah sangat penting. Pada dasarnya suatu penelitian adalah cara kerja agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (2007) pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Nasution dan Usman (2007, h.2) mengatakan penelitian adalah sebuah proses untuk mendapatkan solusi dari permasalahan setelah melakukan studi dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah. 2. Variabel bebas : a.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah. 2. Variabel bebas : a. 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah 2.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari skala perilaku konsumtif dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu remaja mulai dari rentang usia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif. yang diteliti (Saifudin Azwar, 2003: 5).

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif. yang diteliti (Saifudin Azwar, 2003: 5). 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan pengumpulan data yang diawali dengan melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang disusun. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi, BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung : Prokrastinasi 2. Variabel Bebas : Kecemasan B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metoda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. datanya berbentuk angka angka dan dianalisa menggunakan statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. datanya berbentuk angka angka dan dianalisa menggunakan statistik. 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut: 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut: 1. Variabel Tergantung : Pembelian Impulsif 2. Variabel Bebas : Kontrol

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya barat, tepatnya di Jalan Manukan Wasono. SMK ini berjumlah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian diolah dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 2. Variabel Bebas : Pola Asuh Orangtua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 2. Variabel Bebas : Pola Asuh Orangtua BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Alienasi 2. Variabel Bebas : Pola Asuh Orangtua 3. Variabel Mediator : Konsep

Lebih terperinci

Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan

Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan Fatwa Tentama Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Abstract : The purpose

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angkaangka

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP HARAPAN ORANGTUA DENGAN MOTIF BERPRESTASI SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP HARAPAN ORANGTUA DENGAN MOTIF BERPRESTASI SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP HARAPAN ORANGTUA DENGAN MOTIF BERPRESTASI SKRIPSI Oleh : RIZQIANI HAYATI ULY GUSNIARTI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 76 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan pendekatan kuantitatif, yang menggunakan pengukuran. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci